HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN PENGUNGKAPAN DIRI PADA REMAJA PENGGUNA FACEBOOK Hubungan Antara Kontrol Diri Dengan Pengungkapan Diri Pada Remaja Pengguna Facebook.

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN PENGUNGKAPAN
DIRI PADA REMAJA PENGGUNA FACEBOOK

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Oleh
PUTRI WULAN SARI L.B
F100 100 069

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014

i

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGANPENGUNGKAPAN
DIRI PADA REMAJA PENGGUNA FACEBOOK

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai
Derajat Sarjana (S-1) Psikologi

Diajukan Oleh
PUTRI WULAN SARI L.B
F 100 100 069

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014

ii

iii

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN PENGUNGKAPAN
DIRI PADA REMAJA PENGGUNA FACEBOOK

Putri Wulan Sari L. B
Wiwien Dinar Pratisti

Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Email : langgengbasuki.yk@gmail.com
Abstraksi
Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris hubungan antara
kontrol diri dengan pengungkapan diri pada remaja pengguna facebook. Hipotesis
yang diajukan yaitu ada hubungan negatif antara kontrol diri dengan
pengungkapan diri pada remaja pengguna facebook. Populasi dalam penelitian ini
adalah remaja pengguna facebook dengan karakteristik remaja berusia 15 sampai
18 tahun dengan sampel penelitian adalah remaja siswa-siswi di Solo
danSamarinda dengan jumlah masing-masing responden sebanyak 50 siswa untuk
tiap sekolah. Alat pengumpulan data berupa skala kontrol diri dan skala
pengungkapan diri. Metode analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik
korelasi Product Moment. Hasil analisis data diketahui bahwa ada hubungan
negatif yang sangat signifikan antara kontrol diri dengan pengungkapan diri pada
remaja pengguna facebook, ditunjukkan dengan nilai (rxy) sebesar - 0,734 dengan
signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,01), artinya ada hubungan negatif yang sangat
signifikan antara kontrol diri dengan pengungkapan diri pada remaja pengguna
facebook. Sumbangan efektif yang diberikan variabel kontrol diri terhadap
pengungkapan diri dalam menggunakan faceboook sebesar 53,9%, ditunjukkan
oleh koefisien determinasi


(r2) = 0,539. Kesimpulan yang diperoleh dari

penelitian ini adalah ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara kontrol
diri dengan pengungkapan diri pada remaja pengguna facebook dan peran kontrol
diri cukup besar terhadap kecenderungan pengungkapan diri pada remaja
pengguna facebook.
Kata Kunci:

Kontrol Diri, dan Pengungkapan Diri

v

(15-18 tahun), (4) masa remaja akhir (18-21

Pendahuluan
Manusia adalah makhluk sosial, yaitu

tahun).
Facebook telah menarik perhatian


makhluk yang mempunyai kebutuhan untuk
berinteraksi dan berhubungan dengan orang

sebagian

lain. Adanya kehidupan yang semakin

Indonesia, hal ini dibuktikan dengan jumlah

modern, dalam hal ini adalah manusia yang

penggunanya

hidup dengan segala kecanggihan ilmu,

Perkembangan facebook yang begitu pesat

teknologi dan komunikasi yang ada saat ini


menjadikan

memberikan sumbangsih yang cukup besar

dengan pengunjung facebook terbanyak se-

dalam kelancaran hidup manusia. Media

Asia Pasifik dengan traffic rank yang terus

teknologi informasi tidak hanya berfungsi

meningkat dari waktu ke waktu (Top Sites

sebagai penyedia informasi konsumennya

Alexa, 2010 dalam Kristiani & Harefa,

untuk membangun jaringan sosial yang


2012).

semakin hari semakin terbuka. Dengan kata

facebook

lain,

mencurahkan segala hal yang terjadi dalam

media

teknologi

informasi

telah

besar


pengguna

yang

sangat

Indonesia

Ketika

di

besar.

sebagai

individu

untuk


internet

Negara

menggunakan

mengungkapkan

atau

menjadi bagian yang sangat penting dalam

dirinya

kehidupan masyarakat dunia.

terkini kepada orang lain, menunjukkan

maupun


memberikan

informasi

Keinginan untuk memiliki hubungan

bahwa orang tersebut memiliki keinginan

dengan orang lain ini pada umumnya sangat

untuk menampilkan diri dan mengungkap-

besar ketika manusia berada pada tahap

kan diri.

perkembangan remaja (Papalia, Olds &

Wheeless, Nesser, dan McCroskey


Feldman, 2007). Pengguna internet saat ini

(1986) mengemukakan bahwa pengung-

tidak terbatas pada orang dewasa saja, tetapi

kapan diri adalah bagian dari referensi diri

remaja

yang

juga

anak-anak.

Sebagaimana

dikomunikasikan


yang

diberikan

periode umur remaja menurut Monks,

individu secara lisan pada suatu kelompok

Knoers dan Haditono (2001) masa remaja

kecil.

dibedakan menjadi empat bagian, yaitu: (1)

pengungkapan diri cenderung untuk menarik

masa pra-remaja atau pra-pubertas (10-12

diri dan menghindari komunikasi, ditambah

tahun), (2) masa remaja awal atau pubertas

dengan

(12-15 tahun), (3) masa remaja pertengahan

mempengaruhi

Individu

harga

yang

diri
pola

kurang

memiliki

rendah,

akan

komunikasi

dalam

pengungkapan diri. Usia remaja diharapkan
1

telah memiliki kontrol diri yang baik agar

kelompok, perasaan menyukai, efek diadik,

dapat memilih dan mempertimbangkan hal-

kompetensi,

hal yang positif dalam hal ini adalah mampu

kelamin.

kepribadian,

topik,

jenis

menggunakan internet sesuai kebutuhan,

Seyogyanya melalui jejaring sosial

memadukan aktivitas difacebook dengan

facebook, individu dapat memberikan atau

aktivitas-aktivitas lain dalam kehidupannya.

berbagi informasi positif, berbagi ilmu

Berdasarkan uraian di atas, peneliti

pengetahuan kepada orang lain dan apabila

ingin mengetahui hubungan antara kontrol

ingin mengungkapkan ekspresi dalam diri

diri dengan pengungkapan diri pada remaja

tetap membatasi dengan mengontrol perilaku

pengguna facebook.

ketika mengakses facebook.

Morton (1978, dalam Taylor, Peplau,

Menurut Dariyo (2004) individu yang

&Sears, 2009) mengartikan pengungkapan

memiliki kontrol diri yang baik dalam

diri merupakan kegiatan membagi perasaan

memanfaatkan

dan informasi yang akrab dengan orang lain.

karakteristik sebagai berikut: individu dapat

Informasi didalam pengungkapan diri ini

mengontrol perilaku aktif menggunakan

bersifat deskriptif dan evaluatif. Deskriptif

jejaring sosial, individu berusaha untuk

artinya individu melukiskan berbagai fakta

mengontrol mengunggah status atau foto,

mengenai diri sendiri yang mungkin belum

individu

diketahui oleh pendengar seperti, jenis

pikiran yang membuatnya justru tertekan

pekerjaan, alamat dan usia. Sedangkan

dan individu dapat membuat pilihan-pilihan

evaluatif artinya individu mengemukakan

alternatif dalam hidupnya.

pendapat atau perasaan pribadinya seperti

facebook

dapat

memiliki

mengendalikan

pikiran-

Menurut Averill (1973), kontrol diri

tipe orang yang disukai atau hal-hal yang

merupakan

disukai atau yang dibenci.

sederhana karena didalamnya tercakup tiga

Aspek

pengungkapan

psikologis

yang

yang

konsep yang berbeda tentang kemampuan

dikemukakan oleh Wheeless, dkk (1986)

mengontrol diri yaitu kemampuan individu

yaitu:

untuk memodifikasi perilaku, kemampuan

tujuan,

jumlah,

diri

variabel

positif-negatif,

kejujuran, kedalaman.

individu dalam mengelola informasi yang

Menurut DeVito (1997), ada beberapa

tidak diinginkan dengan cara menginter-

faktor yang mempengaruhi pengungkapan

pretasi serta kemampuan individu untuk

diri

memilih suatu tindakan berdasarkan suatu

seseorang,

diantaranya:

besarnya
2

yang diyakini. Rosenbaum (1993, 1998

masyarakat

dalam

mempengaruhi

Agbaria,

kontrol

diri

2014)

menggambarkan

sebagai

keterampilan

sistem

berorientasi

kognitif,

tujuan

menjadi

faktor

kontrol

diri

yang
seorang

individu.

yang

Dari

pembahasan

yang

telah

memungkinkan orang untuk bertindak untuk

diuraikan di atas maka hipotesis yang

mencapai tujuan, untuk mengatasi kesulitan

diajukandalam penelitian ini adalah “Ada

terkait dengan pikiran perasaan dan perilaku;

hubungan negatif antara kontrol diri dengan

untuk menunda kepuasan dan mengatasi

pengungkapan diri pada remaja pengguna

tekanan.

facebook”. Artinya, semakin tinggi kontrol

Menurut Averill (dalam Sarafino &

diri maka semakin rendah pengungkapan diri

Smith, 2011), mengungkapkan beberapa

pada remaja pengguna facebook, sebaliknya

aspek yang terdapat dalam kontrol diri

semakin rendah kontrol diri maka semakin

(kontrol diri) seseorang, antara lain: kontrol

tinggi pengungkapan diri pada remaja

perilaku,

kontrol

kognitif,

kontrol

pengguna facebook.

keputusan,

kontrol

informasi,

kontrol

Metode Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah

keyakinan.
Faktor-faktor

yang

remaja

mempengaruhi

facebook

pengguna

dengan

kontrol diri menurut Averill (1973) antara

karakteristik remaja pertengahan menurut

lain:

Monks, Knoers dan Haditono (2001) berusia

a. Faktor Internal. Faktor internal yang

15 sampai 18 tahun di kota Solo dan

mempengaruhi

kontrol

kondisi

dalam

emosi

individu,

diri
diri

kemampuan

adalah

Samarinda. Sampel dalam penelitian ini

seorang

ditentukan dengan jumlah 100 orang remaja
SMA

kognitif,

pengguna

facebook

kota

dengan

jenis

kepribadian, minat dan usia. Faktor

Surakartadan

internal

kelamin laki-laki dan perempuan.

adalah

faktor

yang

diri

seorang

Teknik

individu yang berasal dari dalam diri

menggunakan

sendiri.

probabilitas.

mempengaruhi

b. Faktor

kontrol

eksternal.

diantaranya

Faktor

adalah

Samarinda

di

pengambilan

sampel

teknik

sampling

Arikunto

(2010),

ini
non-

teknik

eksternal

pengambilan sampel yang digunakan dalam

lingkungan.

penelitian ini adalah quota sampling, yaitu
teknik

Lingkungan keluarga dan lingkungan
3

untuk

menentukan

sampel

dari

populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu

Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian dengan

sampai jumlah kuota yang diinginkan. Kuota

menggunakan

teknik

orang responden dari keseluruhan jumlah

moment

Pearson

responden pengguna facebook.

koefisien korelasi rxy sebesar - 0,734 dengan

dari

analisis

product

yang ditentukan oleh peneliti sejumlah 100

diperoleh

hasil

Pengungkapan diridalam penelitian

signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,01). Hal ini

ini diungkap dengan menggunakan skala

menunjukkan bahwa ada hubungan negatif

pengungkapan

diri

yang sangat signifikan antara kontrol diri

dalam penelitian ini akan diukur dengan

dengan pengungkapan diri pada remaja

aspek pengungkapan diri dari Wheeless, dkk

pengguna facebook. Artinya, semakin tinggi

(1986) yang mengacu pada aspek-aspek

kontrol

tujuan, jumlah, positif-negatif, kejujuran dan

menggunakan facebook maka pengungkapan

kedalaman.

dirinya akan semakin rendah, sebaliknya

diri.

Pengungkapan

Kontrol diri dalam penelitian ini
diungkap

dengan

menggunakan

diri

seorang

remaja

dalam

semakin rendah kontrol diri seorang remaja

skala

dalam

menggunakan

facebook

maka

kontrol diri. Kontrol diri dalam penelitian ini

pengungkapan dirinya akan semakin tinggi.

akan diukur dengan skala kontrol diri dari

Sehingga hipotesis yang diajukan oleh

Averill (dalam Sarafino & Smith, 2011)

peneliti diterima.

yang mengacu pada aspek-aspek kontrol

Sama halnya dengan penelitian yang

perilaku, kontrol kognitif, kontrol keputusan,

dilakukan oleh Widiana, dkk (2004) yang

kontrol informasi dan kontrol keyakinan.

menunjukkan

adanya

hubungan

negatif

Metode analisis data yang digunakan

antara kontrol diri dengan kecenderungan

untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini

kecanduan internet. Hal ini diperkuat oleh

adalah teknik analisis product moment dan

Dariyo (2004), yaitu individu yang memiliki

uji t-test. Teknik korelasi product moment

kontrol diri baik, dapat memanfaatkan

dengan menggunakan program SPSS 19.0

faceboook

for Windows. Sedangkan uji t-test digunakan

berikut: individu dapat mengontrol perilaku

untuk melihat perbedaan pengungkapan diri

aktif menggunakan jejaring sosial, berusaha

ditinjau dari jenis kelamin dan ditinjau dari

untuk mengontrol mengunggah status atau

tempat tinggal (Solo dan Samarinda).

foto, individu dapat mengendalikan pikiran-

dengan

karakteristik

sebagai

pikiran yang membuatnya justru tertekan
4

dan individu dapat membuat pilihan-pilihan

perilaku dan emosi negatif pun dapat

alternatif dalam hidupnya.

dikendalikan atau bahkan dihindari. Terlebih

Kemampuan dalam mengontrol diri

lagi jika remaja mendapat dukungan dari

pada masing-masing individu pasti berbeda-

lingkungan

beda, individu yang memiliki kontrol diri

kesempatan kepada anak untuk menentukan

yang baik cenderung akan mampu untuk

keputusannya sendiri maka anak akan lebih

membatasi, mengarahkan dan membimbing

memiliki kontrol diri.

perilakunya ketika mengungkapkan diri

keluarga

yang

Berdasarkan

hasil

memberikan

kategorisasi

melalui facebook. Sebaliknya, individu yang

variabel pengungkapan diri mempunyai

memiliki kontrol diri yang rendah cenderung

rerata empirik (RE) sebesar 75,15 dan rerata

kurang mampu membatasi, mengarahkan

hipotetik (RH) sebesar 72,5 yang berarti

dan

pengungkapan diri pada subjek tergolong

membimbing

perilakunya

ketika

mengungkapkan diri melalui facebook.

sedang.

Artinya,

responden

melakukan

Hal ini didukung oleh teori dari

pengungkapan diri dalam kategori cukup.

Averill (1973), faktor yang mempengaruhi

Kondisi ini dapat diinterpretasikan bahwa

kontrol diri adalah faktor internal dan

sebagian

eksternal. Faktor internal salah satunya yaitu

mengungkapkan diri secara apa adanya

kepribadian,

juga

sebagai salah satu cara dalam berkomunikasi

menentukan bagaimana kontrol diri yang

agar dapat menjalin hubungan dengan

dimiliki

dengan

individu lain secara akrab. Sebagaimana

kepribadian ekstrovert cenderung kurang

yang disampaikan oleh Morton (1978, dalam

memiliki kontrol diri yang baik, remaja

Taylor,

seringkali menceritakan keadaan dirinya,

pengungkapan

memberikan informasi-informasi mengenai

membagi perasaan dan informasi yang akrab

dirinya kepada individu lain dan keadaan ini

dengan

akan

menggunakan

faktor

oleh

remaja.

kepribadian

Remaja

mengakibatkan

tingginya

responden

dkk

orang

penelitian

2009)
diri

mengartikan

merupakan

lain.

ingin

Ketika

facebook

kegiatan

individu
untuk

pengungkapan diri remaja. Namun remaja

mengungkapkan atau mencurahkan segala

yang memiliki kontrol diri yang baik akan

hal yang terjadi dalam diri individu remaja

dapat

maupun

lebih

mengendalikan

diri

jika

membagikan

informasi

terkini

dihadapkan dengan situasi yang tidak sesuai

kepada pengguna lain, menunjukkan bahwa

dengan harapan remaja tersebut, sehingga

orang tersebut memiliki keinginan untuk
5

menampilkan diri dan cenderung melakukan

remaja untuk membatasi diri terutama pada

pengungkapan diri.Namun sebagian individu

saat menggunakan facebook terhadap hal-hal

cenderung menutup diri dan kurang terbuka

yang kurang baik dan sebagai alat untuk

dalam menggunakan facebook. Hal ini

membentuk perilaku manusia yang sesuai

sesuai dengan pendapat dari Wheeless, dkk

dengan norma dalam masyarakat.

(1986), yaitu individu yang kurang memiliki

Sumbangan efektif (SE) variabel

pengungkapan diri cenderung untuk menarik

kontrol diri terhadap pengungkapan diri

diri dan menghindari komunikasi, ditambah

remaja

dalam

menggunakan

facebook

dengan

sebesar

53,9%

dilihat

koefisien

harga

mempengaruhi

diri
pola

rendah,

akan

komunikasi

dalam

dari

determinasi atau R square sebesar 0,539. Hal

pengungkapan diri.

ini menunjukkan bahwa masih ada 46,1%

Berdasarkan

hasil

kategorisasi

faktor-faktor

lain

yang

memberikan

variabel kontrol diri dikatahui rerata empirik

sumbangan efektif terhadap pengungkapan

(RE) sebesar 67,81 dan rerata hipotetik (RH)

diri, seperti kondisi emosional, kepribadian,

sebesar 62,5 yang berarti kontrol diri pada

jenis kelamin dan kontrol sosial.

subjek tergolong sedang. Artinya, responden

Dari

hasil

uji

homogenitas

cukup mampu dalam melakukan kontrol diri

pengungkapan

dalam menggunakan facebook. Kondisi ini

kelamin

dapat

menggunakan Levene Statistic diketahui

cukup

diiterpretasikan
mampu

mengarahkan

bahwa responden

diri

yang

berdasarkan
dilakukan

jenis
dengan

dalam

mengontrol

dan

bahwa nilai p adalah 0,009 (p < 0,05) maka

perilaku,

pemikiran

dan

sampel

dalam

penelitian

ini

memiliki

informasi serta cukup mampu mengambil

varians skor yang tidak homogen. Dari hasil

keputusan dari setiap kejadian. Selaras

analisis uji perbedaan diketahui bahwa nilai t

dengan

dalam

= 1,995 (p < 0,05) dengan signifikansi

Sarafino, 2011) yang mendefinisikan kontrol

sebesar 0,049 (p < 0,05). Dengan demikian

diri adalah perasaan bahwa individu dapat

dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan

membuat

pengungkapan

pendapat

Rodin

keputusan

(1986,

dan

mengambil

diri

berdasarkan

jenis

tindakan yang efektif untuk menghasilkan

kelamin pada laki-laki dan perempuan yang

sesuatu yang diinginkan dan menghindari

signifikan dengan mean laki-laki sebesar

yang tidak diinginkan. Untuk itu kontrol diri

72,56 dan mean perempuan sebesar 77,74.

diperlukan

Artinya, ada perbedaan yang signifikan

hampir

disetiap

kehidupan
6

pengungkapan

diri

berdasarkan

jenis

pengungkapan

diri

berdasarkan

tempat

kelamin.Judy Pearson (1980, dalam DeVito

tinggal, dengan mean di kota Solo sebesar

1997) berpendapat bahwa peran seks-lah

64,90 dan mean di kota Solo sebesar 85,40.

(sex-role) dan bukan jenis kelamin dalam

Artinya, terdapat perbedaan pengungkapan

arti biologis yang menyebabkan perbedaan

diri remaja pengguna facebook di Solo

dalam hal pengungkapan diri ini.

dengan di Samarinda. Pengungkapan diri

Perbedaan pengungkapan diri antara

remaja yang tinggal di Samarinda lebih

laki-laki dan perempuan menurut Jourard

tinggi daripada pengungkapan diri remaja

(2000) terjadi karena adanya harapan yang

yang tinggal di Solo. Adanya perbedaan

berbeda terhadap laki-laki dan perempuan.

budaya, nilai serta aturan sosial yang berlaku

Harapan bagi laki-laki untuk tampak lebih

dimasyarakat memberikan cara pandang

kuat, objektif, kerja keras, tidak emosional,

yang berbeda. Perbedaan tersebut yang pada

dan mampu menyembunyikan emosinya

akhirnya akan membentuk kepribadian dan

dapat menghambat pengungkapan diri pada

pola komunikasi di masing-masing daerah

laki-laki,

tempat tinggal.

sedangkan

harapan

bagi

perempuan untuk mampu menolong dan
menyenangkan
meningkatkan

orang

lain

pengungkapan

diri

Menurut

Gainau

(2009),

dapat

pengungkapan diri sangat dipengaruhi oleh

pada

budaya, baik itu nilai-nilai, aturan, cara

perempuan.

pandang, dan sikap seseorang terhadap

Dari

hasil

pengungkapan

hemogenitas

budaya dari tempat tinggal responden, yaitu

dengan

di Solo dan Samarinda. Masyarakat yang

menggunakan Levene Statistic diketahui

tinggal di Jawa memiliki persperktif sebagai

bahwa pada pengungkapan diri nilai p

seorang individu yang lembut, halus dalam

adalah 0,226 (p > 0,05) maka sampel dalam

bertutur kata, gotong royong dan masih

penelitian ini memiliki varians skor yang

menjunjung tinggi adat istiadat sehingga

homogen. Dari hasil analisis uji perbedaan

remaja yang tinggal di Jawa lebih tertutup

diketahui bahwa nilai t = -12,416 dengan

dibandingkan dengan remaja yang tinggal di

signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,05).

Samarinda

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

berbicara apa adanya, individualis dan lain

ada

sebagainya.

yang

perbedaan

berdasarkan

lingkungannya. Budaya dalam hal ini adalah

tempat

tinggal

diri

uji

dilakukan

yang

sangat

signifikan
7

dengan

karakteristik

yang

Sebagaimana

hasil

observasi

Kesimpulan dan Saran

terhadap responden, karakteristik remaja

Berdasarkan hasil analisis data dan

yang tinggal di Samarinda yaitu, mudah

pembahasan

bergaul, berbicara apa adanya, konsumtif

sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa:

dan memiliki harga diri yang tinggi, berani,

1. Ada hubungan negatif antara kontrol diri

modis

dan

rajin

telah

diuraikan

Keadaan

dengan pengungkapan diri pada remaja

geografis kota Samarinda sebagai ibu kota

pengguna facebook. Artinya, semakin

propinsi

tinggi kontrol diri seorang remaja dalam

dengan

beribadah.

yang

penduduk

yang lebih

facebook

variatif (beragam) menjadikan karakteristik

menggunakan

remaja yang tinggal di Samarinda lebih

pengungkapan dirinya akan semakin

mudah terbuka terhadap hal-hal baru.

rendah,

sebaliknya

kontrol

diri

Hal ini diperkuat dari hasil penelitian
yang dilakukan

oleh

Masturah

(2013)

seorang

semakin
remaja

facebook

menggunakan

maka

rendah
dalam
maka

mengenai pengungkapan diri antara remaja

pengungkapan dirinya akan semakin

Jawa dan Madura menunjukkan bahwa

tinggi.

terdapat

perbedaan

signifikan

2. Sumbangan efektif atau peranan kontrol

pengungkapan diri antara remaja Jawa dan

diri terhadap pengungkapan diri pada

Madura, remaja Madura memiliki tingkat

remaja dalam menggunakan facebook

pengungkapan

tinggi

sebesar 53,9%, ini berarti masih terdapat

dibandingkan dengan remaja Jawa, dalam

43,1% faktor lain yang mempengaruhi

pengungkapan diri secara verbal atau dalam

pengungkapan

penyampaian informasi diri kepada individu

menggunakan facebook, seperti: kondisi

lain, baik informasi pribadi, sosial, karir,

emosional, kepribadian, jenis kelamin

maupun pendidikan, menyatakan pendapat,

dan kontrol sosial.

diri

yang

yang

lebih

diri

remaja

dalam

3. Responden penelitian memiliki kontrol

dan menyampaikan perasaan.

diri yang tergolong sedang, ini berarti

Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa kontrol diri memiliki pengaruh

responden

terhadap pengungkapan diri pada remaja

mengatur, mengarahkan dan mengambil

facebook,

suatu tindakan yang sebelumnya kurang

pengguna

meskipun

cukup

mampu

dalam

baik menuju ke arah yang lebih positif.

pengungkapan diri tidak hanya dipengaruhi
oleh variabel tersebut.
8

4. Responden

tingkat

nyata. Remaja juga diharapkan untuk

tergolong

mempertimbangkan isi informasi yang

sedang, ini berarti sebagian subjek dapat

akan diunggah difacebook, misalnya

mengungkapkan dirinya sebagai salah

dengan

satu cara dalam menjallin hubungan

negatif (update foto dan status secara

interpersonal,

saat

berlebihan) ke arah yang lebih positif

tertentu seorang remaja lebih memilih

(berbagi informasi terkini mengenai

untuk menyimpan informasi tentang diri

teknologi, ilmu pengetahuan dan lain

sendiri.

sebagainya).

pengungkapan

memiliki
diri

akan

yang

tetapi

ada

5. Ada hubungan yang signifikan antara

mengalihkan

pikiran-pikiran

b. Bagi orang tua diharapkan untuk lebih

kontrol diri dengan pengungkapan diri

mengontrol

berdasarkan jenis kelamin. Artinya, ada

penggunaan facebook misalnya dengan

perbedaan pengungkapan diri antara

menjalin komunikasi yang hangat dan

remaja laki-laki dan remaja perempuan

akrab dalam keluarga agar anak-anak

dalam menggunakan facebook.

tidak memilih facebook sebagai media
komunikasi

6. Ada hubungan yang signifikan antara

anak-anak

sehingga

dalam

dapat

lebih

kontrol diri dengan pengungkapan diri

meminimalkan penggunaan facebook.

berdasarkan tempat tinggal. Artinya, ada

c. Bagi peneliti lain, diharapkan dapat

perbedaan yang sangat signifikan antara

memberikan acuan untuk melakukan

pengungkapan diri remaja pengguna

penelitian lanjutan mengenai hubungan

facebook yang tinggal di Solo dan di

antara kontrol diri dengan pengungkapan

Samarinda.

diri dengan mempertimbangkan variabel
dan

yang berbeda, misalnya kontrol diri

kesimpulan yang diperoleh, maka penulis

dengan trait kepribadian, budaya (tempat

memberikan saran yang diharapkan dapat

tinggal),

bermanfaat, yaitu:

Peneliti selanjutnya juga dapat meneliti

a. Bagi responden penelitian dalam hal ini

pada jejaring sosial yang lain selain

adalah seorang remaja diharapkan dapat

facebook karena pada masa ini telah

menyesuaikan

ketika

bermunculan jejaring sosial baru yang

mengungkapkan diri difacebook dengan

kemungkinan banyak digunakan oleh

mengungkapkan diri dalam kehidupan

remaja dan masyarakat secara umum.

Berdasarkan

hasil

penelitian

diri

9

dan

kemampuan

kognitif.

Selain

itu,

peneliti

pada hari Rabu, 3 Desember 2014
pukul 13.45).

selanjutnya

diharapkan dapat menyempurnakan skala

Jourard, S.M. (2000). Self Disclosure an
Experimental Analisys of the
Transparent Self. (online). New
York: Robert E. Krieger (diakses
tanggal 17 Juli 2014).

yang pernah digunakan peneliti agar
hasilnya

lebih

terlihat

perbedaan

pengungkapan diri berdasarkan jenis
kelamin dan tempat tinggal.

Kristiani, Y.O &Harefa, A. (2012). Studi
Literatur Keterbukaan Diri pada
Remaja Pengguna Facebook.Depok:
Universitas Gunadarma.

Daftar Pustaka
Agbaria, Q. (2014). Religiosity, Social
Support, Self-Control and Happiness
as Moderating Factors of Physical
Violence among Arab Adolescents in
Israel.Educational Research and
Development Authority, 05 (02), 7585.
(Online). Israel: Al-Qasmic
College.

Monks, F.J., Knoers, A.M.P., &Haditono, S.
R. (2001). Psikologi Perkembangan:
Pengantar
Dalam
Berbagai
Bagiannya. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press.
Papalia D.E., Olds, S.W., & Feldman, R.D.
(2007). Human Development (9th
edition). New York: McGraw Hill.

Arinkunto, S. (2010). Prosedur Penelitian
Suatu Pendekatan Praktik (Edisi
Revisi VI). Jakarta: Rineka Cipta.

Sarafino, E.P, & Smith, T.W. (2011). Health
Psychology
Biopsychosocial
Interactions Second Edition. New
York: John Wiley & Sons, Inc.

Averill, J.R. (1973). Personal Control Over
Aversive
Stimuli
and
It’s
Relationship to Stress. Psychological
Buletin, 80 (04). (online). (diakses
pada Senin, 11 Agustus 2014 pukul
09.10).

Taylor, S.E., Peplau, L.A., & Sears, D.O.
(2009). Psikologi Sosial. Edisi Kedua
Belas.
(Terjemahan
oleh
TriWibisono B.S). Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.

Dariyo, A. (2004). Psikologi Perkembangan
Remaja. Bogor: Ghalia Indonesia.
DeVito,
J.A.
(1997).
Komunikasi
Antarmanusia.
Edisi
Kelima
(Terjemahan oleh Ir. AgusMaulana
MSM). Jakarta: Profesional Books.

Wheeless, L.R., Nesser, K.,& Mccroskey,
J.C. (1986). The Relationships of
Self-Disclosure and Disclosiveness
To High and Low Communication
Apprehension,
Communication
Research Reports (3) (Online),.
http://www.jamescmccroskey.com/p
ublications/137.pdf.

Gainau, M.B. (2009). Keterbukaan Diri (Self
Disclosure) Siswa dalam Perspektif
Budaya dan Implikasinya Bagi
Konseling. Jurnal Ilmiah Widya
Warta, 33 (01). (online). (diakses

10