KONTRIBUSI KONTROL DIRI TERHADAP KEDISIPLINAN SISWA DI SEKOLAH DAN IMPLIKASINYA BAGI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING : Studi Deskriptif terhadap Siswa Kelas XI SMK Negeri 2 Bogor Tahun Ajaran 2011/2012.

(1)

KONTRIBUSI KONTROL DIRI TERHADAP KEDISIPLINAN

SISWA DI SEKOLAH DAN IMPLIKASINYA BAGI

PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING

(Studi Deskriptif terhadap Siswa Kelas XI SMK Negeri 2 Bogor

Tahun Ajaran 2011/2012

)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan

Oleh

ANGGIA MEYTASARI 0703846

JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2012


(2)

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Kontribusi Kontrol Diri terhadap Kedisiplinan Siswa di Sekolah dan Implikasinya bagi Program Bimbingan dan Konseling” ini adalah sepenuhnya karya saya sendiri. Tidak ada bagian di dalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan.

Atas pernyataan ini, saya siap menanggung risiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, tau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Desember 2012 Yang membuat pernyataan,

Anggia Meytasari NIM. 0703846


(3)

KONTRIBUSI KOTROL DIRI TERHADAP KEDISIPLINAN SISWA

DI SEKOLAH DAN IMPLIKASINYA

BAGI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING

Oleh Anggia Meytasari

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Anggia Meytasari 2012 Universitas Pendidikan Indonesia

Desember 2012

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(4)

ABSTRAK

Anggia Meytasari. 0703846. (2012). Kontribusi Kontrol Diri terhadap Kedisiplinan Siswa Di sekolah dan Implikasinya bagi Program Bimbingan dan Konseling (Penelitian Deskriptif terhadap Siswa Kelas XI Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Bogor Tahun Ajaran 2011-2012).

Penelitian dilatarbelakangi oleh munculnya permasalahan kedisiplinan siswa di sekolah yang dilihat berdasarkan kontrol diri yang dimiliki siswa. Tujuan penelitian yakni mengungkap kontrol diri, kedisiplinan siswa di sekolah, kontribusi kontrol diri serta menghasilkan program bimbingan dan konseling yang secara hipotetik dipandang tepat untuk mengembangkan kontrol diri siswa. Pendekatan yang digunakan adalah kuantitatif dengan metode deskriptif. Sampel penelitian adalah siswa kelas XI SMKN 2 Bogor Tahun Ajaran 2011/2012 yang berjumlah 215 siswa. Hasil penelitian menunjukkan: a) kontrol diri siswa berada pada kategori baik pada setiap aspeknya; b) kedisplinan siswa berada pada kategori sesuai atau siswa disiplin; c) kontribusi kontrol diri dan kedisiplinan kategori memiliki hubungan yang positif, artinya bahwa semakin siswa mampu untuk mengontrol dirinya, maka akan semakin disiplin siswa tersebut; d)program bimbingan dan konseling untuk mengembangkan kontrol diri siswa. Rekomendasi ditujukan bagi: 1) guru BK, untuk menjadikan hasil penelitian sebagai rujukan evaluasi dalam pengembangan program berikutnya; dan 2) peneliti selanjutnya, untuk membandingkan gambaran umum kontrol diri pada setiap jenjang sekolah ataupun jenjang kelas yang berbeda.


(5)

ABSTRACT

Anggia Meytasari. 0703846. (2012). Kontribusi Kontrol Diri terhadap Kedisiplinan Siswa Di sekolah dan Implikasinya bagi Program Bimbingan dan Konseling (Penelitian Deskriptif terhadap Siswa Kelas XI Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Bogor Tahun Ajaran 2011-2012).

Research by the emergence of a discipline problem students in the school views based on self-control owned students. Research purposes, namely revealing the self-control discipline of students in a school, the contribution of self control as well as producing guidance and counseling programs that is hypothetic is considered accurate to develop self-control students. An approach that is used is quantitative with a method of descriptive. A sample of research is a student xi smkn 2 bogor the academic year 2011 / 2012 which consisted of 215 students. The result showed: a ) self-control students are on good category on every aspect; b) students reside on the appropriate category or student discipline; c) the contribution of self control and discipline categories have a positive relationship, meaning that more students are able to control himself, it will be the more disciplined the students; d) guidance and counselling program to develop self control students. The recommendation is intended for: 1 ) counseling teacher, to make the evaluation of research results as a reference to the development program next; and 2) next, researchers to compare the general description self-control at every level of the school or a different grade level.


(6)

(7)

(8)

(9)

ABSTRAK ……… i

KATA PENGANTAR………. ii

UCAPAN TERIMA KASIH……… iv

DAFTAR ISI ……… viii

DAFTAR TABEL………. x

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penellitian ………... 1

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ………... 5

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Asumsi Penellitian... 8

F. Struktur Organisasi Penelitian ... 9

BAB II KONSEP KONTROL DIRI, KEDISIPLINAN SISWA DAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING A. Konsep Dasar Kontrol Diri... B. Konsep Dasar Kedisiplinan ... C. Konsep Bimbingan dan Konseling ... 10 17 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Sampel Penelitian... 34

B. Teknik Pengumpulan Data... 35

C. Definisi Operasional Variabel... 36

D. Instrumen Penelitian ... 38

E. Proses Pengembangan Instrumen ... 41

F. Teknik Pengumpulan Data... 48


(10)

A. Deskripsi Hasil Penelitian ... 55 B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 73

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan ... 99 B. Rekomendasi ... 99

DAFTAR PUSTAKA ... 102

LAMPIRAN-LAMPIRAN


(11)

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Penelitian

Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia, sebab melalui pendidikan diharapkan dapat menghasilkan generasi penerus yang berkualitas dan mampu menyesuaikan diri untuk hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Salah satu misi pendidikan saat ini adalah mewujudkan sistem dan iklim pendidikan nasional yang demokratis dan bermutu guna memperteguh akhlak mulia, kreatif, inovatif, berwawasan kebangsaan, cerdas, sehat, berdisiplin dan bertanggung jawab, berketerampilan, serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi dalam rangka mengembangkan kualitas manusia Indonesia. Berdasarkan Undang-undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa:

“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”

Sekolah sebagai salah satu lembaga pendidikan formal memiliki tujuan yang sama dengan tujuan pendidikan nasional. Mencapai tujuan tersebut tidak selalu berjalan dengan lancar karena penyelenggaraan pendidikan bukan suatu yang sederhana tetapi bersifat kompleks. Banyak faktor yang memengaruhi tercapainya tujuan pendidikan baik faktor dari peserta didik maupun dari pihak sekolah. Salah satu faktor yang berasal dari diri peserta didik yaitu disiplin yang rendah. Oleh karena itu untuk mencapai tujuan pendidikan salah satunya dengan meningkatkan kedisiplinan pada siswa.

Kedisiplinan merupakan sikap atau perilaku yang menggambarkan kepatuhan terhadap suatu aturan atau ketentuan. Sesuai pendapat Prijodarminto (1994:23) bahwa kedisiplinan merupakan suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan,


(12)

kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan atau ketertiban. Sikap dan perilaku tersebut tercipta melalui proses binaan sejak dini, dimulai dari lingkungan keluarga, pendidikan dan pengalaman atau pengenalan dari keteladanan lingkungannya.

Kedisiplinan siswa di sekolah pada dasarnya berfungsi untuk melatih mengendalikan diri, menghormati dan bertanggung jawab terhadap peraturan-peraturan. Disiplin apabila dikembangkan dan diterapkan dengan baik, konsisten dan konsekuen akan berdampak positif bagi kehidupan dan perilaku siswa. Disiplin dapat mendorong mereka belajar secara konkret dalam praktik hidup di sekolah tentang cara melakukan hal yang lurus dan benar serta menjauhi hal-hal negatif. Dengan pemberlakuan disiplin, siswa belajar beradaptasi dengan lingkungan yang baik, sehingga muncul keseimbangan diri dalam hubungan dengan orang lain (Tu’u, 2004 : 35).

Disiplin banyak dikaitkan dengan peraturan-peraturan yang harus ditaati. Disiplin yang seperti itu bersifat eksternal karena adanya tekanan dari luar. Disiplin yang baik adalah yang bersifat internal yaitu disiplin disertai tanggung jawab dan kesadaran. Disiplin eksternal disebut sebagai disiplin yang negatif, sedangkan disiplin internal disebut disiplin yang positif.

Disiplin positif dan disiplin negatif yang dikemukakan di atas sejalan dengan pendapat Hurlock (Yusuf, 1989: 22) mengemukakan bahwa ada dua konsep mengenai disiplin, yaitu disiplin positif dan disiplin negatif. Disiplin positif sama artinya dengan pendidikan dan bimbingan karena menekankan pertumbuhan di dalam diri (inner growth) yang mencakup disiplin diri (self discipline) dan pengendalian diri (self control). Disiplin positif ini mengarahkan kepada motivasi dari dalam diri sendiri. Adapun disiplin yang negatif artinya pengendalian dengan kekuasaan luar yang biasanya dilakukan secara terpaksa dan dengan cara yang kurang menyenangkan atau dilakukan karena takut hukuman (punishment).

Cara untuk dapat mengatasi keadaan kedisiplinan di sekolah, siswa membutuhkan suatu mekanisme yang dapat membantu dalam mengatur dan mengarahkan perilakunya yaitu dengan memiliki kontrol diri. Menurut Goldfried & Marbaum (Muharsih, 2008:16) kontrol diri diartikan sebagai kemampuan untuk menyusun, membimbing, mengatur dan mengarahkan bentuk perilaku yang dapat


(13)

membawa ke arah konsekuensi positif. Kemampuan mengontrol diri berkaitan dengan cara seseorang mengendalikan emosi serta dorongan-dorongan dalam dirinya. Mengendalikan emosi berarti mendekati situasi dengan menggunakan sikap yang rasional untuk merespon situasi tersebut dan mencegah reaksi yang berlebihan.

Kontrol diri pada satu individu dengan individu yang lain tidaklah sama. Ada individu yang memiliki kontrol diri yang tinggi dan ada individu yang memiliki kontrol diri yang rendah. Sebagai seorang pelajar yang bertugas untuk belajar, jika siswa mempunyai kontrol diri yang tinggi, maka akan mampu memandu, mengarahkan dan mengatur perilaku. Individu yang kontrol dirinya rendah cenderung tidak mampu mengatur perilakunya, sehingga akan mengarah kepada tindakan yang menyenangkan dirinya, salah satunya adalah melanggar kedisiplinan yang diterapkan di sekolah.

Kenyataannya saat ini kedisiplinan cenderung sudah tidak dipedulikan lagi dikalangan siswa karena disiplin sudah ringan, maksudnya mudah diingat, diucapkan dan dipahami bahkan mudah diabaikan dalam pelaksanaannya.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Lestari di salah satu SMA swasta di kota Bandung menunjukkan aspek-aspek kedisiplinan yang tergolong tinggi tingkat pelanggarannya adalah aspek sopan santun (93%), kehadiran (87%), kegiatan belajar (83%), dan penampilan (71%), sedangkan sisanya tergolong ke dalam kategori sedang yaitu menjaga sarana dan prasarana (60%) dan dari data aspek upacara (68%).

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan di SMK Negeri 2 Bogor, sikap disiplin siswa ternyata masih rendah. Hal itu terbukti dengan masih adanya siswa yang melanggar tata tertib sekolah. Hasil wawancara dengan guru SMKN 2 Bogor, menunjukkan dari seluruh jumlah siswa kelas XI yang ada di sekolah tersebut, terdapat beberapa siswa yang tidak melakukan disiplin di sekolah. Para siswa yang tidak disiplin biasanya melakukan pelanggaran seperti bolos, terlambat masuk sekolah, tawuran, keluar tanpa izin, tidak mengerjakan pekerjaan rumah (PR), merokok. dan tidak menghiraukan ketika guru menerangkan pelajaran dikarenakan mereka tidak dapat mengatur waktu. Menurut guru bimbingan dan


(14)

konseling di sekolah tersebut, yang melatarbelakangi siswa melakukan sikap tidak disiplin diantaranya lemahnya perhatian orang tua kepada anaknya dikarenakan orang tua selalu sibuk dengan urusan ekonomi, pengaruh pergaulan di lingkungan sekitar, adanya perkembangan media elektronik (game online), bosan dengan pelajaran, mencari perhatian guru, dan latar belakang lingkungan sekolah yang berbeda-beda.

Persoalan kedisiplinan ini harus segera diselesaikan karena akan berdampak buruk bagi perilaku siswa. Sesuai dengan pendapat Yusuf (1989:4) bahwa kedisiplinan siswa merupakan permasalahan yang harus segera dipecahkan, karena kedisiplinan siswa saat ini merupakan masalah yang frekuensinya cukup besar setelah masalah pribadi.

Salah satu bentuk bantuan di sekolah untuk memfasilitasi perkembangan pribadi individu adalah melalui layanan bimbingan dan konseling. Natawidjaja (Yusuf dan Nurikhsan, 2006:6) berpendapat bahwa bimbingan dan konseling merupakan proses pemberian bantuan yang dilakukan secara berkesinambungan agar individu yang dibimbing dapat memahami dirinya sendiri sehingga ia sanggup mengarahkan dirinya serta dapat bertindak wajar sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga, masyarakat dan kehidupan pada umumnya.

Usaha pihak sekolah untuk mencegah dan menanggulangi pelanggaran disiplin pada siswa adalah dengan membuat sebuah program bimbingan dan konseling sebagai upaya mengembangkan kontrol diri yang diperuntukkan untuk membantu siswa memiliki disiplin yang baik agar dapat menaati peraturan atau norma lingkungan tanpa harus dibimbing, diawasi, didorong, dan diancam hukuman tetapi atas dasar kemauan dan pertimbangan sendiri.

Berdasarkan latar belakang mengenai kontrol diri dan kedisiplinan siswa, maka perlu suatu pengkajian mendalam melalui penelitian dengan judul: “Kontribusi Kontrol Diri terhadap Kedisiplinan Siswa Kelas XI SMK Negeri 2 Bogor dan Implikasinya bagi Program Bimbingan dan Konseling“.


(15)

B.Identifikasi dan Rumusan Masalah

Pada umumnya, sekolah lebih fokus pada masalah prestasi akademik siswa dibandingkan dengan masalah akhlak dan pengendalian diri siswa. Hal ini menimbulkan ketidakseimbangan antara prestasi akademik dan pengendalian diri. Melatih siswa untuk mengikuti dan menuruti aturan di sekolah adalah salah satu cara untuk memecahkan masalah ketidakseimbangan ini. Maka dari itu, perlu ditanamkan kedisiplinan dalam diri siswa.

Di suatu sekolah kedisiplinan merupakan hal yang paling penting bagi siswa siswi maupun guru. Menaati tata tertib yang ada di sekolah adalah salah satu cara untuk berdisiplin. Pola hidup dan kegiatan yang berdisiplin akan menguntungkan individu maupun lingkungan. Tata tertib yang dibuat oleh suatu sekolah harus dipatuhi dan tidak boleh dilanggar. Adapun kedisiplinan di sekolah pada dasarnya berfungsi untuk melatih mengendalikan diri, menghormati dan bertanggung jawab terhadap peraturan-peraturan di sekolah. Kedisiplinan di sekolah itu sendiri memegang peranan penting guna mengendalikan tingkah laku siswa selama di sekolah.

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu lembaga pendidikan yang bertanggung jawab untuk menciptakan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan, keterampilan, dan keahlian dalam bidang tertentu. Siswa SMK berada pada masa remaja yang memiliki tugas perkembangan untuk mengembangkan kontrol diri. Salah satu tugas perkembangan yang dikemukakan oleh William Keys (Yusuf, 2001:72) yaitu memperkuat self control (kemampuan mengendalikan diri) atas dasar skala nilai, prinsip-prinsip atau falsafah hidup. Peran kontrol diri dalam diri siswa sangat berguna untuk mencegah terjadinya pelanggaran disiplin, hal ini dikarenakan dengan adanya kontrol diri maka siswa memiliki kemampuan untuk menyusun, mengatur dan mengarahkan perilaku mereka.

Sejalan dengan pendapat Lindgren (1972:266) bahwa disiplin sebagai pelatihan untuk memperbaiki dan menguatkan disiplin diri, dalam arti bahwa tujuan latihan yaitu memberi kesempatan kepada individu untuk melakukan sesuatu berdasarkan pengarahan dan kendali diri.


(16)

Disiplin dalam penelitian dibatasi pada kepatuhan siswa dalam melaksanakan peraturan atau tata tertib karena didorong oleh adanya kesadaran dan kemampuan mengontrol diri yang terdapat dalam dirinya. Disiplin menjadi prasyarat bagi pembentukan sikap, perilaku dan tata tertib kehidupan berdisiplin, yang akan mengantar seorang siswa sukses dalam belajar. Siswa akan mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan yang dihadapinya. Aturan yang terdapat di sekolah akan bisa dilaksanakan dengan baik jika siswa sudah memiliki disiplin yang ada dalam dirinya.

Oleh karena itu intervensi terhadap kedisiplinan siswa dengan meningkatkan kontrol diri siswa ke arah yang positif perlu untuk dilakukan. Maka perlu adanya suatu bentuk usaha yang terarah dan terstruktur dari lembaga pendidikan yang khusus menangani dan membantu masalah-masalah siswa. Salah satu upaya yang perlu dilakukan adalah dengan bimbingan dan konseling. Perlunya layanan bimbingan konseling di sekolah dilihat berdasarkan tujuan disiplin, yaitu membantu individu memahami hal-hal yang diperlukan untuk mencapai sasaran dan memotivasinya untuk tetap berlatih atau tetap mengikuti aturan yang telah ditentukan.

Berdasarkan pada latar belakang di atas, maka rumusan permasalahan dalam penelitian ini yaitu “Seberapa besar kontribusi kontrol diri terhadap kedisiplinan siswa Kelas XI SMK Negeri 2 Bogor dan Implikasinya bagi program bimbingan dan konseling?”. Rumusan masalah tersebut dirinci ke dalam beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut.

1. Seperti apa gambaran umum kontrol diri siswa Kelas XI SMK Negeri 2 Bogor Tahun Ajaran 2011/2012?

2. Seperti apa gambaran umum kedisiplinan siswa Kelas XI SMK Negeri 2 Bogor Tahun Ajaran 2011/2012 ?

3. Seberapa besar kontribusi kontrol diri terhadap kedisiplinan siswa Kelas XI SMK Negeri 2 Bogor Tahun Ajaran 2011/2012?

4. Bagaimana rumusan program hipotetik bimbingan dan konseling untuk meningkatkan kontrol diri terhadap kedisiplinan siswa kelas XI SMK Negeri 2 Bogor Tahun Ajaran 2011/2012?


(17)

C.Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian secara umum menjawab rumusan masalah yaitu mengetahui seberapa besar pengaruh kontrol diri terhadap kedisiplinan siswa di sekolah dan bagaimana implikasinya bagi layanan bimbingan dan konseling. Diharapkan dengan diadakannya penelitian ini dapat memperoleh gambaran tentang prinsip, bentuk dan strategi layanan bimbingan dan konseling guna membantu siswa mengontrol diri, sehingga mampu meningkatkan kedisiplinan dalam dirinya. Untuk mencapai tujuan umum tersebut, maka dirumuskan tujuan khusus penelitian sebagai berikut.

1. Memperoleh gambaran umum tentang kontrol diri siswa Kelas XI SMK Negeri 2 Bogor Tahun ajaran 2011/2012

2. Memperoleh gambaran umum tentang kedisiplinan siswa Kelas XI SMK Negeri 2 Bogor Tahun ajaran 2011/2012

3. Mengetahui seberapa besar kontribusi kontrol diri terhadap kedisiplinan siswa Kelas XI SMK Negeri 2 Bogor Tahun Ajaran Tahun 2011/2012

4. Merumuskan program hipotetik bimbingan dan konseling untuk meningkatkan kontrol diri dan disiplin siswa Kelas XI SMK Negeri 2 Bogor Tahun Ajaran Tahun 2011/2012

D.Manfaat Penelitian

Dengan tercapainya tujuan di atas, maka manfaat yang diharapkan adalah sebagai berikut.

1. Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai konsep kontrol diri dan kedisiplinan siswa, serta mengembangkan program Bimbingan dan Konseling yang dapat digunakan untuk mengembangkan kontrol diri siswa di sekolah.

2. Manfaat praktis

a. Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman kepada pihak sekolah termasuk didalamnya walikelas, guru bidang studi, dan khususnya guru BK akan dampak kontrol diri yang dimiliki siswa terhadap kedisiplinan.


(18)

Kontrol diri dalam hal ini adalah cara siswa dalam mengendalikan dirinya untuk dapat melaksanakan tata tertib yang ada di sekolah. Melalui hasil penelitian dan pemahaman guru tersebut diharapkan dapat merumuskan upaya BK dalam mencegah maupun mengatasi kedisiplinan pada siswa.

b. Bagi peneliti selanjutnya sebagai bahan informasi bagi penelitian selanjutnya dan melengkapi hasil penelitian terdahulu berkenaan dengan kontrol diri dan kedisiplinan siswa di sekolah.

E. Asumsi

1. Kendali diri sebagai upaya siswa untuk mengatur diri dalam berfikir dan bertindak, berdasaran keyakinannya bahwa segala yang terjadi atas dirinya merupakan akibat tindakannya sendiri (Sukartini, 2003:77).

2. Disiplin sebagai upaya mengendalikan diri dan sikap mental individu atau masyarakat dalam mengembangkan kepatuhan dan ketaatan terhadap peraturan dan tata tertib berdasarkan dorongan dan kesadaran yang muncul dari dalam dirinya (Tu’u, 2004: 32).

3. Tugas perkembangan remaja adalah memperkuat kemampuan mengendalikan diri (self-control) atas dasar nilai, prinsip-prinsip dan falsafah hidup (William Kay dalam Yusuf, 2001:72).

4. Bimbingan sebagai proses pemberian bantuan kepada indiidu yang di lakukan secra bekesinambungan, supaya individu tersebut dapat memahami dirinya, sehingga sanggup mengarahkan dirinya dan dapat bertindak wajar, sesuai dengan tuntutan dan keadaan keluarga serta masyarakat ( Natawidjaya dalam Yusuf, 2006:9).

F. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode deskriptif, dengan tujuan mendapatkan gambaran mengenai kontrol diri serta fenomena kedisiplinan pada siswa kelas XI SMK Negeri 2 Bogor. Penggambaran kontrol diri serta fenomena kedisiplinan menjadi dasar pengembangan model intervensi program bimbingan dan konseling.


(19)

G.Sistematika Penulisan

Untuk memberikan gambaran yang menyeluruh dan memudahkan dalam penyusunan skripsi ini, maka perlu disusun sistematika skripsi. Adapun bagian sistematika skripsi ini adalah sebagai berikut.

Bab I: Pendahuluan yang meliputi tentang latar belakang masalah terkait dengan fenomena yang terjadi pada objek penelitian dan permasalahan yang ada, rumusan masalah, tujuan diadakannya penelitian, manfaat yang diharapkan dari penelitian ini, metode penelitian, dan garis besar sistematika skripsi. Bab II: Landasan Teori, di dalam bagian ini diuraikan tentang sub bab kontrol diri, kedisiplinan, program bimbingan dan konseling, dan studi terdahulu yang sejenis. Bab III: Metode Penelitian. Dalam bab ini membahas tentang lokasi dan subyek populasi dan sampel penelitian untuk menentukan jumlah responden, metode penelitian, definisi operasional dari setiap variabel, instrumen penelitian, pengujian validitas dan reliabilitas instrument, teknik pengumpulan data serta metode analisis data yang digunakan. Bab IV: Hasil Penelitian meliputi paparan gambaran umum sekolahan dan penganalisaan data yang diperoleh untuk membuktikan kebenaran hipotesis sebagai hasil pembahasan. Bab V: Penutup. Dalam bab ini memuat simpulan dan saran-saran atas dasar temuan dari hasil penelitian.


(20)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Sampel Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMK Negeri 2 Bogor yang berlokasi di Jalan Pangeran Asogiri No. 404 Kota Bogor. Populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas XI SMK Negeri 2 Bogor tahun ajaran 2011/2012.

Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik random sampling, yaitu pengambilan anggota sampel dari populasi yang dilakukan secara acak. Teknik pengambilan sampel yang digunakan sesuai dengan penjelasan Surakhmad (1998:100) yaitu apabila populasi di bawah 100 dapat dipergunakan sampel sebesar 50%, dan jika berada di antara 100 sampai 1000, maka dipergunakan sampel sebesar 27% - 50% dari jumlah populasi. Penentuan jumlah sampel tersebut akan di rumuskan sebagai berikut:

Keterangan:

S = Jumlah sampel yang di ambil. n = Jumlah anggota populasi. S = 27% + 1000−447

1000−100 (50%-15%)

S = 27%+553

900 (35%)

S = 27% + (0, 61) (35%) S = 27% + 21, 3% S = 48, 3 %

Jumlah sampel yang diambil adalah dari jumlah anggota populasi. Sampel diperoleh sebesar 48,3% × 447 = 215. Populasi kelas XI SMK Negeri 2 Bogor berjumlah 447 siswa. Sehingga sampel yang diambil berjumlah 215 siswa. Sampel penelitian diambil dari seluruh populasi kelas XI dengan asumsi, yaitu.

S = 27% + 1000-n . (50%-15%) 1000-100


(21)

1. Siswa kelas XI telah memiliki pengalaman di sekolah selama 1 tahun yang sudah mengalami proses interaksi dengan sekolah, sehingga mereka mengetahui konsekuensi-konsekuensi yang akan diterimanya, apabila mereka melaksanakan atau melanggar peraturan yang telah ditetapkan di sekolah. 2. Siswa kelas X1 termasuk usia remaja yang potensial untuk meningkatkan

kontrol diri, sebab usia remaja merupakan masa yang penuh dengan tekanan yang memungkinkan individu menemukan identitas dirinya.

Dalam penarikan sampel siswa, dilakukan secara proporsional seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, dengan hasil yang dapat dilihat dalam Tabel 3.1 berikut.

Tabel 3. 1

Jumlah Anggota Populasi dan Sampel Siswa Kelas XI SMK Negeri 2 Bogor

B.Pendekatan dan Metode Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif yaitu suatu pendekatan yang memungkinkan dilakukannya pencatatan data hasil penelitian secara nyata dalam bentuk data numerikal atau angka sehingga memudahkan proses analisis dan penafsirannya

No. Kelas Jumlah

1 XI- Teknik Bangunan (BA) 23 2 XI- Teknik Bangunan (BB) 32 3 XI- Teknik Elektronika (EA) 30 4 XI- Teknik Elektronika (EB) 30 5 XI- Teknik Ketenagalistrikan (LA) 31 6 XI- Teknik Ketenagalistrikan (LB) 30 7 XI- Teknik Mesin (MA) 35 8 XI- Teknik Mesin (MB) 27 9 XI- Teknik Mesin (MC) 30 10 XI- Teknik Otomotif (OA) 30 11 XI- Teknik Otomotif (OB) 30 12 XI- Teknik Otomotif (OC) 24 13 XI- Teknik Komputer dan Informatika (TIA) 36 14 XI- Teknik Komputer dan Informatika (TIB) 36 27 XI- Teknik Komputer dan Informatika (TIC) 36


(22)

dengan menggunakan perhitungan-perhitungan statistik (analisis statistik). Pendekatan kuantitatif dipilih untuk mendapatkan gambaran umum dari aspek kontrol diri dan kedisiplinan siswa di sekolah.

Metode penelitian adalah metode deskriptif, dengan tujuan mendapatkan gambaran mengenai kontrol diri serta kedisiplinan pada siswa Kelas XI SMK Negeri 2 Bogor. Penggambaran kontrol diri serta kedisiplinan menjadi dasar pengembangan program hipotetik bimbingan dan konseling.

C.Definisi Operasional Variabel

Sebagai upaya menghindari terjadinya kesalahpahaman dalam menafsirkan, maka dijelaskan definisi operasional masing-masing variabel dalam penelitian sebagai berikut.

1. Kontrol Diri

Kontrol diri dalam penelitian didefinisikan sebagai kemampuan siswa kelas XI SMK Negeri 2 Bogor untuk dapat mengatur tingkah laku dengan melakukan pertimbangan-pertimbangan terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk bertindak, yang diwujudkan dengan kontrol perilaku, kontrol kognitif, dan kontrol keputusan.

Kontrol perilaku (behavioral control) menunjukkan kemampuan siswa untuk memodifikasi suatu keadaan yang tidak menyenangkan. Indikator seorang siswa dapat mengontrol perilakunya ditandai dengan; a) siswa memiliki kemampuan untuk mengontrol perilaku yang berdasarkan dari dalam diri dan ;b) kemampuan mengontrol stimulus, merupakan kemampuan siswa untuk dapat mengetahui kapan suatu stimulus yang tidak dikehendaki akan muncul. Ditandai dengan siswa mendahulukan pekerjaan yang lebih penting dan mengendalikan diri terhadap hal-hal negatif dari lingkungan. Kontrol kognitif (cognitive control) menunjukkan yaitu kemampuan siswa untuk mengolah informasi yang tidak diinginkan dengan cara menginterpretasi, menilai, atau memadukan suatu kejadian. Kemampuan ini meliputi kemampuan mengantisipasi peristiwa atau keadaan melalui berbagai pertimbangan dan kemampuan menafsirkan suatu peristiwa atau keadaan, dengan cara memperhatikan segi-segi positif secara subjektif. Kontrol keputusan


(23)

(decisional control) yaitu kemampuan siswa untuk memilih tindakan sesuai dengan yang diyakini atau disetujui, ditandai dengan siswa memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan dan dapat bertanggung jawab terhadap keputusannya berdasarkan keyakinan sendiri.

2. Kedisiplinan Siswa

Kedisiplinan yang dimaksud dalam penelitian adalah kontrol diri siswa kelas XI SMK Negeri 2 Bogor dalam menaati tata tertib sekolah dan atau peraturan lain yang ada di sekolah dengan rasa tanggung jawab, sehingga siswa mampu berperilaku disiplin.

Aspek-aspek kedisiplinan dituangkan ke dalam indikator sebagai berikut. a. Peraturan yang berfungsi sebagai patokan atau standar untuk bertingkah laku

yang harus dipenuhi oleh siswa di sekolah dengan bersungguh-sunguh menjalankan peraturan dengan penuh rasa tanggung jawab. Siswa yang bertanggung jawab terhadap peraturan ditandai dengan siswa dapat mengatur waktu saat masuk sekolah, belajar di kelas, istirahat dan pulang sekolah, bertanggung jawab terhadap tugas-tugas sekolah, dan tidak melakukan tindakan kekerasan, merokok atau membuat keributan di sekolah. Ditunjukkan dengan siswa mampu berperilaku dan berpenampilan sesuai dengan tata terbib yang dibuat oleh sekolah, dengan cara berbicara dan bersikap sopan terhadap kepala sekolah, guru, staf TU, teman dan berpenampilan rapi sesuai dengan peraturan sekolah.

b. Hukuman merupakan sanksi yang diberikan oleh pihak sekolah terhadap siswa yang melakukan pelanggaran dalam upaya menegakkan peraturan atau tata tertib sekolah, sehingga siswa dapat bertanggung jawab untuk menerima sanksi atas pelanggaran yang dilakukan.

c. Penghargaan merupakan pemberian hadiah (reward) atas hasil yang baik. Penghargaan tidak hanya berbentuk materi tetapi dapat juga berbentuk pujian, kata-kata,dan senyuman.


(24)

d. Konsistensi adalah komitmen terhadap peraturan yang timbul atas dasar tanggung jawab dan kesadaran diri tanpa adanya paksaan dan tekanan dari luar, sehingga siswa dapat menjalankan peraturan tanpa ada paksaan dari orang lain.

D.Instrumen Penelitian 1. Jenis Instrumen

Dalam penelitian data dikumpulkan dengan menggunakan instrumen berupa angket untuk memperoleh gambaran mengenai kontrol diri dan kedisiplinan siswa di sekolah. Angket yang digunakan dalam penelitian adalah angket yang berjenis tertutup. Angket tertutup adalah angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden diminta untuk memilih satu jawaban yang sesuai dengan karakteristik dirinya dengan cara memberikan cek (√). Angket yang digunakan menggunakan bentuk skala Likert dengan alternatif respon pernyataan terentang antara satu sampai empat. Keempat alternatif respon tersebut diurutkan dari kemungkinan kesesuaian tertinggi sampai dengan kemungkinan kesesuaian terendah, yaitu: Sangat Sesuai (SS); 2) Sesuai (S); 3) Tidak Sesuai; (TS); dan 4) Sangat Tidak Sesuai (STS)

2. Pengembangan Kisi-Kisi Instrumen

Kisi-kisi instrumen untuk mengungkap kontrol diri dan kedisiplinan siswa yang dikembangkan dari definisi oprasional variabel penelitian. Terdapat dua poin kisi-kisi instrumen yaitu; 1) kisi-kisi instrumen kontrol diri yang terdiri dari aspek-aspek kontrol diri; 2) kisi-kisi kedisiplinan siswa terdiri dari aspek-aspek kedisiplinan siswa.

Kisi-kisi instrumen untuk mengungkap kontrol diri dan kedisiplinan siswa dikembangkan dari definisi operasional variabel penelitian. Kisi-kisi instrumen disajikan dalam Tabel 3.2 sebagai berikut.


(25)

Tabel 3.2

Kisi-Kisi Instrumen Pengungkap Kontrol Diri (Sebelum Uji Coba)

Kisi-kisi instrumen kedisiplinan disajikan dalam Tabel 3.3 sebagai berikut. Tabel 3.3

Kisi-Kisi Instrumen Pengungkap Kedisiplinan Siswa (Sebelum Uji Coba)

Aspek Indikator Sub Indikator

No. Butir

Soal Jumlah

+ -

1. Peraturan Bersungguh-sungguh menjalankan tata tertib dengan penuh

a) Dapat mengatur waktu saat masuk sekolah,belajar di kelas, istirahat dan pulang

1,2,4,

6 3,5 6

Aspek Indikator Sub Indikator

No. Butir

Soal Jumlah (+) (-)

1.Kontrol Perilaku (Behavioral Control)

a. Mampu mengontrol perilaku

Kontrol perilaku berdasarkan faktor dari dalam diri 1,3,5, 6,8,9 2,4,7, 10 10

b. Mampu mengontrol stimulus Mendahulukan pekerjaan yang lebih penting 13,15. 16,17 14,21 27,33 8 Mengendalikan diri terhadap hal-hal negatif dari lingkungan

11,20 12,18 , 22,40

6

2. Kontrol kognitif (Cognitive Control)

a. Mampu

mengantisipasi peristiwa Mampu memilih tidakan untuk mengatasi masalah 24,25, 26,28, 31 23,29 , 30,32 10 b. Mampu menafsirkan peristiwa Dapat memikirkan manfaat dari suatu peristiwa 34,36, 38,39, 41, 43 35,37 , 42 9 3.Kontrol keputusan (Decisional Control)

a. Mampu Mengambil Keputusan Bertanggung jawab terhadap keputusan berdasarkan keyakinan sendiri 44,47, 48,49, 51,53, 55 45,46 , 50,52 , 54 12


(26)

rasa tanggung jawab sekolah b) Bertanggung jawab terhadap tugas-tugas sekolah 8,10, 12,14 7,9,1

1, 13 8 c) Tidak melakukan

tindakan kekerasan, merokok atau membuat keributan di sekolah 16,18, 19,20 15,1

7 6

Berperilaku dan berpenampilan sesuai dengan tata tertib/aturan yang di buat oleh sekolah

Berbicara dan bersikap sopan terhadap kepala sekolah, guru, staf TU, teman 22,23, 25,27 21,2 4, 26,2 8 8 Berpenampilan rapi sesuai dengan peraturan sekolah 31,33, 34 29,3

0,32 6 Hukuman Penerimaan

terhadap sanksi yang diberikan sekolah Bertanggung jawab menerima sanksi atas pelanggaran yang dilakukan 36,38, 39 35,3

7 5

Penghargaan Penerimaan penghargaan terhadap sikap disiplin

Menerima hadiah atas sikap disiplin berupa pujian dari personil sekolah

41,43, 44

35,3

7 5 Konsistensi Komitmen

dalam menjalankan peraturan sekolah

Menjalankan peraturan tanpa ada paksaan dari orang lain

46,48, 50,51

45,4

7,49 7

Jumlah 51

2. Pensekoran

Instrumen dalam penelitian kuantitatif adalah menggunakan kuesioner atau angket. Jenis angket yang digunakan dalam penelitian adalah angket tertutup, yaitu siswa diberi sejumlah pertanyaan atau pernyataan yang menggambarkan kontrol diri dan kedisiplinan siswa disertai dengan alternatif jawaban. Angket


(27)

tertutup jawaban sudah disediakan sehingga siswa tinggal memilih jawaban dengan memberikan tanda checklist () pada Tabel 3.4 sebagai berikut.

Tabel 3.4

Pola Skor Opsi Alternatif Respons Model Summated Ratings (Likert)

Pernyataan

Skor Empat Opsi Alternatif Respon

SS S TS STS

Favorable (+) 4 3 2 1

Un-Favorable (-) 1 2 3 4

Pada alat ukur, setiap item diasumsikan memiliki nilai 1-4 dengan bobot tertentu. Bobotnya ialah:

a. Untuk pilihan jawaban sangat sesuai (SS) memiliki skor 4 pada pernyataan positif atau skor 1 pada pernyataan negatif.

b. Untuk pilihan jawaban sesuai (S) memiliki skor 3 pada pernyataan positif atau skor 2 pada pernyataan negatif.

c. Untuk pilihan jawaban tidak sesuai (TS) memiliki skor 2 pada pernyataan positif atau skor 3 pada pernyataan negatif.

d. Untuk pilihan jawaban sangat tidak sesuai (STS) memiliki skor 1 pada pernyataan positif atau skor 4 pada pernyataan negatif.

E.Proses Pengembangan Instrumen 1. Uji Kelayakan Instrumen

Uji kelayakan instrumen bertujuan mengetahui tingkat kelayakan instrumen dari segi bahasa, konstruk, dan konten. Penilaian dilakukan oleh dosen ahli dengan memberikan penilaian pada setiap item dengan kualifikasi Memadai (M) dan Tidak Memadai (TM). Item yang diberi nilai M menyatakan bahwa item tersebut dapat digunakan, dan item yang diberi nilai TM menyatakan dua kemungkinan yaitu item tersebut tidak dapat digunakan atau diperlukannya revisi pada item tersebut. Instrumen angket hasil judgement dari dosen ahli dapat dilihat pada Tabel 3.4 sebagai berikut.


(28)

Tabel 3.5

Hasil Judgement Angket Kontrol Diri

Kesimpulan No Item Jumlah

Memadai 3,4 ,6,7.9,10,11,12, 13,14,15,16,17,18,19, 21,22,23,25,26,27,28,29,30,31,34,35,36,37,38,39 ,40,41. 42,43,44,45,46,47,48,49,50,52,53,54,55

47

Revisi 1,2,5,20,24, 33, 6

Buang 8,32 2

Tambahan

Total 53

Hasil penimbang menunjukan terdapat item yang dapat digunakan, item yang perlu direvisi dan item yang harus dibuang karena tidak relevan dengan indikator dan aspek. Berdasarkan saran dari salah seorang dosen ahli, terdapat satu indikator yang perlu dipisahkan karena bermakna berbeda dengan indikator lain dalam satu aspek tersebut dihilangkan karena bermakna sama dengan indikator lain dalam satu aspek tersebut. Dengan demikian, jumlah pernyataan yang digunakan untuk uji coba instrumen ialah sebanyak 53 item. Adapun kisi-kisi instrumen setelah uji kelayakan instrumen dapat dilihat pada Tabel 3. 6 berikut.

Tabel 3.6

Kisi-Kisi Instrumen Pengungkap Kontrol Diri (Setelah Uji Kelayakan Instrumen)

Aspek Indikator Sub Indikator No. Butir Soal Jumlah (+) (-)

1.Kontrol Perilaku (Behavioral Control)

a. Mampu mengontrol perilaku

Kontrol perilaku berdasarkan faktor dari dalam diri

1,3,5, 6,8

2,4,7,

9 9

b. Mampu mengontrol stimulus 1) Mendahulukan pekerjaan yang lebih penting 12,14, 15,16 13, 20, 26, 31 8 2) Mengendalikan

diri terhadap hal-hal negatif dari lingkungan 10,19 11, 17, 21, 38 6 2. Kontrol

kognitif (Cognitive Control)

a. Mampu

mengantisipasi peristiwa

1) Mampu memilih tidakan untuk mengatasi masalah 18,23, 24,25, 27,30, 46 22,28,

29 10 b. Mampu

menafsirkan

2) Dapat memikirkan manfaat dari suatu

32,34, 36,37,

33,35,


(29)

Instrumen kedisiplinan hasil judgement dari dosen ahli dapat dilihat pada Tabel 3.7 sebagai berikut.

Tabel 3.7

Judgement Angket Kedisiplinan Siswa

Kesimpulan No Item Jumlah

Memadai 2,3,4 ,6,7,10,11,12, 13,14,17,19, 21,22,23, 28,30,31, 38,39,40, 45,46,47, 49,50,52,53,54,55

30 Revisi 9,15,16,18,20,25,26,27,29,35,36,42,43,48,51, 15 Buang 1, 8, 34,37,41,44 6 Tambahan

Total 45

Hasil penimbang menunjukan terdapat item yang dapat digunakan, item yang perlu direvisi dan item yang harus dibuang karena tidak relevan dengan indikator. Dengan demikian, jumlah pernyataan yang digunakan untuk uji coba instrumen ialah sebanyak 45 item. Adapun kisi-kisi instrumen setelah uji kelayakan instrumen dapat dilihat pada Tabel 3.8 berikut.

Tabel 3.8

Kisi-Kisi Instrumen Pengungkap Kedisiplinan siswa (Setelah Uji Kelayakan Instrumen)

Aspek Indikator Sub Indikator

No. Butir Soal

Jumlah

+ -

1. Peraturan Bersungguh-sungguh menjalankan tata tertib dengan penuh rasa tanggung jawab a) Dapat mengatur waktu saat masuk sekolah,belajar di kelas, istirahat dan pulang sekolah

1,3,5 2,4 5

b)Bertanggung 8,10, 6,7.9, 7 peristiwa peristiwa 39,41

3.Kontrol keputusan (Decisional Control)

a. Mampu Mengambil Keputusan Bertanggung jawab terhadap keputusan berdasarkan keyakinan sendiri 43,45, 47,49, 51,53 42,44, 48,50, 52 11


(30)

jawab terhadap tugas-tugas sekolah

12 11

c) Tidak melakukan tindakan kekerasan, merokok atau membuat keributan di sekolah 14,16, 18 13,15,

17 6

Berperilaku dan berpenampilan sesuai dengan tata Berbicara dan bersikap sopan terhadap kepala sekolah, guru, staf TU, teman 20,21, 23,25 9,22, 24, 26 8 Berpenampilan rapi sesuai dengan peraturan sekolah

29,31 27,

28, 30 5 Hukuman Penerimaan

terhadap sanksi yang diberikan sekolah

Bertanggung jawab menerima sanksi atas pelanggaran yang dilakukan

33,34,

35 32 4

Penghargaan Penerimaan penghargaan terhadap sikap disiplin

Menerima hadiah atas sikap disiplin berupa pujian dari personil sekolah

38 36.37 3

Konsistensi Komitmen dalam menjalankan

Menjalankan peraturan tanpa ada paksaan dari orang lain

40,42, 44,45

39,

41, 43 7

Jumlah 45

2. Uji Keterbacaan

Sebelum instrumen diuji validitas, instrumen kontrol diri dan kedisiplinan di uji keterbacaan kepada sampel untuk mengukur keterbacaan instrumen dengan tujuan untuk mengetahui kata-kata yang kurang dipahami, sehingga kalimat dalam pernyataan dapat disederhanakan tanpa mengubah maksud dari pernyataan tersebut.


(31)

Uji keterbacaan dilakukan kepada sampel setara yaitu kepada lima orang siswa kelas XI SMKN 2 Bogor, untuk mengukur sejauh mana keterbacaan instrumen. Setelah uji keterbacaan maka untuk pernyataan-pernyataan yang tidak dipahami kemudian diperbaiki sesuai dengan kebutuhan sehigga dapat dimengerti oleh siswa dan kemudian dilakukan uji validitas dan reliabilitasnya.

3. Uji Validitas dan Reliabilitas

Validitas dan reliabilitas instrumen dapat diketahui setelah dilakukan uji coba instrumen. Uji coba angket dilaksanakan terhadap siswa Kelas XI SMK Negeri 2 Bogor Tahun Ajaran 2011/2012. Siswa terlebih dahulu diberikan penjelasan mengenai cara-cara pengisian angket sebelum mengisi angket.

a. Uji Validitas Item

Untuk menguji validitas alat ukur, terlebih dahulu dicari harga korelasi antara bagian-bagian dari alat ukur secara keseluruhan dengan cara mengkorelasikan setiap butir alat ukur dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir. Pengujian validitas butir item yang dilakukan dalam penelitian adalah seluruh item yang terdapat dalam angket yang mengungkap kontrol diri dan kedisiplinan siswa. Pengujian alat pengumpul data menggunakan rumus product-moment sebagai berikut.

rhitung=

 

 

 

2 2

2 2

y y

n x x

n

y x xy

n

Keterangan :

= Koefisien korelasi = Jumlah skor item

= Jumlah skor total (seluruh item) = Jumlah responden

(Arikunto,2002:243 )

hitung

r

xi

yi


(32)

Pengujian vadilitas dilakukan terhadap 53 item angket kontrol diri dan 50 item kedisiplinan siswa dengan jumlah subjek 215 siswa tampak bahwa hasil pengujian validitas terhadap 53 item untuk mengukur kontrol diri menunjukkan bahwa tiga item dinyatakan tidak valid yakni nomor 2, 19 dan 21. Dengan demikian maka ketiga item tersebut tidak akan diikutsertakan dalam analisis data selanjutnya. Dengan kata lain, instrumen yang digunakan untuk analisis data variabel kontrol diri terdiri dari 50 item. Adapun item pernyataan yang dianggap valid dan tidak valid dapat dilihat pada tabel 3.9 berikut.

Tabel 3.9

Hasil Uji Validitas Item Instrumen Kontrol Diri

Kesimpulan No Item Jumlah

Valid 1, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17,18, 20, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40, 41, 42,43, 44, 45, 46, 47, 48, 49, 50, 51, 52,53

50

Tidak Valid 2,19,21 3

Hasil pengujian terhadap 45 item untuk mengukur kedisiplinan siswa menunjukkan bahwa kesemua item dinyatakan valid. Oleh karena itu, maka kesemua item pada variabel kedisipinan siswa yang berkumlah 45 item dapat diikutsertakan dalam analisis data selanjutnya, dapat dilihat pada Tabel 3.10 berikut.

Tabel 3.10

Hasil Uji Validitas Item Instrumen Kedisiplinan Siswa

b. Uji reliabilitas Item

Reliabilitas instrumen merupakan derajat keajegan skor yang diperoleh oleh subjek penelitian dengan instrumen yang sama dalam kondisi yang berbeda. Rumus yang digunakan untuk mencari reliabilitas alat ukur tentang kontrol diri dan kedisiplinan adalah dengan rumus metode Alpha sebagai berikut:

Kesimpulan No Item Jumlah

Valid 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17,18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40, 41, 42,43, 44, 45

47


(33)

(Arikunto, 2002:171) Keterangan:

r11 = reliabilitas instrumen

k = banyaknya butir soal

2

b

= jumlah varians butir

2

t

 = varians total

Adapun interpretasi nilai reliabilitas dapat dilihat pada Tabel 3.11 yakni sebagai berikut.

Tabel 3.11

Kriteria Keterandalan (Reliabilitas) Instrumen

Nilai Keterangan

0,00 – 0,199 derajat keterandalan sangat rendah 0,20 – 0,399 derajat keterandalan rendah 0,40 – 0,599 derajat keterandalan cukup 0,60 – 0,799 derajat keterandalan tinggi

0,80 – 1,00 derajat keterandalan sangat tinggi

(Arikunto, 2006:276) Hasil uji reliabilitas dengan menggunakan rumus alpha dari Cronbach diperoleh hasil sebagaimana tercantum pada lembar lampiran. Rekapitulasi hasil uji reabilitas tampak pada Tabel 3.12 berikut.

Tabel 3.12

Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas

No Variabel rhitung rtabel Keterangan

1. Kontrol Diri 0,844 0,138 Reliabel 2. Kedisiplinan siswa 0,908 0,138 Reliabel

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa instrumen penelitian yang mengukur kontrol diri menghasilkan nilai rhitung = 0,844 dan dari tabel r product

moment diperoleh nilai rtabel dengan n = 215 dan taraf nyata (α) = 0,05 sebesar

rtabel = 0,138. Hal ini berarti rhitung lebih besar dari rtabel (0,844 > 0,138) dengan

demikian instrumen penelitian untuk mengukur kontrol diri dapat dinyatakan mempunyai daya ketepatan atau dengan kata lain reliable.

             

2

2

11 .1

1 t i k k r  


(34)

Begitu pula halnya dengan instrumen penelitian yang mengukur kedisiplinan siswa menghasilkan nilai rhitung = 0,908 dan dari tabel r product moment diperoleh

nilai rtabel dengan n = 215 dan taraf nyata (α) = 0,05 sebesar rtabel = 0,138. Hal ini

berarti rhitung lebih besar dari rtabel (0,908 > 0,138) dengan demikian instrumen

penelitian untuk mengukur kedisiplinan siswa dapat dinyatakan mempunyai daya ketepatan atau dengan kata lain reliable.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dimaksudkan sebagai cara dan alat yang digunakan dalam mengumpulkan informasi atau keterangan mengenai subjek penelitian. Tahap pengumpulan data meliputi: (a) penyampaian tujuan pengisian angket kepada responden; (b) penyebaran angket, menjelaskan petunjuk pengisian angkte; (c) pengumpulan angket; dan (d) studi dokumentasi dilaksanakan dengan melakukan pengamatan terhadap hasil gambar-gambar yang diambil saat pelaksanaan kegiatan penelitian berlangsung.

G.Analisis data

1. Prosedur Pengolahan Data Teknik

Prosedur pengolahan dan analisis data diolah menggunakan perhitungan statistik. Penelitian ditunjukkan untuk mengetahui hubungan satu variabel dengan variabel lain, yaitu variabel kontrol diri dengan kedisiplinan siswa. Langkah selanjutnya setelah data terkumpul, maka data hasil penelitian diolah dan dianalisis sebagai bahan acuan dalam menyusun program.

2. Pengolahan Data

Teknik pengolahan data dalam penelitian bertujuan untuk mengetahui gambaran yang jelas mengenai kontrol diri siswa dan kedisiplinan yang diperoleh berdasarkan angket yang telah disebar pada siswa Kelas XI SMK Negeri 2 Bogor tahun ajaran 2011/2012. Data yang diperoleh akan diolah dan menjadi landasan dalam pembuatan program bimbingan pribadi sosial untuk mengembangkan kontrol diri siswa. Gambaran umum karakteristik sumber data penelitian yaitu kontrol diri dan kedisiplinan siswa yang akan dijadikan landasan dalam


(35)

pembuatan program bimbingan terlebih dahulu dilakukan pengelompokan data menjadi empat kategori yaitu sangat sesuai, sesuai, tidak sesuai dan sangat tidak sesuai. Penentuan kelompok siswa dalam penelitian dilakukan konversi skor mentah menjadi skor matang dengan menggunakan batas aktual dengan langkah-langkah sebagai berikut.

a. Menghitung rata-rata atau kriteria masing-masing responden = Jumlah Skor Responden

Jumlah Item

b. Mengklasifikasikan perolehan rata-rata menjadi kriteria Sangat Sesuai, Sesuai, Tidak Sesuai dan Sangat Tidak Sesuai

c. Menghitung persentase keselurah perolehan skor setiap siswa

Berdasarkan hasil perhitungan, maka gambaran umum kontrol diri dan kedisiplinan kelas XI SMK Negeri 2 Bogor dapat dilihat pada Tabel 3.13 berikut.

Tabel 3. 13

Kategori kontrol diri Kelas XI SMK Negeri 2 Bogor Tahun Ajaran 2011/2012

Kategori Persentase Sangat Sesuai 1% Sesuai 92% Tidak Sesuai 7% Sangat Tidak Sesuai 0%

Hasil pengelompokan data berdasarkan kategori dan interpretasinya dapat dilihat pada Tabel 3.14 berikut.

Tabel 3.14

Interpretasi Skor Kategori Kontrol Diri

Kategori Kualifikasi

Sangat Sesuai

Siswa sangat mampu untuk mengontrol dirinya. Artinya, siswa sangat mampu mengatur tingkah laku dengan melakukan pertimbangan terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk bertindak, dengan kata lain siswa pada kategori ini memiliki kontrol diri yang sangat baik.

Sesuai

Siswa mampu untuk mengontrol dirinya. Artinys, siswa mampu mengatur tingkah laku dengan melakukan pertimbangan terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk bertindak, dengan kata lain


(36)

Kategori Kualifikasi

siswa pada kategori ini memiliki kontrol diri yang baik. Tidak

Sesuai

Siswa tidak mampu untuk mengontrol dirinya. Artinys, siswa tidak mampu mengatur tingkah laku dengan melakukan pertimbangan terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk bertindak, dengan kata lain siswa pada kategori ini memiliki kontrol diri yang tidak baik. Sangat

Tidak Sesuai

Siswa sangat kesulitan dalam mengontrol dirinya, sehingga siswa sangat tidak mampu untuk mengatur tingkah lakunya, dengan kata lain siswa pada kategori ini memiliki kontrol diri yang sangat tidak baik.

Selanjutnya gambaran umum kedisiplinan siswa kelas XI SMK Negeri 2 Bogor dapat dilihat pada Tabel 3.15 berikut.

Tabel 3. 15

Kategori kontrol diri Kelas XI SMK Negeri 2 Bogor Tahun Ajaran 2011/2012

Kategori Persentase Sangat sesuai 5% Sesuai 90%

Tidak Sesuai 5% Sangat Tidak Sesuai 0%

Hasil pengelompokan data berdasarkan kategori dan interpretasinya dapat dilihat pada Tabel 3.16 berikut.

Tabel 3.16

Interpretasi Skor Kategori Kedisiplinan Siswa

Kategori Kualifikasi

Sangat Sesuai

Siswa sangat disiplin, dengan demikian siswa sangat mampu untuk dapat mengontrol diri dalam menaati tata tertib dan atau peraturan lain yang ada di sekolah dengan rasa tanggung jawab. Artinya pada kategori ini siswa dapat berperilaku disiplin dengan sangat baik.

Sesuai

Siswa disiplin, dengan demikian siswa mampu untuk dapat mengontrol diri dalam menaati tata tertib dan atau peraturan lain yang ada di sekolah dengan rasa tanggung jawab. Artinya, pada kategori ini siswa dapat berperilaku disiplin dengan baik.

Tidak Sesuai

Siswa tidak disiplin, dengan demikian siswa tidak mampu mengontrol diri dalam menaati tata tertib dan atau peraturan lain yang ada di sekolah dengan rasa


(37)

Kategori Kualifikasi

tanggung jawab. Artinya, pada kategori ini siswa tidak dapat berdisiplin dengan baik.

Sangat Tidak Sesuai

Siswa sangat kesulitan dalam mengontrol dirinya, artinya siswa sangat tidak mampu mengontrol diri dengan baik dalam mentaati tata tertib dan atau peraturan lain yang ada di sekolah.

d. Uji Normalitas

Uji normalitas data dilakukan sebagai prasyarat penelitian. Jika data variabel lolos uji prasyarat ini, yakni data berdistribusi normal, maka analisis dapat dilanjutkan dengan menggunakan statistik parametrik yang dalam hal ini adalah analisis regresi sederhana. Uji normalitas data dilakukan dengan menggunakan uji chi kuadrat dengan hipotesis,

H0 : data berdistribusi normal

H1 : data tidak berdistribusi normal

Kesimpulan diambil berdasarkan kriteria sebagaimana berikut; H0diterima jika χ2hitung < χ2 tabel → data berdistibusi normal

H0ditolak jika χ2hitung > χ2 tabel → data tidak berdistibusi normal

Tabel 3.17 berikut menyajikan hasil uji normalitas dengan menggunakan chi kuadrat atas masing-masing variable penelitian yakni variable kontrol diri dan kedisiplinan siswa berikut kesimpulan yang dapat diambil.

Tabel 3.17

Hasil Penghitungan Uji Normalitas Data Variabel

Kelompok Data Χ2 hitung Dk Χ2 tabel Kesimpulan Kontrol diri 8,502 8 15,507 Normal Kedisiplinan siswa 12,725 8 15,507 Normal

Berdasarkan tabel di atas, dapat melihat bahwa pada variable kontrol diri, diketahui nilai χ2

hitung sebesar 8,502 lebih kecil dari χ2 tabel sebesar 15,507. Dengan demikian, maka data variable kontrol diri dapat dikatakan berdistribusi normal. Demikian pula halnya dengan nilai χ2 hitung pada variable kedisiplinan siswa sebesar 12,752 lebih kecil dari χ2


(38)

dapat disimpulkan bahwa data variable kedisiplinan siswa juga berdistribusi normal.

e. Analisis Koefisien Korelasi

Analisis korelasi yang digunakan dalam mengolah data penelitian yaitu Product Moment. Untuk mencari derajat hubungan antara variabel X dengan variabel Y, digunakan analisis korelasi dengan rumus-rumus sebagai berikut:

Mencari koefisien korelasi antara variabel X dengan variabel Y dengan menggunakan koefisien korelasi product moment sebagai berikut.

= 215. 4121672 -(30666)( 28679)

215.4409636− 30666 2 {215.3867811(28679)2 }

= 886159480-879470214

948071740−940403556 {831579365−822485041}

= 6689266

7668184.9095324

= 6689266 8350865,212

r = 0,801027

f. Uji signifikansi

Selanjutnya untuk menguji tingkat signifikansi korelasi digunakan rumus.

Dalam menafsirkan makna hubungan variabel X terhadap variabel Y, harga thitung dibandingkan dengan harga ttabel dengan dk (n-2) dan taraf tingkat

kepercayaan 95%. Kriteria pengujiannya yaitu hipotesis alternatif diterima apabila

rxy =

 

 

 

 2 2 2 2 y y n x x n y x xy n

t

hit

=

2 1 2 r n r  


(39)

thitung lebih besar daripada ttabel maka terdapat hubungan yang signifikan antara

variabel X dengan variabel Y dan sebaliknya.

Berdasarkan hasil analisis, diketahui koefisien korelasi antara variabel independen (X) dengan variabel dependen (Y), dapat dilihat di pada Tabel 3.18 berikut.

Tabel 3.18

Koefisien Korelasi antara Variabel X dengan Variabel Y Hub

Variabel

Korelasi Uji Signifikansi r hitung Ket t hitung r yx 0,801 Kuat 19,528

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa kontrol diri (X) memiliki hubungan positif dengan variabel kedisiplinan siswa (Y) dengan koefisien korelasi sebesar 0,801 sehingga termasuk pada kategori kuat. Hal tersebut berarti bahwa jika kualitas kontrol diri yang dimiliki siswa di SMK Negeri 2 Bogor meningkat, maka kedisiplinan para siswa tersebut pun secara otomatis juga akan meningkat, begitu pula sebaliknya.

Tingkat signifikansi korelasi dapat diketahui dengan melihat nilai t hitung. Jika nilai thitung lebih besar dari ttabel pada alpha 0,05 dan dk = 215 – 2 = 213

sebesar 1,971, maka H0 ditolak dan begitu pula sebaliknya.

Berdasarkan tabel 3.17 terlihat besarnya nilai thitung lebih besar dari nilai ttabel

(19,528 >1,971). Dengan demikian maka koefisien korelasi dinyatakan signifikan. Dengan kata lain, terdapat hubungan yang signifikan antara kontrol diri dengan kedisiplinan siswa Kelas XI SMK Negeri 2 Bogor.

g. Uji Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi dipergunakan dengan maksud untuk mengetahui besarnya kontribusi variabel X (kontrol diri) terhadap variabel Y (kedisiplinan siswa) dapat ditentukan dengan rumus koefisien determinan sebagai berikut: Keterangan:

KD = Nilai Koefisien Determinan r = Nilai Koefisien Korelasi


(40)

Koefisien determinasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah derajat keberpengaruhan variabel bebas terhadap variabel terikat. Hasil uji koefisien determinasi dalam model yang dianalisis ini sebesar 0,641 (R2 = 0,8012).

Maka koefisien determinasi (derajat keberpengaruhan) variabel X terhadap variabel Y adalah sebesar 64,1%. Dengan kata lain, hal ini berarti besarnya sumbangan variabel kontrol diri terhadap kedisiplinan siswa di SMK Negeri 2 Bogor adalah sebesar 64,1% sedangkan sisanya sebesar 35,9% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dikaji dalam penelitian ini.

h. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dimaksudkan untuk mengetahui signifikansi pengaruh/kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat. Hasil pengujian hipotesis dilakukan melalui nilai fhitung dengan hipotesis.

Ho : Variabel kontrol diri tidak memiliki kontribusi yang positif terhadap

variabel kedisiplinan siswa

Ha : Variabel kontrol diri memiliki kontribusi yang positif dan terhadap

variabel kedisiplinan siswa. Kriteria pengujian yang digunakan adalah: Jika thitung > ttabel, maka ho ditolak dan ha diterima.

Jika thitung < ttabel, maka ho diterima dan ha ditolak.

Hasil uji hipotesis dengan uji t adalah seperti yang telah dikemukakan, diketahui nilai thitung sebesar 19,528 lebih besar dari nilai ttabel sebesar 1,971.

Dengan demikian, maka H0 ditolak dan Ha diterima. Artinya memang terdapat

kontribusi yang positif dan signifikan dari variabel kontrol diri terhadap kedisiplinan siswa di SMK Negeri 2 Bogor.


(41)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengumpulan, pengolahan dan analisis data mengenai kontrol diri dan kedisiplinan siswa di sekolah, diperoleh kesimpulan sebagai berikut.

1. Secara umum hampir seluruh siswa kelas XI SMK Negeri 2 Bogor Tahun Ajaran 2011/2012 menunjukkan bahwa siswa memiliki kontrol diri yang baik atau berada kategori sesuai. Artinya bahwa siswa mampu mengontrol dirinya dengan cara mengatur tingkah laku dan melakukan pertimbangan terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk bertindak.

2. Secara umum hampir seluruh siswa kelas XI SMK Negeri 2 Bogor tahun ajaran 2011/2012 berada pada kategori sesuai menunjukkan siswa disiplin. Artinya siswa mampu untuk dapat mengontrol diri dalam menaati tata tertib dan atau peraturan lain yang ada di sekolah dengan rasa tanggung jawab. Pada kategori ini siswa dapat berperilaku disiplin dengan baik.

3. Terdapat korelasi yang positif antara kontrol diri dengan kedisiplinan siswa kelas XI SMK Negeri 2 Bogor tahun ajaran 2011/2012. Artinya, artinya bahwa semakin siswa mampu untuk mengontrol dirinya, maka akan semakin disiplin siswa tersebut atau begitu pula sebaliknya.

B.Saran

Berdasarkan hasil penelitian dikemukakan saran sebagai berikut: 1. Bagi Pihak Sekolah

Secara langsung dalam penelitian pentingnya keterlibatan dari pihak sekolah. Bagi pihak sekolah hendaknya melakukan beberapa hal berikut ini.

a. Kepala Sekolah, guru serta personel sekolah lainnya hendaknya selalu memberikan contoh teladan kepada siswa, yaitu bersikap dan berperilaku yang mencerminkan kedisiplinan terhadap peraturan tata tertib sekolah.


(42)

b. Mengembangkan kemampuan siswa untuk mengembangkan kontrol internal terhadap perilaku sebagai dasar perilaku disiplin;

c. Kerjasama guru dalam hal membina perilaku siswa harus lebih ditingkatkan, karena dalam hal mendisiplinkan siswa bukan hanya tugas sebagian guru saja melainkan tugas semua guru dan staf yang ada di sekolah.

2. Bagi Guru Bimbingan dan Konseling (Konselor)

Berdasarkan hasil penelitian dapat dirumuskan beberapa saran bagi konselor dalam melaksanakan program bimbingan dan konseling untuk mengembangkan kontrol diri dan kedisiplinan siswa. Bagi konselor hendaknya melakukan beberapa hal berikut ini.

a. Konselor hendaknya memberikan layanan bimbingan yang lebih lanjut terhadap siswa yang memiliki kontrol diri yang tidak sesuai dengan memperhatikan aspek kontrol perilaku (behavioral control), kontrol kognitif (cognitive control) dan kontrol keputusan (decisional control) yang merupakan kesatuan utuh dalam pembentukan kontrol diri siswa. Guru bimbingan konseling dapat mengembangkan kontrol diri siswa dengan cara sebagai berikut.

1) Konselor sekolah memberikan layanan informasi terlebih dahulu dengan cara memberikan informasi mengenai manfaat dapat mengontrol diri, dan manfaat patuh terhadap peraturan sekolah. Pemberian layanan yang telah ada disajikan dengan cara yang lebih menarik, kreatif, dan inovatif sesuai kebutuhan siswa agar dapat mengembangkan kemampuan mengontrol diri. 2) Konselor memberikan layanan konseling individu atau kelompok, yang

berhubungan dengan kegiatan untuk menyelesaikan masalah kontrol diri dan kedisiplinan, seperti cara memberikan catatan berisi pencapaian target dalam berperilaku mamatuhi peraturan sekolah, menentukan skala prioritas, memajemen waktu, pengambilan keputusan, dan lain-lain. Apabila siswa dapat mencapai target yang telah dibuat, hendaknya konselor memberikan reward atas pencapaian siswa tersebut. Reward dapat berupa pujian, hadiah,


(43)

motivaasi dan sebagainya, sehingga dengan reward tersebut dapat memacu siswa mempertahankan konsistensinya dalam berdisiplin.

3) Konselor dapat memberikan pelatihan-pelatihan yang bertujuan untuk mengembangkan perilaku yang positif terutama yang berhubungan dengan peningkatan kontrol diri siswa dalam menghindari pelanggaran disiplin di sekolah ataupun di luar sekolah.

b. Konselor dalam melaksanakan program bimbingan untuk mengembangkan kontrol diri, konselor mensosialisasikannya kepada guru ataupun personil sekolah lain, sehingga dimungkinkan adanya bentuk kerjasama dan pemberian layanannya lebih ringan dan efektif.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya yang berminat untuk melakukan penelitian mengenai profil kontrol diri dan kedisiplinan. Direkomendasikan hal-hal sebagai berikut. a. Melakukan penyempurnaan instrumen penelitian kontrol diri dan kedisiplinan

siswa disekolah berdasarkan aspek indikator khususnya dalam item-item pernyataan sehingga menghasilkan instrumen yang lebih valid dan reliabel. b. Menggunakan metode yang lebih beragam dan menarik dalam memberikan

layanan bimbingan dan konseling untuk mengembangkan kontrol diri siswa sehingga kedisiplinan yang dicapai siswa lebih optimal.

c. Membandingkan gambaran umum kontrol diri pada setiap jenjang sekolah ataupun jenjang kelas yang berbeda, sehingga gambaran yang dihasilkan lebih dinamis dan menyeluruh.


(44)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.

_______. (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Berndt, T.J. (1992). Child Development. New York: Holf Renehart&Winston Inc.

Calhoun, J.F. Acocella, J.R. (1990). Psychology of Adjustment and Human Relationship. New York: McGraw-Hill, Inc.

Calhoun, J. F dan Acocella, J. R. Alih bahasa oleh RS. Satmoko. (1995). Psikologi tentang Penyesuaian dan Hubungan Kemanusiaan. Semarang: IKIP Semarang Press.

Chaplin, J.P. (2008). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Hurlock, E. B. (1992). Child Development. McGraw-Hill Book Publishing Company, Inc., New York.

______, E.B. (1980). Psikologi Perkembangan. Jakarta : Erlangga.

______, E.B. (1984). Child Development. 2nd ed. Singapore: McGraw-Hill, Inc

Hurlock, E. (1978). Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta : Erlangga

Lazarus, R.S. (1976). Paterns of Adjusment. Tokyo: McGraw-Hill, Kogakusha, Ltd.

Lestari, M. (2006). Kontribusi Kendali Diri Terhadap Kedisiplinan Siswa Di Sekolah. Skripsi pada FIP UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Lindgren, H. C. (1976). Educational Psychology in the Classroom. John Wiley & Sons, Inc., New York.

Logue, A. W. (1995). Self Control. New Jersey: Prentice Hall.

Mintarsih, Y.(2002). Perlakuan Disiplin Siswa di Sekolah Dilihat dari Perlakuan Orangtua yang Dirasakannya. Skripsi pada PPB FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan.


(45)

Muharsih, L. (2008). Hubungan Antara Kontrol Diri Dengan Kecerdasan Perilaku Konsumtif Pada Remaja di Jakarta Pusat. Skripsi pada Psikologi FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan

Muro, James J & Kottman (1995). Guidance and Counseling in Elementary and Middle Schools. United State of America: Web Brown Communication inc.

Novian, R. (2011). Hubungan Kontrol Diri dengan Prokrastinasi Akademik Siswa. Skripsi pada PPB FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Penataan Pendidikan Profesional Lonselor dan Layanan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal. (2008). Departemen Pendidikan Nasional.

Prijodarminto,S. (1994). Disiplin Kiat Menuju Sukses. Jakarta : Abadi.

Rachman, M. (1999). Manajemen Kelas. Jakarta : Depdiknas, Proyek Pendidikan Guru SD.

Rusmana, N. (2009). Bimbingan Konseling Kelompok di Sekolah. Bandung: Rizqi Press.

Suherman, U. (2007) Manajemen Bimbingan dan Konseling. Bekasi : Madani. Sukartini, Sri Patmah. (2003). Model Konseling Keterampilan Hidup untuk

Mengembangkan Dimensi Kendali Pribadi yang Tegar. Disertasi Doktor pada PPS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Surakhmad, W. (1998). Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metode Teknik. Bandung: Tarsito

Tajiri, Hajir. (2012). Model Konseling Kognitif-Perilaku Untuk Meningkatkan Kemampuan Kontrol Diri Perilaku Seksual Remaja. Disertasi Doktor pada PPS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Tu’u, T. (2004). Peran Disiplin Pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta : PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Vasta, R. Haith, M & Miller, S.A. (1992). Child Psychology: The Modern Science. New York: John Wiley & Sons

Winkel, W. S. (1987). Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Pengajaran. Jakarta: Gramedia.


(46)

Yusuf, S. (2006). Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Bandung: Rizqi Press.

Yusuf, dan Juntika Nurikhsan. (2006). Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: Rosda Karya.

Yusuf, S. (2001). Psikologi Perkembangan Siswa dan Remaja. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Yusuf, S. (1989). Disiplin Diri dalam Belajar dihubungkan Dengan Penanaman Disiplin yang Dilakukan Orang Tua dan Guru. Tesis Magister pada FPS IKIP Bandung : Tidak diterbitkan.


(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengumpulan, pengolahan dan analisis data mengenai kontrol diri dan kedisiplinan siswa di sekolah, diperoleh kesimpulan sebagai berikut.

1. Secara umum hampir seluruh siswa kelas XI SMK Negeri 2 Bogor Tahun Ajaran 2011/2012 menunjukkan bahwa siswa memiliki kontrol diri yang baik atau berada kategori sesuai. Artinya bahwa siswa mampu mengontrol dirinya dengan cara mengatur tingkah laku dan melakukan pertimbangan terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk bertindak.

2. Secara umum hampir seluruh siswa kelas XI SMK Negeri 2 Bogor tahun ajaran 2011/2012 berada pada kategori sesuai menunjukkan siswa disiplin. Artinya siswa mampu untuk dapat mengontrol diri dalam menaati tata tertib dan atau peraturan lain yang ada di sekolah dengan rasa tanggung jawab. Pada kategori ini siswa dapat berperilaku disiplin dengan baik.

3. Terdapat korelasi yang positif antara kontrol diri dengan kedisiplinan siswa kelas XI SMK Negeri 2 Bogor tahun ajaran 2011/2012. Artinya, artinya bahwa semakin siswa mampu untuk mengontrol dirinya, maka akan semakin disiplin siswa tersebut atau begitu pula sebaliknya.

B.Saran

Berdasarkan hasil penelitian dikemukakan saran sebagai berikut: 1. Bagi Pihak Sekolah

Secara langsung dalam penelitian pentingnya keterlibatan dari pihak sekolah. Bagi pihak sekolah hendaknya melakukan beberapa hal berikut ini.

a. Kepala Sekolah, guru serta personel sekolah lainnya hendaknya selalu memberikan contoh teladan kepada siswa, yaitu bersikap dan berperilaku yang mencerminkan kedisiplinan terhadap peraturan tata tertib sekolah.


(2)

b. Mengembangkan kemampuan siswa untuk mengembangkan kontrol internal terhadap perilaku sebagai dasar perilaku disiplin;

c. Kerjasama guru dalam hal membina perilaku siswa harus lebih ditingkatkan, karena dalam hal mendisiplinkan siswa bukan hanya tugas sebagian guru saja melainkan tugas semua guru dan staf yang ada di sekolah.

2. Bagi Guru Bimbingan dan Konseling (Konselor)

Berdasarkan hasil penelitian dapat dirumuskan beberapa saran bagi konselor dalam melaksanakan program bimbingan dan konseling untuk mengembangkan kontrol diri dan kedisiplinan siswa. Bagi konselor hendaknya melakukan beberapa hal berikut ini.

a. Konselor hendaknya memberikan layanan bimbingan yang lebih lanjut terhadap siswa yang memiliki kontrol diri yang tidak sesuai dengan memperhatikan aspek kontrol perilaku (behavioral control), kontrol kognitif (cognitive control) dan kontrol keputusan (decisional control) yang merupakan kesatuan utuh dalam pembentukan kontrol diri siswa. Guru bimbingan konseling dapat mengembangkan kontrol diri siswa dengan cara sebagai berikut.

1) Konselor sekolah memberikan layanan informasi terlebih dahulu dengan cara memberikan informasi mengenai manfaat dapat mengontrol diri, dan manfaat patuh terhadap peraturan sekolah. Pemberian layanan yang telah ada disajikan dengan cara yang lebih menarik, kreatif, dan inovatif sesuai kebutuhan siswa agar dapat mengembangkan kemampuan mengontrol diri. 2) Konselor memberikan layanan konseling individu atau kelompok, yang

berhubungan dengan kegiatan untuk menyelesaikan masalah kontrol diri dan kedisiplinan, seperti cara memberikan catatan berisi pencapaian target dalam berperilaku mamatuhi peraturan sekolah, menentukan skala prioritas, memajemen waktu, pengambilan keputusan, dan lain-lain. Apabila siswa dapat mencapai target yang telah dibuat, hendaknya konselor memberikan reward atas pencapaian siswa tersebut. Reward dapat berupa pujian, hadiah,


(3)

motivaasi dan sebagainya, sehingga dengan reward tersebut dapat memacu siswa mempertahankan konsistensinya dalam berdisiplin.

3) Konselor dapat memberikan pelatihan-pelatihan yang bertujuan untuk mengembangkan perilaku yang positif terutama yang berhubungan dengan peningkatan kontrol diri siswa dalam menghindari pelanggaran disiplin di sekolah ataupun di luar sekolah.

b. Konselor dalam melaksanakan program bimbingan untuk mengembangkan kontrol diri, konselor mensosialisasikannya kepada guru ataupun personil sekolah lain, sehingga dimungkinkan adanya bentuk kerjasama dan pemberian layanannya lebih ringan dan efektif.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya yang berminat untuk melakukan penelitian mengenai profil kontrol diri dan kedisiplinan. Direkomendasikan hal-hal sebagai berikut. a. Melakukan penyempurnaan instrumen penelitian kontrol diri dan kedisiplinan

siswa disekolah berdasarkan aspek indikator khususnya dalam item-item pernyataan sehingga menghasilkan instrumen yang lebih valid dan reliabel. b. Menggunakan metode yang lebih beragam dan menarik dalam memberikan

layanan bimbingan dan konseling untuk mengembangkan kontrol diri siswa sehingga kedisiplinan yang dicapai siswa lebih optimal.

c. Membandingkan gambaran umum kontrol diri pada setiap jenjang sekolah ataupun jenjang kelas yang berbeda, sehingga gambaran yang dihasilkan lebih dinamis dan menyeluruh.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.

_______. (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Berndt, T.J. (1992). Child Development. New York: Holf Renehart&Winston Inc.

Calhoun, J.F. Acocella, J.R. (1990). Psychology of Adjustment and Human Relationship. New York: McGraw-Hill, Inc.

Calhoun, J. F dan Acocella, J. R. Alih bahasa oleh RS. Satmoko. (1995). Psikologi tentang Penyesuaian dan Hubungan Kemanusiaan. Semarang: IKIP Semarang Press.

Chaplin, J.P. (2008). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Hurlock, E. B. (1992). Child Development. McGraw-Hill Book Publishing Company, Inc., New York.

______, E.B. (1980). Psikologi Perkembangan. Jakarta : Erlangga.

______, E.B. (1984). Child Development. 2nd ed. Singapore: McGraw-Hill, Inc

Hurlock, E. (1978). Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta : Erlangga

Lazarus, R.S. (1976). Paterns of Adjusment. Tokyo: McGraw-Hill, Kogakusha, Ltd.

Lestari, M. (2006). Kontribusi Kendali Diri Terhadap Kedisiplinan Siswa Di Sekolah. Skripsi pada FIP UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Lindgren, H. C. (1976). Educational Psychology in the Classroom. John Wiley & Sons, Inc., New York.

Logue, A. W. (1995). Self Control. New Jersey: Prentice Hall.

Mintarsih, Y.(2002). Perlakuan Disiplin Siswa di Sekolah Dilihat dari Perlakuan Orangtua yang Dirasakannya. Skripsi pada PPB FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan.


(5)

Muharsih, L. (2008). Hubungan Antara Kontrol Diri Dengan Kecerdasan Perilaku Konsumtif Pada Remaja di Jakarta Pusat. Skripsi pada Psikologi FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan

Muro, James J & Kottman (1995). Guidance and Counseling in Elementary and Middle Schools. United State of America: Web Brown Communication inc.

Novian, R. (2011). Hubungan Kontrol Diri dengan Prokrastinasi Akademik Siswa. Skripsi pada PPB FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Penataan Pendidikan Profesional Lonselor dan Layanan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal. (2008). Departemen Pendidikan Nasional.

Prijodarminto,S. (1994). Disiplin Kiat Menuju Sukses. Jakarta : Abadi.

Rachman, M. (1999). Manajemen Kelas. Jakarta : Depdiknas, Proyek Pendidikan Guru SD.

Rusmana, N. (2009). Bimbingan Konseling Kelompok di Sekolah. Bandung: Rizqi Press.

Suherman, U. (2007) Manajemen Bimbingan dan Konseling. Bekasi : Madani.

Sukartini, Sri Patmah. (2003). Model Konseling Keterampilan Hidup untuk Mengembangkan Dimensi Kendali Pribadi yang Tegar. Disertasi Doktor pada PPS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Surakhmad, W. (1998). Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metode Teknik. Bandung: Tarsito

Tajiri, Hajir. (2012). Model Konseling Kognitif-Perilaku Untuk Meningkatkan Kemampuan Kontrol Diri Perilaku Seksual Remaja. Disertasi Doktor pada PPS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Tu’u, T. (2004). Peran Disiplin Pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta : PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Vasta, R. Haith, M & Miller, S.A. (1992). Child Psychology: The Modern Science. New York: John Wiley & Sons


(6)

Yusuf, S. (2006). Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Bandung: Rizqi Press.

Yusuf, dan Juntika Nurikhsan. (2006). Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: Rosda Karya.

Yusuf, S. (2001). Psikologi Perkembangan Siswa dan Remaja. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Yusuf, S. (1989). Disiplin Diri dalam Belajar dihubungkan Dengan Penanaman Disiplin yang Dilakukan Orang Tua dan Guru. Tesis Magister pada FPS IKIP Bandung : Tidak diterbitkan.