Perubahan Hematologi Ikan Sidat (anguilla bicolor) yang terinfeksi Aeromonas hydrophila.

Seminar Nasional Sains dan Teknologi (SENASTEK-2015), Kuta, Bali, INDONESIA, 29 – 30 Oktober 2015

P-PNL-283

Perubahan Hematologi Ikan Sidat (Anguilla bicolor) yang
Terinfeksi Aeromonas hydrophila
W.S. Endang; H.W.S. Alfi
endangwulandari.unud@gmail.com

Pendahuluan
Sidat (Anguilla sp.) merupakan salah satu komoditas perikanan berskala
internasional yang memiliki nilai ekonomi tinggi, dengan kebutuhan pertahun di pasar
internasional sebesar 600-130 ribu ton dan kisaran harga US$ 25-40. Hal ini membuka
peluang yang sangat besar untuk produksi sidat di Indonesia yang per tahunnya baru
mencapai 12.000 ton (Kementerian Kelautan dan Perikanan, 2014).
Pasokan benih sidat masih sepenuhnya bergantung pada hasil penangkapan di
alam, karena sampai saat ini masih kesulitan penguasaan teknik untuk memijahkan.
Produksi sidat mempunyai keterbatasan karena permasalahan utama dalam budidaya
ikan sidat adalah pertumbuhannya yang lambat, ukuran benih yang tidak seragam dan
benih yang rentan terserang penyakit pada pendederan benih (glass eel dan elver).
Serangan patogen merupakan permasalahan utama yang dapat mengancam

keberlangsungan hidup ikan sidat karena dapat menyebabkan kematian dalam jumlah
besar (Robin, 2012).
Salah satu penyakit yang sering menyerang ikan sidat adalah infeksi oleh
aeromonas hydrophila yang menyebabkan angka kematian tinggi pada ikan sidat. Ikan
yang terserang penyakit akan mengalami perubahan pada nilai hematokrit, kadar
hemoglobin, jumlah sel darah merah dan jumlah sel darah putih (Bastiawan, dkk.,
1995). Pemeriksaan darah (hematologi) dapat digunakan sebagai indikator tingkat
keparahan suatu penyakit (Bastiawan, dkk., 2001). Studi hematologi merupakan
kriteria penting untuk diagnosis dan penentuan kesehatan ikan (Lestari, 2001).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan hematologi ikan sidat
sidat (Anguilla bicolor) yang sehat dan setelah terinfeksi Aeromonas hydrophylla.

Ikan sidat yang terinfeksi bakteri Aeromonas hydrophila akan mengalami
pendarahan yang selanjutnya menjadi borok (haemorrhage) pada sirip perut
dan ekor dan mengalami iritasi sirip. Gambar di bawah menunjukkan gejala
ikan sidat yang terinfeksi Aeromonas hydrophila.
Gambar 2. Ekor dan sirip ikan
sidat yang memperlihatkan gejala
terinfeksi bakteri Aeromonas
hydrophila

Sumber : Koleksi pribadi

Tabel 1. Uji Hematologi Ikan Sidat (Anguilla bicolor)
Parameter
Hematologi

Leukosit
(sel/mm3)

Eritrosit
(sel/mm3)

Haemoglobin
(g/dL)

Hematokrit
(%)

Sebelum diinfeksi


3.453

1.480.000

10,3

12

Sesudah diinfeksi

83.017

1.235.000

6,4

9,4

Metode Penelitian
Penelitian dilakukan menggunakan metode eksperimen dengan mengamati

perubahan hematologi ikan sidat (Anguilla bicolor) sebelum diinfeksi dan setelah
diinfeksi dengan bakteri Aeromonas hydrophila, dengan konsentrasi sebanyak105
cfu/ml secara intramuskuler sebanyak 0,1 ml/ekor.
Kerangka konsep penelitian dapat dilihat pada gambar di bawah.

Sampel Ikan Sidat
Dari BLUPPB Karawang
60 ekor @ 50 gram

Adaptasi 3 hari dalam wadah
Lokasi: Lab. Ilmu Perikanan - FKP

Uji Hematologi

Gambar 3. Kegiatan penelitian di Laboratorium Ilmu Perikanan - FKP

Kesimpulan
• Terdapat perubahan nilai hematologi ikan sidat (Anguilla bicolor) sebelum
diinfeksi dan sesudah diinfeksi oleh bakteri Aeromonas hydrophylla
• Leukosit ikan sidat sesudah diinfeksi Aeromonas hydrophylla

memperlihatkan nilai yang jauh lebih besar, yaitu 83.017 sel/mm3,
dibandingkan ikan sidat sebelum diinfeksi (3.453 sel/mm3)
• Nilai eritrosit ikan sidat sesudah infeksi mengalami penurunan, yaitu dari
1.480.000 sel/mm3 menjadi 1.235.000 sel/mm3

Ucapan Terima Kasih
Infeksi dengan isolat Aeromonas hydrophila
dengan konsentrasi 105 cfu/ml sebanyak 0,1 ml/
ekor secara intramuskular
Lokasi: Lab. Ilmu Perikanan - FKP

Uji Hematologi

Gambar 1. Kerangka Konsep Penelitian

Hasil dan Pembahasan
Perubahan nilai hematologi dipengaruhi oleh infeksi patogen dan stres akibat
perubahan lingkungan. Parameter hematologi meliputi nilai leukosit, eritrosit,
haemoglobin dan hematokrit. Perubahan gambaran darah dapat menentukan kondisi
kesehatan ikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada ikan sidat yang sehat

mempunyai nilai leukosit yang lebih kecil (3.453 sel/mm3) dibandingkan ikan sidat yang
telah diinfeksi Aeromonas hydrophila (83.017 sel/mm3). Peningkatan leukosit
menunjukkan ikan sedang mengembangkan sistem pertahanan tubuh untuk
menghadapi kondisi lingkungan yang kurang menguntungkan Sedangkan nilai ratarata eritrosit dan hemoglobin ikan sidat sebelum diinfeksi (1.480.000 sel/mm3 dan 10,3
g/dL) lebih tinggi daripada ikan sidat yang terinfeksi (1.235.000 sel/mm3 dan 6,4 g/dL)).
Demikian juga nilai hematokrit ikan sidat sebelum terinfeksi lebih besar (12%)
dibandingkan nilai ikan sidat yang telah terinfeksi Aeromonas hydrophila (9,4%). Uji
hematologi ikan sidat dapat dilihat di Tabel 1.
Penelitian Alamanda, dll (2006) menyebutkan bahwa ikan lele yang sakit akibat
endoparasit mengalami penurunan nilai eritrosit, hematokrit dan hamoglobin. Kondisi
yang sama terjadi pada penelitian Jeronimo et al. (2013), yang membuktikan bahwa
terjadi meningkatnya nilai leukosit secara signifikan yang disebabkan karena jumlah
parasit yang banyak.

Ucapan terimakasih disampaikan kepada:
• Fakultas Kelautan dan Perikanan yang telah membiayai penelitian ini melalui
PNBP 2015
• Balai Layanan Usaha Produksi Perikanan Budidaya (BLUPPB) Karawang
yang telah menyediakan benih Anguilla bicolor
• Balai Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan

Kelas I Denpasar yang telah membantu menyediakan isolat murni
Aeromonas hydrophylla

Daftar Pustaka
Alamanda, I.e., dkk. 2006. Penggunaan Metode Hematologi dan Pengamatan
Darah untuk Penetapan Kesehatan Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) di
Kolam budidaya Desa Mangkubumen Boyolali. Biodiversitas, Vol. 8, Nomor 1.
Halaman 34-38
Bastiawan, D; A. Wahid; M. Alifudin, dan I. Agustiawan. 2001. Gambaran Darah
Lele dumbo (Clarias spp.) yang Diinfeksi Cendawan Aphanomyces sp pada pH
yang Berbeda. Jurnal penelitian Indonesia.
Jeronimo et al, 2013. Haematological and histopathological analysis in South
American fish Piaractus mesopotamicus parasitied by monogenean
(Dactylogyridae). Braz. J. Bio., 2014. vol 74. no 4.p.1.000-1.006
Kementerian Kelautan dan Perikanan. 2014. Tinggi, Permintaan Ikan Sidat.
http://www.djpb.kkp.go.id/berita.php?id=1091
Lestari, A.S. 2001. Studi Karakteristik dan Patologi Aeromonas hydrophila pada
Ikan Lele dumbo (Clarias gariepinus). Makalah Falsafah Sains. Program Pasca
Sarjana. IPB .Bogor.
Robin, 2012. Potensi dan Permasalahan Pengembangan Budidaya Ikan Sidat.

Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.