Mahasiswa Rantau Terancam Golput?

Pikir-.n Rakyat
--o
(2\3
11r

4

19

Selasa
5
6
21
20

o Rabu

8Apr
o Jan 0 Peb OMar
~-_._-_.._--


.

Kamis
0 Jumat
9
10
11
24
25
26

o Sabtu

7
22

8
23

OMei


OJun 0 Jul 0 Ags OSep
-----.--.----

12

o Minggu
14

13
27

15
29

28
OOkt

ONov


16
30

31

ODes

-. - ..---

IMah'asiswa
I

Ranta.u.

---.

_

ITerancam GOIDut?


P

ULUHAN ribu mahasiswa asal
luar daerah yang saat ini menuntut ilmu di berbagai perguruan tinggi di Bandung dan kota lainnya di Jawa Barat, terancam kehilangan hak suara pada Pemilu 2009.
Mahasiswa rantau itu terancam
tidak bisa berpartisipasi dalam Pemilu
legislatif,karena tidak memiliki KTP
daerah tempat tinggal saat ini, dan namanya tidak masuk dalam Daftar
Pemilih Tetap (OPT) di lingkungan
kosnya. ~ejumlah BEM di Bandung
dan sekitamya tengah melakukan ~paya advokasi memperjuangkan hak
suara mahasiswa rantau.
Sudah sejak tiga minggu lalu, BEM
Kema Unpad membuka posko peduli
Pemilu di kampus Jatinangor. Oi sana
tim Garda Pemilu BEM Kema Unpad
berupaya melakukan penyelamatan
suara mahasiswa rantau dengan memberi panduan kepada para mahasiswa
yang membutuhkan tentang formulir
AS, yaitu, model pengalihan memilih

dari daerah asal ke daerah rantau.
Mei, Wapres BEM Kema Unpad
dan koordinator Garda Pemilu BEM
SI, mengungkapkan kepada Kampus
bahwa sebelumnya mereka telah
melakukan pengumpulan data jumlah
mahasiswa rantau yang temyata mencapai 1500 orang. "Masa sih harus

golput,"kata Mei.

.

Pemiasalahan lainnya, formulir AS
di daerah asal belurn tentuada.
Akhimya BEM Kema
""'.....Unpad pun
- berinisiatif meminta tzin pada {(PU
untuk nge-print dan fotokopi formulir
AS sendiri. "Lalu kami buat 1boo-an
formulir AS, dan kita bagikan pada

para mahasiswa agar mereka bisa
segera mengurusnya," kata Mei.
----Menurut Mei, masalah ini bisa ter-

HEYKAL

SYA'BAN

MAHASISWA dan kritik terhadap pemilu pada sosialisasi'p~milu 2009 di
kampus Uk. Maranatha,Jln. Suria Sumantri 65 Bandung, Selasa (31/3). *
jadi karena iiiahasiswayang acUhdan
juga KPU yang kurang menyosialisasikan keberadaan formulir AS. Mei
berharap, regulasiuntuk memilih bagi
mahasiswa rantau sekarang ini bisa
dipermudah.Mismnya,hanyadengan
menggunakan KTP dan KTM. Atau
melalui surat rekomendasi dari Sub
Bagian Adiministrasi (SBA) kampus
temang data diri mahasiswa tersebut.
Menurut Presiden BEM Institut

Teknologi Telkom , Ahmad Khanif,
saat ini dikampusnya diperkirakan
porsi mahasiswa rantau mencapai 8090%. Ahmad mengatakan, formulir
AS yang mensyaratkan tandatangan
dari pertugas KPPS daerah asal dan
daerah rantau tergolong merupakan
birokrasi yang rumit, dan bisa membuat mahasiswa terancam golput administrati£ "Padahal KPU sendiri yang
kerap menyosialisasikanagar tidak terjadi golput," kata Ahmad.
Masalah lainnya, bagi siapapun yang
memakai formulirAS akan mendapat
prioritasbelakangan. "Itu karena TPS
hanya berkapasitas300-500 suara ditambah 2% dari porsi tersebut. Menurut

Mei,untukmengantisipasi
jumlah

~

- tau~, mal; peri: pe~a~bahan TPS.
"Dan kumitastinta yang baik dan

tahan'lama untuk mencegah kecurangan," kata Mei. Menurut Heri Sapari,
Ketua KPU Bandung, masalah kebingungan suara wargaperantauan
bermuara dari keruwetan sistem."Sistern Pemilunegeri ini masih konvensionm. Kita memakai surat suara,belum
sistemkomputerisasi. Logistikdan kapasitasTPS juga terbatas, padahm kami
ingin aksesseluas-Iuasnya,"kata Heri.
Heri mengatakan, kalangan
akad~misi sangat diharapkan untuk
menyusun regulasi yang tanpa beban
kepentingan. la juga mengakui bahwa
di beberapa tempat, formulir AS masih
belum tersedia memadai. la mengapresiasijika pendataan dikoordinasi dari
kampus atau daerah masing-masing.
"Jadi, wmau formulfr AS belum ada,
orang yang perlu buat surat keterangan
sendiri. Perlu inisiatif dari orangnya juga. Masmahnya, mahasiswa sekarang
juga mungkin tidak mau yang berteletele. Tahu kantor keluarahan juga:
syukur,"kata Heri. ***

.


bertambah karena wargaperan-

K lip i n 9 Hum 0 sUn

pod

2 0 0 9"-.------

dewi inna
kampus-pr@yahoo.com