Sistem Informasi Pengelolaan Wajib Pajak dan Retribusi Daerah Dinas Pendapatan Daerah (DISPENDA) Kabupaten Kutai Barat

(1)

DAN RETRIBUSI DAERAH DINAS PENDAPATAN DAERAH

(DISPENDA) KABUPATEN KUTAI BARAT

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat kelulusan pada Program Studi Sistem Informasi Jenjang S1 (Strata Satu)

Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer

IRHAAM GHAZALY RAHMAN SIRUN 1.05.11.972

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

2014

 


(2)

(3)

(4)

vi  

LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN KEASLIAN

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR SIMBOL ... xvi

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Identifkasi dan Rumusan Masalah ... 3

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Kegunaan Penelitian... 5

1.4.1 Kegunaan Praktis ... 5

1.4.2 Kegunaan Akademis ... 6

1.5 Batasan Masalah ... 6

1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 7

1.7 Sistematika Penulisan ... 8

BAB II. LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Sistem Informasi ... 10

2.1.1. Pengertian Sistem ... 11

2.1.2. Karakteristik Sistem ... 12

2.1.3. Konsep Data ... 14


(5)

vii  

2.1.8. Jenis-Jenis Sistem Informasi ... 17

2.2. Teori Terkait Topik ... 18

2.3. Tools yang digunakan ... 19

2.3.1. Pemodelan Data ... 19

2.3.1.1. Entity Relationship Diagram (ERD) ... 19

2.3.1.2. Conceptual Data Model (CDM) ... 20

2.3.1.3. Physical Data Model (PDM) ... 20

2.3.1.4. Kamus Data ... 20

2.3.2. Pemodelan Proses ... 22

2.3.2.1. Diagram Aliran Dokumen (Flow Map) ... 22

2.3.2.2. Context Diagram ... 22

2.3.2.3. Data Flow Diagram (DFD) ... 22

2.3.3. Database Management System (DBMS) ... 22

2.3.3.1. MySQL ... 22

2.3.4. Tools Implementasi ... 24

2.3.4.1.Condelgniter ... 24

BAB III. OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian ... 28

3.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan ... 28

3.1.2. Visi dan Misi Perusahaan ... 30

3.1.3. Struktur Organisasi Perusahaan ... 31

3.1.4. Deskripsi Tugas ... 32

3.2. Metode Penelitian ... 34

3.2.1. Desain Penelitian ... 34

3.2.2. Jenis dan Metode Pengumpulan Data ... 35


(6)

viii  

3.2.3.2. Metode Pengembangan Sistem ... 37

3.2.3.3. Alat Bantu Analisis dan Perancangan ... 40

1) Flow Map ... 41

2) Diagram Konteks ... 41

3) Data Flow Diagram ... 41

4) Kamus Data ... 42

5) Perancangan Basis Data ... 44

a. Normalisasi ... 44

b. Tabel Relasi ... 45

3.2.4. Pengujian Software ... 47

3.3 Analisis Sistem Yang Berjalan ... 48

3.3.1. Analisis Dokumen ... 48

3.3.2. Analisis Prosedur Yang Sedang Berjalan ... 58

3.3.2.1. Flow Map ... 58

3.3.2.2. Diagram Konteks ... 60

3.3.2.3. Data Flow Diagram ... 61

3.3.3. Evaluasi Sistem Yang Sedang Berjalan ... 62

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perancangan Sistem ... 64

4.1.1. Tujuan Perancangan Sistem ... 64

4.1.2. Gambaran Umum Sistem Yang Diusulkan ... 65

4.1.3. Perancangan Prosedur Yang Diusulkan ... 66

4.1.3.1. Flow Map ... 68

4.1.3.2. Diagram Konteks ... 68

4.1.3.3. Data Flow Diagram ... 69


(7)

ix  

4.1.4.2. Relasi Tabel ... 80

4.1.4.3. Entity Relationship Diagram ... 82

4.1.4.4. Struktur File ... 83

4.1.4.5. Kodifikasi ... 101

4.2 Perancangan Antar Muka ... 103

4.2.1. Struktur Menu ... 103

4.2.2. Perancangan Input ... 105

4.2.3. Perancangan Output ... 110

4.3 Perancangan Arsitektur Jaringan ... 112

4.4 Implementasi ... 112

4.4.1. Batasan Implementasi (optional) ... 113

4.4.2. Implementasi Perangkat Lunak ... 113

4.4.3. Implementasi Perangkat Keras ... 113

4.4.4. Implementasi Basis Data (Sintaks SQL) ... 114

4.4.5. Implementasi Antar Muka ... 128

4.4.6. Implementasi Instalasi Program ... 132

4.4.7. Penggunaan Program ... 133

4.5 Pengujian ... 142

4.5.1 Rencana Pengujian ... 142

4.5.2 Kasus dan Hasil Pengujian ... 143

4.5.3 Kesimpulan Hasil Pengujian ... 147

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 148

5.2 Saran ... 150


(8)

x  

FOTOCOPY SURAT BALASAN PENELITIAN

FOTOCOPY KARTU BIMBINGAN

BIODATA PENULIS


(9)

151

[1] Hanif Al Fatta. 2007. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi untuk

Keunggulan Bersaing Perusahaan dan Organisasi Modern. Yogyakarta :

Penerbit Andi.

[2] Jerry FitzGerald, Ardra F. FitzGerald, Warren D. Stallings.Jr. (1981),

Fundamentals of Systems Analysis edisi kedua, John Willey & Sons, New

York

[3] Jogiyanto, H.M. (2004), Analisis dan Desain Sistem Informasi. Bandung : penerbit Informatika.

[4] Jogiyanto. HM. (1999), Analisis & Disain Sistem Informasi: Pendekatan

Terstruktur Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis Jilid 2, Informatika: Bandung:

Edisi bahasaIndonesia.

[5] Masykur, ahmad. (2009), Membangun portal sendiri dengan dotnetnuke. Indonesia.net developper community.

[6] Prahasta Eddy. (2002), Sistem Informasi Geografis. Bandung : Penerbit Informatika.

[7] Witarto. (2004), Memahami Sistem Informasi. Bandung : Penerbit Informatika.


(10)

iii

 

Assalaamu’alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh

Puji syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini, tidak lupa saya panjatkan solawat serta salam semoga dilimpahkan kepada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW, karena atas perantaranya kita senantiasa berada dalam agama dan keyakinan yang diridhoi oleh Allah SWT.

Skripsi dengan judul “Sistem Informasi Pengelolaan Wajib Pajak dan Retribusi Daerah Dinas Pendapatan Daerah (DISPENDA) Kabupaten Kutai

Barat” disusun guna memenuhi syarat kelulusan dalam memperoleh gelar

Sarjana (S1) pada Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, Universitas Komputer Indonesia(UNIKOM) Bandung.

Penulis merasa bangga mampu menyelesaikan Skripsi ini, walaupun dalam proses pengerjaannya penulis menemukan berbagai macam ujian dan cobaan yang begitu rumit. Namun atas kesabaran dan bantuan semua pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaikan tugas dan kewajiban penulis sebagai seorang mahasiswa. Selama penyusunan Skripsi ini, tidak sedikit bimbingan dan bantuan dari semua pihak, maka dengan rasa tulus penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dorongan dan semangat baik material maupun spiritual. Dan penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat dan tercinta :


(11)

iv

 

2. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, M.Sc. selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia Bandung.

3. Prof. Dr. H. Denny Kurniadie, Ir., M.Sc. selaku Dekan Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia.

4. Citra Noviyasari, S.Si., MT. selaku Ketua Program Studi Sistem Informasi Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia. 5. Wahyuni, S.Si, M.T, selaku dosen wali dan selaku dosen pembimbing

yang sangat banyak sekali memberikan perhatian dan bimbingannya kepada penulis selama mengikuti pendidikan di UNIKOM serta dalam menyusun Skripsi ini.

6. Seluruh Dosen Pengajar dan Staf Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) Bandung khususnya di Program Studi Sistem Informasi.

7. Syaifullah, S.Kom., M.Kom. dan Huzainal, S.T. selaku pegawai berwenang di lingkungan Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Kabupaten Kutai Barat yang telah memberikan ijin serta informasi dan data-data kepada penulis untuk melakukan penelitian skripsi ini.

8. Terima kasih kepada Warman Suganda dan M.R. Affandy, yang senantiasa sebagai mentor bagi penulis dalam menyusun skripsi ini.

9. Terima kasih juga saya ucapkan untuk Ibunda serta Ayahanda tercinta yang telah memberikan kasih sayang serta doa, moril dan materil sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan lancar.


(12)

v

 

11. Teman-temanku, Angga Permana, Dzulqaidah Wulansari, Haris Abdurrahman, Herman, Imelda Khairani, M. Annas Muhadi, R. Fakhri Naufaldi G., dan Sylvia yang sangat memberi motivasi dan bantuan kepada penulis.

12. Semua pihak yang telah membantu penyelesaian Skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Tiada manusia yang sempurna, karenanya penulis menyadari adanya keterbatasan ilmu dan kemampuan yang dimiliki, sehingga dalam penyusunan Skripsi ini banyak terdapat kekurangan. Akhir kata, semoga semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungannya mudah-mudahan mendapatkan balasan dari apa yang telah diberikannya dari Allah SWT. Saya berharap semoga dari hasil Skripsi ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi saya selaku penulis dan umumnya bagi pembaca.

Wassalaamu’alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh

Bandung, Juli 2014


(13)

1

 

1.1 Latar Belakang

Teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini telah menguasai hampir di semua aspek kehidupan. Kebutuhan akan informasi yang cepat, akurat, relevan dan fleksibel membuat perkembangan teknologi informasi dan komunikasi semakin meningkat dengan sangat pesat. Untuk kalangan organisasi ataupun sekelas perusahaan, kehadiran sebuah teknologi yang bisa merealisasikan pemenuhan kebutuhan informasi dengan menggunakan waktu yang seefisien mungkin bukan lagi sebuah pelengkap, tapi merupakan sebuah kebutuhan yang mendasar untuk memperlancar jalannya sebuah organisasi ataupun perusahaan. Sehingga diharapkan dengan kehadiran teknologi tersebut akan membantu dalam hal pencapaian target dari organisasi atau perusahaan itu sendiri.

Pencapaian tujuan ini juga bergantung pada kinerja SDM baik secara individu maupun kelompok. Kinerja SDM dalam suatu organisasi dan perusahaan ditentukan oleh faktor kualitas SDM yang ada didalam suatu organisasi dan perusahaan tersebut. Pendidikan dan pelatihan yang ada berangkat dari visi, misi dan strategi hingga kemudian berkembang di dalam sebuah organisasi, sistem dan manajemen organisasi itu sendiri. Pendidikan dan pelatihan tersebut, diarahkan untuk mempersiapkan SDM yang baik, professional, berbudaya dan termotivasi serta mampu berkembang.


(14)

Sejalan dengan komitmen untuk meningkatkan peran teknologi informasi, dalam mengintegrasikan proses bisnisnya dan meningkatkan budaya organisasi, Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Kabupaten Kutai Barat, membutuhkan sebuah perangkat lunak / sistem informasi yang bisa membantu dalam melakukan proses kelola wajib pajak dan retribusi daerah serta didukung dengan media penyimpanan arsip pencatatan berupa basis data. Keterbatasan seperti ini membuat pihak Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Kabupaten Kutai Barat sebagai pihak yang berwenang, tentunya akan mengalami kesulitan dalam mengelola setiap data yang masuk tersebut tanpa bantuan sebuah sistem informasi.

Proses pengelolaan data wajib pajak dan retribusi daerah yang masuk di Kabupaten Kutai Barat, faktanya masih dikerjakan secara manual oleh pegawai yang ditugaskan dalam memproses pencatatan tersebut. Pengerjaan manual yang dimaksudkan yaitu dikerjakan dengan menggunakan spreedsheet sederhana, contohnya menggunakan Ms Word dan Ms Excel. Hal ini dianggap tidak begitu efektif karena nantinya akan menyulitkan dalam hal pembuatan laporan, mengingat begitu banyaknya data para wajib pajak dan retribusi yang masuk dan akan menghasilkan output berupa arsip dalam bentuk konvensional (kertas). Tentunya arsip dalam bentuk seperti ini akan membutuhkan ruang lebih untuk menyimpannya dan rentan mengalami kerusakan. Begitu juga arsip pencatatan dalam bentuk soft copy, disimpan pada media yang bukan berupa basis data, akan rentan mengalami kehilangan data. Pegawai juga akan mengalami kesulitan dalam mengakses dan mencari arsip berdasarkan kurun waktu tertentu, saat terjadi


(15)

perubahan data arsip dikarenakan harus mencari arsip tersebut satu per satu baik itu yang berupa arsip konvensional (kertas)maupun soft copy.

Berdasarkan kebutuhan yang telah disebutkan di atas, diperlukan sebuah perangkat lunak / sistem informasi yang lebih cepat, akurat, relevan dan fleksibel serta dapat membantu kerja staf pegawai Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Kabupaten Kutai Barat. Aplikasi yang dimaksud yaitu suatu aplikasi berbasis web yang dapat diakses secara intranet maupun internet di lingkungan kantor Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Kabupaten Kutai Barat. Aplikasi berbasis web seperti ini juga sedang populer penggunaannya dan melihat hubungannya diantara kebutuhan dengan terknologi yang ada saat ini, maka dibangunlah “Sistem Informasi Pengelolaan Wajib Pajak dan Retribusi Daerah Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Kabupaten Kutai Barat”.

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah

Di dalam membangun sistem informasi ini, diperhatikan terlebih dahulu permasalahan - permasalahan yang timbul saat suatu proses kelola data dikerjakan tanpa bantuan suatu sistem informasi.

Pada proses pengidentifikasian masalah dengan apa yang telah diuraikan di atas, penulis dapat mengidentifikasi masalah-masalah yang ada diantaranya : 1. Proses pengelolaan data wajib pajak dan retribusi daerah yang jumlahnya

tidak sedikit, masih dibuat secara manual dengan menggunakan spreedsheet


(16)

dalam bentuk konvensional (kertas) yang membutuhkan ruang lebih untuk menyimpannya serta rentan mengalami kerusakan arsip.

2. Penyimpanan data arsip pencatatan wajib pajak dan retribusi daerah dalam bentuk soft copy, belum didukung oleh media penyimpanan berupa basis data.

3. Terjadi kesulitan dalam mengakses dan mencari data arsip yang berdasarkan kurun waktu tertentu saat terjadi perubahan data, dikarenakan data harus dicari secara manual satu per satu.

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat ditemukan beberapa rumusan masalah, yaitu :

1. Bagaimana membangun sistem informasi yang dapat memudahkan proses pengelolaan data wajib pajak dan retribusi daerah Kabupaten Kutai Barat? 2. Bagaimana membangun sistem informasi yang mendukung penyimpanan

data arsip pengelolaan wajib pajak dan retribusi daerah berupa basis data ? 3. Bagaimana membangun sistem informasi yang memudahkan pengguna saat

terjadi perubahan data arsip wajib pajak dan retribusi daerah ?

1.3 Maksud dan Tujuan

Maksud dari penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah untuk merancang dan membangun sistem informasi terkomputerisasi yang berguna mempermudah pengolahan data dan dapat memberikan solusi dalam pemecahan


(17)

masalah yang terjadi pada Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Kabupaten Kutai Barat untuk sistem informasi pengelolaan pencatatan wajib pajak.

Adapun tujuan dari pembangunan sistem ini adalah sebagai berikut : 1. Membangun sistem informasi yang dapat memudahkan proses pengelolaan

data wajib pajak dan retribusi daerah Kabupaten Kutai Barat.

2. Membangun sistem informasi yang mendukung penyimpanan data arsip pengelolaan data wajib pajak dan retribusi daerah berupa basis data.

3. Membangun sistem informasi yang memudahkan pengguna saat terjadi perubahan data arsip wajib pajak dan retribusi daerah.

1.4 Kegunaan Penelitian

Penelitian ini terbagi menjadi dua jenis kegunaan penelitian, yakni :

1.4.1 Kegunaan Praktis

a. Bagi Pegawai dan Kepala Bidang Terkait

Dengan adanya sistem informasi ini, diharapkan pengguna bisa melihat hasil pengelolaan data wajib pajak dan retribusi di Kabupaten Kutai Barat dengan lebih cepat, efisien waktu.

b. Bagi Kepala Dinas Pendapatan Daerah

Penelitian ini diharapkan berguna bagi pegawai di lingkungan Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Kabupaten Kutai Barat dalam mencari informasi data arsip pengelolaan wajib pajak dan retribusi daerah.


(18)

1.4.2 Kegunaan Akademis

a. Bagi Pengembangan Ilmu

Penelitian ini diharapkan berguna bagi ilmu pengetahuan sistem informasi khususnya untuk pengembangan Sistem Informasi Pengelolaan Data Wajib Pajak dan Retribusi Daerah Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Kabupaten Kutai Barat di masa yang akan datang. Diharapkan penelitian ini juga dapat menjadi bahan pengkajian dan pengembangan bagi mahasiswa Universitas Komputer Indonesia khususnya mahasiswa jurusan Sistem Informasi.

b. Bagi Peneliti Lain

Hasil dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran kepada peneliti lain atau para akademis yang akan mengambil penelitian tentang perancangan dan pembuatan Sistem Informasi Pengelolaan Data Wajib Pajak dan Retribusi di Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Kabupaten Kutai Barat, sekaligus sebagai referensi di dalam penulisan.

1.5 Batasan Masalah

Pembatasan masalah ini dilakukan agar dalam mengolah sistem dapat lebih terarah. Dari permasalahan yang timbul, penulisan membatasi beberapa permasalahan yaitu sebagai berikut :


(19)

1. Batasan masalah pada pembangunan sistem ini adalah berberdasarkan penentuan nilai jenis pajak dan retribusi daerah yang diajukan oleh wajib pajak di Kabupaten Kutai Barat,

2. Pembangunan sistem berfokus pada modul pengelolaan penetapan nilai pajak ataupun retribusi daerah, modul data wajib pajak dan retribusi, modul jenis pajak dan retribusi daerah serta modul pengelolaan user pada sistem ini,

3. Pembangunan sistem yang berfokus dalam membantu proses penetapan nilai pajak dan retribusi daerah yang diajukan serta pengelolaan data wajib pajak dan retribusi daerah yang dikelola oleh Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Kabupaten Kutai Barat,

4. Proses input data nilai pajak dan retribusi serta data wajib pajak yang tercatat pada sistem yang akan dibangun dilakukan oleh seorang administrator sistem dan pegawai yang diberi wewenang untuk melakukan proses kelola dalam aplikasi tersebut,

5. Sistem yang dibangun tidak berfokus pada proses pendaftaraan wajib pajak dan retribusi daerah Kabupaten Kutai Barat serta proses pembayaran nilai pajak oleh wajib pajak.

1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi objek penelitian berlokasi di Dinas Pendapatan Daerah, Jalan Perkantoran III Komplek Perkantoran Sendawar, Kabupaten Kutai Barat.


(20)

Adapun waktu penelitian ini dilakukan selama 5 bulan dimulai pada bulan Maret 2014 sampai dengan Juli 2014, dengan tahapan penelitian sebagai berikut :

Tabel 1.1 Jadwal Penelitian

N o

Nama Kegiatan

Bulan/Minggu Maret

2014

April 2014

Mei 2014

Juni 2014

Juli 2014 Minggu

ke-

Minggu ke-

Minggu ke-

Minggu ke-

Minggu ke- 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1

Pengumpu lan Data

2

Analisis Kebutuha

n

3

Perancang

an Sistem 4

Pembuata

n Program 5

Pengujian Program

1.7 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam Skripsi ini, disusun sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang masalah, permasalahan, pembatasan masalah, tujuan dan manfaat penulisan, serta sistematika penulisan.


(21)

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini berisi teori dasar yang mendukung penulisan Skripsi, mencakup metoda atau teknik yang digunakan, teori tentang permasalahan, uraian singkat perangkat implementasi yang dipakai, dan kerangka penyelesaian masalah.

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

Bab ini berisi tinjauan umum perusahaan, struktur organisasi, dan deskripsi kerja bagian-bagian yang terkait sistem informasi, serta berisi gambaran sistem yang sedang berjalan dan deskripsi hasil analisis sistem. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bagian ini berisi gambaran sistem yang akan dibangun dan deskripsi sistem hasil analisis kebutuhan sistem, perancangan sistem, implementasi, analisis dan pengujian.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini berisi kesimpulan dan saran dari pelaksanaan Skripsi yang telah dikerjakan.


(22)

10

2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi

Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sistem adalah sebuah satuan fungsi/ tugas khusus yang saling berhubungan dan secara bersama-sama bertujuan untuk memenuhi suatu proses atau pekerjaan tertentu (Jogiyanto, 2004).

Informasi adalah data yang telah diolah kedalam suatu bentuk yang berguna bagi penerimanya dan nyata atau berupa nilai yang dapat dipahami di dalam keputusan sekarang maupun masa depan (Jogiyanto, 2004).

Sistem Informasi adalah suatu kombinasi dari orang-orang, fasilitas, teknologi, media, prosedur-prosedur dan pengendalian yang ditunjukan untuk mendapatkan jalur komunikasi penting, memproses tipe transaksi rutin tertentu, memberi sinyal pada manajemen dan yang lainnya terhadap kejadian-kejadian internal dan eksternal yang penting dan menyediakan suatu dasar untuk pengambilan keputusan yang cerdik Warren  (D. Stallings.Jr, 1981).

Sistem informasi adalah suatu kegiatan dari prosedur-prosedur yang diorganisasikan, jika dieksekusi akan menyediakan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan dan pengendalian di dalam organisasi (D. Stallings.Jr, 1981).

Sistem Informasi adalah suatu system didalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial, dan kegiatan strategi organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu denagn laporan-laporan yang diperlukan (D. Stallings.Jr, 1981).


(23)

2.1.1. Pengertian Sistem

Prosedur pada jaringan kerja yang lebih menekankan kepada urutan-urutan operasi pada suatu sistem. Suatu prosedur adalah suatu urutan-urutan yang tepat dari tahapan-tahapan instruksi yang menjelaskan apa (what) yang harus dikerjakan, siapa (who) yang mengerjakannya, kapan (when) dikerjakan dan bagaimana (how) cara mengerjakannya dan biasanya terdiri dari beberapa orang dalam sebuah departemen yang menangani proses bisnis yang terjadi.

Dalam mendefinisikan suatu sistem terdapat dua pendekatan yaitu: pendekatan yang menekankan pada prosedurnya dan menekankan pada komponen atau elemennya. Pada dasarnya kedua pendefinisian tersebut tidak saling berlawanan hanya bagaimana cara mengetahui suatu sistem, mempelajari sistem itu sendiri dan mengambil definisinya diatas adalah cara pendekatannya. Pendekatan sistem yang merupakan suatu jaringan prosedur lebih menekankan pada urutan-urutan operasi didalam sistem, sedangkan pendekatan yang menekankan pada elemen atau komponen-komponen interaksi antar elemen untuk mencapai sasaran dan tujuan dari sistem.

Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada prosedurnya didefinisikan oleh H.M Jogiyanto yaitu :

Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedurnya-prosedur

yang saling berhubungan suatu dengan yang lain, berkumpul bersama-sama untuk melakukan pelaksanaan suatu kegiatan atau untuk


(24)

Sedangkan pendekatan yang lebih menekankan pada elemen atau komponennya mendefinisikan sistem sebagai berikut :

Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi satu sama

lainnya untuk mencapai tujuan tertentu(Jogiyanto. HM, 1999).

2.1.2. Karakteristik Sistem

Menurut Hanif Al Fatta, suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat yang tertentu, yaitu sebagai berikut: (Hanif Al Fatta, 2007).

1) Komponen Sistem (Components)

Komponen sistem (Components) adalah suatu sistem yang terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang artinya saling bekerja sama membentuk suatu kesatuan. Komponen-komponen sistem dapat berupa suatu subsistem atau bagian-bagian dari sistem. Setiap subsistem mempunyai sifat-sifat dari sistem untuk menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan. Suatu sistem dapat mempunyai suatu sistem yang lebih besar yang disebut dengan supra sistem.

2) Batas Sistem (Boundary)

Batas sistem (boundary) adalah daerah yang membatasi antara sustu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan. Batas suatu sistem menunjukkan ruang lingkup (scope) dari sistem tersebut.


(25)

3) Lingkungan Luar Sistem (Environments)

Lingkungan luar (environment) dari suatu sistem adalah apapun diluar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga besifat merugikan sistem tersebut. Lingkungan luar yang menguntungkan merupakan energi dari sistem dan dengan demikian harus tetap dijaga dan dipelihara. Sedang lingkungan luar yang merugikan harus ditahan dan dikendalikan

4) Penghubung Sistem (Interface)

Penghubung (interface) adalah media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem lainnya. Melalui penghubung ini memungkinkan sumber-sumber mengalir dari satu subsistem ke subsistem yang lainnya. Keluaran (output) dari satu subsistem akan menjadi masukan

(input) untuk subsistem yang lainnya dengan melalui penghubung. Dengan

penghubung satu subsistem dapat berinteraksi dengan subsistem yang lainnya membentuk satu kesatuan.

5) Masukan Sistem (Input)

Masukan (input) adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukan dapat berupa masukan perawatan (maintenance input), yaitu energi yang dimasukkan supaya sistem tersebut dapat beroperasi dan masukan sinyal (signal input) yaitu energi yang diproses untuk didapatkan keluaran.


(26)

6) Keluaran Sistem (Output)

Keluaran (output) adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan. Keluaran dapat merupakan masukan untuk subsistem yang lain atau kepada supra sistem.

7) Pengolah Sistem (Process)

Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah yang akan merubah masukan menjadi keluaran. Suatu sistem produksi akan mengolah masukan menjadi keluaran. Suatu sistem produksi akan mengolah masukan berupa bahan baku dan bahan-bahan yang lain menjadi keluaran berupa barang jadi.

8) Sasaran Sistem (Objectives) atau Tujuan Sistem (Goal)

Suatu sistem pasti mempunyai tujuan (goal) atau sasaran (objective). Kalau suatu sistem tidak mempunyai sasaran, maka operasi sistem tidak akan ada gunanya. Sasaran dari sistem sangat menentukan sekali masukan yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuannya.

2.1.3. Konsep Data

Data merupakan sesuatu yang masih mentah yang belum dapat langsung digunakan, tetapi harus diolah terlebih dahulu sehingga menghasilkan suatu informasi (Jogiyanto, 2004). Data dirumuskan dalam bentuk kumpulan simbol-simbol yang teratur yang menyatakan jumlah, tindakan-tindakan, hal-hal dan


(27)

sebagainya. Data dibentuk dari lambang alphabet, grafis, numeric atau lambang lainnya.

2.1.4. Pengertian Informasi

Informasi merupakan satu hal yang sangat dibutuhkan dalam suatu organisasi untuk kelancaran usaha yang dilakukan dan guna mencapai target yang telah ditentukan oleh anggota oganisasi tersebut. Sehingga suatu sistem yang kurang mendapatkan informasi akan menjadi kurang bermanfaat. Dengan demikian informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya (D. Stallings.Jr, 1981).

Data adalah kegiatan yang menggambarkan kejadian-kejadian dan kesatuan nyata data yang diolah menjadi bentuk yang berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya.Data adalah fakta atau apapun yang dapat digunakan sebagai input dalam menghasilkan informasi (D. Stallings.Jr, 1981).

Sumber informasi adalah data. Data adalah kenyataan yang menggambarkan sutau kejadian atau kesatuan nyata.Kejadian adalah suatu yang terjadi pada saat tertentu (D. Stallings.Jr, 1981).

2.1.5. Siklus Informasi

Data merupakan bentuk yang masih mentah, belum dapat bercerita banyak, sehingga perlu diolah lebih lanjut. Data diolah melalui suatu model untuk dihasilkan informasi. Penerima kemudian menerima informasi tersebut, membuat suatu keputusan dan melakukan tindakan, yang berarti menghasilkan suatu tindakan yang lain yang akan membantu sejumlah data kembali. Data tersebut


(28)

akan ditangkap sebagai input, diproses kembali lewat suatu model dan seterusnya membentuk suatu siklus yang disebut siklus informasi.

Gambar 2.1 Siklus Informasi

2.1.6 Kualitas Informasi

Menurut Andri Kristanto, kualitas dari suatu informasi tergantung dari tiga hal, antara lain yaitu : (Masykur, ahmad, 2009)

1. Akurat, informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak bias atau menyesatkan serta informasi harus jelas mencerminkan maksudnya.

2. Tepat pada waktunya, informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat, karena informasi yang sudah usang tidak mempunyai nilai lagi. 3. Relevan, informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakaiannya.

2.1.7 Nilai Informasi

Nilai dari suatu informasi ditentukan oleh dua hal yaitu manfaat dan biaya pendapatannya. Suatu informasi dikatakan bernilai jika manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkannya.


(29)

2.1.8 Jenis Jenis Sistem Informasi

Sistem informasi datang dalam semua bentuk dan ukuran. Mereka sangat terjalin dalam struktur sistem bisnis yang mereka dukung sehingga kadang sulit untuk membedakan sistem bisnis dengan sistem informasi pendukungnya.

Ada lima jenis sistem informasi utama yang dirancang untuk melayani kebutuhan informasi dari berbagai jenjang organisasi. Kelima sistem informasi tersebut adalah :

1. Transaction Processing System (TPS), sistem informasi berbasis

komputer yang mengeksekusi dan mencatat transaksi rutin sehari-hari yang diperlukan untuk menjalankan basis organisasi.

2. Office Automtion System (OAS), sistem informasi berbasis komputer

yang dirancang untuk memfasilitasi aktivitas komunikasi dan meningkatkan produktivitas manajer dan karyawan kantor melalui pengolahan dokumen dan pesan-pesan.

3. Management Information System (MIS), sistem informasi berbasis

komputer yang menghasilkan laporan-laporan rutin dan seringkali memungkinkan dilakukannya akses online terhadap informasi saat ini maupun masa lalu yang diperlukan oleh manajer, terutama manajer pada jenjang menengah dan lini pertama.

4. Decission Support System (DSS), sistem informasi berbasis komputer

yang mendukung proses pengambilan keputusan manajemen dalam situasi yang kurang terstruktur.


(30)

5. Executive Support System (ESS), sistem informasi berbasis komputer yang mendukung pengambilan keputusan dan tugas-tugas manajemen puncak.

Gambar 2.2 Types Of Informations System By Level And

Organization Members Served

(Sumber : Jogiyanto, H.M., Analisis dan Desain Sistem Informasi, 2004, Informatika)

2.2 Teori Terkait Topik

Setiap kegiatan perlu diatur agar kegiatan berjalan tertib, lancar, efektif dan efisien. Kegiatan di Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Kabupaten Kutai Barat, yang sangat kompleks membutuhkan pengaturan yang baik. Begitu juga dengan proses pengelolaan pencatatan data para wajib pajak di Kabupaten Kutai Barat melalui Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) dianggap suatu proses yang penting sebab dalam proses ini terdapat beberapa sub-proses mulai dari pendaftaran jenis pajak dan retribusi daerah oleh wajib pajak, proses pembayaran pajak dan retribusi daerah serta proses perpanjangan pajak dan retribusi tersebut.


(31)

Untuk itu tujuan pembangunan sistem informasi yang dapat membantu proses kelola pencatatan data wajib pajak dan retribusi daerah melalui Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Kabupaten Kutai Barat adalah :

1. Menjaga arsip pencatatan pemungutan pajak dan retribusi daerah Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Kabupaten Kutai Barat.

2. Meminimalkan penyalahgunaan data pencacatan wajib pajak dan retribusi daerah Kabupaten Kutai Barat

3. Meningkatkan keterbukaan / transparansi dalam pembuatan laporan pencatatan pemungutan pajak dan retribusi daerah Kabupaten Kutai Barat.

2.3Tools yang digunakan

Tools yang digunakan dalam pembangunan sistem informasi pengelolaan wajib pajak dan retribusi daerah Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Kabupaten Kutai Barat adalah pemodelan data, pemodelan proses, database management

system (DBMS), dan tools implementasi.

2.3.1. Pemodelan Data

Pemodelan data yang digunalakan adalah dengan mengunkan ERD (Entity

Relationship Diagram), Conceptual Data Model (CDM), Physical Data Model

(PDM) dan Kamus data.

2.3.1.1. Entity Relationship Diagram (ERD)

Entity Relationship (E-R) adalah sebuah model data yang didasarkan atas


(32)

hubungan (relation) antara objek-object tersebut Terdapat tiga notasi dasar dalam E-R yaitu : Entity Set, Relationship Set dan Attributes (Prahasta Eddy, 2002).

Entity Set adalah sesuatu atau objek dalam dunia nyata yang dapat

dibedakan dengan objek yang lainnya. Baik yang bersifat abstrak ataupun nyata.

Relationship Set merupakan sebuah kumpulan dari beberapa entity set

atau sekumpulan relasi yang memiliki tipe sama.

Attributes merupakan properti deskriptif yang dimiliki oleh setiap

anggota dari suatu entity set. Didalam atributes ERD terdapat Cardinality.

Cardinality adalah menunjukkan instances (one to many) dari suatu entitas ke entitas

lain.

2.3.1.2 Conceptual Data Model (CDM)

Conceptual Data Model (CDM) yaitu model yang dibuat berdasarkan anggapan bahwa dunia nyata terdiri dari koleksi objek-objek dasar yang dinamakan entitas (entity) serta hubungan (relationship) antara entitas-entitas itu.

2.3.1.3. Physical Data Model (PDM)

Physical Data Model (PDM) yaitu model yang menggunakan sejumlah tabel untuk menggambarkan data serta hubungan antar data-data tersebut. Setiap tabel mempunyai sejumlah kolom dimana setiap kolom memiliki nama yang unik.

2.3.1.4. Kamus Data

Kamus Data adalah dokumentasi yang mendukung data flow diagram, terdiri dari definisi dari setiap data flow dan data store yang berada pada data flow diagram tersebut (Jogiyanto, 2004). Kamus Data terdiri dari dua macam, yaitu kamus data komposit dan kamus data elementer. Kamus data komposit


(33)

digunakan untuk menjelaskan komposisi dari paket data yang komplek yang dapat dipecah menjadi beberapa item-item elementer. Kamus data elementer digunakan untuk menjelaskan data-data elementer, yang tidak dapat dipecah-pecah lagi. Kamus data mendefinisikan elemen data dengan fungsi sebagai berikut:

a. Menjelaskan arti aliran data dan penyimpanan dalam Data Flow Diagram.

b. Mendeskripsikan komposisi paket data yang bergerak melalui aliran. c. Mendeskripsikan komposisi penyimpanan data.

d. Menspesifikasikan nilai dan satuan yang relevan sebagai penyimpanan data dan aliran data.

e. Mendeskripsikan hubungan detail antara penyimpanan. Tujuan dari kamus data adalah :

a. Pengelolaan elemen secara detail

b. Komunikasi antar elemen sitem dilakukan dengan istilah dan pengertian yang sama

c. Dokumentasi dari sistem

d. Memudahkan analisis data yang mendetail untuk mengevaluasi karakteristik sistem dan menentukan bagian sistem yang akan diubah e. Melokalisir kelainan dan kesalahan dalam sistem.


(34)

2.3.2. Pemodelan Proses

2.3.2.1. Diagram Aliran Dokumen (Flow Map)

Flow Map merupakan salah satu pemodelan yang menjelaskan arus data

dari sistem informasi. Dalam Flow Map terdapat simbol-simbol yang digunakan yaitu sebagai berikut : (Jogiyanto, 2004)

2.3.2.2. Context Diagram

Context diagram adalah salah satu komponen model environmental, yang

menggambarkan batasan sistem dan lingkungan luar sistem dengan memperlihatkan data masukan dari dan keluar sistem lengkap beserta sumber atau tujuannya. Komponen-komponen yang digunakan dalam Context Diagram

adalah: (Jogiyanto, 2004)

2.3.2.3. Data Flow Diagram (DFD)

Data Flow Diagram merupakan tool yang digunakan untuk memodelkan

sistem berdasarkan aliran informasi yang terdapat dalam system (Jogiyanto, 2004). Data Flow Diagram menggambarkan sistem sebagai sebuah jaringan proses yang dihubungkan satu sama lainnya melalui suatu aliran data dan data

store. Komponen yang digunakan untuk menggambarkan data flow digram dapat

dilihat seperti komponen yang digambarkan pada context diagram.

2.3.3. Database Management System (DBMS)

2.3.3.1.MySQL

MySQL adalah sistem manajemen database SQL yang bersifat Open Source dan paling populer saat ini. Sistem Database MySQL mendukung beberapa fitur seperti multithreaded, multi-user, dan SQL database managemen


(35)

sistem (DBMS). Database ini dibuat untuk keperluan sistem database yang cepat, handal dan mudah digunakan.

Ulf Micheal Widenius adalah penemu awal versi pertama MySQL yang kemudian pengembangan selanjutnya dilakukan oleh perusahaan MySQL AB. MySQL AB yang merupakan sebuah perusahaan komersial yang didirikan oleh para pengembang MySQL. MySQL sudah digunakan lebih dari 11 millar instalasi saat ini. (Sumber:

http://hastomo.net/php/pengertian-dan-kelebihan-database-mysql/ diakses tanggal 5 Mei 2014)

Berikut ini beberapa kelebihan MySQL sebagai database server antara lain :

1. Source MySQL dapat diperoleh dengan mudah dan gratis. 2. Sintaksnya lebih mudah dipahami dan tidak rumit.

3. Pengaksesan database dapat dilakukan dengan mudah.

4. MySQL merupakan program yang multithreaded, sehingga dapat dipasang pada server yang memiliki multiCPU.

5. Didukung programprogram umum seperti C, C++, Java, Perl, PHP, Python, dsb.

6. Bekerja pada berbagai platform. (tersedia berbagai versi untuk berbagai sistem operasi).

7. Memiliki jenis kolom yang cukup banyak sehingga memudahkan konfigurasi sistem database.


(36)

9. Mendukung ODBC untuk sistem operasi Windows.

10. Mendukung record yang memiliki kolom dengan panjang tetap atau panjang bervariasi.

MySQL dan PHP merupakan sistem yang saling terintegrasi. Maksudnya adalah pembuatan database dengan menggunakan sintak PHP dapat di buat. Sedangkan input yang di masukkan melalui aplikasi web yang menggunakan script serverside seperti PHP dapat langsung dimasukkan ke database MySQL yang ada di server dan tentunya web tersebut berada di sebuah web server.

2.3.4. Tools Implementasi

2.3.4.1. CodeIgniter

CodeIgniter adalah aplikasi open source yang berupa framework dengan model MVC(Model, View, Controller) untuk membangun website dinamis dengan menggunakan PHP. CodeIgniter memudahkan developer untuk membuat aplikasi web dengan cepat dan mudah dibandingkan dengan membuatnya dari awal. CodeIgniter dirilis pertama kali pada 28 Februari 2006. Versi stabil terakhir adalah versi 2.1.3. (Sumber:

http://hastomo.net/php/tentang-codeigniter-dan-fungsinya/ diakses tanggal 5 Mei 2014)

Framework secara sederhana dapat diartikan kumpulan dari fungsi-fungsi/prosedur-prosedur dan class-class untuk tujuan tertentu yang sudah siap digunakan sehingga bisa lebih mempermudah dan mempercepat pekerjaan seorang programer, tanpa harus membuat fungsi atau class dari awal.


(37)

Ada beberapa alasan mengapa menggunakan Framework:

1. Mempercepat dan mempermudah pembangunan sebuah aplikasi web, 2. Relatif memudahkan dalam proses maintenance karena sudah ada pola

tertentu dalam sebuah framework (dengan syarat programmer mengikuti pola standar yang ada),

3. Umumnya framework menyediakan fasilitas-fasilitas yang umum dipakai sehingga kita tidak perlu membangun dari awal (misalnya validasi, ORM, pagination, multiple database, scaffolding, pengaturan session, error handling, dll,

4. Lebih bebas dalam pengembangan jika dibandingkan CMS.

Model View Controller merupakan suatu konsep yang cukup populer dalam pembangunan aplikasi web, berawal pada bahasa pemrograman Small Talk, MVC memisahkan pengembangan aplikasi berdasarkan komponen utama yang membangun sebuah aplikasi seperti manipulasi data, user interface, dan bagian yang menjadi kontrol aplikasi. Terdapat 3 jenis komponen yang membangun suatu MVC pattern dalam suatu aplikasi yaitu :

1. View, merupakan bagian yang menangani presentation logic. Pada suatu aplikasi web bagian ini biasanya berupa file template HTML, yang diatur oleh controller. View berfungsi untuk menerima dan merepresentasikan data kepada user. Bagian ini tidak memiliki akses langsung terhadap bagian model.


(38)

2. Model, biasanya berhubungan langsung dengan database untuk memanipulasi data (insert, update, delete, search), menangani validasi dari bagian controller, namun tidak dapat berhubungan langsung dengan bagian view.

3. Controller, merupakan bagian yang mengatur hubungan antara bagian model dan bagian view, controller berfungsi untuk menerima request dan data dari user kemudian menentukan apa yang akan diproses oleh aplikasi.

Dengan menggunakan prinsip MVC suatu aplikasi dapat dikembangkan sesuai dengan kemampuan developernya, yaitu programmer yang menangani bagian model dan controller, sedangkan designer yang menangani bagian view, sehingga penggunaan arsitektur MVC dapat meningkatkan maintanability dan organisasi kode. Walaupun demikian dibutuhkan komunikasi yang baik antara programmer dan designer dalam menangani variabel-variabel yang akan ditampilkan.

Ada beberapa kelebihan CodeIgniter (CI) dibandingkan dengan Framework PHP lain yaitu sebagai berikut:

1. Performa sangat cepat : salah satu alasan tidak menggunakan framework adalah karena eksekusinya yang lebih lambat daripada PHP from the scracth, tapi Codeigniter sangat cepat bahkan mungkin bisa dibilang codeigniter merupakan framework yang paling cepat dibanding framework yang lain.


(39)

2. Konfigurasi yang sangat minim (nearly zero configuration) : tentu saja untuk menyesuaikan dengan database dan keleluasaan routing tetap diizinkan melakukan konfigurasi dengan mengubah beberapa file konfigurasi seperti database.php atau autoload.php, namun untuk menggunakan codeigniter dengan setting standard, anda hanya perlu mengubah sedikit saja file pada folder config.

3. Banyak komunitas: dengan banyaknya komunitas CI ini, memudahkan kita untuk berinteraksi dengan yang lain, baik itu bertanya atau teknologi terbaru.

4. Dokumentasi yang sangat lengkap : Setiap paket instalasi codeigniter sudah disertai user guide yang sangat bagus dan lengkap untuk dijadikan permulaan, bahasanya pun mudah dipahami.


(40)

28 

 

3.1 Objek Penelitian

Objek yang dijadikan penelitian didalam penulisan skripsi ini adalah Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Kabupaten Kutai Barat. Berikut adalah sejarah singkat perusahaan, visi dan misi, struktur organisasi dan deskripsi tugas yang penulis peroleh langsung dari tempat yang penulis teliti.

3.1.1. Sejarah Singkat Organisasi

Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Kabupaten Kutai Barat yang berlokasi di Jalan Perkantoran III Komplek Perkantoran Sendawar, Kutai Barat ini dibentuk melalui Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Kutai Barat No. 7 Tahun 2001 tentang pembentukan, organisasi dan tata kerja Dinas Pendapatan Daerah oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Kutai Barat. Peraturan Daerah tersebut ditetapkan dan diundangkan di Sendawar pada tanggal 8 Juli 2001 oleh Bupati Kutai Barat, Rama Alexander Asia. Kemudian mengalami perubahan melalui Peraturan Daerah (Perda) No. 4 Tahun 2006 tentang penambahan dan perubahan atas susunan organisasi yang ditetapkan pada tanggal 15 Maret 2006 oleh Bupati Kutai Barat, Rama Alexander Asia di Sendawar.

Adanya Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Kabupaten Kutai Barat sebagai sebagai implementasi dari Undang-undang RI. Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah pasal 60 dan pasal 2 Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun 2000 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah serta dalam rangka


(41)

peningkatan pelaksanaan pelayanan umum dan melaksanakan kewenangan Otonomi Daerah, maka dipandang perlu untuk melakukan penataan terhadap Organisasi Dan Tatakerja Dinas – Dinas Daerah Dan Lembaga Teknis Daerah sebagai Perangkat Daerah di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Kutai Barat.

Pemerintah Kabupaten diberi keleluasaan untuk mengatur dan melaksanakan kewenangannya atas prakarsa sendiri sesuai dengan kepentingan masyarakat setempat dan potensi setiap daerah. Kewenangan dapat terlaksana apabila didukung dengan adanya Perangkat Daerah baik dalam bentuk Dinas Daerah, Badan dan atau Kantor sebagai unsur pelaksana dan penunjang Pemerintah Kabupaten yang mampu mengemban dan merealisasikan aspirasi masyarakat.

Bahwa sebagaimana penjelasan diatas, maka Pemerintah Kabupaten Kutai Barat memandang perlunya Pembentukan, Organisasi Dan Tatakerja Dinas Pendapatan Daerah dalam rangka untuk melaksanakan kewenangan Otonomi Daerah dibidang Pendapatan, yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah. Dinas – Dinas Daerah dan Lembaga Teknis Daerah sebagai Perangkat Daerah di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Kutai Barat, ditata dan dibentuk berdasarkan Prinsip Penataan Dan Penyusunan Organisasi Pemerintah Daerah yaitu :

1. Penggabungan fungsi – fungsi yang sejenis untuk menghindari tugas yang tumpang tindih,

2. Didasarkan atas beban kerja sesuai hasil analisis jabatan, 3. Ramping struktur kaya fungsi,


(42)

5. Memperhatikan aspek Personil, Perlengkapan dan Pembiayaan dengan prinsip,

6. Efisiensi, efektivitas, rasional serta mempunyai visi dan misi yang jelas. Pola umum organisasi pembentukan Perangkat Daerah mencakup jumlah kelembagaan, bentuk, nomenklatur serta besaran organisasi didasarkan kepada kebutuhan, kemampuan dan karakteristik daerah. Dengan demikian maka pembentukan, Organisasi Dan Tatakerja Dinas Pendapatan Daerah dibentuk berdasarkan pertimbangan kebutuhan dan kemampuan Keuangan Daerah serta tersedianya Sumber Daya Aparatur.

3.1.2. Visi dan Misi Organisasi

Visi dari Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Kabupaten Kutai Barat adalah terwujudnya peningkatan pendapatan daerah melalui tertib administrasi dan pelayanan yang lebih baik serta didukung oleh peran serta masyarakat.

Sedangkan misi Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Kabupaten Kutai Barat yaitu :  

1. Mengamankan penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan bagi hasil pajak / bukan pajak yang ditetapkan dalam APBD baik yang menjadi tugas dan tanggung jawab dinas pendapatan daerah maupun yang dilaksanakan oleh dinas/instansi/pengelola penerimaan lainnya,

2. Mengkoordinir pelaksanaan pungutan pendapatan dan melakukan pembinaan teknis pungutan dengan memanfaatkan sumber potensi yang tersedia,


(43)

3. Melaksanakan penggalian sumber-sumber pendapatan baru dalam usaha peningkatan pendapatan,

4. Menerapkan sistem dan prosedur dalam rangka efektifitas pelayanan di bidang pendapatan,

5. Melakukan pengawasan terhadap sistem dan prosedur sumber pendapatan daerah.

3.1.3. Struktur Organisasi

Struktur Organisasi Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Kabupaten Kutai Barat dapat dilihat pada Gambar 3.1 Struktur Organisasi Dispenda Kabupaten Kutai Barat.


(44)

3.1.4. Deskripsi Tugas

A. Bidang Pendaftaran dan Pendataan

Bidang pendaftaran dan pendataan dibawahi langsung oleh seorang Kepala Dinas dan mengelola aktivitas sebagai berikut:

1. Menyusun rencana kegiatan Seksi Pendaftaran dan Pendataan berdasarkan data dan program Bidang Pajak serta sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku sebagai pedoman kerja,

2. Melaksanakan kegiatan penelitian, menghimpun dan mencatat data objek dan subjek pajak daerah,

3. Melaksanakan pendaftaran dan pendataan wajib pajak,

4. Melakukan pemeriksaan lokasi/lapangan atau tembusan surat dari Dinas/Instansi terkait,

5. Melakukan pemeriksaan lokasi/lapangan atau tembusan surat dari Dinas/Instansi terkait,

6. Membuat laporan inventaris data potensi wajib pajak,

7. Mendistribusikan dan menerima kembali formulir pendaftaran yang telah diisi oleh wajib pajak,

8. Mengeluarkan surat pengukuhan sebagai wajib pajak.

Bidang pendaftaran dan pendataan dalam menjalankan tugasnya, membawahi Seksi Pendaftaran dan Pemeriksaan serta Seksi Pendataan.


(45)

B. Bidang Penetapan

Bidang penetapan merupakan unit yang dibawahi langsung oleh seorang Kepala Dinas. Bidang Penetapan juga diberi tugas dalam mengelola beberapa aktivitas sebagai berikut :

1. Penyusunan dan pelaksanaan rencana program kerja bidang penetapan pendapatan daerah,

2. Pelaksanaan pengelolaan data dan informasi perpajakan daerah, 3. Pelaksanaan pemeriksaan pajak daerah,

4. Pelaksanaan penetapan pajak daerah,

5. Pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan program kerja bidang penetapan,

6. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Kepala Dinas Pendapatan Kabupaten Kutai Barat sesuai dengan lingkup tugas dan fungsinya.

Dalam melaksanakan tugas dan fungsi yang telah dideskripsikan di atas, Bidang Penetapan terdiri dari dua seksi yaitu Seksi Perhitungan dan Angsuran serta Seksi Penertiban dan Ketetapan.

C. Bidang Pembukuan dan Penagihan

Bidang penetapan merupakan unit yang dibawahi langsung oleh seorang Kepala Dinas. Bidang Penetapan juga diberi tugas dalam mengelola beberapa aktivitas sebagai berikut :

1. Melaksanakan penagihan pajak daerah masa berjalan maupun yang telah melampaui batas waktu jatuh tempo secara aktif dan pasif,


(46)

2. Melaksanakan penagihan – penagihan pajak daerah masa berjalan maupun yang telah melampaui batas waktu jatuh tempo secara aktif dan pasif, 3. Melaksanakan pembukuan dan verifikasi mengenai realisasi penerimaan

dan piutang pajak daerah,

4. Melaksanakan pembukuan piutang pajak daerah.

Dalam melaksanakan tugas dan fungsi yang telah dideskripsikan di atas, Bidang Pembukuan dan Penagihan terdiri dari dua seksi yaitu Seksi Penagihan dan Pertimbangan Keberatan serta Seksi Pembukuan dan Pengelolaan Penerimaan Lain-lain.

3.2 Metode Penelitian

Dalam menentukan metode penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah mengarah pada hasil penelitian dengan tujuan yang ingin dicapai, dengan mengolah berbagai informasi tentang perpajakan dan retribusi daerah dan jenis pajak atau retribusi yang ada di Kabupaten Kutai Barat yang dikelola melalui Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Kutai Barat.

3.2.1. Desain Penelitian

Dalam melakukan penelitian perlu dilakukan perencanaan penelitian agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan baik dan sistematis. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif yaitu metode yang hanya menggambarkan dan meringkaskan berbagai kondisi, situasi atau berbagai variable. Data deskriptif pada umumnya dikumpulkan melalui metode pengumpulan data observasi, di mana metode tersebut dapat membuat gambaran objek yang diteliti secara sistematis, dan akurat mengenai fakta-fakta dan


(47)

sifat-sifat pada suatu objek penelitian tertentu, penulis mengolah dan membahas pemasalahan yang timbul dan pada akhirnya dapat dibuat suatu kesimpulan yang dapat memperbaiki permasalahan yang ada dan dibuat suatu laporan penelitian ini.

Penelitian metode deskriptif mempunyai langkah sebagai berikut :

1. Mengidentifikasi adanya permasalahan yang signifikan untuk dipecahkan melalui metode deskriptif,

2. Membatasi dan merumuskan permasalahan secara jelas, 3. Menentukan tujuan dan manfaat penelitian,

4. Melakukan studi pustaka yang berkaitan dengan permasalahan,

5. Menentukan kerangka berpikir, dan pertanyaan penelitian dan atau hipotesis penelitian,

6. Mendesain metode penelitian yang hendak digunakan termasuk dalam hal ini menentukan populasi, sampel, teknik sampling, menentukan instrumen, mengumpulkan data, dan menganalisis data,

7. Mengumpulkan, mengorganisasikan, dan menganalisis data dengan menggunakan teknik statistika yang relevan,

8. Membuat laporan penelitian.

3.2.2. Jenis dan Metode Pengumpulan Data

3.2.2.1. Sumber Data Primer

Merupakan pengumpulan data yang berasal dari objek atau sumber yang di teliti secara langsung, cara yang digunakan untuk mengumpulkan data primer adalah sebagai berikut :


(48)

1. Observasi

Melakukan pengamatan terhadap proses pengolahan data wajib pajak dan retribusi daerah serta jenis-jenis pajak dan retribusi yang dikelola pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Kutai Barat sampai kepada output yang dihasilkan, dengan menganalisis sistem dan mekanisme pengolahan yang sedang berjalan pada organisasi / instansi tersebut. Adapun penulis melakukan penelitian pada bidang penetapan untuk mengetahui tentang aktivitas pengolahan data wajib pajak dan jenis pajak / retribusi daerah yang dikelola serta untuk mengetahui lebih detail tentang sistem dan mekanisme yang sedang berjalan pada bidang penetapan.

3.2.2.2. Sumber Data Sekunder (Dokumentasi)

Dalam data sekunder, data tersebut berupa data yang sudah diolah lebih lanjut oleh pengumpul data tersebut, seperti sumber-sumber referensi, baik dari buku sumber ataupun dokumen-dokumen yang diperoleh dari pihak terkait pada saat penelitian dilakukan, seperti nota perhitungan pajak dan retribusi, nota perhitungan retribusi daerah serta daftar jenis pajak dan retribusi daerah Kabupaten Kutai Barat.

3.2.3. Metode Pendekatan dan Pengembangan Sistem

Metode pendekatan sistem dapat dikatakan sebagai langkah awal yang dibuat sebelum melakukan pada metode pengembangan sistem. Itu terlihat dari setiap permasalahan yang ditemukan pada sistem informasi yang ada, untuk dipecahkan dan menjadikan langkah-langkah pengembangan menjadi sistem informasi yang baru. Dari pendekatan sistem dapat dilakukan pengembangan


(49)

sistem untuk menghasilkan sistem informasi berbasis komputer yang dapat menyelesaikan permasalahan tersebut.

3.2.3.1 Metode Pendekatan Sistem

Metode pendekatan yang digunakan penulis dalam penulisan skripsi ini menggunakan metode pendekatan terstruktur. Tujuannya adalah supaya pada akhir pengembangan sistem akan didapatkan sistem yang strukturnya didefinisikan dengan baik dan jelas.

3.2.3.2 Metode Pengembangan Sistem

Metode pengembangan sistem yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode pendekatan sistem waterfall. Menurut Jogiyanto H.M (2004:59) dalam bukunya Analisis & Desain. Menjelaskan bahwa :

“Metodologi pengembangan sistem adalah metode-metode, prosedur-prosedur, konsep-konsep pekerjaan, aturan-aturan dan postulat-postulat yang akan digunakan untuk menembangkan suatu system informasi”

Pengembangan sistem didefinisikan sebagai aktivitas untuk menghasilkan sistem informasi berbasis computer untuk menyelesaikan persoalan (problem) organisasi atau memanfaatkan kesempatan (oppportunities) yang timbul.

Model air terjun (waterfall) biasa juga disebut siklus hidup perangkat lunak. Mengambil kegiatan dasar seperti spesifikasi, pengembangan, validasi, dan evolusi dan mempresentasikannya sebagai fase-fase proses yang berbeda seperti


(50)

spesifikasi persyaratan, perancangan perangkat lunak, implementasi, pengujian dan seterusnya.

System Engineering

Requirements Analysis

Design

Coding

Testing

Maintenance

Gambar 3.2 Metode Waterfall

(Sumber: Jogiyanto, H.M., Analisis dan Desain Sistem Informasi, 2004:59, Informatika)

Keterangan Menurut gambar diatas alur dari Model Waterfall sebagai berikut: 1. Rekayasa perangkat lunak (system enginerring),melakukan

pengumpulan data dan penetapan kebutuhan semua elemen sistem,

2. Requirements analysis , melakukan analisis terhadap permasalahan

yang dihadapi dan menetapkan kebutuhan perangkat lunak, fungsi performsi dan interfacing,

3. Design, menetapkan domain informasi untuk perangkat lunak,fungi dan interfacing,


(51)

4. Coding ( imolementasi ), pengkodean yang mengimplementasikan hasil desain ke dalam kode atau bahasa yang dimengerti oleh mesin komputer dengan menggunakan bahasa pemprograman tertentu,

5. Testing ( pengujian ) , kegiatan untuk melakukan pengetesan program yang sudah dibuat apakah udah benar atau belum di uji dengan cara manual.jika testing sudah benar maka program boleh digunakan, 6. Maintenance ( perawatan ) , menangani perangkat lunak yang sudah

selesai supaya dapat berjalan lancar dan terhindar dari gangguan-gangguan yang dapat menyebabkan kerusakan.

Berikut adalah tahapan-tahapan penulis dalam merancang sebuah sistem yang menggunakan mekanisme pengembangan sistem dengan waterfall, antara lain :

1. Penulis akan mengidentifikasi kebutuhan User, supaya penulis bisa merancang system yang akan dibangun sesuai dengan yang diharapkan User. Sebelum pada tahap perancangan, penulis mengnalisis sistem dengan cara melakukan pengumpulan data yaitu dengan fielf recerch (metode penelitian)/ observasi, dan interview (wawancara) dan dengan cara literature yaitu dengan dokumentasi terhadap kebutuhan yang diinginkan pemakai.

2. Pada tahap kedua, penulis membuat prototype sistem tersebut untuk memperlihatkan kepada pemakai model sistem yang akan dirancang.


(52)

3. Pada tahap ketiga, penulis menerjemahkan desain prototype ke bentuk code(perangkat lunak ) dari hasil perancangan dan analisis yang bisa dibaca oleh perangkat keras.

4. Pada tahap keempat, penulis melakukan uji coba sistem yang telah dirancang untuk memastikan bahwa sistem tersebut dapat digunakan dengan baik dan benar, sesuai kebutuhan pemakai.

5. Pada tahap kelima, penulis akan mementukan apakah sistem tersebut dapat diterima oleh pemakai, atau harus dilakukan beberapa perbaikan atau bahkan dibongkar semuanya dan mulai dari awal lagi, serta setelah perbaikan sistem itu selesai dikerjakan,penulis akan kembali lagi pada tahap ketiga yaitu melakukan pengujian prototype kembali.

6. Pada tahap keenam, penulis menjaga perangkat lunak dari kerusakan dan melakukan perubahan (update) untuk terus mengembangkan perangkat lunak yang telah ada.

3.2.3.3 Alat Bantu Analisis dan Perancangan

a. Analisis

Analisis adalah mempelajari masalah – masalah yang timbul dan kemudian memperbaiki berbagai fungsi yang ada di dalam sistem berjalan agar lebih menjadi efektif dan efesien.


(53)

b. Perancangan

Perancangan adalah menentukan bentuk dari sistem yang akan di buat yang sesuai kebutuhan pemakai yang telah di analisis terlebih dahulu, termasuk di dalamnya input dan output sistem.

1. Flow Map

“Flowmap adalah penggambaran secara grafik dari langkah-langkah dan uruturutan prosedur dari suatu program. Flowchart menolong analis dan programmer untuk memecahkan masalah kedalam segmen-segmen yang lebih kecil dan menolong dalam menganalisis alternatif-alternatif lain dalam pengoperasian. Flowmap biasanya mempermudah penyelesaian suatu masalah khususnya masalah yang perlu dipelajari dan dievaluasi lebih lanjut.

2. Diagram Konteks

“Diagram Konteks adalah diagram yang menggambarkan sumber serta tujuan data yang akan diproses atau dengan kata lain diagram tersebut digunakan untuk menggambarkan sistem secara umum/global dari keseluruhan sistem yang ada. Berdasarkan di atas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa diagram konteks merupakan diagram yang menggambarkan sistem secara umum atau global.

3. DFD (Data Flow Diagram)

Data Flow Diagram digunakan untuk menggambarkan suatu sistem yang telah ada atau sistem baru yang akan dikembangkan secara logika tanpa mempertimbangkan lingkungan fisik dimana data tersebut mengalir atau lingkungan fisik dimana data tersebut akan disimpan. Data Flow Diagram juga


(54)

digunakan pada metodologi pengembangan sistem yang terstruktur. Berdasarkan definisi di atas maka penulis menyimpulkan bahwa Data Flow Diagram adalah diagram untuk menggambarkan arus dari data sistem yang saling berhubungan sesuai dengan aturan mainnya.

a. DFD Level 0/Zero (Overview Diagram)

Dari context diagram ini kemudian akan digambar dengan lebih rinci lagi disebut level 0 (overview diagram).

b. Diagram Rinci/Detail (Level Diagram)

Diagram rinci adalah diagram yang menguraikan proses apa yang ada dalam diagram zero atau diagram level diatasnya. Berdasarkan definisi di atas maka penulis menyimpulkan bahwa diagram rinci merupakan diagram yang menjelaskan atau menguraikan proses secara lebih detail lagi dari dari proses yang ada di level 0.

4. Kamus Data

Kamus Data merupakan katalog fakta tentang data dan kebutuhan-kebutuhan informasi dari suatu sistem informasi. dalam kamus data harus memuat hal-hal berikut:

1. Nama Arus Data

Nama arus data dicatat pada kamus data, sehingga mereka yang membaca DAD memerlukan penjelasan lebih lanjut tentang suatu arus data tertentu.

2. Alias

Untuk menyatakan nama lain dari element atau data store yang sebenarnya sama dengan data element atau data store yang telah ada.


(55)

3. Bentuk Data

Dipergunakan untuk mengelompokan kamus data ke dalam kegunaannya sewaktu perancangan sistem.

4. Arus Data

Menunjukan dari mana data mengalir dan kemana data akan menuju,keterangan arus data ini perluh dicatat di kamus data supaya memudakan mencari arus data ini di DFD.

5. Penjelasan

Untuk lebih memperjelas lagi tentang makna dari arus data yang dicatat di kamus data. Maka bagian penjelasan dapat diisi dengan keterangan - keterangan tentang arus data tersebut.

6. Periode

Menunjukkan kapan terjadinya arus data ini. periode perlu dicatat di kamus data karenah dapat digunakan untuk mengidentifikasikan kapan input data harus dimasukkan ke sistem, kapan proses program harus dilakukan dan kapan laporan – laporan dihasilkan.

7. Volume

Volume rata-rata menunjukkan banyaknya rata-rata arus data yang mengalir dalam satu periode tertentu dan volume puncak menunjukkan volume yang terbanyak.

8. Struktur data

Struktur data menunjukan harus data yang dicatat di kamus data terdiri dari item - item data apa saja. Berdasarkan dari kedua definisi di atas maka


(56)

penulis menyimpulkan bahwa kamus data merupakan suatu bantuan yang berguna untuk kebutuhan informasi dari suatu sistem informasi.

5. Perancangan Basis Data

1. Normalisasi

Proses normalisasi mempunyai pengelompokkan data elemen menjadi tabel-tabel yang menunjukkan entitas dan relasinya. Proses normalisasi selalu diuji pada beberapa kondisi, yaitu kemungkinan ada kesulitan pada saat menambah, menghapus, mengubah, membaca pada suatu database. Bila ada kesulitan pada pengujian tersebut relasi dapat dipecahkan pada beberapa tabel lagi atau dengan kata lain perancangan belumlah mendapatkan database optimal. Pada proses normalisasi ini perlu dikenal terlebih dahulu mengenai definisi dari tahap-tahap normalisasi. Tahap-tahap-tahap normalisasi terdiri dari :

a. Bentuk tidak normal (Unnnormalized Form)

Bentuk ini merupakan kumpulan data yang akan direkam, tidak ada keharusan mengikuti suatu format tertentu, bisa saja data tidak lengkap atau terduplikasi.

b. Bentuk normal ke satu (1NF /First Normal Form)

Bentuk normal ke satu mempunyai ciri-ciri yaitu setiap data dibentuk dalam flat file (file datar/rata), data dibentuk dalam satu record demi satu record dan nilai dari field-field berupa atomic value.

c. Bentuk normal ke dua ( 2NF /Second Normal Form)

Bentuk normal kedua mempunyai syarat yaitu bentuk data telah memenuhi kriteria bentuk normal ke satu. Atribut bukan kunci haruslah bergantung secara


(57)

fungsi pada kunci utama/ primary key sehingga untuk membentuk normal kedua haruslah sudah ditentukan kunci-kunci field. Kunci field haruslah unik dan dapat mewakili atribut lainnya yang menjadi anggotanya.

d. Bentuk normal ketiga (3NF / Third Normal Form)

Untuk menjadi bentuk normal ketiga maka relasi haruslah dalam bentuk normal kedua dan semua atribute bukan primer tidak punya hubungan yang transitif. Dengan kata lain, setiap atribut bukan kunci haruslah bergantung hanya pada primary key dan pada primary key secara menyeluruh.

e. Boyce-Codd Normal Form (BCNF)

Boyce-Codd Normal Form mempunyai paksaan yang lebih kuat dari bentuk normal ketiga. Untuk menjadi BCNF, relasi harus dalam bentuk normal kesatu dan setiap atribut harus bergantung fungsi pada atribute superkey.

2. Tabel Relasi

Menurut Jogiyanto H.M (2004:15) dalam buku Analisis dan Desain, menjelaskan bahwa:

“Kardinalitas Relasi menunjukkan jumlah maksimum tupel yang dapat berelasi dengan entitas pada entitas yang lain.sebagai berikut:

1. Relasi Satu ke satu (One-to-One)

Tingkat hubungan ini menunjukkan hubungan satu ke satu, dinyatakan dengan satu kejadian pada entitas pertama, dan hanya mempunyai satu hubungan dengan satu kejadian pada entitas yang kedua dan sebaliknya.


(58)

Gambar 3.3 relasi One to one

2. Relasi Satu ke Banyak atau Banyak ke Satu (On-to-Many atau Many-to-One) Tingkat hubungan satu ke banyak adalah sama dengan banyak ke satu, tergantung dari arah mana hubungan tersebut dilihat. Untuk satu kejadian pada entitas yang pertama dapat mempunyai banyak hubungan dengan kejadian pada entitas yang kedua. Sebaliknya, satu kejadian pada entitas yang kedua hanya dapat mempunyai satu hubungan dengan satu kejadian pada entitas yang pertama.

Gambar 3.4 Relasi One toMany

3. Relasi Banyak-ke-Banyak (Many to Many)

Tingkat hubungan banyak ke banyak terjadi jika tiap kejadian pada sebuah entitas akan mempunyai banyak hubungan dengan kejadian pada entitas lainnya, dilihat dari sisi entitas yang pertama maupun dilihat dari sisi yang kedua.


(59)

Entitas 1

Entitas 4 Entitas 3 Entitas 2 Entitas 1

Entitas 3 Entitas 2

Entitas 5 Entitas 4

Entitas 5

Gambar 3.5 Relasi Many to Many

4. Kunci Elemen Data (Key)

Menurut Jogiyanto H.M (2004:15) dalam buku Analisis dan Desain, menjelaskan bahwa terdapat bermacam-macam jenis Key, antara lain:

1 Super Key, salah satu atau lebih atribut (kumpulan atribut) dari suatu tabel yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi entity/record dari tabel tersebut secara unik (tidak semua atribut dapat menjadi super key).

2 Candidate Key, tidak boleh berisi atribut dari tabel yang lain sehingga candidate key sudah pasti super key namun belum tentu sebaliknya

3 Primary Key, salah satu atribut candidate key dapat dipilih menjadi primary key dengan 3 (tiga) kriteria yaitu key tersebut lebih natural untuk digunakan sebagai acuan, lebih sederhana, terjamin keunikannya.

4 Alternate key, setiap atribut candidate key yang tidak terpilih menjadi primary key maka atribut-atribut tersebut dinamakan alternate key..

3.2.4. Pengujian Software

Metode pengujiaan yang digunakan dalam pengujiaan perangkat lunak disini adalah metode Black Box Testing. Pendekatan ini melakukan pengujian


(60)

terhadap fungsi operasional software. Pendekatan ini biasanya dilakukan oleh penguji yang tidak ikut serta dalam pengkodean software.

Metode Black Box Testing, merupakan pengujian aspek fundamental sistem tanpa memperhatikan struktur logika internal perangkat lunak. Metode ini digunakan untuk mengetahui apakah perangkat lunak berfungsi dengan benar atau tidak. Pengujian black box merupakan perancangan data uji yang didasarkan pada spesifikasi perangkat lunak. Data uji dijalankan, dieksekusi pada perangkat lunak,dan kemudian hasil dari perangkat lunak akan dicek, sesuai tidaknya dengan apa yang diharapkan.

3.3 Analisis Sistem Yang Berjalan

Analisis terhadap sistem yang berjalan bertujuan untuk mengetahui lebih jelas bagaimana cara kerja sistem tersebut dan masalah apa sedang yang dihadapi sistem untuk dapat dijadikan usulan perancangan sistem. Analisis yang berjalan dilakukan berdasarkan urutan kejadian yang ada dan fungsi pada sub bagian, dari urutan tersebut dapat dibuat diagram alir dokumen (flowmap), diagram konteks

(context diagram), maupun diagram alir data (data flow diagram).

3.3.1 Analisis Dokumen

Analisis dokumen yang sedang berjalan ini akan menguraikan secara rinci dokumen-dokumen yang digunakan pada pengolahan data wajib pajak dan retribusi daerah melalui Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Kutai Barat, diantaranya :


(61)

1. Dokumen Uraian Pengajuan Pajak dan Retribusi Daerah Nama : Uraian Pengajuan Pajak dan Retribusi Daerah

Fungsi : Merupakan dokumen yang berisi uraian dan spesifikasi pengajuan pajak dan retribusi yang diajukan wajib pajak dan retribusi

Rangkap : 1(satu) berkas

Sumber : Bidang Pendaftaran dan Pendataan / Seksi Pendaftaran dan Pemeriksaan / Seksi Pendataan

Atribut : Nomor Pengajuan, NPWPRD, Tahun, Nama Pemilik, Alamat Pemilik, Jenis Pajak / Retribusi, Kode Rekening, Penandatangan, Tanggal

2. Dokumen Nota Perhitungan Pajak Reklame Baru Nama : Nota Perhitungan Pajak Reklame Baru

Fungsi : Merupakan dokumen yang berisi informasi data perhitungan jenis pajak reklame baru yang dibayar oleh wajib pajak

Rangkap : 1(satu) berkas

Sumber : Bidang Penetapan / Seksi Administrasi Perhitungan dan Angsuran

Atribut : Nomor Nota Perhitungan, NPWPRD, Tahun, Nama Pemilik, Alamat Pemilik, Jenis Pajak / Retribusi, Kode Rekening, Dasar Pengenaan (uraian), Nilai, Perhitungan, Total Pajak, Penandatangan, Tanggal dan Pembuat Nota


(62)

3. Dokumen Nota Perhitungan Pajak Reklame Perpanjangan Nama : Nota Perhitungan Pajak Reklame Perpanjangan Fungsi : Merupakan dokumen yang berisi informasi data

perhitungan jenis pajak reklame yang diperpanjang oleh wajib pajak

Rangkap : 1(satu) berkas

Sumber : Bidang Penetapan / Seksi Administrasi Perhitungan dan Angsuran

Atribut : Nomor Nota Perhitungan, NPWPRD, Tahun, Nama Pemilik, Alamat Pemilik, Jenis Pajak / Retribusi, Kode Rekening, Dasar Pengenaan (uraian), Nilai, Perhitungan, Total Pajak, Penandatangan, Tanggal dan Pembuat Nota 4. Dokumen Nota Perhitungan Pajak Baliho (Rokok)

Nama : Nota Perhitungan Pajak Baliho (Rokok)

Fungsi : Merupakan dokumen yang berisi informasi data

perhitungan jenis pajak baliho (rokok) yang dibayar oleh wajib pajak

Rangkap : 1(satu) berkas

Sumber : Bidang Penetapan / Seksi Administrasi Perhitungan dan Angsuran

Atribut : Nomor Nota Perhitungan, NPWPRD, No. Reg, Tahun, Nama Pemilik, Alamat Pemilik, Jenis Pajak / Retribusi, Kode Rekening, Dasar Pengenaan (uraian), Nilai,


(63)

Perhitungan, Total Pajak, Penandatangan, Tanggal dan Pembuat Nota

5. Dokumen Nota Perhitungan Pajak Baliho Biasa Nama : Nota Perhitungan Pajak Baliho Biasa

Fungsi : Merupakan dokumen yang berisi informasi data perhitungan jenis pajak baliho yang dibayar oleh wajib pajak

Rangkap : 1(satu) berkas

Sumber : Bidang Penetapan / Seksi Administrasi Perhitungan dan Angsuran

Atribut : Nomor Nota Perhitungan, NPWPRD, No. Reg, Tahun, Nama Pemilik, Alamat Pemilik, Jenis Pajak / Retribusi, Kode Rekening, Dasar Pengenaan (uraian), Nilai, Perhitungan, Total Pajak, Penandatangan, Tanggal dan Pembuat Nota

6. Dokumen Nota Perhitungan Pajak Hotel Nama : Nota Perhitungan Pajak Hotel

Fungsi : Merupakan dokumen yang berisi informasi data perhitungan jenis pajak hotel yang dibayar oleh wajib pajak

Rangkap : 1(satu) berkas

Sumber : Bidang Penetapan / Seksi Administrasi Perhitungan dan Angsuran


(64)

Atribut : Nomor Nota Perhitungan, NPWPRD, Tahun, Nama Pemilik, Alamat Pemilik, Jenis Pajak / Retribusi, Kode Rekening, Dasar Pengenaan (uraian), Nilai, Perhitungan, Total Pajak, Penandatangan, Tanggal dan Pembuat Nota 7. Dokumen Nota Perhitungan Pajak Restoran (Catering)

Nama : Nota Perhitungan Pajak Restoran (Catering) Fungsi : Merupakan dokumen yang berisi informasi data

perhitungan jenis pajak restoran (catering) yang dibayar oleh wajib pajak

Rangkap : 1(satu) berkas

Sumber : Bidang Penetapan / Seksi Administrasi Perhitungan dan Angsuran

Atribut : Nomor Nota Perhitungan, NPWPRD, No. Reg. NP, Tahun, Nama Pemilik, Alamat Pemilik, Jenis Pajak / Retribusi, Kode Rekening, Dasar Pengenaan (uraian), Nilai, Perhitungan, Total Pajak, Penandatangan, Tanggal dan Pembuat Nota

8. Dokumen Nota Perhitungan Pajak Restoran (Rumah Makan) Nama : Nota Perhitungan Pajak Restoran (Rumah Makan) Fungsi : Merupakan dokumen yang berisi informasi data

perhitungan jenis pajak rumah makan yang dibayar oleh wajib pajak


(65)

Sumber : Bidang Penetapan / Seksi Administrasi Perhitungan dan Angsuran

Atribut : Nomor Nota Perhitungan, NPWPRD, No. Reg, Tahun, Nama Pemilik, Alamat Pemilik, Jenis Pajak / Retribusi, Kode Rekening, Dasar Pengenaan (uraian), Nilai, Perhitungan, Total Pajak, Penandatangan, Tanggal dan Pembuat Nota

9. Dokumen Nota Perhitungan Pajak Mineral Bukan Logam & Batuan Nama : Nota Perhitungan Pajak Mineral Bukan Logam & Batuan Fungsi : Merupakan dokumen yang berisi informasi data

perhitungan jenis pajak mineral bukan logam dan batuan yang dibayar oleh wajib pajak

Rangkap : 1(satu) berkas

Sumber : Bidang Penetapan / Seksi Administrasi Perhitungan dan Angsuran

Atribut : Nomor Nota Perhitungan, No. Reg, Tahun, Nama Pemilik, Alamat Pemilik, Jenis Pajak / Retribusi, Kode Rekening, Dasar Pengenaan (uraian), Nilai, Perhitungan, Total Pajak, Penandatangan, Tanggal dan Pembuat Nota 10. Dokumen Nota Perhitungan Pajak Sarang Burung Walet


(66)

Fungsi : Merupakan dokumen yang berisi informasi data

perhitungan jenis pajak usaha sarang walet yang dibayar oleh wajib pajak

Rangkap : 1(satu) berkas

Sumber : Bidang Penetapan / Seksi Administrasi Perhitungan dan Angsuran

Atribut : Nomor Nota Perhitungan, NPWPD, No. Reg, Tahun, Nama Pemilik, Alamat Pemilik, Jenis Pajak / Retribusi, Kode Rekening, Dasar Pengenaan (uraian), Nilai, Perhitungan, Total Pajak, Penandatangan, Tanggal dan Pembuat Nota

11. Dokumen Nota Perhitungan Pajak Hiburan Nama : Nota Perhitungan Pajak Hiburan

Fungsi : Merupakan dokumen yang berisi informasi data

perhitungan jenis pajak hiburan yang dibayar oleh wajib pajak

Rangkap : 1(satu) berkas

Sumber : Bidang Penetapan / Seksi Administrasi Perhitungan dan Angsuran

Atribut : Nomor Nota Perhitungan, Nomor SPTPD/SPTRD Yang Dikirim, NPWPD, No. Reg, Tahun, Nama Pemilik, Alamat Pemilik, Jenis Pajak / Retribusi, Kode Rekening,


(67)

Dasar Pengenaan (uraian), Tarif, Ketetapan, Sanksi, Total Pajak, Penandatangan, Tanggal dan Pembuat Nota 12. Dokumen Nota Perhitungan Pajak Penerangan Jalan (Non PLN)

Nama : Nota Perhitungan Pajak Penerangan Jalan (Non PLN) Fungsi : Merupakan dokumen yang berisi informasi data

perhitungan jenis pajak penerangan jalan yang dibayar oleh wajib pajak

Rangkap : 1(satu) berkas

Sumber : Bidang Penetapan / Seksi Administrasi Perhitungan dan Angsuran

Atribut : Nomor Nota Perhitungan, NPWPD, No. Reg, Tahun, Nama Pemilik, Alamat Pemilik, Jenis Pajak / Retribusi, Kode Rekening, Dasar Pengenaan (uraian), Tarif, Ketetapan, Total Pajak, Penandatangan, Tanggal dan Pembuat Nota

13. Dokumen Nota Perhitungan Pajak Air Tanah Nama : Nota Perhitungan Pajak Air Tanah

Fungsi : Merupakan dokumen yang berisi informasi data

perhitungan jenis pajak air tanah yang dibayar oleh wajib pajak

Rangkap : 1(satu) berkas

Sumber : Bidang Penetapan / Seksi Administrasi Perhitungan dan Angsuran


(68)

Atribut : Nomor Nota Perhitungan, NPWPD, No. Reg, Tahun, Nama Pemilik, Alamat Pemilik, Jenis Pajak / Retribusi, Kode Rekening, Dasar Pengenaan (uraian), Perhitungan, Total Pajak, Penandatangan, Tanggal dan Pembuat Nota 14. Dokumen Nota Perhitungan Retribusi Izin Gangguan (HO) Baru

Nama : Nota Perhitungan Retribusi Izin Gangguan (HO) Baru Fungsi : Merupakan dokumen yang berisi informasi data

perhitungan jenis retribusi izin gangguan yang dibayar oleh wajib retribusi

Rangkap : 1(satu) berkas

Sumber : Bidang Penetapan / Seksi Administrasi Perhitungan dan Angsuran

Atribut : Nomor Nota Perhitungan, NPWPRD, Tahun, Nama Pemilik, Alamat Pemilik, Jenis Pajak / Retribusi, Kode Rekening, Dasar Pengenaan (uraian), Perhitungan, Total Pajak, Penandatangan, Tanggal dan Pembuat Nota 15. Dokumen Nota Perhitungan Retribusi Izin Gangguan (HO)

Perpanjangan

Nama : Nota Perhitungan Retribusi Izin Gangguan (HO) Perpanjangan

Fungsi : Merupakan dokumen yang berisi informasi data perhitungan jenis retribusi perpanjangan izin gangguan yang dibayar oleh wajib retribusi


(69)

Rangkap : 1(satu) berkas

Sumber : Bidang Penetapan / Seksi Administrasi Perhitungan dan Angsuran

Atribut : Nomor Nota Perhitungan, NPWPRD, Tahun, Nama Pemilik, Alamat Pemilik, Jenis Pajak / Retribusi, Kode Rekening, Dasar Pengenaan (uraian), Perhitungan, Total Pajak, Penandatangan, Tanggal dan Pembuat Nota 16. Dokumen Nota Perhitungan Retribusi IMB Masyarakat

Nama : Nota Perhitungan Retribusi IMB Masyarakat Fungsi : Merupakan dokumen yang berisi informasi data

perhitungan jenis retribusi daerah untuk IMB bagi masyarakat yang dibayar oleh wajib retribusi Rangkap : 1(satu) berkas

Sumber : Bidang Penetapan / Seksi Administrasi Perhitungan dan Angsuran

Atribut : Nomor Nota Perhitungan, NPWPRD, Tahun, Nama Pemilik, Alamat Pemilik, Jenis Pajak / Retribusi, Kode Rekening, Dasar Pengenaan (uraian), Perhitungan, Tarif, Total Pajak, Penandatangan, Tanggal dan Pembuat Nota

17. Dokumen Nota Perhitungan Retribusi IMB Proyek Nama : Nota Perhitungan Retribusi IMB Proyek


(70)

Fungsi : Merupakan dokumen yang berisi informasi data perhitungan jenis retribusi daerah untuk IMB proyek yang dibayar oleh wajib retribusi

Rangkap : 1(satu) berkas

Sumber : Bidang Penetapan / Seksi Administrasi Perhitungan dan Angsuran

Atribut : Nomor Nota Perhitungan, No. Reg, Tahun, Nama Pemilik, Alamat Pemilik, Jenis Pajak / Retribusi, Kode Rekening, Dasar Pengenaan (uraian), Perhitungan, Nilai, Tarif, Total Pajak, Penandatangan, Tanggal dan Pembuat Nota

3.3.2 Analisis Prosedur Yang Berjalan

Analisis prosedur merupakan kegiatan menganalisis prosedur-prosedur kerja yang terjadi pada sistem yang sedang berjalan. Adapun hasil dari kegiatan analisis ini berupa gambaran nyata dari urutan kegiatan-kegiatan yang dilakukan khususnya dalam kegiatan yang berhubungan dengan pengolahan data.

Prosedur yang sedang berjalan di Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Kutai Barat adalah seperti berikut :

3.3.2.1. Flow Map

Flowmap prosedur penetapan nilai pajak serta pengolahan data wajib

pajak dan retribusi daerah Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Kabupaten Kutai Barat yang sedang berjalan digambarkan sebagai berikut:


(71)

 

Gambar 3.6 Flow Map Pengolahan Data Wajib Pajak Dan Retribusi Daerah


(72)

3.3.2.2. Diagram Konteks

Diagram kontek adalah model yang menggambarkan hubungan dengan lingkungan luar.Diagram konteks berfungsi untuk menggambarkan suatu sistem yang sedang berjalan secara keseluruhan, awal dan akhir dari data yang masuk dan keluar pada sistem tersebut. Adapun diagram konteks penetapan nilai pajak serta pengolahan data wajib pajak dan retribusi daerah Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Kabupaten Kutai Barat yang sedang berjalan adalah sebagai berikut :

Gambar 3.7 Diagram Konteks proses pengolahan data wajib pajak dan retribusi

daerah Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Kabupaten Kutai Barat yang sedang berjalan


(73)

3.3.2.3. Data Flow Diagram

1 Kelola Pengajuan

Pajak

3 Kelola Data Wajib Pajak dan Retribusi

Daerah 2

Kelola Nota Perhitungan Pajak

5 Kelola Bukti Pembayaran Pajak Bidang Pendaftaran dan Pendataan

Pegawai Bidang Penetapan

Kepala Bidang Penetapan Kepala Seksi Administrasi dan

Angsuran

Bidang Pembukuan dan Penagihan Uraian Pengajuan Pajak

4 Kelola Nota Penagihan Pajak

Nota Perhitungan Pajak

Data Wajib Pajak Nota Perhitungan Pajak

Nota Perhitungan Pajak Data_Uraian_Pengajuan_Pajak

Data Penagihan

Data Pembayaran Data Pembayaran

Data Penagihan

Data Wajib Pajak Data_Uraian_Pengajuan_Pajak

Uraian Pengajuan Pajak

Nota Perhitungan Pajak

Nota Perhitungan Pajak

Nota Perhitungan Pajak

Nota Perhitungan Pajak Nota Perhitungan Pajak

Data Wajib Pajak

Data Wajib Pajak

Gambar 3.8Flow Diagram Level 1 pengolahan data wajib pajak dan retribusi

daerah Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Kabupaten Kutai Barat yang sedang berjalan


(74)

3.3.3 Evaluasi Sistem Yang Berjalan

Setelah melakukan analisis terhadap penetapan nilai pajak serta pengolahan data wajib pajak dan retribusi daerah Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Kabupaten Kutai Barat yang sedang berjalan, penulis bisa menyimpulkan bahwa masih terdapat beberapa permasalahan yang ada pada sistem tersebut. Adapun kelemahan-kelemahan dari Sistem pemenuhan kebutuhan karyawan tenaga kontrak kerja yang sedang bejalan yang sedang berjalan tersebut adalah sebagai berikut :

Tabel 3.1 Evaluasi system yang sedang berjalan

No Masalah Entitas Solusi 1 1. Proses pengelolaan data

wajib pajak dan retribusi daerah yang jumlahnya tidak sedikit, masih dibuat secara manual dengan menggunakan spreedsheet

sederhana sehingga dianggap tidak efisien waktu dan menghasilkan arsip dalam bentuk

konvensional (kertas) yang membutuhkan ruang lebih

Bidang Penetapan

Perlunya dibuat aplikasi sistem terkomputerisasi yang dapat

meminimalisasi output yang berbentuk kertas.


(75)

untuk menyimpannya serta rentan mengalami

kerusakan arsip.

2 2. Penyimpanan data arsip pencatatan wajib pajak dan retribusi daerah dalam bentuk soft copy, belum didukung oleh media penyimpanan berupa basis data.

Bidang Penetapan.

Perlunya dibangun aplikasi yang didukung dengan media

penyimpanan berupa basis data sehingga dapat dijadikan sebagai media menyimpan data yang diolah.

3 3. Terjadi kesulitan dalam mengakses dan mencari data arsip yang berdasarkan kurun waktu tertentu saat terjadi

perubahan data, dikarenakan data harus

dicari secara manual satu per satu.

Bidang Penetapan.

Perlunya dibangun aplikasi sistem informasi terkomputerisasi yang memudahkan user yang melakukan proses kelola dapat, mudah dalam mengakses data jika terjadi perubahan data.


(1)

spesifikasi pajak/retribusi, penetapan nilai dan input data wajib

pajak/retribusi daerah

simpan [ ] ditolak

Klik tombol tambah

Data bertambah [v] diterima [ ] ditolak Klik tombol edit Data berubah [v] diterima

[ ] ditolak Klik tombol

hapus

Data berhasil dihapus

[v] diterima [ ] ditolak Pencarian data pajak/retribusi daerah Pencarian data berhasil [v] diterima [ ] ditolak

Klik tombol lihat detil

Detil data terlihat

v] diterima [ ] ditolak

Tabel 4.27 Kasus Dan Hasil Pengujian Cetak Laporan

Rencana Skenario uji Hasil yang diharapkan Hasil yang diuji Cetak Nota Perhitungan Klik tombol cetak Dokumen tercetak [v] diterima [ ] ditolak Klik tombol cetak pdf Dokumen tercetak dalam bentuk pdf [v] diterima [ ] ditolak


(2)

147   

4.5.3 Kesimpulan Hasil Pengujian

Berdasarkan hasil pengujian dengan kasus uji sample diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa perangkat lunak sistem informasi penjualan dan pengadaan ini bebas dari kesalahan sintaks dan secara fungsional memperoleh hasil yang sesuai dengan yang diharapkan.


(3)

148  

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap kebutuhan user pada Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Kutai Barat serta pembangunan Sistem Informasi Pengelolaan Wajib Pajak dan Retribusi Daerah yang diusulkan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Diharapkan dengan adanya perancangan dan pembangunan sistem informasi yang diusulkan dapat membantu Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Kutai Baratdalam mengelolaan data penetapan nilai pajak dan wajib pajak serta reribusi daerah sehingga tidak lagi dikerjakan pada spreedsheet sederhana dan meminimalkan output konvensional (berupa kertas),

2. Diharapkan dengan adanya pembangunan sistem informasi yang terintegrasi dengan media penyimpanan berupa basis data ini, maka data pengelolaan penetapan nilai pajak, wajib pajak dan retribusi daerah Kabupaten Kutai Barat dapat tersimpan dengan aman sehingga terhindar dari kerusakan atau kehilangan data,

3. Diharapkan dengan berjalannya sistem informasi pengelolaan yang dibangun ini, maka memudahkan user jika terhadap perubahan data yang diolah,


(4)

 

4. Dengan adanya sistem informasi pengelolaan yang berbasis web ini, dapat memudahkan user di lingkungan Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Kabupaten Kutai Barat pada umumnya dan user pada Bidang Penetapan pada khususnya dalam mengakses data penetapan nilai pajak, data wajib pajak dan retribusi daerah.


(5)

5.2. Saran

Sistem Informasi yang telah dibuat sekarang masih memungkinkan untuk dikembangkan sehingga hasil yang akan diperoleh dapat menjadi lebih baik dan optimal. Adapun saran – saran yang dapat menjadi perbaikan adalah sebagai berikut :

1. Perlunya penyatuan sistem informasi yang berjalan pada setiap bidang, mulai dari pendaftaran wajib pajak, penetepan nilai pajak sampai pada proses pembayaran nilai pajak dan retribusi daerah agar setiap sistem informasi tidak berjalan sendiri-sendiri di setiap bidang yang ada di lingkungan Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Kabupaten Kutai Barat,

2. Perlu dilakukan pengembangan dan peningkatan sistem secara berkala khususnya dibidang keamanan data,

3. Diharapkan kedepannya sistem informasi yang telah dibangun bisa terus digunakan sehingga memudahkan pengerjaan pengelolaan data yang ada di lingkungan Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Kabupaten Kutai Barat.


(6)