PENGGUNAAN KETERAMPILAN BERTANYA DASARDALAM PEMBELAJARAN IPS DI SD : Penelitan Deskriptif di Kelas IV SDN Sirnagalih Kecamatan Sariwangi Kabupaten Tasikmalaya.

(1)

PENGGUNAAN KETERAMPILAN BERTANYA DASAR DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SD

(Penelitan Deskriptif di Kelas IV SDN Sirnagalih Kecamatan Sariwangi Kabupaten Tasikmalaya)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh

HILDA HUSNI HIDAYANTI NIM. 0903613

PROGRAM S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

KAMPUS TASIKMALAYA 2013


(2)

PENGGUNAAN KETERAMPILAN BERTANYA DASAR DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SD

( Penelitan Deskriptif di Kelas IV SDN Sirnagalih Kecamatan Sariwangi Kabupaten Tasikmalaya )

Oleh

Hilda Husni Hidayanti

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Hilda Husni Hiayanti 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

Hilda Husni Hidayanti

PENGGUNAAN KETERAMPILAN BERTANYA DASAR DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SD

(Penelitan Deskriptif di Kelas IV SDN Sirnagalih Kecamatan Sariwangi Kabupaten Tasikmalaya) :

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing I

Drs. H. Didi Sutardi Danawijaya, M.A. NIP. 195002121975011001

Pembimbing II

Dra. Ade Rokhayati, M.Pd. NIP. 196201011982112001

Mengetahui

Ketua Program Studi S1 PGSD UPI Kampus Tasikmalaya

Drs. Rustono WS, M.Pd. NIP. 195206281981031001


(4)

PENGGUNAAN KETERAMPILAN BERTANYA DASAR DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SD

(Penelitian Deskriptif di Kelas IV SDN Sirnagalih Kecamatan Sariwangi Kabupaten Tasikmalaya)

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pentingnya keterampilan bertanya dasar dalam pembelajaran, namun masih banyak terdapat kesalahan dalam penggunaannya. Dalam penelitian ini ada tiga masalah pokok yang dibahas, yakni penggunaan, hambatan, dan solusi dalam menanggulangi hambatan penggunaan keterampilan bertanya dasar di Kelas IV SDN Sirnagalih. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan penggunaan, hambatan, dan solusi dalam menanggulangi hambatan penggunaan keterampilan bertanya dasar. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif yang dilakukan pada kondisi alamiah, tidak dimanipulasi, dan kehadiran peneliti tidak mempengaruhi kondisi tersebut, peneliti menjadi instrumen penelitian, dan menggunakan teknik pengumpulan data triangulasi. Sumber data adalah guru dan siswa Kelas IV SDN Sirnagalih. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Analisis data dilakukan melalui tiga tahap, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi. Hasil penelitian ini meliputi: Penggunaan keterampilan bertanya dasar dalam pembelajaran IPS berpedoman pada tujuan pembelajaran, tujuan, prosedur, dan prinsip penggunaan keterampilan bertanya dasar. Ketercapaian komponen tujuan, prosedur dan prinsip penggunaan keterampilan bertanya dasar mempunyai kecenderungan baik karena melebihi dari setengah komponen ketercapaian keterampilan tersebut. Hambatan dalam penggunaan keterampilan bertanya dasar adalah belum terpenuhinya semua tujuan, prosedur, dan prinsip penggunaan keterampilan bertanya dasar yang yang meliputi, belum semua siswa terlibat aktif dalam pembelajaran, belum tercapainya pemindahan dan penyebaran giliran menjawab, terkadang guru mengajukan pertanyaan ganda, dan menjawab pertanyaan yang diajukan sendiri. Solusi dalam menanggulangi hambatan penggunaan keterampilan bertanya dasar adalah dengan menanggulangi hambatan ketercapaian tujuan, prosedur, dan prinsip penggunaan keterampilan bertanya dasar seperti merencanakan pertanyaan yang akan diajukan dan menghindari kebiasaan untuk segera menanggapi pertanyaan dan jawaban siswa, sehingga siswa mempunyai kesempatan untuk saling mendengarkan pertanyaan dan jawaban dari siswa lain, memberikan penguatan untuk seluruh pertanyaan dan jawaban yang diajukan siswa, menggunakan teknik bertanya yang disepakati oleh semua siswa dalam pemindahan dan penyebaran giliran menjawab. Saran peneliti adalah guru hendaknya terampil membuat pertanyaan dan terus mengembangkan kemampuannya dalam bidang ketermpilan bertanya dasar. Sekolah perlu memfasilitasi guru dalam mengembangkan keterampilan dasar mengajar dengan menyediakan buku-buku sumber keterampilan dasar mengajar sebagai pedoman guru dalam melaksanakan pembelajaran. Peneliti selanjutnya dapat mengembangkan keterampilan bertanya dasar dengan ruang lingkup yang lebih luas.


(5)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMA KASIH ... ii

ABSTRAK ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah 1. Identifikasi masalah ... 4

2. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian... 4

D. Manfaat Penelitian... 5

E. Struktur Organisasi Skripsi ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, ANGGAPAN DASAR, DAN PERTANYAAN PENELITIAN A. Kajian Pustaka ... 7

1. Keterampilan Dasar Mengajar ... 7

2. Keterampilan Bertanya Dasar ... 15

3. Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar ... 19

B. Kerangka Pemikiran ... 25

C. Anggapan Dasar ... 26

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian ... 27

2. Subjek Penelitian ... 27

B. Desain Penelitian ... 28

C. Metode Penelitian ... 30

D. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 30

E. Instrumen Penelitian ... 31

F. Pengembangan Instrumen Penelitian 1. Uji Kredibilitas ... 32

2. Uji Transferabilitas ... 34


(6)

G. Teknik Pengumpulan Data ... 35

1. Observasi ... 36

2. Wawancara ... 37

3. Dokumentasi ... 38

H. Teknik Analisis Data ... 38

1. Analisis Sebelum di lapangan ... 38

2. Analisis Data di lapangan ... 38

I. Hasil Analisis Data ... 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 41

1. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 41

B. Pemaparan Data ... 46

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 54

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 62

B. Saran ... 63

DAFTAR PUSTAKA ... 65

LAMPIRAN-LAMPIRAN Lampiran A. Data Hasil Observasi (DO) ... 67

Lampiran B. Data Hasil Wawancara (DW) ... 90

Lampiran C. Dokumentasi ... 104

Lampiran D. Administrasi Penelitian ... 116


(7)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1 Data Siswa Kelas IV SDN Sirnagalih ... 45

Tabel 4.2 Tujuan Penggunaan Keterampilan Bertanya Dasar ... 46

Tabel 4.3 Prosedur Penggunaan Keterampilan Bertanya Dasar ... 48


(8)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ... 25

Gambar 3.1 Situasi Sosial Spradly ... 27

Gambar 3.2 Prosedur Penelitian ... 29

Gambar 3.3 Uji Kredibilitas Data dalam Penelitian Kualitatif ... 32

Gambar 3.4 Taknik Pengumpulan Data ... 34

Gambar 3.5 Macam-macam Teknik Pengumpulan Data ... 35

Gambar 3.6 Komponen-komponen Analisis Data Model Miles dan Huberman ... 39

Gambar 4.1 Struktur Organisasi SDN Sirnagalih ... 44

Gambar 4.2 Diagram Ketercapaian Tujuan Keterampilan Bertanya Dasar ... 56

Gambar 4.3 Diagram Ketercapaian Prosedur Keterampilan Bertanya Dasar ... 57

Gambar 4.4 Diagram Ketercapaian Prinsip Keterampilan Bertanya Dasar ... 58

Gambar 4.5 Diagram Ketercapaian Penggunaan Keterampilan Bertanya Dasar ... 59


(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A. Data Hasil Observasi (DO) ... 67

A.1 Pedoman Observasi ... 68

A.2 Data Hasil Observasi Pertama (DO1) ... 75

A.3 Data Hasil Observasi Kedua (DO2) ... 80

A.4 Data Hasil Observasi Ketiga (DO3) ... 85

Lampiran B. Data Hasil Wawancara (DW) ... 90

B.1 Pedoman Wawancara ... 91

B.2 Data Hasil Wawancara dengan Guru Kelas IV (DW1) ... 94

B.3 Data Hasil Wawancara dengan Siswa Kelas IV (DW2) ... 97

Lampiran C. Data Dokumentasi (DD) ... 104

C.1 Data Lokasi Penelitian ... 105

C.2 Data Kepala Sekolah dan Guru Kelas IV SDN Sirnagalih ... 106

C.3 Data Observasi Pertama ... 108

C.4 Data Observasi Kedua... 110

C.5 Data Observasi Ketiga ... 112

C.6 Wawancara dengan Siswa... 113


(10)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan menjadi salah satu kebutuhan pokok manusia yang harus dipenuhi dan memegang peranan penting dalam mempersiapkan manusia yang

berkualitas. “Pendidikan adalah suatu pengalaman di berbagai lingkungan yang

berlangsung sepanjang hayat dan berpengaruh positif bagi perkembangan

individu” (Kurniasih dan Syaripudin, 2010: 3).

Menurut Azyumardi pendidikan adalah proses suatu bangsa mempersiapkan generasi mudanya menjalankan kehidupan dan memenuhi tujuan hidup secara efektif dan efesien, pendidikan adalah barometer terhadap kualitas sumber daya manusia (Mandikdasmen, 2010: 16).

Salah satu peran pendidikan adalah memberikan proses pembelajaran yang menyenangkan, sehingga pembelajaran dapat dilaksanakan dengan optimal. Melalui pembelajaran yang menyenangkan penanaman nilai–nilai ilmu pengetahuan dapat dilaksanakan dengan efektif sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. “Melalui mata pelajaran IPS siswa diarahkan untuk menjadi warga Negara Indonesia yang demokratis dan bertanggung jawab serta warga

dunia yang cinta damai” (Mandikdasmen, 2010: 66).

Pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis. Pembelajaran IPS memberikan wawasan tentang peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu-isu sosial. Penanaman nilai-nilai dalam ilmu sosial dikemas secara pedagogis, integratif dan komunikatif serta relevan dengan situasi dan kondisi yang berkembang dalam masyarakat.

IPS merupakan suatu pendekatan terhadap hal-hal yang berkenaan dengan menusia dan masyarakat serta lingkungannya, IPS mempelajari aspek-aspek sosial, spiritual, emosional dan intelektual, rasional dan global dengan memadukan konsep serta bahan kajian tradisional dengan bahan kajian yang baru (Tim Dosen Pengajar IPS, 2011: 5).


(11)

IPS merupakan mata pelajaran yang bersumber dari kehidupan sosial masyarakat dengan menggunakan konsep-konsep ilmu sosial yang digunakan untuk kepentingan pembelajaran. Kehidupan sosial masyarakat selalu mengalami perubahan, dan perubahan inilah yang digunakan oleh lembaga pendidikan sebagai sumber bahan materi pembelajaran IPS.

Tujuan Pembelajarn IPS di sekolah dasar ditegaskan dalam peraturan mentri pendidikan nasional nomor 22 tahun 2006 agar siswa memiliki kemampuan mengenal konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya, memiliki kemampuan dasar berfikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial, memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial kemanusiaan, memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk baik ditingkat lokal, nasional maupun global (Mandikdasmen, 2010: 6).

Untuk mencapai tujuan pembelajaran diperlukan peningkatan kualitas proses pembelajaran. Salah satu cara yang dapat di tempuh yaitu dengan menggembangkan penggunaan keterampilan bertanya dasar. “Bertanya dalam proses belajar mengajar merupakan keterampilan operasional yang harus dimiliki pengajar, mengingat sebagian besar proses belajar mengajar di kelas dipergunakan pelajar untuk mengajukan pertanyaan” (Mulyana, 2011: 160).

Bertanya adalah keterampilan dasar yang harus dimiliki oleh guru, karena keterampilan bertanya adalah keterampilan yang bersifat mendasar dan dipersyaratkan bagi penguasaan keterampilan berikutnya. Keterampilan bertanya adalah suatu cara menyajikan bahan pelajaran dalam bentuk pertanyaan dari guru yang harus dijawab oleh siswa atau sebaliknya.

“Guru yang dapat menggunakan strategi bertanya terhadap siswa, baik

secara individual maupun kelompok, dapat membantu siswa memiliki harga diri,

menciptakan rasa aman dan memahami identitasnya” (Sapriya, dkk. 2007: 48).

Keterampilan bertanya dasar diterapkan dalam pembelajaran di setiap jenjang pendidikan, sehingga keterampilan bertanya harus dilatih dan dikembangkan, agar dapat memfasilitasi pembelajaran menjadi lebih aktif dan produktif.

Keterampilan bertanya dasar adalah mengembangkan kemampuan siswa dalam meningkatkan berpikir kognitif tingkat tinggi yang mencangkup


(12)

pertanyaan yang jelas dan singkat, pemberian acuan, pemusatan perhatian, pemindahan giliran, penyebaran pertanyaan, pemberian waktu berpikir, dan pemberian tuntunan (Mulyasa, 2011: 70).

Tujuan penggunaan keterampilan bertanya dasar dalam pembelajaran bukan hanya untuk memperoleh informasi, tetapi juga untuk meningkatkan terjadinya interaksi sehingga pembelajaran menjadi lebih aktif. “Penggunaan pertanyaan memiliki pengaruh yang sangat berarti, tidak hanya terhadap hasil belajar siswa tetapi juga terhadap situasi sosial di lingkungan kelas maupun

antara murid dengan murid” (Sapriya, dkk. 2007: 47).

Berdasarkan hasil observasi di SD banyak siswa yang beranggapan bahwa pembelajaran IPS adalah pembelajaran ceramah, dan pemberian tugas yang kurang menyenangkan. Aktifitas guru sering lebih dominan dibandingkan dengan aktifitas siswa. Kecenderungan siswa mempelajari IPS dengan cara menghapal dan membaca pengertian tanpa memahami maksud dari isi yang sebenarnya, sering kali membuat siswa merasa bosan. Sehingga siswa kurang peka terhadap masalah–masalah IPS yang terjadi dalam kehidupannya.

Untuk memperoleh informasi lebih lanjut tentang penggunaan keterampilan bertanya dasar dalam pembelajaran IPS di SD, peneliti memutuskan mengadakan penelitian yang difokuskan pada penggunaan keterampilan bertanya dasar dalam pembelajaran IPS di kelas IV SDN Sirnagalih.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk membahasnya dalam bentuk skripsi yang berjudul: “Penggunaan Keterampilan Bertanya Dasar dalam Pembelajaran IPS di SD” (Penelitian Deskriptif di Kelas IV SDN Sirnagalih Kecamatan Sariwangi Kabupaten Tasikmalaya).

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah

a. Penggunaan keterampilan bertanya dasar dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat langsung dalam pembelajaran, menimbulkan rasa ingin tahu terhadap permasalahan yang sedang dibicarakan,


(13)

mengembangkan kemampuan mengemukakan pendapat dan mengingat kembali pembelajaran yang telah dilaluinya.

b. Penguasaan keterampilan bertanya yang efektif dapat menghasilkan perubahan sikap ke arah positif bagi siswa dan guru, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

c. Penggunaan keterampilan bertanya dasar sangat berpengaruh dalam pembelajaran IPS di kelas IV SDN Sirnagalih.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

a. Rumusan masalah umum

Bagaimana keterampilan bertanya dasar dalam pembelajaran IPS di kelas IV SDN Sirnagalih?

b. Rumusan masalah khusus

1) Bagaimana penggunaan keterampilan bertanya dasar dalam pembelajaran IPS di kelas IV SDN Sirnagalih?

2) Apa yang menjadi hambatan penggunaan keterampilan bertanya dasar dalam pembelajaran IPS di kelas IV SDN Sirnagalih?

3) Bagaimana solusi dalam menanggulangi hambatan penggunaan keterampilan bertanya dasar dalam pembelajaran IPS di kelas IV SDN Sirnagalih?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Mendeskripsikan penggunaan keterampilan bertanya dasar dalam pembelajaran IPS di kelas IV SDN Sirnagalih.

2. Mendeskripsikan hambatan penggunaan keterampilan bertanya dasar dalam pembelajaran IPS di kelas IV SDN Sirnagalih.


(14)

keterampilan bertanya dasar dalam pembelajaran IPS di kelas IV SDN Sirnagalih.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

“Penggunaan pertanyaan memiliki pengaruh yang sangat berarti, tidak

hanya terhadap hasil belajar siswa tetapi juga terhadap situasi sosial di lingkungan kelas maupun antara murid dengan murid” (Sapriya, dkk. 2007: 47). Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pengetahuan dalam pengembangan kualitas keterampilan mengajar IPS yang dapat membantu siswa memiliki harga diri, menciptakan rasa aman, dan memehami identitasnya.

“Guru yang dapat menggunakan strategi bertanya terhadap siswa, baik secara

individual maupun kelompok, dapat membantu siswa memiliki harga diri,

menciptakan rasa aman dan memahami identitasnya” (Sapriya, dkk. 2007: 48).

2. Manfaat Praktis a. Bagi guru

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan introspeksi guru dalam menggunakan keterampilan bertanya dasar atau bahkan dapat memecahkan masalah yang menghambat penggunaan keterampilan bertanya dasar.

b. Bagi siswa

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadikan siswa termotivasi belajar IPS melalui penggunaan keterampilan bertanya dasar.

c. Bagi sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam rangka perbaikan pembelajaran di sekolah dasar.

d. Bagi lembaga pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan kajian pendidikan akademis untuk meningkatkan kualitas penyelengaraan pembelajaran di sekolah dasar.


(15)

e. Bagi peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bahan acuan untuk meningkatkan keterampilan bertanya dasar peneliti serta sebagai pengalaman awal untuk mengembangkan kemampuan peneliti dalam keterampilan dasar mengajar.

E. Struktur Organisasi Skripsi

Struktur penulisan penelitian ini berdasarkan pengelompokan pokok-pokok pikiran yang tercantum dalam bab-bab sebagai berikut:

1. Bab I Pendahuluan

Pada bab ini dijelaskan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi.

2. Bab II Landasan Teori

Pada bab ini dijelaskan kajian pustaka, kerangka pemikiran, anggapan dasar, dan pertanyaan penelitian yang digunakan dan menjadi acuan dalam penyusun skripsi.

3. Bab III Metode Penelitian

Pada bab ini dijelaskan lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data dalam melakukan penelitian untuk mendapatkan data yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas dalam skripsi.

4. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Pada bab ini dijelaskan hal-hal yang berhubungan dengan seluruh hasil penelitian, mulai dari latar belakang tempat penelitian, pemeparan data hasil penelitian, dan pembahasan hasil penelitian.

5. Bab V Kesimpulan dan Saran

Pada bab ini dijelaskan kesimpulan dari penelitian yang telah dilaksanakan beserta rekomendasi berupa saran terhadap masalah dalam penelitian.


(16)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Sirnagalih yang beralamat di Kampung Cibatu Desa Jayaputra Kecamatan Sariwangi Kabupaten Tasikmalaya Kode Pos 46465 Provinsi Jawa Barat.

2. Subjek Penelitian

Penelitian ini tidak menggunakan istilah populasi, karena berangkat dari situasi sosial yang ditemukan saat mengadakan studi pendahuluan. Hasil penelitiannya dapat diterapkan pada situasi sosial yang mempunyai kesamaan atau kemiripan dengan situasi sosial yang diteliti.

Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan populasi, karena penelitian kualitatif berangkat dari kasus tertentu yang ada pada situasi sosial tertentu dan hasil kajiannya tidak akan diberlakukan ke populasi, tetapi ditransferkan ke tempat lain pada situasi sosial yang memiliki kesamaan situasi sosial pada kasus yang dipelajari (Sugiyono, 2012: 50). Situasi sosial terdiri dari tempat, pelaku, dan aktivitas. Situasi sosial dapat dinyatakan sebagai subjek penelitian yang diamati secara mendalam oleh peneliti.

Tempat

Orang Aktivitas

Gambar: 3.1 Situasi Sosial Spradly

Situasi Sosial


(17)

“Sampel pada penelitian kualitatif bukan dinamakan responden, tetapi sebagai narasumber, atau partisipan, informan, teman, dan guru dalam penelitian” (Sugiyono, 2012: 50).

Dikarenakan sampel pada penelitian ini jumlahnya sedikit, maka untuk pengambilan sampel dilaksanakan dengan menggunakan teknik sampling jenuh atau sensus. “Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel” (Sugiyono, 2012: 85).

Subjek dalam penelitian ini adalah penggunaan keterampilan bertanya dasar dalam pembelajaran IPS di Kelas IV SDN Sirnagalih. Narasumber pada penelitian ini adalah guru kelas IV dan seluruh siswa kelas IV SDN Sirnagalih yang berjumlah 29 orang.

B. Desain Penelitian

“Desain penelitian adalah rancangan bagaimana penelitian tersebut dilaksanakan” (Sukmadinata, 2012: 287). Desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian kualitatif yang bertujuan untuk mendeskripsikan suatu keadaan alami tanpa ada manipulasi.

Penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual maupun kelompok (Sukmadinata, 2012: 60).

Penelitian kualitatif bersifat induktif, peneliti membiarkan permasalahan-permasalahan muncul dari data yang dibiarkan terbuka untuk interpretasi. Data dihimpun dengan pengamatan yang seksama, mencakup deskripsi dalam konteks yang mendetil disertai dengan catatan-catatan hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi.

Hal ini sejalan dengan pendapat Sugiyono (2012: 9-10) yang menyatakan bahwa ada lima karakteristik penelitian kualitatif, yaitu:

1. Dilakukan pada kondisi alamiah, langsung ke sumber data dan peneliti adalah instrumen kunci.


(18)

2. Penelitian kualitatif lebih bersifat deskriptif. Data yang terkumpul berbentuk kata-kata atau gambar, sehingga tidak menekankan pada angka.

3. Penelitian kualitatif lebih menekankan pada proses daripada produk. 4. Penelitian kualitatif menekankan analisis data secara induktif. 5. Penelitian kualitatif lebih menekankan pada makna.

Desain penelitian dapat dilihat pada gambar prosedur penelitian sebagai berikut.

Gambar 3.2 Prosedur Penelitian Memilih Masalah

Studi Pendahuluan

Memilih Pendekatan Merumuskan Anggapan Dasar

Merumuskan Masalah

Menentukan dan Menyusun Instrumen Mengumpulkan Data

Menarik Kesimpulan Analisis Data Observasi

Menentukan Sumber Data

Pertanyaan Penelitian


(19)

C. Metode Penelitian

“Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya” (Arikunto, S. 2010: 203). “Penelitian deskriptif adalah penelitian yang diarahkan untuk memberikan gejala-gejala, fakta-fakta, atau kejadian secara sistematis dan akurat, mengenai sifat-sifat populasi daerah tertentu” (Zuriah, 2007: 47). Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Metode deskriptif kualitatif adalah cara yang digunakan peneliti untuk mendapatkan fakta yang akurat tentang suatu situasi sosial.

Metode penelitian kualitatif digunakan untuk meneliti kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi, analisis data bersifat kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi (Sugiyono, 2012: 9).

Peneliti menggunakan metode deskriptif kualitatif karena penelitian dilakukan pada kondisi yang alamiah, tidak dimanipulasi, dan kehadiran peneliti tidak mempengaruhi kondisi tersebut, peneliti menjadi instrumen penelitian, dan menggunakan teknik pengumpulan data triangulasi.

D. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa untuk mengetahui keadaan sebenarnya” (KBBI, 2005: 43). Analisis adalah pengamatan terhadap situasi sosial untuk mengetahui keadaan sebenarnya. “Penggunaan adalah proses, cara perbuatan menggunakan sesuatu” (KBBI, 2005: 375). “Keterampilan adalah kecakapan atau kemampuan seseorang dalam menyelesaikan tugas” (KBBI, 2005: 1180). “Bertanya adalah ucapan yang meminta jawaban dari seseorang yang dikenai” (Hasibuan, 1999: 62). Bertanya dapat berupa kalimat tanya, pernyataan, atau perintah.

Keterampilan bertanya adalah kecakapan atau kemampuan seseorang dalam meminta penjelasan dari orang lain. Keterampilan bertanya dalam pembelajaran adalah kecakapan atau kemampuan guru mengelola pertanyaan


(20)

berupa kalimat tanya, pernyataan, atau perintah sehingga siswa dapat memperoleh pengetahuan dan mampu meningkatkan kemampuan berpikirnya.

Keterampilan bertanya dasar adalah mengembangkan kemampuan siswa dalam meningkatkan berpikir kognitif tingkat tinggi yang mencangkup pertanyaan jelas dan singkat, pemberian acuan, pemusatan perhatian, pemindahan giliran, penyebaran pertanyaan, pemberian waktu berpikir, dan pemberian tuntunan (Mulyasa, 2011: 70).

Ketarampilan bertanya dasar adalah kemampuan guru mengembangkan keterampilan berpikir kognitif tingkat tinggi yang dapat membantu siswa dalam memahami dan menjawab pertanyaan.

E. Instrumen Penelitian

“Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengukur variabel dalam rangka mengumpulkan data” (Sandjaja, 2006:141). Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan peneliti dalam mengumpukan data sehingga data yang diperoleh dapat diolah lebih mudah.

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah (Arikunto, S. 2010: 203).

“Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri” (Sugiyono, 2012: 222). Peneliti menjadi instrumen utama dalam penelitian ini. Peneliti menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, menganalisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan dari hasil penelitian.

Dalam penelitian kualitatif instrumen utamanya adalah peneliti itu sendiri, namun selanjutnya setelah fokus penelitian menjadi jelas, maka kemungkinan dikembangkan instrumen penelitian sederhana, yang diharapkan dapat melengkapi dan membandingkan dengan data yang telah ditemukan melalui observasi dan wawancara (Sugiyono, 2012: 61). Peneliti sebagai intrumen utama dibantu oleh intrumen lain seperti pedoman wawancara dan lembar observasi. Lembar observasi digunakan untuk mengetahui hal-hal yang terkait dengan penggunaan keterampilan bertanya dasar, sedangkan pedoman wawancara digunakan untuk mengetahui hambatan


(21)

dan solusi dalam menanggulangi hambatan penggunaan keterampilan bertanya dasar.

F. Pengembangan Instrumen Penelitian

Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi uji kredibilitas, trasferabilitas, dependabilitas dan konfirmabilitas.

1. Uji Kredibilitas

Uji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian kualitatif, antara lain dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian, triangulasi, diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus negatif, dan member check (Sugiyono, 2012: 270).

Gambar 3.3

Uji Kredibilitas data dalam penelitian kualitatif Uji Kredibilitas

Data

Analisis Kasus Negatif

Member Check

Diskusi dengan Teman Sejawat

Triangulasi Peningkatan

Ketekunan Perpanjangan


(22)

Tanda panah diartikan sebagai gambaran bahwa kebenaran suatu data tidak berhenti pada satu uji kredibilitas, tetapi akan berkembang dan disesuaikan dengan kondisi pada saat melaksanakan penelitian.

Uji kredibilitas data dalam penelitian kualitatif, yaitu:

a. Perpanjangan pengamatan dilakukan untuk menguji kebenaran data yang diperoleh sebelumnya, perpanjangan pengamatan dapat diakhiri jika semua data yang diperoleh sudah lengkap dan tidak ada yang diragukan lagi. b. Peningkatan ketekunan yang dilakukan dengan pengamatan yang lebih

cermat dan berkesinambungan. Peneliti melakukan pengecekan kembali sehingga dapat memberikan deskripsi data yang akurat dan sistematis terhadap hasil penelitian.

c. “Triangulasi dilakukan dengan mengecek kembali data dari berbagai sumber, dengan berbagai cara, dan waktu yang berbeda” (Sugiyono, 2012: 125). Peneliti melakukan pengecekan data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda, data diperoleh dari hasil wawancara, angket, dan dokumentasi. Bila terdapat perbedaan hasil, maka peneliti kembali melaksanakan penelitian untuk mengetahui data yang benar. Peneliti juga melakukan pengecekan data kepada sumber yang sama dengan waktu dan situasi yang berbeda.

d. “Analisi kasus negatif adalah kasus yang tidak sesuai atau berbeda dengan hasil penelitian hingga pada saat tertentu” (Sugiyono, 2012: 128). Peneliti mencari data yang berbeda dengan data yang telah ditemukan sebelumnya, bila peneliti tidak menemukan data yang berbeda, berarti data tersebut dapat dipercaya.

e. Diskusi dengan teman sejawat. Peneliti mendiskusikan data hasil penelitian dengan seseorang yang dianggap memahami penelitian data kualitatif dan menggunakan bahan referensi. “Mnggunakan bahan referensi sebagai pendukung untuk membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti” (Sugiyono, 2012: 275).


(23)

Bahan referensi berupa hasil observasi, hasil wawancara dengan guru dan siswa, serta foto-foto yang membuat data menjadi lebih dipercaya.

f. “Member check adalah pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada

pemberi data” (Sugiyono, 2012: 129). Pengecekan data bertujuan agar data yang diperoleh dari hasil penelitian dan digunakan dalam penyusunan penelitian sesuai dengan apa yang dimaksud sumber data.

Penelitian ini menggunakan uji kredibilitas triangulasi. Peneliti melaksanakan uji kredibilitas triangulasi dengan pengecekan data kepada narasumber yang sama dengan teknik yang berbeda, yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi.

Observasi Wawancara

Dokumentasi Gambar 3.4

Triangulasi Teknik Pengumpulan Data 2. Uji Transferabilitas

Peneliti memberikan uraian yang jelas, rinci, sistematis, dan dapat dipercaya sehingga pembaca laporan dapat memahami dengan jelas hasil penelitiannya. Menurut Sanafiah Faisal ‘bila pembaca laporan penelitian memperoleh gambaran yang sedemikian jelasnya, “semacam apa” suatu hasil penelitian dapat diberlakukan, maka laporan tersebut memenuhi standar transferabilitas’ (Sugiyono, 2012: 130-131).

3. Uji Dependabilitas dan Konfirmabilitas

“Dalam penelitian kualitatif, uji dependabilitas dilakukan dengan melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian. Menguji konfirmabilitas berarti menguji hasil penelitian, dikaitkan dengan proses yang dilakukan” (Sugiyono, 2012: 131).


(24)

Uji dependabilitas dan konfirmabilitas dalam penelitian ini dengan melaksanakan bimbingan untuk mengecek seluruh aktivitas peneliti sebelum penelitian, bagaimana peneliti menentukan fokus masalah, selama dalam penelitian, setelah penelitian, dan bagaimana peneliti membuat kesimpulan dari hasil penelitiannya.

G. Teknik Pengumpulan Data

“Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan pada kondsi alamiah, sumber data primer, dan teknik pengumpulan data lebih banyak pada observasi berperan serta, wawancara mendalam, dan dokumentasi” (Sugiyono, 2012: 63).

Gambar 3. 5

Macam-macam Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data triangulasi, yaitu menggabungkan beberapa teknik pengumpulan data, seperti observasi, wawancara, dan dokumentasi untuk mendapatkan data dari narasumber yang sama sehingga meningkatkan pemahaman peneliti terhadap data hasil penelitian.

Triangulasi adalah teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan berbagai sumber data yang ada, proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan mana yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain (Sugiyono, 2012: 89).

Observasi Wawancara Dokumentasi

Triangulasi Teknik

Pengumpulan Data


(25)

Tenik pengumpulan data dalam penelitian kualitatif, yaitu: 1. Observasi

Teknik observasi adalah pengamatan yang dilakukan untuk mengetahui aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. “Melalui observasi, peneliti belajar mengenai perilaku dan makna dari perilaku tersebut” (Sugiyono, 2012: 64). Peneliti menggunakan metode pengamatan untuk mengamati penggunaaan keterampilan bertanya guru dalam pembelajaran IPS di SD dengan mengisi instrumen penelitian berupa lembar observasi.

Metode pengamatan adalah sebuah teknik pengumpulan data yang mengharuskan peneliti terjun ke lapangan mengamati hal-hal yang berkaitan dengan ruang atau tempat, pelaku, kegiatan, benda-benda, waktu, peristiwa, tujuan, dan perasaan (Patilima, 2011: 63).

Berdasarkan pengertian tersebut, peneliti menyimpulkan hal-hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan metode pengamatan keterampilan bertanya dasar antara lain:

a. Ruang atau tempat, setiap pembelajaran pasti dilaksanakan di suatu tempat. Peneliti harus mengamati tempat terjadinya pembelajaran tersebut. b. Pelaku, peneliti mengamati guru dan siswa dalam pembelajaran.

c. Kegiatan, peneliti mengamati pembelajaran.

d. Benda-benda, peneliti mengamati benda-benda yang digunakan oleh guru maupun siswa untuk berinteraksi dalam pembelajaran.

e. Waktu, peneliti mencatat setiap tahapan waktu dalam pembelajaran.

f. Peristiwa, peneliti mengamati seluruh peristiwa yang terjadi dalam pembelajaran.

g. Tujuan, prosedur, prinsip. Peneliti mengamati tujuan, prosedur, dan prinsip penggunaan keterampilan bertanya dasar dalam pembelajaran yang telah dilaksanakan.

h. Perasaan, peneliti mengamati setiap perilaku guru dan siswa dalam pembelajaran yang berhubungan dengan perasaan, baik berupa bahasa verbal maupun non verbal.


(26)

Penelitian ini menggunakan observasi parsitipatif pasif, peneliti datang pada kegiatan yang sedang diamati dalam penelitian, tetapi tidak terlibat dalam kegiatan tersebut. “Dengan observasi partisipatif ini, maka data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam, dan sampai mengetahui pada tingkat makna setiap perilaku yang tampak” (Sugiyono, 2012:64).

Penelitian ini menggunakan tiga tahapan observasi, yaitu:

a. Observasi deskriptif, peneliti melakukan penjelajah umum, dan menyeluruh, melakukan deskripsi terhadap semua yang dilihat, didengar, dan dirasakan tentang penggunaan keterampilan bertanya dasar guru dalam pembelajaran IPS di SD.

b. Observasi terfokus, peneliti melakukan analisis sehingga dapat menemukan fokus yang selanjutnya menghasilkan kesimpulan tentang penggunaan keterampilan bertanya dasar guru dalam pembelajaran IPS di SD.

c. Observasi terseleksi, peneliti menguraikan fokus yang ditemukan sehingga datanya lebih rinci.

2. Wawancara

Menurut Esterberg “wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu” (Sugiyono, 2012: 231). Wawancara dilakukan kepada guru dan siswa. Wawancara kepada guru bertujuan untuk mengetahui hambatan dan solusi dalam menanggulangi hambatan penggunaan keterampilan bertanya dasar. Sedangkan wawancara kepada siswa bertujuan untuk mengetahui respon siswa terhadap penggunaan keterampilan bertanya dasar.

Penelitian ini menggunakan wawancara semiterstruktur. “Tujuan wawancara semiterstruktur adalah menemukan permasalahan lebih terbuka, dimana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat, dan ide-idenya” (Sugiyono, 2012: 233). Peneliti menggunakan alat wawancara berupa pedoman wawancara yang langsung mengacu pada tujuan penelitian dan menggali pengalaman narasumber yang berkaitan dengan pertanyaan penelitian.


(27)

3. Dokumentasi

“Dokumentasi merupakan pelengkap dari penggunaan teknik observasi dan teknik wawancara” (Sugiyono, 2008: 240). Dokumentasi dilaksanakan untuk melengkapi data-data yang telah dikumpulkan sebelumnya. Dokumentasi dalam penelitian ini foto-foto ketika peneliti melaksanakan penelitian.

H. Teknik Analisis Data

“Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa untuk mengetahui keadaan sebenarnya”(KBBI, 2005: 43).

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dokumentasi, dengan cara mengorganisasiakan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan mana yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain (Sugiyono, 2012: 244).

Analisis adalah proses memperoleh data observasi, wawancara, dan dokumentasi secara sistematis, memilih data yang digunakan untuk membuat kesimpulan yang dapat dipahami dalam mengetahui kondisi yang sebenarnya. Analisis data kualitatif bersifat induktif, data yang diperoleh dikembangkan menjadi hipotesis. “Menurut Nasution, analisis dimulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan, dan berlangsung terus menerus sampai penulisan hasil penelitian” (Sugiyono, 2012: 245).

1. Analisis sebelum dilapangan

Analisis kualitatif sebelum peneliti memasuki lapangan dilakukan terhadap data hasil studi pendahuluan yang digunakan untuk fokus penelitian yang bersifat sementara dan dapat berkembang ketika melaksanakan penelitian. 2. Analisis data dilapangan

Analisis kualitatif data dilapangan dilakukan ketika pengumpulan data dan setelah selesai pengumpulan data pada jangka waktu tertentu. “Menurut Miles dan Huberman, aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara


(28)

interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh” (Sugiyono, 2012: 246).

Gambar 3. 6

Komponen-Komponen Analisis Data

Model Miles dan Huberman dalam Patilima(2011: 102). Langkah-langkah analisis data di lapangan.

a. Reduksi data

“Reduksi data merupakan proses berfikir sensitif yang memerlukan kecerdasan, keleluasaan, dan kedalaman wawasan yang tinggi” (Sugiyono, 2012: 249). “Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data yang muncul dari catatan-catatan lapangan” (Patilima, 2011: 100).

Reduksi data berlangsung secara terus-menerus selama pengumpulan data. Data yang telah di reduksi akan mempermudah peneliti dalam mengumpulkan data selanjutnya. Data diberi kode yang memudahkan peneliti dalam menganalisis data. Kode yang digunakan peneliti adalah sebagai berikut: 1) DO : Data Observasi

2) DW : Data Wawancara 3) DD : Data Dokumentasi

Pengumpulan Data

Reduksi Data

Penyajian Data

Penarikan Kesimpulan


(29)

b. Penyajian data

“Penyajian data dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, dan hubungan antar kategori” (Sugiyono, 2012: 249).

Menurut Matthew dan Michael, “penyajian data adalah sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan” (Patilima, 2011: 101). Penyajian data dalam penelitian ini disajikan dalam bentuk uraian yang diharapkan dapat mempermudah peneliti dalam memahami isi data yang telah dikumpulkan. c. Penarikan kesimpulan dan verifikasi

Penarikan kesimpulan dan verifikasi dalam penelitian ini bersifat semetara yang akan berubah jika tidak ditemukan bukti kuat yang mendukung dalam pengumpulan data selanjutnya.

Kesimpulan penelitian kualitatif adalah temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada dan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas (Sugiyono, 2012: 253).

I. Hasil Analisis Data

“Data penelitian kualitatif diperoleh dari berbagai sumber, dengan menggunakan teknik yang bermacam-macam, dan dilakukan secara terus-menerus sampai datanya jenuh” (Sugiyono, 2012: 243). Dalam penelitian ini, peneliti mendapatkan data dari berbagai sumber data dengan menggunakan teknik tiangulasi secara terus-menerus sampai datanya jenuh.

Data yang diperoleh akan diklasifikasikan dan dianalisis sehingga diperoleh kesimpulan yang sistematis mengenai penggunaan keterampilan bertanya dasar dalam pembelajaran IPS di kelas IV SDN Sirnagalih Kecamatan Sariwangi Kabupaten Tasikmalaya.


(30)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab V ini akan disajikan kesimpulan hasil penelitian berdasarkan masalah penelitian dan saran yang ditujukan kepada pihak-pihak yang terkait dalam pelaksanaan pendidikan dan pembelajaran di sekolah dasar.

A. Simpulan

Berdasarkan rumusan masalah penelitian dan pembahasan hasil penelitian, maka simpulan tentang penggunaan keterampilan bertanya dasar dalam pembelajaran IPS di Kelas IV SDN Sirnagalih adalah, sebagai berikut:

1. Penggunaan Keterampilan Bertanya Dasar

Penggunaan keterampilan bertanya dasar dalam pembelajaran IPS berpedoman pada tujuan pembelajaran, tujuan penggunaan keterampilan bertanya dasar, prosedur penggunaan keterampilan bertanya dasar, dan prinsip penggunaan keterampilan bertanya dasar.

Ketercapaian komponen tujuan, prosedur, dan prinsip penggunaan keterampilan bertanya dasar adalah baik, melebihi setengah dari jumlah komponen tersebut. Penggunaan keterampilan bertanya dasar ini merupakan suatu bagian dari situasi sosial yang dapat berubah, maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan keterampilan bertanya dasar dalam pembelajaran IPS mempunyai kecenderungan baik.

2. Hambatan Penggunaan Keterampilan Bertanya Dasar

Hambatan dalam penggunaan keterampilan bertanya dasar adalah belum terpenuhinya semua tujuan, prosedur, dan prinsip penggunaan keterampilan bertanya dasar yang yang meliputi, belum semua siswa terlibat secara aktif dalam pembelajaran, belum tercapainya pemindahan giliran menjawab dan penyebaran giliran menjawab, terkadang guru mengajukan pertanyaan ganda, dan menjawab pertanyaan yang diajukan sendiri.


(31)

3. Solusi dalam Menanggulangi Hambatan Penggunaan Keterampilan Bertanya Dasar

Solusi dalam menanggulangi hambatan penggunaan keterampilan bertanya dasar adalah dengan menanggulangi hambatan ketercapaian tujuan, prosedur, dan prinsip penggunaan keterampilan bertanya dasar seperti:

a. Merencanakan pertanyaan yang akan diajukan dan menghindari kebiasaan untuk segera menanggapi pertanyaan dan jawaban siswa, sehingga siswa mempunyai kesempatan untuk saling mendengarkan pertanyaan dan jawaban dari siswa lain.

b. Pemberian penguatan untuk seluruh pertanyaan dan jawaban yang diajukan siswa. Pemberian penguatan menunjukan keperdulian guru terhadap pertanyaan dan jawaban siswa, sehingga dapat menambah rasa percaya diri siswa untuk menjawab dan mengajukan pertanyaan. Penguatan positif diberikan untuk tindakan siswa yang sesuai dengan tujuan pembelajaran, sedangkan penguatan negatif diberikan untuk menghindari dan menghentikan tindakan siswa yang tidak sesuai dengan tujuan pembeajaran.

c. Menggunakan teknik bertanya yang disepakati oleh semua siswa dalam pemindahan dan penyebaran giliran menjawab. Teknik bertanya dilaksanakan secara acak, sehingga semua siswa berfikir untuk mencari jawaban dari pertanyaan yang telah diajukan.

Guru merupakan aspek utama dalam menciptakan pembelajaran yang efektif, dan penggunaan keterampilan bertanya dasar yang baik dapat menciptakan pembelajaran yang efektif.

B. Saran

Berdasarkan deskripsi hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian serta kesimpulan mengenai penggunaan keterampilan bertanya dasar dalam pembelajaran IPS, maka penulis memberikan saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak terkait.

Guru hendaknya terampil membuat pertanyaan yang akan diajukan dalam penggunaan keterampilan bertanya dasar dengan membuat daftar pertanyaan


(32)

sebelum pembelajaran. Guru harus melaksanakan semua komponen tujuan, prosedur, dan prinsip keterampilan bertanya dasar, karena keterampilan bertanya dasar merupakan satu kesatuan yang utuh, bukan merupakan bagian yang terpisah. Selain itu, dikarenakan keterampilan bertanya dasar merupakan salah satu keterampilan dasar mengajar yang harus dikuasai oleh setiap guru dalam melaksanakan pembelajaran, sekolah perlu memfasilitasi guru dalam mengembangkan keterampilan dasar mengajar, misalnya dengan menyediakan buku-buku sumber keterampilan dasar mengajar sebagai pedoman guru dalam melaksanakan pembelajaran.

Ruang lingkup penelitian ini sangat terbatas. Masih banyak komponen yang mempengaruhi penggunaan keterampilan bertanya dasar dalam pembelajaran IPS di SD. Hasil penelitian ini masih banyak memiliki kelemahan dan kekurangan, baik dalam temuan maupun hasil penelitian. Oleh karena itu, penulis berharap penelitian ini dapat menambah wawasan para peneliti berikutnya untuk mengembangkan penelitian ini.


(33)

DAFTAR PUSTAKA

Alma, dkk. (2009). Guru Profesional (menguasai metode dan teknik

mengajar). Bandung: Alfabeta.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatam Praktik). Jakarta: PT Rineka Cipta.

Darmadi, H. (2009). Kemampuan Dasar Mengajar, Landasan Konsep dan

Implementasi. Bandung: Alfabeta.

Departemen Pendidikan Nasional. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Djamarah, S. B. (2005). Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Hasibun, J. (1999). Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Hernawan, A. H. (2007). Belajar dan Pembelajaran Sekolah Dasar. Bandung: UPI Press.

Kurniasih dan Syaripudin, T. (2010). Pedagogik Teoritis Sistematis. Bandung: Percikan Ilmu.

Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Kementrian Pendidikan Nasional. (2010). Metode Pembinaan Pendidikan Karakter di

Lingkungan Sekolah. Jakarta: Mandikdasmen.

Mulyana, E. H. (2011). Pendidikan dan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam

di Sekolah Dasar. Tasikmalaya: UPI.

Mulyasa, E. (2009). Kurikulum yang Disempurnakan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

__ __ __. (2011). Menjadi Guru Profesional, Menciptakan Pembelajaran

Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

__ __ __. (2012). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Nasution, S. (2011). Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Patilima, H. (2011). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Sagala, S. (2012). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Sandjaja, MSPH. (2006). Panduan Penelitian. Jakarta: Prestasi Pustaka


(34)

Sapriya, dkk. (2007). Konsep Dasar Ilmu Pengetahuan Sosial. Bandung: CV Yasindo Multi Aspek.

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Soehartono, I. (2008). Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R &

B.Bandung: Alfabeta.

__ __ __ . (2012). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Sukmadinata, N. S. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya.

Suyono dan Hariyanto. (2012). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Tim Dosen Pengajar IPS. (2011). Bahan Ajar Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Sosial Sekolah Dasar. Tasikmalaya: FIP - UPI Kampus Tasikmalaya.

Tim Permik. (2008). Pembelajaran Mikro. Tasikmalaya: FIP - UPI Kampus Tasikmalaya.

Usman, U. (2011). Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Zuriah, N. (2007). Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.


(1)

b. Penyajian data

“Penyajian data dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, dan hubungan antar kategori” (Sugiyono, 2012: 249).

Menurut Matthew dan Michael, “penyajian data adalah sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan” (Patilima, 2011: 101). Penyajian data dalam penelitian ini disajikan dalam bentuk uraian yang diharapkan dapat mempermudah peneliti dalam memahami isi data yang telah dikumpulkan. c. Penarikan kesimpulan dan verifikasi

Penarikan kesimpulan dan verifikasi dalam penelitian ini bersifat semetara yang akan berubah jika tidak ditemukan bukti kuat yang mendukung dalam pengumpulan data selanjutnya.

Kesimpulan penelitian kualitatif adalah temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada dan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas (Sugiyono, 2012: 253).

I. Hasil Analisis Data

“Data penelitian kualitatif diperoleh dari berbagai sumber, dengan menggunakan teknik yang bermacam-macam, dan dilakukan secara terus-menerus sampai datanya jenuh” (Sugiyono, 2012: 243). Dalam penelitian ini, peneliti mendapatkan data dari berbagai sumber data dengan menggunakan teknik tiangulasi secara terus-menerus sampai datanya jenuh.

Data yang diperoleh akan diklasifikasikan dan dianalisis sehingga diperoleh kesimpulan yang sistematis mengenai penggunaan keterampilan bertanya dasar dalam pembelajaran IPS di kelas IV SDN Sirnagalih Kecamatan Sariwangi Kabupaten Tasikmalaya.


(2)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab V ini akan disajikan kesimpulan hasil penelitian berdasarkan masalah penelitian dan saran yang ditujukan kepada pihak-pihak yang terkait dalam pelaksanaan pendidikan dan pembelajaran di sekolah dasar.

A. Simpulan

Berdasarkan rumusan masalah penelitian dan pembahasan hasil penelitian, maka simpulan tentang penggunaan keterampilan bertanya dasar dalam pembelajaran IPS di Kelas IV SDN Sirnagalih adalah, sebagai berikut:

1. Penggunaan Keterampilan Bertanya Dasar

Penggunaan keterampilan bertanya dasar dalam pembelajaran IPS berpedoman pada tujuan pembelajaran, tujuan penggunaan keterampilan bertanya dasar, prosedur penggunaan keterampilan bertanya dasar, dan prinsip penggunaan keterampilan bertanya dasar.

Ketercapaian komponen tujuan, prosedur, dan prinsip penggunaan keterampilan bertanya dasar adalah baik, melebihi setengah dari jumlah komponen tersebut. Penggunaan keterampilan bertanya dasar ini merupakan suatu bagian dari situasi sosial yang dapat berubah, maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan keterampilan bertanya dasar dalam pembelajaran IPS mempunyai kecenderungan baik.

2. Hambatan Penggunaan Keterampilan Bertanya Dasar

Hambatan dalam penggunaan keterampilan bertanya dasar adalah belum terpenuhinya semua tujuan, prosedur, dan prinsip penggunaan keterampilan bertanya dasar yang yang meliputi, belum semua siswa terlibat secara aktif dalam pembelajaran, belum tercapainya pemindahan giliran menjawab dan penyebaran giliran menjawab, terkadang guru mengajukan pertanyaan ganda, dan menjawab pertanyaan yang diajukan sendiri.


(3)

3. Solusi dalam Menanggulangi Hambatan Penggunaan Keterampilan Bertanya Dasar

Solusi dalam menanggulangi hambatan penggunaan keterampilan bertanya dasar adalah dengan menanggulangi hambatan ketercapaian tujuan, prosedur, dan prinsip penggunaan keterampilan bertanya dasar seperti:

a. Merencanakan pertanyaan yang akan diajukan dan menghindari kebiasaan untuk segera menanggapi pertanyaan dan jawaban siswa, sehingga siswa mempunyai kesempatan untuk saling mendengarkan pertanyaan dan jawaban dari siswa lain.

b. Pemberian penguatan untuk seluruh pertanyaan dan jawaban yang diajukan siswa. Pemberian penguatan menunjukan keperdulian guru terhadap pertanyaan dan jawaban siswa, sehingga dapat menambah rasa percaya diri siswa untuk menjawab dan mengajukan pertanyaan. Penguatan positif diberikan untuk tindakan siswa yang sesuai dengan tujuan pembelajaran, sedangkan penguatan negatif diberikan untuk menghindari dan menghentikan tindakan siswa yang tidak sesuai dengan tujuan pembeajaran.

c. Menggunakan teknik bertanya yang disepakati oleh semua siswa dalam pemindahan dan penyebaran giliran menjawab. Teknik bertanya dilaksanakan secara acak, sehingga semua siswa berfikir untuk mencari jawaban dari pertanyaan yang telah diajukan.

Guru merupakan aspek utama dalam menciptakan pembelajaran yang efektif, dan penggunaan keterampilan bertanya dasar yang baik dapat menciptakan pembelajaran yang efektif.

B. Saran

Berdasarkan deskripsi hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian serta kesimpulan mengenai penggunaan keterampilan bertanya dasar dalam pembelajaran IPS, maka penulis memberikan saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak terkait.


(4)

sebelum pembelajaran. Guru harus melaksanakan semua komponen tujuan, prosedur, dan prinsip keterampilan bertanya dasar, karena keterampilan bertanya dasar merupakan satu kesatuan yang utuh, bukan merupakan bagian yang terpisah. Selain itu, dikarenakan keterampilan bertanya dasar merupakan salah satu keterampilan dasar mengajar yang harus dikuasai oleh setiap guru dalam melaksanakan pembelajaran, sekolah perlu memfasilitasi guru dalam mengembangkan keterampilan dasar mengajar, misalnya dengan menyediakan buku-buku sumber keterampilan dasar mengajar sebagai pedoman guru dalam melaksanakan pembelajaran.

Ruang lingkup penelitian ini sangat terbatas. Masih banyak komponen yang mempengaruhi penggunaan keterampilan bertanya dasar dalam pembelajaran IPS di SD. Hasil penelitian ini masih banyak memiliki kelemahan dan kekurangan, baik dalam temuan maupun hasil penelitian. Oleh karena itu, penulis berharap penelitian ini dapat menambah wawasan para peneliti berikutnya untuk mengembangkan penelitian ini.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Alma, dkk. (2009). Guru Profesional (menguasai metode dan teknik mengajar). Bandung: Alfabeta.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatam Praktik). Jakarta: PT Rineka Cipta.

Darmadi, H. (2009). Kemampuan Dasar Mengajar, Landasan Konsep dan Implementasi. Bandung: Alfabeta.

Departemen Pendidikan Nasional. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Djamarah, S. B. (2005). Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Hasibun, J. (1999). Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Hernawan, A. H. (2007). Belajar dan Pembelajaran Sekolah Dasar. Bandung: UPI Press.

Kurniasih dan Syaripudin, T. (2010). Pedagogik Teoritis Sistematis. Bandung: Percikan Ilmu.

Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Kementrian Pendidikan Nasional. (2010). Metode Pembinaan Pendidikan Karakter di Lingkungan Sekolah. Jakarta: Mandikdasmen.

Mulyana, E. H. (2011). Pendidikan dan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar. Tasikmalaya: UPI.

Mulyasa, E. (2009). Kurikulum yang Disempurnakan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

__ __ __. (2011). Menjadi Guru Profesional, Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

__ __ __. (2012). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Nasution, S. (2011). Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara.


(6)

Sapriya, dkk. (2007). Konsep Dasar Ilmu Pengetahuan Sosial. Bandung: CV Yasindo Multi Aspek.

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Soehartono, I. (2008). Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & B.Bandung: Alfabeta.

__ __ __ . (2012). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Sukmadinata, N. S. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya.

Suyono dan Hariyanto. (2012). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Tim Dosen Pengajar IPS. (2011). Bahan Ajar Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Sekolah Dasar. Tasikmalaya: FIP - UPI Kampus Tasikmalaya. Tim Permik. (2008). Pembelajaran Mikro. Tasikmalaya: FIP - UPI Kampus

Tasikmalaya.

Usman, U. (2011). Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Zuriah, N. (2007). Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.


Dokumen yang terkait

PELAKSANAAN KETERAMPILAN BERTANYA PADA PEMBELAJARAN IPS KELAS IV DI SD GUGUS PLANGKAWATI KOTA SEMARANG

1 36 297

ANALISIS KEMAMPUAN GURU MENERAPKAN KETERAMPILAN BERTANYA PADA PEMBELAJARAN PKn KELAS IV SDN GUGUS MOH. YAMIN KECAMATAN KENDAL

2 27 343

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN IPS KELAS V DI SDN 3 TEGALREJO KECAMATAN WIROSARI Pengelolaan Pembelajaran IPS Kelas V di SDN 3 Tegalrejo Kecamatan Wirosari Kabupaten Grobogan.

0 2 19

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN IPS KELAS VDI SDN 3 TEGALREJO KECAMATAN WIROSARI Pengelolaan Pembelajaran IPS Kelas V di SDN 3 Tegalrejo Kecamatan Wirosari Kabupaten Grobogan.

0 2 17

PENGARUH PENGGUNAAN VIDEO DESCRIBING PEOPLE TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS TEKS DESKRIPTIF BAHASA INGGRIS (Penelitian Quasi Eksperimen Di Kelas V SDN 2 Ciawang dan SDN 3 Ciawang Kecamatan Leuwisari Kab Tasikmalaya).

0 1 40

STUDI DESKRIPTIF TEKNIK ASSESSMENT PEMBELAJARAN MENYIMAK BAHASA INGGRIS DI KELAS II SDN GALUNGGUNG KECAMATAN TAWANG KOTA TASIKMALAYA.

0 0 34

MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG TEKNOLOGI PRODUKSI MELALUI PENGGUNAAN TEKNIK CLOZE PADA PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR : Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV Semester II SDNegeriI Cibanteng Kecamatan Parungponteng Kabupaten Tasikmalaya.

1 3 41

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CTL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DI KELAS IV :PTK Di kelas IV SDN Ujungtebu Kecamatan Curug Kabupaten Serang Tahun 2013.

0 1 59

ANALISIS TENTANG PENGGUNAAN KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR BERVARIASI DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR : Penelitian Deskriptif di SDN Sirnasari Kecamatan Sariwangi Kabupaten Tasikmalaya.

2 9 41

PENERAPAN KETERAMPILAN BERTANYA GURU SOSIOLOGI DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI KELAS X IPS 2 MAN 1 PONTIANAK

0 0 8