PERAN SOSIAL PEMUDA DALAM MEMELIHARA KERUKUNAN UMAT BERAGAMA DI KELURAHAN LESTARI INDAH KABUPATEN SIMALUNGUN KOTA PEMATANGSIANTAR.

PERAN SOSIAL PEMUDA DALAM MEMELIHARA KERUKUNAN
UMAT BERAGAMA DI KELURAHAN LESTARI INDAH
KABUPATEN SIMALUNGUN KOTA PEMATANG SIANTAR

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

MERY NOVITA SIBORO
1103171021

JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2015

KATA PENGANTAR

Puji sykukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan

rahmat dan karuniaNya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Peran Sosial
Pemuda dalam Memelihara Kerukunan Umat Beragama di Kelurahan Lestari Indah
Kabupaten Simalungun Kota Pematangsiantar”.
Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana. Untuk
menyelesaikan skripsi ini penulis berusaha baik tenaga maupun pikiran, namun karena
keterbatasan kemampuan, pengetahuan dan pengalaman penulis menyadari bahwa skripsi ini
belum sempurna. Oleh karena itu dengan segenap kerendahan hati penulis mengharapkan
kritik dan saran yang membangun untuk menyempurnakan skripsi ini.
Penulis berharap kiranya skripsi ini bermanfaat bagi semua yang membacanya dalam
usaha peningkatan mutu pendidikan di masa mendatang.

Medan,

Januari 2015

Penulis

Mery Novita Siboro
NIM. 1103171021


ii

UCAPAN TERIMA KASIH
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari tidak terlepas dari berbagai kesulitan.
Namun, berkat bantuan Allah Yang Maha Baik dan berbagai pihak sehingga skripsi ini dapat
diselesaikan dengan baik, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
kepada Drs. Faber Simorangkir, MS selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah
meluangkan waktunya untuk membimbing, mengarahkan, memberi saran dengan penuh
perhatian, kesabaran dan wawasan yang baru sehingga dari awal hingga selesai skripsi
tersebut dapat terselesaikan, dan Dosen-dosen Penguji yakni Bapak Prof. Dr. Yusnadi, MS,
Bapak Drs. Elizon Nainggolan, M.Pd dan Ibu Dra. Rosdiana, M.Pd yang telah memberikan
bimbingan, saran, koreksian dan dorongan yang sangat berharga dalam proses penyelesaian
skripsi ini. Teristimewa keluarga terutama kedua orangtua Bapak O. Siboro dan Ibu L.
Sipayung yang telah memberikan kasih sayangnya, perhatian dan dukungan baik secara moril
maupun materiil selama perkuliahan hingga selesai, semoga Bapak dan Ibu sehat selalu.
Abang Irpan Hamdani Siboro dan Kakak Mei Ara Netha Siboro terima kasih buat doa,
perhatian, dukungan dan semangatnya. Dan penulis juga mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri Medan
2. Bapak Drs. Nasrun, MS selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri
Medan

3. Bapak Prof. Dr. Yusnadi, MS selaku Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Ilmu
Pendidikan Universitas Negeri Medan dan juga Guru Besar Jurusan Pendidikan
Luar Sekolah
4. Bapak Drs. Aman Simare-mare, MS selaku Wakil Dekan Bidang Kepegawaian dan
Keuangan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan

ii

5. Bapak Drs. Edidon Hutasuhut, M.Pd selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan
6. Ibu Dra. Rosdiana, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Fakultas
Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan
7. Bapak Dr. Sudirman, SE, M.Pd selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Luar Sekolah
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan
8. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Luar Sekolah yang telah membekali
berbagai pengetahuan dan pengalaman yang mendukung penyusunan skripsi ini
serta para pegawai di Lingkungan Fakultas Ilmu Pendidikan yang telah membantu
dalam penyelesaian surat-menyurat.
9. Kakak Surya Indrawati, SPd yang setia membantu Administrasi Mahasiswa
10. Bapak Kepala Desa Kelurahan Lestari Indah yang telah membantu pengumpulan

data penelitian
11. Terkasih Lasro Sitanggang yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi, terima
kasih buat doa, perhatian dan semangatnya.
12. Teman KTB (Kakak Fronika Simarmata, Herman Sinaga, Dionisius Samosir,
Elfrida Wijayanti Haloho dan Putri A Marbun) yang telah setia mendoakan dan
mendukung.
13. Sahabat EMeLiPut (Emy Grecia Olivia Purba, Lilis S Nainggolan dan Putri A
Marbun) yang senantiasa menemani dalam suka dan duka dan selalu mendukung.
14. Kakak kost Panglima No. 14 ( Kak. Wendy, Kak. Hedy, Kak. Norayanti, Kak Tina
dan Abang Fritz) yang telah senantiasa memotivasi penulis.
15. Teman-teman mahasiswa PLS Reguler dan Ekstensi Stambuk 2010 dan adik-adik
kelas PLS Reguler dan Ekstensi Stambuk 2011 dan 2012

ii

ABSTRAK

MERY NOVITA SIBORO. Peran Sosial Pemuda Dalam Memelihara
Kerukunan Umat Beragama di Kelurahan
Lestari Indah Kabupaten Simalungun Kota

Pematangsiantar
FAKULTAS
ILMU
PENDIDIKAN. UNIVERSITAS NEGERI
MEDAN, 2015.
Masalah dalam penelitian ini adalah seberapa baik peran sosial pemuda
dalam memelihara kerukunan umat beragama di Kelurahan Lestari Indah
Kabupaten Simalungun Kota Pematangsiantar. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui peran sosial pemuda dalam memelihara kerukunan umat beragama di
Kelurahan Lestari Indah Kabupaten Simalungun Kota Pematangsiantar.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Populasi sebanyak
810 pemuda. Sampel dalam penelitian ini diambil 10% yakni 81 pemuda di
Kelurahan Lestari Indah Kabupaten Simalungun Kota Pematangsiantar. Teknik
pengumpulan data menggunakan kuesioner. Teknik analisis data menggunakan
rumus persentase.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa indikator membangun toleransi ratarata 33,75, hal ini berarti pemuda turut membangun toleransi sebanyak 38,57%.
Indikator menciptakan saling pengertian rata-rata 49,5, hal ini berarti pemuda
turut menciptakan saling pengertian sebanyak 54,3%. Indikator menciptakan
saling menghormati rata-rata 40,75, hal ini berarti pemuda turut menciptakan
saling menghormati sebanyak 45,54%. Indikator menciptakan saling menghargai

rata-rata 44,75, hal ini berarti pemuda turut menciptakan saling menghargai
sebanyak 49,56%. Indikator membangun kerjasama rata-rata 31,25, hal ini berarti
pemuda yang telah turut membangun kerjasama sebanyak 39,08%. Jadi dapat
disimpulkan bahwa peran pemuda dalam memelihara kerukunan umat beragama
di Kelurahan Lestari Indah Kabupaten Simalungun Kota Pematangsiantar adalah
belum berjalan dengan baik dikarenakan peran sosial pemuda belum berjalan
dengan efektif.

i

DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK……………………………………………………………… i
KATA PENGANTAR…………………………………………………. ii
UCAPAN TERIMA KASIH………………………………………….. iii
DAFTAR ISI…………………………………………………………... iv
DAFTAR TABEL……………………………………………………... vi
DAFTAR GAMBAR………………………………………………….. vii
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………….. viii
BAB I. PENDAHULUAN……...………………………………………. 1

1.1. Latar Belakang Masalah………………………………………... 1
1.2. Identifikasi Masalah…………………………………….….…... 8
1.3. Batasan Masalah……………………………………………….. 8
1.4. Rumusan Masalah……………………………………………… 9
1.5. Tujuan Penelitian……………………………………………….. 9
1.6. Manfaat Penelitian…………………………………………….... 9
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA……………………………………….10
2.1. Kerangka Teori…………………………………………………10
2.1.1. Peran Sosial…………………………………………………..10
2.1.2. Pemuda……………………………………………………….11
2.1.2.1. Pengertian Pemuda…………………………………………11
2.1.2.2. Wadah Pemuda……………………………..…………….. 13
2.1.2.3. Landasan…………………………………..……………….15
2.1.2.4. Arah Pembinaan dan Pengembangan…………….............. 16
2.1.3. Peran Sosial Pemuda ……………………………………….. 17
2.1.4. Kerukunan Umat Beragama …………………………………19
2.1.4.1. Pengertian Kerukunan Umat Beragama………………….. 20
2.1.4.2. Jenis-jenis Kerukunan……………………………............. 21
2.2. Kerangka Berpikir…..………………………………………... 28
BAB III. METODE PENELITIAN…………………………………... 31

3.1. Jenis Penelitian………………………………………………… 31
3.2. Populasi dan Sampel…………………………………………... 31
3.2.1. Populasi…………………………………………………....... 31
3.2.2. Sampel………………………………………………………. 31
3.3. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional…………….…. 32
3.3.1. Variabel Penelitian………………………………………….. 32
3.3.2. Defenisi Operasional……………………………………….. 33
3.4. Teknik Pengumpulan Data……………………………………. 33
3.5. Teknik Analisa Data………………………………………….... 34

iv

Halaman
3.6. Lokasi dan Waktu Penelitian………………………………… .. 35
3.6.1. Lokasi Penelitian……………………………………….......... 35
3.6.2. Waktu Penelitian……………………………………….......... 35

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN…………...... 36
4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian…………………………... 36
4.2. Deskripsi Data Hasil Penelitian…………………………...…... 37

4.3. Pembahasan……………………………………………………. 42
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN………………………………. 48
5.1. Kesimpulan……………………………………………………. 48
5.2. Saran…………………………………………………………... 49
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………...... 51

v

DAFTAR TABEL

Tabel 1:

Halaman
Kisi-kisi Kuesioner……………………………………. 34

Tabel 2:

Pelaksanaan Penelitian……………………………..…. 35

Tabel 3:


Membangun Toleransi………………………………… 37

Tabel 4:

Menciptakan Saling Pengertian……………………….. 38

Tabel 5:

Menciptakan Saling Menghormati……………………. 39

Tabel 6:

Menciptakan Saling Menghargai……………………... 40

Tabel 7:

Membangun Kerjasama………………………………. 41

iv


DAFTAR GAMBAR

Gambar 1:

Halaman
Paradigma Penelitian…………………………………… 30

iv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1

: Angket Peran Sosial Pemuda dalam Memelihara Kerukunan
Umat Beragama di Kelurahan Lestari indah Kabupaten
Simalungun Kota Pematangsiantar……...........................

iv

54

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah
Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang berbhineka, baik suku
bangsa, ras, agama, dan budaya. Selain itu, kondisi geografis dimana bangsa
Indonesia hidup juga berbeda. “Kemajemukan suku bangsa yang berjumlah
300 suku hidup di wilayah Indonesia membawa konsekuensi pada
keragaman budaya” (Depdikbud, 1984: 149). Bangsa Indonesia memiliki
746 bahasa daerah, hal ini dijelaskan oleh Dendy Sugondo Kepala Pusat
Bahasa Depdiknas (2011) mengatakan, “Bangsa Indonesia memiliki 746
bahasa daerah dan 17.508 pulau”. Di samping itu, ada pula beberapa bentuk
tarian dan adat istiadat yang dimiliki suku bangsa dengan ciri khasnya
masing-masing. Selain kemajemukan ras, suku bangsa, dan budaya,
masyarakat Indonesia juga diwarnai oleh keragaman agama.
Di Indonesia hidup, tumbuh, dan berkembang berbagai macam agama
seperti agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan banyak lagi aliranaliran kepercayaan lainnya. Keragaman agama diakui, dikembangkan dan
masyarakat dijamin memeluk agama melalui pasal 29 (2) UUD 1945
berbunyi “Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap

penduduk untuk

beribadah menurut agama dan kepercayaannya”. Dalam pasal ini, disamping
dijamin kebebasan kemerdekaan untuk memeluk agama, maka setiap
penduduk juga mendapat jaminan kemerdekaan untuk beribadah menurut

agama dan kepercayaannya, agar mereka dapat melakukan ibadah sesuai
dengan agamanya sehingga terbina kerukunan umat beragama. Semua
agama diajarkan saling menghargai sesama manusia, dengan adanya saling
menghargai sesama manusia maka kerukunan umat beragama dapat terjalin
yang mencerminkan saling toleransi sehingga tercipta kedamaian dan
ketentraman dalam melakukan ibadah dan memeluk agama serta
kepercayaannya masing-masing.
Di Indonesia terdapat 3 konsep kerukunan umat beragama yang
dinamakan “Tri Kerukunan Umat Beragama” sebagai berikut: (1) kerukunan
intern umat beragama yaitu kerukunan yang terjalin antar masyarakat
penganut agama; (2) kerukunan antar umat beragama yaitu kerukunan yang
terjalin antar masyarakat yang memeluk agama yang berbeda, dan (3)
kerukunan antar umat beragama dengan pemerintah yaitu bentuk kerukunan
semua umat-umat beragama dengan pemerintah. Oleh karena itu, semua
umat beragama wajib saling menghargai dan saling menghormati satu sama
lain.

Dengan

demikian,

dalam

kehidupan

masyarakat

hendaknya

dikembangkan sikap-sikap tersebut serta sikap bekerjasama antar pemeluk
agama yang berbeda-beda sehingga terpelihara kerukunan umat beragama.
Kerukunan umat beragama akan terwujud jika masing-masing agama
memiliki prinsip untuk saling menghargai agama yang lain. Jika tidak
demikian maka kerukunan tidak akan terwujud. Bukankah dengan adanya
perbedaan maka akan tahu bahwa warna hitam dan putih berbeda. Begitu
juga dengan agama. Perbedaan agama yang ada di Indonesia jangan

dijadikan sebagai penghalang persatuan, namun jadikan sebagai pemersatu.
Masyarakat Indonesia yang bersifat majemuk mengandung potensi konflik
dalam mensukseskan kerukunan umat beragama di Indonesia. Salah satunya
pandangan fanatik. Kalau kita mempunyai pandangan yang fanatik, bahwa
hanya agama kita sendiri saja yang paling benar, maka itu menjadi
pemghambat dalam memelihara kerukunan umat beragama.
Kerapkali berbagai macam kendala dihadapi dalam mensukseskan
kerukunan antar umat beragama, dari dalam maupun luar diantaranya sikap
fanatik yang berlebih-lebihan, sikap acuh terhadap penganut agama lain,
sentimen antar pemeluk agama, memikirkan kepentingan individu, dan
masuknya masyarakat luar yang bisa mencederai sikap saling hormatmenghormati, harga-menghargai, tolong-menolong antar pemeluk agama.
Disadari bahwa agama telah berhasil menembus batas-batas kesukuan,
kedaerahan, dan kebangsaan. Terlihat bahwa agama mempunyai potensi
mempersatukan bangsa. Namun sebaliknya, agama dapat pula merupakan
sumber dari pertentangan yang dapat mengganggu kesatuan dan persatuan
bangsa, kestabilan dan ketahanan Nasional. Sikap memandang rendah cara
beramal dan beribadah dari penganut agama, pemaksaan nilai-nilai yang
dianut atau kegiatan dilakukan yang merugikan agama lain, jelas akan
menjadi sumber konflik yang dapat menimbulkan hal-hal yang tidak
diingini.
Konflik merupakan sebuah situasi, dimana dua orang atau lebih
menginginkan tujuan-tujuan yang menurut persepsi mereka dapat dicapai

oleh salah seorang diantara mereka, tetapi hal itu tidak mungkin dicapai oleh
kedua belah pihak. Sedangkan konflik sosial merupakan konflik yang
dimaknai sebagai suatu proses yang mulai bila satu pihak merasakan bahwa
pihak lain telah mempengaruhi secara negatif, sesuatu yang diperhatikan
oleh pihak pertama. Suatu ketidakcocokan belum bisa dikatakan sebagai
suatu konflik bilamana salah satu pihak tidak memahami adanya
ketidakcocokan tersebut. Sejumlah kerusuhan dan konflik sosial telah terjadi
di berbagai daerah di Indonesia, beberapa diantaranya berskala besar dan
berlangsung lama, seperti kerusuhan di Ambon (1998), Poso (1998),
Maluku Utara (2000) dan beberapa tempat lain. Kajian yang telah dilakukan
mengatakan bahwa konflik di Ambon disebabkan karena perbedaan konsep
agama. Ribuan bahkan ratusan ribu nyawa melayang dalam pertikaian
panjang dan melelahkan itu.
Kerukunan umat beragama adalah hak dan kewajiban semua warga
Negara Indonesia baik tua, muda, laki-laki, perempuan, kaya, miskin, dan
khususnya pemuda. Pemuda adalah harapan bangsa, pemegang masa depan
bangsa, penerus generasi yang akan datang, dan pembangun masa depan
bangsa. Peran sosial pemuda tidak terlepas dalam memelihara kerukunan
umat beragama di masyarakat dengan memupuk kerukunan umat beragama.
Peran sosial adalah seperangkat harapan terhadap seseorang yang
menempati suatu posisi/status sosial. Artinya kedudukan pemuda di
masyarakat strategis dalam menghadapi dan mengatasi masalah yang ada.

Pemuda memiliki peran sosial yang signifikan dalam mengubah
tatanan masyarakat. Sejalan dengan pernyataan Menteri Negara Pemuda dan
Olahraga, Adhyaksa Dault (2009) menyatakan “Agar generasi muda bangsa
ini harus bisa diorientasikan ke arah kategori sosial”. Artinya pemuda yang
sadar perannya sebagai kategori sosial, ia menghayati perannya secara total
sebagai bagian penting kehidupan masyarakat, sehingga ia selalu ditantang
untuk aktif menjawab kebutuhan-kebutuhan hidup masyarakatnya.
Keberagaman yang ada di Kelurahan Lestari Indah, diantaranya faktor
ekonomi, suku, bahasa, adat istiadat, dan agama. Data yang diperoleh dari
Kantor Kepala Desa Lestari Indah masyarakat yang beragama Kristen ada
700 orang atau 35%, sedangkan beragama Islam ada 1350 orang atau 65%.
Hal tersebut

sangat

rentan konflik dikarenakan diwarnai dengan

keberagaman. Salah satunya rentan konflik yaitu faktor agama. Adanya
sikap fanatik yang berlebih-lebihan, yaitu sikap tidak menghargai pemeluk
agama lain bahkan mau memusuhinya. Semua umat beragama wajib saling
menghargai dan saling menghormati. Kita harus mempunyai keyakinan
akan kebenaran dan agama tidak boleh membuat kita sempit dalam
pandangan serta sikap terhadap keyakinan pemeluk agama lain. Kerukunan
umat beragama akan terwujud jika ada sikap saling menerima, saling
menghormati, saling menghargai, dan saling bekerjasama diantara sesama
anggota masyarakat.
Adanya kebebasan beragama akan menciptakan suatu kondisi dalam
masyarakat dimana seorang manusia tidak dihalang-halangi keyakinan atau

kepercayaannya oleh oranglain. Kebebasan beragama mengandung arti pula
adanya persamaan hak bagi tiap warga masyarakat untuk menentukan dan
menetapkan pilihan agama yang ia anut, menunaikan ibadah serta segala
sesuatu yang berhubungan dengan agamanya tersebut. Disadari bahwa
agama mempunyai potensi mempersatukan bangsa. Namun sebaliknya,
agama dapat pula menjadi sumber pertentangan yang dapat mengganggu
kesatuan dan persatuan bangsa.
Pemahaman makna ajaran agama yang dangkal menjadi pemicu
pertentangan pemeluk masing-masing agama. Tampaknya selama ini
banyak pemeluk agama hanya memahami agama pada tataran ritual
simbolik belaka. Makna dan pengertian yang mendalam tentang hakikat
ajaran agama kurang dihayati dan diamalkan secara benar. Oleh karena itu,
bila simbol-simbol agama disinggung, maka pemeluk masing-masing agama
akan tersinggung dan secara emosional mudah bereaksi. Latar belakang ini
menyebabkan simbol-simbol agama seperti masjid, gereja, dan tempat
ibadah lainnya sering dimanfaatkan sebagai alat untuk membakar emosi
pemeluk masing-masing agama. Apabila kita ingin bersatu, tidak perlu
menghilangkan perbedaan-perbedaan agama masing-masing. Sebab bila
demikian, berarti kita menentang kodrat. Biarlah perbedaan-perbedaan itu
tetap ada, yang perlu kita usahakan adalah perbedaan-perbedaan itu dapat
mempersatukan kita.
Pemuda adalah para pemimpin bangsa di masa mendatang. Pembinaan
pemuda sebagai generasi pewaris nilai-nilai luhur budaya dan penerus cita-

cita perjuangan bangsa, diarahkan agar pemuda menjadi pemimpin bangsa
yang berjiwa Pancasila, disiplin, peka, mandiri, beretos kerja, tangguh,
memiliki idealisme yang kuat, berwawasan kebangsaan yang luas, mampu
mengatasi tantangan, baik masa kini maupun masa yang akan datang dengan
tetap memperhatikan nilai sejarah yang dilandasi oleh semangat kebangsaan
dalam membangun masa depan bangsa dan Negara.
Penyelenggaraan pembinaan dan pengembangan pemuda menjadi
tanggungjawab bersama antara orangtua, masyarakat, pemerintah, dan
pemuda itu sendiri melalui upaya peningkatan pemantapan keimanan dan
ketaqwaan

terhadap

Tuhan

Yang

Maha

Esa,

menanamkan

dan

menumbuhkembangkan kesadaran bermasyarakat, berbangsa, bernegara,
dan memperkukuh kepribadian, meningkatkan kecerdasan dan kreativitas,
kesehatan jasmani dan rohani untuk mewujudkan pemuda Indonesia yang
berkualitas. Wadah kepemudaan di Kelurahan Lestari Indah adalah Karang
Taruna yang berumur 17-40 tahun. Program yang terdapat pada Karang
Taruna, meliputi kegiatan gotong royong dan olahraga. Kegiatan tersebut
berlangsung hanya pada saat dibutuhkan yakni pada saat hari-hari besar,
seperti HUT RI. Maka peran sosial pemuda tidak dapat berjalan maksimal,
dikarenakan pembinaan pemuda tidak berkesinambungan dilakukan,
padahal pembinaan pemuda merupakan upaya membantu menumbuhkan,
mengembangkan kemauan dan kemampuan pemuda untuk mampu membina
dan mengembangkan dirinya dan lingkungannya.

Pembinaan pemuda diharapkan dapat mengembangkan dirinya serta
lingkungannya, maka diperlukan pembinaan sedini mungkin tentang
kerukunan umat beragama mencegah hal-hal yang tidak diingini. Dari
kerukunan umat beragama akan terpancar sikap toleransi antar umat
beragama. Toleransi antar umat beragama berarti bahwa sikap sabar
membiarkan oranglain mempunyai keyakinan lain mengenal agama dan
kepercayaannya. Mewujudkan kerukunan umat beragama, hendaknya
menyadari bahwa kita merupakan satu bangsa yang hidup bersama-sama di
tempat yang sama dengan tujuan nasional yang sama pula, yakni bersatu,
berdaulat, adil, dan makmur berdasarkan Pancasila.
Dari latar belakang masalah di atas, peneliti akan melakukan
penelitian dengan judul “Peran Sosial Pemuda dalam Memelihara
Kerukunan Umat Beragama di Kelurahan Lestari Indah Kabupaten
Simalungun Kota Pematangsiantar”.

1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, beberapa
masalah yang dapat di identifikasi sebagai berikut:
1. Dalam kehidupan masyarakat rentan konflik dikarenakan diwarnai
keberagaman dari faktor ekonomi, suku, bahasa, adat istiadat, dan
agama.

2. Umat beragama kurang dalam memahami makna ajaran agama
sehingga memicu akan terjadinya pertentangan.
3. Kurangnya peran sosial pemuda dalam memelihara kerukunan
umat beragama.

1.3. Batasan Masalah
Mengfokuskan permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini,
maka diperlukan pembatasan masalah. Hal ini dilakukan agar hasil yang
diperoleh lebih jelas dan terarah. Maka peneliti menyoroti bagaimana peran
sosial pemuda dalam memelihara kerukunan umat beragama di Kelurahan
Lestari Indah Kabupaten Simalungun Kota Pematangsiantar.

1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas, peneliti dapat merumuskan
permasalahan penelitian yakni: “Seberapa baik peran sosial pemuda dalam
memelihara kerukunan umat beragama di Kelurahan Lestari Indah
Kabupaten Simalungun Kota Pematangsiantar?”

1.5. Tujuan Penelitian
Menetapkan tujuan penelitian merupakan hal yang sangat penting
karena setiap penelitian yang dilakukan harus mempunyai tujuan tertentu.
Sesuai dengan paparan di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian yaitu

untuk mengetahui peran sosial pemuda dalam memelihara kerukunan umat
beragama di Kelurahan Lestari Indah Kabupaten Simalungun Kota
Pematangsiantar.

1.6. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang
seberapa baik kerukunan umat beragama di Kelurahan Lestari Indah
Kabupaten Simalungun Kota Pematangsiantar. Selanjutnya, manfaat dari
penelitian ini dapat dilihat dari sudut praktis maupun sudut teoritis sebagai
berikut:
1.

Manfaat Praktis: sebagai bahan masukan bagi pemuda untuk
melibatkan dirinya dalam memelihara kerukunan umat Bergama.

2.

Manfaat Teoritis: tulisan ini diharapkan memberikan sumbangan
dan bahan acuan bagi peneliti lain di bidang sama.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.

Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan peneliti tentang peran sosial

pemuda dalam memelihara kerukunan umat beragama di Kelurahana Lestari
Indah Kabupaten Simalungun Kota Pematangsiantar, maka penulis
mengambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Indikator membangun toleransi rata-rata 33,75. Hal ini berarti
pemuda turut membangun toleransi sebanyak 38,57% dikarenakan
pemuda memiliki peran sosial yang signifikan dalam mengubah
tatanan masyarakat termasuk dalam membangun toleransi.
2. Indikator menciptakan saling pengertian rata-rata 49,5. Hal ini
berarti setengah dari responden yakni 81 responden telah turut
menciptakan saling pengertian di masyarakat yakni sebanyak
54,3%.
3. Indikator menciptakan saling menghormati rata-rata 40,75. Hal ini
berarti pemuda belum sepenuhnya turut menciptakan saling
menghormati yakni sebanyak 45,54%. Padahal pemuda diharapkan
mampu menghormati keluarga dan tetangga yang berlainan agama
sehingga tercipta saling menghormati diantara keberagaman yang
ada di masyarakat.

4. Indikator menciptakan saling menghargai rata-rata 44,75. Hal ini
berarti belum sepenuhnya pemuda turut menciptakan saling
menghargai yakni sebanyak 49,56%.
5. Indikator membangun kerjasama rata-rata 31,25. Hal ini berarti
pemuda yang telah turut membangun kerjasama sebanyak 39,08%
dan belum sepenuhnya pemuda turut membangun kerjasama di
masyarakat.

5.2.

Saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan,

maka peneliti menyampaikan saran dapat dikemukakan sebagai berikut:
1. Agar pemuda sadar akan perannya dalam membangun toleransi di
masyarakat supaya terpelihara kerukunan umat beragama di
Kelurahan

Lestari

Indah

Kabupaten

Simalungun

Kota

Pematangsiantar. Sehingga diperlukan partisipasi pemuda dalam
membangun toleransi di masyarakat.
2. Agar pemuda sadar akan perannya dalam menciptakan saling
pengertian di masyarakat supaya terpelihara kerukunan umat
beragama di Kelurahan Lestari Indah Kabupaten Simalungun Kota
Pematangsiantar. Sehingga dapat mencegah terjadi nya ketidak
adanya saling pengertian di masyarakat.
3. Agar pemuda sadar akan perannya dalam menciptakan saling
menghormati di masyarakat supaya terpelihara kerukunan umat
beragama di Kelurahan Lestari Indah Kabupaten Simalungun Kota

Pematangsiantar. Sehingga diperlukan kekompakan antar pemuda
turut menciptakan saling menghormati di masyarakat.
4. Agar pemuda sadar akan perannya dalam menciptakan saling
menghargai di masyarakat supaya terpelihara kerukunan umat
beragama di Kelurahan Lestari Indah Kabupaten Simalungun Kota
Pematangsiantar.
5.

Agar pemuda sadar akan perannya dalam membangun kerjasama di
masyarakat supaya terpelihara kerukunan umat beragama di
Kelurahan

Lestari

Pematangsiantar.

Indah

Kabupaten

Simalungun

Kota

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Taufik. 1974. Pemuda dan Perubahan Sosial. Jakarta:
Pustaka LP3ES.
Ali, Mukti. 1973. Dialog Antar Agama. Jakarta: Balai Pustaka.
Arbi Sanit. 1981. Sistem Politik Indonesia. Jakarta: Rajawali.
Arikunto, Suharsimi. 2009. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka
Cipta.
Arrasjid, Chainur. 1998. Pancasila Sebagai Filsafat Bangsa dan
Negara. Medan: Yani Corporation.
Azis, Abdul. 1992. Pendidikan Pancasila 2. Jakarta: Depdikbud Proyek
Peningkatan Mutu Guru SD Setara D-II.
Basuki, Sulistyo. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung:
Rineka Cipta.
Basyuni, Maftuh. 2009. Seminar Kerukunan Sosial. Jakarta: Balai
Pustaka.
Betty, R. 2004. Sosiologi Agama. Jakarta: Kencana.
Daljoeni, N. 1974. Pemuda dan Perubahan Sosial. Jakarta: LP3ES.
Depdikbud. 1997. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.
Jakarta: Balai Pustaka.
Direktorat kesejahteraan Anak dan Remaja. 1978. Buku Pedoman
Kegiatan Karang Taruna. Jakarta: Dirjen Rehabilitas dan
Pelayanan Sosial.
Direktorat Kesejahteraan Anak dan keluarga. 1987. Buku Pedoman
Karang Taruna. Jakarta: Menpora.
Dirjen Bina Kesejahteraan Sosial RI. 1987. Buku Pedoman Karang
Taruna. Jakarta: Menpora.
Djahiri Kosasih. 1991. Pendidikan Pancasila I. Jakarta: Depdikbud
Dirjen Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan dan Tenaga
Kependidikan.
____________. 1997. Pendidikan Pancasila. Jakarta: Rineka Cipta.

51

Fakultas Ilmu Pendidikan. 2013. Pedoman Penulisan Skripsi. Medan:
FIP UNIMED.
Fuad, Noeh. 2009. Pemuda Indonesia Menggugat. Jakarta:
Zikrul Hakim.
Hartono, H. 2004. Ilmu Sosial Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.
Hasan. 2006. Prosedur Penelitian. Yogyakarta: Gramedia.
Hasil Seminar nasional. 1972. Pembinaan Generasi Muda di Indonesia.
Jakarta: Badan Koordinasi nasional untuk Kesejahteraan Keluarga
dan Anak.
Hidayat, S. 1978. Pembinaan Generasi Muda . Surabaya: Studi Group.
Horton, B. 1996. Sosiolog. Jakarta: Erlangga.
Janah. 2009. Teori Peran. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Kaelan. 2003. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: Paradigma Offset.
Kansil. 1994. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Jakarta:
Erlangga.
Kansil. 1996. Aku Pemuda Indonesia, Pendidikan Politik Generasi
Muda. Jakarta. Balai Pustaka.
Kanwil Depsos Provsu. 1984. Pedoman Dasar Karang Taruna. Medan:
Balai Pustaka.
Kemenpora. 2008. Penyajian Data Informasi Kemenpora Tahun 2008.
Jakarta: Kemenpora.
Kemenpora. 2008. Penyajian Data Informasi Kemenpora Tahun 2008.
Jakarta: Kemenpora.
Keputusan Menpora RI No. 0023/Menpora/1987. 1987. Pola Dasar
Pembinaan dan Pengembangan Generasi Muda. Medan:
Menpora.
Lab Pancasila IKIP Malang. 1979. Pendidikan Moral Pancasila.
Jakarta: Kurnia Esa.
Lahur, Rufinus. 2000. Pemuda dan Masa Depan. Jakarta: CSIS.

51

Marham, Idrus. 2005. Pemuda dan Dinamika Kebangsaan. Jakarta:
DPP KNPI dan World Assembly of Youth (WAY).
Menteri Pemuda dan Olahraga. 2009. Undang-undang No. 40 Tahun
2009 tentang Kepemudaan. Jakarta: Menpora.
Nainggolan, Elizon. 2010. Pembinaan Generasi Muda. Medan:
UNIMED.
Narwoko, Dwi. 2006. Sosiologi. Jakarta: Kencana.
Noeh. 2009. Kepemudaan. Bandung: Bumi Aksara.
Purwadarminta. 1993. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta:
Balai Pustaka.
Ranjaban, Jacobus. 2006. Sistem Sosial Budaya Indonesia. Bandung:
Ghalia Indonesia.
Sarwono, Jonathan. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Simanjuntak, B. 1990. Membina dan Mengembangkan Generasi Muda.
Bandung: Tarsito.
Sitanggang, BA. 1987. Membina Remaja dan Generasi Penerus
Kehidupan Bangsa. Jakarta: Karya Utama.
Soekarno. 1951. Indonesia Menggugat (Pembelaan Bung Karno di
Muka Hakim Kolonial). Jakarta: S.K.Seno.
Soerjono, Soekanto. 2007. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Sugiono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.
Sumarsono. 2001. Pendidikan Kewarganegaraan. Bogor: Gramedia.
Sunarto, Kamanto. 2000. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Lembaga
Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Suteng, Bambang. 2000. PKN SMU Kelas X. Salatiga: Erlangga.
Wijoyo, Suparno. 2008. Pedoman Nilai Luhur Pancasila dari Anak
Bangsa Ribuan Pulau. Medan: Pelita Buana.

51

RIWAYAT HIDUP

A. Data Pribadi
1. Nama
2. Tempat/Tanggal Lahir
3. Alamat
4. Jenis Kelamin
5. Kewarganegaraan
6. Agama
7. Anak ke

:
:
:
:
:
:
:

MERY NOVITA SIBORO
Pematang Siantar/10-03-1993
Jln. Rambutan Raya Perumnas
Perempuan
Indonesia
Kristen Protestan
3 dari 3 bersaudara

B. Data Orangtua
Nama Orangtua
1. Ayah
2. Ibu
Pekerjaan Orangtua
1. Ayah
2. Ibu

:
:

O. SIBORO
L. SIPAYUNG

:
:

Wiraswasta
PNS

C. Latar Belakang Pendidikan
1. Pendidikan SD
2. Lulus SD Tahun
3. Pendidikan SMP
4. Lulus SMP Tahun
5. Pendidikan SMA
6. Lulus SMA Tahun
7. Pendidikan Universitas
8. Lulus Tahun Universitas

:
:
:
:
:
:
:
:

SD NEGERI 166089 PERUMNAS
1999 - 2005
SMP NEGERI 1 SIANTAR
2005 - 2008
SMK SWASTA ASSISI SIANTAR
2008 - 2010
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2015

Medan,
Penulis

Januari 2015

MERY NOVITA SIBORO
NIM: 1103171021