Evaluasi Fungsi Tuba Dalam Infertilitas.
Kursus Ultrasonografi Advance : Pra PIT POGI XVIII Hotel Shangri-la Jakarta 6 Juli 2010
Evaluasi Fungsi Tuba dalam Infertilitas
Tono Djuwantono, Mulyanusa A Ritonga
Subbagian Fertilitas Endokrinologi Reproduksi Bagian Obstetri dan
Ginekologi
Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran RSUP Dr. Hasan Sadikin
Bandung
Objective: Role of tubal factorin
infertility etiopathogenesis is increasing
recently and needs more accurate
diagnosis to prevent inefecient infertility
management. Therefore appropriate
technology is need to answers that
questions
Method: Literature reviews
Conlusions: Ultrasonography
technology with doppler and
sonohyterography modification with
three dimensional technique have a role
in increasing sensitivity and specificity of
tubal factor diagnosis in infertility. More
research is needed to produce
examination technique who has more
efficient value and less expensive.
Keywords: Tubal factor, infertility,
ultrasonography, laparoscopy,
hysteroscopy
Abstrak
Tujuan: Peran faktor tuba dalam
etiopatologi infertilitas terus meningkat
dan membutuhkan kemampuan diagnosis
yang memiliki akurasi tinggi untuk
menghindari ketidaktepatan manajemen
infertilitas, sehingga dibutuhkan
teknologi yang dapat menjawab
kebutuhan tersebut
Metode: Telaah pustaka dan
pengalaman dalam aplikasi sehari-hari
Kesimpulan: Teknologi ultrasonografi
terkini dengan teknologi doppler dan
modifikasi sonohisterografi serta
ultrasonografi tiga dimensi telah mampu
meningkatkan sensitivitas dan spesifitas
dari diagnosis faktor tuba dalam
infertilitas. Diperlukan penelitian lebih
lanjut untuk menghasilkan teknik
pemeriksaan yang lebih efektif untuk
menggantikan pemeriksaan yang invasif
dan lebih mahal.
Kata Kunci: Faktor tuba, infertilitas,
ultrasonografi, laparoskopi, histeroskopi
Abstract
Korespondensi: Dr.Tono Djuwantono, dr, SpOG(K), M.Kes. Subbagian Fertililitas Endokrinologi
Reproduksi Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran/ RSUP Dr.
Hasan Sadikin Bandung. Telp: 022-032530.E-mail: djuwantono@yahoo.com Website:
asterfertilityclinic.com
PENDAHULUAN
Evaluasi
pergeseran penyebab infertilitas,
patensi
tuba
dari faktor ovarium dan uterus
merupakan langkah penting dalam
mengarah
ke
pemeriksaan
infertilitas
pria.
pasangan
infertil
faktor
tuba
dan
Obstruksi
dan
khususnya pada kondisi terdapat
kerusakan tuba menjadi penyebab
risiko
35% pasangan infertil. Tuba falopii
adanya
kerusakan
tuba.
Selama 20 tahun terakhir terdapat
tidak
1
dapat
diperiksa
menggunakan
USG
diameternya
pada
membesar
hidrosalping,
kecuali
Untuk mendiagnosis adanya
seperti
kelainan tuba dibutuhkan teknik
pyosalping,
diagnosis
yang
akurat,
kehamilan ektopik, kanker tuba
mudah
atau
dapat diterima pasien. Umumnya
torsi.
Standar
pemeriksaan
masih
tuba
emas
selama
laparoskopi
kromopertubasi
ini
saat
dilakukan,
aman,
ini
murah
yang
dan
banyak
dan
dipergunakan untuk evaluasi tuba
bersamaan
adalah histerosalpingografi (HSG)
dengan HSG radiologi.1, 2
meskipun banyak pula kekurangan
Kerusakan tuba dapat terjadi
HSG
diantaranya
termasuk
akibat penyakit inflamasi pelvis,
metode yang infasif, menyakitkan,
endometriosis,
mahal dan berisiko terjadi infeksi
panggul,
ektopik
pembedahan
apendisitis,
atau
kehamilan
abortus
tuba. Teknik diagnosis ini juga
septik.
menggunakan
sinar
x
dan
Meskipun banyak wanita dengan
penggunaan kontras iodin yang
penyakit
tuba
maupun
adhesi
dapat
panggul
tidak
memiliki
riwayat
infeksi
yang
sebelumnya,
Pemeriksaan
diketahui
bukti
yang
ada
mengenai
dari
juga
kondisi
bagian luar uterus.
merupakan penyebab yang paling
Banyak
ini
alergi.
tidak
memberikan informasi tambahan
menunjukkan bahwa silent infeksi
mungkin.
menyebabkan
ovarium
dan
4, 5
Laparoskopi
dengan
wanita-
kromopertubasi dan histeroskopi
wanita tersebut ditemukan adanya
sebagai baku emas pemeriksaan
peningkatan
tuba lebih akurat daripada metode
kadar
antibodi
Chlamidia sehingga menunjukkan
lainnya
adanya
kekurangan
yaitu
sebelumnya. Penyebab infertilitas
memerlukan
waktu
tuba
mengandung risiko operatif dan
infeksi
lainnya
peradangan
yang
Chlamidia
mencakup
berkaitan
namun
anasthesiologis.
terdapat
mahal,
lama,
Penggunaan
dengan endometriosis dan trauma
ultrasonografi transvaginal (USG-
pembedahan.
TV) dalam bidang infertilitas telah
2, 3
2
lama
dipergunakan
dan
semua
bermanfaat dalam mendiagnosis
infertilitas
perannya
dalam
masih sangat sedikit.
Pada
namun
evaluasi
dapat
dievaluasi dengan baik.7, 8
kondisi pelvis yang berhubungan
dengan
pemeriksaan
makalah
ini
akan
dibahas prosedur-prosedur untuk
tuba
mengevaluasi
faktor
tuba
dan
peritoneum dan kemanfaatannya.
5, 6
Sonohisterosalpingografi
(Sono-HSG) serupa dengan HSG,
HISTEROSALPINGOGRAFI
menggunakan ultrasonografi dan
larutan
saline
merupakan
steril,
metode
Pemeriksaan
dan
baik
alternatif
dilakukan
untuk
Saat
terjadinya
metode
dikembangkan
lebih
ini
telah
jauh
pada
paling
hari
lagi
darah
meminimalisir
infeksi,
dan
risiko
interferensi
bekuan
darah
dengan penggunaan kontras untuk
intrauterin,
dan
meningkatkan
kemungkinan
dilakukannya
sensitivitas
ke-2
hingga ke-5 setelah haid berhenti
untuk mengevaluasi faktor tuba.
ini
HSG
dan
mencegah
HSG
spesifitas sono-HSG. Pemeriksaan
pada siklus konsepsi yang tidak
moda inversi dengan USG-3D juga
diketahui. HSG tidak memerlukan
mungkin dapat menjadi alternatif
persiapan
evaluasi fungsi tuba khususnya
pramedikasi
dengan
pada pasien dengan koleksi cairan
(sekitar
menit
di kavum douglas. Bila tuba falopii
prosedur)
tidak membesar diameternya, SIS
mengurangi
dapat dijadikan alternatif evaluasi
ditimbulkan
yang lebih cepat dan lebih murah.
Analgesik dan sedatif yang lebih
Pemeriksaan doppler tuba dengan
poten umumnya tidak diperlukan.
SIS yang dikombinasikan dengan
Penyulit infeksi yang ditimbulkan
USG-3D
memberikan
oleh HSG relatif jarang terjadi,
lengkap
bahkan pada wanita dengan risiko
laparoskopi
tinggi pun kejadianya hanya 1-3%.
gambaran
dapat
yang
menyerupai
kromopertubasi,
meskipun
tidak
pemberian
3
khusus,
30
dapat
tetapi
NSAID
sebelum
membantu
nyeri
yang
prosedur
antibiotik
ini.
profilaksis
rutin dapat dipertimbangkan untuk
sangat rendah. Biasanya hanya 3
mencegah infeksi pasca prosedur.
film yang diperlukan (satu scout,
Antibiotik (doksisiklin 100 mg dua
satu
kali
kontur uterus dan patensi tuba,
sehari
selama
lima
hari
film
dokumentasi
dimulai 1-2 hari sebelum HSG)
serta
dapat diberikan ketika terdapat
mendeteksi area lokulasi kontras).
kecurigaan tinggi adanya penyakit
Film
tuba, dan diindikasikan apabila
uterus
HSG
adanya
ketika
karena
abnormal. Jika tidak diperlukan,
peningkatan risiko mencapai 10
maka film tambahan hanya sedikit
%,
memberi informasi tambahan dan
menunjukkan
obstruksi
tuba
dan
distal
pengobatan
mencegah
infeksi
sebaiknya
dihindari
ini
klinis.
dapat
HSG
film
untuk
postevaluasi
tambahan
beberapa
diperlukan
menghalangi
kavum
meningkatkan
Kontras
untuk
tuba
uteri
atau
tampak
pajanan
dapat
jika
radiasi.
diberikan
minggu setelah episode PID untuk
menggunakan
kanula
atau
meminimalisir
menggunakan
kateter
balon.
infeksi.
risiko
penyulit
Umumya,
1, 9
Teknik
dasar
pemberian
kontras
dalam
dengan kateter dapat mengurangi
melakukan HSG cukup standar.
waktu fluoroskopik dan volume
Pemeriksaan
kontras,
dilakukan
kurang
mengakibatkan
menggunakan fluoroskopi dengan
nyeri, dan lebih mudah dilakukan.
jumlah
Injeksi kontras secara perlahan
Umumnya
film
yang
HSG
terbatas.
hanya
(umumnya
3-10
mL)
dapat
memerlukan 20-30 detik waktu
membantu mengurangi rasa tidak
fluoroskopi dengan pajanan radiasi
nyaman
minimal, dan memiliki risiko yang
HSG2, 9.
4
yang
ditimbulkan
oleh
A
B
Gambar 1. Hasil pemeriksaan histerosonografi (A) Hydrosalping
bilateral (B) Tuba Paten
Terdapat
perbedaan
kontras
larut
dalam
pendapat mengenai keuntungan
berpendapat,
dan kerugian relatif penggunaan
kontras larut dalam minyak terlalu
media kontras yang larut dalam
kental
minyak dengan kontras yang larut
menunjukkan
dalam
internal
air.
Pendukung
media
5
bahwa
air
(viscous)
untuk
struktur
(memiliki
media
tuba
signifikansi
prognostik), sulit terdispersi dalam
(OR=0,87; CI=0,50-1,52). Apabila
panggul (oleh karenanya, tidak
dibandingkan
dapat
media larut dalam minyak lebih
mendeteksi
adneksa),
serta
yang
signifikan
granulomatosa,
adhesi
memiliki
risiko
(reaksi
intravasasi,
embolisme).
baik
Pihak
secara
(OR=1,92;
Namun
langsung,
CI=1,60-2,29).
demikian,
pada
suatu
dan
percobaan klinis acak yang besar,
yang
tidak ditemukan perbedaan angka
mendukung digunakannya media
kehamilan
pada
wanita
kontras
dilakukan
HSG
menggunakan
larut
yang
dalam
minyak
berpendapat,
bahwa
reaksi
media yang larut dalam air, larut
granulomatosa,
embolisasi,
dan
dalam minyak, maupun keduanya.
dan
Jadi, kedua media tersebut dapat
intravasasi
relatif
jarang
ringan,
penelitian
terjadi
dan
berbagai
menemukan,
digunakan10.
bahwa
HSG
dapat
menunjukkan
media larut dalam minyak dapat
patensi tuba bilateral (60-75%)
meningkatkan
maupun unilateral (15-25%) serta
fertilitas
wanita
dengan tuba paten pada bulan-
oklusi
bulan
berikutnya
Hasil
dari
tuba
bilateral
(12-25%).
setelah
HSG.
Dapat terjadi hasil positif palsu
meta-analisis
yang
(bukan merupakan patensi yang
mencakup 6 percobaan klinis acak
sebenarnya)
dan 6 percobaan klinis dengan
(bukan
kontrol
sebenarnya), dengan hasil positif
non-acak
menunjukkan,
dan
obstruksi
bahwa media kontras larut dalam
palsu
minyak memiliki nilai terapeutik.
Injeksi
Apabila
menyebabkan
dibandingkan
dengan
negatif
lebih
palsu
yang
sering
ditemukan.
kontras
dapat
spasme
tanpa pengobatan, media larut
(kontraksi
dalam
minyak
meningkatkan
transien
angka
kehamilan
setelah
HSG
interstisial dan mencegah perfusi
CI=1,29-2,50)
distal) yang dapat disalahartikan
(OR=1,80;
uterus
yang
kornual
menutup
segmen
sedangkan media larut dalam air
sebagai
tidak menunjukkan hal demikian
Meskipun observasi tersebut dapat
6
oklusi
secara
proksimal.
menunjukkan
obstruksi
yang
adanya
proksimal
sebenarnya,
suatu
Implikasi klinisnya adalah ketika
unilateral
HSG
menunjukkan
obstruksi,
penempatan
masih terdapat kemungkinan yang
memungkinkan
relatif besar (sekitar 60%) bahwa
kontras melalui jalur yang memiliki
tuba tersebut sebenarnya terbuka.
resistensi
terkecil
Namun, ketika HSG menunjukkan
penyebab
yang
Seringkali
tuba
kateter
yang
merupakan
lebih
sering.
yang
adanya
tidak
patensi,
maka
hanya
sedikit kemungkinan bahwa tuba
tervisualisasi adalah normal. HSG
mengalami
oklusi
yang
positif palsu dapat terjadi ketika
sebenarnya
(sekitar
5%).
kontras
memasuki
Meskipun
terdilatasi
variasi interpretasi hasil HSG antar
mengalami pengenceran sehingga
pemeriksa. Oleh karenanya, jika
yang
hidrosalping
tampak
yang
blush
demikian,
yang
dapat
dokter
sebagai
tanda
melakukan HSG, maka diperlukan
patensi tuba. Adhesi peritubuler
tinjauan pribadi dan reinterpretasi
disekeliling tuba yang normal dan
film
paten
dapat
rekomendasi pengobatan maupun
kontras
yang
disalahartikan
mensekuestrasi
keluar
mengobati
sebelum
tidak
membuat
tuba
evaluasi tambahan. Seperti yang
sehingga mengakibatkan lokulasi
telah diperkirakan, kemungkinan
yang dapat disalahartikan sebagai
kehamilan
obstruksi distal.10
terhadap terapi paling baik jika
Apabila
dari
yang
terdapat
yang
independen
dibandingkan
HSG menunjukkan patensi tuba
dengan laparoskopi (metode baku
bilateral, dan lebih rendah secara
emas) sebagai uji patensi tuba,
signifikan bila tidak satupun dari
HSG hanya memiliki sensitivitas
tuba yang nampak terbuka, dan
sedang (dapat mendeteksi patensi
hanya
sedikit
ketika
hanya
satu
memiliki
tuba
terbuka),
spesifitas
yang
namun
tinggi
patensi.
berkurang
tuba
Observasi
(akurat ketika patensi terdeteksi)
membantu
dalam
mempertimbangkan
populasi
infertil
umum.
7
ketika
mengalami
ini
dapat
apabila
perlunya
cul-de-sac
laparoskopi sebelum memutuskan
mencakup
rencana terapi.
anterior dan posterior, permukaan
6, 11
uterus,
dan fossae ovarium, serta tuba
LAPAROSKOPI
Laparoskopi
dianggap
faktor
secara
sebagai
tuba.
tes
Hal-hal
penjadualan,
umum
definitif
fallopii.
Injeksi
encer
melalui
blue
dye
kanula
yang
yang
dilekatkan pada serviks atau pada
mengenai
manipulator
penggunaan
memungkinkan
antibiotik, dan risiko infeksi sama
tuba
dengan
HSG.
carmine
diagnositik
umumnya
Laparoskopi
intrauterin
evaluasi
(kromotubasi).
dye
lebih
patensi
Indigo
disukai
dilakukan
dibanding methylene blue yang
dengan anestesi umum, namun
terkadang dapat mengakibatkan
dapat
dengan
methemoglobinemia akut (orang
sedasi dalam dan anestesi lokal.
dengan defisiensi G6PD berisiko
Laparoskopi
untuk
terhadap komplikasi ini). Seperti
umumnya
halnya HSG, injeksi lambat cairan
saja
pengobatan
memerlukan
Dengan
dilakukan
operatif
penyakit
anestesi
pengecualian
umum.
dapat
membantu
mengurangi
tertentu,
kejadian hasil positif palsu. Harus
inspeksi panggul yang sistematik
dibuat dokumentasi foto temuan
dan
operatif
menyeluruh
menentukan lokasi
penyakit.
dapat
dan derajat
Pemeriksaan
sebagai
alat
bantu
konseling pascaoperatif dan untuk
harus
rujukan selanjutnya.
8
12
Gambar 2. Pemeriksaan patensi tuba dengan laparoskopi
Keuntungan dari laparoskopi
adalah
selama
tindakan
dengan instrumen aksesori yang
HSG
juga
dilakukan dalam beberapa detik
tinta
menggunakan
memberikan gambaran panoramik
5-10
radioopaque,
ml
tinta
laparoskopi
berfungsi
dalam
terhadap
utuk
tuba.
anatomi
Laparoskopi
reproduktif
dilakukan dengan menggunakan
panggul
100-200
cc
permukaan uterus, ovarium, tuba,
diwarnai
metilen
cairan
(saline/RL)
pembesaran
dari
Asisten
dan peritoneum. Oleh karenanya,
servikalis
laparoskopi dapat mengidentifikasi
diatas os internal dan kanula yang
penyakit oklusif tuba yang lebih
dimasukkan
seperti
ringan (aglutinasi fimbria, fimosis),
digunakan selama HSG. Selama
adhesi pelvis atau adneksa, serta
cairan didorong masuk melewati
endometriosis
uterus oleh asisten, laparoskopis
mempengaruhi
mengamati tinta masuk ke dalam
tidak terdeteksi oleh HSG. Hal
lumen tuba. Tuba tidak hanya
yang
mendapatkan
laparoskopi memberikan peluang
melebarkan
kebiruan
biru.
dan
meratakan
kanalis
sama
gambaran
tetapi
terjadi
warna
juga
untuk
yang
dapat
fertilitas
terpenting
mengobati
yang
adalah
penyakit
distensi dari segmen ke segmen
tersebut pada saat ditegakkannya
dan biasanya fimbriae membuka
diagnosis. Lisis adhesi ringan atau
dan tinta mengalir keluar melewati
adhesi fokal, dan ablasi maupun
fimbriae dapat terlihat. Adanya
eksisi
lilitan dalam tuba bisa diluruskan
merupakan prosedur yang relatif
9
endometriosis
superfisial
mudah yang dapat dilakukan oleh
sebagian besar dokter bedah.
Walaupun
merupakan
2
laparoskopi
prediktor
fertilitas
yang lebih baik dari HSG, prosedur
ini bukanlah tes yang sempurna
untuk
diagnosis
patologi
tuba.
Kromotubasi intraoperatif memiliki
celah kesalahan hasil negatif palsu
yang sama dengan HSG. Hasil
positif
palsu
pada
laparoskopi
jarang terjadi, namun tetap dapat
terjadi, terutama pada kasus pada
mana tuba fallopii terhalang oleh
adhesi. Patensi tuba pada HSG
hampir selalu dapat dikonfirmasi
dengan
laparoskopi,
obstruksi
tuba
HSG
yang
seringkali
dikonfirmasi
Sesuai
namun
terdeteksi
tidak
dapat
pada
laparoskopi.
perkiraan,
laparoskopi
merupakan
prediktor
kehamilan
yang independen terhadap terapi
yang lebih
karena
baik
informasi
daripada
yang
HSG
didapat
lebih akurat. Prognosis paling baik
diperoleh ketika kedua tuba fallopii
paten,
prognosis
keduanya
prognosis
buruk
terhalang,
sedang
ketika
satu tuba yang terbuka.
bila
dan
hanya
9, 12
SONOHISTEROSALPINGOGRAFI
10
Sonohisterosalpingografi
telah
diketahui
Hysterosalpingo-contras-
memiliki
sonography
(HyCoSy)
adalah
sensitivitas yang lebih tinggi dari
modalitas berbasis ultrasonografi
HSG untuk mendeteksi patologi
yang memungkinkan evaluasi tuba
intrauterin.
lebih
Sonohisterosalpingografi
dipandang
sebagai
cara
lengkap
pada
infertilitas
telah
menyerupai evaluasi ovarium dan
untuk
uterus. Teknik ini diawali dengan
mengevaluasi patensi tuba pada
penggunaan
saat yang sama,
mengidentifikasi kavum uteri dan
seperti
HSG.
Sonohisterosalpingografi
bergantung
pada
pada
observasi
sono-HSG
untuk
pengembangannya
lanjut
ditambahkan
lebih
dengan
akumulasi cairan pada cul-de-sac
penggunaan
sebagai
tuba.
sonografi yang setelah injeksi ke
tidak
dalam
indikasi
Namun,
patensi
teknik
ini
medium
kontras
kavum
uteri,
memberikan informasi mengenai
pergerakannya dalam tuba dapat
anatomi tuba dan tidak dapat
dilihat
menentukan apakah hanya satu
penelitian
atau kedua tuba yang mengalami
HyCoSy sebagai teknik diagnosis
patensi.
lini
Suatu
sonografis
surfaktan
yang
yang
gelembung
distimulasi
dapat
media
kontras
mengandung
oleh
USG-TV.
telah
pertama
Beberapa
menempatkan
yang
mudah
dan
akurat. Teknik ini bahkan lebih
menghasilkan
mikro
pada
murah
dibandingkan
HSG
dan
ketika
laparoskopi. Dibandingkan dengan
ultrasonografi
HSG alat yang dipergunakan pada
memperbaiki
sensitivitas
HyCoSy lebih tidak invasif, tidak
dalam mendeteksi patensi tuba,
menyebabkan
namun pencitraan dua dimensi
pada ovarium, tidak menyebabkan
bidang
sagital
dan
risiko
alergi,
masih
tidak
adekuat
informasi
tentang
transversal
untuk
paparan
sinar
x
memberikan
ovarium
dan
memvisualisasikan anatomi tuba
kavum uteri.
secara tiga dimensi.
Metode Pemeriksaan HyCoSy
13
:
16
11
14, 15
1. Pemeriksaan
fase
dilakukan
proliferasi
saat
volume 1-2 cc perinjeksi hingga
siklus
menstruasi,
segera
setelah
menstruasi,
tidak
perlu
habis 20 cc.
8. Tuba
dikatakan
gelembung
paten
udara
bebas
bila
masuk
diberikan antibiotik profilaksis,
dengan
analgesia ataupun atropin.
interstitial setelah 8-10 detik
2. Pasien dalam posisi litotomi
pasca
3. Dilakukan pemeriksaan USG-TV
gelembung
hingga
injeksi.
pars
Pasase
udara
untuk menilai kavum uteri dan
seperti
ovarium
yang bergerak kearah lateral
4. Setelah itu dipasang spekulum
cocor
bebek,
dilakukan
9. Setelah kedua tuba bilateral
dapat
5. Dimasukkan kateter pediatrik
6-8f
yang
dievaluasi,
cairan
yang
tersisa
kontras
difiksasi
diinjeksikan
dengan 1,5mL NaCl.
menilai
6. Cairan yang akan dimasukkan
uteri
seperti
kelainan
denagn 20 cc udara dan 10 cc
sinekia
NaCl fisiologis.
terlewatkan
7. Probe transvaginal dimasukkan
untuk
intrakavum
polip,
mioma,
kongenital
ataupun
yang
pada
mungkin
diagnosis
menggunakan USG TV saja.
ke dalam vagina. Evaluasi tuba
dengan
kembali
patologi
disiapkan dalam spuit 60 cc
dilakukan
hiperekoik
menuju ovarium
desifeksi dengan povidon iodin.
ukuran
titik-titik
tampak
10. Setelah
potongan
pasien
pemeriksaan
tetap
selesai
diobservasi
transversal. Cairan bercampur
selama 30 menit untuk melihat
udara
apakah ada reaksi vagal refleks
dimasukkan
dengan
yang timbul atau tidak.
12
A
B
Gambar 3. Pemeriksaan patensi tuba HyCoSy
Gejala ringan vagal refleks antara
mengalami refleks vagal berat.
lain : pallor, mual, berkeringat,
Keluhan
menguap,
dilakukan
atau
hipotensi,
bradikardi.
refleks
vagal
dyspepsia
Gejala
berat
diantaranya
atau
:
penelitian.
muntah, gelisah, atau sinkop. Pada
penelitian
Savelli
dkk
33
nyeri
saat
dirasakan
dari
prosedur
oleh
483
6,8%
subyek
14, 15
Ultrasonografi
transvaginal
tiga dimensi telah menyediakan
15
didapatkan angka 4,1% subyek
sarana
mengalami reaksi refleks vagal
gambaran
koronal,
ringan dan hanya 0,8% atau 4 dari
doppler
telah
483
visualisasi gerakan cairan melalui
subyek
penelitian
yang
13
untuk
menghasilkan
dan
teknik
memperbaiki
tuba fallopii. Meskipun demikian,
dalam
bahkan
Veres yang diinsersikan melalui
dengan
kemajuan-
panggul
kemajuan ini, kecil kemungkinan
forniks
sonohisterosalpingografi
menggunakan
dapat
melalui
jarum
psoterior
vagina
anestesi
lokal,
menggantikan HSG konvensional
kemudian dimasukkan instrumen
dalam
endoskopi
waktu
dekat.
Penelitian
kaliber
kecil
(sudut
yang membandingkan hasil antara
pandang 30 derajat) ke dalam cul-
sonohisterosalpingografi
de-sac.
dengan
Fertiloskopi
HSG dan laparoskopi masih belum
suatu
memberikan hasil yang konsisten.
hidrolaparoskopi
Tuba
menggunakan
fallopii masih sulit untuk
tergambarkan
dengan
ultrasonografi,
dan
salpingografi
memiliki
kesalahan
celah
dengan
endoskop
dan
menggunakan
kromotubasi
endoskop
pelvis
melakukan salpingoskopi.
Sonohisterosalpingografi
Pengalaman
untuk
balon
untuk menilai patensi tuba dan
tersendiri.
berpeluang
pengembangan
intrauterin
sonohistero-
merupakan
menjadi
awal
yang
diperoleh dari penggunaan teknik
alternatif HSG, namun saat ini hal
ini
tersebut belum tercapai.
kegunaan fertiloskopi dengan hasil
5, 17, 18
yang
HIDROLAPAROSKOPI
TRANSVAGINAL
memberikan
alternatif
faktor
evaluasi
infertil.
terapi
untuk
endometriosis ringan, lisis adhesi
tuba
minor,
Pada
dan
drilling.
hidrolaparoskopi
dan
hasil
memungkinkan
dilakukannya
prosedur
Namun,
konvensional
merupakan pengembangan teknik
kuldoskopi
menyerupai
operatif
transvaginal
dasarnya,
hampir
menunjukkan
yang dimasukkan melalui saluran
Hidrolaparoskopi
wanita
Eropa
laparoskopi. Probe bipolar khusus
DAN
FERTILOSKOPI
pada
di
masih
ovarian
laparoskopi
diperlukan
untuk terapi penyakit lainnya yang
menggunakan
lebih signfikan. Fertiloskopi telah
infus saline (200 mL atau lebih) ke
diusulkan
14
sebagai
alternatif
laparoskopi dan histeroskopi ketika
adalah sekitar 62%, tetapi bila
tidak ada penyakit yang dicurigai.
HSG menunjukkan patensi, maka
Namun
demikian,
peranan
kemungkinan
dalam
konteks
menunjukkan
fertiloskopi
laparoskopi
obstruksi
hanya
tersebut masih belum jelas. Hal ini
mendekati 6%. Oleh karenanya,
disebabkan,
pada
pertama,
patologi
wanita
intrauterin dan ovarian umumnya
ultrsonografi,
dapat dideteksi melalui metode
maupun
yang
fertiloskopi
lebih
sederhana
(ultrasonografi
transvaginal,
sonohisterografi,
sebagai
HSG).
tidak
akurat
hasil
sonohisterografi,
HSG
yang
bukan
abnormal,
merupakan
pilihan yang menjanjikan. Pada
Kedua,
wanita
uji patensi tuba, HSG
seringkali
dengan
dengan
ultrasonografi
transvaginal
ketika
maupun
sonohisterografi dan HSG normal,
ditemukan obstruksi tuba, tetapi
fertiloskopi
jarang sekali tidak akurat ketika
manfaat yang terbatas. Penyakit
terdapat patensi.
yang
Dalam
tipikal,
jika
obstruksi
4, 12
populasi
HSG
tuba,
infertil
efektif
hanya
dapat
memiliki
ditangani
dengan
secara
instrumen
menunjukkan
fertiloskopi hanya sedikit memiliki
kemungkinan
kepentingan.
laparoskopi menunjukkan patensi
15
Gambar 5. Fertiloskopi
Pemeriksa dapat melakukan
laparoskopi.
Pertanyaan
yang
deteksi dan terapi endometriosis
paling relevan bukanlah apakah
ringan
minor,
fertiloskopi
tersebut
tidak
laparoskopi
pengaruh
yang
evaluasi
namun
akan
dan
lisis
adhesi
temuan
memiliki
dapat menggantikan
konvensional
wanita
infertil
dalam
dengan
signifikan pada prognosis maupun
risiko faktor tuba rendah, tetapi
rekomendasi
apakah
terapi.
Patologi
pemeriksaan
endoskopi
intrauterin, endometriosis lanjut,
diperlukan sebelum terapi pada
maupun adhesi adneksal ekstensif
wanita
tidak
dengan
pemeriksaan fisik, ultrasonografi
memerlukan
transvaginal atau sonohisterografi,
dapat
fertiloskopi
histeroskopi
ditangani
dan
operatif
atau
dan HSG.
asimtomatik
dengan
2, 13, 19
Tabel. 1.Perbandingan HSG, Laparoskopi dan Sono-HSG dalam pemeriksaan
infertilitas
Faktor yang
diperiksa
HSG
16
Laparoskopi
Sono-HSG
Serviks
Kelainan Kongenital
Servisitis
Uterus
Kelainan Kongenital
Miometrium
Endometrium
Tuba
Morfologi
Mobilitas
Patensi
Ovarium
Morfologi
Folikel
Adhesi
Kavum Douglas
Waktu/Biaya
Radiasi
Nilai Terapetik
+
-
-
+
+
+
-
Histeroskopi
-
+
++
++
+
+
+
+
+
+
+
+
-
+
+
++
+
++
+
++
+
-
+
+++
+
++
+
+
+
Peran Tes Antibodi Chlamydia
tidak hanya pada metode deteksi
dalam
(imunofloresensi,
Diagnosis
Kerusakan
Tuba
mikroimunofloresensi,
Sejumlah
penelitian
imunoperoksidase),
tetapi
juga
menemukan, bahwa tes antibodi
pada
chlamydia
akuratnya
digunakan (protein membran luar
dengan HSG, atau bahkan sama
yang spesifik genus atau umum,
dengan laparoskopi untuk deteksi
organisme
patologi
oklusi
seluruh). Beberapa metode sangat
adhesi
spesifik untuk spesies chlamydia
tuba,
sama
tuba,
termasuk
hidrosalping,
pelvis.
Kinerja
chlamydia
untuk
bervariasi
pengukuran
dan
tes
antibodi
tujuan
sumber
ELISA,
antigen
terinaktivasi,
(C.
tertentu
yang
inklusi
trachomatis),
ini
sedangkan metode lainnya tidak
sesuai
metodologi
membedakan antibodi terhadap C.
yang
digunakan.
trachomatis
Berbagai tes antibodi chlamydia
terhadap
komersial
lainnya
memiliki
perbedaan
17
dengan
spesies
(C.
antibodi
chlamydia
pneumoniae,
C.
psittaci).
Sebagian
dapat
mendeteksi
terhadap
tes
bahkan
antibodi
organisme
chlamydia.
dan
Maka
hasil
positif
palsu
(jika
prevalensi sangat rendah) atau
selain
negatif
dapat
sangat
palsu
(jika
tinggi)
prevalensi
akan
umum
diperkirakan, bahwa tes antibodi
dijumpai. Tes diagnostik ini akan
chlamydia
memiliki
memiliki manfaat yang lebih baik
C.
jika prevalensi penyakit berada
yang
spesitivitas
terhadap
trachomatis yang lebih tinggi akan
diantara
memiliki
kinerja
tadi. Sebagian ahli berpendapat,
deteksi
patologi
terbaik
untuk
tuba.
Hasil
pertimbangan
bahwa
praktis
kedua
tes
dapat
kondisi
ekstrim
antibodi
chlamydia
digunakan
untuk
mengusulkan, bahwa tes antibodi
menyeleksi
pasien
chlamydia yang cepat, sensitif,
memperoleh
manfaat
tetapi kurang spesifik merupakan
laparoskopi, namun nilai prediktif
tes
dari
yang
paling
srining
sesuai
dan
penggunaan
untuk
membatasi
tes
sebagian
chlamydia
antibodi
masih
yang
belum
yang
dari
tes
antibodi
lebih
spesifik
mencukupi
untuk
chlamydia spesifik pada wanita
mendukung pendapat tersebut.
dengan hasil skrining positif.
22
20, 21
Peranan
Nilai prediktif tes diagnostik
lainnya
tes
20,
antibodi
bergantung
pada
chlamydia dalam evaluasi wanita
penyakit
yang
infertil
prevalensi
masih
belum
dapat
bersangkutan pada populasi yang
dipastikan. Tes antibodi chlamydia
diuji. Apabila prevalensi penyakit
dapat
pada
pendahuluan
populasi
tersebut
sangat
berguna
sebagai
untuk
tes
menyeleksi
rendah atau sangat tinggi, maka
wanita yang memerlukan evaluasi
tes
dini
diagnostik
sedikit
hanya
manfaaat
atau
memiliki
atau
terinci.
bahkan
Jika
evaluasi
yang
digunakan
lebih
sebagai
tidak sama sekali karena luaran
sarana skrining dini, maka tes
yang
antibodi chlamydia positif dapat
diperoleh
mempengaruhi
jarang
memberikan
penatalaksanaan,
18
tanda
adanya
kemungkinan
faktor
tuba
berkaitan
dengan
yang
keamanan dan kegunaan praktis
infeksi
dari
semua
informasi
yang
chlamydia sebelumnya. Meskipun
didapatkan dari hasil tes tersebut.
laparoskopi
berdasarkan
Pergeseran penyebab infertilitas
tes antibodi chlamydia tidak dapat
saat ini ke arah faktor tuba dan
dilakukan
faktor pria membuat pemeriksaan
selektif
pada
semua
wanita
infertil, hal tersebut akan efektif
tuba
jika
masuk untuk menentukan etiologi
dilakukan
terbatas
pada
adalah
salah
wanita dengan infertilitas yang
infertilitas
tidak dapat dijelaskan (termasuk
Pengembangan
HSG
ultrasonografi
normal),
mengidentifikasi
sehingga
dapat
wanita
yang
sonogragafi
tuba yang tidak terdeteksi yang
memberikan
sebaiknya
menemukan
diketahui
memulai
sebelum
pengobatan
padap
jalan
pasien.
teknik
dengan
histerosonografi,
paling mungkin memiliki faktor
satu
histerokontrasdan
USG-3D
peluang
metode
untuk
diagnosis
agresif
yang efisien, mudah, murah, efek
empiris berbiaya tinggi. Manfaat
samping yang minimal dan tidak
tes
lebih invasif daripada baku emas
antibodi
chlamydia
pada
konteks ini maupun konteks klinis
yang
lainnya
dapat
Pemeriksaan anatomi uterus, tuba,
dipastikan, sehingga perlu diteliti
dan ovarium secara ultrasonografi
lebih lanjut.
dapat memberikan informasi yang
masih
belum
5, 20-22
sudah
ada
sebelumnya.
cukup untuk mengatur protokol
atau akan terjadi satu modalitas
KESIMPULAN
Pemeriksaan
dimulai
dari
tuba
yang
harus
pemeriksaan
paling
lain.
sederhana, dan diakhiri dengan
yang
paling
canggih,
invasif,
invasif
serta
hingga
mengingat
yang
RUJUKAN
jika
1.
diperlukan, dan dari yang paling
kurang
melampaui
paling
biaya,
19
Clinical
gynecologic
endocrinology
&
infertility.Edisi ke- 7. Speroff L,
Fritz
MA,
penyunting,
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Philadelpia:
Lippincott
Williams & Wilkins; 2005.
Balen
AH.
Infertility
in
Practice.Edisi ke- 3, London:
Informa Healthcare, Ltd; 2008
Anwar INC. Seleksi pasien
menuju fertilisasi in vitro.
Dalam: Darmasetiawan MS,
Anwar INC, Djuwantono T,
Adenin
I,
Jamaan
T,
penyunting. Fertilisasi in vitro
dalam praktek klinik.Edisi ke1, Jakarta: Puspa Swara,
2006; h. 2-37.
Covington SN, Burns LH.
Infertility counseling : a
comprehensive handbook for
clinicians
Edisi
ke2,
Cambridge:
Cambridge
University Press; 2006.
den Hartog JE, Lardenoije CM,
Severens JL, Land JA, Evers JL,
Kessels
AG.
Screening
strategies for tubal factor
subfertility.
Hum
Reprod.
2008;23(8):1840-8.
Shokeir TA, Shalan HM, ElShafei
MM.
Combined
diagnostic
approach
of
laparoscopy and hysteroscopy
in the evaluation of female
infertility: results of 612
patients. J Obstet Gynaecol
Res. 2004;30(1):9-14.
Ekerhovd E, Fried G, Granberg
S.
An
ultrasound-based
approach to the assessment
of infertility, including the
evaluation of tubal patency.
Best Pract Res Clin Obstet
Gynaecol. 2004;18(1):13-28.
Kelly SM, Sladkevicius P,
Campbel S, Nargund G.
Investigation of the infertile
couple
:
a
one
stop
ultrasound-based
approach.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
20
Hum
Reprod.
2001;16(12):2481-4.
Fertility:
assessment
and
treatment for people with
fertility problems.Edisi ke- 1.
Moody J, penyunting, London:
National Collaborating Centre
for Women’s and Children’s
Health Commissioned by the
National Institute for Clinical
Excellence ; RCOG Press;
2004.
Wilkes S, Murdoch A, Rubin G,
Chinn
D,
Wilsdon
J.
Investigation
of
infertility
management in primary care
with
open
access
hysterosalpingography (HSG):
a pilot study. Hum Fertil
(Camb). 2006;9(1):47-51.
Jeanty P, Besnard S, Arnold A,
Turner C, Crum P. Air-contrast
sonohysterography as a first
step assessment of tubal
patency. J Ultrasound Med.
2000;19(8):519-27.
Optimal use of infertility
diagnostic test and treatment.
The ESHRE Capri Workshop
Group.
Hum
Reprod.
2000;15(3):723-32.
Steinkeler JA, Woodfield CA,
Lazarus E, Hillstrom MM.
Female
infertility:
a
systematic
approach
to
radiologic
imaging
and
diagnosis.
Radiographics.
2009;29(5):1353-70.
Lindborg L, Thorburn J, Bergh
C, Strandell A. Influence of
HyCoSy
on
spontaneous
pregnancy:
a
randomized
controlled trial. Hum Reprod.
2009;24(5):1075-9.
Savelli L, Pollastri P, Guerrini
M, Villa G, Manuzzi L, Mabrouk
M, et al. Tolerability, side
effects, and complications of
hysterosalpingocontrast
sonography (HyCoSy). Fertil
Steril. 2009;92(4):1481-6.
16. Kocylowski RD, Breborowicz
GH. Hysterosalpingo-contrastsonography (HyCoSy) – a
novel approach to female
upper genital tract imaging
and tubal patency assesment
in outpatient clinic. Arch
Perinat Med. 2007;13(3):1722.
17. Maymon R, Herman A, Ariely
S, Dreazen E, Buckovsky I,
Weinraub
Z.
Threedimensional
vaginal
sonography in obstetrics and
gynecology.
Hum
Reprod.
2000;6(5):475-84.
18. Timor-Tritsch IE, Monteagudo
A, Tsymbal T, Strok I. Threedimensional
inversion
rendering
:
a
new
sonographic technique and its
use
in
gynecology.
J
Ultrasound
Med.
2005;24:681–8.
19. Devroey P, Fauser BCJM,
Diedrich K. Approaches to
improve the diagnosis and
management of infertility.
HUm
Reprod
Update.
2009;15(4):391-408.
20. Hartog
JEd,
J.A.Land,
F.R.M.Stassen, A.G.H.Kessels,
C.A.Bruggeman.
Serological
markers
of
persistent
Chlamydia
trachomatis
infections in women with
tubal factor subfertility. Hum
Rep. 2005;20(4):986-90.
21. Bjercke
S,
Purvis
K.
Chlamydial serology in the
investigation
of
infertility.
Hum Reprod. 1992;7(5):6214.
22. Logan S, Gazvani R, McKenzie
H, Templeton A, Bhattacharya
S. Can history, ultrasound, or
ELISA chlamydial antibodies,
alone or in combination,
predict tubal factor infertility
in subfertile women?. Hum
Rep. 2003;18(11):2350-56.
21
Evaluasi Fungsi Tuba dalam Infertilitas
Tono Djuwantono, Mulyanusa A Ritonga
Subbagian Fertilitas Endokrinologi Reproduksi Bagian Obstetri dan
Ginekologi
Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran RSUP Dr. Hasan Sadikin
Bandung
Objective: Role of tubal factorin
infertility etiopathogenesis is increasing
recently and needs more accurate
diagnosis to prevent inefecient infertility
management. Therefore appropriate
technology is need to answers that
questions
Method: Literature reviews
Conlusions: Ultrasonography
technology with doppler and
sonohyterography modification with
three dimensional technique have a role
in increasing sensitivity and specificity of
tubal factor diagnosis in infertility. More
research is needed to produce
examination technique who has more
efficient value and less expensive.
Keywords: Tubal factor, infertility,
ultrasonography, laparoscopy,
hysteroscopy
Abstrak
Tujuan: Peran faktor tuba dalam
etiopatologi infertilitas terus meningkat
dan membutuhkan kemampuan diagnosis
yang memiliki akurasi tinggi untuk
menghindari ketidaktepatan manajemen
infertilitas, sehingga dibutuhkan
teknologi yang dapat menjawab
kebutuhan tersebut
Metode: Telaah pustaka dan
pengalaman dalam aplikasi sehari-hari
Kesimpulan: Teknologi ultrasonografi
terkini dengan teknologi doppler dan
modifikasi sonohisterografi serta
ultrasonografi tiga dimensi telah mampu
meningkatkan sensitivitas dan spesifitas
dari diagnosis faktor tuba dalam
infertilitas. Diperlukan penelitian lebih
lanjut untuk menghasilkan teknik
pemeriksaan yang lebih efektif untuk
menggantikan pemeriksaan yang invasif
dan lebih mahal.
Kata Kunci: Faktor tuba, infertilitas,
ultrasonografi, laparoskopi, histeroskopi
Abstract
Korespondensi: Dr.Tono Djuwantono, dr, SpOG(K), M.Kes. Subbagian Fertililitas Endokrinologi
Reproduksi Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran/ RSUP Dr.
Hasan Sadikin Bandung. Telp: 022-032530.E-mail: djuwantono@yahoo.com Website:
asterfertilityclinic.com
PENDAHULUAN
Evaluasi
pergeseran penyebab infertilitas,
patensi
tuba
dari faktor ovarium dan uterus
merupakan langkah penting dalam
mengarah
ke
pemeriksaan
infertilitas
pria.
pasangan
infertil
faktor
tuba
dan
Obstruksi
dan
khususnya pada kondisi terdapat
kerusakan tuba menjadi penyebab
risiko
35% pasangan infertil. Tuba falopii
adanya
kerusakan
tuba.
Selama 20 tahun terakhir terdapat
tidak
1
dapat
diperiksa
menggunakan
USG
diameternya
pada
membesar
hidrosalping,
kecuali
Untuk mendiagnosis adanya
seperti
kelainan tuba dibutuhkan teknik
pyosalping,
diagnosis
yang
akurat,
kehamilan ektopik, kanker tuba
mudah
atau
dapat diterima pasien. Umumnya
torsi.
Standar
pemeriksaan
masih
tuba
emas
selama
laparoskopi
kromopertubasi
ini
saat
dilakukan,
aman,
ini
murah
yang
dan
banyak
dan
dipergunakan untuk evaluasi tuba
bersamaan
adalah histerosalpingografi (HSG)
dengan HSG radiologi.1, 2
meskipun banyak pula kekurangan
Kerusakan tuba dapat terjadi
HSG
diantaranya
termasuk
akibat penyakit inflamasi pelvis,
metode yang infasif, menyakitkan,
endometriosis,
mahal dan berisiko terjadi infeksi
panggul,
ektopik
pembedahan
apendisitis,
atau
kehamilan
abortus
tuba. Teknik diagnosis ini juga
septik.
menggunakan
sinar
x
dan
Meskipun banyak wanita dengan
penggunaan kontras iodin yang
penyakit
tuba
maupun
adhesi
dapat
panggul
tidak
memiliki
riwayat
infeksi
yang
sebelumnya,
Pemeriksaan
diketahui
bukti
yang
ada
mengenai
dari
juga
kondisi
bagian luar uterus.
merupakan penyebab yang paling
Banyak
ini
alergi.
tidak
memberikan informasi tambahan
menunjukkan bahwa silent infeksi
mungkin.
menyebabkan
ovarium
dan
4, 5
Laparoskopi
dengan
wanita-
kromopertubasi dan histeroskopi
wanita tersebut ditemukan adanya
sebagai baku emas pemeriksaan
peningkatan
tuba lebih akurat daripada metode
kadar
antibodi
Chlamidia sehingga menunjukkan
lainnya
adanya
kekurangan
yaitu
sebelumnya. Penyebab infertilitas
memerlukan
waktu
tuba
mengandung risiko operatif dan
infeksi
lainnya
peradangan
yang
Chlamidia
mencakup
berkaitan
namun
anasthesiologis.
terdapat
mahal,
lama,
Penggunaan
dengan endometriosis dan trauma
ultrasonografi transvaginal (USG-
pembedahan.
TV) dalam bidang infertilitas telah
2, 3
2
lama
dipergunakan
dan
semua
bermanfaat dalam mendiagnosis
infertilitas
perannya
dalam
masih sangat sedikit.
Pada
namun
evaluasi
dapat
dievaluasi dengan baik.7, 8
kondisi pelvis yang berhubungan
dengan
pemeriksaan
makalah
ini
akan
dibahas prosedur-prosedur untuk
tuba
mengevaluasi
faktor
tuba
dan
peritoneum dan kemanfaatannya.
5, 6
Sonohisterosalpingografi
(Sono-HSG) serupa dengan HSG,
HISTEROSALPINGOGRAFI
menggunakan ultrasonografi dan
larutan
saline
merupakan
steril,
metode
Pemeriksaan
dan
baik
alternatif
dilakukan
untuk
Saat
terjadinya
metode
dikembangkan
lebih
ini
telah
jauh
pada
paling
hari
lagi
darah
meminimalisir
infeksi,
dan
risiko
interferensi
bekuan
darah
dengan penggunaan kontras untuk
intrauterin,
dan
meningkatkan
kemungkinan
dilakukannya
sensitivitas
ke-2
hingga ke-5 setelah haid berhenti
untuk mengevaluasi faktor tuba.
ini
HSG
dan
mencegah
HSG
spesifitas sono-HSG. Pemeriksaan
pada siklus konsepsi yang tidak
moda inversi dengan USG-3D juga
diketahui. HSG tidak memerlukan
mungkin dapat menjadi alternatif
persiapan
evaluasi fungsi tuba khususnya
pramedikasi
dengan
pada pasien dengan koleksi cairan
(sekitar
menit
di kavum douglas. Bila tuba falopii
prosedur)
tidak membesar diameternya, SIS
mengurangi
dapat dijadikan alternatif evaluasi
ditimbulkan
yang lebih cepat dan lebih murah.
Analgesik dan sedatif yang lebih
Pemeriksaan doppler tuba dengan
poten umumnya tidak diperlukan.
SIS yang dikombinasikan dengan
Penyulit infeksi yang ditimbulkan
USG-3D
memberikan
oleh HSG relatif jarang terjadi,
lengkap
bahkan pada wanita dengan risiko
laparoskopi
tinggi pun kejadianya hanya 1-3%.
gambaran
dapat
yang
menyerupai
kromopertubasi,
meskipun
tidak
pemberian
3
khusus,
30
dapat
tetapi
NSAID
sebelum
membantu
nyeri
yang
prosedur
antibiotik
ini.
profilaksis
rutin dapat dipertimbangkan untuk
sangat rendah. Biasanya hanya 3
mencegah infeksi pasca prosedur.
film yang diperlukan (satu scout,
Antibiotik (doksisiklin 100 mg dua
satu
kali
kontur uterus dan patensi tuba,
sehari
selama
lima
hari
film
dokumentasi
dimulai 1-2 hari sebelum HSG)
serta
dapat diberikan ketika terdapat
mendeteksi area lokulasi kontras).
kecurigaan tinggi adanya penyakit
Film
tuba, dan diindikasikan apabila
uterus
HSG
adanya
ketika
karena
abnormal. Jika tidak diperlukan,
peningkatan risiko mencapai 10
maka film tambahan hanya sedikit
%,
memberi informasi tambahan dan
menunjukkan
obstruksi
tuba
dan
distal
pengobatan
mencegah
infeksi
sebaiknya
dihindari
ini
klinis.
dapat
HSG
film
untuk
postevaluasi
tambahan
beberapa
diperlukan
menghalangi
kavum
meningkatkan
Kontras
untuk
tuba
uteri
atau
tampak
pajanan
dapat
jika
radiasi.
diberikan
minggu setelah episode PID untuk
menggunakan
kanula
atau
meminimalisir
menggunakan
kateter
balon.
infeksi.
risiko
penyulit
Umumya,
1, 9
Teknik
dasar
pemberian
kontras
dalam
dengan kateter dapat mengurangi
melakukan HSG cukup standar.
waktu fluoroskopik dan volume
Pemeriksaan
kontras,
dilakukan
kurang
mengakibatkan
menggunakan fluoroskopi dengan
nyeri, dan lebih mudah dilakukan.
jumlah
Injeksi kontras secara perlahan
Umumnya
film
yang
HSG
terbatas.
hanya
(umumnya
3-10
mL)
dapat
memerlukan 20-30 detik waktu
membantu mengurangi rasa tidak
fluoroskopi dengan pajanan radiasi
nyaman
minimal, dan memiliki risiko yang
HSG2, 9.
4
yang
ditimbulkan
oleh
A
B
Gambar 1. Hasil pemeriksaan histerosonografi (A) Hydrosalping
bilateral (B) Tuba Paten
Terdapat
perbedaan
kontras
larut
dalam
pendapat mengenai keuntungan
berpendapat,
dan kerugian relatif penggunaan
kontras larut dalam minyak terlalu
media kontras yang larut dalam
kental
minyak dengan kontras yang larut
menunjukkan
dalam
internal
air.
Pendukung
media
5
bahwa
air
(viscous)
untuk
struktur
(memiliki
media
tuba
signifikansi
prognostik), sulit terdispersi dalam
(OR=0,87; CI=0,50-1,52). Apabila
panggul (oleh karenanya, tidak
dibandingkan
dapat
media larut dalam minyak lebih
mendeteksi
adneksa),
serta
yang
signifikan
granulomatosa,
adhesi
memiliki
risiko
(reaksi
intravasasi,
embolisme).
baik
Pihak
secara
(OR=1,92;
Namun
langsung,
CI=1,60-2,29).
demikian,
pada
suatu
dan
percobaan klinis acak yang besar,
yang
tidak ditemukan perbedaan angka
mendukung digunakannya media
kehamilan
pada
wanita
kontras
dilakukan
HSG
menggunakan
larut
yang
dalam
minyak
berpendapat,
bahwa
reaksi
media yang larut dalam air, larut
granulomatosa,
embolisasi,
dan
dalam minyak, maupun keduanya.
dan
Jadi, kedua media tersebut dapat
intravasasi
relatif
jarang
ringan,
penelitian
terjadi
dan
berbagai
menemukan,
digunakan10.
bahwa
HSG
dapat
menunjukkan
media larut dalam minyak dapat
patensi tuba bilateral (60-75%)
meningkatkan
maupun unilateral (15-25%) serta
fertilitas
wanita
dengan tuba paten pada bulan-
oklusi
bulan
berikutnya
Hasil
dari
tuba
bilateral
(12-25%).
setelah
HSG.
Dapat terjadi hasil positif palsu
meta-analisis
yang
(bukan merupakan patensi yang
mencakup 6 percobaan klinis acak
sebenarnya)
dan 6 percobaan klinis dengan
(bukan
kontrol
sebenarnya), dengan hasil positif
non-acak
menunjukkan,
dan
obstruksi
bahwa media kontras larut dalam
palsu
minyak memiliki nilai terapeutik.
Injeksi
Apabila
menyebabkan
dibandingkan
dengan
negatif
lebih
palsu
yang
sering
ditemukan.
kontras
dapat
spasme
tanpa pengobatan, media larut
(kontraksi
dalam
minyak
meningkatkan
transien
angka
kehamilan
setelah
HSG
interstisial dan mencegah perfusi
CI=1,29-2,50)
distal) yang dapat disalahartikan
(OR=1,80;
uterus
yang
kornual
menutup
segmen
sedangkan media larut dalam air
sebagai
tidak menunjukkan hal demikian
Meskipun observasi tersebut dapat
6
oklusi
secara
proksimal.
menunjukkan
obstruksi
yang
adanya
proksimal
sebenarnya,
suatu
Implikasi klinisnya adalah ketika
unilateral
HSG
menunjukkan
obstruksi,
penempatan
masih terdapat kemungkinan yang
memungkinkan
relatif besar (sekitar 60%) bahwa
kontras melalui jalur yang memiliki
tuba tersebut sebenarnya terbuka.
resistensi
terkecil
Namun, ketika HSG menunjukkan
penyebab
yang
Seringkali
tuba
kateter
yang
merupakan
lebih
sering.
yang
adanya
tidak
patensi,
maka
hanya
sedikit kemungkinan bahwa tuba
tervisualisasi adalah normal. HSG
mengalami
oklusi
yang
positif palsu dapat terjadi ketika
sebenarnya
(sekitar
5%).
kontras
memasuki
Meskipun
terdilatasi
variasi interpretasi hasil HSG antar
mengalami pengenceran sehingga
pemeriksa. Oleh karenanya, jika
yang
hidrosalping
tampak
yang
blush
demikian,
yang
dapat
dokter
sebagai
tanda
melakukan HSG, maka diperlukan
patensi tuba. Adhesi peritubuler
tinjauan pribadi dan reinterpretasi
disekeliling tuba yang normal dan
film
paten
dapat
rekomendasi pengobatan maupun
kontras
yang
disalahartikan
mensekuestrasi
keluar
mengobati
sebelum
tidak
membuat
tuba
evaluasi tambahan. Seperti yang
sehingga mengakibatkan lokulasi
telah diperkirakan, kemungkinan
yang dapat disalahartikan sebagai
kehamilan
obstruksi distal.10
terhadap terapi paling baik jika
Apabila
dari
yang
terdapat
yang
independen
dibandingkan
HSG menunjukkan patensi tuba
dengan laparoskopi (metode baku
bilateral, dan lebih rendah secara
emas) sebagai uji patensi tuba,
signifikan bila tidak satupun dari
HSG hanya memiliki sensitivitas
tuba yang nampak terbuka, dan
sedang (dapat mendeteksi patensi
hanya
sedikit
ketika
hanya
satu
memiliki
tuba
terbuka),
spesifitas
yang
namun
tinggi
patensi.
berkurang
tuba
Observasi
(akurat ketika patensi terdeteksi)
membantu
dalam
mempertimbangkan
populasi
infertil
umum.
7
ketika
mengalami
ini
dapat
apabila
perlunya
cul-de-sac
laparoskopi sebelum memutuskan
mencakup
rencana terapi.
anterior dan posterior, permukaan
6, 11
uterus,
dan fossae ovarium, serta tuba
LAPAROSKOPI
Laparoskopi
dianggap
faktor
secara
sebagai
tuba.
tes
Hal-hal
penjadualan,
umum
definitif
fallopii.
Injeksi
encer
melalui
blue
dye
kanula
yang
yang
dilekatkan pada serviks atau pada
mengenai
manipulator
penggunaan
memungkinkan
antibiotik, dan risiko infeksi sama
tuba
dengan
HSG.
carmine
diagnositik
umumnya
Laparoskopi
intrauterin
evaluasi
(kromotubasi).
dye
lebih
patensi
Indigo
disukai
dilakukan
dibanding methylene blue yang
dengan anestesi umum, namun
terkadang dapat mengakibatkan
dapat
dengan
methemoglobinemia akut (orang
sedasi dalam dan anestesi lokal.
dengan defisiensi G6PD berisiko
Laparoskopi
untuk
terhadap komplikasi ini). Seperti
umumnya
halnya HSG, injeksi lambat cairan
saja
pengobatan
memerlukan
Dengan
dilakukan
operatif
penyakit
anestesi
pengecualian
umum.
dapat
membantu
mengurangi
tertentu,
kejadian hasil positif palsu. Harus
inspeksi panggul yang sistematik
dibuat dokumentasi foto temuan
dan
operatif
menyeluruh
menentukan lokasi
penyakit.
dapat
dan derajat
Pemeriksaan
sebagai
alat
bantu
konseling pascaoperatif dan untuk
harus
rujukan selanjutnya.
8
12
Gambar 2. Pemeriksaan patensi tuba dengan laparoskopi
Keuntungan dari laparoskopi
adalah
selama
tindakan
dengan instrumen aksesori yang
HSG
juga
dilakukan dalam beberapa detik
tinta
menggunakan
memberikan gambaran panoramik
5-10
radioopaque,
ml
tinta
laparoskopi
berfungsi
dalam
terhadap
utuk
tuba.
anatomi
Laparoskopi
reproduktif
dilakukan dengan menggunakan
panggul
100-200
cc
permukaan uterus, ovarium, tuba,
diwarnai
metilen
cairan
(saline/RL)
pembesaran
dari
Asisten
dan peritoneum. Oleh karenanya,
servikalis
laparoskopi dapat mengidentifikasi
diatas os internal dan kanula yang
penyakit oklusif tuba yang lebih
dimasukkan
seperti
ringan (aglutinasi fimbria, fimosis),
digunakan selama HSG. Selama
adhesi pelvis atau adneksa, serta
cairan didorong masuk melewati
endometriosis
uterus oleh asisten, laparoskopis
mempengaruhi
mengamati tinta masuk ke dalam
tidak terdeteksi oleh HSG. Hal
lumen tuba. Tuba tidak hanya
yang
mendapatkan
laparoskopi memberikan peluang
melebarkan
kebiruan
biru.
dan
meratakan
kanalis
sama
gambaran
tetapi
terjadi
warna
juga
untuk
yang
dapat
fertilitas
terpenting
mengobati
yang
adalah
penyakit
distensi dari segmen ke segmen
tersebut pada saat ditegakkannya
dan biasanya fimbriae membuka
diagnosis. Lisis adhesi ringan atau
dan tinta mengalir keluar melewati
adhesi fokal, dan ablasi maupun
fimbriae dapat terlihat. Adanya
eksisi
lilitan dalam tuba bisa diluruskan
merupakan prosedur yang relatif
9
endometriosis
superfisial
mudah yang dapat dilakukan oleh
sebagian besar dokter bedah.
Walaupun
merupakan
2
laparoskopi
prediktor
fertilitas
yang lebih baik dari HSG, prosedur
ini bukanlah tes yang sempurna
untuk
diagnosis
patologi
tuba.
Kromotubasi intraoperatif memiliki
celah kesalahan hasil negatif palsu
yang sama dengan HSG. Hasil
positif
palsu
pada
laparoskopi
jarang terjadi, namun tetap dapat
terjadi, terutama pada kasus pada
mana tuba fallopii terhalang oleh
adhesi. Patensi tuba pada HSG
hampir selalu dapat dikonfirmasi
dengan
laparoskopi,
obstruksi
tuba
HSG
yang
seringkali
dikonfirmasi
Sesuai
namun
terdeteksi
tidak
dapat
pada
laparoskopi.
perkiraan,
laparoskopi
merupakan
prediktor
kehamilan
yang independen terhadap terapi
yang lebih
karena
baik
informasi
daripada
yang
HSG
didapat
lebih akurat. Prognosis paling baik
diperoleh ketika kedua tuba fallopii
paten,
prognosis
keduanya
prognosis
buruk
terhalang,
sedang
ketika
satu tuba yang terbuka.
bila
dan
hanya
9, 12
SONOHISTEROSALPINGOGRAFI
10
Sonohisterosalpingografi
telah
diketahui
Hysterosalpingo-contras-
memiliki
sonography
(HyCoSy)
adalah
sensitivitas yang lebih tinggi dari
modalitas berbasis ultrasonografi
HSG untuk mendeteksi patologi
yang memungkinkan evaluasi tuba
intrauterin.
lebih
Sonohisterosalpingografi
dipandang
sebagai
cara
lengkap
pada
infertilitas
telah
menyerupai evaluasi ovarium dan
untuk
uterus. Teknik ini diawali dengan
mengevaluasi patensi tuba pada
penggunaan
saat yang sama,
mengidentifikasi kavum uteri dan
seperti
HSG.
Sonohisterosalpingografi
bergantung
pada
pada
observasi
sono-HSG
untuk
pengembangannya
lanjut
ditambahkan
lebih
dengan
akumulasi cairan pada cul-de-sac
penggunaan
sebagai
tuba.
sonografi yang setelah injeksi ke
tidak
dalam
indikasi
Namun,
patensi
teknik
ini
medium
kontras
kavum
uteri,
memberikan informasi mengenai
pergerakannya dalam tuba dapat
anatomi tuba dan tidak dapat
dilihat
menentukan apakah hanya satu
penelitian
atau kedua tuba yang mengalami
HyCoSy sebagai teknik diagnosis
patensi.
lini
Suatu
sonografis
surfaktan
yang
yang
gelembung
distimulasi
dapat
media
kontras
mengandung
oleh
USG-TV.
telah
pertama
Beberapa
menempatkan
yang
mudah
dan
akurat. Teknik ini bahkan lebih
menghasilkan
mikro
pada
murah
dibandingkan
HSG
dan
ketika
laparoskopi. Dibandingkan dengan
ultrasonografi
HSG alat yang dipergunakan pada
memperbaiki
sensitivitas
HyCoSy lebih tidak invasif, tidak
dalam mendeteksi patensi tuba,
menyebabkan
namun pencitraan dua dimensi
pada ovarium, tidak menyebabkan
bidang
sagital
dan
risiko
alergi,
masih
tidak
adekuat
informasi
tentang
transversal
untuk
paparan
sinar
x
memberikan
ovarium
dan
memvisualisasikan anatomi tuba
kavum uteri.
secara tiga dimensi.
Metode Pemeriksaan HyCoSy
13
:
16
11
14, 15
1. Pemeriksaan
fase
dilakukan
proliferasi
saat
volume 1-2 cc perinjeksi hingga
siklus
menstruasi,
segera
setelah
menstruasi,
tidak
perlu
habis 20 cc.
8. Tuba
dikatakan
gelembung
paten
udara
bebas
bila
masuk
diberikan antibiotik profilaksis,
dengan
analgesia ataupun atropin.
interstitial setelah 8-10 detik
2. Pasien dalam posisi litotomi
pasca
3. Dilakukan pemeriksaan USG-TV
gelembung
hingga
injeksi.
pars
Pasase
udara
untuk menilai kavum uteri dan
seperti
ovarium
yang bergerak kearah lateral
4. Setelah itu dipasang spekulum
cocor
bebek,
dilakukan
9. Setelah kedua tuba bilateral
dapat
5. Dimasukkan kateter pediatrik
6-8f
yang
dievaluasi,
cairan
yang
tersisa
kontras
difiksasi
diinjeksikan
dengan 1,5mL NaCl.
menilai
6. Cairan yang akan dimasukkan
uteri
seperti
kelainan
denagn 20 cc udara dan 10 cc
sinekia
NaCl fisiologis.
terlewatkan
7. Probe transvaginal dimasukkan
untuk
intrakavum
polip,
mioma,
kongenital
ataupun
yang
pada
mungkin
diagnosis
menggunakan USG TV saja.
ke dalam vagina. Evaluasi tuba
dengan
kembali
patologi
disiapkan dalam spuit 60 cc
dilakukan
hiperekoik
menuju ovarium
desifeksi dengan povidon iodin.
ukuran
titik-titik
tampak
10. Setelah
potongan
pasien
pemeriksaan
tetap
selesai
diobservasi
transversal. Cairan bercampur
selama 30 menit untuk melihat
udara
apakah ada reaksi vagal refleks
dimasukkan
dengan
yang timbul atau tidak.
12
A
B
Gambar 3. Pemeriksaan patensi tuba HyCoSy
Gejala ringan vagal refleks antara
mengalami refleks vagal berat.
lain : pallor, mual, berkeringat,
Keluhan
menguap,
dilakukan
atau
hipotensi,
bradikardi.
refleks
vagal
dyspepsia
Gejala
berat
diantaranya
atau
:
penelitian.
muntah, gelisah, atau sinkop. Pada
penelitian
Savelli
dkk
33
nyeri
saat
dirasakan
dari
prosedur
oleh
483
6,8%
subyek
14, 15
Ultrasonografi
transvaginal
tiga dimensi telah menyediakan
15
didapatkan angka 4,1% subyek
sarana
mengalami reaksi refleks vagal
gambaran
koronal,
ringan dan hanya 0,8% atau 4 dari
doppler
telah
483
visualisasi gerakan cairan melalui
subyek
penelitian
yang
13
untuk
menghasilkan
dan
teknik
memperbaiki
tuba fallopii. Meskipun demikian,
dalam
bahkan
Veres yang diinsersikan melalui
dengan
kemajuan-
panggul
kemajuan ini, kecil kemungkinan
forniks
sonohisterosalpingografi
menggunakan
dapat
melalui
jarum
psoterior
vagina
anestesi
lokal,
menggantikan HSG konvensional
kemudian dimasukkan instrumen
dalam
endoskopi
waktu
dekat.
Penelitian
kaliber
kecil
(sudut
yang membandingkan hasil antara
pandang 30 derajat) ke dalam cul-
sonohisterosalpingografi
de-sac.
dengan
Fertiloskopi
HSG dan laparoskopi masih belum
suatu
memberikan hasil yang konsisten.
hidrolaparoskopi
Tuba
menggunakan
fallopii masih sulit untuk
tergambarkan
dengan
ultrasonografi,
dan
salpingografi
memiliki
kesalahan
celah
dengan
endoskop
dan
menggunakan
kromotubasi
endoskop
pelvis
melakukan salpingoskopi.
Sonohisterosalpingografi
Pengalaman
untuk
balon
untuk menilai patensi tuba dan
tersendiri.
berpeluang
pengembangan
intrauterin
sonohistero-
merupakan
menjadi
awal
yang
diperoleh dari penggunaan teknik
alternatif HSG, namun saat ini hal
ini
tersebut belum tercapai.
kegunaan fertiloskopi dengan hasil
5, 17, 18
yang
HIDROLAPAROSKOPI
TRANSVAGINAL
memberikan
alternatif
faktor
evaluasi
infertil.
terapi
untuk
endometriosis ringan, lisis adhesi
tuba
minor,
Pada
dan
drilling.
hidrolaparoskopi
dan
hasil
memungkinkan
dilakukannya
prosedur
Namun,
konvensional
merupakan pengembangan teknik
kuldoskopi
menyerupai
operatif
transvaginal
dasarnya,
hampir
menunjukkan
yang dimasukkan melalui saluran
Hidrolaparoskopi
wanita
Eropa
laparoskopi. Probe bipolar khusus
DAN
FERTILOSKOPI
pada
di
masih
ovarian
laparoskopi
diperlukan
untuk terapi penyakit lainnya yang
menggunakan
lebih signfikan. Fertiloskopi telah
infus saline (200 mL atau lebih) ke
diusulkan
14
sebagai
alternatif
laparoskopi dan histeroskopi ketika
adalah sekitar 62%, tetapi bila
tidak ada penyakit yang dicurigai.
HSG menunjukkan patensi, maka
Namun
demikian,
peranan
kemungkinan
dalam
konteks
menunjukkan
fertiloskopi
laparoskopi
obstruksi
hanya
tersebut masih belum jelas. Hal ini
mendekati 6%. Oleh karenanya,
disebabkan,
pada
pertama,
patologi
wanita
intrauterin dan ovarian umumnya
ultrsonografi,
dapat dideteksi melalui metode
maupun
yang
fertiloskopi
lebih
sederhana
(ultrasonografi
transvaginal,
sonohisterografi,
sebagai
HSG).
tidak
akurat
hasil
sonohisterografi,
HSG
yang
bukan
abnormal,
merupakan
pilihan yang menjanjikan. Pada
Kedua,
wanita
uji patensi tuba, HSG
seringkali
dengan
dengan
ultrasonografi
transvaginal
ketika
maupun
sonohisterografi dan HSG normal,
ditemukan obstruksi tuba, tetapi
fertiloskopi
jarang sekali tidak akurat ketika
manfaat yang terbatas. Penyakit
terdapat patensi.
yang
Dalam
tipikal,
jika
obstruksi
4, 12
populasi
HSG
tuba,
infertil
efektif
hanya
dapat
memiliki
ditangani
dengan
secara
instrumen
menunjukkan
fertiloskopi hanya sedikit memiliki
kemungkinan
kepentingan.
laparoskopi menunjukkan patensi
15
Gambar 5. Fertiloskopi
Pemeriksa dapat melakukan
laparoskopi.
Pertanyaan
yang
deteksi dan terapi endometriosis
paling relevan bukanlah apakah
ringan
minor,
fertiloskopi
tersebut
tidak
laparoskopi
pengaruh
yang
evaluasi
namun
akan
dan
lisis
adhesi
temuan
memiliki
dapat menggantikan
konvensional
wanita
infertil
dalam
dengan
signifikan pada prognosis maupun
risiko faktor tuba rendah, tetapi
rekomendasi
apakah
terapi.
Patologi
pemeriksaan
endoskopi
intrauterin, endometriosis lanjut,
diperlukan sebelum terapi pada
maupun adhesi adneksal ekstensif
wanita
tidak
dengan
pemeriksaan fisik, ultrasonografi
memerlukan
transvaginal atau sonohisterografi,
dapat
fertiloskopi
histeroskopi
ditangani
dan
operatif
atau
dan HSG.
asimtomatik
dengan
2, 13, 19
Tabel. 1.Perbandingan HSG, Laparoskopi dan Sono-HSG dalam pemeriksaan
infertilitas
Faktor yang
diperiksa
HSG
16
Laparoskopi
Sono-HSG
Serviks
Kelainan Kongenital
Servisitis
Uterus
Kelainan Kongenital
Miometrium
Endometrium
Tuba
Morfologi
Mobilitas
Patensi
Ovarium
Morfologi
Folikel
Adhesi
Kavum Douglas
Waktu/Biaya
Radiasi
Nilai Terapetik
+
-
-
+
+
+
-
Histeroskopi
-
+
++
++
+
+
+
+
+
+
+
+
-
+
+
++
+
++
+
++
+
-
+
+++
+
++
+
+
+
Peran Tes Antibodi Chlamydia
tidak hanya pada metode deteksi
dalam
(imunofloresensi,
Diagnosis
Kerusakan
Tuba
mikroimunofloresensi,
Sejumlah
penelitian
imunoperoksidase),
tetapi
juga
menemukan, bahwa tes antibodi
pada
chlamydia
akuratnya
digunakan (protein membran luar
dengan HSG, atau bahkan sama
yang spesifik genus atau umum,
dengan laparoskopi untuk deteksi
organisme
patologi
oklusi
seluruh). Beberapa metode sangat
adhesi
spesifik untuk spesies chlamydia
tuba,
sama
tuba,
termasuk
hidrosalping,
pelvis.
Kinerja
chlamydia
untuk
bervariasi
pengukuran
dan
tes
antibodi
tujuan
sumber
ELISA,
antigen
terinaktivasi,
(C.
tertentu
yang
inklusi
trachomatis),
ini
sedangkan metode lainnya tidak
sesuai
metodologi
membedakan antibodi terhadap C.
yang
digunakan.
trachomatis
Berbagai tes antibodi chlamydia
terhadap
komersial
lainnya
memiliki
perbedaan
17
dengan
spesies
(C.
antibodi
chlamydia
pneumoniae,
C.
psittaci).
Sebagian
dapat
mendeteksi
terhadap
tes
bahkan
antibodi
organisme
chlamydia.
dan
Maka
hasil
positif
palsu
(jika
prevalensi sangat rendah) atau
selain
negatif
dapat
sangat
palsu
(jika
tinggi)
prevalensi
akan
umum
diperkirakan, bahwa tes antibodi
dijumpai. Tes diagnostik ini akan
chlamydia
memiliki
memiliki manfaat yang lebih baik
C.
jika prevalensi penyakit berada
yang
spesitivitas
terhadap
trachomatis yang lebih tinggi akan
diantara
memiliki
kinerja
tadi. Sebagian ahli berpendapat,
deteksi
patologi
terbaik
untuk
tuba.
Hasil
pertimbangan
bahwa
praktis
kedua
tes
dapat
kondisi
ekstrim
antibodi
chlamydia
digunakan
untuk
mengusulkan, bahwa tes antibodi
menyeleksi
pasien
chlamydia yang cepat, sensitif,
memperoleh
manfaat
tetapi kurang spesifik merupakan
laparoskopi, namun nilai prediktif
tes
dari
yang
paling
srining
sesuai
dan
penggunaan
untuk
membatasi
tes
sebagian
chlamydia
antibodi
masih
yang
belum
yang
dari
tes
antibodi
lebih
spesifik
mencukupi
untuk
chlamydia spesifik pada wanita
mendukung pendapat tersebut.
dengan hasil skrining positif.
22
20, 21
Peranan
Nilai prediktif tes diagnostik
lainnya
tes
20,
antibodi
bergantung
pada
chlamydia dalam evaluasi wanita
penyakit
yang
infertil
prevalensi
masih
belum
dapat
bersangkutan pada populasi yang
dipastikan. Tes antibodi chlamydia
diuji. Apabila prevalensi penyakit
dapat
pada
pendahuluan
populasi
tersebut
sangat
berguna
sebagai
untuk
tes
menyeleksi
rendah atau sangat tinggi, maka
wanita yang memerlukan evaluasi
tes
dini
diagnostik
sedikit
hanya
manfaaat
atau
memiliki
atau
terinci.
bahkan
Jika
evaluasi
yang
digunakan
lebih
sebagai
tidak sama sekali karena luaran
sarana skrining dini, maka tes
yang
antibodi chlamydia positif dapat
diperoleh
mempengaruhi
jarang
memberikan
penatalaksanaan,
18
tanda
adanya
kemungkinan
faktor
tuba
berkaitan
dengan
yang
keamanan dan kegunaan praktis
infeksi
dari
semua
informasi
yang
chlamydia sebelumnya. Meskipun
didapatkan dari hasil tes tersebut.
laparoskopi
berdasarkan
Pergeseran penyebab infertilitas
tes antibodi chlamydia tidak dapat
saat ini ke arah faktor tuba dan
dilakukan
faktor pria membuat pemeriksaan
selektif
pada
semua
wanita
infertil, hal tersebut akan efektif
tuba
jika
masuk untuk menentukan etiologi
dilakukan
terbatas
pada
adalah
salah
wanita dengan infertilitas yang
infertilitas
tidak dapat dijelaskan (termasuk
Pengembangan
HSG
ultrasonografi
normal),
mengidentifikasi
sehingga
dapat
wanita
yang
sonogragafi
tuba yang tidak terdeteksi yang
memberikan
sebaiknya
menemukan
diketahui
memulai
sebelum
pengobatan
padap
jalan
pasien.
teknik
dengan
histerosonografi,
paling mungkin memiliki faktor
satu
histerokontrasdan
USG-3D
peluang
metode
untuk
diagnosis
agresif
yang efisien, mudah, murah, efek
empiris berbiaya tinggi. Manfaat
samping yang minimal dan tidak
tes
lebih invasif daripada baku emas
antibodi
chlamydia
pada
konteks ini maupun konteks klinis
yang
lainnya
dapat
Pemeriksaan anatomi uterus, tuba,
dipastikan, sehingga perlu diteliti
dan ovarium secara ultrasonografi
lebih lanjut.
dapat memberikan informasi yang
masih
belum
5, 20-22
sudah
ada
sebelumnya.
cukup untuk mengatur protokol
atau akan terjadi satu modalitas
KESIMPULAN
Pemeriksaan
dimulai
dari
tuba
yang
harus
pemeriksaan
paling
lain.
sederhana, dan diakhiri dengan
yang
paling
canggih,
invasif,
invasif
serta
hingga
mengingat
yang
RUJUKAN
jika
1.
diperlukan, dan dari yang paling
kurang
melampaui
paling
biaya,
19
Clinical
gynecologic
endocrinology
&
infertility.Edisi ke- 7. Speroff L,
Fritz
MA,
penyunting,
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Philadelpia:
Lippincott
Williams & Wilkins; 2005.
Balen
AH.
Infertility
in
Practice.Edisi ke- 3, London:
Informa Healthcare, Ltd; 2008
Anwar INC. Seleksi pasien
menuju fertilisasi in vitro.
Dalam: Darmasetiawan MS,
Anwar INC, Djuwantono T,
Adenin
I,
Jamaan
T,
penyunting. Fertilisasi in vitro
dalam praktek klinik.Edisi ke1, Jakarta: Puspa Swara,
2006; h. 2-37.
Covington SN, Burns LH.
Infertility counseling : a
comprehensive handbook for
clinicians
Edisi
ke2,
Cambridge:
Cambridge
University Press; 2006.
den Hartog JE, Lardenoije CM,
Severens JL, Land JA, Evers JL,
Kessels
AG.
Screening
strategies for tubal factor
subfertility.
Hum
Reprod.
2008;23(8):1840-8.
Shokeir TA, Shalan HM, ElShafei
MM.
Combined
diagnostic
approach
of
laparoscopy and hysteroscopy
in the evaluation of female
infertility: results of 612
patients. J Obstet Gynaecol
Res. 2004;30(1):9-14.
Ekerhovd E, Fried G, Granberg
S.
An
ultrasound-based
approach to the assessment
of infertility, including the
evaluation of tubal patency.
Best Pract Res Clin Obstet
Gynaecol. 2004;18(1):13-28.
Kelly SM, Sladkevicius P,
Campbel S, Nargund G.
Investigation of the infertile
couple
:
a
one
stop
ultrasound-based
approach.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
20
Hum
Reprod.
2001;16(12):2481-4.
Fertility:
assessment
and
treatment for people with
fertility problems.Edisi ke- 1.
Moody J, penyunting, London:
National Collaborating Centre
for Women’s and Children’s
Health Commissioned by the
National Institute for Clinical
Excellence ; RCOG Press;
2004.
Wilkes S, Murdoch A, Rubin G,
Chinn
D,
Wilsdon
J.
Investigation
of
infertility
management in primary care
with
open
access
hysterosalpingography (HSG):
a pilot study. Hum Fertil
(Camb). 2006;9(1):47-51.
Jeanty P, Besnard S, Arnold A,
Turner C, Crum P. Air-contrast
sonohysterography as a first
step assessment of tubal
patency. J Ultrasound Med.
2000;19(8):519-27.
Optimal use of infertility
diagnostic test and treatment.
The ESHRE Capri Workshop
Group.
Hum
Reprod.
2000;15(3):723-32.
Steinkeler JA, Woodfield CA,
Lazarus E, Hillstrom MM.
Female
infertility:
a
systematic
approach
to
radiologic
imaging
and
diagnosis.
Radiographics.
2009;29(5):1353-70.
Lindborg L, Thorburn J, Bergh
C, Strandell A. Influence of
HyCoSy
on
spontaneous
pregnancy:
a
randomized
controlled trial. Hum Reprod.
2009;24(5):1075-9.
Savelli L, Pollastri P, Guerrini
M, Villa G, Manuzzi L, Mabrouk
M, et al. Tolerability, side
effects, and complications of
hysterosalpingocontrast
sonography (HyCoSy). Fertil
Steril. 2009;92(4):1481-6.
16. Kocylowski RD, Breborowicz
GH. Hysterosalpingo-contrastsonography (HyCoSy) – a
novel approach to female
upper genital tract imaging
and tubal patency assesment
in outpatient clinic. Arch
Perinat Med. 2007;13(3):1722.
17. Maymon R, Herman A, Ariely
S, Dreazen E, Buckovsky I,
Weinraub
Z.
Threedimensional
vaginal
sonography in obstetrics and
gynecology.
Hum
Reprod.
2000;6(5):475-84.
18. Timor-Tritsch IE, Monteagudo
A, Tsymbal T, Strok I. Threedimensional
inversion
rendering
:
a
new
sonographic technique and its
use
in
gynecology.
J
Ultrasound
Med.
2005;24:681–8.
19. Devroey P, Fauser BCJM,
Diedrich K. Approaches to
improve the diagnosis and
management of infertility.
HUm
Reprod
Update.
2009;15(4):391-408.
20. Hartog
JEd,
J.A.Land,
F.R.M.Stassen, A.G.H.Kessels,
C.A.Bruggeman.
Serological
markers
of
persistent
Chlamydia
trachomatis
infections in women with
tubal factor subfertility. Hum
Rep. 2005;20(4):986-90.
21. Bjercke
S,
Purvis
K.
Chlamydial serology in the
investigation
of
infertility.
Hum Reprod. 1992;7(5):6214.
22. Logan S, Gazvani R, McKenzie
H, Templeton A, Bhattacharya
S. Can history, ultrasound, or
ELISA chlamydial antibodies,
alone or in combination,
predict tubal factor infertility
in subfertile women?. Hum
Rep. 2003;18(11):2350-56.
21