Adaptasi Ragam Bentuk Arsitektur Interior Vihara Thailand pada Vihara Vipassana Graha, Lembang, Bandung.

(1)

iv Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Konsep elemen desain interior dari bentuk, pola, warna, tekstur, skala dan cahaya merupakan dasar dari perancangan suatu interior ruangan. Gubahan desain arsitektural maupun interior juga tidak luput dari penggunaan ragam bentuk untuk memperkuat nilai-nilai dalam karya yang dirancang. Faktor sejarah Agama Buddha juga sangat kuat mempengaruhi bentuk ragam hias seperti pada perancangan suatu Vihara. Oleh karena itu maka ragam bentuk arsitektur menjadi suatu elemen yang sangat penting dalam perancangan sebuah Vihara untuk meningkatkan nilai-nilai Religi dan menghasilkan suatu karya desain interior.

Penerapan konsep arsitektur Thailand pada Vihara Vipassana Graha telah mengalami pergeseran dan penyederhanaan bentuk sedangkan makna yang terkandung dalam elemen-elemen desain masih sama karena berdasarkan pada sejarah dan makna dalam agama Buddha.


(2)

ABSTRACT

Interior design element concept such as form, pattern, color, texture, scale and lighting are the base for designing an interior space. In architectural design or interior design, the using of architectural element will influence the value of the design. Buddhist history also made strong influence in designing a Temple. Therefore, architectural elements become an important element in designing a Temple to increase the religious values and achieve the interior design value.

The implementation of Thailand Architecture at Vihara Vipassana Graha had a change in shape and being simplified but the meaning of the design elements are still the same according to Buddhism history.


(3)

vi Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

KATA PENGANTAR ii

ABSTRAK iv

ABSTRACT v

DAFTAR ISI vi

DAFTAR GAMBAR x

DAFTAR TABEL

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang 1

1.2. Batasan Penelitian 2

1.3. Rumusan Masalah 3

1.4. Tujuan Penelitian 3

1.5. Manfaat Penelitian 4

1.6. Metode Penelitian 4

1.7. Langkah-Langkah Penelitian 4

1.8. Cara Memperoleh Data 5

1.9. Kerangka Pemikiran 6

1.10. Metode Penulisan 7

BAB II LANDASAN TEORI

2.1. Pengertian Vihara 9


(4)

2.2. Tinjauan Unsur Non Fisik Vihara 11

2.2.1. Aktivitas dalam Vihara 11

2.2.2. Aktivitas Peribadatan 11

2.2.3 Aktivitas Peribadatan Para Bhikku Dalam Kuti. 12

2.2.4. Fasilitas Pendukung Kegiatan Peribadatan Vihara. 12

2.2.5. Zoning dan Perwujudan Ruang Vihara. 15

2.3.

Tinjauan Fisik Vihara. 18

2.3.1. Elemen-Elemen Vihara. 18

2.4.

Elemen Desain Interior 23

2.4.1. Bentuk 23

2.4.2. Warna 24

2.4.3. Skala 25

2.4.4. Cahaya 25

2.4.5. Sirkulasi 26

2.4.6. Penghawaan 26

2.5.

Arsitektur Thailand 27

2.5.1. Ragam Bentuk 29

A. Dekorasi 29

B. Arsitektur 33

BAB III DESKRIPSI DAN ANALISIS VIHARA VIPASSANA GRAHA

3.1. Lokasi Vihara Vipassana Graha 44

3.2 Pengertian Vipassana Graha 44

3.3. Sejarah Vihara Vipassana Graha 45

3.4. Lokasi dan Lingkungan 48

3.5. Tinjauan Bangunan Kompleks Vipassana Graha 50

3.5.1. Dhammasala 50

3.5.2. Candi 51

3.5.3. Kuti 51

3.5.4. Bhavana Sabha (Ruang Mediasi) dan Gedung Serbaguna 53

3.5.5. Kantor Pengurus 53


(5)

viii Universitas Kristen Maranatha

3.6. Konsep Elemen Desain Pada Bangunan Vihara Vipassana Graha 55

3.6.1. Dhammasala 55

A. Lantai 56

B. Dinding dan Kolom 57

C. Ceiling dan Atap 57

3.6.2. Candi Pancabala 59

A. Lantai 57

B. Dinding 60

C. Ceiling 67

BAB IV ANALISIS PENERAPAN ELEMEN INTERIOR ARSITEKTUR THAILAND PADA BANGUNAN DHAMMASALA DAN CANDI VIHARA VIPASSANA GRAHA

4.1 Dhammasala 70

4.1.1 Lantai 70

4.1.2 Dinding dan Kolom 71

4.1.3 Ceiling dan Atap 72

4.2 Candi Utama 74

4.2.1 Lantai 74

4.2.2 Dinding dan Kolom 74

4.2.3 Ceiling dan Atap 76

4.2.4 Dekorasi 78

4.3 Candi Anak 79

4.3.1 Lantai 79

4.3.2 Dinding dan Kolom 79

4.3.3 Atap 80

4.3.4 Dekorasi 80

4.4 Tabel Analisis Ragam Arsitektur Pada Bangunan Dhammasala dan Candi Vihara

Vipassana Graha 82

4.4.1 Dhammasala 82

4.4.2 Candi Utama 84

4.4..3 Candi Anak 89


(6)

BAB IV ANALISIS PENERAPAN ELEMEN INTERIOR ARSITEKTUR THAILAND

5.1 Kesimpulan 92


(7)

x Universitas Kristen Maranatha DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran (sumber: Pribadi) 6

Gambar 2.1 Posisi Mudra Buddha (Sumber: John, 1990 : 54-55) 13

Gambar 2.2 Zoning Dhammasala 15

Gambar 2.3 Zoning Ruang Pentabisan Bhikkhu 16

Gambar 2.4 Zona Ruang Meditasi 17

Gambar 2.5 Ruang Kuti 17

Gambar 2.6 Contoh Stupa (sumber: http://indonesiaindonesia.com/) 19

Gambar 2.7 Pohon Bodhi (sumber:

http://viewonbuddhism.org/general_symbols_buddhism.html) 19

Gambar 2.8 Contoh Bentuk Dhammachakka (sumber:

http://viewonbuddhism.org/general_symbols_buddhism.html) 20 Gambar 2.9 Singa Tugu Raja Asoka (sumber:

http://viewonbuddhism.org/general_symbols_buddhism.html) 20

Gambar 2.10 Jejak Kaki Sang Buddha (Sumber: Pribadi) 21

Gambar 2.11 Bentuk Rusa (sumber:

http://viewonbuddhism.org/general_symbols_buddhism.html) 21

Gambar 2.12 Bentuk Lotus (sumber:

www.haightashburysanfrancisco.com/images/buddhist) 23

Gambar 2.13 Standar Jarak Posisi Beribadah (Sumber: Neufert,1991:249) 26

Gambar 2.14 Bangunan Ibadah Thailand (Sumber: www.thaiissmile.com) 27

Gambar 2.15 Ragam Bentuk Ujung Atap (Sumber: www.thaiissmile.com) 28

Gambar 2.16 Lotus (Sumber:

http://www.thapra.lib.su.ac.th/objects/rarebook/r35/

na3578_7ก1พ43.pdf) 29

Gambar 2.17 Tua Thet (Sumber:

http://www.thapra.lib.su.ac.th/objects/rarebook/r35/

na3578_7ก1พ43.pdf) 29

Gambar 2.18 Kra-Chang (Sumber:


(8)

na3578_7ก1พ43.pdf) 30 Gambar 2.19 Kra-Chang Klone (Sumber:

http://www.thapra.lib.su.ac.th/objects/rarebook/r35/

na3578_7ก1พ43.pdf) 30

Gambar 2.20 Kra-Chang Bai Thet (Sumber:

http://www.thapra.lib.su.ac.th/objects/rarebook/r35/

na3578_7ก1พ43.pdf) 31

Gambar 2.21 Bamboo Sheath (Sumber:

http://www.thapra.lib.su.ac.th/objects/rarebook/r35/

na3578_7ก1พ43.pdf) 31

Gambar 2.22 Parasol 32

Gambar 2.23 Chofa 32

Gambar 2.24 Proporsi Pedestal (Sumber:

http://www.thapra.lib.su.ac.th/objects/rarebook/r35/

na3578_7ก1พ43.pdf) 33

Gambar 2.25 Lotus Pedestal (Sumber:

http://www.thapra.lib.su.ac.th/objects/rarebook/r35/

na3578_7ก1พ43.pdf) 33

Gambar 2.26 Lion Pedestal dengan torus (Sumber:

http://www.thapra.lib.su.ac.th/objects/rarebook/r35/

na3578_7ก1พ43.pdf) 34

Gambar 2.27 Lion Pedestal lotus sheaths (Sumber:

http://www.thapra.lib.su.ac.th/objects/rarebook/r35/

na3578_7ก1พ43.pdf) 34

Gambar 2.28 Tampak depan Lion Pedestal lotus sheaths (Sumber: http://www.thapra.lib.su.ac.th/objects/rarebook/r35/

na3578_7ก1พ43.pdf) 34

Gambar 2.29 Superimposed Yoh-Ket pedestal (Sumber:

http://www.thapra.lib.su.ac.th/objects/rarebook/r35/


(9)

xii Universitas Kristen Maranatha

Gambar 2.30 Cyma recta dan Cyma reverse pedestal (Sumber:

http://www.thapra.lib.su.ac.th/objects/rarebook/r35/

na3578_7ก1พ43.pdf) 35

Gambar 2.31 Kolom dengan knob (Sumber:

http://www.thapra.lib.su.ac.th/objects/rarebook/r35/

na3578_7ก1พ43.pdf) 36

Gambar 2.32 Bentuk Pagoda (Sumber:

http://www.thapra.lib.su.ac.th/objects/rarebook/r35/

na3578_7ก1พ43.pdf) 37

Gambar 2.33 Bentuk kapital (Sumber:

http://www.thapra.lib.su.ac.th/objects/rarebook/r35/

na3578_7ก1พ43.pdf) 37

Gambar 2.34 Penopang 4x6 (Sumber:

http://www.thapra.lib.su.ac.th/objects/rarebook/r35/

na3578_7ก1พ43.pdf) 38

Gambar 2.35 Penopang 4x8 (Sumber:

http://www.thapra.lib.su.ac.th/objects/rarebook/r35/

na3578_7ก1พ43.pdf) 38

Gambar 2.36 Phān (Sumber:

http://www.thapra.lib.su.ac.th/objects/rarebook/r35/

na3578_7ก1พ43.pdf) 39

Gambar 2.37 Ujung atap pelana (Sumber:

http://www.thapra.lib.su.ac.th/objects/rarebook/r35/

na3578_7ก1พ43.pdf) 39

Gambar 2.38 Konstruksi Atap (Sumber:

http://www.thapra.lib.su.ac.th/objects/rarebook/r35/

na3578_7ก1พ43.pdf) 40

Gambar 2.39 Detail Konstruksi atap (Sumber:

http://www.thapra.lib.su.ac.th/objects/rarebook/r35/


(10)

Gambar 2.40 Detail panel ujung pelana (Sumber:

http://www.thapra.lib.su.ac.th/objects/rarebook/r35/

na3578_7ก1พ43.pdf) 42

Gambar 2.41 Motif ceiling (Sumber:

http://www.thapra.lib.su.ac.th/objects/rarebook/r35/

na3578_7ก1พ43.pdf) 42

Gambar 2.42 Contoh Bangunan (Sumber:

http://www.thapra.lib.su.ac.th/objects/rarebook/r35/

na3578_7ก1พ43.pdf) 43

Gambar 3.1 Peta Lokasi Vihara Vipassana (sumber: Google Maps) 44

Gambar 3.2 Layout Vihara Vipassana (sumber: Pengurus Vihara) 49

Gambar 3.3 Gerbang Utama Vipassana Graha (sumber: Pengurus Vihara) 50

Gambar 3.4 Gedung Dhammasala Vipassana Graha (sumber: Pengurus Vihara) 50

Gambar 3.5 Candi Pancabala (sumber: Dokumentasi Pribadi) 51

Gambar 3.6 Kuti Bhikkhu dan Bhikkhuni (sumber: Dokumentasi Pribadi) 51

Gambar 3.7 Kuti Bhikkhu dan Bhikkhuni (sumber: Dokumentasi Pribadi) 52

Gambar 3.8 Kuti Baru (sumber: Dokumentasi Pribadi) 52

Gambar 3.9 Gedung Meditasi dan Serbaguna (sumber: Dokumentasi Pribadi) 53

Gambar 3.10 Gedung Kantor pengurus (sumber: Dokumentasi Pribadi) 53

Gambar 3.11 Tugu Asoka (sumber: Dokumentasi Pribadi) 54

Gambar 3.12 Tulisan pada Tugu Asoka (sumber: Dokumentasi Pribadi) 54

Gambar 3.13 Gapura (sumber: Dokumentasi Pribadi) 55

Gambar 3.14 Pendopo (Sala) (sumber: Dokumentasi Pribadi) 55

Gambar 3.15 Patung Naga (sumber: Dokumentasi Pribadi) 55

Gambar 3.16 Ruang Avalokitesvara (sumber: Dokumentasi Pribadi) 55

Gambar 3.17 Altar Se Mien Fo (sumber: Dokumentasi Pribadi) 55

Gambar 3.18 Layout Dhammasala (sumber: Dokumentasi Pribadi) 56

Gambar 3.19 Tampak gedung Dhammasala (sumber: Dokumentasi Pribadi) 56

Gambar 3.20 Interior Dhammasala (sumber: Dokumentasi Pribadi) 57

Gambar 3.21 Kolom dengan Ornamen Teratai (sumber: Dokumentasi Pribadi) 58

Gambar 3.22 Ornamen Pada Pintu Masuk (sumber: Dokumentasi Pribadi) 58


(11)

xiv Universitas Kristen Maranatha DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Tabel Analisa Dhammasala (sumber: Pribadi) 82

Tabel 4.2 Tabel Analisa Candi Utama (sumber: Pribadi) 84

Tabel 4.3 Tabel Analisa Candi Anak (sumber: Pribadi) 89


(12)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Buddhism atau yang biasa dikenal sebagai ajaran Agama Buddha,

merupakan salah satu filsafat tua dari timur yang ikut berkembang di Indonesia sejak abad ke 5. Pada dasarnya, Agama Buddha yang berasal dari India, masuk di Indonesia pertama kali dibawa oleh orang India yang datang untuk berdagang dengan memanfaatkan angin musim. Setelah selesai berdagang dan sambil menunggu angin musim yang mengantar para pedagang kembali ke India, mereka menyebarkan Agama Buddha kepada penduduk setempat. Agama Buddha tersebut diterima dengan baik oleh masyarakat dan kemudian berkembang pesat, sehingga muncul kerajaan-kerajaan yang menganut Agama Buddha, seperti kerajaan-kerajaan Sriwijaya (680-1337) yang merupakan pusat kebudayaan Buddha di Asia Tenggara, kerajaan Sailendra (775–850) yang merupakan kerajaan dengan paling banyak peninggalan sejarah dan salahnya satu adalah candi Borobudur, serta kerajaan Majapahit (1292 – 1478) sebagai kerajaan Buddha terakhir di Indonesia.

Pada tahun 1478, seiring dengan runtuhnya kerajaan Majapahit, keberadaan Agama Buddha mulai mengalami kemunduran dan digantikan oleh Agama Islam. Sejak saat itu Agama Buddha di Indonesia mulai terlupakan selama kurang lebih 5 abad lamanya. Setelah lama terlupakan, keberadaan Agama Buddha di Indonesia mulai bangkit kembali di pulau Jawa pada bulan Maret 1934 dengan kedatangan Bhikkhu Nerada Thera dari


(13)

2

Universitas Kristen Maranatha

Srilangka. Selama di pulau Jawa, Bhikkhu Nerada Thera banyak melakukan kegiatan-kegiatan sosial untuk membangkitkan kembali Agama Buddha di Indonesia, yaitu dengan memberikan kotbah-kotbah dan pelajaran tentang Dhamma (ajaran sang Buddha), memberkati penanaman pohon Bodhi di pekarangan Borobudur pada tanggal 10 Maret 1934, membantu dan mendirikan Java Buddhist Association di Bogor dan Jakarta, serta menjalin kerja sama yang erat dengan Bhikkhu–Bhikkhu lain yang berasal dari kelenteng atau sekarang dikenal dengan Vihara Tri Dharma. Dengan kedatangan Bhikkhu dari Srilangka ini dan seiring dibukanya kembali candi Borobudur yang merupakan salah satu keajaiban dunia, membuat keberadaan Agama Buddha di Indonesia berangsur baik.

Perkembangan Agama Buddha dapat dilihat dengan hadirnya Vihara sebagai tempat ibadah Agama Buddha yang semakin banyak jumlahnya. Sekarang ini jumlah Vihara yang ada di Jawa Barat telah mencapai 128 Vihara (Departemen Agama Buddha, 2011). Dengan adanya perkembangan Agama Buddha tersebut, maka bangunan Vihara baik arsitektur maupun interiornya akan mengalami perubahan yang disesuaikan dengan perkembangan arsitektur pada masa tersebut. Salah satu Vihara yang memiliki khas tersendiri yaitu Vihara Vipassana Graha yang berada di jl. Kol. Masturi no 69, Lembang, Bandung, yang lebih dikenal sebagai Vihara Thailand oleh masyarakat luas dan merupakan salah satu tempat tujuan wisata di-Bandung. Sebagian Bangunan dari Vihara mengadopsi gaya dan budaya arsitektur dari Negara Thailand.

1.2. BATASAN PENELITIAN

Bangunan Vihara Vipassana memiliki banyak elemen pendukung, diantaranya elemen interior dan elemen arsitektur, elemen interior terpecah menjadi beberapa bagian diantaranya yaitu dinding, plafon dan lantai. Pada


(14)

3 elemen tersebut terdapat juga elemen lain yang juga merupakan elemen interior yaitu Ragam Arsitektur.

Ragam Arsitektur terbagi menjadi bagian-bagian kecil lagi yakni bentuk, warna, skala yang menjadi satu rangkaian. Ada berbagai macam elemen pendukung dalam bangunan peribadatan umat Buddha. Setiap elemen memiliki makna dan fungsinya masing-masing.

Dalam skripsi ini hanya membahas mengenai konsep desain Vihara yang meliputi ragam arsitektur yang terdapat pada bangunan kompleks Vihara Vipassana Graha yang memiliki adaptasi ragam arsitektur dari kebudayaan arsitektur Thailand khususnya pada bangunan Dhammasala dan Candi Pancabala.

1.3. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang dan batasan penelitian yang telah dijabarkan, maka yang akan dikaji adalah sejauh mana adaptasi budaya arsitektur Thailand yang diterapkan pada interior dan arsitektur bangunan Vihara Vipassana Graha di Lembang. Sehingga skripsi ini kemudian dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan:

1. Konsep apa yang digunakan pada perancangan dan bagaimana implementasi konsep tersebut dalam bangunan Vihara Vipassana Graha? 2. Ragam bentuk arsitektur vihara Thailand apa saja yang diimplementasikan

pada Vihara Vipassana Graha?

3. Elemen mana saja yang mengadaptasi ragam arsitektur Thailand pada bangunan Vihara Vipassana Graha terkait konsep yang digunakan?

4. Dalam hal apa terjadi adaptasi tersebut dan bagian mana yang mengalami pergeseran?

1.4. TUJUAN PENELITIAN

Adapun tujuan dari studi & penulisan dalam skripsi ini adalah menjawab pertanyaan perumusan masalah, yakni:


(15)

4

Universitas Kristen Maranatha

1. Menjelaskan konsep dasar,dan implementasi konsep arsitektur vihara Thailand pada bangunan Vihara Vipassana Graha

2. Mendeskripsikan ragam bentuk arsitektur vihara Thailand yang diimplementasikan pada Vihara Vipassana Graha

3. Mendeskripsikan ragam arsitektur pada perancangan Vihara Vipassana Graha yang diadaptasi dari Thailand.

4. Menjelaskan pengaplikasian desain pada Vihara Vipassana Graha yang diadaptasi dari Thailand serta pergeseran desain yang terjadi.

1.5. MANFAAT PENELITIAN

Penelitian dalam skripsi ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak dan pembaca antara lain:

1. Berguna sebagai sumber informasi pemahaman penerapan konsep dasar perancagan Vihara Vipassana Graha Lembang

2. Memberikan pengetahuan dan pembelajaran bagi masyarakat khususnya umat beragama Buddha dan yang bukan beragama Buddha.

3. Bermanfaat sebagai masukan referensi bagi perancang maupun peneliti yang akan melakukan perancangan atau penelitian yang serupa.

1.6. METODE PENELITIAN

Metode Penelitian ini menggunakan metode Deskriptif-Analitif. Dimana pendekatan Deskriptif digunakan dalam membahas & mendeskripsikan penerapan konsep serta elemen-elemen desain interior pada bangunan Vihara Vipassana Graha.

1.7. LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN

Penelitian ini dijabarkan dalam beberapa langkah, yaitu: 1. Melakukan studi literatur tentang objek studi yang terkait.

2. Melakukan pengamatan lapangan dan mengumpulkan data, baik berupa foto, sketsa, maupun hasil wawancara.


(16)

5 3. Mendeskripsikan dan menganalisis objek studi.

4. Menarik Kesimpulan.

1.8. CARA MEMPEROLEH DATA

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan cara wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumen.

1. Studi Literatur.

Sebagai Pedoman penelitian teori ragam hias pada interior bangunan dan perkembangan sejarah religi.

2. Wawancara.

Data tidak seluruhnya terdapat dalam sumber pustaka, untuk itu diperlukan pencarian data tambahan yakni melalui sumber terkait yang dapat menambah kelengkapan informasi data.

3. Observasi.

Studi lapangan langsung terhadap objek yang akan diteliti agar perbandingan melalui objek studi dapat lebih nyata.


(17)

6

Universitas Kristen Maranatha

1.9. KERANGKA PEMIKIRAN

LATAR BELAKANG

1. Konsep apa yang digunakan dan bagaimana implementasi konsep tersebut dalam bangunan Vihara Vipassana Graha

2. Ragam bentuk arsitektur vihara Thailand apa saja yang diimplementasikan pada Vihara Vipassana Graha?

3. Elemen mana saja yang mengadaptasi ragam arsitektur Thailand pada bangunan Vihara Vipassana Graha terkait dengan konsep yang digunakan?

4. Dalam hal apa terjadi adaptasi tersebut dan bagian mana yang mengalami pergeseran?

Literatur Data Lapangan

Arsitektur Thailand BATASAN

1. Vihara Vipassana Graha 2. Elemen Arsitektur 3. Adaptasi Budaya Arsitektur

Thailand

Analitif

KESIMPULAN DAN SARAN

Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran Sumber: Dokumentasi Pribadi Elemen Pembentuk Ruang

(lantai, dinding, plafon)

Elemen Desain Interior Bentuk, Warna, Pola, Skala,

Tekstur, Cahaya Teori Vihara


(18)

7

1.10. SISTEMATIKA PENULISAN

Bab I Pendahuluan

Berisi tentang latar belakang analisis dan perumusan masalah, yang akan diangkat, tujuan dan manfaat studi yang akan diperoleh, metode studi yang digunakan, langkah-langkah studi dan cara memperoleh data, batasan penelitian dan ringkasan objek studi, serta sistematika penulisan yang melandasi penulisan skripsi ini.

Bab II Landasan Teori

Berisi landasan teoritis sejarah masuknya Agama Buddha di Indonesia dan perkembangannya hingga saat ini. serta membahas perkembangan Ajaran Buddha aliran Theravada, kegiatan dan sarana Puja Bakti umat Buddha, dan ragam Arsitektur pada bangunan Thailand.

Bab III Deskripsi Objek Studi

Dalam bab ini akan dibahas deskripsi objek studi yaitu deskripsi Lokasi dan sejarah Vihara Vipassana Graha. Untuk memberikan gambaran secara lebih jelas akan dilampirkan blok plan dari Vihara Vipassana Graha, Tampak depan, dan gambar-gambar yang mendukung dalam pendeskripsian objek studi penelitian beserta keterangan penjelasan konsep desain pada Vihara Vipassana Graha.

Bab IV Analisis

Merupakan analisis terhadap penerapan konsep serta pergeseran bentuk yang terjadi karena adanya pengaruh budaya lokal pada Vihara Vipassana Graha.


(19)

8

Universitas Kristen Maranatha Bab V Simpulan dan Saran

Merupakan simpulan dan saran dari penulis mengenai penerapan konsep pada Vihara Vipassana Graha. Saran yang diberikan ditujukan bagi pelaku interior arsitektur yang akan merancang bangunan Vihara Theravada.


(20)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

Isi dari bab 5 adalah kesimpulan dari hasil analisis yang telah dibahas sebelumnya dan saran untuk peneliti atau praktisi yang akan meneliti maupun merancang fasilitas vihara khususnya dengan konsep bangunan Thailand.

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis yang telah dibahas pada bab sebelumya, maka dapat disimpulkan bahwa pada bangunan Vihara Vipassana Graha, Lembang, mengadaptasi konsep bangunan vihara Thailand. Implementasi konsep ragam arsitektur interior vihara Thailand pada bangunan Vihara Vipassana Graha yang dominan berada pada bagian dinding dan kolom serta atap bangunan sedangkan pada lantai tidak memiliki implementasi konsep. Bentuk ragam arsitektur interior vihara Thailand yang diadaptasikan pada bangunan Vihara Vipassana Graha meliputi bentuk

yoh-ket pedestal, lotus pedestal, kapital dengan bentuk lotus, motif gigi Kra-Chang dan ukiran Kra-Kra-Chang Bai Thet. Ragam-ragam bentuk tersebut

diimplementasikan pada beberapa bagian bangunan seperti tapak bangunan, kolom-kolom, ceiling dan atap bangunan serta pada sebagian altar.

Ragam bentuk dan arsitektur pada bangunan vihara Vipassana Graha khususnya bangunan Dhammasala dan Candi sudah mengalami banyak perubahan dan penyesuaian sehingga keaslian ragam arsitektur bangunan Thailand sudah tidak terlihat.


(21)

93

Universitas Kristen Maranatha 5.2 Saran

Hal yang perlu diperhatikan dalam merancang sebuah bangunan khususnya yang mengadaptasi budaya sebaiknya diperhatikan dan dipelajari lebih mendalam mengenai budaya tersebut sehingga pengimplementasian konsep tersebut dapat menghasilkan hasil yang maksimal dan tidak terkesan hanya menempelkan ornamen-ornamen dari budaya tersebut.


(22)

DAFTAR PUSTAKA

Fisher, Robert E. Buddhist Art And Architecture. Thames And Hudson Ltd.

London, 1993.

Kusaladharma; “Kronologi Hidup Buddha”, Karaniya, Jakarta, 2006.

Mahathera, Ven Narada.”Keterangan Singkat Agama Buddha”.Yayasan Dhammadipa Arama,

1983

Miksic John. Borobudur Golden Tales Of Buddhas. Periplus Edition. Berkley - Singapore, 1990.

Miksic, John. Sejarah Awal. Buku Antar Bangsa. Jakarta, 2002. Phrombhichitr, “Buddhist Art Architecture Part I”, Bangkok, 1952

Tettoni, Invernizzi, “Classic Thai Design Interior Architecture”, Periplus, 2010

Ven. Sangharakshita; “Jalan Mulia Berunsur 8”, Karaniya, 2004.

Yolanda, Maria. Tinjauan Makna Ragam Hias Interior-Arsitektur dan Keterkaitan

Dengan Pola Tata Ruang Pada Bangunan Candi Panca Bala. Desain Interior.

Universitas Kristen Maranatha.2009.Skripsis

http://www.walubi.or.id/wacana/wacana_058.shtml diakses pada tanggal 15 November 2014

http://viewonbuddhism.org/general_symbols_buddhism.html diakses pada tanggal 15 November 2015

http://www.samaggi-phala.or.id/naskah-dhamma/agama-buddha-dan-perkembangannya-di-indonesia/ diakses pada tanggal 15 November 2015

http://travel.detik.com/read/2015/03/03/171500/2841045/1025/bukan-di-thailand-vihara-ini-ada-di-lembang diakses pada tanggal 08 Maret 2015

http://www.thapra.lib.su.ac.th/objects/rarebook/r35/na3578_7ก1พ43.pdf diunduh pada tanggal 3 Januari 2015

http://www.arch.chula.ac.th/nakhara/files/article/d4DO14zEXmSun14029.pdf diunduh pada tanggal 22 Maret 2015

http://www.thapra.lib.su.ac.th/objects/thesis/fulltext/thapra/Supot_Chittasutthiyan_Doctor/ Fulltext.pdf diunduh pada tanggal 22 Maret 2015


(1)

1.9. KERANGKA PEMIKIRAN

LATAR BELAKANG

1. Konsep apa yang digunakan dan bagaimana implementasi konsep tersebut dalam bangunan Vihara Vipassana Graha

2. Ragam bentuk arsitektur vihara Thailand apa saja yang diimplementasikan pada Vihara Vipassana Graha?

3. Elemen mana saja yang mengadaptasi ragam arsitektur Thailand pada bangunan Vihara Vipassana Graha terkait dengan konsep yang digunakan?

4. Dalam hal apa terjadi adaptasi tersebut dan bagian mana yang mengalami pergeseran?

Literatur Data Lapangan

Arsitektur Thailand BATASAN

1. Vihara Vipassana Graha 2. Elemen Arsitektur 3. Adaptasi Budaya Arsitektur

Thailand

Analitif

KESIMPULAN DAN SARAN Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran

Sumber: Dokumentasi Pribadi Elemen Pembentuk Ruang

(lantai, dinding, plafon)

Elemen Desain Interior Bentuk, Warna, Pola, Skala,

Tekstur, Cahaya Teori Vihara


(2)

7

Universitas Kristen Maranatha

1.10. SISTEMATIKA PENULISAN

Bab I Pendahuluan

Berisi tentang latar belakang analisis dan perumusan masalah, yang akan diangkat, tujuan dan manfaat studi yang akan diperoleh, metode studi yang digunakan, langkah-langkah studi dan cara memperoleh data, batasan penelitian dan ringkasan objek studi, serta sistematika penulisan yang melandasi penulisan skripsi ini.

Bab II Landasan Teori

Berisi landasan teoritis sejarah masuknya Agama Buddha di Indonesia dan perkembangannya hingga saat ini. serta membahas perkembangan Ajaran Buddha aliran Theravada, kegiatan dan sarana Puja Bakti umat Buddha, dan ragam Arsitektur pada bangunan Thailand.

Bab III Deskripsi Objek Studi

Dalam bab ini akan dibahas deskripsi objek studi yaitu deskripsi Lokasi dan sejarah Vihara Vipassana Graha. Untuk memberikan gambaran secara lebih jelas akan dilampirkan blok plan dari Vihara Vipassana Graha, Tampak depan, dan gambar-gambar yang mendukung dalam pendeskripsian objek studi penelitian beserta keterangan penjelasan konsep desain pada Vihara Vipassana Graha.

Bab IV Analisis

Merupakan analisis terhadap penerapan konsep serta pergeseran bentuk yang terjadi karena adanya pengaruh budaya lokal pada Vihara Vipassana Graha.


(3)

Bab V Simpulan dan Saran

Merupakan simpulan dan saran dari penulis mengenai penerapan konsep pada Vihara Vipassana Graha. Saran yang diberikan ditujukan bagi pelaku interior arsitektur yang akan merancang bangunan Vihara Theravada.


(4)

92

Universitas Kristen Maranatha BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

Isi dari bab 5 adalah kesimpulan dari hasil analisis yang telah dibahas sebelumnya dan saran untuk peneliti atau praktisi yang akan meneliti maupun merancang fasilitas vihara khususnya dengan konsep bangunan Thailand.

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis yang telah dibahas pada bab sebelumya, maka dapat disimpulkan bahwa pada bangunan Vihara Vipassana Graha, Lembang, mengadaptasi konsep bangunan vihara Thailand. Implementasi konsep ragam arsitektur interior vihara Thailand pada bangunan Vihara Vipassana Graha yang dominan berada pada bagian dinding dan kolom serta atap bangunan sedangkan pada lantai tidak memiliki implementasi konsep. Bentuk ragam arsitektur interior vihara Thailand yang diadaptasikan pada bangunan Vihara Vipassana Graha meliputi bentuk yoh-ket pedestal, lotus pedestal, kapital dengan bentuk lotus, motif gigi Kra-Chang dan ukiran Kra-Kra-Chang Bai Thet. Ragam-ragam bentuk tersebut diimplementasikan pada beberapa bagian bangunan seperti tapak bangunan, kolom-kolom, ceiling dan atap bangunan serta pada sebagian altar.

Ragam bentuk dan arsitektur pada bangunan vihara Vipassana Graha khususnya bangunan Dhammasala dan Candi sudah mengalami banyak perubahan dan penyesuaian sehingga keaslian ragam arsitektur bangunan Thailand sudah tidak terlihat.


(5)

5.2 Saran

Hal yang perlu diperhatikan dalam merancang sebuah bangunan khususnya yang mengadaptasi budaya sebaiknya diperhatikan dan dipelajari lebih mendalam mengenai budaya tersebut sehingga pengimplementasian konsep tersebut dapat menghasilkan hasil yang maksimal dan tidak terkesan hanya menempelkan ornamen-ornamen dari budaya tersebut.


(6)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Fisher, Robert E. Buddhist Art And Architecture. Thames And Hudson Ltd. London, 1993.

Kusaladharma; “Kronologi Hidup Buddha”, Karaniya, Jakarta, 2006.

Mahathera, Ven Narada.”Keterangan Singkat Agama Buddha”.Yayasan Dhammadipa Arama,

1983

Miksic John. Borobudur Golden Tales Of Buddhas. Periplus Edition. Berkley - Singapore, 1990.

Miksic, John. Sejarah Awal. Buku Antar Bangsa. Jakarta, 2002. Phrombhichitr, “Buddhist Art Architecture Part I”, Bangkok, 1952

Tettoni, Invernizzi, “Classic Thai Design Interior Architecture”, Periplus, 2010

Ven. Sangharakshita; “Jalan Mulia Berunsur 8”, Karaniya, 2004.

Yolanda, Maria. Tinjauan Makna Ragam Hias Interior-Arsitektur dan Keterkaitan

Dengan Pola Tata Ruang Pada Bangunan Candi Panca Bala. Desain Interior.

Universitas Kristen Maranatha.2009.Skripsis

http://www.walubi.or.id/wacana/wacana_058.shtml diakses pada tanggal 15 November 2014

http://viewonbuddhism.org/general_symbols_buddhism.html diakses pada tanggal 15 November 2015

http://www.samaggi-phala.or.id/naskah-dhamma/agama-buddha-dan-perkembangannya-di-indonesia/ diakses pada tanggal 15 November 2015

http://travel.detik.com/read/2015/03/03/171500/2841045/1025/bukan-di-thailand-vihara-ini-ada-di-lembang diakses pada tanggal 08 Maret 2015

http://www.thapra.lib.su.ac.th/objects/rarebook/r35/na3578_7ก1พ43.pdf diunduh pada tanggal 3 Januari 2015

http://www.arch.chula.ac.th/nakhara/files/article/d4DO14zEXmSun14029.pdf diunduh pada tanggal 22 Maret 2015

http://www.thapra.lib.su.ac.th/objects/thesis/fulltext/thapra/Supot_Chittasutthiyan_Doctor/ Fulltext.pdf diunduh pada tanggal 22 Maret 2015