STUDITENTANG IMPLEMENTASl KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI PADA PELATIHAN KOMPETENSi DASAR DI PUSAT PENGEMBANGAN PENATARAN GURU TEKNOLOG1 (PPPGT) BANDUNG.
STUDITENTANG IMPLEMENTASl KURIKULUM BERBASIS
KOMPETENSI PADA PELATIHAN KOMPETENSl DASAR
DI PUSAT PENGEMBANGAN PENATARAN GURU
TEKNOLOG1 (PPPGT) BANDUNG
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Pada Program Pengembangan Kurikulum
Oleh
UUSMAN
NIM. 999684
PENGEMBANGAN KURIKULUM
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2002
LEMFAR FElvGESAHAN PEMBIMBING
UNTl'K MEMvM^Uri U.IIAN TAHAP II
Proi. J)r. H. Ishak Ahitalbak. M.?d.
Peubirnbiug T
Or. Ii. Muk'n''.lin. IYT__M.
p.M.L-i hbi ij; i'l
MENGETAHUI
KETUA PROGRAM STUDI PENGEMBANGAN KURIKULUM
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
PROF. DR. H. NANA SYAODTH gn^MAniNAT^
NIP. 130 143 S73
AIJSTRAK
Permasalahan yang diangkat dalam tesis ini adalah Studi tentang
Implementasi Kurikulum Bcrbasis Kompctcnsi pada Pelalihan Kompctcnsi Dasar
yang bertujuan untuk mengctahui proscdur pclaksanaan implcmcntasi kurikulum
berbasis kompetensi pada pelatihan kompctcnsi dasar. mcmperolch data tentang
faktor-faklor yang mempengaruhi implcmcntasi kurikulum bcrbasis kompctcnsi
pada pelalihan kompctcnsi dasar di PPPG Teknologi Bandung.
Teori pendukung yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Teori-teori
kurikulum dan kompctensinya seperti yang dikemukakan oleh Robert S. Zais
(1976), Nasution (1982), Archasius Kabcr (1988), Said llamid Hasan (1987), Anna
Rilai &Adams (1995), Ocmar Hamalik (1993), Nana Syaodih Sukmadinata (1997).
Teori tentang Pcndidikan, Pelalihan dan Pembelajaran dari Djudju Sudjana (1996).
Paul G. Friedman (1985), Nana Sudjana & R. Ibrahim (1989).
Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analilik
dengan pendekatan kualitatif. Subyek pcnclitian adalah pengajar, peserta pelalihan,
penyelenggara, dan pengembang kurikulum pada pelatihan kompctcnsi dasar di
PPPG Teknologi Bandung. Teknik pcngumpulan data dengan tehnik obscrvasi,
wawancara, studi dokumentasi, dan Iriangulasi. Scdangkan tahapan penelitian
terdiri dari tahap pra-lapangan, lapangan dan pclaporan.
Hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: Proscdur implementasi
kurikulum berbasis kompctcnsi adalah a) persiapan, melipuli: tinjauan tcrhadap
rekrutmen peserta, identillkasi kebuluhan belajar dan sumbcr belajar! kemungkinankemungkinan hambatan, penjabaran matcri, dan pengadaan sarana belajar; b)
Pclaksanaan meliputi: urutan pclaksanaan kegialan, tinjauan tcrhadap bahan/malcri
belajar, metodc dan teknik pembelajaran; c) Evaluasi, melipuli: pre-tes, proses dan
post-tes, tinjauan tcrhadap hasil evaluasi dan untuk mengctahui kompctcnsi yang
dimiliki peserta pelatihan dengan menggunakan les performans. Faktor-faklor yang
mempengaruhi implementasi kurikulum bcrbasis kompetensi. a) Faktor internal"
yaitu tenaga pengajar; b) faktor eksternal adalah peserta, penyelenggara, clan
pengembang kurikulum. Jadi implementasi kurikulum berbasis kompetensi sangat
dipengaruhi oleh kemampuan, pemahaman, kcyakinan, pcngalaman dan penguasaan
serta ketepatan dalam menentukan model, pendekatan, slratagi, metode, media,
sarana, tenik dan sumber belajar oleh scorang pengajar sebagai implementator.
Rekomcndasi penelitian ini a) untuk pclaksanaan pelatihan dengan
menggunakan kurikulum berbasis kompetensi hams mclalui pcrcncanaan yang baik,
dalam menentukan kompclensi dan sub-sub kompetensi kc dalam elemen-elemen
tujuan pendidikan/pclatihan hondaknya dimnuiskan dengan melibalkan peserta; b)
dalam KBM sebagai aktualisasi dari kurikulum bcrbasis kompetensi, hendaknya
pengajar menggunakan pendekatan yang bcrpusat pada peserta dan terpusat pada
tujuan yang hendak dicapai, serta memaksimalkan penggunaan media dan sarana
belajar sesuai dengan lunlulan kompetensi yang diharapkan. Implikasi. Agar
memberikan dampak yang besar tcrhadap peningkatan kualitas SDM, maka
hendaknya dalam menyusun pcrcncanaan, dan pclaksanaan kegialan pcndidikan dan
pelatihan, khususnya penyusunan dan pcrumusan kurikulum hams didasarkan pada
perumusan kompetensi-kompclcnsi yang hams dimiliki dan dibutuhkan oleh
sisvva/peserta pelatihan.
in
DA FT A R ISI
Malaman
LEMBAR PENGESAHAN
PERNYATAAN
KATA PENGANTAR
ABSTRACT
j
ii
UCAPAN TERIMA KASIH
DAFTAR ISI
iv
viii
DAFTARTABEL
DAFTAR GAMBAR
xi
xji
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
I
B. Pembatasan Masalah
K
C. Perumusan Masalah
9
D. Pengertian Istilah
9
E. Tujuan Pcnclitian
12
F. Manlaat Pcnclitian
13
G. Kerangka Berfikir Pcnclitian
]4
KAJIAN TEORI
A. Pelatihan
15
1. Pengertian Pelatihan
16
2. Tujuan dan Manlaat Pelalihan
21
3. Model Sislem Pelatihan
25
4. Pengembangan Sumbcr Daya Manusia
28
B. Kurikulum
33
1. Pengertian Kurikulum
33
2. Komponen Kurikulum
38
3. Organisasi Kurikulum
50
4. Kurikulum Bcrbasis Kompctcnsi
55
VIII
C. Kurikulum Sekolah Mcnengah Kejuman (Pcndidikan
Teknologi
72
1. Dasar Filsafal Pcndidikan Teknologi
72
2. Kontcks Sosial Pcndidikan Teknologi
74
3. Pcndidikan Teknologi dan Ketenagakerjaan
4. Desain Kurikulum Pcndidikan Teknologi
75
76
I). Implcmcntasi Kurikulum
79
1. Konscp Implcmcntasi Kurikulum
79
2. Pcrubahan Kurikulum
81
3. Perlunya Studi Implcmcntasi
82
4. Tenaga Edukatif sebagai Ujung'I'ombak dalam
Implcmcntasi Kurikulum
83
5. Faktor-faklor yang Mempengaruhi Implementasi
Kurikulum
85
BAB III PROSEDUR PENELITIAN
BAB IV
A. Metodc Pcnclitian
88
13. Objek dan Sumbcr Data Penelitian
91
C. Teknik Pengumpulan Data
93
1. Teknik Pengamatan Langsung (Observasi)
93
2. Teknik Komunikasi Langsung (Wawancara)
94
3. Teknik Studi Dokumentasi
95
D. Proscdur Pclaksanaan Pcnclitian
96
1. Tahap Pra-lapangan
96
2. Tahap Lapangan
97
3. Tahap Pelaporan
99
L. Proscdur Ana Iis is Dala
101
F. Signillkansi Hasil Penelitian
102
DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA
A. Gambaran Tentang PPPG Teknologi Bandung
106
B. Deskripsi dan Analisis Data
124
I. Deskripsi Subjek Penelitian
IX
124
2. Implementasi Kurikulum Berbasis Kompctcnsi
3. Faktor-faklor yang Mempengaruhi Implcmcntasi
Kurikulum
C. Pcmbahasan Hasil Penelitian
125
^
150
1. Proscdur Implcmcntasi Kurikulum Berbasis Kompctcnsi .. 150
2. Faktor-faklor yang Mempengaruhi Implementasi
Kurikulum Bcrbasis Kompetensi
D. Temuan Penelitian
BAB V
|80
Ig7
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
I^q
13. Keterbatasan Pcnclitian
C. Implikasi
D. Rekomendasi
tqq
oqt
9Q-5
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
208
213
DAFTAR LABEL
TABEL
Ilalaman
1. Persiapan Pelatihan Kompetensi Dasar
|48
2. Pclaksanaan Pelatihan Kompetensi Dasar
144
3. Evaluasi Pelatihan Kompetensi Dasar
|48
4. Standar Kompctcnsi Pelatihan Kompetensi Dasar
194
\i
DAFTAR CAM BAR
GAMBAR
„ .
Halaman
1. Alur Kerangka Bcrllkir Pcnclitian
)5
2. Anatomy of the Curriculum, Robert S. Xais
39
3. Model Kurikulum Bcrbasis Kompctcnsi
53
4. Langkah-langkah Pengembangan Kurikulum Pelatihan Berbasis
Kompetensi
7()
5. Kedudukan, Peran, dan Fungsi PPPG Teknologi Bandung dalam
Pengembangan SMK
p4
Ml
DAFTAR LAM PI RAN
LAMPIRAN
Halaman
1. Kisi-kisi Pengumpulan Dala Pcnclitian
213
2. Pedoman Wawancara Pelalih/Penga jar
216
3. Pedoman Wawancara Pcnyelenggara/Panitia
218
4. Pedoman Wawancara Peserta Pelatihan
220
5. Pedoman Wawancara Pengembang Kurikulum
223
6. Pedoman Observasi
225
7. Lampiran Surat Kcpala PPPGT Bandung (Peserta Pelatihan)
227
8. Program Diklat Kompetensi Dasar PPPG Teknologi Bandung .... 229
9. Profil Kompetensi
232
10. Analisis Materi dan Alokasi Waklu Pelatihan
240
11. Peta Paket Pelatihan
247
12. Peta Kompetensi Guru SMK
249
13. Surat Pcrmohonan Izin Penelitian
256
14. Kutipan Sural Keputusan Direktur
257
15. Surat Ketcrangan fclah Melakukan Pcnclitian
258
16. Riwayat Hidup Penulis
259
XIII
BAB I
PENDAIIULUAN
A. Latar Bclakang Masalah
Pembangunan Nasioiial di bidang pcndidikan adalah upaya untuk
menccrdaskan kehidupan bangsa dan meningkalkan kualilas manusia
Indonesia dalam mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur. serta
memungkinkan warganya mengembangkan dirinya dari segala aspek, baik
jasmaniah maupun rohaniah, sebagaimana dilegaskan dalam UU Rl No. 2
taluin 1989 bab II pasal 4 tentang Tujuan Pcndidikan Nasioiial, yaitu:
"Pcndidikan Nasioiial bcrtujuan menccrdaskan kehidupan bangsa dan
mengembangkan manusia Indonesia seuluhnya, yaitu manusia yang
bcriman dan bertaqwa tcrhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi
pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, keschatan jasmani
dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung
jawab kemasyarakatan dan kebangsaan".
Penjelasan di atas menunjukkan bahwa untuk membangun suatu
bangsa maka haruslah lerlcbih daluilu membangun maiuisia-manusianya.
Pembangunan manusia yang dimaksud adalah dcngan cara meningkalkan
mutu sumbcr daya yang dimiliki. Mengacu pada hal tcrsebut bahwa tingkat
keberhasilan pembangunan nasioiial Indonesia di segala bidang akan sangat
bergantung pada potensi sumbcr daya manusia sebagai suatu bangsa dalam
mengoptimalkan dan memaksimalkan bcrbagai sumbcr daya yang dimiliki.
Sumbcr daya manusia yang tinggi yang dimaksud adalah manusia yang
potensial, tcrampil, memiliki scmangat juang linggi. dan mampu mcmaliami
dan mcnyikapi segala pcrmasalahan yang dihadapi di dalam bidang tugas dan
pcngabdian masing-masing. Upaya tcrsebut dapat dilakukan dan ditempuh
dengan pcndidikan, baik mclalui jalur pcndidikan formal, maupun mclalui
jalur pendidikan non-formal sepcrti pcnyclenggaraan pelatihan. Karena
pcndidikan memiliki peranan dalam meningkalkan kualilas dan produktivitas
tenaga kerja dan pengembangan teknologi, scbagaimana dikcmukakan oleh
Elwin P. 'foiling dalam Bambang Luky Dewantoro (1996:1) sebagai berikut:
".... Pendidikan berperan dalam mempcrlancar proses ahli teknologi dam m i i
penciptaan teknologi. Karena ilu penyebaran dan penggunaan teknologi
bam hanya dimungkinkan dengan investasi dalam modal fisik (physical
capital) dan modal manusia (human capital)".
Upaya pcningkalan dan pengembangan sumbcr daya manusia hams
terns digalakkan guna memperoleh potensi manusia yang handal, schingga
mampu bersaing dalam pasaran tenaga kerja yang semakin kompetitif dewasa
ini.
Kondisi yang demikian ini lentu akan memerlukan pemikiran dan
perhatian yang sungguh-sungguh dalam rangka meningkalkan sumbcr daya
manusia yang dimiliki. Begitu penlingnya sumbcr daya manusia yang handal
tersebut schingga pemerintah telah mencanangkan dan mempriorilaskan
pcningkalan dan pengembangannya mclalui bidang pcndidikan, scbagaimana
dijclaskan dalam GBHN (1999) berikul:
"Mengembangkan kualilas sumbcr daya manusia sedini mungkin sccara
tcrarah dan terpadu dan mcnyeluruh mclalui bcrbagai upaya proaktif dan
reaktif oleh scluruh komponcn bangsa agar generasi muda dapal
berkembang secara optimal diserlai dcngan hak dukungan dan lindungan
sesuai dengan potensinya".
Scbagaimana dijelaskan di atas bahwa untuk mcnyiapkan sumbcr
daya manusia yang diharapkan dapat bcrkompetisi dalam persaingan global,
dapat dilakukan atau dilempuh mclalui program pelatihan sebagai salah salu
program yang dikembangkannya. Hal ini sejalan dengan pcnjclasan Garis-
garis Besar Hainan Negara Republik Indonesia (1999:58) sebagai berikut:
"Memberdayakan lembaga pcndidikan baik sckolah maupun luarsekolah
sebagai pusat pembudayaan nilai, sikap, dan kemampuan, scrla
meningkatkan partisipasi keluarga dan masyarakat yang didukung oleh
sarana dan prasaranan yang memadai".
Program pelatihan sebagai salah satu slrategi untuk meningkatkan
sumbcr daya manusia dalam suatu organisasi, lembaga, atau pemsahaan
merupakan kegiatan yang berlangsung dalam waklu yang singkat dan sebagai
problem .solving tcrhadap permasalahan kerja yang dihadapi oleh karyawan
suatu lembaga. instansi, atau pemsahaan.
Dewasa ini pelalihan tclah menjadi allernalil'bagi upaya pcningkalan
mutu sumbcr daya manusia tenaga kerja, karyawan dalam suatu pemsahaan
lembaga/instansi, nanmn demikian bahwa tidak sclamanya program pelatihan
yang dilaksanakan dan dikembangkan Icrsebut memiliki dampak yang positif
terhadap pcningkataii sumbcr daya manusia bagi output-nya. Untuk
menghasilkan suatu program pelalihan yang efeklif (scperti yang diharapkan
tersebut) untuk peserta. maka hams dikclola dengan baik dan profesional.
schingga membcrikan konlribusi yang besar dan positif terhadap pcningkalan
kinerjanya dan meningkatkan produktivitas organisasi, lembaga. dan instansi
atau pemsahaan tempatnya bekerja. Pcngclolaan program pelatihan yang
dimaksud melipuli pcrcncanaan, pclaksanaan. dan evaluasi. serta dampak.
Fenomcna yang ada menunjukkan masih adanya para pclatih yan
belum menunjukkan el'cktivitasnya dalam mcngimplemcnlasikan kurikulu
Ill
pelatihan. Hal ini dapat dilihat dari masih rendahnya hasil evaluasi yang
diperoleh dari para guru peserta latihan.
Kenyataan di alas diperkuat oleh hasil pcnclitian yang tclah
dilakukan oleh Djulaeha Bidulang (2000), yang mcnyimpulkan bahwa secara
urn urn produktivitas widyaiswara/pelatih di Sulawesi Ulara masih rcndah. Ini
menunjukkan bahwa pelalihan yang telah diikuti selama ini belum
memberikan kontribusi yang besar dan positif terhadap pcningkalan kinerja
dan produktivitas para pengajarar/pclatih di Sulawesi Utara. Hal ini agaknya
bcrtolak belakang dcngan lllosoll. misi, dan visi dari program pelalihan yang
merupakan upaya dan stratcgi untuk meningkatkan pengctahuan dan
keterampilan pclatih/widyaiswara dalam pclaksanaan tugasnya.
Selain itu hasil pcnclitian yang dilakukan oleh Hurid Danu Ismadi
(1999), mcnyimpulkan bahwa secara 1111111111 para pelatih/pengajar di lembaga
pelatihan di Jawa Barat masih rcndah produklivilasnya. Hal tcrsebut
menunjukkan perlunya dikaji kembali program pelatihan yang telah
dikembangkan untuk para peserta diktat selama ini, bahwa mungkin terdapat
beberapa komponen pelatihan yang perlu dikaji kembali tcrhadap
pelaksanaannya. Oleh karena itu pcnulis merasa lertarik untuk mcneliti
pentingnya kurikulum sebagai faklor yang mempengaruhi efektivilas
pclaksanaan pelalihan.
Dalam implementasi suatu kurikulum, peranan guru/ pengajar sangat
sangatlah strategis dalam proses belajar mengajar. Pandangan demikian
banyak mendapal kala sepakal, karena bctalapun baiknya suatu kurikuluin
yang telah direncanakan, pada akhirnya berhasil tidaknya sangat tergantung
pada sentuhan aktivitas dan krealivilas guru/pengajar sebagai ujung tombak
dalam mengimplcmentasikan suatu kurikulum. Tcntu saja hal ini dapat
bcrjalan dengan baik, apabila mutu dan kualillkasi guru/pengajar itu scndiri
telah memadai. Scbenarnya tidak bisa dipungkiri, bahwa guru adalah yang
paling mengctahui tentang hal-hal apa yang sepantasnya dianggap paling
efektif sesuai dengan situasi kclas yang dihadapinya.
Berangkat dari hal-hal yang tclah dikemukakan di atas, bahwa upaya
meningkatkan kesadaran dan kemampuan pengajar/guru tcrhadap
pelaksanaan tugas yang akan dihadapi di sekolahnya, maupun terhadap
peningkatan taraf hidupnya. maka bagi mereka perlu diberdayakan dengan
membcrikan suatu stimulus alau kekuatan berupa sejumlah maleri/kcahlian
untuk memperbaiki kinerjanya. Suzanc Kindervatcr (1979) dengan konsep
pemberdayaannya (Empowering Process) mciijclaskaii bahwa "People
gaining and understanding of and control over social economic, and/or
political forces in order to improve their standing in society". Hal tcrsebut
menunjukkan bahwa pemberdayaan adalah setiap upaya dalam pendidikan
yang berlujuan mcmbangkilkan kcsadaran, pengertian dan kepekaan peserta
didik terhadap perkembangan sosial. ekonomi, dan/atau politik, schingga
pada akhirnya mereka memiliki kemampuan untuk memperbaiki dan
meningkatkan kedudukannya sebagai pendidik yang kompcten.
Berangkat dari tujuan pcndidikan dan pelatihan yaitu untuk
mengembangkan kualilas sumbcr daya manusia berkenaan dengan
kompetensi-kompelensi yang hams dimiliki oleh peserta pendidikan dan
pelatihan. Dalam hal ini mclalui pelatihan kompctcnsi dasar di PPPCi
Teknologi Bandung. Dalam tujuan umum ini lerdapal beberapa hal yang
berkaitan dcngan pcnyelcnggaraan Pendidikan dan Pelatihan kompetensi
dasar tcrsebut. Artinya, apakah lulusan program ini disiapkan untuk dapat
melaksanakan peran sebagai berikut: I) mampu melaksanakan lugas sebagai
guru SMK yang menonjolkan kualilas kompetensi dasar jurusan bangunan.
2) mampu melaksanakan lugas sebagai guru SMK yang menonjolkan kualilas
kompetensi dasar jurusan teknik elcktro, 3) mampu melaksanakan lugas
sebagai guru SMK yang menonjolkan kualilas kompctcnsi dasar jurusan
mesin.
Dari kemampuan yang disebutkan di atas, lentiinya kemampuan
yang diharapkan adalah kemampuan yang utuh yang melipuli bcrbagai subsub kompetensi dasar. Untuk mencapai hal demikian, sudah barang tcntu
dipengamhi banyak hal. dan yang paling berperan adalah faklor pclakunya.
yaitu peserta pelatihan dengan hilar belakangnya, dan tenaga pengajar dengan
latar belakangnya (kescsuaian jurusan dan pengalamannya).
Peningkatan kualilas guru/pengajar. berarli upaya meningkalkan
kompelensinya. Hakikat kompetensi selalu berhubungan dengan kemampuan
melaksanakan sesuatu yang berkaitan dengan penampilan dan perbuatan yang
bersifat nyata atau rasional dan memenuhi spesifikasi tcrtcntu di dalam
pelaksanaan tugas-tugas kependidikan.
Pclaksanaan lugas-lugas kependidikan tidak hanya memcrlukan dan
menggunakan kompctcnsi tcknis. Iclapi yang tidak kalah penlingya
kompclcnsi profcsional. Pendidik yang baik tidak hanya memcrlukan
pcnguasaan/kemampuan dalam melaksanakan lugas secara rulinitas, tetapi
yang tidak kalah urgen, hams menyadari sepenuhnya mengapa, untuk apa,
dan kepada siapa perbuatan itu dilakukan/disampaikan.
Seiring dengan uaraian di atas, ada tiga kompetensi yang perlu
mendapal perhatian guru/pengajar yaitu: kompetensi akademik, kompclsni
profcsional, dan kompctcnsi hasil. Kompetensi akademik adalah hal-hal yang
berkenaan dengan kemampuan pengasaan matcri ajar yang akan disampaikan
kcpada peserta didik mclalui intcraksi belajar mengajar di kclas bcrdasarkan
metodc yang tepat. Kompctcnsi profcsional adalah kemampuan yang terkait
langsung dengan tugasnya. Untuk membentuk kompctcnsi ini, pcngalaman
belajar para guru SMK perlu disertai dengan eonloh-contoh performance
yang eukup mcmadai. Selayaknyalah hal ini menjadi perhatian dari para
pengajar/pclatih di lembaga yang terkait. Kompetensi hasil/ konsekuensi
adalah mcrupakan kemampuan yang dimiliki oleh guru, dimana akan diuji
akibat yang dialami selama dalam pclaksanaan pendidikan. antara lain dalam
bentuk perubahan tingkah laku. keterampilan, bakat. kepribadian. prcstasi
dalam pclaksanaan tugas kependidikannya.
ptNDIDI/o^V
Peniikiran dcmikian eukup banyak mendapat dukungan, antara lai'\.^P^^
dari G.G. Tankart (1974) dcngan pendapatnya sebagai berikut: "The
participation and contribution of teacher are escntial to the need assessment
process. Teacher from all approach to diciplin as and levels of instruction
should be involved and should participate during the process". Penganut
pandangan yang menyalakaii bahwa peranan guru/pengajar sebagai inovalor,
promotor, peneelus ide-idc, sudali tcntu sejalan dengan pendapal di atas yang
mengalakan, bahwa posisi guru sangat menentukan dalam lata laksana atau
implementasi suatu kurikulum.
B. Pembatasan Masalah
Mengingat luasnya cakupan masalah seperti yang diuraikan pada
perumusan masalah di atas. maka penulis dapat mengemukakan ruang
lingkup perniasalahan penelitian yang melipuli: "Proscdur pclaksanaan
implementasi kurikulum berbasis kompctcnsi". "Faktor-faklor yang
mempengaruhi pclaksanaan/ implcmcntasi kurikulum berbasis kompctcnsi
pada pelaksanaan pelalihan kompctcnsi dasar di PPPG Teknologi Bandung".
Berdasarkan idcntilikasi perniasalahan tcrsebut, maka dapat dilihat dalam
tahapan proscdur implcmcntasi kurikulum meliputi; persiapan, pelaksanaan
(proses), dan tahap evaluasi. Sedangkan faktor-faklor yang mempengaruhi
implementasi kurikulum meliputi; faktor eksternal dan faktor internal.
Adapun hal-hal yang dapal dilihat dalam penelitian ini adalah meliputi;
rekmitmen peserta (procurement), idcntilikasi kebutuhan pelatihan (needs
analysis), penjabaran bahan belajar. pengadaan sarana belajar, urutan
pelaksanaan kegiatan pelatihan, bahan belajar, metode dan teknik
pembelajaran, pre tes, proses dan post les, analisis hasil tes, pcnilaian hasil
belajar, motivasi berprcstasi, penyclenggaraan, dukungaii masyarakat,
dukungan pemerintah.
C. Pcrumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah di atas, dapat
dirumuskan beberapa mniusan masalah pcnclitian yang dituangkan ke dalam
pertanyaan penelitian berikut ini:
1. Bagaimanakah proscdur implementasi kurikulum berbasis kompetensi
pada pelatihan kompetensi dasar yang dilaksanakan oleh Pusat
Pengembangan Penataran Guru Teknologi (PPPGT) Bandung?
2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pclaksanaan/implcmentasi
kurikulum bcrbasis kompctcnsi dalam pelatihan kompetensi dasar di
Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi (PPPGT) Bandung?
D. Pengertian Istilah
Dalam pcnclitian ini tcrdapat beberapa istilah penting yang berkaitan
dengan topik dan judul penelitian yang dituangkan dalam mniusan masalah
yang masih perlu diberikan pengertian istilah secara opcrasional. Hal ini
dilakukan untuk menyamakan persepsi dan memudahkan pcniahaman
terhadap ungkapan-ungkapan yang dimaksud tcrsebut. Berikut ini akan
dikemukakan pcnjelasan istilah dari masing-masing ungkapan/kata tcrsebut.
Implcmcntasi.
Scbagaimana pendapal Fullan, 1982 (dalam Miller dan
Seller, 1985:246) implementasi adalah rcalitas subjektif dari pelatih dan
j&SS^
dampak dari perubahan materi dan metodologi. Ditambahkan juga bahv\ /^*^»*^3"
implcmcntasi kurikulum
adalah merupakan
proses inleraksi antara
pengajar/pclalih sebagai pengembang kurikulum. Implementasi kurikulum
dalam proses pelatihan dipengaruhi oleh beberapa faklor yaitu: I) penguasaan
tujuan program pelatihan; 2) inleraksi antara pclatih dan peserta pelatihan; 3)
kemampuan pclatih dalam mengclola proses pelatihan; 4) penguasaan materi
oleh pclatih; 5) fasilitas (sarana dan prasarana) penunjang keberhasilan
pelalihan; 6) karakteristik peserta pelatihan.
Menumt Said Hamid Hasan (1984: 51-57) mengclompokkan faktor-faktor
yang mempengaruhi implementasi kurikulum adalah: 1) karakteristik dari
kurikulum; 2) strategi implementasi; 3) karakteristik dari penggunaan
kurikulum. Schingga implemcnlasi kurikulum tidak tcrlepas dari idealismc,
subjektivitas dan kcyakinan dari pelaksana, schingga diharapkan mempunyai
kemampuan dalam mcngimplemcnlasikaii kurikulum yang menyangkut scgi
kreativitas, kecakapan, kesungguhan dan kelekunan pclatih. Implementasi
kurikulum dalam penelitian ini adalah penerapan kurikulum yang telah
ditetapkan oleh Pusat Pcngcmbangan Penataran Guru Teknologi (PPPGT)
Bandung.
Kurikulum
: adalah merupakan suatu program pendidikan yang
direneanakan dan dilaksanakan untuk mencapai tujuan pcndidikan. Smith
(1985) mengemukakan kurikulum sebagai berikut: "a sequence of potential
experience it sit up it in the for the purpose of dicipline children and youth in
group ways of thinking and action". Sedangkan menumt Oemar llamalik
II
(1993:15) kurikulum adalah suatu alat yang penting untuk mencapai tujuan
pendidikan dan pelatihan. Kurikulum adalah semua kegiatan dan pengalaman
yang menjadi tanggung jawab sekolah, baik yang dilaksanakan di dalam
lingkungan sekolah (lembaga pendidikan) maupun di Iuar sekolah dalam
rangka mencapai tujuan pcndidikan.
Scmentara dalam pcnclitian ini yang dimaksud dengan kurikulum adalah
seperangkat rancangan pembelajaran dalam pelatihan kompctcnsi dasar yang
dilaksanakan oleh Pusal Pcngcmbangan Penataran (iuru feknologi (PPPGI)
Bandung.
Kompetensi. Menumt II.I I. Mc. Ashan (1981:21) dalam Tarsisius Sihono
(1997:69) mendellnisikan kompetensi sebagai pengctahuan, keterampilan dan
kemampuan yang dipcrolch seseorang, yang telah menjadi bagian dirinya di
mana ia dapat melakukan dengan baik perilaku-pcrilaku kognitif, afeklif, dan
psikomotor (The knowledge, skills, and abilities or capabilities that a person
achieves, which become part of his or her being to the extent he or she can
satisfactorily perform particular cognitive, affective, and psychomotor
behavior). Sedangkan J.R. Crunkillon (1988:6) mengatakan
bahwa
kompetensi adalah tugas-tugas, keterampilan, sikap, dan apresiasi yang
dianggap kritis untuk keberhasilan kelcnagakerjaan. .ladi kompetensi yang
dimaksud dalam pcnclitian ini adalah kemampuan yang dimiliki oleh
seseorang yang meliputi pengetahuan dan keterampilan. .ladi kompctcnsi
yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pengctahuan dan keterampilan
yang dimiliki oleh pengajar dalam melaksanakan tugasnya yang hams
dikuasai dan dijadikan acuan dalam menyusun program pembelajaran.
Implementasi kurikulum berbasis kompetensi yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah pelaksanaan kurikulum pendekatan "kompetensi"
sebagai salu rencana dan pengembangannya dalam kegialan pembelajaran
pada pelalihan kompetensi dasar.
Pelatihan Kompctcnsi Dasar. Suatu proses pelatihan yang pcrcncanaan,
pelaksanaan dan penilaiannya mengaeu kepada penguasaan kompetensi dasar.
Dalam hal ini ada liga kemampuan kompelensi dasar yaitu kompetensi
bangunan dasar, elektro dasar dan mesin dasar yang hams dimiliki peserta
latihan.
E. Tujuan Pcnclitian
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan dan menginterpretasikan
tcrhadap masalah-inasalah yang berkaitan dcngan implcmcntasi atau
pelaksanaan kurikulum berbasis kompctcnsi, antara lain:
1. Membcrikan gambaran proscdur implcmcntasi kurikulum bcrbasis
kompetensi pada pelatihan kompetensi dasar yang dilaksanakan oleh
Pusat Pengembangan Penataran Guru feknologi (PPPGT) Bandung.
2. Memberikan gambaran tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
implcmcntasi kurikulum berbasis kompelensi pada pelatihan kompelensi
dasar di Pusal Pengembangan Penataran Guru feknologi (PPPGI)
Bandung.
F.
Manfaat Pcnclitian
•
Secara Tcoritis
Hasil penelitian diharapkan dapal menambah wavvasan tentang
kompctcnsi, dan iniplemenlasi/pelaksanaaii kurikulum dengan menggunakan
pendekatan kompetensi pada pelatihan kompctcnsi dasar di Pusal
Pengembangan Penataran Guru Teknologi (PPPGT) Bandung.
•
Secara Praktis
Secara praktis. hasil pcnclitian ini dapat dipergunakan:
I. Sebagai masukan bagi para pengembang kurikulum, agar dapat
merumuskan kompetensi dan mengembangkan kurikulum secara efektif
yang akan digunakan dalam proses pelalihan atau dalam kegialan
pembelajaran dalam pelatihan.
2. Sebagai masukan bagi pengajar/ pclatih guna meningkatkan kemampuannya dalam pelatihan, baik dalam pengembangan program-program
maupun pada pembelajaran agar dapat meningkalkan kompctcnsi yang ada
sesuai dengan keterampilan yang dimilikinya.
3. Sebagai masukan bagi lembaga Diklat agar dapat mengembangkan dan
menyempurnakan program pelatihan sesuai dengan kebutuhan. khususnya
untuk pelatihan kompetensi dasar di PPPG feknologi Bandung, dan
sebagai masukan pula bagi para pclatih agar dapat melaksanakan kegialan
pelatihan secara efektif dan ellsien.
4. Sebagai umpan balik bagi pengembang kurikulum untuk melakukan rcvisi
atau inodilikasi berdasarkan temuaii-tcmuan dalam pelalihan dengan
14
mempcrtimbangkan faktor-faklor yang berkaitan dengan implementasi
kurikulum berbasis kompetensi.
5. Menambah wawasan keilmuan tcrhadap pcnulis tentang penerapan/
implementasi kurikulum berbasis kompctcnsi.
G. Kcrangka Bcrllkir Pcnclitian
Memperhatikan dan inenginlerprelasikan uraian latar belakang dan
perumusan masalah di alas, pokok masalah pcnclitian masih lerasa bersifat
umuni dan verbal. Unluk memperjelas arah penelitian dan pokok masalah
yang akan dileliti akan dituangkan dalam bentuk pemetaan scperti terlihat
pada gambar I. Namun gambar ini. bukan menunjukkan hubungan yang
bersifat korelasional, tetapi merupakan alur kcrangka bcrllkir pcncliti
(paradigma penelitian).
Bila lebih jauh dikaji masalali-masalah yang berhubungan dcngan
implementasi kurikulum berbasis kompetensi, tcntu saja cakupan masalahnya
luas dan kompleks. Implcmcntasi ini berhubungan erat dengan
pelaku
kurikulum itu scndiri. Dalam penelitian ini sebagai pelaku utama adalah
tenaga edukatif dan peserta didik sebagai guru SMK. Peserta didik dikatakan
sebagai pelaku kurikulum mempunyai arli tcrsendiri. karena mereka adalah
merupakan produk/hasil dari semua upaya yang berhubungan dengan
kurikulum itu sendiri. Sementara tenaga edukatif/pengajar bersifat pelaksana
dengan potensi dan integrilas yang dimilikinya. Untuk lebih jelasnya alur
kerangka bcrllkir pcnclitian ini dipctakan scperti pada gambar berikut ini:
15
IMPLEMENTASI
TENAGA PENGAJAR
KURIKULUM BERBASIS
PPPG TEKNOLOGI
KOMPETENSI
BANDUNG
FAKTOR-FAKTOR YG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI KURIKULUM
PESERTA PELATIHAN
KOMPETENSI DASAR PPPG
TEKNOLOGIBANDUNG
LULUSAN DIKLAT
KOMPETSNI DASAR
(GURU SMK)
Gambar. 1
Alur Keran»ka Bcrfikir Pcnclitian
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN
Dalam bab tiga ini akan disajikan bcrbagai pcnjclasan yang berhubungan
dengan pelaksanaan penelitian, antara lain: metode pcnclitian, objek dan sumber
data penelitian, dan teknik pcngumpulan data.
A.
Metode Pcnclitian
Secara umum, pelaksanaan pcnclitian ilmiah pada hakekalnya dapal
disajikan dengan dua pendekatan, yaitu: pendekatan kuantitatif dan kualitatif.
Dalam kesempatan ini, peneliti menggunakan metode deskriplif analitik
dengan pendekatan kualitatif.
Penggunaan pendekatan dan metode ini, bcrangkat dari tujuan pokok
penelitian, yaitu untuk mendeskripsikan serta menganalisis tentang
implmentasi kurikulum berbasis kompelensi pada pelatihan kompetensi dasar
di PPPG Teknologi Bandung. Dengan kata lain, bcrtujuan untuk mendapatkan
pemahaman tentang gejala, fenomena, pcristiwa alau kejadian yang dialami
oleh pelaksana program dalam mcngaktualisasikan kurikulum bcrbasis
kompetensi tersebut.
Penjclasan pendekatan scperti dijelaskan di atas, dapat merujuk kcpada
penjelasan, Nana Sudjana dan R. Ibrahim (1989:64) yang mengatakan:
"Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bemsaha mendeskrisikan suatu
gejala, pcristiwa, dan kejadian yang terjadi saat sckarang di mana peneliti
88
89
bemsaha memotret peristiwa dan kejadian yang menjadi pusat perhatiannya
untuk kemudian digambarkan scbagaimana adanya". Sejalan dengan itu
Stephen Isaac (1982:46) mengemukakan tujuan penelitian deskriptif "To
describe systematically the facts and characteristics of a given population or
area of inters!, factually and accuratclly"
Karakteristik atau ciri-ciri penelitian kualitatif dikemukakan oleh
Bogdan dan Biklen (1988:27) sebagai berikut:
I) data diambil langsung dari natural setting (alamiah); 2)
penentuan sampel secara purposif, 3) peneliti scndiri sebagai instrumen
utama atau pokok; 4) penelitinya lebih menekankan pada proses dari
pada hasil, sehingga bersifat deskriptif; 5) analisis data secara induktif
atau interpretasi data bersifat idiografik; 6) mengutamakan makna
(meaning) dibalik data.
Ciri-ciri atau karakteristik pcnclitian kualitatif di alas, akan menjadi
suatu patokan atau acuan bagi peneliti dalam proses pelaksanaan penelitian
ini. Dalam pelaksanaan penelitian kualitatif di lapaiigan dipcrlukan
pemahaman dan arah yang akan ditempuh sesuai dengan hakikal pcnclitian
kualitatif itu scndiri. S. Nasulion (1988:5) menjelaskan hakikal pcnelilan
kualitatif sebagai berikut:
Penelitian kualitatif pada hakekatnya ialah mengamati orang
dalam lingkungan hidupnya, bcrinteraksi dengan mereka, dan bemsaha
memahami bahasa serta tafsiran mereka tentang dunia sekilarnya,
sehingga untuk itu peneliti hams turun ke lapaiigan dan berada di sana
dalam waklu yang eukup lama.
Merujuk pada karakteristik pcrtama di alas, memberi makna bahwa
peneliti sendiri sebagai penggali data atau informasi (human inslumcn)
langsung dari nara sumber lanpa melalui peranlara scperti halnya penyebaran
90
angkel dalam
kuantilatif. 'fujuan
pendekatan
ini dimaksudkan
unluk
memperolch langsung gambaran yang scsungguhnya tentang penomena objek
yang diteliti. Hal ini sejalan dengan yang dianjurkan oleh Philips, (1967:17)
yang menyatakan bahwa: "Approaches to be used in studying social
phenomena should be closely related and refereed lo the real condition where
the phenomena exist".
Karakteristik
kedua,
mengisyaralkan
bahwa
pcnenluan
alau
pengambilan data hams disesuaikan dengan tujuan pcnclitian. Dcngan kata
lain
bahwa
bobol
responden
sangat
tcrgantung
pada
pertimbangan
kelengkapan informasi atau data yang dibuluhkan. Bila data yang dibuluhkan
terasa belum eukup (jenuh) penambahan responden/ penjaringan data bisa
diteruskan dan dengan penambahan responden bam lagi boleh dikatakan tidak
mempengaruhi data/informasi lagi, karena data yang diperoleh sebclumnya
sudali mewakili penomena yang ada secara akurat.
Karakteristik ketiga. menekankan bahwa pengambilan data dilakukan
langsung oleh peneliti. dalam kata lain menempatkan pribadi peneliti sebagai
instrumen utama sebagai alat penjaring data. Dengan demikian instrumen
utama diharapkan mempunyai adaptabilitas yang tinggi.
Penyesuaian
atau
pembaiuan
diri
dengan
lingkungan
penelitian
mempunyai makna tersendiri terhadap responden. Arlinya. bila komunikasi
antara peneliti dan responden terpelihara dengan baik, maka responden akan
merasa terpanggil secara wajar dalam memberi data atau informasi sesuai
dengan keadaan yang sebenarnya atau apa adanya, schingga kcsahihan data
yang terjaring eukup terkendalikan sebagai hasil tcmuan penelitian.
Sementara karakteristik yang lainnya memberi makna bahwa data yang
dikumpulkan dalam penelitian ini lebih ccndcrung dalam bentuk kata-kata
daripada bentunk angka-angka, demikian juga berupa analisanya berupa
uraian kata yang bersifat meaningful!. Naniun demikian bukan berarti bebas
dari angka-angka. Dcngan demikian diharapkan laporan hasil pcnclitian kaya
dcngan deskripsi dan pcnjclasan scrla analisis tentang aspek-aspek masalah
yang menjadi fokus pcnclitian.
B. Objek dan Sumber Data Penelitian (Subyek Pcnclitian)
Dalam penelitian kualitatif tidak ada pengertian populasi/sampel
layaknya dalam penelitian kuantitatif, hal ini ditandaskan oleh S. Nasution.
(1988) yaitu:
Tidak ada pengertian populasi dalam pcnclitian kualilalif.
Sampling berbeda tafsirannya. Sampling ialah pilihan penelitian aspek
apa dari perisliwa apa dan siapa dijadikan fokus pada saat dan situasi
tertentu dan karena itu dilakukan terus-menerus scpanjang penelitian.
Sampling bersifat purposif yakni tcrganlung pada fokus pada suatu
saat.
Dengan mengacu pada penandasan tersebut di atas, maka dalam
kesempatan ini peneliti akan memusalkan perhatian pada salah satu Pelatihan
Kompetensi Dasar di PPPG Teknologi Bandung. Dalam pcnyclenggaraan
program
ini peneliti akan
memfokuskan
masalah pada
implcmcntasi
kurikulumnya dalam mempersiapkan peserta pelatihan menjadi guru SMK
yang kompeten.
92
Untuk menentukan nara sumber dan responden dalam pengumpulan
data dan informasi, peneliti mengorganisir data sesuai dcngan sumbcrnya,
yaitu sumber data primer dan sumbcr data sekundcr. Sebagai sumber data
primer adalah tenaga pengajar/widyaiswara dalam kegiatan mengajarnya.
peserta pelatihan dalam aklivitasnya, dan dokumenlasi. Sementara sumber
data sekundcr adalah staf/panitia penyelenggara, kepala PPPG feknologi
Bandung, dan pengembang program pelatihan
Untuk menipcrjelas arah dan sasaran penjaringan data, kiranya perlu
dijelaskan keadaan para responden pada saat penelitian ini dilaksanakan
sebagai berikut:
Penelitian ini dilakukan berketepalan dilaksanakannya program
pelatihan kompelensi dasar yang meliputi kompetensi dasar teknik bangunan,
teknik clcktro, dan mesin.
Dalam penjaringan data/informasi mclalui obscrvasi peneliti ikul
membaur dalam kclas dan mengikuti proses pcndidikan dan pelatihan
sepenuhnya, dalam arli mengamati dan mencatat secara langsung proses PBM
dari awal hingga akhir. Obscrvasi dilakukan mclalui kegialan belajar
mengajar di kelas dan di laboratorium. Hal ini dilakukan peneliti sesuai
dengan jadwal yang sudali discpakati scbelumnya dengan slaflata usaha dan
dosen yang bcrsangkulan. Demikian juga halnya dengan wawancara
dilakukan dcngan proscdur yang sama. Wawancara dilakukan selelah usai
kegiatan kelas, hal ini dimaksudkan untuk saling melengkapi dengan data
obscrvasi sebelumnva.
Wawancara langsung dcngan peserta/siswa ini dimaksudkan untuk
mcnggali dala/inlbrniasi langsung dari pihak pertama selaku "pelaku
penderila' niuatan kurikulum, sckaligus untuk mengkoiillrmasikan keabsahan
data yang dikumpulkan scbelumnya, mclalui obscrvasi dan pengamalan kclas
selama megikuti proses kegiatan belajar mengajar alau latap muka di dalam
kelas. Sementara untuk tenaga pengajarnya selaku ujung tombak pelaksana
kurikulum, wawancara dan bincang-bincang dilakukan di ruangan dosen
dengan suasana lebih kondusif dan akrab dengan telap mcmpcrhatikan tujuan
inti.
C.
Teknik Pcngumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam pcnclitian ini
adalah: Teknik obscrvasi, wawancara dan studi dokumentasi. Ketiga teknik
yang digunakan tersebut diharapkan dapat mcmpcrolch dala/inlbrmasi yang
diperlukan, dan dapat saling menunjang dan saling melcngkapi. Sementara
sebagai
instrumen
pengumpul
data
adalah
peneliti
scndiri
(human
instrument). Untuk memandu peneliti dalam pengumpulan data dan
klariflkasi data, maka sebelumnya peneliti telah mempersiapkan kisi-kisi
pengmpulan data.
Adapun proses dan teknik-teknik pengumpulan data yang disebutkan di
atas, dijelaskan sebagai berikut:
1.
Teknik Pengamatan Langsung (Obscrvasi)
Teknik ini dilakukan untuk mengamati langsung proses kegiatan
yang dilakukan responden selama bcrlangsungnya proses kegialan belajar
94
mengajar di dalam kclas. Bagaimana peserta pelatihan mengikuti PBM
sejak awal hingga akhir kegiatan. Bagaimana tenaga pengajar
mengawali, nicnyampaikan, dan mengakhiri kegaialan mengajarnya.
Dalam kegiatan obscrvasi ini sungguh banyak yang dapat dicermati,
mulai dari situasi ruangan, pcnampilan dosen, kesiapan peserta,
mengawali kegiatan kelas, penyampaian materi kuliah, keberadaan
peserta pelatihan secara keselumhan, maupun secara pribadi dalam hal
rcspon terhadap stimulus dari pengajar, keserasian komunikasi dua arah,
sehingga sampai mengakhiri kegiatan kelas dan pesan-pesan tugas.
Dengan kondisi scperti ini, untuk mcngontrol arah dan tujuan
pokok obscrvasi, peneliti menggunakan panduan pengamalan yang
disesuaikan dengan tujuan pcnclitian.
2. Teknik Komunikasi Langsung (Wawancara)
Wawancara dilakukan langsung dcngan nara sumbcr sebagai
responden utama, yaitu peserta pelatihan (guru SMK) dan tenaga
edukatif sebagai pendidik. Wawancara ini dilakukan tidak bersifat kaku
atau mendikte, hal ini dimaksudkan untuk inenghilangkan kekakuan
dan manifulasi data dari ilhak responden. Unluk kclancaran wawancara,
peneliti scbelumnya tclah mempersiapkan berupa panduan wawancara.
Mengingat sebagai instrumen pengumpul data adalah peneliti scndiri
(human instrument) yang bcrhadapan langsung dcngan responden,
maka hams diciptakan suasana sedemikian rupa. Hal ini dapat
dimaklumi agar responden berada dalam suasana yang wajar, arlinya
95
responden hams merasa dirinya scndiri, sehingga dapat memberi
ketcrangan atau informasi apa adanya. Data yang sudali diperoleh
dicalal scdemikian rupa sesuai dengan jenisnya.
Masalah waktu mempunyai masalah tersendiri, arlinya kehadiran
peneliti jangan sampai mengganggu waktu formal kegiatan belajarmengajar responden.
Dengan
pertimbangan demikian.
masalah
penetapan waktu dan ruang, peneliti sclalu mcngkonllrmasikan
sebclumnya kcpada staflata usaha yang mengurusi jadwal dan ruangan
kelas, selanjutnya menghubungi pengajar dan peserta pelatihan. Dengan
demikian ditemukan 'titik tenia waktu' yang serasi discla-sela
kesibukan responden. Wawancara untuk peserta semuanya dilakukan di
luar jam belajar di ruangan. Sementara untuk pengajar di ruangan
guru/dosen yang tcrtata scdemikian rupa. Di lain kesempatan ada
kalanya di ruang/tempat tertcntu sctelab bebas kegiatan, ngobrol secara
rileks tanpa beban tertentu, sementara peneliti sambil memperkaya
informasi yang sudali didapat. Hal ini eukup memberi makna tersendiri
bagi peneliti untuk mcmeperluas wawasan.
3.
Teknik Studi Dokumcntasi
Studi teknik dokumcntasi ini dilakukan untuk mcmpcroleh data
berupa ketcrangan atau informasi yang diperlukan melalui data tertulis
baik yang bersifat akademis maupun yang bersifat administralif. Data
hasil temuan ini akan diklarifikasi sesuai jenis datanya dan sekaligus
dimungkinkan saling melcngkapi antara data/informasi dari hasil
96
obscrvasi dan wawancara sehingga ditemukan data yang utuh dan akurat.
Banyak hal yang dapat dilakukan dcngan studi dokumcnlasi ini, misalnya
keadaan peserta pelatihan secara umum, standar kompelensi guru SMK,
kurikulum yang digunakan, keadaan tenaga edukatif khusus dibidang
pembciajaran, jenis-jenis pelalihan yang diadakan, dan sarana penunjang
lainnya. Hal ini scmuanya merupakan bagian dari studi dokumcnlasi.
D.
Proscdur Pelaksanaan Pcnclitian.
Pclaksanaan penelitian kualitatif dapat dikalakan tidak mempunyai
batasan dan tahapan yang jelas, namun demikian para pakar
menggambarkan sebagai berikut: Bogdan, (1982); Moelcong, (1990)
mengemukakan tiga tahapan yaitu (I) pra-lapangan, (2) kegialan
lapaiigan. dan (3) analistis intensif. Sementara Lincoln dan Guba.
(1985:233); Nasution. (1988:33) mengemukakan tiga tahapan yakni (1)
Orentasi, (2) eksplorasi, dan (3) member-check. Dengan mengacu kepada
proscdur di atas, maka tahapan pcnclitian ini dilaksanakan dcngan
tahapan: tahap pra-lapangan, tahap kegiatan lapaiigan. dan tahap analisis
intensif. Untuk lebih jelasnya akan dijelaskan scperti di bawah ini:
/. Tahap Pra-lapangan
Pelaksanaan pra-lapangan ini bcrtujuan untuk mcmperolch
gambaran yang lengkap dan jelas mengenai lokasi/keadaan objek
penelitian; gambaran umum responden; arah dan fokus masalah yang
hendak diteliti; penyesuaian waktu dan lain sebagainya yang
berhubungan dcngan tenia pcnclitian. Tahap ini dilakukan sambil
97
menetapkan disain dan fokus masalah penelitian. Berbarengan dengan
proses kegiatan ini peneliti sambil mengajukan sural izin pcnclitian
kcpada Rektor Universitas Pendidikan Indonesia eq. Dircklur PPS
UPl untuk digunakan di lapaiigan sebagaimana meslinya. Pada tahap
orientasi ini peneliti melakukan kunjungan secara informal ke PPPG
Teknologi Bandung. Melalui kunjungan informal ini akan diperoleh
gambaran dan ketcrangan yang mcmadai sesuai dengan tujuan
orientasi/penjajakan.
2. Tahap Lapaiigan
Tahap ini adalah tahap inti pelaksanaan penelitian yang
sesungguhnya.
Fokus
masalah
pcnclitian
mclalui
perlanyaan
pcnclitian hams terjawab melalui penjaringan data melalui kegialan
yang telah dijelaskan scbelumnya yakni observasi/pcngamalan,
wawancara. amupun mclalui studi dokumcntasi.
Pengumpulan data alau informasi dilakukan langsung terhadap
narasuniber sesuai arah dan tujuan penelitian secara purposif, dengan
menggunakan pedoman pengamalan dan wawancara yang tclah
disiapakan scbelumnya. Hal ini dimaksudkan sebagai kontrol terhadap
pengamatan dan pembicaraan disaat wawancara dengan responden.
agar tctap dalam ruang lingkup dan konlcks fokus masalah penelitian.
Keberhasilan suatu penelitian kualitatif dalam penjaringan data
sangat lergantung kcpada kclelilian dan ketelatenan peneliti, di
samping kclcngkapan alat bantu yang mcmadai. Bogdan dan Biklen,
98
(1982:73-74) mengemukakan bahwa "Keberhasilan suatu penelitian
naturalistik atau kualilalif sangat tergantung kcpada kelclilian dan
kelcngkapan Catalan lapaiigan (lleled miles) yang disusun peneliti".
Mengacu
kcpada
hal di alas,
di samping
peneliti
bemsaha
mempertajam pcnclitian, juga melcngkapi diri dcngan alat buku
calatan Iapangan/hand board dan alat rckam tape-recorder. Alal
pcrckam tcrsebut digunakan untuk merekam data/inlbrmasi verbal
maupun data nonverbal. Perlu dijelaskan di sini. setiap penggunaan
alat bantu
selalu dikompirmasikan
lebih dahulu
kepada yang
bersangkutan dan kcrahasiaannya dijaga peneliti scutuhanya.
Selama proses kegiatan lapaiigan ini hampir memakan waktu 3
bulan, setiap kali usai kegiatan dari lapangan/kelas langsung sisusul
analisa data semenlara dengan cara mercduksi dala dan informasi yang
telah Icrjaring mclalui inslrumen pengumpul data. Dengan demikian
dimungkinkan merangkum hal-hal yang penting secara sistcmatis
untuk menemukan fokus masalah pcnclitian. Dcngan demikian dapat
mempertajam gambaran tentang fokus masalah scrla mcmudahkan
pclacakan kembali terhadap dala yang diperoleh bila diperlukan.
Selanjutnya hasil rangkuman mengenai
pokok-pokok pcnclitian
disajikan dalam benluk calatan lapaiigan sebagai deskripsi data alau
temuan penelitian yang dalam bentuk penyajiannya disebut display
data.
99
Pada akhirnya sctclah data terkumpul hingga pada balas 'point
of redundancy', kemudian diolah, dianalisis, dan ditarik kesimpulan
secara kualitatif dengan dukungan berbagai konsep maupun kajian
kepustakaan selanjutnya disajikan sebagai hasil pcnclitian.
3. Tahap Pelaporan
Sctclah kegiatan pengumpulan dan analisis data dilakukan,
maka tahapan selanjutnya adalah menyusun laporan hasil kegiatan
penelitian. Laporan ini disusun sctclah sclcsai pcngolahan dan analisis
data dilakukan, karena pada dasarnya penyusunan laporan hasil
penelitian yang dimaksud di sini adalah menyangkut pada penulisan
tesis sebagai karya ilmiah. Secara sistcmatis penulisan laporan ini
disajikan ke dalam lima bab yaitu; BAB I Pendahuluan, BAB II
Tinjauan Teoritis,
BAB III
Mctodologi Pcnclitian, BAB IV
Kesimpulan dan Rekomendasi. Dalam mcnganalisis data untuk
disajikan dalam laporan hasil pcnclitian, menurut Nasution (1992:
129) hams ditempuh langkah-langkah sebagai berikut:
a.
Recluksi
Sebagai langkah awala dalam mcnganalisis data adalah melakukan
reduksi dala, hal ini dilakukan untuk mcmudahkan bagi peneliti
mcmaliami dan menelaah data yang telah dikumpul. Reduksi data
dilakukan dengan cara merangkum aspek-aspek dan perniasalahan
yang diteliti, schingga mcmudahkan peneliti untuk mcnganalisis,
dalam hal ini adalah proscdur implcmcntasi kurikulum pelalihan
100
pendekatan kompetensi dalam rangka membcrikan pengetahuan dan
keterampilan (kompctcnsi) bam kcpada peserta pelatihan kompctcnsi
dasar. Dalam mercduksikan data tcrsebut peneliti menyusun dan
merangkum secara sistcmatis perniasalahan pokok yang berkailan
dengan fokus sehingga akan lerlihal lebih jelas polanya. Unluk itu
dalam penyajian data hasil peneliti menyajikan berdasarkan aspek-
aspek yang akan dilclaah. Sctclah itu maka peneliti akan dapat
menarik kesimpulan sehingga dala yang tcrkumpul memiliki makna
tckstual dan konlckstual.
b. Penyajian Data
Unluk mcmudahkan pemahaman tcrhadap aspek-aspek yang telah
direduksi, maka aspek-aspek tersebut hams disajikan secara singkal
dan jelas. baik bagian demi bagian, maupun kcsclurahannya.
Penyajian ini akan dijadikan sebagai dasar untuk menafsirkan dan
mengambil kesimpulan hasil penelitian.
c. Verifikasi dan Pengambilan Keputusan
Verillkasi adalah kegialan mempelajari data yang tclah direduksi dan
disajikan pada langkah scbelumnya, dan dengan pertimbangan yang
terus- menerus sesuai dcngan perkembangan data dan fenomena yang
ada di lapaiigan, yang pada akhirnya mcnghasilkan kesimpulan unluk
mengambil suatu keputusan.
E.
Prosedur Analisis Data
Untuk mcmaknai
data sekaligus
menarik kesimpulan dari data
tcrkumpul. maka dilakukan analisis data dan intcrprcslasi. Sesuai dengan
karakteristik pcnclitian kualitatif bahwa analisis data dilakukan secara tcrus-
meneras scmenjak data awal dikumpulkan sampai pcnclitian berakhir.
Selanjutnya interpclasi data atau penafsiran dan menarik kesimpulan
dilakukan dcngan mengacu kapada rujukan konsep alau teorilis kcpuslakaan
sesuai dengan perniasalahan penlilian yang tclah dirumuskan scbelumnya.
Pelaksanaan analisis data dilakukan peneliti dengan mengikuti prosedur
sebagaimana disarankan oleh Nasution (1988:129-130), Miles dan Hubcrnian
(1984:21) sebagai berikut: 1) reduksi data, 2) display data, 3) mengambil
kesimpulan dan verillkasi. Tahap-tahap kegiatan tersebut dapat dijclaskan
sebagaimana uraian dibawah ini:
1. Tahap reduksi data dilakukan dengan meringkas dan merangkum kembali
data/catatan lapaiigan dengan cara melilah-milah alau mengclompokan
hal-hal pokok atau penting yang berkaitan dengan fokus masalah
penelitian, dalam hal ini implcmcntasi kurikulum bcrbasis kompctcnsi
pada pelatihan kompetensi dasar di PPPG feknologi Bandung.
2. Kegiatan selanjutnya dari hal-hal pokok alau yang sifatnya berkaitan
dengan fokus pcnclitian, akan disusun/dirangkum secara lebih sistcmatis
schingga lebih jelas lergambar polanya. Untuk mcmudahkan pcmolaan ini
maka rangkuman ladi disajikan dalam bentuk malrik hasil pcnclitian yang
dalam tampilannya disebut display dala.
102
3. Selanjutnya dari pola yang tampak dalam display data lersebul dilarik
suatu kesimpulan sehingga data yang tcrkumpul mempunyai makna
tekstual dan kontekstual.
Sepcrti yang dijclaskan lerdahulu, bahwa proses analisis data
dilakukan semenjak pengumpulan data awal yang sifalnya secara
induktif. Oleh karena itu kesimpulan yang dilarik pada awalnya dapat
dikatakan masih bersifat tentatif/mengambang. Dcngan demikian unluk
mcmanlapkan kesimpulan tersebut agar lebih 'grounded', maka verillkasi
dilakukan dcngan maksud untuk menjamin tingkat kepcrcayaan hasil
penelitian.
F. Signifikasi Hasil Pcnclitian
Pada hakekatnya tingkat kebermaknaan proses maupun produk suatu
penelitian kualitatif tergantung pada hal berikut: (1) kredibilitas (validitas
internal), (2) 'I'ransferabilitas (validitas eksternal), (3) depcndabililas
(reliabilitas), dan (4) konllrmabilitas (Objektivitas) (Nasution, 1988:144-124):
Muhadjir. 1990:150-159). Dcngan mempedomani kriteria ini, pcnclitian ini
dilaksanakan mengikuti kriteria tersebut di atas. Selanjutnya akan
KOMPETENSI PADA PELATIHAN KOMPETENSl DASAR
DI PUSAT PENGEMBANGAN PENATARAN GURU
TEKNOLOG1 (PPPGT) BANDUNG
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Pada Program Pengembangan Kurikulum
Oleh
UUSMAN
NIM. 999684
PENGEMBANGAN KURIKULUM
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2002
LEMFAR FElvGESAHAN PEMBIMBING
UNTl'K MEMvM^Uri U.IIAN TAHAP II
Proi. J)r. H. Ishak Ahitalbak. M.?d.
Peubirnbiug T
Or. Ii. Muk'n''.lin. IYT__M.
p.M.L-i hbi ij; i'l
MENGETAHUI
KETUA PROGRAM STUDI PENGEMBANGAN KURIKULUM
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
PROF. DR. H. NANA SYAODTH gn^MAniNAT^
NIP. 130 143 S73
AIJSTRAK
Permasalahan yang diangkat dalam tesis ini adalah Studi tentang
Implementasi Kurikulum Bcrbasis Kompctcnsi pada Pelalihan Kompctcnsi Dasar
yang bertujuan untuk mengctahui proscdur pclaksanaan implcmcntasi kurikulum
berbasis kompetensi pada pelatihan kompctcnsi dasar. mcmperolch data tentang
faktor-faklor yang mempengaruhi implcmcntasi kurikulum bcrbasis kompctcnsi
pada pelalihan kompctcnsi dasar di PPPG Teknologi Bandung.
Teori pendukung yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Teori-teori
kurikulum dan kompctensinya seperti yang dikemukakan oleh Robert S. Zais
(1976), Nasution (1982), Archasius Kabcr (1988), Said llamid Hasan (1987), Anna
Rilai &Adams (1995), Ocmar Hamalik (1993), Nana Syaodih Sukmadinata (1997).
Teori tentang Pcndidikan, Pelalihan dan Pembelajaran dari Djudju Sudjana (1996).
Paul G. Friedman (1985), Nana Sudjana & R. Ibrahim (1989).
Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analilik
dengan pendekatan kualitatif. Subyek pcnclitian adalah pengajar, peserta pelalihan,
penyelenggara, dan pengembang kurikulum pada pelatihan kompctcnsi dasar di
PPPG Teknologi Bandung. Teknik pcngumpulan data dengan tehnik obscrvasi,
wawancara, studi dokumentasi, dan Iriangulasi. Scdangkan tahapan penelitian
terdiri dari tahap pra-lapangan, lapangan dan pclaporan.
Hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: Proscdur implementasi
kurikulum berbasis kompctcnsi adalah a) persiapan, melipuli: tinjauan tcrhadap
rekrutmen peserta, identillkasi kebuluhan belajar dan sumbcr belajar! kemungkinankemungkinan hambatan, penjabaran matcri, dan pengadaan sarana belajar; b)
Pclaksanaan meliputi: urutan pclaksanaan kegialan, tinjauan tcrhadap bahan/malcri
belajar, metodc dan teknik pembelajaran; c) Evaluasi, melipuli: pre-tes, proses dan
post-tes, tinjauan tcrhadap hasil evaluasi dan untuk mengctahui kompctcnsi yang
dimiliki peserta pelatihan dengan menggunakan les performans. Faktor-faklor yang
mempengaruhi implementasi kurikulum bcrbasis kompetensi. a) Faktor internal"
yaitu tenaga pengajar; b) faktor eksternal adalah peserta, penyelenggara, clan
pengembang kurikulum. Jadi implementasi kurikulum berbasis kompetensi sangat
dipengaruhi oleh kemampuan, pemahaman, kcyakinan, pcngalaman dan penguasaan
serta ketepatan dalam menentukan model, pendekatan, slratagi, metode, media,
sarana, tenik dan sumber belajar oleh scorang pengajar sebagai implementator.
Rekomcndasi penelitian ini a) untuk pclaksanaan pelatihan dengan
menggunakan kurikulum berbasis kompetensi hams mclalui pcrcncanaan yang baik,
dalam menentukan kompclensi dan sub-sub kompetensi kc dalam elemen-elemen
tujuan pendidikan/pclatihan hondaknya dimnuiskan dengan melibalkan peserta; b)
dalam KBM sebagai aktualisasi dari kurikulum bcrbasis kompetensi, hendaknya
pengajar menggunakan pendekatan yang bcrpusat pada peserta dan terpusat pada
tujuan yang hendak dicapai, serta memaksimalkan penggunaan media dan sarana
belajar sesuai dengan lunlulan kompetensi yang diharapkan. Implikasi. Agar
memberikan dampak yang besar tcrhadap peningkatan kualitas SDM, maka
hendaknya dalam menyusun pcrcncanaan, dan pclaksanaan kegialan pcndidikan dan
pelatihan, khususnya penyusunan dan pcrumusan kurikulum hams didasarkan pada
perumusan kompetensi-kompclcnsi yang hams dimiliki dan dibutuhkan oleh
sisvva/peserta pelatihan.
in
DA FT A R ISI
Malaman
LEMBAR PENGESAHAN
PERNYATAAN
KATA PENGANTAR
ABSTRACT
j
ii
UCAPAN TERIMA KASIH
DAFTAR ISI
iv
viii
DAFTARTABEL
DAFTAR GAMBAR
xi
xji
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
I
B. Pembatasan Masalah
K
C. Perumusan Masalah
9
D. Pengertian Istilah
9
E. Tujuan Pcnclitian
12
F. Manlaat Pcnclitian
13
G. Kerangka Berfikir Pcnclitian
]4
KAJIAN TEORI
A. Pelatihan
15
1. Pengertian Pelatihan
16
2. Tujuan dan Manlaat Pelalihan
21
3. Model Sislem Pelatihan
25
4. Pengembangan Sumbcr Daya Manusia
28
B. Kurikulum
33
1. Pengertian Kurikulum
33
2. Komponen Kurikulum
38
3. Organisasi Kurikulum
50
4. Kurikulum Bcrbasis Kompctcnsi
55
VIII
C. Kurikulum Sekolah Mcnengah Kejuman (Pcndidikan
Teknologi
72
1. Dasar Filsafal Pcndidikan Teknologi
72
2. Kontcks Sosial Pcndidikan Teknologi
74
3. Pcndidikan Teknologi dan Ketenagakerjaan
4. Desain Kurikulum Pcndidikan Teknologi
75
76
I). Implcmcntasi Kurikulum
79
1. Konscp Implcmcntasi Kurikulum
79
2. Pcrubahan Kurikulum
81
3. Perlunya Studi Implcmcntasi
82
4. Tenaga Edukatif sebagai Ujung'I'ombak dalam
Implcmcntasi Kurikulum
83
5. Faktor-faklor yang Mempengaruhi Implementasi
Kurikulum
85
BAB III PROSEDUR PENELITIAN
BAB IV
A. Metodc Pcnclitian
88
13. Objek dan Sumbcr Data Penelitian
91
C. Teknik Pengumpulan Data
93
1. Teknik Pengamatan Langsung (Observasi)
93
2. Teknik Komunikasi Langsung (Wawancara)
94
3. Teknik Studi Dokumentasi
95
D. Proscdur Pclaksanaan Pcnclitian
96
1. Tahap Pra-lapangan
96
2. Tahap Lapangan
97
3. Tahap Pelaporan
99
L. Proscdur Ana Iis is Dala
101
F. Signillkansi Hasil Penelitian
102
DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA
A. Gambaran Tentang PPPG Teknologi Bandung
106
B. Deskripsi dan Analisis Data
124
I. Deskripsi Subjek Penelitian
IX
124
2. Implementasi Kurikulum Berbasis Kompctcnsi
3. Faktor-faklor yang Mempengaruhi Implcmcntasi
Kurikulum
C. Pcmbahasan Hasil Penelitian
125
^
150
1. Proscdur Implcmcntasi Kurikulum Berbasis Kompctcnsi .. 150
2. Faktor-faklor yang Mempengaruhi Implementasi
Kurikulum Bcrbasis Kompetensi
D. Temuan Penelitian
BAB V
|80
Ig7
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
I^q
13. Keterbatasan Pcnclitian
C. Implikasi
D. Rekomendasi
tqq
oqt
9Q-5
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
208
213
DAFTAR LABEL
TABEL
Ilalaman
1. Persiapan Pelatihan Kompetensi Dasar
|48
2. Pclaksanaan Pelatihan Kompetensi Dasar
144
3. Evaluasi Pelatihan Kompetensi Dasar
|48
4. Standar Kompctcnsi Pelatihan Kompetensi Dasar
194
\i
DAFTAR CAM BAR
GAMBAR
„ .
Halaman
1. Alur Kerangka Bcrllkir Pcnclitian
)5
2. Anatomy of the Curriculum, Robert S. Xais
39
3. Model Kurikulum Bcrbasis Kompctcnsi
53
4. Langkah-langkah Pengembangan Kurikulum Pelatihan Berbasis
Kompetensi
7()
5. Kedudukan, Peran, dan Fungsi PPPG Teknologi Bandung dalam
Pengembangan SMK
p4
Ml
DAFTAR LAM PI RAN
LAMPIRAN
Halaman
1. Kisi-kisi Pengumpulan Dala Pcnclitian
213
2. Pedoman Wawancara Pelalih/Penga jar
216
3. Pedoman Wawancara Pcnyelenggara/Panitia
218
4. Pedoman Wawancara Peserta Pelatihan
220
5. Pedoman Wawancara Pengembang Kurikulum
223
6. Pedoman Observasi
225
7. Lampiran Surat Kcpala PPPGT Bandung (Peserta Pelatihan)
227
8. Program Diklat Kompetensi Dasar PPPG Teknologi Bandung .... 229
9. Profil Kompetensi
232
10. Analisis Materi dan Alokasi Waklu Pelatihan
240
11. Peta Paket Pelatihan
247
12. Peta Kompetensi Guru SMK
249
13. Surat Pcrmohonan Izin Penelitian
256
14. Kutipan Sural Keputusan Direktur
257
15. Surat Ketcrangan fclah Melakukan Pcnclitian
258
16. Riwayat Hidup Penulis
259
XIII
BAB I
PENDAIIULUAN
A. Latar Bclakang Masalah
Pembangunan Nasioiial di bidang pcndidikan adalah upaya untuk
menccrdaskan kehidupan bangsa dan meningkalkan kualilas manusia
Indonesia dalam mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur. serta
memungkinkan warganya mengembangkan dirinya dari segala aspek, baik
jasmaniah maupun rohaniah, sebagaimana dilegaskan dalam UU Rl No. 2
taluin 1989 bab II pasal 4 tentang Tujuan Pcndidikan Nasioiial, yaitu:
"Pcndidikan Nasioiial bcrtujuan menccrdaskan kehidupan bangsa dan
mengembangkan manusia Indonesia seuluhnya, yaitu manusia yang
bcriman dan bertaqwa tcrhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi
pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, keschatan jasmani
dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung
jawab kemasyarakatan dan kebangsaan".
Penjelasan di atas menunjukkan bahwa untuk membangun suatu
bangsa maka haruslah lerlcbih daluilu membangun maiuisia-manusianya.
Pembangunan manusia yang dimaksud adalah dcngan cara meningkalkan
mutu sumbcr daya yang dimiliki. Mengacu pada hal tcrsebut bahwa tingkat
keberhasilan pembangunan nasioiial Indonesia di segala bidang akan sangat
bergantung pada potensi sumbcr daya manusia sebagai suatu bangsa dalam
mengoptimalkan dan memaksimalkan bcrbagai sumbcr daya yang dimiliki.
Sumbcr daya manusia yang tinggi yang dimaksud adalah manusia yang
potensial, tcrampil, memiliki scmangat juang linggi. dan mampu mcmaliami
dan mcnyikapi segala pcrmasalahan yang dihadapi di dalam bidang tugas dan
pcngabdian masing-masing. Upaya tcrsebut dapat dilakukan dan ditempuh
dengan pcndidikan, baik mclalui jalur pcndidikan formal, maupun mclalui
jalur pendidikan non-formal sepcrti pcnyclenggaraan pelatihan. Karena
pcndidikan memiliki peranan dalam meningkalkan kualilas dan produktivitas
tenaga kerja dan pengembangan teknologi, scbagaimana dikcmukakan oleh
Elwin P. 'foiling dalam Bambang Luky Dewantoro (1996:1) sebagai berikut:
".... Pendidikan berperan dalam mempcrlancar proses ahli teknologi dam m i i
penciptaan teknologi. Karena ilu penyebaran dan penggunaan teknologi
bam hanya dimungkinkan dengan investasi dalam modal fisik (physical
capital) dan modal manusia (human capital)".
Upaya pcningkalan dan pengembangan sumbcr daya manusia hams
terns digalakkan guna memperoleh potensi manusia yang handal, schingga
mampu bersaing dalam pasaran tenaga kerja yang semakin kompetitif dewasa
ini.
Kondisi yang demikian ini lentu akan memerlukan pemikiran dan
perhatian yang sungguh-sungguh dalam rangka meningkalkan sumbcr daya
manusia yang dimiliki. Begitu penlingnya sumbcr daya manusia yang handal
tersebut schingga pemerintah telah mencanangkan dan mempriorilaskan
pcningkalan dan pengembangannya mclalui bidang pcndidikan, scbagaimana
dijclaskan dalam GBHN (1999) berikul:
"Mengembangkan kualilas sumbcr daya manusia sedini mungkin sccara
tcrarah dan terpadu dan mcnyeluruh mclalui bcrbagai upaya proaktif dan
reaktif oleh scluruh komponcn bangsa agar generasi muda dapal
berkembang secara optimal diserlai dcngan hak dukungan dan lindungan
sesuai dengan potensinya".
Scbagaimana dijelaskan di atas bahwa untuk mcnyiapkan sumbcr
daya manusia yang diharapkan dapat bcrkompetisi dalam persaingan global,
dapat dilakukan atau dilempuh mclalui program pelatihan sebagai salah salu
program yang dikembangkannya. Hal ini sejalan dengan pcnjclasan Garis-
garis Besar Hainan Negara Republik Indonesia (1999:58) sebagai berikut:
"Memberdayakan lembaga pcndidikan baik sckolah maupun luarsekolah
sebagai pusat pembudayaan nilai, sikap, dan kemampuan, scrla
meningkatkan partisipasi keluarga dan masyarakat yang didukung oleh
sarana dan prasaranan yang memadai".
Program pelatihan sebagai salah satu slrategi untuk meningkatkan
sumbcr daya manusia dalam suatu organisasi, lembaga, atau pemsahaan
merupakan kegiatan yang berlangsung dalam waklu yang singkat dan sebagai
problem .solving tcrhadap permasalahan kerja yang dihadapi oleh karyawan
suatu lembaga. instansi, atau pemsahaan.
Dewasa ini pelalihan tclah menjadi allernalil'bagi upaya pcningkalan
mutu sumbcr daya manusia tenaga kerja, karyawan dalam suatu pemsahaan
lembaga/instansi, nanmn demikian bahwa tidak sclamanya program pelatihan
yang dilaksanakan dan dikembangkan Icrsebut memiliki dampak yang positif
terhadap pcningkataii sumbcr daya manusia bagi output-nya. Untuk
menghasilkan suatu program pelalihan yang efeklif (scperti yang diharapkan
tersebut) untuk peserta. maka hams dikclola dengan baik dan profesional.
schingga membcrikan konlribusi yang besar dan positif terhadap pcningkalan
kinerjanya dan meningkatkan produktivitas organisasi, lembaga. dan instansi
atau pemsahaan tempatnya bekerja. Pcngclolaan program pelatihan yang
dimaksud melipuli pcrcncanaan, pclaksanaan. dan evaluasi. serta dampak.
Fenomcna yang ada menunjukkan masih adanya para pclatih yan
belum menunjukkan el'cktivitasnya dalam mcngimplemcnlasikan kurikulu
Ill
pelatihan. Hal ini dapat dilihat dari masih rendahnya hasil evaluasi yang
diperoleh dari para guru peserta latihan.
Kenyataan di alas diperkuat oleh hasil pcnclitian yang tclah
dilakukan oleh Djulaeha Bidulang (2000), yang mcnyimpulkan bahwa secara
urn urn produktivitas widyaiswara/pelatih di Sulawesi Ulara masih rcndah. Ini
menunjukkan bahwa pelalihan yang telah diikuti selama ini belum
memberikan kontribusi yang besar dan positif terhadap pcningkalan kinerja
dan produktivitas para pengajarar/pclatih di Sulawesi Utara. Hal ini agaknya
bcrtolak belakang dcngan lllosoll. misi, dan visi dari program pelalihan yang
merupakan upaya dan stratcgi untuk meningkatkan pengctahuan dan
keterampilan pclatih/widyaiswara dalam pclaksanaan tugasnya.
Selain itu hasil pcnclitian yang dilakukan oleh Hurid Danu Ismadi
(1999), mcnyimpulkan bahwa secara 1111111111 para pelatih/pengajar di lembaga
pelatihan di Jawa Barat masih rcndah produklivilasnya. Hal tcrsebut
menunjukkan perlunya dikaji kembali program pelatihan yang telah
dikembangkan untuk para peserta diktat selama ini, bahwa mungkin terdapat
beberapa komponen pelatihan yang perlu dikaji kembali tcrhadap
pelaksanaannya. Oleh karena itu pcnulis merasa lertarik untuk mcneliti
pentingnya kurikulum sebagai faklor yang mempengaruhi efektivilas
pclaksanaan pelalihan.
Dalam implementasi suatu kurikulum, peranan guru/ pengajar sangat
sangatlah strategis dalam proses belajar mengajar. Pandangan demikian
banyak mendapal kala sepakal, karena bctalapun baiknya suatu kurikuluin
yang telah direncanakan, pada akhirnya berhasil tidaknya sangat tergantung
pada sentuhan aktivitas dan krealivilas guru/pengajar sebagai ujung tombak
dalam mengimplcmentasikan suatu kurikulum. Tcntu saja hal ini dapat
bcrjalan dengan baik, apabila mutu dan kualillkasi guru/pengajar itu scndiri
telah memadai. Scbenarnya tidak bisa dipungkiri, bahwa guru adalah yang
paling mengctahui tentang hal-hal apa yang sepantasnya dianggap paling
efektif sesuai dengan situasi kclas yang dihadapinya.
Berangkat dari hal-hal yang tclah dikemukakan di atas, bahwa upaya
meningkatkan kesadaran dan kemampuan pengajar/guru tcrhadap
pelaksanaan tugas yang akan dihadapi di sekolahnya, maupun terhadap
peningkatan taraf hidupnya. maka bagi mereka perlu diberdayakan dengan
membcrikan suatu stimulus alau kekuatan berupa sejumlah maleri/kcahlian
untuk memperbaiki kinerjanya. Suzanc Kindervatcr (1979) dengan konsep
pemberdayaannya (Empowering Process) mciijclaskaii bahwa "People
gaining and understanding of and control over social economic, and/or
political forces in order to improve their standing in society". Hal tcrsebut
menunjukkan bahwa pemberdayaan adalah setiap upaya dalam pendidikan
yang berlujuan mcmbangkilkan kcsadaran, pengertian dan kepekaan peserta
didik terhadap perkembangan sosial. ekonomi, dan/atau politik, schingga
pada akhirnya mereka memiliki kemampuan untuk memperbaiki dan
meningkatkan kedudukannya sebagai pendidik yang kompcten.
Berangkat dari tujuan pcndidikan dan pelatihan yaitu untuk
mengembangkan kualilas sumbcr daya manusia berkenaan dengan
kompetensi-kompelensi yang hams dimiliki oleh peserta pendidikan dan
pelatihan. Dalam hal ini mclalui pelatihan kompctcnsi dasar di PPPCi
Teknologi Bandung. Dalam tujuan umum ini lerdapal beberapa hal yang
berkaitan dcngan pcnyelcnggaraan Pendidikan dan Pelatihan kompetensi
dasar tcrsebut. Artinya, apakah lulusan program ini disiapkan untuk dapat
melaksanakan peran sebagai berikut: I) mampu melaksanakan lugas sebagai
guru SMK yang menonjolkan kualilas kompetensi dasar jurusan bangunan.
2) mampu melaksanakan lugas sebagai guru SMK yang menonjolkan kualilas
kompetensi dasar jurusan teknik elcktro, 3) mampu melaksanakan lugas
sebagai guru SMK yang menonjolkan kualilas kompctcnsi dasar jurusan
mesin.
Dari kemampuan yang disebutkan di atas, lentiinya kemampuan
yang diharapkan adalah kemampuan yang utuh yang melipuli bcrbagai subsub kompetensi dasar. Untuk mencapai hal demikian, sudah barang tcntu
dipengamhi banyak hal. dan yang paling berperan adalah faklor pclakunya.
yaitu peserta pelatihan dengan hilar belakangnya, dan tenaga pengajar dengan
latar belakangnya (kescsuaian jurusan dan pengalamannya).
Peningkatan kualilas guru/pengajar. berarli upaya meningkalkan
kompelensinya. Hakikat kompetensi selalu berhubungan dengan kemampuan
melaksanakan sesuatu yang berkaitan dengan penampilan dan perbuatan yang
bersifat nyata atau rasional dan memenuhi spesifikasi tcrtcntu di dalam
pelaksanaan tugas-tugas kependidikan.
Pclaksanaan lugas-lugas kependidikan tidak hanya memcrlukan dan
menggunakan kompctcnsi tcknis. Iclapi yang tidak kalah penlingya
kompclcnsi profcsional. Pendidik yang baik tidak hanya memcrlukan
pcnguasaan/kemampuan dalam melaksanakan lugas secara rulinitas, tetapi
yang tidak kalah urgen, hams menyadari sepenuhnya mengapa, untuk apa,
dan kepada siapa perbuatan itu dilakukan/disampaikan.
Seiring dengan uaraian di atas, ada tiga kompetensi yang perlu
mendapal perhatian guru/pengajar yaitu: kompetensi akademik, kompclsni
profcsional, dan kompctcnsi hasil. Kompetensi akademik adalah hal-hal yang
berkenaan dengan kemampuan pengasaan matcri ajar yang akan disampaikan
kcpada peserta didik mclalui intcraksi belajar mengajar di kclas bcrdasarkan
metodc yang tepat. Kompctcnsi profcsional adalah kemampuan yang terkait
langsung dengan tugasnya. Untuk membentuk kompctcnsi ini, pcngalaman
belajar para guru SMK perlu disertai dengan eonloh-contoh performance
yang eukup mcmadai. Selayaknyalah hal ini menjadi perhatian dari para
pengajar/pclatih di lembaga yang terkait. Kompetensi hasil/ konsekuensi
adalah mcrupakan kemampuan yang dimiliki oleh guru, dimana akan diuji
akibat yang dialami selama dalam pclaksanaan pendidikan. antara lain dalam
bentuk perubahan tingkah laku. keterampilan, bakat. kepribadian. prcstasi
dalam pclaksanaan tugas kependidikannya.
ptNDIDI/o^V
Peniikiran dcmikian eukup banyak mendapat dukungan, antara lai'\.^P^^
dari G.G. Tankart (1974) dcngan pendapatnya sebagai berikut: "The
participation and contribution of teacher are escntial to the need assessment
process. Teacher from all approach to diciplin as and levels of instruction
should be involved and should participate during the process". Penganut
pandangan yang menyalakaii bahwa peranan guru/pengajar sebagai inovalor,
promotor, peneelus ide-idc, sudali tcntu sejalan dengan pendapal di atas yang
mengalakan, bahwa posisi guru sangat menentukan dalam lata laksana atau
implementasi suatu kurikulum.
B. Pembatasan Masalah
Mengingat luasnya cakupan masalah seperti yang diuraikan pada
perumusan masalah di atas. maka penulis dapat mengemukakan ruang
lingkup perniasalahan penelitian yang melipuli: "Proscdur pclaksanaan
implementasi kurikulum berbasis kompctcnsi". "Faktor-faklor yang
mempengaruhi pclaksanaan/ implcmcntasi kurikulum berbasis kompctcnsi
pada pelaksanaan pelalihan kompctcnsi dasar di PPPG Teknologi Bandung".
Berdasarkan idcntilikasi perniasalahan tcrsebut, maka dapat dilihat dalam
tahapan proscdur implcmcntasi kurikulum meliputi; persiapan, pelaksanaan
(proses), dan tahap evaluasi. Sedangkan faktor-faklor yang mempengaruhi
implementasi kurikulum meliputi; faktor eksternal dan faktor internal.
Adapun hal-hal yang dapal dilihat dalam penelitian ini adalah meliputi;
rekmitmen peserta (procurement), idcntilikasi kebutuhan pelatihan (needs
analysis), penjabaran bahan belajar. pengadaan sarana belajar, urutan
pelaksanaan kegiatan pelatihan, bahan belajar, metode dan teknik
pembelajaran, pre tes, proses dan post les, analisis hasil tes, pcnilaian hasil
belajar, motivasi berprcstasi, penyclenggaraan, dukungaii masyarakat,
dukungan pemerintah.
C. Pcrumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah di atas, dapat
dirumuskan beberapa mniusan masalah pcnclitian yang dituangkan ke dalam
pertanyaan penelitian berikut ini:
1. Bagaimanakah proscdur implementasi kurikulum berbasis kompetensi
pada pelatihan kompetensi dasar yang dilaksanakan oleh Pusat
Pengembangan Penataran Guru Teknologi (PPPGT) Bandung?
2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pclaksanaan/implcmentasi
kurikulum bcrbasis kompctcnsi dalam pelatihan kompetensi dasar di
Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi (PPPGT) Bandung?
D. Pengertian Istilah
Dalam pcnclitian ini tcrdapat beberapa istilah penting yang berkaitan
dengan topik dan judul penelitian yang dituangkan dalam mniusan masalah
yang masih perlu diberikan pengertian istilah secara opcrasional. Hal ini
dilakukan untuk menyamakan persepsi dan memudahkan pcniahaman
terhadap ungkapan-ungkapan yang dimaksud tcrsebut. Berikut ini akan
dikemukakan pcnjelasan istilah dari masing-masing ungkapan/kata tcrsebut.
Implcmcntasi.
Scbagaimana pendapal Fullan, 1982 (dalam Miller dan
Seller, 1985:246) implementasi adalah rcalitas subjektif dari pelatih dan
j&SS^
dampak dari perubahan materi dan metodologi. Ditambahkan juga bahv\ /^*^»*^3"
implcmcntasi kurikulum
adalah merupakan
proses inleraksi antara
pengajar/pclalih sebagai pengembang kurikulum. Implementasi kurikulum
dalam proses pelatihan dipengaruhi oleh beberapa faklor yaitu: I) penguasaan
tujuan program pelatihan; 2) inleraksi antara pclatih dan peserta pelatihan; 3)
kemampuan pclatih dalam mengclola proses pelatihan; 4) penguasaan materi
oleh pclatih; 5) fasilitas (sarana dan prasarana) penunjang keberhasilan
pelalihan; 6) karakteristik peserta pelatihan.
Menumt Said Hamid Hasan (1984: 51-57) mengclompokkan faktor-faktor
yang mempengaruhi implementasi kurikulum adalah: 1) karakteristik dari
kurikulum; 2) strategi implementasi; 3) karakteristik dari penggunaan
kurikulum. Schingga implemcnlasi kurikulum tidak tcrlepas dari idealismc,
subjektivitas dan kcyakinan dari pelaksana, schingga diharapkan mempunyai
kemampuan dalam mcngimplemcnlasikaii kurikulum yang menyangkut scgi
kreativitas, kecakapan, kesungguhan dan kelekunan pclatih. Implementasi
kurikulum dalam penelitian ini adalah penerapan kurikulum yang telah
ditetapkan oleh Pusat Pcngcmbangan Penataran Guru Teknologi (PPPGT)
Bandung.
Kurikulum
: adalah merupakan suatu program pendidikan yang
direneanakan dan dilaksanakan untuk mencapai tujuan pcndidikan. Smith
(1985) mengemukakan kurikulum sebagai berikut: "a sequence of potential
experience it sit up it in the for the purpose of dicipline children and youth in
group ways of thinking and action". Sedangkan menumt Oemar llamalik
II
(1993:15) kurikulum adalah suatu alat yang penting untuk mencapai tujuan
pendidikan dan pelatihan. Kurikulum adalah semua kegiatan dan pengalaman
yang menjadi tanggung jawab sekolah, baik yang dilaksanakan di dalam
lingkungan sekolah (lembaga pendidikan) maupun di Iuar sekolah dalam
rangka mencapai tujuan pcndidikan.
Scmentara dalam pcnclitian ini yang dimaksud dengan kurikulum adalah
seperangkat rancangan pembelajaran dalam pelatihan kompctcnsi dasar yang
dilaksanakan oleh Pusal Pcngcmbangan Penataran (iuru feknologi (PPPGI)
Bandung.
Kompetensi. Menumt II.I I. Mc. Ashan (1981:21) dalam Tarsisius Sihono
(1997:69) mendellnisikan kompetensi sebagai pengctahuan, keterampilan dan
kemampuan yang dipcrolch seseorang, yang telah menjadi bagian dirinya di
mana ia dapat melakukan dengan baik perilaku-pcrilaku kognitif, afeklif, dan
psikomotor (The knowledge, skills, and abilities or capabilities that a person
achieves, which become part of his or her being to the extent he or she can
satisfactorily perform particular cognitive, affective, and psychomotor
behavior). Sedangkan J.R. Crunkillon (1988:6) mengatakan
bahwa
kompetensi adalah tugas-tugas, keterampilan, sikap, dan apresiasi yang
dianggap kritis untuk keberhasilan kelcnagakerjaan. .ladi kompetensi yang
dimaksud dalam pcnclitian ini adalah kemampuan yang dimiliki oleh
seseorang yang meliputi pengetahuan dan keterampilan. .ladi kompctcnsi
yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pengctahuan dan keterampilan
yang dimiliki oleh pengajar dalam melaksanakan tugasnya yang hams
dikuasai dan dijadikan acuan dalam menyusun program pembelajaran.
Implementasi kurikulum berbasis kompetensi yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah pelaksanaan kurikulum pendekatan "kompetensi"
sebagai salu rencana dan pengembangannya dalam kegialan pembelajaran
pada pelalihan kompetensi dasar.
Pelatihan Kompctcnsi Dasar. Suatu proses pelatihan yang pcrcncanaan,
pelaksanaan dan penilaiannya mengaeu kepada penguasaan kompetensi dasar.
Dalam hal ini ada liga kemampuan kompelensi dasar yaitu kompetensi
bangunan dasar, elektro dasar dan mesin dasar yang hams dimiliki peserta
latihan.
E. Tujuan Pcnclitian
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan dan menginterpretasikan
tcrhadap masalah-inasalah yang berkaitan dcngan implcmcntasi atau
pelaksanaan kurikulum berbasis kompctcnsi, antara lain:
1. Membcrikan gambaran proscdur implcmcntasi kurikulum bcrbasis
kompetensi pada pelatihan kompetensi dasar yang dilaksanakan oleh
Pusat Pengembangan Penataran Guru feknologi (PPPGT) Bandung.
2. Memberikan gambaran tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
implcmcntasi kurikulum berbasis kompelensi pada pelatihan kompelensi
dasar di Pusal Pengembangan Penataran Guru feknologi (PPPGI)
Bandung.
F.
Manfaat Pcnclitian
•
Secara Tcoritis
Hasil penelitian diharapkan dapal menambah wavvasan tentang
kompctcnsi, dan iniplemenlasi/pelaksanaaii kurikulum dengan menggunakan
pendekatan kompetensi pada pelatihan kompctcnsi dasar di Pusal
Pengembangan Penataran Guru Teknologi (PPPGT) Bandung.
•
Secara Praktis
Secara praktis. hasil pcnclitian ini dapat dipergunakan:
I. Sebagai masukan bagi para pengembang kurikulum, agar dapat
merumuskan kompetensi dan mengembangkan kurikulum secara efektif
yang akan digunakan dalam proses pelalihan atau dalam kegialan
pembelajaran dalam pelatihan.
2. Sebagai masukan bagi pengajar/ pclatih guna meningkatkan kemampuannya dalam pelatihan, baik dalam pengembangan program-program
maupun pada pembelajaran agar dapat meningkalkan kompctcnsi yang ada
sesuai dengan keterampilan yang dimilikinya.
3. Sebagai masukan bagi lembaga Diklat agar dapat mengembangkan dan
menyempurnakan program pelatihan sesuai dengan kebutuhan. khususnya
untuk pelatihan kompetensi dasar di PPPG feknologi Bandung, dan
sebagai masukan pula bagi para pclatih agar dapat melaksanakan kegialan
pelatihan secara efektif dan ellsien.
4. Sebagai umpan balik bagi pengembang kurikulum untuk melakukan rcvisi
atau inodilikasi berdasarkan temuaii-tcmuan dalam pelalihan dengan
14
mempcrtimbangkan faktor-faklor yang berkaitan dengan implementasi
kurikulum berbasis kompetensi.
5. Menambah wawasan keilmuan tcrhadap pcnulis tentang penerapan/
implementasi kurikulum berbasis kompctcnsi.
G. Kcrangka Bcrllkir Pcnclitian
Memperhatikan dan inenginlerprelasikan uraian latar belakang dan
perumusan masalah di alas, pokok masalah pcnclitian masih lerasa bersifat
umuni dan verbal. Unluk memperjelas arah penelitian dan pokok masalah
yang akan dileliti akan dituangkan dalam bentuk pemetaan scperti terlihat
pada gambar I. Namun gambar ini. bukan menunjukkan hubungan yang
bersifat korelasional, tetapi merupakan alur kcrangka bcrllkir pcncliti
(paradigma penelitian).
Bila lebih jauh dikaji masalali-masalah yang berhubungan dcngan
implementasi kurikulum berbasis kompetensi, tcntu saja cakupan masalahnya
luas dan kompleks. Implcmcntasi ini berhubungan erat dengan
pelaku
kurikulum itu scndiri. Dalam penelitian ini sebagai pelaku utama adalah
tenaga edukatif dan peserta didik sebagai guru SMK. Peserta didik dikatakan
sebagai pelaku kurikulum mempunyai arli tcrsendiri. karena mereka adalah
merupakan produk/hasil dari semua upaya yang berhubungan dengan
kurikulum itu sendiri. Sementara tenaga edukatif/pengajar bersifat pelaksana
dengan potensi dan integrilas yang dimilikinya. Untuk lebih jelasnya alur
kerangka bcrllkir pcnclitian ini dipctakan scperti pada gambar berikut ini:
15
IMPLEMENTASI
TENAGA PENGAJAR
KURIKULUM BERBASIS
PPPG TEKNOLOGI
KOMPETENSI
BANDUNG
FAKTOR-FAKTOR YG MEMPENGARUHI IMPLEMENTASI KURIKULUM
PESERTA PELATIHAN
KOMPETENSI DASAR PPPG
TEKNOLOGIBANDUNG
LULUSAN DIKLAT
KOMPETSNI DASAR
(GURU SMK)
Gambar. 1
Alur Keran»ka Bcrfikir Pcnclitian
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN
Dalam bab tiga ini akan disajikan bcrbagai pcnjclasan yang berhubungan
dengan pelaksanaan penelitian, antara lain: metode pcnclitian, objek dan sumber
data penelitian, dan teknik pcngumpulan data.
A.
Metode Pcnclitian
Secara umum, pelaksanaan pcnclitian ilmiah pada hakekalnya dapal
disajikan dengan dua pendekatan, yaitu: pendekatan kuantitatif dan kualitatif.
Dalam kesempatan ini, peneliti menggunakan metode deskriplif analitik
dengan pendekatan kualitatif.
Penggunaan pendekatan dan metode ini, bcrangkat dari tujuan pokok
penelitian, yaitu untuk mendeskripsikan serta menganalisis tentang
implmentasi kurikulum berbasis kompelensi pada pelatihan kompetensi dasar
di PPPG Teknologi Bandung. Dengan kata lain, bcrtujuan untuk mendapatkan
pemahaman tentang gejala, fenomena, pcristiwa alau kejadian yang dialami
oleh pelaksana program dalam mcngaktualisasikan kurikulum bcrbasis
kompetensi tersebut.
Penjclasan pendekatan scperti dijelaskan di atas, dapat merujuk kcpada
penjelasan, Nana Sudjana dan R. Ibrahim (1989:64) yang mengatakan:
"Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bemsaha mendeskrisikan suatu
gejala, pcristiwa, dan kejadian yang terjadi saat sckarang di mana peneliti
88
89
bemsaha memotret peristiwa dan kejadian yang menjadi pusat perhatiannya
untuk kemudian digambarkan scbagaimana adanya". Sejalan dengan itu
Stephen Isaac (1982:46) mengemukakan tujuan penelitian deskriptif "To
describe systematically the facts and characteristics of a given population or
area of inters!, factually and accuratclly"
Karakteristik atau ciri-ciri penelitian kualitatif dikemukakan oleh
Bogdan dan Biklen (1988:27) sebagai berikut:
I) data diambil langsung dari natural setting (alamiah); 2)
penentuan sampel secara purposif, 3) peneliti scndiri sebagai instrumen
utama atau pokok; 4) penelitinya lebih menekankan pada proses dari
pada hasil, sehingga bersifat deskriptif; 5) analisis data secara induktif
atau interpretasi data bersifat idiografik; 6) mengutamakan makna
(meaning) dibalik data.
Ciri-ciri atau karakteristik pcnclitian kualitatif di alas, akan menjadi
suatu patokan atau acuan bagi peneliti dalam proses pelaksanaan penelitian
ini. Dalam pelaksanaan penelitian kualitatif di lapaiigan dipcrlukan
pemahaman dan arah yang akan ditempuh sesuai dengan hakikal pcnclitian
kualitatif itu scndiri. S. Nasulion (1988:5) menjelaskan hakikal pcnelilan
kualitatif sebagai berikut:
Penelitian kualitatif pada hakekatnya ialah mengamati orang
dalam lingkungan hidupnya, bcrinteraksi dengan mereka, dan bemsaha
memahami bahasa serta tafsiran mereka tentang dunia sekilarnya,
sehingga untuk itu peneliti hams turun ke lapaiigan dan berada di sana
dalam waklu yang eukup lama.
Merujuk pada karakteristik pcrtama di alas, memberi makna bahwa
peneliti sendiri sebagai penggali data atau informasi (human inslumcn)
langsung dari nara sumber lanpa melalui peranlara scperti halnya penyebaran
90
angkel dalam
kuantilatif. 'fujuan
pendekatan
ini dimaksudkan
unluk
memperolch langsung gambaran yang scsungguhnya tentang penomena objek
yang diteliti. Hal ini sejalan dengan yang dianjurkan oleh Philips, (1967:17)
yang menyatakan bahwa: "Approaches to be used in studying social
phenomena should be closely related and refereed lo the real condition where
the phenomena exist".
Karakteristik
kedua,
mengisyaralkan
bahwa
pcnenluan
alau
pengambilan data hams disesuaikan dengan tujuan pcnclitian. Dcngan kata
lain
bahwa
bobol
responden
sangat
tcrgantung
pada
pertimbangan
kelengkapan informasi atau data yang dibuluhkan. Bila data yang dibuluhkan
terasa belum eukup (jenuh) penambahan responden/ penjaringan data bisa
diteruskan dan dengan penambahan responden bam lagi boleh dikatakan tidak
mempengaruhi data/informasi lagi, karena data yang diperoleh sebclumnya
sudali mewakili penomena yang ada secara akurat.
Karakteristik ketiga. menekankan bahwa pengambilan data dilakukan
langsung oleh peneliti. dalam kata lain menempatkan pribadi peneliti sebagai
instrumen utama sebagai alat penjaring data. Dengan demikian instrumen
utama diharapkan mempunyai adaptabilitas yang tinggi.
Penyesuaian
atau
pembaiuan
diri
dengan
lingkungan
penelitian
mempunyai makna tersendiri terhadap responden. Arlinya. bila komunikasi
antara peneliti dan responden terpelihara dengan baik, maka responden akan
merasa terpanggil secara wajar dalam memberi data atau informasi sesuai
dengan keadaan yang sebenarnya atau apa adanya, schingga kcsahihan data
yang terjaring eukup terkendalikan sebagai hasil tcmuan penelitian.
Sementara karakteristik yang lainnya memberi makna bahwa data yang
dikumpulkan dalam penelitian ini lebih ccndcrung dalam bentuk kata-kata
daripada bentunk angka-angka, demikian juga berupa analisanya berupa
uraian kata yang bersifat meaningful!. Naniun demikian bukan berarti bebas
dari angka-angka. Dcngan demikian diharapkan laporan hasil pcnclitian kaya
dcngan deskripsi dan pcnjclasan scrla analisis tentang aspek-aspek masalah
yang menjadi fokus pcnclitian.
B. Objek dan Sumber Data Penelitian (Subyek Pcnclitian)
Dalam penelitian kualitatif tidak ada pengertian populasi/sampel
layaknya dalam penelitian kuantitatif, hal ini ditandaskan oleh S. Nasution.
(1988) yaitu:
Tidak ada pengertian populasi dalam pcnclitian kualilalif.
Sampling berbeda tafsirannya. Sampling ialah pilihan penelitian aspek
apa dari perisliwa apa dan siapa dijadikan fokus pada saat dan situasi
tertentu dan karena itu dilakukan terus-menerus scpanjang penelitian.
Sampling bersifat purposif yakni tcrganlung pada fokus pada suatu
saat.
Dengan mengacu pada penandasan tersebut di atas, maka dalam
kesempatan ini peneliti akan memusalkan perhatian pada salah satu Pelatihan
Kompetensi Dasar di PPPG Teknologi Bandung. Dalam pcnyclenggaraan
program
ini peneliti akan
memfokuskan
masalah pada
implcmcntasi
kurikulumnya dalam mempersiapkan peserta pelatihan menjadi guru SMK
yang kompeten.
92
Untuk menentukan nara sumber dan responden dalam pengumpulan
data dan informasi, peneliti mengorganisir data sesuai dcngan sumbcrnya,
yaitu sumber data primer dan sumbcr data sekundcr. Sebagai sumber data
primer adalah tenaga pengajar/widyaiswara dalam kegiatan mengajarnya.
peserta pelatihan dalam aklivitasnya, dan dokumenlasi. Sementara sumber
data sekundcr adalah staf/panitia penyelenggara, kepala PPPG feknologi
Bandung, dan pengembang program pelatihan
Untuk menipcrjelas arah dan sasaran penjaringan data, kiranya perlu
dijelaskan keadaan para responden pada saat penelitian ini dilaksanakan
sebagai berikut:
Penelitian ini dilakukan berketepalan dilaksanakannya program
pelatihan kompelensi dasar yang meliputi kompetensi dasar teknik bangunan,
teknik clcktro, dan mesin.
Dalam penjaringan data/informasi mclalui obscrvasi peneliti ikul
membaur dalam kclas dan mengikuti proses pcndidikan dan pelatihan
sepenuhnya, dalam arli mengamati dan mencatat secara langsung proses PBM
dari awal hingga akhir. Obscrvasi dilakukan mclalui kegialan belajar
mengajar di kelas dan di laboratorium. Hal ini dilakukan peneliti sesuai
dengan jadwal yang sudali discpakati scbelumnya dengan slaflata usaha dan
dosen yang bcrsangkulan. Demikian juga halnya dengan wawancara
dilakukan dcngan proscdur yang sama. Wawancara dilakukan selelah usai
kegiatan kelas, hal ini dimaksudkan untuk saling melengkapi dengan data
obscrvasi sebelumnva.
Wawancara langsung dcngan peserta/siswa ini dimaksudkan untuk
mcnggali dala/inlbrniasi langsung dari pihak pertama selaku "pelaku
penderila' niuatan kurikulum, sckaligus untuk mengkoiillrmasikan keabsahan
data yang dikumpulkan scbelumnya, mclalui obscrvasi dan pengamalan kclas
selama megikuti proses kegiatan belajar mengajar alau latap muka di dalam
kelas. Sementara untuk tenaga pengajarnya selaku ujung tombak pelaksana
kurikulum, wawancara dan bincang-bincang dilakukan di ruangan dosen
dengan suasana lebih kondusif dan akrab dengan telap mcmpcrhatikan tujuan
inti.
C.
Teknik Pcngumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam pcnclitian ini
adalah: Teknik obscrvasi, wawancara dan studi dokumentasi. Ketiga teknik
yang digunakan tersebut diharapkan dapat mcmpcrolch dala/inlbrmasi yang
diperlukan, dan dapat saling menunjang dan saling melcngkapi. Sementara
sebagai
instrumen
pengumpul
data
adalah
peneliti
scndiri
(human
instrument). Untuk memandu peneliti dalam pengumpulan data dan
klariflkasi data, maka sebelumnya peneliti telah mempersiapkan kisi-kisi
pengmpulan data.
Adapun proses dan teknik-teknik pengumpulan data yang disebutkan di
atas, dijelaskan sebagai berikut:
1.
Teknik Pengamatan Langsung (Obscrvasi)
Teknik ini dilakukan untuk mengamati langsung proses kegiatan
yang dilakukan responden selama bcrlangsungnya proses kegialan belajar
94
mengajar di dalam kclas. Bagaimana peserta pelatihan mengikuti PBM
sejak awal hingga akhir kegiatan. Bagaimana tenaga pengajar
mengawali, nicnyampaikan, dan mengakhiri kegaialan mengajarnya.
Dalam kegiatan obscrvasi ini sungguh banyak yang dapat dicermati,
mulai dari situasi ruangan, pcnampilan dosen, kesiapan peserta,
mengawali kegiatan kelas, penyampaian materi kuliah, keberadaan
peserta pelatihan secara keselumhan, maupun secara pribadi dalam hal
rcspon terhadap stimulus dari pengajar, keserasian komunikasi dua arah,
sehingga sampai mengakhiri kegiatan kelas dan pesan-pesan tugas.
Dengan kondisi scperti ini, untuk mcngontrol arah dan tujuan
pokok obscrvasi, peneliti menggunakan panduan pengamalan yang
disesuaikan dengan tujuan pcnclitian.
2. Teknik Komunikasi Langsung (Wawancara)
Wawancara dilakukan langsung dcngan nara sumbcr sebagai
responden utama, yaitu peserta pelatihan (guru SMK) dan tenaga
edukatif sebagai pendidik. Wawancara ini dilakukan tidak bersifat kaku
atau mendikte, hal ini dimaksudkan untuk inenghilangkan kekakuan
dan manifulasi data dari ilhak responden. Unluk kclancaran wawancara,
peneliti scbelumnya tclah mempersiapkan berupa panduan wawancara.
Mengingat sebagai instrumen pengumpul data adalah peneliti scndiri
(human instrument) yang bcrhadapan langsung dcngan responden,
maka hams diciptakan suasana sedemikian rupa. Hal ini dapat
dimaklumi agar responden berada dalam suasana yang wajar, arlinya
95
responden hams merasa dirinya scndiri, sehingga dapat memberi
ketcrangan atau informasi apa adanya. Data yang sudali diperoleh
dicalal scdemikian rupa sesuai dengan jenisnya.
Masalah waktu mempunyai masalah tersendiri, arlinya kehadiran
peneliti jangan sampai mengganggu waktu formal kegiatan belajarmengajar responden.
Dengan
pertimbangan demikian.
masalah
penetapan waktu dan ruang, peneliti sclalu mcngkonllrmasikan
sebclumnya kcpada staflata usaha yang mengurusi jadwal dan ruangan
kelas, selanjutnya menghubungi pengajar dan peserta pelatihan. Dengan
demikian ditemukan 'titik tenia waktu' yang serasi discla-sela
kesibukan responden. Wawancara untuk peserta semuanya dilakukan di
luar jam belajar di ruangan. Sementara untuk pengajar di ruangan
guru/dosen yang tcrtata scdemikian rupa. Di lain kesempatan ada
kalanya di ruang/tempat tertcntu sctelab bebas kegiatan, ngobrol secara
rileks tanpa beban tertentu, sementara peneliti sambil memperkaya
informasi yang sudali didapat. Hal ini eukup memberi makna tersendiri
bagi peneliti untuk mcmeperluas wawasan.
3.
Teknik Studi Dokumcntasi
Studi teknik dokumcntasi ini dilakukan untuk mcmpcroleh data
berupa ketcrangan atau informasi yang diperlukan melalui data tertulis
baik yang bersifat akademis maupun yang bersifat administralif. Data
hasil temuan ini akan diklarifikasi sesuai jenis datanya dan sekaligus
dimungkinkan saling melcngkapi antara data/informasi dari hasil
96
obscrvasi dan wawancara sehingga ditemukan data yang utuh dan akurat.
Banyak hal yang dapat dilakukan dcngan studi dokumcnlasi ini, misalnya
keadaan peserta pelatihan secara umum, standar kompelensi guru SMK,
kurikulum yang digunakan, keadaan tenaga edukatif khusus dibidang
pembciajaran, jenis-jenis pelalihan yang diadakan, dan sarana penunjang
lainnya. Hal ini scmuanya merupakan bagian dari studi dokumcnlasi.
D.
Proscdur Pelaksanaan Pcnclitian.
Pclaksanaan penelitian kualitatif dapat dikalakan tidak mempunyai
batasan dan tahapan yang jelas, namun demikian para pakar
menggambarkan sebagai berikut: Bogdan, (1982); Moelcong, (1990)
mengemukakan tiga tahapan yaitu (I) pra-lapangan, (2) kegialan
lapaiigan. dan (3) analistis intensif. Sementara Lincoln dan Guba.
(1985:233); Nasution. (1988:33) mengemukakan tiga tahapan yakni (1)
Orentasi, (2) eksplorasi, dan (3) member-check. Dengan mengacu kepada
proscdur di atas, maka tahapan pcnclitian ini dilaksanakan dcngan
tahapan: tahap pra-lapangan, tahap kegiatan lapaiigan. dan tahap analisis
intensif. Untuk lebih jelasnya akan dijelaskan scperti di bawah ini:
/. Tahap Pra-lapangan
Pelaksanaan pra-lapangan ini bcrtujuan untuk mcmperolch
gambaran yang lengkap dan jelas mengenai lokasi/keadaan objek
penelitian; gambaran umum responden; arah dan fokus masalah yang
hendak diteliti; penyesuaian waktu dan lain sebagainya yang
berhubungan dcngan tenia pcnclitian. Tahap ini dilakukan sambil
97
menetapkan disain dan fokus masalah penelitian. Berbarengan dengan
proses kegiatan ini peneliti sambil mengajukan sural izin pcnclitian
kcpada Rektor Universitas Pendidikan Indonesia eq. Dircklur PPS
UPl untuk digunakan di lapaiigan sebagaimana meslinya. Pada tahap
orientasi ini peneliti melakukan kunjungan secara informal ke PPPG
Teknologi Bandung. Melalui kunjungan informal ini akan diperoleh
gambaran dan ketcrangan yang mcmadai sesuai dengan tujuan
orientasi/penjajakan.
2. Tahap Lapaiigan
Tahap ini adalah tahap inti pelaksanaan penelitian yang
sesungguhnya.
Fokus
masalah
pcnclitian
mclalui
perlanyaan
pcnclitian hams terjawab melalui penjaringan data melalui kegialan
yang telah dijelaskan scbelumnya yakni observasi/pcngamalan,
wawancara. amupun mclalui studi dokumcntasi.
Pengumpulan data alau informasi dilakukan langsung terhadap
narasuniber sesuai arah dan tujuan penelitian secara purposif, dengan
menggunakan pedoman pengamalan dan wawancara yang tclah
disiapakan scbelumnya. Hal ini dimaksudkan sebagai kontrol terhadap
pengamatan dan pembicaraan disaat wawancara dengan responden.
agar tctap dalam ruang lingkup dan konlcks fokus masalah penelitian.
Keberhasilan suatu penelitian kualitatif dalam penjaringan data
sangat lergantung kcpada kclelilian dan ketelatenan peneliti, di
samping kclcngkapan alat bantu yang mcmadai. Bogdan dan Biklen,
98
(1982:73-74) mengemukakan bahwa "Keberhasilan suatu penelitian
naturalistik atau kualilalif sangat tergantung kcpada kelclilian dan
kelcngkapan Catalan lapaiigan (lleled miles) yang disusun peneliti".
Mengacu
kcpada
hal di alas,
di samping
peneliti
bemsaha
mempertajam pcnclitian, juga melcngkapi diri dcngan alat buku
calatan Iapangan/hand board dan alat rckam tape-recorder. Alal
pcrckam tcrsebut digunakan untuk merekam data/inlbrmasi verbal
maupun data nonverbal. Perlu dijelaskan di sini. setiap penggunaan
alat bantu
selalu dikompirmasikan
lebih dahulu
kepada yang
bersangkutan dan kcrahasiaannya dijaga peneliti scutuhanya.
Selama proses kegiatan lapaiigan ini hampir memakan waktu 3
bulan, setiap kali usai kegiatan dari lapangan/kelas langsung sisusul
analisa data semenlara dengan cara mercduksi dala dan informasi yang
telah Icrjaring mclalui inslrumen pengumpul data. Dengan demikian
dimungkinkan merangkum hal-hal yang penting secara sistcmatis
untuk menemukan fokus masalah pcnclitian. Dcngan demikian dapat
mempertajam gambaran tentang fokus masalah scrla mcmudahkan
pclacakan kembali terhadap dala yang diperoleh bila diperlukan.
Selanjutnya hasil rangkuman mengenai
pokok-pokok pcnclitian
disajikan dalam benluk calatan lapaiigan sebagai deskripsi data alau
temuan penelitian yang dalam bentuk penyajiannya disebut display
data.
99
Pada akhirnya sctclah data terkumpul hingga pada balas 'point
of redundancy', kemudian diolah, dianalisis, dan ditarik kesimpulan
secara kualitatif dengan dukungan berbagai konsep maupun kajian
kepustakaan selanjutnya disajikan sebagai hasil pcnclitian.
3. Tahap Pelaporan
Sctclah kegiatan pengumpulan dan analisis data dilakukan,
maka tahapan selanjutnya adalah menyusun laporan hasil kegiatan
penelitian. Laporan ini disusun sctclah sclcsai pcngolahan dan analisis
data dilakukan, karena pada dasarnya penyusunan laporan hasil
penelitian yang dimaksud di sini adalah menyangkut pada penulisan
tesis sebagai karya ilmiah. Secara sistcmatis penulisan laporan ini
disajikan ke dalam lima bab yaitu; BAB I Pendahuluan, BAB II
Tinjauan Teoritis,
BAB III
Mctodologi Pcnclitian, BAB IV
Kesimpulan dan Rekomendasi. Dalam mcnganalisis data untuk
disajikan dalam laporan hasil pcnclitian, menurut Nasution (1992:
129) hams ditempuh langkah-langkah sebagai berikut:
a.
Recluksi
Sebagai langkah awala dalam mcnganalisis data adalah melakukan
reduksi dala, hal ini dilakukan untuk mcmudahkan bagi peneliti
mcmaliami dan menelaah data yang telah dikumpul. Reduksi data
dilakukan dengan cara merangkum aspek-aspek dan perniasalahan
yang diteliti, schingga mcmudahkan peneliti untuk mcnganalisis,
dalam hal ini adalah proscdur implcmcntasi kurikulum pelalihan
100
pendekatan kompetensi dalam rangka membcrikan pengetahuan dan
keterampilan (kompctcnsi) bam kcpada peserta pelatihan kompctcnsi
dasar. Dalam mercduksikan data tcrsebut peneliti menyusun dan
merangkum secara sistcmatis perniasalahan pokok yang berkailan
dengan fokus sehingga akan lerlihal lebih jelas polanya. Unluk itu
dalam penyajian data hasil peneliti menyajikan berdasarkan aspek-
aspek yang akan dilclaah. Sctclah itu maka peneliti akan dapat
menarik kesimpulan sehingga dala yang tcrkumpul memiliki makna
tckstual dan konlckstual.
b. Penyajian Data
Unluk mcmudahkan pemahaman tcrhadap aspek-aspek yang telah
direduksi, maka aspek-aspek tersebut hams disajikan secara singkal
dan jelas. baik bagian demi bagian, maupun kcsclurahannya.
Penyajian ini akan dijadikan sebagai dasar untuk menafsirkan dan
mengambil kesimpulan hasil penelitian.
c. Verifikasi dan Pengambilan Keputusan
Verillkasi adalah kegialan mempelajari data yang tclah direduksi dan
disajikan pada langkah scbelumnya, dan dengan pertimbangan yang
terus- menerus sesuai dcngan perkembangan data dan fenomena yang
ada di lapaiigan, yang pada akhirnya mcnghasilkan kesimpulan unluk
mengambil suatu keputusan.
E.
Prosedur Analisis Data
Untuk mcmaknai
data sekaligus
menarik kesimpulan dari data
tcrkumpul. maka dilakukan analisis data dan intcrprcslasi. Sesuai dengan
karakteristik pcnclitian kualitatif bahwa analisis data dilakukan secara tcrus-
meneras scmenjak data awal dikumpulkan sampai pcnclitian berakhir.
Selanjutnya interpclasi data atau penafsiran dan menarik kesimpulan
dilakukan dcngan mengacu kapada rujukan konsep alau teorilis kcpuslakaan
sesuai dengan perniasalahan penlilian yang tclah dirumuskan scbelumnya.
Pelaksanaan analisis data dilakukan peneliti dengan mengikuti prosedur
sebagaimana disarankan oleh Nasution (1988:129-130), Miles dan Hubcrnian
(1984:21) sebagai berikut: 1) reduksi data, 2) display data, 3) mengambil
kesimpulan dan verillkasi. Tahap-tahap kegiatan tersebut dapat dijclaskan
sebagaimana uraian dibawah ini:
1. Tahap reduksi data dilakukan dengan meringkas dan merangkum kembali
data/catatan lapaiigan dengan cara melilah-milah alau mengclompokan
hal-hal pokok atau penting yang berkaitan dengan fokus masalah
penelitian, dalam hal ini implcmcntasi kurikulum bcrbasis kompctcnsi
pada pelatihan kompetensi dasar di PPPG feknologi Bandung.
2. Kegiatan selanjutnya dari hal-hal pokok alau yang sifatnya berkaitan
dengan fokus pcnclitian, akan disusun/dirangkum secara lebih sistcmatis
schingga lebih jelas lergambar polanya. Untuk mcmudahkan pcmolaan ini
maka rangkuman ladi disajikan dalam bentuk malrik hasil pcnclitian yang
dalam tampilannya disebut display dala.
102
3. Selanjutnya dari pola yang tampak dalam display data lersebul dilarik
suatu kesimpulan sehingga data yang tcrkumpul mempunyai makna
tekstual dan kontekstual.
Sepcrti yang dijclaskan lerdahulu, bahwa proses analisis data
dilakukan semenjak pengumpulan data awal yang sifalnya secara
induktif. Oleh karena itu kesimpulan yang dilarik pada awalnya dapat
dikatakan masih bersifat tentatif/mengambang. Dcngan demikian unluk
mcmanlapkan kesimpulan tersebut agar lebih 'grounded', maka verillkasi
dilakukan dcngan maksud untuk menjamin tingkat kepcrcayaan hasil
penelitian.
F. Signifikasi Hasil Pcnclitian
Pada hakekatnya tingkat kebermaknaan proses maupun produk suatu
penelitian kualitatif tergantung pada hal berikut: (1) kredibilitas (validitas
internal), (2) 'I'ransferabilitas (validitas eksternal), (3) depcndabililas
(reliabilitas), dan (4) konllrmabilitas (Objektivitas) (Nasution, 1988:144-124):
Muhadjir. 1990:150-159). Dcngan mempedomani kriteria ini, pcnclitian ini
dilaksanakan mengikuti kriteria tersebut di atas. Selanjutnya akan