PENGARUH RASIO UTANG, PROFITABILITAS, KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP KESEMPATAN INVESTASI PERUSAHAAN OTOMOTIVE YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA.

1

PENGARUH RASIO UTANG, PROFITABILITAS,
KEBIJ AKAN DIVIDEN TERHADAP KESEMPATAN
INVESTASI PERUSAHAAN OTOMOTIVE YANG
GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur

Oleh :
DHIVA PRATAMAYOGA
0712010107 / EM
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN”
J AWA TIMUR
2011

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


4

SKRIPSI
PENGARUH RASIO UTANG, PROFITABILITAS,
KEBIJ AKAN DIVIDEN TERHADAP KESEMPATAN
INVESTASI PERUSAHAAN OTOMOTIVE YANG
GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA

Yang diajukan

DHIVA PRATAMAYOGA
0712010107 / EM
disetujui untuk Ujian Lisan oleh

Pembimbing Utama

Dr. Muhadjir Anwar , MM

Tanggal :…………………..


Mengetahui
Wakil Dekan I

Dr s. Rahman A. Suwaidi, MS
NIP. 19600330 198603 1001
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul :
“PENGARUH

RASIO


UTANG,

PROFITABILITAS,

KEBIJ AKAN

DIVIDEN TERHADAP KESEMPATAN INVESTASI PERUSAHAAN
OTOMOTIVE YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA”
Skripsi ini diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Progdi Manajemen pada Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan berhasil tanpa adanya
dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini dengan segala
ketulusan hati penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP, selaku Rektor Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Dr. Dhani Ichsanudin Nur, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
3. Bapak Dr. Muhadjir Anwar, MM, selaku Ketua Program Studi Manajemen

Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
4. Bapak Dr. Muhadjir Anwar, MM, selaku Dosen Pembimbing Utama yang telah
memberikan bimbingan dan dorongan kepada peneliti dalam menyelesaikan
skripsi ini.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

i

5. Segenap staff Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Jawa Timur yang telah memberikan banyak pengetahuan selama
masa perkuliahan.
6. Bapak dan Ibu, yang telah memberikan dukungan, doa dan semangat dan
segalanya.
7. Semua pihak yang ikut membantu, yang tidak bisa penulis sebutkan satupersatu.

Penulis menyadari bahwa apa yang telah disajikan masih banyak
kekurangan, untuk itu kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat
diharapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya dengan segala keterbatasan

yang penulis miliki, semoga skripsi ini bermanfaat bagi pihak yang
berkepentingan.

Surabaya, Desember 2011
Peneliti

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ....................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... vii
ABSTRAKSI ............................................................................................... viii
BAB I


PENDAHULUAN ....................................................................... 1
1.1. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah .................................................................. 7
1.3. Tujuan Penelitian ................................................................... 7
1.4. Manfaat Penelitian .................................................................. 8

BAB II TINJ AUAN PUSTAKA ............................................................... 9
2.1. Penelitian Terdahulu ............................................................... 9
2.2. Landasan Teori......................................................................... 10
2.2.1. Analisis Rasio ....................................................................... 10
2.2.2. Investment Opportunity Set (IOS) ......................................... 23
2.2.3. Proksi IOS ............................................................................. 24
2.2.4 Leverage ............................................................................... 31
2.2.5. Dividen ................................................................................ 35
2.2.6. Pengaruh Kebijakan utang Terhadap Kesempatan Investasi ...

40

2.2.7. Pengaruh Rasio Profitibalitas Terhadap Keingian
Kesempatan Investasi ........................................................... 41

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

i

2.2.8. Pengaruh Deviden Terhadap Keingian Kesempatan Investasi 42
2.3. Kerangka Pikir ......................................................................... 43
2.4. Hipotesis .................................................................................. 43

BAB

III METODE PENELITIAN
3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ..................

44

3.2 Populasi Dan Sampel Penelitian .........................................

46


3.3 Jenis Data dan Sumber Data ...............................................

47

3.4 Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ......................................

48

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Perusahaan ........................................................

52

4.1.1. Gambaran Umum Bursa Efek Indonesia .........................

52

4.1.2. Visi dan Misi PT. Bursa Efek Indonesia ..........................

54


4.2. Deskripsi Variabel

........................................................

55

4.2.1. Uji Normalitas

........................................................

55

4.2.2. Uji Asumsi Klasik ........................................................

56

4.2.3. Hasil Pengujian Regresi Linier Berganda .......................

58


4.2.4. Hasil Pengujian Uji F dan uji t ........................................

60

4.3. Pembahasan

62

........................................................

4.3.1. Pengaruh Kebijakan utang Terhadap
Kesempatan Investasi......................................................

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ii

62


4.3.2. Pengaruh Rasio Profitibalitas Terhadap
Keingian Kesempatan Investasi ......................................

63

4.3.3. Pengaruh Deviden Terhadap Keingian
Kesempatan Investasi......................................................

63

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................... 65
5.1. Kesimpulan ............................................................................. 65
5.2. Saran

.................................................................................. 65

DAFTAR PUSTAKA

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

iii

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1. Normalitas Data Masing-masing Variabel ...................................... 56
Tabel 4.2. Data Autokorelasi .......................................................................... 56
Tabel 4.3 : Hasil Pengujian Multikolinieritas .................................................. 57
Tabel 4.4 : Hasil Pengujian Heteroskedastisitas ............................................... 58
Tabel 4.5 Koefisien Regresi ............................................................................ 59
Tabel 4.6 : Hasil Uji F .................................................................................... 60
Tabel 4.7 : Hasil Uji t ...................................................................................... 61

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

iv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Kerangka Konseptual .................................................................. 43

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

v

PENGARUH RASIO UTANG, PROFITABILITAS, KEBIJ AKAN
DIVIDEN TERHADAP KESEMPATAN INVESTASI
PERUSAHAAN OTOMOTIVE YANG GO PUBLIC
DI BURSA EFEK INDONESIA
Dhiva Pratamayoga
ABSTRAKSI
Pada beberapa perusahaan Manufaktur sektor otomotive yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia mengalami kecenderungan menurunnya pertumbuhan aktiva
pada beberapa perusahaan Manufaktur sektor otomotive yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia, hal ini menandakan aanya masalah rendahnya investasi pada
perusahaan otomotive. Penurunan investasi disebabkan oleh factor kesempatan
investasi dan menjadikan investor berfikir panjang untuk menanamkan sahamnya
di perusahaan tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh rasio utang, profitabilitas, kebijakan dividen perusahan otomotive yang
go public terhadap set kesempatan investasi.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Perusahaan Manufaktur Sektor
Otomotive yang go public di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2006 – 2010
Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji regresi linier
berganda.
Hasil menyimpulkan sebagai berikut : Berdasarkan hasil pengujian diatas
variabel Rasio Hutang tidak memberikan kontribusi terhadap Kesempatan
Investasi. Variabel Profitabilitas tidak memberikan kontribusi terhadap
Kesempatan Investasi. Variabel Dividen tidak memberikan kontribusi terhadap
Kesempatan Investasi
Keywords :

Rasio Hutang, Profitabilitas, Dividen dan Kesempatan Investasi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

i

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah
Investasi merupakan kebijakan yang dihadapkan pada berbagai
macam resiko dan ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para
investor. Untuk mengurangi kemungkinan resiko dan ketidakpastian yang
akan terjadi, investor memerlukan berbagai macam informasi, baik informasi
yang diperoleh dari kinerja perusahaan maupun informasi lain yang relevan
seperti kondisi ekonomi dan politik dalam suatu negara. Informasi yang
diperoleh dari perusahaan lazimnya didasarkan pada kinerja perusahaan yang
tercermin dalam laporan keuangan.
Investor mempunyai tujuan utama dalam menanamkan dananya
kedalam perusahaan yaitu untuk mencari pendapatan atau tingkat kembalian
investasi (return) baik berupa pendapatan dividen (dividend yield) maupun
pendapatan dari selisih harga jual saham terhadap harga belinya (capital
gain). Dalam hubungannya dengan pendapatan dividen, para investor
umumnya menginginkan pembagian dividen yang relatif stabil, karena
dengan stabilitas diveden dapat meningkatkan kepercayaan investor terhadap
perusahaan sehingga menguragi ketidakpastian investor dalam menanamkan
dananya kedalam perusahaan. Di sisi lain, perusahaan yang akan membagikan
dividen dihadapkan pada berbagai macam pertimbangan antara lain: perlunya
menahan

sebagian

laba

untuk

re-investasi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

yang

mungkin

lebih

2

menguntungkan, kebutuhan dana perusahaan, likuiditas perusahaan, sifat
pemegang saham, target tertentu yang berhubungan dengan rasio pembayaran
diveden dan faktor lain yang berhubungan dengan kebijakan deviden.
Dalam manajemen keuangan terdapat banyak metode yang bisa
digunakan untuk mengevaluasi dan menilai investasi. Penilaian suatu
perusahaan dalam bidang akuntansi dan keuangan sekarang ini masih
beragam. Di satu pihak, nilai suatu perusahaan ditunjukkan dalam laporan
keuangan perusahaan, khususnya neraca perusahaan yang berisi informasi
keuangan masa yang lalu, sementara di pihak lain berangggapan bahwa nilai
perusahaan adalah nilai sekarang dari aktiva yang dimiliki perusahaan,
bahkan ada yang beranggapan bahwa nilai suatu perusahaaan tercermin dari
nilai investasi yang akan dikeluarkan di masa mendatang. Myers,
mengemukakan konsep nilai perusahaan sebagai suatu kombinasi aktiva
yang dimiliki (assets in place) dan opsi investasi di masa yang akan datang
(Gaver dan Gaver, 1993).
Kombinasi aktiva yang dimiliki dan opsi investasi di masa yang akan
datang yang diukur dengan investment opportunity set akan menunjukkan
nilai suatu perusahaan. Penelitian yang mengkaji IOS dengan berbagai
variabel pertumbuhan perusahaan dari variabel lainnya yang terkait dengan
IOS telah banyak dilakukan. Riset Al Najjar dan Belkaoui (2001) menarik
untuk dibahas karena dalam risetnya mengemukakan suatu model umum
kesempatan bertumbuh (a general model of growth opportunities) dalam
hubungannya dengan faktor-faktor keunggulan dan keterbatasan perusahaan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

terhadap IOS. Nilai aktiva yang dimiliki (assets in place) dengan opsi
investasi di masa akan datang atau kesempatan bertumbuh dalam bentuk
kombinasi

keunggulan

(advantages)

dan

keterbatasan

(limitations)

perusahaan akan menentukan potensi pertumbuhan suatu perusahaan.
Kesempatan bertumbuh yang diukur dengan investment opportunity set
dipengaruhi keunggulan perusahaan dalam bentuk reputasi perusahaan, jenis
perusahan multinasional, size dan profitabilitas perusahaan, sedangkan
keterbatasan dalam bentuk leverage dan risiko sistematis (AlNajjar dan
Belkaoui, 2001). Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa IOS berhubungan
positif

dengan

likuiditas,

size

dan

profitabilitas

perusahaan,

dan

berhubungan negatif dengan leverage dan resiko sistematis perusahaan.
Perusahaan

yang

mempunyai

tingkat

likuiditas

yang

tinggi

menandakan kesempatan bertumbuh perusahaan cenderung rendah. Hal ini
dikarenakan oleh lebih banyak aktiva lancar yang ada di perusahaan
dibandingkan dengan aktiva tetapnya. Aktiva tetap juga mengalami
penurunan nilai dikarenakan oleh adanya factor penurunan ekonomi atau
depresiasi. Pada tahap ini juga banyak aktiva tetap yang sudah tidak
produktif lagi dijual oleh perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Kaaro
dan Hartono (2002) menunjukkan hasil yang signifikan antara likuiditas
dengan kesempatan bertumbuh perusahaan.
Tingkat profitabilitas yang tinggi pada perusahaan akan meningkatkan
daya saing antarperusahaan. Perusahaan yang memperoleh tingkat
keuntungan yang tinggi akan membuka lini atau cabang yang baru serta

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

memperbesar investasi atau membuka investasi baru terkait dengan
perusahaan induknya. Tingkat keuntungan yang tinggi menandakan
pertumbuhan perusahaan pada masa mendatang.

Hubungan antara

profitabilitas dan investment opportunity set yang dilakukan pengujiannya
oleh Al Najjar dan Belkaoui (2001) serta Lestari (2004) menunjukkan hasil
yang signifikan positif. Penelitian yang dilakukan oleh Pagalung (2002)
antara likuiditas dengan IOS tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan.
Kebijakan dividen perusahaan menunjukkan tingkat efektivitas yang
ada pada perusahaan. Semakin tinggi tingkat kebijakan dividen yang ada
pada perusahaan semakin besar aliran kas yang diterima perusahaan berarti
semakin efektif dalam mengelola kebijakan dividen transaksi yang ada di
perusahaan.

Adanya

tingkat

efektivitas

yang

tinggi

menunjukkan

kesempatan bertumbuh perusahaan yang tinggi pada masa mendatang.
Sebagaimana diketahui bahwa para investor yang menanamkan
dananya dalam bentuk saham bertujuan untuk melipat gandakan kekayaan
melalui perolehan dividen maupun capital gain ketika terjadi penjualan
saham. Jika investor hanya bertujuan membeli saham untuk investasi saja
tentunya ia akan mengharapkan pembayaran dividen yang tinggi, akan tetapi
bagi mereka yang melakukan tindakan spekulasi ada kecenderungan untuk
mengharapkan sejumlah keuntungan dari capital gain. Begitu juga dengan
yang terjadi pada perusahaan manufaktur, krisis ekonomi global dua tahun
lalu berdampak besar pada pertumbuhan sektor manufaktur. Industri
manufaktur yang tumbuh hingga 4,7 persen tahun 2007 melambat menjadi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

2,1 persen tahun 2009. Industri manufaktur nonmigas yang tumbuh 5,1
persen tahun 2007 kini hanya 2,5 persen.
Kontribusi manufaktur Indonesia terhadap ekonomi nasional
cenderung flat, yaitu 27-28 persen. Imbas krisis ekonomi memang sempat
menekan kontribusinya menjadi 26,3 persen pada tahun 2009. Namun, perlu
disadari, kondisi ini tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga di negaranegara tetangga, khususnya di kawasan ASEAN. Nilai dasar ekspor
manufaktur yang makin tinggi cenderung membuat tren pertumbuhannya
melambat. Pada tahun 2008-2009, laju pertumbuhan ekspor manufaktur pun
anjlok akibat turunnya permintaan global.

Pada penelitian ini menggunakan data pada perusahaan Manufaktur
sektor otomotive, khususnya mengenai pertumbuhan aktiva yang harus
diinvestasikan para investor untuk setiap lembar saham. Berikut ini adalah
data harga saham Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Otomotive pada
periode 2006-2010.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

Tabel 1.1. Data Per tumbuhan Aktiva Per usahaan Manufaktur Sektor
Otomotive Tahun 2006-2010
2007

2008

2009

2010

PT. Indo Kordsa, Tbk

0.0161

0.7582

0.3231

0.0397

PT. Goodyear Indonesia Tbk

0.2743

0.7636

0.1030

0.0583

PT. Gajah Tunggal Tbk

0.1619

0.0306

0.0187

0.0095

Pt. Hexindo Adiperkasa Tbk

0.1193

0.3288

0.1017

0.1003

PT. Indomobil Sukses Internasional Tbk

0.4062

0.1367

0.0870

0.0018

PT. Indospring Tbk

0.2215

0.5322

0.0870

0.0018

PT. Intraco PentaTbk

0.0384

0.3165

0.0859

0.0516

PT. United Tractor

0.1560

0.7571

0.0681

0.0348

PT. Tunas Riclean

0.1705

0.0711

0.4766

0.0896

PT. Astra Internasional Tbk

0.0965

0.2972

0.1015

0.0754

PT. Multi Shada Arak Saraua

0.2549

0.3222

0.0660

0.0079

PT. Nipress Tbk

0.3084

0.1279

0.0323

0.0165

PT. Prima Alloy Steel Tbk

0.0846

0.0227

0.2423

0.0093

PT. Sugi Sama Persada Tbk

0.0480

0.2113

0.1455

0.0303

Nama Per usahaan

Sumber : data diolah.
Berdasarkan table diatas dapat dilihat terjadinya kecenderungan
menurun pertumbuhan aktiva pada beberapa perusahaan Manufaktur sektor
otomotive yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, hal ini menandakan aanya
masalah rendahnya investasi pada perusahaan otomotive. Penurunan investasi
disebabkan oleh factor kesempatan investasi fundamental perusahaan, seperti
rasio utang, profitabilitas, kebijakan dividen.
Pertumbuhan perusahaan yang dapat mengukur nilai perusahaan
merupakan suatu harapan yang diinginkan, baik oleh pihak internal
perusahaan, yaitu manajemen maupun eksternal perusahaan seperti investor
dan kreditor. Pertumbuhan ini diharapkan dapat memberikan aspek yang

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

positif bagi perusahaan seperti adanya suatu kesempatan berinvestasi di
perusahaan tersebut
Profitabilitas

yang

tinggi

pertumbuhan perusahaan dimasa

memberikan

signyal

mengenai

yang akan datang. Sebagian dari

profitabilitas tersebut akan ditanamkan lagi dalam bentuk investasi untuk
meningkatkan perusahaan.
Rasio kebijakan dividen juga dapat digunakan untuk memprediksi
modal yang dibutuhkan perusahaan (baik untuk kegiatan operasi maupun
jangka panjang). Misalnya untuk meningkatkan penjualan akan membutuhkan
tambahan aset. Rasio kebijakan dividen memungkinkan para analis menduga
kebutuhan ini serta menilai kemampuan perusahaan untuk mendapatkan aset
yang dibutuhkan untuk mempertahankan tingkat investasi.
Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi cenderung
untuk memperkecil utang. Ini dikarenakan oleh semakin tinggi tingkat utang
perusahaan akan semakin tinggi kemungkinan perusahaan diprediksi
mengalami kebangkrutan oleh debtholder jika tidak mampu membayar utang
Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka penelitian ini dilakukan
untuk menguji sejauhmana pengaruh rasio utang, profitabilitas, kebijakan
dividen perusahan otomotive yang go public terhadap set kesempatan
investasi

1.2.

Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka permasalahan dalam
penelitian ini adalah :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8

1.

Apakah rasio utang berpengaruh terhadap kesempatan investasi pada
perusahaan otomotive yang go public?

2.

Apakah rasio profitabilitas berpengaruh terhadap kesempatan investasi
pada perusahaan otomotive yang go public?

3.

Apakah rasio kebijakan dividen berpengaruh terhadap kesempatan
investasi pada perusahaan otomotive yang go public?

1.3.

Tujuan Penelitian
Dari perumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah :
1.

Untuk mengetahui pengaruh rasio utang terhadap kesempatan investasi
pada perusahaan otomotive yang go public.

2.

Untuk mengetahui pengaruh rasio profitabilitas terhadap kesempatan
investasi pada perusahaan otomotive yang go public.

3.

Untuk mengetahui pengaruh rasio kebijakan dividen terhadap
kesempatan investasi pada perusahaan otomotive yang go public.

1.4.

Manfaat Penelitian

a. Menambah ilmu pengetahuan dan kepustakaan bagi mahasiswa atau
pembaca.
b. Sebagai bahan masukan untuk memberikan informasi dan pertimbangan
bagi pimpinan perusahaan untuk mengambil keputusan serta memecahkan
masalah yang dihadapi demi kemajuan dan kelangsungan hidup
perusahaan dalam melakukan pemasaran yang efektif dan efisien.
c. Sebagai referensi untuk penelitian lebih lanjut.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan pihak lain yang dapat dipakai
sebagai penyajian yang berkaitan dengan penelitian ini dilakukan oleh :
1. Hamzah (2005), Analisis rasio likuiditas, profitabilitas, aktivitas, Solvabilitas
dan investment opportunity set dalam Tahapan siklus kehidupan perusahaan
manufaktur yang terdaftar di bursa efek jakarta (BEJ) tahun 2001 – 2005.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rasio likuiditas, profitabilitas,
aktivitas, dan solvabilitas terhadap investment opportunity set (IOS)
berpengaruh secara signifikan pada tahap pendirian (start-up).
2. Pr atiwi, Nor (2007), Analisis Korelasi Investment Opportunity Set Terhadap
Return Saham (Pada Saat Pelaporan Keuangan Perusahaan)
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa proksi IOS sebagai proksi
pertumbuhan bagi suatu perusahaan memiliki kandungan informasi yang dapat
digunakan oleh para investor di pasar modal sebagai sinyal dalam kesempatan
memprediksi dan memperoleh return saham, khususnya di sekitar peristiwa
atau tanggal publikasi laporan keuangan.
3. Rokhayati (2005), Analisis Hubungan Investment Pportunity Set Dengan
Realisasi Pertumbuhan Serta Perbedaan Perusahaan Yang Tumbuh Dan Tidak
Tumbuh Terhadap Kebijakan Pendanaan Dan Dividen Di Bursa Efek Jakarta
Hasil penelitian ini adalah variabel-variabel Investment Opportunity Set (IOS)
mempunyai korelasi yang berbeda terhadap semua unsur realisasi pertumbuhan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

perusahaan baik untuk perusahaan yang tumbuh maupun yang tidak tumbuh.
Korelasi positif signifikan untuk perusahaan yang tumbuh terjadi . Rasio
market debt to equity tidak signifikan terhadap kebijakan pendanaan
perusahaan.

2.2. Landasan Teor i
2.2.1. Analisis Rasio
2.2.1.1. Penger tian Analisis Rasio
Analisa rasio merupakan bentuk cara yang umum digunakan
dalam menganalisis laporan finansial. Rasio menggambarkan suatu
hubungan atau pertimbangan (mathematical relationship) antara suatu
jumlah tertentu dengan jumlah yang lain dan dengan menggunakan alat
analisis berupa rasio ini akan dapat menjelaskan atau memberikan
gambaran kepada penganalisis tentang baik atau buruknya keadaan atau
posisi keuangan suatu perusahaan terutama apabila angka rasio tersebut
dibandingkan

dengan

rasio

perbandingan

digunakan

sebagai

standar.(Munawir, 1998 : 64)
Menggunakan analisa laporan finansiil dari perusahaan, manajer
akan dapat mengetahui keadaan dan perkembangan finansiil dari
perusahaan dan akan dapat diketahui hasil-hasil finansiil yang telah
dicapai dari waktu lalu dan waktu yang

sedang berjalan. Dengan

mengetahui kelemahan-kelemahan yang dimilikinya diusahakan agar

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

dapat diperbaiki. Analisa yang dilakukan oleh manajer disebut analisis
intern (Bambang, 1997 : 328)
Analisa intern dilakukan oleh kreditur atau investor. Investor
berkepentingan terhadap laporan finansiilnya. Suatu perusahaan dalam
rangka penentuan kebijaksanaan penanaman modal. Para kreditur
berkepentingan terhadap kemampuan nasabah untuk dapat memenuhi
kewajiban finansiil yang harus dipenuhi (Bambang, 1997 : 328-329)

2.2.1.2. Macam-macam Analisa Rasio Keuangan
Menurut munawir (2002:68) pada dasarnya banyak sekali angka
rasio itu karena rasio dibuat menurut kebutuhan penganalisa. Namun
demikian angka-angka rasio pada dasarnya dapat digolongkan menjadi 2
yaitu sumber data keuangannya dan berdasarkan tujuan penganalisa.
Berdasarkan sumber datanya angka rasio dibedakan menjadi (Munawir,
2002:68) :
a. Rasio-rasio neraca (Balanche sheet ratio)
b. Rasio-rasio laporan laba-rugi (Income statement ratio)
c. Rasio-rasio antar laporan (Inter statement ratio)
Berdasarkan tujuan penganalisa angka rasio dapat digolongkan
antara lain (1) rasio-rasio likuiditas, (2) rasio-rasio solvabilitas, (3) rasiorasio Profitabilitas, (4) rasio-rasio lain yang sesuai dengan kebutuhan
penganalisa misalnya rasio-rasio aktivitas (Munawir, 2002:69)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

Menurut Ang (1997:18-23) rasio keuangan dapat dikelompokkan
menjadi lima jenis berdasarkan ruang lingkup atau tujuan yang ingin
dicapai, yaitu:
a.

Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)
Rasio ini menyatakan kemampuan peruasahaan dalam jangka pendek
untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo

b.

Rasio Aktivitas ( Acti vity Ratio)
Rasio ini menunjukkan kemampuan serta efisiensi perusahaan
didalam memanfaatkan harta yang dimilikinya

c.

Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio)
Rasio

ini

menunjukkan

keberhasilan

perusahaan

didalam

menghasilkan keuntungan.
d.

Rasio Solvabilitas (Solvency Ratio)
Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban jangka panjangnya. Rasio ini disebut juga leverage ratio

e.

Rasio Pasar (Market Ratio)
Rasio ini menunjukkan informasi penting perusahaan yang
diungkapkan dalam basis perusahaan

1. Rasio Likuiditas, yang mengukur kemampuan bank untuk memenuhi
kewajiban finansial jangka pendeknya atau kewajiban yang telah jatuh
tempo. Beberapa rasio likuiditas yang sering digunakan dalam menilai
kinerja suatu bank antara lain sebagai berikut:

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

a) Current Ratio
Current ratio ini menunjukkan tingkat keamanan (margin of safety)
kreditor jangka pendek, atau kemampuan perusahaan untuk membayar
hutang-hutang tersebut. Tetapi suatu perusahaan dengan current ratio yang
tinggi belum tentu menjamin akan dapat dibayarnya hutang perusahaan
yang sudah jatuh tempo karena proporsi atau distribusi dari aktiva lancar
yang tidak menguntungkan, misalnya jumlah persediaan yang relatif tinggi
dibandingkan taksiran tingkat penjualan yang akan datang sehingga tingkat
perputaran persediaan rendah dan menunjukkan adanya over investment
dalam persediaan tersebut atau adanya saldo piutang yang besar yang
mungkin sulit untuk ditagih. Adapun formulasi dari current ratio (CR)
adalah sebagai berikut (Munawir 2001: 74) :

b) Quick Ratio Rasio

Quick Ratio Rasio ini disebut juga sebagai acid test ratio, yaitu
perbandingkan antara aktiva lancar dikurangi persediaan dengan utang
lancar (Munawir 2001: 74).
Rasio ini merupakan ukuran kemampuan ukuran kemampuan perusahaan
dalam

memenuhi

kewajibannya

dengan

tidak

memperhitungkan

persediaan, karena menganggap persediaan memerlukan waktu lama untuk
direalisir menjadi kas, walaupun pada kenyataannya mungkin persediaan
lebih likuid dari piutang. Rasio ini lebih tajam dari pada current ratio

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

karena hanya membandingkan aktiva yang sangat likuid. Jika current ratio
tinggi tapi quick ratio rendah, hal ini menunjukkan adanya investasi yang
sangat besar dalam persediaan. Adapun formulasi dari quick ratio adalah
sebagai berikut (Munawir 2001: 74):

2. Rasio Profitabilitas, yaitu alat untuk menganalisa atau mengukur
tingkat efesiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh Bank yang
bersangkutan. Selain itu, rasio-rasio dalam kategori ini dapat pula
digunakan

untuk

mengukur

tingkat

kesehatan

bank.

Dalam

perhitungan rasio-rasio Profitabilitas ini biasanya dicari hubungan
timbale balik antar pos yang terdapat pada laporan laba-rugi bank
dengan pos-pos pada neraca bank guna memperoleh berbagai indikasi
yang bermanfaat dalam mengukur tingkat efesiensi dan profitabilitas
bank yang bersangkutan. Rasio-rasio Profitabilitas terdiri atas:
a.

Return On Asset (ROA), yaitu rasio yang digunakan untuk
mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh
keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin besar ROA suatu
bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank
tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dalam
penggunaan asset. Dalam rangka mengukur tingkat kesehatan
bank ada perbedaan sedikit antara ROA berdasarkan teoritis dan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

cara perhitungan berdasarkan ketentuan Bank Indonesia. Secara
teoritis, laba yang diperhitungkan adalah laba setelah pajak,
sedangkan dalam sistem CAMEL laba yang diperhitungkan
adalah laba sebelum pajak. (Munawir 2001: 77)

b.

Return On Equity (ROE), yaitu perbandingan diantara laba bersih
bank dengan modal sendiri. ROE ini merupakan indikator yang
amat penting bagi para pemegang saham dan calon investor untuk
mengukur kemampuan bank dalam memperoleh laba bersih yang
dikaitkan dengan pembagian deviden. Kenaikan dalam rasio ini
berarti terjadi kenaikan laba bersih dari bank yang bersangkutan.
Selanjutnya, kenaikan tersebut akan menyebabkan kenaikan harga
saham. Perlu diperhatikan, bahwa dalam penentuan tingkat
kesehatan bank, Bank Indonesia lebih mementingkan penilaian
besarnya ROA dan tidak memasukkan unsure ROE. Hal ini
dikarenakan Bank Indonesia selaku Pembina dan pengawas
perbankan lebih mengutamakan nilai profitabilitas suatu bank
yang diukur dengan asset yang dananya sebagian besar berasal
dari simpanan masyarakat (Munawir 2001: 77)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

c.

Rasio Beban Operasional (BOPO), yaitu perbandingan antara
beban operasional dengan pendapatan operasional. Rasio ini
digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi bank dalam
melakukan kegiatan operasinya. Untuk bank syariah, pendapatan
operasional bank terdiri atas pendapatan bagi hasil, keuntungan
atas kontrak jual-beli, fee, biaya administrasi, dll.

(Munawir 2001: 79)
d.

Net Profit Margin (NPM), adalah rasio yang menggambarkan
tingkat keuntungan bank, dibandingkan dengan pendapatan yang
diterima dari kegiatan operasionalnya. Sebagaimana halnya
dengan perhitungan rasio sebelumnya, rasio NPM pun mengacu
kepada pendapatan operasional bank yang terutama berasal dari
kegiatan pemberian kredit yang dalam prakteknya memiliki
berbagai resiko seperti resiko kredit (kredit bermasalah dan kredit
macet), serta Kurs Valas (jika kredit diberikan dalam bentuk
valas). (Munawir 2001: 79)

3. Analisa Solvabilitas. Analisis ini digunakan untuk mengukur
kemampuan Bank dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya,
atau kemampuan bank untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya jika

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

terjadi likuiditasi Bank. Disamping itu, rasio ini digunakan untuk
mengetahui perbandingan antara volume (jumlah) dana yang
diperoleh dari berbagai hutang (jangka pendek dan jangka panjang)
serta sumber-sumber lain diluar modal bank sendiri dengan volume
penanaman dana tersebut pada berbagai jenis aktiva yang dimiliki
bank. Rasio Solvabilitas ini terdiri atas:
a) Debt to Equity Ratio
Rasio ini menggambarkan perbandingan utang dan ekuitas dalam
pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal
sendiri perusahaan tersebut untuk memenuhi seluruh kewajibannya.
Formulasi dari debt to equity ratio adalah sebagai berikut:

(Munawir 2001: 80)

b) Debt to Total Assets
Menunjukkan beberapa bagian dari keseluruhan kebutuhan dana
yang dibelanjai dengan utang atau beberapa bagian dari aktiva yang
digunakan untuk menjamin utang. Kreditur lebih menyukai rasio
utang yang rendah karena semakin rendah rasio ini, maka semakin
besar perlindungan terhadap kerugian kreditur dalam peristiwa
likuidasi. Di sisi lain, pemegang saham akan menginginkan
leverage yang lebih besar karena akan dapat meningkatkan laba
yang diharapkan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

(Munawir 2001: 83)
4. Rasio Aktivitas
Aktivitas adalah kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan
aktiva berputar dalam suatu periode tertentu (Setiawan, 2005:
19).Menurut Tunggal, Amin Wijaya (1996:6) Aktivitas adalah suatu
langkah

dalam

proses

produksi

yang

memperhatikan

untuk

menyelesaikan suatu proses.
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa aktivitas
adalah kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva
berputar dalam proses produksi suatu periode tertentu. Aktivitas
menggambarkan apa yang koperasi lakukan, cara waktu digunakan,
proses dan keluaran. Rasio aktivitas mengukur seberapa efektif
koperasi mengelola aktivanya. Jika koperasi memiliki terlalu banyak
aktiva, maka biaya modalnya akan menjadi terlalu tinggi dan
akibatnya laba akan menurun. Disisi lain jika aktiva terlalu rendah
maka penjualan yang menguntungkan akan hilang. Rasio aktivitas
berisikan perbandingan antara tingkat penjualan dan investasi dalam
berbagai harta. Untuk mengukur rasio aktivitas dapat digunakan rasio
sebagai berikut:
1. Receivable Turnover (Piutang Dagang)
Piutang yang dimiliki oleh koperasi dalam hal ini jenis usaha simpan
pinjam mempunyai hubungan yang erat dengan volume kredit yang

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

diberikan. Posisi hutang dan taksiran waktu pengumpulannya dapat
dinilai dengan menghitung tingkat perputaran piutang tersebut, yaitu
dengan membagi total kredit yang diberikan dengan piutang rata- rata.

(Munawir 2001: 82)
2. Cash Turnover (Perputaran kas)
Perputaran kas adalah Perbandingan antara jumlah kredit yang
diberikan dengan nilai rata-rata kas yang dimiliki oleh koperasi (
Riyanto, 1999: 95). Tingkat perputaran kas merupakan ukuran
efisiensi penggunaan kas yang dilakukan oleh koperasi. Dikatakan
sebagai

ukuran

efisiensi

karena

tingkat

perputaran

kas

menggambarkan kecepatan arus kas kembalinya kas yang telah
ditanamkan dalam modal kerja.
Cash Turnover

=

Penjualan
x 100%
Total Aktiva

(Munawir 2001: 84)

2.2.1.3. Kegunaan Analisis Rasio
Analisis rasio seperti halnya alat-alat analisis yang lain adalah “future
oriented”.

Oleh

karena

itu

penganalisa

harus

mampu

untuk

menyesuaikan faktor-faktor yang ada pada periode atau waktu itu
dengan faktor-faktor dimasa yang akan datang yang mungkin akan
mempengaruhi posisi keuangan atau hasil operasi perusahaan yang
bersangkutan. Dengan demikian kegunaan atau manfaat suatu angka

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

rasio sepertinya tergantung kepada kemampuan atau kecerdasan
penganalisa dalam menginterprestasikan data yang bersangkutan.
(Munawir, 1998 : 64)
Analisis rasio digunakan oleh tiga kelompok utama (Weston, 1990 : 312313) Yaitu :
1. Manajer,

yang

menggunakan

rasio-rasio

tersebut

untuk

menganalisis mengendalikan dan memperbaiki operasi perusahaan.
2. Analisa kredit, seperti petugas kredit bank atau analis yang
menetapkan peringkat obligasi (di AS), yang menganalisis rasio
untuk menentukan kemampuan suatu perusahaan membayar
utangnya.
3. Analisa sekuritas, yaitu analisis saham yang berkepentingan atas
efisiensi dan prospek pertumbuhan perusahaan, dan analis obligasi
yang berkepentingan atas kemampuan perusahaan untuk membayar
bunga dan pokok obligasi serta nilai likuiditas aktiva dalam hal ini
kepailitan.
Secara lengkap kegunaan analisis laporan keuangan dikemukaan oleh
Harahap (2002 :195-197) sebagai berikut :
a) Dapat memberikan informasi yang lebih luas, lebih dalam daripada
yang terdapat dalam laporan keuangan biasa.
b) Dapat menggali informasi yang tidak nampak secara kasat mata
(eksplisit) dari suatu laporan keuangan atau yang berada dibalik
laporan keuangan (implisit).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

c) Dapat mengetahui kesalahan yang terkandung dalam laporan
keuangan.
d) Dapat membongkar hal-hal yang bersifat tidak konsisten dalam
hubungannya dengan suatu laporan keuangan baik dikaitkan
dengan komponen intern laporan keuangan maupun kaitannya
dengan informasi yang diperoleh dari luar perusahaan.
e) Mengetahui sifat-sifat hubungan yang akhirnya dapat melahirkan
model-model dan teori-teori yang terdapat di lapangan seperti
untuk prediksi, peningkatan (rating)
f) Dapat memberikan informasi yang diinginkan oleh pengambil
keputusan.
g) Dapat menentukan peringkat (rating) perusahaan menurut criteria
tertentu yang sudah dikenal dalam dunia bisnis.
h) Dapat membandingkan situasi perusahaan dengan perusahaan lain
dengan periode sebelumnya atau dengan Standar Industri normal
atau Standar ideal.
i) Dapat memahami situasi dan kondisi keuangan yang dialami
perusahaan baik posisi keuangan, hasil usaha, struktur keuangan
dan sebagainya.
j) Bisa juga memprediksi potensi apa yang mungkin dialami
perusahaan dimasa yang akan datang.
Menurut Dahlan (1993 : 266) Analisis rasio menggambarkan
hubungan matematis antara suatu jumlah lainnya. Perhitungan yang

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22

digunakan dalam analisis rasio ini sebenarnya relatif sederhana, namun
interprestasi terhadap rasio tersebut merupakan masalah yang cukup
komplek. Oleh karena itu, efektifnya rasio keuangan ini sebagai suatu
alat analisis, sangat tergantung dari kemampuan dan keahlian analisis
menginterprestasikan rasio-rasio yang digunakan. Selanjutnya, analisis
rasio keuangan dapat memberikan petunjuk dan gejala-gejala serta
informasi keuangan lainnya mengenai keadaan keuangan suatu bank.
2.2.1.4. Keter batasan Analisis Rasio Keuangan
Menurut Harahap ( 1998 : 298 ), Analisis rasio keuangan
memiliki beberapa keterbatasan yang diharuskan untuk diketahui
dalam penggunaan dalam perhitungan. Keterbatasan tersebut antara
lain :
1. Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat yng dapat digunakan
untuk kepentingan pemakainya.
2. Keterbatasan yang dimiliki akuntansi atau laporan keuangan
juga menjaga keterbatasan teknik seperti :
Bahan perhitungan rasio atau laporan keuangan itu
hanya mengandung taksiran dan judgment yang dapat
dinilai bias atau subjektif.
Nilai yang terkandung dalam laporan keuangan dari
rasio adalah nilai perolehan (cost) bukan harga pasar.
Klasifikasi dalam laporan keuangan bisa berdampak
pada angka rasio.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

23

Metode pencatatan yang tergambar dalam standar
akuntansi bias diterapkan berbeda oleh perusahaan yang
berbeda.
3. Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia maka akan
menimbulkan kesulitan dalam menghitung rasio.
4. Sulit jika ada data yang sesuai tidak sinkron.
5. Jika dua perusahaan dibandingkan bisa saja teknik dan standar
akuntansi yang dipakai tidak sama. Oleh karenanya jika
dilakukan perbandingan bias terjadi kesalahan.

2.2.2. Investment Oppor tunity Set (IOS)
Menurut Myers (1977) Kesempatan investasi atau Investment
Opportunity Set (IOS) merupakan keputusan investasi dalam bentuk
kombinasi aktiva yang dimiliki (asset in place) dan pilihan pertumbuhan
atau growth option pada masa yang akan datang (Lestari, 2004).
Sedangkan menurut Kallapur dan Trombley, 2001 dalam Lestari, 2004 ,
pertumbuhan itu sendiri merupakan kemampuan perusahaan untuk
berinvestasi dalam proyek yang memiliki net present value yang positif.
Menurut kedua peneliti tersebut, IOS juga meningkatkan size perusahaan.
Kesempatan bertumbuh

yang diukur dengan investment

opportunity set (IOS) dipengaruhi oleh keunggulan perusahaan dalam
bentuk reputasi perusahaan, jenis perusahaan multinasional, size dan
profitabilitas perusahaan, sedangkan keterbatasan dalam bentuk leverage

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

24

dan risiko sistematis perusahaan. Hasilnya menunjukkan bahwa IOS
berhubungan positif dengan reputasi perusahaan, jenis perusahaan
multinasional, size dan profitabilitas perusahaan, serta berhubungan
negatif dengan leverage dan risiko sistematis perusahaan (Pagalung,
2003).
Menurut Gaver dan Gaver (1993) dalam Saputro (2002), IOS
merupakan nilai perusahaan yang besarnya tergantung pada pengeluaranpengeluaran yang ditetapkan manajemen di masa yang akan datang, yang
pada saat ini merupakan pilihan-pilihan investasi yang diharapkan akan
menghasilkan return yang lebih besar. Komponen dari nilai perusahaan
merupakan hasil dari pilihan-pilihan untuk membuat investasi di masa
yang akan datang dalam merupakan IOS (Myers, 1977; Smith dan Watts,
1992, dalam Saputro, 2002).
IOS merupakan call option

yang nilainya tergantung pada

kecerendungan manajemen untuk melaksanakan kesempatan investasi
(Myers, 1977, dalam Fitrijanti dan Hartonno, 2002), hal ini dikarenakan
manajemen lebih fleksibel untuk bertindak opportunistik dan sulit
dideteksi serta sulit diobservasi tanpa informasi dari pihak internal.

2.2.3. Pr oksi IOS
IOS merupakan variabel yang tidak dapat diobservasi (variabel
laten). Oleh karena itu diperlukan proksi (Hartono, 1999 dalam Saputro,
2002), hal ini didukung oleh Kallapur dan Trombley (2001) dalam Saputro

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

25

(2002), yang menyatakan bahwa kesempatan investasi perusahaan tidak
dapat diobservasi untuk pihak-pihak di luar perusahaan.
Berbagai variabel yang digunakan sebagai proksi IOS telah
banyak diteliti dan diuji pada berbagai penelitian (klarifikasi proksi secara
lengkap dapat dilihat pada tabel 1). Proksi ini dapat diklarifikasikan dalam
empat tipe (Kallapur dan Trobley, 2001 dalam Saputro, 2002).
1. Proksi Berbasis Harga
Proksi ini merupakan proksi yang menyatakan bahwa prospek
pertumbuhan perusahaan sebagian dinyatakan dalam harga pasar, proksi
yang didasari pada suatu ide yang menyatakan bahwa prospek
pertumbuhan perusahaan secara parsial dinyatakan dalam harga-harga
saham, dan perusahaan-perusahaan yang tumbuh akan memiliki nilai
pasar yang lebih tinggi secara relatif untuk aktiva-aktiva yang dimiliki
(assets in place). Proksi ini mendasarkan pada perbedaan antara aset
dan nilai perusahaan, oleh karena itu proksi ini sangat bergantung pada
harga saham (Hartono, 1999 dalam Saputro 2002). Proksi yang
digunakan adalah :
1) Rasio PPE / BVA (Book Value Of Property, Plant, and
Equipment To The Book Value of The Assets).
Rasio PPE / BVA merupakan rasio yang menunjukkan besarnya
investasi perusahaan pada aktiva tetap yang produktif. Hal ini
menunjukkan keinginan dari perusahaan untuk bisa tumbuh dan
berkembang di masa yang akan datang. Semakin besar nilai dari

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

26

PPE pada struktur aktiva dari perusahaan, maka semakin besar
pula potensi dari perusahaan untuk bisa mengalami pertumbuhan
pada masa mendatang. Rasio in dapat diukur dengan rumus
(Saputro, 2002):
PPE / BVA =

Nilai Buku PPE
Nilai Buku Total Aktiva

2) P / E (Price To Earning)
Rasio P / E menunjukkan bahwa perusahaan yang tumbuh, maka
rasio P / E yang dihasilkan oleh perusahaan adalah tinggi.
Semakin tinggi nilai dari rasio P / E perusahaan, maka semakin
tinggi pula kemungkinan dari perusahaan untuk tumbuh. Dengan
rasio P / E yang tinggi dapat dilihat bahwa perusahaan memiliki
potensi bagus dan memberikan suatu daya tarik kepada pasar, dan
selain itu perusahaan juga terlihat lebih terjamin untuk bisa
menghasilkan keuntungan. Rasio P / E dapat diukur dengan
rumus (Saputro, 2002):

P/E=

H arg a Penutupan Sahamnya Per Lembar
Laba Bersih Per Saham

3) MVE / BVE (Market Value To Book Value of Equity)
Rasio MVE / BVE digunakan untuk meinlai besr kecilnya nilai
buku dari suatu perusahaan. Rasio ini juga memiliki korelasi
secara positif terhadap kemungkinan pertumbuhan dari aktiva dan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

27

ekuitas perusahaan, apabila rasio ini mempunyai nilai yang lebih
dari 1 maka pasar memiliki kepercayaan bahwa niali pasar dari
perusahaan lebih besar dari pada nilai bukunya dan perusahaan
bisa dikatakan masuk dalam kategori tumbuh. Rasio ini dapat
digunakan oleh investor untuk dipakai sebagai acuan sebelum
investor membuat keputusan yang berkaitan dengan penanaman
modal. Rasio ini dapat diukur dengan rumus (Saputro, 2002) :
MVE / BVE =

Lbr SahamBeredar x H arg a Penutupan Saham
Total Ekuitas

4) MVA / BVA (Market Value To Book Value of Assets)
Rasio MVA / BVA digunakan untuk menilai besar kecilnya nilai
buku dari suatu perusahaan. Selain itu rasio ini mempunyai suatu
kesamaan fungsi dengan rasio MVE / BVE yaitu dapat digunakan
sebagai acuan bagi investor dan perusahaan untuk bisa menilai
besar kecilnya nilai buku dari perusahaan. Rasio ini dapat diukur
dengan rumus ((Saputro, 2002)) :
MVA / BVA =

Tot Aset − Tot Ekuitas + ( Lbr Shm. x.Hrg Penutupan Shm)
Total Asset

2. Proksi Berbasis Pada Investasi
Ide proksi IOS berdasarkan investasi mengungkapkan bahwa suatu kegiatan
investasi yang besar berkaitan secara positif dengan nilai IOS suatu
perusahaan. Perusahaan-perusahaan yang memiliki suatu IOS yang tinggi
seharusnya juga memiliki suatu tingkatan investasi yang tinggi pula dalam
bentuk aktiva yang ditempatkan atau yang diinvestasikan untuk waktu yang

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

28

lama dalam suatu perusahaan. Bentuk proksi ini berbentuk suatu rasio yang
membandingkan suatu pengukuran investasi yang telah diinvestasikan dalam
bentuk aktiva tetap atau suatu hasil operasi yang diproduksi dari aktiva yang
telah diinvestasikan (Pagalung, 2003). Proksi yang digunakan adalah :
a. CAP / MVA (Capital Expenditures To Market Value Of Assets)
Rasio CAP / MVA memberikan suatu petunjuk yang berkaitan dengan
aliran tambahan modal saham dari perusahaan pada aktiva produktif guna
meningkatkan pertumbuhan dari perusahaan. Rasio ini memperlihatkan
apakah perusahaan melakukan invetasi pada aktiva yang memberikan
keuntungan yang besar pada perusahaan. Rasio ini dapat diukur dengan
rumus (Fijrianti dan Hartono, 2002) :
CAP / MVA =

Tot. Nil. buku aktiva tetapt – Tot.Nil.buku aktiva tetap t-1
Tot.Aset – Tot.Ekuitas+(jml shm x hrg penutupan shm)

b. CAP / BVA (Capital Expenditure To Book Value Of Assets)
Rasio CAP / BVA memberikan suatu petunjuk yang berkaitan dengan
aliran tambahan modal saham dari perusahaan pada aktiva produ

Dokumen yang terkait

ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS , KESEMPATAN INVESTASI DAN KEBIJAKAN UTANG TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN

0 4 65

ANALISIS FREE CASH FLOW, PROFITABILITAS, LIKUIDITAS TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN OTOMOTIVE YANG GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 80

PENGARUH PENGELUARAN MODAL, DIVIDEN TERHADAP LEVERAGE PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR OTOMOTIVE YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 75

PENGARUH LEVERAGE DAN LIKUIDITAS TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN OTOMOTIVE YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 78

PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, PROFITABILITAS, AKTIVITAS, SOLVABILITAS TERHADAP KESEMPATAN INVESTASI PERUSAHAAN OTOMOTIVE YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 84

PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, PROFITABILITAS, AKTIVITAS, SOLVABILITAS TERHADAP KESEMPATAN INVESTASI PERUSAHAAN OTOMOTIVE YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 2 76

SKRIPSI PENGARUH RASIO UTANG, PROFITABILITAS, KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP KESEMPATAN INVESTASI PERUSAHAAN OTOMOTIVE YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 19

SKRIPSI PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, PROFITABILITAS, AKTIVITAS, SOLVABILITAS TERHADAP KESEMPATAN INVESTASI PERUSAHAAN OTOMOTIVE YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 20

USULAN PENELITIAN PENGARUH RASIO LIKUIDITAS, PROFITABILITAS, AKTIVITAS, SOLVABILITAS TERHADAP KESEMPATAN INVESTASI PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 23

PENGARUH KEBIJAKAN UTANG, PROFITABILITAS, DAN KESEMPATAN INVESTASI TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN PROPERTI DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011- 2013

0 0 15