PENGARUH SOLIDARITAS KELOMPOK TEMAN SEBAYA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK.

(1)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Sosiologi

Oleh

Fitri Nur Khotimah 1002268

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG


(2)

(Studi Deskriptif pada SMA di Daerah Lembang, Kabupaten Bandung Barat)

Oleh Fitri Nur Khotimah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Fitri Nur Khotimah 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

(4)

Fitri Nur Khotimah, 2014

Pengaruh Solidaritas Kelompok Teman Sebaya Terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

PENGARUH SOLIDARITAS KELOMPOK TEMAN SEBAYA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK

(Studi Deskriptif pada SMA di Daerah Lembang Kabupaten Bandung Barat) Pembimbing 1: Prof. Dr. Gurniwan Kamil Pasha, M. Si

Pembimbing 2: Drs. Wahyu Erdiana, M. Si Fitri Nur Khotimah

1002268

Kelompok teman sebaya merupakan suatu tempat bagi individu untuk menunjukkan jati dirinya pada saat remaja, tempat untuk menunjukan jati diri sangat di butuhkan agar mereka bisa diakui dan dianggap oleh individu-individu lainnya. tidak jarang para remaja menuruti dan mengikuti apa yang dilakukan oleh teman-temannya, meskipun hal yang dilakukannya adalah perilaku positif maupun negatif. Seperti contoh positifnya seorang individu yang terpengaruh cara belajarnya menjadi rajin karena bantuan teman sebayanya dan ada pun pengaruh negatifnya peserta didik yang membolos dengan kelompok temannya karena alasan solidaritas antar teman. Solidaritas kelompok teman sebaya sedikit banyak akan mempengaruhi pada motivasi belajar peserta didik.

Tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui pengaruh solidaritas kelompok teman sebaya terhadap motivasi belajar peserta didik. Penelitian ini dilaksanakan di 3 SMA daerah Lembang yaitu SMA NEGRI 1 Lembang, SMA Al-musyawarah, SMA PGRI Lembang dengan populasi sebanyak 1549 peserta didik dari tiga sekolah dan sampel sebanyak 94 responden. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan angket tertutup.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kriteria solidaritas kelompok teman sebaya pada peserta didik berada pada kategori tinggi dan motivasi belajar peserta didik dengan kategori sedang, serta terdapat pengaruh solidaritas kelompok teman sebaya terhadap motivasi belajar peserta didik SMA di daerah Lembang Bandung Barat. Rekomendasi bagi penelitian ini diantaranya pihak sekolah harus mengawasi solidaritas yang terjadi pada peserta didik agar tidak menimbulkan hal yang negatif, selanjutnya pihak sekolah dan peserta didik harus meningkatkan motivasi belajarnya.


(5)

Fitri Nur Khotimah, 2014

Pengaruh Solidaritas Kelompok Teman Sebaya Terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

PERNYATAAN. . . . . . i

ABSTRAK . . . ii

KATAPENGANTAR . . . iii

UCAPAN TERIMA KASIH . . . .. . . . iv

DAFTAR ISI . . . vii

DAFTAR TABEL . . . x

DAFTAR BAGAN . . . xi

DAFTAR GRAFIK . . . xii

DAFTAR LAMPIRAN . . . xiii

BAB 1 PENDAHULUAN . . . 1

A. Latar Belakang Penelitian . . . 1

B. Identifikasi Masalah Penelitian . . . .. . . . . 5

C. Rumusan Masalah Penelitian . . . . . . 5

D. Tujuan Penelitian . . . 6

E. Manfaat Penelitian. . . . . . 6

F. Struktur Organisasi Skripsi . . . .. . . 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN . . . 8

A. Kajian Pustaka . . . 8

1. Solidaritas Sosial . . . 8

2. Kelompok Sosial . . . 13

3. Teman Sebaya (Peer Group) . . . 16

4. Motivasi Belajar . . . 25

5. Peserta Didik . . . 29

6. Hubungan Solidaritas dengan Pendidikan . . . 31

7. Hubungan Skripsi Ini dengan Mata Pelajaran Sosiologi . . . 32


(6)

Fitri Nur Khotimah, 2014

Pengaruh Solidaritas Kelompok Teman Sebaya Terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Kerangka Pemikiran . . . 35

C. Hipotesis Penelitian . . . 37

BAB III METODE PENELITIAN . . . 38

A. Lokasi dan subjek populasi / Sample penelitian. . . 38

1. Lokasi dan Subjek Penelitian . . . . . . 38

2. Populasi dan Sampel . . . 38

B. Desain Penelitian . . . 41

C. Metode Penelitian . . . 42

D. Variabel Penelitian . . . 42

E. Instrumen Penelitian . . . 43

F. Proses Pengembangan Instrumen . . . 47

G. Teknik Pengumpulan Data . . . 49

1. Kuesioner atau Angket . . . 49

2. Studi Literatur . . . 50

3. Dokumentasi . . . 50

4. Observasi . . . 50

H. Analisis Data . . . 51

1. Analisis Deskriptif . . . 51

2. Uji Korelasi . . . 52

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN . . . . . . 55

A. Hasil Penelitian . . . 55

1. Solidaritas Kelompok Teman Sebaya . . . 55

2. Motivasi Belajar Peserta Didik . . . 58

3. Pengaruh Solidaritas Kelompok Teman Sebaya Terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik . . . 60

B. Pembahasan . . . 61

1. Solidaritas Kelompok Teman Sebaya . . . 61

2. Motivasi Belajar Peserta Didik . . . 62 3. Pengaruh Solidaritas Kelompok Teman Sebaya Terhadap


(7)

Fitri Nur Khotimah, 2014

Pengaruh Solidaritas Kelompok Teman Sebaya Terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Motivasi Belajar Peserta Didik . . . 63

BAB V SIMPULAN DAN SARAN . . . 64

A. Simpulan . . . 64

B. Saran . . . 64

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(8)

Fitri Nur Khotimah, 2014

Pengaruh Solidaritas Kelompok Teman Sebaya Terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

Masa remaja merupakan masa pencarian jati diri bagi manusia, sehingga pada masa ini kepribadian individu cenderung berubah-berubah tergantung dari apa yang dilihatnya, didengarnya, dan dirasakannya. Banyak hal yang dapat mempengaruhi perilaku individu pada saat remaja, diantaranya keluarga, media massa, kelompok teman sebaya. Pada saat remaja, setiap individu tidak bisa dilepaskan dari kehidupan berkelompok. Kelompok yang dimaksud yaitu keluarga, masyarakat, ataupun teman sebaya.

Kelompok teman sebaya merupakan suatu tempat bagi individu untuk menunjukan jati dirinya pada saat remaja, tempat untuk menunjukan jati diri sangat dibutuhkan agar mereka bisa diakui dan dianggap oleh individu-individu lainnya. tidak jarang para remaja menuruti dan mengikuti apa yang dilakukan oleh teman-temannya, meskipun hal yang dilakukannya adalah perilaku positif maupun negatif. Seperti contoh positifnya seorang individu yang terpengaruh cara belajarnya menjadi rajin karena bantuan teman sebayanya dan ada pun pengaruh negatifnya peserta didik yang membolos dengan kelompok temannya karena alasan solidaritas antar teman.

Selain untuk menunjukkan jati diri, alasan mengapa seorang remaja mengikuti apa yang dilakukan oleh teman sebayanya adalah karena adanya hasrat keinginan untuk dipuji yang sangat besar. Pada masa remaja, adalah hal yang wajar apabila kebutuhan akan pujian sangat besar terutama kebutuhan akan pujian dari teman sebayanya. Namun yang menjadi masalah adalah ketika teman-teman sebayanya justru hanya memberikan pujian terhadap hal-hal negatif. Contohnya, seorang remaja yang tidak ikut membolos akan diolok-olok oleh teman-temannya yang sering


(9)

Fitri Nur Khotimah, 2014

Pengaruh Solidaritas Kelompok Teman Sebaya Terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

membolos, karena tidak mau diolok-olok pada akhirnya remaja tersebut ikut membolos.

Pada prinsipnya, hubungan teman sebaya mempunyai arti yang sangat penting bagi kehidupan remaja. Hubungan teman sebaya remaja lebih didasarkan pada hubungan persahabatan. Adanya hubungan persahabatan yang erat antara dua remaja atau lebih akan menyebabkan terbentuknya suatu kelompok pergaulan. Di lingkungan sekolah, kelompok pergaulan tersebut seringkali disebut sebagai kelompok pelajar, atau lebih ekstrim disebut sebagai gank pelajar.

Solidaritas kelompok teman sebaya menjadi suatu wadah yang luar biasa apabila bisa mengarah terhadap hal yang positif. Tetapi terkadang solidaritas menjadi hal yang bersifat semu, buta dan destruktif, yang pada akhirnya merusak arti dari solidaritas itu sendiri. Setiap anggota kelompok memiliki rasa solidaritas yang berbeda-beda dan dibentuk dengan cara yang berbeda, sehingga menghasilkan ikatan solidaritas yang berbeda pula. Menurut Durkheim (dalam Johnson, 1986, hlm. 181) "terdapat dua tipe solidaritas yaitu solidaritas mekanik dan solidaritas organik." Solidaritas mekanik didasarkan pada suatu kesadaran kolektif bersama, yang menunjuk pada totalitas kepercayaan dan sentimen bersama yang rata-rata ada pada warga masyarakat yang sama itu. Solidaritas mekanik dalam kelompok memunculkan adanya kesadaran kolektif yang akan menimbulkan rasa persamaan, kesatuan, persahabatan, kepercayaan, tolong-menolong, tanggung jawab bersama, saling ketergantungan dan adanya kepentingan bersama.

Minat untuk berkelompok menjadi bagian dari proses tumbuh kembang yang remaja alami. Yang dimaksud di sini bukan sekadar kelompok biasa, melainkan sebuah kelompok yang memiliki kekhasan orientasi, nilai-nilai, norma, dan kesepakatan yang secara khusus hanya berlaku dalam kelompok tersebut. Biasanya kelompok semacam ini memiliki usia sebaya. Demi alasan solidaritas, sebuah geng sering kali memberikan tantangan atau tekanan-tekanan kepada anggota


(10)

Fitri Nur Khotimah, 2014

Pengaruh Solidaritas Kelompok Teman Sebaya Terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kelompoknya yang terkadang berlawanan dengan hukum atau tatanan sosial yang ada.

Secara individual, remaja sering merasa tidak nyaman dalam melakukan apa yang dituntutkan pada dirinya. Namun, karena besarnya tekanan atau besarnya keinginan untuk diakui, ketidakberdayaan untuk meninggalkan kelompok, dan ketidakmampuan untuk mengatakan "tidak", membuat segala tuntutan yang diberikan kelompok secara terpaksa dilakukan. Lama kelamaan prilaku ini menjadi kebiasaan, dan melekat sebagai suatu karakter yang diwujudkan dalam berbagai prilaku negatif. Kelompok atau teman sebaya memiliki kekuatan yang luar biasa untuk menentukan arah hidup remaja. Jika remaja berada dalam lingkungan pergaulan yang penuh dengan "energi negatif" seperti yang terurai di atas, segala bentuk sikap, perilaku, dan tujuan hidup remaja menjadi negatif. Sebaliknya, jika remaja berada dalam lingkungan pergaulan yang selalu menyebarkan "energi positif", yaitu sebuah kelompok yang selalu memberikan motivasi, dukungan, dan peluang untuk mengaktualisasikan diri secara positif kepada semua anggotanya, remaja juga akan memiliki sikap yang positif.

Motivasi dalam kelompok adalah salah satu contoh energi yang memiliki kekuatan luar biasa, yang cenderung melatarbelakangi apa pun yang remaja lakukan. Dalam konteks motivasi yang positif, seandainya ini menjadi sebuah budaya dalam geng, barangkali tidak akan ada lagi kata-kata "kenakalan remaja" yang dialamatkan kepada remaja. Lembaga pemasyarakatan juga tidak akan lagi dipenuhi oleh penghuni berusia produktif, dan di negeri tercinta ini akan semakin banyak orang sukses berusia muda. Remaja juga tidak perlu lagi merasakan peer pressure, yang bisa membuat mereka stres, remaja akan menjadi pribadi yang diinginkan masyarakat. Tetapi tentu saja hal ini tidak dapat hanya dibebankan pada kelompok ataupun geng yang dimiliki remaja. Karena remaja merupakan individu yang bebas dan masing-masing tentu memiliki keunikan karakter bawaan dari keluarga. Banyak faktor yang juga dapat memicu hal buruk terjadi pada remaja. Seperti yang telah


(11)

Fitri Nur Khotimah, 2014

Pengaruh Solidaritas Kelompok Teman Sebaya Terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diuraikan di atas, kelompok remaja merupakan sekelompok remaja dengan nilai, keinginan dan nasib yang sama.

Pentingnya peranan motivasi dalam proses pembelajaran perlu dipahami oleh pendidik agar dapat melakukan berbagai bentuk tindakan atau bantuan kepada peserta didik. Motivasi dirumuskan sebagai dorongan, baik diakibatkan faktor dari dalam maupun luar peserta didik, untuk mencapai tujuan tertentu guna memenuhi atau memuaskan suatu kebutuhan. Dalam konteks pembelajaran maka kebutuhan tersebut berhubungan dengan kebutuhan untuk pelajaran. Peran motivasi dalam proses pembelajaran, motivasi belajar peserta didik dapat dianalogikan sebagai bahan bakar untuk menggerakkan mesin motivasi belajar yang memadai akan mendorong peserta didik berperilaku aktif untuk berprestasi dalam kelas, tetapi motivasi yang terlalu kuat justru dapat berpengaruh negatif terhadap kefektifan usaha belajar peserta didik.

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya maka dari itu penulis sangat tertarik untuk mendeskripsikan bagaimana solidaritas kelompok teman sebaya peserta didik terhadap motivasi belajar peserta didik. Penelitian ini diadakan di sekolah menengah atas dan kejuruan yang ada di Lembang, penulis mangambil penelitian di tiga sekolah yaitu SMAN 1 Lembang, SMA PGRI Lembang dan SMA Islam Musyawarah. Secara geografis ketiga sekolah ini, letaknya sangat strategis yaitu karena dekat dengan objek wisata di Bandung. Diantaranya adalah objek wisata Floating Market, D’Ranch, air terjun Maribaya, dan wisata kawah Gunung Tangkuban Perahu. Lokasinya hanya sekitar 20km dari sekolah ini. Dan juga Gunung Tangkuban Perahu. Sudah terlihat jelas pemandangan gunung dari sekolah ini sehingga jarak tempuh ke objek wisata tersebut tidak jauh. Serta tidak lupa pemandian air panas Sari Ater yang terletak di perbatasan Kabupaten Bandung dan Kabupaten Subang. Dan diketahui ketiga sekolah ini mempunyai keunggulan keunggualan tersendiri di Lembang inilah yang akan menjadi fokus penelitian dari penulis apakah solidaritas kelompok teman sebaya akan mempengaruhi motivasi belajar peserta didik pada peserta didik-siswi di ketiga sekolah tersebut. Oleh karena


(12)

Fitri Nur Khotimah, 2014

Pengaruh Solidaritas Kelompok Teman Sebaya Terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

latar belakang itulah penulis menggunakan judul: PENGARUH SOLIDARITAS KELOMPOK TEMAN SEBAYA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PESERTA Didik (Studi Deskriptif pada Sekolah SMA di daerah Lembang, Kabupaten Bandung Barat).

B. IDENTIFIKASI MASALAH PENELITIAN

Berdasarkan latar belakang di atas dapat diidentifikasikan bahwa masalah yang utama muncul dalam penelitian ini adalah terkait solidaritas kelompok teman sebaya dan motivasi belajar siswa. Untuk memperjelas ruang lingkup yang akan dibahas dan agar penelitian dapat dilaksanakan secara fokus pada akar masalahnya, maka permasalahan dalam penelitian ini dibatasi sebagai berikut:

Seperti yang telah dipaparkan dalam latar belakang, kelompok teman sebaya sangat berpengaruh terhadap solidaritas antar anggotanya, dan solidaritas ini pasti akan mempengaruhi cara belajar peserta didik. Hal tersebut terkait dengan penelitian ini yaitu yang dijadikan tempat penilitian adalah sekolah dan sebagai subjeknya adalah peserta didik, sehingga akan dilihat sejauhmana solidaritas kelompok teman sebaya di lingkungan sekolah ini terhadap motivasi belajar di sekolah.

C. RUMUSAN MASALAH PENELITIAN

Agar penelitian ini mencapai sasaran dengan tujuan yang diharapkan maka penulis merasa perlu merumuskan apa yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini. secara umum yang menjadi inti dari permasalahan dalam penelitian adalah pengaruh solidaritas kelompok teman sebaya terhadap motivasi belajar peserta didik. Berdasarkan rumusan masalah di atas peneliti merumuskan pokok permasalahan yang di jabarkan dalam sub masalah sebagai berikut:


(13)

Fitri Nur Khotimah, 2014

Pengaruh Solidaritas Kelompok Teman Sebaya Terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Seberapa besar tingkatan solidaritas kelompok teman sebaya pada peserta didik SMA di Lembang, Kabupaten Bandung Barat?

2. Seberapa besar tingkatan motivasi belajar peserta didik SMA di Lembang, Kabupaten Bandung Barat?

3. Adakah pengaruh solidaritas kelompok teman sebaya terhadap motivasi belajar peserta didik SMA di Lembang, Kabupaten Bandung Barat?

D. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dari penelitian ini adalah tercapainya hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis secara sistematis dan logis sesuai dengan desain penelitian yang digunakan.

1. Secara umum

Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran solidaritas kelompok teman sebaya terhadap motivasi belajar peserta didik di SMA di daerah Lembang. 2. Secara khusus

a. Untuk mengetahui seberapa besar tingkatan solidaritas kelompok teman sebaya pada peserta didik SMA di Lembang, Kabupaten Bandung Barat. b. Untuk mengetahui seberapa besar tingkatan motivasi belajar peserta didik

SMA di Lembang, Kabupaten Bandung Barat.

c. Untuk mengetahui pengaruh solidaritas kelompok teman sebaya terhadap motivasi belajar peserta didik SMA di Lembang, Kabupaten Bandung Barat.

E. MANFAAT PENELITIAN

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat menemukan bagaimana pengaruh Solidaritas kelompok teman sebaya terhadap motivasi belajar peserta didik pada


(14)

Fitri Nur Khotimah, 2014

Pengaruh Solidaritas Kelompok Teman Sebaya Terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mata pelajaran sosiologi dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan terhadap dunia pendidikan, terutama dalam usaha meningkatkan pencapaian tujuan pengajaran.

2. Secara Praktis

a. Memberikan informasi, seberapa besar pengaruh Solidaritas Kelompok teman sebaya terhadap Motivasi belajar perserta didik.

b. Bagi peserta didik, dengan adanya penelitian ini para peserta didik diharapkan mampu memilih kelompok agar dapat terbentuk kelompok teman sebaya yang baik, sehingga peserta didik bisa termotivasi untuk belajar.

c. Bagi orangtua, dengan adanya penelitian ini dapat melihat perkembangan anak, apakah anak tersebut termotivasi dengan adanya kelompok teman sebaya atau tidak.

d. Bagi guru, dapat mengetahui sejauh mana kelompok-kelompok teman sebaya yang memotivasi cara belajar peserta didik dan melihat peserta didiknya apakah termotivasi dengan adanya kelompok teman sebaya atau tidak.

F. STRUKTUR ORGANISASI SKRIPSI

Struktur organisasi skripsi terdiri dari 5 bab antara lain:

1. Bab I berisi identifikasi Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang penelitian, Identifikasi masalah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi.

2. Bab II berisi kajian pustaka, kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian. 3. Bab III berisi metode penelitian yang terdiri dari lokasi dan subjek penelitian,

desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data dan analisis data.


(15)

Fitri Nur Khotimah, 2014

Pengaruh Solidaritas Kelompok Teman Sebaya Terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Bab IV berisi hasil penelitian dan pembahasan. 5. Bab V berisi kesimpulan dan saran.


(16)

Fitri Nur Khotimah, 2014

Pengaruh Solidaritas Kelompok Teman Sebaya Terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. LOKASI DAN SUBJEK POPULASI / SAMPEL PENELITIAN 1. Lokasi Penelitian

Lokasi atau tempat penelitian ini dilakukan di Lembang yang berlokasi di Bandung barat. Sebagai salah satu daerah yang terkenal akan objek wisatanya di Bandung. Oleh karena itu, penulis memilih Lembangsebagai lokasi penelitian karena dinilai tepat untuk meneliti masalah yang akan diteliti.

2. Populasi dan Sampel a. Populasi

Pada sebuah penelitian, sasaran penelitian merupakan hal yang sangat krusial. Apabila tidak terdapat sasaran penelitian maka penelitian tidak dapat dilaksanakan. Sebelum menentukan sasaran penelitian hendaknya terlebih dahulu menentukan populasi. Menurut Sugiarto (2001 hlm. 40) Populasi adalah keseluruhan unit atau individu dalam ruang lingkup yang ingin diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi, sedangkan suatu nilai yang menggambarkan ciri/karakteristik populasi disebut para meter. Adapun Menurut Sugiyono (2007, hlm. 61) bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Sugiyono (2013, hlm. 115) menjelaskan bahwa “populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian


(17)

Fitri Nur Khotimah, 2014

Pengaruh Solidaritas Kelompok Teman Sebaya Terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ditarik kesimpulannya”. Sekaran (2006, hlm. 122) menyatakan “populasi merupakan

kumpulan semua elemen dalam populasi dimana sampel diambil”.

Sesuai dengan permasalahan penelitian, yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) yang berada di wilayah daerah kabupaten Bandung Barat yaitu Lembang, di Lembang ada 3 Sekolah Menengah Atas diantaranya SMA NEGERI , dan lainnya SMA SWASTA.

Tabel 3.1 Populasi Penelitian

Nama sekolah Kelas Jumlah

SMAN 1 Lembang X = 606

XI = 351 XII = 366

1323

SMA PGRI Lembang X = 29

XI = 31 XII = 30

90

SMA AL-Musyawarah X = 52

XI = 46 XII = 37

136

b. Sampel

Pada penelitian kali ini, peneliti membatasi sasaran penelitian yang diambil dengan melakukan penelitian sampel. Pengertian sampel menurut Sugiyono (2010hlm215) sampel adalah sebagian dari populasi itu. Sedangkan Menurut Margono (2004 hlm121) menyatakan bahwa sampel adalah sebagai bagian dari populasi. Dari pengertian menurut ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa sampel adalah bagian dari populasi yang dijadikan sasaran penelitian”.

Dalam pengambilan sampel, peneliti menggunakan cara pengambilan sampel Proportionate Random Sampling. Proportionate Random Sampling merupakan


(18)

Fitri Nur Khotimah, 2014

Pengaruh Solidaritas Kelompok Teman Sebaya Terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

teknik pengambilan sampel yang dilakukan apabila sifat atau unsur dalam populasi homogeny dan berstrata secara proporsional (Martono, 2011, hlm.76).

Untuk menentukan ukuran sampel, penulis menggunakan rumus dari TaroYamane yang dikutip oleh Rakhmat dalam Riduwan (2013, hlm.65) sebagai berikut:

N n = ─────

N.d2 + 1 Dimana:

n = Jumlah sampel N = Jumlah populasi d2 = Presisi yang ditetapkan

Berdasarkan rumus TaroYamane, maka ukuran sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1549

n = ────────

1549. ( + 1

1549

n = ────────

1549. (0,01)+ 1 1549

n = ────────

15,49+ 1 1549

n = ────────

16,49 n= 933,93 n= 94 responden


(19)

Fitri Nur Khotimah, 2014

Pengaruh Solidaritas Kelompok Teman Sebaya Terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan dari hasil perhitungan di atas, maka jumlah sampel minimal dalam penilitian ini adalah sebanyak 94 responden dengan taraf kesalahan sebesar 10 %. Sebaran sampel secara lengkap dapat dilihat dalam table berikut ini:

Tabel 3.2

Sebaran Sampel Penelitian

No. Nama Sekolah Kelas

Jumlah Peserta didik

Jumlah Sampel

1 SMA Negeri 1

LEMBANG

X, XI, XII

1323 x 94 = 80,33 / 80

2 SMA PGRI LEMBANG X, XI 90 x 94 = 5,46 / 6

3 SMA ISLAM AL-

MUSYAWARAH

XI 136 x 94 = 8,25/ 8

Jumlah 1549 94

B. DESAIN PENELITIAN

Menurut Malhotra (dalam Noor, 2012, hlm. 107) ‘desain penelitian adalah

kerangka atau cetak biru dalam melaksanakan suatu proyek riset. Suatu prosedur penting untuk informasi yang dibutuhkan untuk menyusun pemecahan masalah

penelitian’. Adapun menurut Philips (dalam Noor, 2012, hlm. 108) ‘desain penelitian

untuk membantu penelitian dalam pengalokasian sumber daya yang terbatas dengan

menempatkan pilihan penting dalam metodologi’. Menurut Kerlinger (dalam Noor, hlm. 108) ‘desain penelitian diklasifikasikan sebagai rencana dan struktur investigasi


(20)

Fitri Nur Khotimah, 2014

Pengaruh Solidaritas Kelompok Teman Sebaya Terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan pendapat dari berbagai ahli tersebut, maka desain penelitian

dibagi dalam dua bagian besar, yaitu secara menyeluruh dan parsial’ (Noor, 2012,

hlm. 108). Dalam hal ini komponen desain dapat mencakup semua struktur penelitian diawali saat menemukan ide, menentukan tujuan, kemudian merencanakan penelitian. Desain penelitian yang dibuat secara cermat akan memberikan gambaran yang lebih jelas pada kaitannya dengan penyusunan hipotesis dengan tindakan yang akan diambil dalam proses penelitian selanjutnya.

Dari pemaparan diatas, terlihat bahwa dengan adanya desain penelitian, maka akan mempermudah peneliti dalam melaksanakan penelitian dan mencapai tujuan yang diharapkan dari penelitiannya.

C. METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian korelasional adalah suatu penyelidikan intensif tentang penelitian yang melihat pengaruh antara dua variabel atau lebih, variabel diteliti untuk melihat pengaruh yang terjadi diantara mereka tanpa mencoba untuk merubah atau mengadakan perlakuan terhadap variabel-variabel tersebut. Metode ini dipilih karena sesuai dengan tujuan penelitian, yang sesuai dengan tujuannya yaitu untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara variabel tentang Solidaritas Kelompok teman sebaya sebagai yang mempengaruhi dan diberi simbol X, dengan Variabel motivasi belajar peserta didik yang dipengaruhi dan diberi simbol Y hal ini diharapkan dapat mencapai tujuan yakni, mencari pengaruh Solidaritas Kelompok teman sebaya sosial terhadap motivasi belajar

D. VARIABEL PENELITIAN

Dalam suatu penelitian kiranya penulis perlu menentukan variabel penelitian. Variabel penelitian digunakan untuk menentukan indikator dan batasan-batasan


(21)

Fitri Nur Khotimah, 2014

Pengaruh Solidaritas Kelompok Teman Sebaya Terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sejauh mana sasaran atau objek yang akan menjadi fokus penelitian. Menurut Sugiyono (2009 hlm 59) yang dimaksud dengan variabel adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari atau ditarik kesimpulannya. Seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (2009 hlm 59) terdapat dua jenis variabel yaitu variabel bebas (Independent Variable) adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat (Variabledependent) dan variabel terikat (Variabledependent) merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Dalam penelitan variabel bebas disebut juga Variabel X sedangkan variabel terikat disebut juga Variabel Y. Yang menjadi variabel bebas dan terikat dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Variabel Bebas (Variabel X)

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Solidaritas Kelompok teman sebaya pada peserta didik. Adapun indikatornya menurut Tirtahardja dan Sula (2000, hlm.97) menyatakan beberapa indikator solidaritas remaja terhadap teman sebaya, antara lain:

1) Remaja yang memiliki usia sama atau hampir sama 2) Remaja yang memilki tingkatan kelas yang sama 3) Remaja yang memiliki minat/hobi yang sama

4) Remaja yang memiliki tujuan dan keinginan yang sama.

2. Variabel Terikat (Variabel Y

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat yaitu motivasi belajar, ada pun indikatornya menurut Hamzah B.Uno (2008 hlm 23) mengemukakan bahwa indikator motivasi antara lain:

1) Adanya hasrat dan keinginan berhasil

2) Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar 3) Adanya harapan dan cita -cita masa depan 4) Adanya penghargaan dalam belajar

5) Adanya kegiatan yang menarik dalam kegiatan 6) belajarAdanya lingkungan belajar yang kondusif


(22)

Fitri Nur Khotimah, 2014

Pengaruh Solidaritas Kelompok Teman Sebaya Terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

E. INSTRUMEN PENELITIAN

Untuk mengetahui jawaban dari permasalahan dalam penelitian ini maka diperlukan data yang menunjang penelitian ini. Dalam pengumpulan data-data maka diperlukan teknik pengumpulan data. Untuk menunjang hal tersebut penulis menggunakan angket sebagai instrumen penelitian.

Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrumen penelitian. “Jadi

instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian” (Sugiyono, 2013, hlm. 146). Instrumen penelitian digunakan untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian. Oleh sebab itu instrumen penelitian harus berdasarkan pada karakteristik sumber data dari variabel yang akan diteliti sehingga memudahkan peneliti dalam memperoleh data yang dibutuhkan.

Penelitian ini menggunakan kuesioner atau angket sebagai instrumen

penelitian. “Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden

untuk dijawabnya” (Sugiyono, 2013, hlm. 199). Menurut Arikunto (2010, hlm. 194) “kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untk memperoleh

informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia

ketahui”.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan angket tertutup, yaitu angket yang telah disediakan alternatif jawabannya oleh peneliti. Akdon (2008, hlm. 132),

mendefinisikan “Angket berstruktur (angket tertutup) adalah angket yang disajikan sedemikian rupa sehingga responden diminta untuk memilih satu jawaban yang sesuai dengan karakter dirinya dengan cara memberikan tanda silang (x) atau tanda checklist (√)”. Jenis angket yang digunakan adalah angket berstruktur yang berupa pernyataan dengan skala pengukuran ordinal. Karena penelitian ini akan mengukur


(23)

Fitri Nur Khotimah, 2014

Pengaruh Solidaritas Kelompok Teman Sebaya Terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

perilaku atau kebiasaan maka yang digunakan adalah angket SSHA (Survey of Study HabitsandAttitudes) dari Brown dan Holtzman.

Skala pengukuran yang digunakan menggunakan skala likert. Menurut

Sugiyono (2014, hlm. 136) menyatakan bahwa “Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang

fenomena sosial”.

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berupa angket skala SSHA (Survey of Study Habits and Attitudes) dari Brown dan Holtzman. Pola skala SSHA ini tidak berbeda dengan skala Likert yaitu bernilai favourable dengan lima option berikut:

Tabel 3.3 Skala Likert

Alternatif Jawaban Variabel Bobot

Selalu (SL) 5

Sering (SR) 4

Kadang-kadang (KD) 3

Jarang (JR) 2

Tidak Pernah (TP) 1

Sumber: Sugiyono (2014, hlm. 137)

Keunggulan skala model ini tidak mengukur aspek kemampuan seseorang untuk menjawab, sebab yang dituntut dalam skala ini bukan bagaimana seharusnya ia menjawab soal ini dengan benar berdasarkan pengetahuannya, tetapi bagaimana kebiasaan mereka melakukan aktivitas sehari-hari. “Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang dapat berupa kata-kata”. (Sugiyono, 2014, hlm. 136)


(24)

Fitri Nur Khotimah, 2014

Pengaruh Solidaritas Kelompok Teman Sebaya Terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Isi dari angket tersebut berupa pertanyan-pertanyaan yang memuat skala sikap sama halnya yang dikemukakan oleh Suharsimi (2003 hlm 27) bahwa skala sikap pada umumnya disajikan dalam bentuk bertingkat. Jawaban dari skala sikap ini dapat menunjukkan perilaku responden tersebut. Adapun alasan penulis menggunakan teknik ini adalah:

1) Untuk memperoleh jawaban dari responden yang terarah dan seragam sehingga memudahkan penulis untuk mengolah data.

2) Untuk menghemat waktu, biata, dan tenaga.

3) Memberikan keleluasaan kepada responden untuk mengadakan

pertimbangan dalam memberikan jawaban.

Berikut kisi-kisi instrumen penelitian, diantaranya: Tabel 3.4

Kisi-Kisi Isntrumen Penelitian

No Variabel Konsep Variabel Dimensi Indikator Skala Data


(25)

Fitri Nur Khotimah, 2014

Pengaruh Solidaritas Kelompok Teman Sebaya Terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1 Solidaritas kelompok Teman sebaya/Peer Group (Variabel X)

“Satu kelompok khusus

yang datangnya bukan dari orang dewasa, tetapi dari anak-anak lain yang hampir seusia. Kelompok sebaya ini juga merupakan agen sosialisasi yang mempunyai pengaruh kuat searah dengan bertambahnya usia anak. Kelompok sebaya terdiri dari sejumlah individu yang rata-rata usianya hampir sama yang mempunyai

kepentingan tertentu yang bersifat sangat

sementara”. Tirtahardja

dan Sula (2000, hlm.97) Karakteri sitik kelompok teman sebaya

a)Remaja yang memiliki usia sama atau hampir sama b)Remaja yang

memilki tingkatan kelas yang sama c)Remaja yang

memiliki

minat/hobi yang sama

d)Remaja yang memiliki tujuan dan keinginan yang sama.

Likert

2 Motivasi Belajar (Variabel Y)

Motivasi belajar

merupakan daya

pengerak dalam

melakukan aktivasi

belajar, suatu kegiatan dalam kegiatan belajar. Motivasi belajar timbil karena factor dari diri sendiri dan dari luar Uno, (2011 halaman 23)

Macam-macam Motivasi Belajar

a)Adanya hasrat dan keinginan berhasil b)Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar c)Adanya harapan

dan cita -cita masa depan d)Adanya penghargaan dalam belajar e)Adanya kegiatan yang menarik dalam kegiatan Likert


(26)

Fitri Nur Khotimah, 2014

Pengaruh Solidaritas Kelompok Teman Sebaya Terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

F. PROSES PENGEMBANGAN INSTRUMEN

1. Uji Validitas

Suatu instrumen penelitian dikatakan layak dan baik apabila memenuhi persyaratan valid anreliabel. Oleh karena itu sebelum digunakan instrumen akan diuji coba terlebih dahulumelalaui validasi instrumen agar instrumen yang digunakan valid atau tepat mengukur apa yang harus diukur.Validitas menurut Purwanto (2012 hlm

197) adalah “kemampuan alat ukur mengukur secara tepat keadaan yang diukurnya”.

Untuk menguji validitas konstruk setiap item dalam indikatornya menggunakan analisis dengan rumus korelasi productmoment. Rumus korelasi productmoment menurut Riduwan (2012 hlm 98) sebagai berikut:

Dimana:

= koefisien korelasi = jumlah skor item

= jumlah skor total (seluruh item)

n = jumlah responden

Selanjutnya dihitung dengan uji-t. Riduwan (2012:98) dengan rumus sebagai berikut:

f)belajarAdanya lingkungan belajar yang kondusif


(27)

Fitri Nur Khotimah, 2014

Pengaruh Solidaritas Kelompok Teman Sebaya Terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dimana:

= nilai

r = nilai Koefisien Korelasi

n = jumlah responden

distribusi (Tabel t) untuk α = 0,05 dengan derajat kebebasan (dk = n-2) kaidah keputusan: jika > berarti valid, sebaliknya

< berarti tidak valid

Jika instrumen itu valid, maka dilihat kriteri penafsiran mengenai indeks korelasinya (r) seperti menurut Riduwan (2012:98) diantaranya sebagai berikut:

Antara 0,800 sampai dengan 1,000: sangat tinggi Antara 0,600 sampai dengan 0,799: tinggi

Antara 0,400 sampai dengan 0,599: cukup tinggi Antara 0,200 sampai dengan 0,399: rendah

Antara 0,000 sampai dengan 0,199: sangat rendah (tidak valid)

Dengan Menggunakan analisis dengan rumus korelasi pearson product moment, hasil perhitungan variabel x Kelompok teman sebaya diperoleh 12 item pernyataan yang valid yaitu angket no 1,2,3,4,5,8,9,10,11,12,14,15 dan 3 item pernyataan yang tidak valid yaitu no 6,7 dan 13.

Sedangkan pada variabel Y Motivasi Belajar diperoleh 12 yaitu angket no 1,2,4,5,7,9,10,11,12,13,14,15 pernyataan yang valid dan 3 item pernyataan yang tidak valid yaitu angket no 3,6,8.

2. Uji Reliabilitas

Menurut Purwanto (2012 hlm 196) bahwa reliabilitas “menunjukan

kemampuan memberikan hasil pengukuran yang relatif tetap”. Dalam penelitian ini


(28)

Fitri Nur Khotimah, 2014

Pengaruh Solidaritas Kelompok Teman Sebaya Terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

hlm115) menjelaskan “metode mencari reliabilitas internal yaitu dengan menganalisis

reliabilitas alat ukur dari satu kali pengukuran”, rumus yang digunakan adalah Alpha

sebagai berikut:

= Dimana:

= nilai reliabilitas

= jumlah varians skor tiap-tiap item St = variansitem

k = jumlah item

Kuesioner dinyatakan reliabel jika mempunyai nilai koefisien alpha yang lebih besar dari 0,6.

Keputusan dengan membandingkan dengan

Kaidah keputusan: jika > berarti reliabel, dan < berarti tidak reliable

Berdasarkan perhitungan rehabilitas, maka di peroleh nilai rehabiitas variabel x 0,773 dan variabel y 0,724 dan angket tersebut memiliki rehabilitas yang sangat tinggi

G. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

1. Kuesioner/Angket

“Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk

dijawabnya (Sugiyono, 2012, hlm 142)”. Metode kuesioner digunakan mengingat jumlah responden yang cukup besar. Seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (2012,

hlm. 142) “... kuesioner cocok digunakan apabila jumlah responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas”. Selain itu, penggunaan kuesioner ini juga agar dapat dengan segera mendapatkan data dari responden yang besar. Arikunto (2010, hlm.


(29)

Fitri Nur Khotimah, 2014

Pengaruh Solidaritas Kelompok Teman Sebaya Terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

195) mengemukakan kelebihan penggunaan angket sebagai alat pengumpulan data, yaitu:

a. Tidak memerlukan hadirnya peneliti.

b. Dapat dibagikan secara serentak kepada banyak responden.

c. Dapat dijawab oleh responden menurut kecepatannya masing-masing. d. Dapat dibuat anonim sehingga responden bebas, jujur dan tidak malu-malu

menjawab.

e. Dapat dibuat terstandar sehingga bagi semua responden dapat diberi pertanyaan yang benar-benar sama

Dalam penelitian ini kuesioner atau angket berlaku sebagai data primer. Angket yang digunakan dan disebarkan merupakan angket tertutup yaitu dengan item-item pertanyaan, angket yang disusun dengan memberikan alternatif jawaban yang disediakan oleh peneliti. Dengan menggunakan angket tertutup sebagai teknik pengumpulan data akan mempermudah peneliti dalam melakukan analisis data dari seluruh angket sehingga menghemat waktu.

2. Studi Literatur

Studi literatur merupakan usaha pengumpulan informasi yang berhubungan dengan teori-teori yang ada kaitannya dengan masalah variabel yang diteliti dari Solidaritas kelompok teman sebaya terhadap motivasi belajar peserta didk Studi deskriptif ini didapat dari sumber sebagai berikut:

a. Beberapa buku yang penulis beli sendiri di toko buku Palasari, Gramedia, dan Bandung Book Center.

b. Beberapa buku yang tersedia di perpustakaan program studi, perpustakaan UPI, perpustakaan UNJ danPerpustakaan Indonesia.

c. Skripsi angkatan terdahulu yang relevan. d. Jurnal – jurnal penelitian.

e. Media elektronik seperti internet


(30)

Fitri Nur Khotimah, 2014

Pengaruh Solidaritas Kelompok Teman Sebaya Terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Studi dokumentasi dibutuhkan untuk menunjang kelengkapan data-data serta membantu dalam mempertajam kesimpulan yang akan diambil, dengan memperoleh data langsung dari tempat penelitian, dokumentasi kegiatan penelitian pada saat penyebaran dan pengisian angket.

4. Observasi

Observasi dilakukan dengan meninjau serta melakukan pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti pada saat pengisian angket berlangsung agar dapat terlihat apakah responden mengisi angket sesuai dengan gambaran dirinya atau tidak. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan observasi nonpartisipan yaitu peneliti hanya mengamati bagaimana perilaku objek penelitian secara langsung, kemudian peneliti dapat mencatat dan menganalisis hasil temuannya di lapangan.

H. ANALISIS DATA

Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya yang akan dilakukan oleh peneliti adalah menganalisis data yang telah diperoleh tadi. Menurut Prasetyo &Jannah (2005,

hlm.108) tujuan dari analisis data adalah “untuk menyusun dan menginterpretasikan data (kuantitatif) yang sudah diperoleh.

1. Analisis Deskriptif

Analisis data dilakukan setelah data responden sudah terkumpul. Teknik analisis data yang digunakan yaitu diarahkan untuk menjawab setiap rumusan masalah. Ada dua rumusan masalah dalam penelitian ini. Di bawah ini dipaparkan rumusan masalah dan cara mengolah data sehingga dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian.

1) Untuk mengetahui seberapa besar solidaritas kelompok teman sebaya pada peserta didik di SMA Lembang Kabupaten Bandung Barat.


(31)

Fitri Nur Khotimah, 2014

Pengaruh Solidaritas Kelompok Teman Sebaya Terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2) Untuk mengetahui seberapa motivasi belajar pada peserta didik di SMA Lembang Kabupaten Bandung Barat.

Teknik statistik yang digunakan yaitu uji mean dan standard deviation. Setelah mendapat skor mean dan standard deviation, kemudian dibuat kategorisasi skor untuk dijadikan acuan atau norma dalam hubungan antara lingkungan peer group. Dengan norma kategorisasi yaitu, rendah, sedang dan tinggi. Setelah mendapat kategorisasi hubungan antara lingkungan peer group maka digunakan teknik statistik presentase untuk memperoleh hubungan antara lingkungan peer group peserta didik di SMA Lembang Kabupaten Bandung Barat. Menurut Supranto (2000, hlm.50) pengkategorian ini dapat diperoleh dengan menentukan nilai indeks minimum, maksimum dan interval serta jarak interval sebagai berikut:

Nilai Maksimum = Skor Tertinggi Nilai Minimum = Skor Terendah

Interval =

Tabel 3.5 Penentuan Kategori Penentuan kategori (range)

Nilai minimum + interval Kategori Rendah

Nilai kategori rendah + interval Kategori Sedang Nilai kategori sedang + interval Kategori Tinggi Sumber: Supranto (2000, hlm.50)

2. Uji Korelasi

Selanjutnya untuk teknik statistik yang digunakan untuk menjawab rumusan yang ke tiga yaitu untuk mengetahui pengaruh solidaritas kelompok teman sebaya


(32)

Fitri Nur Khotimah, 2014

Pengaruh Solidaritas Kelompok Teman Sebaya Terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

terhadap motivasi belajar peserta didik di SMA Lembang, Kabupaten Bandung Barat dilakukan uji korelasi

Dalam suatu penelitian untuk mengetahui pengaruh antar variabel maka diperlukan analisis yang menghubungkan antar variabel, begitupun sama halnya dalam peneltian ini. Oleh karena itu untuk menganalisis data yang diperoleh memerlukan perhitungan pengaruh atau hubungan antar variabel, dengan menggunakan prosedur analisis statistik Chi Kuadrat

a) Chi Kuadrat

Chi Kuadrat dengan tujuan berusaha menguji hipotesis bahwa antara variabel independen dan variabel dependen terdapat pengaruh yang signifikan. Rumus yang

digunakan untuk menghitung Chi Kuadrat menurut Riduwan (2012, hlm. 132) yaitu: Rumus untuk menghitung

Keterangan:

= nilai chi-kuadrat

= frekuensi yang diobservasi (frekuensi empiris) = frekuensi yang diharapkan (frekuensi teorotis) Rumus mencari frekuensi teoritis (fe)

Keterangan:

Fe = frekuensi yang diharapkan (frekuensi teoritis) = jumlah frekuensi pada kolom

= jumlah frekuensi pada baris

= jumlah kesuluruhan baris atau kolom

Untuk melihat pengaruh antara dua variabel dilakukan dengan membandingkan nilai hitung dengan tabel, dengan ketentuan:


(33)

Fitri Nur Khotimah, 2014

Pengaruh Solidaritas Kelompok Teman Sebaya Terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Jika diperoleh hasil chi kuadrat hitung < chi kuadrat tabel berarti Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak ada pengaruh antar kedua variabel tersebut. b. Jika diperoleh hasil chi kuadrat hitung > chi kuadrat tabel berarti Ho ditolak

dan Ha diterima, artinya ada pengaruh antar kedua variabel tersebut.

b) Koefisien Kontingensi C

Koefisien Kontingensi C merupakan alat ukur untuk menentukan keeratan atau korelasi antara dua variabel. Sebagaimana menurut Sugiyono (2008, hlm. 299) bahwa

“Koefisien Kontingensi C digunakan untuk menghitung hubungan antar variabel bila datanya berbentuk nominal.” Teknik ini mempunyai kaitan erat dengan Chi Kuadrat, oleh karena itu rumus yang digunakan mengandung nilai Chi Kuadrat. Rumus dari keofisien kontingensi adalah sebagai berikut:

C = Keterangan:

C = kontingensi

= Chi Kuadrat

N = banyaknya sampel

Agar kontingensi dapat dipakai dengan menilai derajat assosiatif atau hubungan antar variabel, maka C perlu dibandingkan dengan koefisien kontingensi maksimum yang biasa terjadi, makin dekat dengan harga C kepada makin besar derajat assosiasi antar faktor, artinya variabel yang satu semakin berkaitan


(34)

Fitri Nur Khotimah, 2014

Pengaruh Solidaritas Kelompok Teman Sebaya Terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dengan variabel lain. Adapun formula untuk mengetahui yang dikemukakan Sudjana (1992, hlm. 282) sebagai berikut:

= Keterangan:

= C maksimal

m = harga minimum antar baris dan kolom

Untuk menentukan koefisien kontingensi menggunakan kriteria yang dikemukakan oleh Nugraha (1985, hlm. 60) dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel.3.6

Penafsiran Nilai Koefisien Kontingensi

Nilai C Keterangan

C = 0 Tidak mempunyai korelasi

0 < C < 0,20 Korelasi rendah sekali 0,20 < C < 0,40 Cmax Korelasi rendah 0,40 < C < 0,60 Cmax Korelasi sedang 0,60 < C < 0,80 Cmax Korelasi tinggi

0,80 < C < Cmax Korelasi tinggi sekali

C = Cmax Korelasi sempurna


(35)

Fitri Nur Khotimah, 2014

Pengaruh Solidaritas Kelompok Teman Sebaya Terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti mengenai pengaruh solidaritas kelompok teman sebaya terhadap motivasi belajar peserta didik SMA Negeri di Lembang Kabupaten Bandung Barat. Maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil penelitian bahwa tingkat solidaritas kelompok teman sebaya pada peserta didik di ketiga SMA yang ada Lembang Kabupaten Bandung Barat memiliki kategori tinggi, kategorisasi tingkat solidaritas kelompok teman sebaya pada peserta didik di ketiga SMA yang ada di Lembang Kabupaten Bandung Barat, dari tabel dan grafik tersebut dapat dilihat bahwa sebagian besar responden (65%) memiliki tingkat solidaritas yang tinggi, sebanyak 25% memiliki tingkat sedang dan paling sedikit atau sebanyak 10% memiliki tingkat solidaritas kelompok teman sebaya yang rendah. Maka dapat simpulkan bahwa tingkat solidaritas kelompok teman sebaya pada peserta didik di ketiga SMA yang ada di Lembang Kabupaten Bandung Barat tergolong tinggi.

2. Tingkat motivasi belajar peserta didik di ketiga SMA yang ada Lembang Kabupaten Bandung Barat memiliki kategori sedang, karena sebagian besar responden (61%) memiliki motivasi belajar yang sedang, sebanyak 26% memiliki tingkat motivasi belajar tinggi dan hanya 13% memiliki tingkat motivasi belajar yang rendah. Maka dapat simpulkan bahwa tingkat motivasi belajar pada peserta didik di ketiga SMA yang ada di Lembang Kabupaten Bandung Barat tergolong sedang.

3. Terdapat pengaruh solidaritas kelompok teman sebaya terhadap motivasi belajar peserta didik di ketiga SMA yang ada Lembang Kabupaten Bandung Barat dengan kategori sedang, karena Dari data di atas, diperoleh nilai koefisien kontingensinya sebesar 0,545 termasuk dalam 0,40 < C < 0,60


(36)

Fitri Nur Khotimah, 2014

Pengaruh Solidaritas Kelompok Teman Sebaya Terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Cmax atau 0,40 < 0,545 < 0,60 Cmax dengan kategori korelasi sedang. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat pengaruh antara solidaritas kelompok teman sebaya terhadap motivasi belajar peserta di ketiga SMA yang ada di Lembang Kabupaten Bandung Barat dengan korelasi sedang.

B. Saran

1. Bagi peserta didik, penelitian ini diharapkan menjadi bahan masukan bagi peserta didik dalam memilih kelompok teman sebaya.

2. Bagi orang tua, lebih membimbing dan mengawasi perkembangan anaknya, agar lebih hati-hati dalam berteman, supaya tidak terjerumus dalam solidaritas kelompok teman sebaya yang salah.

3. Bagi pihak sekolah, menjadi bahan masukan dalam mengawasi perkembangan peserta didik dan solidaritas antar peserta didik yang kaitannya dengan motivasi belajar.

4. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini hanya memfokuskan pada pengaruh antara solidaritas kelompok teman sebaya terhadap motivasi belajar siswa, untuk peneliti selanjutnya agar dikaji lebih dalam mengenai faktor yang meningkatkan solidaritas kelompok teman sebaya dan faktor yang dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik.


(37)

Fitri Nur Khotimah, 2014

Pengaruh Solidaritas Kelompok Teman Sebaya Terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

PENGARUH SOLIDARITAS KELOMPOK TEMAN SEBAYA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK

(Studi Deskriptif pada SMA di Daerah Lembang Kabupaten Bandung Barat) Pembimbing 1: Prof. Dr. Gurniwan Kamil Pasha, M. Si

Pembimbing 2: Drs. Wahyu Erdiana, M. Si Fitri Nur Khotimah

1002268

Kelompok teman sebaya merupakan suatu tempat bagi individu untuk menunjukkan jati dirinya pada saat remaja, tempat untuk menunjukan jati diri sangat di butuhkan agar mereka bisa diakui dan dianggap oleh individu-individu lainnya. tidak jarang para remaja menuruti dan mengikuti apa yang dilakukan oleh teman-temannya, meskipun hal yang dilakukannya adalah perilaku positif maupun negatif. Seperti contoh positifnya seorang individu yang terpengaruh cara belajarnya menjadi rajin karena bantuan teman sebayanya dan ada pun pengaruh negatifnya peserta didik yang membolos dengan kelompok temannya karena alasan solidaritas antar teman. Solidaritas kelompok teman sebaya sedikit banyak akan mempengaruhi pada motivasi belajar peserta didik.

Tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui pengaruh solidaritas kelompok teman sebaya terhadap motivasi belajar peserta didik. Penelitian ini dilaksanakan di 3 SMA daerah Lembang yaitu SMA NEGRI 1 Lembang, SMA Al-musyawarah, SMA PGRI Lembang dengan populasi sebanyak 1549 peserta didik dari tiga sekolah dan sampel sebanyak 94 responden. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan angket tertutup.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kriteria solidaritas kelompok teman sebaya pada peserta didik berada pada kategori tinggi dan motivasi belajar peserta didik dengan kategori sedang, serta terdapat pengaruh solidaritas kelompok teman sebaya terhadap motivasi belajar peserta didik SMA di daerah Lembang Bandung Barat. Rekomendasi bagi penelitian ini diantaranya pihak sekolah harus mengawasi solidaritas yang terjadi pada peserta didik agar tidak menimbulkan hal yang negatif, selanjutnya pihak sekolah dan peserta didik harus meningkatkan motivasi belajarnya.


(1)

54

Fitri Nur Khotimah, 2014

Pengaruh Solidaritas Kelompok Teman Sebaya Terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

terhadap motivasi belajar peserta didik di SMA Lembang, Kabupaten Bandung Barat dilakukan uji korelasi

Dalam suatu penelitian untuk mengetahui pengaruh antar variabel maka diperlukan analisis yang menghubungkan antar variabel, begitupun sama halnya dalam peneltian ini. Oleh karena itu untuk menganalisis data yang diperoleh memerlukan perhitungan pengaruh atau hubungan antar variabel, dengan menggunakan prosedur analisis statistik Chi Kuadrat

a) Chi Kuadrat

Chi Kuadrat dengan tujuan berusaha menguji hipotesis bahwa antara variabel independen dan variabel dependen terdapat pengaruh yang signifikan. Rumus yang

digunakan untuk menghitung Chi Kuadrat menurut Riduwan (2012, hlm. 132) yaitu: Rumus untuk menghitung

Keterangan:

= nilai chi-kuadrat

= frekuensi yang diobservasi (frekuensi empiris) = frekuensi yang diharapkan (frekuensi teorotis) Rumus mencari frekuensi teoritis (fe)

Keterangan:

Fe = frekuensi yang diharapkan (frekuensi teoritis) = jumlah frekuensi pada kolom

= jumlah frekuensi pada baris

= jumlah kesuluruhan baris atau kolom

Untuk melihat pengaruh antara dua variabel dilakukan dengan membandingkan nilai hitung dengan tabel, dengan ketentuan:


(2)

Fitri Nur Khotimah, 2014

Pengaruh Solidaritas Kelompok Teman Sebaya Terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Jika diperoleh hasil chi kuadrat hitung < chi kuadrat tabel berarti Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak ada pengaruh antar kedua variabel tersebut. b. Jika diperoleh hasil chi kuadrat hitung > chi kuadrat tabel berarti Ho ditolak

dan Ha diterima, artinya ada pengaruh antar kedua variabel tersebut.

b) Koefisien Kontingensi C

Koefisien Kontingensi C merupakan alat ukur untuk menentukan keeratan atau korelasi antara dua variabel. Sebagaimana menurut Sugiyono (2008, hlm. 299) bahwa “Koefisien Kontingensi C digunakan untuk menghitung hubungan antar variabel bila datanya berbentuk nominal.” Teknik ini mempunyai kaitan erat dengan Chi Kuadrat, oleh karena itu rumus yang digunakan mengandung nilai Chi Kuadrat. Rumus dari keofisien kontingensi adalah sebagai berikut:

C = Keterangan:

C = kontingensi = Chi Kuadrat N = banyaknya sampel

Agar kontingensi dapat dipakai dengan menilai derajat assosiatif atau hubungan antar variabel, maka C perlu dibandingkan dengan koefisien kontingensi maksimum yang biasa terjadi, makin dekat dengan harga C kepada makin besar derajat assosiasi antar faktor, artinya variabel yang satu semakin berkaitan


(3)

56

Fitri Nur Khotimah, 2014

Pengaruh Solidaritas Kelompok Teman Sebaya Terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dengan variabel lain. Adapun formula untuk mengetahui yang dikemukakan Sudjana (1992, hlm. 282) sebagai berikut:

= Keterangan:

= C maksimal

m = harga minimum antar baris dan kolom

Untuk menentukan koefisien kontingensi menggunakan kriteria yang dikemukakan oleh Nugraha (1985, hlm. 60) dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel.3.6

Penafsiran Nilai Koefisien Kontingensi

Nilai C Keterangan

C = 0 Tidak mempunyai korelasi 0 < C < 0,20 Korelasi rendah sekali 0,20 < C < 0,40 Cmax Korelasi rendah 0,40 < C < 0,60 Cmax Korelasi sedang 0,60 < C < 0,80 Cmax Korelasi tinggi

0,80 < C < Cmax Korelasi tinggi sekali C = Cmax Korelasi sempurna Sumber: Nugraha (1985:60)


(4)

Fitri Nur Khotimah, 2014

Pengaruh Solidaritas Kelompok Teman Sebaya Terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti mengenai pengaruh solidaritas kelompok teman sebaya terhadap motivasi belajar peserta didik SMA Negeri di Lembang Kabupaten Bandung Barat. Maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil penelitian bahwa tingkat solidaritas kelompok teman sebaya pada peserta didik di ketiga SMA yang ada Lembang Kabupaten Bandung Barat memiliki kategori tinggi, kategorisasi tingkat solidaritas kelompok teman sebaya pada peserta didik di ketiga SMA yang ada di Lembang Kabupaten Bandung Barat, dari tabel dan grafik tersebut dapat dilihat bahwa sebagian besar responden (65%) memiliki tingkat solidaritas yang tinggi, sebanyak 25% memiliki tingkat sedang dan paling sedikit atau sebanyak 10% memiliki tingkat solidaritas kelompok teman sebaya yang rendah. Maka dapat simpulkan bahwa tingkat solidaritas kelompok teman sebaya pada peserta didik di ketiga SMA yang ada di Lembang Kabupaten Bandung Barat tergolong tinggi.

2. Tingkat motivasi belajar peserta didik di ketiga SMA yang ada Lembang Kabupaten Bandung Barat memiliki kategori sedang, karena sebagian besar responden (61%) memiliki motivasi belajar yang sedang, sebanyak 26% memiliki tingkat motivasi belajar tinggi dan hanya 13% memiliki tingkat motivasi belajar yang rendah. Maka dapat simpulkan bahwa tingkat motivasi belajar pada peserta didik di ketiga SMA yang ada di Lembang Kabupaten Bandung Barat tergolong sedang.

3. Terdapat pengaruh solidaritas kelompok teman sebaya terhadap motivasi belajar peserta didik di ketiga SMA yang ada Lembang Kabupaten Bandung Barat dengan kategori sedang, karena Dari data di atas, diperoleh nilai koefisien kontingensinya sebesar 0,545 termasuk dalam 0,40 < C < 0,60


(5)

65

Fitri Nur Khotimah, 2014

Pengaruh Solidaritas Kelompok Teman Sebaya Terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Cmax atau 0,40 < 0,545 < 0,60 Cmax dengan kategori korelasi sedang. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat pengaruh antara solidaritas kelompok teman sebaya terhadap motivasi belajar peserta di ketiga SMA yang ada di Lembang Kabupaten Bandung Barat dengan korelasi sedang.

B. Saran

1. Bagi peserta didik, penelitian ini diharapkan menjadi bahan masukan bagi peserta didik dalam memilih kelompok teman sebaya.

2. Bagi orang tua, lebih membimbing dan mengawasi perkembangan anaknya, agar lebih hati-hati dalam berteman, supaya tidak terjerumus dalam solidaritas kelompok teman sebaya yang salah.

3. Bagi pihak sekolah, menjadi bahan masukan dalam mengawasi perkembangan peserta didik dan solidaritas antar peserta didik yang kaitannya dengan motivasi belajar.

4. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini hanya memfokuskan pada pengaruh antara solidaritas kelompok teman sebaya terhadap motivasi belajar siswa, untuk peneliti selanjutnya agar dikaji lebih dalam mengenai faktor yang meningkatkan solidaritas kelompok teman sebaya dan faktor yang dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik.


(6)

Fitri Nur Khotimah, 2014

Pengaruh Solidaritas Kelompok Teman Sebaya Terhadap Motivasi Belajar Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

PENGARUH SOLIDARITAS KELOMPOK TEMAN SEBAYA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK

(Studi Deskriptif pada SMA di Daerah Lembang Kabupaten Bandung Barat)

Pembimbing 1: Prof. Dr. Gurniwan Kamil Pasha, M. Si Pembimbing 2: Drs. Wahyu Erdiana, M. Si

Fitri Nur Khotimah 1002268

Kelompok teman sebaya merupakan suatu tempat bagi individu untuk menunjukkan jati dirinya pada saat remaja, tempat untuk menunjukan jati diri sangat di butuhkan agar mereka bisa diakui dan dianggap oleh individu-individu lainnya. tidak jarang para remaja menuruti dan mengikuti apa yang dilakukan oleh teman-temannya, meskipun hal yang dilakukannya adalah perilaku positif maupun negatif. Seperti contoh positifnya seorang individu yang terpengaruh cara belajarnya menjadi rajin karena bantuan teman sebayanya dan ada pun pengaruh negatifnya peserta didik yang membolos dengan kelompok temannya karena alasan solidaritas antar teman. Solidaritas kelompok teman sebaya sedikit banyak akan mempengaruhi pada motivasi belajar peserta didik.

Tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui pengaruh solidaritas kelompok teman sebaya terhadap motivasi belajar peserta didik. Penelitian ini dilaksanakan di 3 SMA daerah Lembang yaitu SMA NEGRI 1 Lembang, SMA Al-musyawarah, SMA PGRI Lembang dengan populasi sebanyak 1549 peserta didik dari tiga sekolah dan sampel sebanyak 94 responden. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan angket tertutup.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kriteria solidaritas kelompok teman sebaya pada peserta didik berada pada kategori tinggi dan motivasi belajar peserta didik dengan kategori sedang, serta terdapat pengaruh solidaritas kelompok teman sebaya terhadap motivasi belajar peserta didik SMA di daerah Lembang Bandung Barat. Rekomendasi bagi penelitian ini diantaranya pihak sekolah harus mengawasi solidaritas yang terjadi pada peserta didik agar tidak menimbulkan hal yang negatif, selanjutnya pihak sekolah dan peserta didik harus meningkatkan motivasi belajarnya.


Dokumen yang terkait

Pengaruh Dukungan Guru dan Teman Sebaya terhadap Akseptabilitas dan Pemanfaatan Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK Remaja) di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Kota Tanjung Balai

3 72 174

Pengaruh Interaksi Sosial Teman Sebaya Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Kelas VIII MTs Al-Mursyidiyyah Pamulang

3 51 144

PENGARUH DUKUNGAN KELUARGA DAN PERGAULAN TEMAN SEBAYA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA Pengaruh Dukungan Keluarga Dan Pergaulan Teman Sebaya Terhadap Motivasi Belajar Mahasiswa Pendidikan Akuntansi Universitas Muhammadiyah Surakarta Angkatan 2012.

0 3 18

PENGARUH PERGAULAN TEMAN SEBAYA DAN KELENGKAPAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR Pengaruh Pergaulan Teman Sebaya Dan Kelengkapan Fasilitas Belajar Terhadap Motivasi BelajarMahasiswa Pendidikan Akuntansi Universitas Muhammadiyah Surakarta Angk

0 2 14

PENGARUH PERGAULAN TEMAN SEBAYA DAN KELENGKAPAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR Pengaruh Pergaulan Teman Sebaya Dan Kelengkapan Fasilitas Belajar Terhadap Motivasi BelajarMahasiswa Pendidikan Akuntansi Universitas Muhammadiyah Surakarta Angk

0 2 17

HUBUNGAN ANTARA LINGKUNGAN PEER GROUP (KELOMPOK TEMAN SEBAYA) TERHADAP KENAKALAN REMAJA : Studi Terhadap Peserta Didik SMA Negeri di Kota Cimahi.

3 5 57

Hubungan antara perilaku sosial dalam kelompok teman sebaya dengan motivasi belajar.

0 21 120

PENGARUH SOLIDARITAS KELOMPOK TEMAN SEBAYA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK - repository UPI S SOS 1002268 Title

0 0 3

HUBUNGAN ANTARA BIMBINGAN SOSIAL DENGAN PERGAULAN KELOMPOK TEMAN SEBAYA PADA PESERTA DIDIK KELAS XI SMAK

0 0 8

Hubungan antara perilaku sosial dalam kelompok teman sebaya dengan motivasi belajar - USD Repository

0 7 118