LAPORAN PENDAHULUAN Prolaps Uteri (1)

BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Tanggal Pengkajian

: Selasa, 10 November 2015

Metode

: Wawancara, observasi, pemeriksaan fisik dan
studi dokumen

Sumber Informasi

: Klien, keluarga klien, rekam medis klien

Dilakukan oleh

: Rina Zulistin, Rudini ,Rizky Putri Dermawanti

1.


Identitas diri klien
Nama

: Ny. A.Z

Tempat/ Tgl lahir

: 09/05/1949

Usia

: .66 tahun 6 bulan

Pekerjaan

: Buruh

Jenis Kelamin


: Perempuan

Pendidikan

: SD

Status Perkawinan

: Janda

Agama

: Islam

Suku bangsa

: Jawa

Alamat


: Magelang

Tanggal masuk RS

: 09/11/2015

Tanggal, Jam Pengkajian

: 10/11/2015 pukul 11.00

Identitas Penanggung Jawab
Nama Suami

: Tn M H

Hubungan dengan Pasien : Anak
2. Status kesehatan saat ini
a. Riwayat Masuk Rumah sakit :
Pasien rujukan RSUD Muntilan dengan keterangan prolapse uteri
total, sistokel Grade II , rectokel grade II. Pasien datang dengan

keluhan utama Rahim turun sejak 1,5 bulan yang lalu, dapat
dimasukkan kembali. Keluar bila angkat beban dan batuk.

b. Keluhan utama
Pasien mengatakan ada daging keluar dari genetalia sebesar telur
bebek dan secara tiba – tiba dalam waktu yang tidak menentu.
c. Faktor pencetus :
Pasien mengatakan dahulu pekerjaannya angkat beban berat seperti
memikul hasil pertanian, riwayat melahirkan 8x secara spontan
d. Lamanya keluhan : 1,5 bulan
e. Timbulnya keluhan
f.

:(

) Bertahap (

V ) Mendadak

Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya :

Sendiri

: Memasukkan kembali uteri dengan tangan

Oleh orang lain: g. Diagnosa Medik : prolapse uteri total, sistokel Grade II , rectokel
grade II
h. Riwayat kesehatan keluarga :
Pasien mengatakan kakak nomer pertama mempunyai riwayat
penyakit hipertensi dan kakak nomer ketiga mempunyai riwayat
penyakit diabetes mellitus, pasien menyatakan orang tua tidak ada
yang memiliki riwayat penyakit turunan seperti diabetes mellitus,
hipertensi, jantung dan asma. Pasien mengatakan keluarga tidak ada
yang menderita penyakit yang sama.
3. Riwayat kesehatan yang lalu
a.

Penyakit yang pernah dialami
1)

Kanak-kanak


: Tidak ada

2)

Kecelakaan

: Tidak ada

3)

Pernah dirawat

: belum pernah

4)

Operasi

: belum pernah


b.

Alergi : Tidak ada

c.

Kebiasaan : merokok/ kopi/ obat/ alkohol/ lain-lain
: Tidak ada

d.

Obat-obatan

: Obat Hipertensi (pasien

lupa namanya)
Lamanya

: Tidak terkaji (pasien lupa)


5. Reproduksi
Kehamilan G0P8A0Ah6
No.
ana
k
1.

Ggn.
Kehamilan

Proses
persalina
n
Spontan

Lama
persalina
n
Tidak

terkaji
(pasien
lupa)

Tempat
persalinan
/ penolong
Dukun

Masalah
persalinan

Masalah
bayi

Keadaan
anak saat ini

Tidak ada


Tidak
terkaji
(pasien
lupa)

Meninggal
(usia
1
tahun)

2.

Tidak
terkaji
(pasien
lupa)

Spontan

Tidak

terkaji
(pasien
lupa)

Dukun

Tidak ada

Tidak
terkaji
(pasien
lupa)

Masih Hidup

3

Tidak
terkaji
(pasien
lupa)

Spontan

Tidak
terkaji
(pasien
lupa)

Dukun

Tidak ada

Tidak
terkaji
(pasien
lupa)

Masih Hidup

4

Tidak
terkaji
(pasien
lupa)

Spontan

Tidak
terkaji
(pasien
lupa)

Dukun

Tidak ada

Tidak
terkaji
(pasien
lupa)

Masih Hidup

5

Tidak
terkaji
(pasien
lupa)

Spontan

Tidak
terkaji
(pasien
lupa)

Dukun

Tidak ada

Tidak
terkaji
(pasien
lupa)

Masih Hidup

6

Tidak
terkaji
(pasien
lupa)

Spontan

Tidak
terkaji
(pasien
lupa)

Dukun

Tidak ada

Tidak
terkaji
(pasien
lupa)

Meninggal
(usia
1
tahun)

7

Tidak
terkaji
(pasien
lupa)

Spontan

Tidak
terkaji
(pasien
lupa)

Dukun

Tidak ada

Tidak
terkaji
(pasien
lupa)

Masih Hidup

8

Tidak
terkaji
(pasien
lupa)

Spontan

Tidak
terkaji
(pasien
lupa)

Dukun

Tidak ada

Tidak
terkaji
(pasien
lupa)

Masih Hidup

Tidak
terkaji
(pasien
lupa)

Riwayat menstruasi
Menarche

: ±13 tahun

Siklus

: 28 hari

Durasi

: 5 hari

Dismenore

: Pasien mengatakan tidak mengalami dismenore

Menopause

: 15 tahun yamg lalu

Riwayat Menikah : 1x selama 35 tahun
Umur menikah

: 28 tahun

Riwayat KB
Pasien mengatakan tidak pernah menggunakan alat kontrasepsi .
4. Pola Kebiasaan Klien
a. Aspek Fisik-Biologis
1) Pola Nutrisi
a) Sebelum sakit
Pasien mengatakan di rumah makan habis 5-6 sendok nasi
setiap makan. Pasien mengatakan makan 2 – 3 kali dalam
sehari yaitu dengan sayur dan lauk pauk.
b) Selama sakit
Pasien mengatakan diit dari rumah sakit jarang dihabiskan.
Pasien mengatakan selama di rumah sakit pasien makan
habis ±1/2 porsi diit yang diberikan, diit yang diberikan adalah
diit TKTP.
2) Pola Cairan dan Elektrolit
a) Sebelum sakit
Pasien mengatakan di rumah minum air putih dan teh tawar ±3
gelas dalam sehari. Pasien mengatakan tidak suka memakai
gula dalam minumannya.
b) Selama sakit
Pasien mengatakan di rumah sakit minum air putih ±3 gelas
dalam sehari
3) Pola Eliminasi
a) Sebelum sakit

Pasien b.a.b teratur dan lancar 1 x sehari dengan WC jongkok.
Warna feses kuning dan berbentuk padat lunak. Pasien tidak
pernah memakai obat pencahar untuk melancarkan b.a.b. Klien
b.a.k sebanyak 7-8 kali (700ml/hari) dengan warna urine kuning
keruh dan berbau khas urin.
b) Selama sakit
Pasien

selama

di

Rumah

Sakit

belum

b.a.b.

Pasien

mengatakan belum merasakan ingin b.a.b.
Pasien mengatakan b.a.k 7 – 8 kali sehari ( 500ml/hari )
dengan warna urin kuning coklat dan berbau khas urin.
Tidak ada perubahan pola b.a.k pada pasien selama di RS
4) Pola Aktifitas, Tidur dan Istirahat
a) Sebelum sakit
Pasien mengatakan pasien biasanya melakukan aktifitas dasar
seperti makan, minum, toileting, berpakaian dengan mandiri
tidak menggunakan alat bantu. Pasien mengatakan tidur
selama ± 8 jam sehari . Sebelum tidur pasien mengatakan
berdoa dulu dan tidak pernah minum obat tidur.
b) Selama sakit
Pasien

mengatakan

semalam

tidak

bisa

tidur

karena

lingkungannya berbeda dengan rumah. Pasien mengatakan
sering terbangun sejak di rumah sakit

Kemampuan perawatan diri
Makan/Minum

0
v

Mandi

v

Toileting

v

Berpakaian

v

Mobilisasi di tempat tidur

v

Berpindah

v

Ambulasi ROM

v

1

2

3

4

Keterangan :
0 : mandiri
1 : alat bantu
2 : dibantu orang lain
3 : dibantu orang lain dan alat
4 : tergantung total
5. Aspek Intelektual-Psikososial-Spiritual
a. Aspek Mental
Pasien dan keluarga mengatakan berharap akan kesembuhan pasien.
b. Aspek Intelektual
Pasien mengatakan tidak paham dengan penyakitnya. Pasien
menganggap sakitnya adalah sakit ambeian. Pasien mengatakan
tindakan yang dilakukan bila ambeian keluar adalah memasukkan
kembali menggunakan tangan. Pasien tampak bertanya tentang
penyakitnya Pasien tampak bingung ketika ditanya perawat tentang
penyakitnya.
c. Aspek Sosial
Hubungan keluarga dengan pasien sangat baik itu terbukti pasien
selama di rumah sakit selalu di tunggu oleh keluarganya.
d. Aspek Spiritual
Pasien dan keluarga menganut agama Islam, keluarga mengatakan
selalu berdoa untuk kebaikan pasien.
6.

Pemeriksaan Fisik
a. Kesadaran Umum
-

KU

: sedang

-

Kesadaran

: Composmentis

-

Status Gizi

:

TB

= 140 cm

BB

= 37,5 kg

IMT

= 19,1 kg/m2 (normal)

-

Tanda- tanda vital :
Suhu

= 36,1 ºC

Nadi

= 80 x/ menit

RR

= 23 x/ menit

TD

= 120/70 mmHg

b. Pemeriksaan secara sistematik (Cepalo Caudal)
1) Kepala
Bentuk kepala mesocephal, rambut warna hitam dan beruban,
mudah rontok, keadaan bersih, tidak ada lesi.
2) Mata
Bentuk mata simetris, sclera tidak ikterik, konjungtiva tidak
anemis, pasien mengatakan fungsi penglihatan menurun tetapi
tidak menggunakan kacamata
3) Hidung
Bentuk simetris, keadaan bersih, tidak ada polip, tidak ada
pernafasan cuping hidung.
4) Mulut
Bentuk simetris, tidak ada kelainan kongenital, membran mukosa
lembab
5) Lidah
Bersih,tidak pucat, tidak ada stomatitis.
6) Dada
a) Respirasi
Inspeksi

: Dada Simetris, tidak ada Retraksi, tidak ada lesi

Auskultasi : Respirasi 23 x/menit
c) Abdomen
Inspeksi

: Simetris, Asites (-) , Retraksi (-) , Tidak

ada penonjolan
Auskultasi

: Peristaltik usus 15 x/menit

Perkusi

: Terdengar suara dull pada kuadran I,II dan

tympani pada kuadran III, IV
Palpasi

: Saat dipalpasi tidak ada perbesaran hepar,
tidak ada nyeri tekan pada kudran I, II, III, IV

7) Integumen
Turgor kulit tidak elastis, kulit pasien sudah keriput, Tidak ada
kelainan
Kuku : Capilar Refill < 2detik
8) Ekstermitas
Atas

: Anggota gerak lengkap tidak ada kelainan, warna kulit

sawo matang.
Bawah : Anggota gerak lengkap, kaki terlihat simetris, warna kulit
sawo matang.
Tonus otot
4

4

4

4

9) Genetalia
Tampak massa keluar dari intratus vagina, ukuran se telur bebek,
dapat dimasukkan kembali. Pasien tidak terpasang kateter
maupun pampers.
7. Terapi Post Operasi
Ceftriaxone

1gr / 12 jam

( IV )

Ketorolac

30 mg / 8 jam

( IV )

Infus RL

20 Tpm

( IV )

HASIL LABORATORIUM
Tanggal 26 Oktober 2015
Pemeriksaan
SGOT / AST
SGPT / ALT
Faal Ginjal
BUN
Kreatinin
Diabetes
Gula Darah Sewaktu
Elektrolit
Natrium
Kalium
Klorida
Hemostatis
PPT
INR
Kontrol PPT
APTT
Kontrol APPT
Gol darah
Darah Lengkap
Hemoglobin
Hematokrit
MCH
Leukosit
Neotrofil
Limfosit

Hasil
Faal Hati
22 u/L
16 u/L

Nilai Rujukan

10 mg/dl
0.62 mg/dL

7 – 20

≤ 32
≤ 33

85 mg/dL
143 mmol/L
4.00 mmol/L
115 mmol/ L

136 – 145

13.8 detik
1.00
14.8
29 detik
28.4
A

12.3 – 15.3
0.90 – 1.10

12.4 g/dl
37.2 %
28.9 %
6.43 10^3/uL
4.42 10^3/uL
1.52 10^3/uL

12.0 – 16.0

98 – 101

27.4 – 37.0

27.0 – 32.0
4.50 – 11.0
2.20 – 4.80
1.30
– 2.90

Hasil Thorax PA. Dewasa Tanggal 27 Oktober 2015
URAIAN HASIL PEMERIKSAAN
Foto Thorax PA View, posisi erect, asimetris, inspirasi dan kondisi cukup, hasil :
-

Tampak kedua apex pulmo bersih

-

Tampak corakan bronchovaskular normal

-

Tampak kedua sinus costofrenicus lancip

-

Tampak kedua diafragma licin dan tak mendatar

-

Tampak penyempitan ICS 1-2, 2-3, 3-4, 4-5, 5-6 posterolateral dextra

-

Tampak penyempitan ICS 8-9, 9-10, 10-11, Posterolateral sinistra

-

Cor, CTR = 0.48

-

Sistem tulang yang tervisualisasi intact, tampak columna V, Thoracalis
meliuk kea rah Sinistra

KESAN
-

Pulmo tak tampak kelainan

-

Besar cor normal

-

Scoliosis V. Thoracalis

HASIL PEMERIKSAAN RAJAL RADIOLOGI / Bno Ivp
27 Oktober 2015
Keterangan Klinis : Prolaps uteri grade III
Uraian Hasil Pemeriksaan :
Melakukan pemeriksaan BNO-IVP pada pasien dengan hasil:
1. BNO AP view, persiapan dan kondisi cukup, hasil :
Preperitoneal fat line dextra et sinistra tegas, udara usus dan fecal material
minimal. Renal out line dextra et sinistra samar. Psoas line dextra et sinistra
tegas. Tak tampak bayangan opak di proyeksi traktus urinarius. Sistem
tulang yang tervisualisasi intak.
2. IVP
Dilakukan dengan menyuntikkan bahan kontras non ionic (10 paniro – 300)
sebanyak 50 cc secara IV, plain ks (-)
Hasil : menit ke-5 Nekrogram, kedua ren secara serentak, bentuk letak,
ukuran dan densitas normal. Tampak kontras mengisi kedua SPC sampai ke
vesika urinaria. Menit ke 15 dan 30 : tampak bahan kontras mengisi SPC,
kedua ureter dan VU.
-

Sistem calices : tampak calices dextra et sinistra berbentuk cuping
normal. Tak tampak batu opaq/luscen yang terlumuri kontras

-

Pelvis renalis : tampak pelvis renalis dextra et sinistra tak melebar. Tak
tampak batu opaq/luscen yang terlumur kontras

-

Ureter : Tampak bentuk dan caliber kedua ureter normal. Tak tampak
batu opaq/luscent yang terlumuri kontras

KESAN
-

Anatomi dan fungsi kedua ren dalam batas normal

-

Kedua ureter dalam batas normal

-

VU dan fungsi volding dalam batas normal

-

Tak tampak batu opaq/luscent di traktus urinarius bilateral

-

Sistem tulang yang tervisualisasi intak

-

Tak tampak infiltrasi maupun identasi masa pada traktus urinarius

B. Analisa Data ( Pre Operasi )

DATA

Masalah
Kurang

DS :
-

Pasien

mengatakan

tidak

Etiologi
Defisit informasi

paham pengetahuan

dengan penyakitnya.
-

Pasien menganggap sakitnya adalah
sakit ambeian.

-

Pasien

mengatakan

tindakan

yang

dilakukan bila ambeian keluar adalah
memasukkan

kembali

menggunakan

tangan.
DO :
-

Pasien

tampak

bertanya

tentang

penyakitnya
-

Pasien tampak bingung ketika ditanya
perawat tentang penyakitnya.
-

Ds :
-

Pasien mengatakan saat di rumah tidur tidur
± 8 jam dalam sehari

-

Pasien menyatakan selama di rumah
sakit tadi malam tidak bisa tidur karena
lingkungan yang berbeda

-

Perubahan

Pasien mengatakan sering terbangun
sejak di rumah sakit

DO : -

pola Perubahan
lingkungan

C. Diagnosa Keperawatan
1. Kurang Pengetahuan berhubungan dengan defisit informasi ditandai
dengan Pasien mengatakan tidak paham dengan penyakitnya, Pasien
menganggap sakitnya adalah sakit ambeian, Pasien mengatakan
tindakan yang dilakukan bila ambeian keluar adalah memasukkan
kembali menggunakan tangan, Pasien tampak bertanya tentang
penyakitnya, Pasien tampak bingung ketika ditanya perawat tentang
penyakitnya.
2. Perubahan pola tidur ditandai dengan Perubahan lingkungan ditandai
dengan pasien mengatakan saat di rumah tidur ± 8 jam dalam sehari,
Pasien menyatakan selama di rumah sakit tadi malam tidak bisa tidur
karena lingkungan yang berbeda, Pasien mengatakan sering
terbangun sejak di rumah sakit

D. Perencanaan Keperawatan
NO
1

Kurang

Diagnosa
Tujuan
Pengetahuan Selasa, 10 November 2015

berhubungan dengan defisit 07.00 WIB
informasi
Pasien

ditandai

dengan Setelah

mengatakan

dilakukan

tidak keperawatan

07.00 WIB

07.00 WIB

selama

2

x

tingkat

pemahaman

pasien dan keluarga

jauh

tingkat 2. Jelaskan pengertian, factor
pasien

dan

penyebab

1. Untuk mengetahui seberapa

dan

cara

pengetahuan

pasien

tentang penyakitnya
2. Untuk

mengetahu

adalah sakit ambeian, Pasien keluarga bertambah dengan

perawatan pasien dengan

pengertian, factor penyebab

mengatakan

prolaps uteri

dan cara perawatan pasien

tindakan

yang kriteria hasil

dilakukan bila ambeian keluar

- Pasien

dan

keluarga 3. Jelaskan

adalah memasukkan kembali

dapat

menggunakan tangan, Pasien

pengertian prolaps uteri

tampak

bertanya

tentang

- Pasien

mengetahui
dan

keluarga

mengangkat beban berat.

bingung

penyebab prolaps uteri

ditanya

perawatan

dengan prolaps uteri
3. Meminimalisasi

4. Anjurkan pasien untuk tidak

dapat mengetahui faktor 5. Ajarkan

ketika

pentingnya

kebersihan

penyakitnya, Pasien tampak
perawat tentang penyakitnya.

2

Rasional
Selasa, 10 November 2015

Asuhan 1. Kaji

paham dengan penyakitnya, pertemuan
Pasien menganggap sakitnya pengetahuan

Intervensi
Selasa, 10 November 2015

pada

pasien post op

- Pasien dapat mengetahui

masuknya

mikroorganisme
4. Mencegah turunnya kembali
uteri
5. Menambah
pasien

pengetahuan
agar

cara perawatan sakitnya ( Rina )

melakukan

setelah pasien operasi

rumah secara mandiri

Perubahan pola tidur ditandai Selasa, 10 November 2015

Selasa, 10 November 2015

dapat

perawatan

( Rina )
Selasa, 10 November 2015

di

dengan Perubahan lingkungan 07.00 WIB
ditandai

dengan

pasien Setelah

07.00 WIB

dilakukan

Asuhan

mengatakan saat di rumah keperawatan selama 3 x 24
tidur ± 8 jam dalam sehari,

jam

perubahan

pola

tidur

Pasien menyatakan selama di dapat teratasi dengan kriteria
rumah sakit tadi malam tidak hasil

07.00 WIB

1. Kaji pola tidur klien dan
kebiasaan sebelum tidur
2. Berikan latihan fisik ringan
sebelum tidur

1. Ritual waktu tidur membuat
efek kenyamanan bagi klien
2. Meningkatkan

relaksasi

dengan

perasaan

3. Beritahu

dan

libatkan

bisa tidur karena lingkungan a. Pasien tampak rileks

keluarga

untuk

memberi

3. Menurunkan

yang

lingkungan yang nyaman

peningkatan

kerja

saat tidur

sehingga

meningkatkan

berbeda,

Pasien b. Tidak ada lingkar hitam

mengatakan sering terbangun

dan kantong mata pada

sejak di rumah sakit

area mata pasien

mengantuk.

waktu tidur

c. Pasien dapat beristirahat
dan tidur dengan nyenyak
d. TTV dalam batas nomal

( Rizky )

( Rizky )

stres

dan
jantung

E. Implementasi dan Evaluasi
Dx Kurang pengetahuan b.d Defist snformais
Implementasi
Selasa, 10 November 2015

Evaluasi
Selasa, 10 November 2015

10.00

14.00

-

Mengkaji

tingkat

pemahaman S :

pasien dan keluarga

-

Pasien mengatakan sakitnya adalah
sakit ambeian

-

Pasien

mengatakan

tindakan

yang

dilakukan bila ambeian keluar adalah
memasukkan kembali

menggunakan

tangan
-

Pasien

mengatakan

besok

mau

dioperasi tetapi pasien mengatakan
tidak tau prosedur operasinya.
O:
-

Pasien tidak dapat menjawab ketika
ditanya penyebab sakitnya dan pasien
hanya terlihat tersenyum.

A : Kurang pengetahuan belum teratasi
P : Lanjut intervensi
-

Jelaskan pengertian, factor penyebab
dan cara perawatan pasien dengan
prolaps uteri

-

Jelaskan pentingnya kebersihan

-

Menganjurkan

pasien

untuk

tidak

mengangkat beban berat.
-

Mengajarkan perawatan pada pasien
post op

( Rina )
Rabu, 11 November 2015

Rabu, 11 November 2015

07.30
-

Menjelaskan

08.00
pentingnya S : Pasien mengatakan paham akan

kebersihan
-

informasi

perawat

terkait

dengan

Menganjurkan pasien untuk tidak pentingnya menjaga kebersihan dan tidak
mengangkat beban berat

boleh mengangkat beban berat
O : Pasien dapat mengulangi penjelasan

(Rizky)

perawat
A : Kurang pengetahuan teratasi
P : Stop Intervensi.
(Rizky)

Dx

Perubahan

pola

tsdur

berhubungan

dengan

perubahan

lsngkungan
Implementasi
Selasa, 10 November 2015

Evaluasi
Selasa, 10 November 2015

10.00

14.00

-

Mengkaji pola tidur klien dan

S:

kebiasaan sebelum tidur

-

Pasien mengatakan selama di rumah
sakit pada malam hari susah tidur
karena lingkungannya beda dengan di
rumah

-

Pasien

mengatakan

sering

bangun

tidak

memiliki

ketika tidur
-

Pasien

mengatakan

kebiasaan sebelum tidur
-

Pasien mengatakan tidak bisa tidur
bukan karena takut mau operasi

O:
-

Pasien terlihat sering menguap

A : Perubahan pola tidur belum teratasi
P : Lanjut intervensi
-

Berikan latihan fisik ringan sebelum
tidur

-

Beritahu dan libatkan

keluarga

untuk memberi lingkungan
nyaman saat tidur

( Rina )

yang

Rabu, 11 November 2015

Rabu, 11 November 2015

07.30

08.00

-

Mengkaji pola tidur pasien

S:

-

Menganjurkan keluarga pasien
untuk

memberikan

-

lingkungan

yang nyaman saat tidur (menjaga

Pasien

mengatakan

masih

merasa

tidak bisa tidur
-

ketenangan)

Pasien mengatakan tadi malam masih
sering terbangun

(Rudini)

Pasien mengatakan alasan tidak bisa
tidur bukan karena takut akan operasi

-

Pasien mengatakan tidak bisa tidur
karena

belum

terbiasa

dengan

suasana Rumah Sakit
O : Pasien terlihat menguap
A : Perubahan pola tidur belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi : Berikan latihan
fisik ringan sebelum tidur
(Rudini)

Kamis, 12 November 2015

Kamis, 12 November 2015

08.00

14.00

- Mengobservasi tidur pasien tadi

S:

malam

-

Pasien

- Menganjurkan pasien beraktivitas

tidurnnya

pada siang hari seperti miring
kanan

miring

kiri

agar

pada

menyatakan
sering

tadi

malam

terbangun

karena

masih merasa beda dengan rumah
-

Pasien menyatakan tidak merasa nyeri

malam hari dapat tidur

setelah operasi dan menyatakan susah
tidur bukan karena luka operasinya
-

Pasien menyatakan sejak tadi jam 6.00

( Rina )

sudah mencoba miring kanan dan kiri
O:
-

Tidak terlihat kantong hitam pada
sekitar mata pasien

A : Perubahan pola tidur teratasi sebagian
P : lanjut intervensi
-

Beritahu dan libatkan

keluarga

untuk memberi lingkungan
nyaman saat tidur
-

Observasi tidur pasien

( Rina )

yang

Pengkajian Post Operasi
Pengkajian pada Tanggal 11/11/2015
DS :
-

Pasien mengatakan setelah operasi muncul rasa mual dan ingin muntah
tetapi tidak bisa muntah

-

Pasien mengatakan belum bisa berjalan/turun dari tempat tidur

-

Pasien mengatakan belum berani miring kanan miring kiri

DO :
-

Skala Nyeri VAS : 3

-

Pasien dengan diagnosa prolaps uteri dilakukan kolpokleisis dengan epidural
anastesi

-

Pasien terpasang infus asering di tangan kiri

-

Pasien terpasang DC (produk urin sebanyak ±300 cc sampai pukul 14.00)

-

Pasien terpasang tampon vagina

-

Terapi post operasi :
 lepas tampon 24 jam setelah operasi
 Injeksi Ceftriaxone 1gr/24 jam (IV)
 Injeksi Ketorolac 30 mg/8 jam

-

Pasien terlihat bed rest

-

Kemampuan Perawatan Diri Post Operasi
Kemampuan perawatan diri
Makan/Minum
Mandi
Toileting
Berpakaian
Mobilisasi di tempat tidur
Berpindah
Ambulasi ROM
Keterangan :

0

1

2








3

0

: mandiri

4 : tergantung total

1

: alat bantu

3 : dibantu orang lain dan alat

2

: dibantu orang lain

ANALISA DATA POST OPERASI
DATA

MASALAH

PENYEBAB

4

DS : -

Nyeri Akut

DO :

injuri

fisik

(post

Invasif

(Post

operasi)

- Skala Nyeri VAS : 3
DS : -

Resiko Infeksi

DO :
-

Agen

Tindakan

Kolpokleisis)

Pasien
infus

terpasang
asering

di

tangan kiri
-

Pasien
DC

terpasang

(produk

urin

sebanyak ±300 cc
sampai pukul 14.00)
-

Pasien

terpasang

tampon vagina
DS :
-

Hambatan Mobilitas Fisik

Post Operasi

Pasien mengatakan
belum

bisa

berjalan/turun

dari

tempat tidur
-

Pasien mengatakan
belum berani miring
kanan miring kiri

DO :
-

Pasien terlihat bed
rest

-

Kemampuan
perawatan
pasien

:

diri
dibantu

orang lain
DIAGNOSA POST OPERASI
1. Resiko Infeksi berhubungan dengan Tindakan Invasif (post Kolpokleisis)
2. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri fisik post operasi yang ditandai
dengan Skala Nyeri VAS : 3

3. Hambatan Mobilitas Fisik berhubungan dengan post operasi yang ditandai
dengan Pasien mengatakan belum bisa berjalan/turun dari tempat
tidur,pasien mengatakan belum berani miring kanan miring kiri,pasien terlihat
bed rest,kemampuan perawatan diri pasien : dibantu orang lain

PERENCANAAN POST OPERASI
PERENCANAAN
NO
1.

DIAGNOSA

TUJUAN

INTERVENSI

Kamis, 11 November 2015

Kamis, 11 November 2015

Kamis, 11 November 2015

Kamis, 11 November 2015

Pukul 11.00 WIB

Pukul 11.00 WIB

Pukul 11.00 WIB

Pukul 11.00 WIB

Resiko Infeksi berhubungan Setelah dilakukan tindakan 1. Observasi
dengan

Tindakan

Invasif keperawatan selama 3 x 24

(post Kolpokleisis)

luka

post

vital 1. Dugaan adanya infeksi atau

operasi.

terjadinya sepsis, abses

Perhatikan demam, menggigil, 2. Teknik

terjadi dengan kriteria :

berkeringat,

Tidak terdapat tanda-

-

infeksi

(kalor, 2. Lakukan

rubor,

dolor,

tumor,

TTV

dalam

normal (Nadi :

meningkatnya

nyeri

tanda

functio laesa)
batas

perawatan

untuk cuci tangan bersih
hasil

x/menit, Respirasi 30-

laboratorium

40menit, Suhu : 36oC –

lengkap)

Kamis, 11 November 2015

menurunkan

pertumbuhan bakteri pathogen

luka 3. Cuci

dengan teknik aseptik

115 4. Analisa

aseptik

pada daerah luka

3. Edukasi pasien dan keluarga

37,5oC)
Kamis, 11 November 2015

dan

tanda-tanda

jam diharapkan infeksi tidak
-

2..

RASIONAL

tangan

dan

tetap

mempertahankan

teknik

aseptic

resiko

menurunkan

infeksi sekunder

pemeriksaan 4. Mendeteksi adanya infeksi
(Hitung

darah 5. Ceftriaxone merupakan obat

5. Kelola terapi obat ceftriaxone 1
gram / 12 jam ( IV )
Kamis, 11 November 2015

antibiotik mencegah timbulnya
infeksi
Kamis, 11 November 2015

Pukul 11.00 WIB
Nyeri

akut

Pukul 11.00 WIB

berhubungan Setelah dilakukan tindakan

dengan agen injuri fisik post
operasi

Pukul 11.00 WIB

yang

ditandai jam

dengan Skala Nyeri VAS : 3

1.

keperawatan selama 3 x 24
diharapkan

berkurang

dan

nyeri

Kaji ulang tingkat skala

2.

Jelaskan

sebab-

sebab

Anjurkan

pasien

kualitas,

untuk

melakukan tenik relaksasi

- Pasien

napas dalam
4.

Kelola

nyeri

secara

mengetahui

kualitas,

pemberian

ketorolac 3x30 mg via IV.

/

menentukan

tingkat keparahan.
2.

:

frekuensi,

dan faktor presipitasi) dapat

- Pasien nampak rileks
mampu

Mengkaji

komperhensif (lokasi, durasi,

timbulnya nyeri
3.

mengontrol nyeri

1.

nyeri

terkontrol

dengan krieria :

Pukul 11.00 WIB

Menambah

pengetahuan

pasien
3.

Nafas

dalam

memperlancar

dapat
peredaran

darah dan mengurangi nyeri
secara non farmakologis
4.

Ketorolac merupakan obat
analgetik

yang

mengurangi rasa nyeri

3

Kamis, 11 November 2015

Kamis, 11 November 2015

Kamis, 11 November 2015

Kamis, 11 November 2015

Pukul 11.00 WIB

Pukul 11.00 WIB

Pukul 11.00 WIB

Pukul 11.00 WIB

dapat

Hambatan

Mobilitas

Fisik Setelah dilakukan tindakan

1.

berhubungan dengan post keperawatan selama 3 x
operasi

yang

ditandai pertemuan

dengan Pasien mengatakan hambatan
belum
dari

bisa
tempat

berjalan/turun pasien

kiri,pasien

kanan
terlihat

-

miring

teratasi

2.

fisik

Pasien

diri pasien : dibantu orang
-

latihan

rentang

pasif

aktif

mempertahakan gerak sendi,

– miring kiri dan duduk.
mengetahui

3.

Edukasi

pada

pasien

pentingnya ambulasi
4.

Mempertahankan

yang akan dilakukan.

secara 2. Meningkatkan sirkulasi darah,
mempertahankan tonus otot,
bertahap seperti miring kanan

dengan

aktif-pasif
-

Bantu
gerak

tentang rentang gerak

bed

rest,kemampuan perawatan
lain

mobilitas

gerak 1. Mengkaji kemampuan gerak
dapat menentukan tindakan

kemampuan

klien

tidur,pasien kriteria:

mengatakan belum berani
miring

diharapkan

Kaji

Bantu ADL pasien sesuai
dengan keterbatasan pasien

mencegah kontraktur/atrofi
3. Edukasi dapat meningkatkan
motivasi
4. Memenuhi

keterbatasan

posisi fungsional

pasien yaitu sangat membantu

Dapat

pasien.

beraktivitas

secara bertahap

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
DX Resiko Infeksi
Implementasi
Rabu 11 November 2015

Evaluasi
Rabu 11 November 2015

11.30

14.00

-

S:

Mengobservasi tanda-tanda vital
dan luka post operasi.

-

Mengedukasi

pasien

dan

Pasien

mengatakan

mencuci

keluarga untuk cuci tangan bersih

tangan

akan

untuk

selalu
menjaga

kebersihan
O:

(Rizky)

-

Pasien terlihat masih lemas setelah
operasi

-

Terpasang tampon pada vagina

-

Tidak ada tanda-tanda infeksi di sekitar
lokasi tampon maupun DC dan infuse

-

TD : 130/ 80 mmHg

-

SB : 36.8 °C

A : Resiko Infeksi belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi :
-

Kaji tanda-tanda infeksi

-

Aff Tampon 24 jam setelah operasi
(Kamis 12 November 2015)

Kamis 12 November 2015

(Rizky)
Kamis 12 November 2015

08.00

14.00

-

Mengobservasi tanda – tanda

S:-

infeksi

O:

08.45
- Mengelola

terapi

injeksi

ceftriaxone 1gram / 12jam ( IV )
11.00
- Mengukur tanda – tanda vital
pasien

Pada vagina pasien masig terpasang
tampon

-

Tidak ada tanda – tanda infeksi seperti
kemerahan,

dolor,

kalor,

ataupun

fungsiolaesa pada lokasi post op, DC
dan area tusukan infus yaitu tangan

kiri.
-

Tidak

ada

perdarahan

pada

area

operasi
( Rina )

Terapi obat ceftriaxone 1 gram ( IV )
sudah masuk

A : Resiko infeksi teratasi sebagian
P : Lanjut intervensi
-

Kaji terdapat tanda-tanda infeksi (kalor,
rubor, dolor, tumor, functio laesa)

-

Kelola terapi obat ceftriaxone 1 gram /
12 jam ( IV )

-

Aff tampon diperpanjang 24 jam lagi
besok tanggal 13 November 2015 jam
08.00 pagi

Kamis, 12 November 2015

( Rina )
Kamis, 12 November 2015

20.45

21.00

-

Mengelola terapi obat ceftriaxone S : Pasien menyatakan sedikit sakit saat
1 gram / 12 Jam ( IV )

obat masuk
O : Terapi obat ceftriaxone 1 gram ( IV )
sudah masuk

( rudini )

A : Resiko infeksi teratasi sebagian
P : Lanjut intervensi
-

Kaji terdapat tanda-tanda infeksi (kalor,
rubor, dolor, tumor, functio laesa)

-

Kelola terapi obat ceftriaxone 1 gram /
12 jam ( IV )

-

Aff tampon diperpanjang 24 jam lagi
besok tanggal 13 November 2015 jam
08.00 pagi

( rudini )
DX Hambatan Mobilitas Fisik

Implementasi
Kamis, 12 November 2015

Evaluasi
Kamis, 12 November 2015

11.00
-

14.00

Membantu
gerak

pasif

latihan


aktif

rentang

S:

secara

-

bertahap seperti miring kanan –

kanan dan kiri

miring kiri.
-

Pasien menyatakan sudah bisa miring

-

Membantu ADL pasien sesuai

Pasien menyatakan saat miring kanan
dan kiri tidak merasakan sakit

dengan keterbatasan pasien

-

Pasien

menyatakan

setelah

operasi

makan, minum dan membuang b.a.k dari
urin bag dibantu oleh keluarga
( rina )

O:
-

Pasien terlihat dapat miring kanan dan kiri

-

ADL pasien seperti makan, minum dan
b.a.k dibantu keluarga dan perawat

A : Hambatan mobilitas fisik teratasi sebagian
P : Lanjut intervensi
-

Anjurkan pasien untuk latihan duduk

-

Mandikan pasien nanti sore jam 15.00

( rina )
Kamis , 12 November 2015

Kamis , 12 November 2015

15.00

17.00

-

Membantu

ADL

memandikan pasien

pasien

: S : Pasien mengatakan lebih segar setelah
dimandikan
O : Pasien sudah dimandikan

( rizky )

A : Hambatan mobilitas fisik teratasi sebagian
P : Lanjut intervensi
-

Membantu ADL pasien sesuai dengan
keterbatasan pasien

( rizky )
DX : Nyeri Akut

-

Implementasi
Rabu, 11 November 2015

Evaluasi
Rabu 11 November 2015

11.30

14.00

Mengkaji nyeri

S : Pasien mengatakan tidak merasa nyeri
O : Skala nyeri VAS : 3

(Rudini)

A : Nyeri akut teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi : Kaji ulang skala nyeri,
Kelola pemberian obat Ketorolac 30 mg/8 jam

Rabu , 11 November 2015

(Rudini)
Rabu , 11 November 2015

20.00

21.00

Mengobservasi nyeri pasien

S : Pasien menyatakan tidak merasa nyeri

Mengelola terapi obat ketorolac 30

pada area operasi tetapi tidak nyaman saja.

mg/ 8jam ( IV )

O:
-

Wajah pasien terlihat rileks

-

Terapi obat ketorolac 30 mg ( IV ) sudah

( rina )

masuk
A : Nyeri akut teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi : Kaji ulang skala nyeri,
Kelola pemberian obat Ketorolac 30 mg/8 jam
( rina )

Kamis , 12 November 2015

Kamis , 12 November 2015

11.45

12.00

Mengelola terapi obat ketorolac 30

S:-

mg/ 8jam ( IV )

O : Terapi obat ketorolac 30 mg ( IV ) sudah
masuk

( rina )

A : Nyeri akut teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi : Kaji ulang skala nyeri,
Kelola pemberian obat Ketorolac 30 mg/8 jam
( rina )
BAB III
KESIMPULAN

Berdasarkan dokumentasi Asuhan Keperawatan pada Ny. A.Z dengan
diagnosa medis Prolaps Uteri Grade III di Bangsal Bougenvile 2 RSUP DR.
Sardjito dapat disimpulkan bahwa setelah dilakukan pengkajian didapatkan
diagnosa keperawatan yaitu:
Diagnosa Pre Operasi :
1. Kurang Pengetahuan berhubungan dengan defisit informasi
2. Perubahan pola tidur berhubungan dengan perubahan lingkungan
Diagnosa Post Operasi :
1. Resiko

Infeksi

berhubungan

dengan

tindakan

invasif

(post

Kolpokleisis)
2. Nyeri Akut berhubungan dengan agen injuri fisik post operasi
3. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan post operasi
Setelah dilakukan asuhan keperawatan dengan waktu yang
sesuai di perencanaan hasilnya adalah :
1. Kurang Pengetahuan berhubungan dengan defisit informasi teratasi.
2. Perubahan pola tidur berhubungan dengan perubahan lingkungan
teratasi sebagian karena pasien masih belum bisa terbiasa dengan
lingkungan rumah sakit dan masih ada keluhan sering terbangun.
3. Resiko Infeksi berhubungan dengan tindakan invasif (post Kolpokleisis)
teratasi

sebagian

karena

penggunaan

tampon

vagina

masih

dipertahankan sampai tanggal 13 November 2015 namun penggunaan
obat-obatan antibiotik tetap diberikan sesuai jadwal.
4. Nyeri Akut berhubungan dengan agen injuri fisik post operasi teratasi
sebagian karena pasien tidak mengungkapkan secara spesifik tentang
nyeri yang dirasakan
5. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan post operasi teratasi
sebagian karena pasien sudah bisa miring kanan-kiri walaupun belum
bisa meningkatkan mobilitas di tingkat yang paling tinggi.