Peningkatan prestasi belajar IPA materi sifat cahaya melalui model pembelajaran kooperatif bagi siswa kelas V SDN Pogalan 03 Pakis Kabupaten Magelang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA
MATERI SIFAT CAHAYA
MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
BAGI SISWA KELAS V SDN POGALAN 03
PAKIS KABUPATEN MAGELANG
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi PGSD Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Ole h :
Sarijo
NIM : 101132033

PROGRAM SARJANA (S1) BAGI GURU DALAM JABATAN
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DARMA
YOGYAKARTA

2013

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA
MATERI SIFAT CAHAYA
MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
BAGI SISWA KELAS V SDN POGALAN 03
PAKIS KABUPATEN MAGELANG
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi PGSD Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Ole h :
Sarijo
NIM : 101132033

PROGRAM SARJANA (S1) BAGI GURU DALAM JABATAN
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DARMA
YOGYAKARTA
2013
i

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERSEMBAHAN
Karya yang sangat sederhana ini kupersembahkan untuk :
Keluarga tercinta, adik dan keponakan yang selalu memberikan dorongan moril
dan doa untuk tetap semangat. Teman- teman sejawat yang bersedia dengan iklas

membantu pelaksanaan penelitian...............
Terima kasih atas bantuan dan dorongannya.

iv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

MOTTO
Maju terus, jangan pernah menyerah dalam keadaan apapun dan dimanapun untuk
meraih sebuah pengharapan.............................................
Usia bukan menjadi penghalang untuk belajar.

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERNYATAAN
Yang bertanda tangan dibawah ini saya,
Nama


: Sarijo

NIM

: 101132033

Program Studi

: FKIP/ S1 PGSD Universitas Sanata Darma Yogyakarta

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa PTK Skripsi yang berjudul
“Peningkatan Prestasi Belajar IPA Materi Sifat Cahaya Melalui Model
Pembelajaran Kooperatif Kelas V SDN Pogalan 3 Kecamatan Pakis Kabupaten
Magelang” adalah benar benar karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis
orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini
dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Demikian pernyataan ini saya buat, apabila dikemudian hari terbukti
pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi sebagaimana
mestinya.


Yoyakarta, 30 Januari 2013
Penulis,

Sarijo

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama

: Sarijo

NIM

: 101132033


Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul

“Peningkatan

Prestasi Belajar IPA Materi Sifat Cahaya Melalui Model Pembelajaran
Kooperatif Bagi Siswa Kelas V SDN Pogalan 3 Kecamatan Pakis Kabupaten
Magelang”

beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya,

memberikan kepada perpustakaan menjadi hak untuk menyimpan, mengalihkan
dalam

bentuk

media

lain,


mengelola

dalam

bentuk

pangkalan

data,

mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan untuk kepentingan
akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty selama
tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 30 Januari 2013
Yang menyatakan

Sarijo


vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI SIFAT CAHAYA
MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
BAGI SISWA KELAS V SDN POGALAN 3 KECAMATAN PAKIS
KABUPATEN MAGELANG
Penelitian ini didasari oleh prestasi belajar siswa kelas V SDN Pogalan 3
dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam yang masih rendah. Hal ini terlihat
dari pencapaian KKM yang hanya 5 siswa dari 30 siswa atau kurang lebih 16,6%.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar IPA bagi
siswa kelas V SDN Pogalan 3 melalui model Pembelajaran Kooperatif agar
mampu mencapai tujuan pembelajaran dengan mendapat nilai Ketuntasan
Minimal (KKM) 65.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan 2
siklus berjalan. Pada siklus kedua kepada siswa diberikan kesempatan untuk
bermain dengan pembelajaran untuk mencari solusi pemecahan masalah.

Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa model Pembelajaran
Kooperatif Teknik Berpasangan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas
V SDN Pogalan 3 Kecamayan Pakis Kabupaten Magelang. Khususnya dalam
mata pelajaran IPA materi Sifat Cahaya. Peningkatan hasil belajar siswa ditandai
dengan nilai rata- rata ulangan kelas pada kondisi awal 5 siswa telah mencapai
ketuntasan dari total jumlah 30 siswa. Pada akhir siklus pertama dengan
ketuntasan 24 siswa dari total jumlah 30 siswa, dan mencapai ketuntasan 28 siswa
dari 30 siswa pada akhir siklus kedua.
Kata kunci : Pembelajaran Kooperatif, Prestasi Belajar

viii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT
THE PROGRES OUTPUT STUDENT
IN SUBJECT IPA RADIANCE CHARACTERISTIC TO COOPERATIVE
MODELS FOR FIVE CLASS IN ELEMENTARY SCHOOL POGALAN 3
PAKIS MAGELANG
The researct based output student fivety class in elementary school, Pogalan 3,

Pakis, Magelang in subject IPA is law. That proved froom to peer law statisty
KKM, only five students can be succes from 30 student at 16,6% milt.
The reseact carefully is to know what the increase be progres output student in
IPA five class iin elementary school Pogalan 3 can be succes to peer statisty KKM
6,5 to cooperative learning.
The researct carefuly is Penelitian Tindakan Kelas (PTK) no real with 2 sicclus go
a way. The first sicclus teacher to guide student in work time for to do problem
solving. And the school the second sicclus teacher to give to play study solution
problem.
The researct to point at the cooperative models can to progres output student for
five cllas in elementary school Pogalan 3. In subject IPA from radiance
characteristic. The raising output student for 24 student succes to 30 childrens in
first sicclus, and 28 succes in the last sicclus.

ix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR
Terpujilah Tuhan pencipta dan pengisi alam, atas karunia bimbinganNya

sehingga terselesaikan penulisan PTK ini. Fenomena pembelajaran ini yang
mendorong penulis meneliti topik ini. Penelitian yang dilaksanakan adalah
mencari pemecahan terhadap pencapaian KKM pada prestasi belajar siswa mata
pelajaran IPA.
Dengan menyadari kelemahan, kekurangan dalam upaya meyelesaikan
studi ini. Namun demikian penulisan PTK ini menjadi salah satu syarat utama
dalam upaya penyelesaian studi pada Fakultas Pendidikan Program Guru Kelas
SD. Kritik, saran dan bantuan dari pihak manapun demi terselesaikannya
penelitian ini. Kesungguhan hati penulis mengucapkan syukur yang mendalam,
terima kasih dan penghargaan kepada :
1. Rohandi, Ph. D selaku Dekan FKIP Universitas Sanata Dharma.
2. Romo G. Ari Nugrahanta, SJ., BST.,M.A., selaku ketua Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.
3. Drs. Y. B Adimassana, M.A selaku Koordinator Program Sarjana
Kependidikan bagi guru dalam jabatan Program Studi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan.
4. Drs. Puji Purnomo, M. Si, selaku pembimbing pertama yang dengan sabar
memberikan arahan, dorongan, semangat serta sumbangan pemikiran yang
dibituhkan.
5. Galih Kusumo, S. Pd., M. Pd selaku pembimbing kedua yang dengan kerelaan
hati memberikan semangat kepada penulis dalam melakukan penelitian dan
melanjutkan penulisan skripsi.
6. M. Sudaryoto, S. Pd selaku Kepala Sekolah SDN Pogalan 3 Kecamatan Pakis
beserta staf pengajar. Atas ijin yang diberikan sehingga penulis dapat
melakukan penelitian untuk melengkapi data dalam PTK ini.
7.

Orang tua dan seluruh keluarga tercinta yang memberikan dukungan dengan
penuh iklas untuk melanjutkan dan menyelesaikan penulisan PTK ini.

x

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Kiranya kasih setia Tuhan melimpah bagi setiap orang yang dengan
sungguh- sungguh berusaha. Rela meluangkan waktu untuk terus mencari
pengalaman baru. Besar harapan penulis supaya skripsi PTK ini bermanfaat bagi
peningkatan layanan pendidikan terutama pada mutu pembelajaran. Kritik, saran,
dan sumbangan pemikiran bagi penulisan akhir skripsi ini sangat diharapkan demi
kebaikan dan kemajuan.
Yogyakarta, 30 Januari 2013

Penulis

xi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI
Halaman judul...........................................................................................................i
Halaman Persetujuan Pembimbing..........................................................................ii
Halaman Persembahan............................................................................................iii
Motto.......................................................................................................................iv
Pernyataan Keaslian Karya......................................................................................v
Lembar Pernyataan Persetujuan Publikasi..............................................................vi
Abstrak...................................................................................................................vii
Abstract.................................................................................................................viii
Kata Pengantar........................................................................................................ix
Daftar Isi.................................................................................................................xi
Daftar Diagram.....................................................................................................xiii
Daftar Tabel..........................................................................................................xiv
Daftar Lampiran.....................................................................................................xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Pembatasan Masalah....................................................................................3
C. Rumusan Masalah........................................................................................3
D. Pemecahan Masalah.....................................................................................3
E. Batasan Pengertian.......................................................................................3
F. Tujuan Penelitian.........................................................................................4
G. Manfaat Penelitian.......................................................................................5
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Hasil Penelitan yang Relevan.......................................................................5
B. Kajian Teori
1. Prestasi Belajar.......................................................................................6
2. Belajar....................................................................................................8
3. Model Pembelajaran Kooperatif............................................................9
4. Teknik Berpikir Berpasangan Empat...................................................11
5. Pengajaran IPA.....................................................................................12
6. Konsep Sifat- Sifat Cahaya..................................................................16
C. Kerangka Pemikiran...................................................................................16
D. Hipotesis.....................................................................................................18
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian...........................................................................................20
B. Setting Penelitian.......................................................................................20

xii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

C.
D.
E.
F.
G.

1. Tempat Penelitian.................................................................................20
2. Waktu Penelitian..................................................................................20
3. Subjek Penelitian..................................................................................21
4. Objek Penelitian...................................................................................21
Rencana Tindakan......................................................................................21
Instrumen Penelitian...................................................................................22
Teknik Pengumpulan Data.........................................................................22
Teknik Analisa Data...................................................................................23
Indikator Keberhasilan...............................................................................24

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHSAN
A. Deskripsi Siklus
1. Pra Siklus.............................................................................................25
2. Siklus II................................................................................................28
3. Siklus II................................................................................................34
B. Pembahasan
1. Temuan.................................................................................................38
2. Kegagalan dan Keberhasilan................................................................38
3. Refleksi................................................................................................39
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan................................................................................................41
B. Saran...........................................................................................................42
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................43

xiii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR DIAGRAM
No
4.1
4.2
4.3
4.4
4.5
4.6
4.7
4.8

Uraian

Nilai Prasiklus
Ketuntasan Belajar Prasiklus
Perolehan Nilai Siklus I
Persentase Ketuntasan Siklus I
Ketuntasan Belajar dan Persentase
Perolehan Nilai Siklus II
Persentase Ketuntasan Belajar Siklus II
Ketuntasan Belajar dan Persentase Belajar

xiv

Halaman
26
27
32
32
33
35
36
37

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL
No
3.1
3.2
3.3
4.1
4.2
4.3
4.4
4.5
4.6
4.7
4.8

Uraian
Jadwal Pelaksanaan Penelitian
Peubah dan Instrumen Penelitian
Prestasi Belajar Siswa Kelas V
Perolehan Nilai Prasiklus
Persentase Ketuntasan Belajar Prasiklus
Perolehan Nilai Siklus I
Persentase Ketuntasan Belajar Siklus I
Perolehan Nilai Prasiklus dan Siklus I
Perolehan Nilai Siklus II
Persentase Ketuntasn Belajar Siklus II
Rekapitulasi Nilai Prasiklus, Siklus I dan II

xv

Halaman
20
22
24
26
27
31
32
33
35
36
37

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.

Uraian
Silabus Pembelajaran IPA kelas V
RPP I Siklus I
Lembar Kerja Siswa
RPP II Siklus I
Lembar Kerja Siswa
RPP I Siklus II
Lembar Kerja Siswa
RPP II Siklus II
Lembar Kerja Siswa
Kisi- Kisi Soal Siklus I
Kisi- Kisi Soal Siklus II
Lembar Evaluasi Siklus I
Lembar Evaluasi Siklus II
Lembar Pengamatan Kinerja Siswa
Aspek Sikap Ilmiah
Lembar Observasi Aktifitas Guru
Lembar Observasi Perbaikan Pembelajaran
Lembar Observasi Siswa

xvi

Halaman
45
47
51
52
56
57
61
62
66
67
68
69
71
73
74
75
76
77

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan suatu mata pelajaran yang
diajarkan pada jenjang pendidikan dasar. Materi IPA memiliki keterkaitan dengan
kehidupan sehari hari siswa di sekolah maupun di lingkungan tempat tinggalnya.
Lingkungan sebagai salah satu sumber belajar yang nyata memberikan suatu
manfaat yang dapat digunakan sebagai sarana untuk memperdalam materi dalam
mata pelajaran IPA.
Terlihat jelas bahwa materi sifat cahaya dalam IPA sangat berhubungan
erat dengan kehidupan sehari hari siswa. Seperti misalnya bercermin ketika akan
berangkat sekolah atau merapikan pakaian, melihat kendaraan di belakangnya
ketika berkendara roda dua. Aktifitas ini disadari atau tidak sering dilakukan oleh
siswa di lingkungan sekolah atau di rumah. Sehingga diartikan bahwa siswa telah
melakukan kegiatan yang berhubungan dengan pembelajaran IPA.
Materi sifat cahaya dalam IPA yang sangat berhubungan erat dengan pola
kehidupan sehari hari seharusnya telah membawa dampak positif pada hidup anak
atau pembelajaran di sekolah. Namun demikian banyak siswa di SD Pogalan 3
Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang, justru mengalami kesulitan dalam
memahami dan mendalami materi tersebut. Hal ini dapat dilihat dari hasil nilai
kelas V mata pelajaran IPA yang hanya 5 siswa dari jumlah total siswa 30 atau
sekitar 16,6% siswa berhasil mencapai KKM 65 yang diperoleh pada pelaksanaan
Prasiklus semester genap Tahun Ajaran 2011/ 2012 pada tanggal 14 Mei 2012.
Kemungkinan penyebab dari keadaan kurang berhasilnya siswa kelas V
SDN Pogalan 3 pada pembelajaran IPA tidak mencapai KKM adalah bahwa
pembelajaran hanya dilakukan dengan metode ceramah tanpa adanya variasi.
Siswa hanya menghafal materi tanpa pemahaman secara konkret mengenai materi
pembelajaran yang dilakukan. Padahal di dalam IPA terkandung suatu cara
pembelajaran yang diharapkan mampu mengenal secara langsung.

1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2

Pembelajaran dapat didefinisikan sebagai proses yang diselenggarakan
oleh guru untuk membelajarkan siswa dalam belajar, bagaimana belajar
memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap (Dimyati, 1994: 27). Dalam
proses pembelajaran, hal yang harus dicapai siswa adalah perubahan dari tidak
tahu menjadi tahu dan tidak bisa menjadi bisa atau perubahan siswa menuju yang
lebih baik. Sumber belajar adalah suatu daya, kekuatan yang dapat memberi
sesuatu yang kita perlukan dalam rangka proses instruksional (Rohani, 1997: 91).
Ketersediaan sumber belajar makin memudahkan guru dalam mengembangkan
kegiatan siswa. Alam merupakan sumber ilmu yang tidak akan ada habisnya.
Alam menyajikan gejala yang sangat dinamis, seiring dengan perkembangan diri
siswa. Siswa perlu mendapat kesempatan untuk berkembang sesuai dengan
potensi diri, terutama dalam menggali konsep konsep IPA di kelas.
Siswa diberi kesempatan bekerja dalam kelompok kelompok kecil untuk
menyelesaikan atau memecahkan masalah. Kepada siswa, guru memberikan
masalah untuk dipecahkan dalam kelompok yang telah ditentukan sebelumnya.
Para siswa juga berkesempatan untuk mendiskusikan strategi pemecahan masalah
maupun berkaitan dengan materi yang sudah dipelajari. Model ini dapat melatih
siswa untuk mendengarkan pendapat orang lain dan merangkum sendiri maupun
orang lain dalam bentuk tulisan atau lisan. Dalam pembelajaran IPA dapat
membantu para siswa meningkatkan sikap positif serta membangun kepercayaan
diri dalam menyelesaikan masalah. Pembelajarn kooperatif merupakan model
pembelajaran yang mengutamakan kerjasama diantara siswa untuk mencapai
tujuan pembelajaran.
Dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa di SD Pogalan 3 pada
mata pelajaran IPA, peneliti akan mencoba mempergunakan model Pembelajaran
Kooperatif. Model pembelajaran ini mencakup kelompok kecil dari siswa yang
bekerja sama sebagai suatu tim untuk memecahkan masalah, penyelesaian tugas,
atau menyelesaikan suatu tujuan bersama (Artzt dan Newman dalam Asma 2006:
1) Penggunaan metode ini diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa
terutama pada IPA materi sifat cahaya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3

B. Pembatasan Masalah
Model pembelajaran yang akan diteliti dibatasi pada model pembelajaran
Cooperative Learning Teknik Berpasangan Berempat (Think Pair Share)
dikembangkan oleh Frank Lyman dan Spencer Kagan. Sedangkan materi
pembelajarannya dibatasi pada sifat- sifat cahaya.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang ada maka
peneliti merumuskan masalah sebagai berikut: “Apakah model pembelajaran
cooperative dapat meningkatkan prestasi belajar IPA materi sifat cahaya bagi
Siswa Kelas V SDN Pogalan 03 Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang Semester
II Tahun Pelajaran 2011/2012 ?
D. Pemecahan Masalah
Pemecahan masalah yang akan digunakan dalam penelitian tindakan
kelas ini adalah kooperatif teknik berpasangan berempat. Diharapkan dengan
model pembelajaran ini, prestrasi belajar siswa akan meningkat. Siswa menjadi
lebih aktif dan bertanggungjawab dalam pembelajaran. Belajar berinteraksi
dengan kelompok maupun dengan orang lain serta mendapat pengalaman belajar
yang menyenangkan.
E. Batasan Pengertian
Agar tidak menimbulkan tafsiran yang dikemukakan, maka perlu adanya
batasan pengertian. Berikut ini merupakan batasan pengertian yang peneliti ambil.
1. Prestasi Belajar adalah hasil belajar akademik siswa setelah siswa melakukan
kegiatan belajar yang diukur menggunakan tes maupun nontes.
2. Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengutamakan
kerjasama diantara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Model
pengajaran kooperatif memiliki ciri ciri sebagai berikut (Soli Abimanyu, 2009:
52)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4

F. Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan peneliti kali ini adalah :
1. Untuk mengetahui apakah teknik Think Square Paire dapat diterapkan di kelas
V SDN Pogalan 3 untuk meningkatkan prestasi belajar anak pada mata
pelajaran IPA materi sifat sifat cahaya melalui model kooperatif teknik
berpikir berpasangan empat (Think Square Paire).
G. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis Penelitian Tindakan Kelas ini diharapkan dapat menjadi suatu
langkah inovasi perbaikan pembelajaran IPA di Sekolah Dasar.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi siswa, dapat meningkatkan pemahaman siswa kelas V SDN Pogalan
03 Kecamatan Pakis pada materi sifat sifat cahaya dalam pembelajaran
IPA sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
b. Bagi guru, dapat meningkatkan kreativitas guru dalam memilih metode
pembelajaran yang bervariasi serta memperbaiki hasil yang akan datang.
c. Bagi sekolah, memberi sumbangan yang baik bagi sekolah dalam rangka
perbaikan proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan kualitas
pendidikan dan mengarahkan kebijakan kepala sekolah dalam rangka
mengembangkan kurikulum.
d. Bagi Program studi, sebagai masukan bagi progran studi untuk menambah
referensi dalam program fakultas. Merupakan alat untuk mengukur
ketrampilan

mahasiswa

dalam

pelaksanaan

program

yang

telah

diberlakukan. Kegiatan yang telah terprogram di fakultas untuk mendidik
mahasiswa melakukan tindakan di lapangan dalam mengatasi masalah.
Menambah bahan referensi bagi program studi yang dapat dimanfaatkan
bagi mahasiswa lain yang belum ada kesiapan untuk melakukan kegiatan
penelitian.
e. Bagi Pembaca, sebagai masukan bagi pembaca atau peneliti lain untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Hasil Penelitian yang relevan
Pada bagian ini akan dipaparkan hasil penelitian yang relevan sebagai
pembanding dari penelitian yang akan dilaksanakan ;
1) Hasil penelitian yang dilaksanakan oleh Ari Trisnawati, S. Pd (2010)
menyimpulkan bahwa ; Penggunaan Model kooperatif Teknik Jigsaw dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa di kelas IV B SDN Denggung Sleman
pada Tahun 2009/ 2010 dalam mata pelajaran IPS pada Kompetensi Dasar
mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi
serta pengalaman menggunakannya. Dari data yang diperoleh sebelum
tinadakan penelitian rata- rata ulangan 58,00 (berada dibawah Kriteria
Ketuntasan Minimal). Setelah adanya penelitian nilai rata- rata ulangan
mencapai 67,93 pada akhir siklus yang pertama 75,86 pada akhir siklus yang
kedua. Adanya peningkatan prestasi belajar pada siswa disebabkan karena
siswa benar- benar terlibat aktif dalam pembelajaran dan memahami materi
yang diajarkan.
2) Hasil penelitian yang dilaksanakan oleh Suprapti, S. Pd (2009) menyimpulkan
bahwa

;

Penggunaan

Model

kooperatif

Teknik

berpasangan

dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa di kelas V SD Kanisius Tegalmulyo pada
Tahun 2009/ 2010 dalam mata pelajaran IPA pada Kompetensi Dasar
memahami hubungan antara gaya, gerak, dan energi serta fungsinya. Dari data
yang diperoleh sebelum tindakan penelitian rata- rata ulangan 52,00 (berada
dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal). Setelah adanya penelitian nilai ratarata ulangan mencapai 68 pada akhir siklus yang pertama 75 pada akhir siklus
yang kedua. Adanya peningkatan prestasi belajar pada siswa disebabkan
karena siswa benar- benar terlibat aktif dalam pembelajaran dan memahami
materi yang diajarkan

5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6

B . P r e s t a s i B e l a j ar
Prestasi merupakan hasil belajar yang dicapai seseorang ketika mengerjakan
tugas atau kegiatan tertentu. Prestasi akademik adalah hasil belajar yang diperoleh
dari kegiatan pembelajaran di sekolah atau perguruan tinggi yang bersifat kognitif
dan biasanya ditentukan melalui pengukuran dan penilaian.

Prestasi belajar

adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata
pelajaran, lazim ditunjukkan dengan nilai tes atau nilai angka yang diberikan oleh
guru. Prestasi belajar siswa terfokus pada nilai atau angka yang dicapai siswa
dalam proses pembelajaran di sekolah atau perguruan tinggi. Nilai tersebut
terutama dilihat dari sisi kognitif untuk melihat penguasaan pengetahuan sebagai
ukuran pencapaian hasil belajar siswa.
Nana Sudjana (2000: 23), berpendapat bahwa diantara ketiga ranah ini,
yakni kognitif, afektif, dan psikomotorik, maka ranah kognitiflah yang paling
sering dinilai oleh para guru di sekolah atau perguruan tinggi karena berkaitan
dengan penguasaan isi bahan pengajaran anak didik. Prestasi belajar atau hasil
belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut dibedakan atas
faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal berasal dari dalam diri
manusia yang belajar, dan faktor eksternal berasal dari luar diri manusia yang
belajar (Suharsini Arikunto, 2003: 21).
Faktor- faktor yang dipengaruhi prestasi belajar dapat berasal dari faktor
internal dan faktor eksternal. Dalam hal ini faktor internal mahasiswa adalah
dipandang dirinya sendiri misalnya dari kesiapan fisik dan kesiapan non fisik.
Sedangkan faktor eksternal dapat dilihat dari sisi kondisi perkuliahan. Seseorang
dapat memiliki beberapa kecerdasan tersebut, dengan satu atau lebih yang cukup
menonjol, tetapi yang lain kurang menonjol, agar seorang siswa berhasil dalam
studi dan hidup kelak, maka pendidikan sebaiknya dilakukan dengan pendekatan
pribadi dengan mempertimbangkan kecerdasan yang dimiliki siswa (disarikan
Howard Gardner, 2008: 17).
Masyarakat sekarang ini merupakan masa transisi dari masyarakat pertanian
ke masyarakat industry. Perubahan era globalisasi ini sangat berdampak besar
terhadap kehidupan pendidikan di negara kita. Menurut Sri rahayu, hambatan itu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7

antara lain dapat berasal dari dirinya, tetapi juga dapat dari luar (Kartini Kartono,
2005: 61).
a. Faktor Dalam
1) Faktor Kesehatan
Siswa yang kesehatannya sering terganggu menyebabkan banyak waktu
untuk istirahat. Hal ini membuat tertinggal pelajaran. Prestasinya tidak
optimal. Di sinilah sangat dibutuhkan pola makan yang bersih dan bergizi.
2) Faktor Kecerdasan
Tingkat

kecerdasan

mahasiswa

yang

rendah

akan

menyebabkan

kemampuan mengikuti kegiatan pembelajaran berlangsung lambat.
Kecerdasan ini juga berpengaruh terhadap cepat atau lambat kemajuan
belajar siswa.
3) Faktor Perhatian
Perhatian merupakan perhatian di rumah dan di kampus. Perhatian di
rumah biasa terganggu oleh suara bising televise, radio dan lain-lain.
Sedangkan perhatian di kampus sangat dipengaruhi oleh kondisi kelas dan
suasana pembelajaran, serta lemah upaya diri berkonsentrasi. Perhatian
yang terganggu oleh lingkungan sekitar berdampak negative terhadap
prestasi belajar mahasiswa.
4) Faktor Minat
Minat adalah kecenderungan yang tinggi terhadap sesuatu (Tulus,2004:
83). Faktor minat dipengaruhi pembelajaran baik guru ataupun anak didik
sendiri.
5) Faktor Bakat
Bakat adalah potensi-potensi yang dimiliki seseorang yang dibawa sejak
lahir. Apabila pelajaran yang diikuti siswa tidak sesuai dengan bakat yang
dimiliki, prestasi belajar tidak akan mencapai hasil yang tinggi.
b. Penghambat Prestasi dari Luar
Penghambat dari luar meliputi:
1) Faktor Keluarga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8

Salah satu faktor yang disebabkan oleh orangtua misalnya cara mendidik
yang salah. Selain itu dipengaruhi oleh suasana rumah seperti hubungan
anggota keluarga yang tidak harmonis dan suasana rumah yang ramai.
Akibatnya faktor ini akan menyebabkan minat belajar anak yang kurang.
Kecenderungan main di luar rumah, dan selalu bersikap santai.
2) Faktor Sekolah
Situasi dan kondisi sekolah juga berpengaruh sangat besar terhadap
prestasi belajar misalnya metode yang dipakai guru kurang menarik,
monoton, kurang variatif sehingga terkesan membosankan. Selain itu
faktor sarana sekolah yang tidak menunjang akan berakibat rendah prestasi
anak didik di sekolah.
3) Faktor Disiplin Sekolah
Tingkat kedisiplinan yang rendah mempunyai pengaruh tidak baik pada
proses belajar siswa.
4) Faktor Masyarakat
Faktor masyarakat atau media massa seperti acara televise, majalah, radio
dan lain sebagai yang dapat mengganggu waktu belajar. Teman gaul yang
tidak baik merupakan yang paling merusak prestasi belajar dan perilaku
siswa.
5) Faktor Aktivitas Organisasi
Seorang aktivis organisasi selain dapat menunjang hasil belajar juga
mengganggu prestasi siswa khusus jika tidak dapat mengatur waktu.
Prestasi belajar berasal dari kata “ prestasi “ dan “belajar’ prestasi berarti
hasil yang telah dicapai (Depdikbud, 1995 : 787 ). Sedangkan pengertian belajar
adalah berusaha memperoleh kepandaian atau Ilmu (Depdikbud, 1995 : 14 ). Jadi
prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan dan ketrampilan yang
dikembangkan oleh mata pelajaran, layaknya ditunjukkan dengan nilai atau angka
yang diberikan oleh guru. Prestasi dalam penilitian yang dimaksudkan adalah nilai
yang diperoleh siswa pada mata pelajaran IPA dalam bentuk nilai berupa angka
setelah menyelesaikan tugas yang ditempuh.
Muray dalam Beck (1990 : 290) mendefinisikan prestasi sebagai berikut :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9

“To overcome obstacle, to exercise power, to strive to do something difficult as
well and as quick “ Kebutuhan untuk prestasi adalah mengatasi hambatan, melatih
kekuatan, berusaha melakukan sesuatu yang sulit dengan baik dan secepat
mungkin”.Prestasi adalah hasil yang telah dicapai seseorang dalam melakukan
kegiatan.Dalam hal ini Gagne (1985: 40) menyatakan bahwa prestasi belajar
dibedakan menjadi lima aspek, yaitu : kemampuan intelektual, strategi kognitif,
informasi verbal, sikap dan keterampilan. Menurut Bloom dalam Arikunto (1990:
110) bahwa hasil belajar dibedakan menjadi tiga aspek yaitu kognitif, afektif dan
psikomotorik.
C. Belajar
a.

Hakikat Proses Belajar
Belajar meliputi tidak hanya mata pelajaran, tetapi juga penguasaan,

kebiasaan, persepsi, kesenangan, minat, penyesuaian sosial, bermacam-macam
ketrampilan, dan cita-cita. Belajar mengandung pengertian terjadinya perubahan
dari persepsi dan perilaku, termasuk juga perbaikan perilaku, misalnya pemuasan
kebutuhan masyarakat dan pribadi secara lebih lengkap (Hamalik, 2007: 45).
Hilgard dan Blower mendefinisikan belajar sebagai perubahan dalam perbuatan
melalui aktivitas, praktek, dan pengalaman.
D. Model Pembelajaran Kooperatif
a.

Pengertian Pembelajaran Kooperatif (Cooperatif Think Square Paire).
Ruang kelas merupakan suatu tempat yang bagus untuk kooperatif, karena

siswa diberi kesempatan bekerja dalam kelompok kelompok kecil untuk
menyelesaikan atau memecahkan masalah. Para siswa juga berkesempatan
untuk mendiskusikan strategi pemecahan masalah maupun berkaitan dengan
materi yang sudah dipelajari.
Model ini dapat melatih siswa untuk mendengarkan pendapat orang lain
dan merangkum sendiri maupun orang lain dalam bentuk tulisan atau lisan.
Dalam pembelajaran IPA dapat membantu para siswa meningkatkan sikap
positif serta membangun kepercayaan diri dalam menyelesaikan masalah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10

Pembelajaran

kooperatif

merupakan

model

pembelajaran

yang

mengutamakan kerjasama diantara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Model pengajaran kooperatif memiliki ciri ciri sebagai berikut (Soli Abimanyu,
2009: 52)
1) Untuk menuntaskan materi belajarnya, siswa belajar dalam kelompok
secara kooperatif.
2) Kelompok dibentuk dari siswa siswa yang memiliki kemampuan tinggi,
sedang dan rendah.
3) Jika dalam kelas terdapat siswa siswa yang terdiri dari beberapa ras, suku
budaya, jenis kelamin yang berbeda, maka diupayakan agar dalam tiap
kelompok pun terdiri dari ras, suku, budaya, jenis kelamin yang berbeda
pula.
4) Penghargaan lebih diutamakan pada kerja kelompok dari pada perorangan.
Pada model pembelajaran kooperatif terdapat enam langkah utama, dimulai
dengan langkah guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa
untuk belajar hingga diakhiri dengan langkah memberi penghargaan terhadap
usaha usaha kelompok maupun individu.
b. Prinsip Dasar Model Pembelajaran Kooperatif
Dalam menggunakan model belajar kooperatif didalam kelas, ada
beberapa konsep mendasar yang perlu diperhatikan dan diupayakan oleh guru.
Guru dengan kedudukannya sebagai perancang dan pelaksana pembelajaran,
dalam menggunakan model ini harus memperhatikan beberapa konsep dasar yang
merupakan dasar dasar konseptual dalam peneggunaan kooperatif. Adapun prinsip
prinsip dasar tersebut menurut Stahl (dalam Sholihati,2005: 26 ), meliputi sebagai
berikut :
1) Perumusan Tujuan Belajar Siswa Harus Jelas.
2) Penerimaan yang Menyentuh oleh Siswa tentang Tujuan Belajar.
3) Ketergantungan yang Bersifat Positif.
4) Interaksi yang Bersifat Terbuka.
5) Tanggung Jawab Individu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11

6) Kelompok Bersifat Heterogen.
7) Interaksi Sikap dan Perilaku Sosial yang Positif
8) Tindak Lanjut (Follow Up).
9) Kepuasan dalam Mengajar
Metode Pembelajaran Kooperatif adalah sebuah sistem pembelajaran yang
memberikan kesempatan pada siswa untuk bekerja sama dengan sesama siswa
dalam tugas-tugas terstruktur (Lie, 2002: 54). Dalam metode pembelajaran ini
terdapat 5 unsur pokok, antara lain:
1) Saling ketergantungan positif
Keberhasilan kelompok sangat tergantung pada usaha setiap anggotanya.
Untuk menciptakan kelompok kerja yang efektif, guru perlu menyusun
tugas

sedemikian

rupa

sehingga

tia p

anggota

kelompok

harus

menyelesaikan tugasnya sendiri agar dapat mencapai tujuan belajar.
2) Tanggung jawab perorangan
Tiap siswa memiliki tanggung jawab atas kelompoknya, melakukan yang
terbaik. Kunci keberhasilan metode kerja kelompok adalah persiapan guru
dalam menyusun tugasnya.
3) Tatap muka
Tiap kelompok harus diberi kesempatan untuk bertemu muka dan
berdiskusi. Kegiatan interaksi ini akan memberikan sinergi yang
menguntungkan semua anggotanya.
4) Komunikasi antar anggota
Unsur ini menghendaki agar siswa dibekali dengan berbagai keterampilan
berkomunikasi.
5) Evaluasi proses kelompok
Guru perlu memberikan waktu khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi
proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka dapat lebih efektif.
E. Teknik Berpikir Berpasangan Berempat
Teknik berpikir berpasangan berempat dikembangkan oleh Frank Lyman
dan Spencer Kagan (Think Pair Square) sebagai struktur kegiatan pembelajaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12

kooperatif. Langkah-langkah kegiatan pada teknik berpikir berpasangan berempat,
menurut Lie (2002: 57) adalah:
a. Guru membagi siswa dalam kelompok berempat dan memberikan tugas pada
tiap kelompok.
b. Setiap siswa memikirkan dan mengerjakan tugas tersebut sendiri.
c. Siswa berpasangan dengan salah satu rekan dalam kelompok dan berdiskusi
dengan pasangannya.
d. Kedua pasangan bertemu kembali dalam kelompok berempat, siswa
mempunyai kesempatan untuk membagikan hasil kerjanya kepada kelompok
berempat.
Teknik berpikir berpasangan berempat memiliki beberapa kelebihan,
antara lain:
a. Mudah dilakukan
b. Banyak ide muncul
c. Lebih banyak tugas yang dilakukan
d. Guru lebih mudah monitoring
Meskipun ada banyak kelebihannya, teknik berpikir berpasangan berempat
juga memiliki kelemahan. Beberapa kelemahan yang mungkin terjadi pada
pembelajaran teknik berpikir berpasangan berempat, menurut Lie (2002: 54)
adalah sebagai berikut:
a. Butuh banyak waktu
b. Butuh sosialisasi yang baik
c. Siswa mudah melepaskan diri dari keterlibatan dan tidak memperhatikan.
F. Pengajaran Ilmu Pengetahuan Alam
a. Pengertian IPA
Ilmu Pengetahuan Alam sebagai produk tidak dapat dipisahkan dari
hakekatnya sebagai proses. Produk ilmu pengetahuan alam adalah fakta-fakta
konsep, prinsip, dan teori. Sedangkan prosedur yang digunakan dalam
pembelajaran ini adalah prosedur empirik dan analisis. Kata IPA yang berarti ilmu
pengetahuan alam merupakan terjemahan dari bahasa Inggris ”Natural Science”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13

atau sering disingkat science. Natural berarti alamiah, berhububngan dengan alam.
Science berarti ilmu pengetahuan. Jadi secara harafiah IPA dapat disebut sebagai
ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi pada alam. Menurut
Webster dalam (Srini. M. 2001 : 2 ) Ilmu Pengetahuan Alam adalah pengetahuan
tentang alam dan gejala- gejalanya. Sedang menurut Purnell dalam (Srini 2001:
2) mengartikan Ilmu Pengetahuan Alam adalah pengetahuan manusia yang luas
yang didapatkan dengan cara observasi dan eksperimen secara sistematis, serta
dijelaskan dengan bantuan aturan-aturan, hukum-hukum, prinsip-prinsip, teoriteori, dan hipotesa. IPA sebagai produk merupakan kumpulan hasil kegiatan
empirik dan analitik. Sebagai bentuk produk IPA adalah fakta-fakta, konsepkonsep, prinsip-prinsip, dan teori-teori merupakan hasil dari kegiatan IPA. IPA
juga tidak hanya sebagai kumpulan fakta, kumpulan pengetahuan tentang bendabenda, mahkluk hidup, tetapi IPA juga merupakan cara kerja,cara berpikir,dan
cara memecahkan masalah.
b. Kesulitan Belajar IPA
IPA sebagai disiplin ilmu dengan penerapannya di dalam masyarakat
membuat IPA semakin penting. Kenyataannya pelaksanaan pendidikan IPA sulit
mengalami peningkatan hasil belajar. Hal ini membuat permasalahan tersendiri
bagi para pendidik untuk dapat membuat daya tarik terhadap pembelajaran IPA
bagi siswa. Anak anak perlu diberi kesempatan untuk berlatih ketrampilan
ketrampilan dalam pembelajaran IPA. Namun karena proses berpikir anak masih
pada tahap kognitif yang tidak dapat dibandingkan dengan tahap kognitif ilmuan
maka penyajian materi IPA untuk SD hendaknya dimodifikasi sesuai
perkembangan kognitif anak. Paulo dan Marten dalam ( Srini. M, 2001 : 16 )
berpendapat bahwa Ilmu Pengetahuan Alam bagi anak didefinisikan sebagai
berikut :
1)

Mengamati apa yang terjadi.

2)

Mencoba mengamati apa yang diamati.

3)

Mempergunakan pengetahuan baru untuk meramalkan apa yang akan terjadi.

4)

Menguji ramalan- ramalan di bawah kondisi-kondisi untuk melihat apakah
ramalan tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14

Beberapa urain tersebut dapat menjadi solusi pemecahan untuk guru dan
siswa dalam melaksanakan pembelajaran IPA.
c. Efektifitas Pembelajaran IPA
Salah satu metode pembelajaran yang digunakan dalam IPA asalah metode
eksperimen. Siswa diajak untuk aktif dan kreatif adalam melakukan proses belajar
dan pembelajaran sehingga siswa mampu menyerap apa yang disampaikan selama
proses pembelajaran. Penggunaan metode eksperimen diharapkan efektif untuk
meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran IPA sehingga meningkatkan
hasil prestasi belajar.
Pembelajaran IPA di SD menggunakan Strategi belajar mengajar yang
memuat berbagai alternatif yang harus dipertimbangkan untuk dipilih dalam
rangka perencanaan pengajaran seorang guru yang merencanakan pengajarannya
lebih dahulu memikirkan strateginya. Strategi belajar mengajar meliputi rencana
pembelajaran, seperangkat alat digunakan kegiatan belajar mengajar untuk
mencapai tujuan dan metode yang sudah ditentukan.
Ada tiga jenis strategi belajar mengajar yaitu:
a. Strategi belajar mengajar yang berpusat pada guru;
b. Strategi belajar mengajar yang berpusat pada peserta didik; dan
c. Strategi belajar mengajar yang berpusat pada materi yang materi pengajaran.
Dilihat dari pengelolaan materi, strategi belajar mengajar dapat
dibedakan dalam dua jenis yaitu:
a. Strategi belajar mengajar ekspositoris dimana guru mengelola secara tuntas
pesan/materi disampaikan di kelas sehingga peserta didik tinggal menerima
s aj a.
b. Strategi belajar mengajar heuristik, dimana peserta didik mengelola sendiri
pesan/materi dengan pengarahan dari guru.
Dalam proses belajar mengajar IPA dalam rangka penelitian ini
menggunakan strategi belajar mengajar heuristik, dimana peserta didik
mengolah sendiri melalui praktek/mendemonstrasikan diamati secara bersama
kelompoknya kemudian didiskusikan kelompok sebagai bahan laporan
kelompok,

selanjutnya

didiskusikan

secara

k la s ik a l

untuk

mengambil

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15

kesimpulan. Guru tinggal menyempurnakan apabila mengalami kekurang
sempurnaan. Dengan strategi belajar mengajar heuristik siswa banyak berpikir
dan berbuat, sehingga pesan yang sudah diterima banyak yang tersimpan di
ingatannya. Jika di kemudian hari dibutuhkan atau ditanyakan masih ada
bayangan di benak sehingga dapat menjawab dengan baik seperti prinsip
mendengar cepat lupa, melihat menjadi ingat, berbuat menjadi dapat.
Dalam kegiatan belajar mengajar, rencana merupakan hal yang harus
diperhatikan. Jika seorang guru akan menyajikan pelajaran tanpa rencana hanya
secara acak, kemungkinan yang terjadi adalah ketidak berhasilan. Dalam proses
belajar mengajar perlu persiapan materi yang sesuai dengan kurikulum,
menentukan

w ak t u

belajar,

menentukan

al at

ya n g

d i gu n a k a n

d a la m

pembelajaran, menentukan tujuan belajar, menentukan langkah-langkah secara
urut, menyiapkan lembar kerja dan menyiapkan alat evaluasi. Semuanya tertulis
pada satuan yang disebut rencana pembelajaran.
1) Bahan Belajar dan Upaya Peningkatan
Prayitno mengunkapkan bahwa (Tim MKDK IKIP, 1996: 8). Bahan belajar
dipilih sesuai dengan tujuan belajar yang ditetapkan, kemampuan siswa, menarik
perhatian siswa, dan tingkat kebenaran juga aktualitas Berdasarkan pendapat
tersebut guru dalam memilih bahan belajar harus dihubungkan dengan hal-hal
ada pada diri siswa yaitu sesuai dengan tujuan belajar siswa, menarik bagi siswa,
dan disesuaikan dengan keadaan jaman atau disesuaikan dengan IPTEK. Oleh
karena itu guru harus kreatif memilihkan materi yang menyangkut penguasaan
siswa, perkembangan berpikir siswa, menarik perhatian siswa, dan menyangkut
peristiwa yang sedang hangat dalam masa yang sedang berjalan.
2) Alat Bantu dan Pengadaan
Yang disebut alat bantu di atas adalah alat peraga dan media yang
berhubungan dengan materi yang sedang diajarkan agar siswa lebih mudah
memahami materi pelajaran tersebut. Alat peraga dan media ada yang baku dan
ada yang belum baku. Yang baku biasanya sudah tersedia di toko-toko atau
lembaga tertentu tinggal sekolah membelinya. Bagi guru di sekolah yang tidak
mampu membelinya tidak usah memandang baku atau tidak baku tetapi harus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16

berprinsip proses belajar mengajar agar lebih mudah dipahami siswa
menggunakan alat peraga atau media yang sesuai dengan materi yang disajikan
meskipun alat peraga yang itu sederhana hasil dari kreativitas guru bila perlu
hasil kreativitas/ keterampilan siswa, sehingga guru atau siswa tertarik dan
merasa puas, juga tidak terlalu menghabiskan biaya karena bahan bakunya
mengambil bahan yang ada di lingkungan sekolah.
3) Kondisi Siswa
Yang dimaksud kondisi siswa adalah kesiapan siswa untuk menerima
pelajaran. Kesiapan ini bisa dilihat dari segi fisik dan psikologis. Siswa yang
siap secara fisik ditandai dengan kesegaran jasmani, tidak sakit, dan tampak
tidak lelah. Kesiapan psikologis meliputi kemampuan awal siswa antara lain
siswa memiliki pengetahuan dan keterampilan yang menjadi pra syarat bagi
materi vang diajarkan dan sejauh mana siswa telah mengetahui materi pelajaran
yang akan dipelajarinya.
Untuk mengupayakan agar kondisi siswa baik fisik maupun psikologis
berada dalam kondisi slap maka guru melakukan Kegiatan memberi soal kepada
siswa, agar siswa dapat menghubungkan antara keadaan yang sedang dilakukan
dengan penyajian materi yang akan dilaksanakan, sehingga siswa ada persiapan.
Soal itu berhubungan dengan kesehatan agar siswa dapat menjaga kesehatan
(sebagai mengawali pemberian soal), yang baku memberikan soal materi yang
lalu dan materi yang akan disajikan (siswa mengingat pelajaran yang lalu) dan
teruji sampai dimana kemampuan siswa terhadap materi pelajaran yang akan
disampaikan.
4 ) S u a sa n a B e l a j a r
Suasana ini menyangkut keadaan fisik kelas bagaimana keadaan barang di
dalam kelas, bagaimana cara mengaturnya, dan warna-warnanya, dan
menyangkut non fisik seperti sikap siswa terhadap guru, interaksi siswa terhadap
guru, interaksi antar siswa, dan sebagainya. Oleh karena itu guru harus dapat
menciptakan suasana yang kondusif. Pengelolaan kelas dibutuhkan demi
terciptanya suasana, nyaman, dalam kelas, sehingga siswa dapat belajar dengan
bergairah, siswa dapat berkompetisi dalam mengejar prestasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17

G. Konsep Sifat- sifat Cahaya dan Pemanfaatannya
Konsep sifat cahaya dapat dibedakan antara lain :
a. Cahaya dapat merambat lurus
Berdasarkan dapat tidaknya memancarkan cahaya, benda dikelompokkan
menjadi benda sumber cahaya dan benda gelap. Benda sumber cahaya
dapat memancarkancahaya. Contoh benda sumber cahaya yaitu Matahari,
lampu, dan nyala api. Sementara itu, benda gelap tidak dapat
memancarkan cahaya. Contoh benda gelap yaitu batu, kayu, dan kertas.
Berdasarkan dapat tidaknya meneruskan cahaya, benda dibedakan menjadi
benda tidak tembus cahaya dan benda tembus cahaya. Benda tidak tembus
cahaya tidak dapat meneruskan cahaya yang mengenainya. Apabila
dikenai cahaya, benda ini akan membentuk bayangan. Contoh benda tidak
tembus cahaya yaitu kertas, karton, tripleks, kayu, dan tembok. Sementara
itu, benda tembus cahaya dapat meneruskan cahaya yang mengenainya.
Contoh benda tembus cahaya yaitu kaca.
b. Cahaya dapat dipantulkan
Pemantulan cahaya ada dua jenis yaitu pemantulan baur (pemantulan
difus) dan pemantulan teratur. Pemantulan baur terjadi apabila cahaya
mengenai permukaan yang kasar atau tidak rata. Pada pemantulan ini, sinar
pantul arahnya tidak beraturan. Sementara itu, pemantulan teratur terjadi
jika cahaya mengenai permukaan yang rata, licin, dan mengilap.
Permukaan yang mempunyai sifat seperti ini misalnya cermin. Pada
pemantulan ini sinar pantul memiliki arah yang teratur. Bayangan anak
terjadi karena pemantulan teratur. Cermin merupakan salah satu benda
yang memantulkan cahaya. Berdasarkan bentuk permukaannya ada cermin
datar dan cermin lengkung. Cermin lengkung ada dua macam, yaitu cermin
cembung dan cermin cekung.
c. Cahaya dapat Dibiaskan
Apabila cahaya merambat melalui dua zat yang kerapatannya berbeda,
cahaya tersebut akan dibelokkan. Peristiwa pembelokan arah rambatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18

cahaya setelah melewati medium rambatan yang berbeda disebut
pembiasan. Apabila cahaya merambat dari zat yang kurang rapat ke zat
yang lebih rapat, cahaya akan dibiaskan mendekati garis normal. Misalnya
cahaya merambat dari udara ke air. Sebaliknya, apabila cahaya merambat
dari zat yang lebih rapat ke zat yang kurang rapat, cahaya akan dibiaskan
menjauhi garis normal. Misalnya cahaya merambat dari air ke udara.
Pembiasan cahaya sering kamu jumpai dalam kehidupan sehari hari.
Misalnya dasar kolam terlihat lebih dangkal daripada kedalaman
sebenarnya. Gejala pembiasan juga dapat dilihat pada pensil yang
dimasukkan ke dalam gelas yang berisi air. Pensil tersebut akan tampak
patah.
H. Kerangka Pikir
Penelitian ini menggunakan dua siklus yang terdiri: (1) siklus I dengan
menggunakan media gambar hitam putih biasa, yang diambil dari buku sumber
dan (2) siklus II dengan menggunakan lingkungan sekitar sekolah. Berdasarkan
landasan teori yang dihubungkan dengan permasalahan rendahnya prestasi belajar
IPA di kelas V SD Negeri Pogalan 3, UPTD Pendidikan Kecamatan Pakis maka
dapat dibuat alur kerangka pemikiran sebagai berikut :
KONDISI
A WA L

TINDAKAN

Guru :
Guru belum menerapkan
kooperatif
learning
Pembelajaran IPA
Guru :
Guru
menerapkan
kooperatif learning
Pembelajaran IPA

Siswa :
Aspek Penguasaan
konsep dan Prestasi
belajar IPA relatif
rendah

Siklus 1 :
Penerapan kooperatif
learning
Siklus 2 :
Penerapan kooperatif
learning

KONDISI
AKHIR

Kemampuan pe-nguasaan
konsep dan prestasi belajar
telah meningkat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19

Keterangan :
Guru belum menerapkan model pembelajaran kooperatif dalam pembelajaran IPA
pada kondisi awal, prestasi siswa cenderung rendah. Pada siklus I dan II Guru
menerapkan model pembelajaran kooperatif teknik berpasangan berempat dalam
pembelajaran sehingga prestasi belajar mengalami peningkatan.
C. Hipotesis
Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah penerapan model
pembelajaran kooperatif teknik berpikir berpasangan berempat (Think Pair
Square) dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada materi sifat sifat cahaya di
kelas V SDN Pogalan 03 Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TID

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN MODEL PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN MODEL GUIDED DISCOVERY LEARNING PADA MATERI SIFAT-SIFAT CAHAYA SISWA KELAS V SDN 02 DOPLANG KECAMATAN KARANGPANDAN KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN PEL

0 1 14

Peningkatan prestasi belajar IPA materi sifat cahaya melalui model pembelajaran kooperatif bagi siswa kelas V SDN Pogalan 03 Pakis Kabupaten Magelang.

0 0 95

Peningkatan prestasi belajar IPA materi perubahan lingkungan dan pengaruhnya terhadap lingkungan melalui pendekatan inquiry based learning bagi siswa kelas IV SDN Pogalan 03 Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang.

1 2 63

Peningkatan prestasi belajar IPA materi perubahan lingkungan dan pengaruhnya terhadap lingkungan melalui pendekatan inquiry based learning bagi siswa kelas IV SDN Pogalan 03 Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang

0 0 61

323169989 Peningkatan Prestasi Belajar Ips Melalui Pembelajaran Kooperatif Pada Siswa Kelas v Sdn 03 Lalung Karanganyar Tahun 20082009

0 0 106

PENGGUNAAN MODEL INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI SIFAT-SIFAT CAHAYA KELAS V SDN SUMBERMULYO REMBANG

0 0 21

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI SIFAT-SIFAT CAHAYA SISWA KELAS V SD 1 LORAM KULON

0 0 24

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI SIFAT- SIFAT CAHAYA MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI MAOSKIDUL 03 KABUPATEN CILACAP

0 0 13

PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPA PADA MATERI SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DI KELAS V SD NEGERI 3 ARCAWINANGUN

0 0 13

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPA PADA MATERI SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI QUANTUM LEARNING DI KELAS V SDN SEPATNUNGGAL 02 KABUPATEN CILACAP

0 0 11