STUD1 PERBANDINGAN PENETAPAN KADAR DETERJEN ANIONIK SECARA SPEKTROFOTOMETRI DENGAN PEREAKSI BIRU METILEN DAN KRISTAL VIOLET
LIKE MELANIE
STUD1 PERHANDINGAN
PENETAPAN KADAR.DETERJEN ANIONIK
SECARA SPEKTROFOTOMETRI
DENGAN lPEREAKSI
BIRU METILEN DAN KRISTAL VIOLET
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA
SURABAYA
19137
STUD1 PERBANDINGAN
PENETAPAN KADAR DETERJEN ANIONIK
SECARA SPEKTROFOTOMETRI
DENGAN PEREAKSI
BIRU METILEN DAN KRISTAL VIOLET
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi
pada Fakxltas Farmasi Universitas Katolik Widya Mandala
Surabaya
1997
Oleh
LIKE MELANIE
2443093001
Disetujui oleh
~ r a : ~ m Sukarti.
i
MS.
PEMBIMBING n
K4TA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan rahmat yang telah dikaruniakan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini. Skripsi yang bejudul "Studi Perbandingan Penetapan Kadar Detejen
Anionik Secara Spektrofotometri Dengan Pereaksi Biru Metilen Dan Kristal Violet",
ini disusun dan diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Farmasi pada Fakultas Farmasi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya.
Di dalam skripsi ini diuraikan tentang ketepatan dan ketelitian dari metode
penentuan kadar detejen anionik dengan menggunakan pereaksi biru metilen dan
kristal violet secara spektrofotometri beserta langkah - langkah utama dalam analisa
dengan spektrofotometri sinar tampak.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan dapat terselesaikan tanpa
adanya bantuan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini, penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar - besamya kepada :
1. Dr. M. Zainuddin, selaku Dosen Pembimbing I, dan Dra. Emi Sukarti, MS., selaku
Dosen Pembimbing I1 yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan sehingga
terselesaikannya penulisan skripsi ini.
2. Drs. Ph. Teguhsusetya, M.Sc. ; Dra. Siti Surdijati, MS. ; dan Drs. Soedjarwo,
MS. s e l a h Dosen Penguji yang telah memberikan sumbangan saran dan pikiran
sehingga terselesaikannya penulisan skripsi ini.
11
3. Dra. Idajani Hadinoto, MS., selaku Dekan yang telah memberikan persetujuan
judul skripsi )rang penulis ajukan.
4. Kepala Laboratorium Formulasi dan Teknologi Sediaan Likuida dan Kepala Labo-
ratorium Analisis Fisika
-
Kirnia Lanjut Fakultas Farmasi Universitas Katolik
Widya Mandala Surabaya yang telah menyedialan fasilitas laboratorium dalam
pengerjaan skripsi ini.
5. Para dosen Fakultas Farmasi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya yang
telah memberikan bekal ilmu pengetahuan selama penulis duduk di bangku kuliah.
6. Orang tua yang selalu memberi dorongan dan doa restu sehingga akhirnya penulis
berhasil meyelesaikan studi.
7. Seseorang yang selama ini dekat dan selalu memberikan semangat, bantuan, dan
dorongan pada saya dalam menyelesaikan skripsi ini.
8. Rekan - rekan mehasiswa yang telah memberi bantuan moril kepada penulis.
Akhirnya sknpsi ini penulis persembahkan kepada almamater Fakultas Farmasi
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya dengan harapan semoga berguna bagi
masyarakat, khususnya masyarakat farmasi yang tercinta.
Surabaya, Desember 1997
Penulis
Telah dilakukan Studi Perbandingan Penetapan Kadar Detejen Anionik
Secara Spektrofotometri Dengan Pereaksi Biru Metilen Dan Kristal Violet dengan
tujuan untuk memperoleh suatu metode altematif dalam penetapan kadar detejen
anionik. Panjang gelombang maksimum untuk metode biru metilen adalah 652,5 nm,
dan untuk metode kristal violet adalah 589,5 nrn. Jumlah pereaksi optimal untuk
metode bim metilen adalah 20,O rnl, dan untuk metode knstal violet adalah 25,O mi.
Waktu pengamatan optimal untuk metode biru metilen adalah 50 - 100 menit, dan
untuk metode kristal violet adalah 70 - 80 menit. Metode biru metilen mempunyai
batas deteksi 0,0097 bpj, dan batas kuantitasi 0,0132 bpj. Metode knstal violet
mempunyai batas deteksi 0,0324 bpj dan batas lcuantitasi 0,0439 bpj. Persen
perolehan kembali dari metode biru metilen pada daerah 80 - 120 % kadar "sasaran"
didapatkan (100,47 1,7759) %, dan dari metode kristal violet didapatkan (97,84 2
1,9214) %. Pada ketelitian instrumen untuk metode biru metilen didapatkan KV =
0,80 %, dan untuk metode kristal violet didapatkan KV = 0,90 %. Sedangkan pada
ketelitian antar penetapan kadar untuk metode biru metilen didapatkan KV = 1,77 %,
dan untuk metode kristal violet didapatkan KV = 1,96 %. Selanjutnya, dari hasil
percobaan ini disiipulkan bahwa metode bim metilen mempunyai ketepatan yang
lebih baik dari metode kristal violet ; sedangkan ketelitian instrumen clan ketelitian
antar penetapan kadar dari kedua metode tersebut adalah sarna.
+
D.4FTAR IS1
Halaman
HALAMAN PENGES AHAY
1
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . .
.
.. .
. . . . . . . . . , . . . . . .. . . , . . .
KATA PENGANTAR
11
iv
X
xii
. .. . .. . .. . .. . . . . . . . . .. ..
.. . .
. . . . . ... . . . . , . . . . . . . . . . . . .
DAFTAR GARIBAR
DAFTAR LAMPWY
...
... .... . . . . . ... . ... ..,. ,,, ,, .,. ...
Xlll
BAB
I.
PENDAHULUAN
I. 1 . Latar Belakang Permasalahan
. . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . ..
. . . . . .. . . . ..
.
, ,, ,,
1.4. Manfaat Penelitian
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . , . . . . . . . . . , . , . . , . .. , , . . . . .. . , . , . , . . . . , .
I.5. Perumusan Hipotesis
11.
. . . ....
. . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . , .. , . .. .. . . ... .
1.2. Perumusan Masalah
1.3. Tujuan Penelitian
. . . ... . .... ... . . . . . . . .
. . . .. . . . . . . . . . . . .. .
.
.
.
.
. . . . . . .. . .
, ,,
,
,
,,
. .. . ,
TNJAUAN PUSTAKA
11.1. Deterjen
. .. . ... .. . .. ... . . .. .. . .. . . .. . . ... ... .. ... .. .. ..... .. .. . . .. ..... ,,.,, .
11.2. Deterjen Anionik
11.2.1. Natrium Lauril Sulfat
. . . . . . . . . . . . . . .... . ... , . . . . , . ......,, .... , . , . .. . . .
11.22. Detejen Anionik Dalam Kaitamya Dengan Lingkungan
Hidup . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . .. . . .
.. . . .
...
.
.. .
.
D.&TAR IS1
(lanjutan)
11.3. Analisis Kuantitatif Deteqen .bi onik
..........................
11.3.1. Biru Metilen
......................
.
..........
.
..................
11.3.2. Kristal Violet
....................
.................................
.
...............................
.
............
11.4.1. Hukum Lamben-Beer
.............................. .
.
.
....
11.4.2. Spektrum Sinar Tarnpak
11.4.3. Langkah - Langkah Utama Dalam Analisa Dengan Spek......
...............
trofotometri Sinar Tampak .................
11.5. Validasi Metode
11.5.1. Linearitas
.............................................................
...................................................................
11.5.2. Batas Deteksi Dan Batas Kuantitasi
................
........
11.5.3. Ketepatan
...................................................................
11.5.4. Ketelitian
.....................
...................................
.
.
.
I11. METODOLOGI PEhELITIAN
111.1.Bahan Dan Alat
111.1.1.Bahan
111.1.2.Alat
..................................................
...........................................................................
111.2. Prosedur Percobaan
1112.1. Pembuatan Pereaksi
....................................................
DAFTL= IS1
(lanjutan)
111.2.2.Tahapan Penelitian
....................................................
111.2.2.1.Penentuan Panjang Gelombang Maksimum
....................
.
......
111.2.2.1.1.Dengan Pereaksi Biru Metilen
111.2.2.1.2.Dengan Pereaksi Kristal Violet
n1.2.2.2.Optimasi Jumlah Pereaksi
...............
............................
.........................................
111.22.2.1. Dengan Pereaksi Biru MetiIen
...............................
111.2.2.2.2.Dengan Pereaksi Kristal Violet
111.2.2.3.Optimasi Waktu Pengamatan
..............................
.
...........
.................... .
111.2.2.3.1.Dengan Pereaksi Biru Metilen
...............................
111.2.2.3.2.Dengan Pereaksi Kristal Violet
............................
111.2.2.4.Penentuan Linearitas
....................
........................
.
111.2.2.4.1. Dengan Pereaksi Biru Metilen
111.2.2.4.2.Dengan Pereaksi Kristal Violet
...............................
............................
111.2.2.5.Penentuan Batas Deteksi Dan Batas Kuantitasi
111.2.2.5.1.Dengan Pereaksi Biru Metilen
111.2.2.5.2.Dengan Pereaksi Kristal Violet
111.2.2.6.Penentuan Ketepatan
.........
...............................
..............................
..............................................
111.2.2.6.1.Dengan Pereaksi Biru Metilen
...................................
111.2.2.6.1.1.Penyiapan hlatrik Sampel
......................
.
.
.
.....
111.2.2.6.1.2.Pembuatan Kurva Baku
111.2.2.7.Penentuan Ketelitian
38
.........................
40
....................
....
.
.
42
111.2.2.6.1.3.Penentuan % Perolehan Kembali
III.2.2.6.2.Dengan Pereaksi Kristal Violet
37
.................................................
42
111.2.2.7.1.Dengan Pereaksi Biru Metilen
III.2.2.7.1.1.Penentuan Ketelitian Instrumen
........................
III.2.2.7.1.2.Penentuan Ketelitian Antar Penetapan Kadar
111.2.2.7.2.Dengan Pereaksi Knstal Violet
......
.............................
IKI.2.3.Perbandingan Ketepatan Dan Ketelitian Pada Penetapan
Kadar Natrium Lauril Sulfat Dengan Pereaksi Biru Metilen Dan Kristal Violet .................................................
IV . HASIL PERCOBAAN
IV . 1. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum
IV . 1.1.Dengan Pereaksi Biru Metilen
................
IV . 1.2.Dengan Pereaksi Kristal Violet
IV .2. Optimasi Jurnlah Pereaksi
..................
.......................
.......................................
IV.2.1. Dengan Pereaksi Biru Metilen
..................
IV.2.2.Dengan Pereaksi Kristal Violet
IV.3.Optimasi Waktu Pengamatan
..................................
......................................
43
DAFT,% IS1
(lanjutan)
W .3.1 . Dengan Pereaksi Biru Metilen
IV.3.2.Dengan Pereaksi Kristal Violet
IV.4. Penentuan Linearitas
...........................
.
......
.................................
.........................
........
1V.4.1.Dengan Pereaksi Biru Metilen
IV.4.2. Dengan Pereaksi Kristal Violet
....................
.
.............
..................................
IV.5. Penentuan Batas Deteksi & Batas Kuantitasi
IV.5.1.Dengan Pereaksi Biru Metilen
IV .5.2. Dengan Pereaksi Kristal Violet
IV.6. Penentuan Ketepatan
.............
..................
................... .
.
...
.
.
....
....................................
.....................................................
IV.6.1.Dengan Pereaksi Biru Metilen
IV.6.1.1.Penyiapan Matrik Sampel
IV.6.1.2.Pembuatan Kurva Baku
........................................
....................
.
....................
IV.6.1.3. Penentuan % Perolehan Kembali
IV.6.1.4.Analisis Ketepatan
..............................
...................................................
IV.6.2. Dengan Pereaksi Kristal Violet
IV.6.2.1.Penyiapan Matrik Sampel
IV.6.2.2.Pembuatan Kurva Baku
.........................................
..........................................
IV.6.2.3.Penentuan % Perolehan Kembali
..............................
(lanjutan)
IV.6.2.4.Analisis Ketepatan
IV.7. Penentuan Ketelitian
....................................................
......................
.
.
.
.......................
IV.7.1.Dengan Pereaksi Biru Metilen
IV.7.1.1.Penentuan Ketelitian Instrumen
IV.7.1.2.Penentuan Ketelitian Antar Penetapan Kadar
............
IV.7.2. Dengan Pereaksi Kristal Violet
IV .7.2.1.Penentuan Ketelitian Instrumen
...........
IV.7.2.2.Penentuan Ketelitian Antar Penetapan Kadar
............
IV.8. Perbandingan Ketepatan Dan Ketelitian Pada Penetapan
Kadar Natrium Lauril Sulfat Dengan Pereaksi Biru Metilen
.
.......................
Dan Kristal Violet ............................... .
IV.8.1.Perbandingan Ketepatan Dan Ketelitian Antar Penetapan
.......................... .................
Kadar ...................
.
.
.
.
IV .8.2. Perbandingan Ketelitian Instrumen
..............................
IV.9. Rekapitulasi Hasil Penetapan Kadar Natrium Lauril Sulfat
Dengan Pereaksi Biru Metilen Dan Kristal Violet ...........
V.
PEMBAHASAN
VII . SARAN .SARAN
DAFTAR PUSTAKA
AB STRAK
..............................................
.............................................................
.............
..............................
TABEL
Halaman
JUMLAH PEREAKSI DAN SERAPAN H.4SIL REAKSI NATRTUM LAURIL SULFAT DENGAN BIRU METILEN ....
JlJiI4LAH PEREAKSI DAN SERAPAN HASIL REAKSI NATRIUM LAURIL. SULFAT DENGAN KRISTAL VIOLET ...
S E R P A N HASIL REAKSI NATRTUM LAURIL SULFAT
DENGAN BIRU METILEN PADA BERBAGAI WAKTU
..................................
PENGAMATAN .......................
.
.
IV.
SERAPAN HASIL REAKSI NATRTUM LAURIL SULFAT
DENGAN KRISTAL VIOLET PADA BERBAGAI WAKTU
PENGAMATAN ...........................................................
HARGA SERAPAN HASIL REAKSI NATRTUM LAURIL.
SULFAT PADA BERBAGAI KADAR DENGAN BIRU METILEN ...............................................................................
VI.
RINGKASAN HASIL PERHITUNGAN KOEFISIEN KORELASI DAN PERSAMAAN REGRESI DARI KURVA SERAPAN HASIL REAKSI NATRIUM LAUFUL SULFAT DENGAN BIRU METILEN (y) TERHADAP KADAR (x) ......
VII.
HARGA SERAPAN HASIL REAKSI NATRIUM L A W
SULFAT PADA BERBAGAI KADAR DENGAN KRISTAL
VIOLET ............................................................................
RTNGKASAN HASIL PERHITUNGAN KOEFISIEN KORELASI DAN PERSAMAAN REGRESI DAN KURVA SERAPAN HASIL REAKSI NATRIUM LAURIL SULFAT DENGAN KRISTAL VIOLET (y) TERI-IADAP KADAR (x) ...
DATA SERAPAN BLANGKO DENGAN MENGGUNAKAN
.
.
..............
PEREAKSI BIRU METILEN ......................
DATA SERAPAN BLANGKO DENGAN MENGGLTAKAN
PEREAKSI KRISTAL VIOLET ..........................................
DAFTAR TABEL
(lanjutan)
XI.
HARGA SERAPAN HASIL REAKSI NATRKJM L A W
SULFAT PADA BERBAGAI KADAR DENGAN BIRU METILEN DALAM PEMBUATAN KURVA BAKU ...............
XII.
HASIL % PEROLEHAN KEMBALI NATRIUM LAURIL
SULFAT DALAM MATRIK SAMPEL DENGAN PEREAKSI BIRU METILEN ............................................................
XrII. HARGA SERAPAN HASIL REAKSI NATRKJM LAURIL
SULFAT PADA BERBAGAI KADAR DENGAN KRISTAL
VIOLET DALAM PEMBUATAN KURVA BAKU ............
XIV. HASIL % PEROLEHAN KEMBALI NATRIUM LAURIL
SULFAT DALAM MATFUK SAMPEL DENGAN PEREAKSI KRISTAL VIOLET ........................................................
XV.
KETELITIAN INSTRUMEN TERHADAP HASIL REAKSI
NATRILJM LAURIL SULFAT DENGAN PEREAKSI BIRU
METILEN ...........................................................................
XVI. KETELITIAN INSTRUMEN TERHADAP HASIL REAKSI
NATRIT-Jh4 LAURIL SULFAT DENGAN PEREAKSI KRISTAL VIOLET ......................................................................
XVII. PERBANDINGAN KETEPATAN DAN KETELITIAN ANTAR PENETAPAN KADAR NATRnrPYI LAURIL SULFAT
DALAM MATRIK SAMPEL DENGAN PEREAKSI BIRU
METILEN DAN KRISTAL VIOLET .................................
XVIII. PERBANDINGAN KETELITIAN INSTRUMEN PADA PENETAPAN KADAR NATRIUM LAURIL SULFAT DENGAN PEREAKSI BIRU METTLEN DAN KRISTAL VIOLET .....................................................................................
XIX. REKAPITULASI HASIL PENETAPAN KADAR NATRIUM
LAURIL SULFAT DENGAN PEREAKSI BIRU METILEN
DAN KRISTAL VIOLET .................................................
GAMBAR
1.
Titik pengambilan contoh air sungai
2.
Kurva hubungan serapan hasil reaksi natrium lauril sulfat pada
kadar 0,5 192 bpj dengan biru metilen terhadap panjang gelom..............................................
bang ........................... .
.
.
47
Kurva hubungan serapan hasil reaksi natrium lauril sulfat pada
kadar 0,5220 bpj dengan kristal violet terhadap panjang gelombang ..................................................................................
48
Kurva hubungan serapan hasil reaksi natrium lauril sulfat pada
kadar 0,7788 bpj dengan biru metilen terhadap jumlah pereaksi
...................
........
..............................................................
50
Kurva hubungan serapan hail reaksi natriurn lauril sulfat pada
kadar 0,7830 bpj dengan kristal violet terhadap jumlah pereaksi .........................................................................................
51
Kurva hubungan serapan hasid reaksi natrium lauril sulfat pada
kadar 0,5 192 bpj dengan biru metilen terhadap waktu pengamatan ...................................................................................
53
Kurva hubungan serapan hasil reaksi natrium lauril sulfat pada
kadar 0,5220 bpj dengan kristal violet terhadap waktu penga.................................................
matan .............................. .
.
54
Kurva baku hasil reaksi natrium lauril sulfat dengan b i n metilen pada panjang gelombang 652,5 nm ................................
58
Kurva baku hasil reaksi natrium lauril sulfat dengan kristal violet pada panjang gelombang 589,5 nm ..................................
6l
3.
4.
5.
6.
7.
8,
9.
DAFTAR LAMPIRAY
I.
11.
111.
PERHITUNGAN HARGA KOEFISIEN KORELASI (r) DAN
PERSAMAAN REGRESI ( y = b x + a ) DARI KURVA SERAPAN HASIL REAKSI NATRIUM LAURIL SULFAT DENGAN BIRU METILEN (y) TERHADAP KADAR (x) PA..........
........................
DA REPLIKASI I ..................
95
PERHITUNGAN HARGA KOEFISIEN KORELASI (r) DAN
PERSAMAAN REGRESI ( y = b x + a ) DARI KURVA SERAPAN HASIL REAKSI NATRTUM LAURIL SULFAT DENGAN BIRU METILEN (y) TERHADAP KADAR (x) PA................................
DA REPLIKASI I1 ....................
.
.
96
PERHITUNGAN HARGA KOEFISIEN KORELASI (r) DAN
PERSAMAAN REGRESI ( y = b x + a ) DARI KURVA SERAPAN HASIL REAKSI NATRIUM LAURIL SULFAT DENGAN BIRU METILEN (y) TERHADAP KADAR (x) PADA REPLIKASI In .........................................................
97
IV.
CONTOH PERHITUNGAN AKSEPTABILITAS HARGA INTERSEP (a) PADA UJI LINEARITAS DENGAN PEREAKSI
BIRU METILEN REPLIKASI I ..........................................
98
V.
PERHITUNGAN HARGA KOEFISIEN KORELASI (r) DAN
PERSAMAAN REGRESI ( y = b x + a ) DARI KURVA SERAPAN HASIL REAKSI NATRIUM LAURIL SULFAT DENGAN KRISTAL VIOLET (y) TERHADAP KADAR (x) PADA REPLIKASI I ..............................................................
99
PERHITUNGAN HARGA KOEFISIEN KORELASI (r) DAN
PERSAMAAN REGRESI ( y = b x + a ) DARI KURVA SERAPAN HASIL REAKSI NATRIUM L A W SULFAT DENGAN KRISTAL VIOLET (y) TERHADAP KADAR (x) PADA REPLIKASI I1 ..............................................................
100
VI.
DAFTAR LAhlPLRAN
VII.
PERHITUNGAN HARGA KOEFISIEN KORELASI (r) DAN
PERSAMAAN REGRESI ( y = b x + a ) DARI KURVA SERAPAN HASIL REAKSI NATRlUM LAURIL SULFAT DENGAN KRISTAL VIOLET (y) TERHADAP W A R (x)PADA REPLIKASI m .............................................................
VIII. PERHITUNGAN PERBANDINGAN PERSAMAAN REGRESI LINEAR YANG DIHASILKAN PADA UJI LINEARITAS
DENGAN PEREAKSI BIRU METILEN ............................
IX.
PERHITLJNGAN BATAS DETEKSI DAN BATAS KUANTITASI PADA PENETAPAN KADAR NATRIUM L A W
SULFAT DENGAN PEREAKSI BIRU METILEN .............
X.
PERHITUNGAN PERBANDINGAN P E R S W REGRESI LBXAR YANG DIHASILKAN PADA UJI LINEARITAS
DENGAN PEREAKSI KRISTAL VIOLET .........................
XI.
PERHITUNGAN BATAS DETEKSI DAN BATAS KUANTITASI PADA PENETAPAN KADAR NAT'FUUM LAURIL
SULFAT DENGAN PEREAKSI KRISTAL VIOLET .........
XI.
PERHITUNGAN KETEPATAN PENETAPAN JSADAR NATIUUM L A W SULFAT DALAM MATRIK SAMPEL DENGAN PEREAKSI BIRU METILEN MENGGUNAKAN UJI
t I t SATU SAMPEL ............................................................
0
XIIl. PERHIIVNGAN KETEPATAN PENETAPAN KADAR NATRNM L A W SULFAT DALAM MATRIK SAMPEL DENGAN PEREAKSI KRISTAL VIOLET MENGGUNAKAN
UJI "t" SATU SAMPEL ................................
........ .............
XIV. PERHITUNGAN KETELITIAN INSTRUMEN TERHADAP
HASIL REAKSI NATRIUM LAURIL SULFAT DENGAN
PEREAKSI BIRU METEEN ............................................
(lanjutan)
XV .
PERHITUNGAN KETELITIAN ANTAR PENETAPAN KADAR PADA PENETAPAN KADAR NATRIUM LAURTL
SULFAT DENGAN PEREAKSI BIRU METILEN .............
I
PERHITUNGAN KETELITIAN INSTRUMEN TERHADAP
HASIL REAKSI NATRnrrvl LAURIL SULFAT DENGAN
PEREAKSI KRISTAL VIOLET ......................................
XVII. PERHITUNGAN KETELITIAN ANTAR PENETAPAN KADAR PADA PENETAPAY KADAR NATRIUM LAURZL
SULFAT DENGAN PEREAKSI KRISTAL VIOLET .........
X W I . PERHITLTNGAN PERBANDINGAN KETEPATAN PENETAPAN KADAR NALAURIL SULFAT DALAM
MATRIK SAMPEL DENGAN PEREAKSI BIRU METILEN
(A) DAN KRISTAL VIOLET (B) MENGGUNAKAN UJI "t"
SEPASANG ........................
.
.
..........................................
XIX
PERHITUNGAN PERBANDINGAN KETELITIAN ANTAR
PENETAPAN KADAR NATRIUM LAURlL SULFAT DALAM MAT=
SAMPEL DENGAN PEREAKSI BIRU METILEN DAN KRISTAL VIOLET MENGGUNAKAN UJI "F"
XX.
PERHITUNGAN PERBANDINGAN KETELITIAN INSTRUMEN TERHADAP HASIL REAKSI NATRIUM LAURIL
SULFAT DENGAN PEREAKSI BIRU METILEN DAN KRISTAL VIOLET MENGGUNAKAN UJI "F" .........................
XXI. TABEL t
..................
...
..... .
..
.
.
. .
.
..... .
........
STUD1 PERHANDINGAN
PENETAPAN KADAR.DETERJEN ANIONIK
SECARA SPEKTROFOTOMETRI
DENGAN lPEREAKSI
BIRU METILEN DAN KRISTAL VIOLET
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA
SURABAYA
19137
STUD1 PERBANDINGAN
PENETAPAN KADAR DETERJEN ANIONIK
SECARA SPEKTROFOTOMETRI
DENGAN PEREAKSI
BIRU METILEN DAN KRISTAL VIOLET
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi
pada Fakxltas Farmasi Universitas Katolik Widya Mandala
Surabaya
1997
Oleh
LIKE MELANIE
2443093001
Disetujui oleh
~ r a : ~ m Sukarti.
i
MS.
PEMBIMBING n
K4TA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan rahmat yang telah dikaruniakan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini. Skripsi yang bejudul "Studi Perbandingan Penetapan Kadar Detejen
Anionik Secara Spektrofotometri Dengan Pereaksi Biru Metilen Dan Kristal Violet",
ini disusun dan diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Farmasi pada Fakultas Farmasi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya.
Di dalam skripsi ini diuraikan tentang ketepatan dan ketelitian dari metode
penentuan kadar detejen anionik dengan menggunakan pereaksi biru metilen dan
kristal violet secara spektrofotometri beserta langkah - langkah utama dalam analisa
dengan spektrofotometri sinar tampak.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan dapat terselesaikan tanpa
adanya bantuan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini, penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar - besamya kepada :
1. Dr. M. Zainuddin, selaku Dosen Pembimbing I, dan Dra. Emi Sukarti, MS., selaku
Dosen Pembimbing I1 yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan sehingga
terselesaikannya penulisan skripsi ini.
2. Drs. Ph. Teguhsusetya, M.Sc. ; Dra. Siti Surdijati, MS. ; dan Drs. Soedjarwo,
MS. s e l a h Dosen Penguji yang telah memberikan sumbangan saran dan pikiran
sehingga terselesaikannya penulisan skripsi ini.
11
3. Dra. Idajani Hadinoto, MS., selaku Dekan yang telah memberikan persetujuan
judul skripsi )rang penulis ajukan.
4. Kepala Laboratorium Formulasi dan Teknologi Sediaan Likuida dan Kepala Labo-
ratorium Analisis Fisika
-
Kirnia Lanjut Fakultas Farmasi Universitas Katolik
Widya Mandala Surabaya yang telah menyedialan fasilitas laboratorium dalam
pengerjaan skripsi ini.
5. Para dosen Fakultas Farmasi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya yang
telah memberikan bekal ilmu pengetahuan selama penulis duduk di bangku kuliah.
6. Orang tua yang selalu memberi dorongan dan doa restu sehingga akhirnya penulis
berhasil meyelesaikan studi.
7. Seseorang yang selama ini dekat dan selalu memberikan semangat, bantuan, dan
dorongan pada saya dalam menyelesaikan skripsi ini.
8. Rekan - rekan mehasiswa yang telah memberi bantuan moril kepada penulis.
Akhirnya sknpsi ini penulis persembahkan kepada almamater Fakultas Farmasi
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya dengan harapan semoga berguna bagi
masyarakat, khususnya masyarakat farmasi yang tercinta.
Surabaya, Desember 1997
Penulis
Telah dilakukan Studi Perbandingan Penetapan Kadar Detejen Anionik
Secara Spektrofotometri Dengan Pereaksi Biru Metilen Dan Kristal Violet dengan
tujuan untuk memperoleh suatu metode altematif dalam penetapan kadar detejen
anionik. Panjang gelombang maksimum untuk metode biru metilen adalah 652,5 nm,
dan untuk metode kristal violet adalah 589,5 nrn. Jumlah pereaksi optimal untuk
metode bim metilen adalah 20,O rnl, dan untuk metode knstal violet adalah 25,O mi.
Waktu pengamatan optimal untuk metode biru metilen adalah 50 - 100 menit, dan
untuk metode kristal violet adalah 70 - 80 menit. Metode biru metilen mempunyai
batas deteksi 0,0097 bpj, dan batas kuantitasi 0,0132 bpj. Metode knstal violet
mempunyai batas deteksi 0,0324 bpj dan batas lcuantitasi 0,0439 bpj. Persen
perolehan kembali dari metode biru metilen pada daerah 80 - 120 % kadar "sasaran"
didapatkan (100,47 1,7759) %, dan dari metode kristal violet didapatkan (97,84 2
1,9214) %. Pada ketelitian instrumen untuk metode biru metilen didapatkan KV =
0,80 %, dan untuk metode kristal violet didapatkan KV = 0,90 %. Sedangkan pada
ketelitian antar penetapan kadar untuk metode biru metilen didapatkan KV = 1,77 %,
dan untuk metode kristal violet didapatkan KV = 1,96 %. Selanjutnya, dari hasil
percobaan ini disiipulkan bahwa metode bim metilen mempunyai ketepatan yang
lebih baik dari metode kristal violet ; sedangkan ketelitian instrumen clan ketelitian
antar penetapan kadar dari kedua metode tersebut adalah sarna.
+
D.4FTAR IS1
Halaman
HALAMAN PENGES AHAY
1
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . .
.
.. .
. . . . . . . . . , . . . . . .. . . , . . .
KATA PENGANTAR
11
iv
X
xii
. .. . .. . .. . .. . . . . . . . . .. ..
.. . .
. . . . . ... . . . . , . . . . . . . . . . . . .
DAFTAR GARIBAR
DAFTAR LAMPWY
...
... .... . . . . . ... . ... ..,. ,,, ,, .,. ...
Xlll
BAB
I.
PENDAHULUAN
I. 1 . Latar Belakang Permasalahan
. . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . ..
. . . . . .. . . . ..
.
, ,, ,,
1.4. Manfaat Penelitian
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . , . . . . . . . . . , . , . . , . .. , , . . . . .. . , . , . , . . . . , .
I.5. Perumusan Hipotesis
11.
. . . ....
. . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . , .. , . .. .. . . ... .
1.2. Perumusan Masalah
1.3. Tujuan Penelitian
. . . ... . .... ... . . . . . . . .
. . . .. . . . . . . . . . . . .. .
.
.
.
.
. . . . . . .. . .
, ,,
,
,
,,
. .. . ,
TNJAUAN PUSTAKA
11.1. Deterjen
. .. . ... .. . .. ... . . .. .. . .. . . .. . . ... ... .. ... .. .. ..... .. .. . . .. ..... ,,.,, .
11.2. Deterjen Anionik
11.2.1. Natrium Lauril Sulfat
. . . . . . . . . . . . . . .... . ... , . . . . , . ......,, .... , . , . .. . . .
11.22. Detejen Anionik Dalam Kaitamya Dengan Lingkungan
Hidup . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . .. . . .
.. . . .
...
.
.. .
.
D.&TAR IS1
(lanjutan)
11.3. Analisis Kuantitatif Deteqen .bi onik
..........................
11.3.1. Biru Metilen
......................
.
..........
.
..................
11.3.2. Kristal Violet
....................
.................................
.
...............................
.
............
11.4.1. Hukum Lamben-Beer
.............................. .
.
.
....
11.4.2. Spektrum Sinar Tarnpak
11.4.3. Langkah - Langkah Utama Dalam Analisa Dengan Spek......
...............
trofotometri Sinar Tampak .................
11.5. Validasi Metode
11.5.1. Linearitas
.............................................................
...................................................................
11.5.2. Batas Deteksi Dan Batas Kuantitasi
................
........
11.5.3. Ketepatan
...................................................................
11.5.4. Ketelitian
.....................
...................................
.
.
.
I11. METODOLOGI PEhELITIAN
111.1.Bahan Dan Alat
111.1.1.Bahan
111.1.2.Alat
..................................................
...........................................................................
111.2. Prosedur Percobaan
1112.1. Pembuatan Pereaksi
....................................................
DAFTL= IS1
(lanjutan)
111.2.2.Tahapan Penelitian
....................................................
111.2.2.1.Penentuan Panjang Gelombang Maksimum
....................
.
......
111.2.2.1.1.Dengan Pereaksi Biru Metilen
111.2.2.1.2.Dengan Pereaksi Kristal Violet
n1.2.2.2.Optimasi Jumlah Pereaksi
...............
............................
.........................................
111.22.2.1. Dengan Pereaksi Biru MetiIen
...............................
111.2.2.2.2.Dengan Pereaksi Kristal Violet
111.2.2.3.Optimasi Waktu Pengamatan
..............................
.
...........
.................... .
111.2.2.3.1.Dengan Pereaksi Biru Metilen
...............................
111.2.2.3.2.Dengan Pereaksi Kristal Violet
............................
111.2.2.4.Penentuan Linearitas
....................
........................
.
111.2.2.4.1. Dengan Pereaksi Biru Metilen
111.2.2.4.2.Dengan Pereaksi Kristal Violet
...............................
............................
111.2.2.5.Penentuan Batas Deteksi Dan Batas Kuantitasi
111.2.2.5.1.Dengan Pereaksi Biru Metilen
111.2.2.5.2.Dengan Pereaksi Kristal Violet
111.2.2.6.Penentuan Ketepatan
.........
...............................
..............................
..............................................
111.2.2.6.1.Dengan Pereaksi Biru Metilen
...................................
111.2.2.6.1.1.Penyiapan hlatrik Sampel
......................
.
.
.
.....
111.2.2.6.1.2.Pembuatan Kurva Baku
111.2.2.7.Penentuan Ketelitian
38
.........................
40
....................
....
.
.
42
111.2.2.6.1.3.Penentuan % Perolehan Kembali
III.2.2.6.2.Dengan Pereaksi Kristal Violet
37
.................................................
42
111.2.2.7.1.Dengan Pereaksi Biru Metilen
III.2.2.7.1.1.Penentuan Ketelitian Instrumen
........................
III.2.2.7.1.2.Penentuan Ketelitian Antar Penetapan Kadar
111.2.2.7.2.Dengan Pereaksi Knstal Violet
......
.............................
IKI.2.3.Perbandingan Ketepatan Dan Ketelitian Pada Penetapan
Kadar Natrium Lauril Sulfat Dengan Pereaksi Biru Metilen Dan Kristal Violet .................................................
IV . HASIL PERCOBAAN
IV . 1. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum
IV . 1.1.Dengan Pereaksi Biru Metilen
................
IV . 1.2.Dengan Pereaksi Kristal Violet
IV .2. Optimasi Jurnlah Pereaksi
..................
.......................
.......................................
IV.2.1. Dengan Pereaksi Biru Metilen
..................
IV.2.2.Dengan Pereaksi Kristal Violet
IV.3.Optimasi Waktu Pengamatan
..................................
......................................
43
DAFT,% IS1
(lanjutan)
W .3.1 . Dengan Pereaksi Biru Metilen
IV.3.2.Dengan Pereaksi Kristal Violet
IV.4. Penentuan Linearitas
...........................
.
......
.................................
.........................
........
1V.4.1.Dengan Pereaksi Biru Metilen
IV.4.2. Dengan Pereaksi Kristal Violet
....................
.
.............
..................................
IV.5. Penentuan Batas Deteksi & Batas Kuantitasi
IV.5.1.Dengan Pereaksi Biru Metilen
IV .5.2. Dengan Pereaksi Kristal Violet
IV.6. Penentuan Ketepatan
.............
..................
................... .
.
...
.
.
....
....................................
.....................................................
IV.6.1.Dengan Pereaksi Biru Metilen
IV.6.1.1.Penyiapan Matrik Sampel
IV.6.1.2.Pembuatan Kurva Baku
........................................
....................
.
....................
IV.6.1.3. Penentuan % Perolehan Kembali
IV.6.1.4.Analisis Ketepatan
..............................
...................................................
IV.6.2. Dengan Pereaksi Kristal Violet
IV.6.2.1.Penyiapan Matrik Sampel
IV.6.2.2.Pembuatan Kurva Baku
.........................................
..........................................
IV.6.2.3.Penentuan % Perolehan Kembali
..............................
(lanjutan)
IV.6.2.4.Analisis Ketepatan
IV.7. Penentuan Ketelitian
....................................................
......................
.
.
.
.......................
IV.7.1.Dengan Pereaksi Biru Metilen
IV.7.1.1.Penentuan Ketelitian Instrumen
IV.7.1.2.Penentuan Ketelitian Antar Penetapan Kadar
............
IV.7.2. Dengan Pereaksi Kristal Violet
IV .7.2.1.Penentuan Ketelitian Instrumen
...........
IV.7.2.2.Penentuan Ketelitian Antar Penetapan Kadar
............
IV.8. Perbandingan Ketepatan Dan Ketelitian Pada Penetapan
Kadar Natrium Lauril Sulfat Dengan Pereaksi Biru Metilen
.
.......................
Dan Kristal Violet ............................... .
IV.8.1.Perbandingan Ketepatan Dan Ketelitian Antar Penetapan
.......................... .................
Kadar ...................
.
.
.
.
IV .8.2. Perbandingan Ketelitian Instrumen
..............................
IV.9. Rekapitulasi Hasil Penetapan Kadar Natrium Lauril Sulfat
Dengan Pereaksi Biru Metilen Dan Kristal Violet ...........
V.
PEMBAHASAN
VII . SARAN .SARAN
DAFTAR PUSTAKA
AB STRAK
..............................................
.............................................................
.............
..............................
TABEL
Halaman
JUMLAH PEREAKSI DAN SERAPAN H.4SIL REAKSI NATRTUM LAURIL SULFAT DENGAN BIRU METILEN ....
JlJiI4LAH PEREAKSI DAN SERAPAN HASIL REAKSI NATRIUM LAURIL. SULFAT DENGAN KRISTAL VIOLET ...
S E R P A N HASIL REAKSI NATRTUM LAURIL SULFAT
DENGAN BIRU METILEN PADA BERBAGAI WAKTU
..................................
PENGAMATAN .......................
.
.
IV.
SERAPAN HASIL REAKSI NATRTUM LAURIL SULFAT
DENGAN KRISTAL VIOLET PADA BERBAGAI WAKTU
PENGAMATAN ...........................................................
HARGA SERAPAN HASIL REAKSI NATRTUM LAURIL.
SULFAT PADA BERBAGAI KADAR DENGAN BIRU METILEN ...............................................................................
VI.
RINGKASAN HASIL PERHITUNGAN KOEFISIEN KORELASI DAN PERSAMAAN REGRESI DARI KURVA SERAPAN HASIL REAKSI NATRIUM LAUFUL SULFAT DENGAN BIRU METILEN (y) TERHADAP KADAR (x) ......
VII.
HARGA SERAPAN HASIL REAKSI NATRIUM L A W
SULFAT PADA BERBAGAI KADAR DENGAN KRISTAL
VIOLET ............................................................................
RTNGKASAN HASIL PERHITUNGAN KOEFISIEN KORELASI DAN PERSAMAAN REGRESI DAN KURVA SERAPAN HASIL REAKSI NATRIUM LAURIL SULFAT DENGAN KRISTAL VIOLET (y) TERI-IADAP KADAR (x) ...
DATA SERAPAN BLANGKO DENGAN MENGGUNAKAN
.
.
..............
PEREAKSI BIRU METILEN ......................
DATA SERAPAN BLANGKO DENGAN MENGGLTAKAN
PEREAKSI KRISTAL VIOLET ..........................................
DAFTAR TABEL
(lanjutan)
XI.
HARGA SERAPAN HASIL REAKSI NATRKJM L A W
SULFAT PADA BERBAGAI KADAR DENGAN BIRU METILEN DALAM PEMBUATAN KURVA BAKU ...............
XII.
HASIL % PEROLEHAN KEMBALI NATRIUM LAURIL
SULFAT DALAM MATRIK SAMPEL DENGAN PEREAKSI BIRU METILEN ............................................................
XrII. HARGA SERAPAN HASIL REAKSI NATRKJM LAURIL
SULFAT PADA BERBAGAI KADAR DENGAN KRISTAL
VIOLET DALAM PEMBUATAN KURVA BAKU ............
XIV. HASIL % PEROLEHAN KEMBALI NATRIUM LAURIL
SULFAT DALAM MATFUK SAMPEL DENGAN PEREAKSI KRISTAL VIOLET ........................................................
XV.
KETELITIAN INSTRUMEN TERHADAP HASIL REAKSI
NATRILJM LAURIL SULFAT DENGAN PEREAKSI BIRU
METILEN ...........................................................................
XVI. KETELITIAN INSTRUMEN TERHADAP HASIL REAKSI
NATRIT-Jh4 LAURIL SULFAT DENGAN PEREAKSI KRISTAL VIOLET ......................................................................
XVII. PERBANDINGAN KETEPATAN DAN KETELITIAN ANTAR PENETAPAN KADAR NATRnrPYI LAURIL SULFAT
DALAM MATRIK SAMPEL DENGAN PEREAKSI BIRU
METILEN DAN KRISTAL VIOLET .................................
XVIII. PERBANDINGAN KETELITIAN INSTRUMEN PADA PENETAPAN KADAR NATRIUM LAURIL SULFAT DENGAN PEREAKSI BIRU METTLEN DAN KRISTAL VIOLET .....................................................................................
XIX. REKAPITULASI HASIL PENETAPAN KADAR NATRIUM
LAURIL SULFAT DENGAN PEREAKSI BIRU METILEN
DAN KRISTAL VIOLET .................................................
GAMBAR
1.
Titik pengambilan contoh air sungai
2.
Kurva hubungan serapan hasil reaksi natrium lauril sulfat pada
kadar 0,5 192 bpj dengan biru metilen terhadap panjang gelom..............................................
bang ........................... .
.
.
47
Kurva hubungan serapan hasil reaksi natrium lauril sulfat pada
kadar 0,5220 bpj dengan kristal violet terhadap panjang gelombang ..................................................................................
48
Kurva hubungan serapan hasil reaksi natrium lauril sulfat pada
kadar 0,7788 bpj dengan biru metilen terhadap jumlah pereaksi
...................
........
..............................................................
50
Kurva hubungan serapan hail reaksi natriurn lauril sulfat pada
kadar 0,7830 bpj dengan kristal violet terhadap jumlah pereaksi .........................................................................................
51
Kurva hubungan serapan hasid reaksi natrium lauril sulfat pada
kadar 0,5 192 bpj dengan biru metilen terhadap waktu pengamatan ...................................................................................
53
Kurva hubungan serapan hasil reaksi natrium lauril sulfat pada
kadar 0,5220 bpj dengan kristal violet terhadap waktu penga.................................................
matan .............................. .
.
54
Kurva baku hasil reaksi natrium lauril sulfat dengan b i n metilen pada panjang gelombang 652,5 nm ................................
58
Kurva baku hasil reaksi natrium lauril sulfat dengan kristal violet pada panjang gelombang 589,5 nm ..................................
6l
3.
4.
5.
6.
7.
8,
9.
DAFTAR LAMPIRAY
I.
11.
111.
PERHITUNGAN HARGA KOEFISIEN KORELASI (r) DAN
PERSAMAAN REGRESI ( y = b x + a ) DARI KURVA SERAPAN HASIL REAKSI NATRIUM LAURIL SULFAT DENGAN BIRU METILEN (y) TERHADAP KADAR (x) PA..........
........................
DA REPLIKASI I ..................
95
PERHITUNGAN HARGA KOEFISIEN KORELASI (r) DAN
PERSAMAAN REGRESI ( y = b x + a ) DARI KURVA SERAPAN HASIL REAKSI NATRTUM LAURIL SULFAT DENGAN BIRU METILEN (y) TERHADAP KADAR (x) PA................................
DA REPLIKASI I1 ....................
.
.
96
PERHITUNGAN HARGA KOEFISIEN KORELASI (r) DAN
PERSAMAAN REGRESI ( y = b x + a ) DARI KURVA SERAPAN HASIL REAKSI NATRIUM LAURIL SULFAT DENGAN BIRU METILEN (y) TERHADAP KADAR (x) PADA REPLIKASI In .........................................................
97
IV.
CONTOH PERHITUNGAN AKSEPTABILITAS HARGA INTERSEP (a) PADA UJI LINEARITAS DENGAN PEREAKSI
BIRU METILEN REPLIKASI I ..........................................
98
V.
PERHITUNGAN HARGA KOEFISIEN KORELASI (r) DAN
PERSAMAAN REGRESI ( y = b x + a ) DARI KURVA SERAPAN HASIL REAKSI NATRIUM LAURIL SULFAT DENGAN KRISTAL VIOLET (y) TERHADAP KADAR (x) PADA REPLIKASI I ..............................................................
99
PERHITUNGAN HARGA KOEFISIEN KORELASI (r) DAN
PERSAMAAN REGRESI ( y = b x + a ) DARI KURVA SERAPAN HASIL REAKSI NATRIUM L A W SULFAT DENGAN KRISTAL VIOLET (y) TERHADAP KADAR (x) PADA REPLIKASI I1 ..............................................................
100
VI.
DAFTAR LAhlPLRAN
VII.
PERHITUNGAN HARGA KOEFISIEN KORELASI (r) DAN
PERSAMAAN REGRESI ( y = b x + a ) DARI KURVA SERAPAN HASIL REAKSI NATRlUM LAURIL SULFAT DENGAN KRISTAL VIOLET (y) TERHADAP W A R (x)PADA REPLIKASI m .............................................................
VIII. PERHITUNGAN PERBANDINGAN PERSAMAAN REGRESI LINEAR YANG DIHASILKAN PADA UJI LINEARITAS
DENGAN PEREAKSI BIRU METILEN ............................
IX.
PERHITLJNGAN BATAS DETEKSI DAN BATAS KUANTITASI PADA PENETAPAN KADAR NATRIUM L A W
SULFAT DENGAN PEREAKSI BIRU METILEN .............
X.
PERHITUNGAN PERBANDINGAN P E R S W REGRESI LBXAR YANG DIHASILKAN PADA UJI LINEARITAS
DENGAN PEREAKSI KRISTAL VIOLET .........................
XI.
PERHITUNGAN BATAS DETEKSI DAN BATAS KUANTITASI PADA PENETAPAN KADAR NAT'FUUM LAURIL
SULFAT DENGAN PEREAKSI KRISTAL VIOLET .........
XI.
PERHITUNGAN KETEPATAN PENETAPAN JSADAR NATIUUM L A W SULFAT DALAM MATRIK SAMPEL DENGAN PEREAKSI BIRU METILEN MENGGUNAKAN UJI
t I t SATU SAMPEL ............................................................
0
XIIl. PERHIIVNGAN KETEPATAN PENETAPAN KADAR NATRNM L A W SULFAT DALAM MATRIK SAMPEL DENGAN PEREAKSI KRISTAL VIOLET MENGGUNAKAN
UJI "t" SATU SAMPEL ................................
........ .............
XIV. PERHITUNGAN KETELITIAN INSTRUMEN TERHADAP
HASIL REAKSI NATRIUM LAURIL SULFAT DENGAN
PEREAKSI BIRU METEEN ............................................
(lanjutan)
XV .
PERHITUNGAN KETELITIAN ANTAR PENETAPAN KADAR PADA PENETAPAN KADAR NATRIUM LAURTL
SULFAT DENGAN PEREAKSI BIRU METILEN .............
I
PERHITUNGAN KETELITIAN INSTRUMEN TERHADAP
HASIL REAKSI NATRnrrvl LAURIL SULFAT DENGAN
PEREAKSI KRISTAL VIOLET ......................................
XVII. PERHITUNGAN KETELITIAN ANTAR PENETAPAN KADAR PADA PENETAPAY KADAR NATRIUM LAURZL
SULFAT DENGAN PEREAKSI KRISTAL VIOLET .........
X W I . PERHITLTNGAN PERBANDINGAN KETEPATAN PENETAPAN KADAR NALAURIL SULFAT DALAM
MATRIK SAMPEL DENGAN PEREAKSI BIRU METILEN
(A) DAN KRISTAL VIOLET (B) MENGGUNAKAN UJI "t"
SEPASANG ........................
.
.
..........................................
XIX
PERHITUNGAN PERBANDINGAN KETELITIAN ANTAR
PENETAPAN KADAR NATRIUM LAURlL SULFAT DALAM MAT=
SAMPEL DENGAN PEREAKSI BIRU METILEN DAN KRISTAL VIOLET MENGGUNAKAN UJI "F"
XX.
PERHITUNGAN PERBANDINGAN KETELITIAN INSTRUMEN TERHADAP HASIL REAKSI NATRIUM LAURIL
SULFAT DENGAN PEREAKSI BIRU METILEN DAN KRISTAL VIOLET MENGGUNAKAN UJI "F" .........................
XXI. TABEL t
..................
...
..... .
..
.
.
. .
.
..... .
........