Panas Dingin di Symphonesia...
.
123
17
OJan
18
Pikiran
Senin
o Selasa
456
20
19
21
0
Rakyat
o
Rabu
7
22
8
23
OMa, OAp' o Me;
OPeb
0
Kamis
@24
OJun
10
25
OJul
o Sabtu
Jumat
11
12
0
13
26
27
0 Ags
OSep
Mlnggu
14
28
OOkt
15
29
8Nov
Panas
Dlngin--aiSymphonesia:.:
---------EiBiDAANterny- masih'hanyak calo~ penon-
P
ton yang mengantre di pintu masuk untuk mendapatkan tiket. Padahal, penjualan tiket sudah dimulai
sejak puku113.00 WIB. Tak
sedikit yang harus menelan
kekecewaan karena kehabisan tiket.
Semalam, tak hanya satu
genre musik yang disuguhkan. Dari tujuh grup
band yang ditampilkan, tak
semuanya menampilkan
suguhan genre musik yang
sama. Keriuhan yang terjadi
tentu tak menampilkan irama monofon. Penuh alternatif, sekaligus mampu
merengkuhjumlah penonton secara maksimal.
ata tak selamanya
menumbuhkan
benih-benih represif.
Dalam musik, perbedaan
selerajustru menjadi cawan
genre yang mengaduk
suasana,sHih berganti.
Dan, hal itulah yang terlihat dalam "Symphonesia:
I Symphonizing The ASEAN
I
Concert"yangberlangsung
di Sasana Budaya Ganesa
(Sabuga) Jln. Tamansari
Kota Bandung, Minggu
(8/n). Empat ribu tiket
yang disediakan mahasiswa
Hubungan Internasional
(HI) Fakultas TImu Sosial
dan TImu Politik (FISIP)
Universitas Padjadjaran itu
ludes terjual.
Hingga puku119.30 WIB,
(Bersambung ke bal. 7 kol.l)
ANDRI GURNITA/"PR'
VOKALIS grup musik Maliq & D'Essentials, Angga dan Indah (depan) menyapa para penggemar mereka yang memadati ruangan dengan membawakansejumlah lagu pada konser
musik "Symphonizing The ASEAN, Symphonesia 2009" di
Sabuga Jln. Tamansari, Bandung, Minggu (8/11), *
-
-
Kliping
--- - --
Humas
Unpad
2009
-
16
30
ODes
31
Panas Dingin
(Sambungan
"Symphonesia: Symphonizing the ASEANConcert" dimulai dengan penampilan Angsa dan Serigala, band yang kinimulai
dilirik lewat racikan FolkRockyang khas. Band asal
Bandung yang bisa digolongkan sebagai "bigband"
(karena memiliki sepuluh
personel) ini, menjadi pembuka yang manis.
Penonton yang baru saja
berdatangan, langsung disejukkan dengan alunan simfoni yang dihasilkan melalui
brass section, glackonspiel,
dan pianika. Kontras dengan
isi yang ingin mereka sampaikan lewat lirik yang terdengar resah, ditingkahi lirik
agak sarkastik.
Kesuraman yang dibalut
dengari musik yang mudah
diakrabi penonton, kemudian berganti jenaka. Kaliini,
duet akustik minimalis Ep.dah n Rhesa yang menghangatkan suasana karena
membawakan lagu cinta.
Lewat komup.ikasiyang
terjalin apik dengan penonton, permainan gitar akustik
Endah dan ketukan bas Rhesa disambut hangat penonton. Sesekali berkelakar,
penonton langsung terpikat.
Mereka tak kuasa menolak
?~akanbernyanyi, terutama
pada hit single seperti "MidI¥ght Song", "I Don't Remember", "Baby It's You",
dan single ballads "When
You LoveSomeone".
**
SUASANA memanas keti-
dari hal.1 kol.4)
ka The Super Insurgent
Group of Intemperance Talent alias The S.I.G.I.T mengajak penonton mengapresiasi irama rock and roll. The
Insurgent Army (sebutan bagi fans The S.I.G.I.T) membentuk lautan koor, terutama
saat"BlackAmplifier", "lagu
kebangsaan" band asal Bandung itu diperdengarkan.
Penonton kian riuh, saat
Rekti --sang vokalis-- menaiki megasound hitam.
Malam yang memanas kemudian didinginkan oleh
band pengusung Pop Jazz,
Ecoutez. Membawakan lima
lagu yang berasal dari album
"Ecoutez!" dan "Positive",
Delia dkk. menyejukkan
malam. Single easy listening seperti "Mamamu",
"Simpan Saja", "Percayalah", dan "Are You Really
The One?", dibawakan dengan mulus.
Tadi malam, Maliq &
d'Essentials dan Glenn Fredly memungkasi kemeriahan
itu. Kontinuitas popjazzy
yang diracik Angga dkk,
mampu melegakan penonton. Lewat lagu seperti "The
One", "Terdiam", "Free Your
Mind", dan "BlowMyMind",
duet At}ggadan Indah terdengar menggigit.
**
EFEK Rumah Kaca,band
yang kerap "berteriak" lewat
lirik yang dinilai sebagai kritik sosial dan budaya tak
kalah dinanti. Barangkali,
penampilan Efek Rumah Kaca sorekemarin di Bandung
bisa diibaratkan sebagai
"pendingin".
Hal itu karena pada pagi
harinya, band yang digawangi oleh Cholil (vokal
dan gitar), Adrian (bas), dan
Akbar (drum), bergabung di
Bundaran HI Jakarta
bersama musisi dan band
papan atas, seperti Fariz
R.M. dan Slank, dalam gerakan 1.000.000 Facebooker
untuk mendukung Chandra
dan Bibit.
"Tadi pagi, kami main
panas. Sekarang, ibaratnya
pendingin-Iah. Cuma main
buat kesenangan aja," ucap
Cholil, yang ditemui di selasela acara.
Kendati mengaku sedang
"adem", dari daftar lagu yang
dibawakan, Cholil dkk. justru
terdengar "gerah". PenampiIan Efek Rumah Kaca dibuka ,
tanpa basa-basi lewat "Insomnia". Lagu "Sebelah Mata", "Balerina", "Jangan
Bakar Buku", dan "Desember" langsung disambut dengan koor panjang penonton.
Apalagi saat lagu yang diinspirasi oleh aktivis Munir
berkumandang yang
berjudul "Udara" disuguhkan, penonton tak hentihentinya bernyanyi.
Klimaks penampilan Efek
Rumah Kaca adalah saat
band yang barn menelurkan
dua album ini melontarkan
single dari album "Kamar
Gelap", yaitu "Mosi tidak
Percaya".
"Udah dua minggu inijadi
kepikiran buat bikin lagu
yang berhubungan dengan
KPK dan Polri, sayang belum
sempat aja," ucap Cholil
sambil tersenyum. (Endah
Asih/"PR"l***
123
17
OJan
18
Pikiran
Senin
o Selasa
456
20
19
21
0
Rakyat
o
Rabu
7
22
8
23
OMa, OAp' o Me;
OPeb
0
Kamis
@24
OJun
10
25
OJul
o Sabtu
Jumat
11
12
0
13
26
27
0 Ags
OSep
Mlnggu
14
28
OOkt
15
29
8Nov
Panas
Dlngin--aiSymphonesia:.:
---------EiBiDAANterny- masih'hanyak calo~ penon-
P
ton yang mengantre di pintu masuk untuk mendapatkan tiket. Padahal, penjualan tiket sudah dimulai
sejak puku113.00 WIB. Tak
sedikit yang harus menelan
kekecewaan karena kehabisan tiket.
Semalam, tak hanya satu
genre musik yang disuguhkan. Dari tujuh grup
band yang ditampilkan, tak
semuanya menampilkan
suguhan genre musik yang
sama. Keriuhan yang terjadi
tentu tak menampilkan irama monofon. Penuh alternatif, sekaligus mampu
merengkuhjumlah penonton secara maksimal.
ata tak selamanya
menumbuhkan
benih-benih represif.
Dalam musik, perbedaan
selerajustru menjadi cawan
genre yang mengaduk
suasana,sHih berganti.
Dan, hal itulah yang terlihat dalam "Symphonesia:
I Symphonizing The ASEAN
I
Concert"yangberlangsung
di Sasana Budaya Ganesa
(Sabuga) Jln. Tamansari
Kota Bandung, Minggu
(8/n). Empat ribu tiket
yang disediakan mahasiswa
Hubungan Internasional
(HI) Fakultas TImu Sosial
dan TImu Politik (FISIP)
Universitas Padjadjaran itu
ludes terjual.
Hingga puku119.30 WIB,
(Bersambung ke bal. 7 kol.l)
ANDRI GURNITA/"PR'
VOKALIS grup musik Maliq & D'Essentials, Angga dan Indah (depan) menyapa para penggemar mereka yang memadati ruangan dengan membawakansejumlah lagu pada konser
musik "Symphonizing The ASEAN, Symphonesia 2009" di
Sabuga Jln. Tamansari, Bandung, Minggu (8/11), *
-
-
Kliping
--- - --
Humas
Unpad
2009
-
16
30
ODes
31
Panas Dingin
(Sambungan
"Symphonesia: Symphonizing the ASEANConcert" dimulai dengan penampilan Angsa dan Serigala, band yang kinimulai
dilirik lewat racikan FolkRockyang khas. Band asal
Bandung yang bisa digolongkan sebagai "bigband"
(karena memiliki sepuluh
personel) ini, menjadi pembuka yang manis.
Penonton yang baru saja
berdatangan, langsung disejukkan dengan alunan simfoni yang dihasilkan melalui
brass section, glackonspiel,
dan pianika. Kontras dengan
isi yang ingin mereka sampaikan lewat lirik yang terdengar resah, ditingkahi lirik
agak sarkastik.
Kesuraman yang dibalut
dengari musik yang mudah
diakrabi penonton, kemudian berganti jenaka. Kaliini,
duet akustik minimalis Ep.dah n Rhesa yang menghangatkan suasana karena
membawakan lagu cinta.
Lewat komup.ikasiyang
terjalin apik dengan penonton, permainan gitar akustik
Endah dan ketukan bas Rhesa disambut hangat penonton. Sesekali berkelakar,
penonton langsung terpikat.
Mereka tak kuasa menolak
?~akanbernyanyi, terutama
pada hit single seperti "MidI¥ght Song", "I Don't Remember", "Baby It's You",
dan single ballads "When
You LoveSomeone".
**
SUASANA memanas keti-
dari hal.1 kol.4)
ka The Super Insurgent
Group of Intemperance Talent alias The S.I.G.I.T mengajak penonton mengapresiasi irama rock and roll. The
Insurgent Army (sebutan bagi fans The S.I.G.I.T) membentuk lautan koor, terutama
saat"BlackAmplifier", "lagu
kebangsaan" band asal Bandung itu diperdengarkan.
Penonton kian riuh, saat
Rekti --sang vokalis-- menaiki megasound hitam.
Malam yang memanas kemudian didinginkan oleh
band pengusung Pop Jazz,
Ecoutez. Membawakan lima
lagu yang berasal dari album
"Ecoutez!" dan "Positive",
Delia dkk. menyejukkan
malam. Single easy listening seperti "Mamamu",
"Simpan Saja", "Percayalah", dan "Are You Really
The One?", dibawakan dengan mulus.
Tadi malam, Maliq &
d'Essentials dan Glenn Fredly memungkasi kemeriahan
itu. Kontinuitas popjazzy
yang diracik Angga dkk,
mampu melegakan penonton. Lewat lagu seperti "The
One", "Terdiam", "Free Your
Mind", dan "BlowMyMind",
duet At}ggadan Indah terdengar menggigit.
**
EFEK Rumah Kaca,band
yang kerap "berteriak" lewat
lirik yang dinilai sebagai kritik sosial dan budaya tak
kalah dinanti. Barangkali,
penampilan Efek Rumah Kaca sorekemarin di Bandung
bisa diibaratkan sebagai
"pendingin".
Hal itu karena pada pagi
harinya, band yang digawangi oleh Cholil (vokal
dan gitar), Adrian (bas), dan
Akbar (drum), bergabung di
Bundaran HI Jakarta
bersama musisi dan band
papan atas, seperti Fariz
R.M. dan Slank, dalam gerakan 1.000.000 Facebooker
untuk mendukung Chandra
dan Bibit.
"Tadi pagi, kami main
panas. Sekarang, ibaratnya
pendingin-Iah. Cuma main
buat kesenangan aja," ucap
Cholil, yang ditemui di selasela acara.
Kendati mengaku sedang
"adem", dari daftar lagu yang
dibawakan, Cholil dkk. justru
terdengar "gerah". PenampiIan Efek Rumah Kaca dibuka ,
tanpa basa-basi lewat "Insomnia". Lagu "Sebelah Mata", "Balerina", "Jangan
Bakar Buku", dan "Desember" langsung disambut dengan koor panjang penonton.
Apalagi saat lagu yang diinspirasi oleh aktivis Munir
berkumandang yang
berjudul "Udara" disuguhkan, penonton tak hentihentinya bernyanyi.
Klimaks penampilan Efek
Rumah Kaca adalah saat
band yang barn menelurkan
dua album ini melontarkan
single dari album "Kamar
Gelap", yaitu "Mosi tidak
Percaya".
"Udah dua minggu inijadi
kepikiran buat bikin lagu
yang berhubungan dengan
KPK dan Polri, sayang belum
sempat aja," ucap Cholil
sambil tersenyum. (Endah
Asih/"PR"l***