Studi Deskriptif Mengenai Orientasi Masa Depan dalam Bidang Pekerjaan pada Siswa/i Kelas XI SMK "X" Subang.

(1)

i

Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK

Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui gambaran Orientasi Masa Depan Bidang Pekerjaan pada siswa/i kelas XI SMK “X” Subang yang berjumlah 97 orang. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan penelitian deskriptif dengan menggunakan teknik survei.

Alat ukur yang digunakan dikonstruksi peneliti berdasarkan teori Nurmi (1989). Diperoleh 25 item valid dengan nilai korelasi antara 0.171 – 0.727, dan dengan reliabilitas 0,874.

Berdasarkan hasil pengolahan data secara statistika, maka diketahui bahwa sebanyak 30,9% siswa/i kelas XI SMK “X” Subang sudah memiliki orientasi masa depan yang jelas dan 69,1% siswa/i kelas XI SMK “X” Subang belum memiliki orientasi masa depan yang jelas.

Pada umumnya siswa/i kelas XI SMK “X” Subang dengan orientasi masa depan bidang pekerjaan yang tidak jelas memiliki motivasi yang kuat, perencanaan yang tidak terarah dan evaluasi yang tidak akurat. sedangkan siswa kelas XI SMK

“X” Subang dengan orientasi masa depan bidang pekerjaan yang jelas memiliki

motivasi yang kuat, perencanaan yang terarah, dan evaluasi yang akurat. Faktor yang mempengaruhi orientasi masa depan bidang pekerjaan adalah sex role, family context, dan socioeconomic.

Peneliti mengajukan saran agar dilakukan penelitian mengenai meneliti kontribusi faktor-faktor yang mempengaruhi OMD bidang pekerjaan dengan karakter sample yang serupa.


(2)

iv

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR ISI

ABSTRAK……… i

KATA PENGANTAR….……… ii

DAFTAR ISI……….………... iv

DAFTAR BAGAN……….. viii

DAFTAR TABEL……… ix

BAB I PENDAHULUAN……… 1

1.1 Latar Belakang Masalah………... 1

1.2 Identifikasi Masalah………. 7

1.3 Maksud dan tujuan penelitian……….. 7

1.3.1 Maksud Penelitian……… 7

1.3.2 Tujuan Penelitian……….. 7

1.4 KegunaanPenelitian……….………. 8

1.4.1 Kegunaan ilmiah………... 8

1.4.2 Kegunaan Praktis……….. 8

1.5 Kerangka Pikir……….. 8

1.6 Asumsi Penelitian………….……… 16

BAB II TINJAUAN PUSTAKA………..………... 17

2.1 Orientasi Masa Depan………..………. 17

2.1.1 Pengertian Orientasi Masa Depan………..…….. 17


(3)

v

Universitas Kristen Maranatha

2.1.3 Proses Pembentuka Orientasi Masa Depan……….. 18

2.1.4 Orientasi Masa Depan Sebagai Sebuah Sistem………….…… 23

2.1.5 Perkembangan Orientasi Masa Depan………….……….... 23

2.1.6 Orientasi Masa Depan Pada Remaja……….... 24

2.1.7 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Orientasi Masa Depan………. 25

2.2 Teori Remaja……….……… 28

2.2.1 Pengertian Masa Remaja………... 28

2.2.2 Perubahan Pokok Pada Remaja………..………..… 28

2.2.3 Pengambilan Keputusan……….……….. 29

BAB III METODOLOGI PENELITIAN……….. 31

3.1 Rancangan Penelitian……… 31

3.2 Bagan Rancangan Penelitian………. 31

3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional………... 32

3.3.1 Variabel Penelitian………... 32

3.3.2 Definisi Konseptual………. 32

3.3.3 Definisi Operasional………. 32

3.4 Alat Ukur……….. 33


(4)

vi

Universitas Kristen Maranatha

3.4.2 Data Pribadi dan Data Penunjang……….... 35

3.4.3 Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur……… 36

3.4.3.1 Validitas Alat Ukur………... 36

3.4.3.2 Reliabilitas Alat Ukur………... 36

3.5 Populasi ……… 37

3.5.1 Populasi Sasaran………...………. 37

3.5.2 KarakteristikPopulasi………... 37

3.6 Teknik Analisis Data……….. 37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………… 38

4.1 Gambaran Responden………. 38

4.2 Hasil Penelitian……… 39

4.2.1 Gambaran Orientasi Masa Depan (OMD) Bidang Pekerjaan Siswa-Siswi Kelas XI SMK “X” Subang………... 39

4.2.2 Gambaran Tabulasi Silang Antara OMD bidang Pekerjaan Dengan Tahapan OMD……… 39

4.2.3 Gambaran Tabulasi Silang antara OMD Dengan Faktor yang Mempengaruhi OMD………..….. 40

4.3 Pembahasan………...… 42

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………...… 47

5.1 Kesimpulan……….... 47

5.2 Saran……….. 47


(5)

vii

Universitas Kristen Maranatha 5.2.2 Saran Praktis……….... 48

DAFTAR PUSTAKA... 49 DAFTAR RUJUKAN………. 50 LAMPIRAN


(6)

viii

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR BAGAN

Bagan1.1 Kerangka Pemikiran……… 16 Bagan 2.1 SkemaTahap Orientasi Masa Depan………..……….. 21 Bagan 3.1 Rancangan Penelitian………..……….. 30


(7)

ix

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Alat Ukur ………. 33 Tabel 4.1 Gambaran Responden………... 39 Table 4.2 Gambaran OMD Bidang Pekerjaan……….. 40 Table 4.3 Gambaran Tabulasi Silang antara OMD dengan Aspek OMD…… 40 Table 4.4 Gambaran tabulasi Silang antara OMD dengan factor yang


(8)

1

Universitas Kristen Maranatha BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Pada era globalisasi saat ini, banyak terjadi perubahan baik dalam bidang teknologi, ekonomi, sosial-budaya, dan tidak menutup kemungkinan terjadi perubahan di dalam bidang pendidikan. Perubahan – perubahan tersebut menuntut seseorang untuk menyesuaikan diri terhadap masalah-masalah yang mungkin muncul di dalam kehidupannya. Salah satu caranya adalah dengan bekerja, namun untuk mendapatkan pekerjaan yang diinginkan tidak mudah karena dibutuhkan kemampuan berupa hard skill dan kemampuan soft skill yang dapat menunjang pekerjaannya. Soft skill dapat diperoleh melalui komunikasi dengan sesama teman ataupun guru pengajar, motivasi, kemampuan beradaptasi dengan lingkungan sekolah dan kemampuan interpersonal dengan orientasi nilai pada pekerjaan yang diinginkan kelak setelah lulus sekolah. Hard skill dapat diperoleh dari prestasi siswa/i yang ditunjukkan oleh nilai rapot yang baik. Nilai rapot dibuat berdasarkan penilaian dari evaluasi guru terhadap siswa/i dalam proses pembelajaran berdasarkan kemampuan siswa dalam menguasai teori dan praktek yang telah diajarkan pada saat pembelajaran di Sekolah Menengah Kejuruan.

Menurut penjelasan Pasal 15 Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional, SMK merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan siswa


(9)

2

Universitas Kristen Maranatha

http://file.upi.edu/Direktori/SPS/PRODI.PENDIDIKAN_IPA. Pendidikan

Menengah Kejuruan memiliki dua kelebihan, pertama lulusan dari institusi ini dapat mengisi peluang kerja di dunia usaha/industri karena terkait dengan satu sertifikasi yang dimiliki oleh lulusannya melalui Ujian Kemampuan Kompetensi. Sertifikasi yang memberikan peluang bagi mereka untuk bekerja. Kedua, lulusan pendidikan menengah kejuruan dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi sepanjang lulusan tersebut memenuhi persyaratan baik nilai maupun program studi atau jurusan sesuai dengan kriteria yang dipersyaratkan (Suara Pembaruan, 2005).

Pada umumnya siswa Sekolah Menengah Kejuruan memiliki keinginan untuk memperoleh pekerjaan yang layak bagi penunjang kemandirian dalam kehidupan mereka di masa yang akan datang. Siswa tersebut memiliki cita-cita tentang pekerjaan yang diinginkannya sehingga mereka membuat perencanaan karier. Salah satu langkah untuk memulainya adalah dengan masuk ke Sekolah Menengah Kejuruan sehingga siswa mempunyai keterampilan yang memadai untuk pekerjaan yang diinginkannya kelak.

Menurut kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Rusman Heriawan jumlah angkatan kerja bertambah sekitar 2,5 juta/tahun. Mereka adalah siswa yang baru lulus sekolah, mahasiswa yang baru lulus kuliah, atau siswa dan mahasiswa yang drop out. Mereka menjadi beban perekonomian karena berharap mendapatkan pekerjaan, sementara kemampuan ekonomi untuk menciptakan lapangan kerja baru masih sangat terbatas (Kompasonline, 2012). Berdasarkan fakta tersebut,


(10)

3

Universitas Kristen Maranatha pekerjaan merupakan hal yang sangat penting untuk direncanakan agar setelah individu menyelesaikan pendidikannya mereka tidak menjadi pengangguran.

Di sisi lain dapat dilihat juga data statisitk pada Badan Pusat Statistik Jabar (Berita Resmi Statistik, 2012) bahwa pada Februari 2012 tingkat pengangguran terbuka (TPT) SMK di jabar lebih besar dibandingkan dengan angka SMA pada umumnya. TPT SMK mencapai 14,52% sedangkan untuk SMA sebesar 13,09%

Berdasarkan Data di atas dapat diartikan bahwa SMK masih kurang optimal dalam mengatasi masalah pengangguran karena jumlah TPT SMK adalah tertinggi. Dengan menuntut ilmu di bangku SMK tidak menjamin akan langsung memperoleh pekerjaan setelah lulus. Salah satu cara pemerintah untuk mengurangi pengangguran adalah dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas SMK. Lulusan SMK berbeda dengan lulusan SMA. Di dalam pendidikan SMK tidak hanya pelajaran-pelajaran umum yang dipelajari tetapi juga program kejuruan yang mencakup teori maupun praktik yang dapat membekali ilmu serta pengalaman bagi lulusan SMK, sehingga lulusan SMK dapat dipersiapkan untuk terjun langsung ke industri dengan bekal keterampilan kerja.

Sampai saat ini Departemen Pendidikan Nasional gencar melakukan promosi dan dorongan kepada para siswa SMP untuk melanjutkan pendidikan ke SMK. Diungkapkan pula dalam Surat Edaran Direktur Jendral Managemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional No. 2669/C.C5/mn/2009 mengenai langkah-langkah strategis untuk mendorong pertumbuhan jumlah siswa SMK tentang kebijakan penyeimbangan rasio SMK dan SMA di dalam renstra 2009-20014 bahwa rasio yang diharapkan pada tahun


(11)

4

Universitas Kristen Maranatha 2014 adalah 67.33 dan pada tahun 2009 diharapkan telah mencapai setengahnya. http://www.direktoratendidikansekolahmenengahkejuruan.net/?page=news;ODc2

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) “X” merupakan salah satu unit sekolah yang berlokasi di kota Subang. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) ini memiliki fasilitas belajar yang cukup memadai. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) tersebut memiliki Visi yaitu menjadi lembaga pendidikan profesional dan mampu menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas, berwawasan luas yang dilandasi dengan iman dan taqwa kepada Allah YME. SMK “X” menawarkan nilai lebih melalui beragam kegiatan ekstra kurikuler dan sarana prasarana kegiatan belajar mengajar yang mendukung. SMK “X” memiliki 4 program kejuruan yaitu program administrasi perkantoran (AP), Tata Boga, informasi teknologi, dan perhotelan. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) ini memiliki 59,7% alumni pada tahun ajaran 2011/2012 yang bekerja, 12,6% meneruskan kuliah, 9,4 % menikah dan 18,3% tidak lulus ujian akhir. Sekolah Menengah Kejuruan ini di kelas XI memiliki kegiatan yakni pada saat kelas XI diadakan kerja praktik di perusahaan dan melakukan ujian sertifikasi keahlian sehingga dapat membantu siswa/i untuk memasuki dunia pekerjaan sesuai dengan kompetensi standar minimal yang dibutuhkan untuk memasuki dunia industri.

Siswa SMK pada umumnya sedang berada dalam tahap perkembangan remaja, masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak menuju masa dewasa. Remaja berada dalam tahap perkembangan identity vs role confussion (Santrock, 2004). Pada tahap ini remaja berusaha untuk menemukan dan menetapkan identitas dirinya. Dalam tahapan perkembangannya, remaja


(12)

5

Universitas Kristen Maranatha mengalami perkembangan kognitif. Siswa SMK kelas XI diharapkan sudah memiliki tujuan pekerjaan yang akan siswa/i tekuni setelah lulus kelak, dengan demikian siswa diharapkan dapat menyusun rencana untuk meraih tujuannya dan kemudian siswa/i dapat mengevaluasi sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan dan direncanakan itu dapat direalisasikan. Orientasi masa depan dalam bidang pekerjaan adalah bagaimana cara seseorang memandang masa depannya yang berhubungan dengan minat, harapan, dan perhatiannya di dalam bidang pekerjaan (Nurmi 1991). Orientasi masa depan dalam bidang pekerjaan ini sangatlah penting untuk siswa agar mereka dapat mengantisipasi kejadian di masa yang akan datang sehingga dapat meminimalisasi kebingungan di masa yang akan datang ketika memasuki dunia pekerjaan.

Berdasarkan hasil wawancara peneliti terhadap 11 orang siswa kelas XI SMK “X” Subang mengenai motivasi mereka dalam bidang pekerjaan, semua responden (100%) memiliki motivasi untuk bekerja sesuai dengan kemampuan dan jurusan yang mereka pilih pada saat sekolah.

Sebanyak enam orang (54,5%) siswa telah mencari informasi mengenai spesifikasi pekerjaan, persyaratan untuk bekerja, tugas-tugas yang harus dikerjakannya saat ia telah diterima kerja kelak, gaji dan menyusun langkah-langkah seperti meningkatkan kemampuan yang mereka dapat saat belajar dan kerja praktik agar bisa menjadi lebih baik lagi agar mereka mendapatkan pekerjaan yg mereka inginkan. Sebanyak 5 orang siswa (45,5%) belum mencari informasi yang berhubungan dengan pekerjaan yang mereka inginkan dan masih


(13)

6

Universitas Kristen Maranatha belum memiliki bidang pekerjaan yang spesifik karena keinginannya masih berubah-ubah dari satu pekerjaan ke pekerjaan yang lain.

Pada empat orang (36,4%) telah melakukan penilaian diri mereka melalui prestasinya di sekolah, peluang di masyarakat, syarat-syarat yang dapat mereka penuhi dengan kapasitasnya sebagai siswa SMK sesuai dengan kemampuan yang mereka miliki selama sekolah. Namun 7 siswa (63,6%) lainnya kurang yakin akan kemampuan dirinya dikarenakan mereka memiliki prestasi yang biasa saja atau rata-rata.

Wawancara ini ditujukan untuk mengetahui bagaimana kejelasan orientasi masa depan siswa di bidang pekerjaan dilihat dari 3 tahapan yaitu motivasi, perencanaan, dan evaluasi yang dilakukan oleh siswa. Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai orientasi masa depan bidang pekerjaan pada siswa kelas XI SMK “X” Subang.

1.2Identifikasi Masalah

Bagaimana gambaran tentang kejelasan orientasi masa depan dalam bidang pekerjaan pada siswa-siswi kelas XI SMK “X” Subang.

1.3Maksud dan Tujuan Masalah 1.3.1 Maksud Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai orientasi masa depan dalam bidang pekerjaan pada siswa-siswi kelas XI SMK “X” Subang


(14)

7

Universitas Kristen Maranatha 1.3.2 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi orientasi masa depan dalam bidang pekerjaan pada siswa-siswi kelas XI SMK “X” Subang berdasarkan aspek motivasi, perencanaan dan evaluasi.

1.4Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Ilmiah

 Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumbangan untuk pengembangan disiplin ilmu psikologi terutama psikologi pendidikan yaitu dengan memberikan informasi yang berkaitan dengan orientasi masa depan dalam bidang pekerjaan.

 Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi pengembangan penelitian yang terkait dengan orientasi masa depan.

1.4.2 Kegunaan Praktis

 Memberi informasi kepada guru BK SMK tentang orientasi masa depan dalam bidang pekerjaan pada siswa-siswi SMK “X” Subang agar dapat memberi arahan dan gambaran kepada siswa - siswi SMK “X” Subang.

 Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi pada siswa/i kelas XI SMK “X” Subang sebagai bahan acuan dan evaluasi bagi mereka dalam memandang pekerjaannya dimasa depan.


(15)

8

Universitas Kristen Maranatha 1.5Kerangka Pikir

Masa remaja merupakan satu tahapan dalam perkembangan setiap individu. Menurut Santrock (2003) masa remaja diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak-anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosioemosional. Remaja tidak lagi terbatas pada pengalaman konkret aktual sebagai dasar pemikiran, karena mulai berpikir abstrak idealis dan logis. Selain itu pemikiran mereka juga mengarah kepada masa depan. Remaja mulai berpikir menyusun rencana-rencana untuk memecahkan masalah-masalah dan menguji pemecahan masalah-masalah secara sistematis. Dalam hal ini Siswa SMK di harapkan sudah dapat berpikir mengenai masa depannya setelah lulus sekolah sehingga siswa dapat membuat rencana untuk mencapai tujuan yang diinginkannya juga mengevaluasi sejauhmana rencana yang telah di buat dapat terealisasi sehingga dapat mencapai tujuan yang diinginkannya.

Menurut Nurmi (1989) beberapa bidang kehidupan di masa depan yang seringkali menjadi pusat perhatian remaja yaitu pekerjaan, pendidikan dan keluarga. Mereka menunjukkan kecemasan dan perhatian yang berhubungan dengan tugas-tugas kehidupan yang normatif seperti mendapatkan pekerjaan, pendidikan yang berkualitas dan membentuk keluarga.

Sekolah Menengah Kejuruan “X” Subang membekali siswanya dengan pelajaran dan pelatihan mengenai pekerjaan yang sesuai dengan program kejuruannya. Selain itu pada saat berada di kelas XI siswa diwajibkan melakukan praktik kerja industri. Hal tersebut dilakukan agar siswa memperoleh informasi dan pengalaman praktik kerja secara langsung dalam dunia pekerjaan, sehingga


(16)

9

Universitas Kristen Maranatha siswa mengetahui apa yang ia harus lakukan pada saat terjun ke dunia industri. Dengan demikian siswa SMK “X” secara tidak langsung telah melakukan antisipasi terhadap pekerjaannya di masa depan. Antisipasi terhadap pekerjaan ini dikenal dengan sebutan orientasi masa depan dalam bidang pekerjaan.

Orientasi masa depan dalam bidang pekerjaan adalah bagaimana cara seseorang memandang masa depannya yang berhubungan dengan minat, harapan, dan perhatiannya dalam bidang pekerjaan (Nurmi 1991). Orientasi masa depan merupakan suatu proses yang saling berkaitan yang mencakup tiga tahapan yaitu motivasi, perencanaan dan evaluasi. Siswa SMK “X” memiliki motif dan nilai masing-masing mengenai bidang pekerjaan tertentu sehingga siswa/i dapat menentukan tujuan pekerjaan yang mereka inginkan. Dalam rangka menyusun tujuan yang realistis, motif dan nilai umum yang dimiliki siswa SMK “X” seharusnya dibandingkan dengan pengetahuan mereka mengenai pekerjaan-pekerjaan yang mereka minati melalui eksplorasi informasi yang mereka lakukan. Dengan melakukan eksplorasi mengenai informasi yang berhubungan dengan motif dan nilai mereka, siswa SMK “X” mampu untuk membuat minatnya lebih spesifik sehingga siswa dapat menentukan pekerjaan yang jelas dan mereka inginkan sesuai dengan kemampuan yang mereka miliki. Motivasi yang kuat siswa SMK “X” dapat ditunjukkan dengan minat yang jelas terhadap suatu bidang pekerjaan.

Tahapan yang kedua yaitu perencanaan, yang merujuk pada bagaimana

siswa SMK “X” merencanakan perwujudan minat-minatnya dalam konteks masa


(17)

10

Universitas Kristen Maranatha penyusunan rencana mengenai langkah-langkah yang akan diambil terlihat melalui knowlage yang berkaitan dengan pembentukan sub tujuan. Pembentukan sub tujuan adalah usaha siswa SMK “X” untuk mewujudkan tujuan yang telah direncanakan. Untuk membentuk sub tujuan dibutuhkan pengetahuan yang berhubungan dengan tujuan tersebut seperti seberapa banyak pengetahuan/informasi yang dimiliki siswa SMK “X” mengenai pekerjaan yang mereka inginkan, yang dapat mempengaruhi tujuan mereka. Siswa SMK “X” akan mencari pengetahuan dan informasi yang berhubungan dengan tujuan bidang pekerjaan yang diharapkan.

Setelah memiliki knowledge siswa SMK “X” membuat planning. Planning berkaitan dengan keragaman rencana atau strategi yang dilakukan untuk meraih tujuan. Siswa SMK “X” dapat membuat berbagai rencana seperti merencanakan untuk memiliki pekerjaan yang dapat dilakukan sambil menempuh pendidikan lanjut, berusaha mencari koneksi untuk pekerjaan tersebut, dll. Ketiga adalah realization berkaitan dengan apa saja yang telah dilakukan siswa SMK ”X” dalam mewujudkan tujuan, misalnya sejak SMP siswa SMK “X” bercita-cita ingin bekerja sebagai koki maka langkah masuk SMK bidang tata boga telah dilakukannya, selanjutnya siswa SMK “X” kelak setelah lulus ingin mencoba melamar bekerja sebagai koki sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.

Tahap ketiga dalam orientasi masa depan yaitu evaluasi. Dalam proses evaluasi ini siswa SMK “X” akan mempertimbangkan mengenai penyebab terwujudnya suatu harapan dan perasaan yang menyertainya. Dengan demikian selain evaluasi kognitif, proses ini juga melibatkan aspek emosi sebagai faktor


(18)

11

Universitas Kristen Maranatha yang berpengaruh dalam mengevaluasi hasil-hasil tingkah laku. Proses ini meliputi perasaan, pengharapan, dan optimis akan keberhasilan ataupun perasaan pesimis terhadap strategi yang telah dibuat dalam bidang pekerjaan (Weinner, 1985 dalam Nurmi 1989). Siswa SMK “X” mengevaluasi rencana yang telah mereka buat pakah dapat di realisasikan sesuai dengan kemampuan dan tujuan mereka masing-masing.

Menurut Nurmi (1991) konteks sosial dapat mempengaruhi orientasi masa depan remaja. Konteks sosial tersebut terdiri atas sex-roles, socioeconomic status, dan family contect. Sex roles yaitu peran jenis kelamin seseorang. Pada umumnya pria lebih berperan aktif dalam dunia pendidikan dan pekerjaan, sementara wanita lebih berperan dalam keluarga dan aktivitas rumah tangga. Mengenai perbedaan jenis kelamin pada orientasi masa depan remaja menunjukan bahwa pemikiran remaja pria yang cenderung lebih tertarik aspek materi daripada kehidupan sedangkan remaja wanita lebih berorientasi pada keluarga dimasa depan. Oleh karena itu Orientasi Masa Depan dalam bidang pekerjaan pada pria akan lebih jelas karena pria umumnya akan lebih berpikir jauh kedepan mengenai pekerjaannya di bandingkan dengan wanita.

Faktor kedua adalah socioeconomics status yang berpengaruh pada orientasi masa depan remaja. Siswa SMK “X” Subang yang tergolong ke dalam kelas ekonomi bawah lebih tertarik dalam dunia kerja. Lamm dkk (1976) menemukan bahwa remaja kelas ekonomi menengah menyuarakan lebih banyak harapan yang berkaitan dengan kehidupan bermasyarakat daripada kehidupan pribadinya dibandingkan dengan remaja kelas ekonomi bawah. Sejumlah


(19)

12

Universitas Kristen Maranatha penelitian juga menunjukan bahwa remaja dengan status sosial ekonomi yang tinggi memikirkan masa depannya jauh dibandingkan remaja yang berstatus sosial ekonomi rendah (Mehta et al., 1972 ; Nurmi, 1987 ; O’Rand & Ellis 1974 ; Trommsdorff&lamm 1975 ; Vincent dalam Nurmi 1991). Siswa SMK yang tingkat ekonominya menengah kebawah akan memilih setelah lulus sekolah mereka akan langsung bekerja karena selain mereka ingin mempunyai pendapatan sendiri dan tidak ingin bergantung kepada orang tua, mereka juga ingin membantu orang tuanya dalam menghidupi keluarga.

Faktor ketiga adalah family context. Lingkungan spesifik dimana remaja bertempat tinggal juga mempengaruhi bagaimana pemikiran mengenai masa depan. Interaksi orang tua dan anak diharapkan menjadi bagian penting dalam perkembangan orientasi masa depan remaja. Pertama, orang tua menentukan standar norma yang dapat mempengaruhi perkembangan minat, harapan dan tujuan anak-anaknya. Kedua, orang tua sebagai model dalam mengatasi tugas-tugas perkembangan yang berbeda sehingga orang tua dapat membebaskan anak apakah akan memilih pekerjaan yang sama atau tidak dengan mereka. Ketiga, yaitu dukungan orang tua yang akan meningkatkan optimisme dan perhatian akan masa depan remaja. Siswa SMK yang tujuannya setelah lulus sekolah di dukung oleh orang tua, di berikan standar norma dan diberikan modeling oleh orang tua akan memiliki orientasi masa depan yang lebih jelas dibandingkan dengan siswa SMK yang tidak di dukung, tidak diberikan standar norma dan tidak di berikan modeling mengenai pekerjaan oleh orang tua.


(20)

13

Universitas Kristen Maranatha Dari ketiga tahapan tersebut akan diperoleh gambaran orientasi masa depan di bidang pekerjaan pada siswa SMK “X”. Siswa SMK “X” dengan OMD dalam bidang pekerjaan yang jelas akan menunjukan minat yang besar terhadap suatu bidang pekerjaan tertentu yang telah dipilih untuk digeluti kelak. Mereka memiliki rasa ingin tahu yang tinggi sehingga mengeksplorasi dengan mencari informasi sehubungan dengan minatnya itu. Berdasarkan informasi dan pengetahuan yang diperoleh, siswa SMK “X” menentukan tujuan yang ingin dicapai dimasa depan sehubungan dengan bidang pekerjaan yang diminati, kemudian pada tahap perencanaan siswa mulai menyusun strategi yang terarah pada pencapaian tujuan yang ingin dicapai dimasa depan. Langkah selanjutnya adalah siswa mengevaluasi strategi yang telah disusun apakah dapat terealisasikan sesuai dengan tujuan yang di inginkannya sehingga timbul harapan dan perasaan optimis kelak ia akan berhasil mencapai tujuannya. Dengan demikian siswa SMK “X” memiliki orientasi masa depan yang jelas dalam bidang pekerjaan.

Sementara itu orientasi masa depan yang belum jelas ditunjukan apabila siswa SMK “X” memiliki motivasi yang lemah. Siswa belum memiliki minat dan menentukan bidang pekerjaan yang ingin dicapainya dimasa depan. Mereka juga tidak tertarik untuk mencari informasi mengenai bidang pekerjaan yang akan digelutinya kelak. Kurangnya minat dan informasi yang dimiliki menghambat siswa dalam menyusun strategi sehingga mereka tidak memiliki perencanaan untuk mencapai tujuan dalam bidang pekerjaan. Evaluasi siswa SMK “X” juga akan menjadi tidak akurat karena kurangnya minat dan perencanaan dalam bidang pekerjaan (Nurmi, 1989). Oleh sebab itu orientasi masa depan merupakan suatu


(21)

14

Universitas Kristen Maranatha proses yang saling berkaitan mencakup tiga tahapan, remaja dapat dikatakan mempunyai orientasi masa depan yang tidak jelas jika salah satu dari tiga tahap tersebut lemah, tidak terarah, atau tidak akurat meskipun dua dari ketiga tahap tersebut kuat, terarah, atau akurat.


(22)

15

Universitas Kristen Maranatha

Bagan 1.1 Kerangka Pikir

1.6Asumsi Penelitian

1. Setiap siswa kelas XI SMK “X” Subang memiliki gambaran orientasi masa depan bidang pekerjaan yang berbeda-beda.

Siswa/i kelas XI SMK “X” Subang

3 Aspek OMD dalam bidang pekerjaan, meliputi :

1 Motivasi 2 Perencanaan 3 Evaluasi

Faktor yang memengaruhi : 1 Sex-roles

2 Socioeconomics status 3 Family context

Orientasi Masa Depan dalam bidang pekerjaan

Jelas Belum jelas


(23)

16

Universitas Kristen Maranatha 2. Siswa kelas XI SMK “X” Subang yang memiliki orientasi masa depan yang jelas memiliki tahap motivasi yang kuat, tahap perencanaan yang terarah dan tahap evaluasi yang jelas.

3. Siswa kelas XI SMK “X” Subang yang memiliki orientasi masa depan yang belum jelas memiliki tahapan motivasi yang lemah, tahap perencanaan yang tidak terarah, dan tahap evaluasi yang tidak jelas atau salah satu atau dua atau ketiga dari tahapan orientasi masa depan tidak jelas.

4. Faktor sex-roles, socioeconomics status dan family context turut berperan bagi orientasi masa depan dalam bidang pekerjaan pada siswa/i kelas XI


(24)

48

Universitas Kristen Maranatha BAB V

KESIMPULAN dan SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan Penelitian terhadap 97 siswa-siswi kelas XI SMK “X” Subang dapat disimpulkan sebagai berikut :

 Sebagian besar siswa/i kelas XI SMK “X” Subang belum memiliki orientasi masa depan bidang pekerjaan yang jelas.

 Sebagian besar siswa tersebut sudah memiliki motivasi yang kuat untuk bekerja namun memiliki perencanaan yang tidak terarah dan evaluasi yang tidak akurat .

 Siswa/i kelas XI SMK “X” Subang yang memiliki orientasi masa depan bidang pekerjaan yang jelas memiliki motivasi yang kuat, perencanaan yang terarah dan evaluasi yang akurat.

Dalam penelitian ini faktor yang memengaruhi OMD seperti sex role, family context dan socioeconomic kurang memiliki keterkaitan dengan orientasi masa depan bidang pekerjaan.

5.2 Saran Teoritis

Bagi peneliti selanjutnya, untuk meneliti kontribusi faktor-faktor yang mempengaruhi OMD bidang pekerjaan dengan karakter sample yang serupa.


(25)

49

Universitas Kristen Maranatha 5.2.1 Saran Praktis

 Bagi pihak guru BK SMK “X” Subang dari hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan untuk memberikan informasi mengenai pekerjaan yang akan siswa hadapi setelah lulus kelak, memberikan pengarahan untuk membuat rencana masa depan siswa dengan tujuannya masing-masing dan memberikan konseling terhadap siswa dalam mengevaluasi sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan dan direncanakan dapat direalisasikan.

 Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi pada siswa/i kelas XI SMK “X” Subang sebagai bahan acuan dan evaluasi bagi mereka dalam memandang pekerjaannya dimasa depan.


(26)

50

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA

Fakultas Psikologi. 2007. Panduan Penulisan Skripsi Sarjana. Bandung: Universitas Kristen Maranatha.

Gulo,W.2002. Metodologi Penelitian. Jakarta : Grasindo Indonesia Hurlock, E. 1997. Adolescence. New Delhi: McGraw-Hill

John.W. Santrock 2003 Adolescence. Boston : McGraw-Hill

Nazir,Mohammad.1996. Metodologi Penelitian. Edisi Ketiga. Jakarta : Ghalia Indonesia

Nurmi, J, E. 1989. Adolescence Orientation to The Future. Helsinki : University of Helsinki.

. 1991. Adolescence In Age Grade-Context : The Role Personal Belief, Goal and Strategies in The Tackling of Development Task and

Standard. Departement of Psychology : University of Helsinki . 1989. How Do Adolescence See Their Future Review Of The

Development Of Future Orientation and Planning. Research Report no. 11, Helsinki, Universiti of Helsinki : Departement of Psychology. . 1991. The Development of Orientation To The Future Orientation In

Life Span Context. Departement Of Psychology : University Of Helsinki.

Siegel, Sidney.1997. Statistik Non Parametrik. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama Thormmsdorf, G. 1982. Future Orientation and Socialization. Internasional Journal


(27)

51

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR RUJUKAN

Berita Resmi Statistik No.31/05.Th.XII, 15 mei 2009 http://www.ditpsmk.net/?page=news;ODc2 , 15 April 2013

http://file.upi.edu/Direktori/SPS/PRODI.PENDIDIKAN_IPA , 15 April 2013

http://pls.unnes.ac.id/2011/pengertian-tiga-jenis -pendidikan/ , 9 April 2013 http://www.scribd.com/doc/84447066/landasan-hukum , 29 Maret 2013 http://www.scribd.com/doc/9404935/Kurikulum-Smk , 11 April 2013 Kompas online 18 Desember 2012


(1)

Universitas Kristen Maranatha

Bagan 1.1 Kerangka Pikir

1.6Asumsi Penelitian

1. Setiap siswa kelas XI SMK “X” Subang memiliki gambaran orientasi masa depan bidang pekerjaan yang berbeda-beda.

Siswa/i kelas XI SMK “X” Subang

3 Aspek OMD dalam bidang pekerjaan, meliputi :

1 Motivasi 2 Perencanaan 3 Evaluasi

Faktor yang memengaruhi : 1 Sex-roles

2 Socioeconomics status 3 Family context

Orientasi Masa Depan dalam bidang pekerjaan

Jelas Belum jelas


(2)

16

2. Siswa kelas XI SMK “X” Subang yang memiliki orientasi masa depan yang jelas memiliki tahap motivasi yang kuat, tahap perencanaan yang terarah dan tahap evaluasi yang jelas.

3. Siswa kelas XI SMK “X” Subang yang memiliki orientasi masa depan yang belum jelas memiliki tahapan motivasi yang lemah, tahap perencanaan yang tidak terarah, dan tahap evaluasi yang tidak jelas atau salah satu atau dua atau ketiga dari tahapan orientasi masa depan tidak jelas.

4. Faktor sex-roles, socioeconomics status dan family context turut berperan bagi orientasi masa depan dalam bidang pekerjaan pada siswa/i kelas XI


(3)

48

Universitas Kristen Maranatha 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan Penelitian terhadap 97 siswa-siswi kelas XI SMK “X” Subang dapat disimpulkan sebagai berikut :

 Sebagian besar siswa/i kelas XI SMK “X” Subang belum memiliki orientasi masa depan bidang pekerjaan yang jelas.

 Sebagian besar siswa tersebut sudah memiliki motivasi yang kuat untuk bekerja namun memiliki perencanaan yang tidak terarah dan evaluasi yang tidak akurat .

 Siswa/i kelas XI SMK “X” Subang yang memiliki orientasi masa depan bidang pekerjaan yang jelas memiliki motivasi yang kuat, perencanaan yang terarah dan evaluasi yang akurat.

Dalam penelitian ini faktor yang memengaruhi OMD seperti sex role, family context dan socioeconomic kurang memiliki keterkaitan dengan orientasi masa depan bidang pekerjaan.

5.2 Saran Teoritis

Bagi peneliti selanjutnya, untuk meneliti kontribusi faktor-faktor yang mempengaruhi OMD bidang pekerjaan dengan karakter sample yang serupa.


(4)

49

5.2.1 Saran Praktis

 Bagi pihak guru BK SMK “X” Subang dari hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan untuk memberikan informasi mengenai pekerjaan yang akan siswa hadapi setelah lulus kelak, memberikan pengarahan untuk membuat rencana masa depan siswa dengan tujuannya masing-masing dan memberikan konseling terhadap siswa dalam mengevaluasi sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan dan direncanakan dapat direalisasikan.

 Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi pada siswa/i kelas XI SMK “X” Subang sebagai bahan acuan dan evaluasi bagi mereka dalam memandang pekerjaannya dimasa depan.


(5)

50

Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA

Fakultas Psikologi. 2007. Panduan Penulisan Skripsi Sarjana. Bandung: Universitas Kristen Maranatha.

Gulo,W.2002. Metodologi Penelitian. Jakarta : Grasindo Indonesia

Hurlock, E. 1997. Adolescence. New Delhi: McGraw-Hill

John.W. Santrock 2003 Adolescence. Boston : McGraw-Hill

Nazir,Mohammad.1996. Metodologi Penelitian. Edisi Ketiga. Jakarta : Ghalia Indonesia

Nurmi, J, E. 1989. Adolescence Orientation to The Future. Helsinki : University of Helsinki.

. 1991. Adolescence In Age Grade-Context : The Role Personal Belief, Goal and Strategies in The Tackling of Development Task and

Standard. Departement of Psychology : University of Helsinki . 1989. How Do Adolescence See Their Future Review Of The

Development Of Future Orientation and Planning. Research Report no. 11, Helsinki, Universiti of Helsinki : Departement of Psychology. . 1991. The Development of Orientation To The Future Orientation In

Life Span Context. Departement Of Psychology : University Of Helsinki.

Siegel, Sidney.1997. Statistik Non Parametrik. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama

Thormmsdorf, G. 1982. Future Orientation and Socialization. Internasional Journal of Psychology.


(6)

DAFTAR RUJUKAN

Berita Resmi Statistik No.31/05.Th.XII, 15 mei 2009

http://www.ditpsmk.net/?page=news;ODc2 , 15 April 2013

http://file.upi.edu/Direktori/SPS/PRODI.PENDIDIKAN_IPA , 15 April 2013

http://pls.unnes.ac.id/2011/pengertian-tiga-jenis -pendidikan/ , 9 April 2013

http://www.scribd.com/doc/84447066/landasan-hukum , 29 Maret 2013

http://www.scribd.com/doc/9404935/Kurikulum-Smk , 11 April 2013 Kompas online 18 Desember 2012