(B. Pertanian) Sistem Peringatan Dini Ketahanan Pangan Daerah: Penatalaksaan dan Pelibatan Seluruh Pemangku Kepentingan.

(B. Pertanian)
Sistem Peringatan Dini Ketahanan Pangan Daerah: Penatalaksaan dan Pelibatan Seluruh
Pemangku Kepentingan
Hakim, Lukman; Trinugraha, Yosafat Hermawan; Mulyanto; Sulistyo JNS, Hery; Nugraha, Bambang;
Suryono
LPPM UNS, Penelitian, DP2M Dikti, Penelitian Unggulan Perguruan Tinggi, 2012
Sistem Peringatan Dini (Early Warning System) ketahanan pangan adalah solusi yang paling penting
dalam penatalaksanaan kebijakan (Governance) ketahanan pangan. Penelitian ini berangkat dari praktek
terbaik (best practice) dalam otonomi daerah yang telah diterapkan di Wilayah Surakarta dan sekitarnya
yaitu penatalaksanaan ketahanan pangan yang diinisiasi oleh Bank Indonesia (BI) dan Badan Pusat
Statistik (BPS) melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID). Di sini inflasi menjadi indikator utama ada
tidaknya ketahanan pangan. Jika inflasi barang-barang kebutuhan pokok meningkat, berarti ada indikasi
terjadi kelangkaan barang baik yang disebabkan terjadinya penurunan pasokan barang maupun oleh
sebab lain seperti penimbunan. Dalam situasi ini maka TPID bisa bergerak dengan berkordinasi dengan
Pemkot, Bulog, Kepolisian dan Dinas terkait dapat melakukan pemantauan dan tindakan terhadap
masalah ketidaktahanan pangan ini. Dengan demikian, di Wilayah Solo dan sekitarnya dewasa ini jika
terdapat masalah ketahanan pangan selalu terpantau dan dengan mudah diatasi. Berdasarkan hal itu,
penelitian ini akan mengembangkan Sistem Peringatan Dini Ketahanan Pangan yang melibatkan seluruh
pemangku kepentingan (Stakeholders) seperti Bank Indonesia, BPS, Bulog, Pemkot, Kepolisian dan pihak
terkait lainnya. Di Wilayah Surakarta dan Sekitarnya Output dari studi ini adalah akan melahirkan (1)
Model Sistem Peringatan Dini Berdasarkan Pandangan Pemangku Kepentingan berdasarkan TPID; (2)

Menyusun Index Sistem Peringatan Dini (EWS) sebagai indikator utama untuk menetapkan tingkat
ketahanan pangan di daerah pada tahun pertama; (3) Menyusun program (Software) Sistem Peringatan
Dini Ketahanan Pangan yang berguna bagi Pemerintah Kota dan Kabupatan sekaligus dapat diusulkan
sebagai salah satu produk HAKI (paten) untuk tahun kedua dan website untuk tahun ketiga. Berdasarkan
riset pada tahun pertama para pemangku kepentingan bersepakat perlunya sistem ketahanan pangan
daerah yang baru yang dapat melibatkan seluruh pemangku kepentingan baik unsur Pemerintah
Kota/Kabupaten, Kantor Bank Indonesia, Bulog, Aparat Kepolisian dan pihak yang terkait lainya yang saat
ini yakni lembaga yang sekarang ini disebut sebagai Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID). TPID
mempunyai keunggulan karena dapat merangkum seluruh pemangku kepentingan dalam melakukan
rekomendasi dan membangun opini untuk memberikan informasi yang benar kepada masyarakat. Ini
merupakan sebuah upaya yang lebih bijak agar sistem ketatalaksanaan ketahanan pangan daerah
menjadi lebih berkesinambungan. Sementara itu, Indeks EWS ketahanan pangan menunjukkan bahwa
daerah-daerah yang tidak mempunyai produksi tinggi dalam komoditi pangan memang mempunyai
kerentanan lebih tinggi dibandingkan yang mempunyai produksi yang tinggi. Maka untuk
Kabupaten/Kota yang seperti itu memerlukan dukungan kelembagaan seperti TPID sehingga proses
penatalaksanaan menjadi lebih baik.