BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG - Barack Obama dalam berita

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pemilu Amerika menjadi suatu bentuk hiburan tersendiri bagi masyarakat Indonesia bahkan diseluruh dunia, hampir semua masyarakat di seluruh belahan dunia ingin mengetahui keadan politik negeri paman sam. Dimana para calon kandidat Barack Obama dari partai Demokrat dan Jhon MeCain dari Republik bersaing untuk menjadi orang nomor satu di Amerika. Hal ini tentu tidak lepas dari peran media dalam memberikan informasi tentang keadan politik AS, baik media cetak ataupun media elektronik banyak memuat atau menayangkan berita – berita mengenai politik presiden Seperti yang diungkapkan oleh Douglas Kellner mengenai peran media dalam politik presiden.

“In the contemporary era of media politics, image and media spectacle have played an increasingly important role in presidential politics and other domains of society. With the increasing tabloidization of corporate journalism, lines between news, information and entertainment have blurred, and politics has become a form of entertainment and spectacle (Kellner,2009:3)

Kellner mengungkapkan Dalam era politik media kontemporer, gambar dan tontonan media telah memainkan peran semakin penting dalam politik presiden. Dengan semakin banyaknya media massa, garis antara berita, informasi dan hiburan telah kabur, dan politik telah menjadi suatu bentuk hiburan dan tontonan yang menarik.

Pemilihan Presiden Amerika Serikat menjadi tontonan yang menarik bagi masyarakat Indonesia. Berbagai kalangan, tua muda, laki – laki, perempuan, pendidikan tinggi – rendah antusias mengikuti pemberitaan tentang pemilu di

Amerika Serikat. Antusiasme itu ditangkap oleh jejak pendapat litbang Kompas yang dilakukan sehari setelah Pemilu Amerika Serikat digelar 4 November lalu. Sebanyak 91,5 % responden mengaku mengikuti pemberitaan pesta demokrasi di negeri Paman Sam itu lewat media massa. Bahkan, 35,9% tidak mau ketinggalan berita barang seharipun, merasa perlu mengikutinya setiap hari. Jika dilihat lebih jauh ketertarikan untuk mengikuti pe mberitaan pemilu di negara yang dijuluki ” Adidaya” dan pelopor demokrasi ini merata di semua kalangan meskipun dengan derajat ketertarikan yang berbeda – beda, Laki – laki dan perempuan, misalnya, sama – sama menyukai pemberitaan pemilu Amerika Serikat, tetapi terlihat bahwa porsi jumlah laki – laki lebih banyak yang mengikuti.

Dilihat dari sisi pendidikan makin tinggi pendidikan responden makin intens mengikuti pemberitaan media tentang pemilu Amerika Serikat. Sementara usia tidak berpengaruh pada ketertarikan mengikuti pemberitaan moment bersejarah di Amerika Serikat. Ini artinya, pemilu Amerika Serikat menjadi konsumsi publik Indonesia, baik tua maupun muda. (Setiawan, 2008: 10).

Penulis ingin melihat lebih dalam tentang pemberitaan Obama oleh media massa di Indonesia dengan segala perspektifnya melalui madia massa Kompas dan Republika saja, khususnya pada tanggal 6 November 2008 sampai dengan 20 Januari 2009. Alasan dari pemilihan kedua media tersebut karena dua media massa tersebut memiliki cara yang berbeda dalam penyajian berita-berita mengenai kemenangan Barack Obama mengacu pada visi misinya secara jelas selain itu pengalaman yang lama di belantika pers Indonesia menjadikan mereka dapat eksis sebagai lembaga pers.

Penulis memilih Kompas karena, Kompas memiliki peran yang penting dalam berpartisipasi dalam membangun masyarakat Indonesia baru, yaitu masyarakat dengan kemanusiaan yang transendental, persatuan dalam perbedaan, menghormati individu dan masyarakat yang adil dan makmur. Faktor yang menjadi sentral dalam visi ini adalah manusia dan kemanusiaan beserta cobaan, permasalahan, aspirasi, hasratnya, keagungan dan kehinaan. Kompas tergerak oleh visi ini dan berusaha peka akan nasib manusia

Kompas juga memiliki misi dengan berkomitmen membangun masyarakat Indonesia Baru dan titik sentral pada manusia dan kemanusiaan, Kompas dalam pemberitaannya, membawakan nilai-nilai demokratis, kemanusiaan dan hak asasi manusia. Apalagi di era reformasi seperti sekarang ini, wacana demokerasi, kebebasan pers dan hak asasi manusia menjadi hal utama. Dalam situasi kebebasan pers ini, Kompas dituntut untuk menyampaikan informasi padat, menghormati hati nurani, penuh wawasan dan cerdas serta tidak mengumbar sensualitas belaka layaknya koran-koran kuning. Dalam membawakan komitmen itu Kompas mempunyai misi mengasah nurani membaur cerdas. Bisa dikatakan Kompas telah beredar di seluruh pelosok tanah air. Apalagi dengan sistem cetak jarak jauh yang memungkinkan pembaca didaerah menikmati Kompas sedini mungkin seperti pembaca di Jakarta dan sekitarnya.

Sedangkan penulis memilih surat kabar Republika karena, Corak jurnalisme Republika sendiri dilandasi keinginan untuk menyajikan informasi yang lengkap dan komperhensif pagi para pembacanya untuk itu berita yang ditampilkan berusaha memberi warna baru dalam jurnalisme Indonesia, terutama

dari segi pengemasan, pendalaman, dan penyajianya dibandingkan media lain. Isi Pemberitaan surat kabar Republika tidak terlepas dari Misi dan Visi Harian Umum Republika, isi berita yang ditampilkan lebih banyak bernuansa Islam. Meskipun demikian untuk memenuhi tuntutan masyarakat Harian Republika juga menampilkan berita lain yang menarik dan untuk konsumsi publik. Pada halaman pertama kita akan mendapatkan tampilan berita utama. Topik Nasional hadir di 2 (dua) halaman penuh. Disamping itu masih banyak topik-topik lain yaitu Nusantara, Opini, Telisik, Internasional, Ekonomi Bisnis, Kabar Kota, Bursa, Wawancara, Investasi Global, Syariah, Sepak Bola, Arena, Iptek dan Kesehatan, Pendidikan, Warna dan TV Guide, Warna. Dalam masa krisis seperti sekarang, Harian Umum Republika tetap konsisten terbit dengan 28 halaman.

Apalagi dalam masa Pemilu sekarang ini Republika menampilkan 2 halaman penuh khusus untuk menampilkan berita seputar Pemilu. Untuk kalangan pebisnis dapat memanfaat halaman Class Ad untuk menawarkan produknya melalui iklan yang dipasang di harian Republika ini. Pada halaman Opini di sediakan 1 (satu) halaman untuk menuangkan ide tulisan yang berasal dari pakar ataupun pembaca mengenai topik-topik yang sedang hangat di masyarakat.

Surat kabar Republika meggunakan gaya bahasa seperti harian umum lainnya, Republika menggunakan Bahasa Indonesia dengan gaya yang mudah dipahami oleh seluruh pembaca yang ada di seluruh Nusantara. Dengan bahasa yang lugas Republika menampilkan berita terkini penuh inovatif dan bergaya modern, apalagi dilengkapi dengan foto-foto yang menarik. Nuansa Islam sangat Surat kabar Republika meggunakan gaya bahasa seperti harian umum lainnya, Republika menggunakan Bahasa Indonesia dengan gaya yang mudah dipahami oleh seluruh pembaca yang ada di seluruh Nusantara. Dengan bahasa yang lugas Republika menampilkan berita terkini penuh inovatif dan bergaya modern, apalagi dilengkapi dengan foto-foto yang menarik. Nuansa Islam sangat

B. PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, dapat penulis rumuskan masalah sebagai berikut : Apakah terdapat perbedaan yang signifikan dalam pemberitaan terpilihnya Barack Obama menjadi presiden Amerika Serikat dalam Surat kabar Kompas dan Republika pada periode 6 November 2008 – 20 Januari 2009.

C. TUJUAN PENELITIAN

Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan dalam pemberitaan terpilihnya terpilihnya Barack Obama menjadi presiden Amerika Serikat di Surat kabar Kompas dan Republika pada periode 6 November 2008 –

20 Januari 2009.

D. MANFAAT PENELITIAN

 Manfaat teoritis yaitu pengembangan ilmu pengetahuan khususnya ilmu komunikasi

 Manfaat terapan dapat digunakan sebagai pembendaharaan penelitian bagi mahasiswa fakultas ilmu sosial dan ilmu politik pada umumnya dan mahasiswa fakultas ilmu sosial dan ilmu politik jurusan komunikasi pada khususnya

 Hasil penelitian diharapkan dapat berguna sebagai bahan informasi bagi peneliti lain yang akan meneliti masalah yang sama atau yang berkaitan

E. LANDASAN TEORI

1. SURAT KABAR

Banyak ungkapan yang dipakai oleh para ahli untuk menunjukan asal-usul pers. Diantaranya yang cukup ekspresif ialah sosiolog Kanada McLuhan ia menyebut pers dan media massa umumnya sebagai ”the existence of man”, eksistensi manusia. Kodrat pembawaan dan kebutuhan esensial manusia ialah berkomunikasi, ia menyatakan diri, ia berbicara, ia menerima pesan dan menyampaikan pesan, ia berdialog, ia menyerap yang dilihat dan didengarnya, ia berada dalam suatu lingkungan dan bercengkrama dengan lingkungan dan dengan proses itu, ia menyatakan dan mengembangkan peri kehidupan yang bermasyarakat (Oetama, 1987:4).

Bitter (1986) menyebutkan bahwa tahun 59 SM di kota Roma telah terbit sebuah buletin untuk warga kota yang disebut dengan Acta Diurna yang memuat pelbagai pengumuman dan diletakan pada pendopo balai kota. Penerbitan surat kabar yang bermutu lebih baik setelah berkembang luasnya percetakan baru dapat terlihat di Italia sekitar tahun 1600. Waktu itu terbit surat kabar yang disebut dengan Gazette (Liliweri, 1991:12)

Surat kabar memiliki tiga kriteria yaitu: surat kabar terikat dengan aktualitas. Semakin aktual laporan surat kabar, semakin baik. surat kabar berusaha menjaga aktualitasnya dengan cara menyajikan berita segar lebih luas dan dengan latar belakang yang lebih banyak

dibandingkan media massa elektronik. Sebab itu pula komentar surat kabar selalu berkaitan dengan peristiwa harian diseluruh dunia, surat kabar hidup dengan berita-berita dari hari ke hari. Karakter lain surat kabar adalah periodisitas. Surat kabar diterbitkan dalam jangka waktu yang sesingkat mungkin. seperti radio, beberapa surat kabar tidak hanya terbit sekali dalam sehari. Misalnya surat kabar Asahi Shimbun Jepang terbit sampai 16 kali dalam setiap hari, salah satu surat kabar berbahasa Jerman di Switzerland biasa diterbitkan tiga kali sehari. Kriteria yang terakhir dari surat kabar ialah sifat universal dalam isi dan akses. Pada umumnya surat kabar mengupas semua masalah hidup manusia karena itu bersifat universal. Surat kabar juga mengupas berita-berita politik, ekonomi, budaya, hiburan dan juga olah raga. Tetapi ada juga surat kabar yang meski memfokus pada salah satu bidang saja, misalnya Financial Times atau Wallstreet Journal, yang memberikan informasi khusus mengenai ekonomi (Obon & Jebarus,2001:99).

Untuk surat kabar harian, berita-berita pada halaman pertama sangat penting karena halaman pertama ibarat etalase sebuah toko: penyajiannya mendorong orang untuk membeli dan membaca. Lay-out dan penyajian halaman depan dengan baik memberikan rasa akrab kepada para pembaca. Pada halaman pertama dicantumkan nama surat kabar, logo dan desain nama. Semua ini bagaikan bendera memberikan warna khas dan arah surat kabar tersebut. Halaman judul berisi berita- berita penting menurut seleksi editor, pada umumnya dapat dilihat pada Untuk surat kabar harian, berita-berita pada halaman pertama sangat penting karena halaman pertama ibarat etalase sebuah toko: penyajiannya mendorong orang untuk membeli dan membaca. Lay-out dan penyajian halaman depan dengan baik memberikan rasa akrab kepada para pembaca. Pada halaman pertama dicantumkan nama surat kabar, logo dan desain nama. Semua ini bagaikan bendera memberikan warna khas dan arah surat kabar tersebut. Halaman judul berisi berita- berita penting menurut seleksi editor, pada umumnya dapat dilihat pada

2. BERITA

Pada tahun 1882 Charles A. Dana mengungkapkan ”When a dog bites a man that is not news, but when a man bites a dog that is news ” (apabila seekor anjing menggigit orang itu bukanlah berita, akan tetapi apabila orang menggigit anjing itu baru berita).

Sedangkan menurut Dean M. Spencer, dalam bukunya ”News Writing”. Berita didefinisikan sebagai suatu kenyataan atau ide yang

benar dapat menarik perhatian, sebagian dari pembaca. Menurut batasan atau definisi, berita dalam arti teknis jurnalistik adalah : laporan tentang fakta atau ide yang termasa, yang dipilih oleh staf redaksi suatu harian untuk disiarkan, yang dapat menarik perhatian pembaca, entah karna itu luar biasa, entah karena pentingnya atau akibatnya, entah pula ia mencakup msegi-segi human interest seperti humor, emosi dan ketegangan (Assegaff, 1983:23).

Sebuah laporan atau pemberitahuan mengenai terjadinya sebuah peristiwa atau keadaan yang bersifat umum dan baru saja terjadi yang disampaikan oleh wartawan di media massa. Faktor peristiwa atau keadaan menjadi pemicu utama terjadinya sebuah berita. Dengan kata Sebuah laporan atau pemberitahuan mengenai terjadinya sebuah peristiwa atau keadaan yang bersifat umum dan baru saja terjadi yang disampaikan oleh wartawan di media massa. Faktor peristiwa atau keadaan menjadi pemicu utama terjadinya sebuah berita. Dengan kata

Dari ketentuan yang ditetapkan oleh Kode Etik Jurnalistik bahwa sebuah berita harus cermat dan tepat atau dalam bahasa jurnalistik harus akurat. Selain cermat dan tepat, berita juga harus lengkap (complete), adil (Fair) dan berimbang (balanced). Kemudian berita harus tidak mencampurkan fakta dan opini sendiri atau dalam bahasa akademis disebut objektif, syarat prtaktis tentang penulisan berita yaitu berita harus ringkas (concise), jelas (clear) dan hangat (current) (Budyatna, 2006:47).

Berita dapat diklasifikasikan ke dalam dua kategori: berita berat (hard news) dan berita ringan (soft news) berita berat adalah berita yang sangat penting terkait dengan peristiwa yang sangat menegangkan, mencengangkan, mengejutkan dan pada peristiwa yang mengguncangkan menyita perhatian serta yang mengandung konflik dan memberi sentuhan-sentuhan emosional dan melibatkan tokoh masyrakat, orang terkenal. Karena menyangkut peristiwa atau masalah penting, maka perlu secepatnya diketahui masyuarakat, maka naskah berita dibuat sedemikian rupa tidak terlalu panjang, cukup di ungkapkan hal-hal yang menonjol atau paling penting saja (Yosef, 2009:23).

Sedangkan berita ringan adalah kebalikan dari hard news, menunjuk pada pada peristiwa yang lebih bertumpu pada unsur-unsur ketertarikan manusiawi bersangkut paut dengan kejadian-kejadian umum.

Berita yang tidak terlalu penting sehingga tidak harus secepatnya diketahui masyarakat namun demikian, berita ini tetap dinilai menarik dan ada manfaatnya bagi khalayak sehingga ttetap disebarluaskan kepada khalayak. Karena dari segi urgensinya tidak terlalu tinggi, maka penyebaranya luasan berita seperti ini baik melalui media massa cetak, tidak harus menjadi berita pertama tetapi dapat ditempatkan pada bagian tengah atau bagian akir. Berita seperti ini juga dapat disebut sebagai”Time less News” yaitu berita yang penyebarluasanya tidak terikat waktu. Artinya dapat disebarluaskan pada kesempatan berikutnya (Yosef, 2009:25).

Struktur Berita

 Nilai Berita

Significance (penting)

Yakni kejadian yang berkemungkinan mempengaruhi orang banyak, atau kejadian yang punya akibat terhadap kehidupan pembaca.

Magnitude (besaran)

Yakni kejadian yang menyangkut angka – angka yang berarti bagi kehidupan orang banyak, atau kejadian yang berakibat yang bisa dijumlahkan dalam angka yang menarik buat pembaca.

Timeliness (waktu)

Yaitu menyangkut hal – hal yang baru terjadi, atau baru dikemukakan.

Proximity (dekat)

Yaitu kejadian yang dekat bagi pembaca, kedekatan ini bisa bersifat geografis maupun emosional.

Promonence (tenar)

Yakni menyangkut hal –hal yang terkenal atau sangat dikenal oleh pembaca.

Human Interest (manusiawi)

Yakni kejadian yang memberi sentuhan perasaan bagi pembaca, kejadian yang menyangkut bagi orang biasa dalam situasi luar biasa, atau orang besar dalam situasi biasa (Mursito, 1999. 63).

 Teknik Penulisan Berita

JUDUL LEAD BODY PENUTUP

Bill Parks memaparkan mengenai penulisan piramida terbalik yaitu ”Seperti yang telah kita lihat, keunggulan utama dari piramida terbalik adalah: menyampaikan informasi secara efisien, sehingga pembaca dapat memahami fakta-fakta dengan cepat ‟. Djafar H. Assegaff mengemukakan tujuan dari penulisan berita menggunakan gaya penulisan berita Piramida Terbalik adalah untuk Bill Parks memaparkan mengenai penulisan piramida terbalik yaitu ”Seperti yang telah kita lihat, keunggulan utama dari piramida terbalik adalah: menyampaikan informasi secara efisien, sehingga pembaca dapat memahami fakta-fakta dengan cepat ‟. Djafar H. Assegaff mengemukakan tujuan dari penulisan berita menggunakan gaya penulisan berita Piramida Terbalik adalah untuk

Setiap tulisan yang berbentuk berita, sekurang-kurangnya memuat 3 bagian, yakni pembukaan (lead, intro), tubuh (body), dan penutup. Bagian body, bisa berupa detail, perluasan lead, pendukung lead, dan latar belakang.

Lead adalah bagian terpenting, paling kuat dan menonjol, merupakan inti dari keseluruhan berita. Lead menonjolkan bagian- bagian penting seca ra ringkas, dan ia bertugas “merayu” pembaca agar membaca berita tersebut. Lead kadang memuat keseluruhan unsur 5W+1H. Body dan Penutup bagian kedua, yakni tubuh adalah bagian yang menguraikan lebih lanjut pokok-pokok fakta yang terdapat pada lead. Unsur “bagaimana” dan “mengapa” biasanya mengambil banyak uraian dalam tubuh berita (Mursito, 1999. 63).

3. BERITA POLITIK

Werren, dalm bukunya “Modern News Reporting” mengungkapkan “Newspaper policy manifests it self more definitely and consistently in politics and public affairs are inseparable ” (politik surat kabar nampak dengan tegas dan nyata di dalam pemberitaan politik Werren, dalm bukunya “Modern News Reporting” mengungkapkan “Newspaper policy manifests it self more definitely and consistently in politics and public affairs are inseparable ” (politik surat kabar nampak dengan tegas dan nyata di dalam pemberitaan politik

Berita politik adalah berita mengenai berbagai macam aktifitas politik yang dilakukan para pelaku politik di partai politik, lembaga legislatif, pemerintahan dan masyarakat secara umum. Kehidupan politik dan kenegaraan secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi kehidupan rakyat, karena itu setiap orang akan tertarik dengan berita- berita politik. Pengertian politik di sini adalah dalam arti yang luas, yakni sebagai ilmu pemerintahan negara, jadi tidak hanya terbatas kepada pengertian partai dan kegiatannya. Jadi politik dalam arti yang luas yang dimaksudkan itu akan mencakupi tidak saja masalah kenegaraan, sejak dari diplomasi internasional, pemilihan umum dan krisis-krisis kabinet, akan tetapi juga sampai kepada masalah-masalah politik yang timbul di daerah-daerah.

Hampir semua media menampilkan berita politik sebagai sajiannya, bahkan beberapa media umum menempatkan berita politik sebagai berita utama. Penempatan politik sebagai berita utama tampaknya terbawa kecendrungan masa lalu yang menempatkan politik sebagai sesuatu yang sangat penting. Dalam perkembangannya, masyarakat justru kurang menyukai berita politik. Berbagai peristiwa politik yang disertai manuver para politisi justru membuat masyarakat tidak simpati pada politik (Djuraid, 2006:45).

4. KEBIJAKAN REDAKSIONAL

David L Sills mengungkapkan, sehubungan dengan pengertian kebijakan, Ia menyatakan kebijakan ialah ”suatu perencanaan atau program mengenai apa yang akan dilakukan dalam menghadapi problem tertentu dan cara bagaimana melakukan atau melaksanakan sesuatu yang telah direncanakan a tau diprogramkan” ( Safiie & Tanjung, 1999:47).

Louis M. Lyons mantan kurator yayasan Nieman Di Universitas Harvard mengungkapkan fungsi editorial adalah menentukan suasana atau sifat surat kabar. Jika seseorang membutuhkan alasan bagi editorial atau mencoba menentukan peranan utama dari sebuah editorial, peran itu mengungkapkan suasana surat kabar. Hal ini lebih dari sekedar kebijaksanaan persuratkabaran. Ini merupakan kesempatan untuk menunjukan institusi itu sendiri sebagai sebuah kekuatan yang beradab yang memberi peradaban (Rivers, Mclntyre & Work, 1994:59).

Editorial dapat dikatakan sebagai pertanggung jawaban atas berita-berita yang dipilih dan disajikan, tanggung jawab atas komitmen terhadap pembangunan masyarakat hal ini berhubungan dengan fungsi editorial yakni; yang petama memberikan bimbingan kepada masyarakat agar dalam kehidupannya lebih efektif, atau dengan perkataan lain memberikan bimbingan kepada masyarakat dalam menghadapi persoalan-persoalan yang dihadapi masyarakat. Kedua, memberikan penjelasan kepada pembaca tentang berita-berita hangat/aktual. Ketiga, mengajak pembaca berbincang tentang suatu persoalan aktual, sebelum Editorial dapat dikatakan sebagai pertanggung jawaban atas berita-berita yang dipilih dan disajikan, tanggung jawab atas komitmen terhadap pembangunan masyarakat hal ini berhubungan dengan fungsi editorial yakni; yang petama memberikan bimbingan kepada masyarakat agar dalam kehidupannya lebih efektif, atau dengan perkataan lain memberikan bimbingan kepada masyarakat dalam menghadapi persoalan-persoalan yang dihadapi masyarakat. Kedua, memberikan penjelasan kepada pembaca tentang berita-berita hangat/aktual. Ketiga, mengajak pembaca berbincang tentang suatu persoalan aktual, sebelum

Opini yang berasal dari media massa bersumber pada ”kebijakan redaksional” (editorial policy). Kebijakan redaksional bagaikan ”ideologi” suatu partai politik Yang menjadi dasar kegiatan

seluruh kegiatan jurnalistik. Kebijakan redaksional ditentukan oleh visi dan misi media massa. Kebijakan redaksional adalah opini berisi pendapat dan sikap resmi suatu media sebagai institusi penerbitan terhadap persoalan aktual, fenomenal, atau kontroversial yang berkembang di masyarakat. Opini yang ditulis pihak redaksi diasumsikan mewakili redaksi sekaligus mencerminkan pendapat dan sikap resmi media yang bersangkutan.

Kebijakan Redaksional (Editorial Policy) adalah ketentuan yang disepakati oleh redaksi media massa tentang kriteria berita atau tulisan yang boleh dan tidak boleh dimuat atau disiarkan, juga kata, istilah, atau ungkapan yang tidak boleh dan boleh dipublikasikan, sesuai dengan visi dan misi media. . Di media cetak (surat kabar, majalah, tabloid), kebijakan itu dirinci dalam ”buku gaya bahasa” (style book) atau buku pedoman penggunaan standar kata/ bahasa untuk keseragaman penulisan. Gaya penulisan itu harus ditaati oleh wartawan agar terjadi keseragaman dalam teknis penulisan kata-kata, gaya bahasa atau kalimat, dan istilah. Kebijakan redaksional ditetapkan sebagai standar bagi Kebijakan Redaksional (Editorial Policy) adalah ketentuan yang disepakati oleh redaksi media massa tentang kriteria berita atau tulisan yang boleh dan tidak boleh dimuat atau disiarkan, juga kata, istilah, atau ungkapan yang tidak boleh dan boleh dipublikasikan, sesuai dengan visi dan misi media. . Di media cetak (surat kabar, majalah, tabloid), kebijakan itu dirinci dalam ”buku gaya bahasa” (style book) atau buku pedoman penggunaan standar kata/ bahasa untuk keseragaman penulisan. Gaya penulisan itu harus ditaati oleh wartawan agar terjadi keseragaman dalam teknis penulisan kata-kata, gaya bahasa atau kalimat, dan istilah. Kebijakan redaksional ditetapkan sebagai standar bagi

Kebijakan redaksional ditentukan oleh Dewan Redaksi yang terdiri dari unsur-unsur direksi, redaktur, pemasaran, iklan dan sebagainya. Kurun waktu berlakunya kebijakan redaksional ada yang bersifat setrategis ada yang teknis. Kebijakan yang strategis berlaku lama dan agak permanen, misaln ya ” tidak berlaku oposan terhadap penguasa”. Kebijakan yang teknis misalnya dalam membela kepentingan rakyat, persahabatan dengan pengusaha dan kekuatan politik, agama, suku dan golongan tertentu. Meskipun media massa selalu mengklaim diri sebagai ”media komunikasi massa” yang independen, namun pada akhirnya khalayak bisa mengetahui bahwa tidak ada media massa yang netral. Khalayak bisa mengetahui hal tersebut dari tajuk, ulasan, komentar, pojok dan karikatur. Bahkan dari judul atau isi berita yang disajikan oleh media massa, khalayak bisa mengetahui sikap atau mungkin keberpihakan media massa. Apakah tujuanya untuk mempertahankan dan meningkatkan pelanggan, maka kebijakan redaksional seperti itu merupakan bagian dari rekayasa berita. Para redaktur telah melakukan seleksi atas berita-berita dan gambar-gambar di media massa mereka yang menyenangkan atau menghibur pelanggan dan pembaca (Pareno, 2003:92).

5. ANALISIS ISI

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis Isi (Content Analysis). Kerlinger mengatakan bahwa : ”Content analysis is a method of studying and analyzing communication in a systematic and qualitative manner to measure variables”

Analisis isi adalah suatu metode studi dan analisa tentang isi komunikasi (tersurat dan tersirat) secara sistematis, logis, baik dengan pendekatan kuantitatif untuk mengukur variable-variabel maupun pendekatan kualitatif dalam pengkategorian pesan, untuk mencapai hasil penelitian yang obyektif ataupun kesimpulan-kesimpulan yang obyektif (Black & Dean, 1999:26).

Secara umum ada kesepakatan para ahli, bahwa pelaksanaan analisis isi haruslah sistematik dan obyektif. Obyektifitas menurut suatu cara yang memungkinkan bila dilaksanakan oleh orang lain akan menghasilkan hasil yang sama. Sistematis menghendaki penerapan yang taat azas dalam pembuatan kategori-kategori isi. Cara ini menjamin penyeleksian data lebih tepat sehingga pengambilan keputusan yang berat sebelah dapat dihindarkan.

Keuntungan menggunakan metode ini adalah tidak adanya resiko obyek yang diteliti berubah karena perlakuan penelitian. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan yang obyektif (Bambang Setiawan dalam 2002:32).

Analisis isi media dapat:

a. Mengidentifikasi apakah organisasi menaruh pesannya dimedia

b. Mengidentifikasi isu penting

c. Mengidentifikasi media mana meliput apa

d. Mengidentifikasi wartawan mena meliput isu apa untuk memungkinkan penargetan yang lebih spesifik

e. Mengukur apakah isu tertentu menerima liputan yang meningkat / berkurang

f. Merinci liputan melalui pers perdagangan, media nasional, media bisnis dan lain-lain

g. Merinci liputan melalui daerah, seperti analisis negara untuk melihat bagai mana daerah tertentu beroperasi

h. Melakukan analisis saingan untuk mengidentifikasi apa yang dikatakan dan dilakukan saingan, dan apa yang dikatakan orang tentang mereka.

i. Mengidentifikasi sumber utama yang dikutip media mengenai topik kunci j. Menghasilkan garis kecenderungan liputan sepanjang waktu untuk menunjukan secara obyektif apakah kuantitas dan kualitas liputan meningkat / menurun (Namara, 1999:190).

Dalam media massa khususnya pers cetak, content analysis dilakukan terhadap perkembangan kecendrungan isi suatu berita, isi suatu kejadian dengan memperhatikan perulangan-perulangan, penekanan, perhatian dan fokus pada suatu konteks tertentu sehingga kita dapat mengajukan kesimpulan kecendrungan tentang isi media itu.

(Sanipah, 2005:104). Analisis isi dalam penelitian ini diterapkan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang signifikan dalam penyajian berita-berita tentang Barack Obama setelah menang pemilu Amerika Serikat sampai ia dilantik menjadi presiden pada surat kabar Kompas dan Republika periode 6 November 2008 sampai dengan 20 Januari 2009.

F. HIPOTESIS PENELITIAN

Masri Singarimbun dan Sofian Effendi mengungkapkan bahwa ”Hipotesa adalah sarana penelitian ilmiah yang penting karena merupakan

instrumen kerja dari teori. Sebagai hasil dedukasi dari teori atau proposisi, hipotesa lebih sepesifik sifatnya, sehingga lebih siap untuk diuji secara empiris ” (Singarimbun & Effendi, 1987:43).

Biasanya suatu hipotesa selau dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang menghubungkan dua variabel atau lebih.Hubungan tersebut dapat dirumuskan secara eksplisit maupun secara implisit. Hipotesa relasional adalah hipotesa eksplisit karena hubungan antar variabel Biasanya suatu hipotesa selau dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang menghubungkan dua variabel atau lebih.Hubungan tersebut dapat dirumuskan secara eksplisit maupun secara implisit. Hipotesa relasional adalah hipotesa eksplisit karena hubungan antar variabel

Selain harus menunjukan hubungan antara 2 variabel atau lebih, hipotesa harus memberikan gambaran bagaimana bentuk hubungan tersebut, yaitu positif atau negatif. Hipotesa yang baik juga harus memberikan petunjuk bagaimana pengujiannya. Untuk itu variabel penelitian harus dijabarkan dengan teliti agar lebih mudah diukur, dengan demikian diketahui cara pengujian hubungan antara variabel-variabel terebut.

Semua hipotesa yang dirumuskan oleh peneliti, baik yang bersifat relasional, maupun deskriptif disebut hipotesa kerja ( Hi / Hk ). Agar dapat diuji secara stsistik, diperlukan sesuatu untuk membandingakan hipotesa kerja tadi. Dalam penelitian sosial pembanding tadi biasanya tidak ada, dan karena itu dibuat pembanding secara arbiter yang berbentuk suatu hipotesa nol ( Ho ). Ho inilah yang kemudian diuji. Bila pengujian hipotesa menyimpulkan bahwa Ho ditolak, maka Hi /Hk diterima ( Singarimbun & Effendi, 1987:45).

1. Ho :Tidak ada perbedaan yang signifikan dalam pemberitaan terpilihnya Barack Obama menjadi presiden Amerika Serikat di surat kabar Kompas dan Republika pada periode 6 November 2008 – 20 Januari 2009 dalam hal pokok permasalahan berita

Ha :Terdapat perbeaan yang signifikan dalam pemberitaan Ha :Terdapat perbeaan yang signifikan dalam pemberitaan

2. Ho :Tidak ada perbedaan yang signifikan dalam pemberitaan terpilihnya Barack Obama menjadi presiden Amerika Serikat di surat kabar Kompas dan Republika pada periode 6 November 2008 – 20 Januari 2009 dalam hal narasumber berita

Ha :Terdapat perbedaan yang signifikan dalam pemberitaan terpilihnya Barack Obama menjadi presiden Amerika Serikat di surat kabar Kompas dan Republika pada periode 6 November 2008 – 20 Januari 2009 dalam hal narasumber berita

3. Ho :Tidak ada perbedaan yang signifikan dalam pemberitaan terpilihnya Barack Obama menjadi presiden Amerika Serikat di surat kabar Kompas dan Republika pada periode 6 November 2008 – 20 Januari 2009 dalam hal jenis berita

Ha :Terdapat perbedaan yang signifikan dalam pemberitaan terpilihnya Barack Obama menjadi presiden Amerika Serikat di surat kabar Kompas dan Republika pada periode 6 November 2008 – 20 Januari 2009 dalam hal jenis berita

4. Ho : Tidak ada perbedaan yang signifikan dalam pemberitaan terpilihnya Barack Obama menjadi presiden Amerika Serikat 4. Ho : Tidak ada perbedaan yang signifikan dalam pemberitaan terpilihnya Barack Obama menjadi presiden Amerika Serikat

Ha :Terdapat perbedaan yang signifikan dalam pemberitaan terpilihnya Barack Obama menjadi presiden Amerika Serikat di surat kabar Kompas dan Republika pada periode 6 November 2008 – 20 Januari 2009 dalam hal penempatan halaman berita

G. DEFINISI KONSEPSIONAL DAN DEFINISI OPERASIONAL

1. Definisi konsepsional

Definisi konsepsional adalah pembatasan arti atau pengertian tentang istilah dalam judul penelitian sesuai dengan pengertian umum yaitu untuk menghindari perbedaan pengertian dan penafsiran tentang variabel-variabel penelitian yang akan diuji antara konsep penelitian dengan pembacanya (Nasir, 1995:18).

a. Surat kabar

Surat kabar adalah alat komunikasi massa yang mengoperkan lambang-lambang komunikasi secara serentak, lambang-lambang mana yang memenuhi syarat publisitas, perioditas, universalitas dan aktualitas

b. Berita

Batasan berita dalam penelitian ini adalah segala bentuk tulisan surat kabar yang bersifat : melaporkan kejadian, mengulas atau menganalisis peristiwa secara subyektif ” Dengan demikian berita Batasan berita dalam penelitian ini adalah segala bentuk tulisan surat kabar yang bersifat : melaporkan kejadian, mengulas atau menganalisis peristiwa secara subyektif ” Dengan demikian berita

2. Definisi Operasional

Definisi Operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana cara mengukur variabel dengan kata lain adalah semacam bentuk pelaksanaan bagaimana cara mengukur variabel

a. Surat kabar

Surat kabar dalam penelitian ini mengambil surat kabar Kompas dan Republika pada periode 6 November 2008 – 20 Januari 2009

b. Berita

Berita dalam penelitian ini berita yang dimuat dalam surat kabar Kompas dan republika pada periode 6 November – 20 Januari 2009 berita mengenai Barack Obama didalam penelitian ini adalah setiap pemberitaan yang didalamnya terkandung peristiwa politik, ekonomi, sosial budaya

Metode pengukuran dalam penelitian ini hanya akan menghitung frekuensi munculnya berita mengenai Barack Obama tanpa memperhatikan volume berita (sentimeter kolom) ataupun jumlah alinea, pendekatan dengan menggunakan alat ukur volume berita memiliki kecendrungan tinggi bernada sepihak, sehingga derajat bisa lebih besar. Luas atau tidaknya volume suatu berita belum tentu memberi jaminan bahwa berita itu penting atau tidak. Alasan lainya adalah bahwa dengan mempersempit unit analisa, telaah terhadap permasalahan yang diteliti akan lebih cermat Metode pengukuran dalam penelitian ini hanya akan menghitung frekuensi munculnya berita mengenai Barack Obama tanpa memperhatikan volume berita (sentimeter kolom) ataupun jumlah alinea, pendekatan dengan menggunakan alat ukur volume berita memiliki kecendrungan tinggi bernada sepihak, sehingga derajat bisa lebih besar. Luas atau tidaknya volume suatu berita belum tentu memberi jaminan bahwa berita itu penting atau tidak. Alasan lainya adalah bahwa dengan mempersempit unit analisa, telaah terhadap permasalahan yang diteliti akan lebih cermat

Untuk melihat ada tidaknya perbedaan yang signifikan dalam pemberitaan terpilihnya Barack Obama menjadi presiden Amerika Serikat di Surat kabar Kompas dan Republika pada periode 6 November 2008 – 20 Januari 2009, dibuatlah kategori-kategori operasional sebagai berikut :

2.4 Pokok Permasalahan berita

Deutschmann memberikan kategori – kategori dalam menganalisa isi persurat kabaran, dalam studi ini. Oleh karena kategori – kategori tersebut nyatanya sesuai, fungsional dan terkendali maka dianggap bahwa kategori – kategori tersebut dapat memberikan jawaban pada hipotesa (Flournoy, 1989:26).

i. Perang, pertahanan dan diplomasi : dalam kelompok ini termasuk isi yang berhubungan dengan pertikaian bersenjata antar dua negara atau lebuh. Isi yang berhubungan dengan masalah-masalah dan kegiatan-kegiatan angkatan bersenjata nasional. Serta pertahanan negara juga masuk di dalamnya. Kegiatan - kegiatan resmi dari para duta besar dan pejabat diplomatik lainya juga dimasukan dalam kelompok ini. Berita mengenai Perserikatan Bangsa-Bangsa dan permasalahanya juga dimasukan dalam kelompok ini.

ii. Politik dan Pemerintahan. Setiap persoalan yang berhubungan dengan kegiatan dari pelbagai badan-badan pemerintahan,

apakah pada tingkat daerah atau nasional, dimasukan dalam kelompok ini. Pembahasan perundang-undangan yang disiarkan melalui surat kabar , walaupun menyangkut pokok persoalan dalam kategori lain, dianggap sebagai hal pemerintahan dan dari sebab itu dikelompokan demikian. Hal- hal yang menyangkut persoalan-persoalan politik atau pengangkatan seseorang calon atau pejabat untuk suatu kedudukan yang penting, masuk dalam kategori ini. Pembahasan konsep-konsep pemerintahan seperti kebebasan politik atau kebebasan berbicara dimasukan dalam kelompok ini.

iii. Kegiatan ekonomi. Dalam kategori ini termasuk cerita-cerita yang ada dasar ekonominya kecuali belanja pemerintah, seperti perdagangan, keuangan dan perbankan. pembahasan soal-soal perpajakan juga dimasukkan di sini. Kegiatan- kegiatan usaha swasta seperti perluasan sarana-sarana yang telah ada, masalah pertanian, masalah perindustrian dan masalah-masalah managemen tenaga kerja juga dimasukan dalam kelompok ini. Berita-berita tentang perekonomian dan angkut nasional, sekalipun menyangkut tindakan pemerintah, dimasukan juga dalam kelompok ini.

iv. Kejahatan. Kelompok ini menyangkut masalah-maslah pelanggaran hukum dan penerapan hukum yang bersangkutan.

v. Masalah-masalah moral masyarakat. berita-berita yang menyangkut persoalan-persoalan yang dihadapi oleh masyarakat tentang hak-hak asasi dan tanggung jawab etika perorangan, dimasukan dalam kelompok ini. Pergerakan hak- hak sipil, bila tidak merupakan bagian dari perundang- undangan pemerintah dianggap sebagai masalah moral masyarakat. cerita-cerita atau tajuk rencana yang menyangkut tanggung jawab organisasi keagamaan kepada masyarakat, juga dimasukan dalam kelompok ini

vi. Kesehatan dan Kesejahteraan Masyarakat. Berita-berita yang menyangkut masalah-masalah tentang penyakit-penyakit tertentu yang mempunyai dampak umum, dimasukan dalam kelompok ini. Isi-isi yang menyangkut kegiatan-kegiatan badan-badan kesehatan masyarakat, seperti Palang Merah, berita tentang terobosan-terobosan di bidang ilmu dan kedokteran dimasukan dalam kelompok ini.

vii. Pendidikan dan seni klasik. kelompok berita ini menyangkut masalah-masalah yang berkaitan dengan sistem pendidikan umum baik swasta maupun negeri, atau dengan seni klasik seperti drama sastra atau seni lukis.

viii. Hiburan rakyat. Yang dimasukan dalem kategori ini ialah hal- hal yang menyangkut cara-cara rakyat menghibur diri, kecuali melaui seni lukis, seperti bioskop, televisi dan olahraga.

ix. Human interest. Dalam kategori ini termasuk berita-berita tentang masalah-masalah yang berkaitan dengan aspek-aspek emosional dari kehidupan. Setiap berita kecil yang menyenangkan tentang keganjilan perilaku manusia: cerita- cerita dengan percakapan dan tindak laku tetapi tidak usah memuat berita langsung, cerita-cerita semacam ini bukanlah merupakan berita langsung atau tajuk rencana karena cerita- cerita ini bersifat sastra rakyat.

2.4 Narasumber Berita

i. Aparatrur negara : Individu sebagai alat atau kelengkapan negara yang terutama dalam bidang kelelmbagaan, ketataleksanaan dan kepegawaian yang mempunyai tanggung jawab terhadap pemerintahan (KBBI,1989.131)

ii. Pakar politik : orang yang ahli, pandai dan memahami ilmu pengetahuan mengenai tata kenegaraan yang meliputi sistem pemerintahan, azas-azas pemerintahan, kebijakan, dan pembangunan negara. (KBBI,1989.694)

iii. Pakar ekonomi : orang yang ahli, pandai dan memahami ilmu mengenai azas-asaz produksi, distribusi, konsumsi dan keuangan serta tata kehidupan perekonomian suatu negara (KBBI,1989.680)

iv. Pakar Sosial Budaya adalah orang yang ahli, pandai dan memahami ilmu perkembangan kehidupan masyarakat dengan iv. Pakar Sosial Budaya adalah orang yang ahli, pandai dan memahami ilmu perkembangan kehidupan masyarakat dengan

v. Profesional :orang yang menjalankan profesinya pada bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian, ketrampilan dan kejuruan dengan penuh tanggung jawab sesuai aturan yang ditetapkan (KBBI,1989.702)

2.4 Jenis-jenis berita

Menurut Jani Yosef dalam bukunya yang berjudul „To Be

A Journalist ” secara umum, berita dapat dikategorikan menjadi 2 kelompok yaitu: Berdasarkan tingkat urgensi berita. Hard News, berita ringan (Soft News), berita penerangan (Informational news). Berdasarkan cara pengolahan berita: Berita linear, berita singkat (Straigt News), berita mendalam (Indepth News)

i. Hard News : Berita yang sangat penting terkait peristiwa- peristiwa

mencengangkan, mengejutkan, mengerikan, menakutkan, mengharukan, dan hal-hal lain yang menyentakan perasaan orang. Karena menyangkut peristiwa atau masalah penting, maka perlu secepatnya diketehui masyarakat.

yang

menegangkan,

ii. Berita ringan (Soft News) : adalah kebalikan dari hard news, yaitu berita yang tidak terlalu penting sehingga tidak harus secepatnya diketahui masyarakat. Karena dari segi urgensinya tidak terlalu tinggi, maka penyebar luasan berita ii. Berita ringan (Soft News) : adalah kebalikan dari hard news, yaitu berita yang tidak terlalu penting sehingga tidak harus secepatnya diketahui masyarakat. Karena dari segi urgensinya tidak terlalu tinggi, maka penyebar luasan berita

iii. Berita Penerangan (Informational news) : berita yang dikemas berupa penjelasan atau pengumuman pemerintah atau suatu lembaga negara melalui media massa tentang kebijakan baru atau suatu keputusan penting

iv. Berita Linear (Linear News) : berita yang pengolahannya diangkat satu sisi saja, tidak menyertakan informasi terkait lainya dan tidak mendalam

v. Berita Singkat (Straight News) : berita yang langsung menyajikan isi utama atau isi pokok informasi karena harus secepatnya diketahui masyarakat. Karena singkat dan harus segera diketahui khalayak, maka pengolahannya tidak mendalam.

vi. Berita Mendalam (Indepth News) : berita yang diolah secara mendalam dengan cara mengembangkan dan melengkapi informasi yang disampaikan dalam berita sebelumnya, atau berdasarkan informasi yang baru namun dikemas secara menarik dan mendalam (Yosef, 2009:25).

vii. Reportase : reportase atau pelaporan adalah bentuk penulisan jurnalistik yang lebih longgar dibanding berita langsung, longgar dalam arti tidak begitu terikat oleh waktu, aktualitas dan dalam interpretasi fakta. Sementara vii. Reportase : reportase atau pelaporan adalah bentuk penulisan jurnalistik yang lebih longgar dibanding berita langsung, longgar dalam arti tidak begitu terikat oleh waktu, aktualitas dan dalam interpretasi fakta. Sementara

viii. Investigative Reporting : investigative reports atau disebut juga laporan penyelidikan (investigasi) adalah jenis berita yang eksklusif. Datanya tidak bisa diperoleh dipermukaan, tetapi harus dilakukan berdasarkan penyelidikan, sehingga penyajian berita seperti ini membutuhkan waktu yang lama (Sumadiria, 2005:30).

ix. Feature : Feauture adalah salah satu bentuk penyajianinformasi yang lengkap mendalam tentang suatu masalah atau hal yang khas. Agar penyajianya menarik dalm pengolahanya mengutamakan nilai seni dan unsur human interest di dalamnya. Dengan demikian feature merupakan penyajian informasi atau satu jenis penyajian berita yang mampu memenuhi rasa ingin tahu dan rasa gembira dan terharu atau tergugah khalayak atau pembaca (Yosef, 2009:40).

x. Foto jurnalistik : Jurnalistik foto merupakan sebagian dari ilmu jurnalistik (komunikasi). Jurnalistik foto adalah "ilmunya", sedangkan foto jurnalistik adalah "hasilnya". Foto jurnalistik adalah karya foto "biasa" tetapi memilki nilai berita atau pesan yang "layak" untuk diketahui orang banyak

dan disebarluaskan lewat media massa.Ada beragam definisi tentang foto jurnalistik (Inggris : photo journalism) yang disampaikan para pakar komunikasi dan praktisi jurnalistik. Namun secara garis besar, menurut Guru Besar Universitas Missouri, AS, Cliff Edom, ”foto jurnalistik adalah paduan antara gambar (foto) dan kata”. Jadi, selain fotonya, foto jurnalistik juga harus didukung dengan kata-kata yang terangkum dalam kalimat yang disebut dengan teks foto / caption foto, dengan tujuan untuk menjelaskan gambar dan mengungkapkan pesan atau berita yang akan disampaikan ke publik. Jika tanpa teks foto maka sebuah foto hanyalah gambar yang bisa dilihat tanpa bisa diketahui apa informasi dibaliknya (Rekotomo, 2007:).

2.4 Penempatan halaman

i. Berita halaman muka : berita yang dimuat pada halaman pertama surat kabar yang berisi berita-berita penting atau utama.

ii. Berita halaman dalam : berita yang dimuat pada halaman ke dua, ketiga pada surat kabar yang berisi berita-berita tidak terlalu penting

H. METODOLOGI PENELITIAN

1. Jenis penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif, ”deskriptif memiliki tujuan melukiskan secara sistematis fakta atau

karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu secara faktual dan cermat”. Yang bermaksud mendiskripsikan atribut ”massage” tanpa menghubungkan dengan maksud si penyampai ”massage‟ terhadap ”audience” yang menjadi sasaranya, serta tidak pula dikaitkan dengan hasil

atau akibatnya. Penelitian ini hanya melihat perbedaan isi antara media (Rakhmat, 1984:22).

2. Teknik Penelitian

Teknik penelitan yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis isi komunikasi (tersurat) secara sistematis, logis, baik dalam pendekatan kuantitatif untuk mengukur variabel-variabel maupun pendekatan kualitatif dalam pengkategorian massage, untuk mencapai hasil peneitian yang obyektif atau kesimpulan-kesimpulan yang obyektif

3. Populasi dan Sampel

Pengertian populasi (universal) menurut Sugiono dalam buku ”Statistika Untuk Penelitian”, adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari;

objek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari, dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2002:55)

”Populasi data yang diteliti, yaitu yang berkaitan dengan sekelompok orang, kejadian atau semua yang mempunyai karakteristik tertentu dan anggota populasi itu disebut dengan ele men populasi.” Berdasarkan pengertian diatas, maka populasi dalam penelitian ini adalah seluruh berita pada kedua surat kabar yang diterbitkan dalam rentang waktu antara tanggal 6 November 2008 sampai 20 Januari 2009 yang isinya berkaitan dengan Barack Obama (Ruslan, 2004: 133).

”Peneliti yang meneliti seluruh elmen-elmen populasi, disebut sensus. Dan jika menelitin sebagian dari elemen-elemen tertentu suatu populasi, disebut penelitian sa mpel”. Mengingat jumlah elemen populasi yang relatif sedikit, maka penulis meneliti seluruh elemen-elemen populasi, atau yang biasa disebut sensus, sehingga semua berita yang ada pada surat kabar Kompas dan Republika antara tanggal 6 November 2008 sampai dengan 20 Januari 2009 yang isinya mengenai Barack Obama dijadikan sampel. Selama periode tersebut, pada surat kabar Kompas sebanyak 120 berita sedangkan pada surat kabar Republika sebanyak 67 berita (Ruslan, 2004: 139).

4. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan jalan mengamati dan menghitung frekuensi mmunculnya berita mengenai Barack Obama yang ditampilkan dalam surat kabar harian Kompas dan Republika selama periode 6 November 2008 – 20 Januari 2009.

5. Teknik Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan tujuan untuk menyederhanakan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Analisis data dilakukan setelah data-data yang dikumpulkan kemudian disususn secara sistematis. Untuk membantu melakukan analisis data ini di gunakan rumus chi-square dengan uji dua kelompok. Menurut bambang setiawan, dalam situasi sekarang ini pada umumnya untuk analisis isi, tes chi-square dipandang lebih baik karena diterapkan pada angka-angka dengan cara lebih baik, karena disamping semua pernyataan, frekuensi yang kita amati diperhitungkan.

Dalam penelitian ini digunakan tes uji Chi-square untuk menguji ada tidaknya perbedaan isi pesan. Menurut Jalaludin Rakhmat : ”Dalam pengertian isi yang menggunakan lambang atau pernyataan atau tema sebagai satuan koding, Chi-Square lebih memungkinkan perbedaan yang signifikan ”.