Perbandingan Kebijakan AS Terkait Nuklir Iran: Era George Walker Bush dan Barack Hussein Obama II Repository - UNAIR REPOSITORY

P e rb a n d in ga n Ke b ija ka n AS Te rka it N u klir Ira n : Era Ge o rge W a lke r B u s h d a n Ba ra ck H u s s e in Ob a m a II B e lla Fo kke r An d in i

  Departem en H ubungan Internasional, Fakultas Ilm u Sosial dan Ilm u Politik, Universitas Airlangga

  Em ail : bellafokker@gm ail.com

  Abstract The Iran’s nuclear dev elopm ent draw the intention of The United States of Am erica’s President to take action as a form of security . It happens as the nuclear dev elopm ent w as being suspected to has a purpose not only for pow er resource and science, but also m ight be used as a w eapon. This then, the Iran’s nuclear dev elopm ent causing concern to the USA w hich is considered this w ould threaten their national security and international security . This concern raising because the opinion of Iran w ould used their nuclear as a W eapon M ass Destruction (W M D) that could kill thousand of people and causing a total dam age. It m akes the USA to take action in the form of foreign policy m aking in order to stop the Iran’s nuclear dev elopm ent. During the President George W alker Bush’s term , the policies that w ere m ade w ere judge to focus on the use of hard pow er. M eanw hile, during the President Barack H ussein Obam a II’s term , the policies that w ere m ade w ere considered to ten d to use soft pow er. The difference in policies choice that seen betw een this tw o president’s term , is influenced by som e factors w hich influence in policy m aking process.

  K a t a K u n c i : United States of Am erica, Iran, N uclear, Threat, Security , Foreign Policy , Factor.

  Am erika Serikat. Nam un setelah terjadi Program nuklir Iran telah m enarik

  Revolusi Islam di Iran pada tahun 1979, perhatian banyak pihak, term asuk hubungan kedua negara tersebut bagaim ana dunia, Am erika Serikat, dan m enjadi renggang bahkan dapat negara-negara kawasan Tim ur Tengah dikatakan berm usuhan. Sejak saat itu, m em andang kepem ilikan nuklir hubungan Am erika Serikat dan Iran tersebut. Pada awalnya, nuklir Iran diwarnai dengan ketidaksukaan bahkan dikem bangakan sebagai bentuk adu kekuatan terutam a dalam bidang

  buffering yang m erupakan bagian dari nuklir.

  program inisiasi Am erika Serikat pada m asa kepem im pinan Reza Pahlevi, Am erika Serikat m enentang penuh terhadap pengaruh Uni Soviet di Tim ur upaya-upaya Iran dalam pengem bangan

  Tengah pada m asa Perang Dingin. Saat nuklir m eski m ulanya hanya sebatas itu Iran dan Arab Saudi m erupakan untuk keperluan sum ber energi. basis pertahanan dan partner utam a

  Begitupun sebaliknya, Iran juga 1 m engam bil sikap oposisi terhadap banyak kebijakan Am erika Serikat

  Naser Hadian dan Shani Hormozi, Iran's New utam anya yang berkaitan dengan nuklir.

  Security Environment Imperatives: Counter

  Nam un di satu sisi, Iran bersedia untuk

  Containment or Engagement with the US , 2011,

  m enerim a kunjungan IAEA yang 13- 55. bertugas m engawasi perkem bangan

  Bella Fokker Andini 232

  nuklirnya. Meskipun begitu, hal ini tidak lantas m em buat Iran m enghentikan pengem bangan nuklirnya. Terlihat dengan keadaan yang kem bali m em anas pada tahun 20 0 3 Khatam i, Presiden Iran saat itu kem bali m em buka proyek nuklir Iran dan m engem bangkannya secara serius. Meskipun Iran m enyatakan bahwa nuklir yang dikem bangkan adalah untuk tujuan dam ai, nam un dunia internasional m asih tetap m engkritisi aksi Iran tersebut. Kecurigaan Am erika Serikat cukup beralasan karena Iran telah serius dalam m engem bangkan m isil balistik, yang m ana m isil balistik tersebut dibeli Iran dari Korea Utara, seperti Scud-B, Scud-C, serta Balistik No-dong. Kesem ua m isil tersebut digunakan Iran untuk m engem bangkan m isil Shabab-1, Shabab-2, Shabab-

  3. Pada tahun 20 0 9, Iran berhasil m eguji coba m isil yang m em iliki daya jangkau sejauh 150 0 -18 0 0 km yang dapat m enjangkau Israel. Melihat situasi yang m engancam keam ananan internasional ini, George

  W. Bush sebagai Presiden Am erika Serikat pada waktu itu, m em utuskan untuk m elakukan counter pada Iran sebagai negara yang m em iliki dan m engem bangkan nuklir. Menanggapi bentuk ancam an tersebut, Presiden Bush m enjalankan strategi kebijakan dengan tindakan koersif atau m enggunakan ancam an yang ditujukan secara tidak langsung. Presiden Bush m erespon nuklir Iran dengan m elakukan penyerangan m iliter terhadap Irak, yang m ana m elakukan invasi pada tahun 20 0 3. Invasi m iliter dilakukan karena perm asalahan antara Iran dan Irak m em iliki kesam aan, yang m ana pada saat itu Irak juga m erupakan 2 Aghsan Rahigh dan Peter Viggo Jakobsen. The

  Rise of Iran: How Durable, How Dangerous? , 2010, 559-573.

  negara pengem bang W eapon M ass

  Destruction (WMD). Dari sini

  kem udian, strategi kebijakan ini dipilih karena diharapkan dapat m enghentikan aktifitas nuklir baik di Irak m aupun Iran. Tidak hanya itu, Iran juga diberikan sanksi oleh

  Dewan Keam anan PBB yang didalangi oleh Am erika Serikat, berupa em pat sanksi ekonom i. Sebagai hasilnya, m elihat aksi yang dilakukan Am erika Serikat, pem erintah Iran m em utuskan untuk m enghentikan aktifitas pengem bangan nuklir di negaranya. Kem udian dilain sisi,

  Presiden Barack H . Obam a

  II m em iliki respon yang berbeda dalam m enjalin hubungan diplom atik dengan Iran. Apabila pada m asa pem erintahan Presiden Bush tidak pernah terjadi kom unikasi langsung dengan Presiden Iran, m aka hal ini berubah pada m asa pem erintahan Presiden Obam a. Perubahan diawali m elalui pidato Presiden Obam a pada acara N ow ruz tahun 20 0 9, yang m em beri ucapan selam at tahun baru kepada Iran. Tidak hanya itu, dalam pidato tersebut Presiden Obam a juga m enyatakan bahwa “the United States

  prefers to resolv e this m atter peacefully , diplom atically ”. Strategi

  yang dipilih Presiden Obam a dalam m enghadapi perm asalahan dengan Iran ialah m elalui diplom asi dan negosiasi. Dari sini dapat dikatakan bahwa telah ada niatan baik Am erika Serikat untuk 3 Eytan Gilboa dan Efraim Inbar, US-Israeli Relations in a New Era , 2009. 4 The White House of President Barack Obama, Statement by President Obama on Nowruz,

   Diakses pada tanggal 3 Desember 2016.

  Melihat situasi yang m engancam keam ananan internasional ini,

  George W. Bush sebagai Presiden Am erika Serikat pada waktu itu, m em utuskan untuk m elakukan counter pada Iran sebagai negara yang m em iliki dan m engem bangkan nuklir. Perbandingan Kebijakan AS

  m em perbaiki kerenggangan hubungan dengan Iran. Selain itu Presiden Obam a juga bekerjasam a dengan negara-negara sekutu di Eropa, untuk m eningkatkan sanksi bagi Iran dengan m em berlakukan

  Oil Em bargo atau larangan im por

  m inyak dari Iran di tahun 20 12. Iran juga dikenakan sanksi lanjutan berupa larangan perdagangan logam m ulia em as, berlian dan barang berharga m ilik badan publik Iran di Eropa, larangan kerja sam a dengan Ban k, asuransi dan PMA dalam sektor gas dan m inyak bum i Iran. Aset pem erintah Iran baik di Am erika Serikat m aupun di Eropa juga ikut dibekukan. Deretan sanksi tersebut diharapkan pem erintahan Presiden Obam a dapat m elem ahkan perekonom ian Iran sehingga akan m em aksanya kem bali ke m eja perundingan terkait dengan isu nuklirnya. Selanjutnya setelah m en injau kom itm en

  Iran pada tahun 20 15, Presiden Obam a m em utuskan untuk m engurangi sanksi yang diberikan karena m enilai bahwa Iran telah patuh pada kesepakatan pengem bangan nuklir. H al tersebut m em perlihatkan bahwa terdapat kepercayaan yang diberikan Presiden Obam a kepada Iran sebagai bentuk kesem patan m em perbaiki hubungan. Dalam hal ini jelas terlihat perbedaan pengam bilan keputusan antara Presiden Obam a dan Bush. Seperti yang telah dijelaskan sebelum nya, strategi kebijakan yang dikeluarkan oleh Presiden Bush untuk m erespon nuklir di Iran ialah dengan m elakukan invasi m iliter ke Irak. Akan tetapi Presiden 5 Adirini Pujayanti, Info Singkat Hubungan

  Internasional – Sanksi Ekonomi Terhadap Iran dan dampak Internasionalnya, 2013. 6 CBS News, Iran Nuclear Deal is Done. Diakses pada tanggal 3 Desember 2016.

  Obam a m em ilih untuk m engeluarkan respon dengan m enggunakan diplom asi dan negosiasi tanpa kekuatan m iliter. Ke p e n tin ga n Am e rika S e rika t d i

  

Ira n

  Penaruhan kepentingan Am erika Serikat di Iran belum dim ulai sejak tahun 1953, yang m ana Inggris hadir terlebih dahulu dalam m elancarkan politik luar negerinya pada tahun 1941. Kehadiran

  Inggris di Iran bertujuan untuk m engeksploitasi sum ber daya m inyak Iran, yang m em buat Am erika Serikat juga ikut tertarik pada m inyak Iran. H al ini m em buat Am erika Serikat m ulai hadir di Iran yang bertujuan m engam bil alih kekuasaan Inggris atas Iran. Strategi yang digunakan oleh Am erika Serikat untuk m engam bil alih kekuasaan diawali dengan m em bangun hubungan kerjasam a dengan Iran. Am erika Serikat hadir sebagai pem beri bantuan bagi Iran dalam hal pengem bangan m iliter yang bertujuan untuk m em pertahankan kekuasaan Reza Pahlevi dan sebagai penangkal atas penyebaran kom unis tidak hanya di Iran tetapi juga di kawasan Tim ur Tengah. Am erika Serikat m enjadikan Iran sebagai sekutunya di kawasan Tim ur 7 Mark P. Lagon, The Values of Value: Soft power under Obama.

  Diakses pada

  tanggal 3 Desember 2016. 8 Maryam Y. Yekta Steininger, The United

  States and Iran: Different Values and Attitudes toward Nature Scratches on Our Hearts and Minds. Diakses pada tanggal 7 Februari 2017. 9 Ibid.

  Bella Fokker Andini 234

  Tengah, yang juga ikut serta dalam urusan dalam negeri Iran. H al tersebut terlihat dengan ikut sertanya Am erika Serikat dalam pem buatan peraturan perundang-undangan sistem agraria.Kebijakan ini lantas m erubah secara signifikan terhadap perekonom ian di Iran, yang m ana m enciptakan peningkatan ekonom i dan sem angat nasionalism e. Nam un di lain sisi, kebijakan ini m erupakan strategi Am erika Serikat dalam m em ecah belah politik para tuan tanah yang sebelum nya dikuasai oleh Inggris dan ulam a senior di Iran. Selanjutnya sekitar tahun 1960 an, kerjasam a dengan Am erika Serikat m enghasilkan keuntungan yang dim anfaatkan oleh Iran dengan m ulai m engem bangkan teknologi nuklir. Pada tahun 1965 hingga 1975, perekonom ian di Iran terjadi peningkatan yang drastis dikarenakan tingginya hasil produksi penjualan m inyak. Pem anfaatan keuntungan yang digunakan untuk m engem bangkan nuklir oleh Iran didukung oleh Am erika Serikat. Bahkan pada 1974 terbukti terciptanya bentuk kerjasam a antara Am erika Serikat dengan Iran pada bidang nuklir, yang m ana Am erika Serikat akan m em berikan bantuan listrik dan uranium yang telah diperkaya untuk m em bantu pengem bangan teknologi nuklir Iran hingga tahun 198 4. Bentuk bantuan tersebut dim anfaatkan oleh pihak Am erika Serikat untuk terus m em aksa Iran m enyalurkan cadangan m inyak negaranya un tuk kebutuhan Am erika Serikat, H al ini pada dasarnya dinilai oleh Reza Pahlevi sebagai bentuk perm ainan kotor, yang m ana m enggantungkan m inyak negaranya sebagai alat untuk m endapat dukungan dari Am erika Serikat. Tindakan yang dilakukan oleh Reza Pahlevi ini tidak dipungkiri m em bawa kerugian bagi m asyarakat Iran, yang kem udian 10 Ibid. 11 Ibid. m em buat m asyarakat m arah atas tindakan tersebut dan berupaya untuk m elakukan protes. Masyarakat beserta ulam a besar m enggabungkan kekuatan untuk m em protes kepem im pinan Reza Pahlevi yang m em beri akses bagi Am erika Serikat untuk m engeksploitasi Iran. Pasalnya, aktifitas kerjasam a yang dibentuk antara Iran dengan Am erika Serikat dianggap hanya m em beri keuntungan bagi beberapa kelom pok saja. H al ini m em buat keadaan dalam negeri Iran tidak stabil dari akhir tahun 1978 . Ulam a-ulam a besar Iran m endalangi m asyarakat dan m ahasiswa untuk m elakukan protes atas ketidakadilan yang dilakukan Reza Pahlevi terhadap rakyat Iran. Tidak hanya itu, tindakan protes yang dilakukan oleh m asyarakat dan m ahasiswa ini didasari oleh beberapa alasan lain yang m em perlihatkan buruknya kepem im pinan Reza Pahlevi. Seperti diantaranya m engenai bentuk dan tindakan pem erintahan Reza Pahlevi yang cenderung dilakukan dengan m enggunakan penindasan yang sangat kejam , term asuk penganiayaan terhadap anak-anak dan keluarga. Pada m asa pem erintahan Reza Pahlevi juga tercatat bahwa tingkat korupsi, kolusi, dan nepotism e di lingkaran pem erintahnya banyak dilakukan. H al ini tentu m enim bulkan ketidakadilan bagi m asyarakat m iskin Iran, yang m ana m eskipun negaranya kaya akan hasil m inyak akan tetapi m asyarakat tetap hidup dibawah garis kem iskinan. Kem udian alasan yang dianggap sebagai m asalah utam a ialah m odel

  12 Fereydoun Hoveyda, The Shah and The Ayatollah: Iranian Mythology and Islamic Revolution, Diakses pada tanggal 7 Februari 2017.

Perbandingan Kebijakan AS

  pem erintahan yang diadopsi Reza Pahlevi cenderung pada m odel Barat. Melihat kepem im pinan Reza Pahlevi yang tidak m em uaskan, m asyarakat Iran berusaha untuk m enggulingkan kekuasaan pem im pin tersebut.

  Pem berontakan m assa terjadi m ulai akhir tahun 1978 dan pada bulan Februari 1979 berhasil m em aksa m undur kekuatan Reza Pahlevi dari kursi kepem im pinan Iran. Pem berontakan tersebut dipim pin oleh Im am Ayatullah Kham eini yang selanjutnya dikenal dengan peristiwa Revolusi Islam Iran. Dam pak revolusi tersebut juga berpengaruh pada Am erika Serikat, yang sem akin sulit m enjalin kedekatan hubungan dengan Iran. Pasalnya, Reza Pahlevi m erupakan akses Am erika Serikat untuk m enguasai Iran. Setelah kejadian tersebut, berbagai bentuk kebijaksanaan yang pernah terbentuk antara Reza Pahlevi dengan Am erika Serikat dibatalkan oleh Am erika Serikat. Bahkan tidak hanya itu, Am erika Serikat lantas m elakukan pem bekuan beberapa aset kekayaan Iran yang berada di bank-bank m ilik negaranya. Kursi kepem im pinan Iran setelah Kham eini digantikan oleh H ashem i Rafsanjani yang m enjabat sebagai Presiden Iran dari tahun 1989 hingga 1997. Pada m asa pem erintahan Presiden Rafsanjani ini belum terlihat adanya perbaikan hubungan antara Iran dan Am erika Serikat. H al ini dikarenakan kelom pok pendukung Presiden Rafsanjani m erupakan kelom pok konservatif yang m enjadi dalang utam a terciptanya Revolusi Islam Iran. Sehingga selam a pem erintahan Iran dikuasai oleh kelom pok ini, pem erintah Am erika Serikat m enghadapi kesulitan 13 Ibid. untuk m enaruh pengaruhnya pada Iran. Tidak hanya itu, dari pihak Iran pun juga m em ilih untuk tidak berusaha m em perbaiki hubungan dengan Am erika Serikat, yang terlihat dengan dibentuknya kebijakan open door policy diberlakukan untuk seluruh negara di dunia kecuali Am erika

  Serikat dan Israel. Berakhirnya m asa kepem im pinan Presiden Rafsanjani pada tahun 1997, kem udian digantikan oleh Muham m ad Khatam i yang pada m asa kepem im pinannya terjadi perubahan pada hubungan antara Am erika Serikat dan Iran. Am erika Serikat yang pada m asa itu dipim pin oleh Presiden Bill Clinton, m em iliki tujuan untuk m enyebarkan nilai dem okrasi di Iran.

  Sedangkan di sisi lain, Presiden Khatam i juga m em anfaatkan perbaikan hubungan dengan Am erika Serikat untuk m enciptakan m odernisasi di Iran. H al ini kem udian m em buat Am erika Serikat kem bali m enancapkan pengaruhnya di Iran. Bentuk-bentuk hubungan kerjasam a m ulai dilakukan antara kedua negara ini dan dinilai m em bawa perubahan yang baik. Nam un pada kenyataannya, m eskipun kerjasam a yang saling m enguntungkan m ulai dibangun dan terlihat m ulai adanya perbaikan hubungan, sem ua hal tersebut seakan hanya tam pak luarnya saja. Keadaan hubungan antara kedua negara ini dapat dikatakan m asih berada pada keadaan yang sam a yaitu m asih 14 Johnatan Marshall et. al., The Iran Contra

  Connection, Secret Teams and Covert Operation in the Reagan Era. Diakses pada

  tanggal 13 April 2017. 15 Ibid. Presiden Bill Clinton, m em iliki tujuan untuk m enyebarkan nilai dem okrasi di

  Iran. Sedangkan di sisi lain, Presiden Khatam i juga m em anfaatkan perbaikan hubungan dengan Am erika

  Serikat untuk m enciptakan m odernisasi di Iran.

  Bella Fokker Andini 236

  tertutupnya kesem patan untuk m elakukan perdam aian. H adirnya peran ulam a yang cukup besar dalam m asyarakat Iran, m enjadi penghalang utam a keberhasilan perbaikan hubungan dengan Am erika Serikat.

  Keadaan kedua negara ini terus m erenggang bahkan hingga terjadinya peristiwa 9/ 11 yang m endorong Am erika Serikat untuk bersikap tegas pada Iran yang pada waktu itu dipim pin oleh Presiden Bush. Munculnya isu terorism e m enarik kem bali terciptanya sentim en Am erika Serikat pada Iran, bahkan m em aksa Am erika Serikat untuk bersikap lebih tegas. H al tersebut terlihat dengan pem ilihan kekuatan

  hard pow er yang dipilih oleh Am erika

  Serikat untuk m engontrol Iran, yaitu dengan m elakukan serangan m iliter terhadap Irak. Penyerangan Am erika Serikat yang dilakukan di Irak pada dasarnya bertujuan untuk m enghentikan terorism e di Irak serta sebagai bentuk gertakan bagi Iran apabila negaranya m em beri bantuan pada teroris dan tetap m engem bangkan nuklirnya. Masa pem erintahan di Iran kem udian berganti dari Presiden Khatam i m enjadi Presiden Mahm oud Ahm adinejad yang dim ulai pada tahun 20 0 5. Pada m asa pem erintahan Presiden Ahm adinejad ini, hubungan kedua negara tetap terlihat renggang. Bahkan dengan adanya sentim en Presiden Bush pada Iran yang m enyatakan bahwa Iran sebagai salah satu negara poros setan, m em buat isu terorism e dan nuklir Iran m enjadi suatu ancam an bagi Am erika Serikat. H al ini m endorong Am erika Serikat m elakukan pengawasan terhadap Iran dan berhasil m enem ukan adanya aktifitas instalasi program nuklir di Natanz yang m elakukan adanya pengem bangan reaktor heav y w ater yang dim anfaatkan sebagai bahan pem buat senjata nuklir. Respon Iran 16 BBC, Iran’s Key Nuclear Site.

   Diakses pada tanggal 10 Oktober

  2016. dalam penem uan tersebut ialah tidak m em benarkan inform asi yang m enyatakan bahwa negara sedang m elakukan pengem bangan nuklir yang akan digunakan sebagai senjata. Iran m elakukan klarifikasi bahwa pengem bangan nuklir yang dilakukan negaranya bertujuan untuk tujuan dam ai dan pem bangkit energi. Dari sini kem udian m enarik perhatian organisasi atom internasional IAEA untuk m elakukan pem eriksaan pada program nuklir Iran, dan setelah dilakukan pem eriksaan tidak terbukti bahwa nuklir yang dikem bangkan oleh Iran ditujukan sebagai senjata.

  Ke bija ka n Lu ar N e ge ri Am e rika S e rikat Te rh a d ap Ira n P a d a Ma s a

B u s h d a n Oba m a

  Pada m asa kepem im pinan Bush, keam anan n asional Am erika Serikat sedang berada pada keadaan terancam , yang m ana terjadi peristiwa penyerangan teroris 9/ 11. Peristiwa tersebut m em buat Presiden Bush m eningkatkan keam an an negaranya, serta m enyatakan perang pada segala bentuk terorism e. Presiden Bush pun m elabelkan Iran sebagai negara yang dikategorikan sebagai Rogue State atau dapat diartikan sebagai negara m enyim pang yang tidak m em atuhi aturan dan hukum internasional. Negara yang dikategorikan sebagai negara m enyim pang ini ialah yang m em iliki senjata pem usnah m assal dan teknologi m iliter yang digunakan untuk m engancam negara lain, m endanai kegiatan terorism e, m engabaikan hukum internasional, m engancam negara-negara di sekitarnya dan m enolak im plem entasi dan penghargaan nilai-nilai kem anusiaan dan m em perlihatkan sikap berm usuhan dengan Am erika Serikat. H al ini m em buat Presiden Bush m enilai Iran 17 Christopher Preble, The Bush Doctrine and

  “Rogue” States,

  Diakses pada tanggal 17 Maret 2017.

Perbandingan Kebijakan AS

  sebagai ancam an bagi keam anan n egara dan m enolak pengem bangan nuklir yang dilakukan. Pasalnya, Am erika Serikat m em iliki kekhawatiran bahwa teknologi nuklir dapat m em buat Iran dapat m enguasai negara-negara di kawasan Tim ur Tengah dan m em buat Am erika Serikat kehilangan pengaruh. Selain itu, juga dikhawatirkan adanya m onopoli dan m anipulasi harga m inyak oleh Iran. Setelah terjadinya peristiwa terorism e 9/ 11, dibawah kepem im pinan Presiden Bush sem akin m enunjukan kapabilitasnya sebagai negara adidaya. Presiden Bush m engeluarkan doktrinnya yang dikenal dengan sebutan Doktrin Bush yang dikeluarkan pada tahun 20 0 2, yang m enyatakan perang terhadap terorism e. Presiden Bush juga m enyatakan pada pidato kenegaraan bahwa Iran beserta Korea Utara dan Irak sebagai negara poros setan m engancam keam anan dunia. Sikap Am erika Serikat yang sentim en terhadap pengem bangan nuklir Iran pun didasari oleh beberapa faktor seperti, Iran tidak dapat m elakukan transparasi atas pengem bangan program nuklirnya. Am erika Serikat hanya m enginginkan Iran dapat m em buktikan bahwa program nuklir yang dikem bangkan bertujuan untuk kepentingan dam ai dan pendidikan. Am erika Serikat juga m eyakini bahwa pem erintahan Iran m erupakan pendukung dari kelom pok- kelom pok teroris, yang apabila Iran m em iliki nuklir m aka dikhawatirkan akan didistribusikan kepada kelom pok- kelom pok tersebut. Dari sini m em buat kekhawatiran m unculnya nuclear

  terrorist yang dinilai sebagai ancam an

  yang m elebihi Al-Qaeda. Teroris nuklir dianggap sebagai ancam an besar bagi keam anan Am erika Serikat, karena dengan nuklir yang m erupakan senjata pem bunuh m assal, dapat 18 Ibid. disalahgunakan oleh teroris dengan kepem ilikan nuklir dapat m enyerang m anusia dalam jum lah banyak dan m enyebabkan kerusakan fatal. Oleh karena itu sebagai bentuk keam anan, Presiden Bush m em buat strategi kebijakan dengan m elakukan counter pada negara-negara yang m em iliki dan m engem bangkan nuklir. Dalam rangka m enangani perm asalahan nuklir Iran,

  Presiden Bush pada awalnya m encoba den gan strategi halus tanpa ancam an, yaitu dengan m elakukan n egosiasi langsung ataupun dengan adanya perantara perundingan-perundingan baik secara langsung antara kedua pihak m aupun m elalui perantara. Presiden Bush m em utuskan untuk m em bentuk kerjasam a dengan negara-negara lain untuk m em aksa Iran m elakukan transparansi dan m enghentikan pengem bangan nuklirnya. Presiden Bush m em berikan pilihan kepada Iran, yaitu untuk m elakukan transparasi atas pengem bangan nuklirnya dan sebagai gantinya, Iran akan m endapatkan keuntungan diplom atik, ekonom i, dan keam anan. Kelonggaran pada sanksi ekonom i juga m enjadi salah satu keuntungan yang akan diperoleh oleh Iran apabila m enyepakati pilihan tersebut. Am erika Serikat juga m enjanjikan terciptanya dukungan internasional akan program nuklir jika dikem bangkan untuk tujuan dam ai dan pendidikan. Nam un apabila tidak m engam bil pilihan tersebut, m aka Iran akan dikenakan hukum an sanksi yang lebih berat. 19 Ibid. 20 The Iran Primer, The George W. Bush Administration.

  

  Presiden Bush m em berikan pilihan kepada Iran, yaitu untuk m elakukan transparasi atas pengem bangan nuklirnya dan sebagai gantinya,

  Iran akan m endapatkan keuntungan diplom atik, ekonom i, dan keam anan.

  Bella Fokker Andini 238

  Kem udian pada tahun 20 0 3, Iran m enyatakan akan m em atuhi dan bekerjasam a penuh dengan IAEA, serta m em utuskan untuk m enghentikan aktivitas pengayaan uranium . Tidak hanya itu, Iran juga sepakat untuk m engadopsi protokol IAEA yang m ana m em berikan akses pada organisasi tersebut terhadap kegiatan pengem bangan nuklirnya. Pernyataan kesepakatan tersebut dikuatkan dalam Paris Agreem ent yang ditandatangani pada Novem ber 20 0 4, setelah setahun lam anya berusaha m em buat Iran untuk patuh. H al ini m em buat Am erika Serikat m enaruh kepercayaan kepada Iran dengan m elupakan ketidakseganannya atas keanggotaan Iran di World Trade Organization dan m em berikan perizinan penuaan spare part pesawat terbang bagi pesawat terbang sipil m ilik Iran. Nam un kepatuhan yang dijanjikan oleh

  Iran tidak berlangsung lam a, yang m ana pada tahun 20 0 6 Iran kem bali m elakukan aktivitas pengayaan uranium di Natanz. H al ini tentu m enarik kem bali perhatian Am erika Serikat, yang kem udian Menteri Luar Negeri Condoleezza Rice m engum um kan bahwa negaranya akan bergabung dengan the EU-3 (Inggris, Perancis, J erm an) dalam m elakukan pem bicaraan m engenai penghentian aktivitas pengem bangan nuklir. Tidak hanya itu, the P5+1 (Inggris, China, Perancis, Rusia, dan Am erika Serikat - ditam bah J erm an) juga m em berikan pilihan tam bahan kepada Iran untuk m enghentikan program nuklirnya. Ketua kebijakan luar negeri EU, J avier Solana, m elakukan beberapa kali pertem uan dengan negosiator nuklir Iran, Ali Larijani, nam un setiap kali terlihat adanya kem ajuan, Presiden Ahm adinejad m enolak dan m enyerang proses tersebut. H ingga pada akhirnya negosiasi tidak m enghasilkan hasil yang m em uaskan bahkan pada tahun 20 0 7,

   Diakses pada tanggal 22 April 2017. 21 Ibid.

  Larijani m engundurkan diri karena tetap tidak m endapatkan solusi. H al serupa juga terjadi pada upaya yang telah dilakukan P5+1 yang tetap tidak m em buahkan hasil.

  Melihat tidak adanya solusi yang diperoleh, m em buat Iran sem akin berani m engem bangkan nuklirnya. Dari sini m em buat Am erika Serikat terus berupaya m encari dukungan dari internasional untuk m enghukum Iran. Setelah berhasil m encari dukungan internasional, Am erika Serikat dan negara-negara Eropa sebagai sekutu m enjatuhkan hukum an kepada Iran berupa sanksi m isil Iran dan yang terkait nuklir, pem bekuan aset dan larangan berpergian, dan m enciptakan kewaspadaan internasional terkait perdagangan senjata dengan Iran. Secara terpisah, Am erika Serikat juga m em berikan hukum an kepada Islam ic

  Revolutionary Guard Corps (IRGC) dan bank-bank m ilik Iran. Lebih lanjut Am erika Serikat juga m em pengaruhi negara lain untuk m enghentikan m elakukan bisnis dengan Iran. H al ini dilakukan karena Am erika Serikat m em percayai bahwa aktivitas pendanaan dan bisnis dengan bank- bank m ilik Iran, juga berkaitan dengan aktivitas m em fasilitasi pengem bangan nuklir, m endukung terorism e, dan m elakukan pencucian uang. Lebih dari 90 bank internasional di seluruh dunia m engikuti jejak Am erika Serikat. Adanya sanksi ekonom i dan pem batasan bank-bank m enyebabkan sejum lah perusahaan m ultinasional di Iran m em batalkan kontrak yang telah disepakati. Kem udian m asa pem erintahan berlanjut m enuju kepem im pinan Presiden Obam a yang pada awal kam panye saat m encalonkan diri sebagai presiden, m enjanjikan akan m em bawa perubahan dalam m em bangun hubungan dengan Iran. H al tersebut dibuktikan dengan 22 Ibid. 23 Ibid.

Perbandingan Kebijakan AS

  tindakan yang dilakukan Presiden Obam a setelah terpilih m enjadi presiden ialah m engucapkan selam at tahun baru kepada Iran. Tidak hanya itu, Presiden Obam a juga m enyatakan dalam pidatonya pada tahun 20 0 9 di Prague bahwa dalam rangka sebagai usaha m encari solusi perm asalahan nuklir Iran, Presiden Obam a akan m elakukan pendekatan berdasarkan kepentingan bersam a. Di bawah kepem im pinan

  Presiden Obam a pun m ulai terlihat adanya perubahan fokus kebijakan luar negeri Am erika Serikat, yang m ana pada m asa pem erintahan sebelum nya berfokus pada aspek m iliter, m aka m enjadi berfokus pada aspek perdam aian jangka panjang dalam m elakukan hubungan dengan negara-negara lain di dunia. Pada m asa pem erintahannya, Presiden Obam a m ulai m em buka dan m em perbaiki hubungan dengan negara- negara m uslim , m elakukan peningkatan kerjasam a ekonom i, pendidikan, sosial, serta budaya. Am erika Serikat dibawah kepem im pinan Presiden Obam a berusaha m elakukan kerjasam a di segala bidang dalam m enjalin hubungan luar negerinya dengan negara-negara lain. H al ini dilakukan karena Presiden Obam a ingin m enghapuskan citra buruk Am erika Serikat di m ata internasional, setelah m elakukan agresi m iliter ke Irak tahun 20 0 3. Pada m asa pem erintahannya selanjutnya terhadap nuklir Iran, Presiden Obam a m em ilih strategi kebijakan dengan m em perketat sanksi yang diberikan kepada Iran, diantaranya m engeluarkan perluasan pem batasan finansial Iran untuk m elakukan bisnis dengan negara m aju, langkah-langkah 24 Mark. Op. Cit. 25 Ibid. yang m enargetkan pelaku pelanggaran hak asasi m anusia ditam bahkan, dan m enyatakan bahwa negara yang tetap m elanjutkan bisnis dengan Iran akan m endapatkan resiko dari dunia internasional. Presiden Obam a juga m enandatangani sanksi, akuntabilitas, dan tindakan pencabutan yang kom prehensif terhadap Iran sebagai bentuk upaya pelarangan akan perdagangan produk petroleum ke Iran.

  Selain sanksi, pem erintah Am erika Serikat m elancarkan beberapa ancam an dalam rangka m encegah program pengem bangan nuklir Iran salah satunya m elalui virus kom puter Stuxnet yang m am pu m elum puhkan program nuklir dan m enggagalkan serangkaian pem bunuhan ilm uwan nuklir Iran secara sem entara. Meskipun penekanan seperti itu telah ditekankan pada Iran, pem erintah Am erika Serikat tetap m elakukan penjangkauan terhadap m asyarakat Iran. H al ini dilakukan dengan m enghadirkan pem bicara dengan bahasa Persia pertam a yang ada di Departem en dalam negeri, m engim plem entasikan program yang berupaya untuk m em perluas cakupan akses m asyarakat Iran atas inform asi dan teknologi, dan m em berikan visa beberapa kali m asuk kepada pelajar Iran yang bertujuan m enim ba ilm u di Am erika Serikat. Nam un lagi-lagi usaha yang dilakukan

  Am erika Serikat tidak juga m em buat Iran m enghentikan program nuklirnya. Sehingga sejak akhir tahun 20 0 9-20 13, hubungan antara Am erika Serikat dan Iran berada pada keadaan buntu. H ingga pada J uni 20 13, H assan Rouhani 26 Ibid. 27 Ibid. Pada m asa pem erintahannya,

  Presiden Obam a m ulai m em buka dan m em perbaiki hubungan dengan negara-negara m uslim , m elakukan peningkatan kerjasam a ekonom i, pendidikan, sosial, serta budaya

  Bella Fokker Andini 240

  terpilih m enjadi Presiden Iran yang dinilai sebagai pem im pin yang lebih m oderat dan pragm atis, m ulai terlihat kem bali adanya upaya perbaikan hubungan. Setelah diinagurasi, Presiden Rouhani m em buka dialog dan negosiasi dengan negara-negara Barat terkait program nuklir Iran. Pada Septem ber 20 13, Presiden Obam a dan Rouhani m elakukan percakapan m elalui telefon, yang m enjadikan adanya hubungan langsung antara pem im pin Am erika Serikat dan Iran sejak tahun 1979. Dalam percakapan tersebut, keduanya m ulai m em bangun kerjasam a dan negosiasi. Dari situ kem udian pada Novem ber 20 13, terbentuk kesepakatan program nuklir Iran yang terdiri atas Am erika Serikat, Rusia, Inggris, Perancis, China, EU, dan Iran. Kesepakatan tersebut dikenal dengan Joint Plan of Action (J POA) yang ditandatangani di Genewa. Kesepakatan tersebut berisi tentang pengurangan aktivitas pengem bangan nuklir Iran dan sebagai gantinya berupa pengurangan sanksi ekonom i bagi Iran. Kesepakatan ini m ulai aktif dijalankan oleh Iran pada awal tahun 20 14. Kem udian sejak saat itu, dialog tetap dilakukan dalam rangka m encapai solusi jangka panjang. H ingga pada akhirnya kesepakatan baru ditetapkan pada J uli 20 15 yang dikenal sebagai Joint

  Com prehensiv e Plan of Action (J CPOA). Pem erintahan pada m asa

  Presiden Obam a m engim plem entasikan bentuk sanksi snap-back, yang m ana akan terdapat kerugian apabila Iran m elanggar dan tidak m em atuhi sanksi.

  Dibawah kesepakatan ini, Iran m enyepakati untuk m em batasi program nuklirnya diantaranya ialah pertam a, akan m enurunkan stockpile uranium 28 Milena Sterio, President Obama’s Legacy:

  The Iran Nuclear Agreement? Diakses

  pada tanggal 1 Mei 2017. 29 Ibid. berkandungan rendah sebesar 98 persen. H al tersebut disepakati untuk dijalankan selam a 15 tahun. Kedua, Iran akan m engganti dua per tiga cadangannya dan hanya m engem bangkan aktifitas di Natanz saja. Kesepakatan ini akan dijalankan selam a sepuluh tahun. Ketiga, Iran bersedia untuk m enahan diri dari pem bangunan segala bentuk peningkatan fasilitas uranium selam a 15 tahun. Keem pat, Iran sepakat untuk m engurangi aktifitas peningkatan uranium di Fordow dan m enjadikan sebagai pusat fisik nuklir dan teknologi selam a 15 tahun. Kelim a, Iran akan m engim plem entasi kesepakatan protokol tam bahan yang akan terus berlanjut selam a m enjadi anggota dari Nuclear Non-Proliferation Treaty.

  Keenam , Iran bersedia dilakukan inspeksi dan pengecekan yang dilakukan oleh IAEA. Ketujuh, kesepakatan ini berisi prosedur penyelesaian m asalah apabila sewaktu-waktu Iran tidak m em atuhi kesepakatan. Fa kto r-Fa kto r ya n g

  Me m p e n garu h i P e m bu ata n Ke bija ka n Lu ar N e ge ri Am e rika S e rikat Te rh a d a p N u klir Ira n

  Melalui analisis yang dilakukan dalam tulisan ini, terdapat tiga faktor yang m em pengaruhi pem buatan kebijakan luar negeri Am erika Serikat terhadap nuklir Iran diantaranya ialah faktor individu, kelom pok, dan dalam negeri Iran. Pertam a, faktor individu dianggap m em pengaruhi proses pem buatan kebijakan karena Presiden Bush dan Obam a m em iliki karakteristik berbeda yang m ana keduanya m em iliki kepribadian m asing-m asing. Kepribadian pada diri kedua presiden ini dipengaruhi oleh lingkungan sosial, budaya, serta pendidikan yang dim iliki oleh m asing-m asing individu. Kepribadian tersebut dalam proses pem buatan kebijakan, tidak jarang m em pengaruhi terbentuknya suatu 30 Ibid.

Perbandingan Kebijakan AS

  kebijakan. Sehingga perbedaan karakteristik ini dapat terlihat m elalui kebijakan-kebijakan luar negeri yang diim plem entasi oleh Am erika Serikat dalam m enghadapi perm asalahan internasional. Perbedaan terlihat dalam bagaim ana Am erika Serikat berupaya untuk m enerapkan sikap yang berbeda pada m asa pem erintahan Presiden Bush dan Obam a. H al tersebut dikarenakan kedua presiden m em iliki fokus dan kepentingan yang berbeda.

  Berdasarkan penjelasan sebelum nya, Presiden Bush cenderung berfokus pada hal terciptanya keam anan, sehingga dalam m enerapkan hukum an atas nuklir iran ialah dengan ancam an m iliter dan sanksi ekonom i. Sedangkan dilain pihak, Presiden Obam a lebih berfokus pada hal terciptanya perdam aian jangka panjang, sehingga solusi yang dijalankan ialah m elalui dialog dan negosiasi dam ai.

  Faktor selanjutnya ialah hadirnya kelom pok pem ikir yang m em berikan inform asi kepada presiden sehingga m em pengaruhi pem ilihan kebijakan yang dipilih presiden dalam m em buat kebijakan. Salah satu kelom pok yang m em pengaruhi proses pem buatan kebijakan Am erika Serikat ialah kelom pok Neo-Konservatif, khususnya pada m asa pem erintahan Presiden Bush yang dipengaruhi oleh kelom pok ini. Arah fokus kebijakan luar negeri kelom pok ini ialah unilateralis yang m em iliki kepentingan yang hendak dicapai berupa m em pertahankan kekuatan Am erika Serikat di setiap negara m elalui cara apapun. Pada m asa pem erintahan Presiden Bush, kelom pok Neo-konservatif m em iliki peran yang cukup signifikan, yang m ana m em pengaruhi fokus arah kebijakan luar negeri Am erika Serikat. H al 31 Marijke Breuning, Foregin Policy Analysis : A Comparative Introduction, 2007. tersebut disebabkan oleh partai politik Presiden Bush yaitu Partai Republik, m erupakan partai yang di dom inasi oleh kelom pok Neo-Konservatif. Keadaan ini lantas m em buat berbagai bentuk kebijakan yang dibuat oleh Presiden Bush berasal dari proses perundingan kelom pok Neo-konservatif. Sehingga tidak dapat dipungkiri apabila kebijakan yang dibuat cenderung m engarah pada pencapaian kepentingan yang sejalan dengan kepentingan kelom pok. Sikap unilateralism e yang diadopsi kelom pok Neo- konservatif m em perlihatkan bahwa pandangan realis digunakan sebagai panduan dalam m encapai kepentingan kelom pok. H al ini terbukti dari dipilihnya kebijakan- kebijakan yang berlandaskan pada m enjaga keam an an nasional, tanpa m elihat keadaan internasional. Dapat dikatakan bahwa dibawah dom inasi kelom pok Neo-konservatif, Am erika Serikat akan terus m elakukan pertahanan negara dengan m em anfaatkan kekuatan m iliter. Berasal dari partai yang berbeda,

  Presiden Obam a dalam proses pem buatan kebijakan dipengaruhi oleh kelom pok Liberal yang berasal dari partai politiknya. Nilai-nilai Liberal diadopsi sebagai titik tum pu kebijakan yang dibuat oleh Presiden Obam a. Berbanding terbalik dengan kelom pok Neo-konservatif, kelom pok Liberal m enjunjung tinggi m ultilateralism e dan institusi internasional. Kerjasam a internasional dan m em bangun koalisi 32 Johnatan. Op. Cit. 33 Dewi Fortuna Anwar, Tatanan Dunia Baru

  Dibawah Hegemoni Amerika Serikat, 2003, 7-28.

  Berasal dari partai yang berbeda, Presiden Obam a dalam proses pem buatan kebijakan dipengaruhi oleh kelom pok Liberal yang berasal dari partai politiknya. Nilai-nilai Liberal diadopsi sebagai titik tum pu kebijakan yang dibuat oleh

  Presiden Obam a

  Bella Fokker Andini 242

  m enjadi kunci utam a Presiden Obam a dalam m em ilih pendekatan terhadap Iran. Tidak hanya itu, Presiden Obam a cenderung m encari solusi selain m iliter, yang m ana m engedepankan solusi dalam bentuk pendidikan, kesehatan, ekonom i, hingga perubahan iklim . Tradisi liberal yang diadopsi oleh Presiden Obam a ialah m em andang bahwa setiap negara akan m em bentuk kerjasam a apabila terdapat niatan baik dan kepercayaan antara satu sam a lain. H al ini diim plem entasikan dalam m enjalin hubungan dengan negara m enyim pang, salah satunya Iran, yang m ana Presiden Obam a m elakukan keterbukaan dan dialog dengan Iran. Presiden Obam a berusaha m enanam kan adanya niatan baik dari Am erika Serikat yang akan m em buat Iran m erubah persepsinya dan kem udian akan m erubah kebijakannya dengan m au m elakukan n egosiasi untuk m enghentikan program nuklirnya. Faktor terakhir kem udian berasal dari kepem ilikan m inyak Iran yang m enjadi faktor dalam negeri Iran dan m enjadi daya tarik bagi Am erika Serikat. Sehingga dalam pem buatan kebijakan terkait Iran, proses pem buatan kebijakan luar negeri Am erika Serikat dipengaruhi oleh keberadaan m inyak Iran. Kepentingan nasional yang hendak di capai oleh Am erika Serikat di kawasan Tim ur Tengah tidak terlepas dengan keinginannya untuk m enguasai m inyak di kawasan tersebut. Am erika Serikat bahkan m enaruh kepentingan utam a di negara-negara kawasan, yang m ana berupa ketergantungan atas bahan bakar m inyak. Keberadaan m inyak sebagai sum ber daya bagi Iran m em pengaruhi pem buatan kebijakan Am erika Serikat pada m asa pem erintahan Presiden Bush dengan m em berikan sanksi perdagangan m inyak Iran. Tidak hanya itu, pada m asa pem erintahan Obam a, m inyak Iran juga m enjadi faktor yang 34 Robert Ondrejcsak, American Foreign and

  Security Policy under Barack Obama: change and continuity, 2009, 147-162.

  m em pengaruhi pem buatan kebijakan Am erika Serikat. Pada m asa pem erintahan kedua presiden terlihat adanya persam aan dalam m elihat m inyak Iran sebagai kekuatan dan kelem ahan bagi Iran. Produksi dan penjualan m inyak m enjadi sum ber pendapatan utam a Iran yang apabila terdapat gangguan dalam proses penjualan m inyak, m aka ekonom i Iran dapat m engalam i ketidakstabilan. H al ini kem udian terlihat sam a-sam a dim anfaatkan oleh pem erintahan kedua presiden, yang m ana sam a-sam a m enjatuhkan sanksi em bargo m inyak. S im p u la n

  Dari penjelasan diatas kem udian dapat ditarik kesim pulan bahwa bentuk perbandingan kebijakan luar negeri yang dipilih pada m asa pem erintahan Presiden Bush dan Obam a, terdapat perbedaan dan persam aan. Perbedaan terlihat dari strategi kebijakan yang dipilih kedua presiden yang dipengaruhi oleh faktor individu. Terjadi perubahan dalam kebijakan luar negeri Am erika Serikat terhadap Iran terjadi dalam tingkatan individual, dim ana hal yang m em pengaruhi adanya perbedaan pendekatan tersebut ialah pribadi m asing-m asing pem im pin dalam m erespon tantangan pem buatan kebijakan luar negerinya. Berdasarkan faktor individu, Presiden Bush dinilai m em iliki kepribadian yang koersif, berbicara langsung pada tujuannya dan agresif. Sedangkan dilain pihak, Presiden Obam a m erupakan pribadi yang terbuka, tidak m enyukai konfrontasi, dan m engedepankan perdam aian. Tidak hanya itu, sejak awal pem erintahan Presiden Obam a telah m elakukan upaya perbaikan hubungan dengan Iran. Dari sini kem udian dapat dikatakan bahwa terdapatnya perbedaan dalam kebijakan Am erika Serikat yang 35 CBS News, Obama Moves Ahead with Iran

  Oil Sanction, Diakses pada

  tanggal 18 Mei 2017.

Perbandingan Kebijakan AS

  dipilih pada m asa pem erintahan kedua presiden terkait Iran, dipengaruhi oleh kepribadian pem im pin. Dalam hal ini, kepribadian seorang presiden yang berasal dari latar belakang kehidupannya, m em iliki peran dalam m em pengaruhi pandangan dan keputusan presiden tersebut dalam m em buat suatu kebijakan. Setiap presiden tentu m em iliki nilai yang diadopsi, kepercayaan yang diyakini, serta keinginan pribadi m asing-m asing yang hendak dicapai, hal-hal tersebut lah yang dianggap sebagai pem bentuk kepribadian individu dan m enjadi aspek yang m em pengaruhi dalam proses pem buatan kebijakan. Kem udian, bentuk perbandingan kebijakan pada m asa kedua presiden juga m em perlihatkan adanya persam aan yang dipengaruhi oleh faktor kelom pok yang berada di sekitar pem buat kebijakan. Dalam hal ini, sum ber pem erintah yang berupa kelom pok pem ikir, cenderung lebih m em ilih cara koersif seperti pem berian hukum an dan ancam an. Kelom pok yang m em pengaruhi pem buatan kebijakan pada m asa pem erintahan Presiden Bush ialah kelom pok Neo-konservatif yang berasal dari Partai Republik. Kelom pok ini sangat m enjunjung tinggi terciptanya keam anan nasional m elalui cara apapun, sehingga m em buat Am erika Serikat pada m asa pem erintahan Presiden Bush cenderung berorientasi pada kekuatan m iliter. Sedangkan pada m asa pem erintahan Presiden Obam a, pem buatan kebijakan Am erika serikat dipengaruhi oleh kelom pok liberal yang berasal dari Partai Dem okrat. Meskipun nilai yang diadopsi oleh kelom pok ini berlandaskan pada terciptanya perdam aian, tetapi kebijakan yang dihasilkan dari perundingan kelom pok ini juga berbentuk ancam an. Nam un perlu diperhatikan bahwa m eskipun berupa ancam an, akan tetapi ancam an yang diberikan tidak pada aspek m iliter, m elainkan aspek non-m iliter. Sehingga kebijakan yang dibuat oleh Am erika Serikat pada m asa pem erintahan Presiden Obam a cenderung berupa sanksi ekonom i, ancam an diplom atik, dan ancam an virus kom puter. Selanjutnya penulis juga m enem ukan bahwa terdapat faktor dom estik Iran yang ikut m em pengaruhi proses pem buatan kebijakan Am erika Serikat terkait Iran. Keberadaan m inyak Iran m em buat Am erika Serikat m em anfaatkannya untuk m em buat Iran patuh pada kesepakatan-kesepakatan internasional. Dalam hal ini, Am erika Serikat di m asa kedua presiden sam a- sam a m engeluarkan kebijakan terkait nuklir Iran berupa penjatuhan sanksi ekonom i serta pem batasan perdagangan m inyak Iran. Sanksi tersebut dinilai kedua pem erintahan sebagai bentuk ancam an bagi stabilitas dalam negeri Iran, yang nantinya diharapkan dapat m em buat negara ini patuh pada aturan- aturan internasional.

D a fta r Pu s ta ka

  [1] BBC. 2002. Iran’s Key Nuclear Site [online] tersedia di Diakses pada tanggal 10 Oktober 2016.

  [2] CBS News. 2016. Iran Nuclear Deal is Done [online] tersedia di iakses pada tanggal

  [3] _________. 2012. Obama Moves Ahead with Iran Oil Sanction [online] tersedia di

  Diakses pada tanggal 18 Mei 2017.

  

[4]

Hoveyda, Fereydoun. 2003. The Shah and The Ayatollah: Iranian Mythology and Islamic Revolution [online] tersedia di Diakses pada tanggal 7 Februari 2017.

  

[5]

Logan, Mark P. 2015. The Values of Value: Soft power under Obama [online] tersedia di

  Diakses pada tanggal 3 Desember 2016.

[6]

Marshall, Johnatan et. al. 1999. The Iran

  Contra Connection, Secret Teams and Covert Operation in the Reagan Era [online] tersedia di

  • [diakses pada 3 Desember 2016].

  “Iran's New Security Environment Imperatives: Counfer Containment or Engagement with the US, dalam Iranian Review of Foreign Affairs , hal 13- 55.

  [18] Rahigh, Aghsan dan Peter Viggo, Jakobsen. 2010. “The Rise of Iran: How Durable, How Dangerous?”, dalam The Middle East Journal, Vol.

  [17] Pujayanti, Adirini. 2013. Info Singkat Hubungan Internasional – Sanksi Ekonomi Terhadap Iran dan dampak Internasionalnya ,Vol. IV, No. 04/II/P3DI.

  Administration [online] tersedia di Diakses pada tanggal 22 April 2017.

  [15] Sterio, Milena, 2016. President Obama’s Legacy: The Iran Nuclear Agreement? [online] tersedia di Diakses pada tanggal 1 Mei 2017. [16] The Iran Primer, t. t. The George W. Bush

  [14] The White House of President Barack Obama. Statement by President Obama on Nowruz [online] tersedia di

  [13] Ondrejcsak, Robert. 2009. American Foreign and Security Policy under Barack Obama: change and continuity , Panorama of global security environment, Bratislava: CENAA, hal 147-162.

  [12] Hadian, Naser dan Shani, Hormozi. 2011.

  Bella Fokker Andini 244

  Israeli Relations in a New Era. New York: Routledge.

  (New York: Plagrave Macmillan. [11] Gilboa, Eytan dan Efraim Inbar. 2009. US-

  Analysis : A Comparative Introduction .

  Baru Dibawah Hegemoni Amerika Serikat. hal 7-28. [10] Breuning, Marijke. 2007. Foregin Policy