PENGATURAN PRIVASI KOMUNIKASI SANTRIWATI PADA AKTIVITASNYA DI MEDIA SOSIAL FACEBOOK DI PONDOK PESANTREN MODERN WILAYAH JOMBANG.

PENGATURAN PRIVASI KOMUNIKASI SANTRIWATI PADA
AKTIVITASNYA DI MEDIA SOSIAL FACEBOOK DI PONDOK
PESANTREN MODERN WILAYAH JOMBANG
SKRIPSI

Oleh :
NOVICHA ZAYANTINOOR FANSURI
NPM. 1043010110

YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
2014

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

J UDUL PROPOSAL :
“PENGATURAN PRIVASI KOMUNIKASI SANTRIWATI PONDOK
PESANTREN MODERN DI WILAYAH J OMBANG PADA AKTIFITASNYA

DI MEDIA SOSIAL FACEBOOK“

NamaMahasiswa

: Novicha Zayantinoor Fansuri

NPM

: 1043010110

Program Studi

: IlmuKomunikasi

Fakultas

: FakultasIlmuSosialdanIlmuPolitik

Telahdisetujuiuntukmengikuti Seminar Proposal
Menyetujui,


PEMBIMBING UTAMA

J UWITO S. Sos, MSi
NPT. 3 6704 95 00361

Mengetahui,

KETUA PROGRAM STUDI

J UWITO S. Sos, MSi
NPT. 3 6704 95 00361
i
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

J UDUL PROPOSAL :
“PENGATURAN
PRIVASI
KOMUNIKASI

SANTRIWATI
PADA
AKTIVITASNYA DI MEDIA SOSIAL FACEBOOK DI PONDOK
PESANTREN MODERN WILAYAH J OMBANG “
Nama Mahasiswa

: Novicha Zayantinoor Fansuri

NPM

: 1043010110

Program Studi

: Ilmu Komunikasi

Fakultas

: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik


Telah diuji dan diseminarkan pada tanggal 31 Oktober 2013
PEMBIMBING

TIM PENGUJ I

Ir . DIDIK TRENGONO, MSi
NPT. 3 6704 95 00361

J UWITO S. Sos, MSi
NPT. 3 6704 95 00361

Dra . HERLINA SUSKMAWATI, M.Si

NIP. 196412251993092001

J UWITO S. Sos, MSi
NPT. 3 6704 95 00361

Mengetahui,
KETUA PROGRAM STUDI


J UWITO S. Sos, MSi
NPT. 3 6704 95 00361

ii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

PENGATURAN PRIVASI KOMUNIKASI SANTRIWATI PADA AKTIVITASNYA
DI MEDIA SOSIAL FACEBOOK DI PONDOK PESANTREN MODERN WILAYAH
J OMBANG
Disusun Oleh :
NOVICHA ZAYANTINOOR F.
NPM. 10 43010 110
Telah diper tahankan dihadapan dan diter ima oleh Tim Penguji Skr ipsi
Progr am Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP)
Universitas Pembangunan Nasional “Veter an” J awa Timur
Pada tanggal 15 J anuari 2014

Menyetujui,

Pembimbing Utama

Tim Penguji :
1. Ketua

J UWITO S. Sos, M.Si
NPT. 3 6704 95 00361

J UWITO S. Sos, M.Si
NPT. 3 6704 95 00361

2. Sekretaris

Drs. KUSNARTO, M.Si
NIP. 195808011984021001
3. Anggota

DR. Catur Suratnoaji, M.Si
NPT. 3 6804 94 00281
Mengetahui,

DEK AN
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Dra.Ec.Hj. SUPARWATI, M.Si
NIP. 1 95597 181983 022 001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat dan
anugrahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi. Penulis
menyadari bahwa tanpa pertolongan Allah SWT, skripsi ini tidak dapat terselesaikan.
Penulis skripsi ini diajukan sebagai syarat untuk memenuhi sistem kredit
semester jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Pembangunan Nasional “veteran” Jawa Timur. Proposal ini disusun dengan judul
“PENGATURAN

PRIVASI


AKTIVITASNYA

DI

MEDIA

KOMUNIKASI
SOSIAL

SANTRIWATI

FACEBOOK

DI

PADA
PONDOK

PESANTREN MODERN WILAYAH J OMBANG”.

Dalam penyusun ini, peneliti memperoleh banyak bantuan dari berbagai
pihak. Peneliti mengucapan terimakasih kepada Juwito, S.Sos. , M.Si selaku dosen
pebimbing yang telah memberikan bimbingan dan arahan sehingga peneliti dapat
menyelesaikan skripsi ini.
Atas partisipasi dari semua pihak yang telah banyak membantu serta
memberikan semangat, motivasi, kritik, saran, pengalaman, petunjuk dan bimbingan
dalam penulisan skripsi ini, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih
kepada :
1. Dra. Hj. Suparwati, M.Si. , Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
2. Juwito, S.Sos. , M.Si. , Selaku Kepala program studi Ilmu Komunilasi Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

iii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3. Kedua Orang Tua yang selalu memberikan dukungan serta doa untuk penulis
agar bisa menyelesaikan skripsi hingga selesai.
4. Rangga Prakasa, Mahasiswa Fakultas Hukum UPN Veteran Jatim yang selalu
menjadi moodbooster ketika mengerjakan skripsi ini yang selalu memberikan

kritikan, masukan, dukungan serta menemani penulis mengerjakan skripsi ini.
5. Yayas, Riri, Bonek, Enta, Heni, Jojo, Vivi, Umik ( Komunikasi UPN ), Teman
seperjuanagn lainya dan temen sibuk di kampus mengurus dari awal sampe akhir.
6. Dan kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu – satu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu segala kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan demi
kesempurnaan penelitian ini. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat
khususnya untuk penulis dan mahasiswa pada umumnya.

Surabaya, 22 Desember 2013

Penulis

iv
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PERSETUJ UAN ....................................................................


i

KATA PENGANTAR ................................................................................. iii
DAFTAR ISI ...............................................................................................

v

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................

1

1.1 Latar Belakang Masalah .............................................................

1

1.2 Rumusan Masalah ...................................................................... 10
1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................... 10
1.4 Kegunaan Penelitian .................................................................. 10
BAB II TINJ AUAN PUSTAKA ................................................................. 12
2.1 Penelitian Terdahulu ................................................................... 12
2.2 Landasan Teori ........................................................................... 15
2.2.1 Internet Sebagai Media Komunikasi Massa ....................... 15
2.2.2 Komunikasi Massa ............................................................ 19
2.2.3 Teori Manajemen Privasi Komunikasi ............................... 20
2.2.4 Pondok Pesantren .............................................................. 25
2.2.5 Santri (Perempuan) ........................................................... 28
2.2.6 Facebook ........................................................................... 30
2.3 Kerangka Berpikir ...................................................................... 33

v
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................. 35
3. 1 Metode Penelitian ....................................................................... 35
3. 2 Definisi Operasional .................................................................. 37
3.2.1 Pengaturan Privasi Komunikasi .......................................... 37
3.2.2 Pondok Pesantren .............................................................. 38
3.2.3 Santri (Perempuan) ........................................................... 40
3.2.4 Facebook ........................................................................... 42
3. 3 Informan .................................................................................... 44
3. 4 Lokasi Penelitian ....................................................................... 44
3. 5 Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 45
3.6 Teknik Analisis Data ................................................................. 47
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 48
4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian dan Penyajian Data .............. 48
4.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ....................................... 48
4.1.2 Penyajian Data ................................................................... .. 50
4.2 Lokasi Penelitian ........................................................................... 55
4.3 Identitas Informan ......................................................................... 57
4.4 Analisis Data ................................................................................. 58
4.4.1 Pengaturan Privasi Komunikasi Santriwati Pada
Aktifitasnya di Media Sosial Facebook di Pondok
Pesantren Modern Wilayah Jombang ................................ . 58
4.4.1.1 Informasi Privat ................................................. ..... 59
4.4.1.2 Batasan Privat ................................................ ......... 69

vi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4.4.1.3 Kontrol dan Kepemilikan ........................................... 74
4.4.1.4 Sistem Manajemen Berdasarkan Aturan..................... 79
4.4.1.5 Dialektika Manajemen...............................................83
4.5 Pembahasan ............................................................................................... 91
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 92
5.1

Kesimpulan .......................................................................................... 92

5.2

Saran ................................................................................................... . 93

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
PEDOMAN INTERVIEW

vii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ABSTRAK
NOVICHA ZAYANTINOOR FANSURI, PENGATURAN PRIVASI KOMUNIKASI
SANTRIWATI PADA AKTIVITASNYA DI MEDIA SOSIAL FACEBOOK DI
PONDOK PESANTREN MODERN WILAYAH J OMBANG.
Penelitian ini didasarkan perkembangan teknologi yang semakin meluas ke berbagai
wilayah hingga dapat masuk ke dalam wilayah pondok pesantren modern. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui dan memahami pengaturan privasi komunikasi pada
aktifitasnya yang dilakukan oleh santriwati pondok pesantren di facebook. Terhubung dengan
teori Manajemen Privasi Komunikasi yang memiliki 5asumsi yaitu Informasi Privat¸Batasan
Privat, Kontrol dan Kepemilikan, Sistem Manajemen Berdasarkan Aturan dan Dialektika
Manajemen. Metode penelitian yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah penelitian
kualitatif. Serta peneliti menggunakan teknik wawancara mendalam (indepth interview)
dengan berpedoman pada pertanyaan pedoman. Hasil dari penelitian adalah santriwati juga
menggunakan pengaturan privasi komunikasi dalam aktifitasnya di media sosial facebook.
Dan sesuai dengan 5 asumsi dasar dari teori Manajemen Privasi Komunikasi.

Kata Kunci : Pengaturan Privasi Komunikasi, Pondok Pesantren Modern, Santriwati,
Facebook.
ABSTRACT

NOVICHA ZAYANTINOOR FANSURI. FEMALE STUDENT COMMUNICATIONS
PRIVACY SETTINGS ON SOCIAL MEDIA FACEBOOK ACTIVITIES IN THE
REGION J OMBANG MODERN BOARDING SCHOOL.
This research is based development technologies increasingly extends to various areas
to be entered into the territory of the modern boarding school. The purpose of this study is to
investigate and understand of female student communications privacy settings on social media
facebook activities in the region jombang modern boarding school. Connect with the
Communication Privacy Management theory has 5 assumptions that is¸ Private Information,
Private limitation , control and ownership, Rules Based Management System and Dialectics of
Management. The method used qualitative research. As well as the researchers used in-depth
interview techniques based on the guideline questions. The result of the study were female
students also use the privacy settings of communication in social media activities on facebook.
And according to the 5 basic assumptions Communivation Privacy Management Theory.

Keywords : Privacy Settings Communication , Modern Islamic Boarding School , female
students , Facebook .

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Masalah
Banyak sekali pondok pesantren Islam di wilayah Indonesia yang

mempunyai ciri khas tersendiri atau kewajiban – kewajiban yang sudah
ditentukan. Seiring perkembangan zaman, serta tuntutan masyarakat atas
kebutuhan pendidikan Umum, kini banyak pesantren yang menyediakan menu
pendidikan umum dalam pesantren. kemudian muncul istilah pesantren Salaf dan
pesantren Modern, pesantren Salaf adalah pesantren yang murni mengajarkan
Pendidikan Agama sedangkan Pesantren Modern menggunakan sistem pengajaran
pendidikan umum atau Kurikulum.
Pondok pesantren modern tentunya berbeda dengan pondok pesantren salaf,
perbedaannya pondok pesantren modern tidak sepenuhnya mempelajari ilmu –
ilmu agama atau hukum – hukum islam tertentu tapi pondok modern
memperadukan atau menggabungkan ilmu agama dengan ilmu lain perihal dari
religi, seperti ilmu umum yang banyak di ketahui oleh masyarakat luar.
Ada pula pesantren yang mengajarkan pendidikan umum, di mana
persentase ajarannya lebih banyak ilmu-ilmu pendidikan agama Islam daripada
ilmu umum (matematika, fisika, dan lainnya). Ini sering disebut dengan
istilah pondok pesantren modern, dan umumnya tetap menekankan nilai-nilai dari
kesederhanaan, keikhlasan, kemandirian, dan pengendalian diri. Pada pesantren
dengan materi ajar campuran antara pendidikan ilmu formal dan ilmu agama

1
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

Islam, para santri belajar seperti di sekolah umum atau madrasah. Pesantren
campuran untuk tingkat SMP kadang-kadang juga dikenal dengan nama Madrasah
Tsanawiyah, sedangkan untuk tingkat SMA dengan nama Madrasah Aliyah.
Namun, perbedaan pesantren dan madrasah terletak pada sistemnya. Pesantren
memasukkan santrinya ke dalam asrama, sementara dalam madrasah tidak. Ada
juga jenis pesantren semimodern yang masih mempertahankan kesalafannya dan
memasukkan

kurikulum

modern

di

pesantren

tersebut.

(http://id.wikipedia.org/wiki/Pesantren)
Sedangkan pondok pesantren salaf, lebih mengutamakan ilmu keagamaan
yang mendalam, tidak menggabungkan atau memperadukan ilmu – ilmu selain
dari imu agama Islam. Pondok salaf hanya berpedoman kepada Al-Qur’an, Hadits,
Kitab dan surat – surat Islam lainnya. Pesantren yang hanya mengajarkan ilmu
agama Islam saja umumnya disebut pesantren salaf. Pola tradisional yang
diterapkan dalam pesantren salafi adalah para santri bekerja untuk kyai mereka bisa dengan mencangkul sawah, mengurusi empang (kolam ikan), dan lain
sebagainya - dan sebagai balasannya mereka diajari ilmu agama oleh kyai mereka
tersebut. Sebagian besar pesantren salafi menyediakan asrama sebagai tempat
tinggal para santrinya dengan membebankan biaya yang rendah atau bahkan tanpa
biaya sama sekali. Para santri, pada umumnya menghabiskan hingga 20 jam waktu
sehari dengan penuh dengan kegiatan, dimulai dari salat shubuh di waktu pagi
hingga mereka tidur kembali di waktu malam. Pada waktu siang, para santri pergi
ke sekolah umum untuk belajar ilmu formal, pada waktu sore mereka menghadiri

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

pengajian dengan kyai atau ustaz mereka untuk memperdalam pelajaran agama
dan al-Qur'an. (http://id.wikipedia.org/wiki/Pesantren)
Berbagai macam kebijakan dan peraturan yang terdapat pada suatu pondok
pesantren modern dan pondok pesantren salaf yang sudah di sepakati oleh petinggi
atau para kyai dari pondok pesantren tersebut. Sehingga mewajibkan para santri
mematuhi peraturan, bahkan adanya sanksi atau hukuman jika para santri
melanggar peraturan yang sudah ditetapkan oleh pihak pondok pesantren. Dalam
menjalani kehidupan di pesantren, pada umumnya mereka mengurus sendiri
keperluan sehari-hari dan mereka mendapat fasilitas yang sama antara santri yang
satu dengan lainnya.
Santri diwajibkan menaati peraturan yang ditetapkan di dalam pesantren
tersebut dan apabila ada pelanggaran akan dikenakan sanksi sesuai dengan
pelanggaran yang dilakukan. Kehidupan di dalam pondok pesantren modern Islam
sangat identik dengan peraturan yang ada di seluruh aspek kehidupan masyarakat
pesantren. Adanya peraturan tersebut merupakan suatu pembentuk identitas dari
masyarakat pesantren itu sendiri. Menurut Littlejohn identitas adalah sebuah rupa
serta usaha apa yang kita lakukan untuk membentuk rupa kita (Littlejohn, 2009:
295).
Ketakutan komunikasi adalah bagian dari kelompok konsep yang terdiri atas
penghindaran sosial, kecemasan sosial kemudian kecemasan dalam berinteraksi
dan keseganan (Vivian, 2008: 99). Maka dari itu, berbagai macam peraturan yang
ada di pondok pesantren menimbulkan ketakutan komunikasi terhadap santri,

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

mereka merasa diawasi keberadaanya dengan aturan yang dapat menempatkannya
pada posisi bersalah jika diketahui melanggar peraturan tersebut.
Banyak santri yang masih belum terbiasa dengan peraturan – peraturan yang
ada, karena kebanyakan santri pondok pesantren adalah seorang remaja yang
masih duduk di bangku sekolah SMP dan SMA. Seorang remaja yang masih ingin
melakukan banyak aktivitas dan banyak interaksi dengan siapa pun atau teman –
teman sebayanya. Bahkan santri remaja banyak pula yang sudah bisa merasakan
rasanya jatuh cinta dan menjalin suatu hubungan dengan lawan jenisnya atau
pacaran.
Masa remaja sebagai anak yang ada pada masa peralihan dari masa anakanak menuju usia dewasa. Pada masa peralihan ini biasanya terjadi percepatan
pertumbuhan dalam segi fisik. Baik ditinjau dalam bentuk badan, sikap, cara
berpikir, dan bertindak, mereka bukan lagi anak-anak. Mereka juga belum
dikatakan manusia dewasa yang memiliki kematangan pikiran.Pada masa remaja
adalah masa dimana seseorang membentuk atau mulai membangun siapa dirinya.
Santri merupakan sebutan bagi para siswa yang belajar mendalami agama
di pesantren. Biasanya para santri ini tinggal di pondok atau asrama pesantren
yang telah disediakan, namun ada pula santri yang tidak tinggal di tempat yang
telah disediakan tersebut yang biasa disebut dengan santri kalong sebagaimana
yang telah penulis kemukakan pada pembahasan di depan. Menurut Zamakhsyari
Dhofir berpendapat bahwa: “Santri yaitu murid-murid yang tinggal di dalam
pesantren untuk mengikuti pelajaran kitab-kitab kuning atau kitab-kitab Islam
klasik yang pada umumnya terdiri dari dua kelompok santri yaitu: - Santri Mukim

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

yaitu santri atau murid-murid yang berasal dari jauh yang tinggal atau menetap di
lingkungan pesantren. - Santri Kalong yaitu santri yang berasal dari desa-desa
sekitar pesantren yang mereka tidak menetap di lingkungan kompleks peantren
tetapi

setelah

mengikuti

pelajaran

mereka

pulang.

(

http://id.wikipedia.org/wiki/Pesantren )
Dalam menjalani kehidupan di pesantren, pada umumnya santri mengurus
sendiri keperluan sehari-hari dan mereka mendapat fasilitas yang sama antara
santri yang satu dengan lainnya. Santri diwajibkan menaati peraturan yang
ditetapkan di dalam pesantren tersebut dan apabila ada pelanggaran akan
dikenakan sanksi sesuai dengan pelanggaran yang dilakukan.
Adanya perkembangan teknologi yang berdampak kepada pondok
pesantren modern, santri mendapatkan sebuah jalan keluar dengan adanya
keberadaan internet di lingkungan pesantren. Internet tersebut dapat diakses
dengan mudah oleh santri tanpa adanya pengawasan yang ketat dari pengasuh
pesantren terhadap akitifitas yang dilakukan santri dengan memanfaatkan
teknologi internet.
Internet adalah jaringan dasar yang membawa pesan. Sedangkan web
adalah struktur kode – kode yang mengizinkan pertukaran bukan hanya antar teks
tetapi juga grafis, video, dan audio. Komunikasi web menggeser banyak dari
kontrol komunikasi melalui media massa ke penerima, membalikkan proses
komunikasi tradisional. Penerima tidak hanya menerima pesan, seperti biasa kita
jumpai dalam siaran berita televisi. Penerima kini bisa berpindah ke lusinan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

altermatif melalui jaringan yang mirip dengan jaring laba – laba. (Vivian, 2008:
262).
Banyak cara yang dilakukan oleh santri untuk melakukan interaksinya atau
aktivitasnya yang tidak diketahui oleh orang lain. Seperti, membawa handphone
meskipun dilarang, menggunakan surat dan menggunakan media sosial yaitu
facebook. Dari cara – cara tersebut, yang paling sering digunakan oleh santri
adalah media sosial facebook, karena facebook adalah media sosial yang mudah
untuk di operasikan, dan mudah digunakan oleh kalangan remaja. Di wilayah
pondok pesantren Jombang juga terdapat warnet yang mudah dijangkau oleh
santri, sehingga mereka menggunakan privasi komunikasi nya untuk melakukan
aktivitas nya dan melakukan interaksi dengan orang lain. Melalui facebook,
seseorang bisa berkomunikasi dan berinteraksi dengan siapa saja. Bagi seorang
santri, facebook bisa digunakan sebagai sebuah jalan keluar untuk mengurangi
ketakutan komunikasi. Oleh beberapa santri, facebook juga digunakan sebagai
salah satu sarana untuk terbebas dari aturan yang melanggar santri bergaul dan
berinteraksi dengan lawan jenisnya.
Disini peneliti lebih terfokus oleh santri perempuan atau biasa disebut
santriwati, karena seorang perempuan lebih cenderung tertutup dalam hal – hal
pribadinya dan aktifitas yang dilakukannya. Bahkan seorang perempuan lebih
sulit untuk melakukan keterbukaan dalam hal apapun kepada siapapun. Tapi
disini, santriwati pondok pesantren Jombang justru melakukan keterbukaan
aktifitas – aktifitas dan interaksi yang dilakukannya di dalam media jejaring sosial
facebook. Bahkan santriwati ini dengan mudah dan leluasa dalam menggunakan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

dan melakukan keterbukaan privasi yang dimilikinya, padahal di dalam pondok
pesantren sendiri mempunyai peraturan – peraturan yang sudah ditetapkan
termasuk menggunakan media sosial. Maka dari itu, santriwati pondok pesantren
wilayah Jombang ini meggunakan pengaturan privasi komunikasi pada
penggunaan media jejaring sosial facebook agar tidak dapat diketahui oleh banyak
orang.
Dikarenakan salah satu peraturan yang ada di podok pesantren yaitu tidak
boleh berinteraksi dengan lawan jenis dan tidak boleh bertemu secara langsung
dengan lawan jenis yang bukan mukhrimnya. Apabila ada santriwati yang
melanggar peraturan tersebut, akan terkena hukuman dan sanksi yang sudah
ditetapkan. Maka dari itu, santriwati melakukan interaksi komunikasi dengan
teman – teman nya secara sembunyi – sembunyi atau tidak diketahui oleh orang
lain, atau santriwati tersebut meggunakan pengaturan privasi komunikasinya di
media facebook sehingga membuat santriwati tersebut tidak terkena hukuman oleh
pihak pondok.
Disini peneliti hanya memahami pengaturan privasi seperti apa yang
digunakan oleh santriwati pondok pesantren Jombang dalam menggunakan media
sosial facebook. Dengan meneliti aktifitas yang dilakukan santriwati dalam media
sosial facebook dan memahami pengaturan yang seperti apa sehingga membuat
santriwati tersebut dapat terbuka dalam interaksinya.
Peneliti mengambil wilayah kota Jombang karena sudah memenuhi syarat
yang dibutuhkan peneliti untuk melakukan penelitian. Bukan hanya itum kota
Jombang sudah terkenal dengan kota santri atau kota beriman.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8

Jombang adalah kabupaten yang terletak di bagian tengah Provinsi Jawa
Timur. Luas wilayahnya 1.159,50 km², dan jumlah penduduknya 1.201.557 jiwa
(2010), terdiri dari 597.219 laki-laki dan 604.338 perempuan. Pusat kota Jombang
terletak di tengah-tengah wilayah Kabupaten, memiliki ketinggian 44 meter di
atas permukaan laut, dan berjarak 79 km (1,5 jam perjalanan) dari barat daya Kota
Surabaya, ibu kota Provinsi Jawa Timur. Jombang memiliki posisi yang sangat
strategis, karena berada di persimpangan jalur lintas selatan Pulau Jawa
(Surabaya-Madiun-Jogjakarta), jalur Surabaya-Tulungagung, serta jalur MalangTuban. (http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Jombang )
Jombang juga dikenal dengan sebutan Kota Santri, karena banyaknya
sekolah pendidikan Islam (pondok pesantren) di wilayahnya. Bahkan ada pameo
yang mengatakan Jombang adalah pusat pondok pesantren di tanah Jawa karena
hampir seluruh pendiri pesantren di Jawa pasti pernah berguru di Jombang. Di
antara pondok pesantren yang terkenal adalah Tebuireng, Denanyar, Tambak
Beras, dan Darul Ulum (Rejoso). Banyak tokoh terkenal Indonesia yang
dilahirkan di Jombang, di antaranya adalah mantan Presiden Indonesia yaitu KH
Abdurrahman Wahid, pahlawan nasional KH Hasyim Asy'ari dan KH Wahid
Hasyim, tokoh intelektual Islam Nurcholis Madjid, serta budayawan Emha Ainun
Najib. Konon, kata Jombang merupakan akronim dari kata berbahasa Jawa yaitu
ijo (Indonesia: hijau) dan abang (Indonesia: merah). Ijo mewakili kaum santri
(agamis), dan abang mewakili kaum abangan (nasionalis/kejawen). Kedua
kelompok tersebut hidup berdampingan dan harmonis di Jombang. Bahkan kedua

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

elemen ini digambarkan dalam warna dasar lambang daerah Kabupaten Jombang.
( http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Jombang ).
Banyak sekali santri remaja yang terdapat di pondok pesantren modern di
wilayah Jombang. Selain itu, teknologi internet juga sudah memasuki kawasan
pondok di Jombang seperti Tebu Ireng dan Darul ‘Ulum. Di sini memudahkan
peneliti untuk memilih wilayah Jombang sebagai lokasi penelitian untuk
menegetahui permasalahan yang ada. Selain itu, peneliti lebih memfokuskan
kepada santriwati atau santri perempuan karena santri remaja perempuan lebih
suka atau gemar menggunakan media jejaring sosial facebook.
Maka dari itu peneliti memilih lokasi penelitian hanya beberapa pondok
pesantren modern di wilayah jombang. Yaitu pondok pesantren Tebu Ireng dan
pondok pesantren Darul ‘Ulum. Peneliti memang tidak menemukan artikel bahwa
pondok Darul ‘Ulum dan pondok Tebu Ireng yang memiliki banyak santriwati,
namun menurut dari masyarakat umum khususnya di kota Jombang mengatakan
bahwa wilayah yang paling banyak terdapat santriwati adalah di pondok Darul
‘Ulum dan Tebu Ireng.
Dari latar belakang di atas, maka peneliti akan melakukan penelitian dalam
hal memahami pengaturan privasi komunikasi pada aktifitas – aktifitas yang
dilakukan oleh santriwati di pondok pesantren wilayah Jombang. Karena banyak
sekali para santriwati (santri wanita) yang menggunakan media sosial facebook
sebagai media sarana privasi komunikasi terhadap orang lain. Peneliti akan
memahami privasi komunikasi nya dan mengetahui pengaturan privasi
komunikasi pada santriwati tersebut.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

1.2

Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka perumusan

masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Pengaturan Privasi Komunikasi
Santriwati Pondok Pesantren Modern Di Wilayah Jombang Pada Aktifitasnya di
Media Jejaring Sosial Facebook”.

1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah diuraikan di
atas, maka tujuan yang akan dicapai dalam peneltian ini adalah untuk mengetahui
dan memahami pengaturan privasi komunikasi pada aktifitas yang dilakukan oleh
santriwati pondok pesantren modern di Jombang di media jejaring sosial
facebook.

1.4 Kegunaan Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Secara teoritis
Berguna untuk menambah wawasan mengenai pengaturan privasi
komunikasi pada media jejaring sosial yaitu facebook, serta memahami
aktifitas di dalam privasi komunikasi tersebut. Hal ini diwujudkan dalam
sebuah penelitian, dengan metode penelitian kualitatif.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

2. Secara Praktis
Proses pemahaman dan pengenalan pada pengaturan privasi komunikasi
yang dilakukan oleh santriwati pondok peantren modern dalam
menggunakan media sosial facebook untuk berinteraksi dan beraktifitas.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II

TINJ AUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu
Disini peneliti mencari jurnal ilmiah yang sesuai dengan permasalahan yang
akan diteliti. Tentunya jurnal ilmah program studi Ilmu Komunikasi, peneliti
menemukan jurnal dari berbagai universitas Indonesia dan melalui e-journal
beberapa kampus yang ada di Indonesia. Jurnal ini nantinya akan berguna sebagai
refrensi penelitian bagi peneliti.
Penelitian terdahulu yang pernah diteliti oleh Universitas Kristen Petra
Surabaya Program Studi Ilmu Komunikasi oleh Anneke Mahthilda Ukung dengan
judul “Commnuication Privacy Management Penderita HIV di Media
Facebook”.
Dalam penelitian ini membahas tentang dimana seseorang yang terjangkir
penyakit HIV, dan dia hanya bisa membuka dirinya melalui jejaring sosial
facebook. seseorang tersebut memanfaatkan jejaring sosial sebagai tempat
pengungkapan informasi privasi tentang dirinya. Dia secara terbuka menceritakan
awal mula dia mendapat penyakit HIV, walaupun hal tersebut merupakan
informasi yang privat bagi seseorang.
Menurut West dan Turner (2008, p.257) informasi privat, merujuk pada cara
tradisional untuk berpikir mengenai pembukaan : ini merupakan pengungkapan
informasi privat. Dia di pilih sebagai ketua dari komunitas jaringan orang

12
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

terinfeksi HIV Indonesia, bagian Jawa Timur, selain sebagai ketua, dia juga sering
dipanggil sebagai narasumber di berbagai media seperti media radio dan bahkan
media televisi terkait HIV/AIDS.
Penelitian ini menggunakan teori Communication Privacy Management dari
Petronio (2002), khususnya 5 asumsi dasar yang membentuk teori tersebut yaitu
Informasi Privat, Batasan Privat, Kontrol dan Kepemilikan, Sistem Manajemen
Berdasarkan Aturan, Dialketika Manajemen.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi
kasus. Metode studi kasus bertujuan untuk memperoleh pemahaman mengenai
bagaimana kelompok masyarakat yang berbeda mengambil keputusan mengenai
persoalan yang terkait dengan keberadaan untuk kepentingan warga ( Awito,
2007, p. 85). Menurut Daymon & Holloway (2008, p.162), tujuan studi kasus
adalah meningkatkan pengetahuan mengenai peristiwa – peristiwa komunikasi
yang nyata. Sedangkan menurut Yin, studi kasus adalah salah satu metode
penelitian ilmu – ilmu sosial. Secara umum studi kasus merupakan strategi yang
lebih cocok bila pokok pertahanan suatu penelitian berkenaan dengan How atau
Why, bila peneliti hanya memimilki sedikit peluang untuk mengontrol peristiwa
yang akan diselidiki, bilamana fokus penelitiannya terletak pada fenomena
kontemporer (masa kini) di dalam konteks kehidupan nyata. (Yin, 2009, p.1).
Hasil dari penelitian ini adalah, dari hasil temuan data dari hasil observasi dan
wawancara, peneliti melakukan analisis yang didukung oleh teori Communication
Privacy Management dari Petronio (2002), khususnya 5 asumsi dasar yang

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

membentuk teori tersebut yaitu Informasi Privat, Batasan Privat, Kontrol dan
Kepemilikan, Sistem Manajemen Berdasarkan Aturan, Dialketika Manajemen.
Sehingga hanya orang – orang tertentu yang dapat memahami dan mengetahui
informasi

dan

komunikasi

yang

dilakukannya

pada

media

facebook.

(http://studentjournal.petra.ac.id/index.php/ilmu-komunikasi/article/view/922/822)
Sedangkan untuk jurnal ilmiah yang kedua juga ditemukan melalui e-journal dari
Universitas Dipenogoro Program studi Ilmun Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik dengan judul “Memahami Pengatur an Pr ivasi Komunikasi Santr i Pondok
Pesantr en Islam Ter kait Dengan Aktifitas Dalam Media J ejar ing Sosial Facebook”
oleh Erva Maulita.
Penelitian ini lebih terfokus pada memahami pengaturan privasi komunikasi yang
digunakan oleh santri di pondok islam Assalam Surakarta dengan alasan bahwa PPMI
Assalam Surakarta memiliki keterbukaan terhadap media internet. Melalui facebook,
seseorang bisa berkomunikasi dan berinteraksi dengan siapa saja.
Teori yang digunakan penelitian ini adalah teori Pengaturan Privasi Komunikasi
(Communication Privacy Management) oleh Sandra Petronio. Dengan asumsi pertama
dari teori ini adalah Informasi Privat, Batasan Privat, Kontrol dan Kepemilikan,

Sistem Manajemen Berdasarkan Aturan, Dialketika Manajemen.
Tipe penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian ini dilakukan untuk
menggambarkan penngaturan privasi komunikasi yang dilakukan santri pondok
pesantren Assalam. Teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam dan
kajian kepustakaan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa santri menggunakan media
jejaring sosial facebook sebagai suatu upaya untuk terlepas dari adanya aturan
yang mengikutinya dalam kehidupan sehari – hari di pesantren. Kegiatan di dalam
facebook tersebut merupakan sebuah informasi privat yang didalamnya terdapat
sebuah pengaturan privasi komunikasi yang dilakukan oleh santri bersama dengan
sahabatnya.
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Internet Sebagai Media Komunikasi Massa
Internet merupakan media komunikasi modern yang kini mewabah dan
digemari masyarakat. Hal ini dikarenakan sifat internet yang mudah diakses
dan dianggap sebagai jendela dunia baru. Lewat media baru ini kini manusia
sebagai pelaku komunikasi dapat lebih mudah berinteraksi dan menemukan
berbagai jawaban dari pertanyaan-pertanyaan dalam kehidupan sehari-hari.
Internet bukan hanya sekedar saluran komunikasi modern, namun juga
merupakan rumah baru bagi kelompok-kelompok sosial yang tersegmentasi.
Berbagai forum dan komunitas terbentuk dan berkembang melalui kehadiran
internet. Hal ini menunjukan seberapa besar pengaruh internet dalam
kehidupan manusia dewasa ini.
Pada dasarnya komunikasi massa adalah komunikasi melalui media
massa (media cetak dan elektronik). Sebab awal perkembangannya saja,
komunikasi massa berasal dari pengembangan kata media of massa
communication (media komunikasi massa). Media massa menunjuk pada

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

hasil produk teknologi modern sebagai saluran dalam komunikasi massa
(Nurudin, 2007:4).
Dengan demikian, media massa adalah alat – alat dalam komunikasi
yang bisa menyebarkan pesan secara serempak, cepat kepada audience yang
luas. Kelebihan media massa dibanding dengan jenis komunikasi lain adalah
bisa mengatasi hambatan ruang dan waktu. Bahkan media massa mampu
menyebarkan pesan hampir seketika pada waktu yang terbatas.
Internet mirip dengan medium massa tradisional yang mengirim pesan
dari titik transmisi sentral, tetapi internet lebih dari itu. Penerima pesan bisa
mengklik hampir seketika dari satu sumber ke sumber lain. Internet punya
kapasitas untuk memampukan orang berkomunikasi, bukan sekedar
menerima pesan belaka, dan mereka bisa melakukannya secara real time. (
Vivian, 2008: 263 ).
Bermacam – macam situs dan media sosial yang ada di dunia internet
tersebut. Bahkan seseorang bisa dengan mudah menuliskan suatu informasi
dan dapat dengan mudah pula dilihat atau dibaca oleh pengguna internet.
Pengguna media sosial di Indonesia diperkirakan akan mencapai 100
juta pada 2014. Saat ini Indonesia berada di urutan ketiga pengguna twitter
terbanyak di dunia setelah Amerika Serikat dan Brazil. Berdasarkan data yang
dikeluarkan salingsilang.com, orang indonesia menghasilkan 1,3 juta kicauan
(tweet) per hari. Sementara itu pengguna facebook di Indonesia menduduki

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

peringkat keempat di dunia.(http://www.voaindonesia.com/content/lebihbanyak-orang-perlu-menggunakan-media-sosial/1404117.html).
Situs yang didesain dengan baik memanfaatkan keunggulan internet
sebagai medium visual. Pada saat yang sama, halaman web harus bisa cepat
dibuka sehingga pengguna tidak perlu menunggu terlalu lama untuk
menyaksikan halaman web terpampang di komputer. (Vivian, 2008: 277).
Keberadaan internet seperti sekarang ini, sebagai media baru tentunya
terlepas dari awal dibuatnya internet yang waktu itu internet berawal dari
sebuah jaringan yang disebut ARPANET ( Advance Research Projects
Agency Network ) yang dibuat sekitar tahun 1980. ARPANET ini merupakan
proyek dari Departemen Pertahanan Amerika Serikat yang mula-mula hanya
menghubungkan para peneliti diberbagai pusat komputer yang terpencil
sehingga memungkinkan mereka saling berbagi informasi perangkat keras
dan lunaknya. Di awal tahun 1980 ARPANET pecah menjadi dua jaringan
yakni ARPANET dan Milnet, yaitu suatu jaringan militer rahasia.
Perkembangan jaringan komputer yang sangat pesat, maka jaringan komputer
ini tidak dapat lagi disebut ARPANET karena semakin banyak komputer dan
jaringan-jaringan regional yang terhubung. Konsep ini yang kemudian
berkembang dan dikenal sebagai konsep Internetworking. Oleh karena itu
istilah internet menjadi semakin popular, dan orang menyebut jaringan besar
komputer tersebut dengan istilah INTERNET.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

Mengkategorikan internet ke dalam salah satu bentuk media massa
yang ada sekarang ini memang tidaklah mudah karena internet menawarkan
potensi komunikasi yang lebih terdesentralisasi dan lebih demokratis
dibandingkan yang ditawarkan oleh media massa sebelumnya (Supriyanto,
2005:445) karena itulah banyak pakar menyebut internet sebagai media
transisional. Berikut beberapa ciri dari internet yang biasa dikatakan sebagai
media transaksional menurut McManus dalam Severin dan Tankard (2005 :
4)
1. Teknologi yang dahulu berbeda dan terpisah seperti percetakan dan
penyiaran sekarang bergabung dalam internet.
2. Internet merupakan pergeseran dari kelangkaan media menuju media yang
berlimpah
3. Internet merupakan pergeseran dari mengarah kepuasan massa audiens
kolektif menuju kepuasaan grup atau individu
4. Internet merupakan pergeseran dari media satu arah ke media interaktif.
Ciri lain dari internet adalah interaktifitas yaitu kemampuan pengguna
untuk berkomunikasi secara langsung dengan komputer dan memiliki dampak
pada pesan apapun yang sedang dibuat, progaram-program yang dapat
digunakan dalam berinteraksi dengan orang lain diantaranya ruang chatting
atau dengan saling mengirim email. Hal inilah yang menyebabkan khalayak
semakin banyak beralih menggunakan internet sebagai media informasi
dankomunikasi mereka. Interaktivitas yang lebih besar dalam internet akan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

terjadi dengan cara pemberian informasi daripada dengan persuasi, lebih
banyak kontrol oleh pengguna, lebih banyak aktfitas oleh pengguna, nukan
komunikasi satu arah tapi dua arah, komunikasi terjadi pada waktu-waktu
yang fleksibel dan komunikasi terjadi di tempat yang tidak sebenarnya.
(Severin dan Tankard, 2005 : 448-449)
2.2.2 Komunikasi Massa
`

Komunikasi Massa adalah komunikasi kepada khalayak luas dengan

menggunakan saluran-saluran komunikasi ini. walaupun komunikasi massa
biasanya meruu pada surat kabar, video, CD-Room, dan radio, kita akan
melebarkan dan membahas media baru (New Media), yang terdiri atas
teknologi berbasis komputer.
Konteks komunikasi massa yang pertama memberikan kemampuan
baik kepada pengirim maupun pada penerima untuk melakukan kontrol.
Sumber dari media tersebut membuat keputusan mengenai informasi apa
yang akan dikirim, sedangkan penerima memiliki kendali teasirhadap apa
yang mereka baca, dengarkan, tonton, atau bahas.
Komunikasi massa mengalami perubahan yang sangat pesat dan apa
yang dianggap sebagai kemajuan hari ini dapat dianggap kuno keesokan
harinya. Media massa telah menjadi bagian yang biasa dan tersedia dalam
kehidupan masyarakat kita, dan karenanya para teoritikus media harus
menyadari pengaruh media terhadap proses komunikasi itu sendiri. (Turner,
2008: 115).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

2.2.3 Teori Manajemen Privasi Komunikasi
Teori Manajemen Privasi Komunikasi (Communication Privacy
Management - CPM) dikembangkan oleh Sandra Petronio (2002). Ia
menyatakan bahwa CPM adalah teori praktis yang didesain untuk
menjelaskan isu-isu “keseharian” seperti yang digambarkan dalam kegiatan
kita sehari-hari. Ketika kita bertemu dengan berbagai macam orang dalam
kehidupan – rekan sekerja, teman sekelas, anggota keluarga, teman sekamar,
dan seterusnya – kita terlibat di dalam negosiasi kompleks antara privasi dan
keterbukaan. Memutuskan apa yang akan diungkapkan dan apa yang harus
dirahasiakan bukanlah keputusan yang dapat langsung diambil, melainkan
merupakan tindakan penyeimbangan yang berlangsung secara terus-menerus.
Dalam mengatur privasi komunikasinya, seseorang dihadapkan kepada
dua pilihan antara kebutuhan untuk berbagi informasi tentang dirinya dengan
kebutuhan untuk melindungi diri. Hal tersebut mengharuskan seseorang untuk
menegosiasikan dan menyelaraskan batasan – batasan yang dijalaninya
bersama orang lain. Hal inilah yang menjadi latar belakang ditemukannya
teori pengaturan privasi komunikasi (Communication Privacy Management)
oleh Sandra Petronio.
Teori manajemen privasi komunikasi mencapai tujuan – tujuan ini
dengan mengajukan lima asumsi dasar yaitu : Informasi Privat¸Batasan
Privat, Kontrol dan Kepemilikan, Sistem Manajemen Berdasarkan Aturan dan
Dialektika Manajemen (Turner, 2008: 256).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

Informasi Privat
Asumsi

Batasan Privat
Kontrol dan Kepemilikan
Sistem
Aturan

Manajemen

Berdasarkan

Dialektika Manajemen

Karakteristik aturan privasi
1. Pengembangan aturan
2. Atribut – atribut aturan

Koordinasi batasan
1. Pertalian batasan

Proses – proses dalam
sistem manajemen
berdasarkan aturan

2. Hak – hak kepemilikan
3. Permeabilitas batasan

Turbulensi batasan

Gambar Asumsi Dasar CPM
(Communication Privacy Management)
(Turner, 2008: 256).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22

a. Informasi Privat
Asumsi pertama dari teori ini adalah informasi rahasia tentang diri
seseorang disebut dengan informasi privat. Teori pengaturan privasi
komunikasi memberikan penekanan pada substans dari proses pembukaan
pribadi atau pada hal – hal yang dianggap pribadi. Teori ini juga mempelajari
bagaimana orang melakukan pembukaan melalui sistem yang didasarkan
kepada aturan (Turner, 2008: 257).
b. Batasan Privat
Asumsi yang kedua adalah batasan privat (private boundaries). Bahwa
terdapat garis antara bersikap publik dan bersikap privat. Pada satu sisi
batasan ini, orang menyimpan informasi privat untk diri mereka sendiri dan
pada sisi yang lain, orang membuka beberapa informasi privat kepada orang
lain di dalam relasi sosial dengan mereka. Ketika informasi privat dibagikan,
batasan di sekelilingnya disebut batasan kolektif (collective boundary), dan
informasi itu tidak hanya mengenai diri, informasi ini menjadi milik
hubungan yang ada. Ketika informasi privat tetap disimpan oleh seseorang
individu dan tidak dibuka, maka batasannya disebut batasan personal
(personal boundary) (Turner, 2008: 257).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

23

c. Kontrol dan Kepemilikan
Asumsi yang ketiga berkaitan dengan kontrol dan kepemilikan. Asumsi
ini bergantung pada ide bahwa orang merasa mereka memiliki informasi
privat mengenai diri mereka sendiri. sebagai pemilik informasi ini, mereka
percaya bahwa mereka harus ada dalam posisi untuk mengontrol. (Turner,
2008: 257).
d. Sistem Manajemen Berdasar kan Aturan
Asumsi keempat dari teori CPM adalah sistem manajemen berdasarkan
aturan. Sistem ini adalah kerangka untuk memahami keputusan yang dibuat
orang mengenai informasi privat. Sistem manajemen berdasarkan aturan
memungkinkan pengelolaan pada level individual dan kolektif serta
merupakan pengaturan rumit yang terdiri atas tiga proses yaitu karakteristik
aturan privasi, koordinasi batasan, dan turbulensi batasan (Turner, 2008: 259).
e. Dialektika Manajemen
Asumsi yang kelima, dialektika manajemen privasi, berfokus pada
ketegangan – ketegangan antara keinginan untuk mengungkapkan informasi
privat dan keinginan untuk menuutupinya. Petronio (2002) menyatakan
bahwa teori ini didasrkan pada kesatuan dialektika, yang merujuk pada
ketegangan – ketegangan yang dialami oleh orang sebagai akibat dari oposisi
dan kontradiksi (Turner, 2008: 259).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

24

Asumsi

yang

keempat,

sistem manajemen

berdasrkan aturan,

bergantung pada tiga proses manajemen aturan privasi yaitu karakteristik
aturan privasi, koordinasi batasan, dan turbulensi batasan (Turner, 2008: 261).
1. Karakteristik Aturan Privasi
Karakteristik aturan privasi (privacy rule characteristics) memiliki
dua fitur utama yaitu pengembangan dan atribut. Pengembangan
aturan dituntun oleh kriteria – kriteria keputusan orang untuk
mengungkapkan atau menutupi informasi privat. Sedangkan atribut
aturan privasi dapat dibagi menjadi dua yaitu cara orang mendapatkan
bahwa orang mempelajari aturan melalui proses sosialisasi atau
memilih negoisasi dengan orang lain untuk menciptakan aturan yang
baru.
2.

Koordinasi Batasan
Proses kedua yang terdapat di bawah sistem manajemen berdasarkan
aturan adalah koordinasi batasan (boundary coordination), yang
merujuk pada bagaimana kita mengelola informasi yang dimiliki
bersama. Koordinasi batasan adalah proses melalui mana sebuah
keputusan dibuat dan melalui seseorang yang sama – sama menjadi
pemilik dari sebuah infromasi privat. Pertalian batasan merujuk pada
hubungan

yang

membentuk

aliansi

batasan

antarindividu.

Kepemilikan batasan merujuk pada hak – hak dan keistimewaan yang
diberikan kepada pemilik pendamping dari sebuah informasi privat.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

25

Permeabilitas batasan yang merujuk pada seberapa banyak informasi
dapat melalui batasan yang ada. Ketika akses terhadap suatu informasi
privat ditutup, batasannya disebut sebagai batasan tebal, sedangkan
ketika aksesnya terbuka batasannya disebut sebagai batasan tipis.
3.

Turbulensi Batasan
Tubulensi batasan muncul ketika aturan – aturan koordinasi batasan
tidak jelas atau ketika harapan orang untuk manajemen privasi
berkonflik antara satu dengan lainnya. Aturan batasan tidak selalu
merupakan sistem yang berjalan dengan lancar, dan orang – orang
yang terlibat dapat mengalami benturan yang disebut oleh Petronio
sebagai turbulensi.

2.2.4 Pondok Pesantren
Pesantren adalah lembaga pendidikan dan pengajaran agama islam,
umumnya dengan cara non klasikal dimana seorang kiyai mengajarkan
ilmu agama islam kepada santri – santri berdasarkan kitab – kitab yang
ditulis dalam bahasa Arab oleh ulama abad pertengahan, dan para santri
biasanya tinggal di pondok atau asrama dalam pesantren tersebut.
(Bawani, 1993: 89).
Menurut Sudjoko Prasodjo,sebagaiman telah dikutip oleh Dr.
Manfred Ziemek, mungkin istilah pondok diambil dari khasanah bahasa
arab “funduq” yang berarti ruang tidur, wisma, atau orang sederhana.
Dalam dunia pesantren, pondok merupakan unsur penting karena

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

26

fungsinya sebagai tempat tinggal atau asrama santri sekaligus untuk
membedakan apakah lembaga tersebut layak dinamakan pesantren atau
ti