Evaluasi Fungsi Tuba Dalam Infertilitas.

Kursus Ultrasonografi Advance : Pra PIT POGI XVIII Hotel Shangri-la Jakarta 6 Juli 2010

Evaluasi Fungsi Tuba dalam Infertilitas
Tono Djuwantono, Mulyanusa A Ritonga
Subbagian Fertilitas Endokrinologi Reproduksi Bagian Obstetri dan
Ginekologi
Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran RSUP Dr. Hasan Sadikin
Bandung
Objective: Role of tubal factorin
infertility etiopathogenesis is increasing
recently and needs more accurate
diagnosis to prevent inefecient infertility
management. Therefore appropriate
technology is need to answers that
questions
Method: Literature reviews
Conlusions: Ultrasonography
technology with doppler and
sonohyterography modification with
three dimensional technique have a role
in increasing sensitivity and specificity of

tubal factor diagnosis in infertility. More
research is needed to produce
examination technique who has more
efficient value and less expensive.
Keywords: Tubal factor, infertility,
ultrasonography, laparoscopy,
hysteroscopy

Abstrak
Tujuan: Peran faktor tuba dalam
etiopatologi infertilitas terus meningkat
dan membutuhkan kemampuan diagnosis
yang memiliki akurasi tinggi untuk
menghindari ketidaktepatan manajemen
infertilitas, sehingga dibutuhkan
teknologi yang dapat menjawab
kebutuhan tersebut
Metode: Telaah pustaka dan
pengalaman dalam aplikasi sehari-hari
Kesimpulan: Teknologi ultrasonografi

terkini dengan teknologi doppler dan
modifikasi sonohisterografi serta
ultrasonografi tiga dimensi telah mampu
meningkatkan sensitivitas dan spesifitas
dari diagnosis faktor tuba dalam
infertilitas. Diperlukan penelitian lebih
lanjut untuk menghasilkan teknik
pemeriksaan yang lebih efektif untuk
menggantikan pemeriksaan yang invasif
dan lebih mahal.
Kata Kunci: Faktor tuba, infertilitas,
ultrasonografi, laparoskopi, histeroskopi

Abstract
Korespondensi: Dr.Tono Djuwantono, dr, SpOG(K), M.Kes. Subbagian Fertililitas Endokrinologi
Reproduksi Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran/ RSUP Dr.
Hasan Sadikin Bandung. Telp: 022-032530.E-mail: djuwantono@yahoo.com Website:
asterfertilityclinic.com

PENDAHULUAN

Evaluasi

pergeseran penyebab infertilitas,
patensi

tuba

dari faktor ovarium dan uterus

merupakan langkah penting dalam

mengarah

ke

pemeriksaan

infertilitas

pria.


pasangan

infertil

faktor

tuba

dan

Obstruksi

dan

khususnya pada kondisi terdapat

kerusakan tuba menjadi penyebab

risiko


35% pasangan infertil. Tuba falopii

adanya

kerusakan

tuba.

Selama 20 tahun terakhir terdapat

tidak

1

dapat

diperiksa

menggunakan


USG

diameternya
pada

membesar

hidrosalping,

kecuali

Untuk mendiagnosis adanya

seperti

kelainan tuba dibutuhkan teknik

pyosalping,


diagnosis

yang

akurat,

kehamilan ektopik, kanker tuba

mudah

atau

dapat diterima pasien. Umumnya

torsi.

Standar

pemeriksaan
masih


tuba

emas

selama

laparoskopi

kromopertubasi

ini

saat

dilakukan,

aman,

ini


murah

yang

dan

banyak

dan

dipergunakan untuk evaluasi tuba

bersamaan

adalah histerosalpingografi (HSG)

dengan HSG radiologi.1, 2

meskipun banyak pula kekurangan


Kerusakan tuba dapat terjadi

HSG

diantaranya

termasuk

akibat penyakit inflamasi pelvis,

metode yang infasif, menyakitkan,

endometriosis,

mahal dan berisiko terjadi infeksi

panggul,
ektopik


pembedahan

apendisitis,
atau

kehamilan

abortus

tuba. Teknik diagnosis ini juga

septik.

menggunakan

sinar

x

dan

Meskipun banyak wanita dengan

penggunaan kontras iodin yang

penyakit

tuba

maupun

adhesi

dapat

panggul

tidak

memiliki

riwayat

infeksi

yang

sebelumnya,

Pemeriksaan

diketahui

bukti

yang

ada

mengenai

dari

juga

kondisi

bagian luar uterus.

merupakan penyebab yang paling
Banyak

ini

alergi.
tidak

memberikan informasi tambahan

menunjukkan bahwa silent infeksi
mungkin.

menyebabkan

ovarium

dan

4, 5

Laparoskopi

dengan

wanita-

kromopertubasi dan histeroskopi

wanita tersebut ditemukan adanya

sebagai baku emas pemeriksaan

peningkatan

tuba lebih akurat daripada metode

kadar

antibodi

Chlamidia sehingga menunjukkan

lainnya

adanya

kekurangan

yaitu

sebelumnya. Penyebab infertilitas

memerlukan

waktu

tuba

mengandung risiko operatif dan

infeksi
lainnya

peradangan

yang

Chlamidia
mencakup
berkaitan

namun

anasthesiologis.

terdapat
mahal,
lama,

Penggunaan

dengan endometriosis dan trauma

ultrasonografi transvaginal (USG-

pembedahan.

TV) dalam bidang infertilitas telah

2, 3

2

lama

dipergunakan

dan

semua

bermanfaat dalam mendiagnosis
infertilitas

perannya

dalam

masih sangat sedikit.

Pada

namun

evaluasi

dapat

dievaluasi dengan baik.7, 8

kondisi pelvis yang berhubungan
dengan

pemeriksaan
makalah

ini

akan

dibahas prosedur-prosedur untuk

tuba

mengevaluasi

faktor

tuba

dan

peritoneum dan kemanfaatannya.

5, 6

Sonohisterosalpingografi
(Sono-HSG) serupa dengan HSG,

HISTEROSALPINGOGRAFI

menggunakan ultrasonografi dan
larutan

saline

merupakan

steril,

metode

Pemeriksaan

dan

baik

alternatif

dilakukan

untuk

Saat

terjadinya

metode

dikembangkan

lebih

ini

telah

jauh

pada

paling

hari

lagi

darah

meminimalisir
infeksi,

dan

risiko

interferensi

bekuan

darah

dengan penggunaan kontras untuk

intrauterin,

dan

meningkatkan

kemungkinan

dilakukannya

sensitivitas

ke-2

hingga ke-5 setelah haid berhenti

untuk mengevaluasi faktor tuba.
ini

HSG

dan

mencegah
HSG

spesifitas sono-HSG. Pemeriksaan

pada siklus konsepsi yang tidak

moda inversi dengan USG-3D juga

diketahui. HSG tidak memerlukan

mungkin dapat menjadi alternatif

persiapan

evaluasi fungsi tuba khususnya

pramedikasi

dengan

pada pasien dengan koleksi cairan

(sekitar

menit

di kavum douglas. Bila tuba falopii

prosedur)

tidak membesar diameternya, SIS

mengurangi

dapat dijadikan alternatif evaluasi

ditimbulkan

yang lebih cepat dan lebih murah.

Analgesik dan sedatif yang lebih

Pemeriksaan doppler tuba dengan

poten umumnya tidak diperlukan.

SIS yang dikombinasikan dengan

Penyulit infeksi yang ditimbulkan

USG-3D

memberikan

oleh HSG relatif jarang terjadi,

lengkap

bahkan pada wanita dengan risiko

laparoskopi

tinggi pun kejadianya hanya 1-3%.

gambaran

dapat
yang

menyerupai
kromopertubasi,

meskipun

tidak

pemberian

3

khusus,
30

dapat

tetapi
NSAID
sebelum
membantu

nyeri

yang

prosedur

antibiotik

ini.

profilaksis

rutin dapat dipertimbangkan untuk

sangat rendah. Biasanya hanya 3

mencegah infeksi pasca prosedur.

film yang diperlukan (satu scout,

Antibiotik (doksisiklin 100 mg dua

satu

kali

kontur uterus dan patensi tuba,

sehari

selama

lima

hari

film

dokumentasi

dimulai 1-2 hari sebelum HSG)

serta

dapat diberikan ketika terdapat

mendeteksi area lokulasi kontras).

kecurigaan tinggi adanya penyakit

Film

tuba, dan diindikasikan apabila

uterus

HSG

adanya

ketika

karena

abnormal. Jika tidak diperlukan,

peningkatan risiko mencapai 10

maka film tambahan hanya sedikit

%,

memberi informasi tambahan dan

menunjukkan

obstruksi

tuba

dan

distal

pengobatan

mencegah

infeksi

sebaiknya

dihindari

ini

klinis.

dapat
HSG

film

untuk

postevaluasi

tambahan

beberapa

diperlukan

menghalangi
kavum

meningkatkan
Kontras

untuk

tuba

uteri

atau

tampak

pajanan

dapat

jika

radiasi.
diberikan

minggu setelah episode PID untuk

menggunakan

kanula

atau

meminimalisir

menggunakan

kateter

balon.

infeksi.

risiko

penyulit

Umumya,

1, 9

Teknik

dasar

pemberian

kontras

dalam

dengan kateter dapat mengurangi

melakukan HSG cukup standar.

waktu fluoroskopik dan volume

Pemeriksaan

kontras,

dilakukan

kurang

mengakibatkan

menggunakan fluoroskopi dengan

nyeri, dan lebih mudah dilakukan.

jumlah

Injeksi kontras secara perlahan

Umumnya

film

yang
HSG

terbatas.
hanya

(umumnya

3-10

mL)

dapat

memerlukan 20-30 detik waktu

membantu mengurangi rasa tidak

fluoroskopi dengan pajanan radiasi

nyaman

minimal, dan memiliki risiko yang

HSG2, 9.

4

yang

ditimbulkan

oleh

A

B

Gambar 1. Hasil pemeriksaan histerosonografi (A) Hydrosalping
bilateral (B) Tuba Paten
Terdapat

perbedaan

kontras

larut

dalam

pendapat mengenai keuntungan

berpendapat,

dan kerugian relatif penggunaan

kontras larut dalam minyak terlalu

media kontras yang larut dalam

kental

minyak dengan kontras yang larut

menunjukkan

dalam

internal

air.

Pendukung

media

5

bahwa

air

(viscous)

untuk

struktur

(memiliki

media

tuba

signifikansi

prognostik), sulit terdispersi dalam

(OR=0,87; CI=0,50-1,52). Apabila

panggul (oleh karenanya, tidak

dibandingkan

dapat

media larut dalam minyak lebih

mendeteksi

adneksa),

serta

yang

signifikan

granulomatosa,

adhesi

memiliki

risiko
(reaksi

intravasasi,

embolisme).

baik

Pihak

secara

(OR=1,92;

Namun

langsung,

CI=1,60-2,29).

demikian,

pada

suatu

dan

percobaan klinis acak yang besar,

yang

tidak ditemukan perbedaan angka

mendukung digunakannya media

kehamilan

pada

wanita

kontras

dilakukan

HSG

menggunakan

larut

yang

dalam

minyak

berpendapat,

bahwa

reaksi

media yang larut dalam air, larut

granulomatosa,

embolisasi,

dan

dalam minyak, maupun keduanya.

dan

Jadi, kedua media tersebut dapat

intravasasi
relatif

jarang

ringan,

penelitian

terjadi

dan

berbagai

menemukan,

digunakan10.

bahwa

HSG

dapat

menunjukkan

media larut dalam minyak dapat

patensi tuba bilateral (60-75%)

meningkatkan

maupun unilateral (15-25%) serta

fertilitas

wanita

dengan tuba paten pada bulan-

oklusi

bulan

berikutnya

Hasil

dari

tuba

bilateral

(12-25%).

setelah

HSG.

Dapat terjadi hasil positif palsu

meta-analisis

yang

(bukan merupakan patensi yang

mencakup 6 percobaan klinis acak

sebenarnya)

dan 6 percobaan klinis dengan

(bukan

kontrol

sebenarnya), dengan hasil positif

non-acak

menunjukkan,

dan

obstruksi

bahwa media kontras larut dalam

palsu

minyak memiliki nilai terapeutik.

Injeksi

Apabila

menyebabkan

dibandingkan

dengan

negatif

lebih

palsu
yang

sering

ditemukan.

kontras

dapat

spasme

tanpa pengobatan, media larut

(kontraksi

dalam

minyak

meningkatkan

transien

angka

kehamilan

setelah

HSG

interstisial dan mencegah perfusi

CI=1,29-2,50)

distal) yang dapat disalahartikan

(OR=1,80;

uterus

yang

kornual

menutup

segmen

sedangkan media larut dalam air

sebagai

tidak menunjukkan hal demikian

Meskipun observasi tersebut dapat

6

oklusi

secara

proksimal.

menunjukkan
obstruksi
yang

adanya

proksimal

sebenarnya,

suatu

Implikasi klinisnya adalah ketika

unilateral

HSG

menunjukkan

obstruksi,

penempatan

masih terdapat kemungkinan yang

memungkinkan

relatif besar (sekitar 60%) bahwa

kontras melalui jalur yang memiliki

tuba tersebut sebenarnya terbuka.

resistensi

terkecil

Namun, ketika HSG menunjukkan

penyebab

yang

Seringkali

tuba

kateter

yang

merupakan
lebih

sering.

yang

adanya

tidak

patensi,

maka

hanya

sedikit kemungkinan bahwa tuba

tervisualisasi adalah normal. HSG

mengalami

oklusi

yang

positif palsu dapat terjadi ketika

sebenarnya

(sekitar

5%).

kontras

memasuki

Meskipun

terdilatasi

variasi interpretasi hasil HSG antar

mengalami pengenceran sehingga

pemeriksa. Oleh karenanya, jika

yang

hidrosalping
tampak

yang

blush

demikian,

yang

dapat

dokter

sebagai

tanda

melakukan HSG, maka diperlukan

patensi tuba. Adhesi peritubuler

tinjauan pribadi dan reinterpretasi

disekeliling tuba yang normal dan

film

paten

dapat

rekomendasi pengobatan maupun

kontras

yang

disalahartikan

mensekuestrasi
keluar

mengobati

sebelum

tidak

membuat

tuba

evaluasi tambahan. Seperti yang

sehingga mengakibatkan lokulasi

telah diperkirakan, kemungkinan

yang dapat disalahartikan sebagai

kehamilan

obstruksi distal.10

terhadap terapi paling baik jika

Apabila

dari

yang

terdapat

yang

independen

dibandingkan

HSG menunjukkan patensi tuba

dengan laparoskopi (metode baku

bilateral, dan lebih rendah secara

emas) sebagai uji patensi tuba,

signifikan bila tidak satupun dari

HSG hanya memiliki sensitivitas

tuba yang nampak terbuka, dan

sedang (dapat mendeteksi patensi

hanya

sedikit

ketika

hanya

satu

memiliki

tuba

terbuka),

spesifitas

yang

namun
tinggi

patensi.

berkurang
tuba

Observasi

(akurat ketika patensi terdeteksi)

membantu

dalam

mempertimbangkan

populasi

infertil

umum.

7

ketika

mengalami
ini

dapat
apabila
perlunya

cul-de-sac

laparoskopi sebelum memutuskan

mencakup

rencana terapi.

anterior dan posterior, permukaan

6, 11

uterus,

dan fossae ovarium, serta tuba
LAPAROSKOPI
Laparoskopi
dianggap
faktor

secara

sebagai

tuba.

tes

Hal-hal

penjadualan,

umum
definitif

fallopii.

Injeksi

encer

melalui

blue

dye

kanula

yang
yang

dilekatkan pada serviks atau pada

mengenai

manipulator

penggunaan

memungkinkan

antibiotik, dan risiko infeksi sama

tuba

dengan

HSG.

carmine

diagnositik

umumnya

Laparoskopi

intrauterin
evaluasi

(kromotubasi).

dye

lebih

patensi

Indigo
disukai

dilakukan

dibanding methylene blue yang

dengan anestesi umum, namun

terkadang dapat mengakibatkan

dapat

dengan

methemoglobinemia akut (orang

sedasi dalam dan anestesi lokal.

dengan defisiensi G6PD berisiko

Laparoskopi

untuk

terhadap komplikasi ini). Seperti

umumnya

halnya HSG, injeksi lambat cairan

saja

pengobatan
memerlukan
Dengan

dilakukan
operatif
penyakit
anestesi

pengecualian

umum.

dapat

membantu

mengurangi

tertentu,

kejadian hasil positif palsu. Harus

inspeksi panggul yang sistematik

dibuat dokumentasi foto temuan

dan

operatif

menyeluruh

menentukan lokasi
penyakit.

dapat

dan derajat

Pemeriksaan

sebagai

alat

bantu

konseling pascaoperatif dan untuk

harus

rujukan selanjutnya.

8

12

Gambar 2. Pemeriksaan patensi tuba dengan laparoskopi
Keuntungan dari laparoskopi
adalah

selama

tindakan

dengan instrumen aksesori yang

HSG

juga

dilakukan dalam beberapa detik

tinta

menggunakan

memberikan gambaran panoramik

5-10

radioopaque,

ml

tinta

laparoskopi

berfungsi
dalam

terhadap

utuk

tuba.

anatomi

Laparoskopi
reproduktif

dilakukan dengan menggunakan

panggul

100-200

cc

permukaan uterus, ovarium, tuba,

diwarnai

metilen

cairan

(saline/RL)

pembesaran

dari

Asisten

dan peritoneum. Oleh karenanya,

servikalis

laparoskopi dapat mengidentifikasi

diatas os internal dan kanula yang

penyakit oklusif tuba yang lebih

dimasukkan

seperti

ringan (aglutinasi fimbria, fimosis),

digunakan selama HSG. Selama

adhesi pelvis atau adneksa, serta

cairan didorong masuk melewati

endometriosis

uterus oleh asisten, laparoskopis

mempengaruhi

mengamati tinta masuk ke dalam

tidak terdeteksi oleh HSG. Hal

lumen tuba. Tuba tidak hanya

yang

mendapatkan

laparoskopi memberikan peluang

melebarkan

kebiruan

biru.

dan

meratakan

kanalis
sama

gambaran

tetapi

terjadi

warna
juga

untuk

yang

dapat

fertilitas

terpenting
mengobati

yang
adalah

penyakit

distensi dari segmen ke segmen

tersebut pada saat ditegakkannya

dan biasanya fimbriae membuka

diagnosis. Lisis adhesi ringan atau

dan tinta mengalir keluar melewati

adhesi fokal, dan ablasi maupun

fimbriae dapat terlihat. Adanya

eksisi

lilitan dalam tuba bisa diluruskan

merupakan prosedur yang relatif

9

endometriosis

superfisial

mudah yang dapat dilakukan oleh
sebagian besar dokter bedah.

Walaupun
merupakan

2

laparoskopi

prediktor

fertilitas

yang lebih baik dari HSG, prosedur
ini bukanlah tes yang sempurna
untuk

diagnosis

patologi

tuba.

Kromotubasi intraoperatif memiliki
celah kesalahan hasil negatif palsu
yang sama dengan HSG. Hasil
positif

palsu

pada

laparoskopi

jarang terjadi, namun tetap dapat
terjadi, terutama pada kasus pada
mana tuba fallopii terhalang oleh
adhesi. Patensi tuba pada HSG
hampir selalu dapat dikonfirmasi
dengan

laparoskopi,

obstruksi

tuba

HSG

yang

seringkali

dikonfirmasi
Sesuai

namun
terdeteksi

tidak

dapat

pada

laparoskopi.

perkiraan,

laparoskopi

merupakan

prediktor

kehamilan

yang independen terhadap terapi
yang lebih
karena

baik

informasi

daripada
yang

HSG

didapat

lebih akurat. Prognosis paling baik
diperoleh ketika kedua tuba fallopii
paten,

prognosis

keduanya
prognosis

buruk

terhalang,
sedang

ketika

satu tuba yang terbuka.

bila
dan
hanya

9, 12

SONOHISTEROSALPINGOGRAFI

10

Sonohisterosalpingografi
telah

diketahui

Hysterosalpingo-contras-

memiliki

sonography

(HyCoSy)

adalah

sensitivitas yang lebih tinggi dari

modalitas berbasis ultrasonografi

HSG untuk mendeteksi patologi

yang memungkinkan evaluasi tuba

intrauterin.

lebih

Sonohisterosalpingografi
dipandang

sebagai

cara

lengkap

pada

infertilitas

telah

menyerupai evaluasi ovarium dan

untuk

uterus. Teknik ini diawali dengan

mengevaluasi patensi tuba pada

penggunaan

saat yang sama,

mengidentifikasi kavum uteri dan

seperti

HSG.

Sonohisterosalpingografi
bergantung

pada

pada
observasi

sono-HSG

untuk

pengembangannya

lanjut

ditambahkan

lebih
dengan

akumulasi cairan pada cul-de-sac

penggunaan

sebagai

tuba.

sonografi yang setelah injeksi ke

tidak

dalam

indikasi

Namun,

patensi

teknik

ini

medium

kontras

kavum

uteri,

memberikan informasi mengenai

pergerakannya dalam tuba dapat

anatomi tuba dan tidak dapat

dilihat

menentukan apakah hanya satu

penelitian

atau kedua tuba yang mengalami

HyCoSy sebagai teknik diagnosis

patensi.

lini

Suatu

sonografis
surfaktan

yang
yang

gelembung
distimulasi
dapat

media

kontras

mengandung

oleh

USG-TV.

telah

pertama

Beberapa

menempatkan

yang

mudah

dan

akurat. Teknik ini bahkan lebih

menghasilkan

mikro

pada

murah

dibandingkan

HSG

dan

ketika

laparoskopi. Dibandingkan dengan

ultrasonografi

HSG alat yang dipergunakan pada

memperbaiki

sensitivitas

HyCoSy lebih tidak invasif, tidak

dalam mendeteksi patensi tuba,

menyebabkan

namun pencitraan dua dimensi

pada ovarium, tidak menyebabkan

bidang

sagital

dan

risiko

alergi,

masih

tidak

adekuat

informasi

tentang

transversal
untuk

paparan

sinar

x

memberikan
ovarium

dan

memvisualisasikan anatomi tuba

kavum uteri.

secara tiga dimensi.

Metode Pemeriksaan HyCoSy

13

:

16

11

14, 15

1. Pemeriksaan
fase

dilakukan

proliferasi

saat

volume 1-2 cc perinjeksi hingga

siklus

menstruasi,

segera

setelah

menstruasi,

tidak

perlu

habis 20 cc.
8. Tuba

dikatakan

gelembung

paten

udara

bebas

bila

masuk

diberikan antibiotik profilaksis,

dengan

analgesia ataupun atropin.

interstitial setelah 8-10 detik

2. Pasien dalam posisi litotomi

pasca

3. Dilakukan pemeriksaan USG-TV

gelembung

hingga

injeksi.

pars

Pasase

udara

untuk menilai kavum uteri dan

seperti

ovarium

yang bergerak kearah lateral

4. Setelah itu dipasang spekulum
cocor

bebek,

dilakukan

9. Setelah kedua tuba bilateral
dapat

5. Dimasukkan kateter pediatrik
6-8f

yang

dievaluasi,

cairan

yang

tersisa

kontras

difiksasi

diinjeksikan

dengan 1,5mL NaCl.

menilai

6. Cairan yang akan dimasukkan

uteri

seperti

kelainan

denagn 20 cc udara dan 10 cc

sinekia

NaCl fisiologis.

terlewatkan

7. Probe transvaginal dimasukkan

untuk

intrakavum

polip,

mioma,

kongenital

ataupun

yang
pada

mungkin
diagnosis

menggunakan USG TV saja.

ke dalam vagina. Evaluasi tuba
dengan

kembali

patologi

disiapkan dalam spuit 60 cc

dilakukan

hiperekoik

menuju ovarium

desifeksi dengan povidon iodin.
ukuran

titik-titik

tampak

10. Setelah

potongan

pasien

pemeriksaan
tetap

selesai

diobservasi

transversal. Cairan bercampur

selama 30 menit untuk melihat

udara

apakah ada reaksi vagal refleks

dimasukkan

dengan

yang timbul atau tidak.

12

A

B

Gambar 3. Pemeriksaan patensi tuba HyCoSy
Gejala ringan vagal refleks antara

mengalami refleks vagal berat.

lain : pallor, mual, berkeringat,

Keluhan

menguap,

dilakukan

atau

hipotensi,

bradikardi.

refleks

vagal

dyspepsia

Gejala

berat

diantaranya

atau

:

penelitian.

muntah, gelisah, atau sinkop. Pada
penelitian

Savelli

dkk

33

nyeri

saat

dirasakan
dari

prosedur
oleh

483

6,8%
subyek

14, 15

Ultrasonografi

transvaginal

tiga dimensi telah menyediakan

15

didapatkan angka 4,1% subyek

sarana

mengalami reaksi refleks vagal

gambaran

koronal,

ringan dan hanya 0,8% atau 4 dari

doppler

telah

483

visualisasi gerakan cairan melalui

subyek

penelitian

yang

13

untuk

menghasilkan
dan

teknik

memperbaiki

tuba fallopii. Meskipun demikian,

dalam

bahkan

Veres yang diinsersikan melalui

dengan

kemajuan-

panggul

kemajuan ini, kecil kemungkinan

forniks

sonohisterosalpingografi

menggunakan

dapat

melalui

jarum

psoterior

vagina

anestesi

lokal,

menggantikan HSG konvensional

kemudian dimasukkan instrumen

dalam

endoskopi

waktu

dekat.

Penelitian

kaliber

kecil

(sudut

yang membandingkan hasil antara

pandang 30 derajat) ke dalam cul-

sonohisterosalpingografi

de-sac.

dengan

Fertiloskopi

HSG dan laparoskopi masih belum

suatu

memberikan hasil yang konsisten.

hidrolaparoskopi

Tuba

menggunakan

fallopii masih sulit untuk

tergambarkan

dengan

ultrasonografi,

dan

salpingografi

memiliki

kesalahan

celah

dengan
endoskop

dan

menggunakan

kromotubasi

endoskop

pelvis

melakukan salpingoskopi.

Sonohisterosalpingografi

Pengalaman

untuk

balon

untuk menilai patensi tuba dan

tersendiri.

berpeluang

pengembangan

intrauterin

sonohistero-

merupakan

menjadi

awal

yang

diperoleh dari penggunaan teknik

alternatif HSG, namun saat ini hal

ini

tersebut belum tercapai.

kegunaan fertiloskopi dengan hasil

5, 17, 18

yang

HIDROLAPAROSKOPI
TRANSVAGINAL

memberikan

alternatif

faktor

evaluasi

infertil.

terapi

untuk

endometriosis ringan, lisis adhesi

tuba

minor,

Pada

dan

drilling.

hidrolaparoskopi
dan

hasil

memungkinkan

dilakukannya

prosedur

Namun,

konvensional

merupakan pengembangan teknik
kuldoskopi

menyerupai

operatif

transvaginal

dasarnya,

hampir

menunjukkan

yang dimasukkan melalui saluran

Hidrolaparoskopi

wanita

Eropa

laparoskopi. Probe bipolar khusus

DAN

FERTILOSKOPI

pada

di

masih

ovarian

laparoskopi
diperlukan

untuk terapi penyakit lainnya yang

menggunakan

lebih signfikan. Fertiloskopi telah

infus saline (200 mL atau lebih) ke

diusulkan

14

sebagai

alternatif

laparoskopi dan histeroskopi ketika

adalah sekitar 62%, tetapi bila

tidak ada penyakit yang dicurigai.

HSG menunjukkan patensi, maka

Namun

demikian,

peranan

kemungkinan

dalam

konteks

menunjukkan

fertiloskopi

laparoskopi
obstruksi

hanya

tersebut masih belum jelas. Hal ini

mendekati 6%. Oleh karenanya,

disebabkan,

pada

pertama,

patologi

wanita

intrauterin dan ovarian umumnya

ultrsonografi,

dapat dideteksi melalui metode

maupun

yang

fertiloskopi

lebih

sederhana

(ultrasonografi

transvaginal,

sonohisterografi,
sebagai

HSG).

tidak

akurat

hasil

sonohisterografi,

HSG

yang

bukan

abnormal,
merupakan

pilihan yang menjanjikan. Pada

Kedua,

wanita

uji patensi tuba, HSG

seringkali

dengan

dengan

ultrasonografi

transvaginal

ketika

maupun

sonohisterografi dan HSG normal,

ditemukan obstruksi tuba, tetapi

fertiloskopi

jarang sekali tidak akurat ketika

manfaat yang terbatas. Penyakit

terdapat patensi.

yang

Dalam
tipikal,

jika

obstruksi

4, 12

populasi
HSG
tuba,

infertil

efektif

hanya

dapat

memiliki

ditangani

dengan

secara

instrumen

menunjukkan

fertiloskopi hanya sedikit memiliki

kemungkinan

kepentingan.

laparoskopi menunjukkan patensi

15

Gambar 5. Fertiloskopi
Pemeriksa dapat melakukan

laparoskopi.

Pertanyaan

yang

deteksi dan terapi endometriosis

paling relevan bukanlah apakah

ringan

minor,

fertiloskopi

tersebut

tidak

laparoskopi

pengaruh

yang

evaluasi

namun
akan

dan

lisis

adhesi

temuan
memiliki

dapat menggantikan
konvensional

wanita

infertil

dalam
dengan

signifikan pada prognosis maupun

risiko faktor tuba rendah, tetapi

rekomendasi

apakah

terapi.

Patologi

pemeriksaan

endoskopi

intrauterin, endometriosis lanjut,

diperlukan sebelum terapi pada

maupun adhesi adneksal ekstensif

wanita

tidak

dengan

pemeriksaan fisik, ultrasonografi

memerlukan

transvaginal atau sonohisterografi,

dapat

fertiloskopi
histeroskopi

ditangani
dan

operatif

atau

dan HSG.

asimtomatik

dengan

2, 13, 19

Tabel. 1.Perbandingan HSG, Laparoskopi dan Sono-HSG dalam pemeriksaan
infertilitas
Faktor yang
diperiksa

HSG

16

Laparoskopi

Sono-HSG

Serviks
 Kelainan Kongenital
 Servisitis
Uterus
 Kelainan Kongenital
 Miometrium
 Endometrium
Tuba
 Morfologi
 Mobilitas
 Patensi
Ovarium
 Morfologi
 Folikel
 Adhesi
Kavum Douglas
Waktu/Biaya
Radiasi
Nilai Terapetik

+
-

-

+
+

+
-

Histeroskopi
-

+
++
++

+
+

+
+
+

+
+
+

-

+
+
++

+
++
+

++
+
-

+
+++
+
++

+
+
+

Peran Tes Antibodi Chlamydia

tidak hanya pada metode deteksi

dalam

(imunofloresensi,

Diagnosis

Kerusakan

Tuba

mikroimunofloresensi,
Sejumlah

penelitian

imunoperoksidase),

tetapi

juga

menemukan, bahwa tes antibodi

pada

chlamydia

akuratnya

digunakan (protein membran luar

dengan HSG, atau bahkan sama

yang spesifik genus atau umum,

dengan laparoskopi untuk deteksi

organisme

patologi

oklusi

seluruh). Beberapa metode sangat

adhesi

spesifik untuk spesies chlamydia

tuba,

sama

tuba,

termasuk

hidrosalping,

pelvis.

Kinerja

chlamydia

untuk

bervariasi
pengukuran

dan
tes

antibodi

tujuan

sumber

ELISA,

antigen

terinaktivasi,

(C.

tertentu

yang

inklusi

trachomatis),

ini

sedangkan metode lainnya tidak

sesuai

metodologi

membedakan antibodi terhadap C.

yang

digunakan.

trachomatis

Berbagai tes antibodi chlamydia

terhadap

komersial

lainnya

memiliki

perbedaan

17

dengan
spesies

(C.

antibodi
chlamydia

pneumoniae,

C.

psittaci).

Sebagian

dapat

mendeteksi

terhadap

tes

bahkan
antibodi

organisme

chlamydia.

dan

Maka

hasil

positif

palsu

(jika

prevalensi sangat rendah) atau

selain

negatif

dapat

sangat

palsu

(jika

tinggi)

prevalensi

akan

umum

diperkirakan, bahwa tes antibodi

dijumpai. Tes diagnostik ini akan

chlamydia

memiliki

memiliki manfaat yang lebih baik

C.

jika prevalensi penyakit berada

yang

spesitivitas

terhadap

trachomatis yang lebih tinggi akan

diantara

memiliki

kinerja

tadi. Sebagian ahli berpendapat,

deteksi

patologi

terbaik

untuk

tuba.

Hasil

pertimbangan

bahwa

praktis

kedua
tes

dapat

kondisi

ekstrim

antibodi

chlamydia

digunakan

untuk

mengusulkan, bahwa tes antibodi

menyeleksi

pasien

chlamydia yang cepat, sensitif,

memperoleh

manfaat

tetapi kurang spesifik merupakan

laparoskopi, namun nilai prediktif

tes

dari

yang

paling

srining

sesuai

dan

penggunaan

untuk

membatasi
tes

sebagian

chlamydia

antibodi

masih

yang

belum

yang
dari

tes

antibodi

lebih

spesifik

mencukupi

untuk

chlamydia spesifik pada wanita

mendukung pendapat tersebut.

dengan hasil skrining positif.

22

20, 21

Peranan

Nilai prediktif tes diagnostik
lainnya

tes

20,

antibodi

bergantung

pada

chlamydia dalam evaluasi wanita

penyakit

yang

infertil

prevalensi

masih

belum

dapat

bersangkutan pada populasi yang

dipastikan. Tes antibodi chlamydia

diuji. Apabila prevalensi penyakit

dapat

pada

pendahuluan

populasi

tersebut

sangat

berguna

sebagai

untuk

tes

menyeleksi

rendah atau sangat tinggi, maka

wanita yang memerlukan evaluasi

tes

dini

diagnostik

sedikit

hanya

manfaaat

atau

memiliki

atau

terinci.

bahkan

Jika

evaluasi

yang

digunakan

lebih

sebagai

tidak sama sekali karena luaran

sarana skrining dini, maka tes

yang

antibodi chlamydia positif dapat

diperoleh

mempengaruhi

jarang

memberikan

penatalaksanaan,

18

tanda

adanya

kemungkinan

faktor

tuba

berkaitan

dengan

yang

keamanan dan kegunaan praktis

infeksi

dari

semua

informasi

yang

chlamydia sebelumnya. Meskipun

didapatkan dari hasil tes tersebut.

laparoskopi

berdasarkan

Pergeseran penyebab infertilitas

tes antibodi chlamydia tidak dapat

saat ini ke arah faktor tuba dan

dilakukan

faktor pria membuat pemeriksaan

selektif
pada

semua

wanita

infertil, hal tersebut akan efektif

tuba

jika

masuk untuk menentukan etiologi

dilakukan

terbatas

pada

adalah

salah

wanita dengan infertilitas yang

infertilitas

tidak dapat dijelaskan (termasuk

Pengembangan

HSG

ultrasonografi

normal),

mengidentifikasi

sehingga

dapat

wanita

yang

sonogragafi

tuba yang tidak terdeteksi yang

memberikan

sebaiknya

menemukan

diketahui

memulai

sebelum

pengobatan

padap

jalan

pasien.
teknik
dengan

histerosonografi,

paling mungkin memiliki faktor

satu

histerokontrasdan

USG-3D

peluang
metode

untuk
diagnosis

agresif

yang efisien, mudah, murah, efek

empiris berbiaya tinggi. Manfaat

samping yang minimal dan tidak

tes

lebih invasif daripada baku emas

antibodi

chlamydia

pada

konteks ini maupun konteks klinis

yang

lainnya

dapat

Pemeriksaan anatomi uterus, tuba,

dipastikan, sehingga perlu diteliti

dan ovarium secara ultrasonografi

lebih lanjut.

dapat memberikan informasi yang

masih

belum

5, 20-22

sudah

ada

sebelumnya.

cukup untuk mengatur protokol
atau akan terjadi satu modalitas

KESIMPULAN
Pemeriksaan
dimulai

dari

tuba
yang

harus

pemeriksaan

paling

lain.

sederhana, dan diakhiri dengan
yang

paling

canggih,

invasif,

invasif
serta

hingga

mengingat

yang

RUJUKAN

jika

1.

diperlukan, dan dari yang paling
kurang

melampaui

paling
biaya,

19

Clinical
gynecologic
endocrinology
&
infertility.Edisi ke- 7. Speroff L,
Fritz
MA,
penyunting,

2.
3.

4.

5.

6.

7.

8.

Philadelpia:
Lippincott
Williams & Wilkins; 2005.
Balen
AH.
Infertility
in
Practice.Edisi ke- 3, London:
Informa Healthcare, Ltd; 2008
Anwar INC. Seleksi pasien
menuju fertilisasi in vitro.
Dalam: Darmasetiawan MS,
Anwar INC, Djuwantono T,
Adenin
I,
Jamaan
T,
penyunting. Fertilisasi in vitro
dalam praktek klinik.Edisi ke1, Jakarta: Puspa Swara,
2006; h. 2-37.
Covington SN, Burns LH.
Infertility counseling : a
comprehensive handbook for
clinicians
Edisi
ke2,
Cambridge:
Cambridge
University Press; 2006.
den Hartog JE, Lardenoije CM,
Severens JL, Land JA, Evers JL,
Kessels
AG.
Screening
strategies for tubal factor
subfertility.
Hum
Reprod.
2008;23(8):1840-8.
Shokeir TA, Shalan HM, ElShafei
MM.
Combined
diagnostic
approach
of
laparoscopy and hysteroscopy
in the evaluation of female
infertility: results of 612
patients. J Obstet Gynaecol
Res. 2004;30(1):9-14.
Ekerhovd E, Fried G, Granberg
S.
An
ultrasound-based
approach to the assessment
of infertility, including the
evaluation of tubal patency.
Best Pract Res Clin Obstet
Gynaecol. 2004;18(1):13-28.
Kelly SM, Sladkevicius P,
Campbel S, Nargund G.
Investigation of the infertile
couple
:
a
one
stop
ultrasound-based
approach.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

20

Hum
Reprod.
2001;16(12):2481-4.
Fertility:
assessment
and
treatment for people with
fertility problems.Edisi ke- 1.
Moody J, penyunting, London:
National Collaborating Centre
for Women’s and Children’s
Health Commissioned by the
National Institute for Clinical
Excellence ; RCOG Press;
2004.
Wilkes S, Murdoch A, Rubin G,
Chinn
D,
Wilsdon
J.
Investigation
of
infertility
management in primary care
with
open
access
hysterosalpingography (HSG):
a pilot study. Hum Fertil
(Camb). 2006;9(1):47-51.
Jeanty P, Besnard S, Arnold A,
Turner C, Crum P. Air-contrast
sonohysterography as a first
step assessment of tubal
patency. J Ultrasound Med.
2000;19(8):519-27.
Optimal use of infertility
diagnostic test and treatment.
The ESHRE Capri Workshop
Group.
Hum
Reprod.
2000;15(3):723-32.
Steinkeler JA, Woodfield CA,
Lazarus E, Hillstrom MM.
Female
infertility:
a
systematic
approach
to
radiologic
imaging
and
diagnosis.
Radiographics.
2009;29(5):1353-70.
Lindborg L, Thorburn J, Bergh
C, Strandell A. Influence of
HyCoSy
on
spontaneous
pregnancy:
a
randomized
controlled trial. Hum Reprod.
2009;24(5):1075-9.
Savelli L, Pollastri P, Guerrini
M, Villa G, Manuzzi L, Mabrouk

M, et al. Tolerability, side
effects, and complications of
hysterosalpingocontrast
sonography (HyCoSy). Fertil
Steril. 2009;92(4):1481-6.
16. Kocylowski RD, Breborowicz
GH. Hysterosalpingo-contrastsonography (HyCoSy) – a
novel approach to female
upper genital tract imaging
and tubal patency assesment
in outpatient clinic. Arch
Perinat Med. 2007;13(3):1722.
17. Maymon R, Herman A, Ariely
S, Dreazen E, Buckovsky I,
Weinraub
Z.
Threedimensional
vaginal
sonography in obstetrics and
gynecology.
Hum
Reprod.
2000;6(5):475-84.
18. Timor-Tritsch IE, Monteagudo
A, Tsymbal T, Strok I. Threedimensional
inversion
rendering
:
a
new
sonographic technique and its
use
in
gynecology.
J
Ultrasound
Med.
2005;24:681–8.

19. Devroey P, Fauser BCJM,
Diedrich K. Approaches to
improve the diagnosis and
management of infertility.
HUm
Reprod
Update.
2009;15(4):391-408.
20. Hartog
JEd,
J.A.Land,
F.R.M.Stassen, A.G.H.Kessels,
C.A.Bruggeman.
Serological
markers
of
persistent
Chlamydia
trachomatis
infections in women with
tubal factor subfertility. Hum
Rep. 2005;20(4):986-90.
21. Bjercke
S,
Purvis
K.
Chlamydial serology in the
investigation
of
infertility.
Hum Reprod. 1992;7(5):6214.
22. Logan S, Gazvani R, McKenzie
H, Templeton A, Bhattacharya
S. Can history, ultrasound, or
ELISA chlamydial antibodies,
alone or in combination,
predict tubal factor infertility
in subfertile women?. Hum
Rep. 2003;18(11):2350-56.

21