PENGARUH MODEL PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA PADA MATERI POKOK ARITMATIKA SOSIAL KELAS VII SMP SWASTA AMPERA BATANG KUIS T.A. 2012/2013.

(1)

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA

PADA MATERI POKOK ARITMATIKA SOSIAL KELAS VII SMP SWASTA AMPERA BATANG KUIS T.A. 2012/2013

Oleh : Rini Ramadhani

NIM 408311040

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN 2013


(2)

‘’

ii


(3)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, atas segala rahmat dan berkat-Nya yang memberikan hikmat kepada penulis hingga penelitian ini dapat selesai tepat pada waktunya. Skripsi ini berjudul pengaruh model Problem Based Iinstruction (PBI) dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa pada materi pokok aritmatika sosial kelas VII SMP Swasta Ampera Batang Kuis T.A. 2012/2013. Adapun skripsi ini disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan..

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan ribuan terima kasih kepada Bapak Drs. W. Rajagukguk, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Skripsi. Beliau telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal hingga akhir penulisan skipsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak M. Panjaitan, M.Pd, Bapak Prof. Dr. P. Siagian, M.Pd, Bapak Dr. Edi Syahputra, M.Pd selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran-saran mulai dari rencana penelitian sampai penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Mukhtar, M.Pd selaku dosen Pembimbing Akademik yang telah membimbing dan memotivasi penulis selama perkuliahan, Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc, Ph.D selaku Dekan FMIPA Unimed.

Ucapan terima kasih kepada Bapak dan Ibu dosen serta Staf Pegawai Jurusan Matematika yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan membantu penulis selama perkuliahan. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Ali Fahmi Tambunan, ST selaku kepala sekolah SMP Swasta Ampera Bt. Kuis dan Bapak Erikson Sitorus, S.Pd selaku guru bidang studi matematika yang telah banyak membantu dan membimbing penulis selama penelitian dan para guru dan staf administrasi yang telah memberikan kesempatan serta bantuan kepada penulis selama melakukan penelitian.


(4)

v

Teristimewa rasa terima kasih dan cinta penulis kepada Ayahanda Mesran dan Ibunda Sri Idayati, orangtua penulis yang telah mengasuh, membimbing, memberi kasih sayang, mendukung secara materil dan selalu mendo’akan penulis.

Semoga Allah memberikan kebaikan dunia dan akhirat kepada Ayah dan Ibunda. Amin. Terima kasih juga buat satu-satunya abang terhebat Mhd. Hadi Purnomo

yang telah memberikan do’a dan motivasi kepada penulis. Serta anggota keluarga

besar Almarhum kakek Soedarjo (sepupuku tersayang Nurul, Tuti, Wawan, dll dan ponakan termanis Syifa dan Raihan) yang selalu memberikan warna dalam kehidupanku. Serta keluarga yang terus memberikan dukungan, doa, kasih sayang, pengorbanan, dan perjuangan baik secara moral dan materil.

Penulis juga ucapkan terima kasih untuk sahabat-sahabatku tergila Aida, Coe, Dwi, Elysya, Riri, Tanjunk, yang selalu dapat memberikan hal-hal baru dan berwarna di kampus hijau UNIMED. Tak lupa terima kasih juga penulis ucapkan untuk Adjie, Rika, Bang Ewin, dan Mr. Budi Irwansyah, M.Si yang terus-menerus memberikan motivasi, semangat, serta dorongan untuk mengerjakan skripsi ini hingga selesai. Dan teman-teman senasib sepenanggungan di Matematika/Eks ’08

yang tiada henti memberikan motivasi dan doa yang tulus serta sahabat-sahabat lainnya yang tidak bisa disebutkan satu per satu.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca untuk kesempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan dunia pendidikan.

Medan, Februari 2013 Penulis,

Rini Ramadhani NIM. 408311040


(5)

iii

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA

PADA MATERI POKOK ARITMATIKA SOSIAL KELAS VII SMP SWASTA AMPERA BATANG KUIS T.A. 2012/2013

RINI RAMADHANI (408311040) ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk : (1) Mengetahui perbedaan hasil kemampuan pemecahan masalah matematika antara siswa yang memgikuti pembelajaran model PBI dengan siswa yang mengikuti pembelajaran melalui model konvensional. (2) Mengetahui perbedaan hasil kemampuan pemecahan masalah antara siswa yang memiliki aktivitas tinggi dengan siswa yang memiliki aktivitas rendah. (3) Mengetahui pengaruh interaksi antara model pembelajarn dan aktivitas terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika siswa.

Jenis penelitian ini adalah penelitian quasi eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Swasta Ampera Bt. Kuis Tahun Ajaran 2012/2013 yang terdiri dari 4 kelas. Sedangkan sampel dalam penelitian ini terdiri dari 2 kelas : 35 orang siswa dikelas VII A sebagai kelas eksperimen dengan model pmbelajaran PBI dan 35 orang pada kelas VII C sebagai kelas kontrol dengan model pembelajaran konvensional. Instrumen penelitian untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah matematika siswa digunakan tes essay dengan jumlah soal sebanyak 5 butir. Untuk menjaring data aktivitas digunakan angket yang berjumlah 32 butir yang diadopsi dari Diedrich dengan koefisien reliabilitas 0,547. Sebelum teknik analisis digunakan terlebih dahulu uji persyaratan analisis yaitu uji normalitas dan uji homogenitas data. Uji normalitas diuji dengan uji Liliefors sedangkan uji homogenitas di uji dengan uji Burlett. Teknik analisis data adalah Anava dua jalur pada taraf signifikansi α0,05yang dilanjutkan dengan uji Scheffe.

Hasil penelitian diperoleh : (1) siswa yang diajar dengan model pembelajaran PBI memperoleh hasil belajar matematika yang lebih tinggi dari siswa yang diajar dengan model pembelajaran konvensional diperoleh

hitung

F 3078,24 > Ftabel3,99, (2) kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang memilik aktivitas tinggi lebih tinggi dari pada siswa yang memiliki aktivitas rendah diperoleh Fhitung  5210,63 > Ftabel  3,99, (3) terdapat interaksi antara model pembelajaran dengan aktivitas dalam mempengaruhi kemampuan pemecahan masalah matematika diperoleh Fhitung  8100,62 > Ftabel  3,99.

Dari hasil analisis data disimpulkan bahwa secara umum kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran PBI memperoleh kemampuan pemecahan masalah matematika lebih tinggi daripada siswa yang diajar dengan model pembelajaran konvensional dan kemampuan pemecahan masalah siswa yang memiliki aktivitas tinggi lebih tinggi daripada siswa yang memiliki aktivitas rendah. Sehingga dapat terlihat adanya interaksi antara model pembelajaran dengan aktivitas siswa dalam mempengaruhi kemampuan pemecahan masalah matematika siswa.


(6)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN i

RIWAYAT HIDUP ii

ABSTRAK iii

KATA PENGANTAR iv

DAFTAR ISI vi

DAFTAR GAMBAR ix

DAFTAR TABEL x

DAFTAR LAMPIRAN xii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah 1

1.2 Identifikasi Masalah 6

1.3 Pembatasan Masalah 7

1.4 Rumusan Masalah 7

1.5 Tujuan Penelitian 8

1.6 Manfaat Penelitian 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kerangka Teoritis 10

2.1.1 Pengertian Belajar 10

2.1.2 Belajar Matematika 11

2.1.3 Kemampuan Pemecahan Masalah 12

2.1.4 Pemecahan Masalah Matematika 16

2.1.5 Peran Model Pembelajaran Problem Based Instruction 18 Dalam Peningkatan Pemecahan Masalah Siswa

2.1.5 Aktivitas Belajar 21

2.1.6 Model PembelajaranPembelajaran 23


(7)

vii

2.1.6.2 Model pembelajaran Problem Based Instruction 25

2.1.6.3 Ciri-ciri Problem Based Instruction 26

2.1.6.4 Tujuan Problem Based Instruction 27

2.1.6.5 Sintaks Model Pembelaaran Problem Based Instruction 28 2.5.6.6 Keunggulan dan Kekurangan Problem Based Instruction 30

2.2 Materi Pelajaran Aritmatika Sosial 31

2.2.1 Nilai Keseluruhan dan Nilai Per Unit 31

2.2.2 Harga Pembelian, Harga Penjualan, Untung, dan Rugi 31

2.2.2.1 Untung 32

2.2.2.2 Rugi 33

2.2.2.3 Harga Pembelian dan Harga Penjualan 33

2.2.3 Presentase Untung dan Rugi 34

2.2.4 Rabat (Diskon), Bruto, Tara, dan Neto 34

2.2.4.1 Rabat 34

2.2.4.2 Bruto, Tara, Neto 35

2.2.5 Pajak dan Bunga Tunggal 35

2.3 Kerangka Konseptual 36

2.4 Hipotesis Penelitian 40

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi Penelitian dan Alokasi Waktu 41

3.2. Populasi dan Sampel 41

3.3. Variabel Penelitian 41

3.4. Jenis dan Desain Penelitian 42

3.5. Prosedur Penelitian 45

3.6. Alat Pengumpul Data 45

3.7. Uji Instrumen Penelitian 47


(8)

viii

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1.Deskripsi Data 54

4.2. Pengujian dan Persyaratan Analisis 61

4.2.1. Uji Normlitas 61

4.2.2. Uji Homogenitas 64

4.3. Pengujian Hipotesis 66

4.4. Pembahasan Hasil Penelitian 72

4.5. Rekomendasi Penelitian 76

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan 79

5.2 Saran 80


(9)

x

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1. Sintaks Model Pembelajaran Problem Based Instruction 29

Tabel 3.1. Tabel Desain Penelitian 42

Tabel 3.2. Kategori Penilaian Instrumen Aktivitas 47 Tabel 4.1. Hasil Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika 54

Siswa Dengan Model Pembelajaran PBI

Tabel 4.2. Hasil Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika 55 Siswa Dengan Model Pembelajaran Konvensional

Tabel 4.3. Hasil Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika 56 Kelompok Siswa Yang Memiliki Aktivitas Tinggi

Tabel 4.4. Hasil Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika 57 Kelompok Siswa Yang Memiliki Aktivitas Rendah

Tabel 4.5. Hasil Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika 58 Kelompok Siswa Yang Diajar Dengan Model

Pembelajaran PBI Dengan Aktivitas Tinggi

Tabel 4.6. Hasil Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika 59 Kelompok Siswa Yang Diajar Dengan Model

Pembelajaran PBI Dengan Aktivitas Rendah

Tabel 4.7. Hasil Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika 60 Kelompok Siswa Yang Diajar Dengan Model

Pembelajaran Konvensional Dengan Aktivitas Tinggi

Tabel 4.8. Hasil Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika 60 Kelompok Siswa Yang Diajar Dengan Model

Pembelajaran Konvensional Dengan Aktivitas Rendah

Tabel 4.9. Rangkuman Hasil Uji Normalitas dengan Uji Lilifors 61 Tabel 4.10. Rangkuman hasil pengujian varians antara 64

kelompok model pembelajaran PBI dengan model pembelajaran Konvensional dengan menggunakan uji Burlett


(10)

xi

Tabel 4.11. Rangkuman hasil pengujian varians antara kelompok 65 sampel aktivitas tinggi dengan aktivitas rendah

dengan menggunakan uji Burlett

Tabel 4.12. Rangkuman analisis hasil uji homogenits kelompok 65 model pembelajaran dengan aktivitas menggunakan

uji Burlett

Tabel 4.13. Rangkuman Data Hasil Perhitungan Analisa Deskriptif 66

Tabel 4.14. Rangkuman Hasil ANAVA 2 X 2 67


(11)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1 Skema Rancangan Penelitian 44

Gambar 4.1. Interaksi model pembelajaran dan aktivitas 69 terhadap hasil kemampuan pemecahan matematika


(12)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. RPP PERTEMUAN I 84

Lampiran 2. RPP PERTEMUAN II 88

Lampiran 3. RPP PERTEMUAN III 92

Lampiran 4. RPP PERTEMUAN I 96

Lampiran 5. RPP PERTEMUAN II 98

Lampiran 6. RPP PERTEMUAN III 100

Lampiran 7. Lembar Aktivitas Siswa I 102

Lampiran 8. Lembar Aktivitas Siswa II 104

Lampiran 9. Lembat Aktivitas Siswa III 106

Lampiran 10. Tes Kemampuan Pemecahan Masalah 109

Lampiran 11. Alternatif TKPM 111

Lampiran 12. Pedoman Penskoran Tes 120

Lampiran 13. Kisi-kisi Tes 121

Lampiran 14. Latihan Tes Aktivitas 122

Lampiran 15. Kisi-kisi Latihan Tes Aktivitas 125

Lampiran 16. Lembar Validitas TKPM 126

Lampiran 17. Lembar Validator TKPM 132

Lampiran 18. Lembar Validitor TKPM 134

Lampiran 19. Lembar Validitor TKPM 136

Lampiran 20. Lembar Validitas Latihan Tes Aktivitas 138 Lampiran 21. Lembar Validitor Latihan Tes Aktivitas 141 Lampiran 22. Lembar Validitor Latihan Tes Aktivitas 143 Lampiran 23. Lembar Validitor Latihan Tes Aktivitas 145

Lampiran 24. Hasil Angket Aktivitas Siswa 147

Lampiran 25. Deskripsi Data 149

Lampiran 26. Uji Normalitas 172


(13)

xiii

Lampiran 28. Uji Hipotesis 186

Lampiran 29. Uji Scheffe 191


(14)

79

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Tardapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang diajar dengan model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) dengan model konvensional pada materi pokok Aritmatika Sosial di kelas VII SMP Swasta Ampera Bt. Kuis T.A 2012/2013 di mana kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang diajar dengan model pembelajaran PBI lebih tinggi dibandingkan dengan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang diajar dengan model pembelajaran konvensional.

2. Terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang memiliki aktivitas tinggi dengan siswa yang memiliki aktivitas rendah pada materi pokok Aritmatika Sosial di kelas VII SMP Swasta Ampera Bt. Kuis T.A 2012/2013 di mana siswa yang memiliki aktivitas tinggi kemampuan pemecahan masalahnya lebih tinggi dari kemampuan pemecahan masalah siswa yang memiliki ativitas rendah.

3. Terdapat intraksi antara model pembelajaran dengan aktivitas terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika siswa. Siswa yang memiliki aktivitas rendah lebih baik menggunakan model pembelajaran konvensional sedangkan siswa yang memiliki aktivitas tinggi, penggunaan model pembelajaran PBI akan memberikan kemampuan pemecahan masalah yang lebih tinggi daripada penggunaan model pembelajaran konvensional.


(15)

80

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini maka saran yang dapat peneliti berikan adalah sebagai berikut :

1. Kepada guru matematika, dapat menjadikan model Problem Based Instruction sebagai salah satu alternatif pembelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa.

2. Kepada siswa agar lebih aktif selama pembelajaran dan mau belajar terlebih dahulu materi pelajaran selanjutnya di rumah agar dalam pemebelajaran mudah mengikuti arahan-arahan dari guru.

3. Kepada peneliti yang berminat melakukan penelitian sejenis agar mengadakan penelitian yang lebih sempurna sehingga memperoleh hasil yang lebih maksimal dengan materi ataupun tingkatan kelas yang berbeda sehingga hasil penelitian dapat berguna bagi kemajuan pendidikan khususnya pendidikan matematika.


(16)

1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Memasuki abad ke-21, sistem pendidikan nasional menghadapi tantangan yang sangat kompleks dalam menyiapkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang mampu bersaing di era global. Upaya yang tepat untuk menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dan satu-satunya wadah yang dapat di pandang dan seyogiyanya berfungsi sebagai alat untuk membangun Sumber Daya Manusia (SDM) yang bermutu tinggi adalah pendidikan.

Pendidikan sangat penting bagi setiap individu baik bagi kepentingan pribadi maupun dalam kedudukannya sebagai warga negara. Pendidikan berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermatabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi manusia yang demokratis dan bertanggung jawab.

Berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana aktivitas belajar yang dialami oleh siswa sebagai peserta didik. Aktivitas belajar yang efisien mengandung arti bahwa belajar itu memperoleh hasil yang sebaik-baiknya sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Hasil belajar siswa merupakan salah satu bukti berhasilnya proses pendidikan.

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib dipelajari, terutama di sekolah-sekolah formal. Mengingat begitu pentingnya peran matematika dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, maka matematika perlu dipahami dan dikuasai oleh segenap lapisan masyarakat. Pada BSNP (2006), mata pelajaran matematika dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) bertujuan agar siswa:


(17)

2

(1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah, (2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika, (3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh, (4) Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah, (5) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

Berdasarkan tujuan KTSP tersebut, tampak jelas bahwa salah satu tujuan dari pembelajaran matematika adalah agar siswa memiliki kemampuan pemecahan masalah. Kemampuan ini sangat berguna bagi siswa pada saat mendalami matematika maupun dalam kehidupan sehari-hari.

Menurut Ansary (1995 : 1) menyatakan bahwa :

“Untuk dapat memecahkan masalah, terlebih dahulu harus memiliki

kemampuan memahami konsep, memahami masalah, mampu mengaitkan konsep yang satu dengan yang lainnya, mampu menerapkan konsep yang dimilikinya pada situasi baru, dan mampu mengevaluasi tugas yang telah

dikerjakan”.

Kemampuan memahami masalah-masalah yang berkaitan erat dengan kehidupan sehari-hari siswa, yang berhubungan dengan konsep matematika menyebabkan matematika menjadi lebih bermakna dan siswa dapat menggunakan dan mengingat lebih lama konsep yang telah diajarkan. Dengan sendirinya berdampak pada hasil belajar siswa sesuai yang diharapkan.

Ada beberapa faktor atau komponen yang harus dicapai dalam kegiatan belajar mengajar. Gulo (2008 :14) mengemukakan,

“Sistem lingkungan ini terdiri atas beberapa komponen, termasuk guru yang

saling berinteraksi alam proses belajar yang terarah pada tujuan tertentu. Komponen- komponen tersebut ialah : (1) Tujuan pengajaran, (2) Guru, (3) Peserta didik, (4) Materi pelajaran, (5) Metode pengajaran, (6) Media pengajatrann, (7) Faktor administrasi dan finansial.


(18)

3

Diantara faktor tersebut, salah satu faktor yang perlu mendapat perbaikan ialah model pembelajaran yang digunakan oleh guru. Guru bertanggung jawab dalam usaha meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa. Pembelajaran matematika terkesan sangat sulit. Selain faktor tersebut aktivitas belajar juga berpengaruh dalam pembelajaran. Aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting di dalam belajar. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas sebab pada prinsipnya, belajar adalah berbuat. Berbuat untuk mengubah tingkaah laku, jadi melakukan kegiatan. Selama ini aktivitas belajar di kelas cenderung sangat kurang. Siswa cenderung latihan menghafal dan berhitung.

Kondisi siswa yang memiliki aktivitas dan kemampuan pemecahan masalah rendah juga ditemukan di SMP Swasta Ampera Bt. Kuis, melalui hasil observasi awal yang dilakukan pada tanggal 14 April 2012, jika di tinjau dari cara belajar yang dilakukan oleh siswa, diketahui bahwa mereka kurang termotivasi dalam belajar. Saat guru menerangkan pelajaran, sebagian siswa tidak memperhatikan dengan sungguh-sungguh. Mereka hanya mencatat meskipun tidak memahami apa yng mereka catat. Apabila siswa mengalami kesulitan dalam memahami pelajaran, maka hanya satu atau dua siswa saja yang bertanya kepada guru. Demikian juga saat menanggapi pertanyaan yang diajukan oleh guru, siswa tidak mau mengacungkan tangan sebagai tanda ingin menjawab walaupun ada di antara mereka yang tahu menjawab pertanyaan tersebut.

Aktivitas siswa dalam kegiatan belajar menjadi terhambat jika permasalahan tersebut masih terus berlangsung. Siswa akan beranggapan bahwa bukanlah kebutuhan, melainkan hanya tuntutan kurikulum saja, karena siswa merasa tidak memperoleh makna dari pelajaran matematika yang dipelajarinya sehingga akan berdampak pada kemampuan pemecahan masalah yang diperoleh siswa. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara pada observasi awal yang dilakukan oleh peneliti dengan salah seorang siswa kelas VII SMP Swasta Ampera Bt. Kuis, yang mengatakan bahwa dirinya merasa sulit belajar matematika dan dia hanya belajar karena materi itu diajarkan di sekolah sehingga walaupun ada materi pelajaran yang tidak dimengerti, dia akan membiarkannya begitu saja tanpa bertanya kepada teman yang lebih tahu atau kepada guru.


(19)

4

Banyak siswa yang mengeluh bahkan menjadikan matematika sesuatu yang menakutkan sehingga mereka malas untuk lebih mendalami pelajaran matematika. Salah satunya adalah pokok bahasan Aritmatika sosial yang diajarkan pada siswa kelas VII SMP Swasta Ampera Bt. Kuis.

Aritmatika sosial merupakan salah satu materi yang diajarkan di SMP Swasta Ampera Bt. Kuis Kelas VII. Meskipun sekilas materi ini terlihat tidak rumit namun dalam praktiknya siswa sering mengalami kesulitan menerjemahkan soal-soal tentang aritmatika sosial yang berbentuk soal cerita. Padahal jika di sadari aritmatika sosial adalah materi yang paling mudah dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari. Kesukaran yang dihadapi siswa dalam menyelesaikan soal-soal aritmatika sosial yang berbentuk soal-soal cerita adalah cerminan dari kemampuan koneksi matematika siswa yang masih rendah, dimana kemampuan koneksi matematika ini merupakan salah satu dari lima kemampuan yang harus ditingkatkan dalam pembelajaran matematika.

Misalnya saja seperti soal berikut, Dinda membeli sebuah sepeda motor matik dengan harga 13 juta, dan dikenakan PPN sebesar 10%, tetapi karena membayar tunai ia diberi diskon sebesar 5%. Berapa biaya yang harus dikeluarkan Dinda untuk membayar sepeda motor matiknya yang baru?

Siswa mengalami kesulitan menjawab soal tersebut dengan benar, kesalahan yang banyak dilakukan siswa dalam menjawab soal tersebut adalah pada saat perhitungan pajak PPN dan diskon. Kebanyakan siswa menghitung diskon terlebih dahulu, kemudian baru menghitung pajak. Ini terlihat bahwasannya siswa sulit untuk memahami masalah yang diberikan, dan itu merupakan langkah pertama yang diberikan Polya dalam pemecahan masalah. Terlihat sangat berbahaya jika siswa di dalam memahami masalah saja tidak dapat menyelesaikannya lalu bagaimana dapat melajutkan ke langkah selanjutnya hingga masalah tersebut dapat diselesaikan dengan benar.

Menurut Arends (dalam Trianto 2011 : 7) : “It is strange that we expect students to learn yet seldom teach then about learning, we expect student solve problems yet seldom teach then about problem solving”. Yang berarti, dalam belajar guru selalu menuntut siswa untuk belajar dan jarang memberikan pelajaran


(20)

5

tentang bagaimana siswa untuk belajar, guru juga menuntut siswa untuk menyelesaikan masalah, tapi jarang bagaimana siswa seharusnya menyelesaikan masalah.

Persoalan sekarang adalah bagaimana menemukan cara yang terbaik untuk menyampaikan konsep matematika yang diajarkan sehingga siswa dapat menggunakan dan mengaitkan konsep tersebut dalam kehidupan nyata. Bagaimana sebagai seorang guru yang baik dan bijaksana mampu menggunakan model pembelajaran yang berkaitan dengan cara memecahkan masalah (problem solving) dan dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa di dalaam kelas. Meminjam pendapat Bruner (dalam Trianto 2011 : 7) bahwa :

“Berusaha sendiri untuk mencari pemecahan masalah serta pengetahuan

yang menyertainya, menghasilkan pengetahuan yang benar-benar bermakna. Suatu konsekuensi logis, karena dengan berusaha untuk mencari pemecahan masalah secara mandiri akan memberikan suatu pengalaman konkret, dengan pengalaman tersebut dapat digunakan pula memecahkan masalah serupa, kerena pengalaman itu memberikan makna tersendiri bagi siswa.

Salah satu upaya untuk mengatasi permasalahan di atas ialah dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI). Problem-Based Instruction adalah model pembelajaran yang berlandaskan paham konstruktivistik yang mengakomodasi keterlibatan siswa dalam belajar dan pemecahan masalah otentik. Dalam pemerolehan informasi dan pengembangan pemahaman tentang topik-topik, siswa belajar bagaimana mengkonstruksi kerangka masalah, mengorganisasikan dan menginvestigasi masalah, mengumpulkan dan menganalisis data, menyusun fakta, mengkonstruksi argumentasi mengenai pemecahan masalah, bekerja secara individual atau kolaborasi dalam pemecahan masalah.

Model pembelajaraan Problem Based Instruction yaitu pembelajaran yang dipusatkan pada siswa melalui pemberian masalah di awal pembelajaran. Seperti

yang dikemukakan oleh Soedjadi (2000 : 99) bahwa : “Model pembelajaran

Problem Based Instruction memulai pembelajaran dengan masalah yang kompleks misalnya tentang hal-hal dalam kehidupan sehari-hari, kemudian


(21)

6

dikupas menuju kepada konsep-konsep sederhana yang terkait”. Dengan

pemberian masalah di awal pada pembelajaran Problem Based Instruction diharapkan mampu membawa siswa untuk berfikir kritis, kreatif, dan mempunyai keterampilan memecahkan masalah, serta memperoleh pengetahuan dan konsep dasar dari materi yang diajarkan yaitu aritmatika sosial. Setelah pemberian masalah di awal pembelajaran kemudian dilanjutkan dengan adanya pengorganisasian siswa untuk belajar, melakukan penyelidikan dan diakhiri dengan penyajian hasil karya serta pengevaluasian proses pemecahan masalah. Sehingga dari pemecahan masalah tersebut dapat menemukan konsep dari materi aritmatika sosial dengan membangunnya sendiri.

Berdasarkan dari latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk mengadaakan penelitian dengan judul Pengaruh Model Problem Based Instruction (PBI) Dalam Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Pada Materi Pokok Aritmatika Sosial Kelas VII SMP Swasta Ampera Batang Kuis T.A 2012/2013.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, beberapa masalah dapat diidentifikasi sebagai berikut :

1. Guru masih mengajar menggunakan pendekatan tradisional (teacher centered) yang memposisikan siswa sebagai objek pasif didalam belajar.

2. Guru belum menerapkannya model pembelajaran Problem Based Instruction dalam pengajaran matematika khususya di SMP Swasta Ampera Bt. Kuis.

3. Kemampuan pemecahan masalah matematika siswa masih rendah. 4. Kurangnya minat siswa dalam belajar matematika.

5. Kurangnya aktivitas belajar siswa pada saat belajar materi aritmatika sosial.


(22)

7

1.3. Pembatasan Masalah

Melihat luasnya cakupan masalah yang teridentifikasi dibanding dengan waktu dan kemampuan yang dimiliki penulis, agar penelitian ini terarah dan dapat dilaksanakan maka peneliti membatasi masalah sebagai berikut :

1. Kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) pada aktivitas tinggi dan aktivitas rendah pada materi pokok aritmatika sosial di kelas VII SMP Swasta Ampera Bt. Kuis T.A 2012/2013.

2. Kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran konvensional pada aktivitas tinggi dan aktivitas rendah pada materi pokok aritmatika sosial di kelas VII SMP Swasta Ampera Bt. Kuis T.A 2012/2013.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, maka yang menjadi fokus permasalahan penelitian ini di rumuskan sebagai berikut :

1. Apakah terdapat perbedaan hasil kemampuan pemecahan masalah matematika antara siswa yang mengikuti pembelajaran melalui model Problem Based Instruction dengan siswa yang mengikuti pembelajaran melalui model konvensional pada materi pokok aritmatika sosial di kelas VII SMP Swasta Ampera Bt. Kuis T.A 2012/2013?

2. Apakah terdapat perbedaan hasil kemampuan pemecahan masalah matematika antara siswa yang memiliki aktivitas tinggi dengan siswa yang memiliki aktivitas rendah pada materi pokok aritmatika sosial di kelas VII SMP Swasta Ampera Bt. Kuis T.A 2012/2013?

3. Apakah terdapat pengaruh interaksi antara model pembelajarn dan aktivitas terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada materi pokok aritmatika sosial di kelas VII SMP Swasta Ampera Bt. Kuis T.A 2012/2013?


(23)

8

1.5. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjawab semua permasalahan pokok penelitian yaitu :

1. Untuk mengetahui perbedaan hasil kemampuan pemecahan masalah matematika antara siswa yang mengikuti pembelajaran model Problem Based Instruction dengan siswa yang mengikuti pembelajaran melalui model konvensional pada materi pokok aritmatika sosial di kelas VII SMP Swasta Ampera Bt. Kuis T.A 2012/2013.

2. Untuk mengetahui perbedaan hasil kemampuan pemecahan masalah antara siswa yang memiliki aktivitas tinggi dengan siswa yang memiliki aktivitas rendah pada materi pokok aritmatika sosial di kelas VII SMP Swasta Ampera Bt. Kuis T.A 2012/2013.

3. Untuk mengetahui pengaruh interaksi antara model pembelajaran dan aktivitas terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada materi pokok aritmatika sosial di kelas VII SMP Swasta Ampera Bt. Kuis T.A 2012/2013.

1.6. Manfaat Penelitian

Dengan diterapkannya tujuan penelitian ini, dapat diharapkan manfaatnya sebagai berikut :

1. Bagi siswa

Sebagai usaha untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa dan aktivitas belajar siswa pada pelajaran matematika melalui model problem based instruction.

2. Bagi calon guru / guru matematika

Sebagai bahan informasi mengenai model pembelajaran Problem Based Instruction.

3. Bagi pihak sekolah

Sebagai bahan masukan dan sumbangan pemikiran dalam rangka perbaikan kualitas pembelajaran dan membantu pihak sekolah menjalin komunikasi yang positif dengan siswa.


(24)

9

4. Bagi peneliti

Sebagai bahan informasi sekaligus bahan pegangan bagi peneliti dalam menjalankan tugas pengajaran sebagai calon pengajar di masa yang akan datang.


(25)

81

DAFTAR PUSTAKA

Abbas, dkk., (2008), Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui Model Pembelajaran Masalah dengan Penilaian Portofolio di SMP 10 Kota Gorontalo. (online), (http : //www.puslitjaknov.org/data/file/2008/makalah –

peserta/25-Nurhayati%Abbas-meningkatkan%20%hasil%20-belajar%20Matematika.Pdf) diakses 16 Juni 2012

Adinawan, C., dan Sugijono, (2002), Matematika 1 Untuk SMP/MTs kls VII, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Arikunto, Suharsimi., (2006), Penelitian Tindakan Kelas, Bumi Aksara, Jakarta. Aunurrahman, (2010), Belajar dan Pembelajaran, Penerbit CV. Alfabeta,

Bandung.

FakultasMatematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, (2010), Buku Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika, FMIPA Unimed, Medan.

Hamalik, Oemar., (2004), Kurikulum dan Pembelajaran, Penerbit Baru Aksara, Jakarta.

Hudojo, H., (1988), Mengajar Belajar Matematika, Depdikbud, Dirijen Dikti, P2LPTK, Jakarta.

Hudoyo, H., (1983), Strategi Belajar Mengajar, Proyek Pengembangan LPTK, Depdikbud, Jakarta.

Ibrahim, M., dan Nur, M., (2001), Pengajaran Berdasarkan Masalah, Penerbit University Press, Surabaya.

Indien, (2012), http://007indien.blogspot.com/2012/03/pengertian-belajar-matematika.html (accessed 16 Juni 2012)

Muslich, Masnur., (2009), Melaksanakan PTK Itu Mudah, Bumi Aksara, Jakarta. NCTM, (1989), Curicculum and Evaluation Standards for School Mathematics,

Reston, VA : NCTM.


(26)

82

Ratumanan, T.G., (2004), Belajar dan Pembelajaran, Unessa University Press, Surabaya.

Sanjaya, W., (2008), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Penerbit Kencana Prenada Media Group, Jakarta.

Slameto, (2003), Belajar dan Faktor - Faktor yang mempengaruhinya, Penerbit Rineka Cipta. Jakarta.

Soedjadi, R., (2000), Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Jakarta.

Sudjadi, Dede.,(2011),http://dedesudjadimath.blogspot.com/2011/11/kemampuan-penalaran-danpemecahan.html (accessed 16 Juni 2012)

Sugiyono, (2009), Metode Penelitian Pendidikan, Penerbit CV. Alfabeta, Bandung.

Sadirman, (2009), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Rajawali Press, Jakarta.

Sobel, M.A. dan Maletsky, E.M., (2004), Mengajar Matematika : Sebuah Buku Sumber Alat Peraga, Aktivitas dan Strategi, Erlangga, Jakarta.

Sujono, (1998), Pengajaran Matematika Untuk Sekolah Menengah, Penerbit Depdikbud, Jakarta.

Suyatno, (2009), Menjelajah Pembelajaran Inovatif, Penerbit Masmedia Buana Pustaka, Sidoarjo.

Suyitno, A., (2007), Dasar-dasar dan Proses Pembelajaran Matematika I, Jurusan Matematika UNNES, Semarang.

Syaroh, Tanti Juamai., (2010), Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Instruction dan Make A Match Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Bilangan Bulat di Kelas VII SMP Swasta Sultan Iskandar Muda Medan T.A 2010/2011, Skripsi FMIPA Unimed, Medan. Trianto, (2011), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Penerbit

Kencana Prenada Media Group, Jakarta.

Van de Walle, J.A., (2008), Mathematics Education In The Netherlands : A Guide Tour, Utrecht, Utrecht University.


(27)

83

Winda, (2011), Penerapan Pembelajaran Matematika Realistik Sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Pada Pokok Bahasan Aritmetika Sosial Kelas Vii Smp Swasta Pangeran Antasari Tahun Ajaran 2011/20, Skripsi FMIPA Unimed, Medan.


(1)

1.3. Pembatasan Masalah

Melihat luasnya cakupan masalah yang teridentifikasi dibanding dengan waktu dan kemampuan yang dimiliki penulis, agar penelitian ini terarah dan dapat dilaksanakan maka peneliti membatasi masalah sebagai berikut :

1. Kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) pada aktivitas tinggi dan aktivitas rendah pada materi pokok aritmatika sosial di kelas VII SMP Swasta Ampera Bt. Kuis T.A 2012/2013.

2. Kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran konvensional pada aktivitas tinggi dan aktivitas rendah pada materi pokok aritmatika sosial di kelas VII SMP Swasta Ampera Bt. Kuis T.A 2012/2013.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, maka yang menjadi fokus permasalahan penelitian ini di rumuskan sebagai berikut :

1. Apakah terdapat perbedaan hasil kemampuan pemecahan masalah matematika antara siswa yang mengikuti pembelajaran melalui model Problem Based Instruction dengan siswa yang mengikuti pembelajaran melalui model konvensional pada materi pokok aritmatika sosial di kelas VII SMP Swasta Ampera Bt. Kuis T.A 2012/2013?

2. Apakah terdapat perbedaan hasil kemampuan pemecahan masalah matematika antara siswa yang memiliki aktivitas tinggi dengan siswa yang memiliki aktivitas rendah pada materi pokok aritmatika sosial di kelas VII SMP Swasta Ampera Bt. Kuis T.A 2012/2013?

3. Apakah terdapat pengaruh interaksi antara model pembelajarn dan aktivitas terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada materi pokok aritmatika sosial di kelas VII SMP Swasta Ampera Bt. Kuis T.A 2012/2013?


(2)

1.5. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjawab semua permasalahan pokok penelitian yaitu :

1. Untuk mengetahui perbedaan hasil kemampuan pemecahan masalah matematika antara siswa yang mengikuti pembelajaran model Problem Based Instruction dengan siswa yang mengikuti pembelajaran melalui model konvensional pada materi pokok aritmatika sosial di kelas VII SMP Swasta Ampera Bt. Kuis T.A 2012/2013.

2. Untuk mengetahui perbedaan hasil kemampuan pemecahan masalah antara siswa yang memiliki aktivitas tinggi dengan siswa yang memiliki aktivitas rendah pada materi pokok aritmatika sosial di kelas VII SMP Swasta Ampera Bt. Kuis T.A 2012/2013.

3. Untuk mengetahui pengaruh interaksi antara model pembelajaran dan aktivitas terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada materi pokok aritmatika sosial di kelas VII SMP Swasta Ampera Bt. Kuis T.A 2012/2013.

1.6. Manfaat Penelitian

Dengan diterapkannya tujuan penelitian ini, dapat diharapkan manfaatnya sebagai berikut :

1. Bagi siswa

Sebagai usaha untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa dan aktivitas belajar siswa pada pelajaran matematika melalui model problem based instruction.

2. Bagi calon guru / guru matematika

Sebagai bahan informasi mengenai model pembelajaran Problem Based Instruction.

3. Bagi pihak sekolah

Sebagai bahan masukan dan sumbangan pemikiran dalam rangka perbaikan kualitas pembelajaran dan membantu pihak sekolah menjalin komunikasi yang positif dengan siswa.


(3)

4. Bagi peneliti

Sebagai bahan informasi sekaligus bahan pegangan bagi peneliti dalam menjalankan tugas pengajaran sebagai calon pengajar di masa yang akan datang.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Abbas, dkk., (2008), Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui Model Pembelajaran Masalah dengan Penilaian Portofolio di SMP 10 Kota Gorontalo. (online), (http : //www.puslitjaknov.org/data/file/2008/makalah –

peserta/25-Nurhayati%Abbas-meningkatkan%20%hasil%20-belajar%20Matematika.Pdf) diakses 16 Juni 2012

Adinawan, C., dan Sugijono, (2002), Matematika 1 Untuk SMP/MTs kls VII, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Arikunto, Suharsimi., (2006), Penelitian Tindakan Kelas, Bumi Aksara, Jakarta. Aunurrahman, (2010), Belajar dan Pembelajaran, Penerbit CV. Alfabeta,

Bandung.

FakultasMatematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, (2010), Buku Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika, FMIPA Unimed, Medan.

Hamalik, Oemar., (2004), Kurikulum dan Pembelajaran, Penerbit Baru Aksara, Jakarta.

Hudojo, H., (1988), Mengajar Belajar Matematika, Depdikbud, Dirijen Dikti, P2LPTK, Jakarta.

Hudoyo, H., (1983), Strategi Belajar Mengajar, Proyek Pengembangan LPTK, Depdikbud, Jakarta.

Ibrahim, M., dan Nur, M., (2001), Pengajaran Berdasarkan Masalah, Penerbit University Press, Surabaya.

Indien, (2012), http://007indien.blogspot.com/2012/03/pengertian-belajar-matematika.html (accessed 16 Juni 2012)

Muslich, Masnur., (2009), Melaksanakan PTK Itu Mudah, Bumi Aksara, Jakarta. NCTM, (1989), Curicculum and Evaluation Standards for School Mathematics,

Reston, VA : NCTM.


(5)

Ratumanan, T.G., (2004), Belajar dan Pembelajaran, Unessa University Press, Surabaya.

Sanjaya, W., (2008), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Penerbit Kencana Prenada Media Group, Jakarta.

Slameto, (2003), Belajar dan Faktor - Faktor yang mempengaruhinya, Penerbit Rineka Cipta. Jakarta.

Soedjadi, R., (2000), Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Jakarta.

Sudjadi, Dede.,(2011),http://dedesudjadimath.blogspot.com/2011/11/kemampuan-penalaran-danpemecahan.html (accessed 16 Juni 2012)

Sugiyono, (2009), Metode Penelitian Pendidikan, Penerbit CV. Alfabeta, Bandung.

Sadirman, (2009), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Rajawali Press, Jakarta.

Sobel, M.A. dan Maletsky, E.M., (2004), Mengajar Matematika : Sebuah Buku Sumber Alat Peraga, Aktivitas dan Strategi, Erlangga, Jakarta.

Sujono, (1998), Pengajaran Matematika Untuk Sekolah Menengah, Penerbit Depdikbud, Jakarta.

Suyatno, (2009), Menjelajah Pembelajaran Inovatif, Penerbit Masmedia Buana Pustaka, Sidoarjo.

Suyitno, A., (2007), Dasar-dasar dan Proses Pembelajaran Matematika I, Jurusan Matematika UNNES, Semarang.

Syaroh, Tanti Juamai., (2010), Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Instruction dan Make A Match Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Bilangan Bulat di Kelas VII SMP Swasta Sultan Iskandar Muda Medan T.A 2010/2011, Skripsi FMIPA Unimed, Medan. Trianto, (2011), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Penerbit

Kencana Prenada Media Group, Jakarta.

Van de Walle, J.A., (2008), Mathematics Education In The Netherlands : A Guide Tour, Utrecht, Utrecht University.


(6)

Winda, (2011), Penerapan Pembelajaran Matematika Realistik Sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Pada Pokok Bahasan Aritmetika Sosial Kelas Vii Smp Swasta Pangeran Antasari Tahun Ajaran 2011/20, Skripsi FMIPA Unimed, Medan.