ANALISIS MEKANISME PEMBIAYAAN iB GRIYA HASANAH DI BNI SYARIAH CABANG SEMARANG TUGAS AKHIR - Analisis Mekanisme Pembiayaan iB Griya Hasanah di BNI Syariah Cabang Semarang - Test Repository

  

ANALISIS MEKANISME PEMBIAYAAN iB GRIYA

HASANAH DI BNI SYARIAH CABANG SEMARANG

TUGAS AKHIR

  

Oleh :

EKO WIBOWO

NIM 201 11 024

PROGRAM STUDI DIII PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2016

  

ANALISIS MEKANISME PEMBIAYAAN iB GRIYA

HASANAH DI BNI SYARIAH CABANG SEMARANG

TUGAS AKHIR

  

Disusun dan diajukan untuk memenuhi syarat guna

Memperoleh Gelar Ahli Madya

Program Studi D3 Perbankan Syariah

  

Oleh

EKO WIBOWO

NIM 201 11 024

PROGRAM STUDI DIII PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2016

  

Motto

“Misi Hari ini Adalah Sukses”

“Semua jenis kegiatanku merupakan Investasi, jadi aku ingin berinvestasi yang

  

Menguntungkan Halal dan Berkah

“Kegagalan terjadi di saat kita Pesimis yang ujungnya Menyerah”

“Niat tanpa Tindakan itu Zonk”

  

“Tidak Ada Kata Terlambat Untuk Belajar”

“ Selalu Awali Aktifitas dengan Berdo’a“

“ Hidup Memang Penuh Permainan, tapi Jangan Pernah Main-Main Dalam

Permainan”

  

PERSEMBAHAN

  Penulisan Tugas Akhir ini penulis persembahkan untuk: 1.

  Allah SWT atas segala nikmat, rahmat dan hidayah-NYA kepadaku sehingga membuat aku bisa bertahan sampai saat ini.

  2. Ayah dan Ibu atas kasih sayang yang diberikan, atas do’a nya yang selalu menyertai setiap hari ku. Nasehat dan motivasinya yang menjadikan penguat tekad untuk menjadi yang terbaik.

  3. Adikku tersayang Muhamad Riyanto lumayan nyebelin yang selalu menjadi sahabat terbaikku, terima kasih doanya dan selalu menyemangati.

  4. Sahabat-sahabatku ( mbahe, lepek, kemad, kusen, budi, rangga, taslim, wawan, permadi ) yang selalu mendukung dan menyemangati.

  5. Teman Magang di BNI Syari’ah Semarang ( Fahlevi,Dini,Akhlis ) yang selalu bersama-sama di Kota Semarang.

  6. Teman-teman DIII Perbankan Syariah angkatan 2011 yang selalu memberikan semangat dan dukungan.

  7. Almamaterku IAIN Salatiga.

KATA PENGANTAR

  Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberi rahmat serta hidayah- Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan Tug as Akhir dengan judul “ ANALISIS MEKANISME PEMBIAYAAN IB GRIYA HASANAH DI BNI SYARIAH CABANG SEMARANG ” ini dengan baik. Tugas Akhir ini disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan program Diploma III jurusan Syariah Program Studi Perbankan Syariah (PS) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Dalam penulisan Tugas Akhir ini banyak pihak yang telah membantu dan memberikan bimbingan, maka selayaknya peneliti mengucapkan banyak terima kasih kepada : 1.

  Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga.

  2. Bapak Dr. Anton Bawono, M. Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.

  3. Bapak Drs. Alfred, L. M.Si selaku Ketua Program Studi DIII Perbankan Syariah (PS) IAIN Salatiga dan sebagai pembimbing yang telah membimbing dan memberikan pengarahan dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

  4. Bapak Ahmad Mifdlol Muthohar, M.Si. selaku DPL magang yang telah memberikan pengarahan tentang magang.

  5. Bapak Bahaudin, selaku Kepala Pimpinan Bank BNI Syariah Cabang kesempatan kepada peneliti dalam melakukan kegiatan magang dan penulisan Tugas Akhir.

  6. Ayah dan Ibu tercinta yang selalu memberikan dukungan, serta motivasi sehingga peneliti dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik.

  7. Teman-teman DIII Perbankan Syariah (PS) Angakatan Tahun 2011.

  8. Serta semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

  Dalam penulisan Tugas Akhir ini peneliti sadar bahwa tidak ada sesuatu apapun yang sempurna kecuali Allah SWT. Oleh karena itu, dengan senang hati peneliti menerima kritik dan saran yang sifatnya membangun. Semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi peneliti khususnya dan bermanfaat bagi pembaca pada umumnya.

  Salatiga,10 Februari 2016 Penyusun

  Eko Wibowo NIM. 201 11 024

  

ABSTRAK

  Wibowo,Eko 2016. Analisis Mekanisme Pembiayaan iB Griya Hasanah di BNI

  Syariah Cabang Semarang. Tugas Akhir. Program Studi DIII Perbankan

  Syariah (PS). Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing : Drs. Alfred L., M.Si

  Kata kunci : Mekanisme Pembiayaan dan iB Griya Hasanah Penelitan ini bertujuan untuk menganalisis mekanisme pembiayaan iB

  Griya Hasanah di BNI Syariah Cabang Semarang. Bagaimana perkembangan dari Pembiayaan iB Griya Hasanah tersebut, bagaimana strategi pemasaran yang digunakan, serta untuk mengetahui keunggulan produk pembiayaan iB Griya Hasanah jika dibandingkan dengan produk Pembiayaan unggulan yang berada di bank syariah lain. Dapat pula sebagai referensi masyarakat pada umumnya sebelum mengajukan pembiayaan.

  Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan metode kualitatif. Data dalam penelitian ini didapatkan melalui observasi, wawancara dan studi pustaka. Dari data yang didapatkan digunakan oleh penulis sebagai bahan analisis yang disesuaikan dengan konsep aplikasi pada BNI Syariah Cabang Semarang . Setelah dilakukan analisis kemudian di tarik kesimpulan dan memberikan saran- saran.

  BNI Syari’ah adalah lembaga keuangan yang menggunakan prinsip syari’ah,artinya dalam operasionalnya tidak menggunakan riba, maisir, gharar (ketidakpastian), bathil (ketidakadilan). Pada BNI Syariah iB Griya Hasanah merupakan produk yang paling berkontribusi paling banyak dalam hal pendapatan,maka tidak menutup kemungkinan akan banyak tantangan tersendiri pada produk iB Griya Hasanah.

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ................................................................................... i HALAMAN PENGAJUAN TUGAS AKHIR ................................................ ii HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................. iii HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iv PERNYATAAN KEASLIAN ....................................................................... v MOTTO ....................................................................................................... vi PERSEMBAHAN ........................................................................................ vii KATA PENGANTAR .................................................................................. viii ABSTRAK ................................................................................................... x DAFTAR ISI ................................................................................................ xi DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xiv DAFTAR TABEL ........................................................................................ xv

  BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1 A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1 B. Rumusan Masalah ....................................................................... 5 C. Tujuan dan Kegunaan ................................................................. 5 D. Penelitian Terdahulu ................................................................... 6 E. Penegasan Istilah ......................................................................... 9 F. Metode Penelitian........................................................................ 11 G. Sistematika Penulisan ................................................................. 13 BAB II LANDASAN TEORI........................................................................ 15 A. Pengertian Pembiayaan ............................................................... 15 B. Unsur-unsur Pembiayaan............................................................. 16 C. Jenis – Jenis Pembiayaan............................................................. 18

  D. Pengertian KPR .......................................................................... 22

  E. KPR Syari’ah .............................................................................. 23

  F. Prosedur Umum Pembiayaan ....................................................... 29

  G. Pengawasan Pembiayaan............................................................. 33

  BAB III LAPORAN OBJEK......................................................................... 37 A. Gambaran Umum PT. Bank BNI Syariah .................................... 37 B. Visi dan Misi BNI Syari’ah Cabang Semarang ............................. 40 C. Profil PT. BNI Syari’ah ............................................................... 41 D. Struktur Organisasi BNI Syari’ah Cabang Semarang .................... 42 E. Job Description ........................................................................... 43 F. Produk

  • – produk Di BNI Syari’ah Cabang Semarang .................... 50

  1. Produk Simpanan ............................................................. 50

  2. Produk Pembiayaan .......................................................... 56

  3. Produk Jasa dan Layanan .................................................. 60

  BAB IV ANALISIS...................................................................................... 62 A. Mekanisme Pembiayaan iB Griya Hasanah Di PT. Bank BNI Syari’ah Cabang Semarang ....................................................... 62 1. KPR Syari’ah (iB Griya Hasanah) ..................................... 62

  2. Mekanisme Pembiayaan iB Griya Hasanah........................ 62

  3. Persyaratan Pembiayaan iB Griya Hasanah........................ 71

  4. Keunggulan dari Pembiayaan iB Griya Hasanah ................ 71

  5. Ketentuan Biaya ............................................................... 72

  B. Penerapan Akad Murabahah ....................................................... 73

  C. Strategi pemasaran iB Griya Hasanah di BNI Syari’ah ................. 75

  BAB V PENUTUP ....................................................................................... 81 A. Kesimpulan ................................................................................ 81

  DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 83 LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP

  

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Struktur Organisasi Bank BNI Syariah Semarang ........................... 42Gambar 4.1 Mekanisme Pembiayaan iB Griya .................................................. 63

  DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Profil PT. Bank BNI Syari’ah ..................................................... 41

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah A. Perbankan memiliki fungsi diantaranya menyelenggarakan

  mekanisme lalu lintas pembayaran yang efisien, cepat, dan akurat, selain itu perbankan juga berperan sebagai perantara antara pihak yang kelebihan dana dengan pihak yang kekurangan dana, digunakan untuk kegiatan yang lebih produktif. Peran tersebutlah yang membuat perbankan disebut sebagai lembaga perantara keuangan (Sulhan dan Siswanto, 2008:3). Perbankan syariah dalam pelaksanaannya setiap produk lebih ditekankan untuk menghindari penggunaan bunga (riba) yang biasanya ada pada perbankan konvensional.

  Bank syariah di Indonesia mulai berdiri sejak pemerintah mengesahkan UU No. 7 tahun 1992. Dengan adanya kekuatan hukum tersebut bank syariah terus berkembang. Pengaturan bank syariah dalam bentuk undang-undang disempurnakan dengan menetapkan UU No. 10 tahun 1998 hingga akhirnya disahkanya UU No. 21 tahun 2008. Dengan adanya penyempurnaan tersebut membuktikan bahwa bank syariah terus berkembang.

  Berdasarkan UU No. 21 tahun 2008 Bank syariah adalah Bank yang menjalankan kegiatan usahannya berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri atas bank umum syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat lain: pembiayaan Mudharabah, Musyarakah, Murabahah dan Bai’ Salam. Adanya Bank islam diharapkan dapat memberikan sumbangan terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat melalui pembiayaan-pembiayaan yang dikeluarkan oleh bank islam (Muhammad, 2002:16).

  Rumah mempunyai fungsi yang sangat penting bagi kehidupan manusia dan termasuk dalam kebutuhan pokok yang sangat mendasar setelah sandang dan pangan,selain itu rumah bukan hanya sebuah bangunan (struktural), melainkan juga tempat kediaman yang memenuhi syarat-syarat kehidupan yang layak, dipandang dari berbagai segi kehidupan masyarakat.

  Rumah dapat diartikan sebagai tempat perlindungan, untuk menikmati kehidupan, beristirahat dan bersuka ria bersama keluarga. Di dalam rumah, penghuni memperoleh kesan pertama dari kehidupannya di dalam dunia ini. Rumah harus menjamin kepentingan keluarga, yaitu untuk tumbuh, memberi kemungkinan untuk hidup bergaul dengan tetangganya, dan lebih dari itu, rumah harus memberi ketenangan, kesenangan, kebahagiaan, dan kenyamanan pada segala peristiwa hidupnya. (Budihardjo, 1998 : 148)

  Fungsi utama dalam sebuah rumah sebagai tempat bermukim,rumah harus menunjang identitas keluarga yang diwujudkan pada kualitas hunian atau perlindungan yang diberikan oleh rumah. Kebutuhan akan tempat tinggal dimaksudkan agar penghuni dapat memiliki tempat berteduh guna melindungi diri dari iklim setempat. Rumah harus menunjang kesempatan keluarga untuk berkembang dalam kehidupan sosial budaya dan ekonomi dalam pemenuhan kebutuhan sosial dan kemudahan ke tempat kerja guna mendapatkan sumber penghasilan. Rumah harus menunjang rasa aman dalam arti terjaminnya. keadaan keluarga di masa depan setelah mendapatkan rumah. Jaminan keamanan atas lingkungan perumahan yang ditempati serta jaminan keamanan berupa kepemilikan rumah dan lahan.

  Dengan demikian bagaimanapun juga perlunya untuk terus dikembangkan strategi operasional penyelenggaraan yang sesuai dengan keberagaman dan kemandirian yang ada di tingkat lokal. Melihat begitu pentingnya fungsi rumah bagi kehidupan manusia, disisi lain masih banyak juga anggota masyarakat yang belum memiliki rumah. Untuk memenuhi kebutuhan rumah yang semakin meningkat pesat dimana untuk memiliki rumah harus memenuhi beberapa persyaratan yang harus dilengkapi oleh baik calon penjual maupun calon pembeli, terutama bagi masyarakat yang berpenghasilan pas-pasan atau rendah dimana rasanya sangat sulit untuk memiliki rumah dengan membeli secara kontan. Sebagai contoh mengenai pembelian rumah melalui Pembiayaan Pemilikan Rumah BNI

  Syari’ah, dalam hal ini BNI Syari’ah menentukan suatu sistem penjualan rumah dengan fasilitas kredit pemilikan rumah melalui BNI

  Syari’ah atau yang dikenal dengan BNI iB Griya Hasanah.

  Bagi pembeli yang sudah memenuhi persyaratan dalam perjanjian pemesanan rumah dapat menandatangani akad perjanjian kredit pemilikan rumah dari BNI Syari’ah, setelah ditandatangani maka pembeli sebagai dengan jaminan kredit rumah dan tanah tersebut. Dalam ketentuan perjanjian kredit pemilikan rumah tersebut ditegaskan bahwa selama jangka waktu pembiayaan pihak pembeli atau nasabah dilarang menjual atau mengalihkan hak atas rumah dan tanah tersebut pada pihak lain tanpa ada persetujuan secara tertulis dari bank selama jangka waktu kredit pemilikan rumah dari bank belum berakhir atau dilunasi oleh nasabah.

  Pengalihan hak atas rumah dan tanah melalui Kredit Pemilikan Rumah (BNI Griya Hasanah) dilakukan oleh nasabah lama kepada calon nasabah baru dimana jangka waktu pembiayaannya masih dalam masa angsuran. Pengalihan ini biasanya terjadi karena dimana nasabah lama mengalami suatu kesulitan untuk melanjutkan pembayaran angsuran atau sebab lain nasabah lama pindah tugas dan menetap di kota lain. Kemungkinan lainnya karena semata-mata hanya untuk memperoleh keuntungan sehingga jika calon nasabah baru tidak memiliki surat-surat pendukung akan mengalami kesulitan untuk mengambil dokumen di BNI Syari’ah.

  Berdasarkan uraian diatas maka penulis mencoba menganalisa lebih lanjut dalam Tugas Akhir dengan judul

  “ANALISA MEKANISME PEMBIAYAAN iB GRIYA HASANAH DI BNI SYARI’AH CABANG SEMARANG”.

B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan pemaparan latar belakang masalah di atas, maka perumusan makalah pada penulisan tugas akhir adalah :

  1. Bagaimana mekanisme atau alur pengajuan sampai pencairan dana pembiayaan Produk iB Griya Hasanah di BNI Syari’ah cabang

  Semarang ? 2. Bagaimana praktek murabahah, serta strategi pembiayaan produk iB

  Griya Hasanah di BNI Syari’ah cabang Semarang ?

  Tujuan Dan Kegunaan C.

  Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin di peroleh dari penelitian ini adalah : 1.

  Untuk mengetahui mekanisme atau alur pengajuan sampai pencairan dana pembiayaan Produk iB Griya Hasanah di BNI Syari’ah cabang Semarang.

  2. Untuk mengetahui praktek murabahah, serta strategi pembiayaan produk iB Griya Hasanah di BNI Syari’ah cabang Semarang.

  Kegunaan Penelitian

  Selain memiliki tujuan seperti yang di paparkan diatas, Tugas akhir ini di harapkan berguna bagi semua pihak, di antaranya :

  1. Bagi BNI Syari’ah Semarang a.

  Sebagai masukan dalam menata kondisi dan kinerja lembaga b.

  Dapat mengaplikasikan kinerja sesuai dengan prinsip-prinsip syari’ah.

  c.

  Meningkatkan kualitas manajemen sehingga mampu bersaing dengan lembaga keuangan syari’ah yang lain ataupun lembaga keuangan konvensional.

  d.

  Mengetahui permasalahan yang terdapat pada produk Khususnya Produk iB Griya Hasanah.

2. Bagi Penulis a.

  Sebagai referensi yang dapat menambah pengetahuan serta mampu menerapkan ilmu yang di peroleh di bangku perkuliahan.

  b.

  Untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat dalam menyelesaikan Program Diploma III Perbankan Syari’ah IAIN

  Salatiga D.

  Penelitian Terdahulu

  Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Siti Zulfah (2008) dengan judul “Sistem Pembiayaan Griya di Bank BNI Syari’ah Kantor Cabang Surakarta” Dalam penelitian ini disebutkan pembiayaan pada bank BNI kantor Surakarta ada beberapa macam, salah satunya pembiayaan griya yaitu layanan pembiayaan atas kepemilikan rumah yang diberikan kepada nasabah perorangan (individu) baik nasabah yang berpenghasilan tetap rumah lama (second) dengan tujuan dimiliki atau dipergunakan sendiri. Dalam pembiayaan griya ini menggunakan skim Murobahah yaitu akad jual beli antara bank selaku penyedia dengan nasabah yang memesan. Dan yang dibahas tentang bagaimana sistem pembiayaan griya yang meliputi ketentuan pembiayaan, kelengkapan data pemohon, dokumen yang digunakan, prosedur pelaksanaan pembiayaan griya. Penelitian ini berbeda dengan penelitian yang akan dilakukan penulis, perbedaan terdapat pada obyek dan waktu yang diteliti.

  Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Ana Sapta Utami (2009) dengan judul “Mekanisme dan Prosedur Pembiayaan Murabahah di PT. BPRS Asad Alif

  Sukorejo Kendal” Dalam penelitian ini disebutkan penyaluran pembiayaan yang dilakukan oleh lembaga keuangan syari’ah merupakan suatu hal yang penting. Hal ini dikarenakan sumber pendapatan utama bank berasal dari jasa pembiayaan yang disalurkan. Sehingga dalam pengambilan kebijakan yang terkait dengan pembiayaan di perlukan kecermatan serta ketelitian dengan seksama agar lembaga keuangan yang bersangkutan tidak mengalami kerugian. Perencanaan penyaluran pembiayaan harus dilakukan dengan baik agar tidak mengalami defisit

  

income yang mengakibatkan kerugian pada lembaga keuangan. Hak yang

  paling berpengaruh terhadap pembiayaan adalah kebijakan mengenai prosedur penyaluran yang dipakai. Kemudahan dalam memperoleh bisnisnya dan selanjutnya akan semakin banyak nasabah akan mengajukan akan semakin meningkat. Penilitian ini membahas mekanisme dan prosedur pembiayaan murabahah secara luas,sementara penilitian yang dilakukan penulis lebih spesifik ke pembiayaan KPR iB Griya Hasanah.

  Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Taufiq (2008) dengan judul “Prosedur Realisasi Pembiayaan KPR Perorangan Bersubsidi Pada Bank BTN Kantor Cabang

  Syari’ah Solo” Dalam penelitian ini disebutkan pembiayaan pada bank BTN kantor cabang syari’ah solo ada beberapa macam salah satunya adalah pembiayaan KPR perorangan bersubsidi yaitu layanan pembiayaan atas pembelian rumah yang diberikan kepada nasabah yang baru petama kali menerima subsidi dari pemerintah dengan tujuan untuk dipergunakan sendiri. Pelaksanaan pembiayaan KPR perorangan bersubsidi dilakukan dengan menggunakan akad murabahah yaitu akad perjanjian jual beli atas rumah antara nasabah sebagai pembeli sedangkan pihak bank selaku penyedia barang. Dalam jual beli tersebut bank memperoleh keuntungan dari margin yang telah ditentukan sesuai kesepakatan bersama. Pada penelitian ini mengenai KPR bersubsidi yang ada campur tangan dari pemerintah sementara dipenelitian penulis yang non subsidi (umum), artinya tidak ada campur tangan dari pemerintah.

  Berdasarkan penjelasan tentang beberapa penelitian di atas, maka penelitian yang akan dilakukan penulis dengan judul “Analisa Mekanisme dan Prosedur Pembiayaan iB Griya Hasanah pada BNI

  Syari’ah Cabang Semarang” belum pernah dibuat sebelumnya, serta terdapat perbedaan dari

E. Penegasan Istilah

  Adapun Untuk menjelaskan tentang pengertian judul tugas akhir ini, maka peneliti memberikan penjelasan beberapa istilah dalam penulisan tugas akhir ini. Istilah-istilah yang dimaksud adalah sebagai berikut:

  Analisis adalah penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya

  dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan (Kamus besar bahasa Indonesia, 2014).

  Mekanisme berasal dari kata dalammechane yang

  memiliki artidan cara menjalankan sesuatu. Mekanisme dapat diartikan dalam banyak pengertian yang dapat dijelaskan menjadi 4 pengertian. Pertama, mekanisme adalah pandangan bahwasecara tanpa disengaja menghasilkan kegiatan atau fungsi-fungsi sesuai dengan tujuan. Kedua, mekanisme adalah teori bahwa semua gejala dapat dijelaskan dengan prinsip-prinsip yang dapat digunakan untuk menjelaskan mesin-mesin tanpa bantuan dan dapat dijelaskan dalam kaitan dengan perubahan yang bergerak. Keempat, mekanisme adalah upaya yang secarainternal benda alam dan bagi seluruh alam (Wikipedia/Mekanisme/2014).

  Pembiayaan atau financing adalah pendanaan yang diberikan oleh

  suatu pihak kepada pihak lain untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun lembaga (Muhammad 2005:17). Dengan kata lain, pembiayaan adalah pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investai yang direncanakan.

  Griya iB Hasanah adalah fasilitas pembiayaan konsumtif yang

  diberikan kepada anggota masyarakat untuk membeli, membangun, merenovasi rumah (termasuk ruko, rusun, rukan, apartemen dan sejenisnya), dan membeli tanah kavling serta rumah indent, yang besarnya disesuaikan dengan kebutuhan pembiayaan dan kemampuan membayar kembali masing-masing calon.

  BNI Syari’ah Cabang Semarang adalah lembaga keuangan

  berjenis perbankan di Indonesia. Bank ini dahulu bernama Unit Usaha Syari’ah Bank Negara Indonesia, sekarang menjadi Bank Nasional Indonesia Syari’ah yang berkantor cabang untuk wilayah Semarang dan sekitarnya.

F. Metode Penelitian 1.

  Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian lapangan (field research), yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata tertulis/ lisan mengenai suatu obyek dengan menggambarkan secara sistematik dan akurat mengenai bidang tertentu, yang akan penulis lakukan penelitian pada Bank BNI

  Syari’ah Cabang Semarang.

  2. Jenis data yang di gunakan a.

  Data primer Data primer adalah data yang dikumpulkan secara langsung dari lapangan penelitian. Data ini juga diperoleh dari responden melalui wawancara peneliti dengan narasumber. Sehingga dengan data ini penulis dapat memperoleh gambaran umum tentang Bank BNI Syari’ah Cabang Semarang.

  b.

  Data sekunder Data yang diperoleh dari penelitian terdahulu yang dilakukan oleh pihak lain. Data sekunder dalam penelitian ini adalah dokumentasi, artikel, dan buku-buku yang berkaitan dengan penelitian ini.

  3. Teknik Pengumpulan Data Untuk menyusun tugas akhir ini, penulis menggunakan penganalisaan dan penyimpulan. Adapun teknik pengumpulan data yang penulis gunakan adalah sebagai berikut : a.

  Studi Pustaka Yaitu teknik memperoleh data melalui pencarian informasi dari literatur yang ada hubungannya dengan masalah yang di bahas dalam tugas akhir ini.

  b.

  Pengamatan (Observasi) Metode ini dilakukan dengan cara mengamati secara langsung terhadap objek tertentu dengan mengetahui suasana kerja dan penerapan akad murabahah pada pembiayaan Griya iB Hasanah di Bank BNI

  Syari’ah Cabang Semarang.

  c.

  Wawancara (Interview) Adalah teknik pengumpulan data dengan cara melakukan tanya jawab dengan petugas, pegawai dan otoritas (pihak yang berwenang) tentang bagaimana penerapan akad murabahah pada pembiayaan Griya iB Hasanah di Bank BNI Syari’ah Cabang Semarang.

4. Analisis Data

  Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskripif analisis. Analisis deskripsi bertujuan untuk memberikan deskripsi mengenai subyek penelitian berdasarkan data dan variable yang diperoleh kemudian dituangkan dalam bentuk kata-kata maupun gambar yang dideskripsikan sehingga dapat memberikan kejelasan yang realistis.

G. Sistematika Penulisan

  Sistematika penulisan pada tugas akhir ini meliputi 5 bagian :

  BAB I Pendahuluan Pada bab pendahuluan ini menyajikan beberapa sub bab di antaranya latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan kegunaan,penelitihan terdahulu, penegasan istilah,metode penelitian serta sistematika penulisan.

  BAB II Landasan Teori Bab ini membahas tentang telaah pustaka dan kerangka teoritik. Telaah pustaka berisi tentang pengertiaan pembiayaan, unsur-unsur pembiayaan, tujuan pemberian pembiayaan, prinsip- prinsip operasional bank syari’ah, pembiayaan murabahah dan prosedur pembiayaan di bank syari’ah. BAN III Laporan Obyek

  Pada bab laporan obyek ini menyajikan mengenai gambaran umum dan data-data deskriptif. Gambaran umum berisi tentang sejarah bedirinya,visi dan misi, tujuan didirikannya BNI

  Syari’ah hukum dan letak lokasi BNI Syari’ah cabang Semarang. Data-data deskriptif berisi produk-produk penghimpunan dana dan penyaluran dana serta jumlah pembiayaan.

  BAB IV Analisis Pada bab ini berisi tentang pemaparan mekanisme pengajuan pembiayaan murabahah (KPR iB Griya), analisis penerapan praktek pembiayaan murabahah di BNI

  Syari’ah cabang Semarang,analisis strategi dan kendala pembiayaan murabahah (KPR iB Griya) di BNI Syari’ah cabang Semarang.

  BAB V Penutup Dalam bab ini berisi kesimpulan dan saran sebagai tambahan dari penulis.

BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Pembiayaan Dalam kehidupan sehari-hari, Masyarakat memiliki kebutuhan-

  kebutuhan yang harus dipenuhi baik kebutuhan primer, sekunder maupun tersier. Ada kalanya masyarakat tidak memilki cukup dana untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Oleh karenanya, dalam perkembangan perekonomian Masyarakat yang semakin meningkat, munculah jasa pembiayaan atau

  • – kredit yang ditawarkan oleh lembaga keuangan Bank. Menurut undang undang Perbankan NO.10 Tahun 1998 ”Pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara Bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengebalikan uang atau tagihan tersebut setelah waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.”

  Selanjutnya yang dikemukakan oleh Antonio (2001:160) “Pembiayaan yaitu pemberian fasilitas penyediaan dana untuk memenuhi kebutuhan pihak - pihak yang merupakan defisit unit”. Selanjutnya menurut

  Kasmir (2008:96) mengemukakan bahwa : Pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara Bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.

  Maka dari itu pembiayaan dapat diartikan sebagai fasilitas yang berhubungan dengan biaya melalui penyediaan uang atau tagihan berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara Bank dengan pihak lain atau pihak nasabah.

B. Unsur – Unsur Pembiayaan

  Dalam pembiayaan mengandung berbagai maksud, atau dengan kata lain dalam pembiayaan terkandung unsur

  • – unsur yang direkatkan menjadi satu. Adapun unsur - unsur ysng terkandung dalam pembiayaan menurut Kasmir (2008:98) adalah sebagai berikut: 1.

  Kepercayaan Kepercayaan merupakan suatu keyakinan bahwa pembiayaan yang diberikan benar

  • – benar diterima kembali dimasa yang akan datang sesuai jangka waktu yang sudah diberikan. Kepercayaan yang diberikan oleh Bank sebagai dasar utama yang melandasi mengapa suatu pembiayaan berani dikucurkan. Oleh karena itu sebelum pembiayaan dikucurkan harus dilakukan penyelidikan dan penelitian terlebih dahulu secara mendalam tentang kondisi Nasabah, baik secara intern maupun ekstern.

  Kesepakatan antara si pemohon dengan pihak Bank. Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian dimana masing - masing pihak menandatangani hak dan kewajiban masing - masing. Kesepakatan ini kemudian dituangkan dalam akad pembiayaan dan ditandatangani kedua belah pihak.

  2. Jangka Waktu Setiap pembiayaan yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu, jangka waktu ini mencakup masa pengembalian pembiayaan yang telah disepakati. Jangka waktu merupakan batas waktu pengembalian angsuran yang sudah disepakati kedua belah pihak. Untuk kondisi tertentu jangka waktu ini bisa diperpanjang sesuai dengan kebutuhan.

  3. Risiko Akibat adanya tenggang waktu, maka pengembalian pembiayaan akan memungkinkan suatu risiko tidak tertagihnya atau macet pemberian suatu pembiayaan. Semakin panjang jangka waktu pembiayaan maka semakin besar risikonya, demikian pula sebaliknya. Risiko ini menjadi tanggungan Bank, baik risiko disengaja, maupun risiko yang tidak disengaja, misalnya karena bencana alam atau bangkrutnya usaha nasabah tanpa ada unsur kesengajaan lainnya, sehingga tidak mampu melunasi pembiayaan yang diperoleh.

  4. Balas Jasa Dalam Bank Konvensional balas jasa dikenal dengan nama bunga. Disamping balas jasa dalam bentuk bunga Bank juga merupakan keuntungan Bank. Bagi Bank yang berdasarkan prinsip Syari’ah balas jasanya dikenal dengan bagi hasil.

C. Jenis – Jenis Pembiayaan

  Pembiayaan merupakan salah satu tugas pokok Bank, yaitu pemberian fasilitas penyediaan dana untuk memenuhi kebutuhan pihak

  • – pihak yang merupakan defisit unit. Pembiayaan menurut sifat penggunaan dapat dibagi menjadi 2 hal, sebagai berikut: (Antonio, 2001:160)

  1) Pembiayaan Produktif. Yaitu pembiayaan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan produksi dalam arti luas, yaitu untuk peningkatan usaha, baik usaha produksi, perdagangan, maupun investasi. Menurut keperluannya, pembiayaan produktif dapat dibagi menjadi dua hal berikut:

  a) Pembiayaan modal kerja, yaitu pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan: i.

  Peningkatan produksi, baik secara kuantitatif, yaitu jumlah hasil produksi, maupun secara kualitatif, yaitu peningkatan kualitas atau mutu hasil produksi. ii.

  Untuk keperluan perdagangan atau peningkatan utility of place dari suatu barang.

  b) Pembiayaan investasi, yaitu untuk memenuhi

  2) Pembiayaan Konsumtif. Yaitu pembiayaan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan kousumsi, yang akan habis digunakan untuk memenuhi kebutuhan.

  Berdasarkan dari segi unsur balas jasa pembiayaan atau mekanisme pengambilan keuntungan, operasional pembiayaan dibagi dalam dua jenis pembiayaan yaitu pembiayaan secara Konvensional dan pembiayaan secara Syari’ah sebagaimana yang dikemukakan oleh Kasmir (2011:52) seperti berikut: a.

  Pembiayaan Konvensional Pembiayaan Konvensional merupakan kegiatan penyaluran dana kepada Masyarakat yang dilakukan oleh Bank Kovensional, dalam Perbankan Konvensional, pembiayaan lebih dikenal dengan istilah Kredit atau Pinjaman. Kasmir (2008:96) mengemukakan ”Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara Bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil. Dalam upaya untuk menghasilkan laba yang sebesar -besarnya maka Bank berupaya untuk dapat menyalurkan kredit kepada Masyarakat yang membutuhkan dana (deficit spending unit). Dalam penyaluran kredit tersebut pihak Bank akan membebankan bunga kepada Masyarakat b.

  Pembiayaan Syari’ah Pembiayaan

  Syari’ah merupakan kegiatan penyaluaran dana yang dilakukan Bank Syari’ah yang berprinsip pada konsep

  Perbankan Syari’ah atau Perbankan Islam yang didasari oleh larangan agama islam untuk meminjamkan dan dengan mengharapakan keuntungan yang berupa bunga sebagaimana yang di kemukakan oleh Antonio (2001:39) ‘riba merupakan penambahan atas harta pokok karena unsur waktu’. Dalam dunia Perbankan,hal tersebut dikenal dengan bunga kredit sesuai lama waktu pinjaman ’. yang hal ini biasanya dilakukan oleh Perbankan Konvensional.

  Kasmir (2008:96) mengemukakan bahwa “Pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara Bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil. Selain itu didalam Perbankan

  Syari’ah istilah kredit atau pinjaman tidak dapat digunakan untuk menjelaskan kegiatan penyaluran dana yang dilakukan oleh Bank Syari’ah. Ada dua alasan yang dapat menjelaskan pernyataan diatas.

  Pertama, pinjaman hanyalah salah satu metode hubungan finansial dalam Islam. Masih banyak metode lain yang diajarkan oleh Syari’ah seperti jual beli, bagi hasil, sewa dan lain-lain. Kedua, komersial. Artinya apabila Bank memberikan pinjaman, nasabah tidak boleh disyaratkan untuk memberikan tambahan atas pokok pinjamannya.

  Bank Syari’ah sebagai lembaga komersial yang mengharapkan keuntungan, tentu saja tidak dapat melakukan hal ini.

  Bank Syari’ah dapat melakukan jual beli dimana Bank Syari’ah boleh mengambil keuntungan dari selisih harga jual dan harga beli sesuai dengan akadnya. Selain itu Bank

  Syari’ah juga dapat melakukan bagi hasil, sewa, ataupun jenis jasa-jasa keuangan lainnya.Bank

  Syari’ah tidak menggunakan istilah pinjaman atau kredit, melainkan pembiayaan (financing).

  Pembiayaan adalah transaksi dalam Perbankan Syari’ah yang merupakan bentuk penyaluran dana ke sektor riil. Perbedaan utama dengan kredit terletak pada konsep bunga. Prinsip ekonomi Islam mengkategorikan bunga sebagai riba dan hukumnya haram.

  Pembiayaan menggunakan konsep profit and loss sharing atau bagi hasil. Besarnya bagian tergantung pada perjanjian yang telah disepakati oleh kedua belah pihak.

D. Pengertian KPR

  Kredit Pemilikan Rumah (KPR) adalah suatu fasilitas kredit yang diberikan oleh perbankan kepada para nasabah perorangan yang akan membeli atau memperbaiki rumah. Di Indonesia, saat ini dikenal ada 2 jenis KPR:

  1. KPR Subsidi, yaitu suatu kredit yang diperuntukan kepada

  masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah dalam rangka memenuhi kebutuhan perumahan atau perbaikan rumah yang telah dimiliki. Bentuk subsidi yang diberikan berupa: Subsidi meringankan kredit dan subsidi menambah dana pembangunan atau perbaikan rumah.Kredit subsidi ini diatur tersendiri oleh Pemerintah, sehingga tidak setiap masyarakatyang mengajukan kredit dapat diberikan fasilitas ini. Secara umum batasan yang ditetapkan olehPemerintah dalam memberikan subsidi adalah penghasilan pemohon dan maksimum kredit yang diberikan.

  2. KPR Non Subsidi, yaitu suatu KPR yang diperuntukan bagi seluruh masyarakat.

  Ketentuan KPR ditetapkan oleh bank, sehingga penentuan besarnya kredit maupun suku bunga dilakukan sesuai kebijakan bank yang bersangkutan.

E. KPR Syari’ah

  Salah satu produk pembiayaan yang telah dikembangkan oleh bank syari’ah adalah pembiayaan rumah, atau yang sering dikenal dengan istilah KPR syari’ah. Pembiayaan Kepemilikan Rumah kepada perorangan untuk memenuhi sebagian atau keseluruhan kebutuhan akan rumah (tempat tinggal) dengan mengunakan prinsip jual beli (Murabahah) dimana pembayarannya secara angsuran dengan jumlah angsuran yang telah ditetapkan di muka dan dibayar setiap bulan. Harga jualnya biasanya sudah ditambah dengan margin keuntungan yang disepakati antara bank syari’ah dan pembeli.

  Harga jual rumah ditetapkan di awal ketika nasabah menandatangani perjanjian pembiayaan jual beli rumah, dengan angsuran tetap hingga jatuh tempo pembiayaan. Dengan adanya kepastian jumlah angsuran bulanan yang harus dibayar sampai masa angsuran selesai, nasabah tidak akan dipusingkan dengan masalah naik/turunnya angsuran ketika suku bunga bergejolak. Nasabah juga diuntungkan ketika ingin melunasi angsuran sebelum masa kontrak berakhir, karena bank syari’ah tidak akan mengenakan pinalti. Bank syari’ah tidak memberlakukan sistem pinalti karena harga KPR sudah ditetapkan sejak awal.

  Pembiyaan rumah ini dapat digunakan untuk membeli rumah (rumah, ruko, rukan, apartemen) baru maupun bekas, membangun atau

  Perbedaan pokok antara KPR konvensional dengan syari’ah terletak pada akadnya. Pada bank konvensional, kontrak KPR didasarkan pada suku bunga tertentu yang sifatnya bisa fluktuatif, sedangkan KPR

  Syari’ah bisa dilakukan dengan beberapa pilihan akad alternatif sesuai dengan kebutuhan nasabah, di antaranya KPR iB Jual Beli (skema murabahah), KPR iB sewa (skema ijarah), KPR iB Sewa Beli (skema Ijarah Muntahia Bittamlik- IMBT), dan KPR iB Kepemilikan Bertahap (musyarakah mutanaqisah).

  Namun yang banyak ditawarkan oleh bank syari’ah adalah skema jual beli (skema murabahah).

1) KPR dalam Perspektif hukum Islam

  Konsep KPR merupakan produk Barat dimana transaksi pembelian rumah dengan perjanjian hutang piutang. Caranya, pihak yang hendak membeli rumah mengajukan proposal kepada salah satu bank untuk menjaminnya sejumlah uang seharga rumah tersebut. Pihak Bank membayarkan biaya rumah tersebut bagi si pembeli, dan bank menarik pembayarannya secara kredit bulanan dari si pembeli dengan bunganya, yang jumlahnya pada akhirnya nanti bisa mencapai tiga kali lipat atau lebih sesuai dengan lamanya pembayaran.

  Para ulama ahli fatwa telah sepakat bahwa pembelian rumah melalui pendanaan bank (perjanjian hutang) itu hukumnya haram, berbunga yang jelas sekali mengandung riba (Abdullah:2001). Transaksi ini jelas merugikan pihak pembeli karena dalam pembayaran angsuran setiap bulan bergantung pada fluktuasi suku bunganya. Konsep kredit rumah ini masih banyak diterapkan di bank-bank konvensional di Indonesia.

  Perbankan Islam kemudian mengadopsi konsep kredit rumah ini kedalam jenis produk pendanaan dengan akad

  murabahah . Pihak bank membeli rumah yang diperlukan nasabah

  dan kemudian menjualnya kepada nasabah sebesar harga beli ditambah dengan margin keuntungan yang disepakati oleh bank dan nasabah. Produk pembiayaan ini dikenal sebagai kredit rumah syari’ah.

  Fatwa DSN MUI No 4/DSN-MUI/IV/2000 telah menjamin keabsahan dan diperbolehkannya transaksi murabahah, termasuk dalam hal ini pembiayaan rumah di bank Syari’ah.

2) Dasar hukum Murabahah:

  Firman Allah SWT dalam Al Qur’an:

  Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba…” (Al-Baqarah: 275)

  Hadist:

  

Dari Shuhaib ra: bahwa Rosulullah SAW bersabda tiga perkara

yang didalamnya terdapat keberkahan yaitu (1) menjual secara

kredit, (2) Muqaradhah, dan (3) mencampurkan tepung dengan

gandum untuk kepentingan rumah bukan umum untuk dijual”. H.R

  Ibnu Majah. Hadis Nabi riwayat `Abd al-Raziq dari Zaid bin Aslam:

  

“Rasulullah SAW. ditanya tentang ‘urban (uang muka) dalam jual

beli, maka beliau menghalalkannya.”

  Kaidah fiqh:

  

“Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh dilakukan

kecuali ada dalil yang mengharamkannya.”

  Kredit kepemilikan rumah haruslah terhindar dari praktek maisir (perjudian), Gharar (ketidakjelasan), riba(tambahan), dan batil (ketidakadilan). Bank membeli barang yang diperlukan nasabah atas nama bank sendiri, dan pembelian ini harus sah dan bebas riba. Bank kemudian menjual barang tersebut kepada nasabah (pemesan) dengan harga jual senilai harga beli plus keuntungannya. Dalam kaitan ini Bank harus memberitahu diperlukan. Nasabah kemudian membayar harga barang yang telah disepakati tersebut pada jangka waktu tertentu yang telah disepakati. Untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan atau kerusakan akad tersebut, pihak bank dapat mengadakan perjanjian khusus dengan nasabah.

  Dalam bank konvensional, riba ditemui ketika nasabah meminjam uang untuk membeli rumah. Sedangkan pada bank syari’ah tidak meminjamkan uang tetapi menjual rumah tersebut kepada nasabah.(Muhammad 2002) Akad yang dipakai adalah jual dan beli.

  Ulama-ulama yang berkeberatan dengan praktek jual beli dengan kredit (murabahah) adalah ulama-ulama yang bermahzab hanafi dan syafi’i, mereka berpendapat bahwa pembelian dengan kredit adalah sebagai riba naziyah, yaitu berwujud tambahan yang dibebankan kepada pihak kreditur (orang yang berhutang), dan tentunya hal ini sangat memberatkan bagi pihak yang berhutang.

  Sedangkan ulama yang menyatakan bahwa pembelian dengan kredit dibolehkan antara lain seperti Imam Thawus, Al Hakam, Hammad, serta Yusuf Qardhawi dan kebanyakan ulama, asalkan perbedaan harga tunai dengan harga kredit tersebut tidak terpaut jauh sehingga memberatkan kreditur. Jual beli kredit meningkatkan meningkatkan kesejahteraan hidup seseorang, dan dapat memperlancar usahanya.

Dokumen yang terkait

Analisis Pembiayaan Emas iB Hasanah Di BNI Syariah Cabang Medan

5 68 55

Analisis Pelaksanaan Pembiayaan Haji iB Hasanah Di BNI Syariah Cabang Medan

4 64 90

BAB II GAMBARAN UMUM BANK BNI SYARIAH CABANG MEDAN A. Sejarah Berdirinya BNI Syariah - Analisis Pembiayaan Emas iB Hasanah Di BNI Syariah Cabang Medan

0 0 17

BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Berdirinya BNI Syariah - Analisis Pelaksanaan Pembiayaan Haji iB Hasanah Di BNI Syariah Cabang Medan

1 2 18

BAB I PENDAHULUAN - Analisis Pelaksanaan Pembiayaan Haji iB Hasanah Di BNI Syariah Cabang Medan

0 0 8

PENGARUH BAURAN PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN NASABAH DALAM MENGGUNAKAN TABUNGAN iB HASANAH PADA PT. BNI SYARIAH CABANG PALU

0 0 12

ANALISIS PENGAWASAN PEMBIAYAAN DI BNI SYARIAH CABANG PEMBANTU UNISSULA TUGAS AKHIR - ANALISIS PENGAWASAN PEMBIAYAAN DI BNI SYARIAH CABANG PEMBANTU UNISSULA - Test Repository

0 0 122

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK TABUNGAN iB TAPENAS HASANAH PADA BANK BNI SYARIAH SEMARANG TUGAS AKHIR - ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK TABUNGAN iB TAPENAS HASANAH PADA BANK BNI SYARIAH SEMARANG - Test Repository

0 1 148

ANALISIS PEMASARAN PADA TABUNGAN iB TUNAS HASANAH DI PT BANK BNI SYARIAH KANTOR KAS HIDAYATULLAH BANYUMANIK TAHUN 2015 TUGAS AKHIR - ANALISIS PEMASARAN PADA TABUNGAN iB TUNAS HASANAH DI PT BANK BNI SYARIAH KANTOR KAS HIDAYATULLAH BANYUMANIK TAHUN 2015 - T

0 1 99

IMPLEMENTASI DAN PEMASARAN PRODUK DEPOSITO iB HASANAH DI BNI SYARIAH KANTOR KAS HIDAYATULLAH BANYUMANIK TUGAS AKHIR - IMPLEMENTASI DAN PEMASARAN PRODUK DEPOSITO iB HASANAH DI BNI SYARIAH KANTOR KAS HIDAYATULLAH BANYUMANIK - Test Repository

0 1 102