HUBUNGAN ANTARA KETAATAN BERIBADAH DENGAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN AGAMA SISWA DI SMKN 12 BANDUNG : Studi Deskriptif Analisis di SMKN 12 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013.

(1)

Eni Suratmi Ningsih, 2013

HUBUNGAN ANTARA KETAATAN BERIBADAH DENGAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN AGAMA SISWA DI SMKN 12 No.Daftar FPIPS: 1834/UN.40.2.6.1/PL/2013

HUBUNGAN ANTARA KETAATAN BERIBADAH DENGAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN AGAMA SISWA DI SMKN 12 BANDUNG

(Studi Deskriptif Analisis di SMKN 12 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013).

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Ilmu Pendidikan Agama Islam

oleh

Eni Suratmi Ningsih 0901311

PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL


(2)

Eni Suratmi Ningsih, 2013

HUBUNGAN ANTARA KETAATAN BERIBADAH DENGAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN AGAMA SISWA DI SMKN 12

BANDUNG

2013

HUBUNGAN ANTARA KETAATAN BERIBADAH DENGAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN AGAMA SISWA DI SMKN 12 BANDUNG

(Studi Deskriptif Analisis di SMKN 12 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013).

Oleh

Eni Suratmi Ningsih 0901311

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Eni Suratmi Ningsih 2013 Universitas Pendidikan Indonesia


(3)

Eni Suratmi Ningsih, 2013

HUBUNGAN ANTARA KETAATAN BERIBADAH DENGAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN AGAMA SISWA DI SMKN 12 Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.

LEMBAR PENGESAHAN SKIRPSI

Hubungan Antara Ketaatan Beribadah Dengan Latar Belakang Pendidikan Agama Siswa di SMKN 12 Bandung

(Studi Deskriptif Analisis di SMKN 12 Bandung tahun ajaran 2012/2013).

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH Pembimbing I

Dr. H. Ahmad Syamsu Rizal, M.Pd

NIP.19551002 198601 1 001

Pembimbing II

Dr. Wawan Hermawan, M.Ag.

NIP.19740209 200501 1 002

Mengetahui

Ketua Jurusan Prodi Ilmu Pendidikan Agama Islam

Dr. H. Endis Firdaus, M.Ag.


(4)

Eni Suratmi Ningsih, 2013

HUBUNGAN ANTARA KETAATAN BERIBADAH DENGAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN AGAMA SISWA DI SMKN 12 Skripsi ini telah diuji pada :

Hari/Tanggal : Kamis, 31 Oktober 2013

Tempat : Gedung FPIPS UPI

Panitia Ujian

1. Ketua :

Prof. Dr. H. Karim Suryadi, M.Si. NIP. 19700814 199402 1 001

2. Sekretaris :

Dr. H. Endis Firdaus, M. Ag. NIP. 19570303 198803 1 001

3. Penguji :

3.1Prof. Dr. H. Makhmud Syafe’i, M.Ag M.Pd.I. NIP. 19550428 198803 1 001

3.2Dr. H. Fahrudin, M.Ag. NIP. 19591008 198803 1 003 3.3Drs. A. Toto Suryana, M. Pd.


(5)

ABSTRAK

Hubungan Antara Ketaatan Beribadah Dengan Latar Belakang Pendidikan Agama Siswa di SMKN 12 Bandung (Studi Deskriptif Analisis di SMKN 12 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013).

Penelitian ini di latar belakangi oleh sebuah teori yaitu ibadah yang dilakukan bukan untuk kepentingan Tuhan, melainkan demi manusia itu sendiri. Dengan ibadah, kita dapat menyempurnakan diri dan mencapai tingkat tertinggi di antara makhluk-makhluk Tuhan. Manusia beribadah agar ia tumbuh menjadi insan kamil, manusia paripurna yang pada dirinya terpancar citra Ilāhi secara utuh dan

sempurna.Kemudian muncul fenomena keberagaman latar belakang pendidikan siswa di SMKN 12 Bandung, baik yang berasal dari MTs maupun SMP dalam hal ketaatan beribadah. Hal ini membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang ketaatan beribadah siswa yang dihubungkan dengan latar belakang pendidikan agama siswa itu sendiri. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Pengambilan sampel menggunakan teknik random (acak). Adapun teknik pengumpulan datanya menggunakan lembar informasi untuk mengetahui latar belakang pendidikan agama siswa, lalu alat yang digunakan untuk pengumpulan data tingkat ketaatan beribadahnya dalam kehidupan sehari-hari melalui angket. Angket yang disebar adalah sebanyak 60 buah, semuanya terkumpul dan dapat diolah menjadi sebuah data. Pengolahan data menggunakan statistik non parametris. Berdasarkan hasil pengolahan data maka,hasilnya menunjukkan bahwa skor rata-rata siswa yang berlatar belakang MTs adalah 97,27 dan skor rata-rata siswa yang berlatar belakang SMP adalah 95,27. Hal ini menunjukan bahwa skor rata-rata siswa yang berlatar belakang MTs lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang berlatar belakang SMP. Untuk menguji apakah perbedaan tersebut signifikan atau tidak, peneliti menggunakan program IBM versi 21, dan hasilnya memperoleh nilai t hitung 1,114 sedangkan nilai t tabel 1,1672, artinya nilai t hitung 1,114 < t tabel 1,1,672. Oleh karena itu, H1 ditolak dan Hoditerima artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara siswa yang berlatar belakang dari MTs dengan siswa yang berlatar belakang dari SMP dalam hal pelaksanaan ketaatan beribadah di SMKN 12 Bandung.

Kata Kunci: Ketaatan beribadah, Latar belakang pendidikan agama, metode deskriptif, kuantitatif.


(6)

ABSTRACT

Relationship Between Worshipping Adherence With Religious Education Background students at SMKN 12 Bandung (Study Descriptive Analysis at SMKN 12 Bandung 2012/2013).

The background of this research by a theory that worship is being done not only for God, but forthe man himself. By worship, we can improve our selves and achieve the highest level among the creatures of God. Human worshipin order to grow into a perfect man, the perfect manin the divine imageheradiates as a whole and perfect. Then the phenomenon appeared of the diversity of educational backgrounds of students at SMKN12 Bandung, both derived from MTs and SMP in terms of acts of worship. It makes researcher interested for conducting research about acts of worship student which are connected with religious educational background of the student. The method used is descriptive with a quantitative approach. Taking sample is using random sampling technique (random). The technique when collecting data using sheet information to know the background of religious education students, and instrument used for collecting data level of observance of worship in daily life using questionnaire. Questionnaires were distributed is about 60 pieces, it’s all collected and can be processed into a data.To process data is using non-parametric statistics. Based on the result of the research, obtained that the average score of students whose background MTs is 97.27 and the average score of students whose background SMP is 95.27. It means that the average score of students whose background MTs is higher than junior high student backgrounds. For testing the difference is significant or not, there searchers used IBM program version 21, and the results gained thitung1.114 while ttabel 1.1672, because thitung1.114 < ttabel1,1672. Therefore, H1 is rejected and H0 is accepted which means there is no significant difference between students with a background of MTs with students from junior high school background in terms of the implementation of acts of worship at SMKN12 Bandung.

Keywords: Obedience worship, religious education background, descriptive methods, quantitative.


(7)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined. UCAPAN TERIMA KASIH ... Error! Bookmark not defined. KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI ... iv PEDOMAN TRANSLITERASI ... vii DAFTAR TABEL ... 8 BAB 1PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined. A. Latar Belakang Masalah ... Error! Bookmark not defined. B. Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined. C. Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. D. Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined. E. Struktur Organisasi Skripsi ... Error! Bookmark not defined. BAB II KONSEP PENDIDIKAN ISLAM Error! Bookmark not defined.

A. KONSEP PENDIDIKAN ISLAM .... Error! Bookmark not defined. 1. Pengertian Pendidikan Islam ... Error! Bookmark not defined. 2. Dasar dan Tujuan Pendidikan IslamError! Bookmark not defined. 3. Urgensi Pendidikan Islam ... Error! Bookmark not defined. 4. Visi dan Misi Pendidikan Islam ... Error! Bookmark not defined. 5. Prinsip Pendidikan Islam ... Error! Bookmark not defined. 6. Objek Pendidikan Islam ... Error! Bookmark not defined. B. PENDIDIKAN AGAMA ISLAM .... Error! Bookmark not defined.


(8)

2. Dasar-dasar Pelaksanaan Pendidikan Agama IslamError! Bookmark not defined. 3. Tujuan Pelaksanaan PAI di SekolahError! Bookmark not defined.

4. Sistem Pendidikan Agama ... Error! Bookmark not defined. 5. Fungsi Pendidikan Agama Islam . Error! Bookmark not defined. C. LEMBAGA PENDIDIKAN ... Error! Bookmark not defined. D. KETAATAN BERIBADAH ... Error! Bookmark not defined. 1. Ruang Lingkup Ibadah ... Error! Bookmark not defined. 2. Makna dan Macam Ibadah ... Error! Bookmark not defined. 3. Kewajiban Ibadah bagi Manusia .. Error! Bookmark not defined. 4. Fungsi ibadah ... Error! Bookmark not defined. 5. Bentuk-Bentuk Peribadatan ... Error! Bookmark not defined. BAB IIIMETODE PENELITIAN... Error! Bookmark not defined.

A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel PenelitianError! Bookmark not defined. B. Desain Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

C. Metode Penelitian ... Error! Bookmark not defined. D. Definisi Operasional ... Error! Bookmark not defined. 1. Hubungan (Korelasi) ... Error! Bookmark not defined. 2. Ketaatan Beribadah ... Error! Bookmark not defined. 3. Latar Belakang Pendidikan AgamaError! Bookmark not defined. E. Asumsi-Asumsi Penelitian ... Error! Bookmark not defined. F. Variabel Penelitian ... Error! Bookmark not defined. G. Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined. H. Teknik Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined. I. Proses Pengembangan Instrumen ... Error! Bookmark not defined. J. Analisis Data ... Error! Bookmark not defined.


(9)

BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANError! Bookmark not defined. A. HASIL PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined.

1. Gambaran Umum Ketaatan Beribadah Siswa SMKN 12 Bandung ... Error! Bookmark not defined. 2. Perbedaan ketaatan beribadah berdasarkan latar belakang

pendidikan agama siswa ... Error! Bookmark not defined. a. Hasil analisis deskriptif ketaatan beribadah siswa yang berlatar

belakang MTs ... Error! Bookmark not defined. b. Hasil analisis deskriptif ketaatan beribadah siswa yang berlatar

belakang SMP ... Error! Bookmark not defined. 3. Hubungan Ketaatan Beribadah Dengan Latar Belakang

Pendidikan Agama Siswa ... Error! Bookmark not defined. B. PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not defined.

1. Gambaran Umum Ketaatan Beribadah Siswa SMKN 12 Bandung ... Error! Bookmark not defined. 2. Perbedaan ketaatan beribadah berdasarkan latar belakang

pendidikan agama siswa ... Error! Bookmark not defined. 3. Hubungan Ketaatan Beribadah Dengan Latar Belakang

Pendidikan Agama Siswa ... Error! Bookmark not defined. BAB VKESIMPULAN DAN SARAN ... Error! Bookmark not defined. A. Kesimpulan ... Error! Bookmark not defined. B. Rekomendasi ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined. RIWAYAT HIDUP PENELITI ... Error! Bookmark not defined. LAMPIRAN ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR RALAT ... Error! Bookmark not defined.


(10)

PEDOMAN TRANSLITERASI

Transliterasi yang digunakan dalam Skripsi ini berdasarkan SK Bersama Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 158 dan 0543b/u/19871 dengan beberapa contoh berikut:

Konsonan

No ARAB LATIN NO ARAB LATIN

tidak dilambangkan

ط ṭ

b ظ ẓ

ت t ع `

ṡ غ g

ج j ف f

ح ḥ ق q

خ kh k

د d ل l

ذ ż م m

r ن n

ز z و w

س s ه h

ش sy ء ‘

ص ṣ ي y

ض ḍ

Vokal Pendek Vokal Panjang

Fatĥah = a َ ك Kataba َ َلَ ق Q la

Kasrah = i َل س Su‘ila َي َليق Q la

ḍammah = u َ هَْ ي Yaźhabu ؤ َلو ي Yaq lu

Diftong

يَا = ai َفيك = kaifah ؤَا =au َلؤح = ḫaula


(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 ... 47

Tabel 3.2 ... 58

Tabel 3.3 ... 59

Tabel 4.01 ... 65

Tabel 4.02 ... 65

Tabel 4.03 ... 66

Tabel 4.04 ... 66

Tabel 4.05 ... 67

Tabel 4.06 ... 67

Tabel 4.07 ... 68

Tabel 4.08 ... 68

Tabel 4.09 ... 69

Tabel 4.10 ... 70

Tabel 4.11 ... 71

Tabel 4.12 ... 71

Tabel 4.13 ... 72

Tabel 4.14 ... 72

Tabel 4.15 ... 73

Tabel 4.16 ... 73

Tabel 4.17 ... 74

Tabel 4.18 ... 75

Tabel 4.19 ... 75

Tabel 4.20 ... 76

Tabel 4.21 ... 76

Tabel 4.22 ... 77

Tabel 4.23 ... 78

Tabel 4.24 ... 78

Tabel 4.25 ... 79

Tabel 4.26 ... 80


(12)

(13)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia merupakan makhluk Allah yang paling sempurna dan ciptaan yang terbaik. Ia dilengkapi dengan akal pikiran, yang membedakannya dengan makhluk lainnya. Menumbuhkan kesadaran diri manusia bahwa ia adalah makhluk Allah SWT yang diciptakan sebagai insan yang mengabdi kepada-Nya. Hal ini seperti firman Allah SWT dalam Q.S A - āriyāt ayat 56:

      

Artinya: ”Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku”.(Q.S A - āriyāt [51]

:56)

Raya dan Mulia (2003:173) mengatakan bahwa syarī‟at Islam menghendaki agar manusia memiliki akhlāq yang baik sebagai buah dari ibadah yang dilakukannya. Semakin baik tingkat ibadah yang dilakukan oleh seseorang, maka semakin baik pula akhlāq yang dimilikinya. Dalam

Al-Qur`ān, banyak dikaitkan antara ibadah-ibadah maḥḍaħ yang diperintahkan untuk berakhlakul karimah. Firman Allah SWT:

                        

Artinya: “Bacalah apa yang Telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al-Kitāb (Al -Qur`ān) dan Dirikanlah salat. Sesungguhnya salat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat Allah (salat) adalah lebih besar (keutamaannya dari

) Seluruh teks dan terjemah Al-Qur´ān dalam skripsi ini dikutip dari Ms. word Add-Ins Al-Qur´ān dan disesuaikan dengan Al-Qur´ān dan terjemahnya. Tim Penerjemah Depag RI. (2002). Jakarta: CV Darus Sunnah.


(14)

2

ibadat-ibadat yang lain). dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Q.S.Al-„Ankabūt [29] :45)

Ramayulis (2010: 13) mengatakan di dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dijelaskan bahwa:

“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlāq mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara.” Baharudin (2009: 111) mengatakan bahwa istilah “remaja” dalam bahasa Inggris dikenal dengan puberty yang berarti „masa remaja/pubertas‟.

Puberty sering diartikan sebagai masa tercapainya kematangan seksual

ditinjau dari aspek biologisnya. Manusia tumbuh seiring berjalannya waktu, kesadaran beragama pun muncul sejak tahap anak-anak, remaja, dewasa, bahkan pada usia lanjut. Hal ini menunjukkan pada masa-masa tertentu, manusia mengalami perubahan dalam menjalankan agamanya.

Dalam buku “Psikologi Agama” karya Jalaluddin (2011: 77) mengatakan bahwa perkembangan agama pada remaja dalam hal ibadah ada 2 macam, yakni:

1. Pandangan para remaja terhadap ajaran agama, ibadah, dan masalah doa sebagaimana yang dikumpulkan oleh Ross dan Oskar Kupky menunjukkan: a) 148 siswi dinyatakan bahwa 20 orang di antara mereka tidak pernah mempunyai pengalaman keagamaan sedangkan sisanya (128) mempunyai pengalaman keagamaan yang 68 di antaranya secara alami (tidak melalui pengajaran resmi).

b) 31 orang di antara yang mendapat pengalaman keagamaan melalui proses alami mengungkapkan adanya perhatian mereka terhadap keajaiban yang menakjubkan di balik keindahan alam yang mereka nikmati.

2. Selanjutnya mengenai pandangan mereka tentang ibadah diungkapkan sebagai berikut:

a) 42 % tidak pernah mengerjakan ibadah sama sekali.

b) 30% mengatakan mereka sembahyang karena mereka yakin Tuhan mendengar dan akan mengabulkan doa mereka.

c) 27% beranggapan bahwa sembahyang dapat menolong mereka meredakan kesusahan yang mereka derita.

d) 18% mengatakan sembahyang menyebabkan mereka menjadi senang sesudah menunaikannya.

e) 11% mengatakan bahwa sembahyang mengingatkan tanggung jawab dan tuntutan sebagai anggota masyarakat.


(15)

3

f) 4% mengatakan bahwa sembahyang merupakan kebiasaan yang mengandung arti penting.

Jadi, hanya 17 % mengatakan bahwa sembahyang bermanfaat untuk berkomunikasi dengan Tuhan, sedangkan 26% di antaranya menganggap bahwa sembahyang hanyalah merupakan media untuk bermeditasi.

Menurut Baharudin (2009: 97) masa remaja yang berlangsung saat individu menjadi matang secara seksual sampai usia 18 tahun usia kematangan yang resmi dibagi ke dalam masa awal remaja, yang berlangsung sampai usia 17 tahun, dan akhir masa remaja yang berlangsung sampai usia kematangan yang resmi.

Tugas masa perkembangan remaja menurut Baharudin (2009: 82) adalah sebagai berikut:

1. Mencapai hubungan yang baru dan lebih matang dengan teman sebaya dari kedua jenis kelamin.

2. Mencapai peran sosial sebagai laki-laki atau wanita.

3. Bergaul dengan teman sebaya di dalam pola pergaulan yang konstruktif.

4. Menyenangi tubuh sendiri dan mempergunakannya secara efektif. 5. Memperoleh jaminan kebebasan ekonomi.

6. Memilih dan mempersiapkan diri untuk suatu pekerjaan.

7. Mengembangkan kecakapan-kecapakan intelektual dan konsep-konsep yang perlu sebagai warga negara.

8. Mempersiapkan diri untuk perkawinan dan kehidupan berkeluarga. Syamsu Yusuf (2008: 67) mengatakan bahwa masa remaja sebagai segmen dari siklus kehidupan manusia, menurut agama merupakan masa

starting point pemberlakuan hukum syar‟ī (wajib, sunnah, haram, makruh, mubah) bagi seorang insan yang sudah balīg (mukallaf).”

Syamsu Yusuf (2008: 69) mengatakan bahwa kemampuan remaja untuk mengaktualisasikan nilai-nilai agama di atas, sangatlah beragam. Keragaman itu dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa kelompok yaitu:

1. Remaja yang mampu mengamalkannya secara konsisten,

2. Remaja yang mengamalkannya secara insidental (kadang-kadang), 3. Remaja yang tidak mengamalkan ibadah maḥḍaħ, tetapi dapat

berinteraksi sosial dengan orang lain (ḥablumminannās) secara baik,

Untuk selanjutnya peneliti memperhatikan permasalahan dalam suatu sekolah yakni di SMKN 12 Bandung yang mana pada kenyataannya ada


(16)

4

sebagian siswa yang melalaikan tugasnya untuk beribadah kepada Allah. Syamsu Yusuf (2008: 71) mengemukakan bahwa terjadinya keragaman profil remaja dalam mengaktualisasikan nilai-nilai agama, mungkin disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya:

1. Keragaman pendidikan agama yang diterima remaja dari orang tuanya, ada yang baik, kurang, dan bahkan tidak sama sekali,

2. Keragaman keluarga remaja dalam pengamalan nilai-nilai agama, ada yang taat, kurang taat, dan ada yang sama sekali tidak mempedulikan (melecehkan) nilai-nilai agama,

3. Keragaman kelompok teman bergaul, ada yang berakhlak baik, dan ada juga yang berakhlak buruk (perilakunya bertentangan dengan norma-norma agama).

4. Kondisi kejiwaan siswa yang masih labil, sehingga belum bisa untuk secara rutin melaksanakan ibadah kepada Allah SWT.

Selain yang telah disebutkan di atas, menurut peneliti ada beberapa faktor lain yang berpengaruh, misalnya tempat beribadah/mesjid yang kurang besar, sehingga tidak dapat menampung jumlah siswa yang sangat banyak, latar belakang pendidikan agama siswa yang berbeda-beda, dan masih banyak yang lainnya.

Setelah mengetahui beberapa faktor penyebabnya, salah satu diantara beberapa faktor tersebut adalah dari latar belakang pendidikan agama mereka yang berbeda-beda. Hal ini yang akan dikaji dalam penelitian ini antara ketaatan beribadah dihubungkan dengan latar belakang pendidikan agama siswa. Pengamatan sementara yang telah dilakukan oleh peneliti di SMKN 12 Bandung menunjukkan adanya perbedaan ketaatan beragama diantara para siswa. Latar belakang pendidikan agama pun dipandang sebagai salah satu penyebabnya. Setelah memperoleh data sementara di lapangan, ternyata di sekolah tersebut, rata-rata siswanya berasal dari Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang umum. Hanya sebagian yang berasal dari Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs).

Kemudian, dari data yang diperoleh juga menunjukkan bahwa kebanyakan dari siswa pernah mengikuti pengajian umum di masing-masing mesjid di sekitar lokasi rumah mereka. Ada yang mengikuti pengajian rutin setiap hari, seminggu sekali dan lain-lain. Di antara mereka juga ada yang


(17)

5

mengikuti pengajian di madrasah-madrasah. Namun ada juga yang hanya belajar dari orang tuanya saja di rumah. Ini membuktikan bahwa latar belakang pendidikan agama mereka sangat beragam.

Sebagai contohnya, ketika azan berkumandang, masih banyak siswa yang acuh untuk segera melaksanakan ibadah salat. Itu semua dikarenakan pada jam istirahat banyak siswa yang menggunakan kesempatan tersebut untuk makan dan lain sebagainya. Namun, tidak semua siswa melalaikan untuk melaksanakan salat. Di antara siswa ada yang segera bergegas untuk mengambil air wuḍū‟ dan menunaikan ibadah salat. Kemudian mesjid yang dirasa kurang besar untuk bisa menampung jumlah siswa di SMKN 12 Bandung, tidak memungkinkan untuk melaksanakan kegiatan salat berjamaah ketika salat Ẓuhur dan „Aṣar. Ini juga harus di perhatikan oleh pihak sekolah. Situasi dan kondisi yang penuh dan berdesakan, membuat sebagian malas untuk melaksanakan salat dan memilih untuk diam di kelas atau ke kantin.

Dari data sementara yang diperoleh oleh peneliti, ini menjadikan hal menarik bagi peneliti untuk mengadakan penelitian di SMKN 12 Bandung yang dipilih sebagai lokasi penelitian. Dalam penelitian ini, akan dibandingkan siswa yang berasal dari sekolah yang umum (SMP) dengan siswa yang berasal dari sekolah yang berlatar belakang agama (MTs) terhadap ketaatan beribadah mereka dalam kehidupan sehari-hari.

Yunasril Ali (2012: 24) mengatakan bahwa:

“Ibadah yang dilakukan bukan untuk kepentingan Tuhan, melainkan demi manusia itu sendiri. Dengan ibadah, kita dapat menyempurnakan diri dan mencapai tingkat tertinggi di antara makhluk-makhluk Tuhan. Manusia beribadah agar ia tumbuh menjadi insan kamil, manusia paripurna yang pada dirinya terpancar citra Ilāhi secara utuh dan

sempurna.”

Berangkat dari uraian di atas, peneliti terdorong untuk melakukan penelitian seberapa jauh kebenarannya di SMKN 12 Bandung dengan judul : “Hubungan Antara Ketaatan Beribadah dengan Latar Belakang Pendidikan Agama Siswa di SMKN 12 Bandung (Studi Deskriptif Analisis di SMKN 12 Bandung Tahun Ajaran 2012/2013).


(18)

6

B. Rumusan Masalah

Dari analisis permasalahan di atas, dapat dirumuskan pertanyaan pokok sebagai inti dari masalah penelitian ini, yaitu: Bagaimana hubungan antara ketaatan beribadah dengan latar belakang pendidikan agama siswa di SMKN 12 Bandung?

Secara lebih khusus, permasalahan tersebut di atas dapat dirumuskan dalam beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut:

a. Bagaiamana ketaatan beribadah siswa di SMKN 12 Bandung? b. Apakah ada perbedaan ketaatan beribadah berdasarkan kepada latar

belakang pendidikan agama pada siswa di SMKN 12 Bandung? c. Bagaimana hubungan antara latar belakang pendidikan agama

dengan ketaatan beribadah dengan siswa di SMKN 12 Bandung? C. Tujuan Penelitian

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara ketaatan beribadah dengan latar belakang pendidikan agama siswa di SMKN 12 Bandung.

Adapun secara khusus dan operasional, penelitian ini bertujuan sebagai berikut :

a. Untuk mendeskripsikan ketaatan beribadah siswa di SMKN 12 Bandung.

b. Untuk mendeskripsikan latar belakang pendidikan agama pada siswa di SMKN 12 Bandung.

c. Untuk melihat adanya hubungan antara latar belakang pendidikan agama dengan ketaatan beribadah dengan siswa di SMKN 12 Bandung.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis, manfaat dari penelitian ini agar dapat memberikan landasan-landasan empirik bagaimana ketaatan beribadah di sekolah


(19)

7

khususnya, dapat dikembangkan berdasarkan temuan-temuan nyata di lapangan dengan mempertimbangkan latar belakang pendidikan agama siswa.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Guru

1) Dengan diperolehnya gambaran tentang ketaatan beribadah siswa yang dihubungkan dengan latar belakang pendidikan agama siswa, maka dapat direncanakan upaya peningkatan efektifitas pendidikan, khususnya pendidikan agama, baik di sekolah maupun di luar sekolah.

2) Untuk mengetahui kemampuan dasar para siswa sebelum pembelajaran, agar dalam proses pembelajaran, materi yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh siswa.

b. Bagi Siswa

1) Untuk mendorong dan memotivasi siswa agar lebih taat dalam melaksanakan ibadah kepada Allah SWT.

2) Untuk meningkatkan kesadaran para siswa akan pentingnya melaksanakan ibadah, ketika pelaksanaan ibadah itu dilakukan secara rutin.

c. Prodi IPAI

Dengan adanya skripsi ini, sebagai karya ilmiah yang di persembahkan kepada Prodi IPAI dalam mengkaji hubungan antara ketaatan beribadah dengan latar belakang agama siswa di SMKN 12 Bandung tahun ajaran 2012/2013.

d. Pengembang Kurikulum Pendidikan Agama Islam baik di pusat (direktorat pendidikan Agama Islam untuk sekolah, Direktorat Jendral Pendidikan Islam Kementrian Agama RI).

E. Struktur Organisasi Skripsi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian


(20)

8

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah C. Tujuan Penelitian

D. Manfaat/Signifikansi Penelitian E. Struktur Organisasi Skripsi

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konsep Pendidikan Islam

B. Pengertian Pendidikan Agama Islam C. Lembaga Pendidikan Islam

D. Ketaatan beribadah

BAB III METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian B. Desain Penelitian

C. Metode Penelitian D. Definisi Operasional E. Instrumen Penelitian

F. Proses Pengembangan Instrumen G. Teknik Pengumpulan Data H. Analisis Data

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

B. Pembahasan Data

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

B. Rekomendasi


(21)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian 1. Profil SMKN 12 Bandung

Tabel 3.1

Profil SMKN 12 Bandung

1. Visi

Menjadi sekolah unggul bertarafInternasional yang menghasilkan tenaga mekanik di bidang manufaktur dan maintenance pesawat udara yang berjiwa entrepreneur dengan menjunjung nilai iman dan takwa.

2. Misi

a. Menerapkan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 : 2008 demi terwujudnya pelayanan prima dalam pengelolaan pendidikan bertaraf internasional,

Nama Sekolah

SMK Negeri 12 Bandung

Jenis Sekolah Negeri

NSS 32.1.02.60.03.001

NPSN 20219174

Izin

Operasional

No.0890/O/86 Tgl.22 Desember 1986

Alamat Jl. Pajajaran No. 92 Bandung RT 02 RW 02 Kelurahan Pamoyanan Kecamatan Cicendo Kode Pos 40173

Telepon/Fax +6222 6038055


(22)

48

b. Mengembangkan sikap profesionalisme pendidik dan tenaga kependidikan untuk peningkatan produktivitas kinerja serta menumbuhkan jiwa kreatif dan inovatif,

c. Menciptakan lingkungan yang kondusif agar peserta didik menjadi anggota masyarakat yang mempunyai budi pekerti luhur dan berakhlak mulia serta memiliki kompetensi yang mampu bersaing di dunia internasional.

d. Menerapkan pembelajaran yang tanggap terhadap perkembangan teknologi penerbangan, teknologi informasi dan entrepreneurship dengan penguatan bahasa Inggris serta mampu melanjutkan ke jenjang pendidikan lebih tinggi

3. Kebijakan Mutu

SMKN 12 Bandung komitmen untuk menjadi sekolah unggul di bidang manufacture dan maintenance pesawat udara dengan menjunjung nilai iman dan taqwa menuju sekolah bertaraf internasional yang diwujudkan dalam pelayanan prima di setiap aktvitas pengelolaan pendidikan demi kepuasan pelanggan.Sumber daya manusia SMKN 12 Bandung mempunyai potensi produktivitas kinerja, semangat membangun demi menumbuhkan jiwa kreatif dan inovatif serta terlibat aktif dalam meninjau dan menyempurnakan Sistem Manajemen Mutu yang berkelanjutan sesuai budaya sekolah, meliputi:

Tekun, teliti dan tepat dalam bekerja. Empathy dalam bersikap.

Rasa hormat terhadap orang tua, bangsa dan negara. Budaya bersih, rapi dan sehat di lingkungan kerja. Antisipatif terhadap perubahan.

Norma kejujuran dalam bertindak Gelar prestasi penerbangan Indonesia.


(23)

49

4. Sarana dan Prasarana

Fasilitas sarana dan prasarana yang dimiliki SMKN 12 Bandung meliputi : 1. Ruang manajemen

2. Ruang guru

3. Ruang Bimbingan dan Konseling 4. Ruang Komite Sekolah

5. Ruang Perpustakaan 6. Ruang Kelas Teori

7. Bengkel Kompetensi Pemesinan Pesawat Udara 1. Bengkel kerja bangku


(24)

50

3. Bengkel Pemesinan Frais 4. Bengkel Pemesinan CNC 5. Bengkel Pengukuran

8. Bengkel Kompetensi Konstruksi Badan Pesawat Udara 1. Bengkel Pemotongan dan Pembentukan

2. Bengkel Las Oxy Asetlin dan Busur Listrik 3. Bengkel Las MIG dan TIG

9. Bengkel Konstruksi Rangka Pesawat Udara 1. Bengkel Pemotongan dan Pembentukan 2. Bengkel Perakitan

3. Bengkel Hidroulik dan Pneumatik 10.Bengkel Kelitrikan Pesawat Udara

1. Bengkel Listrik 1 2. Bengkel Listrik 2

3. Bengkel Listrik Instrumen 11.Bengkel Elektronika Pesawat Udara

1. Bengkel Avionic 2. Bengkel Servo 3. Bengkel Digital 12.Laboratorium

1. Laboratorium Gambar Teknik 1 dan 2

2. Laboratorium Gambar Teknik dengan AutoCad 3. Laboratorium IT

4. Laboratorium Fisika 5. Laboratorium Kimia 13.Teaching Factory

1. Pergudangan

14.Fasilitas Pengembangan Diri 1. Ruang Sekretariat OSIS 2. Ruang Keputrian


(25)

51

3. Lapangan basket

4. Lapangan Bulu Tangkis 5. Lapangan Upacara 6. Lapangan Olah Raga

Lokasi SMKN 12 Bandung

Lokasi Penelitian yang diambil oleh peneliti adalah SMKN 12 Bandung yang beralamatkan di Jl. Padjajaran No.92 Bandung. Sekolah ini peneliti ambil karena terdapat keberagaman latar belakang pendidikan agama siswa, baik yang berasal dari sekolah umum maupun dari madrasah. Hal ini membuat peneliti tertarik untuk meneliti tentang ketaatan beribadah siswa dihubungkan dengan latar belakang pendidikan agama siswa.

Menurut Sugiyono (2009: 61) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Saifudin Azwar (2012: 77) mengataka bahwa populasi di definisikan sebagai kelompok subjek yang hendak dikenai generalisasi hasil


(26)

52

penelitian. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa SMKN 12 Bandung

Sedangkan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu (Sugiyono, 2011:81). Sampel yang digunakan yaitu para siswa yang berasal dari sekolah yang berlatar belakang agama dengan siswa berasal dari sekolah umum. Kemudian dibandingkan apakah terdapat perbedaan tingkat ketaatan beribadahnya dalam kehidupan sehari-hari.

Teknik Pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan probability sampling dengan jenis random sampling. Menurut Sugiyono (2008: 82) probability sampling adalah teknik pengambilan sampling yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Adapun teknik pengambilan sampel dari anggota dilakukan secara random sampling yaitu dengan cara pengambilan sampel secara acak yang berarti setiap individu dalam populasi mempunyai peluang yang sama untuk dijadikan sampel.

B. Desain Penelitian

Menurut Nasution (2009: 25) desain penelitian yang banyak kita dapati adalah desain survey, case study, and experimen.

Desain survey adalah suatu penelitian survey atau survey yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi tentang orang yang jumlahnya besar, dengan cara mewawancarai sejumlah kecil dari populasi itu. Survey dapat digunakan dalam penelitian yang bersifat eksploratif, deskriptif, maupun eksperimental. Mutu survey antara lain bergantung pada :

1. Jumlah orang yang dijadikan sampel

2. Taraf hingga mana sampel itu representatif, artinya mewakili kelompok yang diselidiki


(27)

53

Untuk memperoleh keterangan dapat digunakan questionnaire atau angket, wawancara, observasi langsung atau kombinasi teknik-teknik pengumpulan data itu (Nasution, 2009: 25-26).

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan desain survey, karena dimaksudkan untuk eksploratif dan deskriptif.

C. Metode Penelitian

Nana Syaodih Sukmadinata (2010: 52) mengatakan bahwa metode penelitian merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan peneltian didasari oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofis dan ideologis, pertanyaan dan isu-isu yang dihadapi.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu pendekatan

yang “data penelitiannya berupa angka-angka dan analisisnya menggunakan

statistik” (Sugiyono, 2011:7). Creswell (2009:5) mengatakan bahwa penelitian kuantitaif merupakan metode-metode untuk menguji teori-teori tertentu dengan cara meneliti hubungan antarvariabel. Penelitian ini bertujuan memperoleh gambaran tentang ketaatan beribadah siswa dilihat dari latar belakang pendidikan agamanya. Keseluruhan aspek tersebut akan disajikan secara deskriptif dan dianalisis, baik secara korelasional ataupun komparatif untuk mengambil kesimpulan apakah latar belakang pendidikan agama siswa mempengaruhi ketaatan beribadahnya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis.

D. Definisi Operasional

Untuk menghindari salah pengertian dan penafsiran dalam penelitian ini, maka perlu dijelaskan beberapa istilah sehingga kesamaan landasan berfikir antara peneliti yang tuangkan dalam penelitian ini dengan pembaca.

1. Hubungan (Korelasi)

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia korelasi diartikan hubungan timbal balik. (Poerwadaminta, 1989:524). Yang dimaksud hubungan disini adalah hubungan antara ketaatan beribadah dengan latar belakang pendidikan agama siswa di SMKN 12 Bandung.


(28)

54

2. Ketaatan Beribadah

Taat adalah patuh, setia, ataupun tunduk. Tingkat ketaatan adalah tinggi rendahnya suatu kepatuhan, kesetiaan, kesalehan. Menurut syara’ ibadah adalah semua bentuk pekerjaan yang bertujuan memperoleh keridhaan Allh SWT dan mendambakan pahala dari-Nya di akhirat. Ketaatan beribadah yang dimaksud dalam studi ini adalah penyerahan dengan hati, perkataan dan perbuatan untuk mengerjakan perintah-Nya dan meninggalkan larangan-Nya yang dilakukan secara ikhlas untuk mencapai keriḍāan Allah SWT, dan

mengharap pahala-Nya dan dilakukan secara terus-menerus dalam kehidupan manusia. Dalam penelitian ini ketaatan beribadah dilihat pada aspek ibadah salat, puasa, membaca Al-Qur´ān dan ibadah yang dilakukan terhadap sesama manusia (ibadah sosial).

3. Latar Belakang Pendidikan Agama

Yang dimaksud dengan latar belakang pendidikan agama dalam studi ini adalah mencakup jenis sekolah formal tempat subjek mendapatkan pendidikan sebelumnya, baik yang berasal dari sekolah umum maupun yang berasal dari Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs). E. Asumsi-Asumsi Penelitian

Sebelum penelitian ini dilakukan ada anggapan dasar yang muncul baik dari diri peneliti pribadi atau dari orang lain ataupun dari praktisi pendidikan.

Penelitian ini dilandasi oleh beberapa asumsi sebagai berikut:

a. Raya dan Mulia (2003: 173) mengatakan bahwa semakin baik tingkat ibadah yang dilakukan oleh seseorang, maka semakin baik pula akhlāq yang dimilikinya. Ibadah ialah mampu mengajar pelakunya untuk selalu memilih Allah SWT dan menimbulkan rasa keagungannya dalam setiap tindakan atau pergaulan.

b. Yunasril Ali (2012: 24) mengatakan bahwa: “Ibadah yang dilakukan bukan untuk kepentingan Tuhan, melainkan demi manusia itu sendiri. Dengan ibadah, kita dapat menyempurnakan diri dan mencapai tingkat tertinggi di antara makhluk-makhluk Tuhan. Manusia beribadah agar ia tumbuh menjadi insān


(29)

55

kamīl,manusia paripurna yang pada dirinya terpancar citra Ilāhi

secara utuh dan sempurna.” c. Ibadah oleh kehendak diri

Ibadah kita, didorong oleh kehendak diri untuk menumbuhkan manusia yang lurus seimbang, intelek, emosi, dan tingkah lakunya. Itulah manusia yang membina keseimbangannya dalam menata hidup yang benar-benar berguna baik spritual maupun material. Ia buat untuk dunia dan akhiratnya. Dunia dijadikannya sebagai jembatan untuk akhiratnya. Nyatalah keseimbangan murni tidak akan dicapai kecuali dengan memurnikan ibadah dari keinginan hawa nafsu dan materi.

d. Salat yang diwajibkan Allah kepada orang beriman lima kali sehari semalam berperan untuk menghilangkan rasa gelisah yang menghantui manusia, dapat menabahkn hati dalam mengahadapi kesulitan, sabar terhadap sesuatu yang dibenci dan sanggp mematahkan sifat yang mementingkan diri sendiri yang membekukan rasa sosial yang mulia.

e. Puasa ialah ibadah yang dapat menanamkan rasa kebersamaan dengan orang-orang fakir dalam menahan lapar dan dahaga, serta kebutuhan lain manusia seperti biologis, dan sebagainya. Ia menyadarkan dorongan rasa simpati dan menguatkan keutamaan jiwa seperti takwa mencintai Allah, amanah, sabar, dan tabah mengahadapi kesulitan.

F. Variabel Penelitian

Variabel dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang, atau objek yang mempunyai variasi, antara satu orang dengan dengan yang lain atau satu objek lainnya yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan di tarik kesimpulan (Hatch dan Farhadi 1981) kutipan dalam (Sugiyono, 2009:60).

Variabel dalam penelitian ini dibedakan dalam dua kategori utama, yaitu:


(30)

56

1. Variabel bebas (independen)

Variabel bebas (independen) adalah variabel perlakuan atau sengaja dimanipulasi untuk diketahui intensitasnya atau pengaruhnya terhadap variabel terikat. Dalam penelitian ini yang terdapat satu variabel bebas yaitu latar belakang pendidikan agama siswa.

2. Variabel terikat (dependen)

Variabel terikat (dependen) adalah variabel yang timbul akibat variabel bebas, atau respon dari variabel bebas, oleh sebab itu variabel terikat menjadi tolak ukur keberhasilan variabel bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikatnya adalah ketaatan beribadah (Sugiyono, 2009: 70)

Jadi dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel yang mempengaruhi dan variabel yang dipengaruhi untuk membangun suatu hubungan/kausal. Bedasarkan variabel-variabel diatas, paradigma dari penelitian ini adalah paradigma sederhana berurutan.

Keterangan:

X = latar belakang pendidikan agama Y = ketaatan beribadah

G. Instrumen Penelitian

Secara fungsional kegunaan instrumen penelitian adalah untuk memperoleh data yang diperlukan ketika peneliti sudah menginjak pada langkah pengumpulan informasi di lapangan. Ada empat media untuk mengumpulkan data dalam proses penelitian. Keempat media tersebut, penggunaannya dapat dipilih satu macam, atau gabungan antara dua media tersebut, tergantung macam data yang diharapkan peneliti. Keempat media pengumpul data tersebut adalah kuesioner, observasi, wawancara, dan dokumentasi (Sukardi, 2008: 75). Sedangkan menurut Sugiyono (2011: 305-306) menyebutkan bahwa terdapat dua hal utama yang mempengaruhi kualitas hasil penelitian yaitu, kualitas instrumen penelitian, dan kualitas pengumpulan data. Dalam penelitian kuantitatif, kualitas instrumen penelitian berkenaan

Y X


(31)

57

dengan validitas dan reliabilitas instrumen dan kualitas pengumpulan data berkenaan dengan ketepatan cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan data. Oleh karena itu instrumen yang telah teruji validitas dan reliabilitasnya belum tentu dapat menghasilkan data yang valid dan reliabel, apabila instrumen tersebut tidak digunakan secara tepat dalam pengumpulan datanya. Instrumen dalam penelitian kuantitatif dapat berupa tes, pedoman wawancara, pedoman observasi dan kuesioner.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan kisi-kisi angket (kuesioner).

H. Teknik Pengumpulan Data

Teknik atau metode pengumpulan data menurut Mustafa (2009: 92-93) merupakan langkah penting dalam suatu penelitian karena terhadap data itulah pengujian atau analisis akan dilakukan. Kualitas data (Goodness of data) akan sangat dipengaruhi oleh siapa narasumbernya, bagaimana dan dengan cara atau alat apa data itu dikumpulkan atau diukur. Berdasarkan itu dapat dibedakan menjadi data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh berdasarkan pengukuran secara langsung oleh peneliti dari sumbernya (subyek penelitian). Data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan oleh pihak lain dan telah terdokumentasikan, sehingga peneliti tinggal menyalin data tersebut untuk penelitiannya. Baik data primer maupun data sekunder dalam pengumpulan atau pengukurannya selalu menggunakan alat pengukur yang lazim disebut dengan instrumen. Adapun alat yang akan dipakai untuk menjaring dan mengumpulkan data-data yang diperlukan adalah:

1. Kuesioner.

Metode kuesioner adalah suatu cara untuk mengumpulkan data primer dengan menggunakan daftar pertanyaan mengenai variabel yang diukur melalui perencanaan yang matang, disusun dan dikemas sedemikian rupa, sehingga jawaban dari semua pertanyaan benar-benar dapat menggambarkan keadaan variabel yang sebenarnya (Mustafa, 2009:


(32)

58

99). Instrumen ini dipergunakan untuk menjaring data-data tentang ketaatan beribadah siswa-siswi SMKN 12 Bandung.

2. Lembar informasi

Instrumen ini dipergunakan untuk menjaring informasi mengenai latar belakang pendidikan agama siswa-siswi SMKN 12 Bandung. Informasi yang dijaring menyangkut asal sekolah yang diikuti oleh para siswa-siswi SMKN 12 Bandung, baik yang berasal dari sekolah yang berlatar belakang agama maupun yang berasal dari sekolah umum.

Alat pengumpul data untuk setiap variabel tersebut dapat digambarkan pada tabel 3.2 dibawah ini:

Tabel 3. 2

Variabel-Variabel Penelitian

Variabel Sub.Variabel Instrumen

Latar belakang pendidikan Agama (X)

a. Sekolah yang berlatar belakang agama (madrasah). b.Sekolah umum.

Daftar cek

Ketaatan beribadah (Y)

a. Ibadah ritual. b.Ibadah sosial

Kuesioner

I. Proses Pengembangan Instrumen

Dalam proses pengembangan instrumen, ketika peneliti sudah selesai menyusun kisi-kisi instrumen maka sesuai dengan yang disampaikan Mustafa (2009: 160) dua hal penting dalam kaitannya dengan pengukuran (measurement), yaitu validitas (validity) dan reliabilitas (reliability).

1. Pengembangan kuesioner ketaatan beribadah.

Kuesioner ini disusun melalui langkah-langkah sebagai berikut:

b. Mengidentifikasi ciri-ciri ketaatan beribadah yang mencakup komponen ketaatan melaksanakan ibadah salat, puasa, membaca


(33)

Al-59

Qur´ān dan ibadah yang dilakukan terhadap sesama manusia (ibadah

sosial).

c. Menjabarkan komponen-komponen tersebut ke dalam aspek-aspek kehidupan keagamaan. Komponen-komponen dan ruang lingkupnya dapat diuraikan pada tabel 3.3 sebagai berikut:

Tabel 3. 3

Kisi-kisi Instrumen Ketaatan Beribadah

Komponen Ruang Lingkup Kode

Ibadah salat 1. Rutinitas pelaksanaan salat sehari-hari

2. Ketepatan/menyegerakan waktu salat.

3. Pelaksanaan salat secara berjamaah.

4. Pelaksanaan salat secara tidak tergesa-gesa.

5. Pembiasaan melaksanakan salat sunnah.

Ibadah puasa 1. Pelaksanaan mengerjakan puasa Ramaḍān.

2. Melaksanakan puasa Qaḍa,

apabila ada yang batal dalam puasa Ramaḍān.

3. Pembiasaan melaksanakan puasa Senin dan Kamis.

Ibadah membaca

Al-Qur´ān

1. Intensitas membaca Al-Qur´ān

2. Membaca Al-Qur´ān dengan

tartil.

Ibadah sosial 1. Berbakti kepada kedua orang tua, diantaranya:


(34)

60

a. Taat terhadap segala yang diperintahkan kepada orang tua.

b. Mendengarkan nasihat orang tua.

c. Membantu pekerjaan di rumah.

2. Perilaku terhadap guru, diantaranya:

a. Menghormati kepada semua guru.

b. Bersikap sopan-santun kepada guru.

c. Patuh terhadap perintah yang diberikan.

3. Perilaku terhadap teman, diantaranya:

a. Menjenguk ketika ada teman yang sakit.

b. Mengucapkan salam apabila bertemu dengan teman yang lain.

c. Saling membantu apabila membutuhkan pertolongan. d. Saling menghargai satu

sama lain.

d. Menyusun pernyataan-pernyataan khusus untuk setiap ciri yang diidentifikasikan. Pernyataan-pernyataan ini dimaksudkan untuk memperoleh data bagaimana tingkat ketaatan dalam beribadah yang dilakukan oleh siswa-siswi di SMKN 12 Bandung.


(35)

61

e. Menyusun pernyataan-pernyataan tersebut ke dalam bentuk instrumen penelitian.

f. Judgment terhadap instrumen, dilakukan oleh tiga orang penilai

yang ahli dalam bidang tersebut dan pembuatan instrumen penelitian. Dari hasil judgment ini juga dilakukan seleksi tahap akhir terhadap pernyataan-pernyataan yang akan dipakai dalam instrumen penelitian draft terakhir.

g. Menetapkan cara pengolahan lembar jawaban.

Cara pengolahan jawaban adalah dengan memberikan skor 3 untuk jawaban selalu, 2 untuk jawaban kadang-kadang, dan 1 untuk jawaban tidak pernah untuk pertanyaan positif. Sedangkan untuk pertanyaan negatif adalah 3 untuk jawaban tidak pernah, 2 untuk jawaban kadang-kadang, dan 1 untuk jawaban selalu. Kemudian data di olah dengan menjumlahkan skor dari setiap item yang di jawab oleh siswa.

2. Pengujian Instrumen a. Uji Validitas

Widoyoko (2011: 98) mengatakan bahwa alat ukur dikatan valid apabila alat ukur itu dapat dengan tepat mengukur apa yang hendak diukur. Validitas atau keshahihan instrumen adalah ukuran seberapa tepat instrumen itu mampu menghasilkan data sesuai dengan ukuran yang sesungguhnya yang ingin diukur.

Menurut Arikunto (2009:64) agar dapat diperoleh data yang valid, instrumen atau alat untuk mengevalusasinya harus valid. Instrumen evaluasi dipersyaratkan valid agar hasil yang diperoleh dari kegiatan evaluasi valid.

Sudijono (2011: 164) mengatakan bahwa pengujian validitas tes secara rasional adalah validitas yang diperoleh atas dasar hasil pemikiran, validitas yang diperoleh dengan berfikir secara logis. Yang mana dalam validitas ini terbagi lagi ke dalam 2 bagian, yaitu:


(36)

62

1) Validitas isi (content validity), adalah validitas yang diperoleh setelah dilakukan penganalisisan, penelusuran atau pengujian terhadap isi yang terkandung di dalam tes hasil belajar tersebut. Atau validitas yang ditilik dari segi isi tes itu sendiri sebagai alat pengukur hasil belajar.

2) Validitas konstruksi (construct validity), adalah validitas yang ditilik dari segi susunan, kerangka, atau rekaannya.

Proses validasi ialah memastikan uji angket yang dipakai peneliti layak dan bisa dipakai untuk mengukur apa yang telah diteliti dan reliabel adalah angket yang digunakan dapat dipercaya digunakan untuk sebuah pengukuran. Adapun rumus yang digunakan dalam pengujian validitas instrument ini adalah dengan rumus korelasi Peasrson product moment. Adapun perhitungan analisis validasi dan reliabel dibantu dengan program SPSS.

Dari output (terlampir)dapat diketahui nilai korelasi antara skor item dengan skor total. Nilai ini dibandingkan dengan r tabel pada signifikansi 0,5 pada uji two tailed, yang mana data (soal) berjumlah 40, maka didapat r-tabel sebesar 0,250. Disimpulkan bahwa pernyataan berjumlah 40di antaranya soal nomor 1-40 dinyatakan valid.

b. Reliabilitas

Widoyoko (2011: 99) mengatakan bahwa kata reliabilitas dalam bahasa Indonesia diambil dari kata reliability dalam bahasa Inggris, berasal dari kata asal reliable yang artinya dapat dipercaya.Menurut Arikunto (2009: 86) instrumen yang baik adalah instrumen yang dapat dengan ajeg memberikan data yang sesuai dengan kenyataan.

Pengujian reliabilitas instrumen dapat dilakukan secara eksternal maupun internal. Secara eksternal pengujian dapat dilakukan dengan

test-retest (stability), equivalen, dan gabungan dari keduanya. Secara internal

reliabilitas instrumen dapat diuji dengan menganalisis konsistensi butir-butir yang ada pada instrumen dengan teknik tertentu.


(37)

63

Adapun perhitungan reliabilitas dibantu dengan program SPSS sebagai berikut:

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

,808 40

Hasil uji reliabilitas pada kolom Cronbach’s Alpha diketahui 0,808

dan berada di atas nilai 0,6 maka dapat disimpulkan angket dalam penelitian ini reliabilitasnya baik. Sebagaimana menurut Sekaran yang dikutip Priyatno (2011:100) mengatakan bahwa reliabilitas yang kurang dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima dan di atas 0,8 adalah baik.

J. Analisis Data

Setelah data diperoleh, kemudian data tersebut diolah dengan metode statistik. Penggunaan metode statistik menurut Sudjana (2000) merupakan penggambaran data sehingga mampu memperlihatkan fenomena data dan kaitannya dengan persoalan yang diteliti. Adapun alasan dipilihnya metode statistik untuk menguji kebenaran hipotesis dikarenakan menurut Surakhman (1990), metode statistika mempunyai keuntungan:

a. Memungkinkan pendeskripsian lebih eksak (menggunakan simbol verbal dari pada menggunakan bahasa verbal).

b. Memungkinkan seseorang berfikir dan bekerja secara eksak dalam proses mskipun tidak mutlak, tetapi mampu menentukan kesimpulan ke tingkat yang lebih meyakinkan.

c. Memberi rangkuman yang lebih singkat dan sistematis.

d. Mampu membuat kesimpulan umum (membentuk konsep dan generalisasi).

e. Memungkinkan untuk melakukan tinjauan ke depan (ramalan tentang suatu fenomena dari suatu kesimpulan).

Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam menganalisis data adalah: 1. Memberi skor intrumen ketaatan beribadah


(38)

64

2. Menentukan presentase rata-rata tingkat ketaatan beribadah dengan latar belakang pendidikan agama siswa dari masing-masing objek penelitian.

3. Menentukan hipotesis

Dalam penelitian ini ditentukan hipotesis awal dengan mengacu pada asumsi yang telah dibuat.

Hipotesis yang akan diuji kebenarannya adalah:

H0 : Tidak ada perbedaan antara tingkat ketaatan beribadah dilihat dari latar belakang pendidikan agama siswa di SMKN 12 Bandung.

H1 : Ada perbedaan antara tingkat ketaatan beribadah dilihat dari latar belakang pendidikan agama siswa di SMKN 12 Bandung.

Dalam hal ini peneliti dibantu oleh IBM Versi 21 yang mengolah data ketaatan beribadah dengan latar belakang pendidikan agama siswa.


(39)

(40)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Pada pembahasan hasil penelitian, hasil analisis dideskripsikan berdasarkan bobot skor rata-rata (mean) nilai pada hasil analisis uji t-test. Hasilnya menunjukkan bahwa skor rata-rata siswa yang berlatar belakang MTs adalah 97,27 dan skor rata-rata siswa yang berlatar belakang SMP adalah 95,27. Hal ini menunjukan bahwa skor rata-rata siswa yang berlatar belakang MTs lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang berlatar belakang SMP. Untuk menguji apakah perbedaan tersebut signifikan atau tidak, peneliti menggunakan program IBM versi 21, dan hasilnya memperoleh nilai t hitung 1,114 sedangkan nilai t tabel 1,1672, artinya nilai t hitung 1,114 < t tabel 1,1,672. Oleh karena itu, H1 ditolak dan Hoditerima artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara siswa yang berlatar belakang dari MTs dengan siswa yang berlatar belakang dari SMP dalam hal pelaksanaan ketaatan beribadah di SMKN 12 Bandung.

Adapun kesimpulannya secara lebih rinci pada temuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Ketaatan beribadah siswa-siswi SMKN 12 Bandung sangat baik, hal ini menunjukkan bahwa proses pembelajaran PAI di SMKN 12 Bandung di nilai cukup berhasil dan dukungan dari pihak sekolah pun cukup besar untuk menciptaan suasana religius di sekolah. 2. Latar belakang pendidikan agama siswa SMKN 12 Bandung ada

dua macam, dari seluruh jumlah siswa kelas X dan XI adalah 889 siswa yang rata-ratanya berasal dariSMP dan hanya sebagain kecil siswa yang berasal dari MTs, yaitu sebanyak 40 siswa.

3. Tidak ada perbedaan yang signifikan antara siswa yang berlatar belakang MTs dan yang berlatar belakang SMP dalam hal ketaatan beribadah. Latar belakang pendidikan pendidikan siswa yang berlatar belakang MTs dan siswa yang berlatar belakang SMP tidak


(41)

115

berpengaruh kepada ketaatan beribadah mereka. Selain itu, pendidikan agama yang pernah mereka ikuti dirumah seperti mengikuti TPA, pengajian umum dan lain sebagainya, menjadikan mereka dasar dalam meningkatkan ketaatan beribadah kepada Allah dalam kehidupan sehari-hari.

Hal ini menunjukan bahwa pembelajaran PAI di SMKN 12 Bandung boleh dikatakan cukup berhasil. Hal ini bisa terlihat dari dukungan pihak sekolah yang cukup besar. Dengan diwajibkannya para siswi putri untuk menggunakan kerudung, tertera dalam buku panduan tata tertib siswa. Kemudian pengadaan laboratorium PAI di ruang C.1 dan C.2 untuk lebih meningkatkan antusias para siswa dalam belajar. Kemudian mesjid yang kurang menampung jumlah siswa akan di renovasi oleh pihak sekolah. Hal ini dimaksudkan agar setiap siswa berkesempatan yang sama dalam menjalankan ibadah khususnya di sekolah dan membuat rasa nyaman dalam menjalankan ibadah.

Kemudian sebelum pembelajaran di mulai, dibacakan do’a awal majelis, tadarus Al-Qur´ān dan dzikir Asmāul Ḥusna yang dilaksanakan setiap

hari dengan waktu 5-10 menit, diperdengarkan ke seluruh penjuru sekolah dari ruang wakasek kesiswaan sebagai sentralnya. Salat ḍuhā bersama yang dilaksanakan secara bergilir setiap kelasnya. Bimbingan Baca Tulis Al-Qur´ān

(BBTQ) yang dilaksanakan satu minggu sekali yaitu setiap hari Kamis di luar KBM, yang diwajibkan bagi siswa yang belum bisa membaca Al-Qur´ān.

Peringatan hari Besar Islam (PHBI) dilaksanakan pada peristiwa penting sejarah berdirinya Islam. Pekan pengajian Ramaḍān (P2R) dilaksanakan satu

tahun sekali yaitu pada bulan Ramaḍan. Salat Ẓuhur berjamaah yang

dilaksanakan setiap hari di mesjid Al-Iqrā. Praktek berkurban yang

dilaksanakan satu tahun sekali yaitu pada bulan Ẓulhijjah yang melibatkan

warga SMKN 12 Bandung.

Selain faktor pendukung, ada juga faktor penghambat pembelajaran PAI di SMKN 12 Bandung, yaitu sekolah menganggap kalau yang bertanggung jawab terhadap perilaku siswa-siswi adalah guru agama saja,


(42)

116

namun pada kenyataannya seharusnya semua guru di sekolah mempunyai tugas yang sama yaitu membina dan mengarahkan mereka ke arah yang lebih baik. Guru-guru yang lain lebih menitik beratkan semuanya kepada guru agama kalau ada siswa-siswi yang bermasalah. Kurangnya guru agama di SMKN 12 Bandung dengan siswa sebanyak 1200, sedangkan guru agamanya hanya ada 3 orang. Ini membuat guru agama merasa kewalahan dalam proses pembelajaran dikelas. Maka dari itu, seluruh jajaran yang terlibat di SMKN 12 Bandung di harapkan kerja samanya agar kedepannya bisa lebih baik lagi.

B. Rekomendasi

Setelah menguraikan beberapa pandangan ringkas dari kesimpulan di atas, peneliti mengajukan beberapa rekomendasi dari hasil pengamatan dalam penelitian ini, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Bagi sekolah, dengan dilakukannya penelitian ini, pihak sekolah dapat mengetahui tingkat ketaatan siswa-siswi SMKN 12 Bandung khususnya dalam hal ketaatan beribadahnya yang baik, supaya di pertahankan untuk kedepannya dan mempunyai rasa tanggung jawab bersama dalam membina siswa-siswi di SMKN 12 Bandung.

2. Bagi guru, agar dalam proses pembelajaran dikelas lebih ditingkatkan lagi dalam metode pembelajarannya, sehingga siswa-siswi lebih antusias dalam mengikuti KBM di kelas dan tidak bersifat monoton, yang akan membuat siswa jenuh dan cepat bosan dalam mngikuti KBM.

3. Bagi mahasiswa program IPAI, penelitian ini masih banyak kekurangannya, untuk kedepannya dapat menjadi salah satu referensi bagi penelitian selanjutnya, dengan tema yang serupa, yang tentunya akan dikembangkan secara lebih mendalam lagi.

4. Bagi pembaca, penelitian ini dapat menjadi penambah wawasan dan rujukan dalam memahami latar pendidikan agama khususnya dalam ketaatan beribadah siswa.


(43)

DAFTAR PUSTAKA

---. (2002). Al-Qur´ān dan Terjemahannya. Penerjemah: Tim Penerjemah Depag RI. Jakarta: CV Darus Sunnah.

Ahmad, M. A. (2008). Metodologi Pengajaran Agama Islam. Jakarta: Rineka Cipta.

Ahmadi, A., & Salimi, N. (2008). Dasar-dasar Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Bumi Aksara.

Ahmadi, A., & Uhbiyati, N. (1991). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Rineka Cipta.

Ali, M. D. (1998). Pendidikan Agama Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Ali, Y. (2012). Buku Induk Rahasia dan makna Ibadah . Jakarta: Zaman.

Arifin, H. (2008). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Arifin, M. (2009). Kapikta Selekta Pendidikan Islam. Jakarta: PT Bumi Akasara.

Arikunto, S. (2009). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.

AS, A. (1996). Pengantar Studi Tassawuf. Jakarta: Rajawali Press.

Azra, A. et al. (2002). Buku Teks Pendidikan Agama Islam pada Perguruan

Tinggi Umum. Bandung: Departemen Agama RI.

Azwar, S. (2012). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Baharudin. (2009). Pendidikan dan Psikologi Perkembangan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.


(44)

118

Creswell, J. W. (2009). Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan

Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Daulay, H. P. (2009). Dinamika Pendidikan Islam di Asia Tenggara. Jakarta: Rineka Cipta.

Hidayatullah, M. S. (2011). Buku Pintar Ibadah. Jakarta: Suluk.

Jalaludin. (2010). Psikologi Agama. Jakarta: Rajawali Pers.

Majid, A. (2006). Pendidkan Agama Islam berbasis kompetensi (Konsep dan

Implementasi Kurikulum 2004). Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Mashadi, I. (2009). Pendidikan Agama Islam dalam Prespektif Multikulturalisme. Jakarta: Balai Penelitian dan pengembangan Agama.

Muchsin, B. et al. (2010). Pendidikan Islam Humanistik. Bandung: PT Refika Aditama.

Mudzakir, A. M. (2008). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana.

Muhaimin. (2007). Kawasan dan Wawasan Studi Islam. Jakarta: Kencana.

Muhaimin. (2008). Paradigma Pendidikan Islam upaya mengeefektifkan

pendidikan agama di sekolah. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Muhaimin. (2008). Paradigma Pendidikan Islam Upaya Mengefektifkan

Pendidikan Agama di Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Muhaimin. (2009). Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Rajawali Pers.


(45)

119

Mujib, A., & Mudzakkir, J. (2008). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana.

Mukni'ah. (2011). Materi Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi

Umum. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Muliawan, J. U. (2005). Pendidikan Islam Integratif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Nasih, A. M., & Kholidah, L. N. (2009). Metode dan tekhnik Pembelajaran

Pendidikan Agama Islam. Bandung: PT Refika aditama.

Nasir, H. R. (2010). Mencari Tipologi Format Pendidikan Ideal. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Nata, A. (2010). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana.

Nata, A. (2003). Kapita Selekta Pendidikan Islam. Bandung: Angkasa.

Nata, A. (2008). Manajemen Pendidikan Mengatasi Kelemahan Pendidikan Islam

di Indonesia. Jakarta: Kencana.

Nizar, S. (2009). Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana.

Poerwadaminta. (1989). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Priyatno, D. (2010). Paham Analisa Statistik Data dengan SPSS. Jakarta: PT.

Ramayulis. (2010). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia.

Raya, A. T., & Mulia, S. M. (2003). Menyelami Selu-beluk ibadah dalam Islam. Bogor: Kencana.

Saebani, B. A., & Akhdiyat, H. (2012). Ilmu Pendidikan Islam. Bandung: CV.Pustaka Setia.


(46)

120

Salimi, A. A. (2008). Dasar-dasar Pendidikan Islam Untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Bumi Aksara.

Shaleh, A. (2002). Takwa Makna dan Hikmahnya dalam Al-Qur'an. Jakarta: Erlangga.

Sudijono, A. (2011). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitaif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan kuantitaif,

kualitatif, R dan D). Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, N. S. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Suryana, A. et al. (1997). Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruna Tinggi. Bandung: Tiga Menara.

Sy, A. W. (2007). Memahami Pendidikan Agama Islam Untuk SMK kelas X

Semua Program Keahlian. Bandung: Armico.

Syahidin. (2009). Menelusuri Metode Pendidikan dalam Al-Quran . Bandung: Alfabeta.

Syarifudin, T. & Nur'aini. (2006). Landasan Pendidikan. Bandung: Upi Press.

Umar, B. (2010). Ilmu pendidikan Islam. Jakarta: Amzah.


(47)

121

Widoyoko, E. P. (2011). Evauasi Program Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Yusuf, S. (2008). Psikologi Belajar Agama. Bandung: Maestro.


(1)

116

namun pada kenyataannya seharusnya semua guru di sekolah mempunyai tugas yang sama yaitu membina dan mengarahkan mereka ke arah yang lebih baik. Guru-guru yang lain lebih menitik beratkan semuanya kepada guru agama kalau ada siswa-siswi yang bermasalah. Kurangnya guru agama di SMKN 12 Bandung dengan siswa sebanyak 1200, sedangkan guru agamanya hanya ada 3 orang. Ini membuat guru agama merasa kewalahan dalam proses pembelajaran dikelas. Maka dari itu, seluruh jajaran yang terlibat di SMKN 12 Bandung di harapkan kerja samanya agar kedepannya bisa lebih baik lagi.

B. Rekomendasi

Setelah menguraikan beberapa pandangan ringkas dari kesimpulan di atas, peneliti mengajukan beberapa rekomendasi dari hasil pengamatan dalam penelitian ini, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Bagi sekolah, dengan dilakukannya penelitian ini, pihak sekolah dapat mengetahui tingkat ketaatan siswa-siswi SMKN 12 Bandung khususnya dalam hal ketaatan beribadahnya yang baik, supaya di pertahankan untuk kedepannya dan mempunyai rasa tanggung jawab bersama dalam membina siswa-siswi di SMKN 12 Bandung.

2. Bagi guru, agar dalam proses pembelajaran dikelas lebih ditingkatkan lagi dalam metode pembelajarannya, sehingga siswa-siswi lebih antusias dalam mengikuti KBM di kelas dan tidak bersifat monoton, yang akan membuat siswa jenuh dan cepat bosan dalam mngikuti KBM.

3. Bagi mahasiswa program IPAI, penelitian ini masih banyak kekurangannya, untuk kedepannya dapat menjadi salah satu referensi bagi penelitian selanjutnya, dengan tema yang serupa, yang tentunya akan dikembangkan secara lebih mendalam lagi.

4. Bagi pembaca, penelitian ini dapat menjadi penambah wawasan dan rujukan dalam memahami latar pendidikan agama khususnya dalam ketaatan beribadah siswa.


(2)

Penerjemah Depag RI. Jakarta: CV Darus Sunnah.

Ahmad, M. A. (2008). Metodologi Pengajaran Agama Islam. Jakarta: Rineka Cipta.

Ahmadi, A., & Salimi, N. (2008). Dasar-dasar Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Bumi Aksara.

Ahmadi, A., & Uhbiyati, N. (1991). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Rineka Cipta.

Ali, M. D. (1998). Pendidikan Agama Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Ali, Y. (2012). Buku Induk Rahasia dan makna Ibadah . Jakarta: Zaman.

Arifin, H. (2008). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Arifin, M. (2009). Kapikta Selekta Pendidikan Islam. Jakarta: PT Bumi Akasara.

Arikunto, S. (2009). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.

AS, A. (1996). Pengantar Studi Tassawuf. Jakarta: Rajawali Press.

Azra, A. et al. (2002). Buku Teks Pendidikan Agama Islam pada Perguruan

Tinggi Umum. Bandung: Departemen Agama RI.

Azwar, S. (2012). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Baharudin. (2009). Pendidikan dan Psikologi Perkembangan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.


(3)

118

Creswell, J. W. (2009). Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan

Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Daulay, H. P. (2009). Dinamika Pendidikan Islam di Asia Tenggara. Jakarta: Rineka Cipta.

Hidayatullah, M. S. (2011). Buku Pintar Ibadah. Jakarta: Suluk.

Jalaludin. (2010). Psikologi Agama. Jakarta: Rajawali Pers.

Majid, A. (2006). Pendidkan Agama Islam berbasis kompetensi (Konsep dan

Implementasi Kurikulum 2004). Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Mashadi, I. (2009). Pendidikan Agama Islam dalam Prespektif Multikulturalisme. Jakarta: Balai Penelitian dan pengembangan Agama.

Muchsin, B. et al. (2010). Pendidikan Islam Humanistik. Bandung: PT Refika Aditama.

Mudzakir, A. M. (2008). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana.

Muhaimin. (2007). Kawasan dan Wawasan Studi Islam. Jakarta: Kencana.

Muhaimin. (2008). Paradigma Pendidikan Islam upaya mengeefektifkan

pendidikan agama di sekolah. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Muhaimin. (2008). Paradigma Pendidikan Islam Upaya Mengefektifkan

Pendidikan Agama di Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Muhaimin. (2009). Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Rajawali Pers.


(4)

Mujib, A., & Mudzakkir, J. (2008). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana.

Mukni'ah. (2011). Materi Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi

Umum. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Muliawan, J. U. (2005). Pendidikan Islam Integratif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Nasih, A. M., & Kholidah, L. N. (2009). Metode dan tekhnik Pembelajaran

Pendidikan Agama Islam. Bandung: PT Refika aditama.

Nasir, H. R. (2010). Mencari Tipologi Format Pendidikan Ideal. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Nata, A. (2010). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana.

Nata, A. (2003). Kapita Selekta Pendidikan Islam. Bandung: Angkasa.

Nata, A. (2008). Manajemen Pendidikan Mengatasi Kelemahan Pendidikan Islam

di Indonesia. Jakarta: Kencana.

Nizar, S. (2009). Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana.

Poerwadaminta. (1989). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Priyatno, D. (2010). Paham Analisa Statistik Data dengan SPSS. Jakarta: PT.

Ramayulis. (2010). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia.

Raya, A. T., & Mulia, S. M. (2003). Menyelami Selu-beluk ibadah dalam Islam. Bogor: Kencana.

Saebani, B. A., & Akhdiyat, H. (2012). Ilmu Pendidikan Islam. Bandung: CV.Pustaka Setia.


(5)

120

Salimi, A. A. (2008). Dasar-dasar Pendidikan Islam Untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Bumi Aksara.

Shaleh, A. (2002). Takwa Makna dan Hikmahnya dalam Al-Qur'an. Jakarta: Erlangga.

Sudijono, A. (2011). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitaif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan kuantitaif,

kualitatif, R dan D). Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, N. S. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Suryana, A. et al. (1997). Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruna Tinggi. Bandung: Tiga Menara.

Sy, A. W. (2007). Memahami Pendidikan Agama Islam Untuk SMK kelas X

Semua Program Keahlian. Bandung: Armico.

Syahidin. (2009). Menelusuri Metode Pendidikan dalam Al-Quran . Bandung: Alfabeta.

Syarifudin, T. & Nur'aini. (2006). Landasan Pendidikan. Bandung: Upi Press.

Umar, B. (2010). Ilmu pendidikan Islam. Jakarta: Amzah.


(6)

Widoyoko, E. P. (2011). Evauasi Program Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Yusuf, S. (2008). Psikologi Belajar Agama. Bandung: Maestro.