Strategi AIPAC ( American-Israel Public Affairs Committee ) terhadap Kebijakan Luar Negeri AS Era George Walker Bush terkait Konflik Israel dan Palestina
SKRIPSI
Strategi AIPAC ( American-Israel Public Affairs Committee ) terhadap Kebijakan Luar Negeri AS Era George Walker Bush
terkait Konflik Israel dan Palestina
Disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Strata-I
Jurusan Hubungan Internasional
Oleh : Nurlita Aprilinasari
08260009
JURUSAN HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL dan ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2013
(2)
(3)
KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokaatuh,
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat AllahH SWT, karena dengan rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan harapan dan kemampuan yang penulis miliki. Skripsi ini mengangkat judul “Strategi AIPAC (American-Israel Public Affairs Committee) terhadap Kebijakan Luar Negeri Amerika Serikat Era George Walker Bush terkait Konflik Israel dan Palestina”, disusun dengan maksud untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh ujian sidang strata satu (S1) pada jurusan Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Hal ini tidak terlepas dari kemampuan, pengetahuan, dan pengalaman penulis yang masih terbatas, sehingga penulis senantiasa mengharapkan kepada semua pihak untuk memberikan saran dan kritiknya agar dapat membantu penulis untuk menutupi celah kekuarangan tersebut.
Dalam penyusunan skripsi ini telah banyak pihak yang turut membantu sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Untuk itu penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada :
1. Dr. Wahyudi, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang;
(4)
2. Tonny Dian Effendi, M.Si, selaku Ketua Jurusan Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Malang, dan juga sebagai Penguji dalam sidang skripsi;
3. Ruli Inayah Ramadhoan, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Malang, dan juga sebagai Dosen Pembimbing Satu;
4. M. Himawan Sutanto, M.Si, selaku Dosen Pembimbing Dua; 5. Gonda Yumitro, M.A, selaku Penguji dalam sidang skripsi;
6. Para dosen Jurusan Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Malang dan Para Staff Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang;
7. Teman-teman di Jurusan Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Malang, khususnya angkatan 2008;
8. Semua pihak yang membantu penyelesaian dalam penulisan skripsi ini yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu.
Akhir kata, penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca dan dapat memberikan kontribusi terhadap pengembangan studi Hubungan Internasional. Tak lupa juga penulis masih mengharapkan saran dan kritik yang membangun.
Malang, 14 September 2013
(5)
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN ... ii
LEMBAR PENGESAHAN ... iii
PERNYATAAN ORISINALITAS ... iv
BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI ... v
KATA PENGANTAR ... vi
LEMBAR PERSEMBAHAN ... viii
ABSTRAKSI ... x
ABSTRACT ... xi
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 5
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5
1.3.1 Tujuan Penelitian ... 6
1.3.2 Manfaat Penelitian ... 6
1.3.2.1 Manfaat Akademis ... 6
1.3.2.1 Manfaat Praktis ... 6
1.4 Penelitian Terdahulu ... 7
1.5 Landasan Konsep dan Teori ... 12
1.5.1 Decision Making Process ... 12
1.5.2 Policy Influencers System Model ... 14
(6)
1.6 Metodologi Penelitian ... 23
1.6.1 Ruang Lingkup Penelitian ... 23
1.6.1.1 Batasan Materi ... 23
1.6.1.2 Batasan Waktu ... 24
1.6.2 Metode Penelitian ... 24
1.6.3 Tingkat Analisa Data ... 25
1.6.4 Teknik Pengumpulan Data ... 25
1.6.5 Teknik Analisa Data ... 25
1.6.6 Sumber Data ... 26
1.7 Hipotesa ... 26
1.8 Alur Pemikiran ... 27
1.9 Sistematika Penulisan... …….28
BAB II POLITIK LUAR NEGERI AS TERHADAP KONFLIK ISRAEL- PALESTINA 2.1 Garis Besar Konflik Israel-Palestina ... 30
2.2 Intervensi AS Terkait Konflik Israel-Palestina ... 39
2.2.1 Kebijakan Luar Negeri AS Era-George Walker Bush Terkait Konflik Israel-Palestina ... 39
2.2.1.1 Peta Jalan Damai (Road Map Peace) 2003 ... 41
2.2.1.2 Perundingan Annapolis 2007 ... 46
BAB III AIPAC (American Israel Public Affairs Committee) DAN PROSES PEMBUATAN KEBIJAKAN LUAR NEGERI AS 3.1 Profil AIPAC (American Israel Public Affairs Committee) ... 53
3.1.1 Sejarah AIPAC ... 53
3.1.2 Tujuan Pendirian AIPAC ... 56
3.1.3 Keanggotaan AIPAC ... 58
(7)
3.2 Proses Pembuatan Kebijakan AS (Decision Making Process) ... 71
3.2.1 Sistem Pemerintahan AS dan Aktor-aktor Resmi dalam Proses Pembuatan Kebijakan AS ... 71
3.2.2 Aktor-aktor Non-Pemerintahan yang Berperan dalam Proses Pembuatan Kebijakan AS ... 75
BAB IV STRATEGI AIPAC DALAM MEMPENGARUHI KEBIJAKAN LUAR NEGERI AS ERA GEORGE WALKER BUSH TERKAIT KONFLIK ISRAEL PALESTINA 4.1 AIPAC melobi badan birokrasi di Amerika Serikat ... 87
4.1.1 Pendistribusian anggota AIPAC kedalam badan pemerintahan AS ... 88
4.1.1.1 Mengirim memo (Press Release) dan perwakilan AIPAC kedalam Kongres atau Senat ... 94
4.1.1.2 AIPAC melancarkan pengaruhnya dalam hal pembiayaan dan pemberian bantuan materi kepada para anggota Kongres dan Senat ... 95
4.1.1.3AIPAC mengadakan kontak-kontak pribadi dengan anggota Kongres dan Senat ... 96
4.2 AIPAC menggunakan Media Massa untuk mempengaruhi (mengatur) Opini Publik ... 100
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 110
5.2 Saran ... 111
DAFTAR PUSTAKA ... 112
(8)
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Penelitian Terdahulu ... 11 Tabel 3.1 Para Pendahulu Direktur Eksekutif dan Para Presiden AIPAC ... 62 Tabel 4.1.1.3 Para Anggota Kongres dan Senat yang Mendukung Serangan Israel di Jalur Gaza ... 99 Tabel 4.2 Penyokong AIPAC yang Menjadi Pemilik Media Massa ... 108
(9)
DAFTAR LAMPIRAN
Tabel 3.1.1 Anggota Dewan dan Eksekutif AIPAC (American-Israel Public Affairs Committee) ... 128 Tabel 4.1.1.2Anggota Senat dan Kongres yang Menerima Bantuan Dana dari AIPAC
(10)
DAFTAR PUSTAKA Buku :
Budiarjo, Miriam. 2008. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Cipto, Bambang. 2007. Politik Dan Pemerintahan Amerika. Yogyakarta: Cetakan II, Lingkaran Buku.
Coplin, D. William D. 1992. Pengantar Politik Internasional : Suatu Telaah Teoretis. Terjemahan: Marsedes Marbun. Bandung: CV. Sinar Baru.
Fayazmanesh, Susan. 2008. The United States And Iran : Sanctions, Wars And The Policy Of Dual Containment. New York: Routledge Studies
Fatkurrohman. 2010. Isu dan Realita Konflik Kawasan. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press
Garaudy, Roger, Khiatuddin. Maulida. 2000. Mitos dan Politik Israel. Jakarta : Cetakan I, Gema Insani Press.
Gufran, Muhammad. 2004. Perjanjian Menuju Tanah Yang Di Janjikan Dalam Percikan Pemikiran Diplomat Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka.
Haryanto, Drs. 1982. Sistem Politik : Suatu Pengantar. Yogyakarta: Liberty.
Hermawan, Aksan. 2008. Jangan Bunuh Obama!. Bandung: Mizan.
IKAPI. 2006. The Internal JEW : Membongkar Makar Zionisme Internasional. Jakarta: Cetakan I, Penerbit Hikmah (PT. Mizan Publika).
John J. Mearsheimer, Stephen M. Walt. The Israel Lobby and U.S. Foreign Policy. Terjemahan Tri Kantjono Widodo, Alex. 2010. Dahsyatnya Lobi Israel. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama
(11)
Khomeini, Imam. 2004. Palestina dalam Pandangan Imam Khomeini. Jakarta : Cetakan I, Pustaka Zahra
Mas’oed, Mochtar. 1997. Perbandingan Sistem Politik. Cetakan ke-14. Yogyakarta: Gajah Mada University Press
Mas’oed, Mochtar. 1990. Ilmu Hubungan Internasional : Disiplin Dan Metodologi. Jakarta: PT. Pustaka LP3ES Indonesia.
Mas’oed, Mochtar. Studi Hubungan Internasional : Tingkat Analisis Dan Teorisasi. Yogyakarta: Studi Sosial UGM
Maulani, Z.A. 2002. ZIONISME : Gerakan Menaklukan Dunia. Jakarta: Penerbit Daseta.
Musthafa, Abd. Rahman. 2002. Jejak-jejak Juang Palestina Dari Oslo Hingga Intifidah Al Aqsa. Jakarta: Penerbit Buku Kompas.
Nurdi, Herry. 2006. Lobi Zionis dan Rezim Bush : Teroris Teriak Teroris. Jakarta: Hikmah.
Petras, James. 2008. The Power Of Israel In USA : Zionis Mencengkram Amerika & Dunia. Jakarta: Pustaka Zahra
Rahmani, Astuti. 2006. Diplomasi Munafik Zionis Israel : Mengungkap Fakta Hubungan AS - Israel. Bandung: PT. Mizan Pustaka.
Rohadi, Abdul Fatah. 2004. Sosiologi Agama. Jakarta: Titian Kencana Mandiri.
Safril Mubah, Ahmad. 2007. Menguak Ulah Neokons: Menyikap Agenda Terselubung Amerika Dalam Memerangi Terrorisme. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Shaleh, Muhsin Muhammad. 2001. Palestina : Sejarah, Perkembangan Dan Konspirasi. Jakarta: Cetakan I, Gema Insani Press.
(12)
Sihbudi, Riza. 2007. Menyandera Timur Tengah. Jakarta: Cetakan I, PT.Mizan Publika.
Subakti, Ramlan. 2010. Memahami Ilmu Politik. Jakarta: Grasindo.
Sulaeman, Dina Y. 2009. Obama Revelved-Realitas Di Balik Pencitraan. Jakarta: ALIYA Publishing.
Sobur, Alex. Membaca Kebohongan Media Amerika. Mediator Vol. 7 No. 2, Desember 2006.
Takruri, Dr. Nawwaf. 2007. Dahsyatnya Jihat Harta. Jakarta: Gema Insani Press.
Windham, Mircea. 2010. AIPAC : Organisasi Paling Berbahaya Di Dunia. Yogyakarta: Cetakan I, Penerbit Solomon.
Skripsi :
Delinda Azaria, Azarine. 2012. PNAC Dalam Kebijakan Luar Negeri “WAR on
TERRORISM” Amerika Serikat Pada Era Presiden George W. Bush. Malang : Universitas Muhammadiyah Malang.
Elsyahputra, Fajrin. 2012. Pengaruh Neokonservatif Dalam Kebijakan Luar Negeri Amerika Terkait Konfik Israel-Palestina Dalam Dua Periode Pemerintahan Yang Berbeda Di Masa Pemerintahan Bill Clinton Dan George Walker Bush. Malang : Universitas Muhammadiyah Malang
(13)
Website :
“About Morris J. Amitay - Morris J. Amitay, PC”,
http://morrisjamitay.com/about_morris_j_amitay.htm, diakses pada tanggal 10 Maret 2013
“About Us - The Washington Institute for Near East Policy”,
http://www.washingtoninstitute.org/about, diakses pada tanggal 18 April 2013
“About the Anti - Defamation League”, http://www.adl.org/about-adl/#.UVhrZTdjNig, diakses pada tanggal 24 April 2013
“Agenda Setting dan Kebohongan Media : Romeltea Magazine, july 23, 2012 oleh ASM. ROMLI”, http://romeltea.com/agenda-setting-dan-kebohongan-media/, diakses pada tanggal 10 Maret 2013
“AIPAC, Sumber Malapetaka Di Palestina - Sabili, Penulis : Abu Ikram, Dipublish Opini Senin, 02 Juli 2012 00:00”,
http://www.sabili.co.id/opini/item/403-aipac-sumber-malapetaka-di-palestina.html, diakses pada tanggal 7 Desember 2012
“AIPAC ; Simbol Pengaruh Israel di AS - Telisik - indonesia, Iran Indonesian Radio, IRIB World Service, Rabu 2013 Maret 13, 12:21”,
http://www.indonesian.irib.ir/telisik/asset_publisher/k0Z8/content/aipac-simbol-pengaruh-israel-di-as, diakses pada tanggal 8 Desember 2012
“AIPAC, Simbol Infiltrasi Zionis”,
http://www.swaramuslim.net/AIPAC_Simbol_Infiltrasi_Zionis/, diakses pada tanggal 6 Desember 2012
“AIPAC Officers and Board members Breaking News November 26, 2012, Special Notes by Stew Webb Federal Whistleblower”,
http://www.stewwebb.com/AIPAC_Officers_and_Board_members_20121 127.htm, diakses pada tanggal 10 Maret 2013
(14)
“AIPAC Lobbies Congress to Bring Hamas to Its Knees While Tying Bush’s Hands by Richard Silverstein on February 24, 2006”,
http://www.richardsilverstein.com/2006/02/24/aipac-lobbies-congress-to-bring-hamas-to-its-knees-while-tying-bushs-hands/, diakses pada tanggal 25 Mei 2013
“Aipac’s Anti Hamas Bill Falters in Congress by Richard Silverstein on March 20, 2006”, http://www.richardsilverstein.com/2006/03/20/aipacs-anti-hamas-bill-falters-in-congress/, diakses pada tanggal 30 Mei 2013
“Aipac’s Palestinian Anti-Terrorism Bill Teetering Edge?, by Richard Silverstein
on March 21, 2006”,
http://www.richardsilverstein.com/2006/03/21/aipacs-palestinian-anti-terrorism-bill-teetering-on-edge/, diakses pada tanggal 25 Mei 2013
“AIPAC’s Steve Grossman takes Democratic Party Post - Jweekly.com by Matthew Dorf, Jewish Telegraphic Agency, Friday January 27 1997”,
http://www.jweekly.com/article/full/4895/aipac-s-steve-grossman-takes-democratic-party-post/, diakses pada tanggal 27 Januari 2013
“Alat Kesehatan di Israel - Prmob.net”, http://id.prmob.net/hadassah/ein-kerem/hadassah-medical-center-2434749.html, diakses pada tanggal 24 April 2013
“Amazon.com : Isaiah L. Kenen : Books, Biography, Blog, Audiobooks”,
http://www.amazon.com/Isaiah-L.-Kenen/e/B001KIZKTW, diakses pada tanggal 6 Desember 2012
“American Israel Public Affairs Committee - SourceWatch, 6 March 2012 at 15:24”,
http://www.sourcewatch.org/index.php?title=American_Israel_Public_Aff airs_Committee, diakses pada tanggal 11 Maret 2013
“American Israel Educantion Foundation : AIEF - Mission Statement”, http://www.aiefdn.org/, diakses pada tanggal 18 April 2013
(15)
“Antara Obama, Israel, dan Konflik Timur Tengah - Era Muslim oleh Al Furqan, Senin 6 Safar 1430H / 2 Februari 2009 10:01 WIB”,
http://www.eramuslim.com/berita/analisa/antara-obama-israel-dan-konflik-timur-tengah.htm#.UZXLb0ptZrM, diakses pada tanggal 22 April 2013
“ANTI ZIONIS ISRAEL AMERIKA (ANTIZIA)”,
http://antizia.multiply.com/guestbook, diakses pada tanggal 15 Januari 2013
“Akar Terrorisme Zionis (Bagian 1), Iran Indonesian Radio, IRIB World Service, Kamis 19 Juli 2012, 12:10”, http://indonesian.irib.ir/sosialita/-/asset_publisher/QqB7/content/id/5137564, diakses pada tanggal 10 Oktober 2012
“Arab Gateway : Palestinian Organisations (1) - Al-Bab.com, 18 June 2009”, http://www.al-bab.com/arab/countries/palestine/orgs1.htm#PLO, diakses pada tanggal 6 Februari 2013
“American Association of Retired Person”,
http://www.olderpeopleright.org/older/index.php?option=com_content&vi ew=article&id=62:american-association-of-retired
persons&catid=29:other-related-organizations&Itemid=53, diakses pada tanggal 10 Desember 2013
“Beginilah Yahudi Memperbudak Amerika, by Anon, Friday November 23, 2001 2:11 pm”, http://groups.yahoo.com/group/D3MITS/message/20, diakses pada tanggal 18 Desember 2012
“Bush Janjikan Bantuan AS Bagi Pembentukan Negara Palestina New York - Wartaterkini.com”, http://www.wartaterkini.com/01/06/42/bush-janjikan-bantuan-as-bagi-pembentukan-negara palestina.htm, diakses pada tanggal 14 Februari 2013
“Cahaya Imam Menuju Islam Sejati - Lobi Yahudi di AS”, http://cahaya-iman.web.id/2010/10/lobi-yahudi-di-as/, diakses pada tanggal 4 Desember 2012
(16)
“California Homebuilding Foundation - Lawrence Weinberg (Founder Americal Management Company, Inc., Columbia Group & Larwin Group Companies”, http://www.mychf.org/go/hall-of-fame/past-honorees/weinberg-lawrence/, diakses pada tanggal 13 Maret 2013
“Contemporary Global Anti-Semitism - Report - US Department of State, March 13, 2008”, http://www.state.gov/j/drl/rls/102406.htm#defining, diakses pada tanggal 24 April 2013
“Dajjal Itu Zionisme Berwajah Amerika - Hidayatullah.com, Senin 14 April 2003 - 18:42 WIB ”, http://www.hidayatullah.com/read/223/14/04/2003/dajjal-itu-zionisme-berwajah-amerika.html, diakses pada tanggal 15 Januari 2013
“Deklarasi Balfour Dan Pendudukan Israel Terhadap Tanah Palestina - Era Muslim (Media Islam Rujukan) oleh Al-Furqan, Selasa 4 Jumadil Akhir 1431 H/ 18 Mei 2010 09:14 WIB”, http://www.eramuslim.com/suara-
kita/pemuda-mahasiswa/deklarasi-balfour-dan-pendudukan-israil-terhadap-tanah-palestina.htm#.Uc2gydj-v0c, diakses pada tanggal 19 Januari 2013
“Dewan Perwakilan AS Sepakat Ajukan RUU Anti Terorisme Palestina ke Kongres - EraMuslim (Media Islam Rujukan) by M. Lili Nur Aulia, Rabu 25 Rabiul Akhir 1427 H / 24 Mei 2006 13:13 WIB”,
http://www.eramuslim.com/berita/palestina/dewan-perwakilan-as-sepakat-ajukan-ruu-anti-terorisme-palestina-ke-kongres.htm#.Uayn-dj-u1g, diakses pada tanggal 30 mei 2013
“Demokrat - Republik Tetap Sobat Kental Israel - FBI (Forum Bebas indonesia)
by Jatno180, 13 Januari 2009 22:18”,
http://www.forumbebas.com/thread-49793.html, diakses pada tanggal 30 Mei 2013
“Dinasti Rothschild dan Kekejaman Zionisme - Akhirzaman.info”,
http://www.akhirzaman.info/secret-societies/13-bloodlines/keluarga-rothshchild/2140-dinasti-rothschild-dan-kekejaman-zionisme.html, diakses pada tanggal 16 April 2013
(17)
“Diplomasi Munafik Ala Yahudi Mengungkap Fakta Hubungan AS - Israel (Paul
Findley, mantan anggota Kongres AS)”,
http://media.isnet.org/antar/Munafik/Lobi.html, diakses pada tanggal 15 Januari 2013
“Dow Jones & Company, Inc History”,
http://www.dowjones.com/TheCompany/History/History.htm, diakses pada tanggal 22 April 2013
“Dow Jones & Company, Inc. Retrieved 19 August 2006”,
http://indo.wsj.com/home-page, diakses pada tanggal 23 April 2013
“Dominasi Zionisme dalam Dunia Pers”,
http://alislamu.com/index.php?option=com_content&task=view&id=1033 &Itemid=10, diakses pada tanggal 23 April 2013
“Expose AIPAC : Gerakan Aktivis AS Melawan Lobi Israel di Amerika - MUSLIMDAILY.NET, Jum’at 01-03-2013 10:17:40 WIB”,
http://muslimdaily.net/berita/internasional/expose-aipac-gerakan-aktivis-as-melawan-lobi-israel-di-amerika.html#.UUtApDeZtig, diakses pada tanggal 23 Mei 2013
“Elliott Abrams - Council on Foreign Relations, January 2013”,
http://www.cfr.org/experts/middle-east-israel-human-rights/elliott-abrams/b1567, diakses pada tanggal 1 juni 2013
“Foreign Aid - AIPAC (American Israel Public Affairs Committee) American’s pro Israel Lobby”, http://www.aipac.org/en/issues/issue-display?issueid={EAE428C3-B769-4C36-80B4-49B62E955179}, diakses pada tanggal 21 Mei 2013
“Gaza, Kejahatan Perang Terakhir Bush - Inilah.com oleh Zulfirman, Rabu 7 Januari 2009 19:44 WIB ”, http://m.inilah.com/read/detail/73982/gaza-kejahatan-perang-terakhir-bush, diakses pada tanggal 21 Mei 2013
“Haynes and Boone, LLP, Professionals, Dow. Melvin. A.”,
http://www.haynesboone.com/melvin_dow/, diakses pada tanggal 15 Maret 2013
(18)
“Hill Staff - Legislative Agenda AIPAC (American Israel Public Affairs Committee) American’s pro Israel Lobby”, http://www.aipac.org/hill-staff, diakses pada tanggal 21 Mei 2013
“Israeli PM announces 30 billion US dollar US defence aid”,
http://www.forbes.com/business/feeds/afx/2007/07/29/afx3963706.htmldia kses pada tanggal 21 Mei 2013
“Infiltrasi Zionisme di AS (Bagian Ketiga, Habis) - Terkini – indonesian, 17 Agustus 2012, 12:06”, http://indonesian.irib.ir/hidden-2/ /asset_publisher/yzR7/content/id/5171534/pop_up?_101_INSTANCE_yz R7_viewMode=print, diakses pada tanggal 27 Januari 2013
“Islam Times - 81 Anggota Kongres AS ke Israel, 9 Aug 2011 13:43”, http://www.islamtimes.org/vdcc1pqo.2bqxs8f5a2.txt, diakses pada tanggal 17 April 2013
“Islamic Jihad -- A profile of Palestinian Islamic Jihad - Terrorism Issues, From Amy Zalman, Ph.D., former About.com Guide”,
http://terrorism.about.com/od/groupsleader1/p/IslamicJIhad.htm, diakses pada tanggal 8 Februari 2013
“James Petras-From Gaza to Tehran : Israel Asserting Middle East Supremacy,
by James Petras on 02/01/2009”,
http://sabbah.biz/mt/archives/2009/02/01/james-petras-from-gaza-to-tehran-israel-asserting-middle-east-supremacy/, diakses pada tanggal 22 April 2013
“Jewish National Fund : Our History”, http://www.jnf.org/about-jnf/history/, diakses pada tanggal 18 Januari 2013
“Jeremy R. Hammond, US Senate Endorses Israel’s War on Gaza - World News
Daily by Jeremy R. Hammond”,
http://www.informationclearinghouse.info/article21696.htm, di akses pada tanggal 30 Mei 2013
(19)
“John Mearsheimer And Stephen M. Walt. The Israel Lobby. London Review Of
Books, Vol. 28 No. 6, 23 March 2006”,
http://www.lrb.co.uk/v28/n06/john-mearsheimer/the-israel-lobby.com, diakses pada tanggal 6 Desember 2012
“John J. Mearsheimer, Stephen M. Walt. The Israel Lobby And U.S. Foreign Policy. Hal. 17-19. Dikutip dalam An Edited And Reworked Version Of This Paper Was Published In The London Review Of Books Vol. 28, No. 6
(March 23, 2006)”, www.lrb.co.uk, diakses pada tanggal 1 Januari 2013
“John J. Mearsheimer & Stephen M. Walt. The Israel Lobby and U.S Foreign Policy”, http://drew3000.net, diakses pada tanggal 6 Januari 2013
“Jurnal Online WESTPHALIA Volume 11, No 1 (Januari - Juni 2012), Jurnal masalah-masalah Hubungan Internasional ISSN 0853-2265, Implementasi Strategi & Gerakan Ideologi Neokonservatif di Amerika Serikat oleh
Aswan Haryadi & Tito Taufiqurrahman”,
http://digilib.unpas.ac.id/files/disk1/31/jbptunpaspp-gdl-aswanharya-1540-1-westphal-7.pdf, diakses pada tanggal 5 April 2013
“Kultwit Soal Lembaga Lobi Yahudi AIPAC - Chirpstory, by Zulhammubarak 20/Jul/2012 06:03:21 AM PDT”, http://chirpstory.com/li/13993, diakses pada tanggal 5 Januari 2013
“Konferensi di Annapolis Dimulai, by AS 27 November 2007”,
http://www.dw.de/konferensi-di-annapolis-dimulai/a-2973943, diakses pada tanggal 14 Februari 2013
“Kongres Amerika Dukung Serangan Israel - Temo.co, Rabu 09 Juni 2010 16:08 WIB”, http://www.tempo.co/read/news/2010/06/09/115253957/Kongres-Amerika-Dukung-Serangan-Israel, diakses pada tanggal 30 Mei 2013
“Kelompok Kepentingan dan Partai Politik - Parta Belajar by Parta Winata”,
http://www.partabelajar.web.id/2011/05/kelompok-kepentingan-dan-partai-politik.html, diakses pada tanggal 6 Mei 2013
(20)
“Kekalahan Saddam, Kemengangan Zionis dalam Harian Umum Suara Merdeka oleh Riza Sihbudi, Jum’at 26 Desember 2003”,
http://www.suaramerdeka.com/harian/0312/26/kha1.htm, diakses pada tanggal 10 Oktober 2012
“Lobbying - The Jakarta Consulting Group, Partner in Change, Lobi & Karir, A.B. Sutanto”, http://www.jakarta,consulting.com/art-13-06.htm, diakses tanggal 3 Januari 2013
“Langkah Yahudi Menguasai Dunia - Akhir Zaman oleh Ali Muslim”,
http://www.akhirzaman.info/yahudi/zionis/2069-langkah-yahudi-menguasai-dunia-.html, diakses pada tanggal 23 Januari 2013
“Myths & Facts Online : Israel’s Roots - Jewish Virtual Library, by Mitchell G. Bard, http://www.jewishvirtuallibrary.org/jsource/myths3/MFroots.html, diakses pada tanggal 4 Januri 2013
“Mengkritisi Mitos Penyebab Konflik Palestina - Israel, Kompasiana, OPINI 27
November 2012 09:14”,
http://luar-negeri.kompasiana.com/2012/11/27/sejarahd-511444.html, diakses pada tanggal 5 Februari 2013
“MAYER MITCHELL - Executive Bio, Compensation - Equilar Atlas”,
http://people.equilar.com/bio/mayer-mitchell-superior bancorp/salary/58189, diakses pada tanggal 11 Maret 2013
“Mission & History - The Washington Institute for Near East Policy”,
http://www.washingtoninstitute.org/about/mission-and-history, diakses pada tanggal 20 April 2013
“Mengurai Lobi Yahudi di Amerika (2- Habis), Amerika dalam Kendali Israel - Inilah.com Oleh Nusantara HK Mulkam, Kamis 29 Januari 2009 14:29 WIB”, http://www.inilah.com/read/detail/79532/amerika-dalam-kendali-israel, diakses pada tanggal 22 April 2013
(21)
“Media AS Tutupi Ancaman Global AIPAC - Islam Times, Saturday 10 March 2012, 12:55”, http://www.islamtimes.org/vdciu5azpt1a552.k8ct.htm, diakses pada tanggal 10 Desember 2012
“Nathan Abrams assesses the changing fortunes - Jewish Quarterly, Speaking to Power : Nathan Abrams assesses the changing fortunes of Commentary magazine, Jewish Quarterly, Nathan Abrams - Spring 2006 - Number 201”, http://www.jewishquarterly.org/article.asp?articleid=170, diakses pada tanggal 25 April 2013
“Norman Brownstein - Brownstein Hyatt Farber Schreck”,
http://www.bhfs.com/People/nbrownstein, diakses pada tanggal 27 Januari 2013
“(nasional_list) (ppiindia) lobi yahudi atau kristen fundamentalis?, Date : Thu,
14 Sep 2006 17:04:56+0700”,
http://www.freelists.org/post/nasional_list/ppiindia-lobi-yahudi-atau-kristen-fundamentalis, diakses pada tanggal 22 januari 2013
“National Security Council - The White House”,
http://www.whitehouse.gov/administration/eop/nsc, diakses pada tanggal 5 Mei 2013
“Obout Us - AIPAC (American - Israel Public Affairs Committee), America’s Pro-Israel Lobby”, http://www.aipac.org/en/about-aipac, diakses pada tanggal 4 Desember 2012
“Our Mission - AIPAC (American - Israel Public Affairs Committee), America’s Pro-Israel Lobby”, http://www.aipac.org/about/our-mission, diakses pada tanggal 7 Desember 2012
“Palestinian Islamic Jihad (PIJ) - Lazuardi Birru, Jurnal Birru Oleh Imam
Muhlis, 6 Desember 2012”,
http://www.lazuardibirru.org/jurnalbirru/ensiklopedia/palestinian-islamic-jihad-pij/, diakses pada tanggal 8 Februari 2013
(22)
“Palestinian Islamic Jihad - Council on Foreign Relations, Author : Holly
Fletcher, April 10, 2008”,
http://www.cfr.org/israelvirtuallibrary.org/jsource/Terrorism/PIJ.html, diakses pada tanggal 8 Februari 2013
“Palestinian Islamic Jihad - Jewish Virtual Library”, http://www.jewishvirtuallibrary.org/jsource/Terrorism/PIJ.html, diakses pada tanggal 8 Februari 2013
“Pasang Surut Israel - Amerika”,
http://infografis.tempointeraktif.com/104/27012009.swf, diakses pada tanggal 22 Mei 2013
“Probelamtika Civil Society Di Rohul, Butuh Kordinasi Konstruktif, LSM Harus Punya Kompas Ideologi - Bidikkasus.com, Catatan E. Rambe, S.Sos (Direktur Eksekutif TOPAN-RI), March 11, 2013 5:27 pm”,
http://www.bidikkasus.com/probelamtika-civil-society-di-rohul-butuh-kordinasi-konstruktif-lsm-harus-punya-kompas-ideologi/, diakses pada tanggal 25 Mei 2013
“Pemerintahan AS Berada di Bawah Cengkeraman Kelompok Pro-Israel – EraMuslim Media Islam Rujukan by Magdalena, Senin 22 Safar 1428 H / 12 Maret 2007 10:19 WIB”, http://www.eramuslim.com/berita/dunia- islam/pemerintahan-as-berada-di-bawah-cengkeraman-kelompok-pro-israel.htm, diakses pada tanggal 21 Mei 2013
“(Pdf) Appendices (1937-1938) - Ajcarchives.org, PALESTINE ROYAL COMMISSION”,
http://www.ajcarchives.org/AJC_DATA/Files/1937_1938_5_YRAppendic es.pdf, diakses pada tanggal 5 Februari 2013
“Permainan Kotor Israel Di Balik Kebijakan AS - Portal - Suara Media, Jumat
07 Desember 2012 06:18”,
http://www.suaramedia.com/artikel/opini/44426-permainan-kotor-israel-dibalik-kebijakan-as.html, diakses pada tanggal 5 Februari 2013
“Pahami Kebijakan Luar Negeri AS, HI UPN Selenggarakan Diskusi, Kamis 10 Agust 2006”, http://www/upnyk.ac.id/main/?mod=berita&nid=115,diakses pada tanggal 5 Mei 2013
(23)
“Peran News Corporations dalam Kebijakan Luar Negeri Amerika Serikat
Menginvasi Irak (Maret 2013)”,
http://journal.unair.ac.id/filerPDF/global105%20retnachrista.pdf/
“Peran Zionis dalam Kebijakan Luar Negeri AS - YahooGroups!, by : Anon,
Thursday March 9, 2006 1:38 pm”,
http://groups.yahoo.com/group/wanita-muslimah/message/82911, diakses pada tanggal 22 April 2013
“Perumusan Kebijakan Publiktk - SlideShare, Perumusan Kebijakan Publik : Sumbang Saran Pemikiran dari Berbagai Perspektif Teori Yang ada oleh Teguh Kurniawan (Universitas Indonesia)”, diakses pada tanggal 5 Mei 2013
“Politik Luar Negeri Amerika - Scribd”,
http://www.scribd.com/doc/87588892/Politik-Luar-Negri-Amerika, diakses pada tanggal 6 Mei 2013
“Salah Satu Kebohongan Media The New York Time Pada Dunia - Kompas.com
by NugrahaTru 16-01-13 03:50PM”,
http://forum.kompas.com/internasional/230536-salah-satu-kebohongan-media-new-york-time-pada-dunia.html, diakses pada tanggal 22 April 2013
“Sistem Pemerintahan Amerika Serikat 805 views - Slide Share, by Dini
Islamiana on Feb 27, 2013”,
http://www.slideshare.net/diniislamiana/sistem-pemerintahan-amerika-serikat, diakses pada tanggal 1 Mei 2013
“Sejarah Palestina Terjajah dan Berdirinya Israel Penjajah - Islamedia (Media Informasi Islami), 11/24/2012 10:56:00 AM, Posted by Abu Rafah”,
http://www.islamedia.web.id/2012/11/sejarah-palestina-terjajah-dan.html, diakses pada tanggal 14 Februari 2013
“Sejarah Panjang Konflik Palestina (10), Dari Camp David Hingga Perjanjian Oslo - Kompas.com - Nasional, Ervan Hardoko, Jumat 30 November 2012
06:45 WIB”,
http://nasional.kompas.com/read/2012/11/30/0645155/Dari.Camp.David.hi ngga.Perjanjian.Oslo, diakses pada tanggal 6 Februari 2013
(24)
“Skenario Sumbang Sharon - Gaulislam.com, 12 Desember 2008”,
http://www.gaulislam.com/skenario-sumbang-sharon, diakses pada tanggal 15 Februari 2013
“Thomas A. Dine : Biography - Jewish Community Federation Biography”, http://www.sfjcf.org/aboutjcf/press/general/tomdinebio.asp, diakses pada tanggal 10 Maret 2013
“The Map Road, BBC NEWS, Wednesday 30 April 2003”,
http://news.bbc.co.uk/2/hi/2989783.stm, diakses pada tanggal 18 Februari 2013
“The Israel Lobby - London Review of Books Vol. 28 No. 6, 23 March 2006”,
http://www.lrb.co.uk/v28/n06/john-mearsheimer/the-israel-lobby, diakses pada tanggal 25 Mei 2013
“Tujuan Amerika Gagas Konferensi Annapolis - Abatasya Islamic Website dalam
Berita Wednesday 28 November 2007”,
http://abatasya.net/2007/11/28/tujuan-amerika-gagas-konferensi-annapolis/, diakses pada tanggal 14 Februari 2013
“(UntirtaNet) FW : (keluarga-islami) Palestina VS Amerika Serikat + Israel - Freelists, From : Khaeri Heri Wednesday, 1 May 2002 08:52:10+0700”,
http://www.freelists.org/post/untirtanet/FW-keluargaislami-Palestina-vs-Amerika-Serikat-Israel, diakses pada tanggal 1 Juni 2013
“US : The Pro-Sharon thinktank - Le Monde diplomatique – English by Joel Beinin”, http://mondediplo.com/2003/07/06beinin, diakses pada tanggal 18 April 2013
“What We’ve Accomplished – AIPAC”, http://www.aipac.org/about/what-weve-accomplished, diakses pada tanggal 16 April 2013
“Yahudi Amerika Tolak Kedatangan Israel - Mina Mi’raj News Agency, Diterbitkan pada Ahad 03 Maret 2013 03.03, Ditulis oleh Widi Kusnad”,
http://mirajnews.com/id/amerika/2664-yahudi-amerika-tolak-kedatangan-israel.html,diakses pada tanggal 7 Desember 2012
(25)
“Zionisme adalah gerakan yang dilakukan oleh orang-orang Yahudi untuk mendirikan Negara khusus bagi k - Zionisme Israel, on 05 December 2009”, http://www.g-excess.com/579/zionisme-adalah-gerakan-yang- dilakukan-oleh-orang-orang-yahudi-untuk-mendirikan-negara-khusus-bagi-k/, diakses pada tanggal 5 Februari 2013
“Zionist in The Bush Administration - Care2 make a different, Wednesday
February 21, 2007 8:41am”,
http:/www.care2.com/news/member/798880044/307663, diakses pada tanggal 20 Mei 2013
“109th Congress 2d Session: H.R. 4681”,
http://www.gpo.gov/fdsys/pkg/BILLS-109hr4681eh/pdf/BILLS-109hr4681eh.pdf, diakses pada tanggal 25 Mei 2013
(26)
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Salah satu bentuk ketidakharmonisan di dalam Hubungan Internasional adalah terjadinya konflik. Konflik Israel dan Palestina merupakan salah satu konflik yang memakan waktu panjang yang pernah terjadi antara dunia Timur dan Barat sekitar abad ke-12. Wilayah Palestina yang sudah diwarnai gejolak sejak dikeluarkannya Deklarasi Balfour pada tahun 19171 semakin diselimuti berbagai konflik dan pertikaian diantara masyarakatnya yang berketurunan Arab dan Kelompok Yahudi sebagai masyarakat pendatang.
Konflik Israel dan Palestina telah mengundang banyak reaksi masyarakat di banyak Negara, khususnya Negara-negara Islam yang didorong oleh sensitifitas keagamaan. Dipandang dari latar belakang, konflik ini terjadi karena adanya keyakinan bangsa Yahudi terhadap tanah yang dijanjikan yang terdapat dalam kitab Taurat yang selanjutnya memicu tingkat agresivitas konflik akan aneksasi wilayah, yang pada mulanya antara warga muslim Palestina dan warga Yahudi Israel mampu hidup berdampingan secara damai. Selain itu, konflik ini juga disebabkan oleh tindakan militer Israel yang gencar melakukan invasi terhadap beberapa wilayah negara Palestina dan melakukan kejahatan kemanusiaan
1
2 November 1917, Inggris memenangkan Deklarasi Balfour yang dipandang pihak Yahudi sebagai janji untuk mendirikan tanah air bagi kaum Yahudi di Palestina. Perjanjian ini berasal dari inisiatif Arthur James Balfour (1848-1930) dari Partai Konservatif. Setelah Deklarasi Balfour tersebut, gerakan Zionis mulai mendorong migrasi kaum Yahudi ke Palestina. Dengan demikian, Inggris sangat berjasa bagi berdirinya Israel di tengah bangsa Arab. Di kutip dalam Musthafa Abd. Rahman. Jejak-jejak Juang Palestina Dari Oslo Hingga Intifidah Al Aqsa. Jakarta: Penerbit Buku Kompas. 2002. Hal. xxxi
(27)
2
terhadap warga Palestina yang dilakukan dalam rangka memperluas permukiman Yahudi di Palestina2.
Lebih jauh konflik ini juga dapat dilihat pada peranan kaum Zionis Yahudi yang di anggap penting dalam konstalasi konflik. Sejarah Israel bermula dari lahirnya gerakan kaum Zionis pada abad ke-19 di Eropa Timur yaitu Zionisme3. Zionisme inilah yang berhasil membuat pembagian wilayah antara Israel dan Palestina menjadi sumber konflik abadi antar kedua bangsa tersebut. Theodore Herzl dalam pidatonya di Kongres Pertama Zionis Sedunia pada tahun 1897
menyatakan “Zionisme sejatinya merupakan gerakan bangsa Yahudi untuk mencapai Palestina”. Dengan demikian, Zionisme menjadi nama sebuah gerakan
nasionalis Yahudi yang bertujuan mendirikan negara Yahudi di Palestina4.
Terlebih di dorong lagi oleh mandat PBB pada tahun 19475 yang berisikan pendirian negara Arab dan Yahudi dari Palestina. Sedangkan Palestina yang menentang intervensi Israel dan Amerika atas tanahnya mendorong konflik ini
2
Dikutip dalam buku Gufran, Muhammad. Perjanjian Menuju Tanah Yang Di Janjikan Dalam Percikan Pemikiran Diplomat Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka. 2004. Hal. 109
3
Isme yang melekat pada kata Zionis menunjukkan suatu faham : ajaran, cita-cita, sistem, ataupun sikap sebagai salah satu kelompok yang muncul dari kalangan Yahudi itu sendiri. Istilah Zionisme berasal dari kata Ibrani “Zion” yang artinya batu karang, yang merujuk pada batu bangunan Haykal Sulaiman yang didirikan diatas bukit tempat ibadah bangsa Yahudi di kota Yerussalem. Bukit Zion ini menempati kedudukan penting dalam agama Yahudi karena menurut kitab Taurat Al-Masih, yang dijanjikan akan menuntun kaum Yahudi memasuki tanah yang telah dijanjikan. Gerakan Zionisme merupakan suatu gerakan politik untuk mendirikan sebuah negara Yahudi di Palestina yang dipelopori oleh seorang tokoh Yahudi, yang kemudian dipandang sebagai Bapak Pendiri Zionisme modern, Theodore Herzl (1860-1904) pada tahun 1901. Gerakan inilah yang kemudian menjadi starting point (titik pangkal) pada pengikut Zionis lainnya untuk terus memperjuangkan tanah Palestina sebagai negara Yahudi. Dikutip dalam buku Maulani, Z.A. ZIONISME: Gerakan Menaklukan Dunia. Jakarta: Penerbit Daseta. 2002. Hal. 7-10
4
Dikutip dalam “Akar Terrorisme Zionis (Bagian 1)”, http://indonesian.irib.ir/sosialita/-/asset_publisher/QqB7/content/id/5137564, diakses pada tanggal 10 Oktober 2012
5
Rencana pembagian wilayah oleh PBB pada tanggal 29 November 1947, dimana PBB mengeluarkan Resolusi 181 berisi rencana pembagian wilayah Palestina, yang mengalokasikan 56,5% wilayah Palestina untuk pendirian negara Yahudi, dan 43% untuk Palestina dan Jerussalem menjadi wilayah Internasional. Dikutip dalam buku Y. Sulaeman, Dina. Obama Revelved-Realitas Di Balik Pencitraan. Jakarta: ALIYA Publishing. 2009. Hal. 32
(28)
3
tidak kunjung selesai sampai pada titik akhir yaitu pada proses perdamaian Road Map Peace (Peta Jalan Damai) pada tanggal 14 Maret 2003.
Konflik tersebut ternyata juga mengundang intervensi asing yang tidak berada pada posisi netral, tetapi justru memperparah tingkat agresifitas dan selalu ikut campur dalam konflik ini, yaitu Amerika Serikat yang mengklaim dirinya sebagai polisi dunia. Keikutsertaan AS dalam campur tangan konflik Israel-Palestina terjadi karena adanya hubungan AS-Israel yang sudah terjalin sejak lama. Dalam menangani konflik antara Palestina dan Israel, AS melakukan intervensinya terhadap kedua Negara tersebut melalui kebijakan politik luar negerinya secara langsung maupun tidak langsung (mediasi PBB), dimana kebijakan luar negeri AS merupakan hasil perumusan atas tarik-menarik kepentingan aktor di dalam pemerintahannya dengan didasarkan atas nilai-nilai utama yang dianut oleh rakyat AS itu sendiri. Dalam hal ini aktor-aktor dalam perumusan kebijakan luar negeri AS terdiri dari aktor formal dan aktor informal. Aktor formal ini terdiri dari Presiden, Kongres, dan staf-staf kepresidenan, sedangkan aktor-aktor informal terdiri atas media massa dan kelompok kepentingan yang sangat berpengaruh dalam proses pengambil kebijakan suatu Negara.
Dalam kaitannya dengan kelompok kepentingan, terdapat satu kelompok kepentingan yang kemudian menjadi perhatian penulis pada massa pemerintahan George Walker Bush yaitu AIPAC (American-Israel Public Affairs Committee)
yaitu organisasi pro-Israel yang menjadi induk kepada puluhan bahkan ratusan organisasi Yahudi di Amerika yang terus memonitor birokrasi AS.
(29)
4
AIPAC (American Israel Public Affairs Committee) merupakan sekelompok orang berbangsa Yahudi yang tinggal di AS yang mempunyai keinginan kuat untuk membentuk Negara Yahudi (Israel) di Palestina dengan menggunakan beragam cara baik dengan finansial maupun politik untuk mempengaruhi kebijakan luar negeri, khususnya dalam konflik Israel-Palestina dan memiliki peran yang sangat signifikan dalam hal melobi dan mempengaruhi para pembuat kebijakan luar negeri Amerika Serikat6.
Selain itu, AIPAC secara terang-terangan menyebutkan tujuannya untuk mendukung segala kepentingan AS serta mendukung a strong relationship antara AS dan Israel7. Akan tetapi, AIPAC itu sendiri bukan hanya semata-mata bekerja untuk kepentingan AS secara keseluruhan, melainkan kelompok ini menjalankan strategi demi kepentingan politik dan ekonomi Israel8. Lobi yang memiliki cita-cita ingin mendirikan Negara Israel Raya ini tidak akan membiarkan AS dipimpin oleh orang yang berseberangan dengan kepentingan Zionis Yahudi.
Salah satu Presiden yang mempunyai kedekatan dengan Yahudi yaitu George W. Bush. Dalam pemilu 2004 terpilihlah George W. Bush sebagai Presiden untuk yang kedua kalinya. Terpilihnya Bush sebagai Presiden tahun 2004 tentunya juga tidak lepas dari bantuan Yahudi. Dari besarnya sumbangan
6
Dikutip dalam “Akar Terrorisme Zionis (Bagian 1)”, http://indonesian.irib.ir/sosialita/-/asset_publisher/QqB7/content/id/5137564, diakses pada tanggal 10 Oktober 2012
7
Dikutip dalam buku Sihbudi, Riza. Menyandera Timur Tengah. Jakarta: Cetakan I, PT. Mizan Publika. 2007. Hal. 401
8
(30)
5
dana yang diberikan Yahudi, maka AIPAC dapat dengan mudah memasukkan pengaruhnya kepada Bush untuk memberikan dukungannya terhadap Israel9.
Melihat problematika diatas, maka penulis berusaha untuk melihat kebijakan luar negeri Amerika Serikat dengan menitikberatkan pada strategi-strategi salah satu kelompok kepentingan di Amerika Serikat, yaitu AIPAC. Hal ini dikarenakan penulis menilai kontribusi terbesar dari pembuatan kebijakan-kebijakan luar negeri Amerika Serikat tidak terlepas dari strategi yang dimiliki oleh AIPAC. Oleh karena itu, penulis dalam penelitian ini tertarik untuk
mengambil judul “Strategi AIPAC (American-Israel Public Affairs Committee)
terhadap Kebijakan Luar Negeri Amerika Serikat Era George Walker Bush terkait konflik Israel dan Palestina”.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan pemaparan latar belakang diatas, maka penulis merumuskan masalah : “Bagaimana Strategi AIPAC (American-Israel Public Affairs Committee) terhadap Kebijakan Luar Negeri AS Era George Walker Bush terkait Konflik Israel dan Palestina?
1.3TUJUAN dan MANFAAT PENELITIAN 1.3.1 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
9
Dikutip dalam “Kekalahan Saddam, Kemengangan Zionis dalam Harian Umum Suara
Merdeka”, http://www.suaramerdeka.com/harian/0312/26/kha1.htm, diakses pada tanggal 10 Oktober 2012
(31)
6
1. Mengetahui aktor yang terkait secara mayor dalam proses pembuatan kebijakan luar negeri Amerika Serikat era George W. Bush terkait konflik Israel dan Palestina.
2. Mengetahui strategi AIPAC dalam mempengaruhi kebijakan luar negeri Amerika Serikat terkait konflik Israel dan Palestina. Karena kebijakan luar negeri Amerika Serikat di kawasan tersebut dipengaruhi oleh lobi Yahudi yang ada di Amerika Serikat, yaitu AIPAC.
1.3.2 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini, penulis bagi dalam dua segi manfaat, yaitu :
A. Manfaat Akademik
Penelitian ini diharapkan dapat membantu bagi perluasan wacana atau kajian dan pemenuhan referensi keilmuan bagi studi Hubungan Internasional pada khususnya dan memperkaya hasil penelitian yang telah ada serta dapat memberikan gambaran mengenai kajian kebijakan luar negeri suatu Negara.
B. Manfaat Praktis
Memberikan pemahaman mengenai “Strategi AIPAC terhadap kebijakan luar negeri AS era George W. Bush terkait konflik Israel dan Palestina”. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan dapat digunakan sebagai sumber referensi dan kerangka berfikir bagi penelitian selanjutnya dengan mempertimbangkan kesesuaian konteks penelitian.
(32)
7
1.4PENELITIAN TERDAHULU
Sebelum peneliti melakukan penelitian mengenai “Strategi AIPAC
(American-Israel Public Affairs Committe) terhadap Kebijakan Luar Negeri AS Era Pemerintahan George Walker Bush terkait Konflik Israel dan Palestina”, sebelumnya telah ada yang melakukan penelitian yang berkenaan dengan adanya kelompok kepentingan yang berpengaruh dalam sistem politik Amerika Serikat terutama yang terkait dengan proses pembuatan kebijakan luar negeri Amerika Serikat. Pertama, oleh Azarine Delinda Azaria10 yang berjudul “PNAC dalam Kebijakan Luar Negeri WAR on TERRORISM Amerika Serikat pada Era Presiden George W. Bush”. Pada penelitian ini lebih menekankan pada pengaruh PNAC yang sangat kuat, yang dapat dilihat dari berhasilnya PNAC dalam membentuk rasionalitas-rasionalitas kebijakan sehingga pemerintah Bush percaya dan menerima masukan-masukan atau pemikiran-pemikiran Neokonservatif dalam proses perumusan kebijakan luar negeri War on Terrorism-nya yang tentu tidak terlepas dari peristiwa 9/11 yang kemudian membawa PNAC pada keberhasilan dalam mendapatkan kepentingan ekonominya.
PNAC merupakan pusat pergerakan para neokons yang berperan sebagai tanki pemikir (think-thank) gagasan-gagasan neokons. Kemunculan PNAC ini digagas kelompok Neokonservatif untuk mendesak kebijakan luar negeri AS. Adapun cara yang digunakan PNAC adalah dengan menanamkan pengaruh pada lembaga-lembaga pemerintahan AS melalui anggota-anggotanya yang tersebar dan berhasil menduduki jabatan-jabatan penting dalam pemerintahan Bush seperti
10
Dalam skripsi : Azarine Delinda Azaria. PNAC dalam Kebijakan Luar Negeri “WAR on
TERRORISM” Amerika Serikat pada Era Presiden George W. Bush. 2012. Malang : Universitas Muhammadiyah Malang
(33)
8
Departemen Pertahanan, Departemen Luar Negeri dan juga Kongres AS. Selain itu, PNAC juga mengoptimalkan anggota-anggotanya yang berada diluar pemerintah atau media massa guna mengatur wacana publik AS. Hal ini membuat PNAC menjadi kelompok kepentingan yang cukup berpengaruh di AS.
Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Fajrin Elsyahputra11 yang berjudul
“Pengaruh Neokonservatif dalam kebijakan luar negeri Amerika terkait konfik Israel-Palestina dalam dua periode pemerintahan yang berbeda di masa pemerintahan Bill Clinton dan George Walker Bush”. Pada penelitian ini, menekankan pada perbandingan kebijakan pada masa pemerintahan Bill Clinton dan George W. Bush yang mendapatkan pengaruh dari kelompok Neokonservatif terkait konflik Israel dan Palestina. Neokonservatif merupakan suatu gerakan sekelompok individu yang semula berpaham liberal dan kemudian beralih menuju paham konservatif. Neokonservatif ini memiliki karakter hawkish (sebuah karakter yang menempatkan agresifitas dan kekerasan sebagai sikap utama dalam mencapai tujuan politik). Pengaruh Neokonservatif dalam kebijakan luar negeri AS pada masa pemerintahan Bill Clinton dan George W. Bush terkait konflik Israel-Palestina berbeda dikarenakan perbedaan karakteristik kepemimpinan Bill Clinton (1993-2000) dan George W. Bush (2001- 2009), dan perbedaan prinsip dasar kedua partai politik yaitu Demokrat dan Republik.
Lemahya pengaruh neokons pada era Bill Clinton dikarenakan ketidaksamaan cara pandang neokons dengan Bill Clinton, hal ini terlihat dari
11
Dalam skripsi : Fajrin Elsyahputra. Pengaruh Neokonservatif dalam kebijakan luar negeri Amerika terkait konfik Israel-Palestina dalam dua periode pemerintahan yang berbeda di masa pemerintahan Bill Clinton dan George Walker Bush. 2012. Malang : Universitas Muhammadiyah Malang
(34)
9
kebijakan-kebijakan luar negeri AS era Bill Clinton lebih cenderung pada diplomasi politik (soft power), terlebih tokoh-tokoh neokons tidak diberikan kepercayaan untuk menempati posisi-posisi strategis dalam pemerintahan seperti dalam Departemen Pertahanan dan Departemen Luar Negeri, sedangkan di masa George W.Bush, tokoh neokons menempati posisi-posisi strategis dalam pemerintahan sehingga ruang untuk mengarahkan kebijakan luar negeri AS semakin luas, hal ini terlihat dari minimnya kebijakan luar negeri AS terhadap penyelesaian konflik Israel-Palestina. Selain itu, adanya komitmen dari Demokrat untuk penyelesaian konflik Israel-Palestina membuat melemahnya pengaruh neokons pada masa Bill Clinton. Sedangkan pada masa pemerintahan Bush, neokons sangat diuntungkan karena mayoritas anggota partai Republik tersebut sangat pro-Israel dan berkomitmen membela kepentingan dan keamanan Israel.
Ketiga, penelitian selanjutnya dilakukan oleh Ahmad Safril Mubah dalam bukunya “Menguak Ulah Neokons-Menyingkap Agenda Terselubung Amerika dalam Memerangi Terrorisme” yang di terbitkan pada tahun 2007. Hasil dari penelitian ini menujukan berbagai langkah dan cara kerja Neokonservatif dalam mengarahkan arah sebuah kebijakan luar negeri Amerika Serikat yang pro akan sebuah kepentingan Israel, namun peneliti lebih fokus dan menekankan peranan Neokonservatif mulai awal perkembangannya pada tahun 1960-an hingga kini ketika Bush berkuasa dalam kebijakan Amerika terhadap Timur Tengah dalam perang melawan terrorisme, serta menggambarkan mekanisme Neokonservatif dalam mempengaruhi arah kebijakan luar negeri Amerika di Timur Tengah terkait masalah perang melawan terrorisme, diantaranya yaitu kelompok Neokonservatif
(35)
10
memiliki persebaran jaringan luas meliputi lembaga-lembaga pengambil keputusan kebijakan luar negeri di dalam pemerintahan serta berbagai lembaga dan media massa di luar pemerintahan serta berbagai lembaga dan media massa di luar pemerintahan yang menjalin interkoneksitas secara sinergis dan kelompok Neokonservatif mengajukan usulan kebijakan luar negeri yang memiliki rasionalitas tinggi kepada para pengambil keputusan sehingga membuat Presiden Bush sebagai pengambil keputusan tertinggi percaya bahwa pemikiran Neokonservatif merupakan strategi kebijakan luar negeri paling tepat yang harus diambil AS dalam memerangi terorisme12.
Penelitian mengenai kelompok kepentingan di AS sudah banyak dilakukan, terutama penelitian yang berkaitan dengan kelompok-kelompok kepentingan yang termasuk dalam Lobi Zionis. Terkait dengan hal tersebut, maka penelitian yang di angkat oleh peneliti memiliki perbedaan dalam hal kelompok kepentingan yang diteliti pada variabel independen tetapi memiliki persamaan dimana penelitian ini juga akan menggunakan kebijakan luar negeri AS sebagai variabel dependennya.
Berbeda dengan ketiga penelitian sebelumnya, penelitian yang diangkat oleh peneliti lebih menekankan pada AIPAC, sebagai kelompok yang menanamkan strategi-strateginya untuk mempengaruhi kebijakan AS terkait konflik Israel-Palestina tersebut. Adapun kemudian memiliki persamaan pada batas waktu yang digunakan yaitu pada era pemerintahan George Walker Bush.
12
Dalam buku Ahmad Safril Mubah. Menguak Ulah Neokons : Menyikap Agenda Terselubung Amerika dalam Memerangi Terrorisme. 2007. Yogyakarta : Penerbit Pustaka Belajar.
(36)
11
Tabel 1.1 Penelitian Terdahulu Nama
Peneliti
Judul Metode Penelitian dan Pendekatan
Hasil Azarine
Delinda Azaria
PNAC dalam
Kebijakan Luar Negeri WAR on TERRORISM
Amerika Serikat pada Era Presiden George W. Bush
Eksplanatif.
Teori : Kelompok Kepentingan
dengan Policy
Influencers System Model
Konsep : Epistemic Community
- Memasukkan anggota-anggota PNAC ke dalam lembaga-lembaga pemerintah (deplu, departemen pertahanan dan juga kongres AS)
- Mempengaruhi media massa AS
- Membentuk rasionalitas-rasionalitas kebijakan sehingga Bush menerima
masukan pemikiran-pemikiran
Neokonservatif dalam proses perumusan kebijakan luar negerinya
Fajrin Elsyahputra
Pengaruh
Neo-konservatif dalam kebijakan luar negeri Amerika terkait konfik Israel-Palestina dalam dua periode pemerintahan yang berbeda di masa pemerintahan Bill
Clinton dan
George Walker Bush.
Deskriptif.
Teori : Kebijakan Luar Negeri
Konsep : Sistem pengaruh kebijakan
- Partai Politik : Partai Demokrat berkuasa dalam pemerintahan pada era Bill Clinton, sedangkan Partai Republik berkuasa pada era Bush.
- Birokrasi Pemerintahan : dominasi kekuasaan pada posisi kementerian AS yang membedakan pengaruh neokons pada era Bill Clinton dan Bush.
- Media Massa : era Bill Clinton mengkritik kebijakan Clinton (Israel-Palestina), sedangkan pada era Bush : memperkuat komitmen AS-Israel dalam perang melawan terorisme.
- NGO : Tokoh-tokoh dalam NGO
merupakan bagian dalam dari
pemerintahan Bush, sedangkan era Bill Clinton diluar pemerintahan.
Ahmad Safril Mubah
Judul buku :
Menguak Ulah
Neokons :
Menyikap Agenda Terselubung Amerika dalam Memerangi
Terrorisme
Kelompok Neokonservatif mengajukan usulan kebijakan luar negeri yang memiliki rasionalitas tinggi kepada para pengambil keputusan sehingga membuat Presiden
Bush percaya bahwa pemikiran
Neokonservatif merupakan strategi kebijakan luar negeri paling tepat yang harus diambil AS dalam memerangi Terorisme dikarenakan kelompok ini memiliki persebaran jaringan luas meliputi lembaga-lembaga pengambil keputusan kebijakan luar negeri di dalam maupun di luar pemerintahan yang menjalin interkoneksitas secara sinergis
(37)
12
Aprilinasari terhadap
Kebijakan Luar Negeri AS Era George W. Bush terkait Konflik
Israel dan
Palestina
Teori : Decision Making Process
dalam model
Politik-Birokratik Model : Sistem Pengaruh Kebijakan
(Policy Influncers System Model)
Konsep: Kelompok Kepentingan
melakukan lobi terhadap badan eksekutif, legislatif dan media massa untuk mempengaruhi opini publik. Adapun kesemuanya tersebut akan memberikan pengaruh dalam kebijakan luar negeri AS pada masa pemerintahan George W. Bush agar sesuai dengan kepentingannya.
1.5TEORI, MODEL dan KONSEP 1.5.1 Teori Decision Making Process
Model Politik-Birokratik
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan model Politik-Birokratik yaitu salah satu model pembuatan keputusan yang dipelopori oleh teoritisi Hubungan Internasional bernama Graham T. Allison13.
Pada model Politik-Birokratik, politik luar negeri dipandang bukan sebagai hasil dari proses intelektual yang menghubungkan tujuan dan sarana secara rasional, tetapi politik luar negeri merupakan hasil dari proses interaksi, penyesuaian diri dan perpolitikan diantara berbagai aktor dan organisasi. Dalam hal ini melibatkan berbagai permainan tawar-menawar (bargaining games) diantara pelaku-pelaku dalam birokrasi dan pada perpolitikan nasional sebagai penentu prilaku politik luar negeri. Hal ini bisa dikatakan pula keputusan politik luar negeri muncul sebagai hasil proses bargaining. Model Politik-Birokratik ini bisa dikatakan bahwa politik luar negeri yang diambil berdasarkan proses sosial, bukan proses intelektual. Dalam hal ini, masing-masing pemain adalah manusia
13
Graham T. Allison. Essence of Decision. 1971. Boston: Little Brown. Dalam buku Mas’oed, Mochtar. Ilmu Hubungan Internasional: Disiplin dan Metodologi. 1990. Jakarta: PT. Pustaka LP3ES Indonesia. Hal. 234
(38)
13
biasa yang dalam proses pembuatan keputusan itu bukan hanya parokialis (dalam arti mempertahankan kepentingan organisasinya sendiri), tetapi juga dipengaruhi oleh persepsi, tujuan, kepentingan dan perspektif pribadi14.
Peneliti menggunakan model Politik-Birokratik dalam menjelaskan fenonema yang diangkat dalam penelitian ini. Dimana AS merupakan Negara yang menerapkan model Politik-Birokratik setiap merumuskan kebijakan luar negerinya. Model ini fokus terhadap peranan banyak para birokrat dalam perumusan kebijakan luar negeri dibandingkan fokus terhadap siapa pembuat keputusan politik luar negeri itu sendiri. Dalam model ini, para birokrat memiliki banyak pengaruh dalam proses perumusan kebijakan luar negeri dan bertanggungjawab pada implementasi kebijakan yang sudah ditetapkan sehingga mereka dapat mempengaruhi implementasi politik luar negerinya.
Di dalam Politik-Birokratik ada terdapat beberapa aktor seperti : Eksekutif (Presiden), Legislatif (Kongres), kelompok kepentinngan, dan publik (pengamat politik, masyarakat, politikus, dan media), bersama-sama berusaha merumuskan dan menetapkan tujuan dengan menilai berbagai alternatif sarana dan menetapkan pilihan melalui proses intelektual. Proses ini menjamin tidak ada semua aktor yang dapat memperoleh semua target yang sesuai dengan keinginannya masing-masing kecuali diadakannya proses bergaining diantara mereka. Hal ini disebabkan masing-masing aktor mempunyai andil yang berbeda dalam isu yang diperdebatkan, dimana para aktor melihat isu secara berbeda dan mempertaruhkan
14Dikutip dalam buku Mas’oed, Mochtar
. Studi Hubungan Internasional: Tingkat Analisis dan Teorisasi. Yogyakarta : Studi Sosial UGM. Hal. 67
(39)
14
sesuatu yang berbeda dalam permainan itu. Oleh sebab itu, para aktor mengambil sikap yang berbeda dalam menyingkapi isu tersebut.
Dalam model ini, prilaku politik luar negeri bukanlah prilaku aktor yang monopolit yaitu aktor yang memiliki tujuan yang jelas dalam pikirannya dan melakukan tindakan untuk mencapainya. Namun prilaku tersebut hasil dari permainan politik dalam membuat keputusan dan dalam mengimplementasikan kebijakan. Seringkali yang terjadi nampak tidak sesuai dengan tujuan yang seharusnya dikejar oleh pemerintah. Maka penelitian ini akan menekankan pada proses bergaining games sebagai penentu prilaku politik luar negeri, dimana setiap aktor memiliki tujuan yang berbeda-beda. Aktor kepentingan tersebut saling berkoalisi dan membentuk suatu organisasi yang nantinya bersaing untuk mempengaruhi para pembuatan keputusan. Dalam hal ini terjadi suatu proses sosial yang masing-masing kelompok mempertahankan kepentingannya agar sesuai dengan kebijakan yang diambil oleh pemerintah Amerika Serikat.
1.5.2 Model Sistem Pengaruh Kebijakan ( policy Influncers system model )
Kerangka konseptual untuk politik dalam negeri ini berfokus pada korelasi antara pengambil keputusan (decision maker) dengan aktor-aktor politik dalam negeri yang berupaya mempengaruhi politik luar negeri. Aktor-aktor politik tersebut disebut dengan Policy Influencers (yang mempengaruhi kebijakan). Hubungan antara aktor-aktor dalam negeri ini dengan para pengambil keputusan disebut Policy Influencers System (sistem pengaruh kebijakan).
Policy Influencers System negara manapun merupakan serangkaian hubungan timbal balik yang kompleks antara pengambil kebijakan dengan aktor
(40)
15
politiknya. Aktor-aktor politik dalam negeri tersebut sering dianggap vital, karena merupakan sumber dukungan bagi para pembuat kebijakan dalam memutuskan suatu kebijakan.
Terkait dengan hal itu, maka William D. Coplin kemudian membagi model
Policy InfluencersSystem ini kedalam 4 model yaitu: (1) Bureaucratic Influencers
(birokrasi yang mempengaruhi), (2) Partisan Influencers (partai yang mempengaruhi), (3) Interest Influencers (kepentingan yang mempengaruhi), dan (4) Mass Influencers (opini publik atau massa yang mempengaruhi)15.
1. Bureaucratic Influencers ( birokrat yang mempengaruhi )
Salah satu tipe Policy Influencers yang ada disetiap negara modern adalah
Bureaucratic Influencers (birokrat yang mempengaruhi). Mengingat kompleksnya fungsi pemerintah, maka berkembanglah organisasi-organisasi yang berskala luas sebagai bagian dari lembaga Eksekutif. Bureaucratic Influencers merujuk pada berbagai individu serta organisasi di dalam lembaga Eksekutif pemerintah yang membantu para pengambil keputusan dalam menyusun serta melaksanakan kebijakan luar negeri16. Anggota birokrasi yang bertindak sebagai Policy Influencers kadangkala juga merupakan anggota kelompok pengambil keputusan karena Bureaucratic Influencers memiliki pengaruh sangat besar dan akses langsung pada pengambilan keputusan.
Adapun faktor lain yang menyebabkan Bureaucratic Influencers memiliki pengaruh dalam proses perumusan kebijakan adalah karena para pengambil
15
Dikutip dalam buku Coplin, William D. Pengantar Politik Internasional: Suatu Telaah Teoretis. Terjemahan : Marsedes Marbun. Bandung: CV. Sinar Baru. 1992. Hal. 81-91
16
Dikutip dalam buku Mubah, Safril. Menguak Ulah Neokons : Menyingkap Agenda Terselubung Amerika dalam Memerangi Terrorisme. Yogyakarta : Pustaka Belajar. 2007. Hal. 236
(41)
16
keputusan bergantung pada informasi-informasi penting dari Bureaucratic Influencers dalam proses pembuatan kebijakan serta bantuan dari Bureaucratic Influencers dalam melaksanakan kebijakan tersebut. Karena besarnya jasa kelompok-kelompok birokrat bagi para pengambil keputusan, maka kelompok ini terhadap kebijakan akhir cukup substansial. Kelompok-kelompok birokrat sangat berpengaruh dalam pengambilan keputusan karena kelompok-kelompok tersebut menyalurkan informasi kepada pengambil keputusan dan kemudian melaksanakan kebijakan yang dikeluarkan oleh pengambil keputusan itu. Dalam sistem politik terbuka dan tertutup, peranan Bureaucratic Influencers dalam proses penyusunan kebijakan luar negeri tidak jauh berbeda. Dalam kedua sistem politik ini,
Bureaucratic Influencers sering beroperasi di belakang layar melalui pemberian informasi untuk mengambil keputusan serta digunakan sebagai instrumen bagi pelaksanaan keputusan tersebut17.
Terkait dengan hal tersebut, maka AIPAC kemudian berusaha untuk mempengaruhi lembaga-lembaga pemerintahan AS, khususnya dalam badan Legislatif (Kongres) dalam pemerintahan Bush dengan cara melakukan pendistribusian anggota guna menyebarkan pengaruhnya dalam sistem pemerintah AS dan untuk menyalurkan kepentingan-kepentingan atau tuntutan-tuntutannya. Hal ini dilakukan dengan cara menempatkan orang-orangnya di lembaga-lembaga penting dalam pemerintahan, yang mana anggota-anggota tersebut nantinya tidak
17
(42)
17
hanya berada pada kongres AS, tetapi juga berada di Gedung Putih dan Pentagon yangmemegang peranan yang cukup penting18.
2. Partisan Influencers ( partai yang mempengaruhi )
Tipe Policy Influencers kedua adalah partai-partai politik yang mempengaruhi (Partisan Influencers), yang bertujuan menyaring tuntutan-tuntutan dari masyarakat kepada para pengambil keputusan yang berhubungan dengan kebijakan-kebijakan pemerintah. Partisan Influencers ini berupaya mempengaruhi kebijakan dengan cara menekan para pemerintah dengan menyediakan dan menempatkan orang-orangnya yang bisa berperan dalam pengambilan keputusan. Partisan Influencers dapat dipandang sebagai informasi dua arah (penghubung) dan juga sebagai sesuatu yang mempengaruhi saluran diantara para pengambil keputusan resmi dan anggota masyarakat19.
3. Interest Influencers (kepentingan yang mempengaruhi)
Interest Influencers terdiri atas sekelompok orang yang bergabung bersama melalui serangkaian kepentingan yang sama, yang belum cukup luas untuk bisa menjadi dasar aktivitas kelompok partai, namun sangat dibutuhkan untuk memberikan sumber-sumber informasi untuk mendapatkan dukungan dari
Policy Influencers atau pengambil keputusan yang lain. Kebanyakan kepentingan yang dibawa oleh kelompok ini bersifat ekonomis, tetapi juga bisa bersifat non-ekonomis yang digerakkan oleh ikatan-ikatan geografis dan etnis diantara mereka.
18
John J. Mearsheimer, Stephen M. Walt. The Israel Lobby And U.S. Foreign Policy. Hal. 17-19. Dikutip dalam An edited and reworked version of this paper was published in the London Review of Books Vol. 28, No. 6 (March 23, 2006), and is available online at www.lrb.co.uk, 1 Januari 2013
19
(43)
18
Interest Influencers bukanlah yang menentukan kebijakan luar negeri dari sebuah negara tetapi Interest Influencers merupakan faktor penting dalam proses pembuatan kebijakan luar negeri karena Interest Influencers berperan dalam mempengaruhi perhitungan para pengambil kebijakan luar negeri sebuah negara20.
4. Mass Influencers (opini publik atau massa yang mempengaruhi)
Tipe Policy Influencers yang terakhir adalah opini publik atau Mass Influencers (massa yang mempengaruhi) yang terwujud dalam opini publik yang dibentuk oleh media massa yang merupakan suatu hal yang sangat dipertimbangkan oleh para pengambil keputusan dalam proses penyusunan kebijakan luar negeri. Dampak dari sikap Mass Influencers bagi pengambil keputusan luar negeri sangat beraneka ragam, sesuai dengan tipe sistem politiknya.
Dalam sistem politik tertutup, sikap dan opini masyarakat sangat dipengaruhi oleh para pembuat kebijakan itu sendiri dengan memanfaatkan komunikasi massa atau peranan media (surat kabar, radio, televisi) serta partai yang pro terhadap rezim yang tengah berkuasa, pemerintah kemudian membangun suatu iklim opini yang mendukung kebijakan-kebijakan luar negeri mereka. Namun hal tersebut tidak bisa dijadikan suatu kesimpulan bahwa persetujuan rakyat terhadap berbagai kebijakan bersifat otomatis karena tidak selamanya rakyat setuju atau diam terhadap kebijakan yang akan dibuat tersebut sehingga para pengambil keputusan harus secara cermat membangun iklim opini publik untuk menutup peluang bagi rakyat untuk mengubah kebijakan itu. Sedangkan
20
(44)
19
dalam sistem politik terbuka, seperti di Negara demokratis, opini publik lebih bebas dari manipulasi langsung para pengambil keputusan meskipun memang tidak sebebas yang diharapkan, kebebasan yang berdasarkan pada kebebasan berbicara dan kebebasan pers. Di sisi lain, para pengambil keputusan tersebut membutuhkan Mass Influencers dalam pemilu dan sekalipun publik tidak mendikte politik luar negeri yang harus diambil tetapi publik memainkan peranan yang penting dalam pengambilan keputusan21.
Mengingat hal tersebut maka AIPAC sendiri juga menguasai media-media massa di Amerika dan menjadikannya sebagai sarana dan cara atau sebagai alat propaganda untuk memperburuk citra musuhnya, yang secara tak langsung memberikan dampak serta pengaruhnya terhadap opini publik masyarakat Amerika, sebab masyarakat bisa menjadi fungsi penekan dalam proses pembuatan kebijakan luar negeri di Amerika. Media massa digunakan untuk menyebarluaskan berita, wacana, dan debat politik yang menguntungkan Israel serta mensensor berita dan kritik yang merugikan Israel22. AIPAC sudah mengkhususkan sejumlah pakar, ahli, wartawan dan kolomnis untuk menjadi peneliti atau pengamat bagi ratusan majalah, koran dan laporan harian yang ada di 50 wilayah negara bagian guna mempermudah AIPAC dalam mempengaruhi para pembuat kebijakan luar negeri AS.
Adapun kemudian dalam penelitian ini, peneliti akan menganalisa permasalahan melalui dua model Policy Influencers System diatas, yaitu melalui
Bureaucratic Influencers (birokrat yang mempengaruhi) dan Mass Influlencers
21
Ibid,. Hal. 81-91 22
Dikutip dalam buku Sulaeman, Dina Y. Obama Revealed Realitas di Balik Pencitraan. Jakarta. 2009. Hal. 192
(45)
20
(opini publik atau media massa yang mempengaruhi). Hal ini dikarenakan AIPAC dalam pergerakannya lebih mengutamakan penyebaran pengaruh dengan menggunakan saluran formal dan institusional lainnya. Hal ini dapat dilihat dari AIPAC yang berupaya memasukan anggota-anggotanya kedalam struktur pemerintahan Presiden George Walker Bush serta penguatan pengaruh yang juga dilakukan di media massa melalui anggota-anggotanya yang merupakan jurnalis, kolumnis, dan akademisi. Adapun kesemuanya tersebut nantinya akan saling berkerjasama dalam mempengaruhi proses perumusan kebijakan luar negeri AS agar sesuai dengan kepentingannya.
1.5.3 Konsep Kelompok Kepentingan (Interest Group Concept)
Kelompok kepentingan (Interest Group)23 adalah sekelompok individu yang menyalurkan kepentingan-kepentingannya melalui struktur dan cara yang berbeda dengan cara yang ditempuh oleh sekelompok individu yang lainnya. Sebagai sarana untuk menyampaikan atau memperkuat penyampaian tuntutan kepentingan anggota masyarakat terhadap sistem politik, kelompok kepentingan menduduki posisi penting dalam setiap sistem politik. Sebagai kelompok yang terorganisasi, mereka tidak hanya memiliki sistem keanggotaan yang jelas, tetapi juga memiliki pola kepemimpinan, sumber keuangan untuk membiayai kegiatan, dan pola komunikasi baik ke dalam maupun ke luar organisasi24.
Menurut Gabriel A. Almond kelompok kepentingan adalah setiap organisasi yang berusaha mempengaruhi kebijaksanaan pemerintah, pada waktu yang sama,
23
Dikutip dalam buku Haryanto, Drs. Sistem Politik: Suatu Pengantar. 1982. Yogyakarta: Liberty. Hal. 72
24
Dikutip dalam buku Subakti, Ramlan. Memahami Ilmu Politik. 2010. Jakarta: Grasindo. Hal 140.
(46)
21
berkehendak memperoleh jabatan publik, yaitu jabatan politik maupun pemerintahan. Kelompok-kelompok kepentingan yang dibentuk ini bertujuan untuk memperkuat dan mengefektifkan tuntutan-tuntutan mereka dengan mengartikulasikan kepentingan mereka melalui anggota dewan, parlemen atau pejabat pemerintahan25.
Kelompok kepentingan memiliki tujuan untuk memperjuangkan sesuatu kepentingan dan mempengaruhi lembaga-lembaga politik agar mendapatkan keputusan yang menguntungkan atau menghindarkan keputusan yang merugikan. Kelompok ini muncul atas dasar rasa kesamaan kepentingan dan dalam tindakannya untuk mempengaruhi keputusan para pembuat kebijakan suatu Negara. Berdasarkan gaya pengajuan kepentingan, kelompok kepentingan dibedakan menjadi empat tipe menurut Grabriel Almond26. Tipe pertama yakni
Kelompok Kepentingan Anomik, kelompok kepentingan ini mengajukan kepentingan secara spontan dan berorientasi pada tindakan segera seperti demonstrasi. Tipe kedua, Kelompok Kepentingan Non-asosiasi, kelompok kepentingan tipe ini terbentuk apabila terdapat kepentingan yang sama yang perlu diperjuangkan. Apabila kepentingan sudah terpenuhi, kelompok ini akan bubar dengan sendirinya. Kelompok ini biasanya menggunakan cara-cara pendekatan informal pemerintahan dalam memperjuangkan kepentingannya. Tipe yang ketiga,
Kelompok Kepentingan Institusional, kelompok ini muncul di dalam lembaga-lembaga pemerintahan yang fungsinya bukan mengartikulasikan kepentingan. Anggota dari kelompok ini menduduki posisi penting maka pengaruh mereka
25
Dikutip dalam buku Mas’oed, Mochtar. Perbandingan Sistem Politik. 1997. Cetakan ke-14. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
26
Dikutip dalam buku Budiarjo, Miriam. Dasar-Dasar Ilmu Politik. 2008. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Hal. 387
(47)
22
dalam proses penyusunan sangat besar, tetapi cenderung melayani kepentingan sendiri. Tipe yang keempat, Kelompok Kepentingan Asosiasi, kelompok ini secara khusus berfungsi mengartikulasikan kepentingan kelompok. Kelompok ini terorganisasi dengan baik, dan secara terus menerus menjalin hubungan dengan para anggota dan pemerintah.
Dalam mempengaruhi kaum yang berpengaruh dalam pengambilan keputusan, mereka memerlukan akses untuk dapat mempengaruhi pejabat pemerintah, Senator, Kongres, atau bahkan Presiden. Untuk mencapai tujuan yang di inginkan kelompok kepentingan ini menggunakan cara atau teknik yang bisa dikatakan menyusup kedalam struktur pembuatan keputusan. Salah satu teknik penyampaian pengaruh yang dilakukan oleh kelompok kepentingan adalah
lobbying (melobi)27.
Dalam proses penyampaiannya, AIPAC memilih teknik lobbying, baik secara direct lobbying maupun lewat proses dengar pendapat, AIPAC melobi orang-orang yang berada di pemerintahan Amerika, dalam hal ini para anggota Kongres, Senat dan pejabat pemerintah lainnya seperti Presiden guna menyampaikan kepentingan-kepentingannya. Ini menggambarkan efektifnya sebuah kelompok kepentingan dalam mempengaruhi kebijakan luar negeri AS. Kegiatan lobbying ini mampu meningkatkan dukungan kepada Israel dan pasti berdampak positif bagi setiap kebijakan luar negeri Amerika terhadap Israel28.
27
Melobi pada dasarnya merupakan usaha yang dilaksanakan untuk mempengaruhi pihak-pihak yang menjadi sasaran agar terbentuk sudut pandangan positif terhadap topik lobi, dengan demikian diharapkan memberikan dampak positif bagi pencapaian tujuan. Dikutip dalam buku A.B. Susanto. Lobi dan Karir. Dikutip dari “Lobbying-The Jakarta Consulting Group”, http://www.jakarta,consulting.com/art-13-06.htm, diakses tanggal 3 Januari 2013
28
(48)
23
Cara-cara penyampaian kepentingan-kepentingannya, AIPAC juga memilih saluran-saluran yang dianggap mampu mempengaruhi para pembuat keputusan Amerika Serikat untuk menerima tuntutan-tuntutan mereka. Saluran-saluran yang dipilih melalui Saluran-saluran media massa. Penguasaan terhadap media massa dianggap cara mudah bagi AIPAC untuk menyampaikan kepentingan-kepentingannya. Hal ini dikarenakan sebagian besar media massa Amerika seperti televisi, radio, serta koran-koran dikuasai oleh kaum Yahudi yang notabene merupakan mayoritas rakyat Israel. Ini tentu sangat menguntungkan bagi Israel. Mereka dengan mudah melancarkan aksi-aksi mereka agar dapat mempengaruhi para pembuat kebijakan luar negeri Amerika agar mendukung Israel dan mematuhi semua kehendak mereka29.
1.6METODOLOGI PENELITIAN 1.6.1 Ruang lingkup Penelitian 1.6.1.1 Batasan Materi
Ruang lingkup penelitian ini berfungsi untuk memfokuskan dan mempermudah permasalahan yang di bahas sehingga sesuai dengan tujuan yang dikehendaki. Adapun batasan materi dari penelitian ini adalah dengan memfokuskan kajian yang akan ditekankan pada strategi AIPAC dalam proses pembuatan kebijakan politik luar negeri AS era pemerintahan George Walker Bush terkait konflik Israel dan Palestina.
29
Dikutip dalam “Akar Terrorisme Zionis (Bagian 1)”, http://indonesian.irib.ir/sosialita/-/asset_publisher/QqB7/content/id/5137564, diakses pada tanggal 10 Oktober 2012
(49)
24
1.6.1.2 Batasan Waktu
Dalam melaksanakan suatu penelitian diperlukan adanya keteraturan permasalahan yang akan dibahas. Oleh sebab itu, diperlukan adanya batasan waktu penelitian untuk membatasi ruang lingkup masalah agar tidak meluas serta memudahkan penulis dalam melakukan penelitian. Adapun batasan waktu dalam penelitian ini adalah pada Era pemerintahan Presiden George Walker Bush yaitu pada tahun 2001-2008. Penulis mengambil jangkauan pada tahun tersebut dikarenakan pada tahun tersebut George W. Bush menjabat sebagai Presiden Amerika selama dua periode dan adanya perubahan kebijakan luar negeri Amerika yang sangat signifikan.
1.6.2 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian Eksplanatif. Metode penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan mengapa satu fakta atau kondisi tersebut terjadi dan bagaimana hubungannya dengan fenomena lainnya. Peneliti melakukan pengamatan terhadap hubungan variabel yang sudah tercantum dalam penelitian, serta menguji hipotesa. Jadi dalam hal ini peneliti ingin mengamati atau meneliti tentang strategi AIPAC yang mana dapat mempengaruhi proses pembuatan kebijakan Amerika Serikat terkait konflik Israel dan Palestina.
(1)
1.6.1.2 Batasan Waktu
Dalam melaksanakan suatu penelitian diperlukan adanya keteraturan permasalahan yang akan dibahas. Oleh sebab itu, diperlukan adanya batasan waktu penelitian untuk membatasi ruang lingkup masalah agar tidak meluas serta memudahkan penulis dalam melakukan penelitian. Adapun batasan waktu dalam penelitian ini adalah pada Era pemerintahan Presiden George Walker Bush yaitu pada tahun 2001-2008. Penulis mengambil jangkauan pada tahun tersebut dikarenakan pada tahun tersebut George W. Bush menjabat sebagai Presiden Amerika selama dua periode dan adanya perubahan kebijakan luar negeri Amerika yang sangat signifikan.
1.6.2 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian Eksplanatif. Metode penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan mengapa satu fakta atau kondisi tersebut terjadi dan bagaimana hubungannya dengan fenomena lainnya. Peneliti melakukan pengamatan terhadap hubungan variabel yang sudah tercantum dalam penelitian, serta menguji hipotesa. Jadi dalam hal ini peneliti ingin mengamati atau meneliti tentang strategi AIPAC yang mana dapat mempengaruhi proses pembuatan kebijakan Amerika Serikat terkait konflik Israel dan Palestina.
(2)
1.6.3 Tingkat Analisa Data
Tingkat analisa yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Reduksionis30. Disebut reduksionis karena unit eksplanasi dalam penelitian ini, yaitu AIPAC sebagai kelompok kepentingan lebih rendah dari Negara sebagai unit analisanya.
1.6.4 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan melalui kegiatan studi kepustakaan yang digunakan sebagai landasan teori/konsep bagi peneliti dalam berpendapat dan menganalisis suatu permasalahan. Studi pustaka ini diperoleh dari skripsi, dari teori-teori maupun opini para ahli yang bersumber dari buku maupun internet. Secara berurutan, teknik pengumpulan data diawali dengan mengumpulkan data sebanyak mungkin. Setelah dikumpulkan, data diseleksi dan di kelompokan kedalam beberapa bab pembahasan yang disesuaikan dengan sistematika penulisa
1.6.5 Teknik Analisa Data
Dalam menganalisa penelitian ini, penulis menggunakan tiga tahap, yakni : 1. Pemeriksaan. Berfungsi untuk melihat apakah data yang di kumpulkan sudah
fallid, (benar atau bahkan salah).
2. Pengolahan. Pada tahapan ini peneliti mengolah data untuk dipilah-pilah mana yang cocok dan sesuai dengan kategori yang di butuhkan oleh masing masing sub bab penelitian.
30 Menurut Mochtar Mas’oed, tingkat analisa Reduksionis adalah unit eksplanasinya berada di
tingkat lebih rendah dari unit analisanya, dikutip dalam Mas’oed, Mochtar. Ilmu Hubungan Internasional : Disiplin dan Metodologi. Jakarta : LP3ES. 1990. Hal. 38-39
(3)
3. Analisa data dan interpretatif. Tahapan akhir ini menjadikan data yang mentah dan yang sudah di olah tadi untuk kemudian dianalisa dan di interpretasikan oleh peneliti.
1.6.6 Sumber Data
Pada penelitian ini, penulis menggunakan data sekunder. Yaitu data yang di dapat dari sumber lain yang masih berhubungan dengan penelitian yang akan dilakukan. Data sekunder cenderung siap pakai yang artinya siap diolah dan di analisis oleh peneiti. Adapun kemudian data-data tersebut didapat dari berbagai literatur seperti buku-buku dan jurnal di perpustakaan maupun laboratorium Hubungan Internasional, kliping berbagai koran maupun majalah, serta data-data yang dapat dipertanggungjawabkan dari internet atau bahan-bahan pustaka yang dapat dijadikan acuan dalam menjawab rumusan masalah diatas.
1.7 HIPOTESA
Dari penjelasan diatas, maka penulis dapat menarik sebuah hipotesa bahwa strategi AIPAC dalam mempengaruhi kebijakan luar negeri AS terkait konflik Israel dan Palestina sangatlah kuat. Hal tersebut dapat dilihat dari berhasilnya AIPAC dalam membentuk strategi-strategi yang membuat Bush menerima masukan-masukan dalam proses pembuatan kebijakan luar negeri Amerika Serikat. Peran AIPAC dalam melakukan intervensi kebijakan luar negeri AS terutama yang berkaitan dengan kepentingan Israel dalam menyalurkan kepentingannya untuk menduduki tanah Palestina ialah melalui lobbying (melobi), khususnya dalam Kongres (Legislatif), serta penguasaan dan manipulasi media
(4)
massa untuk mempengaruhi opini publik. Adapun kesemuanya tersebut akan memberikan pengaruh dalam proses pembuatan kebijakan luar negeri AS pada masa pemerintahan George W.Bush agar sesuai dengan kepentingannya.
1.8 Alur Pemikiran
Strategi AIPAC terhadap Kebijakan Luar Negeri AS Era George. W. Bush terkait Konflik Israel dan Palestina
Teori : Decision Making Process (Politik-Birokratik) Model : Sistem Pengaruh Kebijakan (Policy Influencers System Model)
Konsep : Kelompok
Kebijakan Luar Negeri Amerika Serikat terkait Konflik Israel dan Palestina
Studi pustaka diperoleh dari skripsi, dari teori-teori maupun opini para ahli yang bersumber dari buku maupun internet.
(5)
1.9 SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika penulisan dalam penelitian ini terbagi ke dalam 5 (lima) bab, sebagai berikut:
Bab I. Pendahuluan
Komposisi dari Bab ini, terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian yaitu manfaat akademik dan manfaat praktis, penelitian terdahulu, landasan teori/model dan konsep, metode penelitian, hipotesa, alur pemikiran dan sistematika penulisan. Dalam metode penelitian, penulis membagi kedalam ruang lingkup penelitian yaitu batasan materi dan batasan waktu, tipe penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisa data, dan sumber data.
BAB II. Politik Luar Negeri Amerika Serikat terhadap Konflik Israel dan Palestina
Dalam bab ini, penulis menjelaskan tentang gambaran umum konflik yang terjadi antara Israel dan Palestina dan intervensi AS dalam konflik kedua Negara yang dalam bentuk pengeluaran kebijakan luar negeri AS, serta reaksi dari Negara Palestina terhadap intervensi AS tersebut.
BAB III. AIPAC (American Israel Public Affairs Committee) dan Proses Pembuatan Kebijakan Luar Negeri Amerika Serikat
Dalam bab ini, penulis akan menjelaskan tentang Profil AIPAC yang berisikan mengenai sejarah AIPAC, tujuan AIPAC, keanggotaan AIPAC, lembaga-lembaga yang berafiliasi dengan AIPAC, proses pengambilan kebijakan
(6)
luar negeri AS dan aktor-aktor yang mempengaruhi kebijakan tersebut untuk mengetahui posisi AIPAC dalam proses pembuatan kebijakan luar negeri AS.
BAB IV. Strategi AIPAC Dalam Mempengaruhi Kebijakan Luar Negeri AS Era George Walker Bush Terkait Konflik Israel dan Palestina
Dalam bab ini akan menjelaskan strategi AIPAC melalui Bureaucratic Influencers (birokrat yang mempengaruhi) dan Mass Influencers (media massa yang mempengaruhi) untuk mempengaruhi opini publik dalam proses pembuatan kebijakan luar negeri AS terkait konflik Israel-Palestina era pemerintahan George Walker Bush.
BAB V. Berisi kesimpulan dari bab-bab sebelumnya serta saran
Dalam bab ini, penulis menarik segala kesimpulan terkait strategi AIPAC terhadap kebijakan AS serta keterlibatannya terhadap segala keputusan yang yang di ambil AS terkait konflik Israel-Palestina.