NASKAH PUBLIKASI PENGELOLAAN PEMBELAJARAN IPA TERPADU Pengelolaan Pembelajaran IPA Terpadu Sekolah Unggulan (Studi Situs SMP Negeri 1 Salatiga).
NASKAH PUBLIKASI
PENGELOLAAN PEM BELAJARAN IPA TERPADU
SEKOLAH UNGGULAN
(Studi Situs SM P Negeri 1 Salatiga)
Oleh
IKA DAM AYANTI
NIM : Q100070814
PROGRAM STUDI M AGISTER M ANAJEM EN PENDIDIKAN
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS M UHAM M ADIYAH SURAKARTA
2013
NASKAH PUBLIKASI
PENGELOLAAN PEM BELAJARAN IPA TERPADU
SEKOLAH UNGGULAN
(Studi Sit us SM P Negeri 1 Salatiga)
Telah disetujui oleh:
Pembimbing I
Prof. Dr. Budi M urt iyasa
PROGRAM STUDI M AGISTER M ANAJEM EN PENDIDIKAN
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS M UHAM M ADIYAH SURAKARTA
2013
NASKAH PUBLIKASI
PENGELOLAAN PEM BELAJARAN IPA TERPADU
SEKOLAH UNGGULAN
(Studi Sit us SM P Negeri 1 Salatiga)
Telah disetujui oleh:
Pembimbing II
Dr. Sumardi, M .si
PROGRAM STUDI M AGISTER M ANAJEM EN PENDIDIKAN
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS M UHAM M ADIYAH SURAKARTA
2013
PENGELOLAAN PEM BELAJARAN IPA TERPADU SEKOLAH UNGGULAN
(Studi Situs SM P Negeri 1 Salatiga)
Oleh
1
2
Ika Damayant i , Budi M urt iyasa , dan Sumardi
1
3
M ahasisw a M agist er Pendidikan UM S Surakart a dan Guru SM P Negeri 8 Salatiga,
[email protected]
2
Staf Pengajar UM S Surakarta, [email protected]
3
St af Pengajar UM S Surakart a, [email protected]
ABSTRAK
IPA Terpadu merupakan gabungan ant ara berbagai disiplin ilmu-ilmu alam ,
yang biasanya t erdiri at as beberapa mata pelajaran sepert i Fisika, Biologi, dan Kimia
yang dalam pelaksanaannya t idak lagi t erpisah-pisah melainkan menjadi satu
kesat uan. Tujuan yang ingin di capai dalam penelitian ini adalah unt uk menget ahui
peran guru menyelenggarakan pembelajaran IPA t erpadu t erdiri dari perencanaan,
pelaksanaan, hasil evaluasi pembelajaran IPA Terpadu. Penelit ian ini menggunakan
pendekatan kualit atif yang memusatkan pada deskripsi data yang berupa kalimat kalimat yang memiliki art i mendalam yang berasal dari informan dan perilaku yang
diamat i.Hasil penelitian menunjukan bahw a adanya perencanaan, pelaksanaan, hasil
evaluasi pembelajaran IPA Terpadu yang memiliki peluang unt uk pengembangan
kreat ivit as akademik sisw a. Namun terjadi penyimpangan dalam pengelolaan
pembelajaran IPA Terpadu dalam pebuatan RPP dan silabus yang akan digunakan
saat pembelajaran di kelas. Penyimpangan dalam pembuatan RPP daan silabus
dikarenakan masing-masing guru mempunyai keahlian yang berbeda sehingga
merasa
tidak
mampu
memberikan
mat eri
pelajaran
yang
bukan
keahliannya.Rencana pelaksanaan pembelajaran t ersebut merupakan realisasi dari
pengalaman belajar pesert a didik yang telah ditentukan pada silabus pembelajaran.
Penjabaran silabus dikemas dalam kegiatan pendahuluan, kegiat an inti, dan kegiat an
penutup yang merupakan pelaksanaan dari pembelajaran IPA Terpadu. Unt uk
mengukur pelaksanaan pembelajaran IPA Terpadu dilakukan evaluasi pembelajaran
t erhadap pesert a didik baik aspek kognit if, aspek psikomot orik, dan aspek afektif .
Kat a kunci: pengelolaan pembelajaran, IPA Terpadu .
PENGELOLAAN PEM BELAJARAN IPA TERPADU SEKOLAH UNGGULAN
(Studi Situs SM P Negeri 1 Salatiga)
Oleh
1
2
Ika Damayant i , Budi M urt iyasa , dan Sumardi
1
3
M ahasisw a M agist er Pendidika UM S Surakart a dan Guru SM P Negeri 8 Salat iga,
[email protected]
2
Staf Pengajar UM S Surakarta, [email protected]
3
St af Pengajar UM S Surakart a, [email protected]
ABSTRACT
Int egrated Science is a combinat ion of various disciplines of nat ural sciences,
w hich usually consist s of a few subjects such as Physics, Biology, and Chemist ry are
in practice no longer separat e but become a single ent it y. Object ives to be achieved
in this study w as to determine the role of t he teacher organizes an int egrat ed
science learning consist s of planning, implementation, evaluation of Int egrat ed
science learning. This study used a qualit at ive approach t hat focuses on t he
description of t he data in the form of sentences that have deep meaning derived
from informant s and observed behavior.The results show ed that t he planning,
implement ation, evaluat ion of Integrated science learning give opportunities for
academic development of st udent creativit y. How ever, t here are deviat ions in t he
management oh integrat ed science learning in composing RPP and syllabus t o be
used in t he classroom. It is because each t eacher has different skills so the teacher
feels incapable of teaching subject matt er beyond his expertise.The implementation
plan in the realization of the learning experience of learners that have been
specified in the learning syllabus. The translat ion of t he syllabus packed in
preliminary act ivit ies, core act ivities, and post activit ies t hat become t he
implement ation of the Integrated science learning. To measure t he implementation
of learning Int egrat ed science evaluat ion of students leraning on bot h the coqnitive,
psychomotor aspects and affective aspect must be done.
Keyw ords: management learning, Integrateed Science
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan suat u sist em yang di dalamnya terdapat beberapa
komponen yang menjadi sat u kesatuan fungsional dan saling berint eraksi,
bergantung, dan berguna untuk mencapai tujuan. Komponen itu adalah t ujuan
pendidikan, pendidik, anak didik, lingkungan pendidikan dan alat pendidikan.
Kelima komponen pendidikan tersebut, akan terimplementasi dalam proses
pembelajaran, yait u aktivit as belajar mengajar. Seseorang dikat akan t elah
belajar apabila dalam dirinya telah t erjadi perubahan perilaku dan t idak t ahu
menjadi t ahu yang meliput i aspek koqnit if , afektif , dan psikomot or. Sebagai
salah
sat u
komponen
dalam
pembelajaran
guru
memiliki
posisi
yang
menentukan keberhasilan pembelajaran, karena fungsi ut ama guru ialah
merancang, mengelola dan mengevaluasi pembelajaran. Sejalan dengan it u pula
Kurikulum sat uan Tingkat Pendidikan (KTSP) menegaskan bahw a kedudukan
guru dalam kegiatan belajar mengajar sangat st rategis dan menentukan
kedalaman dan keluasan materi pelajaran. Guru merupakan fakt or penentu
dalam pembelajaran karena guru yang memilah bahan pelajaran yang disajikan
kepada pesert a didik. Salah satu fakt or yang mempengaruhi guru dalam upaya
memperluas dan memperdalam materi ialah rancangan pembelajaran yang
efekt if , ef isien, menarik dan hasil pembelajaran yang bermut u t inggi dapat
dilakukan oleh set iap guru.
M at a pelajaran IPA merupakan salah satu mat a pelajaran eksak yang
diberikan pada sisw a dari sekolah dasar sampai dengan sekolah menengah
t ingkat
at as. Pelajaran
IPA dianggap sebagai pelajaran
yang sulit
dan
membosankan bagi sisw a, hal it u disebabkan karena guru dalam pembelajaran
kurang memberikan kegiatan yang berarti bagi sisw a, selama ini sisw a hanya
mendengarkan dan memperhat ikan guru saja. Akibat nya sisw a bosan sehingga
kurang
dapat
memahami
mempengaruhi
prest asi
apa
belajar
yang
telah
sisw a.
disampaikan
Dengan
guru
demikian
sehingga
guru
dalam
pembelajaran IPA dit unt ut untuk dapat menggunakan berbagai st rat egi dalam
proses pembelajaran IPA yang melibatkan sisw a secara aktif dalam kegiat an
pembelajaran.
M odel
pembelajaran
IPA
t erpadu
merupakan
salah
sat u
model
implement asi kurikulum yang dianjurkan untuk diaplikasikan pada semua
jenjang pendidikan, mulai dari t ingka Sekolah Dasar / M adrasah Ibt idaiyah (SD /
M I) sampai dengan sekolah M enengah At as / M adrasah Aliyah (SM A / M A).
M odel pembelajaran ini pada hakikatnya merupakan suat u pendekat an
pembelajaran yang memungkinkan dan menemukan konsep sert a prinsip secara
holisic dan ot ent ik. Pembelajaran ini merupakan model yang mencoba
memadukan beberapa pokok bahasan.
M elalui pembelajaran IPA terpadu, diharapkan pesert a didik dapat
membangun pengetahuannya melalui cara kerja ilmiah, bekerja sama dalam
kelompok, belajar berinteraksi dan berkomunikasi, sert a bersikap ilmiah.
Pengelolaan adalah proses at au cara menyelenggarakan pembelajaran
sehingga t ercapai tujuan yang diinginkan dengan memberikan pengaw asan pada
semua hal yang terlibat dalam kegiat an dalam hal penyelenggaraan tentang
pembelajaran IPA, yang terkait dengan bagaimana perencanaan, pelaksanaan
dan evaluasi dari pembelajaran IPA dapat tercapai dengan baik.
Proses pembelajaran adalah usaha guru untuk mencipt akan kondisi at au
mengat ur lingkungan sedemikian rupa, sehingga terjadi interaksi ant ara sisw a
dengan lingkungan, t ermasuk guru dengan alat mengajarnya yang disebut
proses pembelajaran yang telah dit entukan dapat tercapai.
Proses pembelajaran
dalam
standar
penilaian
nasional,
dimana
kurikulum dijadikan acuan dalam pembelajaran yang diberlakukan, kemudian
mat eri ujian dikembangkan dari kurikulum yang diberlakukan dengan benar
(M ulyasa, 2005 : 7). Penyusunan perencanaan dalam persiapan pembelajaran
sebagai produk program pembelajaran jangka pendek, yang mencakup
perencanaan pembelajaran, terdapat beberapa komponen yang mencakup
kompet ensi dasar, materi, st andar, teknik, media dan sumber belajar, w aktu
belajar dan daya dukung lainnya (M ulyasa, 2005 : 216).
Pembelajaran
merupakan
suatu
proses
yang
mengandung
serangkaian perbuatan guru dan sisw a atas dasar hubungan timbal balik yang
berlangsung dalam sit uasi yang edukatif untuk mencapai t ujuan t ertent u.
Int eraksi at au hubungan timbal balik ant ara guru dan sisw a merupakan
syarat ut ama berlangsungnya proses belajar mengajar yang mempunyai art i
yang lebih luas, t idak sekedar hubungan antara guru dengan sisw a, tetapi
berupa int eraksi edukat if.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peran guru
menyelenggarakan
pembelajaran
IPA
t erpadu
yang
terdiri
dari
(a)
Perencanaan pembelajaran IPA terpadu, (b) Pelaksanaan pembelajaran IPA
t erpadu, dan (c) Hasil evaluasi pembelajaran IPA t erpadu
M ETODE PENELITIAN
Penelitian ini adalah penelitian kualit at if, karena dalam mengkaji
masalah penelit i tidak membukt ikan at au menolak hipotesis yang dibuat
sebelum penelit ian tet api mengolah dat a dan menganalisis suatu masalah
secara non numeric. Berdasarkan rangkaian t eori t ent ang penelitian kualitatif
t ersebut, penelit i berkeyakinan untuk menggunakan jenis penelit ian dekript if ,
karena jenis penelitian ini memusat kan pada deskripsi data yang berupa
kalimat -kalimat yang memiliki art i mendalam yang berasal dari informan dan
perilaku yang diamat i.
Penelitian dilakukan bertempat di SM P Negeri 1 Salat iga, dengan teknik
pengumpulan dat a merupakan langkah yang paling utama dalam penelit ian,
karena tujuan ut ama dari penelit ian adalah mendapat kan dat a. Tanpa
mengetahui metode pengumpulan data maka penelit i t idak akan mendapatkan
dat a yang memenuhi st andar data yang ditetapkan .
Teknik pengumpulan dat a dalam penelit ian ini berdasarkan sett ing data
yang dikumpulkan di sekolah dengan tenaga penelit ian. Berdasarkan sumbernya
menggunakan data primer yang diperoleh melalui pengamat an langsung dari
lapangan, dan data sekunder yang diperoleh melalui dokumen laporan
pelaksanaan
pembelajaran,
dan
berdasarkan
t eknik
pengumpulan
data
menggunakan t riangulasi yang merupakan gabungan dari w aw ancara mendalam,
observasi dan dokumentasi.
Keabsahan data dari sebuah penelitian sangat pent ing art inya karena
dengan keabsahan dat a merupakan salah satu langkah aw al kebenaran dan
analisis data. Dalam menguji keabsahan dat a at au memeriksa kebenaran data
digunakan cara memperpanjang masa penelitian, pengamat an yang t erus
menerus, trianggulasi, sumber data maupun trianggulasi teknik pengumpulan
dat a,
menganalisis
kasus
negat ive,
mengadakan
membicarakan dengan orang lain at au rekan sejaw at .
sumber
check,
serta
Terkait dengan hal t ersebut diatas maka dapat dirumuskan langkah-langkah yang
dilakukan
peneliti
unt uk
memperoleh
dat a
yang
t erpercaya
melalui
:
(1).Pengamatan secara terus menerus. (2). Triangulasi data
HASIL PENELITIAN DAN PEM BAHASAN
Bahw a kurikulum yang berlaku saat ini berfokus pada pelaksanaan
kurikulum
di
sekolah, dimana kurikulum
sebagai sebuah
aktivit as dan
perencanaan isi pada level individu, level program, dan level sekolah unt uk
mendidik pengajaran guru dan pembelajaran murid. Dalam kurikulum sekarang
yang digunakan adalah kurikulum KTSP di mana IPA yang digunakan merupakan
IPA t erpadu yang memiliki peluang untuk pengembangan kreativit as akademik.
Namun banyak sekolah yang belum menggunakan IPA t erpadu t ermasuk SM P
Negeri 1 Salatiga yang menjadi tempat penelit ian.
Dari
hasil
penelitian
ditemukan bahw a terjadi penyimpangan dalam pengelolaan pembelajaran IPA. Di
mana pada tempat penelitian t idak menggunakan pembelajaran IPA terpadu
namun dengan pembelajaran yang terpisah ant ara fisika dengan biologi. Guru
tetap menyusun perangkat pembelajaran yang berupa silabus dan RPP yang akan
digunakan saat pembelajaran dikelas sesuai dengan mat a pelajaran masingmasing. Dengan RPP yang dibuat it ulah kemudian digunakan dalam pelaksanaan
pembelajaran. Penyimpangan dalam pembuat an RPP dikarenakan masing-masing
guru memiliki keahlian yang berbeda sehingga merasa tidak mampu memberikan
mat eri pelajaran yang bukan keahliannya. Di mana KTSP menunt ut guru akt if dan
part isipasi dalam perubahan kurikulum. Sehingga efekt ivit as dan efisiensi dari
kurikulum IPA t erpadu belum dapat dicapai.
Fakta dalam pelaksanaan menggunakan RPP yang dibuat oleh guru dengan
masing-masing mata pelajaran (fisika dan biologi). Di mana masing-masing mata
pelajaran menggunakan 3 jam t at ap muka dalam pembelajaran sedangkan dalam
IPA terpadu menggunakan 2 jam tatap muka pada masing-masing mat a pelajaran.
Sedang met ode-metode pembelajarannya sudah menggunakan met ode kelas
yang aktif sehingga kegiat an pembelajaran lebih hidup.
1.
Rencana
Perencanaan pembelajaran IPA
Pelaksanaan
Pembelajaran
(RPP)
IPA
t erpadu
dibuat
sebelum
berhadapan dengan peserta didik dengan langkah aw al menent ukan tema,
karena dengan menentukan t ema akan membant u peserta didik dalam beberapa
aspek. Setelah menentukan t ema kemudian melakukan pembuat an matriks at au
hubungan KD (Kompetensi Dasar) dengan t ema, yang dilanjutkan dengan
merumuskan indikator pembelajaran terpadu. Dari hasil penyusunan indikat or
dilanjut kan dengan menyusun silabus pembelajaran terpadu, yang terakhir
menyusun pelaksanaan pembelajaran t erpadu yang digunakan unt uk berhadapan
dengan pesert a didik. Rencana pelaksanaan pembelajaran tersebut merupakan
realisasi dari pengalaman belajar peserta didik yang t elah dit entukan pada silabus
pembelajaran t erpadu. Komponennya t erdiri at as identit as mata pelajaran,
kompet ensi dasar yang hendak dicapai, mat eri pokok besert a uraiannya, langkah
pembelajaran, alat media yang digunakan, penilaian t indakan lanjut, serta
sumber bahan yang digunakan. M enurut Cheng (1994) efektivit as kurikulum
dipinjam unt uk mengident ifikasi pendekatan untuk memaksimalkan efektivit as
pengajarna dan pembelajarna melalui perubahan kurikulum. Dibandingkan
dengan pendekat an kurikulum yang simple, dan pendeakt an perkembangan
kompet ensi guru, pendekat an perubahan kurikulum secara dinamik yang
menekankan perkembangan di kedua kurikulum dan kompet ensi guru dalam
dinamik dan cara yang berkelanjut an t ampaknya lebih kuat . Pada pendekat an ini,
kompet ensi guru sebaiknya dikembangkan, t ak hanya untuk memuaskan
kurikulum yang sudah ada at au perubahan kurikulum t et api juga unt uk
mengembangkan kurikulum lebih cocok unt uk murid dan tujuan sekolah. At uran
aktif dan partisipasi guru pent ing pada perencanaan dan perubahan kurikulum.
Rencana dan pelaksanaan kurikulum ini bersifat prakt is dan efektif sehingga pada
akhirnya mampu mengubah manajemen sekolah yang lebih maju dalam hal
pembelajaran. Dalam kurikulum sekarang yang digunakan adalah kurikulum KTSP
dimana IPA yang digunakan merupakan IPA terpadu yang memiliki peluang unt uk
pengembangan kreativit as akademik.
Dari hasil penelit ian ditemukan bahw a t erjadi penyimpangan dalam
pengelolaan pembelajaran IPA. Di mana pada t empat penelit ian t idak
menggunakan pembelajaran IPA t erpadu namun dengan pembelajaran yang
t erpisah antara fisika dengan biologi. Guru t et ap menyusun perangkat
pembelajaran yang berupa silabus dan RPP yang akan digunakan saat
pembelajaran dikelas sesuai dengan mat a pelajaran masing-masing. Dengan
RPP
yang
dibuat
itulah
kemudian
digunakan
dalam
pelaksanaan
pembelajaran. Penyimpangan dalam pembuat an RPP dikarenakan masingmasing guru memiliki keahlian yang berbeda sehingga merasa tidak mampu
memberikan mat eri pelajaran yang bukan keahliannya. Di mana KTSP
menuntut guru akt if dan part isipasi dalam perubahan kurikulum. Sehingga
efekt ivit as dan efisiensi dari kurikulum IPA t erpadu belum dapat dicapai.
2. Pelaksanaan pembelajaran IPA
M enjabarkan silabus menjadi rencana pelaksanaan pembelajaran
t erpadu, dikemas dalam kegiatan pendahuluan, kegiat an int i, dan kegiat an
penutup/ t indak lanjut.
Kegiatan pendahuluan merupakan kegiat an aw al yang harus ditempuh guru
dan peserta didik pada setiap kali pelaksanaan pembelajaran t erpadu.
Fungsinya t erut ama unt uk mencipt akan suasana aw al pembelajaran yang
efekt if ,
yang
memungkinkan
pesert a
didik
dapat
mengikut
proses
pembelajaran yang baik. M enurut Alison and Har (2009) menyatakan bahw a
salah sat u st rat egi pembelajaran yang berbeda adalah melalui met ode kelas
yang akt if, hal ini dijadikan sebagai acuan dasar oleh guru dalam kegiat an
belajar mengajar. Sehingga sit uasi pembelajaran dalam kelas menjadi lebih
hidup karena keakt ifan sisw a.
Fakta dalam pelaksanaan menggunakan RPP yang dibuat oleh guru
dengan masing-masing mata pelajaran (fisika dan biologi). Di mana masingmasing mata pelajaran menggunakan 3 jam t at ap muka dalam pembelajaran
sedangkan dalam IPA t erpadu menggunakan 2 jam t at ap muka pada masingmasing mat a pelajaran. Sedang metode-met ode pembelajarannya sudah
menggunakan metode kelas yang aktif sehingga kegiat an pembelajaran lebih
hidup.
3. Evaluasi hasil pembelajaran IPA
M enurut Pat ton and Spencer (2008) menyatakan bahw a mempelajari
perencanaan,
pelaksanaan
dan
evaluasi
program
pendidikan
yang
bertanggung jaw ab berdasarkan kerangka kerja dalam pembelajaran.
Evaluasi pembelajaran dilakukan unt uk mengukur dari pelaksanaan
pembelajaran, menent ukan sebab-sebab penyimpangan dan mengambil
t indakan korekt if di mana perlu. M eliputi post t es dan pretest pada saat
menggunakan metode eksperimen, ulangan harian dan ujian dilakukan saat
t erakhir dari proses pembelajaran. Bahkan ada penilaian dari performance
sisw a pada saat sisw a melakukan diskusi dan present asi. Selain itu ada juga
mandiri at uapun t ugas kelompok yang diberikan kepada sisw a.
Kesimpulan
Berdasarkan
rumusan
masalah,
t ujuan
penelitian
serta
hasil
dan
pembahasan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut.
1. Perencanaan pembelajaran IPA t erpadu
Pada pembuat an rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) IPA t erjadi
penyimpangan tidak menggunakan kurikulum KTSP yang mengharuskan
pelaksanaan IPA t erpadu. Di mana pada IPA t erpadu menggunakan RPP yang
t emat ik sehingga lebih efisien. Namun yang terjadi IPA t erpadu belum
dilaksanakan
di
karenakan
guru
dalam
menyampaikan
mat eri
IPA
mempunyai keahlian masing-masing (fisika dan biologi) sehingga masih
merasa belum siap jika menyampaikan mat eri yang bukan keahliannya.
Karena merasa bukan ahlinya sehingga takut salah dalam menyampaikan
materi maka RPP yang digunakan masih mengacu pada yang lama dengan
RPP masing-masing. RPP fisika dan RPP biologi sendiri t idak dipadukan.
M eskipun perencanaan yang digunakan bukan IPA t erpadu para guru t et ap
membuat rencana pengajaran yang menjadi pedoman untuk pelaksanaan
pembelajaran.
2. Pelaksanaan pembelajaran IPA terpadu
Selanjut nya set elah perencanaan pembelajaran disusun oleh guru
mata pelajaran IPA baik it u fisika maupun biologi adalah pelaksanaan
pembelajaran dengan langkah-langkah sebagai berikut : (a) kegiat an aw al; (b)
kegiatan int i; (c) kegiat an akhir. Dalam pelaksanaan pembelajaran juga
mengacu pada rencana pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan
berbagai macam met ode pembelajaran yang sesuai dengan rencana
pembelajaran. Juga penggunaan sarana pembelajaran harus disesuaikan
dengan
rencana
pembelajaran.
Dengan
demikian
meskipun
t idak
menggunakan IPA t erpadu namun tetap melaksanakan pembelajaran yang
sesuai dengan RPP yang dibuat oleh masing-masing guru mata pelajaran.
3. Evaluasi pembelajaran IPA terpadu
Evaluasi
dilakukan
t erakhir
set elah
melaksanakan
proses
pembelajaran. Dengan penilaian yang dilakukan terhadap sisw a baik dari
aspek kognitif, aspek psikomotirk, dan aspek afektif . Di mana evaluasi
dilakukan juga berdasarkan dari RPP yang dibuat oleh guru. sehingga
evaluasinya juga belum IPA t erpadu. Namun evaluasi t et ap dilaksanakan
meski menggunakan masing-masing mata pelajaran (fisika sendiri biologi
sendiri).
Saran
Keberadaan
KTSP dengan
IPA
t erpadu
pada
dasarnya
dalam
proses
perkembangan kurikulum di Indonesia. Dengan pengelolaan pembelajaran IPA
t erpadu, maka akan didapatkan sisw a yang berkualitas. Oleh sebab itu
disarankan beberapa hal sebagai berikut :
1. Perlu adanya jenjang di civitas akademika yang khusus membahas IPA
t erpadu sehingga t idak ada lagi guru yang mengeluhkan bukan keahliannya
dalam
pembelajaran
IPA
t erpadu.
Yang
akhirnya
dapat
melakukan
pengelolaan pembelajaran IPA terpadu dengan baik.
2. Diadakan pelatihan yang membahas khusus IPA terpadu unt uk guru-guru IPA
baik fisika maupun biologi. Sehingga guru mampu melakukan pengelolaan
pembelajaran IPA terpadu dengan baik tanpa alasan bidang keahlian masingmasing.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim , 2003, UU RI No. 20 tahun 2003 t ent ang Sist em Pendidikan Nasional
Arikunto . Suharsimi, 2006, Prosedur Penelit ian Suatu Pendekatan Prakt ik Edisi
Revisi VI, Jakarta: PT. Rineka Cipt a
Alison and Har, 2009, Journal of Online Learning on Inst ructional Strat egiesas a
Subst ant ial Support to Education Reform “ Act ive Classroom” in t he
context of Hongkong
Cheng, 1994, Journal of Effectiveness Curriculum Change in School: An
Organization Perspect ive.
M ulyasa.E, 2006, M anajemen Berbasis Sekolah Konsep Strat egi dan Implikasi ,
Bandung: PT. Remaja Rosda Karya
Pat ton and Spencer, 2008, Journal of Personal responbilit y: t he creation,
implement at ion and evaluation of a school-school program
Karya
Susilo, Joko M uhammad, 2007, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offet
W ood, 2008, Journal of Learning Excellce and Development Team Teaching
Change in Learning and Teaching.
Zini and Lin , 2006 , Journal of Free/ libre open source softw are implement ation in
schools: Evidence from the field and implicat ion for the future
PENGELOLAAN PEM BELAJARAN IPA TERPADU
SEKOLAH UNGGULAN
(Studi Situs SM P Negeri 1 Salatiga)
Oleh
IKA DAM AYANTI
NIM : Q100070814
PROGRAM STUDI M AGISTER M ANAJEM EN PENDIDIKAN
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS M UHAM M ADIYAH SURAKARTA
2013
NASKAH PUBLIKASI
PENGELOLAAN PEM BELAJARAN IPA TERPADU
SEKOLAH UNGGULAN
(Studi Sit us SM P Negeri 1 Salatiga)
Telah disetujui oleh:
Pembimbing I
Prof. Dr. Budi M urt iyasa
PROGRAM STUDI M AGISTER M ANAJEM EN PENDIDIKAN
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS M UHAM M ADIYAH SURAKARTA
2013
NASKAH PUBLIKASI
PENGELOLAAN PEM BELAJARAN IPA TERPADU
SEKOLAH UNGGULAN
(Studi Sit us SM P Negeri 1 Salatiga)
Telah disetujui oleh:
Pembimbing II
Dr. Sumardi, M .si
PROGRAM STUDI M AGISTER M ANAJEM EN PENDIDIKAN
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS M UHAM M ADIYAH SURAKARTA
2013
PENGELOLAAN PEM BELAJARAN IPA TERPADU SEKOLAH UNGGULAN
(Studi Situs SM P Negeri 1 Salatiga)
Oleh
1
2
Ika Damayant i , Budi M urt iyasa , dan Sumardi
1
3
M ahasisw a M agist er Pendidikan UM S Surakart a dan Guru SM P Negeri 8 Salatiga,
[email protected]
2
Staf Pengajar UM S Surakarta, [email protected]
3
St af Pengajar UM S Surakart a, [email protected]
ABSTRAK
IPA Terpadu merupakan gabungan ant ara berbagai disiplin ilmu-ilmu alam ,
yang biasanya t erdiri at as beberapa mata pelajaran sepert i Fisika, Biologi, dan Kimia
yang dalam pelaksanaannya t idak lagi t erpisah-pisah melainkan menjadi satu
kesat uan. Tujuan yang ingin di capai dalam penelitian ini adalah unt uk menget ahui
peran guru menyelenggarakan pembelajaran IPA t erpadu t erdiri dari perencanaan,
pelaksanaan, hasil evaluasi pembelajaran IPA Terpadu. Penelit ian ini menggunakan
pendekatan kualit atif yang memusatkan pada deskripsi data yang berupa kalimat kalimat yang memiliki art i mendalam yang berasal dari informan dan perilaku yang
diamat i.Hasil penelitian menunjukan bahw a adanya perencanaan, pelaksanaan, hasil
evaluasi pembelajaran IPA Terpadu yang memiliki peluang unt uk pengembangan
kreat ivit as akademik sisw a. Namun terjadi penyimpangan dalam pengelolaan
pembelajaran IPA Terpadu dalam pebuatan RPP dan silabus yang akan digunakan
saat pembelajaran di kelas. Penyimpangan dalam pembuatan RPP daan silabus
dikarenakan masing-masing guru mempunyai keahlian yang berbeda sehingga
merasa
tidak
mampu
memberikan
mat eri
pelajaran
yang
bukan
keahliannya.Rencana pelaksanaan pembelajaran t ersebut merupakan realisasi dari
pengalaman belajar pesert a didik yang telah ditentukan pada silabus pembelajaran.
Penjabaran silabus dikemas dalam kegiatan pendahuluan, kegiat an inti, dan kegiat an
penutup yang merupakan pelaksanaan dari pembelajaran IPA Terpadu. Unt uk
mengukur pelaksanaan pembelajaran IPA Terpadu dilakukan evaluasi pembelajaran
t erhadap pesert a didik baik aspek kognit if, aspek psikomot orik, dan aspek afektif .
Kat a kunci: pengelolaan pembelajaran, IPA Terpadu .
PENGELOLAAN PEM BELAJARAN IPA TERPADU SEKOLAH UNGGULAN
(Studi Situs SM P Negeri 1 Salatiga)
Oleh
1
2
Ika Damayant i , Budi M urt iyasa , dan Sumardi
1
3
M ahasisw a M agist er Pendidika UM S Surakart a dan Guru SM P Negeri 8 Salat iga,
[email protected]
2
Staf Pengajar UM S Surakarta, [email protected]
3
St af Pengajar UM S Surakart a, [email protected]
ABSTRACT
Int egrated Science is a combinat ion of various disciplines of nat ural sciences,
w hich usually consist s of a few subjects such as Physics, Biology, and Chemist ry are
in practice no longer separat e but become a single ent it y. Object ives to be achieved
in this study w as to determine the role of t he teacher organizes an int egrat ed
science learning consist s of planning, implementation, evaluation of Int egrat ed
science learning. This study used a qualit at ive approach t hat focuses on t he
description of t he data in the form of sentences that have deep meaning derived
from informant s and observed behavior.The results show ed that t he planning,
implement ation, evaluat ion of Integrated science learning give opportunities for
academic development of st udent creativit y. How ever, t here are deviat ions in t he
management oh integrat ed science learning in composing RPP and syllabus t o be
used in t he classroom. It is because each t eacher has different skills so the teacher
feels incapable of teaching subject matt er beyond his expertise.The implementation
plan in the realization of the learning experience of learners that have been
specified in the learning syllabus. The translat ion of t he syllabus packed in
preliminary act ivit ies, core act ivities, and post activit ies t hat become t he
implement ation of the Integrated science learning. To measure t he implementation
of learning Int egrat ed science evaluat ion of students leraning on bot h the coqnitive,
psychomotor aspects and affective aspect must be done.
Keyw ords: management learning, Integrateed Science
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan suat u sist em yang di dalamnya terdapat beberapa
komponen yang menjadi sat u kesatuan fungsional dan saling berint eraksi,
bergantung, dan berguna untuk mencapai tujuan. Komponen itu adalah t ujuan
pendidikan, pendidik, anak didik, lingkungan pendidikan dan alat pendidikan.
Kelima komponen pendidikan tersebut, akan terimplementasi dalam proses
pembelajaran, yait u aktivit as belajar mengajar. Seseorang dikat akan t elah
belajar apabila dalam dirinya telah t erjadi perubahan perilaku dan t idak t ahu
menjadi t ahu yang meliput i aspek koqnit if , afektif , dan psikomot or. Sebagai
salah
sat u
komponen
dalam
pembelajaran
guru
memiliki
posisi
yang
menentukan keberhasilan pembelajaran, karena fungsi ut ama guru ialah
merancang, mengelola dan mengevaluasi pembelajaran. Sejalan dengan it u pula
Kurikulum sat uan Tingkat Pendidikan (KTSP) menegaskan bahw a kedudukan
guru dalam kegiatan belajar mengajar sangat st rategis dan menentukan
kedalaman dan keluasan materi pelajaran. Guru merupakan fakt or penentu
dalam pembelajaran karena guru yang memilah bahan pelajaran yang disajikan
kepada pesert a didik. Salah satu fakt or yang mempengaruhi guru dalam upaya
memperluas dan memperdalam materi ialah rancangan pembelajaran yang
efekt if , ef isien, menarik dan hasil pembelajaran yang bermut u t inggi dapat
dilakukan oleh set iap guru.
M at a pelajaran IPA merupakan salah satu mat a pelajaran eksak yang
diberikan pada sisw a dari sekolah dasar sampai dengan sekolah menengah
t ingkat
at as. Pelajaran
IPA dianggap sebagai pelajaran
yang sulit
dan
membosankan bagi sisw a, hal it u disebabkan karena guru dalam pembelajaran
kurang memberikan kegiatan yang berarti bagi sisw a, selama ini sisw a hanya
mendengarkan dan memperhat ikan guru saja. Akibat nya sisw a bosan sehingga
kurang
dapat
memahami
mempengaruhi
prest asi
apa
belajar
yang
telah
sisw a.
disampaikan
Dengan
guru
demikian
sehingga
guru
dalam
pembelajaran IPA dit unt ut untuk dapat menggunakan berbagai st rat egi dalam
proses pembelajaran IPA yang melibatkan sisw a secara aktif dalam kegiat an
pembelajaran.
M odel
pembelajaran
IPA
t erpadu
merupakan
salah
sat u
model
implement asi kurikulum yang dianjurkan untuk diaplikasikan pada semua
jenjang pendidikan, mulai dari t ingka Sekolah Dasar / M adrasah Ibt idaiyah (SD /
M I) sampai dengan sekolah M enengah At as / M adrasah Aliyah (SM A / M A).
M odel pembelajaran ini pada hakikatnya merupakan suat u pendekat an
pembelajaran yang memungkinkan dan menemukan konsep sert a prinsip secara
holisic dan ot ent ik. Pembelajaran ini merupakan model yang mencoba
memadukan beberapa pokok bahasan.
M elalui pembelajaran IPA terpadu, diharapkan pesert a didik dapat
membangun pengetahuannya melalui cara kerja ilmiah, bekerja sama dalam
kelompok, belajar berinteraksi dan berkomunikasi, sert a bersikap ilmiah.
Pengelolaan adalah proses at au cara menyelenggarakan pembelajaran
sehingga t ercapai tujuan yang diinginkan dengan memberikan pengaw asan pada
semua hal yang terlibat dalam kegiat an dalam hal penyelenggaraan tentang
pembelajaran IPA, yang terkait dengan bagaimana perencanaan, pelaksanaan
dan evaluasi dari pembelajaran IPA dapat tercapai dengan baik.
Proses pembelajaran adalah usaha guru untuk mencipt akan kondisi at au
mengat ur lingkungan sedemikian rupa, sehingga terjadi interaksi ant ara sisw a
dengan lingkungan, t ermasuk guru dengan alat mengajarnya yang disebut
proses pembelajaran yang telah dit entukan dapat tercapai.
Proses pembelajaran
dalam
standar
penilaian
nasional,
dimana
kurikulum dijadikan acuan dalam pembelajaran yang diberlakukan, kemudian
mat eri ujian dikembangkan dari kurikulum yang diberlakukan dengan benar
(M ulyasa, 2005 : 7). Penyusunan perencanaan dalam persiapan pembelajaran
sebagai produk program pembelajaran jangka pendek, yang mencakup
perencanaan pembelajaran, terdapat beberapa komponen yang mencakup
kompet ensi dasar, materi, st andar, teknik, media dan sumber belajar, w aktu
belajar dan daya dukung lainnya (M ulyasa, 2005 : 216).
Pembelajaran
merupakan
suatu
proses
yang
mengandung
serangkaian perbuatan guru dan sisw a atas dasar hubungan timbal balik yang
berlangsung dalam sit uasi yang edukatif untuk mencapai t ujuan t ertent u.
Int eraksi at au hubungan timbal balik ant ara guru dan sisw a merupakan
syarat ut ama berlangsungnya proses belajar mengajar yang mempunyai art i
yang lebih luas, t idak sekedar hubungan antara guru dengan sisw a, tetapi
berupa int eraksi edukat if.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peran guru
menyelenggarakan
pembelajaran
IPA
t erpadu
yang
terdiri
dari
(a)
Perencanaan pembelajaran IPA terpadu, (b) Pelaksanaan pembelajaran IPA
t erpadu, dan (c) Hasil evaluasi pembelajaran IPA t erpadu
M ETODE PENELITIAN
Penelitian ini adalah penelitian kualit at if, karena dalam mengkaji
masalah penelit i tidak membukt ikan at au menolak hipotesis yang dibuat
sebelum penelit ian tet api mengolah dat a dan menganalisis suatu masalah
secara non numeric. Berdasarkan rangkaian t eori t ent ang penelitian kualitatif
t ersebut, penelit i berkeyakinan untuk menggunakan jenis penelit ian dekript if ,
karena jenis penelitian ini memusat kan pada deskripsi data yang berupa
kalimat -kalimat yang memiliki art i mendalam yang berasal dari informan dan
perilaku yang diamat i.
Penelitian dilakukan bertempat di SM P Negeri 1 Salat iga, dengan teknik
pengumpulan dat a merupakan langkah yang paling utama dalam penelit ian,
karena tujuan ut ama dari penelit ian adalah mendapat kan dat a. Tanpa
mengetahui metode pengumpulan data maka penelit i t idak akan mendapatkan
dat a yang memenuhi st andar data yang ditetapkan .
Teknik pengumpulan dat a dalam penelit ian ini berdasarkan sett ing data
yang dikumpulkan di sekolah dengan tenaga penelit ian. Berdasarkan sumbernya
menggunakan data primer yang diperoleh melalui pengamat an langsung dari
lapangan, dan data sekunder yang diperoleh melalui dokumen laporan
pelaksanaan
pembelajaran,
dan
berdasarkan
t eknik
pengumpulan
data
menggunakan t riangulasi yang merupakan gabungan dari w aw ancara mendalam,
observasi dan dokumentasi.
Keabsahan data dari sebuah penelitian sangat pent ing art inya karena
dengan keabsahan dat a merupakan salah satu langkah aw al kebenaran dan
analisis data. Dalam menguji keabsahan dat a at au memeriksa kebenaran data
digunakan cara memperpanjang masa penelitian, pengamat an yang t erus
menerus, trianggulasi, sumber data maupun trianggulasi teknik pengumpulan
dat a,
menganalisis
kasus
negat ive,
mengadakan
membicarakan dengan orang lain at au rekan sejaw at .
sumber
check,
serta
Terkait dengan hal t ersebut diatas maka dapat dirumuskan langkah-langkah yang
dilakukan
peneliti
unt uk
memperoleh
dat a
yang
t erpercaya
melalui
:
(1).Pengamatan secara terus menerus. (2). Triangulasi data
HASIL PENELITIAN DAN PEM BAHASAN
Bahw a kurikulum yang berlaku saat ini berfokus pada pelaksanaan
kurikulum
di
sekolah, dimana kurikulum
sebagai sebuah
aktivit as dan
perencanaan isi pada level individu, level program, dan level sekolah unt uk
mendidik pengajaran guru dan pembelajaran murid. Dalam kurikulum sekarang
yang digunakan adalah kurikulum KTSP di mana IPA yang digunakan merupakan
IPA t erpadu yang memiliki peluang untuk pengembangan kreativit as akademik.
Namun banyak sekolah yang belum menggunakan IPA t erpadu t ermasuk SM P
Negeri 1 Salatiga yang menjadi tempat penelit ian.
Dari
hasil
penelitian
ditemukan bahw a terjadi penyimpangan dalam pengelolaan pembelajaran IPA. Di
mana pada tempat penelitian t idak menggunakan pembelajaran IPA terpadu
namun dengan pembelajaran yang terpisah ant ara fisika dengan biologi. Guru
tetap menyusun perangkat pembelajaran yang berupa silabus dan RPP yang akan
digunakan saat pembelajaran dikelas sesuai dengan mat a pelajaran masingmasing. Dengan RPP yang dibuat it ulah kemudian digunakan dalam pelaksanaan
pembelajaran. Penyimpangan dalam pembuat an RPP dikarenakan masing-masing
guru memiliki keahlian yang berbeda sehingga merasa tidak mampu memberikan
mat eri pelajaran yang bukan keahliannya. Di mana KTSP menunt ut guru akt if dan
part isipasi dalam perubahan kurikulum. Sehingga efekt ivit as dan efisiensi dari
kurikulum IPA t erpadu belum dapat dicapai.
Fakta dalam pelaksanaan menggunakan RPP yang dibuat oleh guru dengan
masing-masing mata pelajaran (fisika dan biologi). Di mana masing-masing mata
pelajaran menggunakan 3 jam t at ap muka dalam pembelajaran sedangkan dalam
IPA terpadu menggunakan 2 jam tatap muka pada masing-masing mat a pelajaran.
Sedang met ode-metode pembelajarannya sudah menggunakan met ode kelas
yang aktif sehingga kegiat an pembelajaran lebih hidup.
1.
Rencana
Perencanaan pembelajaran IPA
Pelaksanaan
Pembelajaran
(RPP)
IPA
t erpadu
dibuat
sebelum
berhadapan dengan peserta didik dengan langkah aw al menent ukan tema,
karena dengan menentukan t ema akan membant u peserta didik dalam beberapa
aspek. Setelah menentukan t ema kemudian melakukan pembuat an matriks at au
hubungan KD (Kompetensi Dasar) dengan t ema, yang dilanjutkan dengan
merumuskan indikator pembelajaran terpadu. Dari hasil penyusunan indikat or
dilanjut kan dengan menyusun silabus pembelajaran terpadu, yang terakhir
menyusun pelaksanaan pembelajaran t erpadu yang digunakan unt uk berhadapan
dengan pesert a didik. Rencana pelaksanaan pembelajaran tersebut merupakan
realisasi dari pengalaman belajar peserta didik yang t elah dit entukan pada silabus
pembelajaran t erpadu. Komponennya t erdiri at as identit as mata pelajaran,
kompet ensi dasar yang hendak dicapai, mat eri pokok besert a uraiannya, langkah
pembelajaran, alat media yang digunakan, penilaian t indakan lanjut, serta
sumber bahan yang digunakan. M enurut Cheng (1994) efektivit as kurikulum
dipinjam unt uk mengident ifikasi pendekatan untuk memaksimalkan efektivit as
pengajarna dan pembelajarna melalui perubahan kurikulum. Dibandingkan
dengan pendekat an kurikulum yang simple, dan pendeakt an perkembangan
kompet ensi guru, pendekat an perubahan kurikulum secara dinamik yang
menekankan perkembangan di kedua kurikulum dan kompet ensi guru dalam
dinamik dan cara yang berkelanjut an t ampaknya lebih kuat . Pada pendekat an ini,
kompet ensi guru sebaiknya dikembangkan, t ak hanya untuk memuaskan
kurikulum yang sudah ada at au perubahan kurikulum t et api juga unt uk
mengembangkan kurikulum lebih cocok unt uk murid dan tujuan sekolah. At uran
aktif dan partisipasi guru pent ing pada perencanaan dan perubahan kurikulum.
Rencana dan pelaksanaan kurikulum ini bersifat prakt is dan efektif sehingga pada
akhirnya mampu mengubah manajemen sekolah yang lebih maju dalam hal
pembelajaran. Dalam kurikulum sekarang yang digunakan adalah kurikulum KTSP
dimana IPA yang digunakan merupakan IPA terpadu yang memiliki peluang unt uk
pengembangan kreativit as akademik.
Dari hasil penelit ian ditemukan bahw a t erjadi penyimpangan dalam
pengelolaan pembelajaran IPA. Di mana pada t empat penelit ian t idak
menggunakan pembelajaran IPA t erpadu namun dengan pembelajaran yang
t erpisah antara fisika dengan biologi. Guru t et ap menyusun perangkat
pembelajaran yang berupa silabus dan RPP yang akan digunakan saat
pembelajaran dikelas sesuai dengan mat a pelajaran masing-masing. Dengan
RPP
yang
dibuat
itulah
kemudian
digunakan
dalam
pelaksanaan
pembelajaran. Penyimpangan dalam pembuat an RPP dikarenakan masingmasing guru memiliki keahlian yang berbeda sehingga merasa tidak mampu
memberikan mat eri pelajaran yang bukan keahliannya. Di mana KTSP
menuntut guru akt if dan part isipasi dalam perubahan kurikulum. Sehingga
efekt ivit as dan efisiensi dari kurikulum IPA t erpadu belum dapat dicapai.
2. Pelaksanaan pembelajaran IPA
M enjabarkan silabus menjadi rencana pelaksanaan pembelajaran
t erpadu, dikemas dalam kegiatan pendahuluan, kegiat an int i, dan kegiat an
penutup/ t indak lanjut.
Kegiatan pendahuluan merupakan kegiat an aw al yang harus ditempuh guru
dan peserta didik pada setiap kali pelaksanaan pembelajaran t erpadu.
Fungsinya t erut ama unt uk mencipt akan suasana aw al pembelajaran yang
efekt if ,
yang
memungkinkan
pesert a
didik
dapat
mengikut
proses
pembelajaran yang baik. M enurut Alison and Har (2009) menyatakan bahw a
salah sat u st rat egi pembelajaran yang berbeda adalah melalui met ode kelas
yang akt if, hal ini dijadikan sebagai acuan dasar oleh guru dalam kegiat an
belajar mengajar. Sehingga sit uasi pembelajaran dalam kelas menjadi lebih
hidup karena keakt ifan sisw a.
Fakta dalam pelaksanaan menggunakan RPP yang dibuat oleh guru
dengan masing-masing mata pelajaran (fisika dan biologi). Di mana masingmasing mata pelajaran menggunakan 3 jam t at ap muka dalam pembelajaran
sedangkan dalam IPA t erpadu menggunakan 2 jam t at ap muka pada masingmasing mat a pelajaran. Sedang metode-met ode pembelajarannya sudah
menggunakan metode kelas yang aktif sehingga kegiat an pembelajaran lebih
hidup.
3. Evaluasi hasil pembelajaran IPA
M enurut Pat ton and Spencer (2008) menyatakan bahw a mempelajari
perencanaan,
pelaksanaan
dan
evaluasi
program
pendidikan
yang
bertanggung jaw ab berdasarkan kerangka kerja dalam pembelajaran.
Evaluasi pembelajaran dilakukan unt uk mengukur dari pelaksanaan
pembelajaran, menent ukan sebab-sebab penyimpangan dan mengambil
t indakan korekt if di mana perlu. M eliputi post t es dan pretest pada saat
menggunakan metode eksperimen, ulangan harian dan ujian dilakukan saat
t erakhir dari proses pembelajaran. Bahkan ada penilaian dari performance
sisw a pada saat sisw a melakukan diskusi dan present asi. Selain itu ada juga
mandiri at uapun t ugas kelompok yang diberikan kepada sisw a.
Kesimpulan
Berdasarkan
rumusan
masalah,
t ujuan
penelitian
serta
hasil
dan
pembahasan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut.
1. Perencanaan pembelajaran IPA t erpadu
Pada pembuat an rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) IPA t erjadi
penyimpangan tidak menggunakan kurikulum KTSP yang mengharuskan
pelaksanaan IPA t erpadu. Di mana pada IPA t erpadu menggunakan RPP yang
t emat ik sehingga lebih efisien. Namun yang terjadi IPA t erpadu belum
dilaksanakan
di
karenakan
guru
dalam
menyampaikan
mat eri
IPA
mempunyai keahlian masing-masing (fisika dan biologi) sehingga masih
merasa belum siap jika menyampaikan mat eri yang bukan keahliannya.
Karena merasa bukan ahlinya sehingga takut salah dalam menyampaikan
materi maka RPP yang digunakan masih mengacu pada yang lama dengan
RPP masing-masing. RPP fisika dan RPP biologi sendiri t idak dipadukan.
M eskipun perencanaan yang digunakan bukan IPA t erpadu para guru t et ap
membuat rencana pengajaran yang menjadi pedoman untuk pelaksanaan
pembelajaran.
2. Pelaksanaan pembelajaran IPA terpadu
Selanjut nya set elah perencanaan pembelajaran disusun oleh guru
mata pelajaran IPA baik it u fisika maupun biologi adalah pelaksanaan
pembelajaran dengan langkah-langkah sebagai berikut : (a) kegiat an aw al; (b)
kegiatan int i; (c) kegiat an akhir. Dalam pelaksanaan pembelajaran juga
mengacu pada rencana pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan
berbagai macam met ode pembelajaran yang sesuai dengan rencana
pembelajaran. Juga penggunaan sarana pembelajaran harus disesuaikan
dengan
rencana
pembelajaran.
Dengan
demikian
meskipun
t idak
menggunakan IPA t erpadu namun tetap melaksanakan pembelajaran yang
sesuai dengan RPP yang dibuat oleh masing-masing guru mata pelajaran.
3. Evaluasi pembelajaran IPA terpadu
Evaluasi
dilakukan
t erakhir
set elah
melaksanakan
proses
pembelajaran. Dengan penilaian yang dilakukan terhadap sisw a baik dari
aspek kognitif, aspek psikomotirk, dan aspek afektif . Di mana evaluasi
dilakukan juga berdasarkan dari RPP yang dibuat oleh guru. sehingga
evaluasinya juga belum IPA t erpadu. Namun evaluasi t et ap dilaksanakan
meski menggunakan masing-masing mata pelajaran (fisika sendiri biologi
sendiri).
Saran
Keberadaan
KTSP dengan
IPA
t erpadu
pada
dasarnya
dalam
proses
perkembangan kurikulum di Indonesia. Dengan pengelolaan pembelajaran IPA
t erpadu, maka akan didapatkan sisw a yang berkualitas. Oleh sebab itu
disarankan beberapa hal sebagai berikut :
1. Perlu adanya jenjang di civitas akademika yang khusus membahas IPA
t erpadu sehingga t idak ada lagi guru yang mengeluhkan bukan keahliannya
dalam
pembelajaran
IPA
t erpadu.
Yang
akhirnya
dapat
melakukan
pengelolaan pembelajaran IPA terpadu dengan baik.
2. Diadakan pelatihan yang membahas khusus IPA terpadu unt uk guru-guru IPA
baik fisika maupun biologi. Sehingga guru mampu melakukan pengelolaan
pembelajaran IPA terpadu dengan baik tanpa alasan bidang keahlian masingmasing.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim , 2003, UU RI No. 20 tahun 2003 t ent ang Sist em Pendidikan Nasional
Arikunto . Suharsimi, 2006, Prosedur Penelit ian Suatu Pendekatan Prakt ik Edisi
Revisi VI, Jakarta: PT. Rineka Cipt a
Alison and Har, 2009, Journal of Online Learning on Inst ructional Strat egiesas a
Subst ant ial Support to Education Reform “ Act ive Classroom” in t he
context of Hongkong
Cheng, 1994, Journal of Effectiveness Curriculum Change in School: An
Organization Perspect ive.
M ulyasa.E, 2006, M anajemen Berbasis Sekolah Konsep Strat egi dan Implikasi ,
Bandung: PT. Remaja Rosda Karya
Pat ton and Spencer, 2008, Journal of Personal responbilit y: t he creation,
implement at ion and evaluation of a school-school program
Karya
Susilo, Joko M uhammad, 2007, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offet
W ood, 2008, Journal of Learning Excellce and Development Team Teaching
Change in Learning and Teaching.
Zini and Lin , 2006 , Journal of Free/ libre open source softw are implement ation in
schools: Evidence from the field and implicat ion for the future