BERKAH KIAI DALAM PANDANGAN SANTRI (Study Kasus Pada Santri di Wisma Santri Edi Mancoro Gedangan, Tuntang, Kab.Semarang Tahun 2007) - Test Repository

BERKAH KIAI DALAM PANDANGAN SANTRI

  (Study Kasus Pada Santri di Wisma Santri Edi Mancoro Gedangan, Tuntang, Kab. Semarang Tahun 2007)

  

SKRIPSI

  Disusun Guna Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh G elar Sarjana Pendidikan Islam Strata I

  Dalam Ilmu Tarbiyah JURUSAN TARBIYAH

  PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

  SALATIGA 2 0 0 7

DEPARTEMEN AGAMA RI

  

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

(STAIN) SALATIGA

  323706 Kode Pos 50721 Jl. Stadion No.3 SalatiE S

  

D E K L A R A S I

Bismillahirrahmanirrahim

  Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau pernah diterbitkan.

  Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain , kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.

  Apabila di kemudian hari ternyata terdapat materi atau pikiran-pikiran orang lain diluar referensi yang peneliti cantumkan maka peneliti sanggup mempertanggungjawabkan kembali keaslian skripsi ini di hadapan sidang munaqosyah skripsi.

  Demikian deklarasi ini dibuat oleh peneliti untuk dapat dimaklumi.

  Salatiga, 02 Oktober 2007 Penulis

  LUTFI HAKIM NIM.11102003

DEPARTEMEN AGAMA

  .Tl. Tentara Pelajar 02 Telp.(0298) 323706,323433 Fax323433 Salatiga 50721 Website :

  Nomor: ST.27/K-1/PP.00.9/I-1.1.141/2007

  21 Mei 2007 Lamp. : Proposal Skripsi Hal : Pembimbing dan Asisten

  Pembimbing Skripsi

  Yth. Drs. Miftahudin, M.Ag A ssalam ualaikum w. w.

  Dalam rangka penulisan Skripsi Mahasiswa Program Sarjana (S .l). Saudara ditunjuk'sebagai Dosen Pembimbing / Asisten Pembimbing Skripsi mahasiswa :

  N a m a : LUTFIHAKIM NIM :11102003 Jurusan : TARBIYAH JuduLSkripsi : BERKAH K Y Al DALAM PANDANGAN SANTRI WISMA SANTRI

  EDI MANCORO, GEDANGAN, TUNTANG, KAB. SEMARANG Apabila dipandang perlu Saudara diminta mengoreksi tema Skripsi di atas.

  Demikian untuk diketahui dan dilaksanakan.

  W assalam ualaikum w. w.

  a.n. Ketua,

  

DEPARTEMEN AGAMA RI

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

(STAIN) SALATIGA

  Jl. Stadion No.3 Salatiga (0298) 323706 Kode Pos 50721

  

P E N G E S A H A N

  Skripsi saudara : Lutfi Hakim dengan Nomor Induk Mahasiswa : 11102003 yang beijudul: BERKAH KIAI DALAM PANDANGAN SANTRI (Studi Kasus Pada Santri Di Wisma Santri Edi Mancoro)

  Telah dimunaqosyahkan dalam Sidang Panitia Ujian, Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, pada hari Senin, 01 Oktober 2007 yang bertepatan dengan tanggal 20 Ramadhan 1928 H. Dan telah diterima sebagai bagian dari syarat- syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dalam Ilmu Tarbiyah.

  Salatiga, 01 Oktober2007 M

  20 Ramadhan 1928 H

PANITIA UJIAN

  PENGUJI I PENGUJI II

  Drs H.Nasafi NIP. 150207971

  

DAFTAR ISI

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  G. T rad isi N galap B erkah

  38

  

  

  

  

  

  

   LA M PIR A N -LA M PIRA N

  

MOTTO

(§ 7 e /x ii/c/ta t/c Q /fkim uM a,

  & ^cia /a A Q/ftanu/Ua Q^am(^

  V ^ew m a m fiza t a ^ o Q /ffla w w U a V f iiA e /U fa A w y ti

  

PERSEMBAHAN

  Dengan penuh rasa bangga naskah skripsi ini saya perembahkan kepada mereka yang telah berpengaruh dalam hidup saya:

  • BAPAK DAN SIMAK TERCINTA
  • ISTRIKU TERSAYANG
  • SAUDARA - SAUDARAKU :

  M bak Khanifah Sekeluarga M as K harir Sekeluarga Mas In ’am Sekeluarga M bak Faizah Sekeluarga

  • SAHABAT - SAHABATKU DI PM II KOTA

  SALATIGA

  • SAHABAT - SAHABATKU DI WSEM
  • BAGI ORANG - ORANG YANG PERNAH

  MENUANGKAN SEDIKIT ILMU KEPADAKU

  UCAPAN TERIMA KASIH KEPADA:

  1. Allah swt robbil ‘alamin, engkau memang maha segala - segalanya maafkan hambamu ini yang selalu lupa untuk bersyukur atas segala nikmat yang telah engkau berikan, terima kasih ya Allah....telah engkau kirimkan sosok Nabi yang tidak ada duanya yang telah membawaku kejalan yang lebih terang. Allohumma

  sholli ‘alaa sayyidina Muhammad wa 'alaa aalihi washohbihi ajma ’iin.

  2. Bapakku K.H. Makmun Alhafidz dan Simakku Hj. Fathonah tercinta yang selama ini tidak pernah lelah memarahi, memberi nasihat serta petuah - petuah bijak tentang arti hidup yang sebenarnya, serta mendo’akanku sehingga terselesaikannya skripsi ini dan hanya mampu berucap “Bapak....... Simak....lutf bisa jadi saijana....... !!!”

  3. Istriku tersayang ISNA RAHMAWATI yang telah melengkapi sela - sela jariku, atas support yang selalu engkau berikan, kasih sayangmu, maafke mas yah...selalu tak tinggal - tinggal ngurusi skripsi sampai terkadang engkau cemburu terhadap skripsiku he he he, thank’s before, I love you forever.

  4. Saudara - saudaraku :

  • Mbak khanifah dengan Pakdhe Tris yang selalu ngoyak - ngoyak untuk segera lulus sekarang aku jadi saijana mbak...trims yah.., Ulin, kuliahmu yang sungguh
  • sungguh jangan seperti aku bapak ibu sangat mengharapkanmu. Zaki, aku rindu kepadamu kaifa haluka fii gontorya akhii.., Via, sekolah serta belajar yang tekun ya nok biar jadi dokter ok..?, Dhofar bisa apa le..semoga jadi anak yang sholeh yah...
  • Mas Kharir kapan bisa pindah tugas di Salatiga biar selalu dekat dengan kita, Mbak Anti, Nida, Vita, Syifa, terima kasih atas semangatnya, semoga menjadi keluarga yang bahagia.

  terus...aku banyak berhutang budi sama kalian, sekarang adikmu sudah jadi saijana.. .Adib sekolah yang sungguh - sungguh ya le..kelak semoga cita - citamu tercapai dan jadi anak yang sholeh.

  • Mbak Izah dan Mas Ahmad sekeluarga, semoga diberikan kesabaran dalam berumah tangga kelak Allah pasti mempunyai jalan terang untuk kalian. Fais, ‘Indaha, Lizzama ponaanku sing lucu - lucu...semoga menjadi anak yang sholeh sholihah.

  5. Bp. Miftahuddin sekeluarga, terima kasih bapak atas segala curahan tenaga, waktu dan pikiran sehingga terselesaikannya skripsi ini.

  6. Para erang - orang tua di Salatiga: Mbah Mahfudz, Pak Baihaqi, Mbah Shonwasi, Pak Syaef, kang Luqman el - Jambi sekeluarga, seluruh mabincab PMII yang tidak bisa saya sebut satu persatu.

  7. Sahabat - sahabatku di wisma pergerakan PMII salatiga : Agung, Ndomo, Damir, Fais, Hasim, Huda, Turvi, Lilik, dan seluruh sahabat - sahabat yang lain jujur aja aku sangat sayang sama kalian, banyak makan, hidup, ngerti pahit getirnya di PMII serta berjuang bareng kalian, komunitas D-fash, Dotcom you are my the best friend, HIDUP PMII...

  8. Sahabat - sahabatku di WSEM kang Iwan, Budi, Badik, Mufid, Shonhaji, dan semua, terima kasih atas bantuan kalian sehingga selesainya skripsi ini.

  9. Kang Ja’far yang telah menelorkan ide inspirasi mengenai skripsi ini, “terima kasih ya kang engkau memang hebat, semoga bisa cepet nikah...dan jadi pejabat..

  10. Siapapun y&ng pernah memberikan sedikit ilmunya kepadaku, semoga Allah membalas dengan menempatkan kalian ditempat yang layak dan dibalas dengan

  Kata Pengantar Bism illahirrahm anirahim

  Dengan mengucap syukur kepada Allah swt atas segala ni'onat, rahmat, taufiq serta hidayahnya dengan telah terselesaikannya naskah skripsi ini dengan segala kekurangan dan kelebihannya.

  Sholawat serta salam semoga tercurah kepada junjungan kita, suri tauladan serta penunjuk ke jalan yang lebih terang Nabi Muhammad SAW, semoga kelak kita dapat dipertemukan dengan beliau, Amin.

  Ngalap

  Berkah Kiai merupakan satu fenomena yang selalu kita jumpai pada pondok - pondok pesantren salaf terutama di wilayah Jawa,namun terkadang kita sendiri tidak mengerti apa sebenarnya yang disebut dengan konsep ngalap berkah kiai sehingan para santri menganggap bahwasannya tanpa disertai dengan berkah dari kiai maka mustahil mendapat ilmu yang'bermanfaat. Dengan segala cara para santri mencari berkah dari kiai mulai dari mencium tangan sang kiai ketika bersalaman, menata sandal, makan dan minum sisa kiai, membantu membersihkan kamar mandi kiai, dan lain sebagainya, dengan satu harapan semoga selama bertahun - tahun menuntut ilmu di pondok pesantren mendapat barokah serta kemanfaatan ilmu ketika terjun di dunia masyarakat.

  Tidak jarang kita jumpai para mantan santri ketika terjun di masyarakat ternyata dari segi ahlaq tidak jauh dengan orang - orang yang belum pernah hidup di pesantren, banyak dari kalangan mantan santri yang masuk di persimpangan jalur hukum dengan berbagai pelanggaran moral yang telah dilakoninya, apakah memang fenomena berkah kiai sangat berpengaruh dengan kehidupan para mantan santri? Temukan jawabannya di dalam naskah ini.

  Dengan tanpa tersadar penulis naskah skripsi ini dapat tersusun berkat keija keras serta jasa para sahabat - sahabatku di kawah candra dimuka pergerakan PMII kota Salatiga, kang Ja’far, Agung Wardyo, Cak Fais dan semua sahabat - sahabatku yang tidak bisa saya sebut satu persatu, terima kasih sahabat Sebagai penutup, dengan segala kekurangan naskah skripsi ini penulis mohon maaf yang sebesar - besarnya semoga naskah ini tidak hanya menjadi suatu formalisasi untuk mendapat hak istimewa (S.Pdi) dimasyarakat, namun bisa menjadi pegangan dalam hidup ini untuk selalu peduli dan berbuat kebaikan dengan sesama.

  Semoga bermanfaat Amin.

  Wassalamu 'alaikum Wr. Wb.

  Salatiga, Oktober 2007 Penyusun BABI PENDAHULUAN

  I. LATAR BELAKANG Pondok pesantren bukan hal yang asing lagi di telinga kita terutama sebagian besar orang Jawa, karena pesantren merupakan lembaga pendidikan yang dikenal sejak lama oleh masyarakat. Sebuah pesantren biasanya identik dengan para santri yang selalu mengenakan peci, bersarung dan membawa kitab ketika akan mengaji, kemudian terpandangnya sosok kiai baik dari segi keilmuan maupun kewibawaan dalam memimpin pondok pesantren yang dipimpin.

  Di Indonesia terdapat begitu banyak pondok pesantren baik dari pondok pesantren yang masih menganut metode salafiyah (kuno) maupun pondok pesantren yang menganut aliran modem. Sejarah pendidikan

  Indonesia mencatat, bahwa pondok pesantren adalah bentuk lembaga pendidikan pribumi tertua di Indonesia1 Karena itu pondok pesantren di Indonesia terutama di tanah Jawa masih banyak yang menggunakan metode klasik (salafi) daripada metode modem.

  Dari segi bahasa kata pesantren berasal dari kata santri yang dengan awalan pe didepan dan akhiran an sehingga menjadi pesantren yang artinya sekolah atau asrama tempat para santri mengaji ilmu agama.1 2 Namun dari segi istilah kata pesantren sebelum tahun 60-an pusat-pusat pendidikan pesantren

1 Departemen Agama RI, P rofil Pondok Pesantren M u 'adalah, Cetakan Pertama Tahun

  2 di Jawa dan Madura lebih dikenal dengan nama pondok, istilah pondok berasal dari pengertian asrama-asrama para santri yang disebut pondok atau tempat tinggal yang dibuat dari bambu, atau berasal dari kata Arab funduq yang berarti hotel atau asrama/

  Adapun elemen sebuah pondok pesantren diantaranya adalah :

  1. Pondok

  2. Masjid

  3. Pengajaran kitab-kitab Islam klasik

  4. Santri

  5. Kiai.4 Dari beberapa elemen diatas ada saling- keterkz itan hubungan yang erat, diantaranya hubungan antara santri dengan santri dan hubungan antara kiai dengan santri, dan diyakini ada satu tradisi yang sampai saat ini belum terkuak dan dapat dipahami secara ilmiah dari segi pendidikan Islam dalam dunia pesantren yang berkaitan dengan hubungan antara kiai dengan santri yaitu tradisi mencari berkah dari kiai. Apa sebenarnya makna berkah itu dan apa sesungguhnya berkah didalam dunia pendidikan Islam pesantren?

  Apa sebenarnya berkah itu? Kata berkah (berkat, barokah, berkah) berasal dari bahasa Arab dengan kata dasar ba-ra-kar5 yang artinya beruntung, bertambahnya kebahagiaan. Varian lain dari kala berkah ialah tabarruk artinya mengambil berkah, sedangkan kata mubarrak artinya orang yang diberkati.

  ? Zamakhsvari Dhofier. Tradisi Pesantren. LP3ES.1980, hal. 18

1 Suismanto, M enelusuri Jejak Pesantren. Alief Press, Yogyakarta, 2004. hal. 47

  3 Kalimat barakaallah laka 'alaika fiika artinya Allah memberi berkah kepadamu. Sehingga negeri yang tidak peroleh berkah, berarti tak meraih keberuntungan dan kebahagiaan. Itulah negeri yang dirundung rugi dan penderitaan. Kata berkah sendiri dalam berbagai shigat di dalam Al-Quran terdapat dalam 32 ayat, yang sering dikaitkan dengan kata-kata salam, rahmat,

  s ha lawat,

  dan tahiyat. Intinya, orang atau negeri yang diberkahi ialah yang diberi keberuntungan, kebahagiaan, keselamatan, kehormatan, serta limpahan rahmat dan kasih sayang oleh Allah SWT yang bersifat lahir dan batin.

  Kata berkah atau berkat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia ialah: (1) Karunia Allah yang membawa kebaikan dalam hidup manusia, (2) Do'a restu dan pengaruh baik yang mendatangkan < selamat dan bahagia, (3) Makanan dari kendurian. Pendek kata, berkah berarti segala sesuatu yang mengandung serba kebajikan, serba keutamaan, serba keberuntungan, serba kenikmatan dan kebahagiaan.

  Sedang di dalam dunia pesantren konsep berkah ditunjukkan dalam tradisi cium tangan kepada kiai, minum dan makan sisa kiai, ziarah kubur dengan mendoakan bagi sosok sesepuh atau kiai yang telah meninggal, karena seorang santri berpendapat bahwasanya seorang kiai mempunyai kelebihan baik dalam penguasaan ilmu-ilmu agama lebih tinggi dibanding santri tersebut serta w ira’i dalam menjalankan syariat agama Para kiai dengan kelebihannya terutama pengetahuannya tentang Islam, seringkah dilihat sebagai erang yang senantiasa dapat memahami keagungan Tuhan dan rahasia

  4 terjangkau, terutama oleh kebudayaan orang awam, dengan kedalaman pengetahuan yang dimilikinya semakin tinggi kitab-kitab yang diajarkan maka seorang kiai akan semakin dikagumi, seorang kiai juga bisa diharapkan dapat menunjukkan kepemimpinannya, kepercayaannya pada diri sendiri dan kemampuannya, karena banyak orang datang meminta nasehat dan bimbingan dalam banyak hal, dalam upaya membentuk pribadi dan karakter santri, kiai tidak terlepas dari metode perinlah dan larangan yang diterapkan di pondok pesantren.

  Kharisma seorang kiai didepan santri dapat dirasakan dan dilihat sikap santri ketika mendapat perintah atau larangan dari sang kiai , apabila mendapat perintah seorang santri lekas melaksanakannya, apabila santri tidak segera melaksanakan perintahnya takut ilmunya tidak bermanfaat karena mengabaikan gurunya Demikian di kalangan kaum Syi'i maupun Sunni,

  tabarruk

  menjadi bagian dari sistem teologi dan praktik keagamaan sehari- hari, termasuk meratap di kuburan orang-orang suci seperti di makam Sunan- sunan atau para wali seperti di Kadilangu Kab. Demak atau di daerah Ampel Surabaya. Disana banyak para santri dan orang-orang yang hanya sekedar berkunjung sampai ada yang bermukim hingga berhari-hari dengan dalih mengirim do’a agar diberikan berkah.

  Pertanyaannya kemudian apakah berkah sebagai bagian dari fenomena pendidikan islam ataukah mempunyai makna ideologis bagi santri atau tidak? Dengan kata lain, bagaimana santri memandang berkah kyai dalam konteks

  5

  ini, penulis melakukan penelitian di Wisma Santri Edi Mancoro. Sebagaimana dimaklumi,'' dalam konteks berkah kyai, Wisma Santri Edi Mancoro termasuk salah satu pondok pesantren yang masih memegang tradisi berkah kyai. Hal ini bisa dilihat dengan masih berlakunya sistem pengajaran kitab-kitab klasik dengan menggunakan metode-metode pengajaran sa la f seperti, bandongan,

  sorogan , dan tahassus, walaupun KH. Mahfudz Ridwan, LC sebagai pengasuh Wisma Santri Edi Mancoro telah menganut pendidikan Islam modem.

  Berangkat dari realitas di atas, maka penulis bermaksud mengadakan penelitian ilmiah dengan menitikberatkan pada bagaimana pemaknaan yang sebenarnya tentang berkah kyai dalam tinjauan pendidikan Islam. Maka penulis mengajukan judul “BERKAH KIAI- DALAM PANDANGAN

  SANTRI" (Studi Kasus pada Santri di Wisma Santri Edi Mancoro, Gcdangan, Tuntang, Kab. Semarang). II.

II. PENEGASAN ISTILAH

  Untuk memudahkan pembahasan dan untuk menghindari penyimpangan makna dari istilah yang penulis gunakan maka penulis perlu memberikan penegasan sebagai berikut: 1). Berkah: Berasal dari kata bahasa Arab barokah, yang berarti rahmat, dan nikmat dari Tuhan yang berupa kebaikan bagi kehidupan bagi manusia atau doa restu dan pengaruh baik dari orang yang dihormati misalnya waliyullah, guru, ulama dsb. Berkah bisa berarti restu atau ijin yang

  6

  dianggap sholih atau suci,6 * bertambahnya kebaikan, keberuntungan, dalam berbagai shigat di dalam Al-Quran terdapat dalam 32 ayat, yang sering dikaitkan dengan kata-kata salam, rahmat, shalawat, dan tahiyat.1

  2) . Kiai : sebutan bagi alim ulama yang cerdik dan cendekia dalam masalah ilmu agama, sebutan bagi pimpinan pondok pesantren, sebutan bagi orang-oran g yang dihormati.8 Orang yang disegani dalam lingkungan masyarakat karena mempunyai kelebihan dalam pengetahuannya tentang

  Islam, seringkah dilihat sebagai orang yang senantiasa dapat memahami keagungan Tuhan dan rahasia alam.

  3) . Pesantren : Sekolah atau asrama tempat para santri mengaji ilmu agama Islam.9 berasal dari kata santri yang mempunyai awalan pe dan akhiran an berarti tempat tinggal para santri, sebuah lembaga pendidikan Islam, dipimpin oleh seorang kiai yang masih menggunakan metode-metode klasik atau salafi dan modem, serta tempat pengabdian santri kepada kiainya. 4) Santri : Murid yang belajar ilmu agama di pondok pesantren yang datang dari jauh maupun dekat atau gelar bagi orang-orang shaleh dalam islam10

  6 Ratu Aprilia, op.cit hal 158 Replubika. A rtikel berjudul Berkah, terbit 10 November 2002

  7

  III. RUMUSAN MASALAH

  Berkah sebagai salah satu fenomena unik pendidikaan islam di Indonesia menjadi menarik untuk dikaji secara ilmiah. Beberapa pokok permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini adalah :

  1. Bagaimanakah pandangan santri Wisma Santri Edi Mancoro tentang konsep berkah kyai?

  2. Apa saja faktor yang mempengaruhi pandangan santri Edi Mancoro mengenai kharisma kyai?

  3. Sejauh mana pandangan santri terhadap berkah kyai mempengaruhi sikap dan perilaku santri sehari-hari? IV .

  IV. TUJUAN DAN KEGUNAAN PENELITIAN

  Ada hal-hal yang menjadi tujuan penulis dalam penulisan skripsi ini yaitu:

  1. Untuk mengetahui makna berkah dalam Islam?

  2. Untuk mengetahui berkah kiai dalam pandangan santri Wisma Santri Edi Mancoro Ged angan?

  Adapun hal-hal yang menjadi kegunaan skripsi ini yaitu :

  1. Memberikan informasi secara ilmiah tentang makna berkah kiai dalam Islam.

  2. Memberikan informasi tentang makna berkah kiai di pesantren.

  8

  V. TELAAH PUSTAKA Secara umum diskursus tentang berkah belum pernah muncul dikalangan para pemikir Islam, terutama dikalangan kaum muda yang suka inovasi dan kritik keras terhadap wacana-wacana ke Islaman klasik.

  Namun sampai saat ini persoalan yang satu ini belum satupun buku yang secara spesifik membicarakan secara lengkap, detail, komplit dan sistematis tentang berkah.

  Hanya ada beberapa lembar artikel yang pernah ditulis berkenaan dengan tema tersebut diatas, diantaranya tulisan Tamyiz Burhanudin dalam salah satu sub bab buku yang beijudul “Akhlaq Pesantren (Solusi Bagi Kerusakan Akhlaq ). Dalam buku tersebut Tamyiz Burhanudin menjelaskan akhlaq seorang santri terhadap kiai atau ustadznya yaitu, mengikuti pemikiran dan jejak ustadznya serta tidak menerjang nasehat-nasehatnya; santri hendaknya meminta ridlo ustadznya dan berniat taqorrub (mendekatkan diri pada Tuhan) dalam berkhidmat kepadaNya .H Dinyatakan dalam buku Tradisi Orang-orang NU bahwa disunnahkan mencium tangan seorang alim, ulama, atau kiai.dengan dasar HR. Usamah bin

  

Syuraih; Abu Dawud mengatakan sanadnya kuat. Usamah menambahkan;

kami berdiri lalu mencium tangan N abi.1

   12

  1 Dalam artikel yang ditulis harian Replubika dijabarkan bahvvasannya

  dikalangan sebagian orang Islam seperti di Indonesia maupun di negeri-negeri

11 Tamyiz Burhanudin, Akhlaq Pesantren,Solusi Bagi Kerusakan Akhlaq, PT. Bayu Indra

  9 muslim baik dari kaum sunni maupun syiah, ada yang ingin meraih berkah dengan jalan tabarruk atau tawashul. Yaitu ngalap berkah atau meraih berkah melalui pengaruh orang-orang suci seperti wali, ulama dan kiai yang dianggap melalui perantaranya dapat mendatangkan kebaikan. Sebuah kepercayaan yang tentu saja dipengaruhi oleh alam pikiran berbau relegio-magis, yang jika tidak hati-hati akan mencederai tauhid kepada Allah swt.

  Dari minimnya literatur, penulis optimis penulisan ini merupakan sebuah wacana dan pengkritisan baru terhadap adanya berkah kyai daiam sistem pendidikan Islam. Hal ini di dasarkan pada; (1) belum ada literatur yang secara detail menyuguhkan data tentang berkah (2) penulis menggabungan analisis produk-produk wacana 'dalam agama Islam dengan fenomena yang berkembang dimasyarakat ( ‘Urf/adat kebiasaan) terkait masih melekatnya tradisi mencari berkah dalam masyarakat Indonesia terutama masyarakat di pulau Jawa. V

  I. VI. METODE PENULISAN SKRIPSI Dalam penulisan skripsi ini, penulis akan menggunakan beberapa metode guna mencapai tujuan yang diinginkan. Metode ini tidak lepas dari unsur keterbatasan tenaga, waktu, dan sumber daya yang dimiliki oleh penulis.

  Adapun jenis-jenis metode akan digunakan adalah sebagai berikut:

  10 A. Jenis Penelitian

  Field research atau penelitian lapangan, yaitu dengan cara meneliti

  secara langsung ke lapangan atau pondok pesantren yang dijadikan objek penelitian tentang sistem pendidikan di pesantren tersebut hubungannya dengan makna berkah kiai. Yang dijadikan lokasi penelitian ini adalah Wisma Santri Edi Mancoro, karena berdasarkan penelitian awal (preliminary research) tradisi nga/ap berkah di pesantren ini cukup kuat.

  B. Pendekatan Ada tiga macam pendekatan yang penulis gunakan yaitu :

  1. Pendekatan Normatif^13 yaitu pendekatan yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka, produk-produk pesantren, perbandingan klasikal dengan modernisasi pesantren serta sejarah kehidupan kiai dengan pesantren dan santrinya Kaitan dengan persoalan yang diteliti oleh penulis maka penulis melakukan penelitian buku dan kitab mengenai berkah dan ahlak sebagai sumber yang masih berlaku saat ini, yang memuat segala hal yang berkaitan dengan konsep berkah dalam ajaran Islam.

  2. Pendekatan Sosiologis,14 yaitu pendekatan dengan melihat fenomena masyarakat/peristiwa sosial budaya sebagai jalan untuk memahami adat yang berlaku dalam masyarakat. Dalam hal ini penulis melihat

13 Soerjono Sukanto. Sri Mamudji, Penelitian H ukum N orm atif Suatu Tinjauan Singkat, PT RaJawali Pers. Jakarta, cet. IV, 1995, him 13-14.

  11 fakta tentang tidak adanya perubahan pola kehidupan masyarakat sejak zaman awal masuknya agama Islam di tanah Jawa - awal munculnya tradisi “ngalap berkah” dalam Islam- sampai sekarang, melalui media tulis baik buku-buku maupun informasi dari berbagai media.

  3. Pendekatan Historis, yaitu pendekatan dengan melihat sejarah yang mendasari suatu hal tersebut terjadi dan melihat kondisi di saat yang berbeda. Dalam hal ini penulis mencoba melacak akar sejarah munculnya berkah didalam agama Islam.

  C. Tehnik Pengumpulan Data Ada dua macam jenis data yang penulis, gunakan dalam penelitian ini antara la in :

  n

  1. Sumber data primer, yaitu dokumen yang dihasilkan dari interview^' Ul

  r

  "yu dan observasi partisipan dengan santri, ustadz, dan kyai. /

  2. Sumber data sekunder, bahan pustaka yang ditulis dan dipublikasikan oleh seorang penulis yang secara langsung maupun tidak secara langsung melakukan pengamatan atau berpartisipasi dalam mendeskripsikan makna berkah kiai dalam ajaran Islam.

  Dalam hal ini yang menjadi data sekunder adalah data-data pendukung tentang berkali dan hal-hal yang terkait dengannya yang diperoleh dari buku-buku pendukung informasi dan dari berbagai media informasi lainnya.

  12 D. Analisa Data

  Ada tiga macam jenis analisa data yang penulis gunakan dalam penelitian ini, y aitu :

  1. Metode Induktif Dari pemaparan yang bersifat umum ditarik satu sinergisitas makna dan kesimpulan guna mencapai sebuah pemahaman baru.15

  2. Metode Deduktif Dari sebuah pernyataan atau kebenaran yang bersifat khusus ditarik menjadi sebuah universalitas (generalisasi) sebuah persoalan.16

VII. SISTEMATIKA PEMBAHASAN

  Dalam rangka mempermudah proses pembahasan dan pencapaian ide dan tema dalam penelitian ini, maka penulis merangkai sistematika penulisan skripsi ini ke dalam lima bab sebagai berikut:

  Bab I : Pendahuluan, yang memuat: latar belakang, penegasan istilah, perumusan masalah, tujuan dan kegunaan, telaah pustaka, metode penelitian, sistematika penulisan.

  Bab II : Makna Berkah Kiai dalam Islam. Dalam bab ini akan penulis kaji secara ilmiah tentang makna berkah kyai dalam ajaran Islam dengan menelaah pustaka atau buku yang membahas tentang berkah kiai.

15 Sutrisno Hadi, M etodologi Research, Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi UGM, 1991,

  13

  Bab III : Profil Wisma Santri Edi Mancoro Gedangan Kab. Semarang Dalam bab ini, penulis akan memaparkan profil Wisma Santri Edi Mancoro yang meliputi sejarah berdiri, sistem pendidikan, struktur kepengurusan, dan lain-lain. Bab IV : Analisis Berkah Kiai dalam Pandangan Santri di Pesantren . Pada bab ini penulis akan menganalisis secara mendalam tentang berkah kiai di Wisma Santri Edi Mancoro dalam tinjauan pendidikan Islam berdasarkan data empirik dan kajian kepustakaan.

  Bab V : Penutup. Bab ini meliputi kesimpulan, saran, kritik, kata penutup, dan lampiran-lampiran.

  BAB II MAKNA BERKAH DALAM ISLAM A. PENGERTIAN BERKAH Kata berkah (berkat, barokah, berkah) berasal dari bahasa Arab dengan kata dasar a C i yang artinya beruntung atau berbahagia. Van an lain dari kata berkah ialah artinya mengambil berkah, sedangkan kata artinya orang yang diberkati. Kalimat artinya Allah memberi berkah kepadamu.1

  Kata berkah atau berkat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia ialah: (1) Karunia Allah yang membawa kebaikan dalam hidup manusia, (2) Do'a restu dan pengaruh baik yang mendatangkan selamat dan bahagia, (3) Makanan dari kendurian2. Pendek kata, berkah berarti segala sesuatu yang mengandung serba kebajikan. Serba keutamaan. Serba keberuntungan. Serba kenikmatan dan kebahagiaan.

  Di kalangan sebagian orang Islam seperti di Indonesia maupun di negeri-negeri muslim baik dari kaum Sunni maupun Syi'ah, ada yang ingin meraih berkah dengan jalan tabarruk atau tawashul. Yaitu ngalap berkah atau meraih berkah melalui pengaruh orang-orang yang dianggap suci seperti wali, kiai, dan sebagainya yang dianggap melalui perantaraannya dapat mendatangkan kebaikan. Sebuah kepercayaan yang tentu saja lebih banyak

  15 dipengaruhi oleh alam pikiran berbau religio-magis, yang jika tak hati-hati akan mencedarai tauhid kepada Allah.

  B. SEJARAH KEMUNCULAN BERKAH DALAM ISLAM

  a) Berkah dalam Dunia Pesantren Di dalam dunia pesantren berkah lebih dikenal ditunju'dcan dalam tradisi cium tangan oleh santri kepada kiai, minum dan makan sisa kiai, ziarah kubur dengan berdo’a kepada Allah bagi sosok sesepuh atau kiai yang telah meninggal dengan memohon semoga dosa-dosa dan khilaf kiai ketika hidup di dunia diampuni oleh Allah, karena bagaimanapun juga seorang kiai adalah tetap manusia biasa yang pasti pernah mempunyai kesalahan, dan seorang santri berpendapat bahwasanya ketika mendo’akan seorang kiai yang telah meninggal maka akan mendapat balasan dari Allah SWT dengan mendapat keberkahan ilmu yang didapat selama mengabdi kepada kiai, santri juga berpendapat mempunyai kelebihan baik dalam penguasaan ilmu-ilmu agama secara duniawi maupun ukhrowi dan ilmu sosial kemasyarakatan lebih tinggi dibanding santri tersebut sehingga dikalangan santii mempunyai keyakinan bahwa berkah Allah akan duturunkan kepadanya melalui perantara ketika mendoakan kiainya.

  Dalam sebuah riwayat diceritakan bahwa Nabi SAW pernah bersabda:

  j o

  f c j l k J S L ; *<> % i l i ^ = £ 1

  13J

  16 Artinya : Ketika anak adam (manusia) meninggal dunia, maka akan putus

  amalnya kecual dari tiga perkara : Shadaqah jariyah atau ilmu yang bermanfaat atau anak yang shalih yang mendoakannya (HR. Bukhari)

  Diamping itu, tradisi yang sudah mengakar kuat dikalangan pesantren, seperti tradisi cium tangan bukan tanpa dasar yang kuat, hal ini bisa dilihat dari riwayat-riwayat berikut in i;

  4 5 (S <3^ UuaflS

  ^31 JI AxllJ

  Artinya : Disunahkan mencium tangn orang shalih, orang alim, orang

  zuhud (HR. Usamah Bin Syuraih A bu Daud mengatakan sanadnya kuat. Usamah menambahkan : kami berdiri lalu emncium kedua tangan Nabi).

  Artinya : Dari Aisyah dia pernah mengatakan : Zaid Bin Haritsah datang

  ke Madinah, Rasulullah sedang berada dirumahku. la datang dan mengetuk pintu, Nabi lantas berdiri ia kemudian menarik pakaian nabi, merangkulnya, menciumnya (HR. al-Tirmidzi,

  17 Para kiai dengan kelebihannya terutama pengetahuannya tentang

  Islam, seringkah dilihat sebagai orang yang senantiasa dapat memahami keagungan Tuhan dan rahasia alam hingga demikian mereka dianggap memiliki kedudukan yang tak teijangkau, terutama oleh kebudayaan orang awam.dengan kedalaman pengetahuan yang dimilikinya semakin tinggi kitab-k'tab yang diajarkan maka seorang kiai akan semakin dikagumi, seorang kiai juga bisa diharapkan dapat menunjukkan kepemimpinannya, kepercayaannya pada diri sendiri dan kemampuannya, karena banyak orang datang meminta nasehat dan bimbingan dalam banyak hal.dalam upaya membentuk pribadi dan karakter santri, kiai tidak terlepas dari metode perintah dan larangan yang diterapkan di pondok pesantren.3

  Sukamto SH, salah satu dosen Fakultas Syari’ah IAIN Sunan Ampel surabaya mengatakan,bahwa hubungan kiai dan santri dalam pesatren selama ini teijalin dalam bingkai tradisi sami'na wa atho’na.

  Yaitu, sebuah sistem nilai yang mengharuskan bagi santri untuk mendengarkan dan mentaati apa kata kiai. Dalam konteks ini, santri yang tinggal dalam pondok pesantren disadari atau tidak telah menyandarkan dirinya pada “proses ketaatan** kepada sang kiai sebagai cara mendapatkan apa yang selama ini disebut sebagai barokah.

  Barokah muncul salah satunya karena ada unsur karomah. Karomah sendiri selama ini banyak dipahami sebagai satu sifat yang melekat pada seorang suci yang mampu memindahkan pertolongan Allah

  18 SWT kepada orang yang membutuhkannya. Dan selama ini, masyarakat pesantren mempercayai sosok kiai sebagai orang suci, punya karomali tertentu, sehingga mampu memberikan barokah kepada siapa yang ingin menjalin hubungan secara positif dengan kiai tersebut.

  Konsepsi seperti ini dalam praktiknya diwujudkan dalam pelbagai bentuk. Seperti mencium tangan kiai. Mencium tangan kiai disatu sisi menunjukkan rasa hormat kepada kiai. Namun, sisi lain, ia juga bertujuan mencari barokah dari sang kiai. A tau juga memberikan sedikit harta ketika sowan kerumah kiai, dan ketika pulang memohon barokah do’a kepada sang kiai. “N galaf barokah d o ’a kiai.“ Kalimat ini sering keluar dari mulut masyarakat Jawa ketika hendak mau pulang dari rumah sang kiai.

  Kharisma seorang kiai di depan santri dapat dirasakan dan dilihat sikap santri ketika mendapat perintah atau larangan dari sang kiai, apabila mendapat perintah seorang santri lekas melaksanakannya, apabila santri tidak segera melaksanakan perintahnya takut ilmunya tidak bermanfaat karena mengabaikan gurunya. Demikian di kalangan kaum Sunni,

  

tabarruk menjadi bagian dari sistem teologi dan praktik keagamaan sehari-

  hari, termasuk meratap di kuburan orang-orang suci seperti di makam Sunan -sunan atau para wali seperti di Kadilangu Kab. Demak atau di daerah Ampel Surabaya. Disana banyak para santri dan orang-orang yang hanya sekedar berkunjung sampai ada yang bermukim hingga berhari-hari dengan dalih mengirim do’a agar diberikan berkah.4

  19

b) Berkah dalam Islam

  Ngalap

  berkah atau tabarruk adalah kata yang tidak asing lagi di telinga orang Jawa khususnya dan orang Indonesia pada umumnya. Sebab ditilik dari segi sejarah, kerangka budaya suku-suku di Indonesia memang dilatarbelakangi prinsip animisme dan dinamisme. Setelah Islam masuk ke nusantara tradisi ini makin marak, karena memang dalam Islam terdapat syariat tabarruk (mencari berkah).

  Tetapi masalahnya banyak kaum muslimin yang tidak memaham* manakah tabarruk yang sesuai syariat dan manakah tabarruk yang tidak sesuai dengan syariat Akibatnya banyak kaum muslimin yang berbondong-bondong ke tempat keramat atau orang yang disangka punya berkah seperti kuburan wali, gua, pemandian, pohon, sendang (telaga) dan sebagainya. Kenyataan ini diperburuk dengan ada orang yang dipandang oleh masyarakat sebagai kiai atau ulama kemudian malah menganjurkan.

  Padahal kalau dilihat seringkali amalan-amalan di te.npat tersebut merupakan wajah lain kesyirikan.5

1) Makna Tabarruk

  Tabarruk adalah mencari berkah berupa tambahan kebaikan dan pahala dan setiap yang dibutuhkan hamba dalam dunia dan agamanya, dengan benda atau wahyu yang barokah.

  20 Pemaknaan tabarruk mengalami pergeseran, dulunya tabaruk selalu dimaknai dengan ma’unah atau pertolongan dari allah, akan tetapi dewasa ini banyak sekali pencarian berkah melampaui garis- garis teks yang sudah ada bahkan sudah menjurus ke dalam kesyirikan.

  Pengharapan berkah bukan hanya milik allah semata, akan tetapi pohon, benda ataupun yang lain dianggap memiliki tuah yang perlu dicari keberkahannya.

  Dalam sebuah hadis diceritakan bahwa Abu Waqid Al-Laitsi menuturkan, Suatu saat kami pergi keluar bersama Rosululloh

  sholallahu alaihi wa sallam ke Hunain, sedang kami dalam keadaan

  baru saja masuk Islam. Kemudian kami melewati sebuah pohon milik orang-orang musyrik yang dinamakan Dzaiu Anwath, mereka selalu mendatanginya dan menggantungkan senjata-senjata perang mereka pada pohon itu untuk mencari berkah. Kami pun berkata: “Ya

  Rosululloh, buatkanlah untuk kam i Dzatu Anwath sebagaimana Dzatu Anwath mereka. ” Maka Rosululloh bersabda: “Allahu Akbar, itulah tradisi (orang-orang sebelum kamu). Dan dem i Alloh yang diriku hanya berada di Tangan-Nya, ucapan kalian seperti perkataan Bani Israil kepada Musa: ‘Buatkanlah untuk kami sesembahan sebagaimana tuhan orang-orang itu.M usa menjawab, ‘Sungguh, kamu adalah kaum yang tidak m en g erti/” Beliau bersabda lagi, “Sungguh kalian akan mengikuti tradisi orang-orang sebelum kamu

  (Yahudi dan Nasrani). ” (Hadits shohih, riwayat At-Thmidzi)6

  Mereka para sahabat meminta kepada Rosululloh untuk bei tabarruk dengan pohon tersebut sebagaimana orang musyrk.

  Namun jawaban beliau amat keras, beliau malah menyamakan

  21 permintaan itu dengan meminta sesembahan selain Alloh, dan ini adalah syirik besar. Namun mereka melakukan itu karena baru saja lepas dari kekufuran dan belum mengetahui bahwa hal tersebut dilarang. Dan mereka belum melaksanakan permintaan tersebut Dari hadits ini kita dapat mengambil kesimpulan bahwa hal-hal yang diperbuat oleh orang-orang yang meyakini bahwa boleh ngalap berkah dari pohon dan bebatuan, w ukuf dan menyembelih hewan di tempat tersebut merupakan kesyirikan.

2) Berkah dalam Tinjauan Nash

  Al-Qur’an merupakan kitab pedoman sedap langkah umat Islam, tentunya tidak semua permasalahan yang, ada di dunia ini ada didalamnya. Secara detail Al-Qur’an memang tidak membahas tentang berkah, akan tetapi dalam garis besar ada beberapa ayat dalam Al- Qur’an yang menunjukkan adanya konsep berkah dengan segala pemaknaanya.

  Diantara ayat-ayat tersebut adalah sebagai berikut:

  22

  Diantara ayat-ayat tersebut adalah sebagai berikut: < ' '

  i "FT

  Artinya: Dan kami turunkan dari langit air yang banyak, manfaatnya

  lalu kami tumbuhkan dengan air itu pohon-pohon dan biji-biji tanaman yang diketam ( QS. Q aaf: 9)7 LL>JLaJ

  «r <

  • •jVTj

  Artinya : Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan

  bertakwa, Pastilah kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat kami) itu, M aka kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. ( QS. al-Ara a f: 96)8

  Kata atau kalimat untuk menunjukkan berkah dalam Al-Qur’an 'l dalam surat Qaaf adalah kata yang berarti banyak manfaatnya, sedangkan kata yang kedua dalam surat al-A’raaf adalah kata yang berarti berkah.

  Ada kesamaan dari kedua ayal ini, secara tersirat keduanya menunjukkan adanya keberkahan dari yang lebih tinggi, hal ini bisa

  23 Ada kesamaan dari kedua ayat ini, secara tersirat keduanya menunjukkan adanya keberkahan dari yang lebih tinggi, hal ini bisa dilihat dari ayat pertama terdapat kata-kata “ ...yang kami turunkan dari langit...” dan juga ayat yang kedua terapat kata “ .....berkah dari langit dan bumi ...”

  Ayat ke-96 Surat Al-'Araf tersebut menurut riwayat diturunkan di Makkah, pada saat penentangan terhadap Nabi Muhammad oleh kaum Quraisy demikian gencar. Isi pesannya memberikan dorongan dan rasa optimisme sekaligus peringatan kepada kaum Muslimin agar tetap beriman dan bertaqwa, sehingga akan dibukakan pintu berkah oleh Allah. Sedang mereka yang inkar dah dusta kepada risalah Nabi akan mengalami kebinasaan.

  Dalam kehidupan sehari -hari pun ayat ini memberikan pelajaran berharga bahwa jika ingin meraih berkah Allah maka harus benar-benar beriman dan bertaqwa, sebaliknya siksalah yang akan menimpa manakala kita inkar, baik inkar nikmat maupun inkar pada kebenaran ajaran Allah yang dibawa para Rasul. Berkah Allah akan hilang manakala hidup kotor, maksiat, dan menghalalkan segala cara.

  Tak kecuali dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.9

  BAB III BIOGRAFI WISMA SANTRI EDI MANCORO A. Sejarah Berdiri Wilayah keija pesantren awa’nya lebih terfokus pada dimensi religius yang bersifat normative dan ekslusive dari pada dimensi kemasyarakatan yang bersifat praktis, humanis, dan inklusive Adapun sekarang dengan dinamika masyarakat yang cepat, kompleksitas masyarakat yang sangat beragam, maka selanjutnya pesantren harus hadir sebagai institusi yang responsive, proaktif dan akomodatif dengan tuntutan masyarakat yang beragam. Adalah pesantren Edi Mancoro yang berupaya melakukan harmonisasi, integralisasi dan pribuminisasi dimensi religius dan kemasyarakatan, kenegaraan dan kebangsaan secaia kebersamaan.

  Di samping dimensi keagamaan, pesantren Edi Mancoro juga berusaha melakukan upaya yang berkaitan dengan persoalan kemasyarakatan yang kompleks dan pemberdayaannya^ serta persoalan masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, yang finalnya adalah terbentuknya masyarakat yang madani, yakni masyarakat yang lebih mengutamakan keadilan kebersamaan, persamaan (egaliter) dengan serta merta manafikan sekat -sekat penghalang atas dasar agama, ras, suku, golongan, serta etnis yang selama ini ada dan hidup di tengah-tengah masyarakat.

  Realisasi atas upaya ini, maka pesantren Edi M ancoro dengan Yayasan

  25

  pemberdayaan masyarakat, di samping lembaga lain BPPT (Biro Pelaksana

  Pesantren Transformatif) yang berikhtiar untuk melakukan penyadaran dan

  sosialisasi atas keija-keija pemberdayaan masyarakat bagi komunitas internal beberapa pesantren dan masyarakat pada umumnya.

  Gagasan awal yang mengilhami berdirinya pesantren Edi Mancoro adalah Yayasan Desaku Maju. Yayasan (YDM). Yayasan ini dimotori oleh para aktivis Kab. Semarang 80-an antara lain KH. Mahfudz Ridwan, Lc., KH. Muhammad HM. Sholeh BA., Matori Abdul Jalil, Zainal Ari fin, BA^ serta Ali tahsisusdi, BA. Yayasan ini kemudian berdiri secara resmi pada tahun 1984, namun aktivitasnya telah dimulai sejak 1979 dengan pengiriman beberapa kadernya dalam pelatihan-pelatihan. Selanjutnya yayasan dengan direktur eksekutif bapak KH. Mahfudz Ridwan, Lc., mendirikan pesantren alternatif yakni pesantren Edi Mancoro pada tanggal 26 Desember 1989 sebagai base

  camp yayasan sekaligus lokasi diklat dan loklat.

  Wisma Santri Edi Mancoro terletak di Desa Gedangan Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang, atau berada di sebelah barat daya kota

  Salatiga. Beberapa tokoh yang turut andil dalam pendirian wsma ini adalah, KH. Mahfudz Ridwan, KH. M. Sholeh, BA, dan H. Mathori Abdul Jalil.

  B. Biografi Singkat K H. M ahfudz Ridwan, LC.

  Putra pasangan K.H Ridwan dan Hj. Maimunah ini dilahirkan pada bulan Oktober tahun 1941 di desa Pulutan Sidorejo Kota Salatiga. Mahfudz

  26 MTs dan Aliyah di kota Makkah. Selanjutnya beliau kuliah di Baghdad University dengan mengambil jurusan Syariah dan Adab (sastra). Sahabat dan kawan sekamar dari K.H. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) ketika belajar di Baghdad ini mempersunting putri dari H. Muhammad Sholeh dari desa Gedangan yang bernama Hj. Nafisah dan telah dikaruniai empat orang anak dan empat orang cucu.

  Mahfudz Ridwan hidup dalam lingkungan pesantren sejak kecil, dimana Pu'utan waktu itu menjadi salah satu ikon pesantren di Salatiga.

  Melanjutkan studinya ke negeri Arab dan Mesir menambah pengetahuan beliau yang mendalam tentang ilmu Islam khususnya syariah dan sastra arab yang beliau geluti tak kurang dari 5 tahun.