Uji Validitasi Indeks Mentzer sebagai Prediktor ß-Thalassemia Minor dan Anemia Defisiensi Besi pada Populasi Anemia Hipokrom Mikrositer.

(1)

ABSTRAK

UJI VALIDITAS INDEKS MENTZER SEBAGAI

PREDIKTOR β-THALASSEMIA MINOR DAN ANEMIA DEFISIENSI

BESI PADA POPULASI ANEMIA HIPOKROM MIKROSITER

Aisyah Mulqiah, 2016

Pembimbing I : dr. Penny Setyawati M, Sp.PK. M.Kes. Pembimbing II : Sri Utami Sugeng, Dra., M.Kes., PA(K).

Anemia defisiensi Besi dan β-Thalassemia minor (trait) adalah jenis anemia

hipokrom mikrositer yang sering ditemukan. Diagnosis penderita β-Thalassemia

minor dan anemia defisiensi besi sulit ditegakkan dengan hasil pemeriksaan hematologi lengkap. Penegakkan diagnosis β-Thalassemia minor dan anemia

defisiensi besi dapat dilakukan dengan pemeriksaan sediaan apus darah tepi, elektroforesis Hb, hitung retikulosit dan status cadangan besi dalam darah. Berbagai macam metode skrining untuk membedakan β-Thalassemia dan anemia

defisiensi besi, salah satunya adalah Indeks Mentzer. Tujuan penelitian untuk mengetahui indeks Mentzer sebagai prediktor pembeda β-Thalassemia dan

anemia defisiensi besi pada populasi anemia hipokrom mikrositer.

Observasional analitik dengan desain cross sectional terhadap data rekam medik penderita anemia hipokrom mikrositer di Laboratorium Patalogi Klinik, RSUP. Dr. Hasan sadikin pada periode Juli 2015-Juli 2016. Subjek penelitian adalah rekam medik penderita β-thalassemia minor dan anemia defisiensi besi.

Data dianalisis dengan uji diagnositk dengan proporsi tabel 2x2

Ada 77 data rekam medik penderita anemia hipokrom mikrositer, terdiri dari 42 penderita β-thalassemia minor dan 35 anemia defisiensi besi. Hasil uji

diagnostik, Indeks Mentzer mempunyai sensitivitas 85,71%, spesifisitas 80%, prediktor positif 83,72%, dan prediktor negatif 80% nilai  = 0,000.

Indeks Mentzer mempunyai sensitivitas dan spesifisitas yang tinggi sebagai prediktor β-thalassemia minor (trait) dan anemia defisiensi besi.


(2)

ABSTRACT

VALIDITY TEST OF INDEX MENTZER AS PREDICTOR β-THALASSEMIA MINOR AND IRON DEFICIENCY ANEMIA

OF MICROCYTIC HYPOCHROMIC ANEMIA POPULATION

Aisyah Mulqiah, 2016

Tutor I : dr. Penny Setyawati, Sp.PK., M.Kes. Tutor II : Sri Utami Sugeng, Dra., M.Kes., PA(K).

Iron deficiency Anemia and β-Thalassemia Minor (trait) are the most

common forms of microcytic hypochromic anemia. Diagnosis of β-Thalassemia minor and iron deficiency anemia is hard to make based on complete blood count result. So, required further investigation such as peripheral blood smear, Hb electrophoresis, reticulocyte count, and the backup status of iron in the blood.

There are many screening methods to differentiate between β-Thalassemia minor and iron deficiency anemia, one of them is Mentzer Index. The aim of this study is

to know Mentzer Index as predictor to differentiate β-Thalassemia minor or iron deficiency anemia of microcytic hypochromic anemia population.

This analytic observational study with cross sectional design to data of microcytic hypochromic anemia population in Clinical Pathology Laboratory, RSUP. Dr. Hasan Sadikin Hospital in period July 2015- July2016. The subjects were medical records of patients with β-Thalassemia minor and iron deficiency anemia. Data was analyzed a diagnostic test with a proportion of 2x2 tables.

The are 77 medical records of patients microcytic hypochromic anemia, there were 42 with β-Thalassemia minor and 35 iron deficiency anemia patients. Mentzer Index had a 85.71% sensitivity; 80% specificity; 83.72% positive predictor; and 80% negative predictor with value = 0,000. .

Mentzer Index had a high sensitivity and specificity as a predictor of

β-Thalassemia minor and iron deficiency anemia.


(3)

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ... 1

1.2Identifikasi Masalah ... 3

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian ... 4

1.4Manfaat Karya Tulis Ilmiah ... 4

1.4.1 Manfaat Akademis... 4

1.4.2 Manfaat Praktis ... 4

1.5Landasan Teori dan Kerangka Pemikiran ... 5

1.6Hipotesis Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1Eritrosit ... 7

2.1.1 Sintesis dan Defek pada Hemoglobin ... 8

2.2Pemeriksaan Laboratorium Pendeketan Diagnosis Hemoglobinopati ... 12


(4)

2.2.2 Pewarnaan Supravital untuk Melihat Badan Inklusi HbH ... 14

2.2.3 Tes Resistensi Osmotik Satu Tabung ... 15

2.2.4 Dchlorophenol Indophenol Presicipitation Test (DCIP) ... 15

2.2.5 Penatapan Fraksi HbA2 secara Kuantitatif ... 16

2.2.6 Penetapan Fraksi HbF secara Kuantitatif ... 17

2.2.7 Elektroforesis Hemoglobin pada pH Alkali (8,4-8,6) ... 18

2.2.8 Sitokimia HbF ... 20

2.3Thalassemia ... 22

2.2.1 Epidemiologi Thalassemia ... 23

2.2.2 Manifestasi Klinis β-Thalassemia ... 24

2.2.3 Patofisiologi β-Thalassemia ... 25

2.2.4 Gambaran Pemeriksaan Laboratorium β-Thalassemia ... 27

2.4Anemia defisiensi Fe ... 30

2.3.1 Definisi Anemia Defisiensi Fe ... 30

2.3.2 Epidemiologi Anemia Defisiensi Fe ... 30

2.3.3 Etiologi Anemia Defisiensi Fe ... 31

2.3.4 Metabolisme Zat Besi atau Fe ... 31

2.3.5 Patofisiologi Anemia Defisiensi Fe ... 32

2.3.6 Manifestasi Klinik Anemia Defisiensi Fe ... 33

2.3.7 Pemeriksaan Laboratorium Anemia Defisiensi Fe ... 34

2.5Indeks Mentzer ... 36

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1Bahan dan Sampel Penelitian ... 38

3.1.1 Bahan Penelitian ... 38

3.1.2 Subjek Penelitian ... 38

3.1.3 Ukuran Sampel ... 38

3.2Metode Penelitian ... 39

3.2.1 Desain Penelitian ... 39

3.2.2 Data yang Diukur ... 39


(5)

3.3Variabel dan Definisi Operasional ... 40

3.3.1 Variabel Perlakuan ... 40

3.3.2 Variabel Respon ... 40

3.3.3 Definisi Operasional ... 40

3.4Prosedur Kerja ... 41

3.5Alur Penelitian ... 43

3.6Lokasi dan Waktu Penelitian ... 44

a. Lokasi Penelitian ... 44

b. Waktu Penelitian ... 44

BAB IV HASIL DAN KESIMPULAN 4.1 Hasil Penelitian ... 45

4.2 Pengujian Hipotesis Penelitian ... 46

4.2.1 Hal-hal yang Mendukung ... 46

4.2.2 Hal yang Tidak Mendukung ... 46

4.2.3 Kesimpulan ... 47

4.3 Pembahasan ... 47

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1Simpulan ... 50

5.2Saran ... 50

DAFTAR PUSTAKA ... 52

LAMPIRAN ... 55


(6)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Kriteria Validitas ... 37 Tabel 4.1 Contoh Tabel 2x2 untuk Uji Validitas ... 42 Tabel 4.2 Berbagai Uji Validitas untuk Menilai Validitas Suatu

Pemeriksaan ... 42 Tabel 4.1 Uji Validitas Indeks Mentzer pada Penderita

β thalassemia Minor dan Anemia Defisiensi Fe ... 45 Tabel 4.2 Uji Validitas Indeks Mentzer dengan Tabel Proporsi 2x2 ... 45


(7)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Eritrosit ... 8

Gambar 2.2 Eritropoesis ... 10

Gambar 2.3 Anemia Hipokrom Mikroster ... 10

Gambar 2.4 Struktur Dasar Molekuk Hemoglobin ... 12

Gambar 2.5 Diagram Migrasi Fraksi Hb Hasil Elektroforesis pada pH Alkali dan Asam ... 19

Gambar 2.6 Grafik Elektroforesis Hemoglobin Normal Menggunakan pH Alkali ... 20

Gambar 2.7 Contoh Hasil Elektroforesis Hemoglobin Menggunakan pH Asam ... 20

Gambar 2.8 Alur Diagnosis Hemoglobinopati Menggunakan Uji Osmotik Satu Tabung ... 22

Gambar 2.9 Patofisiologi Thalassemia ... 26

Gambar 2.10 Sediaan Apus Darah Tepi β-thalassemia ... 28

Gambar 2.11 Intepretasi Elektroforesis Hemoglobin pada β-Thalassemia Minor ... 29


(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Surat Keputusan Komisi Etik Penelitian ... 55

Lampiran 2 Surat Pengantar Universitas Kristen Marnatha ... 56

Lampiran 3 Surat Izin Pengambilan Data ... 57

Lampiran 4 Hasil Uji statistik chi-square ... 58


(9)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Thalassemia adalah penyakit kelainan darah yang diturunkan secara herediter. Centre of Disease Control (CDC) melaporkan bahwa thalassemia sering dijumpai

pada populasi masyarakat negara-negara Mediteran, Asia terutama di Asia Tenggara, India, China Barat, Timur Tengah, Afrika, Amerika Barat, Yunani, dan Turki (Galanello & Origa, 2010). World Health Organization (WHO) berdasarkan data Hereditary Disease Program melaporkan bahwa secara global ada 269 juta orang pembawa gen thalassemia (TIF, 2015). Prevalensi pembawa sifat

Thalassemia banyak dijumpai pada masyarakat Cyprus, Sardinia, dan Asia

Tenggara. Thalassemia adalah penyakit hemoglobinopati herediter yang banyak dijumpai di 10 negara Asia Tenggara, meliputi 400 juta populasi masyarakat negara-negra Thailand, Laos, Cambodia, Vietnam, Myanmar, Malaysia, Indonesia, Brunei, Philippine, dan Pacific island (Galanello & Origa, 2010). Hemoglobinopati kombinasi beta-thalassemia dengan Hb abnormal yang sangat sering dijumpai adalah HbE/beta-thalassemia, terutama di Asia Tenggara yaitu sekitar 50%. Prevalensi pembawa sifat Thalassemia di Indonesia meliputi 3-5% populasi, bahkan di beberapa daerah mencapai 10%. Prevalensi bayi baru lahir dengan thalassemia cukup tinggi, prevalensinya sekitar 2.500 bayi per tahun (Kaushansky et al, 2010). World Health Organization berdasarkan data

Hereditary Disease Program melaporkan ada 269 juta populasi pembawa gen Thalassemia di dunia. The Thalassemia International Federation (TIF) sejak

2015 telah menetapkan 8 Mei sebagai Hari Thalassemia International (TIF, 2015).

Thalassemia adalah kelainan darah herediter yang diturunkan secara otosomal


(10)

sebagai karier oksigen. Penderita Thalassemia dapat mengalami dekstrusi sel-sel eritrosit secara hebat sehingga mengakibatkan anemia. Anemia adalah suatu kondisi dimana seseorang mengalami penurunan dua atau lebih dari parameter kadar Hemoglobin (Hb), Hematokrit (Ht), dan/atau jumlah eritrosit dibawah nilai rujukan normal (Kaushansky et al, 2010; Wirawan, 2011).

Thalassemia akan diturunkan kepada anak bila salah satu atau kedua orang

tua penderita adalah seorang carrier Thalassemia. Bila salah satu orang tua adalah

carrier Thalassemia maka keturunannya dapat menderita Thalassemia minor.

Penderita Thalassemia minor umumnya tidak menunjukkan gejala klinik atau hanya gejala anemia ringan saja. Thalassemia dapat dicegah dengan melakukan skrining Thalassemia secara dini, maka perkawinan antar pasangan Thalassemia dapat dicegah (Kaushansky et al, 2010; Wirawan, 2011; Weaterhall, 2016).

Thalassemia berdasarkan kelainan gen dibedakan menjadi -Thalassemia dan β-Thalassemia. Alfa-Thalassemia terjadi bila terdapat mutasi satu atau lebih pada

gen globin alfa dan β-Thalassemia abnormalitas terdapat pada gen globin beta

(Kaushansky et al, 2010; Wirawan, 2011; TIF, 2015; Imam Budiwiyono, 2016).

Beta-Thalassemia berdasarkan gambaran klinis dibedakan menjadi dua, yaitu β-Thalassemia mayor yang umumnya menunjukkan gejala anemia berat disertai

gangguan pertumbuhan, sedang penderita β-Thalassemia minor (trait) umumnya

tanpa gejala atau hanya manifestasi klinik ringan saja. Gejala klinik pada penderita β-Thalassemia minor sulit dibedakan dengan jenis anemia hipokrom

mikrositer lain, terutama Anemia defisiensi besi (Fe) (Kaushansky et al, 2010; Wirawan, 2011; Imam Budiwiyono, 2016). Permasalahan ini menyebabkan banyak penderita β-Thalassemia tidak terdiagnosis dan memperoleh perawatan

secara inadekuat (Okan et al, 2009; Wirawan, 2011; Imam Budiwiyono, 2016). Diagnosis β-Thalassemia minor dan Anemia Defisiensi besi dapat ditegakkan

dengan melakukan serangkaian pemeriksaan laboratorium skrining, mulai dari pemeriksaan hematologi rutin, sediaan apus darah tepi, pewarnaan sediaan apus darah tepi dengan pewarnaan supravital untuk hitung retikulosit dan deteksi benda inklusi HbH dalam eritrosit, status cadangan besi darah dengan alur pemeriksaan secara bertahap hingga pemeriksaan yang canggih yaitu elektroforesis Hb dan


(11)

pemeriksaan DNA (Wirawan, 2011; Imam Budiwiyono, 2016; Weaterhall, 2016). Bila semua pemeriksaan tersebut dilakukan dilakukan secara sekaligus, tentu akan membutuhkan biaya yang sangat besar, sehingga para pakar di bidang hematologi mengemukakan, terdapat beberapa indeks eritrosit. Berbagai indeks eritrosit memiliki validitas yang berbeda dalam membedakan β-Thalassemia dengan

Anemia defisiensi besi. Salah satu indeks eritrosit yang dipakai oleh pakar hematologi adalah indeks Mentzer dengan alasan murah, praktis dan dapat diperiksa menggunakan peralatan sederhana. Indeks Mentzer didapatkan dari ratio

Mean Corpuscular Volume (MCV) dibagi dengan Red Blood Cell (RBC) sebelum

diusulkan pemeriksaan penunjang lainnya (Okan et al, 2009; Wirawan, 2011). Penelitian Rembulan Ayu 2015 mendapatkan bahwa Indeks Mentzer mempunyai ketepatan tinggi sebagai untuk membedakan antara β-Thalassemia minor dan

Anemia defisiensi besi sebesar 86,85% (Ayu Rembulan, 2015). Latar belakang tersebut menarik minat penulis untuk melakukan uji validitas Indeks Mentzer.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka identifikasi masalah dapat diuraikan sebagai berikut :

 Bagaimana sensitivitas Indeks Mentzer sebagai prediktor β-Thalassemia

minor dan Anemia defisiensi besi

 Bagaimana spesifisitas Indeks Mentzer sebagai prediktor β-Thalassemia

minor dan Anemia defisiensi besi

 Bagaimana prediktor positif Indeks Mentzer sebagai prediktor β-Thalassemia

minor dan Anemia defisiensi besi

 Bagamaina prediktor negatif Indeks Mentzer sebagai prediktor β-Thalassemia

minor dan Anemia defisiensi besi

 Bagaimana validitas Indeks Mentzer sebagai prediktor dan pembeda antara β -Thalassemia minor dengan Anemia defisiensi besi


(12)

1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud penelitian ini adalah untuk mengetahui validitas penentuan nilai Indeks Mentzer sebagai indeks pembeda etiologi anemia hipokrom mikrositer akibat kelainan β-Thalassemia minor atau Anemia defisiensi besi.

1.3.2 Tujuan Penetilian

Tujuan penelitian adalah melakukan uji diagnostik indeks Mentzer dengan tabel proporsi 2x2 terhadap hasil elektroforesis Hb sebagai goldstandard diagnosis berdasarkan nilai sensitivitas, spesifisitas, nilai prediktor positif, nilai prediktor negatif.

1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah 1.4.1 Manfaat Akademis

Manfaat akademis yang diharapkan dari penelitian ini yaitu menambah wawasan khususnya di bidang kedokteran, dalam sub-bidang hematologi sehingga dapat mengetahui spesivisitas dan sensitivitas indeks Mentzer sebagai skrining awal untuk membedakan antara kasus β-Thalassemia minor (trait) dari Anemia

defisiensi besi sebelum diusulkan pemeriksaan yang lebih spesifik.

1.4.2 Manfaat praktis

Manfaat praktis yang diharapkan dari penelitian ini adalah dapat memberikan informasi kepada praktisi bidang kedokteran bahwa Indeks Mentzer dapat digunakan sebagai pemeriksaan skrining dini yang relatif sederhana, praktis, dan ekonomis untuk memprediksikan dan membedakan antara β-Thalassemia minor dengan Anemia defisiensi besi sebelum diusulkan pemeriksaan lanjutan yang lebih spesifik untuk penegakan diagnosis β-Thalassemia minor yaitu pemeriksaan


(13)

1.5 Landasan Teori dan Kerangka Pemikiran

Beta-Thalassemia minor dengan Anemia defisiensi besi merupakan penyakit

anemia kronis dengan gambaran hipokrom mikrositer yang mempunyai gejala klinik sangat mirip sehingga sulit dibedakan. β-Thalassemia minor terjadi akibat

penurunan produksi rantai β yang dapat menyebabkan penumpukan rantai . Hal tersebut mengakibatkan gangguan pematangan prekursor eritroid dan eritropoesis yang tidak efektif, sehingga umur eritrosit menjadi pendek dan abnormal yang dapat menimbulkan gejala anemia yang serupa dengan penderita anemia defisiensi besi. Pemeriksaan hematologi tidak dapat digunakan untuk membedakan dan menegakkan diagnosis β-Thalassemia minor dengan Anemia

defisiensi besi. Pemeriksaan gold standard diagnosis β-Thalassemia minor dan

anemia defisiensi besi adalah elektroforesis Hb. Hasil pemeriksaan elektroforesis Hb pada penderita β-Thalassemia minor menunjukan peningkatan HbA2, sedangkan penderita anemia defisiensi besi menunjukkan penurunan HbA2. Pemeriksaan elektroforesis Hb masih belum tersedia di setiap senter laboratorium karena untuk melakukan pemeriksaan tesebut dibutuhkan sumberdaya manusia (SDM) yang telah terlatih dan alat pemeriksaan khusus, serta biaya pemeriksaan yang cukup besar (Atmakusuma et al, 2009; Okan et al, 2009; Wirawan, 2011; Ayu Rembulan, 2015; Budiwiyono, 2016).

Pakar hematologi rutin mengemukakan berbagai indeks eritrosit untuk membedakan β-Thalassemia minor dan anemia defisiensi besi. Salah satu indeks

eritrosit tersebut adalah indeks Mentzer. Indeks Mentzer dapat dihitung dari hasil pemeriksaan nilai rerata eritrosit dan jumlah eritrosit yang diperoleh dari hasil pemeriksaan hematologi. Formula untuk menetapkan nilai Indeks Mentzer sangat sederhana yaitu dengan membagi mean corpuscular volume (MCV) eritrosit dibagi total jumlah eritrosit (RBC). Interpretasi hasil perhitungan Indeks yaitu bila Indeks Mentzer < 13 mengindikasi suatu β-Thalassemia minor dan Anemia


(14)

Hasil pemeriksaan RBC penderita β-Thalassemia minor dapat meningkat

hingga 5-7 juta/µ L, sedangkan penderita Anemia defisiensi besi hasil pemeriksaan eritrosit dapat menurun hingga 3,5-5 juta/µ L. Fakta laboratorium klinis yang diperoleh peneliti-peneliti sebelumnya diharapkan dapat menyokong manfaat penetapan Indeks Mentzer digunakan sebagai pemeriksaan skrining yang sangat sederhana untuk membedakan antara kedua jenis anemia hipokrom mikrositer yaitu β-Thalassemia minor dan Anemia defisiensi besi (Okan et al, 2009; Wirawan, 2011; Ayu Rembulan, 2015; Budiwiyono, 2016).

1.6 Hipotesis Penetilian

Hipotesis penelitian yang dapat dirumuskan dari Landasan Teori dan Kerangka Pemikiran Penelitian tersebut adalah sebagai berikut :

 Indeks Mentzer < 13 adalah β-Thalassemia minor.

 Indeks Mentzer > 13 adalah Anemia defisiensi besi.


(15)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Simpulan hasil penelitian uji validitas indeks mentzer sebagai prediktor nilai β-thalassemia minor dan anemia defisiensi besi pada populasi anemia hipokrom

mikrositer di RSUP. Dr. Hasan Sadikin Bandung periode juli 2015-juli 2016 adalah sebagi berikut:

 Sensitivitas Indeks Mentzer sebagai prediktor β-Thalassemia minor

dan Anemia defisiensi besi yaitu 85,71%

 Spesifisitas Indeks Mentzer sebagai prediktor β-Thalassemia minor

dan Anemia defisiensi besi yaitu 80%

 Prediktor positif Indeks Mentzer sebagai prediktor β-Thalassemia

minor dan Anemia defisiensi besi yaitu 83,72%

 Prediktor negatif Indeks Mentzer sebagai prediktor β-Thalassemia

minor dan Anemia defisiensi besi yaitu 80%

 Indeks Mentzer valid sebagai pemeriksaan skrining dan dapat membedakan β-Thalassemia minor dan Anemia defisiensi besi

5.2 Saran

 Indeks Mentzer tidak disarankan untuk penegakan diagnosis pasti penyakit β-thalassemia minor dan anemia defisiensi besi.

 Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap Indeks Mentzer dengan data yang lebih homogen

 Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan penelitian untuk membandingkan aspek diagnosis klinik Indeks Mentzer dengan indeks-indeks eritrosit


(16)

prediktor dan pembeda antara penderita β-thalassemia minor dengan


(17)

UJI VALIDITAS INDEKS MENTZER SEBAGAI

PREDIKTOR

β

-THALASSEMIA MINOR DAN

ANEMIA DEFISIENSI BESI PADA

POPULASI ANEMIA HIPOKROM MIKROSITER

KARYA TULIS ILMIAH

Karya Tulis Ilmiah ini Dibuat Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

AISYAH MULQIAH

1310004

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BANDUNG


(18)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat Rahmat dan Karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan Karya Tulis

Ilmiah yang berjudul “Uji Validitas Indeks Mentzer sebagai Prediktor

β-Thalassemia minor dan anemia defisiensi besi pada Populasi Anemia Hipokrom Mikrositer” ini.

Penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Universitas Kristen Maranatha. Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis banyak mendapat bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:

1. dr. Penny Setyawati, Sp.PK., M.Kes., sebagai Pembimbing Utama yang dengan penuh kesabaran memberikan dorongan, perhatian, bimbingan, pengarahan, saran, waktu dan tempat dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini mulai dari awal sampai akhir.

2. Sri Utami Sugeng, Dra., M.Kes., sebagai Pembimbing Pendamping yang dengan penuh ketekunan mencurahkan perhatian, bimbingan, pengarahan, dan masukan yang sangat berarti bagi penulis.

3. Dr. dr. Iwan Budiman, MS., MM., M.Kes., yang telah membantu dan membimbing dengan penuh kesabaran dan serta memberikan dorongan dalam pembuat Karya Tulis Ilmiah ini.

4. dr. Lenny Lismayanti, Sp.PK., yang telah membantu dalam pengambilan data untuk menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

5. Bapak, Mama, Bang Bobby, Bang Opi, Uni Nur atas cinta, dukungan dan doa yang selalu diberikan sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.

6. Denasa, Felicitas, Williane, Ni Putu Jiesthisia, Annisa yang telah mendukung dan sama-sama berjuang dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini.


(19)

7. Tiara, Herdy, Robby, Baby, Rafi, Lutfi, Aria, Abil, Zulmy, Azhar atas dukungan dan doa yang selalu diberikan sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan.

8. Cindy, Ricky, Yosep, Abraham, Victor, Valentino, Audri, Kak Nael yang telah membantu dan memberikan dukungan untuk menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

9. Teman-teman yang memiliki kesamaan pembimbing dengan penulis Fakhri, Muti, Jessica Natasya, Jessica Yudiarta, Kinan, Kristian, Michelle, Shinta, Nadilla, Ryan yang saling membantu dan mendukung dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini.

10.Teman-teman Antidote 2013 atas perhatiannya, semoga Antidote tetap menjalin kekeluargaan diantara kita semua.

Penulis Karya Tulis Ilmiah ini tentunya tidak lepas dari kekurangan, baik aspek kualitas maupun aspek kuantitas dari materi penelitian yang disajikan. Semua ini didasarkan dari keterbatasan yang dimiliki penulis. Penulis menyadari dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini masih belum sempuran, maka saran dan kritik yang konstruktif sangat penulis harapkan demi perbaikan Karya Tulis Ilmiah selanjutnya. Akhirnya penulis berharap semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat.


(20)

DAFTAR PUSTAKA

Atmakusuma D. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Interna

publishing.

Atmakusuma D & Setyaningsih I. 2009. Dasar-dasar talasemia: salah satu jenis

hemoglobinopati. Jakarta: Interna Publishing.

Ayu Rembulan NP. 2015. Indeks RDW dan Mentzer sebagai Uji Skrining Diagnosis Thalassemia. Majority, 4, 7-12.

Bakta IM, Suega K, & Dharmayuda TG. 2009. Anemia Defisiensi Besi. Jakarta: Interna Publishing.

Baruah, M. K., Baruah, A., & Saikia, M. 2014. Pattern of Hematologlobinopathies and Thalassemias in Upper Assam Region of North Eastern India: High Performance Liquid Chromatography Students in 9000 Patients.Indian J

Pathol Microbio, 57, 236-43

http://www.ijpmonline.org/text.asp?2014/57/2/236/134680

Batebi A, Pourreza A, & Esmailian R. 2012. Discrimination of beta-thalassemia minor and iron deficiency anemia by screening test for red blood cell indices. Turk J Med Sci, 42 (2), 275-80

Bisanto J, Pudjiadi AH, Pusponegoro HD, Wirya IW, & Zulkarnain SZ. 2011. Uji Diagnostik. In: S Ismael & S Sastroasmaro, Dasar-dasar Metodologi

Penelitian Klinis, Edisi ke-4. Jakarta: Sagung Seto. h. 223-30.

Budiwiyono Imam. 2016. Diagnosis, Pemeriksaan Penapisan dan Alur Pemeriksaan Talasemi. In: Sidharta BRA, MI Diah Pramudianti, Dessy (Penyunting). The 9th National Congress and 15th Annual Scientific Meeting of Indonesian Association of Clinical Pathology and Laboratory Medicine 2016. Surakarta: UNS Press.

Demir AD, Kacan A, Nursoy MA, et al. 2014. Hematological Indices for Differential Diagnosis of Beta Thalassemia Trait and Iron Deficiency Anemia. Hindawi, pp.1-7.

Fucharoen S & Winichagoon P. 2011. Haemoglobinopathies in Southeast Asia. Indian J Med Res; 134(4): 498-506.


(21)

Galanello R & Origa R. 2010. Epidemiology Beta-thalassesmia. Oprhanet J or

Rare disease 2015

https://ojrd.biomedcentral.com/articles10.1186/1750-1172-5-11

Ganz T. 2016. Iron Metabolism. In: K Kaushansky, MA Lichtman, J Prchal, et al (Editors). Williams Hematology, 9th Ed. New York: McGraw-Hill Com.

pp: 617-26.

Ganz T. 2016. Iron Deficiency and Overload. In: K Kaushansky, MA Lichtman, J Prchal, et al (Editors). Williams Hematology, 9th Ed. New York:

McGraw-Hill Com. pp: 627-50.

Hall JE. 2016. Blood Cells, Immunity, and Blood Coagulation: Red Blood Cells, Anemia, and Polycythemia. In: JE Hall (Ed.), Guyton and Hall Textbook

of Medical Physiology, 13th Edition. USA: Elsevier. pp. 445-52.

Hillman RS, Ault KA, Leporrier M, & Rinder HM. 2011. Hemotology in Clinical

Practice, 11th edition. Philadelphia: McGraw-Hill Companies, Inc.

Kanchanaraksa S. 2008. Evaluation of Diagnostic and Screening Tests: Validity and Reliability. http://ocw.jhsph.edu/courses/fundepi/pdfs/lecture11.pdf

Kaushansky, K., Lichtman, M. A., Beutler, E., Kipps, T. J., Seligsohn, U., & Prchal, J, T. 2010. Williams Hematology 8th Edition. McGraw-Hill Companies, Inc

Kurniati Amroh. 2016. Penampilan Elektroforesis Kapiler. In: Sidharta BRA, MI Diah Pramudianti, Dessy (Penyunting). The 9th National Congress and 15th Annual Scientific Meeting of Indonesian Association of Clinical Pathology and Laboratory Medicine 2016. Surakarta: UNS Press.

Lanzkowsky P. 2005. Manual of Pediatric Hematology and Oncology, 4th Ed.

Massachusetts: Elsevier.

Maharani, E. A. 2014. Perhitungan Indeks Formula Eritrosit Pada Uji Saring Thalasemia Minor. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan, 2, 53-9.

Nathanael AM. 2013. Gambaran Validitas Indeks Mentzer dan Indeks Shine & Lal pada Penderita Beta Thalassemia Mayor. Journal FK Maranatha.


(22)

Niazi M, Tahir M, & Hameed A. 2010. Usefulness of Red Cell Indices in Differentiating Microcytic Hypochromic Anemias. Gomal Journal of

Medical Sciences, 125-9.

Okan V, Cigiloglu A, Cifci S, Yilmaz M, & Pehlivan M. 2009. Red Call Indices and Functions Differentiating Patients with the Thalassaemia Trait from those with Iron Deficiency Anaemia. The Journal of International Medical

Reasearch, 37(1), 25-30.

Pechet L. 2011. Hematologic Disorders. In: MA Williamson & LM Snyder (Eds.),

Wallach's Interpretation of Diagnostic Tests, 9th Edition. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins. pp. 796-804.

Ratnaningsih Tri. 2016. Analisi Globin. In: Sidharta BRA, MI Diah Pramudianti, Dessy (Penyunting). The 9th National Congress and 15th Annual Scientific Meeting of Indonesian Association of Clinical Pathology and Laboratory Medicine 2016. Surakarta: UNS Press.

Thalassemia International Federation (TIF). 2015. Thalassemia International Day.

www.thalassaemia.org.cy/communication/international-thalassaemia-day

Wahidayat PA. 2007. Thalassemia in Indonesia. Retrieved Januari 20, 2013

Wahidiyat PA. 2007. Thalassemia in Indonesia. Diunduh Januari 20, 2013

Wahidiyat PA. 2012. Current Situation of Thalassemia Control Strategies in

Indonesia. http://www.slideshare.net/Thalassaemia_Intl_Fed/current-situation-of-thalassemia

Weaterhall DJ. 2016. The Thalassemia: Disorders of Globin Synthesis. In: K Kaushansky, MA Lichtman, J Prchal, et al (Editors).

Williams Hematology, 9th Ed. New York: McGraw-Hill Com. pp: 725-73.

Widayanti CG, Ediati A, Tamam, M, Faradz SM, Sistermans EA, & Plass AM. 2011. Ethn Health,16.

Wirawan R. 2011. Pemeriksaan Hematologi Dasar. In: R Wirawan, Pemeriksaan Laboratorium Hematologi. Jakarta: Badan Penerbit FKUI. h. 25-76.

Wirawan R. 2011. Analisa Hemoglobin dengan Cara Konvensional dan


(23)

(1)

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat Rahmat dan Karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan Karya Tulis

Ilmiah yang berjudul “Uji Validitas Indeks Mentzer sebagai Prediktor β-Thalassemia minor dan anemia defisiensi besi pada Populasi Anemia Hipokrom

Mikrositer” ini.

Penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Universitas Kristen Maranatha. Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis banyak mendapat bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:

1. dr. Penny Setyawati, Sp.PK., M.Kes., sebagai Pembimbing Utama yang dengan penuh kesabaran memberikan dorongan, perhatian, bimbingan, pengarahan, saran, waktu dan tempat dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini mulai dari awal sampai akhir.

2. Sri Utami Sugeng, Dra., M.Kes., sebagai Pembimbing Pendamping yang dengan penuh ketekunan mencurahkan perhatian, bimbingan, pengarahan, dan masukan yang sangat berarti bagi penulis.

3. Dr. dr. Iwan Budiman, MS., MM., M.Kes., yang telah membantu dan membimbing dengan penuh kesabaran dan serta memberikan dorongan dalam pembuat Karya Tulis Ilmiah ini.

4. dr. Lenny Lismayanti, Sp.PK., yang telah membantu dalam pengambilan data untuk menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

5. Bapak, Mama, Bang Bobby, Bang Opi, Uni Nur atas cinta, dukungan dan doa yang selalu diberikan sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.

6. Denasa, Felicitas, Williane, Ni Putu Jiesthisia, Annisa yang telah mendukung dan sama-sama berjuang dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini.


(2)

7. Tiara, Herdy, Robby, Baby, Rafi, Lutfi, Aria, Abil, Zulmy, Azhar atas dukungan dan doa yang selalu diberikan sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan.

8. Cindy, Ricky, Yosep, Abraham, Victor, Valentino, Audri, Kak Nael yang telah membantu dan memberikan dukungan untuk menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

9. Teman-teman yang memiliki kesamaan pembimbing dengan penulis Fakhri, Muti, Jessica Natasya, Jessica Yudiarta, Kinan, Kristian, Michelle, Shinta, Nadilla, Ryan yang saling membantu dan mendukung dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini.

10.Teman-teman Antidote 2013 atas perhatiannya, semoga Antidote tetap menjalin kekeluargaan diantara kita semua.

Penulis Karya Tulis Ilmiah ini tentunya tidak lepas dari kekurangan, baik aspek kualitas maupun aspek kuantitas dari materi penelitian yang disajikan. Semua ini didasarkan dari keterbatasan yang dimiliki penulis. Penulis menyadari dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini masih belum sempuran, maka saran dan kritik yang konstruktif sangat penulis harapkan demi perbaikan Karya Tulis Ilmiah selanjutnya. Akhirnya penulis berharap semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat.

Bandung, Oktober 2016


(3)

51 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Atmakusuma D. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Interna publishing.

Atmakusuma D & Setyaningsih I. 2009. Dasar-dasar talasemia: salah satu jenis hemoglobinopati. Jakarta: Interna Publishing.

Ayu Rembulan NP. 2015. Indeks RDW dan Mentzer sebagai Uji Skrining Diagnosis Thalassemia. Majority, 4, 7-12.

Bakta IM, Suega K, & Dharmayuda TG. 2009. Anemia Defisiensi Besi. Jakarta: Interna Publishing.

Baruah, M. K., Baruah, A., & Saikia, M. 2014. Pattern of Hematologlobinopathies and Thalassemias in Upper Assam Region of North Eastern India: High Performance Liquid Chromatography Students in 9000 Patients.Indian J Pathol Microbio, 57, 236-43

http://www.ijpmonline.org/text.asp?2014/57/2/236/134680

Batebi A, Pourreza A, & Esmailian R. 2012. Discrimination of beta-thalassemia minor and iron deficiency anemia by screening test for red blood cell indices.Turk J Med Sci, 42 (2), 275-80

Bisanto J, Pudjiadi AH, Pusponegoro HD, Wirya IW, & Zulkarnain SZ. 2011. Uji Diagnostik. In: S Ismael & S Sastroasmaro, Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis, Edisi ke-4. Jakarta: Sagung Seto. h. 223-30.

Budiwiyono Imam. 2016. Diagnosis, Pemeriksaan Penapisan dan Alur Pemeriksaan Talasemi. In: Sidharta BRA, MI Diah Pramudianti, Dessy (Penyunting). The 9th National Congress and 15th Annual Scientific Meeting of Indonesian Association of Clinical Pathology and Laboratory Medicine 2016. Surakarta: UNS Press.

Demir AD, Kacan A, Nursoy MA, et al. 2014. Hematological Indices for Differential Diagnosis of Beta Thalassemia Trait and Iron Deficiency Anemia. Hindawi, pp.1-7.

Fucharoen S & Winichagoon P. 2011. Haemoglobinopathies in Southeast Asia. Indian J Med Res; 134(4): 498-506.


(4)

Galanello R & Origa R. 2010. Epidemiology Beta-thalassesmia. Oprhanet J or Rare disease 2015 https://ojrd.biomedcentral.com/articles10.1186/1750-1172-5-11

Ganz T. 2016. Iron Metabolism. In: K Kaushansky, MA Lichtman, J Prchal, et al (Editors). Williams Hematology, 9th Ed. New York: McGraw-Hill Com. pp: 617-26.

Ganz T. 2016. Iron Deficiency and Overload. In: K Kaushansky, MA Lichtman, J Prchal, et al (Editors). Williams Hematology, 9th Ed. New York: McGraw-Hill Com. pp: 627-50.

Hall JE. 2016. Blood Cells, Immunity, and Blood Coagulation: Red Blood Cells, Anemia, and Polycythemia. In: JE Hall (Ed.), Guyton and Hall Textbook of Medical Physiology, 13th Edition. USA: Elsevier. pp. 445-52.

Hillman RS, Ault KA, Leporrier M, & Rinder HM. 2011. Hemotology in Clinical Practice, 11th edition. Philadelphia: McGraw-Hill Companies, Inc.

Kanchanaraksa S. 2008. Evaluation of Diagnostic and Screening Tests: Validity and Reliability. http://ocw.jhsph.edu/courses/fundepi/pdfs/lecture11.pdf Kaushansky, K., Lichtman, M. A., Beutler, E., Kipps, T. J., Seligsohn, U., & Prchal, J, T. 2010. Williams Hematology 8th Edition. McGraw-Hill Companies, Inc

Kurniati Amroh. 2016. Penampilan Elektroforesis Kapiler. In: Sidharta BRA, MI Diah Pramudianti, Dessy (Penyunting). The 9th National Congress and 15th Annual Scientific Meeting of Indonesian Association of Clinical Pathology and Laboratory Medicine 2016. Surakarta: UNS Press.

Lanzkowsky P. 2005. Manual of Pediatric Hematology and Oncology, 4th Ed. Massachusetts: Elsevier.

Maharani, E. A. 2014. Perhitungan Indeks Formula Eritrosit Pada Uji Saring Thalasemia Minor. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan, 2, 53-9.

Nathanael AM. 2013. Gambaran Validitas Indeks Mentzer dan Indeks Shine & Lal pada Penderita Beta Thalassemia Mayor. Journal FK Maranatha.


(5)

53 Universitas Kristen Maranatha Niazi M, Tahir M, & Hameed A. 2010. Usefulness of Red Cell Indices in

Differentiating Microcytic Hypochromic Anemias. Gomal Journal of Medical Sciences, 125-9.

Okan V, Cigiloglu A, Cifci S, Yilmaz M, & Pehlivan M. 2009. Red Call Indices and Functions Differentiating Patients with the Thalassaemia Trait from those with Iron Deficiency Anaemia. The Journal of International Medical Reasearch, 37(1), 25-30.

Pechet L. 2011. Hematologic Disorders. In: MA Williamson & LM Snyder (Eds.), Wallach's Interpretation of Diagnostic Tests, 9th Edition. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins. pp. 796-804.

Ratnaningsih Tri. 2016. Analisi Globin. In: Sidharta BRA, MI Diah Pramudianti, Dessy (Penyunting). The 9th National Congress and 15th Annual Scientific Meeting of Indonesian Association of Clinical Pathology and Laboratory Medicine 2016. Surakarta: UNS Press.

Thalassemia International Federation (TIF). 2015. Thalassemia International Day. www.thalassaemia.org.cy/communication/international-thalassaemia-day

Wahidayat PA. 2007. Thalassemia in Indonesia. Retrieved Januari 20, 2013 Wahidiyat PA. 2007. Thalassemia in Indonesia. Diunduh Januari 20, 2013

Wahidiyat PA. 2012. Current Situation of Thalassemia Control Strategies in Indonesia. http://www.slideshare.net/Thalassaemia_Intl_Fed/current-situation-of-thalassemia

Weaterhall DJ. 2016. The Thalassemia: Disorders of Globin Synthesis. In: K Kaushansky, MA Lichtman, J Prchal, et al (Editors). Williams Hematology, 9th Ed. New York: McGraw-Hill Com. pp: 725-73.

Widayanti CG, Ediati A, Tamam, M, Faradz SM, Sistermans EA, & Plass AM. 2011. Ethn Health,16.

Wirawan R. 2011. Pemeriksaan Hematologi Dasar. In: R Wirawan, Pemeriksaan Laboratorium Hematologi. Jakarta: Badan Penerbit FKUI. h. 25-76.

Wirawan R. 2011. Analisa Hemoglobin dengan Cara Konvensional dan Mikrokapiler Elektroforesis. Jakarta: Badan Penerbitan FKUI.


(6)