Peranan Pengendalian Persediaan Guna Menunjang Evektifitas Pengelolaan Persediaan.

(1)

ABSTRAK

Di dalam perusahaan dagang, unsur atau komponen persediaan merupakan unsur yang sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup perusahaan. Oleh karena itu perlu adanya pengendalian persediaan sehingga akan memperlancar operasi perusahaan dan dapat menekan investasi modal dalam persediaan seminimum mungkin.

Pengendalian persediaan dapat mengurangi kesalahan yang terjadi di dalam pencatatan jumlah persediaan dan harganya, jenis persediaan, dan dapat mencegah terjadinya pencurian atau kerusakan barang yang tersedia di gudang. Sehingga apabila terjadi kesalahan, maka pihak manajemen dapat langsung mengambil keputusan.

PT “X” merupakan perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan cat dimana perusahaan ini merupakan perusahaan anak cabang dari perusahaan pusat yang berlokasi di jalan Sabang, Bandung.

Dalam penelitian yang telah dilakukan oleh penulis, adapun metode yang digunakan adalah pendekatan survey dan penulis menyebarkan kuesioner kepada manajer persediaan, bagian gudang beserta stafnya. Hasil penelitian ini diuji dengan menggunakan perhitungan untuk mengetahui seberapa besar jawaban responden yang menjawab “ya” yaitu sebesar 237 buah dari seluruh jumlah kuesioner yang penulis berikan kepada responden yaitu sebesar 320 buah. Ini menunjukkan bahwa pengendalian yang dilakukan oleh PT “X” dalam melakukan prosedur persediaan barang beserta dokumen-dokumennya sebesar 74,0625 % cukup berperan dalam menciptakan efektivitas pengelolaan persediaan.

Meskipun demikian, hasil perhitungan sebesar 74,0625 % ini tidak dapat diartikan efektivitas pengelolaan persediaan di PT “X” telah berjalan secara optimal, sebaliknya perusahaan harus terus berupaya meningkatkan efektivitas pengelolaan persediaannya.


(2)

DAFTAR ISI

ABSTRAK

KATA PENGANTAR………..i

DAFTAR ISI………...iv

DAFTAR TABEL………..vii

DAFTAR GAMBAR………viii

Halaman BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian……….1

1.2 Identifikasi Masalah………..3

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian………..3

1.4 Kegunaan Penelitian………..4

1.5 Rerangka Pemikiran………..4

1.6 Metodologi Penelitian………...7

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian………...10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Peranan………...……..…..…...11

2.2 Pengendalian………...11

2.2.1 Pengertian Pengendalian………..11

2.2.2 Jenis-jenis Pengendalian………..12

2.2.3 Proses Pengendalian………14

2.3 Persediaan………...15

2.3.1 Pengertian Persediaan………..15

2.3.2 Jenis-jenis Persediaan………..16

2.3.3 Fungsi Persediaan………18


(3)

2.3.5 Metode Penilaian Persediaan………...20

2.4 Pengendalian Persediaan………...……….21

2.5 Pengelolaan Persediaan………...24

2.6 Pengertian Efektivitas………..………..27

2.7 Hubungan Pengendalian Persediaan Dalam Meningkatkan Efektivitas Pengelolaan Persediaan...29

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian……….34

3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan……….34

3.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan………...36

3.1.3 Uraian Tugas (Job Description)………...37

3.2 Metode Penelitian……….………..…………40

3.2.1 Teknik Pengumpulan Data………...41

3.2.2 Teknik Pengembangan Instrumen………....43

3.2.3 Analisis Data dan Pengujian Hipotesis………45

3.2.4 Operasional Variabel………...46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian………..………47

4.1.1 Sistem Pengendalian PT “X”………...47

4.1.2 Aktivitas Perusahaan………...52

4.1.3 Deskripsi Prosedur Kerja Sistem Persediaan Barang Jadi Sampai Penjualan……….54

4.1.4 Dokumen-dokumen Yang Digunakan……….57

4.2 Pembahasan………...……….60

4.2.1 Peranan Efektivitas Pengelolaan Persediaan Telah Memadai Dengan Adanya Stock Opname………...60 4.2.2 Langkah-langkah Dalam Menerapkan Pengendalian


(4)

Persediaan Perusahaan Agar Dapat Menunjang Efektivitas Pengelolaan Persediaan...62 4.2.3 Analisis Pengujian Hipotesis………....65

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan………..67

5.2 Saran………....68

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(5)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT “X”...36


(6)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Ikhtisar Nama Tabel, Indikator, Skala


(7)

Daftar Pertanyaan

Pertanyaan umum:

Pertanyaan terdiri dari pertanyaan isian, istilah pada tempat yang tersedia dengan singkat dan jelas:

1. Nama : 2. Umur : 3. Jabatan : 4. Lama bekerja :


(8)

Saya mahasiswi semester akhir Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Maranatha, dalam rangka penulisan skripsi bermaksud mendapatkan data untuk penelitian ilmiah di PT. “X” Bandung, dengan judul penelitian: “Peranan Pengendalian Persediaan Guna Menunjang Efektivitas Pengelolaan Persediaan”.

Sehubungan dengan ini saya memohon kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi daftar pertanyaan (kuesioner) yang terlampir.

Demikian permohonan saya, atas kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi daftar pertanyaan ini saya mengucapkan banyak terima kasih.

Berikut ini adalah beberapa pernyataan tentang peranan pengendalian persediaan guna menunjang efektivitas pengelolaan persediaan. Anda diminta untuk memberikan penilaian dengan cara menyilang (X) salah satu kolom yang tersedia Y (ya) atau T (tidak)

Kuesioner Untuk Variabel Independen

Indikator Pertanyaan Y T

Unsur-unsur pengendalian: 1.Lingkungan pengendalian

1. Apakah terdapat perumusan yang jelas mengenai garis wewenang dan tanggung jawab dalam perusahaan?

2. Apakah uraian tugas memiliki penjelasan yang memadai sehingga masing-masing bagian dapat mengetahui tugas dan tanggung jawabnya?

3. Apakah perusahaan memberikan training terlebih dahulu sebelum terjun langsung melakukan tugasnya?

4. Apakah manajemen segera melakukan tindakan perbaikan atas temuan kelemahan pengendalian? 2. Perkiraan resiko yang

mungkin timbul

5. Apakah manajemen perusahaan memperkirakan biaya yang akan dikeluarkan untuk menyelenggarakan tindakan pengendalian?

6. Apakah manajemen perusahaan memperkirakan keuntungan yang ditetapkan perusahaan?

7. Apakah keuntungan yang diperoleh lebih besar jika dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan untuk menyelenggarakan pengendalian tersebut?


(9)

3.Informasi dan komunikasi

8. Apakah upaya manajer dalam menetapkan perencanaan dan menganalisis kondisi telah berjalan dengan bantuan sistem yang telah ada saat ini?

9. Apakah dokumen dan catatan yang ada dapat dijadikan sebagai alat komunikasi antar bagian/ departemen?

10. Apakah sistem pencatatan komputerisasi yang selama ini diterapkan memberikan akses yang cepat ketika informasi dibutuhkan dalam pembuatan keputusan oleh manajemen?

11. Apakah pengendalian persediaan barang yang ditetapkan perusahaan dapat menyediakan alat yang handal dan akurat sehingga manajemen dapat menyelenggarakan kegiatan operasional dengan baik?

12. Apakah dibuat catatan/ laporan untuk setiap pengiriman barang?

13. Apakah catatan selalu diperbaharuhi segera setelah terjadi transaksi?

4. Aktivitas pengendalian 14. Apakah akses terhadap dokumen penting

perusahaan dipegang oleh pihak yang berwenang dan telah berjalan dengan baik?

15. Apakah dokumen/ formulir persediaan barang telah ditata dengan baik dan tersimpan pada lemari khusus?

16. Apakah formulir-formulir/ dokumen yang dipergunakan dalam aktivitas persediaan barang telah diberi nomor urut?

17. Apakah perancangan dokumen dan formulir telah cukup sederhana sehingga mudah dimengerti?

18. Apakah dilakukan pemeriksaan secara periodik untuk dokumen/ formulir persediaan barang?

5. Pemantauan 19. Jika terjadi penyimpangan antara jumlah

persediaan barang di gudang dengan bagian administrasi gudang, apakah akan dilakukan tindak lanjut terhadap penyimpangan tersebut? 20. Apakah pelaksanaan pengendalian perusahaan sudah mencapai tujuan perusahaan?


(10)

Kuesioner Untuk Variabel Dependen

Indikator Pertanyaan Y T

1.Adanya prosedur penyimpanan barang di gudang

1. Apakah penyimpanan barang ke gudang berdasarkan laporan penerimaan barang?

2. Apakah departemen penerimaan barang langsung menyerahkan barang yang diterimanya ke departemen penyimpanan setelah diperiksa? 3. Apakah hanya orang-orang tertentu yang boleh masuk ke tempat penyimpanan barang?

2. Adanya prosedur penerimaaan pesanan

4. Apakah pencatatan pemesanan dapat dilakukan melalui telepon ataupun faksimili?

5. Apakah setiap pemesanan selalu dicatat dengan benar dan lengkap?

6. Apakah pencatatan pemesanan selalu dilakukan dengan segera saat transaksi terjadi?

3.Adanya prosedur pengiriman

7. Apakah pernah terjadi kehilangan saat terjadinya pengiriman barang ke pelanggan berlangsung?

8. Apakah pengiriman selalu tiba tepat waktu sesuai dengan pesanan?

4. Adanya prosedur pencatatan

9. Apakah catatan persediaan diperbaharui segera setelah terjadi penerimaan barang maupun pengiriman barang?

10. Apakah bagian gudang melakukan pencatatan atas persediaan barang?

5. Adanya prosedur pelaporan

11. Apabila ada penyimpangan, dalam pelaporan ada pengendaliannya?


(11)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Penelitian

Akibat dari krisis ekonomi yang menimpa Indonesia, tak sedikit pula perusahaan lokal yang harus gulung tikar karena sudah tidak mampu lagi untuk beroperasi. Hal ini disebabkan karena kebanyakan perusahaan lokal masih harus mengimpor bahan baku untuk produksinya. Harga impor bahan baku yang bertambah tinggi menyebabkan harga produk pun semakin tinggi, sementara daya beli masyarakat cenderung menurun. Oleh karena itu, sistem persediaan haruslah dilaksanakan dengan seefisien mungkin. Yang dimaksud dengan efektif di sini berarti bahwa bahan baku dipesan tepat pada waktu yang dibutuhkan, dengan kualitas yang sesuai dengan standar perusahaan, dengan kuantitas yang diinginkan, dan berasal dari pemasok yang dapat diandalkan.

Bahan kimia adalah salah satu bahan baku yang masih harus diimpor. Banyak perusahaan yang menggunakan bahan kimia sebagai bahan baku inti bagi produknya, salah satunya adalah perusahaan manufaktur cat. Walaupun tengah mengalami krisis, pembangunan gedung dan perusahaan di Indonesia, terutama di kota-kota besar tidak berkurang. Perusahaan manufaktur cat dapat tetap berproduksi dan menghasilkan laba.


(12)

Salah satu perusahaan manufaktur cat yang dapat menyesuaikan diri dengan keadaan perekonomian Indonesia saat ini adalah PT. ”X”. Perusahaan ini mengkhususkan diri dalam memproduksi bahan dasar pewarna dan cat untuk mewarnai dinding, kayu, genteng, dan sebagainya.

Selain itu juga, perusahaan tersebut melakukan cara untuk dapat bertahan dan melangsungkan kehidupan perusahaannya dengan pengendalian terhadap persediaan. Karena pada perusahaan dagang unsur atau komponen yang cukup besar nilainya adalah pada persediaan.

Tingkat persediaan ditentukan oleh seberapa besar dan tepat perusahaan merencanakan produksinya. Hal ini dikarenakan perencanaan persediaan pada perusahaan manufaktur berbeda dengan perencanaan persediaan pada perusahaan jasa atau perusahaan non-manufaktur lainnya. Pada perusahaan manufaktur, untuk dapat menghasilkan persediaan harus melewati beberapa perencanaan yang dibuat sebelumnya seperti membeli bahan baku, diproduksi sehingga menghasilkan barang jadi yang kemudian disimpan di gudang dan siap untuk dipasarkan atau langsung dikirim ke pelanggan.

Persediaan merupakan salah satu asset yang sangat penting bagi perusahaan karena persediaan akan dijual ke pasaran dan dengan adanya penjualan tersebut akan menambah pendapatan perusahaan. Karena persediaan sangat penting bagi perusahaan dalam menambah hasil penjualannya sehingga diperlukan adanya pengendalian.


(13)

Sebaliknya, persediaan yang kurang memadai akan menghambat jalannya kegiatan perusahaan. Sehingga apabila persediaan terlalu banyak akan mengakibatkan biaya penyimpanan yang berlebihan serta timbulnya risiko kerusakan.

Persediaan yang efektif dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti tingkat permintaan pelanggan, tingkat penawaran pemasok, umur bahan kimia yang terbatas serta pengendalian persediaannya. Hal tersebut membuat penulis tertarik untuk memilih topik: ”Peranan Pengendalian Persediaan Guna Menunjang Efektivitas Pengelolaan Persediaan” (Studi kasus pada PT “X” Bandung).

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka identifikasi masalah yang menjadi pokok pembahasan yaitu:

1. Apakah peranan pengendalian persediaan diterapkan oleh perusahaan dalam menunjang efektivitas pengelolaan persediaan telah memadai dengan adanya stock opname?

2. Bagaimana langkah-langkah dalam menerapkan pengendalian persediaan perusahaan di PT. ”X” sehingga dapat menunjang efektivitas pengelolaan persediaan?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud dan tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian di PT ”X” ini adalah sebagai berikut:


(14)

1. Mengidentifikasi pengendalian persediaan yang diterapkan oleh perusahaan. 2. Untuk menilai apakah penerapan pengendalian persediaan dapat menunjang

efektivitas pengelolaan persediaan di PT ”X”?

1.4 Kegunaan Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak, antara lain:

1. Bagi penulis

Penelitian ini memberikan pemahaman sejauh mana teori-teori yang diperoleh selama perkuliahan diterapkan dalam praktik di lapangan. Selain itu penelitian ini juga merupakan salah syarat dalam mencapai gelar sarjana pada fakultas ekonomi Universitas Kristen Maranatha.

2. Bagi perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dasar yang berguna bagi perbaikan dan perkembangan perusahaan yang bersangkutan di masa yang akan datang.

3. Bagi pihak lain yang berkepentingan

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan masukan bagi civitas akademik dan mahasiswa Universitas Kristen Maranatha.


(15)

1.5 Rerangka Pemikiran

Pengendalian adalah pengukuran prestasi pelaksanaan dengan membandingkan hasil yang sesungguhnya hendak dicapai dengan suatu tolak ukur atau standar yang telah ditetapkan. Menurut Supriyono (2000), pengendalian didefinisikan sebagai berikut:

”Pengendalian adalah meliputi metode, prosedur, dan cara-cara yang digunakan oleh manajemen untuk mempengaruhi para anggota organisasi agar melaksanakan strategi dan kebijakan secara efisien dan efektif dalam rangka pencapaian tujuan organisasi.”

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan No.14 (2002) yang mendefinisikan bahwa persediaan adalah:

“Aktiva yang:

a) Tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal b) Dalam proses produksi atau dalam perjalanan

c) Dalam bentuk bahan atau perlengkapan untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa.”

Persediaan merupakan salah satu aset yang paling mahal di banyak perusahaan. Setiap perusahaan, baik perusahaan dagang maupun perusahaan manufaktur memiliki persediaan. Tanpa adanya persediaan, perusahaan akan dihadapkan pada risiko bahwa perusahaannya pada suatu ketika tidak dapat memenuhi kebutuhan pelanggan yang memerlukan atau meminta barang atau jasanya tersebut.

Menurut Usry dan Hammer (2004), pengendalian persediaan yang efektif sebaiknya:

1. Menyediakan pasokan bahan-bahan baku yang diperlukan untuk operasi yang efisien dan tidak terganggu.


(16)

2. Menyediakan cukup persediaan dalam periode di mana pasokan kecil (musiman, siklus, atau pemogokan kerja) dan mengantisipasi perubahan harga.

3. Menyimpan bahan baku dengan waktu penanganan dan biaya minimum dan melindungi bahan baku tersebut dari kehilangan akibat kebakaran, pencurian, cuaca, dan kerusakan karena penanganan.

4. Meminimalkan item-item yang tidak aktif, kelebihan, atau usang dengan melaporkan perubahan produk yang mempengaruhi bahan baku.

5. Memastikan persediaan yang cukup untuk pengiriman segera ke pelanggan. 6. Menjaga agar jumlah modal yang diinvestasikan dalam persediaan berada di

tingkat yang konsisten dengan kebutuhan operasi dan rencana manajemen. Pengendalian yang efektif akan memungkinkan otorisasi yang memadai atas transaksi dan aktivitas, pemisahan fungsi yang memadai; perancangan serta penggunaan dokumen dan catatan; perlindungan atas aktiva dan catatan, dan pemeriksaan independen atas kinerja.

Pimpinan perusahaan, dalam mengelola persediaan, harus menerapkan aktivitas pengendalian yang memadai secara menyeluruh pada aktivitas-aktivitas pengelolaan persediaan yaitu mulai dari proses permintaan pembelian barang, proses pemesanan barang, proses penerimaan barang, proses penyimpanan barang, hingga proses pengeluaran barang.

Aktivitas pengendalian yang baik diharapkan dapat membantu perusahaan dalam mengelola persediaan yang efektif. Tidak terjadinya kesalahan pemesanan barang, dalam arti jenis bahan baku yang dipesan sudah benar dan sesuai dengan kebutuhan produksi, jumlah bahan baku yang dipesan tidak kurang maupun berlebih, kualitas bahan baku tersebut sesuai dengan standar perusahaan, dan bahan baku tersebut datang tepat pada waktunya dari pemasok yang dapat diandalkan dengan harga yang telah disepakati bersama.


(17)

Karena itu pengelolaan persediaan mengharuskan adanya pengendaliaan persediaan secara wajar. Pengelolaan persediaan yang baik tidak selalu mensyaratkan tingkat persediaan yang rendah. Semua faktor harus dipertimbangkan dan diseimbangkan. Harus dikembangkan tingkat persediaan yang optimum dengan mempertimbangkan semua kebutuhan untuk penjualan, produksi, penghitungan biaya, dan keinginan pelanggan.

Anthony, Robert N, dan Govindarajan (2002) dalam bukunya management control system mengatakan perbedaan efektivitas dan efisiensi adalah sebagai berikut: “Efektivitas diartikan sebagai kemampuan suatu unit untuk mencapai tujuan yang diinginkan yang diukur berdasarkan sejauh mana keluaran (output) memenuhi sasaran. Sedangkan efisiensi menggambarkan berapa masukan (input) yang diperlukan untuk menghasilkan satu unit keluaran (output) yang diukur berdasarkan hubungan antara masukan dan keluaran.”

Berdasarkan rerangka pemikiran yang telah diuraikan diatas, adapun hipotesis yang diajukan penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: “Pengendalian Persediaan Berperan Dalam Menunjang Efektivitas Pengelolaan Persediaan”.

1.6 Metodologi Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan penelitian ini adalah metode deskriptif analitis, yaitu metode yang berusaha menganalisis, menyimpulkan serta menyajikan data sehingga dapat memberikan gambaran yang cukup jelas mengenai objek yang diteliti dan kemudian menarik kesimpulan.


(18)

Menurut Sugiono (2003) metode deskriptif adalah:

”Suatu metode yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independent) tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel lain.”

Dalam penulisan skripsi ini, data yang diperoleh selama penelitian ini akan diolah, dianalisis, dan diproses lebih lanjut dengan dasar teori yang telah dipelajari. Untuk keperluan pengujian hipotesis, diperlukan serangkaian langkah-langkah yang akan dimulai dengan metode pengumpulan data dan operasionalisasi variabel.

1.6.1 Metode Pengumpulan Data

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis berusaha mendapatkan data yang sesuai dengan masalah yang akan dibahas, dan mengumpulkan data yang diperlukan kemudian dianalisa, sehingga diharapkan penulis dapat mengambil kesimpulan dari data-data yang didapat. Untuk itu maka teknik pengumpulan data yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Penelitian lapangan ( field research )

Yaitu teknik penelitian yang dilakukan untuk memperoleh data primer yang dilakukan dengan cara:

a. Observasi

Yaitu teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan secara langsung sumber data yang dianalisis kemudian diuraikan dalam data tertulis.


(19)

b. Wawancara

Yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan melakukan tanya jawab langsung dengan pihak yang berkepentingan dengan masalah yang diteliti. Pihak yang berkepentingan di sini adalah bagian gudang dan manajer persediaan.

c. Kuesioner

Yaitu mengajukan daftar pertanyaan kepada pihak-pihak yang terlibat dalam masalah yang diteliti. Pihak-pihak di sini ditujukan kepada manajer persediaan barang beserta stafnya. Data yang diharapkan penulis dari kuesioner ini dapat menggambarkan dan memaparkan pelaksanaan pengendalian persediaan barang guna menunjang efektivitas pengelolaan persediaan.

2. Penelitian kepustakaan ( library research )

Penelitian kepustakaan diperoleh dari membaca, mempelajari dan memahami literatur, catatan-catatan kuliah, sumber buku cetak dan sumber lain yang bersifat teori dan berhubungan dengan masalah yang sedang diteliti sebagai pertimbangan dengan data yang diperoleh. Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh data sekunder yang akan digunakan sebagai landasan teori dan pedoman yang dapat dipertanggungjawabkan dalam pembahasan masalah.

1.6.2 Operasionalisasi Variabel

Menurut Sugiono (2003), variabel penelitian adalah:


(20)

“Suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, subjek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.”

Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua variabel sesuai dengan judul: ”Peranan Pengendalian Persediaan Guna Menunjang Efektivitas Pengelolaan Persediaan (Studi kasus pada PT. “X” Bandung)”, yaitu:

1. Variabel Independen

Yaitu suatu variabel yang tidak tergantung pada variabel lainnya; dengan kata lain adalah suatu variabel yang tidak dipengaruhi oleh variabel bebas, bahkan variabel independen ini merupakan faktor penyebab yang akan mempengaruhi variabel lainnya. Peranan pengendalian persediaan diidentifikasikan sebagai variabel independent atau variabel “X”.

2. Variabel Dependen

Yaitu suatu variabel yang tergantung atau dipengaruhi oleh variabel lainnya atau variabel bebas. Efektivitas pengelolaan persediaan diidentifikasikan sebagai variabel dependen atau variabel ”Y”.

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian

Dalam memperoleh data dan informasi yang diperlukan untuk penyusunan skripsi ini, penulis melakukan penelitian pada PT. ”X” di Jl. Sadang No. 99 Bandung.

Penelitian ini mulai dilaksanakan terhitung sejak dikeluarkannya surat pengantar dari Universitas Kristen Maranatha.


(21)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan terhadap PT “X”, penulis mengambil kesimpulan dan memberikan saran-saran sebagai berikut:

5.1 Kesimpulan

1. Dengan adanya stock opname, belum menjadi suatu jaminan bahwa perusahaan menjalankan aktivitasnya secara efektif dan efisien. Itu semua tergantung dari kondisi yang ada di dalam perusahaan itu sendiri, misalnya: apakah individu-individu yang terlibat dalam aktivitas stock opname telah bekerja dengan loyalitas yang maksimal atau tidak.

2. PT “X” telah membuat keputusan yang baik karena telah menerapkan langkah-langkah pengendalian persediaan perusahaan yang dapat menunjang efektivitas pengelolaan persediaan. Misalnya dengan menggunakan sistem informasi berbasis komputer yang terpadu berkaitan dengan aktivitas pengelolaan persediaan (khususnya pembelian dan penjualan), serta memudahkan koordinasi antara kantor pusat dan cabang. Selain itu pengendalian terhadap dokumen perusahaan dapat memberikan informasi yang handal, tepat, dan akurat mengenai data-data persediaan barang sehingga mengurangi tingkat kesalahan yang dilakukan oleh perusahaan.


(22)

5.2 Saran

Secara umum, penerapan aktivitas pengendalian dalam prosedur persediaan barang di PT “X” telah cukup memadai. Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang diperoleh sebelumnya, saran-saran bagi perusahaan yang dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam menyempurnakan pelaksanaan aktivitas pengendalian dalam menunjang efektivitas pengelolaan persediaan antara lain:

1. Perlunya pengecekan kembali atas barang yang keluar dari perusahaan sehingga barang yang keluar tersebut memang benar adanya sesuai dengan prosedur yang ada. Jika terjadi kecurangan yang dilakukan oleh pelanggan dapat segera diatasi dan tidak merugikan perusahaan.

2. Sebaiknya dilakukan back up data dan dokumen dalam periode yang teratur agar keamanan data dan dokumen dapat terjamin.

3. Pihak atasan yang berkepentingan atas kemajuan perusahaan, sebaiknya sesekali mau ambil bagian dalam kegiatan monitoring atau dapat dilakukan sidak (inspeksi mendadak) untuk membantu mengurangi kecurangan-kecurangan yang mungkin ada dalam perusahaan.

4. Bila barang telah diterima dari gudang pusat, barang disimpan di gudang cabang. Barang yang sudah disimpan di gudang harus terjaga keamanannya dengan cara membatasi akses terhadap gudang dan adanya pencatatan yang akurat mengenai saldo barang yang ada di gudang. Artinya tidak semua karyawan atau bagian/ divisi dapat mengaksesnya. Hanya karyawan yang memiliki otoritas yang berhubungan dengan pengolahan barang serta dokumen


(23)

tersebut saja yang dapat mengaksesnya. Hal ini dimaksudkan agar barang dan dokumen tersebut bebas dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab dan hendak mengubah isi dokumen demi kepentingan pribadi atau mencuri informasi-informasi yang penting bagi perusahaan. Adanya penambahan barang dapat dilihat dari catatan yang dimiliki Bagian Gudang dan Bagian Administrasi, sedangkan pengeluaran barang dapat dilihat dari catatan Bagian Gudang dan Bagian Administrasi penjualan. Selain itu, setiap karyawan PT “X” harus diperiksa terlebih dahulu oleh satpam sebelum meninggalkan gudang sebab jika terjadi kecurangan dapat segera ditindaklanjuti.


(24)

Daftar Pustaka

Komaruddin, Ensiklopedia Manajemen, Edisi 4, Jakarta, Bumi Aksara, 2000. Willson, James D and John B. Campbell , 1981, “Controllership The Work Of

Managerial Accountant”, Edisi ketiga, alih bahasa Tjintjin Fenix Tjendera, dalam Controllership: Tugas Akuntan Manajemen, Jakarta, Erlangga, 1997. Rangkuti Fredy, Manajemen Persediaan, Edisi Pertama, Bumi Aksara, Jakarta, 2002. Arens, A. Alvin and James K. Loebbecke, Auditing Suatu Pendekatan Terpadu, Edisi

keempat, Jilid II, Jakarta, Erlangga, 2006.

Anthony, Robert N, and Vijay Govindarajan, Management Control System, Edisi kedelapan, alih bahasa Drs. F. X. Kurniawan Tjakrawala, M.Si, ak. dalam Sistem Pengendalian Manajemen, Jakarta, Salemba empat, 2002.

Hiro Tugiman, Standar Profesional Audit Internal, Yogyakarta, Kanisius, 1997. Mulyadi, Sistem Akuntansi, Edisi ketiga, Jakarta, Salemba empat, 2002.

Supriyono, Sistem Pengendalian Manajemen, Edisi Pertama, Yogyakarta: BPFE, 2000.

Milton S, Usry, Hammer Lawrence L, William K. Carter, Cost Accounting, Edisi ketigabelas, Cincinnati, Ohio: South Western Publising Co, 2004.


(1)

b. Wawancara

Yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan melakukan tanya jawab langsung dengan pihak yang berkepentingan dengan masalah yang diteliti. Pihak yang berkepentingan di sini adalah bagian gudang dan manajer persediaan.

c. Kuesioner

Yaitu mengajukan daftar pertanyaan kepada pihak-pihak yang terlibat dalam masalah yang diteliti. Pihak-pihak di sini ditujukan kepada manajer persediaan barang beserta stafnya. Data yang diharapkan penulis dari kuesioner ini dapat menggambarkan dan memaparkan pelaksanaan pengendalian persediaan barang guna menunjang efektivitas pengelolaan persediaan.

2. Penelitian kepustakaan ( library research )

Penelitian kepustakaan diperoleh dari membaca, mempelajari dan memahami literatur, catatan-catatan kuliah, sumber buku cetak dan sumber lain yang bersifat teori dan berhubungan dengan masalah yang sedang diteliti sebagai pertimbangan dengan data yang diperoleh. Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh data sekunder yang akan digunakan sebagai landasan teori dan pedoman yang dapat dipertanggungjawabkan dalam pembahasan masalah.

1.6.2 Operasionalisasi Variabel


(2)

“Suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, subjek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.”

Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua variabel sesuai dengan judul: ”Peranan Pengendalian Persediaan Guna Menunjang Efektivitas Pengelolaan Persediaan (Studi kasus pada PT. “X” Bandung)”, yaitu:

1. Variabel Independen

Yaitu suatu variabel yang tidak tergantung pada variabel lainnya; dengan kata lain adalah suatu variabel yang tidak dipengaruhi oleh variabel bebas, bahkan variabel independen ini merupakan faktor penyebab yang akan mempengaruhi variabel lainnya. Peranan pengendalian persediaan diidentifikasikan sebagai variabel independent atau variabel “X”.

2. Variabel Dependen

Yaitu suatu variabel yang tergantung atau dipengaruhi oleh variabel lainnya atau variabel bebas. Efektivitas pengelolaan persediaan diidentifikasikan sebagai variabel dependen atau variabel ”Y”.

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian

Dalam memperoleh data dan informasi yang diperlukan untuk penyusunan skripsi ini, penulis melakukan penelitian pada PT. ”X” di Jl. Sadang No. 99 Bandung.

Penelitian ini mulai dilaksanakan terhitung sejak dikeluarkannya surat pengantar dari Universitas Kristen Maranatha.


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan terhadap PT “X”, penulis mengambil kesimpulan dan memberikan saran-saran sebagai berikut:

5.1 Kesimpulan

1. Dengan adanya stock opname, belum menjadi suatu jaminan bahwa perusahaan menjalankan aktivitasnya secara efektif dan efisien. Itu semua tergantung dari kondisi yang ada di dalam perusahaan itu sendiri, misalnya: apakah individu-individu yang terlibat dalam aktivitas stock opname telah bekerja dengan loyalitas yang maksimal atau tidak.

2. PT “X” telah membuat keputusan yang baik karena telah menerapkan langkah-langkah pengendalian persediaan perusahaan yang dapat menunjang efektivitas pengelolaan persediaan. Misalnya dengan menggunakan sistem informasi berbasis komputer yang terpadu berkaitan dengan aktivitas pengelolaan persediaan (khususnya pembelian dan penjualan), serta memudahkan koordinasi antara kantor pusat dan cabang. Selain itu pengendalian terhadap dokumen perusahaan dapat memberikan informasi yang handal, tepat, dan akurat mengenai data-data persediaan barang sehingga mengurangi tingkat kesalahan yang dilakukan oleh perusahaan.


(4)

5.2 Saran

Secara umum, penerapan aktivitas pengendalian dalam prosedur persediaan barang di PT “X” telah cukup memadai. Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang diperoleh sebelumnya, saran-saran bagi perusahaan yang dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam menyempurnakan pelaksanaan aktivitas pengendalian dalam menunjang efektivitas pengelolaan persediaan antara lain:

1. Perlunya pengecekan kembali atas barang yang keluar dari perusahaan sehingga barang yang keluar tersebut memang benar adanya sesuai dengan prosedur yang ada. Jika terjadi kecurangan yang dilakukan oleh pelanggan dapat segera diatasi dan tidak merugikan perusahaan.

2. Sebaiknya dilakukan back up data dan dokumen dalam periode yang teratur agar keamanan data dan dokumen dapat terjamin.

3. Pihak atasan yang berkepentingan atas kemajuan perusahaan, sebaiknya sesekali mau ambil bagian dalam kegiatan monitoring atau dapat dilakukan sidak (inspeksi mendadak) untuk membantu mengurangi kecurangan-kecurangan yang mungkin ada dalam perusahaan.

4. Bila barang telah diterima dari gudang pusat, barang disimpan di gudang cabang. Barang yang sudah disimpan di gudang harus terjaga keamanannya dengan cara membatasi akses terhadap gudang dan adanya pencatatan yang akurat mengenai saldo barang yang ada di gudang. Artinya tidak semua karyawan atau bagian/ divisi dapat mengaksesnya. Hanya karyawan yang


(5)

tersebut saja yang dapat mengaksesnya. Hal ini dimaksudkan agar barang dan dokumen tersebut bebas dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab dan hendak mengubah isi dokumen demi kepentingan pribadi atau mencuri informasi-informasi yang penting bagi perusahaan. Adanya penambahan barang dapat dilihat dari catatan yang dimiliki Bagian Gudang dan Bagian Administrasi, sedangkan pengeluaran barang dapat dilihat dari catatan Bagian Gudang dan Bagian Administrasi penjualan. Selain itu, setiap karyawan PT “X” harus diperiksa terlebih dahulu oleh satpam sebelum meninggalkan gudang sebab jika terjadi kecurangan dapat segera ditindaklanjuti.


(6)

Daftar Pustaka

Komaruddin, Ensiklopedia Manajemen, Edisi 4, Jakarta, Bumi Aksara, 2000. Willson, James D and John B. Campbell , 1981, “Controllership The Work Of

Managerial Accountant”, Edisi ketiga, alih bahasa Tjintjin Fenix Tjendera, dalam Controllership: Tugas Akuntan Manajemen, Jakarta, Erlangga, 1997. Rangkuti Fredy, Manajemen Persediaan, Edisi Pertama, Bumi Aksara, Jakarta, 2002. Arens, A. Alvin and James K. Loebbecke, Auditing Suatu Pendekatan Terpadu, Edisi

keempat, Jilid II, Jakarta, Erlangga, 2006.

Anthony, Robert N, and Vijay Govindarajan, Management Control System, Edisi kedelapan, alih bahasa Drs. F. X. Kurniawan Tjakrawala, M.Si, ak. dalam Sistem Pengendalian Manajemen, Jakarta, Salemba empat, 2002.

Hiro Tugiman, Standar Profesional Audit Internal, Yogyakarta, Kanisius, 1997. Mulyadi, Sistem Akuntansi, Edisi ketiga, Jakarta, Salemba empat, 2002.

Supriyono, Sistem Pengendalian Manajemen, Edisi Pertama, Yogyakarta: BPFE, 2000.

Milton S, Usry, Hammer Lawrence L, William K. Carter, Cost Accounting, Edisi ketigabelas, Cincinnati, Ohio: South Western Publising Co, 2004.