PERENCANAAN DAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU SANDAL DENGAN METODE MATERIAL REQUIREMENT PLANNING DI CV. DONI BUMI PERKASA.

PERENCANAAN DAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU SANDAL
DENGAN METODE MATERIAL REQUIREMENT PLANNING
DI CV. DONI BUMI PERKASA
SKRIPSI

O leh :
R O BI R I ST ANT O
0832010090

J UR USAN T E K NI K I NDUST R I
F AK UL T AS T E K NO L O G I I NDUST R I
UNI VE R SI T AS P E M BANG UNAN NASI O NAL “ VE T E R AN”
J AW A T I M UR
2013

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

PERENCANAAN DAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU SANDAL
DENGAN METODE MATERIAL REQUIREMENT PLANNING
DI CV. DONI BUMI PERKASA


Diajukan Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
J urusan Teknik Industri

Oleh :

ROBI RISTANTO
NPM : 0832010090

J URUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN”
J AWA TIMUR
2013

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

SKRIPSI


PERENCANAAN DAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU SANDAL DENGAN
METODE MATERIAL REQUIREMENT PLANNING
DI CV. DONI BUMI PERKASA

Disusun oleh :

ROBI RISTANTO
NPM : 0832010090
Telah Dipertahankan Dihadapan dan Diterima oleh Dosen Penguji
Pada Tanggal 23 Desember 2013

Dosen Penguji :

Dosen Pembimbing :

1.

1.
Ir. Sumiati, MT

NIP. 19601213 199103 2 001

2.

Ir. Iriani, MMT
NIP. 19621126 198803 2 001

2.
Dira Ernawati, ST.MT
NIP. 3 7806 04 0200 1

Ir. Tri Susilo, MM
NIP. 19550708 198903 1 001

3.
Ir. Iriani, MMT
NIP. 19621126 198803 2 001
Mengetahui,
Dekan Fakultas Teknologi Industri
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J atim Surabaya


Ir. Sutiyono, MT
NIP. 19600713 198703 1 001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

SKRIPSI

PERENCANAAN DAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU SANDAL DENGAN
METODE MATERIAL REQUIREMENT PLANNING
DI CV. DONI BUMI PERKASA
Disusun oleh :

ROBI RISTANTO
NPM : 0832010090

Telah Dipertahankan Dihadapan dan Diterima oleh Dosen Penguji
Pada Tanggal 23 Desember 2013
Dosen Penguji :


Dosen Pembimbing :

1.

1.
Ir. Sumiati, MT
NIP. 19601213 199103 2 001

2.

Ir. Iriani, MMT
NIP. 19621126 198803 2 001

2.
Dira Ernawati, ST.MT
NIP. 3 7806 04 0200 1

Ir. Tri Susilo, MM
NIP. 19550708 198903 1 001


3.
Ir. Iriani, MMT
NIP. 19621126 198803 2 001

Mengetahui,
Kepala Progdi Teknologi Industri
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J atim Surabaya

Dr. Ir. Minto Waluyo, MM
NIP. 19611130 199003 1 001

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat,
taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian
penelitian dengan judul “PERENCANAAN DAN KEBUTUHAN BAHAN

BAKU SANDAL DENGAN METODE MATERIAL REQUIREMENT DI CV.
DONI BUMI PERKASA SURABAYA” Penelitian ini merupakan tugas wajib
dan sebagai syarat untuk menyelesaikan program sarjana strata satu (S-1) di
Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Dalam menyusun penelitian ini, penulis tidak lepas dari banyak pihak,
yang secara langsung maupun secara tidak langsung telah turut membimbing dan
mendukung penyelesaian tugas penelitian ini yang semuanya sangat besar artinya
bagi penulis. Oleh karena itu, tidak lupa penulis menyampaikan rasa hormat dan
rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1.

Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP. Selaku Rektor Universitas
Pembangunan Nasional “ Veteran “ Jawa Timur.

2.

Bapak Ir. Sutiyono, MS. Selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri
Universitas Pembangunan Nasional “ Veteran “ Jawa Timur.


3.

Bapak Dr. Ir. Minto Waluyo, MM . Selaku Kepala Jurusan Teknik Industri

4.

Bapak Drs. Pailan, Mpd. selaku Sekretaris Jurusan Teknik Industri,
Universitas Pembangunan Nasional “ Veteran “ Jawa Timur.

5.

Bapak Ir. Tri Susilo, MM (almarhum) selaku dosen pembimbing I

6.

Ibu Ir. Iriani, MMT selaku dosen pembimbing II

i
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


7.

Bapak Ade Suhendra selaku pimpinan perusahaan dan pembimbing
lapangan

8.

Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Teknologi Industri Jurusan Teknik Industri
yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis.

9.

Orang Tuaku, khususnya Bapak dan Ibu tercinta, kakak, Adek, Bude, Tante,
yang memberi doa dan dorongan baik secara material maupun spiritual
sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

10.

Kepada seluruh teman-teman Jurusan Teknik Industri angkatan 2008 yang

telah memberikan motivasi dan tenaga dalam proses penyusunan sehingga
terselesaikan skripsi ini, khususnya, Halim, Yudha, M.Farudin, Yanuardi,
Danang, Duta, Prim, Ambon, Mubarok, Rizky, Helmi, Wawan, Wasis,
Tungcho.

11.

Dan khususnya buat temen-temen pararel C yang uda lulus maupun yang
belum tetep semangat untuk mengejar impian kalian, dan suatu kehormatan
punyak sahabat-sahabat seperti kalian Thank You untuk semuanya sob.
Akhir kata semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi semua

pihak yang berkepentingan dan semoga Tuhan memberikan balasan kepada semua
pihak yang telah membantu penulis.

Surabaya, 16 Juli 2013

Penulis

ii

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ………………………………………………………………………

i

DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………………... vii
DAFTAR TABEL ………………………………………………………………... v
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ………………………………………………………...

1

1.2. Rumusan Masalah ……………………………………………………..

2

1.3. Batasan Masalah……………………………………………………...... 2
1.4. Asumsi ………………………………………………………................ 3
1.5.Tujuan Peneltian…………………………………………………........... 3
1.6. Manfaat Penelitian …………………………………………………….

3

1.7. Sistematika Penulisan …………………………………………………. 4
BAB II TINJ AUAN PUSTAKA
2.1. Persedian ............ ……………………………………………………...

6

2.1.1. Divinisi dan Fungsi Persedian ………………………………....... 6
2.1.2. Jenis-Jenis Persediaan........................................ ………………...

9

2.1.3. Tujuan Persedian................................................. .......................... 10
2.1.4. Persedian Penyelamat......................... ........................................... 12
2.1.5. Biaya-Biaya dalam Persedian............................................... ........ 13
2.2. Pengertian Material Requirment Planning (MRP) ……………………. 17
2.2.1. Tujuan dari Sistem MRP …………………................................... 18
2.2.2. Memasukan (Input) Unutk sistem MRP ………........................... 19
2.2.3. Keluaran (output) Untuk Sistem MRP........................................... 22

i
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.2.4. Konsep Dasar Tentang Perencanaan Kebutuhan Material ………

23

2.2.5. Mekanisme Dasar Dari Proses MRP ……………………….........

27

2.2.6. Persyaratan dan Asumsi MRP ……………………………….......

29

2.2.7. Langkah-Langkah Proses Pengolahan MRP …………………….

29

2.2.8. Struktur Produk........... …………………………………………..

34

2.3. Teknik Peramalan Permintaan …………………………………….......

35

2.3.1. Diagram Pancar................. ……………………………………....

36

2.3.2. Jenis Pola Data...............................................................................

36

2.3.3. Metode-Metode Peramalan…........................................................

38

2.3.4. Pengukuran Ketepatan Metode Peramalan ………………….....

43

2.3.5. Verivikasi dan Pengendalian Peramalan ………………………..

46

2.3.6. Moving Range Chart ………………………………………….....

47

2.3.7. Uji Kondisi Diluar Kendali ……………………………………..

48

2.4. Peneliti-Peneliti Sebelumnya …………………………………. ...

49

BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian …………………………………………

52

3.2. Identivikasi Variabel.............. …………………………………………

52

3.2.1. Skema Struktur Produk..................................................................

53

3.3. Metode Pengumpulan Data ..... ………………………………………..

53

3.3.1. Jenis Data........................................................................................

55

3.3.2. Sumber Data ...................................................................................

56

3.4. Metode Pengolahan Data………………………………………………

57

3.5. Langkah- Langkah Pemecahaan Masalah...............................................

64

3.6. Langkah- Langkah Metode Peramalan..................................................

71

ii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB IV HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN
4.1. Pengumpulan Data …………………………………………………….

75

4.1.1. Data Permintaan Produk ………………………………………...

75

4.1.2. Data Produksi ……………………………………………………

76

4.1.3. Data Struktur Produk …………………………………………….

77

4.1.4 Data Kebutuhan Bahan Baku Untuk Periode Maret 2012 Februari 2013 ................................................................................

77

4.1.5. Data Tentang Keadaan Persediaan Material .................................

78

4.1.6. Data Harga dan Biaya ...................................................................

79

4.1.6.1 Data Harga Bahan Baku .....................................................

79

4.1.6.2. Biaya Pemesanan ..............................................................

79

4.1.6.3. Biaya Penyimpanan ...........................................................

79

4.2. Pengolahan Data .....................................................................................

81

4.2.1. Perhitungan Biaya Persediaan Riil Perusahaan .............................

81

4.2.2. Pengendalian Persediaan Bahan Baku dengan MRP ....................

84

4.2.2.1 Pengolahan Data Dengan Metode MRP Periode Maret 2012
– Februari 2013 .......................................................................

84

4.2.3. Menghitung Tingkat Efisiensi Biaya ............................................

90

4.2.4. Peramalan ......................................................................................

91

4.2.4.1. Menentukan Pola Kecenderungan Data ............................

91

4.2.4.2. Penetapan Metode Peramalan ...........................................

92

4.2.4.3. Menghitung MSE ..............................................................

92

4.2.4.4. Melakukan Uji Verifikasi ..................................................

93

iii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4.2.4.5. Menentukan Permintaan Produk Periode Maret 2013
- Februari 2014...............................................................................

93

4.2.4.6. Pengolahan Data Dengan MRP .........................................

94

4.3. Hasil dan Pembahasan ............................................................................

96
98

BAB V KESIMPULAN & SARAN
5.1. Kesimpulan ............................................................................................

98

5.2. Saran .......................................................................................................

99
100

DAFTAR PUSTAKA

iv
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1.

Tabel Contoh Netting ……………………………………................... 30

Tabel 2.2.

Tabel Contoh Proses Lotting ……………………………. ………….. 31

Tabel 2.3.

Tambel Penempatan Ukuran Lot dengan FPR ………………………. 31

Tabel 2.4.

Tabel Penempatan Ukuran Lot dengan L-4-l ……………………….. 32

Tabel 2.5.

Tabel Penetapan Ukuran Lot Dengan FOQ ......................................... 32

Tabel 2.6.

Tabel Penetapan Ukuran Lot Dengan EOQ ......................................... 33

Tabel 2.7.

Tabel Contoh Offseting........................................................................ 33

Tabel 2.8.

Tabel Contoh Exploison ....................................................................... 34

Tabel 4.1.

Data Permintaan Periode Maret 2012 – Februari 2013 …………...... 75

Tabel 4.2.

Data Produksi Periode Maret 2012 – Februari 2013 ………………

Tabel 4.3.

BOM (Bill Of Materials) Produk Sandal……. …………………....... 77

Tabel 4.4.

Data Kebutuhan Bahan Baku Periode Maret 2012 – Februari 2013 ... 78

Tabel 4.5.

Data Keadaan Kebutuhan ……………………………………………. 78

Tabel 4.6.

Data Harga Bahan Baku ……………………………………………... 79

Tabel 4.7.

Biaya Persediaan Riil Perusahaan Periode Maret 2012–Februari 2013 84

Tabel 4.8.

Teknik Fixed Order Quantity (FOQ) ……………………………….. 85

Tabel 4.9.

Teknik Fixed Period Requirement (FPR) …………………………… 86

76

Tabel 4.10. Teknik Economic Order Quantity (EOQ) …………………………... 87
Tabel 4.11. Teknik Lot-For-Lot (L-4-L) ………………………………………… 88
Tabel 4.12. Perbandingan Total Biaya Kebutuhan Masing-masing Metode .......... 89
Tabel 4.13. Perbandingan Total Biaya Rill Perusahaan dengan Total Biaya MRP 90
Tabel 4.14. MSE (Mean Square Error) ………………………………………….. 92

v
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Tabel 4.15. Hasil Peramalan Permintaan Periode Maret 2013 – Februari 2014 …

94

Tabel 4.16. Teknik Lot-For-Lot Setelah Peramalan ……………………………...

95

Tabel 4.17. Total Biaya MRP Periode Maret 2013 – Februari 2014 ……………

96

Tabel 4.18. Perbandingan Total Biaya Kebutuhan dengan masing-masing lotting.

96

Tabel 4.19.

97

Perbandingan Total Biaya Perusahaan dengan metode MRP ……....

vi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1.

Input Sistem……………………. …………………………………. 21

Gambar 2.2.

Output dari MRP…................. ……………………………………. 23

Gambar 2.3.

Proses Kerja dari MRP..... ………………………………………...

Gambar 2.4.

Struktur Produk ……………………………………………………. 35

Gambar 2.5.

Sumbu Untuk Diagram Pencar.................................... ……………. 36

Gambar 2.6.

Jenis-Jenis Waktu dan Pola data... ………………………………… 37

Gambar 2.7.

MRC (Moving Range Chart) Untuk Kondisi Diluar Kendali ……... 49

Gambar 3.1.

Skema Struktur Produk …………………………………................. 53

Gambar 3.2.

Flow Chart Pemecahan Masalah…………………………………… 67

Gambar 3.3.

Flow Chart Peramalan Permintaan ………………………………... 72

Gambar 4.1.

Struktur Produk Sandal ..................................................................... 77

Gambar 4.2.

Plot Data Permintaan Produk Sandal Quicksilver…………………. 91

Gambar 4.3.

Moving Range Chart setelah Peramalan ........................................... 93

vii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

26

ABSTRAK

CV. Doni Bumi Perkasa merupakan suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang industri
pembuatan sandal dengan merk “Quicksilver”. Selama ini bahan baku yang ada berjumlah 5 item, dari
lima item tersebut sering kali proses kedatangannya tidak sesuai dengan rencana pemesanan.
Sedangkan pada CV. Doni Bumi Perkasa belum adanya perencanaan dan pengendaliaan
persediaan bahan baku yang baik, sehingga terjadi kekurangan bahan baku pada 5 item tersebut yang
mengakibatkan pembengkakan biaya material dalam perusahaan yang tidak efisien.
Maka dengan adanya permasalahan tersebut diatas maka perlu dilakukan penelitian dengan
menggunakan metode material requirment planning (MRP), dengan tujuan untuk merencanakan
berapa jumlah kebutuhan bahan baku yang diperlukan dalam sekali produksi sehingga tidak
melampaui kemampuan kapasitas yang ada diperusahaan dan total persediaan lebih minimum.
Maka dari total biaya bahan baku periode Maret 2013 – Pebruari 2014 dengan metode MRP
mengunakan Lotting L-4-L menghasilkan total biaya sebesar Rp 7.861.865, dari metode yang di
gunakan oleh perusahaan sebesar Rp 9.595.500,- Dengan demikian hasil Lotting L-4-L dapat dipilih,
karena memiliki total biaya terkecil dari total biaya perusahaan. Dari perencanaan kebutuhan bahan
baku pemesanan periode Maret 2013 sampai dengan Pebruari 2014 untuk item spon eva 5mm
melakukan pemesanan rata-rata sebanyak 166 lembar per bulan, untuk item spon eva 6mm melakukan
pemesanan rata-rata sebanyak 115 lembar per bulan, untuk item spon eva 3mm melakukan pemesanan
rata-rata sebanyak 116 lembar per bulan, untuk item sol mercy 3mm melakukan pemesanan rata-rata
sebanyak 116 lembar per bulan, untuk item lem melakukan pemesanan rata-rata sebanyak 48 kg per
bulan. Dengan total pengadaan bahan baku sebesar Rp 7.861.865.

Kata kunci

: Material Requirment Planning (MRP)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ABSTRAK

CV. Doni Bumi Perkasa is a company engaged in the manufacturing industry with a brand
sandals "Quicksilver". During this time the existing raw materials amounting to 5 items, of five items
that often do not conform with the arrival process of ordering plan.
While on the CV. Doni Bumi Perkasa pengendaliaan the lack of planning and a good supply of
raw materials, resulting in a shortage of raw materials in the item 5 which resulted in swelling of the
material costs of inefficient firms.
So with the above issues it is necessary to research using material requirment planning (MRP),
in order to plan how the amount of raw materials required in the production at all so it does not exceed
the capacity of existing capabilities for enterprises and the total inventory over the minimum.
Thus the total cost of the raw materials the period March 2013 - February 2014 Lotting MRP
method using L-4-L resulted in a total cost of Rp 7.861.865, of the methods used by the company
amounting to Rp 9,595,500, - thus results Lotting L -4-L can be chosen, because it has the smallest
total cost of the total cost of the company. From ordering raw materials requirements planning period
March 2013 to February 2014 to 5mm eva sponge item book average of 166 sheets per month, to 6mm
eva sponge item book average of 115 sheets per month, for the 3mm eva sponge item book average of
116 sheets per month, for the sole item mercy 3mm book average of 116 sheets per month, for an order
item glue average of 48 kg per month. With a total procurement of raw materials amounting to Rp
7.861.865.

Keyword

: Material Requirment Planning (MRP)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Pada saat ini persaingan antar perusahaan begitu ketat dan permintaan dari
pelanggan mengalami perkembangan yang seringkali tak menentu. Agar dapat
bertahan dalam persaingan, perusahaan harus mampu untuk memenuhi kebutuhan
pelanggan. Ada banyak hal yang harus dipertimbangkan oleh perusahaan dalam
menghasilkan produknya antara lain harga yang rendah dalam proses
pemasarannya, kualitas yang bagus, kecepatan pemenuhan pesanan yang sesuai
serta pengaturan rantai persediaan.
CV. Doni Bumi Perkasa merupakan suatu perusahaan yang bergerak dalam
bidang

industri pembuatan sandal dengan

merk

“Quicksilver”. Dalam

permasalahan ini, produk sandal dengan merk “Quicksilver” mempunyai bahan
baku yang banyak dalam proses pembuatannya. Selama ini bahan baku yang ada
berjumlah 5 item (Spon Eva 3mm, Spon Eva 5mm, Spon Eva 6mm, Sol Mercy
3mm, Lem ), dari lima item tersebut sering kali proses kedatangannya tidak sesuai
dengan rencana pemesanan.
Sedangkan pada CV. Doni Bumi Perkasa belum adanya perencanaan dan
pengendaliaan persediaan bahan baku yang baik, sehingga terjadi kekurangan
bahan baku pada 5 item tersebutyang mengakibatkan pembengkakan biaya
material dalam perusahaan yang tidak efisien. Sekarang ini penjualan sandal
sangat kompetitif maka manajemen harus merancang kinerja yang lebih bagus

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

yakni efektif dan efisien. Sehingga diharapkan apabila manajemen berjalan
dengan lancar dan baik maka nantinya dapat memenangkan persaingan.
Dengan adanya permasalahan diatas maka perlu dilakukan penelitian dengan
menggunakan metode material requirment planning (MRP), dengan tujuan untuk
merencanakan berapa jumlah kebutuhan bahan baku yang diperlukan dalam sekali
produksi sehingga tidak melampaui kemampuan kapasitas yang ada diperusahaan
dan total persediaan lebih minimum.

1.2.Perumusan Masalah
Permasalahan yang ingin diteliti dalam penelitian ini adalah :
“Bagaimana merencanakan dan mengendalikan bahan baku sandal merk
Quicksilver dengan harapan dapat dihasilkan total biaya yang minimum?“.

1.3. Batasan Masalah
Beberapa hal yang digunakan untuk membatasi cakupan penelitian ini adalah
1. Penelitian dilakukan terhadap masalah perencanaan bahan baku sandal merk
Quicksilver (Sandal Hias).
2. Analisa akan dilakukan terhadap biaya bahan baku periode 2013 selama satu
tahun, meliputi : biaya simpan, biaya pesan, harga bahan baku, dan persediaan
bahan baku.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

1.4.Asumsi
Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Proses produksi tidak berjalan dengan lancar.
2. Bahan baku tidak stabil.
3. Biaya-biaya yang berkaitan proses produksi tidak berubah (konstan) terhadap
waktu selama periode perencanaan.

1.5.Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
Meminimalkan total biaya bahan baku dengan melakukan perencanaan dan
pengendalian bahan baku sandal yang optimal.

1.6.Manfaat Penelitian
Latar belakang yang dibahas dalam penelitian ini mempunyai manfaat yaitu :
Bagi Perusahaan :
1.Membantu pengambilan keputusan dalam proses pemilihan alternatif terbaik
sebagai keputusan yang tepat.
2. Membantu perusahaan dalam membuat perencanaan kebutuhan barang, dalam
hal ini bahan baku yang dibutuhkan dalam pembuatan sandal Quiksilver.
3. Perusahaan dapat mengetahui apakah kinerja dengan metode material
requirement planning yang dimilikinya cukup efektif atau belum.
4. Perusahaan diharapkan akan mampu untuk meningkatkan tingkat
efektifitaskinerja dengan metode material requirement.
Bagi Mahasiswa :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

1. Dapat mengaplikasikan metode material requirement planning pada suatu
perusahaan.
2. Menjadibahan reverensi bagi mahasiswa yang ingin meneliti menggunakan
metode dan ilmu yang sama.
Bagi Universitas :
Sebagai bahan perbendaharaan perpustakaan dan studi banding bagi
mahasiswa di masa yang akan datang.

1.7.Sistematika Penelitian
Dalam memudahkan memahami pembahasannya,maka laporan ini secara
sistimatika adalah sebagai berikut :
BAB I

: PENDAHULUAN
Bab ini menggambarkan secara garis besar skripsi, meliputi latar
belakang

masalah,

perumusan

masalah,asumsi-asumsi,

tujuan

masalah,

penelitian

dan

pembatasan
sistematika

penulisan.
BAB II

: TINJ AUAN PUSTAKA
Bab ini menjelaskan teori-teori yang dipakai untuk melakukan
pengolahan data dan analisa untuk memecahkan permasalahan.

BAB III

: METODE PENELITIAN
Bab ini berisikan tentang lokasi penelitian, metode pengumpulan
data, serta langkah-langkah pemecahannya.

BAB IV

: HASIL DAN PEMBAHASAN

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Bab ini berisi tentang analisa dan pembahasan dari hasil
pengolahan terhadap data yang telah diperoleh.
BAB V

: KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisikan tentang kesimpulan yang ditarik dari bab-bab
sebelumnya dan saran-saran bagi perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA

2.1. Per sediaan
Setiapperusahaan perlu mempunyai persediaan agar kegiatan operasi
produksinya dapat berjalanlancar dan efisien. Oleh sebab itu setiap perusahaan
haruslah dapat mempertahankan suatu jumlah persediaan yang optimum yang
dapat menjamin kebutuhan bagi kelancaran perusahaan dalam jumlah, mutu dan
waktu yang tepat serta dengan biaya serendah-rendahnya. Persediaan yang terlalu
berlebihan akan merugikan prusahaan., karena akan lebih banyak biaya yang
ditimbulkan dengan adanya persediaan tersebut. Sebaliknya, suatu persediaan
yang terlalu kecil akan merugikan perusahaan karena kebutuhan konsumen tidak
terpenuhi, kelancaran dari kegiatan produksi dan distribusi perusahaan terganggu.

2.1.1 Definisi dan Fungsi Persediaan
Sofjan Assauri (2003) mendefinisikan persediaan adalah suatu aktivitas yang
meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam
suatu periode usaha yang normal, atau persediaan yang masih dalam proses
produksi, ataupun persediaan bahan baku yang menunggu penggunaannya dalam
suatu proses produksi, serta barang-barang jadi yang disediakan untuk memenuhi
permintaan konsumen setiap waktu.
Pengendalian persediaan menurut Sofjan Assauri adalah suatu kegiatan untuk
menentukan tingkat dan komposisi dari persediaan bahan baku, sehingga
perusahaan dapat melindungi kelancaran produksi dan penjualan serta

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

kebutuhan-kebutuhan pembelanjaan perusahaan dengan efektif dan efisien.
Pengendalian persediaan ini dapat mengatur tingkat persediaan supaya memenuhi
kebutuhan dalam jumlah, mutu, dan pada waktu yang tepat serta biaya yang
minimum seperti yang diharapkan.
Teguh Baroto (2002) berpendapat, pesediaan merupakan suatu hal yang tak
terhindarkan. Penyebab timbulnya persediaan adalah sebagai berikut :
1. Mekanisme pemenuhan atas permintaan
Permintaan terhadap suatu barang tidak dapat dipenuhi seketika bila barang
tersebut tidak tersedia sebelumnya. Karena pada dasarnya untuk menyiapkan
barng di perlukan waktu untuk pembuatan dan pengiriman, maka adanya
persediaan merupakan hal yang sulit dihindarkan.
2. Keinginan untuk meredam ketidakpastian
Ketidakpastian terjadi diakibatkan oleh beberapa hal, yaitu :
a. Permintaan yang bervariasi (tidak pasti) dalam jumlah maupun waktu
kedatangannya
b. Waktu pembuatan yang cenderung tidak konstan antara satu produk
dengan produk berikutnya.
c. Waktu tenggang (lead time) yang cenderung tidak pasti karena banyak
faktor yang tidak dapat dikendalikan. Semua ketidakpastian tersebut dapat
diredam dengan mengadakan persediaan.
3. Kenginan melakukan spekulasi
Kenginan

melakukan spekulasi yang

bertujuan untuk

mendapatkan

keuntungan besar dari kenaikan harga bahan di masa mendatang.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Sedangkan menurut Sofyan Assauri 2003 fungsi dari persediaan sebagai
berikut :
1. Menghindari resiko keterlambatan datangnya barang-barang atau bahanbahan yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk proses produksi.
2. Untuk menyediakan bahan baku atau barang yang adanya musiman, sehingga
dapat digunakan pada waktu barang tersebut tidak ada di psaran.
3. Mempertahankan stabilitas operasi perusahaan akan menjamin kelancaran
proses produksi.
4. Menunjang pemberian pelayanan kepada konsumen dengan waktu yang tepat.
5. Untuk mengantisipasi faktor-faktor ketidakpastian misalnya : kondisi cuaca,
lead time, dan lain sebagainya.
Disamping itu persediaan dapat dikelompokan menurut jenis dan posisi
barang didalam urutan pengerjaan produk yaitu :
1. Persediaan bahan baku
Merupakan persediaan dari barang-barang yang digunakan di dalam proses
produksi, barang dapat diperoleh dari sumber-sumber alam atau membeli dari
supplier/perusahaan yang menghasilkan bahan baku bagi perusahaan yang
menggunakannya.
2. Persediaan bagian produk atau parts yang di beli
Merupakan persediaan barang-barang yang terdiri dari parts yang diterima
dari persediaan lain, yang secara langsung dapat dirakit dengan parts yang
lainnya tanpa melalui proses produksi sebelumnya, jadi bentuk barang yang
merupakan parts ini dapat mengalami perubahan dalam operasi.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3. Persediaan bahan-bahan pembantu
Merupakan persediaan barang-barang atau bahan yang diperlukan dalam
proses produksi untuk membantu berhasilnya suatu produksi.
4. Persediaan barang setengah jadi
Merupakan persediaan barang atau bahan yang telah diolah menjadi suatu
bentuk, tetapi perlu di proses kembali untuk kemudian menjadi barang jadi.
5. Persediaan barang jadi
Merupakan persediaan barang yang telah selesai di proses atau diolah dalam
pabrik dan siap untuk dijual ke konsumen atau perusahaan lain.
(Sofjan Assauri 2003)

2.1.2J enis-J enis Persediaan
Menurut (Agus Ristono 2009) jenis-jenis persedian dapat dibedakan menjadi
tiga yaitu :
1.

Batch Stock
Adalah persediaan yang diadakan karena membeli atau membuat barang
dalam jumlah yang lebih besar dari pada jumlah yang dibutuhkan pada saat
ini.

2.

Fluctuation Stock
Adalah persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan
konsumen yang tidak diramalkan.

3.

Anticipation Stock
Adalah persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan
yang dapat diramalkan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.1.3 Tujuan Per sediaan
Tujuan persediaan utama dari persediaan adalah menggabungkan pemasok
dengan pabrik. Demikian juga persediaan barang dalam proses dan persediaan
barang jadi. Ada tiga alasan mengapa diperlukan, yaitu :
1.

Menghilangkan pengaruh ketidakpastian
Untuk menghadapi ketidakpastian maka pada sistem persediaan diadakan
persediaan tambahan untuk menjaga kemungkinan terjadinya kekurangan
bahan baku atau persediaan darurat yang dinamakan safety stock.
Apabila permintaan telah diketahui maka persediaan barang dalam proses
dan barang jadi akan disesuaikan dengan permintaan, dalam hal ini tidak
perlu ada persediaan dan apabila ada gejolak permintaan akan diteruskan
ke bagian produksi dan bagian produksi akan berusaha mengatasi gejolak
permintaan ini. Tetapi sesungguhnya safety stock dapat mengatasi hal ini
tanpa ikut campur bagian produksi. Demikian juga dengan persediaan
bahan baku yang akan menyerap seandainya ada gejolak dari pemasok.
Sedangkan inventori barang setengah jadi digunakan untuk mengatasi
gejolak pada proses produksi, yang antara lain disebabkan karena :
a. Kerusakan mesin produksi atau peralatan.
b. Pekerja yang tidak patuh.
c. Perubahan jadwal yang sangat cepat.
Jika sumber dari ketidakpastian dapat dihilangkan maka jumlah persediaan
safety stock dapat dikurangi.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2.

Memberikan waktu peluang
Untuk pengelolaan produksi dan pembelian kadang-kadang lebih ekonomis
memproduksi barang dalam proses atau barang jadi dalam jumlah besar
atau dalam jumlah paket yang kemudian disimpan sebagai persediaan.
Selama persediaan masih ada maka proses produksi dihentikan dan akan
dimulai lagi apabila diketahui persediaan hampir habis.
Pertimbangan ini memberikan beberapa kemudahan sebagai berikut :
a. Memberikan kemungkinan untuk menyebarkan dan meratakan beban
biaya investasi pada sejumlah besar produk.
b. Memungkinkan penggunaan satu peralatan untuk menghasilkan
bermacam-macam jenis produk.
Seperti halnya pada waktu membeli bahan baku, dengan pertimbangan
pada biaya pemesanan, biaya angkut, dan pengurangan harga karena
pembelian dalam jumlah ynag banyak, maka lebih murah membeli dalam
partai besar atau dalam lot. Pembelian bahan baku dalam partai atau lot
akan lebih ekonomis dan dilakukan pada periode tertentu yang dinamakan
”cycle inventory” karena pembelian dalam jumlah banyak persediaan
bahan baku digudang.

3.

Untuk mengantisipasi perubahan demand pada supply
Inventori

disiapkan

untuk

menghadapi

beberapa

kondisi

yang

menunjukkan perubahan demand dan supply seperti :
a. Bila ada perkiraan perubahan harga dan persediaan bahan baku.
b. Sebagai persiapan menghadapi promosi pasar dimana sejumlah besar
barang jadi disimpan dan menunggu penjualan tersebut.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

c. Perusahaan yang melakukan produksi dengan jumlah output tetap akan
mengalami kelebihan produk pada kondisi permintaan yang rendah
atau kondisi musim lesu atau low season. Kelebihan produk ini akan
disimpan sebagai persediaan yang akan dipergunakan nnti apabila
produksi outpu tidak dapat memenuhi lonjakan permintaan yaitu pada
musim ramai atau pada peak season. (Sumayang, 2004).

2.1.4 Per sediaan Penyelamat
Persediaan penyelamat atau safety stock adalah persediaan tambahan yang
diadakan untuk menjaga kemungkinan terjadinya kekurangan bahan baku atau
stock out, keterlambatan pengiriman bahan baku dan banyaknya permintaan
konsumen, sehingga perusahaan dapat mengurangi kerugian tetapi persediaan
penyelamat juga dapat mengakibatkan besarnya biaya penyimpanan. (Freddy
Rangkuti, 2005).
Fakto-faktor yang dapat menentukan besarnya persediaan penyelamat (safety
stock) adalah :
1. Penggunaan bahan baku rata-rata.
Untuk memperkirakan penggunaan bahan baku selama periode tertentu
khususnya selama periode pemesanan adalah rata-rata penggunaan bahan
baku pada masa sebelumnya. Kebutuhan dan permintaan konsumen
biasmengalami kenaikan dan penurunan sehingga tidak dapat diramalkan.
Walapun permintaan konsumen sudah diramalkan tetapi tetap ada resiko
yang harus diambil dan tidak dapat dihindari, karena persediaan bias

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

dipenuhi atau tidak yang sudah ditetapkan sebelumnya berdasarkan
taksiran/perkiraan, sehingga dibutuhkan persediaan penyelamat.
2. Faktor waktu (lead time).
Lead time adalah lamanya waktu antara mulai dilakukannya pemesanan
bahan-bahan sampai dengan kedatangan bahan-bahan yang dipesan
tersebut dan diterima di gudang. Apabila kedatangan bahan tersebut
terlambat, maka lead time pada persediaan tidak dapat memenuhi
kebutuhan. Oleh karena itu dibutuhkan adanya persediaan penyelamat
untuk

menghadapi

keterlambatan

kedatangan

bahan

yang

dapat

mengakibatkan jalanya produksi menjadi terganggu dan terlambat.
Perhitungan safety stock dapat dirumuskan sebagai berikut :
SS = Z α xS d
Dimana

:

SS

: Safety Stock



: Bilangan Deviasi (kesalahan)

Sd

: Standar Deviasi

2.1.5 Biaya-Biaya dalam Persediaan
Secara umum dapat dikatakan bahwa biaya persediaan adalah semua
pengeluaran dan kerugian yang timbul sebagai akibat adanya persediaan. Biaya
sistem persediaan terdiri dari biaya pembelian, biaya pemesanan, biaya simpan
dan biaya kekurangan persediaan. Berikut akan diuraikan secara singkat
mengenai biaya-biaya yang telah disebutkan di atas (Zulian Yamit, 2005)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.



Biaya Pembelian (Pur chasing Cost = c)
Biaya pembelian adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli barang.
Besarnya biaya pembelian ini tergantung pada jumlah barang yang dibeli
dan harga satuan barang. Komponen biaya pembelian tidak dimasukkan
kedalam total biaya sistem persediaan karena diasumsikan bahwa harga
barang per unit tidak dipengaruhi oleh jumlah barang yang dibeli sehingga
komponen biaya pembelian untuk periode waktu tertentu (misalnya satu
tahun) konstan dan hal ini tidak akan mempengaruhi jawaban optimal
tentang berapa banyak barang yang harus dipesan. Biaya-biaya pemesanan
sacara terperinci meliputi:
1. Proses pesanan dan biaya ekspedisi
2. Upah
3. Biaya telpon
4. Pengeluaran surat-menyurat
5. Biaya pengepakan dan pengembangan
6. Biaya pemeriksaan (inspeksi) penerimaan
7. Biaya pengiriman ke gudang
8. Biaya hutang lancar, dan sebagainya



Biaya Pengadaan (Procurement Cost)
Biaya pengadaan dibedakan atas 2 jenis yaitu :
a. Biaya Pemesanan (Ordering Cost = k)
Biaya pemesanan adalah semua pengeluaran yang timbul untuk
mendatangkan barang dari luar. Biaya ini meliputi biaya untuk
menentukan

pemasok

(supplier),

pengetikan

pesanan,

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

biaya

pengangkutan, biaya penerimaan dan seterusnya. Biaya ini diasumsikan
konstan untuk sekali pesan.
b. Biaya Pembuatan (Setup Cost = k)
Biaya pembuatan adalah semua pengeluaran yang timbul dalam
mempersiapkan produksi suatu barang. Biaya ini timbul dalam pabrik
yang meliputi biaya menyusun peralatan produksi, menyetel mesin,
mempersiapkan gambar kerja dan seterusnya.


Biaya Penyimpanan (Holding Cost/Car rying Cost = h)
Biaya simpan adalah semua pengeluaran yang timbul akibat menyimpan
barang. Biaya ini meliputi :
1.Biaya memiliki persediaan (biaya modal)
Penumpukan barang di gudang berarti penumpukan modal, dimana modal
perusahaan mempunyai ongkos yang dapat diukur dengan suku bungan
bank. Oleh karena itu biaya yang ditimbulkan karena memiliki persediaan
harus diperhitungkan dalam biaya sistem persediaan.
2. Biaya gudang
Barang yang disimpan memerlukan tempat penyimpanan sehingga timbul
biaya gudang. Bila gudang dan peralatannya disewa maka biaya
gudangnya merupakan biaya sewa sedangkan bila perusahaan mempunyai
gudang sendiri maka biaya gudang merupakan biaya depresiasi.
3. Biaya kerusakan dan penyusutan
Barang yang disimpan dapat mengalami kerusakan dan penyusutan
karena beratnya berkurang ataupun jumlahnya berkurang karena hilang.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Biaya kerusakan dan penyusutan biasanya diukur dari pengalaman sesuai
dengan persentasenya.
4. Biaya kadaluwarsa
Barang yang disimpan dapat mengurangi penurunan nilai karena
perubahan teknologi dan model seperti barang-barang elektronik. Biaya
kadaluarsa biasanya diukur dengan besarnya penurunan nilai jual barang
tersebut.
5. Biaya asuransi
Barang yang disimpan diasuransikan untuk menjaga dari hal-hal yang
tidak diinginkan seperti kebakaran. Biaya asuransi tergantung jenis
barang yang diasuransikan dan perjanjian dengan perusahaan asuransi.
6. Biaya administrasi dan pemindahan
Biaya ini dikeluarkan untuk mengadministrasikan persediaan barang yang
ada,

baik

pada

saat

pemesanan,

penerimaan

barang

maupun

penyimpanannya dan biaya untuk memindahkan barang dari tempat
produksi ke tempat penyimpanan termasuk upah buruh dan biaya
peralatan handling.


Biaya Kekurangan Persediaan (Shortage Cost = p)
Bila perusahaan kehabisan barang pada saat permintaan, maka akan terjadi
keadaan kekurangan persediaan. Keadaan ini akan menimbulkan kerugian
karena proses produksi akan terganggu dan kehilangan kesempatan
mendapat keuntungan atau kehilangan konsumen pelanggan karena kecewa
sehingga beralih ke tempat lain. Biaya kekurangan persediaan dapat diukur
dari :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

1. Kuantitas yang tidak dapat dipenuhi
Biasanya diukur dari keuntungan yang hilang karena tidak dapat
memenuhi permintaan atau dari kerugian akibat terhentinya proses
produksi. Kondisi ini diistilahkan sebagai biaya penalti (p) atau hukuman
kerugian bagi perusahaan dengan satuan, misalnya : Rp/unit.
2. Waktu pemenuhan
Lamanya gudang kosong berarti lamanya proses produksi terhenti atau
lamanya perusahaan tidak mendapatkan keuntungan, sehingga waktu
menganggur tersebut dapat diartikan sebagai uang yang hilang. Bila
waktu pemenuhan diukur berdasarkan waktu yang diperlukan untuk
memenuhi gudang dengan satuan, misalnya : Rp/satuan waktu.
3. Biaya pengadaan darurat
Supaya konsumen tidak kecewa maka dapat dilakukan pengadaan darurat
yang biasanya menimbulkan biaya yang lebih besar dari pengadaan
normal. Kelebihan biaya dibandingkan keadaan normal ini dapat
dijadikan ukuran untuk menentukan biaya kekurangan persediaan dengan
satuan, misalnya Rp/setiap kali kekurangan. Kadang-kadang biaya ini
disebut juga biaya kesempatan (Opportunity Cost).

2.2 Pengertian Material Requirement Planning (MRP)
Teknik perencanaan kebutuhan material (Material Requirement Planning)
digunakan untuk perencanaan dan pengendalian item barang yang tergantung
pada item-item ditingkat yang lebih tinggi. Kebutuhan pada item-item yang
bersifat tergantung merupakan hasil dari kebutuhan yang disebabkan oleh

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

penggunaan item-item tersebut dalam memproduksi item-item yang lain, seperti
dalam kasus dimana bahan baku dan komponen assembling yang digunakan
untuk memproduksi produk jadi (Arman Hakim Nasution, 2003).

2.2.1 Tujuan dari Sistem MRP
Sistem MRP adalah suatu sistem yang bertujuan untuk menghasilkan
informasi yang tepat untuk melakukan tindakan yang tepat (pembatalan pesanan,
pesan ulang, dan penjadwalan ulang). Tindakan ini juga merupakan dasar untuk
membuat keputusan baru mengenai pembelian atau produksi yang merupakan
perbaikan atas keputusan yang telah dibuat sebelumnya.
Ada empat tujuan yang menjadi ciri utama sistem MRP yaitu sebagai berikut.
a. Menetukan kebutuhan pada saat yang tepat.
Menentukan secara tepat suatu pekerjaan kapan suatu pekerjaan harus selesai
(material harus tersedia) untuk memenuhi permintaan untuk produk akhir
yang sudah direncanakan dalam jadwal induk produksi.
b. Menentukan kebutuhan minimal setiap item
Dengan diketahuinya kebutuhan akhir, sistem MRP dapat menentukan secara
tepat sistem penjadwalan (prioritas) untuk memenuhi kebutuhan minimal
setiap item.
c. Menentukan pelaksanaan rencana pemesanan
Memberikan indikasi kapan pemesanan atau pembatalan pemesanan harus
dilakukan. Pemesanan perlu dilakukan lewat pembelian atau dibuat pada
pabrik sendiri.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

d. Menentukan penjadwalan ulang atau pembatalan atas suatu jadwal yang
sudah direncanakan
Apabila kapasitas yang ada tidak mampu memenuhi pesanan yang
dijadwalkan pada waktu yang diinginkan, maka sistem MRP dapat
memberikan indikasi untuk melakukan rencana penjadwalan ulang (jika
mungkin) dengan menentukan prioritas pesanan yang realistik. Jika
penjadwalan ulang ini masih tidak memungkinkan untuk memenuhi pesanan,
maka pembatalan suatu pesanan dapat dilakukan.

2.2.2 Memasukkan (Input) untuk Sistem MRP
Ada tiga input yang dibutuhkan oleh sistem MRP, yaitu :
1. Jadwal Induk Produksi (JIP)
JIP didasarkan pada peramalan atas permintaan yang tak tergantung
(Independent demand) dari setiap produk akhir yang akan dibuat. Hasil
peramalan (sebagai perencanaan jangka panjang) dipakai untuk
membuat rencana produksi agregat (sebagai perencanaan jangka
sedang), yang pada akhirnya dibuat rencana detail (jangka pendek) yang
menentukan jumlah produksi yang dibutuhkan untuk setiap produk akhir
beserta periode waktu untuk suatu jangka waktu perencanaan. Jelaslah,
bahwa JIP merupakan proses alokasi untuk membuat sejumlah produk
yang diinginkan dengan memperhatikan kapasitas yang dipunyai
(pekerja, mesin dan bahan). Perencanaan induk produksi dilakukan dua
tahap yaitu :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

1. Tahap pertama. Menentukan besarnya kapasitas atau kecepatan
operasi yang diinginkan. Perencanaan ini biasanya dilakukan pada
tingkat agregat (dengan meminimalkan total biaya produksi untuk
keseluruhan produk yang dibuat) sesuai dengan kapasitas yang
dimiliki. Rencana kapasitas secara agregat ini terutama diarahkan
pdaa unit-unit yang dianggap sebagai titik kritis atau ”Potensial
Bottle Neck”.
2. Tahap kedua. Menentukan jumlah total tenaga kerja yang dibutuhkan
disetiap periode. Jumlah mesin, dan jumlah shift kerja yang
diperlukan untuk penjadwalan. Pada tahap ini juga dilakukan
perencanaan jumlah persediaan secara agregat. Dalam hal ini, suatu
perencanaan

kebutuhan

akan

persediaan

pengaman

untuk

memelihara service level kepada konsumen lazim dilakukan. Jumlah
persediaan pengaman sangat tergantung pada jenis barang dan
kebijakan perusahaan.
Dalam pembuatan atau perencanaan jadwal induk produksi, interval
perencanaan (planning horizon) yaitu jumlah periode yang
dibutuhkan untuk penjadwalan harus ditentukan terlebih dahulu.
Interval perencanaan minimal merupakan jumlah periode produksi
(termasuk perakitan) ditambah lead time pembelian atas bahan untuk
setiap produk akhir yang akan dibuat
2. Catatan Persediaan
Catatan keadaan persediaan menggambarkan semua item yang ada
dalam persediaan. Setiap item persediaan harus didefinisikan untuk

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

menjaga kekeliruan perencanaan. Pencatatan-pencatatan harus dijaga up
to date dengan selalu melakukan pencatatan tentang transaksi-transaksi
yang terjadi. Seperti penerimaan, pengeluaran, produk cacat dan lainlain. Catatan persediaan yang harus diteliti data tentang lead time, teknik
ukuran lot yang digunakan, persediaan cadangan dan catatan-catatan
penting lainnya dari semua item.
3. Struktur Produk
Struktur produk berisi informasi tentang hubungan antara komponenkomponen dalam suatu proses assembling. Informasi ini dibutuhkan
dalam menentukan kebutuhan kotor dan kebutuhan bersih suatu
komponen. Selain itu, struktur produk juga berisi informasi tentang
“jumlah kebutuhan komponen” pada setiap tahap assembling dan
“jumlah produk akhir” yang harus dibuat (Teguh Baroto, 2002)

Peramalan
permintaaan
Independent

Catatan
Persediaan

Jadwal Induk Produksi

Sistem
MRP

Output
1. Apa yang dipesan/ diproduksi
2. Berapa jumlahnya
3. Kapan dipesan

Gambar 2.1 Input Sistem MRP

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Pesanan
komponen
dari luar

Struktur
Produk

Sumber : Baroto, Teguh, 2002, Perencanaan Dan Pengendalian Produksi,
Ghalia Indonesia, Jakarta. Hal 145

2.2.3. Keluaran (Output)Untuk Sistem MRP (Material Requiprement
Planning)
Rencana pemesanan merupakan ouput dari sistem MRP (Material
Requiprement Planning) yang dibuat atas dasar lead time dari setiap komponen.
Lead time dari suatu item yang dibeli merupakan periode antara pemesanan
dilakukan sampai barang diterima (on hand), sedangkan untuk produk yang
dibuat oleh pabrik sendiri merupakan periode antara perintah item harus dibuat
sampai dengan selesai di proses.
Ada 2 tujuan yang dicapai dengan adanya rencana pemesanan, yaitu :
a. Menentukan kebutuhan bahan pada tingkat lebih bawah
b. Memproyeksikan kebutuhan kapasitas
Secara umum ouput dari sistem MRP adalah :
a. Memberikan catatan tentang pesanan penjadwalan yang harus dilakukan
(direncanakan) baik dari pabrik sendiri maupun dari supplier
b. Memberikan indikasi untuk penjadwalan ulang
c. Memberikan indikasi untuk pembatalan atas pesanan
d. Memberikan indikasi untuk keadaan persediaan
Ouput dari MRP dapat pula disebut sebagai suatu aksi yang merupakan
tindakan pengendalian dan penjadwalan produksi. (Teguh Baroto, 2002)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebut