Tabel 5-1 Sistem dan Fungsi Perkotaan di Kabupaten Kutai Kartanegara

BAB 5 Keterpaduan Strategi Pengembangan Kabupaten Kutai Kartanegara

5.1 Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara

5.1.1 Arahan Pengembangan Struktur Kab. Kutai Kartanegara

  Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara hierarkis memiliki hubungan fungsional.Rencana struktur ruang wilayah kabupaten adalah adalah rencana yang mencakup sistem perkotaan wilayah kabupaten yang berkaitan dengan kawasan perdesaan dalam wilayah pelayanannya dan jaringan prasarana wilayah kabupaten yang dikembangkan untuk mengintegrasikan wilayah kabupaten selain untuk melayani kegiatan skala kabupaten yang meliputi sistem jaringan transportasi, sistem jaringan energi dan kelistrikan, sistem jaringan telekomunikasi, sistem jaringan sumber daya air, termasuk seluruh daerah hulu bendungan atau waduk dari daerah aliran sungai, dan sistem jaringan prasarana lainnya.

  Mengacu pada pedoman Penyusunan RTRW Kabupaten (Permen PU No 16 Tahun 2009), Pusat kegiatan di wilayah kabupaten merupakan simpul pelayanan sosial, budaya, ekonomi, dan/atau administrasi masyarakat di wilayah kabupaten, terdiri atas: 1.

  Pusat Kegiatan Nasional (PKN) yang berada di wilayah kabupaten; 2. Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) yang berada di wilayah kabupaten; 3. Pusat Kegiatan Lokal (PKL) yang berada di wilayah kabupaten; 4. Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) yang berada di wilayah kabupaten; 5. Pusat-pusat lain di dalam wilayah kabupaten yang wewenang penentuannya ada pada pemerintah daerah kabupaten, yaitu: a.

  Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) merupakan kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala kecamatan atau beberapa desa; b.

  Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) merupakan pusat permukiman yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala antar desa.

  

Tabel 5-1

Sistem dan Fungsi Perkotaan di Kabupaten Kutai Kartanegara

No Pusat Kegiatan Lokasi Fungsi

1 PKN Perkotaan Balikpapan

  • – Tenggarong – Pusat pengolahan migas
    • Samarinda – Bontang Pusat pengolahan batubara
    • Pusat pemerintahan kabupaten
    • Pusat perdagangan regional
    • Pusat koleksi dan distribusi barang
    • regional Pusat pengembangan perkebunan
    • sawit dan pengolahan hasil sawit
    • PKN Tenggarong

  2 PKL Kota Bangun Sebagai pusat pendukung kegiatan

  No Pusat Kegiatan Lokasi Fungsi Muara Badak

  • Sebagai pusat pendukung kegiatan PKSN Samarinda Muara Jawa - Sebagai pusat pendukung kegiatan PKSN Samarinda dan PKN Balikpapan Kembang Janggut - Sebagai pusat pendukung kegiatan

  PKSN Long Pahangai Samboja

  • Pusat pelayanan perkotaan
  • Pusat transportasi regional dan lokal
  • Pusat pengembangan pertanian
  • Pusat pelayanan pariwisata, dan
  • Pusat pelayanan industri dan jasa perdagangan terbatas Tenggarong Seberang - Pusat pelayanan perkotaan
  • Pusat transportasi regional dan lokal
  • Pusat pengembangan pertanian
  • Pusat pelayanan pariwisata, dan
  • Pusat pelayanan industri dan jasa perdagangan terbatas

3 PPK Sanga-Sanga

  • Pusat pelayanan perkotaan
  • Pusat transportasi antar kecamatan dan/atau lokal kecamatan
  • Pusat produksi dan pengolahan hasil pertanian
  • Pusat kegiatan perikanan
  • Pusat pengembangan industri, dan
  • Pusat pelayanan jasa dan perdagangan lokal Loa Janan Loa Kulu Muara Muntai Muara Wis Sebulu Anggana Marang Kayu Muara Kaman Kenohan Tabang

  Sumber: RTRW Kab. Kutai Kartanegara, 2012-2032

  Distribusi permukiman perdesaan di Kabupaten Kutai Kartanegara menunjukkan keberagaman yang tinggi, yakni ada yang terpusat, terpencar, maupun berdekatan dengan pusat kota. Adapun rencana pengembangan kawasan perdesaan di Kabupaten Kutai Kartanegara dengan menetapkan 1 (satu) atau 3 (tiga) desa yang berpotensi sebagai pusat pertumbuhan bagi desa sekitarnya dengan fungsi pelayanan kegiatan antar lingkungan dan antar desa. Berdasarkan pertimbangan di atas, maka Pusat Pelayanan Perdesaan yang ditetapkan di Kabupaten Kutai Kartanegara dapat dilihat pada tabel berikut.:

  

Tabel 5-2

Pusat Kegiatan Perdesaan di Kabupaten Kutai Kartanegara

No. Kecamatan Desa Pusat Kegiatan Perdesaan

1. Kota Bangun Desa Kota Bangun Ulu Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL)

  2. Muara Badak Desa Badak Baru Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) Kawasan Minapolitan Kembang Janggut Desa Hambau Desa Long Beleh Haloq

  Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) Samboja Desa Bringin Agung Desa Bukit Raya Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL)

  Kawasan Minapolitan

Tenggarong Seberang Desa Bangun Rejo Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL)

Loa Janan Desa Loa Janan Ulu Desa Loa Duri Ilir

  Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL)

  No. Kecamatan Desa Pusat Kegiatan Perdesaan Loa Kulu Desa Loa Kulu Kota Desa Loh Sumber

  Desa Jembayan Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) Kawasan Minapolitan

  3. Muara Muntai Desa Perian Desa Muara Muntai Ulu Desa Jantur Selatan Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL)

  Sebulu Desa Sumber Sari Desa Sebulu Ulu Desa Manunggal Daya Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL)

  

Anggana Kelurahan Sungai Meriam Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL)

Kawasan Minapolitan Marang Kayu Desa Sebuntal Desa Santan Ulu

  Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) Kawasan Minapolitan Muara Kaman Desa Sidomukti Desa Bunga Jadi

  Desa Panca Jaya Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) Kehohan Desa Tuana Tuha Desa Kahala

  Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL)

Tabang Desa Sidomulyo Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL)

Sumber: RTRW Kabupaten Kutai Kartanegara 2012 -2032

5.1.2 Arahan Pengembangan Pola Ruang Wilayah

  Rencana pola ruang wilayah kabupaten pada dasarnya merupakan rencana distribusi peruntukan ruang dalam wilayah kabupaten yang meliputi rencana peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan rencana peruntukan ruang untuk fungsi budi daya. Rencana pola ruang wilayah Kabupaten berfungsi sebagai:

  2. Mengatur keseimbangan dan keserasian peruntukan ruang; 3.

  Sebagai dasar penyusunan indikasi program utama jangka menengah lima tahunan untuk dua puluh tahun; dan

  4. Sebagai dasar dalam pemberian izin pemanfaatan ruang pada wilayah kabupaten.

  

Tabel 5-3

Rencana Pemanfaatan Kawasan Lindung Kabupaten Kutai Kartanegara

Fungsi Kawasan Peruntukan Ruang Lokasi (Kecamatan)

  Kawasan yang memberikan perlindungan kawasan bawahannya Kawasan Hutan lindung Kembang Janggut

  Marang Kayu Samboja Tabang Kawasan Resapan Air Tabang

  Kawasan Bergambut Kenohan Kota Bangun Muara Kaman Muara Wis Kembang Janggut Kawasan perlindungan setempat Sempadan pantai Samboja Muara Jawa Muara Badak Sanga-sanga Anggana

  1. Sebagai alokasi ruang untuk berbagai kegiatan sosial ekonomi masyarakat dan kegiatan pelestarian lingkungan dalam wilayah kabupaten;

  Fungsi Kawasan Peruntukan Ruang Lokasi (Kecamatan) Marang Kayu Sempadan sungai Anggana Kembang Janggut Kenohan Kota Bangun Loa Janan Loa Kulu Marang Kayu Muara Badak Muara Jawa Muara Kaman Muara Muntai Muara Wis Samboja Sanga-sanga Sebulu Tabang Tenggarong Tenggarong Seberang Kawasan Sekitar Mata Air Seluruh kecamatan

  Kawasan sekitar danau atau waduk Marangkayu Samboja Tenggarong Kawasan RTH Seluruh kecamatan

  Kawasan suaka alam, pelestarian Kawasan Cagar Alam Cagar Alam Muara alam, dan cagar budaya Kaman Sedulang (Muara Kaman)

  Kawasan Taman Nasional TN Kutai (Muara Kaman) Kawasan Taman Hutan Raya (Tahura) Tahura Bukit Soeharto (Loa Janan, Loa Kulu, Muara Jawa, Samboja)

  Kawasan Pantai Berhutan Bakau Samboja Muara Jawa Muara Badak Sanga-sanga Anggana Marang Kayu

  Kawasan rawan bencana Kawasan Rawan Banjir Anggana Kenohan Kota Bangun Marang Kayu Muara Badak Muara Jawa Muara Kaman Muara Muntai Muara Wis Samboja Sanga-sanga Sebulu Tenggarong Tenggarong Seberang

  Kawasan Rawan Longsor Kembang Janggut Kota Bangun Loa Kulu Muara Kaman Muara Wis Sanga-sanga Sebulu Tabang

  Fungsi Kawasan Peruntukan Ruang Lokasi (Kecamatan) Tenggarong

Kawasan Lindung Geologi Cagar Alam Geologi Sungai Belayan (Tabang)

  • – Cekungan Air Tanah CAT Samarinda Bontang CAT Sendawar CAT Loa Haur CAT Tenggarong CAT Jonggon

  Sumber: RTRW Kabupaten Kutai Kartanegara, 2012 - 2032

5.2 Arahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Kutai Kartanegara

  GERBANG RAJA merupakan Gerakan Pembangunan Rakyat Sejahtera yang menjadi pedoman pembangunan Kabupaten Kutai Kartanegara. GERBANG RAJA diartikan sebagai pintu pengantar ke arah kesejahteraan. Visi GERBANG RAJA yaitu menuju terwujudnya masyarakat Kukar yang sejahtera dan berkeadilan. Program ini merupakan kelanjutan dari program pembangunan sebelumnya yaitu GERBANG DAYAKU. Gerbangdayaku memiliki tiga program unggulan yaitu gerbang wilayah perdesaan, gerbang wilayah perkotaan dan gerbang pemberdayaan kualitas sumber daya manusia.

  Grand Strategy Pembangunan Kutai Kartanegara 2010

  • – 2015 diarahkan pada 7 (tujuh) Misi GERBANG RAJA (Gerakan Pambangunan Rakyat Sejahtera), yang menjadi pedoman dalam penyusunan arah kebijakan pembangunan. Berikut adalah strategi pembangunan Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2011-2015: 1.

  Pemantapan Tata Kelola Kepemerintahan melalui Pengawasan dan Motivasi Meningkatkan pengawasan untuk menjamin akuntablitas dan Motivasi untuk meningkatkan kinerja pelayanan birokrasi pemerintahan dalam menciptakan tata pemerintahan yang baik, bersih dan berwibawa (clean and good governance).

  2. Meningkatkan Sumber Daya Manusia yang berkualitas dan berdaya saing Meningkatkan sumber daya manusia yang produktif dan berdaya saing melalui peningkatan akses masyarakat terhadap pelayanan pendidikan dan kesehatan yang berkualitas.

  3. Menumbuhkan sentra perekonomian berbasis usaha kerakyatan melalui pembangunan investasi Mengembangkan sentra perekonomian dalam upaya meningkatkan produktivitas dan nilia tambah yang berbasis usaha ekonomi lokal (usaha kerakyatan) dan peningkatan investasi ke arah terciptanya perluasan kesempatan kerja.

  4. Mengembangkan potensi dan daya saing agribisnis, industri dan pariwisata guna meningkatkan pendapatan daerah Mengembang sektor-sektor berbasis renewable resources untuk meningkatkan daya saing dengan mengembangkan cluster yang berbasis agribisinis, industri dan pariwisata. Dengan kinerja di tiga sektor tersebut diharapkan dapat meningkatkan pendapatan daerah dan memberikan dampak pertumbuhan ekonomi yang berkualitas.

  5. Peningkatan Pembangunan Infrastruktur dalam rangka pemerataan fasilitas pelayanan publik Pembangunan infrastruktur untuk mengintegrasikan perekonominan di Kutai Kartanegara dalam upaya pengurangan kesenjangan pelayanan dan sebagai pembuka keterisolasian antar wilayah. Sehingga setiap wilayah (kecamatan/desa) akan mempunyai kesempatan yang lebih baik untuk ikut serta dalam proses produksi dan distribusi.

  6. Pelestarian Sumberdaya Alam dan Lingkungan

  Strategi ini diarahkan untuk menjaga keseimbangan kelestarian alam, keadilan sosial dan pertumbuhan ekonomi dalam pencapaian pembangunan yang berkelanjutan, disertai penguasaan dan pengelolaan risiko bencana untuk mengantisipasi perubahan iklim.

7. Pengarusutamaan Gender dan Perlindungan Anak

  Mengurangi kesenjangan dan meningkatkan akses dan partisipasi perempuan dalam pembangunan serta perlindungan anak. Program gerbangraja ini sudah mencakup berbagai aspek pembangunan baik itu dari sisi pemerintah, masyarakat, sektor pembangunan dan juga pembangunan yang ada dilaksanakan dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan. Dalam jangka waktu lima tahun kedepan yairu tahun 2010-2015, segala bentuk pembangunan di Kabupaten Kutai Kartanegara harus sesuai dengan tujuan Gerbangraja tersebut.

5.2.1 Visi dan Misi Pengembangan Kabupaten Kutai Kartanegara

  

Berdasarkan pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Kutai Kartanegara

tahun 2010-2015, visi pembangunan Kabupaten Kutai Kartanegara adalah “Menuju Tewujudnya Masyarakat Kutai Kartanegara yang Sejahtera dan Berkeadilan ”. Visi tersebut kemudian dijabarkan menjadi sebagai berikut:

  

Sejahtera adalah, yaitu upaya mewujudkan peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan

  masyarakat (sosial, ekonomi dan budaya) untuk mengurangi tingkat kemiskinan, kesenjangan antar wilayah, dan kesenjangan sosial antar kelompok masyarakat, melalui pemenuhan kebutuhan akses pelayanan sosial dasar beserta sarana dan prasarananya, serta memberikan kesempatan berusaha bagi seluruh lapisan masyarakat untuk menanggulangi pengangguran dengan menyeimbangkan pengembangan ekonomi skala kecil, menengah dan besar serta koperasi.

  

Berkeadilan adalah pembangunan yang adil dan merata serta penegakan hukum dalam rangka

  menciptakan tata kelola pemerintahan yang bersih dan berwibawa serta meningkatkan peran perempuan dan perlindungan anak. Untuk mencapai visi pembangunan tersebut, selanjutnya dijabarkan misi-misi pembangunan tahun 2010-2015 sebagai berikut:

  1. Meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan dengan menitik beratkan pada motivasi dan pengawasan pelaksanaan good governance.

  2. Meningkatkan kualitas dan daya saing menuju sumber daya manusia yang unggul, beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

  3. Menumbuhkan sentra perekonomian dan pengembangan usaha rakyat dengan tetap menjaga iklim investasi dalam kerangka penciptaan lapangan kerja.

  4. Meningkatkan sumber-sumber pendapatan dan pengembangan potensi serta daya saing agribisinis, industri dan pariwisata.

  5. Meningkatkan pemerataan infrastruktur pembangunan untuk menjangkau layanan fasilitas umum baik secara kualitas maupun kuantitas.

  6. Menetapkan penyelenggaraan pembangunan berwawasan lingkungan dan pelestarian sumber daya alam.

  7. Meningkatkan peran dan partisipasi perempuan dalam berbagai aspek kehidupan.

5.2.2 Fungsi dan Peran Kota

  Rencana pengembangan sistem perkotaan dimaksudkan untuk menggambarkan peran dan fungsi setiap kota dalam pengembangan wilayah secara keseluruhan dalam lingkup kabupaten. Pengembangannya dilakukan melalui pembentukan pusat-pusat kegiatan yang ditetapkan secara hirarkhi sesuai potensi yang dimiliki setiap pusat kegiatan atau didasarkan pada arah kebijakan pengembangan. Artinya, penetapan sesuai potensi didasarkan pada kondisi saat ini (eksisting), baik yang menyangkut sumberdaya manusia, sumberdaya alam dan sumberdaya buatan; sedang arah kebijakan pengembangan didasarkan pada tujuan yang akan dicapai melalui pengembangan suatu pusat kegiatan yang rencana pengembangan kedepan dalam kurun waktu perencanaan yaitu 20 (dua puluh) tahun mendatang.

5.2.3 Identifikasi Kawasan Strategis

  Kawasan strategis kabupaten adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup provinsi terhadap ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan. Kawasan strategis merupakan kawasan yang di dalamnya berlangsung kegiatan yang mempunyai pengaruh besar terhadap:

   Kegiatan lain di bidang yang sejenis dan kegiatan di bidang lainnya; dan/atau  Peningkatan kesejahteraan masyarakat.  Jenis kawasan strategis, antara lain, adalah kawasan strategis dari sudut kepentingan pertahanan dan keamanan, pertumbuhan ekonomi, sosial, budaya, pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi, serta fungsi dan daya dukung lingkungan hidup. Kawasan strategis wilayah kabupaten ditetapkan dengan kriteria: 1)

  Tata ruang di wilayah sekitarnya;

  Memperhatikan faktor-faktor di dalam tatanan ruang wilayah kabupaten yang memiliki kekhususan; 2)

  Memperhatikan kawasan strategis nasional dan kawasan strategis wilayah provinsi yang ada di wilayah kabupaten; 3)

  Dapat berhimpitan dengan kawasan strategis nasional dan/atau provinsi, namun harus memiliki kepentingan/kekhususan yang berbeda serta harus ada pembagian kewenangan antara pemerintah pusat, pemerintah daerah provinsi, dan pemerintah daerah kabupaten/kota yang jelas;

  4) Dapat merupakan kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan ekonomi yang berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi kabupaten yaitu merupakan aglomerasi berbagai kegiatan ekonomi yang memiliki:

  a) Potensi ekonomi cepat tumbuh;

  b) Sektor unggulan yang dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi;

  c) Potensi ekspor;

  d) Dukungan jaringan prasarana dan fasilitas penunjang kegiatan ekonomi;

  e) Kegiatan ekonomi yang memanfaatkan teknologi tinggi;

  f) Fungsi untuk mempertahankan tingkat produksi pangan dalam rangka mewujudkan

  ketahanan pangan;

  g) Fungsi untuk mempertahankan tingkat produksi sumber energi dalam rangka

  mewujudkan ketahanan energi; atau

  h) Kawasan yang dapat mempercepat pertumbuhan kawasan tertinggal di dalam wilayah

  kabupaten; 5)

  Dapat merupakan kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan sosial budaya, antara lain kawasan yang merupakan:

  a) Tempat pelestarian dan pengembangan adat istiadat atau budaya;

  b) Prioritas peningkatan kualitas sosial dan budaya;

  c)

  Aset yang harus dilindungi dan dilestarikan;

  d) Tempat perlindungan peninggalan budaya; e)

  Tempat yang memberikan perlindungan terhadap keanekaragaman budaya; atau f) Tempat yang memiliki potensi kerawanan terhadap konflik sosial. 6)

  Merupakan kawasan yang memiliki nilai strategis pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi di wilayah kabupaten, antara lain:

  a) Kecamatan Tenggarong; dan

  b) Kecamatan Kembang Janggut; dan

  a) Kecamatan Kenohan;

  Berdasarkan hal tersebut, maka direncanakan beberapa kawasan strategis kabupaten yang dilihat dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi, yaitu:

  d) Penggambaran peta kawasan strategis kabupaten harus mengikuti peraturan perundangan-undangan terkait pemetaan rencana tata ruang.

  setiap deliniasi kawasan strategis kabupaten; dan

  c) Pada bagian legenda peta harus dijelaskan bidang apa yang menjadi pusat perhatian

  strategis nasional dan/atau provinsi yang berada di dalam wilayah kabupaten bersangkutan;

  b) Pada peta kawasan strategis kabupaten juga harus digambarkan deliniasi kawasan

  menggambarkan wilayah kabupaten secara keseluruhan;

  a) Deliniasi kawasan strategis harus dipetakan pada satu lembar kertas yang

  10) Mengikuti ketentuan pemetaan kawasan strategis kabupaten sebagai berikut:

  9) Untuk mewadahi penataan ruang kawasan yang tidak bisa terakomodasi dalam rencana struktur ruang dan rencana pola ruang; dan

  8) Merupakan kawasan yang memiliki nilai strategis lainnya yang sesuai dengan kepentingan pembangunan wilayah kabupaten;

  g) Kawasan yang sangat menentukan dalam perubahan rona alam dan mempunyai dampak luas terhadap kelangsungan kehidupan.

  Kawasan rawan bencana alam; atau

  7) Merupakan kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup seperti:

  a) Fungsi bagi kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berdasarkan

  posisi geografis sumber daya alam strategi, pengembangan teknologi kedirgantaraan, serta tenaga atom dan nuklir;

  b)

  Sumber daya alam strategis;

  

c) Fungsi sebagai pusat pengendalian dan pengembangan teknologi kedirgantaraan;

  f)

  d) Fungsi sebagai pusat pengendalian tenaga atom dan nuklir; atau e) Fungsi sebagai lokasi penggunaan teknologi tinggi strategis.

  a) Tempat perlindungan keanekaragaman hayati;

  b)

  Kawasan lindung yang ditetapkan bagi perlindungan ekosistem, flora dan/atau fauna yang hampir punah atau diperkirakan akan punah yang harus dilindungi dan/atau dilestarikan;

  c) Kawasan yang memberikan perlindungan keseimbangan tata guna air yang setiap tahun

  berpeluang menimbulkan kerugian;

  d) Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap keseimbangan iklim makro;

  e) Kawasan yang menuntut prioritas tinggi peningkatan kualitas lingkungan hidup;

1. Kawasan Segitiga KEKEMBANGAN meliputi:

c) Kecamatan Tabang.

2. Kawasan Tenggarong dan Tenggarong Seberang meliputi:

b) Kecamatan Tenggarong Seberang.

5.2.4 Arahan Pengembangan Penduduk dan Permukiman Kawasan Permukiman terbagi kedalam permukiman perkotaan dan permukiman perdesaan.

  1. Kawasan Permukiman Perkotaan Kawasan permukiman perkotaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama non pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi. Ciri utama wilayah ini adalah merupakan pusat pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi perkotaan, serta jumlah penduduk yang relatif padat tetapi dengan luasan lahan yang relatif kecil.

  Berdasarkan UU No.26/2007 tentang Penataan Ruang, kegiatan yang menjadi ciri kawasan perkotaan meliputi tempat permukiman perkotaan serta tempat pemusatan dan pendistribusian kegiatan bukan pertanian, seperti kegiatan pelayanan jasa pemerintahan, kegiatan pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi. Dengan demikian, kawasan perkotaan (fungsi umum perkotaan) mencakup kegiatan :

  Pusat pemerintahan

   Pusat perdagangan dan jasa

   Pusat pelayanan sosial dan rekreasi

   Kondisi permukiman perkotaan saat ini yang telah berkembang adalah di wilayah pusat- pusat kegiatan utama. Luas kawasan permukiman perkotaan di Kabupaten Kutai Kartanegara adalah ± 5.905 hektar dan berlokasi pada pusat

  • – pusat kegiatan PKW, PKL, dan PPK.

  2. Kawasan Permukiman Perdesaan Kawasan perdesaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama pertanian termasuk pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perdesaan, pelayanan jasa sosial, dan kegiatan ekonomi. Kawasan permukiman perdesaan lokasinya menyebar dalam bentuk pusat-pusat permukiman desa.

  Berdasarkan UU No.26/2007 tentang Penataan Ruang, kegiatan yang menjadi ciri kawasan perdesaan meliputi tempat permukiman perdesaan, kegiatan pertanian, kegiatan terkait pengelolaan tumbuhan alami, kegiatan pengelolaan sumber daya alam, kegiatan pemerintahan, kegiatan pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi. Karenanya, dalam kawasan perdesaan paling tidak terdapat kegiatan berupa : Pusat pelayanan jasa sosial ekonomi, seperti pasar, peribadatan, pendidikan.

   Lahan usaha pertanian, seperti sawah irigasi teknis, sawah semi irigasi teknis,

   tegalan, perkebunan dan kebun campuran. Permasalahan yang dihadapi kawasan perdesaan umumnya berkaitan dengan keterbatasan sistem produksi dan pemasaran. Beberapa kebutuhan pengembangan yang mendesak dirasakan antara lain:

   prasarana produksi, peningkatan penyuluhan bagi petani dan pemberian insentif (antara lain berupa kredit) dalam memacu produksi petani.

  Perbaikan sistem dan mekanisme budidaya pertanian antara lain melalui perbaikan

  Peningkatan prasarana perhubungan dan pemasaran antar desa dan kota.

   Pengembangan pusat permukiman harus dikaitkan secara serasi, selaras dan saling menguatkan dengan sistem kota dan pengembangan kawasan-kawasan produksi dan prasarana wilayah. Dalam rangka memadukan perkembangan desa dan kota perlu dipilih pusat-pusat desa yang merupakan desa-desa yang mempunyai keterkaitan dengan desa- desa lain dan pusat-pusat permukiman kota. Luas kawasan permukiman perdesaan di Kabupaten Kutai Kartanegara adalah ± 24.880 hektar dan berlokasi pada pusat – pusat kegiatan PPL dan desa-desa lainnya.

5.2.5 Rencana Pengelolaan Kawasan Perkotaan 1.

  Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Ibu Kota Kecamatan (IKK) Wilayah Tengah Kecamatan Tenggarong Seberang Kabupaten Kutai Kartanegara

  Ibukota Kecamatan Tenggarong Seberang merupakan Ibukota Kecamatan Tenggarong Seberang yang termasuk dalam delieasi wilayah tengah Kabupaten Kutai Kartanegara. Berdasarkan fungsi wilayahnya, IKK Tenggarong Seberang memiliki fungsi sebagai berikut:

  a) Pusat pemerintahan kecamatan;

  b) Pusat permukiman;

  c) Pusat pelayanan pendidikan dan kesehatan kecamatan;

  d) Pusat perdagangan kecamatan

  Rencana struktur pelayanan kegiatan diarahkan pada terbentuknya struktur ruang yang terintegrasi antara kawasan terbangun yang telah ada dengan pengembangan kawasan baru, baik secara spasial maupun fungsional. Selain itu ditujukan untuk menciptakan mekanisme kegiatan dan kehidupan kota yang lebih efisien dalam arti memberikan pelayanan yang merata bagi seluruh penduduk kota. Rencana struktur ini diwujudkan ke dalam pembagian wilayah kota dan penetapan pusat-pusat kegiatan. IKK Tenggarong Seberang akan dibagi atas 5 BWK. Masing-masing BWK akan memiliki fungsi utama dan beberapa kegiatan fungsional yang akan mendukungnya. Pembagian BWK di Ibu Kota Kecamatan Tenggarong Seberang dapat dilihat seperti pada di bawah. Dari pembagian BWK tersebut dibuat Rencana Struktur Ruang IKK Tenggarong Seberang. Rencana Struktur Ruang ini dimaksudkan untuk mempertegas fungsi masing-masing BWK. Supaya terjadinya pemerataan pelayanan, maka di IKK Tenggarong Seberang dibentuk struktur pusat kegiatan dengan ketentuan seperti berikut:

  Pelayanan skala kecamatan ada di BWK I, II, dan V. Di BWK I diarahkan untuk kegiatan- 1. kegiatan pusat pemerintahan, perdagangan dan jasa, fasilitas sosial kecamatan, dan terminal. Di BWK II diarahkan untuk kegiatan pusat penelitian pengembangan pertanian dan fasilitas sosial kecamatan, dan di BWK V diarahkan untuk kegiatan pasar, fasilitas sosial kecamatan dan perdagangan dan jasa.

2. Pusat pelayanan lingkungan berada di masing-masing BWK dengan kegiatan-kegiatan yang

  dimaksud diantaranya adalah Kantor Desa, fasilitas kesehatan, fasilitas pendidikan, fasilitas peribadatan, perdagangan dan jasa lingkungan dan sebagainya. Lebih jelasnya dapat dilihat pada pembagian BWK Tenggarong Seberang.

  

Tabel 5-4

Pembagian BWK Ibukota Kecamatan Tenggarong Seberang

No BWK Fungsi Utama Zona Kegiatan Fungsional

  1 BWK Pusat Pemerintahan,

  IA Pusat Pemerintahan

  I Perdagangan dan Jasa, Kantor Kelurahan dan Terminal Perdagangan dan Jasa Fasilitas Sosial Pendidikan Fasilitas Sosial Kecamatan: masjid kecamatan, fasilitas sosial kecamatan lain

Terminal

  IB Perumahan Kepadatan Sedang Perumahan Kepadatan Rendah Perdagangan dan Jasa

  2 BWK Pusat Pengembangan

  IIA Perumahan Kepadatan Sedang

  II Agroindustri, Perumahan Kepadatan Rendah Perumahan Kepadatan Fasilitas Sosial Rendah RTH Pertanian Sawah

  IIB Pusat Pengembangan Agroindustri Fasilitas Sosial Kecamatan: stadion mini, gedung serba guna kecamatan Perumahan Kepadatan Rendah Pertanian Sawah

  3 BWK Perumahan

  IIIA Perumahan Kepadatan Sedang

  III Fasilitas Sosial Lingkungan

  IIIB Perumahan Kepadatan Rendah Ruang Terbuka Hijau Pertanian Sawah

  4 BWK Perumahan

  IVA RTH: lapangan terbuka/lapangan kecamatan

  IV Perumahan Kepadatan Sedang Perumahan Kepadatan Rendah Fasilitas Sosial Lingkungan

  IVB Perumahan Kepadatan Sedang Perumahan Kepadatan Rendah Fasilitas Sosial Lingkungan

  5 BWK Perdagangan dan Jasa,

  VA Perdagangan dan Jasa

  V Fasilitas Sosial Fasilitas Sosial Kecamatan Kecamatan

Pasar

  Perumahan Kepadatan Rendah Perumahan Kepadatan Sedang

  VB Perumahan Kepadatan Rendah Pertanian Sawah Sumber : Hasil Analisis, Tahun 2008 2.

  Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Ibu Kota Kecamatan (IKK) Wilayah Tengah Kecamatan Tenggarong Kabupaten Kutai Kartanegara

  Rencana struktur pelayanan kegiatan diarahkan pada terbentuknya struktur ruang yang terintegrasi antara kawasan terbangun yang telah ada dengan pengembangan kawasan baru, baik secara spasial maupun fungsional. Selain itu ditujukan untuk menciptakan mekanisme kegiatan dan kehidupan kota yang lebih efisien dalam arti memberikan pelayanan yang merata bagi seluruh penduduk kota.

  Rencana struktur ini diwujudkan ke dalam pembagian wilayah kota dan penetapan pusat-pusat kegiatan. Ibu Kota Kecamatan Tenggarong akan dibagi atas 5 Bagian Wilayah Kota (BWK). Masing-masing BWK akan memiliki fungsi utama dan beberapa kegiatan fungsional yang akan mendukungnya. Pembagian BWK di Ibu Kota Kecamatan Tenggarong dapat dilihat seperti pada

Tabel 3.4. Dari pembagian BWK tersebut dibuat Rencana Struktur Ruang IKK Tenggarong .

  

Tabel 5-5

Pembagian BWK di Ibukota Kecamatan Tenggarong

No BWK Fungsi Utama Zona Kegiatan Fungsional

  

1 BWK I Pemerintahan Pusat pelayanan fasilitas sosial kota seperti: pusat

kecamatan, pelayanan kesehatan, pemerintahan skala kecamatan,

  I A perdagangan dan jasa perdagangan dan jasa, perumahan kepadatan sedang, ruang terbuka hijau. Pusat perdagangan dan jasa skala kabupaten yaitu:

  I B Pasar Tangga Arung dan pertokoan, fungsi pelayanan terminal, ruang terbuka hijau, fasilitas sosial.

  

2 BWK II Dermaga, perumahan, Dermaga penyeberangan wisata Pulau Kumala, ruang

  II A fasilitas sosial terbuka hijau, perumahan kepadatan sedang.

  Kegiatan perdagangan (pertokoan) dan jasa

  II B (perbankan, dll.) skala pelayanan kabupaten, ruang terbuka hijau Perumahan kepadatan sedang dan rendah, ruang

  II C terbuka hijau, fasilitas sosial.

  

3 BWK Pusat pemerintahan Kantor Bupati, DPRD, perkantoran pemerintah lainnya

  III dan perkantoran skala yang memiliki skala pelayanan kabupaten, perumahan

  III A kabupaten kepadatan sedang, fasilitas sosial, ruang terbuka hijau, perdagangan dan jasa. Perdagangan (pertokoan) dan jasa (perbankan, dll),

  III B fasilitas sosial, perumahan kepadatan sedang dan rendah, perkantoran swasta, ruang terbuka hijau.

  

4 BWK Perumahan, fasilitas Universitas Kutai Kartanegara, pusat pendidikan

  IV sosial skala lingkungan

  IV A tingkat SD sampai dengan SLTA, perumahan kepadatan sedang.

  Perumahan kepadatan sedang dan rendah, ruang

  IV B terbuka hijau.

  

5 BWK V Pusat kegiatan Pariwisata sejarah, budaya dan pendidikan, fasilitas

pariwisata skala sosial, ruang terbuka hijau, kegiatan wisata, dermaga

  V A kabupaten Tepian Pandan, perumahan kepadatan rendah dan sedang. Perumahan kepadatan rendah dan sedang, fasilitas

  V B sosial, perdagangan dan jasa skala lingkungan.

  Sumber: Hasil Analisis, Tahun 2008

  IKK Tenggarong dibentuk struktur pusat kegiatan dengan ketentuan seperti berikut:

1. Pelayanan skala kabupaten berada pada:

  BWK III dengan kegiatan berupa kantor pemerintahan kabupaten (Kantor Bupati dan a. Kantor DPRD) serta kantor-kantor instansi pemerintah lainnya, perkantoran perdagangan dan jasa.

  b. BWK V dengan kegiatan berupa pariwisata sejarah dan budaya serta pendidikan, selain

  itu juga terdapat wisata keagamaan karena di sana terdapat Masjid Agung Tenggarong dan Masjid Lama.

  c. BWK I dengan kegiatan pusat pelayanan kesehatan.

  BWK IV dengan kegiatan pendidikan tinggi.

  d.

  

2. Pelayanan skala kecamatan/kota dipusatkan di BWK I, dengan kegiatan-kegiatan yang

  dimaksud adalah kantor kecamatan, pasar dan terminal Tangga Arung, kawasan perdagangan dan jasa Tangga Arung ,dan kantor-kantor lainnya, serta terminal tipe C.

  

3. Pusat pelayanan lingkungan berada di masing-masing BWK II dan IV, dengan kegiatan-

  kegiatan yang dimaksud diantaranya adalah fasilitas kesehatan, fasilitas pendidikan, fasilitas peribadatan, perdagangan dan jasa lingkungan dan sebagainya.

5.2.6 Arahan Rencana Induk Sistem Sarana dan Prasarana (RIS)

  Rencana sistem jaringan prasarana wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara, terdiri atas: 1. rencana sistem prasarana utama terdiri atas: e. rencana jaringan transportasi darat; f. rencana jaringan perkeretaapian; g. rencana jaringan transportasi laut;dan h. rencana jaringan transportasi udara 2. rencana pengembangan prasarana lainnya, meliputi : e. rencana jaringan energi; f. rencana jaringan telekomunikasi; g. rencana jaringan sumber daya air; dan h. rencana jaringan prasarana lingkungan.

  A.

  Sistem Jaringan Prasarana Utama Rencana sistem jaringan prasarana utama di Kabupaten Kutai Kartanegara terdiri rencana jaringan transportasi darat, rencana jaringan perkeretaapian, rencana jaringan transportasi laut, dan rencana jaringan transportasi udara.

  2. Dalam merencanakan sistem jaringan transportasi darat di Kabupaten Kutai Kartanegara, ada tiga bagian yang direncanakan yaitu jaringan lalu lintas dan angkutan jalan; dan jaringan sungai, danau, dan penyeberangan.

  3. Rencana pengembangan jaringan transportasi sungai, danau dan penyeberangan di Kabupaten Kutai Kartanegara diwujudkan melalui pengembangan angkutan sungai, danau dan penyeberangan untuk menunjang kegiatan penduduk terutama yang belum terjangkau oleh transportasi darat.

  4. Kereta Api merupakan salah satu alternatif transportasi darat yang ada di Kabupaten Kutai Kartanegara. Rencana jaringan perkeretaapian di Kabupaten Kutai Kartanegara terdiri dari pengembangan prasarana kereta api dan pelayanan kereta api.

  5. Rencana pengembangan jaringan transportasi laut di Kabupaten Kutai Kartanegara pada daerah bagian Timur yang berbatasan dengan wilayah laut. Dalam pengembangan transportasi laut ini, dilakukan dengan pengembangan prasarana pelabuhan laut dan terminal khusus.

  6. Pengembangan sistem transportasi udara di Kabupaten Kutai Kartanegara diarahkan pada pengembangan tatanan kebandarudaraan dan ruang udara untuk penerbangan.

  Pengembangan tatanan kebandarudaraan di Kabupaten Kutai Kartanegara ini lebih ditekankan pada pembangunan Bandar udara pengumpul dengan skala Sekunder berada di Kecamatan Loa Kulu, peningkatan bandar udara pengumpan berada di

  Kecamatan Kota Bangun, pembangunan bandar udara perintis berada di Kecamatan Kembang Janggut dan pengoptimalan bandar udara Khusus.

  B.

  Rencana Sistem Prasarana Lainnya Kebutuhan akan utilitas/sistem prasarana wilayah tidak pernah terlepas dari kegiatan/aktivitas yang dilakukan oleh penduduk. Kebutuhan utilitas tersebut apabila tidak diatur dan segera diterapkan akan terjadi ketimpangan wilayah (disparitas) dan ada sebagian wilayah yang tidak berjalan kegiatan perekonomian, karena sarana penunjang berupa utilitas tersebut tidak terpenuhi dengan baik (kualitas dan kapasitasnya) di suatu wilayah. Rencana pengembangan harus disesuaikan dengan penduduk dan tingkat kebutuhan. Berikut adalah recana system prasaranan lain: 1.

  Kabupaten Kutai Kartanegara dalam pengembangan jaringan prasarana energi di masa mendatang dilakukan dengan pengembangan jaringan pipa minyak dan gas bumi, jaringan transmiri tenaga listrik, dan jaringan tenaga listrik.

  2. Rencana pengembangan sistem telekomunikasi di Kabupaten Kutai Kartanegara meliputijaringan teresterial dan jaringan nirkabel.

  3. Rencana sistem jaringan sumber daya air di Kabupaten Kutai Kartanegara meliputi Sistem Wilayah Sungai (WS), Cekungan Air Tanah (CAT), Sistem jaringan irigasi, Sistem jaringan air baku untuk air bersih, Sistem air bersih ke kelompok pengguna, Sistem pengendalian banjir, erosi dan/atau longsor dan Sistem pengamanan pantai.

  4. Rencana jaringan pengelolaan lingkungan di Kabupaten Kutai Kartanegara meliputi sistem jaringan persampahan, sistem jaringan air minum, sistem jaringan air limbah, sistem jaringan drainase dan jalur dan ruang evakuasi bencana alam.

5.2.7 Langkah-Langkah Penyusunan Strategi Pembangunan Perkotaan

  Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2012

  • –2032 meliputi: 1.

  Program pengembangan sistem pusat-pusat kegiatan pelayanan perkotaan; dan 2. Program pengembangan sistem jaringan prasarana dan sarana transportasi, sebagai jaringan utama pembentuk struktur dan penghubung antar pusat-pusat kegiatan pelayanan perkotaan. Usulan program dalam Pusat Kegiatan Nasional (RTRW Kabupaten Kutai Kartanegara tahun 2012-2032): 1.

  Penyediaan rumah sakit tipe A 2. Pengembangan perdagangan dan jasa skala regional 3. Penyediaan prasarana peribadatan 4. Penyediaan kawasan olahraga 5. Penyediaan taman 6. Pengembangan koleksi dan distribusi produksi batubara dan hutan

  Usulan program dalam Pusat Kegiatan Lokal (RTRW Kabupaten Kutai Kartanegara tahun 2012- 2032):

1. Pengembangan pusat perbelanjaan dan jasa; 2.

  Pengembangan kantor-kantor pemerintahan skala kabupaten; 3. Penyediaan rumah sakit tipe C 4. pengembangan mesjid kabupaten; 5. Pengembangan pendidikan skala kabupaten; 6. Pengembangan taman kabupaten; dan 7. Pengembangan stadion olah raga kabupaten.

  Usulan program dalam Pusat Pelayanan Kawasan (RTRW Kabupaten Kutai Kartanegara tahun 2012-2032): 1.

  Penyediaan fasilitas pasar kecamatan; dan 2. Penyediaan puskesmas

  Usulan program dalam Pusat Pelayanan Lingkungan (RTRW Kabupaten Kutai Kartanegara tahun 2012-2034): 1.

  Penyediaan pasar desa; dan 2. Penyediaan puskesmas pembantu

5.3 Skenario Pengembangan Bidang PU/Cipta Karya

5.3.1 Rencana Induk Sistem Sarana dan Prasarana (RIS)/Masterplan Infrastruktur

  Rencana sistem prasarana wilayah mencakup pengairan, telekomunikasi, energi listrik dan persampahan. Selanjutnya diuraikan pula rencana kebutuhan sarana sosial ekonomi yang terdiri dari sarana pendidikan, kesehatan dan peribadatan.

5.3.1.1 Rencana Sistem Prasarana Pengairan

  Rencana sistem prasarana pengairan mencakup: a.

  Sistem Prasarana Penyediaan Air Bersih, baik untuk permukiman maupun untuk keperluan industri dan kegiatan lainnya b.

  Sistem Prasarana Irigasi Pertanian

  Rencana Pengembangan Penyediaan Air Bersih Bagi Permukiman

  Tujuan pengembangan prasarana penyediaan air bersih adalah: a.

  Melayani wilayah perkotaan dan produksi tinggi.

  b.

  Menciptakan tarikan perkembangan wilayah.

  c.

  Melayani wilayah-wilayah dengan ketersediaan air yang terbatas (tidak mencukupi kebutuhan). Syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam penyediaan air bersih bagi masyarakat dan aktivitas sosial ekonomi adalah sebagai berikut:

  1. Harus dapat memenuhi persyaratan kualitas sebagai air minum, baik secara fisik, kimia dan biologis serta cukup secara kuantitas untuk memenuhi segala kebutuhan yang diperlukan terutama pada jam puncak. Secara kualitas penyediaan air bersih harus memenuhi persyaratan fisik, kimiawi dan biologis, yaitu tidak berasa, tidak berbau, tidak mengandung zat-zat kimia dalam jumlah berlebih serta tidak mengandung bakteri yang dapat membahayakan kesehatan. Secara kuantitatif, kapasitas sumber air harus dapat menjamin kontinuitas suplai air dan cadangan yang cukup terutama pada jam puncak dan hari maksimum serta cadangan air bagi kebutuhan pemadam kebakaran dan keperluan khusus lainnya.

  2. Pendistribusian air dari instalasi dan reservoir ke daerah pelayanan harus dapat terjamin kontinuitasnya dengan tekanan yang cukup. Dengan mempertimbangkan pesatnya perkembangan jumlah penduduk dan aktivitas yang ada, maka dalam rencana penyediaan sistem air bersih di Kabupaten Kutai Kartanegara dikembangkan pada wilayah permukiman perkotaan dan perdesaan. Rencana penyediaan air bersih untuk Kabupaten Kutai Kartanegara adalah sebagai berikut: 1.

  Sistem sambungan langsung dengan sumber dari PDAM direncanakan melayani kawasan perkotaan, pusat kegiatan komersil, industri maupun pusat pemerintahan. Daerah-daerah ini merupakan daerah yang menjadi kawasan perkotaan yang tersebar di setiap kecamatan di Kabupaten Kutai Kartanegara.

  2. Sistem sambungan halaman (kran/hidran umum) dengan sumber dari PDAM, direncanakan melayani daerah diluar kawasan perkotaan. Daerah ini meliputi daerah-daerah yang tidak termasuk dalam kawasan perkotaan Kabupaten Kutai Kartanegara. Untuk pengelolaannya dapat dilakukan oleh PDAM sendiri atau di serahkan kepada masyarakat dengan membentuk kelompok pemakai air.

  3. Sistem penyediaan air dengan swadaya murni dari masyarakat, sistem ini direncanakan untuk wilayah yang belum mendapat pelayanan dari PDAM.

  Rencana Pengembangan Penyediaan Air Baku Bagi Pertanian

  Berdasarkan analisis produksi ekonomi wilayah, dimana dapat disimpulkan konsentrasi perkembangan produksi pertanian tanaman pangannya cukup tinggi (basis) meliputi Kecamatan Sanga-sanga, Kecamatan Kota Bangun, Kecamatan Loa Janan, Kecamatan Tengarong Seberang, Anggana dan Kecamatan Marang Kayu. Sehingga wilayah ini merupakan wilayah prioritas pelayanan prasarana irigasi. Untuk melayani aktivitas wilayah dalam rangka mendorong produksi pertanian, maka diperlukan upaya membentuk dan menambah jaringan prasarana irigasi, pada setiap kecamatan potensial produksi tinggi tersebut.

  Wilayah prospektif, yaitu wilayah dengan potensi pertanian yang hanya dapat memenuhi kebutuhan wilayahnya sendiri sehingga dibutuhkan intervensi dan pengelolaannya agar dapat melayani kebutuhan ekspor. Yang termasuk wilayah prospektif pengembangan pertanian meliputi Kecamatan Loa Kulu, Muara Wis, Tenggarong, Sebulu dan Muara Badak, sehingga wilayah ini, merupakan wilayah prioritas pelayanan irigasi, dalam rangka menciptakan tarikan perkembangan pada wilayah (atau kecamatan) prospektif pertanian.

  Jaringan irigasi diartikan sebagai upaya memanfaatkan air melalui perluasan irigasi guna mengembangkan penggunaan air, melindungi areal produksi dan menghindari kerusakan lahan akibat banjir dan kekeringan serta mendukung pemanfaatan areal pertanian baru dan penyediaan air bagi masyarakat. Rencana penyediaan air baku bagi pertanian adalah sebagai berikut:

  1 Penambahan jaringan prasarana irigasi di Kecamatan Tenggarong Seberang dan Loa Kulu dengan karakteristik wilayah yang dilayani adalah wilayah yang memiliki potensial produksi pertanian tinggi.

  2 Pengendalian terhadap pemanfaatan air baku yang dilayani oleh prasarana irigasi bagi kegiatan pertanian dilakukan dengan cara: a) inventarisai lahan, dan pemilik pertanian setra potensial kebutuhan air baku bagi kegiatannya; b) Menentukkan kapasitas air yang dapat digunakan oleh setiap pemilik pertanian dengan berdasarkan pada prinsip kesepakatan dan rasa adil bagi seluruh stakeholders; c) Memberikan sanksi bagi pemilik pertanian yang pemanfaatan air bakunya tidak sesuai dengan point b, sanksi diberikan sesuai dengan tingkat pelanggarannya dari teguran, disinsentif hingga hukuman pidana dan atau perdata.

  3 Bagi kegiatan pertanian yang belum terlayani oleh prasarana irigasi akan tetapi potensial produksi tinggi, maka kebutuhan air bakunya dapat dilayani oleh pembuatan sungai-sungai kecil yang dapat mengaliri lahannya.

  4 Pembangunan sungai-sungai kecil terkait dengan poin 3 dilakukan dengan ketentuan: a) berdasarkan pada kesepakatan seluruh pemilik lahan yang terkait dengan pembangunan sungai; b) memperhatikan ketersedian air, dan dapat bersumber dari sungai utama dan atau mata air; c) memperhatikan kondisi topografi dan sifat air.

  Rencana Pengembangan Penyediaan Air Baku Bagi Industri