PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA MELALUI PENERAPAN STRATEGI CERITA BERANTAI PADA MATA PELAJARAN BAHASA Peningkatan Kemampuan Berbicara Siswa Melalui Penerapan Strategi Cerita Berantai Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas V SDN Gondang I Kecama

(1)

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA MELALUI PENERAPAN STRATEGI CERITA BERANTAI PADA MATA PELAJARAN BAHASA

INDONESIA KELAS V SDN GONDANG I KECAMATAN NAWANGAN KABUPATEN PACITAN

TAHUN AJARAN 2013/2014

NASKAH PUBLIKASI

Oleh :

DEVI ELVARETASARI L A 510 100 258

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014


(2)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Jl. A. Yani Tromol Pos 1 – Pabelan, Kartasura Telp (0271) 717417 Fax: 715448 Surakarta 57102

Surat Persetujuan Artikel Publikasi Ilmiah Yang bertandangan dibawah ini pembimbing skripsi/ tugas akhir : Nama : Dra. Sri Hartini, S.H, M.Pd

NIK : 050

Telah membaca dan mencermati naskah artikel publikasi ilmiah, yang merupakan ringkasan skripsi/tugas akhir dari mahasiswa :

Nama : DEVI ELVARETASARI L NIM : A 510 100 258

Progdi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Judul Skripsi: “PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA MELALUI PENERAPAN STRATEGI CERITA BERANTAI PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS V

SDN GONDANG I KECAMATAN NAWANGAN

KABUPATEN PACITAN TAHUN AJARAN 2013/2014” Naskah artikel tersebut, layak dan dapat dipublikasikan.

Demikian persetujuan dibuat, semoga dapat dipergunakan seperlunya.

Surakarta, Maret 2014 Pembimbing

Dra. Sri Hartini, S.H, M.Pd NIK. 050


(3)

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA MELALUI PENERAPAN STRATEGI CERITA BERANTAI PADA MATA PELAJARAN BAHASA

INDONESIA KELAS V SDN GONDANG I KECAMATAN NAWANGAN KABUPATEN PACITAN

TAHUN AJARAN 2013/2014

DEVI ELVARETASARI LUHURINGTYAS A 510 100 258

ABSTRAK

Penerapan Strategi Cerita Berantai merupakan strategi pembelajaran yang ideal dalam upaya melatih kemampuan siswa dalam berbahasa serta sejauh mana kemampuan siswa dalam berbicara. Strategi pembelajaran ini juga efektif karena memungkinkan siswa dapat belajar secara optimal. Rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia memerlukan penanganan segera. Oleh karena itu penulis ingin memecahkan masalah tersebut dengan strategi pembelajaran Cerita Berantai, karena strategi tersebut dapat diterapkan di SD. Adapun tujuan penelitian ini adalah ingin mengetahui peningkatan kemampuan berbicara siswa melalui strategi Cerita Berantai bagi kelas V SDN Gondang I Kecamatan Nawangan Kabupaten Pacitan. Penelitian dilakukan di SDN Gondang I Kecamatan Nawangan Kabupaten Pacitan. Subyek penelitian adalah siswa kelas V SDN Gondang I Kecamatan Nawangan Kabupaten Pacitan yang berjumlah 17 siswa. Metode pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa diperoleh nilai rata-rata sebelum pelakuan adalah 45,9. Setelah dilakukan pembelajaran dengan menggunakan Strategi Cerita Berantai pada siklus I siswa memperoleh nilai rata-rata 58,8, pada siklus II nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 76,5. Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa penggunaan strategi Cerita Berantai mampu meningkatkan kemampuan berbicara siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas V SD N Gondang I Kecamatan Nawangan Kabupaten Pacitan.


(4)

A. Pendahuluan

Tidaklah dapat disangkal kenyataan bahwa berbicara mempunyai peranan sosial yang sangat penting dalam kehidupan manusia, karena berbicara merupakan suatu alat komunikasi tatap muka yang sangat vital. Dimana Seorang anak membutuhkan komponen yang terpenting dalam berbahasa yaitu speaking skill dimana seorang anak harus dituntut untuk terampil dalam berbicara. Berbicara merupakan suatu keterampilan berbahasa yang berkembang pada kehidupan anak, yang hanya didahului oleh keterampilan menyimak baik lesan maupun tulisan dan pada masa tersebutlah kemampuan berbicara atau berujar dipelajari oleh anak dipelajari. Terdapat banyak cara untuk menstimulasi kerja otak anak dalam memperluas kosa kata Bahasa Indonesia. Mengingat sangat penting pelajaran Bahasa Indonesia yaitu sebagai bahasa persatuan bangsa Indonesia yang mutlak diajarkan pada anak didik.

Faktanya bahwa sekarang ini siswa memiliki minat yang rendah terhadap kegiatan bercerita, mereka lebih menyukai menonton dan hanya sekedar penikmat cerita yang ditayangkan di televisi, siswa tidak berminat untuk mencoba bercerita sendiri karena justru dengan bercerita itu akan menambah dan memperluas kosa kata siswa melalui proses berbicara,mencari inspirasi dan berimajinasi. Dari penjelasan diatas dapat dipahami bahwa tugas seorang guru bahasa memang mulia tetapi berat. Dikatakan mulia karena dapat mengubah kehidupan para siswa, dikatakan berat sebab perubahan itu haruslah menuju kehidupan yang lebih baik. Itulah sebab itu dalam kegiatan pembelajaran disamping kuantitas guru juga harus memperhatikan kualitas kosakata yang akan diajarkan kepada siswa, agar perubahan kehidupan mereka menuju ke arah yang lebih baik dan mulia.

Sebagai langkah awal guru memberikan motivasi bahwa bercerita merupakan alat pendidikan budi pekerti yang paling mudah dicerna, bercerita juga memberikan contoh pada anak bagaimana menyikapi suatu permasalahan dengan baik, bagaimana melakukan pembicaraan dengan baik, serta memberi daya tarik bersekolah karena didalam bercerita terdapat efek rekreatif dan imajinatif yang


(5)

dibutuhkan anak usia SD. Hal ini sejalan dengan pendapat yang menyatakan bahwa cerita dapat digunakan oleh orang tua dan guru sebagai sarana mendidik dan membentuk kepribadian anak melalui pendekatan transmisi budaya atau cultural transmission approach (Suyanto & Abbas, 2001).

Pada siswa SD N Gondang I dapat dilihat bahwa tingkat keaktifan siswa dalam berbicara didalam kelas saat pembelajaran maupun saat berpendapat khusus mata pelajaran Bahasa Indonesia tergolong rendah. Hal ini ditunjukkan pada saat proses belajar mengajar siswa terdiam jika guru memberikan kesempatan untuk bertanya, menyanggah atau berpendapat. Berdasarkan situasi dan kondisi yang ada, penulis mencoba menerapkan strategi pembelajaran Cerita Berantai sebagai upaya dalam membantu siswa berlatih menambah kosa kata bicara serta menumbuhkan kemauan dengan bercerita siswa sehingga cerita akan mudah dimengerti makna dan kesimpulannya tanpa siswa merasakan bosan saat pelajaran bercerita tersebut. Strategi Cerita Berantai ini dikemas menyenangkan sehingga siswa akan tertantang mengeluarkan ide kreatif dalam mencari kalimat yang tepat, sesuai dengan tema atau judul cerita. Latar belakang di atas mewakili masalah yang diungkapkan oleh penulis menjadi penjabaran dalam penelitian tindakan kelas dalam judul “ Peningkatan kemampuan berbicara siswa melalui penerapan strategi Cerita Berantai pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas V SD N Gondang I Kecamatan Nawangan Kabupaten Pacitan tahun ajaran 2013/ 2014”. Penelitian ini bertujuan meningkatkan kemampuan berbicara siswa dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia melalui penggunaan strategi Cerita Berantai pada siswa kelas V SD N Gondang I Kecamatan Nawangan Kabupaten Pacitan tahun ajaran 2013/2014.

B. Metode Penelitian

Penelitian tindakan kelas dilakukan di SD Negeri Gondang I Kecamatan Nawangan Kabupaten Pacitan sebagai suatu penelitian guna meningkatkan kemampuan berbicara siswa sehingga berdampak pada peningkatan keaktifan berbicara Bahasa Indonesia melalui penerapan strategi Cerita Berantai.


(6)

Subyek penelitian adalah guru dan siswa kelas V SDN Gondang I yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 7 siswa perempuan. Adapun waktu penelitian ini dimulai pada tanggal 18 Desember 2013 sampai dengan 16 Januari 2014. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan yaitu: (1) Observasi, menurut Suharsimi Arikunto (1998: 28) metode observasi adalah “ suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti dan sistematis”. Sehingga dalam penelitian ini observasi digunakan untuk mengumpulkan data yang berkaitan dengan kemampuan berbicara siswa di kelas V melalui strategi Cerita Berantai. Observasi berlangsung saat proses pembelajaran tindakan, sehingga observer (penulis) dapat memantau secara langsung setiap hal yang terjadi selama proses pembelajaran. (2) wawancara, menurut Rubino Rubiyanto (2009: 73) menjelaskan wawancara itu adalah “cara pengumpulan data dengan jalan Tanya jawab secara langsung berhadapan muka, peneliti bertanya secara lisan responden menjawab secara lisan pula. Dalam penelitian ini penulis melakukan wawancara dengan guru kelas V terkait dengan aspek-aspek pembelajaran kelas V yang berlangsung kesehariannya terutama dalam ruang lingkup berbicara Bahasa Indonesia, lalu wawancara dengan kepala sekolah guna mengetahui sejauh mana potensi akademik yang dimiliki sekolah serta kualitas mengajar guru terkait pelaksanaan strategi pembelajaran, kemudian ketiga adapun kegiatan wawancara singkat dengan salah seorang siswa kelas V yaitu penulis ingin menggali sejauh mana kemampuan berbicara siswa dalam pelajaran Bahasa Indonesia. (3) Dokumentasi, adalah metode penelitian ilmiah yang menggunakan dokumen-dokumen sebagai acuan untuk kepentingan penelitian. Dan adapun dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data tentang daftar nama siswa kelas V, serta foto-foto kenampakan lingkungan sekolah serta kegiatan pembelajaran saat berlangsung.

Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini bersifat deskriptif kualitatif. Data yang penulis kumpulkan meliputi data terkait penerapan Cerita Berantai sebagai Strategi pembelajaran dalam meningkatkan kemampuan berbicara siswa dengan memberikan tindakan dan penilaian


(7)

menggunakan ceklist terhadap siswa, data observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran dalam menerapkan Cerita Berantai dengan membuat lembar observasi aktivitas siswa, data tanggapan siswa diperoleh dengan observasi pada saat proses tindakan berlangsung. Untuk memperoleh data yang valid perlu dilakukan

Uji validitas data dalam penelitian ini penulis menggunakan validitas trianggulasi adapun penjabarannya adalah Trianggulasi menurut Wina Sanjaya (2009) untuk menghasilkan informasi yang akurat, agar tidak salah dalam pengambilan keputusan dapat menggunakan teknik trianggulasi, yakni suatu cara untuk mendapatkan informasi yang akurat dengan berbagai metode agar informasi itu dapat dipercaya kebenarannya sehingga peneliti tidak salah mengambil keputusan. Trianggulasi data adalah pengujian data dan informasi yang diperoleh selalu diuji dengan data serta informasi lain, baik dari segi koheren sumber yang sama maupun berbeda.

Teknik analisis yang digunakan untuk mengolah data yang diperoleh adalah bersifat kualitatif, sehingga tata cara yang dihasilkan berupa deskriptif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan berbicara siswa juga untuk memperoleh respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran serta aktivitas siswa selama proses pembelajaran.

C. Hasil Penelitian dan Pembahasan

Hasil penelitian yang dilakukan pada tindakan siklus I dan siklus II melalui penerapan strategi Cerita Berantai yang dilakukan pada siswa kelas V SD N Gondang I terbukti adanya peningkatan terhadap kemampuan berbicara siswa. Hal ini ditunjukkan pada data peningkatan kemampuan berbicara siswa dari pra siklus, siklus I dan siklus II.

Kondisi awal: pada kondisi awal sebelum diberlakukannya perlakukan tindakan kelas terdapat beberapa siswa yang belum mencapai standart


(8)

nilai ketentuan yaitu terdapat 4 siswa dengan skor minimum 20 dengan kondisi nilai tersebut berarti siswa hanya mampu melalui satu aspek diantara kelima indikator, kemudian siswa dengan skor 40 sebanyak 6 siswa, lalu siswa dengan skor 60 sebanyak 5 siswa, nilai 80 sebanyak 2 siswa sedangkan belum ada siswa yang memenuhi seluruh aspek indikator yang berarti akan mendapatkan nilai 100. Dari keadaan diatas dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata siswa pada kondisi awal mencapai 45,9 %.

Siklus I: pada siklus I dilakukan bertahap mulai dari perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut: siswa yang mendapatkan nilai 20 sebanyak 3 siswa, nilai 40 didapat sebanyak 4 siswa, nilai 60 sebanyak 4 siswa, nilai 80 sebanyak 4 siswa sedangkan siswa yang mendapatkan nilai 100 terdapat 2 siswa, Dari keadaan diatas dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata siswa pada kondisi awal mencapai 7,05 %.

Siklus II: Dilakukan tindakan selanjutnya yaitu siklus II karena pada siklus I diketahui hasilnya bahwa siswa belum mencapai nilai KKM yaitu 75,5%. adapun nilai yang diperoleh pada siklus II ini adalah: Tidak terdapat siswa yang mendapatkan nilai minimal yaitu 20, lalu nilai 40 didapat sebanyak 2 siswa, nilai 60 didapat sebanyak 3 siswa, nilai 80 sebanyak 8 siswa dan nilai 100 sebanyak 4 siswa. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa terhenti pada siklus II nilai siswa meningkat dan telah mencapai KKM yaitu 76,5 %.


(9)

Tabel 1. Hasil tes siswa sebelum dan sesudah tindakan

No Nama Siswa Nilai

Pra Siklus

Nilai Siklus I

Nilai Siklus II

1 Fahmi Bagaskara 20 40 60

2 Adi Saputra 60 80 100

3 Ahmad Nurfajari N 60 80 100

4 Diansyah Guswoyo 20 20 40

5 Dicky Ardian P 60 60 80

6 Ega Mawarni A 80 100 100

7 Elia Naja Putri 40 60 60

8 Muazam Nurfa’I H 40 40 60

9 Novia Salsa A 40 40 80

10 Putra Ardi Candika 20 20 40

11 Puji Evasari 20 40 80

12 Rahmad Sahudin 40 60 80

13 Rendi Ruko R 40 20 80

14 Reni Sevti N 40 60 80

15 Trisna Ayu K 60 80 80

16 Uswatun Hasanah 60 80 80

17 Wahyu Giri P 80 100 100

Jumlah siswa yang hadir 17 17 17

Jumlah 780 1000 1300

Rata- rata 45,9 % 58,8 % 76,5 %

Setelah dilakukannya penelitian dapat diketahui bahwa salah satu upaya untuk meningkatkan kemampuan berbicara siswa pada kelas V SD N Gondang I Kecamatan Nawangan Kabupaten Pacitan yaitu melalui penggunaan strategi cerita berantai . Jadi melalui penggunaan strategi pembelajaran Cerita


(10)

Berantai dapat meningkatkan kemampuan berbicara siswa pelajaran Bahasa Indonesia pada siswa kelas V SD N Gondang I Kecamatan Nawangan Kabupaten Pacitan tahun ajaran 2013/2014. Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dipaparkan diatas maka hipotesis penelitian ini dapat diterima dan tujuan penelitian dapat tercapai.

D. Simpulan

Berdasar pada penelitian dan pembahasan bab IV di atas disimpulkan bahwa dengan diterapkannya strategi mengajar Cerita Berantai dapat meningkatkan kemampuan berbicara siswa dalam materi cerita rakyat serta teks informasi pada siswa kelas V SD Negeri Gondang I Kecamatan Nawangan Kabupaten Pacitan Tahun ajaran 2013/ 2014.

Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa “Strategi pembelajaran

Cerita Berantai dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dapat meningkatkan

kemampuan berbicara siswa kelas V di SD Negeri Gondang I, Kecamatan Nawangan, Kabupaten Pacitan”. diterima kebenarannya.


(11)

E. Daftar Pustaka

Arikunto, Suharsimi Dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bina Aksara.

Moe, Raditandra. 2012. 101 Dongeng Tradisional Indonesia. Yogyakarta : Pustaka Rama

Rubiyanto, Rubino. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Universitas Muhammadiyah Surakarta : FKIP.


(1)

Subyek penelitian adalah guru dan siswa kelas V SDN Gondang I yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 7 siswa perempuan. Adapun waktu penelitian ini dimulai pada tanggal 18 Desember 2013 sampai dengan 16 Januari 2014. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan yaitu: (1) Observasi, menurut Suharsimi Arikunto (1998: 28) metode observasi adalah “ suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti dan sistematis”. Sehingga dalam penelitian ini observasi digunakan untuk mengumpulkan data yang berkaitan dengan kemampuan berbicara siswa di kelas V melalui strategi Cerita Berantai. Observasi berlangsung saat proses pembelajaran tindakan, sehingga observer (penulis) dapat memantau secara langsung setiap hal yang terjadi selama proses pembelajaran. (2) wawancara, menurut Rubino Rubiyanto (2009: 73) menjelaskan wawancara itu adalah “cara pengumpulan data dengan jalan Tanya jawab secara langsung berhadapan muka, peneliti bertanya secara lisan responden menjawab secara lisan pula. Dalam penelitian ini penulis melakukan wawancara dengan guru kelas V terkait dengan aspek-aspek pembelajaran kelas V yang berlangsung kesehariannya terutama dalam ruang lingkup berbicara Bahasa Indonesia, lalu wawancara dengan kepala sekolah guna mengetahui sejauh mana potensi akademik yang dimiliki sekolah serta kualitas mengajar guru terkait pelaksanaan strategi pembelajaran, kemudian ketiga adapun kegiatan wawancara singkat dengan salah seorang siswa kelas V yaitu penulis ingin menggali sejauh mana kemampuan berbicara siswa dalam pelajaran Bahasa Indonesia. (3) Dokumentasi, adalah metode penelitian ilmiah yang menggunakan dokumen-dokumen sebagai acuan untuk kepentingan penelitian. Dan adapun dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data tentang daftar nama siswa kelas V, serta foto-foto kenampakan lingkungan sekolah serta kegiatan pembelajaran saat berlangsung.

Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini bersifat deskriptif kualitatif. Data yang penulis kumpulkan meliputi data terkait penerapan Cerita Berantai sebagai Strategi pembelajaran dalam meningkatkan kemampuan berbicara siswa dengan memberikan tindakan dan penilaian


(2)

menggunakan ceklist terhadap siswa, data observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran dalam menerapkan Cerita Berantai dengan membuat lembar observasi aktivitas siswa, data tanggapan siswa diperoleh dengan observasi pada saat proses tindakan berlangsung. Untuk memperoleh data yang valid perlu dilakukan

Uji validitas data dalam penelitian ini penulis menggunakan validitas trianggulasi adapun penjabarannya adalah Trianggulasi menurut Wina Sanjaya (2009) untuk menghasilkan informasi yang akurat, agar tidak salah dalam pengambilan keputusan dapat menggunakan teknik trianggulasi, yakni suatu cara untuk mendapatkan informasi yang akurat dengan berbagai metode agar informasi itu dapat dipercaya kebenarannya sehingga peneliti tidak salah mengambil keputusan. Trianggulasi data adalah pengujian data dan informasi yang diperoleh selalu diuji dengan data serta informasi lain, baik dari segi koheren sumber yang sama maupun berbeda.

Teknik analisis yang digunakan untuk mengolah data yang diperoleh adalah bersifat kualitatif, sehingga tata cara yang dihasilkan berupa deskriptif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan berbicara siswa juga untuk memperoleh respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran serta aktivitas siswa selama proses pembelajaran.

C. Hasil Penelitian dan Pembahasan

Hasil penelitian yang dilakukan pada tindakan siklus I dan siklus II melalui penerapan strategi Cerita Berantai yang dilakukan pada siswa kelas V SD N Gondang I terbukti adanya peningkatan terhadap kemampuan berbicara siswa. Hal ini ditunjukkan pada data peningkatan kemampuan berbicara siswa dari pra siklus, siklus I dan siklus II.

Kondisi awal: pada kondisi awal sebelum diberlakukannya perlakukan tindakan kelas terdapat beberapa siswa yang belum mencapai standart


(3)

nilai ketentuan yaitu terdapat 4 siswa dengan skor minimum 20 dengan kondisi nilai tersebut berarti siswa hanya mampu melalui satu aspek diantara kelima indikator, kemudian siswa dengan skor 40 sebanyak 6 siswa, lalu siswa dengan skor 60 sebanyak 5 siswa, nilai 80 sebanyak 2 siswa sedangkan belum ada siswa yang memenuhi seluruh aspek indikator yang berarti akan mendapatkan nilai 100. Dari keadaan diatas dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata siswa pada kondisi awal mencapai 45,9 %.

Siklus I: pada siklus I dilakukan bertahap mulai dari perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut: siswa yang mendapatkan nilai 20 sebanyak 3 siswa, nilai 40 didapat sebanyak 4 siswa, nilai 60 sebanyak 4 siswa, nilai 80 sebanyak 4 siswa sedangkan siswa yang mendapatkan nilai 100 terdapat 2 siswa, Dari keadaan diatas dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata siswa pada kondisi awal mencapai 7,05 %.

Siklus II: Dilakukan tindakan selanjutnya yaitu siklus II karena pada siklus I diketahui hasilnya bahwa siswa belum mencapai nilai KKM yaitu 75,5%. adapun nilai yang diperoleh pada siklus II ini adalah: Tidak terdapat siswa yang mendapatkan nilai minimal yaitu 20, lalu nilai 40 didapat sebanyak 2 siswa, nilai 60 didapat sebanyak 3 siswa, nilai 80 sebanyak 8 siswa dan nilai 100 sebanyak 4 siswa. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa terhenti pada siklus II nilai siswa meningkat dan telah mencapai KKM yaitu 76,5 %.


(4)

Tabel 1. Hasil tes siswa sebelum dan sesudah tindakan

No Nama Siswa Nilai

Pra Siklus

Nilai Siklus I

Nilai Siklus II

1 Fahmi Bagaskara 20 40 60

2 Adi Saputra 60 80 100

3 Ahmad Nurfajari N 60 80 100

4 Diansyah Guswoyo 20 20 40

5 Dicky Ardian P 60 60 80

6 Ega Mawarni A 80 100 100

7 Elia Naja Putri 40 60 60

8 Muazam Nurfa’I H 40 40 60

9 Novia Salsa A 40 40 80

10 Putra Ardi Candika 20 20 40

11 Puji Evasari 20 40 80

12 Rahmad Sahudin 40 60 80

13 Rendi Ruko R 40 20 80

14 Reni Sevti N 40 60 80

15 Trisna Ayu K 60 80 80

16 Uswatun Hasanah 60 80 80

17 Wahyu Giri P 80 100 100

Jumlah siswa yang hadir 17 17 17

Jumlah 780 1000 1300

Rata- rata 45,9 % 58,8 % 76,5 %

Setelah dilakukannya penelitian dapat diketahui bahwa salah satu upaya untuk meningkatkan kemampuan berbicara siswa pada kelas V SD N Gondang I Kecamatan Nawangan Kabupaten Pacitan yaitu melalui penggunaan strategi cerita berantai . Jadi melalui penggunaan strategi pembelajaran Cerita


(5)

Berantai dapat meningkatkan kemampuan berbicara siswa pelajaran Bahasa Indonesia pada siswa kelas V SD N Gondang I Kecamatan Nawangan Kabupaten Pacitan tahun ajaran 2013/2014. Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dipaparkan diatas maka hipotesis penelitian ini dapat diterima dan tujuan penelitian dapat tercapai.

D. Simpulan

Berdasar pada penelitian dan pembahasan bab IV di atas disimpulkan bahwa dengan diterapkannya strategi mengajar Cerita Berantai dapat meningkatkan kemampuan berbicara siswa dalam materi cerita rakyat serta teks informasi pada siswa kelas V SD Negeri Gondang I Kecamatan Nawangan Kabupaten Pacitan Tahun ajaran 2013/ 2014.

Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa “Strategi pembelajaran Cerita Berantai dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dapat meningkatkan kemampuan berbicara siswa kelas V di SD Negeri Gondang I, Kecamatan Nawangan, Kabupaten Pacitan”. diterima kebenarannya.


(6)

E. Daftar Pustaka

Arikunto, Suharsimi Dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bina Aksara.

Moe, Raditandra. 2012. 101 Dongeng Tradisional Indonesia. Yogyakarta : Pustaka Rama

Rubiyanto, Rubino. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Universitas Muhammadiyah Surakarta : FKIP.


Dokumen yang terkait

PENERAPAN METODE CERITA BERANTAI DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA Penerapan Metode Cerita Berantai Dalam Meningkatkan Keterampilan Berbicara Siswa Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas Iv Sd Negeri Semawung I Tahun Pelajaran 20

1 4 16

PENERAPAN METODE CERITA BERANTAI DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA Penerapan Metode Cerita Berantai Dalam Meningkatkan Keterampilan Berbicara Siswa Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas Iv Sd Negeri Semawung I Tahun Pelajaran

0 2 15

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA MELALUI PENERAPAN STRATEGI CERITA BERANTAI PADA MATA PELAJARAN BAHASA Peningkatan Kemampuan Berbicara Siswa Melalui Penerapan Strategi Cerita Berantai Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas V SDN Gondang I Kecama

0 1 16

PENDAHULUAN Peningkatan Kemampuan Berbicara Siswa Melalui Penerapan Strategi Cerita Berantai Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas V SDN Gondang I Kecamatan Nawangan Kabupaten Pacitan Tahun Ajaran 2013/2014.

0 0 6

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI IMPLEMENTASI STRATEGI DEBAT AKTIF PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA Peningkatan Keterampilan Berbicara Melalui Implementasi Strategi Debat Aktif Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SDN 1 Belang

0 1 18

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING PADA Peningkatan Kemampuan Berbicara Melalui Strategi Pembelajaran Student Facilitator And Explaining Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa KelaS V SD N

0 1 15

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING PADA Peningkatan Kemampuan Berbicara Melalui Strategi Pembelajaran Student Facilitator And Explaining Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa KelaS V SD N

0 1 15

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI TEKNIK CERITA BERANTAI DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA Peningkatan Keterampilan Berbicara Melalui Teknik Cerita Berantai Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Sribit 2, Sidoharjo,

0 5 16

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI TEKNIK CERITA BERANTAI DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA Peningkatan Keterampilan Berbicara Melalui Teknik Cerita Berantai Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Sribit 2, Sidoharjo,

0 1 11

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI TEKNIK CERITA BERANTAI DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA Peningkatan Keterampilan Berbicara Melalui Teknik Cerita Berantai dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia pada Siswa Kelas IV SD N 01 Ngemplak Tahun Ajaran

0 0 16