UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK MELALUI METODE EKSPERIMEN PADA ANAK KELOMPOK Upaya Mengembangkan Kemampuan Kognitif Anak Melalui Metode Eksperimen Pada Anak Kelompok A Di BA ’Aisyiyah Mireng I Trucuk Klaten Tahun Ajaran 2013 / 2014.

UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK
MELALUI METODE EKSPERIMEN PADA ANAK KELOMPOK
A DI BA ’AISYIYAH MIRENG I TRUCUK KLATEN
TAHUN AJARAN 2013 / 2014

NASKAH PUBLIKASI
Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Guna mencapai derajat
Sarjana S-1

Diajukan Oleh :

NAMA

: ERNA KURNIANINGSIH

NIM

: A.53B111040

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013

1

ABSTRAK
UPAYA MENGEMBANGKAN KOGNITIF ANAK MELALUI METODE
EKSPERIMEN PADA ANAK KELOMPOK A DI TK BA AISYIYAH
MIRENG I TRUCUK KLATEN TAHUN AJARAN 2013 / 2014
ERNA KURNIANINGSIH, A53B111040 Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah
Surakarta 2013,
halaman.
Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk mengembangkan kognitif melalui metode
eksperimen pada anak kelompok A di TK BA Aisyiyah Mireng I Trucuk Kabupaten Klaten
tahun ajaran 2013/2014. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian
Tindakan Kelas ( PTK) yang dilaksanakan dua kali siklus dengan enam kali pertemuan.
Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, tindakan,
observasi, dan refleksi. Subyek penelitian ini adalah guru dan anak didik kelompok A TK BA
„Aisyiyah Mireng I Trucuk tahun ajaran 2013/2014 sebanyak 16 anak.Data tentang prilaku

guru, perilaku siswa, dan situasi kelas dikumpulkan dengan menggunakan metode observasi,
sedangkan data tentang kemampuan membaca permulaan anak dikumpulkan dengan metode
penugasan. Analisis data dengan tehnik analisis kritis untuk proses dan tehnik analisis
komparatif untuk kognitif anak dikumpulkan melalui permainan eksperimen. Kesimpulan
hasil penelitian ini adalah bahwa penggunaan metode eksperimen dengan permainan
mengenal warna dapat mengembangkan kognitif pada anak di TK BA Aisyiyah Mireng I
Trucuk Klaten. Berdasarkan hasil tindakan prasiklus, siklus I, siklus II, yang telah dilaksanakan
selama penelitian menunjukkan perkembangan kemampuan kognitif anak didik TK BA
‟Aisyiyah Mireng I Trucuk Tahun ajaran 2013/2014. Hal ini ditunjukkan dengan adanya
perkembangan kemampuan kognitif yang baik dalam eksperimen yang telah dilaksanakan
pada prasiklus mencapai 37,5%, siklus I mencapai 68,27%, siklus II mencapai 78,27%.
Dengan demikian penggunaan metode eksperimen dapat mengembangkan kemampuan
kognitif anak didik TK BA ‟Aisyiyah Mireng I Trucuk Klaten Tahun ajaran 2013/2014.
Kata kunci : kemampuam kognitif, eksperimen

2

A. PENDAHULUAN
Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, pasal 28 ayat 3 menyatakan bahwa Taman Kanak-Kanak (TK)

merupakan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal yang
bertujuan membantu anak didik mengembangkan berbagai potensi baik psikis
dan fisik yang meliputi moral dan nilai agama, sosial, emosional, kemandirian,
kognitif, bahasa, fisik/motorik, dan seni untuk siap memasuki sekolah dasar.
Dalam kurikulum Taman Kanak-Kanak tahun 2011, kegiatan berhitung
terdapat dalam bidang pengembangan kemampuan dasar kognitif yang
tujuannya adalah mengembangkan kemampuan berpikir, anak dapat mengolah
perolehan belajarnya, dapat menemukan bermacam-macam alternatif pemecahan
masalah, membantu anak mengembangkan logika matematikanya dan
pengetahuan akan ruang waktu serta mempunyai kemampuan untuk

memilih-

milih mengelompokkan pengembangan kemampuan berpikir dan teliti.
Anak usia dini merupakan individu yang berbeda, unik, dan memiliki
karakteristik tersendiri sesuai dengan tahapan usianya. Masa usia dini (0-6
tahun) merupakan masa keemasan (golden age), yang pada masa ini stimulasi
seluruh aspek perkembangan berperan penting untuk tugas perkembangan
selanjutnya. Perlu disadari bahwa masa-masa awal kehidupan anak merupakan
masa terpenting dalam rentang kehidupan seorang anak. Pada masa ini

pertumbuhan otak sedang mengalami perkembangan yang sangat pesat.
Pada usia 3 tahun, minat anak terhadap angka sangat besar. Di
lingkungan kehidupan anak, berbagai bentuk angka sering dijumpai dimana-

3

mana, seperti pada jam dinding, mata uang, kalender, dan sebagainya. Jadi,
dapat dikatakan bahwa angka telah menjadi bagian dalam kehidupan seharihari dan pada saat inilah permainan berhitung sebaiknya mulai diperkenalkan
pada anak (Depdiknas, 2000:1).
Usia

dini

pra

sekolah

mengembangkan berbagai

merupakan


usia

yang

efektif

untuk

potensi yang dimiliki anak-anak. Upaya

pengembangan ini dapat dilakukan dengan berbagai cara termasuk melalui
permainan berhitung. Permainan berhitung di TK tidak hanya terkait dengan
kemampuan kognitif saja, tetapi juga kesiapan mental sosial dan emosional,
karena itu dalam pelaksanaannya harus dilakukan secara menarik dan
menyenangkan (Depdiknas, 2007:1).
Permainan berhitung merupakan bagian dari matematika. Permainan ini
diperlukan untuk menumbuh kembangkan ketrampilan berhitung yang sangat
diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, terutama konsep bilangan yang
merupakan dasar bagi pengembangan kemampuan matematika maupun

kesiapan untuk mengikuti pendidikan dasar (Depdiknas, 2007:1).
Kemampuan

kognitif

perlu

dikembangkan

agar

anak

mampu

mengeksplorasikan dunia sekitar melalui panca indranya sehingga dengan
pengetahuan yang didapatnya tersebut, anak akan dapat melangsungkan
hidupnya dan mampu memecahkan masalah yang dihadapinya sehingga pada
akhirnya akan menjadi individu yang mau menolong dirinya sendiri dan
orang lain (Sujiono, 2005:1.16).

Mengingat pentingnya masa ini, maka peran stimulasi berupa
lingkungan yang kondusif harus dipersiapkan oleh para pendidik, baik orang

4

tua, guru pengasuh ataupun orang dewasa lain yang ada di sekitar anak,
sehingga anak memiliki kesempatan untuk mengembangkan seluruh
potensinya. Pendidikan anak usia dini diberikan pada awal kehidupan anak
untuk dapat berkembang secara optimal.
Upaya pengembangan harus dilakukan melalui kegiatan bermain agar
tidak membuat anak kehilangan masa bermainnya. Bermain merupakan suatu
kegiatan yang menyenangkan bagi anak. Bermain membantu anak mengenal
dirinya, dengan siapa dia hidup, serta lingkungan tempat ia hidup. Anak
dapat memperoleh kesempatan untuk berkreasi, bereksplorasi, menemukan,
dan mengekspresi perasaannya dengan bermain.
Permasalahan yang dihadapi anak didik kelompok A di BA Aisyiyah
Mireng I Trucuk Klaten yaitu adanya anak yang belum memahami konsep
bilangan, mengurutkan bilangan, dan menghitung hasil penambahan. Ada
anak yang masih terbalik dalam menulis angka karena rendahnya
kemampuan anak dalam berpikir. Pada saat ini, banyak orang tua murid yang

mengharapkan anak mereka jika keluar dari TK bisa berhitung dan membaca
dengan lancar. Apabila masalah ini tidak segera mendapat solusi, maka akan
sulit untuk mendapatkan hasil belajar anak didik yang memuaskan.
Hal tersebut bisa terjadi karena metode yang digunakan oleh guru dalam
pembelajaran kurang tepat, alat peraga yang digunakan kurang menarik, dan
kurangnya kreativitas guru dalam menyampaikan bahan ajar sehingga anakanak kurang berminat dalam mengikuti pembelajaran dan tidak antusias
memperhatikan apa yang disampaikan guru. Salah satu solusi untuk

5

meningkatkan kognitif anak didik kelompok A di BA Aisyiyah Mireng I
Trucuk Klaten adalah dengan menggunakan eksperimen.
Berdasarkan uraian di atas, penulis terdorong untuk melakukan
penelitian dengan judul ”Upaya Mengembangkan Kemampuan Kognitif
Anak melalui Metode Eksperimen pada Anak Kelompok A di BA Aisyiyah
Mireng I Trucuk Klaten Tahun Ajaran 2013/2014”.
Dari

latar


belakang

diatas

permasalahan

yang

ada

dapat

diidentifikasikan sebagai berikut : 1) Metode eksperimen yang digunakan
guru secara konvensional sehingga anak mengalami kebosanan, 2) Adanya
kenyataan bahwa dengan metode eksperimen anak-anak mengalami kesulitan
dalam proses belajar kognitif, 3) Adanya keterbatasan pengalaman dari guru
yang masih menggunakan metode eksperimen.
Dari identifikasi masalah diatas maka peneliti dapat membatasi
permasalahan sebagai berikut : Kemampuan kognitif anak dibatasi pada
permainan eksperimen untuk dapat mengenal berbagai macam warna.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut : ”Apakah melalui model pembelajaran dengan
metode eksperimen dapat mengembangkan kemampuan kognitif anak
kelompok A TK BA Aisyiyah Mireng I, Trucuk Klaten Tahun Pelajaran
2013/2014 ?
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka dapat ditetapkan tujuan
penelitian sebagai berikut : untuk mengembangkan kemampuan kognitif
melalui metode eksperimen pada TK BA Aisyiyah Mireng, Trucuk, Klaten

6

Tahun Pelajaran 2013/ 2014, secara khusus tujuan penelitian ini untuk
mengetahui perkembangan kognitif anak kelompok A pada TK BA Aisyiyah
Mireng, Trucuk, Klaten melalui metode eksperimen.

B. METODE PENELITIAN
Setting penelitian kelas ini meliputi, tempat penelitian dan waktu
penelitian, sebagai berikut: penelitian dilakukan di TK BA Aisyiyah Mireng,
Trucuk, Klaten. Sekolah ini dipimpin oleh Anik sebagai kepala sekolah, yang
membawahi 2 guru. 1 orang guru kelompok A dan 1 orang guru untuk

kelompok B. Penelitian ini akan dilaksanakan pada tahun ajaran 2012-2013
pada semester II.
Subjek penelitian pada TK BA Aisyiyah Mireng, Trucuk, Klaten adalah
guru dan anak didik kelompok A yang berjumlah 18 anak didik. Yang terdiri
dari 12 anak laki-laki dan 6 anak perempuan.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan. Penelitian ini berupaya
untuk mendapatkan hasil yang maksimal melalui cara dan prosedur yang
paling efektif, desertai dengan penelaahan yang diteliti terhadap suatu
perlakuan dan mengkaji sejauh mana dampak perilaku dalam rangka
mengubah, memperbaiki dan mengembangkan mutu perilaku terhadap
perilaku yang diteliti.
Penelitian dibagi menjadi tiga jenis yaitu: penelitian kuantitatif,
penelitian kualitatif, dan penelitian tindakan kelas.

7

Arikunto (2006:91), menyatakan bahwa Penelitian Tindakan Kelas
merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan,
dan terjadi dalam sebuah kelas. Penelitian kelas dilakukan antara guru dengan
kolaborasi/orang lain yang bertujuan untuk mendeteksi dan memecahkan
masalah yang ada di kelas sehingga dapat meningkatkan proses pembelajaran
di dalam kelasnya.
Penelitian ini termasuk dalam Penelitian Tindakan Kelas, dengan alasan
sebagai berikut: Judul penelitian yang diangkat merupakan proses dari
mengidentifikasi kendala-kendala belajar mengajar yang timbul di kelas TK
tempat peneliti mengajar. Dari proses identifikasi tersebut peneliti
mengangkat masalah yang sebagian besar dialami oleh anak didik dan layak
diselesaikan terlebih dahulu. Masalah yang diangkat pada penelitian ini
merupakan masalah yang nyata yang terjadi di TK BA Aisyiyah Mireng,
Trucuk Klaten. Pada penelitian ini, akan melakukan tindakan kelas dengan
menggunakan metode eksperimen, untuk meningkatkan kemampuan kognitif
anak kelompok A di TK BA Aisyiyah Mireng, Trucuk Klaten.
Pengumpulan data merupakan pekerjaan penelitian yang harus
dilakukan dalam kegiatan penelitian. Hubungan kerja antara peneliti dengan
subjek peneliti hanya berlaku untuk pengumpulan data penelitian.
Menurut Arikunto (2007: 129), data yang baik adalah data yang diambil
dari sumber yang tepat dan akurat. Data yang diambil pada penelitian ini
adalah data mengenai anak dan pelaksanaan kegiatan belajar kognitif dengan
metode ekperimen. Sumber data penelitian ini berasal dari guru dan anak
didik.

8

Ada beberapa cara untuk mendapatkan data dalam suatu penelitian,
diantaranya: 1) Observasi, observasi dalam tindakan ini untuk mengetahui
tindak belajar dan mengajar guru dengan menggunakan permainan
eksperimen untuk mengembangkan kemampuan kognitif pada anak kelompok
A TK BA Aisyiyah, Mireng I, Trucuk, Klaten. 1) Interview, interview atau
wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Maksud mengadakan
wawancara adalah mengkonstruksi mengenai orang, kejadian, organisasi,
perasaan,

motivasi,

tuntutan,

kepedulian

dan

lain-lain

kebulatan.

Merekonstruksi kebulatan-kebulatan demikikan sebagai yang dialami masa
lalu. Memproyeksikan kebulatan-kebulatan sebagai yang diharapkan untuk
dialami pada masa yang akan datang. Memverifikasi, mengubah, dan
memperluas informasi yang diperoleh dari orang lain, baik manusia maupun
bukan manusia (triangulasi), dan memverifikasi, mengubah dan memperluas
konstruksi yang dikembangkan oleh peneliti sebagai pengecekan anggota.
Interview dalam penelitian dilakukan kepada guru dan anak didik.
Menurut Guba dan Lincoln dalam dokumen ialah setiap bahan tertulis
maupun film yang tidak dipersiapkan karena adanya permintaan seorang
penyidik. Dokumen terdiri dari dokumen pribadi dan dokumen resmi.
Dokumen resmi adalah catatan atau karangan seseorang secara tertulis
tentang tindakan, pengalaman dan kepercayaannya. Dokumen resmi terbagi
dalam dokumen internal dan dokumen eksternal. Dokumen internal dalam
kalangan sendiri. Dokumen eksternal berisi bahan-bahan informasi yang

9

dihasilkan oleh suatu lembaga sosial, misalnya majalah, buletin, pernyataan,
dan berita yang disiarkan kepada media massa. Dokumen yang digunakan
dalam penelitian untuk mengumpulkan data tentang identitas anak, dan profil
sekolah.
Instrumen merupakan alat bantu yang digunakan untuk mencatat atau
mendapatkan data yang diperlukan. Pembuatan instrument disusun sebelum
peneliti terjun ke lapangan. Dalam penelitian ini instrument yang digunakan
yaitu : pedoman observasi kemampuan kognitif yang berisi tentang catatan
hasil pelaksanaan kegiatan bermain eksperimen yang sesuai dengan indikator
yang akan dicapai.
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat
kevalitan atau keabsahan sesuatu instrumen (Arikunto, 2006:168). Validitas
yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur
dalam melakukan fungsi ukurnya (http://violetatniyamani.blogspot.com/).
Suatu skala atau instrumen pengukur dapat dikatakan mempunyai
validitas yang tinggi apabila instrumen tersebut menjalankan fungsi ukurnya,
atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya
pengukuran tersebut. Sedangkan instrumen pengukuran yang memiliki
validitas rendah akan menghasilkan data yang tidak relevan dengan tujuan
pengukuran.
Kesimpulan dari pengertian validitas di atas bahwa ketepatan pada
validitas suatu alat ukur tergantung pada kemampuan alat ukur tersebut
mencapai tujuan pengukuran yang dikehendaki dengan tepat.

10

Untuk menjamin kebenaran data yang dikumpulkan dan dicatat oleh
peneliti maka digunakan cara-cara yang tepat untuk mengembangkan
validitas yang diperoleh. Dalam penelitian ini akan digunakan teknik
triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data dalam membandingkan hasil
wawancara terhadap objek penelitian (http://remenmaos.blogspot.com/).
Penelitian ini menggunakan triangulasi merupakan teknik untuk
mengecek keabsahan data. Dimana dalam pengertiannya triangulasi adalah
teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain
dalam membandingkan hasil wawancara terhadap objek penelitian (Moloeng,
2004:330).
Denzin (dalam Moloeng, 2004) membedakan empat macam triangulasi
diantaranya dengan memanfaatkan penggunaan, sumber, metode, penyidik
dan teori. Pada penelitian ini, dari keempat macam triangulasi tersebut,
peneliti hanya menggunakan triangulasi sumber.
Triangulasi dengan sumber artinya membadingkan dan mengecek balik
derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat
yang berbeda dalam penelitian kualitatif (Patton, 1987:331). Adapun untuk
mencapai kepercayaan itu, maka ditempuh langkah sebagai berikut a)
membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara,
b) membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai
pendapat dan pandangan masyarakat dari berbagai kelas, c) membandingkan
hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.

11

Data hasil penelitian dianalisis secara deskriptif kualitatif dengan
analisis interaktif yang terdiri dari pengumpulan data, reduksi data, penyajian
data, dan penarikan kesimpulan. Menurut M.B Miles dan A.M Hubernan
(dalam Patilima 2005 :100) proses analisis interaktif dibagi menjadi 4 (empat)
tahap.
Indikator pencapaian kegiatan penelitian ini akan terlihat dengan adanya
peningkatan yang dapat dirumuskan sebagai berikut : diharapkan kemampuan
kognitif anak terjadi peningkatan sebesar 75%.

C. HASIL DAN PEMBAHASAN
Sekolah Taman Kanak-Kanak BA Aisyiyah Mireng I Trucuk Klaten
terletak di kampung Mireng, desa Mireng dan Kecamatan Trucuk. Berdiri di
atas tanah seluas 2063 m2 yang diwakafkan oleh H. Sanusi, beliau
mewakafkan tanah guna didirikan sebuah sekolah untuk tempat pendidikan,
yang semula bertempat di rumah warga, Kemudian warga segera bergotong
royong mengumpulkan dana dan material. Akhirnya berkat kerja sama yang
baik dari warga sebagai tahap awal dapat mendirikan fondasi sekolah.
Berhubung bangunan belum memadahi maka ada sebidang tanah dari
Bp. H. Sanusi diwakafkan dan diberikan TK BA Aisyiyah. Kemudian
didirikan gedung TK sampai sekarang dan disebut TK BA Aisyiyah Mireng I
yang berada dibawah naungan yayasan Aisyiyah Ranting Trucuk yang
didirikan pada tanggal 20 juli 1996 dan diresmikan pada tanggal 28 Maret
1997 oleh Bapak camat Trucuk.

12

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan 16 Juli - 18 Juli 2013 diawali
dengan dialog awal antara peneliti dengan (Kolaborator). Dalam dialog awal
peneliti mengutarakan maksud dan tujuan dari penelitian yang dilaksanakan.
Dialog awal tersebut digunakan untuk mengetahui situasi dan kondisi pada
saat pembelajaran sebelum diadakan penelitian tindakan.
Dalam dialog awal peneliti dengan kepala sekolah berdiskusi untuk
mengetahui permasalahan yang dialami oleh anak didik kelompok A, TK BA
Aisyiyah Mireng I Trucuk memiliki 2 kelompok yaitu 1 kelompok A, 1
kelompok B. pengalaman guru selama mengajar, kendala-kendala apa yang
dihadapi guru media yang sering digunakan dalam pembelajaran kognitif,
serta metode yang sering diterapkan.
Dari dialog awal peneliti dengan kolaborator (kepala sekolah) dan
analisis data kemampuan kognitif anak TK BA Aisyiyah Mireng I Trucuk
pada kondisi pra-siklus, maka dapat diambil kesimpulan bahwa, terjadi
kendala dalam pembelajaran kognitif. Rata-rata kemampuan kognitif anak
dari jumlah sejumlah 16 anak didik baru mencapai sekitar 40% saja.
Masih rendahnya kemampuan kognitif, anak karena dipengaruhi oleh
beberapa faktor.
Silkus I akan dilaksanakan mulai hari Selasa tanggal, 16 Juli 2013
sampai dengan hari kamis tanggal, 18 Juli 2013. Pelaksanaan siklus I ada 4
(empat) tahap yaitu Perencanaan, Pelaksanaan tindakan, Pengamatan, dan
Refleksi.
Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan, tujuan yang ingin
dicapai dalam penelitian ini adalah upaya perkembangan kemampuan
mengenal warna dengan eksperimen.

13

Dengan metode pengembangan kognitif untuk mengembangkan daya
pikir anak TK melalui pembelajaran aktif, kreatif juga menyenangkan maka
kemampuan kognitif anak dapat di kembangkan dengan cara belajar seraya
bermain sehingga anak tidak merasa terbebani dalam pembelajaran kognitif.
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa kemampuan mengenal
warna anak sebelum tindakan sampai dengan siklus II menunjukkan
perkembangan. Sebelum tindakan 40,47%, siklus I 70,47%, dan siklus II
mencapai 85,71%. Berdasarkan analisis yang dilakukan oleh peneliti,
perkembangan kemampuan mengenal warna dipengaruhi oleh eksperimen
dan metode pendukung yaitu belajar sambil bermain dalam penelitian ini
menggunakan permainan eksperimen yang dibuat bervariasi antara tiap
pertemuan. Dengan media pewarna makanan

anak dapat ikut terlibat

langsung dalam kegiatan pembelajaran, sehingga dengan ikut terlibat
langsung memungkinkan anak untuk tidak segera lupa dengan kegiatan yang
telah diajarkan, denga media pewarna makanan ini anak dapat menebaknebak urutan warna berikutnya, anak dapat menghitung dengan benda-benda
yang berwrna dan dapat mengenal warna-warna beru hasil pencampuran
warna dasar. Hal ini di dukung oleh pendapat yang dikemukakan oleh
Depdiknas (2007:4), bahwa berhitung adalah kegiatan mengurutkan warna
dengan diawali urutan terendah dengan menggunakan alat media atau praktek
langsung yang sesuai dalam kegiatan sehari-hari.
Selain dipengaruhi oleh media pewarna makanan keberhasilan
perkembangan kemampuan mengenal warna ini juga dipengaruhi oleh

14

metode pendukung yang berupa permainan. Karena pada dasarnya masa anak
adalah masa bermain, dunia anak adalah dunia bermain.
Siklus I Peneliti mentargetkan pencapaian >70%, namun dari
pelaksanaan siklus I ini kemampuan anak masih ada yang prosentasenya <
70% dari yang ditargetkan peneliti yaitu sejumlah 7 anak. Pada siklus II ada 8
anak yang prosentasenya masih di bawah 85% dari yang ditargetkan peneliti.
Hal ini disebabkan karena anak yang bernama Ririt, Miki, Riski ini termasuk
anak yang usianya relatif masih kecil dan belum saatnya masuk kelompok A,
namun apa mau dikata karena mereka hanya d titipkan di TK BA Aisyiyah
Mireng I Trucuk, anak yang bemama Aldi, Ganang, dua anak ini tidak mau
diam ditempat, ia selalu mengganggu temannya dan bikin masalah sehingga
ia tidak bisa berkonsentrasi, sementara Siti. K, Widya dan Riski Dwi ketiga
anak ini sulit berkonsentrasi dan sangat lambat dalam berfikir. Namun jika
dilihat dari prasiklus hingga siklus II kemampuan mengenal warna anak
selalu berkembang.
Perkembangan kemampuan mengenal warna anak lebih lengkap dapat
dilihat pada tabel Skor perkembangan setiap butir amatan di bawah ini :
Dari tabel diatas dapat dilihat ada beberapa butir amatan yang mudah
dilakukan dan sulit dicapai anak. Beberapa butir amatan yang mudah
dilakukan oleh anak antara lain, menyebut warna yang ada dan menunjuk
benda berwarna secara urut. Hal ini disebabkan anak sudah menghafal urutan
warna tanpa pemahaman dan belum tahu warnanya. Sedangkan butir amatan
yang sulit dicapai anak adalah mengenal pencampuran warna baru dengan

15

benda benda yang memiliki warna dasar dan mengurutkan warna yang ditata
acak. Hal ini dikarenakan anak membutuhkan ketelitian, daya ingat, dan
kesabaran. Biasanya dalam pencampuran warna anak sering keliru jumlah
warna pada benda yang di campur dan masih belum bisa urut.

D. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan melalui
beberapa tindakan dari siklus I dan siklus II serta dari seluruh hasil
pembahasan dan analisis yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut : kemampuan mengenal warna adalah kemampuan mengenal
warna dengan diawali urutan terendah dengan menggunakan alat media atau
pewarna makanan yang sesuai dalam kegiatan sehari-hari. Anak usia TK
berada pada fase perkembangan pra operasional menuju kekongkritan, jadi
belajar terbaik dengan menggunakan benda-benda atau media. Dunia anak
adalah dunia bermain, maka pengenalan/pembelajaran mengenal warna akan
lebih optimal dan menarik jika dilakukan dengan aktifitas bermain. Salah satu
perrnainan yang dapat mengembangkan kemampuan mengenal warna adalah
dengan media permainan eksperimen.
Media pewarna makanan dapat mengembangkan kemampuan mengenal
warna pada anak didik. Hal ini ditunjukkan dari adanya perkembangan ratarata prosentase kemampuan mengenal warna sebelum tindakan sampai pada
siklus II, yakni pada saat sebelum tindakan 40,47%, siklus I 70,47%, dan
siklus II mencapai 85,71%.

16

DAFTAR PUSTAKA

“T-100 Pohon Hitung” (online), pondokedukatif.com/t-100_pohon_hitu, diakses
tanggal 7 Desember 2011).
“Angket dan Lembar Observasi” (ktiptk.blogspirit.com/archive/2009/01/2007)
Arikunto, Suharsini. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta : Rineka Cipta.
Depag RI. 2004. Standar Supervisi dan Evaluasi Pendidikan RA/BA/TK dan PAI
Pada TK. Jakarta : Departemen Agama Islam RI.
Depdiknas. 2004. Kurikulum TK 2004, Jakarta : Depdiknas.
Depdiknas. 2007. Pedoman Pembelajaran Berhitung Permulaan di TK. Jakarta:
Depdiknas.
Doman, 2005, Kecerdasan Anak, Grasindo, Jakarta.
Esterberg, 2002, ktiptk.blogspirit.com/archive/2009/01/24
Fanani, Abdul Halim, 2009. Matematika, Hakikat & Logika. Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media.
Hamdani, Nizar Alam, 2008. Classroom Action Research Teknik Penulisan dan
Contoh Proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK), : Rayasa Research
and Training.
Handayani, Anik. 2011. “Upaya Peningkatan Kemampuan Berhitung Melalui
Bermain dengan Gambar di TK Indria Putra I Semanggi Kec. Pasar
Kliwon Kota Surakarta Tahun 2010/2011”. Skripsi (tidak diterbitkan)
Isnawati, Nurlaela, 2009. Membuat Anak Pintar Berhitung Hanya Dalam 30 Hari.
Jakarta : Garailmu.
Jumiastuti, Erni. 2009. “Oprimalisasi Kemampuan Berhitung Melalui Alat Peraga
Edukatif Batang Cruisenaire Pada Anak Didik Kelompok B Semester I
TK Negeri Permbina Kab. Sukoharjo, Tahun 2008/2009”. Skripsi (tidak
diterbitkan)
Maryadi, dkk. 2011. Pedoman Penulisan Skripsi FKIP. Surakarta : BP-FKIP
UMS.
Matematika_ipa.com/media_pembelajaran/pemanfaatan_media_pembelajaran/
2001/06/19.

17

Montolalu, B.E.F, 2007. Bermain dan Permainan Anak, Jakarta : Universitas
Tertutup.
Mundilarto, Rustam, 2004. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Depdiknas.
Musbikin, Imam. 2004. Anak-Anak Didikan Teletubies. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar.
Pengenalan Matematika Anak Usia Dini

Dokumen yang terkait

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PADA ANAK PRASEKOLAH MELALUI METODE BERMAIN

0 15 17

HUBUNGAN ALAT PERMAINAN EDUKATIF PUZZLE DENGAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK USIA DINI DI KELOMPOK BERMAIN “BUAH HATI KITA” SUMBERSARI JEMBER TAHUN 2013

0 7 17

Kemampuan Kognitif Anak Usia Taman Kanak-Kanak Kelompok B (Usia 5-6 Tahun) dalam Konsep Bilangan di TK AT-TAQWA Kalisat Tahun Ajaran 2006/2007 ;

0 8 16

Kemampuan Kognitif Anak Kelompok B TK Rokhaniyah Muslimat NU Barabai Tahun Pelajaran 2016-2017 Dalam Mengenal Sains Melalui Metode Eksperimen

0 0 6

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL BENTUK GEOMETRI, UKURAN DAN WARNA MELALUI METODE BERMAIN PLAYDOUGH PADA ANAK USIA DINI KELOMPOK A DI TK BANGUN PUTRA TLOGO,TUNTANG SKRIPSI

0 4 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar Anak Melalui Lompat Tali pada Kelompok A di TK Kanisius Gendongan Salatiga

0 1 18

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar Anak Melalui Lompat Tali pada Kelompok A di TK Kanisius Gendongan Salatiga

0 0 7

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI VERBAL ANAK MELALUI METODE MENGGAMBAR BERBASIS BIMBINGAN PADA SISWA KELOMPOK 3-4 TAHUN PAUD CLARISTA KUDUS TAHUN PELAJARAN 20122013

0 0 23

BAB I PENDAHULUAN - Peningkatan Kemampuan Mengucapkan Konsonan Bilabial Anak Tuna Rungu Melalui Metode Oral Pada Siswa

0 0 77

PENGARUH METODE EKSPERIMEN TERHADAP PERKEMBANGAN KOGNITIF DAN SAINS ANAK TK A DI KECAMATAN MAGETAN KABUPATEN MAGETAN

0 4 14