PENGARUH PENGELUARAN MODAL, DIVIDEN TERHADAP LEVERAGE PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR OTOMOTIVE YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA.

PENGARUH PENGELUARAN MODAL, DIVIDEN
TERHADAP LEVERAGE PADA PERUSAHAAN
MANUFAKTUR SEKTOR OTOMOTIVE YANG
GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA

SKRIPSI

Oleh :
LENI NUR LAILIA
0812010202 / EM

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN”
J AWA TIMUR
2012
1
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2


PENGARUH PENGELUARAN MODAL, DIVIDEN
TERHADAP LEVERAGE PADA PERUSAHAAN
MANUFAKTUR SEKTOR OTOMOTIVE YANG
GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA

Yang diajukan

LENI NUR LAILIA
0812010202 / EM
Telah diseminar kan dan disetujui untuk menyusun skr ipsi

Pembimbing Utama

Dr. Muhadjir Anwar, MM

Tanggal :…………………..

Mengetahui
Ketua Pr ogr am Studi
Manajemen


Dr. Muhadjir Anwar, MM
NIP. 19650907 1991031001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

SKRIPSI
PENGARUH PENGELUARAN MODAL, DIVIDEN
TERHADAP LEVERAGE PADA PERUSAHAAN
MANUFAKTUR SEKTOR OTOMOTIVE YANG
GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA
Yang diajukan

LENI NUR LAILIA
0812010202 / EM

disetujui untuk Ujian Lisan oleh


Pembimbing Utama

Tanggal :…………………..

Dr. Muhadjir Anwar, MM

Mengetahui
Wakil Dekan I

Dr s. Rahman A. Suwaidi, MS
NIP. 19600330 198603 1001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

SKRIPSI
PENGARUH PENGELUARAN MODAL, DIVIDEN TERHADAP
LAVERAGE PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR
SEKTOR OTOMOTIVE YANG GO PUBLIC

DI BURSA EFEK INDONESIA

Disusun oleh :
LENI NUR LAILIA
0812010202 / FE / EM
Telah diper tahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi
Pr ogram Studi Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur
pada tanggal : 31 Mei 2013
Pembimbing Utama

Tim Penguji:
Ketua

Dr. Muhadjir Anwar, MM

Dr. Muhadjir Anwar, MM
Sekretaris

Dra. Ec Nurjanti, Msi

Anggota

Drs. Ec. Pandji S, MM

Mengetahui
Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur

Dr . Dhani Ichsanudin Nur, SE, MM
NIP. 19630924 198903 1001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul :
“PENGARUH
LEVERAGE


PENGELUARAN
PADA

MODAL,

PERUSAHAAN

DIVIDEN

TERHADAP

MANUFAKTUR

SEKTOR

OTOMOTIVE YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA”
Skripsi ini diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Progdi Manajemen pada Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan berhasil tanpa adanya
dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini dengan segala
ketulusan hati penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP, selaku Rektor Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Dr. Dhani Ichsanudin Nur, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
3. Bapak Dr. Muhadjir Anwar, MM, selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
4. Bapak Dr. Muhadjir Anwar, MM, selaku Dosen Pembimbing Utama yang
telah

memberikan

bimbingan

dan

dorongan kepada


menyelesaikan skripsi ini.

i
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

peneliti

dalam

5. Segenap staff Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Jawa Timur yang telah memberikan banyak pengetahuan selama
masa perkuliahan.
6. Semua pihak yang ikut membantu, yang tidak bisa penulis sebutkan satupersatu.

Penulis menyadari bahwa apa yang telah disajikan masih banyak
kekurangan, untuk itu kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat
diharapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya dengan segala keterbatasan
yang penulis miliki, semoga skripsi ini bermanfaat bagi pihak yang
berkepentingan.


Surabaya, Mei 2013
Penulis

ii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ....................................................................................... vi
ABSTRAKSI ............................................................................................... vii
BAB I

PENDAHULUAN ....................................................................... 1
1.1. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah .................................................................. 8
1.3. Tujuan Penelitian ................................................................... 8

1.4. Manfaat Penelitian .................................................................. 8

BAB II TINJ AUAN PUSTAKA ............................................................... 10
2.1. Penelitian Terdahulu ............................................................... 10
2.2. Landasan Teori......................................................................... 12
2.2.1. Pengertian Manajemen Keuangan.......................................... 13
2.2.2. Leverage ............................................................................... 16
2.2.3. Dividen ................................................................................. 22
2.2.4. Pengeluaran Modal................................................................ 28
2.2.5. Pengaruh Pengeluaran Modal terhadap Leverage ................... 30

iii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.2.6. Pengaruh Deviden Terhadap Leverage .................................. 32
2.3. Kerangka Konseptual ............................................................... 33
2.4. Hipotesis .................................................................................. 33

BAB


III METODE PENELITIAN
3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ..................

34

3.2 Populasi dan Penentuan Sampel .........................................

35

3.3 Jenis dan Sumber Data........................................................

36

3.4 Metode Pengumpulan Data ................................................

36

3.5 Teknik Analisis dan Uji Hipotesis .......................................

36

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Perusahaan ........................................................

41

4.1.1. Gambaran Umum Bursa Efek Indonesia .........................

41

4.2. Deskripsi Variabel

........................................................

44

4.3. Deskripsi Hasil Pengujian Hipotesis ..................................

46

4.3,1. Uji Outliers

........................................................

46

4.3.2. Uji Normalitas

........................................................

47

4.3.3. Uji Asumsi Klasik ........................................................

48

4.4. Hasil Pengujian Regresi Linier Berganda ..........................

51

4.5. Pembahasan ......................................................................

54

iv
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................... 56
5.1. Kesimpulan ............................................................................. 56
5.2. Saran

.................................................................................. 56

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

v
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1. Data Pengeluaran Modal................................................................. 44
Tabel 4.2. Data Dividen Perusahaan ................................................................ 45
Tabel 4.3. Data Leverage Perusahaan .............................................................. 45
Tabel 4.4 : Uji Outliers ................................................................................... 47
Tabel 4.5 : Normalitas Data Masing-masing Variabel ..................................... 48
Tabel 4.6 Data Autokorelasi............................................................................ 49
Tabel 4.7 : Hasil Pengujian Multikolinieritas .................................................. 50
Tabel 4.8 : Hasil Pengujian Heteroskedastisitas............................................... 51
Tabel 4.9 Koefisien Regresi ............................................................................ 51
Tabel 4.10 Hasil Uji F ..................................................................................... 53
Tabel 4.12 : Hasil Uji t .................................................................................... 53

vi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

PENGARUH PENGELUARAN MODAL, DIVIDEN TERHADAP
LEVERAGE PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR
OTOMOTIVE YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA

Leni Nur Lailia

ABSTRAK
Perusahaan Manufaktur Sektor Otomotive memiliki iklim persaingan yang
sangat ketat, Melihat kondisi yang demikian, banyak perusahaan yang ingin
masuk ke sektor tersebut sehingga persaingannya sangat tajam. Untuk itu
perusahaan harus memperkuat faktor internal agar dapat tetap berkembang dan
bertahan dalam persaingan. Kecenderungan hutang yang semakin naik pada
Perusahaan Manufaktur Sektor Otomotive tersebut menandakan juga masalah
leverage Perusahaan Manufaktur Sektor Otomotive juga tinggi. Kenaikan leverage
dalam penelitian ini terkat dengan oleh dividend dan pengeluaran modal.Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk membuktikan pengaruh pengeluaran modal dan
dividen terhadap leverage pada Perusahaan Manufaktur Sektor Otomotive yang
Go Public di BEI
Populasi penelitian ini adalah laporan keuangan berupa neraca dan laba rugi
Perusahaan Otomotives yang tercatat di Bursa Efek Indonesia dan sampel
penelitian ini sebanyak 10 Perusahaan Otomotives yang go public di Bursa Efek
Indonesia dari tahun 2008 - 2011. Model yang digunakan dalam penelitian ini
adalah analisis regresi linier berganda.
Berdasarkan hasil pengujian diatas variabel Capex memberikan kontribusi
terhadap leverage, karena ekspansi penggunaan aktiva dari dana internal
perusahaan otomotive berkembang baik sehingga perusahaan mempunyai dana
internal yang cukup untuk melakukan ekspansi. Berdasarkan hasil pengujian
diatas variabel Dividen tidak memberikan kontribusi terhadap leverage karena
perusahaan otomotive dalam membayar dividen dalam jumlah yang besar, tidak
menjadikan perusahaan tidak mampu memenuhi kewajibanmembayar utang,

Keywords :

pengeluaran modal, dividen dan leverage

vii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Balakang
Penggunaan modal eksternal yang sering kali digunakan oleh
perusahaan, rentan terhadap konflik antara stockholder dan manajemen.
Terjadinya konflik yang disebut agency conflict ini disebabkan karena
adanya perbedaan kepentingan antara pihak terkait. Agency conflict yang
terjadi antara pemegang saham dan manajer menyebabkan timbulnya
biaya agensi. Beberapa alternative yang dapat dilakukan untuk mengurangi
agency cost yaitu dengan cara meningkatkan dividend payout ratio,
dengan demikian tidak tersedia cukup banyak free cash flow dan
manajemen terpaksa mencari dana dari luar untuk membiayai investasi.
Kebijakan dividen merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan
dengan keputusan investasi dan pendanaan suatu perusahaan. Dalam
melakukan penilaian investor sangat membutuhkan informasi–informasi
yang berkaitan dengan perusahaan tersebut, diantaranya adalah informasi
mengenai kebijakan dividen. Pengumuman perubahan pembayaran dividen
mengandung informasi yang dapat digunakan para investor untuk
mengambil keputusan dalam berinvestasi dan memprediksi prospek
perusahaan pada masa mendatang. Peningkatan dividen yang dibagikan
oleh suatu perusahaan dapat diterjemahkan sebagai sinyal positif maupun

1
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

negatif. Peningkatan dividen diartikan sebagai sinyal positif ketika
pembayaran dividen dapat digunakan sebagai sinyal bahwa perusahaan
mempunyai prospek dan kinerja baik dan penurunan dividen mempunyai
prospek buruk. Argumen ini dapat menjelaskan mengapa perusahaan
membayarkan dividen yang disesuaikan dengan laba bersih. (Zahro, 2008 :
1)
Kebijakan dividen berkaitan dengan keputusan mengenai seberapa
besar laba perusahaan yang akan dibagikan kepada pemegang saham atau
menahannya untuk diinvestasikan kembali ke dalam perusahaan. Apabila
dividen yang dibayarkan secara tunai semakin tinggi, maka dana yang
tersedia untuk investasi semakin rendah. Kebijakan dividen ini selanjutnya
dapat menyebabkan terjadinya perilaku pecking order dimana perusahaan
lebih mengutamakan dana internal daripada dana eksternal dalam aktivitas
pendanaan yang akan mempengaruhi penggunaan laba ditahan (retained
earning). Dividen dapat berpengaruh positif terhadap leverage keuangan
karena pembayaran dividen menyebabkan dana internal berkurang. Dana
internal yang berkurang mendorong perusahaan untuk memperoleh
pendanaan eksternal yaitu utang untuk melakukan aktivitas sehari-hari
perusahaan. Pada kasus yang lain, perusahaan yang tidak memiliki dana
internal

yang

memadai

tetapi

bermaksud

membayarkan

atau

mempertahankan atau meningkatkan pembayaran dividen akan berupaya
memperoleh utang agar bisa membayar dividen. Dengan demikian,

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

semakin tinggi dividen yang ingin dibayarkan maka semakin tinggi pula
utang yang harus diperoleh. (Zahro, 2008 : 4)
Dana dapat diperoleh dan luar perusahaan (external financing)
maupun dan dalam perusahaan (internal financing). Modal internal berasal
dan laba ditahan, sedangkan modal eksternal dapat berasal dan modal
sendiri dan hutang. Hutang adalah pengorbanan manfaat ekonomi yang
akan timbul dimasa yang akan datang yang disebabkan oleh kewajibankewajiban disaat sekarang dari suatu badan usaha yang akan dipenuhi
dengan mentransfer aktiva atau memberikan jasa kepada badan usaha lain
dimasa datang sebagai akibat dari transaksi-transaksi yang sudah lalu
(Baridwan, 2004). Perusahaan yang sedang berkembang memerlukan
modal yang dapat diperoleh dan hutang maupun ekuitas. Besar kecilnya
rasio hutang dapat dilihat pada rasio Debt Equity Ratio (DER). Hutang
mempunyai dua keuntungan yaitu (a) bunga yang dibayarkan dapat
dipotong dengan tujuan pajak, sehingga menurunkan biaya efektif dan
hutang, (b) pemegang hutang (debtholder) mendapatkan pengembalian
tetap (Masdupi, 2005)
Untuk membatasi tindakan manajer perusahaan yang oportunis,
pemegang saham memerlukan upaya pengawasan. Salah satu mekanisme
yang dapat meminimumkan biaya keagenan adalah melalui kebijakan
utang atau leverage. Penggunaan dana dengan utang dapat dimaksudkan
untuk menempatkan perusahaan pada kondisi diawasi oleh pihak lain
selain pemegang saham, yaitu bondholder atau kreditor. Untuk

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

meningkatkan nilai perusahaan maka selain membuat kebijakan dividen
perusahaan dituntut untuk tumbuh. Pertumbuhan dapat diwujudkan dengan
menggunakan kesempatan investasi dengan baik. Sesuai dengan
pernyataan Adam dan Goyal (2006) bahwa set kesempatan investasi
mempunyai peranan yang penting dalam kebijakan keuangan perusahaan.
Hubungan kebijakan investasi dan kebijakan dividen dapat diidentifikasi
melalui arus kas perusahaan. Semakin besar jumlah investasi dalam satu
periode tertentu, semakin kecil dividen yang dibagikan, karena perusahaan
bertumbuh diidentifikasi sebagai perusahaan yang memiliki free cash flow
rendah. (Zahro, 2008 : 2)
Leverage merupakan pengukur besarnya aktiva yang dibiayai
dengan utang. Utang yang digunakan untuk membiayai aktiva berasal dari
kreditor, bukan dari pemegang saham ataupun investor (Sudarmadji dan
Sularto, 2007). Dalam bahasa lebih mendasar, leverage adalah sejauh
mana kita menggunakan utang sebagai sumber dana dibandingkan dengan
menggunakan dana milik sendiri atau modal sendiri. Hal ini dapat diukur
dengan membandingkan antara jumlah utang dan jumlah modal sendiri.
Leverage dapat digunakan untuk meningkatkan tingkat keuntungan yang
diharapkan. Tingkat leverage merupakan kemampuan perusahaan untuk
menunjukkan perubahan yang menonjol akibat dari perubahan lain yang
kecil. Perusahaan menggunakan operating dan financial leverage dengan
tujuan agar keuntungan yang diperoleh lebih besar dari pada biaya aktiva
dan sumber dananya, dengan demikian akan meningkatkan keuntungan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

pemegang saham. Sebaliknya leverage juga meningkatkan variabilitas
keuntungan, karena jika perusahaan ternyata mendapatkan keuntungan
yang lebih rendah dari biaya tetapnya maka penggunaan leverage akan
menurunkan keuntungan pemegang saham.
Salah

satu

factor

yang

mempengaruhi

Pengeluaran modal. Pengeluaran modal atau

leverage

adalah

capital expenditure

merupakan salah satu konsep penting dalam pengambilan keputusan
keuangan dalam suatu badan usaha. Hal ini penting karena berkaitan
dengan fungsi utama dalam manajemen keuangan, yaitu investment
decision, financing decision, serta managerial decision. Putusan pertama
yang dilakukan seorang manajer keuangan adalah menentukan tingkat
investasi serta nilai investasinya sehingga dapat diketahui kebutuhan
pengeluaran

modalnya (investment

decision). Selanjutnya sebagai

pengelola badan usaha akan melakukan aktivitas pencarian kebutuhan
dana (financing decision) untuk menutup pengeluaran modal tersebut.
Pengeluaran modal yang dilakukan oleh perusahaan harus dikelola dengan
sangat bijaksana (managerial decision) karena tingkat dana yang
diinvestasikan dalam

capital expenditure akan berpengaruh terhadap

keputusan produksi dan pembuatan rencana strategik dalam badan usaha
(Mansor dan Hamidi, 2008). Selain itu, pengambilan keputusan mengenai
pengeluaran modal yang akan dilakukan oleh badan usaha merupakan
tindakan yang sangat penting. Hal ini disebabkan karena besarnya

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

pengeluaran modal yang diputuskan oleh pihak pengelola akan menunjang
pertumbuhan badan usaha itu sendiri.
Penelitian ini mengambil sampel Perusahaan Manufaktur Sektor
Otomotive yang go public di BEI (Bursa Efek Indonesia), karena terdapat
fenomena pada Perusahaan Manufaktur Sektor Otomotive yang go public
di BEI, yaitu laba dan estándar deviasi yang cenderung menurun seperti
terlihat pada tabel 1.
Tabel 1. Data Leverage Perusahaan Automotive And Components
2008

2009

2010

2011

(Rp)

(Rp)

(Rp)

(Rp)

Astra International. Tbk

1.17

1.21

1

1.1

Indo Kordsa. Tbk

0.52

0.48

0.23

0.3

Indo Spring. Tbk

6.61

7.45

2.75

2.92

Intraco Penta. Tbk

1.7

2.46

1.91

2.61

Goodyear Indonesia. Tbk

0.94

2.45

1.71

1.76

Gajah Tunggal. Tbk

2.54

4.28

2.32

2.94

Multrisada Arah Sarana. Tbk

0.4

0.85

0.74

0.75

Selamat Sempurna. Tbk

0.66

0.63

0.8

0.8

Tunas Ridean. Tbk

2.91

2.5

0.77

0.78

United Tractors. Tbk

1.26

1.05

6.76

7.84

Sumber : Bursa Efek Indonesia (diolah penulis)

Berdasarkan data pada tabel 1 diatas, kecenderungan naik
hutang Perusahaan Manufaktur Sektor Otomotive tersebut menandakan
juga masalah leverage Perusahaan Manufaktur Sektor Otomotive juga
tinggi. Kenaikan leverage dalam penelitian ini terkat dengan oleh dividend

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

dan pengeluaran modal. Deviden merupakan kebijakan dalam menentukan
jumlah laba bersih yang dapat ditahan sebagai sumber pendanaan dan
menunjukkan persentase laba perusahaan yang dibayarkan kepada
pemegang saham dalam bentuk kas (Horne dan Machowicz, 1998:496).
Kebijakan deviden dapat mendorong timbulnya perilaku pecking order,
yaitu apabila internal equity yang dimiliki perusahaan tidak mencukupi
untuk mengatasi masalah kebutuhan dana perusahaan, maka perusahaan
akan menggunakan sumber dana eksternal, yaitu dengan menggunakan
hutang. Apabila deviden yang dibayarkan kepada pemegang saham
jumlahnya semakin besar, maka akan semakin mendorong perusahaan
untuk memperoleh dana dari pihak luar dengan cara berhutang, Dengan
demikian, kebijakan deviden dapat berpengaruh positif terhadap leverage.
Hasil penelitian terdahulu

menemukan

bahwa kebijakan dividen

berpengaruh positif terhadap leverage adalah hasil penelitian yang
dilakukan oleh Baskin (1989) dan Adedeji (1998) dalam Karsana (2005).
Perusahaan Manufaktur Sektor Otomotive digunakan dalam
penelitian ini, karena perusahaan ini merupakan kelompok perusahaan
yang cukup besar dan berkembang pesat di Indonesia. Perusahaan
Manufaktur Sektor Otomotive memiliki iklim persaingan yang sangat
ketat, Melihat kondisi yang demikian, banyak perusahaan yang ingin
masuk ke sektor tersebut sehingga persaingannya sangat tajam. Untuk itu
perusahaan harus memperkuat faktor internal agar dapat tetap berkembang
dan bertahan dalam persaingan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8

1.2.

Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut :
a. Apakah pengeluaran modal

berpengaruh terhadap leverage

pada

Perusahaan Manufaktur Sektor Otomotive yang Go Public di BEI ?
b. Apakah dividen

berpengaruh terhadap leverage

pada Perusahaan

Manufaktur Sektor Otomotive yang Go Public di BEI ?

1.3.

Tujuan Penelitian
Atas dasar perumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah :
a. Untuk menganalisa pengaruh pengeluaran modal terhadap leverage
pada Perusahaan Manufaktur Sektor Otomotive yang Go Public di BEI
b. Untuk menganalisa pengaruh dividen

terhadap leverage

pada

Perusahaan Manufaktur Sektor Otomotive yang Go Public di BEI

1.4.

Manfaat Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya,

adapun manfaat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Manfaat Bagi Perusahaan
Diharapkan dapat memberi kontribusi dan menjelaskan secara empiris
tentang faktor-faktor yang mempengaruhi leverage yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia, khususnya lagi Perusahaan Manufaktur Sektor Otomotive.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

2. Manfaat Bagi penelitian selanjutnya
Dapat memberikan kontribusi terhadap akademisi, dosen, dan mahasiswa
sebagai tambaban referensi dalam melakukan penelitian sejenis di masa
mendatang.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

PENGARUH PENGELUARAN MODAL, DIVIDEN
TERHADAP LEVERAGE PADA PERUSAHAAN
MANUFAKTUR SEKTOR OTOMOTIVE YANG
GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA

SKRIPSI

Oleh :
LENI NUR LAILIA
0812010202 / EM

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN”
J AWA TIMUR
2012

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

PENGARUH PENGELUARAN MODAL, DIVIDEN
TERHADAP LEVERAGE PADA PERUSAHAAN
MANUFAKTUR SEKTOR OTOMOTIVE YANG
GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA

Yang diajukan

LENI NUR LAILIA
0812010202 / EM
Telah diseminar kan dan disetujui untuk menyusun skr ipsi

Pembimbing Utama

Tanggal :…………………..

Dr. Muhadjir Anwar, MM

Mengetahui
Ketua Pr ogr am Studi
Manajemen

Dr. Muhadjir Anwar, MM
NIP. 19650907 1991031001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

SKRIPSI
PENGARUH PENGELUARAN MODAL, DIVIDEN
TERHADAP LEVERAGE PADA PERUSAHAAN
MANUFAKTUR SEKTOR OTOMOTIVE YANG
GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA
Yang diajukan

LENI NUR LAILIA
0812010202 / EM

disetujui untuk Ujian Lisan oleh

Pembimbing Utama

Dr. Muhadjir Anwar, MM

Tanggal :…………………..

Mengetahui
Wakil Dekan I

Dr s. Rahman A. Suwaidi, MS

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

NIP. 19600330 198603 1001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA

2.1

Penelitian Terdahulu
a) Windijarto, (2009) dengan judul : Faktor Yang Mempengaruhi Hutang
Mata Uang Asing Dan Mata Uang Lokal Serta Pengaruhnya Terhadap
Pendapatan Saham Dan Risiko Perusahaan Publik Di Indonesia
Variabel dalam penelitian ini adalah Hutang dalam mata uang asing ,
Pendapatan saham, Risiko perusahaan. obyek pada penelitian ini
perusahaan public di Indonesia.
Populasi penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang go public di
Bursa Efek Jakarta yang memiliki hutang dalam mata uang asing.
Sampel penelitian, sebanyak 50 perusahaan dengan periode penelitian
sejak 2004 sampai 2008. Model analisis yang digunakan adalah model
path analysis.
Hasil dalam penelitian ini adalah hutang dalam mata uang asing tidak
memiliki

pengaruh signifikan terhadap pendapatan saham, namun

memiliki pengaruh positif signifikan terhadap resiko perusahaan.
Sedangkan, hutang dalam mata uang lokal tidak memiliki pengaruh
signifikan terhadap pendapatan saham dan resiko perusahaan. Hubungan
antara hutang mata uang asing dengan pendapatan saham perusahaan
menunjukkan respon negatif pelaku pasar terhadap tingginya jenis

10
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

hutang ini. Sedangkan, hubungan antara hutang
dengan resiko

mata

uang

lokal

dan pendapatan saham perusahaan menunjukkan

bahwa jumlah hutang lokal perusahaan belum mencapai titik optimal
hutang sehingga belum sampai pada titik dimana investor bereaksi atas
peningkatan hutang perusahaan. Hal ini dapat dilihat pada data rata-rata
local debt to total asset yang masih rendah sebesar 21,5%. Hutang dalam
mata uang asing dan hutang dalam mata uang lokal memiliki korelasi
negatif yang berarti bahwa hutang lokal dan asing saling bersubtitusi.
Hal

ini menunjukkan adanya hubungan substitusi atau saling

menggantikan antara pendanaan hutang mata uang asing dengan hutang
mata uang lokal.

b) Murhadi, (2008) dengan judul : Hubungan Capital Expenditure, Risiko,
Struktur dan Tingkat Kemampulabaan terhadap Nilai Perusahaan
Penelitian ini mengunakan variabel Capital Expenditure, Risiko, Struktur
Modal, Tingkat Kemampulabaan dan Nilai Perusahaan. Penelitian ini
menggunakan sampel perusahaan yang tergabung dalam sektor utama
periode 2006-2007 di Bursa Efek Indonesia, dengan 40 tahun observasi.
Penelitian ini menggunakan metode analisis jalur. Hasil penelitian ini
mengindikasikan

bahwa

hanya

struktur

modal

dan

tingkat

kemampulabaan yang berdampak pada nilai perusahaan. sementara itu,
asset tidak berwujud yang diukur melalui ada tidaknya penelitian dan
pengembangan ternyata tidak mempengaruhi ketidakmampuan dan nilai

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

perusahaan. risiko sistematis tidak memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap nilai perusahaan.

2.2 Landasan Teori
2.2.1. Pengertian Manajemen Keuangan
Menurut Sutrisno (2001:3) Pada dewasa ini manajer keuangan
memegang peranan yang sangat penting. Seiring dengan perkembangannya,
tugas manajer keuangan tidak hanya mencatat, membuat laporan,
mengendalikan posisi kas, membayar tagihan-tagihan, dan mencari dana.
Akan tetapi, manajer keuangan juga harus mampu menginvestasikan dana,
mengatur kombinasi sumber dana yang optimal, serta pendistribusian
keuntungan (pembagian dividen) dalam rangka meningkatkan nilai
perusahaan penginvestasian dana merupakan tolok ukur besar kecilnya suatu
perusahaan, baik dilihat dari aspek laba, risiko usaha, maupun likuiditasnya.
Pengaturan kombinasi sumber dana (hutang dan modal sendiri) berikut
Dividen merupakan penentu besar kecilnya beban finansial dan risiko
finansial. Semua variabel tersebut akan mempengaruhi penilaian perusahaan
secara keseluruhan.
Setiap perusahaan selalu membutuhkan dana dalam rangka
memenuhi kebutuhan operasi sehari-hari maupun untuk mengembangkan
perusahaan. Kebutuhan dana tersebut berupa modal kerja maupun untuk
pembelian aktiva tetap. Untuk memenuhi kebutuhan dana tersebut,

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

perusahaan harus mampu mencari sumber dana dengan komposisi yang
menghasilkan beban biaya paling murah. Kedua hal tersebut harus bisa
diupayakan oleh manajer keuangan.
Dengan demikian

manajemen keuangan atau sering disebut

pembelanjaan dapat diartikan sebagai semua aktivitas perusahaan yang
berhubungan dengan usaha-usaha mendapatkan dana perusahaan dengan
biaya yang murah serta usaha untuk menggunakan dan mengalokasikan
dana tersebut secara efisien Usaha mendapatkan dana sering disebut
pembelanjaan pasif, dan bila kita lihat di neraca akan terlihat di sisi pasiva,
sedangkan usaha mengalokasikan dana disebut pembelanjaan aktif dan di
neraca akan terlihat di sisi aktiva. Fungsi manajemen keuangan tidak bisa
dipisahkan dengan fungsi-fungsi perusahaan

yang

lainnya

seperti

pemasaran, produksi, maupun sumberdaya manusia. Kegagalan dalam
mendapatkan sumber dana akan menghambat proses produksi, menghambat
program-program pemasaran yang telah ditetapkan menghambat dalam
penarikan sumberdaya manusia yang ahli, sehingga akhirnya akan
mengakibatkan kerugian perusahaan secara keseluruhan.
Manajemen pemasaran, manajemen produksi, manajemen sumber
daya manusia, akuntansi, maupun lingkungan ekonomi berpengaruh terhadap
keputusan keuangan. Oleh karena itu manajer keuangan harus bekerja sama
dengan

semua

menajer-manajer

fungsi

tersebut.

Apalagi

dengan

perkembangan perekonomian dan semakin meningkatnya kesadaran
masyarakat akan arti pentingnya lingkungan hidup, telah memberikan tekanan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

yang besar bagi perusahaan untuk memperkecil kemungkinan negatif yang
timbul sebagai akibat kelalaian perusahaan. Manajer keuangan harus saling
bekerjasama

dengan

manajer

produksi

menterjemahkan kebijakan perusahaan,

dan

pemasaran

dalam

misalnya dalam program

pengembangan produk baru, rencana promosi, distribusi, dan penentuan harga
jangan sampai produk baru tersebut nantinya tidak diterima oieh masyarakat
hanya arena melalaikan lingkungan, demikian pula dengan program
pemasaran.

2.2.1.1 Tujuan Manajemen Keuangan
Menurut Sutrisno (2001:4) Kita tahu bahwa tujuan perusahaan adalah
meningkatkan kemakmuran para pemegang saham atau pemilik, kemakmuran
para pemegang saham diperlihatkan dalam wujud semakin tingginya harga
saham, yang merupakan pencerminan dari keputusan-keputusan investasi,
pendanaan, dan Dividen. Oleh karena itu kemakmuran para pemegang
saham dapat dijadikan sebagai dasar analisis dari tindakan rasional dalam
proses pembuatan keputusan. Kadang-kadang memaksimumkan laba
dicanangkan sebagai tujuan perusahaan, akan tetapi hal itu tidak dapat
mencapai sasaran memaksimalkan kemakmuran para pemegang saham.
Yang tebih penting bukanlah laba melainkan laba per lembar saham
(earning per share). Laba didapatkan dengan mengurangkan penghasilan
dengan biaya yang dikeluarkan, sehingga untuk meningkatkan keuntungan
bisa

menarik

modal

baru

(mengeluarkan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

saham

baru),

dan

15

menginvestasikan dana yang diperoleh tersebut pada investasi yang bebas
risiko (misalnya deposito atau obligasi pemerintah), tetapi apakah dengan
cara semacam ini akan meningkatkan nilai saham, tentu saja tidak, karena
pemegang saham tidak mau menerima imbalan sebesar bunga deposito
yang relatif lebih kecil, sementara mereka harus menanggung risiko.
Jika hal ini terjadi keuntungan memang meningkat, tapi nilai saham justru
akan menurun. Demikian pula halnya, memaksimumkan laba per lembar
saham bukan merupakan tujuan utama, karena tidak memperlihatkan waktu
maupun lamanya laba yang diharapkan, dan juga tidak memperhatikan faktor
risiko maupun ketidakpastian di masa yang akan datang, serta tidak
mempertimbangkan kemampuan perusahaan dalam membagi dividen.
Dengan memperhatikan hal-hal di atas, maka dapat dikatakan bahwa
tujud memaksimumkan laba per lembar saham tidak sama dengan
memaksimumkan harga pasar saham. Harga pasar saham mencerminkan nilai
riil perusahaan. Harga pasar saham. sendiri dipengaruhi oleh beberapa faktor
yakni (1) laba per lermbar saham, (2) tingkat bunga bebas risiko, dan (3)
tingkat ketidakpastian operasi perusahaan. Misalnya perusahaan melakukan
investasi yang bersifat spekulatif ada kecenderungan harga saham akan
turun karena risiko usahanya menjadi semakin besar.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

2.2.1.2. Fungsi Manajemen Keuangan
Menurut Sutrisno (2001:5) Fungsi manajemen keuangan terdiri dari
tiga keputusan utama yang hanya dilakukan oleh suatu perusahaan: keputusan
investasi, keputusan pendanaan, dan keputusan dividen. Masing-masing
keputusan harus berorientasi pada pencapaian tujuan

perusahaan.

Kombinasi dari ketiganya akan memaksimumkan nilai perusahaan.
Ketiga keputusan keuangan diimplementasikan dalam kegiatan
sehari-hari untuk mendapatkan laba. Laba yang diperoleh diharapkan mampu
meningkatkan nilai perusahaan yang tercermin pada makin tingginya harga
saham, sehingga kemakmuran para pemegang saham dengan sendirinya
makin bertambah.

2.2.2 Leverage

Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan
memenuhi kewajiban-kewajiban jangka panjangnya. Rasio ini sama
dengan rasio sovabilitas. Rasio solvabilitas adalah rasio untuk mengetahui
kemampuan perusahaan dalam pembayaran kewajibannya jika perusahaan
tersebut dilikuidasi. Perusahaan yang tidak sovabel yaitu perusahaan yang
total utangnya lebih besar dari total asetnya. Rasio ini juga menyangkut
struktur keuangan perusahaan, struktur keuangan adalah bagaimana
perusahaan mendanai aktivitasnya. Biasanya, aktivitas perusahaan didanai
dengan hutang jangka pendek dan modal pemegang saham.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

Dana dapat diperoleh dan luar perusahaan (external financing)
maupun dan dalam perusahaan (internal financing). Modal internal berasal
dan laba ditahan, sedangkan modal eksternal dapat berasal dan modal
sendiri dan hutang. Hutang adalah pengorbanan manfaat ekonomi yang
akan timbul dimasa yang akan datang yang disebabkan oleh kewajibankewajiban disaat sekarang dari suatu badan usaha yang akan dipenuhi
dengan mentransfer aktiva atau memberikan jasa kepada badan usaha lain
dimasa datang sebagai akibat dari transaksi-transaksi yang sudah lalu
(Baridwan, 2004).
Perusahaan yang sedang berkembang memerlukan modal yang
dapat diperoleh dan hutang maupun ekuitas. Besar kecilnya rasio hutang
dapat dilihat pada rasio Debt Equity Ratio (DER). Hutang mempunyai dua
keuntungan yaitu (a) bunga yang dibayarkan dapat dipotong dengan tujuan
pajak, sehingga menurunkan biaya efektif dan hutang, (b) pemegang
hutang (debtholder) mendapatkan pengembalian tetap (Masdupi, 2005).
Penggunaan hutang memiliki kelemahan (a) hutang yang semakin
tinggi meningkatkan risiko sehingga suku bunganya akan semakin tinggi
pula, (b) bila kondisi perusahaan tidak dalam kondisi bagus, pendapatan
operasi menjadi rendah dan tidak cukup menutup biaya bunga sehingga
kekayaan pemilik berk-urang. Pada kondisi ekstrim, kerugian tersebut
dapat membahayakan perusahaan karena dapat terancam kebangkrutan.
Untuk

memenuhi

kebutuhan pendanaan.

pemegang

saham

lebih

menginginkan pendanaan perusahaan dibiayai dengan utang. Karena

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

dengan penggunaan utang, hak mereka terhadap perusahaan tidak akan
berkurang. Tetapi manajer tidak menyukai pendanaan tersebut dengan
alasan bahwa utang mengandung risiko yang tinggi. Manajemen
perusahaan mempunyai kecenderungan untuk memperoleh keuntungan
yang sebesar-besamya dengan pihak lain (Masdupi, 2005).
Leverage merupakan pengukur besarnya aktiva yang dibiayai
dengan utang. Utang yang digunakan untuk membiayai aktiva berasal dari
kreditor, bukan dari pemegang saham ataupun investor (Sudarmadji dan
Sularto, 2007). Dalam bahasa lebih mendasar, leverage adalah sejauh
mana kita menggunakan utang sebagai sumber dana dibandingkan dengan
menggunakan dana milik sendiri atau modal sendiri. Hal ini dapat diukur
dengan membandingkan antara jumlah utang dan jumlah modal sendiri.
Menurut

Hanafi

(2004:

327)

leverage

dapat

digunakan

untuk

meningkatkan tingkat keuntungan yang diharapkan. Tingkat leverage
merupakan kemampuan perusahaan untuk menunjukkan perubahan yang
menonjol akibat dari perubahan lain yang kecil. Perusahaan menggunakan
operating dan financial leverage dengan tujuan agar keuntungan yang
diperoleh lebih besar dari pada biaya aktiva dan sumber dananya, dengan
demikian akan meningkatkan keuntungan pemegang saham.
Sebaliknya leverage juga meningkatkan variabilitas keuntungan,
karena jika perusahaan ternyata mendapatkan keuntungan yang lebih
rendah dari biaya tetapnya maka penggunaan leverage akan menurunkan
keuntungan pemegang saham. Rasio leverage (leverage ratio) mengukur

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

tingkat sejah mana aktiva perusahaan telah dibiayai oleh penggunaan
hutang (Weston dan Copeland, 1995: 238) dalam Dewi (2007). Dengan
mengetahui leverage ratio akan dapat dinilai tentang: (a) Posisi perusahaan
terhadap seluruh kewajibannya kepada pihak lain, (b) Kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban yang bersifat tetap, dan (c)
Keseimbangan antara nilai aktiva tetap dengan modal.

a. Leverage Operasi (Operating Leverage)
Operating Leverage bisa diartikan sebagai sebearapa besar
perusahaan

menggunakan

beban

tetap

operasional.

Beban

tetap

operasional biasanya berasal dari biaya depresiasi, biaya produksi dan
pemasaran yang bersifat tetap (misal gaji bulanan karyawan). Perusahaan
yang menggunakan biaya tetap dalam proporsi yang tinggi (relatif
terhadap biaya variabel) dikatakan menggunakan operating leverage yang
tinggi atau dapat dikatakan bahwa perusahaan tersebut memiliki degree of
operating leverage (DOL) yang tinggi pula. DOL merupakan salah satu
komponen yang dapat menunjukkan resiko bisnis perusahaan. DOL
perusahaan memperbesar dampak dari faktor lain pada variabilitas laba
operasi. Meskipun DOL itu sendiri bukan sumber variabilitas. DOL yang
tinggi tidak akan berpengaruh bila perusahaan dapat memelihara penjualan
dan struktur biaya yang konstan.
b. Leverage keuangan (Financial Leverage)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

Leverage keuangan merupakan penggunaan dana dengan beban
tetap dengan harapan atas penggunaan dana tersebut akan memperbesar
pendapatan per lembar saham (Martono&Harjito, 2003). Masalah leverage
keuangan baru timbul setelah perusahaan menggunakan dana dengan
beban tetap. Beban tetap yang dikeluarkan dari penggunaan dana misalnya
hutang obligasi harus mengeluarkaan beban tetap berupa bunga,
sedangkan penggunaan dana yang berasal dari saham preferen harus
mengeluarkan beban teteap berupa dividen.
Leverage keuangan (financial leverage) dapat diartikan sebagai
besarnya beban tetap keuangan (financial) yang digunakan oleh
perusahaan (Hanafi, 2004). Beban tetap keuangan tersebut biasanya
berasal dari pembayaran bunga untuk utang yang digunakan oleh
perusahaan. Oleh karena itu leverage keuangan berkaitan dengan struktur
modal perusahaan. Perusahaan yang menggunakan beban tetap (bunga)
yang tinggi berarti perusahaan tersebut menggunakan utang yang tinggi,
dengan kata lain perusahaan tersebut mempunyai leverage keuangan yang
tinggi yang berarti degree of financial leverage (DFL) yang tinggi pula.
Degree of financial leverage (DFL) mempunyai implikasi terhadap earning
per share. Perusahaan yang mempunyai DFL yang tinggi, perubahan EBIT
(earning before interest and taxes) akan menyebabkan perubahan EPS
yang tinggi. Jadi, jika EBIT meningkat, maka EPS juga akan meningkat
secara signifikan, dan sebaliknya jika EBIT turun, EPS juga akan turun

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

secara signifikan. DFL dapat diartikan sebagai efek perubahan EBIT
terhadap pendapatan (profit).

2.2.2.1. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Leverage
Menurut Mamduh (2004) terdapat beberapa faktor yang memiliki
pengaruh terhadap kebijakan hutang, antara lain :
a. Struktur Aktiva
Besarnya aktiva tetap suatu perusahaan dapat menentukan besarnya
penggunaan hutang. Perusahaan yang memiliki aktiva tetap dalam
jumlah besar dapat menggunakan hutang dalam jumlah besar karena
aktiva tersebut dapat digunakan sebagai jaminan pinjaman.
b. Profitabilitas
Perusahaan dengan tingkat pengembalian yang tinggi atas investasinya
akan menggunakan hutang yang relatif kecil. Laba ditahannya yang
tinggi sudah memadai membiayai sebagian besar kebutuhan pendanaan.
c. Risiko Bisnis
Perusahaan yang memiliki risiko bisnis yang tinggi akan menggunakan
hutang yang lebih kecil untuk menghindari risiko kebangkrutan.
d. Struktur kepemilikan institusional
Perusahaan yang besar cenderung terdiversifikasi sehingga menurunkan
risiko kebangkrutan. Di samping itu, perusahaan yang besar lebih
mudah dalam mendapatkan pendanaan eksternal.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22

e. Kondisi Internal Perusahaan
Kondisi internal perusahaan menentukan kebijakan penggunaan hutang
dalam suatu perusahaan.

2.2.3. Dividen
Dividen juga bisa dikaitkan dengan nilai perusahaan. Dengan
dividen payout ratio (DPR) yang lebih rendah akan memaksimumkan nilai
perusahaan. Pembayaran dividen sering diikuti dengan kenaikan harga
saham. Kenaikan pembayaran dividen dilihat sebagai signal bahwa
perusahaan

memiliki

prospek

yang

baik.

Sebaliknya

penurunan

pembayaran dividen akan dilihat sebagai prospek perusahaan yang buruk.
Untuk mengurangi biaya keagenan diperlukan pembayaran dividen. Akan
tetapi pembayaran dividen akan berpengaruh terhadap kebijakan
pendanaan perusahaan, karena pembayaran dividen akan mengurangi arus
kas perusahaan sehingga dalam memenuhi kebutuhan operasionalnya
perusahaan akan dipaksa untuk mencari alternatif sumber pendanaan yang
relevan.
Robert Ang (1997) menyatakan bahwa dividen merupakan nilai
pendapatan bersih perusahaan setelah pajak dikurangi dengan laba ditahan
(retained earnings) yang ditahan sebagai cadangan bagi perusahaan.
Deviden ini untuk dibagikan kepada para pemegang saham sebagai
keuntungan dari laba perusahaan. Cadangan yang diambil dari Earning
After Tax dilakukan sampai cadangan mencapai minimum dua puluh

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

23

persen dari modal yang ditempatkan. Modal yang ditempatkan adalah
modal yang disetor penuh ditambah dengan modal yang belum disetor
sehubungan dengan penerbitan saham baru seperti rights dan warran.
Keputusan mengenai jumlah laba yang ditahan dan deviden yang akan
dibagikan diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Kebijakan deviden berkaitan dengan penentuan pembagian
pendapatan (earning) antara penggunaan pendapatan untuk dibayarkan
kepada para pemegang saham sebagai deviden atau untuk digunakan di
dalam perusahaan, yang berarti pendapatan tersebut harus ditahan dalam
perusahaan (Riyanto, 1997). Dalam merumuskan kebijakan deviden
manajer dihadapkan pada masalah investasi dan memilih paduan utangmodalnya untuk mendanai investasi. Keputusan untuk membayar deviden
besar berarti secara simultan memutuskan untuk menahan sedikit laba,
jikalau ada; ini nantinya menghasilkan ketergantungan yang lebih besar
pada pendanaan modal eksternal. Sebaliknya dengan investasi dan
keputusan pendanaan perusahaan, pembayaran deviden yang kecil akan
berarti penahanan laba yang tinggi dengan lebih sedikit kebutuhan dana
modal yang dihasilkan dari luar. Setiap perusahaan selalu menginginkan
adanya pertumbuhan bagi perusahaan tersebut di satu pihak dan juga dapat
membayarkan deviden kepada para pemegang saham di lain pihak, tetapi
kedua tujuan tersebut selalu bertentangan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

24

Kebijakan deviden perusahaan bisa dianggap oleh pemilik sebagai
alat monitor. Dengan mengasumsikan bahwa pembayaran deviden
mensyaratkan manajemen untuk menerbitkan saham untuk mendanai
investasi baru atau memenuhi kebutuhan dana dari hutang, investor baru
atau kreditur mungkin tertarik pada perusahaan hanya jika perusahaan
memberikan informasi yang meyakinkan bahwa modal atau pinjaman akan
digunakan agar menguntungkan. Maka pembayaran deviden secara tak
langsung menghasilkan monitor yang lebih ketat pada kegiatan investasi
manajemen.
Penentuan besarnya Devidend akan menentukan besar kecilnya
laba yang ditahan. Setiap ada penambahan laba yang ditahan berarti ada
penambahan modal sendiri dalam perusahaan dengan biaya murah.

2.2.3.1. Pengertian Dividen
Dividen adalah proporsi laba atau keuntungan yang dibagikan
kepada para pemegang saham dalam jumlah yang sebanding dengan
jumlah lembar saham yang dimilikinya (Baridwan, 2000:434). Semua
keuntungan ataupun kerugian yang diperoleh perusahaan selama berusaha
dalam satu periode tersebut dilaporkan oleh direksi kepada para pemegang
saham dalam suatu rapat pemegang saham.
Yang termasuk dalam pengertian Dividen adalah:
1.

Pembagian laba secara langsung atau tidak langsung, dengan nama
dan dalam bentuk apapun.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

25

2.

Pembayaran kembali karena likuidasi yang melebihi jumlah modal
disetor.

3.

Pemberian saham bonus yang dilakukan tanpa penyetoran, termasuk
yang berasal dari kapitalisasi agio saham.

4.

Pembagian Laba dalam bentuk saham.

5.

Pencatatan tambahan modal yang dilakukan tanpa penyetoran.

6.

Jumlah yang melebihi jumlah setoran sahamnya yang diterima atau
diperoleh pemegang saham karena pembelian kembali saham-saham
oleh perusahaan yang bersangkutan.

2.2.3.2. J enis Dividen
Perusahaan dapat membagikan dividen dalam bentuk kas, aktiva lain, atau
saham bonus. Hal yang perlu diperhatikan dalam pembagian dividen adalah
masalah:
1. Kapan utang dividen harus dicatat
2. Kepada siapa dividen akan diterimakan
3. Kapan pembayaran dividen akan dilakukan.

Agar perusahaan dapat membagikan dividennya, maka perusahaan tersebut harus:
1. Mempunyai saldo laba yang ditahan cukup besar
2. Jumlah kas yang cukup
3. Memutuskan secara resmi tentang pembagian dividen.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

26

Dividen tunai tidak boleh dibagikan kepada pemilik saham treasury
sedangkan dividen saham dapat dibagikan kepada pemilik saham treasury dapat
pula tidak. Pembagian dividen tunai akan menyebabkan laba yang ditahan
berkurang dan aktiva perusahaan berkurang. Sedangkan pembagian dividen saham
tidak akan mengurangi jumlah modal saham. Pembagian ini hanya akan
mengakibatkan perubahan bentuk modal dari laba yang ditahan menjadi modal
saham. Pemecahan saham adalah usaha perseroan untuk menurunkan harga pasar
sahamnya dengan cara menambah jumlah lembar saham yang beredar.
Penambahan ini dilakukan dengan cara menurunkan nilai nominal saham.
Kejadian ini tidak akan mempengaruhi bentuk susunan modal dan untuk itu tidak
perlu dicatat dalam pembukuan.

2.2.3.3. J enis-jenis Dividen
Bia