HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN NARSISME PADA REMAJA PENGGUNA FACEBOOK Hubungan Antara Kontrol Diri Dengan Narsisme Pada Remaja Pengguna Facebook.
HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN NARSISME PADA
REMAJA PENGGUNA FACEBOOK
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
sebagai persyaratan memperoleh Derajat Sarjana S-1 Psikologi
Diajukan oleh:
NANIK HANDAYANI
F 100 100 064
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN NARSISME PADA
REMAJA PENGGUNA FACEBOOK
NASKAH PUBLIKASI
Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Dalam mencapai derajat Sarjana (S-1) Psikologi
Diajukan oleh:
NANIK HANDAYANI
F 100 100 064
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
ii
HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN NARSISME PADA
REMAJA PENGGUNA FACEBOOK
Nanik Handayani
Wiwien Dinar Pratisti
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Nanikhandayani.nh98@yahoo.com
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kontrol diri
dengan narsisme pada remaja pengguna facebook. Hipotesis yang diajukan yaitu ada
hubungan negatif antara kontrol diri dengan narsisme pada remaja pengguna
facebook. Subjek dalam penelitian ini adalah remaja yang berusia 15-18 tahun dan
memiliki akun facebook yang aktif yang berjumlah 100 orang. Metode pengumpulan
data menggunakan skala kontrol diri dan narsisme. Teknik analisis data yang
digunakan adalah korelasi Product Moment. Berdasarkan hasil analisis Product
Moment diperoleh nilai koefisien korelasi (rxy) sebesar -0,706; p = 0,000 (p < 0,01)
artinya ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara kontrol diri dengan
narsisme pada remaja pengguna facebook. Sumbangan efektif antara variabel kontrol
diri terhadap narsisme pada remaja pengguna facebook sebesar 49,8%. Kesimpulan
yang diperoleh dari penelitian ini adalah ada hubungan negatif yang sangat signifikan
antara kontrol diri dengan narsisme pada remaja pengguna facebook dan peran
kontrol diri cukup besar terhadap kecenderungan narsisme pada remaja pengguna
facebook.
Keyword: Narsisme, Kontrol diri, Facebook.
v
Dari survei awal yang telah
PENDAHULUAN
Saat
ini
dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
perkembangan
individu memiliki akun jejaring sosial
teknologi informasi berjalan sangat
terutama facebook. Namun intensitas
pesat. Perkembangan teknologi yang
penggunaan
digunakan oleh remaja tidak hanya
berusia 20-26 tahun, dimana individu
mempengaruhi proses pembentukan
yang berusia antara 14-19 tahun selalu
identitas remaja.
online
Proses pembentukan identitas
yang berusia 20-26 tahun memilih
dengan teman sebaya membutuhkan
untuk
berbagai sarana, salah satunya melalui
manfaat
berbagai
jurnalnya
Social
Ellison
Network
mengatakan
jejaring
sosial
situs
mengijinkan
orang
saja
yang
didapat
yang berusia 20-26 tahun menjawab
Sites
bahwa
apa
yang berusia antara 14-19 tahun dan
dalam
dengan adanya jejaring sosial individu
Definition, History and Scholarship
(2007)
yang
menggunakan jejaring sosial, individu
pemikiran dan perasaan yang mereka
dan
status
Hal yang sama juga dapat dilihat pada
telah menjadi tempat bagi remaja
Boyd
menggunggah
berkaitan dengan suasana hati (mood).
jejaring sosial facebook. Facebook
alami.
sosial.
yang berusia antara 14-19 tahun dan
berhubungan
mengungkapkan
jejaring
atau diperbaharui, dimana individu
keluarga dan teman sebaya. Keinginan
dalam
dengan
Kemudian hal apa saja yang diunggah
diri remaja berlangsung dalam lingkup
untuk
pada
tahun berbeda dengan individu yang
dan sumber belajar, namun telah
remaja
sosial
individu yang berusia antara 14-19
sebatas untuk menambah pengetahuan
kuat
jejaring
dapat bertukar ataupun menambah
informasi dengan orang lain agar
selalu up to date
untuk membangun profil drinya untuk
Perilaku
umum serta membuat daftar orang-
aktif
remaja
menggunakan layanan online dapat
orang yang menjadi temannya dan
dipengaruhi
melihat profil orang lain.
pemuasan
1
oleh
kegunaan
kebutuhan
dan
pengguna,
diantaranya narsisme. Jejaring sosial
kepada orang lain. Narsisme di jejaring
telah memunculkan fenomena baru
sosial sudah berlaku umum hampir
selfie,
seperti
juga
kalangan masyarakat.
kebiasaan
Narsisme adalah
memperbaharui status dalam aktivitas
cinta diri
sehari-hari. Survei dari Pew Internet &
dimana memperhatikan diri sendiri
American Life Project menyatakan
secara
bahwa
mengharapkan
54%
pengguna
internet
berlebihan,
diri
yang
sendiri
sangat
mempunyai kebiasaan mengunggah
superior
hasil jepretan foto dirinya ke dalam
menganggap diri sendiri sebagai yang
facebook,
dan
paling pandai, paling hebat, paling
berbagai jenis jejaring sosial lainnya
berkuasa, paling bagus dan paling
(Agosto & Abbas, 2009). Campbell
segalanya (Chapplin, 2009). Individu
(1999) mengatakan bahwa pengguna
narsisme
facebook lebih narsis daripada orang
sosial untuk mencapai popularitas,
yang memiliki website lain tempat
selalu asyik dan hanya tertarik dengan
mereka
hal-hal yang menyangkut kesenangan
twitter,
sering
dirinya,
instagram
mengunggah
memperbaharui
doto
status,
diri
dan
paham
amat
memanfaatkan
sendiri
penting,
hubungan
(Mehdizadeh,
2010).
memperbaharui halaman profilnya dan
Dalam Apsari (2012) faktor-faktor
mengecek jumlah teman atau jumlah
yang
kontak facebook.
diantaranya faktor biologis, faktor
Mehdizadeh
menjelaskan
ada
facebook
beberapa
menjadi
mempengaruhi
narsisme
(2010)
psikologis
alasan
Berdasarkan DSM-V (APA, 2012)
wadah
individu
dan
faktor
dikatakan
sosiologis.
narsisme
jika
berkembangnya narsisme, diantaranya
memiliki 5 dari 9 karakteristik berikut
facebook menawarkan hubungan sosial
ini:
yang
dari
yang dimilik, percaya bahwa dirinya
komunikasi emosional serta pengguna
spesial dan unik, dipenuhi fantasi
facebook bisa mengontrol apa saja
tentang
kesuksesan,
kekuasaan,
informasi
kecantikan/ketampanan,
memiliki
dangkal
dan
yang akan
terlepas
disampaikan
2
melebih-lebihkan
kemampuan
kebutuhan
yang
dikagumi,
merasa
diperlakukan
eksesif
untuk
layak
untuk
istimewa,
Menurut
kontrol
diri
Averill
(1973),
merupakan
variabel
kurang
psikologis sederhana yang didalamnya
berempati, mengeksploitasi hubungan,
tercakup 3 konsep tentang kemampuan
memiliki rasa iri terhadap orang lain
mengontrol diri yaitu kemampuan
atau
individu untuk memodifikasi perilaku,
menganggap
orang
lain
iri
kepadanya dan angkuh.
mengelola
Dalam menggunakan facebook,
hendaknya
individu
kemampuan
untuk
informasi
diinginkan
memiliki
tindakan
tidak
dengan
cara
serta
memilih
menginterpretasi
mengontrol
yang
berdasarkan
suatu
yang
perilakunya. Orang dengan kepribdian
diyakini. Aspek-aspek kontrol diri
yang
menurut
sehat,
bisa
mengontrol
Averill
(dalam
Sarafino,
kontrol
perilaku,
penggunaan akun yang mempunyai
2011),
tanggung jawab sosial, mempunyai
kognitif, keputusan, informasi dan
kreativitas
membagikan
keyakinan. Dalam kaitannya dengan
informasi yang sesuai dengan realitas
remaja, kemampuan untuk mengontrol
diri dan mampu menyaring informasi
diri
yang ada di jejaring sosial. Sebagai
mengendalikan diri
salah satu sifat kepribadian, kontrol
perilakunya agar tidak menyimpang
diri pada setiap individu tidaklah sama.
dari norma yang berlaku. Averill
Ada individu yang memiliki kontrol
(1973) mengungkapkan faktor-faktor
diri tinggi dan ada pula yang memiliki
yang mempengaruhi kontrol diri yaitu
kontrol diri rendah. Individu yang
faktor
memiliki kontrol diri tinggi mampu
pengetahuan,
untuk mengubah kejadian dan menjadi
eksternal (lingkungan).
agen utama dalam mengarahkan dan
Hipotesis
dalam
adalah
dapat
membantu
internal
remaja
dan mengatur
(usia,
motif)
kepribadian,
dan
penelitian
faktor
ini
mengatur perilaku yang membawa
menyatakan terdapat hubungan negatif
kepada konsekuensi positif.
antara kontrol diri dengan narsisme
pada
3
remaja
pengguna
facebook.
Semakin tinggi kontrol diri remaja
pengguna facebook. Artinya semakin
dalam memanfaatkan facebook maka
tinggi kontrol diri remaja dalam
semakin
memanfaatkan
rendah
narsismenya.
facebook
maka
Begitupun sebaliknya, semakin rendah
semakin rendah tingkat narsismenya,
kontrol
diri
memanfaatkan
remaja
dalam
sebaliknya semakin rendah kontrol diri
facebook
maka
remaja dalam memanfaatkan facebook,
semakin tinggi narsismenya.
maka
semakin
tinggi
tingkat
narsismenya. Sehingga hipotesis yang
diajukan peneliti diterima.
METODE
Subjek yang diambil dalam
Hal ini sejalan dengan penelitian
penelitian adalah 100 pengguna aktif
yang dilakukan oleh Widiana, dkk
facebook yang berusia antara 15-18
(2004) yang menunjukkan adanya
tahun. Dengan menggunakan teknik
hubungan negatif antara kontrol diri
pengambilan sampel quota sampling
dengan
(sampel kuota). Metode pengumpulan
kontrol diri tinggi maka akan mampu
dan skala narsisme. Teknik analisis
mengarahkan dan membatasi perilaku
data menggunakan korelasi Product
menggunakan
Moment Pearson.
dengan
ditimbulkan.
hasil
penelitian
Dariyo
menggunakan teknik analisi Product
Pearson
internet
memikirkan manfaat dan dampak yang
HASIL DAN PEMBAHASAN
Moment
internet,
dimana individu yang mempunyai
data menggunakan skala kontrol diri
Berdasarkan
kecenderungan
diperoleh
(2004)
mengatakan
individu yang memiliki kontrol diri
hasil
baik dalam memanfaatkan facebook,
koefisien korelasi rxy = -0,706, dengan
yaitu individu mampu mengontrol
sig = 0,000; (p < 0,05). Hasil tersebut
perilaku aktif menggunakan jejaring
menunjukkan ada hubungan negatif
sosial, berusaha untuk mengontrol
yang sangat signifikan antara kontrol
mengunggah status atau foto, mampu
diri dengan narsisme pada remaja
mengendalikan pikiran-pikiran yang
4
membuatnya
mampu
justru
membuat
tertekan
dan
faktor kontrol diri tersebut, misalnya
pilihan-pilihan
faktor
alternatif dalam hidupnya.
Setiap
dan
faktor
biologis.
individu
menggunakan
sosiokultural
yang
internet
Berdasarkan
memiliki
diketahui
hasil
analisis
variabel
kontrol
diri
rerata
empirik
(RE)
kemampuan kontrol diri yang berbeda-
mempunyai
beda. Individu yang memiliki kontrol
sebesar sebesar 67,81 dan rerata
diri
hipotetik (RH) sebesar 62,5 yang
baik,
mampu
mengarahkan,
dan
membatasi
membimbing
perilakunya
ketika
berarti
menggunakan
kontrol
diri
pada
subjek
tergolong sedang. Kondisi ini dapat
facebook dengan memikirkan manfaat
dinterpretasikan
bahwa
subjek
dan
penelitian pada dasarnya
memilki
dampak
yang
ditimbulkan.
Sebaliknya, individu yang memiliki
sikap
kontrol diri rendah, tidak mampu
kontrol diri yaitu subjek cukup mampu
mengarahkan,
dan
untuk mengontrol kemampuan baik
perilakunya
ketika
perilaku, kognitif, dan informasi dalam
facebook
tanpa
menggunakan facebook.
membatasi
membimbing,
menggunakan
memikirkan manfaat dan dampak yang
terbentuk
dari
aspek
Variabel narsisme mempunyai
dapat ditimbulkannya.
Sumbangan
yang
rerata empirik (RE) sebesar 82,75 dan
(SE)
rerata hipotetik (RH) sebesar 85 yang
variabel kontrol diri remaja terhadap
berarti narsisme pada subjek tergolong
narsisme
sedang. Kondisi sedang ini dapat
dalam
efektif
menggunakan
facebook sebesar 49,8% ditunjukkan
diartikan
oleh koefisien determinasi (r²) sebesar
mampu menghargai dirinya secara
0,498. Hal ini menunjukkan bahwa
positif dengan memahami kelebihan
masih ada 50,2% lainnya dipengaruhi
dan kelemahan yang dimilikinya.
oleh
faktor-faktor
lain
yang
berpengaruh terhadap narsisme diluar
5
bahwa
sebagian
remaja
Selain uji korelasi, berdasarkan
Hasil penelitian menunjukkan
hasil analisis dengan menggunakan t-
ada hubungan negatif yang sangat
test berdasarkan jenis kelamin, dapat
signifikan antara kontrol diri dengan
dilihat bahwa ada perbedaan narsisme
narsisme
pada
antara laki-laki dan perempuan dimana
facebook.
Namun,
mean untuk perempuan sebesar 85,96
keterbatasan pada penelitian ini, antara
dan mean untuk laki-laki sebesar
lain
79,54.
dengan
pengumpulan data yang digunakan
oleh
hanya menggunakan skala sehingga
Mehdizadeh (2010) yang mengatakan
belum mampu mengungkapkan aspel-
perempuan
tingkat
aspek karakteristik kepribadian secara
narsisme lebih tinggi dibanding laki-
mendalam. Oleh karena itu untuk
laki. Untuk hasil analisis dengan
peneliti selanjutnya perlu melengkapi
menggunakan
berdasarkan
teknik pengumpulan data lain. Misal :
tempat tinggal, dapat dilihat bahwa ada
tes kepribadian. b) Terdapat beberapa
perbedaan narsisme antara Samarinda
aitem yang ditengarai bias gender
dan Solo dimana mean yang bertempat
(jenis kelamin). Oleh karena itu, untuk
tinggal di Samarinda sebesar 93,94 dan
peneliti
mean yang bertempat tinggal di Solo
memperhatikan
sebesar 71,56. Hal ini sama dengan
seksama
penelitian yang dilakukan Twenge dan
perempuan dan laki-laki agar dapat
Campbell (2008), dimana siswa yang
terakomodasi.
Hal
penelitian
ini
yang
sejalan
dilakukan
mempunyai
t-test
bertempat tinggal di perkotaan lebih
kepada
informasi
maupun
pendapat,
individu
pribadi,
pendidikan,
dan
lain,
sosial,
Alat
pengguna
ada
ukur
beberapa
atau
selanjutnya
jenis
aitem-aitem
kelamin
alat
perlu
secara
antara
SIMPULAN DAN SARAN
narsis dalam menyampaikan informasi
diri
a)
remaj
a) Simpulan
baik
1.
karir,
Ada
hubungan
negatif
yang
sangat signifikan antara kontrol
menyatakan
diri dengan narsisme pada remaja
menyampaikan
pengguna
perasaan.
6
facebook.
Artinya
semakin tinggi kontrol diri remaja
perhitungan rerata empirik sebesar
facebook
82,75 dan rerata hipotetik sebesar
dalam
memanfaatkan
85.
maka semakin rendah tingkat
narsismenya. Hasil ini ditunjukan
oleh nilai rxy sebesar
b) Saran
-0,706,
Disarankan
dengan sig = 0,000; (p < 0,05).
narsisme
diri
remaja
dalam
facebook
ditunjukkan
dalam
terhadap
oleh
khususnya mengenai hubungan
koefisien
antara
facebook.
50,2% lainnya dipengaruhi oleh
remaja
yang
melibatkan
memiliki
variabel-variabel
lingkungan sekitar, kondisi sosial
budaya masyarakat, kepribadian
perhitungan rerata empirik kontrol
extraversion, presentasi diri.
diri sebesar sebesar 67,81 dan
Daftar Pustaka
rerata hipotetik sebesar 62,5.
subjek
menyempurnakan
yang belum diungkap antara lain:
tergolong
sedang, ditunjukkan dari hasil
4. Narsisme
facebook.,
hasil penelitian ini dengan cara
biologis.
diri
pengguna
disarankan
faktor sosiokultural dan faktor
kontrol
peneliti
kontrol diri dan narsisme pada
extraversion,
penelitian
Bagi
khususnya yang berkaitan dengan
misalnya presentasi diri, harga
3. Subjek
dengan
kualitas penelitian lebih lanjut
diluar faktor kontrol diri tersebut,
kepribadian
diri
selanjutnya untuk meningkatkan
yang
berpengaruh terhadap narsisme
diri,
kontrol
narsisme pada remaja pengguna
ini menunjukkan bahwa masih ada
lain
ilmu
dan memberi kontribusi teoritis
49,8%
determinasi (r²) sebesar 0,498. Hal
faktor-faktor
pengembangan
pengetahuan di bidang psikologi
menggunakan
sebesar
menjadikan
hasil penelitian ini sebagai kajian
2. Sumbangan efektif (SE) variabel
kontrol
dapat
Agosto, D., E. & Abbas, J. 2009.
tergolong
sedang, ditunjukkan dari hasil
7
Cyberpsychology,
Behavior
and
Social Networking.
Sarafino, E,. P. & Smith, T., W. 2011.
Health
Psychology:
Biopsychosocial Interactions
Seven Editions. Singapore:
Jhon Wiley & Sons, Inc.
Twenge, J., W & Campbell, W., K.
2008. Narcissism and social
networking web sites.
Personality & Social
Psychology Bulletin.
Widiyana, H., S., Retnowati, S.,
Hidayat, R. 2004. Kontrol Diri
dan Kecenderungan Kecanduan
Internet.
Humanitas:
Indonesian
Psychologycal
Journal Vol. 1 No. 1. Fakultas
Psikologi UGM: Yogyakarta.
Teens and Social Networking:
How Public Libraries are
Responding to The Latest
Online Trend: Public Libraries.
American Psychiatric Association.
2012.
Diagnostic
and
Statistical Manual of Mental
Disorders,
Fifth
Edition.
Washington:
American
Psychiatric
Publishing diakses tanggal 7
April 2014.
Apsari, F. 2012. Hubungan Antara
Kecenderungan
Narsisme
dengan Minat
Membeli Kosmetik Merek
Asing Pada Pria Metroseksual.
Jurnal Talenta
Psikologi Vol. 1 No.2 Bulan
Agustus. Fakultas Psikologi:
Universitas
Sahid Surakarta.
Averill, J. 1973. Personal Control Over
Aversive Stimuli and It’s
Relationship to Stress.
Psychological Bulletin. Vol. 80
No. 4.
Campbell, W. K. 1999. Narcissism and
Romantic Attraction. Journal
of Personality & Social
Psychology.
England:
Academic Press.
Chaplin, J ., P. 2009. Kamus Lengkap
Psikologi. Jakarta: PT Raja
Grafindo
Persada.
Dariyo, A. 2004. Psikologi
Perkembangan Remaja. Bogor:
Ghalia Indonesia.
Mehdizadeh, S. 2010. Self
Presentation 2.0: Narcissism
and Self-Esteem on Facebook.
Volume 13 Number 4. Journal
8
REMAJA PENGGUNA FACEBOOK
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
sebagai persyaratan memperoleh Derajat Sarjana S-1 Psikologi
Diajukan oleh:
NANIK HANDAYANI
F 100 100 064
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN NARSISME PADA
REMAJA PENGGUNA FACEBOOK
NASKAH PUBLIKASI
Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Dalam mencapai derajat Sarjana (S-1) Psikologi
Diajukan oleh:
NANIK HANDAYANI
F 100 100 064
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
ii
HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN NARSISME PADA
REMAJA PENGGUNA FACEBOOK
Nanik Handayani
Wiwien Dinar Pratisti
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Nanikhandayani.nh98@yahoo.com
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kontrol diri
dengan narsisme pada remaja pengguna facebook. Hipotesis yang diajukan yaitu ada
hubungan negatif antara kontrol diri dengan narsisme pada remaja pengguna
facebook. Subjek dalam penelitian ini adalah remaja yang berusia 15-18 tahun dan
memiliki akun facebook yang aktif yang berjumlah 100 orang. Metode pengumpulan
data menggunakan skala kontrol diri dan narsisme. Teknik analisis data yang
digunakan adalah korelasi Product Moment. Berdasarkan hasil analisis Product
Moment diperoleh nilai koefisien korelasi (rxy) sebesar -0,706; p = 0,000 (p < 0,01)
artinya ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara kontrol diri dengan
narsisme pada remaja pengguna facebook. Sumbangan efektif antara variabel kontrol
diri terhadap narsisme pada remaja pengguna facebook sebesar 49,8%. Kesimpulan
yang diperoleh dari penelitian ini adalah ada hubungan negatif yang sangat signifikan
antara kontrol diri dengan narsisme pada remaja pengguna facebook dan peran
kontrol diri cukup besar terhadap kecenderungan narsisme pada remaja pengguna
facebook.
Keyword: Narsisme, Kontrol diri, Facebook.
v
Dari survei awal yang telah
PENDAHULUAN
Saat
ini
dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
perkembangan
individu memiliki akun jejaring sosial
teknologi informasi berjalan sangat
terutama facebook. Namun intensitas
pesat. Perkembangan teknologi yang
penggunaan
digunakan oleh remaja tidak hanya
berusia 20-26 tahun, dimana individu
mempengaruhi proses pembentukan
yang berusia antara 14-19 tahun selalu
identitas remaja.
online
Proses pembentukan identitas
yang berusia 20-26 tahun memilih
dengan teman sebaya membutuhkan
untuk
berbagai sarana, salah satunya melalui
manfaat
berbagai
jurnalnya
Social
Ellison
Network
mengatakan
jejaring
sosial
situs
mengijinkan
orang
saja
yang
didapat
yang berusia 20-26 tahun menjawab
Sites
bahwa
apa
yang berusia antara 14-19 tahun dan
dalam
dengan adanya jejaring sosial individu
Definition, History and Scholarship
(2007)
yang
menggunakan jejaring sosial, individu
pemikiran dan perasaan yang mereka
dan
status
Hal yang sama juga dapat dilihat pada
telah menjadi tempat bagi remaja
Boyd
menggunggah
berkaitan dengan suasana hati (mood).
jejaring sosial facebook. Facebook
alami.
sosial.
yang berusia antara 14-19 tahun dan
berhubungan
mengungkapkan
jejaring
atau diperbaharui, dimana individu
keluarga dan teman sebaya. Keinginan
dalam
dengan
Kemudian hal apa saja yang diunggah
diri remaja berlangsung dalam lingkup
untuk
pada
tahun berbeda dengan individu yang
dan sumber belajar, namun telah
remaja
sosial
individu yang berusia antara 14-19
sebatas untuk menambah pengetahuan
kuat
jejaring
dapat bertukar ataupun menambah
informasi dengan orang lain agar
selalu up to date
untuk membangun profil drinya untuk
Perilaku
umum serta membuat daftar orang-
aktif
remaja
menggunakan layanan online dapat
orang yang menjadi temannya dan
dipengaruhi
melihat profil orang lain.
pemuasan
1
oleh
kegunaan
kebutuhan
dan
pengguna,
diantaranya narsisme. Jejaring sosial
kepada orang lain. Narsisme di jejaring
telah memunculkan fenomena baru
sosial sudah berlaku umum hampir
selfie,
seperti
juga
kalangan masyarakat.
kebiasaan
Narsisme adalah
memperbaharui status dalam aktivitas
cinta diri
sehari-hari. Survei dari Pew Internet &
dimana memperhatikan diri sendiri
American Life Project menyatakan
secara
bahwa
mengharapkan
54%
pengguna
internet
berlebihan,
diri
yang
sendiri
sangat
mempunyai kebiasaan mengunggah
superior
hasil jepretan foto dirinya ke dalam
menganggap diri sendiri sebagai yang
facebook,
dan
paling pandai, paling hebat, paling
berbagai jenis jejaring sosial lainnya
berkuasa, paling bagus dan paling
(Agosto & Abbas, 2009). Campbell
segalanya (Chapplin, 2009). Individu
(1999) mengatakan bahwa pengguna
narsisme
facebook lebih narsis daripada orang
sosial untuk mencapai popularitas,
yang memiliki website lain tempat
selalu asyik dan hanya tertarik dengan
mereka
hal-hal yang menyangkut kesenangan
twitter,
sering
dirinya,
mengunggah
memperbaharui
doto
status,
diri
dan
paham
amat
memanfaatkan
sendiri
penting,
hubungan
(Mehdizadeh,
2010).
memperbaharui halaman profilnya dan
Dalam Apsari (2012) faktor-faktor
mengecek jumlah teman atau jumlah
yang
kontak facebook.
diantaranya faktor biologis, faktor
Mehdizadeh
menjelaskan
ada
beberapa
menjadi
mempengaruhi
narsisme
(2010)
psikologis
alasan
Berdasarkan DSM-V (APA, 2012)
wadah
individu
dan
faktor
dikatakan
sosiologis.
narsisme
jika
berkembangnya narsisme, diantaranya
memiliki 5 dari 9 karakteristik berikut
facebook menawarkan hubungan sosial
ini:
yang
dari
yang dimilik, percaya bahwa dirinya
komunikasi emosional serta pengguna
spesial dan unik, dipenuhi fantasi
facebook bisa mengontrol apa saja
tentang
kesuksesan,
kekuasaan,
informasi
kecantikan/ketampanan,
memiliki
dangkal
dan
yang akan
terlepas
disampaikan
2
melebih-lebihkan
kemampuan
kebutuhan
yang
dikagumi,
merasa
diperlakukan
eksesif
untuk
layak
untuk
istimewa,
Menurut
kontrol
diri
Averill
(1973),
merupakan
variabel
kurang
psikologis sederhana yang didalamnya
berempati, mengeksploitasi hubungan,
tercakup 3 konsep tentang kemampuan
memiliki rasa iri terhadap orang lain
mengontrol diri yaitu kemampuan
atau
individu untuk memodifikasi perilaku,
menganggap
orang
lain
iri
kepadanya dan angkuh.
mengelola
Dalam menggunakan facebook,
hendaknya
individu
kemampuan
untuk
informasi
diinginkan
memiliki
tindakan
tidak
dengan
cara
serta
memilih
menginterpretasi
mengontrol
yang
berdasarkan
suatu
yang
perilakunya. Orang dengan kepribdian
diyakini. Aspek-aspek kontrol diri
yang
menurut
sehat,
bisa
mengontrol
Averill
(dalam
Sarafino,
kontrol
perilaku,
penggunaan akun yang mempunyai
2011),
tanggung jawab sosial, mempunyai
kognitif, keputusan, informasi dan
kreativitas
membagikan
keyakinan. Dalam kaitannya dengan
informasi yang sesuai dengan realitas
remaja, kemampuan untuk mengontrol
diri dan mampu menyaring informasi
diri
yang ada di jejaring sosial. Sebagai
mengendalikan diri
salah satu sifat kepribadian, kontrol
perilakunya agar tidak menyimpang
diri pada setiap individu tidaklah sama.
dari norma yang berlaku. Averill
Ada individu yang memiliki kontrol
(1973) mengungkapkan faktor-faktor
diri tinggi dan ada pula yang memiliki
yang mempengaruhi kontrol diri yaitu
kontrol diri rendah. Individu yang
faktor
memiliki kontrol diri tinggi mampu
pengetahuan,
untuk mengubah kejadian dan menjadi
eksternal (lingkungan).
agen utama dalam mengarahkan dan
Hipotesis
dalam
adalah
dapat
membantu
internal
remaja
dan mengatur
(usia,
motif)
kepribadian,
dan
penelitian
faktor
ini
mengatur perilaku yang membawa
menyatakan terdapat hubungan negatif
kepada konsekuensi positif.
antara kontrol diri dengan narsisme
pada
3
remaja
pengguna
facebook.
Semakin tinggi kontrol diri remaja
pengguna facebook. Artinya semakin
dalam memanfaatkan facebook maka
tinggi kontrol diri remaja dalam
semakin
memanfaatkan
rendah
narsismenya.
maka
Begitupun sebaliknya, semakin rendah
semakin rendah tingkat narsismenya,
kontrol
diri
memanfaatkan
remaja
dalam
sebaliknya semakin rendah kontrol diri
maka
remaja dalam memanfaatkan facebook,
semakin tinggi narsismenya.
maka
semakin
tinggi
tingkat
narsismenya. Sehingga hipotesis yang
diajukan peneliti diterima.
METODE
Subjek yang diambil dalam
Hal ini sejalan dengan penelitian
penelitian adalah 100 pengguna aktif
yang dilakukan oleh Widiana, dkk
facebook yang berusia antara 15-18
(2004) yang menunjukkan adanya
tahun. Dengan menggunakan teknik
hubungan negatif antara kontrol diri
pengambilan sampel quota sampling
dengan
(sampel kuota). Metode pengumpulan
kontrol diri tinggi maka akan mampu
dan skala narsisme. Teknik analisis
mengarahkan dan membatasi perilaku
data menggunakan korelasi Product
menggunakan
Moment Pearson.
dengan
ditimbulkan.
hasil
penelitian
Dariyo
menggunakan teknik analisi Product
Pearson
internet
memikirkan manfaat dan dampak yang
HASIL DAN PEMBAHASAN
Moment
internet,
dimana individu yang mempunyai
data menggunakan skala kontrol diri
Berdasarkan
kecenderungan
diperoleh
(2004)
mengatakan
individu yang memiliki kontrol diri
hasil
baik dalam memanfaatkan facebook,
koefisien korelasi rxy = -0,706, dengan
yaitu individu mampu mengontrol
sig = 0,000; (p < 0,05). Hasil tersebut
perilaku aktif menggunakan jejaring
menunjukkan ada hubungan negatif
sosial, berusaha untuk mengontrol
yang sangat signifikan antara kontrol
mengunggah status atau foto, mampu
diri dengan narsisme pada remaja
mengendalikan pikiran-pikiran yang
4
membuatnya
mampu
justru
membuat
tertekan
dan
faktor kontrol diri tersebut, misalnya
pilihan-pilihan
faktor
alternatif dalam hidupnya.
Setiap
dan
faktor
biologis.
individu
menggunakan
sosiokultural
yang
internet
Berdasarkan
memiliki
diketahui
hasil
analisis
variabel
kontrol
diri
rerata
empirik
(RE)
kemampuan kontrol diri yang berbeda-
mempunyai
beda. Individu yang memiliki kontrol
sebesar sebesar 67,81 dan rerata
diri
hipotetik (RH) sebesar 62,5 yang
baik,
mampu
mengarahkan,
dan
membatasi
membimbing
perilakunya
ketika
berarti
menggunakan
kontrol
diri
pada
subjek
tergolong sedang. Kondisi ini dapat
facebook dengan memikirkan manfaat
dinterpretasikan
bahwa
subjek
dan
penelitian pada dasarnya
memilki
dampak
yang
ditimbulkan.
Sebaliknya, individu yang memiliki
sikap
kontrol diri rendah, tidak mampu
kontrol diri yaitu subjek cukup mampu
mengarahkan,
dan
untuk mengontrol kemampuan baik
perilakunya
ketika
perilaku, kognitif, dan informasi dalam
tanpa
menggunakan facebook.
membatasi
membimbing,
menggunakan
memikirkan manfaat dan dampak yang
terbentuk
dari
aspek
Variabel narsisme mempunyai
dapat ditimbulkannya.
Sumbangan
yang
rerata empirik (RE) sebesar 82,75 dan
(SE)
rerata hipotetik (RH) sebesar 85 yang
variabel kontrol diri remaja terhadap
berarti narsisme pada subjek tergolong
narsisme
sedang. Kondisi sedang ini dapat
dalam
efektif
menggunakan
facebook sebesar 49,8% ditunjukkan
diartikan
oleh koefisien determinasi (r²) sebesar
mampu menghargai dirinya secara
0,498. Hal ini menunjukkan bahwa
positif dengan memahami kelebihan
masih ada 50,2% lainnya dipengaruhi
dan kelemahan yang dimilikinya.
oleh
faktor-faktor
lain
yang
berpengaruh terhadap narsisme diluar
5
bahwa
sebagian
remaja
Selain uji korelasi, berdasarkan
Hasil penelitian menunjukkan
hasil analisis dengan menggunakan t-
ada hubungan negatif yang sangat
test berdasarkan jenis kelamin, dapat
signifikan antara kontrol diri dengan
dilihat bahwa ada perbedaan narsisme
narsisme
pada
antara laki-laki dan perempuan dimana
facebook.
Namun,
mean untuk perempuan sebesar 85,96
keterbatasan pada penelitian ini, antara
dan mean untuk laki-laki sebesar
lain
79,54.
dengan
pengumpulan data yang digunakan
oleh
hanya menggunakan skala sehingga
Mehdizadeh (2010) yang mengatakan
belum mampu mengungkapkan aspel-
perempuan
tingkat
aspek karakteristik kepribadian secara
narsisme lebih tinggi dibanding laki-
mendalam. Oleh karena itu untuk
laki. Untuk hasil analisis dengan
peneliti selanjutnya perlu melengkapi
menggunakan
berdasarkan
teknik pengumpulan data lain. Misal :
tempat tinggal, dapat dilihat bahwa ada
tes kepribadian. b) Terdapat beberapa
perbedaan narsisme antara Samarinda
aitem yang ditengarai bias gender
dan Solo dimana mean yang bertempat
(jenis kelamin). Oleh karena itu, untuk
tinggal di Samarinda sebesar 93,94 dan
peneliti
mean yang bertempat tinggal di Solo
memperhatikan
sebesar 71,56. Hal ini sama dengan
seksama
penelitian yang dilakukan Twenge dan
perempuan dan laki-laki agar dapat
Campbell (2008), dimana siswa yang
terakomodasi.
Hal
penelitian
ini
yang
sejalan
dilakukan
mempunyai
t-test
bertempat tinggal di perkotaan lebih
kepada
informasi
maupun
pendapat,
individu
pribadi,
pendidikan,
dan
lain,
sosial,
Alat
pengguna
ada
ukur
beberapa
atau
selanjutnya
jenis
aitem-aitem
kelamin
alat
perlu
secara
antara
SIMPULAN DAN SARAN
narsis dalam menyampaikan informasi
diri
a)
remaj
a) Simpulan
baik
1.
karir,
Ada
hubungan
negatif
yang
sangat signifikan antara kontrol
menyatakan
diri dengan narsisme pada remaja
menyampaikan
pengguna
perasaan.
6
facebook.
Artinya
semakin tinggi kontrol diri remaja
perhitungan rerata empirik sebesar
82,75 dan rerata hipotetik sebesar
dalam
memanfaatkan
85.
maka semakin rendah tingkat
narsismenya. Hasil ini ditunjukan
oleh nilai rxy sebesar
b) Saran
-0,706,
Disarankan
dengan sig = 0,000; (p < 0,05).
narsisme
diri
remaja
dalam
ditunjukkan
dalam
terhadap
oleh
khususnya mengenai hubungan
koefisien
antara
facebook.
50,2% lainnya dipengaruhi oleh
remaja
yang
melibatkan
memiliki
variabel-variabel
lingkungan sekitar, kondisi sosial
budaya masyarakat, kepribadian
perhitungan rerata empirik kontrol
extraversion, presentasi diri.
diri sebesar sebesar 67,81 dan
Daftar Pustaka
rerata hipotetik sebesar 62,5.
subjek
menyempurnakan
yang belum diungkap antara lain:
tergolong
sedang, ditunjukkan dari hasil
4. Narsisme
facebook.,
hasil penelitian ini dengan cara
biologis.
diri
pengguna
disarankan
faktor sosiokultural dan faktor
kontrol
peneliti
kontrol diri dan narsisme pada
extraversion,
penelitian
Bagi
khususnya yang berkaitan dengan
misalnya presentasi diri, harga
3. Subjek
dengan
kualitas penelitian lebih lanjut
diluar faktor kontrol diri tersebut,
kepribadian
diri
selanjutnya untuk meningkatkan
yang
berpengaruh terhadap narsisme
diri,
kontrol
narsisme pada remaja pengguna
ini menunjukkan bahwa masih ada
lain
ilmu
dan memberi kontribusi teoritis
49,8%
determinasi (r²) sebesar 0,498. Hal
faktor-faktor
pengembangan
pengetahuan di bidang psikologi
menggunakan
sebesar
menjadikan
hasil penelitian ini sebagai kajian
2. Sumbangan efektif (SE) variabel
kontrol
dapat
Agosto, D., E. & Abbas, J. 2009.
tergolong
sedang, ditunjukkan dari hasil
7
Cyberpsychology,
Behavior
and
Social Networking.
Sarafino, E,. P. & Smith, T., W. 2011.
Health
Psychology:
Biopsychosocial Interactions
Seven Editions. Singapore:
Jhon Wiley & Sons, Inc.
Twenge, J., W & Campbell, W., K.
2008. Narcissism and social
networking web sites.
Personality & Social
Psychology Bulletin.
Widiyana, H., S., Retnowati, S.,
Hidayat, R. 2004. Kontrol Diri
dan Kecenderungan Kecanduan
Internet.
Humanitas:
Indonesian
Psychologycal
Journal Vol. 1 No. 1. Fakultas
Psikologi UGM: Yogyakarta.
Teens and Social Networking:
How Public Libraries are
Responding to The Latest
Online Trend: Public Libraries.
American Psychiatric Association.
2012.
Diagnostic
and
Statistical Manual of Mental
Disorders,
Fifth
Edition.
Washington:
American
Psychiatric
Publishing diakses tanggal 7
April 2014.
Apsari, F. 2012. Hubungan Antara
Kecenderungan
Narsisme
dengan Minat
Membeli Kosmetik Merek
Asing Pada Pria Metroseksual.
Jurnal Talenta
Psikologi Vol. 1 No.2 Bulan
Agustus. Fakultas Psikologi:
Universitas
Sahid Surakarta.
Averill, J. 1973. Personal Control Over
Aversive Stimuli and It’s
Relationship to Stress.
Psychological Bulletin. Vol. 80
No. 4.
Campbell, W. K. 1999. Narcissism and
Romantic Attraction. Journal
of Personality & Social
Psychology.
England:
Academic Press.
Chaplin, J ., P. 2009. Kamus Lengkap
Psikologi. Jakarta: PT Raja
Grafindo
Persada.
Dariyo, A. 2004. Psikologi
Perkembangan Remaja. Bogor:
Ghalia Indonesia.
Mehdizadeh, S. 2010. Self
Presentation 2.0: Narcissism
and Self-Esteem on Facebook.
Volume 13 Number 4. Journal
8