MAKALAH MATEMATIKA ISLAM TENTANG BERISLA

MAKALAH MATEMATIKA ISLAM TENTANG
”BERISLAM YANG HAKIKI DAN BERISLAM TAKUT MATI”

KELOMPOK 14
MIFTAH KHOIRINNISA

(1111017000035)

ELZA FAUZA

(1111017000016)

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2014

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT. Yang senantiasa memberi rahmat dan hidayah-Nya
sehingga pemakalah dapat menyelesaikan tugas dari mata kuliah “Matematika Islam”

Semoga makalah ini dapat senantiasa jendela ilmu yang memberi manfaat untuk
setiap yang membaca dan pemakalah sendiri. Semoga dengan adanya makalah tentang “
Berislam yang hakiki dan Berislam takut mati” ini bisa mengingatkan kita semua agar
lebih dan terus mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Terima kasih atas kerja sama dari pemakalah sehingga tercapainya pembuatan
makalah ini. Yang mana kritik serta saran sangat pemakalah harapkan untuk perbaikan
selanjutnya. Mohon maaf jika masih banyak kekurangan dalam makalah ini.

BAB I. PENDHULUAN

1.1.

Latar Belakang
Islam merupakan agama yang mulia, agama yang diturunkan oleh Allah SWT , agama yang

penuh toleransi agama yang penuh dengan khasanah keilmuan, agama yang tidak pernah
melarang umatnya untuk memperoleh semua jenis keilmuan di dunia ini.
Islam yang hakiki bukan hanya berpegang pada Al-Qur’an dan Hadits, namun juga mesti
ditambah dengan mengikuti para sahabat dalam beragama. Karena para sahabatlah yang
mengetahui bagaimana wahyu itu turun. Dan mereka yang lebih tahu maksud Nabi daripada

umat sesudahnya.
Islam juga sangat mempunyai peran sangat besar dalam khasanah ilmu matematika. Banyak
dalam al-quar’an termuat ayat-ayat yang mengadung isi yang berkaitan dengan matematika.
Sedangkan Perasaan takut adalah fitrah. Kita harus punya rasa takut sebagai bagian dari
mekanisme pertahanan hidup.
Maka dari itu penulis mengangkat makalah tentang berislam yang hakiki dan berislam takut
mati. Dan akan dikaitkan dalam hadis, al-quran, dan logika matematika.

1.2.

Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui pembahasan tentang “Berislam yang

hakiki dan berislam takut mati” yang tentunya dikaitkan dengan al-qur’andan hadis serta
dikaitkan dengan logika matematika. Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas dari pelajaran matematika islam.

BAB II. PEMBAHASAN

2.1 BERISLAM YANG HAKIKI

Satu-satunya Islam yang hakiki adalah Islam yang mengikuti Al Qur’an dan Hadits
berdasarkan pemahaman para sahabat Nabi radhiyallahu ‘anhum. Inilah pemahaman Islam yang
masih murni yang mesti diikuti.Islam yang hakiki bukan hanya berpegang pada Al Qur’an dan
Hadits, namun juga mesti ditambah dengan mengikuti para sahabat dalam beragama.
Karena parasahabatlah yang mengetahui bagaimana wahyu itu turun. Dan mereka yang
lebih tahu maksud Nabi daripada umat sesudahnya. Mengapa kita mesti mengambil pemahaman
salaf atau sahabat dalam beragama? Karena kalau memakai pikiran masing-masing dalam
memahami Al Qur’an dan Hadits, maka tafsirannya bias macam-macam, bahkan bias rusak.
Sehingga tidak cukup kita mengamalkan Al Qur’an dan Hadits saja, namun juga ditambah harus
mengikuti pemahaman para sahabat.
Kaitannya dalam AL-QUR’AN :
ketika seseorang dikatakan berislam yang hakiki tentu ia mengikuti seluruh ajaran Allah
yang disampaikan kepada Rasulullah dan timbul dalam hatinya cinta kepada Allah dan RasulNya. Dan balasan bagi orang tersebut tertuang dalam QS 3:31

“Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah
mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
QS 60:12

“Hai Nabi, apabila datang kepadamu perempuan-perempuan yang beriman untuk mengadakan
janji setia, bahwa mereka tiada akan menyekutukan Allah, tidak akan mencuri, tidak akan

berzina, tidak akan membunuh anak-anaknya, tidak akan berbuat dusta yang mereka ada-adakan
antara tangan dan kaki mereka dan tidak akan mendurhakaimu dalam urusan yang baik, maka
terimalah janji setia mereka dan mohonkanlah ampunan kepada Allah untuk mereka.
Sesungguhnya Allah maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
QS 2:256

“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) dien (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar
daripada jalan yang sesat. Karena itu barang siapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman
kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang
tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
QS 48:13
Erat pula hubungannya orang yang berislam hakiki tentu memiliki iman yang kuat di dalam
dirinya, dan balasan bagi orang yang beriman tertuang dalam QS 4:175 yang artinya:
“Adapun orang-orang yang beriman kepada Allah dan berpegang teguh kepada (agama)-Nya
niscaya Allah akan memasukkan mereka ke dalam rahmat yang besar dari-Nya (surga) dan
limpahan karunia-Nya. Dan menunjuki mereka kepada jalan yang lurus (untuk sampai) kepadaNya.”
Kaitannya dalam HADIS :
ً‫ضيَبِاللَ ِه َربًا َوبِا ِل ْسلَ ِم ِد ْينًا َوبِ ُم َح َم ٍد َر ُسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسوْ ل‬
ِ ‫َذاقَطَ ْع َماْ ِل ْي َمانِ َم ْن َر‬
Telah mencicipi rasanya iman orang yang rela menjadikan Allah sebagai Tuhannya, Islam

sebagai agamanya, dan Muhammad sebagai rasul. (HR. Ahmad, Muslim, dan Tirmidzi, dari
Abbas bin Abdul Munthalib )

ُ‫اج ُر َم ْنهَ َج َر َمانَهَىاللَهُ َع ْنه‬
ِ َ‫ْال ُم ْسلِ ُم َم ْن َسلِ َم ْال ُم ْسلِ ُموْ نَ ِم ْنلِ َسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسانِ ِه َويَ ِد ِه َو ْال ُمه‬
(Yang disebut) Orang Islam adalah orang yang kaum muslimin merasa selamat / aman dari
(gangguan) lisan dan tangannya. Sedangkan orang yang berhijrah adalah orang yang
meninggalkan apa saja yang dilarang Allah. (HR. Bukhari, AduDawud, nasai, dariIbnu ’Amr).

2.2 BERISLAM TAKUT MATI
Ekspresi takut kepada Allah akan melahirkan sikap takwa, yaitu takut dari siksa atau azab
Allah sehingga menjadi pendorong untuk selalu melaksanakan perintah Allah dan menjauhi
larangan-Nya. Dalam batas-batas tertentu, takut mati adalah fitrah alias wajar. Bahkan baik,
apabila takut mati mampu menjadi pendorong atau motivator untuk berbuat berbagai kebajikan
dan menjadi energi untuk menjauhkan diri dari kemaksiatan.
Takut mati semacam ini harus disembuhkan dengan cara memupuk kesadaran bahwa
setiap orang akan mati, baik cepat atau pun lambat. Kita tidak perlu takut mati, sebab mati pasti
akan kita alami. Yang harus kita takuti, apa yang akan kita bawa setelah mati. Jadikan lah takut
mati sebagai motivator atau pendorong untuk berlomba dalam kebaikan.
Kaitannya dalam AL-QUR’AN :

Allah swt menggambarkan orang-orang yang enggan dan lari dari kematian. Seperti
dalam firmanNya di surah Al-Jumu’ah ayat 8,
ّ ‫قُ ْ ِلنّا ْل َم ْوتَالّ ِذيتَفِ ّرونَ ِم ْن ُهفَإِنّ ُه ُم َلقِي ُك ْمثُ ّمتُ َردّونَإِلَى َعالِ ِما ْل َغ ْيبِ َوال‬
َ‫ش َها َد ِةفَيُنَبّئُ ُك ْمبِ َما ُك ْنتُ ْمتَ ْع َملُون‬
Katakanlah: “Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya
kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang
mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu
kerjakan.”
‫ُوج ُم َشيَ َد ٍة‬
ٍ ‫أَ ْينَ َماتَ ُكونُوايُ ْد ِر ُك ُك ُم ْال َموْ تُ َولَوْ ُك ْنتُ ْمفِيبُر‬

“Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendati pun kamu di
dalam benteng yang tinggi lagi kokoh.” (QS. AnNisa': 78).
Kaitannya dalam HADIS :
Keengganan itu sebenarnya bukan cuma milik mereka. Karena Allah pun enggan bertemu
mereka, manakala mereka juga enggan bertemu dengan-Nya.
Diriwayatkan oleh Bukhari. HaditsKe – 30 :‫ رضي ا عنهأنرسول ا صلى ا عليهوسلمقال‬،‫عنأبيهريرة‬
:‫ توضسحمعنيالحديث‬،‫رواهالبخاريومالس وفىروايةلمسسسلم‬. ‫ "إذاأحبعبسسديلقائيأحببتلقاه‬:‫ كرهتلقساه "قسال ا عزوجسسل‬،‫وإذاكرهلقسائي‬
‫ "ليسسسكذل‬:‫الموت" قال‬، ‫ منأحبلقاه‬: ‫ صلى ا عليهوسلم‬،‫ قالرسول ا‬:‫عنعائشةرضي ا عنهاقالت‬h ‫ أكراهيسسةالموت؟‬،‫لت "يسسانبي ا‬
،‫ وإنالكافرإذا بلقاههشربرحمة ا ورضسسوانهوجنته‬، ‫ أحب ا شربعذاب ا وسخطهكر‬،‫ ومنكرهلقاه ا كر القاهها‬، ‫فكلانانكرهفقلقاه‬

‫ وكر ا‬،‫"لقاه ا‬. ‫ فأحب اولكنالمؤمنإذا ب لقاه‬،‫أحبلقاه ا‬
Diriwayatkan dari Abu Hurairahr.a., bahwa Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda, Allah Azzawa
Jalla berfirman, “Ketika hambaku menyukai untuk bertemu dengan-Ku, Akupun senang untuk
bertemu dengannya, dan ketika hambaku benci untuk bertemu denganku, akupun benci bertemu
dengannya” diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Malik.
Kata ‘Umar bin ‘Abdul ‘Aziz, “Aku tidaklah pernah melihat suatu yang yakin kecuali
keyakinan akan kematian. Namun sangat disayangkan, sedikit yang mau mempersiapkan diri
menghadapinya.” (Tafsir Al Qurthubi)
: ‫ ثُ ّمقَا َل‬--‫صلىاللهعليهوسلم‬- ‫سلّ َم َعلَىالنّبِ ّى‬
ُ ‫ ُك ْنتُ َم َع َر‬: ‫َعنِا ْبنِ ُع َم َرأَنّ ُهقَا َل‬
َ َ‫صا ِرف‬
َ ‫ فَ َجا َء ُه َر ُجلٌ ِمنَالَ ْن‬-‫صلىاللهعليهوسلم‬- ِ‫ول ّل‬
ِ ‫س‬
َ ‫س‬
« : ‫سقَا َل‬
ُ َ‫ قَالَفَأَىّا ْل ُمؤْ ِمنِينَأ َ ْكي‬.» ‫سنُ ُه ْم ُخلُقًا‬
ُ ‫يَا َر‬
َ ‫ « أَ ْح‬: ‫ضلُقَا َل‬
َ ‫ولللّ ِهأَىّا ْل ُمؤْ ِمنِينَأ َ ْف‬
‫اس‬

ْ ‫سنُ ُه ْملِ َمابَ ْع َدهُا‬
ُ َ‫ستِ ْعدَادًاأُولَئِ َكالَ ْكي‬
َ ‫« أَ ْكثَ ُر ُه ْملِ ْل َم ْوتِ ِذ ْك ًرا َوأَ ْح‬.
Dari Ibnu ‘Umar, iaberkata, “Aku pernah bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihiwasallam, lalu
seorang Anshor mendatangi beliau, ia memberi salam dan bertanya, “Wahai Rasulullah, mukmin
manakah yang paling baik?” Beliau bersabda, “Yang paling baik akhlaknya.” “Lalu mukmin
manakah yang paling cerdas?”,ia kembali bertanya. Beliau bersabda, “Yang paling banyak
mengingat kematian dan yang paling baik dalam mempersiapkan diri untuk alam berikutnya,
itulah mereka yang paling cerdas.”(HR. IbnuMajah no. 4259.Hasan kata Syaikh Al Albani).

2.3 HUBUNGANNYA DENGAN LOGIKA MATEMATIKA
BAB BERISLAM YANG HAKIKI :
Terjemahan QS. Ali-Imran ayat 31 :
"Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi
dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Memiliki rumus logika matematika :
p= kamu benar-benar mencintai Allah dan mengikuti ajaran-Nya
q=Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu
~p= kamu tidak mencintai Allah dan mengikuti ajaran-Nya
~q= Allah tidak mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu

Dalam Ayat ini mengandung konsep matematika mengenai kalimat logika yaitu tentang
Implikasi yaitu p →q dan invers dari implikasi yaitu p → q
Sehingga dapat di artikan :
Jika kamu benar-benar mencintai Allah dan mengikuti ajaran-Nya maka Allah mengasihi
dan mengampuni dosa-dosamu. Begitu pula sebaliknya Jika kamu tidak mencintai Allah
dan mengikuti ajaran-Nya maka Allah tidak mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.

QS Al-Baqarah : 256

Artinya : “Tidak ada paksaan untuk (memasuki) dien (Islam); sesungguhnya telah jelas
jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barang siapa yang ingkar
kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang
kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha
Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
Kalimat yang bercetak tebal juga sama halnya memiliki rumus logika matematika :
p= ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah
q= kamu telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat dan tidak akan putus
~p= mengikuti kepada Thaghut dan tidak beriman kepada Allah
~q= kamu tidak berpegang kepada buhul tali yang amat kuat dan akan putus
Dalam Ayat ini mengandung konsep matematika mengenai kalimat logika tentang

Implikasi yaitu p →q dan invers dari implikasi yaitu p → q
Sehingga dapat di artikan :
Jika kamu ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah maka kamu telah
berpegang kepada buhul tali yang amat kuat dan tidak akan putus Begitu pula sebaliknya
kamu mengikuti kepada Thaghut dan tidak beriman kepada Allah maka kamu tidak
berpegang kepada buhul tali yang amat kuat dan akan putus
QS. An-Nisa:175
Artinya:
“Adapun orang-orang yang beriman kepada Allah dan berpegang teguh kepada
(agama)-Nya niscaya Allah akan memasukkan mereka ke dalam rahmat yang besar
dari-Nya (surga) dan limpahan karunia-Nya. Dan menunjuki mereka kepada jalan
yang lurus (untuk sampai) kepada-Nya.”
Kalimat yang bercetak tebal diatas pun juga mengandung kalimat logika yang
terumuskan dalam:

p=orang-orang yang beriman kepada Allah
q=Allah akan memasukkan mereka ke dalam rahmat yang besar dari-Nya (surga)
~p=orang yang tidak beriman kepada Allah
~q=Allah akan memasukkan mereka ke dalam neraka
Ingkaran dari ayat ini terkandung dalam QS. Al-Fath:13 yang artinya:

“Dan barangsiapa yang tidak beriman kepada Allah dan Rasul-Nya maka sesungguhnya
Kami menyediakan untuk orang-orang yang kafir neraka yang bernyala-nyala.”
Dalam Ayat ini mengandung konsep matematika mengenai kalimat logika yaitu tentang
Implikasi yaitu p →q dan invers dari implikasi yaitu p → q
Didalam hadis :
ً‫ضيَبِاللَ ِه َربًا َوبِا ِل ْسلَ ِم ِد ْينًا َوبِ ُم َح َم ٍد َر ُسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسوْ ل‬
ِ ‫َذاقَطَ ْع َماْ ِل ْي َمانِ َم ْن َر‬
Telah mencicipi rasanya iman orang yang rela menjadikan Allah sebagai
Tuhannya, Islam sebagai agamanya, dan Muhammad sebagai rasul. (HR. Ahmad,
Muslim, dan Tirmidzi, dari Abbas bin Abdul Munthalib )
Memiliki rumus logika matematika :
p= seseorang memiliki iman
q=seseorang itu menjadikan Allah sebagai Tuhannya, Islam sebagai agamanya, dan
Muhammad sebagai rasulnya
~p= seseorang tidak memiliki iman
~q=seseorang itu tidak menjadikan Allah sebagai Tuhannya, Islam sebagai agamanya,
dan Muhammad sebagai rasulnya

Sehingga dapat di artikan :

Jika seseorang memiliki iman maka pasti seseorang itu menjadikan Allah sebagai
Tuhannya, Islam sebagai agamanya, dan Muhammad sebagai rasulnya. Begitupun
sebaliknya Jika seseorang tidak memiliki iman maka pasti seseorang itu tidak menjadikan
Allah sebagai Tuhannya, Islam sebagai agamanya, dan Muhammad sebagai rasulnya.

ُ‫اج ُر َم ْنهَ َج َر َمانَهَىاللَهُ َع ْنه‬
ِ َ‫ْال ُم ْسلِ ُم َم ْن َسلِ َم ْال ُم ْسلِ ُموْ نَ ِم ْنلِ َسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسسانِ ِه َويَ ِد ِه َو ْال ُمه‬
(Yang disebut) Orang Islam adalah orang yang kaum muslimin merasa selamat /
aman dari (gangguan) lisan dan tangannya. Sedangkan orang yang berhijrah
adalah orang yang meninggalkan apa saja yang dilarang Allah. (HR. Bukhari,
AduDawud, nasai, dariIbnu ’Amr).
Memiliki rumus logika matematika :
p= seseorang adalah kaum muslimin
q=seseorang itu merasa selamat / aman dari (gangguan) lisan dan tangannya
~q=seseorang itu tidak selamat / aman dari (gangguan) lisan dan tangannya
~p= seseorang bukan kaum muslimin
r= seseorang yang berhijrah
s= seseorang itu meninggalkan apa saja yang dilarang Allah
~r= seseorang tidak berhijrah
~s= seseorang itu tidak meninggalkan apa saja yang dilarang Allah
Sehingga dapat di artikan :
1. Jika seseorang adalah kaum muslimin maka seseorang itu merasa selamat / aman dari
(gangguan) lisan dan tangannya. Dan jika seseorang merasa tidak selamat/ tidak aman
dari (gangguan) lisan dan tangannya maka dia bukanlah kaum muslimin.
Dari pengertian di atas, maka dalam hadis ini mengandung kalimat logika tentang
modus ponens.

2. Jika seseorang yang berhijrah maka seseorang itu pasti meninggalkan apa saja yang
dilarang Allah. Dan jika seseorang tidak meninggalkan apa saja yang dilarang Allah
maka tidaklah disebut orang tsb telah berhijrah.
Dari pengertian di atas, maka dalam hadis ini mengandung kalimat logika tentang
modus ponens.
BAB BERISLAM TAKUT MATI :
QS Al-Jummu’ah ayat 8 :
Katakanlah: “Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka
sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan
dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia
beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.”
Terdapat rumus logika matematika :
p= kamu lari dari kematian
q=kematian akan menemui kamu
r = kamu dikembalikan kepada Allah
s=Allah beritakan apa yang telah kamu kerjakan di Akhirat nanti
terdapat silogisme ( p →q dan q →r maka p → r )
sehingga dapat diartikan :
jika kamu lari dari kematian maka kematian akan menemui kamu.
Jika kematian menemui kamu maka kamu akan dikembalikan kepada Allah
Jika kamu dikembalikan kepada Allah maka Allah beritakan apa yang telah kamu
kerjakan di Akhirat nanti (implikasi yaitu r → s)
Kesimpulannya :

Jika kamu lari dari kematian maka Allah beritakan apa yang telah kamu kerjakan di
Akhirat nanti.
Didalam hadis :
Diriwayatkan dari Abu Hurairahr.a., bahwa Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda, Allah Azzawa
Jalla berfirman, “Ketika hambaku menyukai untuk bertemu dengan-Ku, Akupun
senang untuk bertemu dengannya, dan ketika hambaku benci untuk bertemu
denganku, akupun benci bertemu dengannya” diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan
Imam Malik.
Memiliki rumus logika matematika :
p= seorang hamba menyukai bertemu dengan Allah (mati)
q=Allah senang bertemu dengannya
~p= seorang hamba tidak menyukai (benci) bertemu dengan Allah (mati)
~q=Allah tidak menyukai (benci) bertemu dengannya
Sehingga dapat di artikan :
Jika seorang hamba menyukai bertemu dengan Allah maka Allah senang bertemu
dengannya. Begitupun sebaliknya jika seorang hamba tidak menyukai (benci) bertemu
dengan Allah maka Allah tidak menyukai (benci) bertemu dengannya.
Dalam hadis ini terkandung kalimat logika berupa implikasi dan invers dari implikasi
Didalam hadis :
Dari Ibnu ‘Umar, iaberkata, “Aku pernah bersama Rasulullah shallallahu
‘alaihiwasallam, lalu seorang Anshor mendatangi beliau, ia memberi salam dan bertanya,
“Wahai Rasulullah, mukmin manakah yang paling baik?” Beliau bersabda, “Yang
paling baik akhlaknya.” “Lalu mukmin manakah yang paling cerdas?”,ia kembali
bertanya. Beliau bersabda, “Yang paling banyak mengingat kematian dan yang paling

baik dalam mempersiapkan diri untuk alam berikutnya, itulah mereka yang paling
cerdas.”(HR. IbnuMajah no. 4259.Hasan kata Syaikh Al Albani).
Memiliki rumus logika matematika :
p= mukmin yang baik
q=mukmin yang paling baik akhlaknya
~p= mukmin tidak baik
~q=mukmin yang paling tidak baik akhlaknya
r= mukmin cerdas
s= mukmin yang paling banyak mengingat kematian dan mempersiapkan diri untuk alam
berikutnya
~r= mukmin yang paling tidak cerdas
~s= mukmin yang kurang dalam mengingat kematian dan mempersiapkan diri untuk
alam berikutnya
Sehingga dapat di artikan :
1. Jika mukmin itu baik maka paling baik akhlaknya . begitupun sebaliknya jika
mukmin itu tidak baik akhlaknya maka ia mukmin yang paling tidak baik akhlaknya.
2. Jika mukmin itu cerdas maka paling banyak mengingat kematian dan mempersiapkan
diri untuk alam berikutnya. Begitupun sebaliknya jika mukmin itu kurang dalam
mengingat kematian dan mempersiapkan diri untuk alam berikutnya maka dialah
mukmin yang paling tidak cerdas
Dari kedua kandungan hadis di atas, terdapat kalimat logika didalamnya berupa modus
ponens

BAB III. PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Islam yang hakiki tentulah harus dimiliki oleh setiap umat yang berpegang teguh kepada
Al-qur’an dan as-sunnah. Dimana mukmin yang sebenar-benarnya ialah dia yang selalu
mengingat peritah dan larangan-Nya. Merekalah yang senantiasa menjaga dirinya dari perbuatan
keji dan munkar seperti yang telah dijelaskan dalam pembahasan sebelumnya. Sebab islam yang
sebenar-benarnya akan selalu membimbing semua manusia yang berilmu menuju jalan yang
lurus bukan kesesatan.
Sedangkan ketakutan adalah alasan yang paling lumrah buat mereka yang tidak suka
mengingat kematian, bahkan berusaha lari dari kematian. Banyak alasan kenapa harus takut.
Salah satunya, mereka takut berpisah dengan kehidupan. Bagi mereka, perpisahan ini berarti usai
sudah pesta kenikmatan. Karena kehidupan sudah terlanjur mereka terjemahkan sebagai
kenikmatan. Selain itu, ada ungkapan batin yang tidak mereka sadari. Bahwa, mereka enggan
berjumpa dengan Allah, sebagaimana mereka selalu menghindar dari perjumpaan dengan Allah
dalam ibadah yang mereka lakukan.
Dari kedua pembahasan bab tersebut terdapat kaitannya dengan konsep logika
matematika dimana didalamnya lebih banyak berkaitan dengan rumus implikasi, modus ponens
dan silogisme.

3.2 Saran
Semoga makalah dapat lebih dibuat menjadi lebih sempurna. Dan kerja sama bisa lebih
ditingkatkan lagi.