Analisis Penjadwalan Proyek Pembangunan Perumahan Cimareme Indah dalam Rangka Meminimalkan Waktu Penyelesaian Proyek pada PT. Wahyu Citra Megah Selaras.

(1)

ABSTRACT

West Java is one of the strategic province to get income, and it has been high population. Because of the high population, the need of houses is urgently needed for the citizen. The needs of houses was responded by property businessman, which the competition is becoming very tight.

Concerning to all above, this research tried to analize project scheduling in minimizing time of project finishing for houses development. There are four methods to be applied of project scheduling; Gantt Chart, CPM method, PERT method, and PDM method. Seeing that there are accumulated job activity in houses development, PDM method will be more effective to use. Research show that the using PDM method will need finishing time faster than current company policy. It was found that finishing houses in PT Wahyu Citra Megah Selaras with PDM method took time 13 weeks.


(2)

ABSTRAK

Jawa Barat sebagai salah satu daerah strategis untuk mencari penghasilan, sudah pasti memiliki jumlah penduduk yang padat, dan tentunya penduduk ini sangat membutuhkan rumah tinggal. Kebutuhan rumah tinggal tersebut direspon oleh para usahawan properti yang sampai saat ini memiliki persaingan yang sangat ketat. Berkenaan dengan hal tersebut maka penelitian ini mencoba menganalisis penjadwalan proyek dalam rangka meminimalisasi waktu penyelesaian proyek pembangunan rumah tinggal. Terdapat empat metode yang dapat digunakan dalam penjadwalan proyek yaitu metode Gantt Chart, metode CPM, metode PERT, dan metode PDM. Melihat ada kegiatan tumpang tindih di kegiatan proyek pembangunan rumah tinggal, maka metode PDM akan lebih tepat digunakan. Hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan metode PDM akan memberikan waktu penyelesaian yang lebih cepat dibandingkan dengan kebijakan yang dilakukan perusahaan saat ini.

Penyelesaian pembangunan rumah tinggal di PT. Wahyu Citra Megah Selaras dengan menggunakan metode PDM membutuhkan waktu selama 13 minggu.


(3)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRACT... vi

ABSTRAK ... vii

DAFTAR ISI... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR TABEL... xi

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 8

1.4 Kegunaan Penelitian ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 10

2.1 Peran Manajemen ... 10

2.2 Pengertian Manajemen Operasi ... 12

2.3 Manajemen Proyek ... 12

2.4 Perencanaan Proyek ... 19

2.5 Pengendalian Proyek ... 21

2.6 Penjadwalan Proyek ... 22

2.6.1 Critical Path Method (CPM) ... 26

2.6.2 Program Evaluation and Review Technique (PERT) ... 29

2.6.3 Preceden Diagram Method (PDM) ... 31


(4)

BAB III METODE PENELITIAN ... 38

3.1 Metode Penelitian ... 38

3.2 Jenis Penelitian ... 41

3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 42

3.4 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 45

BAB IV PEMBAHASAN ... 46

4.1 Profil Perusahaan ... 46

4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan ... 46

4.1.2 Lokasi dan Tata Letak Perusahaan... 49

4.1.3 Struktur Organisasi Perusahaan ... 50

4.1.4 Gagasan dan Rencana Pembangunan ... 55

4.1.5 Spesifikasi Bangunan ... 56

4.1.6 Rangkaian Kegiatan Pembangunan Unit Rumah ... 62

4.1.7 Istilah Dalam Pembangunan Unit Rumah ... 66

4.2 Analisis Pembahasan ... 68

4.2.1 Kebijakan Penjadwalan Proyek Oleh Perusahaan ... 68

4.2.2 Analisis dan Pembahasan Dengan Metode PDM ... 72

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 80

5.1 Simpulan ... 80

5.2 Saran ... 81 DAFTAR PUSTAKA


(5)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Sasaran Proyek yang Juga Merupakan Tiga Kendala ... 16

Gambar 2 Tanda Dalam Membuat Jaringan Kerja ... 24

Gambar 3 Jaringan Kerja CPM ... 28

Gambar 4 Denah yang Lazim Pada PDM ... 32

Gambar 5 Ilustrasi Gantt Chart ... 34

Gambar 6 Proses Pengelolaan Waktu dan Jadwal ... 34

Gambar 7 Proses Penelitian Menggunakan Metode Saintifik ... 39

Gambar 8 Struktur Organisasi Perusahaan PT. WCMS ... 54

Gambar 9 Gantt Chart Proyek Pembangunan Rumah PT. WCMS ... 70


(6)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Pembangunan rumah tahap pertama PT. Wahyu Citra Megah Selaras ... 7

Tabel 2 Urutan kegiatan proyek ... 27

Tabel 3 Perbandingan PERT versus CPM ... 30

Tabel 4 Penjadwalan proyek PT. Wahyu Citra Megah Selaras ... 69


(7)

Bab I Pendahuluan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Penelitian

Negara Indonesia dapat dikatakan sebagai negara yang sedang berkembang, selalu menghadapi persoalan yang cukup rumit di segala bidang, seperti di bidang sosial misalnya, dimana pengaruh budaya luar membuat kehidupan moral masyarakat cenderung menurun. Dari segi teknologi, negara Indonesia selalu tertinggal dengan negara lain. Begitu pula dari segi politik, maraknya praktek korupsi serta tindakan yang lebih menguntungkan pihak-pihak tertentu, menambah permasalahan yang ada. Terakhir dan yang utama dari segi ekonomi, begitu banyaknya jumlah populasi di negara ini membuat persaingan hidup semakin berat, terlebih penyebaran penduduk yang tidak merata serta tidak sebandingya antara jumlah penduduk dengan jumlah lapangan pekerjaan yang tersedia.

Seiring dengan perekonomian dunia yang berkembang pesat, tentu terdapat perubahan-perubahan. Perubahan-perubahan tersebut perlu ditanggapi atau direspon agar negara dapat berkembang. Perubahan demi perubahan di segala bidang seperti ekonomi, politik, sosial, hingga teknologi, yang selalu terjadi dalam kehidupan ini, tidak hanya menuntut masyarakat sebagai individu untuk dapat beradaptasi dan menghadapinya dengan cermat, tetapi juga menuntut pihak-pihak lain yang merupakan faktor yang utama dalam menghadapi


(8)

Bab I Pendahuluan

perubahan yang ada, seperti halnya pemerintahan suatu negara, organisasi sosial, kelompok politik, dan tentu juga perusahaan-perusahaan baik milik swasta maupun milik negara.

Jawa Barat sebagai salah satu daerah strategis untuk mencari penghasilan, sudah pasti memiliki jumlah penduduk yang padat dan tentunya penduduk ini sangat membutuhkan rumah tinggal. Kebutuhan rumah tinggal tersebut terbaca oleh para usahawan properti, yang sampai saat ini memiliki persaingan yang sangat ketat, terlebih dengan tuntutan dari masyarakat akan pelayanan yang lebih baik dan waktu yang lebih cepat dalam menyediakan rumah tinggal, sehingga perusahan-perusahaan yang bergerak di bidang properti ini mau tidak mau harus mencari alternatif terbaik dalam rangka memenuhi tuntutan masyarakat tersebut. Oleh karena hal tersebut, diperlukan suatu penjadwalan proyek yang baik bagi perusahaan properti. Dengan penjadwalan yang baik, diharapkan tidak hanya masyarakat saja yang akan merasa dipuaskan, akan tetapi kinerja perusahaan tersebut juga tentu akan menjadi lebih efektif dan efisien. Proyek memiliki arti sebagai kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber daya tertentu dan dimaksudkan untuk menghasilkan produk yang kriteria mutunya jelas (Soeharto, 1999:2).

Proyek rumah tinggal yang merupakan bagian dari program pemerintah pada kenyataannya dipegang oleh developer (tenaga ahli pada pengembang perumahan). Siapapun developernya, mereka harus membuat perencanaan dan


(9)

Bab I Pendahuluan

penjadwalan untuk membangun rumah-rumah tinggal, sehingga pelaksanaan penyelenggaraan rumah tinggal tersebut lancar dan memenuhi persyaratan.

Penyelenggaraan rumah tinggal yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan properti umumnya menghasilkan produk rumah dengan tipe 29/72, tipe 36/72, tipe 45/96, tipe 54/108, tipe 66/120. Tipe rumah menggambarkan luas bangunan rumah dan luas tanah, seperti pada tipe 36/72 berarti rumah dengan tipe tersebut memiliki ukuran bangunan rumah seluas 36 meter persegi dengan luas tanah 72 meter persegi. Ukuran luas pada tiap tipe rumah merupakan suatu ukuran yang standar, jadi konsumen tidak dapat mengatur sendiri ukuran yang dikehendaki untuk luas bangun rumah pada saat awal pembelian rumah tinggal, namun kemudian konsumen dapat memodifikasinya sesuai dengan kebutuhan setelah seluruh proses surat perijinan dan pembayaran selesai dilakukan.

Pembangunan suatu rumah tentunya memiliki spesifikasi tertentu yang akan memberikan kemudahan kepada konsumen mengetahui secara lebih mendalam bahan-bahan yang digunakan developer dalam membangun rumah, berapa besar kekuatan listrik yang diberikan, apa saja dan berapa banyak ruangan yang akan tersedia, dan hal lainnya. Spesifikasi ini biasanya dijelaskan pada suatu brosur yang dimiliki perusahaan. Masing-masing tipe rumah memiliki beberapa spesifikasi yang berbeda, dimana spesifikasi ini berkaitan dengan:

 Pondasi dan kusen yang digunakan.

 Jumlah ruangan (ruang tidur, kamar mandi) yang dibangun.  Pemilihan ukuran keramik.


(10)

Bab I Pendahuluan

 Besar kekuatan listrik yang diberikan.

 Instalasi air yang digunakan, dan lain-lainnya.

Dengan adanya spesifikasi yang diberikan perusahaan, maka konsumen dapat menilai apakah rumah yang dibangun perusahaan memiliki nilai yang cukup baik. Nilai ini berkaitan dengan harga dan kualitas rumah tinggal yang ditawarkan.

Waktu penyelesaian antara tipe yang berbeda menghabiskan waktu yang berbeda pula. Melihat terbatasnya luas area, posisi lokasi yang ada, serta dengan tingkat jumlah penduduk yang begitu tinggi membuat banyak perusahaan membangun perumahan sederhana. Hal ini dikarenakan dengan membangun perumahan sederhana berarti perusahaan dapat membangun rumah dengan kuantitas yang lebih banyak, serta masih terjangkaunya harga jual yang disesuaikan dengan lokasi pembangunan rumah tinggal.

Perusahaan manapun dalam menjalankan aktifitasnya tentu tidak akan melewatkan proses operasi, oleh karena itu proses operasi menjadi salah satu hal yang esensial dalam kelancaran kegiatan suatu perusahaan. Apabila perusahaan tidak mampu menjalankan kegiatan operasionalnya dengan baik, tentu ini akan berpengaruh ke elemen-elemen lainnya, dan pada akhirnya akan menghambat kelangsungan usaha perusahaan. Terlebih persaingan yang semakin ketat antara perusahaan sejenis, menuntut adanya rancangan yang baik, agar perusahaan tersebut dapat terus bertahan dan berkembang. Oleh karenanya, dapat dikatakan


(11)

Bab I Pendahuluan

bahwa bidang operasional ini sangatlah penting dalam kelangsungan usaha suatu perusahaan.

Pentingnya manajemen operasi dalam suatu perusahaan, dapat dikaitkan juga dengan pentingnya suatu penjadwalan proyek yang baik, karena bagaimanapun penjadwalan merupakan langkah awal yang menentukan hasil akhir akan didapat. Untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai perusahaan terdapat beberapa batasan yang harus dipenuhi oleh perusahaan seperti anggaran, jadwal, dan mutu. Ketiga batasan tersebut merupakan parameter penting bagi penyelenggaraan suatu proyek. Dari segi teknis ukuran keberhasilan proyek dikaitkan dengan sejauh mana ketiga sasaran tersebut dapat dicapai dan dipenuhi.

Dalam pelaksanaan pembangunan suatu perumahan, biasanya perusahaan sudah terlebih dahulu membangun rumah hingga selesai sebelum ditawarkan kepada konsumen. Hal ini bertujuan ketika terdapat konsumen yang melakukan pembelian suatu rumah, maka konsumen tidak perlu menunggu waktu terlalu lama untuk proses pembangunan rumah, karena perusahaan sudah terlebih dahulu membangunnya. Konsumen dapat langsung menempati rumah setelah semua perijinan dan proses pembayaran selesai dilakukan. Tidak sedikit pula dimana perusahaan hanya akan membangun suatu rumah ketika terdapat konsumen yang melakukan pembelian rumah. Hal terakhir ini memiliki beberapa kendala yang dapat membuat citra perusahaan menjadi buruk dimata konsumen, dan tentu membuat konsumen dikecewakan oleh pelayanan yang


(12)

Bab I Pendahuluan

diberikan perusahaan, seperti adanya keterlambatan waktu penyelesaian yang dapat disebabkan oleh beberapa hal seperti faktor tenaga kerja yang kurang mendukung, faktor aliran dana perusahaan yang tersendat dalam proses pembangunan, faktor kebijakan perusahaan dalam melakukan rancangan pembangunan, hingga faktor kondisi alam yang tidak menentu, maupun buruknya sistem kerja para supplier yang menghambat pembangunan. Semua kondisi tersebut tidak menutup kemungkinan dialami juga oleh PT. Wahyu Citra Megah Selaras dalam membangun perumahan Cimareme Indah. Berdasarkan uraian-uraian yang telah disebutkan tersebut maka akan dilakukan suatu kajian yang hasilnya akan dilaporkan sebagai karya ilmiah (skripsi) dengan judul “Analisis Penjadwalan Proyek Pembangunan Perumahan Cimareme Indah Dalam Rangka Meminimalkan Waktu Penyelesaian Proyek Pada PT. Wahyu Citra Megah Selaras”.

1.2Identifikasi Masalah

Perusahaan PT. Wahyu Citra Megah Selaras yang berlokasi di Cimareme terus berupaya mengembangkan usahanya. Terbukti setelah pembangunan rumah tahap pertama yang terdiri 385 unit rumah dari beberapa tipe yang berbeda termasuk ruko, saat ini sedang mengembangkan tahap kedua yang juga memiliki beberapa jenis tipe seperti tahap satu. Berikut akan ditampilkan tipe rumah yang telah dibangun oleh PT. Wahyu Citra Megah Selaras pada tahap pertama:


(13)

Bab I Pendahuluan

Tabel 1

Pembangunan rumah tahap pertama PT. Wahyu Citra Megah Selaras

Tipe Jumlah

29/72 dan 29/60 80 unit

36/72 220 unit

45/96 14 unit

54/108 25 unit

66/120 dan 66/108 17 unit

Ruko 72/60 29 unit

Total 385 unit

Sumber: PT. Wahyu Citra Megah Selaras

Melihat begitu tingginya minat konsumen pada rumah tipe 36/72, maka penelitian ini difokuskan kepada rumah tipe 36/72.

Pelaksanaan pembangunan perumahan tentu membutuhkan suatu penjadwalan yang baik. Penjadwalan ini haruslah ditelaah sedalam mungkin agar dapat memberikan hasil yang maksimal yang berujung pada kepuasan konsumen. Pembangunan proyek sudah pasti tidak lepas dari peran tenaga kerja lapangan dimana dalam hal ini biasa disebut sebagai kuli bangunan. Pada kenyataannya peran tenaga kerja lapangan sangat berpengaruh juga terhadap penyelesaian suatu proyek. Sebaik apapun penjadwalan yang dilakukan, tidak akan memberikan kontribusi yang berarti jika tenaga kerja yang ada tidak dapat memberikan kemampuan yang maksimal. Jadi diperlukan suatu koordinasi yang cermat dan baik antara tenaga kerja lapangan dengan tenaga kerja non lapangan.


(14)

Bab I Pendahuluan

Dengan proses penjadwalan yang baik maka diharapkan, suatu perusahaan dapat meraih efek positif yang maksimal, dan tidak hanya menguntungkan dari sisi perusahaan saja, namun konsumen pun akan merasa diuntungkan. Sejalan dengan berbagai permasalahan yang muncul secara umum dalam suatu perusahaan di bidang properti yang terdapat dalam uraian-uraian tersebut maka dapat diidentifikasikan masalah-masalah seperti:

 Bagaimana kebijakan penjadwalan proyek dalam pembangunan yang dilakukan perusahaan saat ini ?

 Metode penjadwalan apa yang sebaiknya digunakan pada proyek pembangunan rumah tinggal tipe 36/72 ?

 Faktor-faktor apa saja yang berpengaruh terhadap pelaksanaan proyek ?

1.3Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang hendak dicapai adalah:

 Untuk memberi gambaran mengenai penjadwalan proyek

pembangunan rumah tinggal yang dilakukan oleh PT. Wahyu Citra Megah Selaras.

 Untuk mengetahui metode penjadwalan yang sebaiknya digunakan pada proyek pembangunan rumah tinggal tipe 36/72


(15)

Bab I Pendahuluan

1.4Kegunaan Penelitian

Guna dari penelitian tersebut bagi :  Perusahaan

Menjadi bahan evaluasi bahwa apakah penjadwalan yang saat ini dilakukan sudah baik apa belum, dan jika ada penjadwalan yang dapat memberikan kontribusi lebih baik, dapat menjadi bahan pertimbangan perusahaan untuk mencobanya.

 Penulis

Mengetahui hasil perbandingan dari metode yang dijalankan perusahaan saat ini dengan metode yang digunakan penulis dan mengetahui bahwa faktor-faktor lain dapat menjadi acuan dalam menentukan proses penjadwalan yang baik, serta menjadi tolak ukur dalam penentuan suatu keputusan dalam menjalankan suatu proyek.


(16)

Bab V Simpulan dan Saran

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis pembahasan yang dilakukan terhadap PT. Wahyu Citra Megah Selaras, maka dapat diberikan beberapa simpulan sebagai berikut:

 Penjadwalan proyek pembangunan rumah yang dilakukan perusahaan menggunakan insting semata yang digambarkan dengan Gantt Chart atau Bar Chart. Kebijakan perusahaan tersebut memberikan waktu penyelesaian proyek pembangunan rumah tipe 36/72 selama 15 minggu.

 Penggunaan metode PDM dalam proses pembangunan rumah tipe 36/72 akan mengemat waktu selama 2 minggu, karena dengan metode tersebut waktu penyelesaian proyek pembangunan rumah tipe 36/72 akan selesai selama 13 minggu.

 Faktor- faktor yang berpengaruh terhadap pelaksanaan proyek pembangunan rumah tinggal adalah faktor tenaga kerja, faktor cuaca, faktor ketersediaan bahan baku, dan faktor non-teknis.

5.2 Saran

Setelah dilakukan penelitian dan analisis pembahasan, maka dapat diberikan beberapa saran sebagai berikut:


(17)

Bab V Simpulan dan Saran  Dalam upaya meminimalisasi waktu penyelesaian proyek pembangunan rumah tinggal tipe 36/72, sebaiknya perusahaan menggunakan metode PDM, dimana dengan metode tersebut dapat menghemat waktu penyelesaian proyek pembangunan rumah selama 2 minggu.

 Perusahaan sebaiknya memperhatikan aktivitas kritis dari pekerjaan pembangunan rumah tinggal. Karena apabila aktivitas kritis tersebut terlambat, maka akan memperpanjang waktu penyelesaian proyek pembangunan rumah tinggal. Peran mandor dalam melakukan pengawasan sebaiknya lebih ditingkatkan, sehingga waktu penyelesaian pembangunan rumah tinggal dapat sesuai dengan rencana.


(18)

DAFTAR PUSTAKA

Hartono, Jogiyanto. (2007). Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah Dan

Pengalaman-Pengalaman. Edisi 2007. BPFE, Yogyakarta.

Heizer, Jay., dan Render, Barry. (2006). Manajemen Operasi. Edisi 7. (Diterjemahkan oleh: Dwianoegrahawati Setyoningsih). Salemba Empat, Jakarta.

Robbins, Stephen P., dan Coulter, Mary. (2007). Manajemen. Edisi 8. (Diterjemahkan oleh: Harry Slamet). Indeks, Jakarta.

Suharto, Iman. (1999). Manajemen Proyek: Dari Konseptual Sampai Operasional. EdisiKedua. Erlangga, Jakarta.

Suliyanto. (2006). Metode Riset Bisnis. Edisi Kesatu. Andi, Yogyakarta. Thomsett, Rob. (2003). Manajemen Proyek Radikal. (Diterjemahkan oleh: Rudi


(1)

Bab I Pendahuluan

Tabel 1

Pembangunan rumah tahap pertama PT. Wahyu Citra Megah Selaras

Tipe Jumlah

29/72 dan 29/60 80 unit

36/72 220 unit

45/96 14 unit

54/108 25 unit

66/120 dan 66/108 17 unit

Ruko 72/60 29 unit

Total 385 unit

Sumber: PT. Wahyu Citra Megah Selaras

Melihat begitu tingginya minat konsumen pada rumah tipe 36/72, maka penelitian ini difokuskan kepada rumah tipe 36/72.

Pelaksanaan pembangunan perumahan tentu membutuhkan suatu penjadwalan yang baik. Penjadwalan ini haruslah ditelaah sedalam mungkin agar dapat memberikan hasil yang maksimal yang berujung pada kepuasan konsumen. Pembangunan proyek sudah pasti tidak lepas dari peran tenaga kerja lapangan dimana dalam hal ini biasa disebut sebagai kuli bangunan. Pada kenyataannya peran tenaga kerja lapangan sangat berpengaruh juga terhadap penyelesaian suatu proyek. Sebaik apapun penjadwalan yang dilakukan, tidak akan memberikan kontribusi yang berarti jika tenaga kerja yang ada tidak dapat memberikan kemampuan yang maksimal. Jadi diperlukan suatu koordinasi yang cermat dan baik antara tenaga kerja lapangan dengan tenaga kerja non lapangan.


(2)

Universitas Kristen Maranatha Bab I Pendahuluan

8

Dengan proses penjadwalan yang baik maka diharapkan, suatu perusahaan dapat meraih efek positif yang maksimal, dan tidak hanya menguntungkan dari sisi perusahaan saja, namun konsumen pun akan merasa diuntungkan. Sejalan dengan berbagai permasalahan yang muncul secara umum dalam suatu perusahaan di bidang properti yang terdapat dalam uraian-uraian tersebut maka dapat diidentifikasikan masalah-masalah seperti:

 Bagaimana kebijakan penjadwalan proyek dalam pembangunan yang dilakukan perusahaan saat ini ?

 Metode penjadwalan apa yang sebaiknya digunakan pada proyek pembangunan rumah tinggal tipe 36/72 ?

 Faktor-faktor apa saja yang berpengaruh terhadap pelaksanaan proyek ?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang hendak dicapai adalah:

 Untuk memberi gambaran mengenai penjadwalan proyek pembangunan rumah tinggal yang dilakukan oleh PT. Wahyu Citra Megah Selaras.

 Untuk mengetahui metode penjadwalan yang sebaiknya digunakan pada proyek pembangunan rumah tinggal tipe 36/72

 Untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pelaksanaan proyek.


(3)

Bab I Pendahuluan

1.4Kegunaan Penelitian

Guna dari penelitian tersebut bagi :

 Perusahaan

Menjadi bahan evaluasi bahwa apakah penjadwalan yang saat ini dilakukan sudah baik apa belum, dan jika ada penjadwalan yang dapat memberikan kontribusi lebih baik, dapat menjadi bahan pertimbangan perusahaan untuk mencobanya.

 Penulis

Mengetahui hasil perbandingan dari metode yang dijalankan perusahaan saat ini dengan metode yang digunakan penulis dan mengetahui bahwa faktor-faktor lain dapat menjadi acuan dalam menentukan proses penjadwalan yang baik, serta menjadi tolak ukur dalam penentuan suatu keputusan dalam menjalankan suatu proyek.


(4)

Universitas Kristen Maranatha

Bab V Simpulan dan Saran

80

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis pembahasan yang dilakukan terhadap PT. Wahyu Citra Megah Selaras, maka dapat diberikan beberapa simpulan sebagai berikut:

 Penjadwalan proyek pembangunan rumah yang dilakukan perusahaan menggunakan insting semata yang digambarkan dengan Gantt Chart atau Bar Chart. Kebijakan perusahaan tersebut memberikan waktu penyelesaian proyek pembangunan rumah tipe 36/72 selama 15 minggu.

 Penggunaan metode PDM dalam proses pembangunan rumah tipe 36/72

akan mengemat waktu selama 2 minggu, karena dengan metode tersebut waktu penyelesaian proyek pembangunan rumah tipe 36/72 akan selesai selama 13 minggu.

 Faktor- faktor yang berpengaruh terhadap pelaksanaan proyek

pembangunan rumah tinggal adalah faktor tenaga kerja, faktor cuaca, faktor ketersediaan bahan baku, dan faktor non-teknis.

5.2 Saran

Setelah dilakukan penelitian dan analisis pembahasan, maka dapat diberikan beberapa saran sebagai berikut:


(5)

Bab V Simpulan dan Saran

 Dalam upaya meminimalisasi waktu penyelesaian proyek pembangunan rumah tinggal tipe 36/72, sebaiknya perusahaan menggunakan metode PDM, dimana dengan metode tersebut dapat menghemat waktu penyelesaian proyek pembangunan rumah selama 2 minggu.

 Perusahaan sebaiknya memperhatikan aktivitas kritis dari pekerjaan pembangunan rumah tinggal. Karena apabila aktivitas kritis tersebut terlambat, maka akan memperpanjang waktu penyelesaian proyek pembangunan rumah tinggal. Peran mandor dalam melakukan pengawasan sebaiknya lebih ditingkatkan, sehingga waktu penyelesaian pembangunan rumah tinggal dapat sesuai dengan rencana.


(6)

Universitas Kristen Maranatha

1

DAFTAR PUSTAKA

Hartono, Jogiyanto. (2007). Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah Dan Pengalaman-Pengalaman. Edisi 2007. BPFE, Yogyakarta.

Heizer, Jay., dan Render, Barry. (2006). Manajemen Operasi. Edisi 7. (Diterjemahkan oleh: Dwianoegrahawati Setyoningsih). Salemba Empat, Jakarta.

Robbins, Stephen P., dan Coulter, Mary. (2007). Manajemen. Edisi 8. (Diterjemahkan oleh: Harry Slamet). Indeks, Jakarta.

Suharto, Iman. (1999). Manajemen Proyek: Dari Konseptual Sampai Operasional. Edisi Kedua. Erlangga, Jakarta.

Suliyanto. (2006). Metode Riset Bisnis. Edisi Kesatu. Andi, Yogyakarta. Thomsett, Rob. (2003). Manajemen Proyek Radikal. (Diterjemahkan oleh: Rudi