Bedah Sesar (Studi Pustaka).

(1)

ABSTRAK

Latar belakang dari penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah adanya kecenderungan peningkatan insidensi bedah sesar, yang secara umum belum berdasarkan indikasi medis yang tepat . Dilain pihak, keadaan yang memang memerlukan bedah sesar justru dihindari karena ketakutan yang timbul pada sebagian masyarakat sebagai akibat kurangnya pengetahuan mengenai bedah sesar. Selain itu, anggapan-anggapan yang berkembang di masyarakat mengenai bedah sesar ini, menjadi hambatan dalam usaha menghindarkan tindakan bedah sesar yang irasional.

Tujuan dari Karya Tulis Ilmiah ini yaitu mempelajari apa yang disebut bedah sesar, menguraikan berbagai indikasi yang tepat untuk pelaksanaan bedah sesar yang rasional, serta menghmdarkan tindakan bedah sesar tanpa indikasi yang tepat.

Dapat disimpulkan bahwa saat ini, ada kecenderungan dilakukannya bedah sesar bukan atas dasar indikasi medis yang tepat. Maka, pengetahuan masyarakat mengenai bedah sesar perlu ditingkatkan. Selain itu, perlu dilakukan evaluasi serta pengawasan atas bedah sesar apakah sudah memenuhi indikasi medis yang tepat atau tidak, dan menjelaskan kepada pasien mengenai adanya kemungkinan untuk menjalani persalinan pervaginam setelah bedah sesar apabila tidak disebabkan oleh penyebab yang tetap.


(2)

ABSTRACT

The background of this scientific writing is the increasing

of

Cesarean section incident tendency, which in general is not based on proper medical indication. On the other side, Cesarean section is avoided in several occasions which in fact needed this procedure, became of the fear among the peoples which caused by the lack of knowledge regarding Cesarean section. Besides that, the assumptions that aroused in the society about Cesarean section makes it difficu It to prevent

irrational act of this section.

exp fain several proper indications to conduct this section and to prevent

unnecessary Cesarean section, which is based on improper indications. It can be concluded that currently there is a tendency to operate Cesarean section which not based on a proper medical indication. Thus, there must be the increasement in society 's knowledge about Cesarean section. Besides that, there has to be an evaluation and control of Cesarean section, whether it has qualified proper medical indications or not, and explain to the patient about possibilities to

undergo vaginal birth after Cesarean section if that is not caused by certain cause.


(3)

DAFTAR ISI

ABSTRAK

ABSTRACT

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI

DAFTAR GAMBAR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang 1.2 Identifikasi Masalah 1.3 Maksud dan Tujuan 1.4 Metodologi Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Bedah Sesar

2.1. lDefinisi Bedah Sesar 2.1.2Sejarah Bedah Sesar 2.1.3Epidemiologi

2.1.4Tipe-Tipe Bedah Sesar

2.1.4.1 Bedah Sesar Tipe Klasik

2.1.4.2 Bedah Sesar pada Segmen Bawah Rahim/ Bedah Sesar Servikal

2.1.4.3 Bedah Sesar Ekstraperitoneal 2.1.5 Indikasi Bedah Sesar

2.1 .5.1 Disproporsi Sefalopelvik 2.1.5.2 Kelainan Kontraksi Rahim

2.1.5.3 Plasenta Previa

Halaman iv V vi ... Vlll xi 9 10 11 11 12 12 ... Vlll


(4)

2.1.5.4 Solusio Plasenta

2.1.5.5 Preeklampsi dan Eklampsi 2.1.5.6 Karsinoma Serviks

2.1.5.7 Distosia Servikalis

2.1.5.8 Sayatan padaRahim Sebelumnya 2.1.5.9 Gawat Janin

2.1.5.10 Tali Pusat Menumbung

2.1.5.1 1 Malposisi dan Malpresentasi Janin 2.1.5.12 X-Faktor

2.1 .5.13 Indikasi Lain 2.1.6 Kontraindikasi Bedah Sesar 2.1.7 Komplikasi Bedah Sesar

2.1.7.1 Kematian Ibu

2.1.7.2 Luka pada Saluran Kemih 2.1.7.3 Luka pada Saluran Pencernaan 2.1.7.4 Luka Infeksi

2.1.7.5 Endomiometritis

2.2 Pemeriksaan-Pemeriksaan yang diperlukan sebagai Dasar Melakukan Tindakan Bedah Sesar

2.2.1 Penggunaan Perangkat Elektronik Fetal Monitoring 2.2.2 Pengukuran Kadar PH dari Kulit Kepala Janin 2.2.3 Tes pada Serviks

2.2.4 Abdominal Ultrasound 2.2.5 Vaginal Ultrasound 2.2.6 Tes-tes terhadap Darah 2.3 Prosedur Bedah Sesar

2.3.1 Sayatan pada Dinding Perut 2.3.1.1 Sayatan Melintang 2.3.1.2 Sayatan Membujur

13 14 14 14 15 15 16 16 16 17 17 17 18 18 19 19 19 20 20 20 21 21 21 21 21 22 23 25


(5)

2.3.2 Sayatan pada Dinding Rahim 2.4 Persalinan

2.5 Perawatan Setelah Brdah Sesar

2.6 Metode untuk Menurunkan Insidensi Bedah Sesar 2.7 Persalinan Pervaginam Setelah Bedah Sesar

2.7.1 Resiko Persalinan Pervaginam setelah Bedah Sesar 2.7.2 Keuntungan Persalinan Pervaginam setelah Bedah Sesar

BAB

III KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan 3.2 Saran DAFTAR PUSTAKA RIWAYAT HIDUP

26 28 29 30 32 33 33

37 37 37 38 40


(6)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Sayatan pada dinding perut Gambar 2.2 Sayatan pada dinding rahim

HaIaman 26


(7)

BAB I

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Saat ini bedah sesar, yaitu tindakan operasi untuk melahirkan bayi melalui perut, menjadi hal yang populer dan diminati di kalangan masyarakat tertentu. Sementara itu sebagian masyarakat takut mendengar perkataan operasi dan memilih bayinya meninggal daripada harus dioperasi. Padahal apabila memang diperlukan bedah sesar dapat menyelamatkan ibu dan janinnya, dan sebaliknya bila tidak dilakukan bedah sesar, ibu mungkin dapat kehilangan nyawanya.

Pada awalnya, tindakan bedah sesar dikembangkan sebagai salah satu metoda moderen di bidang kedokteran untuk membantu menurunkan angka kematian ibu melahirkan dan janinnya. Tindakan bedah sesar yang dilakukan harus berdasarkan indikasi yang tepat antara lain gawat janin akut, solusio plasenta, plasenta previa, kelainan presentasi janin, disproporsi sefalopelvik, preeklampsi/eklampsi, atau karena riwayat persalinan buruk. Keputusan mengenai diambilnya tindakan tersebut adalah apabila persalinan secara normal tidak dapat melalui jalan lahir. Namun, seiring dengan berkembangnya kecanggihan ilmu kedokteran kebidanan, pandangan tersebut kemudian bergeser. Bedah sesar seringkali dilakukan tanpa indikasi yang sesuai. Bahkan, bagi sekelompok orang, persalinan melalui bedah sesar dianggap sebagai alternatif persalinan yang mudah dan nyaman.

Secara umum, frekuensi bedah sesar terus menanjak. Bahkan ada rumah sakit yang mencapai tingkat bedah sesar sampai 60-80% (Mardiyah, Chamim, Dewi Rina Cahyani, Dwi Wiyana, 2001).Kelahiran melalui bedah sesar di Amerika Serikat pun mengalami peningkatan secara drastis, dari 4,5% di tahun 1965 menjadi 30% pada tahun 1997 (Pitkin and Scott, 1997). Standar insidensi bedah sesar menurut WHO yaitu 15% bagi rumah sakit-rumah sakit biasa dan 30% bagi rumah sakit rujukan. Masyarakat pada umumnya tidak mengetahui bahwa resiko bedah sesar lebih tinggi dari persalinan normal, seperti terjadinya infeksi,


(8)

perdarahan, resiko dari tindakan anestesi, bahkan resiko kematian ibu sekitar dua kali lebih tinggi dari persalinan normal (Krisnadi, 200 1).

Tujuan obstetrik ialah membawa ibu dan anak dengan selamat melalui masa kehamilan, persalinan dan nifas, dengan cedera yang minimal (Sastrawinata, 1983). Tindakan obstetrik harus selalu didasari etika yang baik, pemikiran yang jernih serta keterampilan yang baik. Kebahagiaan ibu dan anaknya, bahkan nyawanya sangat tergantung dari tindakan obstetrik ini. Harus diingat bahwa tindakan aktif, seperti melakukan bedah sesar, hanya dilakukan bila ada hal-hal yang tidak sejalan dengan proses persalinan alami (Winkjosastro, Saifuddin, Rachimhadhi, 2000).

MeIihat uraian latar belakang kondisional maupun situasional diatas, dimana sekelompok orang beranggapan bahwa bedah sesar menjadi pilihan cara melahirkan yang lebih menguntungkan daripada persalinan alami, maka pengetahuan tentang bedah sesar

ini

perlu ditingkatkan oleh masyarakat sehingga dampak maupun resiko yang ditimbulkan dapat diminimalkannya,yang pada akhirnya dapat menurunkan angka kematian maupun angka kesakitan ibu dan anak.

1.2 Identifikasi Masalah

Saat ini, tindakan bedah sesar tanpa indikasi medis di Indonesia belum dilegalkan. Resiko tindakan tersebut lebih tinggi dibandingkan persalinan alami. Selain itu, mitos yang berkembang dalam masyarakat perlu dijelaskan kebenarannya. Penjabaran hal-hal spesifik yang dipertanyakan terkait dengan masalah yang dihadapi, dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Apakah benar tindakan bedah sesar saat ini sudah berdasarkan indikasi yang tepat?

2. Bagaimana prognosis bagi ibu yang pernah mengalami bedah sesar, pada kehamilan berikutnya?


(9)

3 . Apakah benar anggapan yang mengatakan bahwa sekali melahirkan dengan bedah sesar selalu hrum bedah sesar?

1.3 Maksud dan Tujuan

Maksud : Mempelajari apa yang disebut bedah sesar, indikasi-indikasi dan resiko-resiko yang dapat terjadi pada bedah sesar, dan kehamilan setelah bedah sesar.

Tujuan : Menguraikan berbagai indikasi yang sesuai untuk pelaksanaan bedah sesar yang rasional, serta menghindarkan tindakan bedah sesar tanpa indikasi yang tepat.

1.4 Metodologi Penelitian Studi Pustaka.


(10)

BAB III

KESIMPULAN DAN

SARAN

3.1 KESIMPULAN

Tindakan bedah sesar saat ini, menunjukkan kecenderungan dilakukan bukan atas dasar indikasi medis yang tepat. Resiko-resiko maupun komplikasinya seringkali tidak dijadikan bahan pertimbangan yang seksama. Bahwa bagi ibu yang telah mengalami bedah sesar, kemungkinan untuk menjalani bedah sesar pada kehamilan berikutnya akan meningkat karena terdapat luka parut pada rahim.Tetapi, pertimbangan persalinan pervaginam setelah bedah sesar dapat menjadi pilihan yang lebih tepat apabila tidak disertai penyebab yang tetap.

3.2 SARAN

Pengetahuan masyarakat mengenai bedah sesar perlu ditingkatkan, misalnya dengan memberi penjelasan akan bahaya bedah sesar untuk menghindarkan tindakan bedah sesar tanpa indikasi yang tepat dan meminimalkan komplikasi- komplikasi atau resiko-resiko yang timbul sebagai akibatnya. Selain itu, perlu dilakukan evaluasi serta pengawasan terhadap bedah sesar apakah sudah memenuhi indikasi medis yang tepat atau tidak


(11)

DAFTAR PUSTAKA

Achadiat, C.M. Bedah “Caesar” dan Mitos Menyesatkan. http //www kompas com Chamim M., Cahyani D.R., Wiyana D. 2001. Ramai-ramai Bedah Sesar Salah

Siapa?. Majalah berita mingguan Tempo. edisi 4 Februari, hal. 9 1. Cunningham, F.G., MacDonald, P.C., Gant, N.F. 1995. William Obstetrics.

edition. Connecticut: Appleton and Lange USA.

Cunningham, F.G., MacDonald, P.C., Gant, N.F. 1997. William Obstetrics. 20* edition. Connecticut: Appleton and Lange USA.

De Lee, J.B. 1965. Operative Obstetrics. Dalam J.P.Greenhill: Obstetrics . 13* edition. Philadelphia and London. W.B. Saunders Company.

Flamm, B.L. 2000. Vaginal Birth After Cesarean Section. Dalam J.J.Sciarra : Gynecology and Obstetrics. V0l.2. Philadelphia. J.B. Lippincott Company Francome, C., Savage, W., Churchill, C., Lewison, H. The History of Caesarean

Section and Caesareans in The Twentieth Century. http://www.nlm.nih. gov/

Exhibition/cesarean/cesarean.

html.

Hale, R. W. 1994. Operative Delivery. Dalam A.H.DeCherney, M.L.Pernoll: Current Obstetric and Gynecologic Diagnosis and Treatment. edition. Connecticut. Appleton and Lange USA.

Krisnadi, S.R. 2001. Bedah Sesar Harus dengan Alasan Kuat. Harian umum Pikiran Rakyat. edisi 7 Juli, hal. 10.

Pitkin, R.M., Scott, J.R. 1994. Clinical Obstetrics and Gynecology. Vol. 37 Chichago. London: Lippincott-Raven Publishers.

Portnoy, H.D. Procedure: Cesarean Section. http://www.yoursurcerv.

com.

Rinehart, B.K., Terrone, D.A., Magann, E.F. 2000. Cesarean Birth: Surgical

Techniques. Dalam J. J. Sciarra: Gynecology and Obstetrics. Vol 2. Philadelphia. J.B. Lippincott Company.

Sastrawinata, S . 1983. Obstetri Fisiologi. Bandung: Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran.

Weiss, R.E. How to Avoid an Unnecessary Cesarean. http://www.ican-online org.


(12)

Weiss, R.E. Vaginal Birth After Cesarean Section is a good idea? ht tp : //www. about . com, Pregnancy/B irt h.

Wiknjosastro, H., Saifuddin, A.B., Rachimhadhi, T. 2000. lImu Bedah Kebidanan. edisi I. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.


(1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Saat ini bedah sesar, yaitu tindakan operasi untuk melahirkan bayi melalui perut, menjadi hal yang populer dan diminati di kalangan masyarakat tertentu. Sementara itu sebagian masyarakat takut mendengar perkataan operasi dan memilih bayinya meninggal daripada harus dioperasi. Padahal apabila memang diperlukan bedah sesar dapat menyelamatkan ibu dan janinnya, dan sebaliknya bila tidak dilakukan bedah sesar, ibu mungkin dapat kehilangan nyawanya.

Pada awalnya, tindakan bedah sesar dikembangkan sebagai salah satu metoda moderen di bidang kedokteran untuk membantu menurunkan angka kematian ibu melahirkan dan janinnya. Tindakan bedah sesar yang dilakukan harus berdasarkan indikasi yang tepat antara lain gawat janin akut, solusio plasenta, plasenta previa, kelainan presentasi janin, disproporsi sefalopelvik, preeklampsi/eklampsi, atau karena riwayat persalinan buruk. Keputusan mengenai diambilnya tindakan tersebut adalah apabila persalinan secara normal tidak dapat melalui jalan lahir. Namun, seiring dengan berkembangnya kecanggihan ilmu kedokteran kebidanan, pandangan tersebut kemudian bergeser. Bedah sesar seringkali dilakukan tanpa indikasi yang sesuai. Bahkan, bagi sekelompok orang, persalinan melalui bedah sesar dianggap sebagai alternatif persalinan yang mudah dan nyaman.

Secara umum, frekuensi bedah sesar terus menanjak. Bahkan ada rumah sakit yang mencapai tingkat bedah sesar sampai 60-80% (Mardiyah, Chamim, Dewi Rina Cahyani, Dwi Wiyana, 2001).Kelahiran melalui bedah sesar di Amerika Serikat pun mengalami peningkatan secara drastis, dari 4,5% di tahun 1965 menjadi 30% pada tahun 1997 (Pitkin and Scott, 1997). Standar insidensi bedah sesar menurut WHO yaitu 15% bagi rumah sakit-rumah sakit biasa dan 30% bagi rumah sakit rujukan. Masyarakat pada umumnya tidak mengetahui bahwa resiko bedah sesar lebih tinggi dari persalinan normal, seperti terjadinya infeksi,


(2)

perdarahan, resiko dari tindakan anestesi, bahkan resiko kematian ibu sekitar dua kali lebih tinggi dari persalinan normal (Krisnadi, 200 1).

Tujuan obstetrik ialah membawa ibu dan anak dengan selamat melalui masa kehamilan, persalinan dan nifas, dengan cedera yang minimal (Sastrawinata, 1983). Tindakan obstetrik harus selalu didasari etika yang baik, pemikiran yang jernih serta keterampilan yang baik. Kebahagiaan ibu dan anaknya, bahkan nyawanya sangat tergantung dari tindakan obstetrik ini. Harus diingat bahwa tindakan aktif, seperti melakukan bedah sesar, hanya dilakukan bila ada hal-hal yang tidak sejalan dengan proses persalinan alami (Winkjosastro, Saifuddin, Rachimhadhi, 2000).

MeIihat uraian latar belakang kondisional maupun situasional diatas, dimana sekelompok orang beranggapan bahwa bedah sesar menjadi pilihan cara melahirkan yang lebih menguntungkan daripada persalinan alami, maka pengetahuan tentang bedah sesar

ini

perlu ditingkatkan oleh masyarakat sehingga dampak maupun resiko yang ditimbulkan dapat diminimalkannya,yang pada akhirnya dapat menurunkan angka kematian maupun angka kesakitan ibu dan anak.

1.2 Identifikasi Masalah

Saat ini, tindakan bedah sesar tanpa indikasi medis di Indonesia belum dilegalkan. Resiko tindakan tersebut lebih tinggi dibandingkan persalinan alami. Selain itu, mitos yang berkembang dalam masyarakat perlu dijelaskan kebenarannya. Penjabaran hal-hal spesifik yang dipertanyakan terkait dengan masalah yang dihadapi, dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Apakah benar tindakan bedah sesar saat ini sudah berdasarkan indikasi yang tepat?


(3)

3 . Apakah benar anggapan yang mengatakan bahwa sekali melahirkan dengan bedah sesar selalu hrum bedah sesar?

1.3 Maksud dan Tujuan

Maksud : Mempelajari apa yang disebut bedah sesar, indikasi-indikasi dan resiko-resiko yang dapat terjadi pada bedah sesar, dan kehamilan setelah bedah sesar.

Tujuan : Menguraikan berbagai indikasi yang sesuai untuk pelaksanaan bedah sesar yang rasional, serta menghindarkan tindakan bedah sesar tanpa indikasi yang tepat.

1.4 Metodologi Penelitian Studi Pustaka.


(4)

BAB III

KESIMPULAN DAN

SARAN

3.1 KESIMPULAN

Tindakan bedah sesar saat ini, menunjukkan kecenderungan dilakukan bukan atas dasar indikasi medis yang tepat. Resiko-resiko maupun komplikasinya seringkali tidak dijadikan bahan pertimbangan yang seksama. Bahwa bagi ibu yang telah mengalami bedah sesar, kemungkinan untuk menjalani bedah sesar pada kehamilan berikutnya akan meningkat karena terdapat luka parut pada rahim.Tetapi, pertimbangan persalinan pervaginam setelah bedah sesar dapat menjadi pilihan yang lebih tepat apabila tidak disertai penyebab yang tetap.

3.2 SARAN

Pengetahuan masyarakat mengenai bedah sesar perlu ditingkatkan, misalnya dengan memberi penjelasan akan bahaya bedah sesar untuk menghindarkan tindakan bedah sesar tanpa indikasi yang tepat dan meminimalkan komplikasi- komplikasi atau resiko-resiko yang timbul sebagai akibatnya. Selain itu, perlu dilakukan evaluasi serta pengawasan terhadap bedah sesar apakah sudah memenuhi indikasi medis yang tepat atau tidak


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Achadiat, C.M. Bedah “Caesar” dan Mitos Menyesatkan. http //www kompas com Chamim M., Cahyani D.R., Wiyana D. 2001. Ramai-ramai Bedah Sesar Salah

Siapa?. Majalah berita mingguan Tempo. edisi 4 Februari, hal. 9 1. Cunningham, F.G., MacDonald, P.C., Gant, N.F. 1995. William Obstetrics.

edition. Connecticut: Appleton and Lange USA.

Cunningham, F.G., MacDonald, P.C., Gant, N.F. 1997. William Obstetrics. 20* edition. Connecticut: Appleton and Lange USA.

De Lee, J.B. 1965. Operative Obstetrics. Dalam J.P.Greenhill: Obstetrics . 13* edition. Philadelphia and London. W.B. Saunders Company.

Flamm, B.L. 2000. Vaginal Birth After Cesarean Section. Dalam J.J.Sciarra :

Gynecology and Obstetrics. V0l.2. Philadelphia. J.B. Lippincott Company

Francome, C., Savage, W., Churchill, C., Lewison, H. The History of Caesarean Section and Caesareans in The Twentieth Century. http://www.nlm.nih. gov/

Exhibition/cesarean/cesarean.

html.

Hale, R. W. 1994. Operative Delivery. Dalam A.H.DeCherney, M.L.Pernoll: Current Obstetric and Gynecologic Diagnosis and Treatment. edition. Connecticut. Appleton and Lange USA.

Krisnadi, S.R. 2001. Bedah Sesar Harus dengan Alasan Kuat. Harian umum Pikiran Rakyat. edisi 7 Juli, hal. 10.

Pitkin, R.M., Scott, J.R. 1994. Clinical Obstetrics and Gynecology. Vol. 37 Chichago. London: Lippincott-Raven Publishers.

Portnoy, H.D. Procedure: Cesarean Section. http://www.yoursurcerv.

com.

Rinehart, B.K., Terrone, D.A., Magann, E.F. 2000. Cesarean Birth: Surgical

Techniques. Dalam J. J. Sciarra: Gynecology and Obstetrics. Vol 2. Philadelphia. J.B. Lippincott Company.

Sastrawinata, S . 1983. Obstetri Fisiologi. Bandung: Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran.


(6)

Weiss, R.E. Vaginal Birth After Cesarean Section is a good idea? ht tp : //www. about . com, Pregnancy/B irt h.

Wiknjosastro, H., Saifuddin, A.B., Rachimhadhi, T. 2000. lImu Bedah Kebidanan. edisi I. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.


Dokumen yang terkait

artikel geofisika sesar naik belakang busur bali daryono 2010

0 11 4

BEDAH SESAR: ANTARA KEPERLUAN DAN PERMINTAAN

0 6 2

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PROFILAKSIS PADA PASIEN BEDAH SESAR (SECTIO CAESAREA) DI Efektivitas Penggunaan Antibiotik Profilaksis Pada Pasien Bedah Sesar (Sectio Caesarea) Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi Tahun 2013.

0 2 12

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PROFILAKSIS PADA PASIEN BEDAH SESAR (SECTIO CAESAREA) Efektivitas Penggunaan Antibiotik Profilaksis Pada Pasien Bedah Sesar (Sectio Caesarea) Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi Tahun 2013.

0 1 17

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PROFILAKSIS PADA PASIEN BEDAH SESAR (Sectio caesarea) DI INSTALASI EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PROFILAKSIS PADA PASIEN BEDAH SESAR (Sectio caesarea) DI INSTALASI BEDAH RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA TAHUN 2010.

0 0 14

DAFTAR PUSTAKA EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PROFILAKSIS PADA PASIEN BEDAH SESAR (Sectio caesarea) DI INSTALASI BEDAH RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA TAHUN 2010.

0 0 4

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PROFILAKSIS PADA PASIEN BEDAH SESAR (sectio caesarea) DI INSTALASI BEDAH RSUD Dr. EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PROFILAKSIS PADA PASIEN BEDAH SESAR (sectio caesarea) DI INSTALASI BEDAH RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA TAHUN 201

2 2 15

Cost Of Medical Error Pada Pelayanan Bedah Sesar.

0 0 11

EFEKTIFITAS KONSELING LAKTASI TERHADAP EFIKASI DIRI DAN KEMAMPUAN MENYUSUI IBU PASCA BEDAH SESAR

0 1 9

EFEK PIJAT PUNGGUNG TERHADAP PRODUKSI ASI PADA IBU PASCA BEDAH SESAR DI RSUD KEBUMEN NASKAH PUBLIKASI - EFEK PIJAT PUNGGUNG TERHADAP PRODUKSI ASI PADA IBU PASCA BEDAH SESAR DI RSUD KEBUMEN - DIGILIB UNISAYOGYA

0 2 14