STUDI PERBANDINGAN PENETAPAN KADAR TEOFILINA DAN FENOBARBITAL DALAM CAM PURAN DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI BERDASARKAN CARA KURVA DIFERENSIAL PERBEDAAN PELARUT DA N CARA PERBANDINGAN SERAPAN

  

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

SKRT P SI HERMAWAN IRIANTO STUDI PERBANDINGAN PENETAPAN KADAR TEOFILINA DAN FENOBARBITAL DALAM CAM PURAN DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI BERDASARKAN CARA KURVA DIFERENSIAL PERBEDAAN PELARUT DA N CARA PERBANDINGAN SERAPAN

  I AKU1.TAS FARMAS1

  IN T VmSIT AS AIWLANGGA 1 9 8 7 STUDI PERBANDINGAN PENETAPAN KADAR TEOFILINA DAN FENOBARBITAL DALAM CAMPURAN DENGAN METODE SPEKTRQFCTOMETRI BSKDASARKAN CARA KURVA DIFERENSIAL PERBEDAAN PELARUT DAN CARA PERBANDINGAN SERAPAN DIBUAT UNTUK MELENGKAPI SYARAT-SYARAT MENCAPAl

  GELAR SARJANA FARMASI PADA FAKULTAS FARMASI UNI

  VERSITAS AIRLANGGA 198? oleh

  HERMAWAN IRIANTO

  058010326

  Disetujui oleh pemblmbing ; SKRIPSI

  DRS. MUHAMMAD MULJA

  p e m b i m b i n g u t a m a

  PEMBIMBING SERTA

  

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

  KATA PENGANTAR Adalah suatu kebanggaan yang tak ternilai bagi saya yang telah raenyelesaikan tugas ini sebagai salah satu sya rat untuk mencapai gelar sarjana farmasi pada Fakultas Farmasi Universitas Airlangga.

  Dalam proses penyelesaian tugas ini banyak hambatan yang saya jumpai namun dengan ketabahan dan kebesaran ha- ti serta berkat bimbinganNya, maka penyelesaian ini dat>at terpenuhi. Dorongan dan bantuan baik yang berupa moril ma upun raateriil banyak saya terima guna kelancaran tugas i- ni, maka perkenankanlah pada kesempatan ini saya menyata- kan rasa terima kasih saya yang sebesar-besarnya kepada s

  Bapak Drs.Muhammad Mulja dan.. Bapak Drs..Siswandono yang telah^bersusah payah membimbing saya dengan penuh ke. sabaran dan keikhlasan hati derai terselesainya tugas ini.

  Staf Dosen Laboratorium Kimia Farmasi dan Staf Do- sen Fakultas Farmasi Universitas Airlangga yang telah mem bantu saya dengan memberikan dorongan maupun saran -saran yang amat berguna bagi penyelesaian tugas ini.

  Tak lupa pula saya ucapkan terima kasih kepada selu ruh Staf dan Karyawan Fakultas Farmasi Unair, serta kepa­ da rekan-rekan mahasiswa yang banyak membantu hingga ter­ selesainya tugas ini.

  Kepada panitia skripsi yang telah berkenan memerik- sa skripsi ini saya sampaikan terima kasih yang sebesar - ii

  

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

  

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

  besarnya.

  Akhirnya sebagai rasa puji syukur ke hadirat Allah s.w.t. dan kebanggaan terhadap almamater, maka kupersem- bahkan skripsi ini demi kemajuan ilmu pengetahuan semoga keberadaannya memberikan dampak positip bagi ilmu penge­ tahuan, Amien.

  Surabaya, Oktober 1987 Penyusun

  DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ............................... ... ii

  3.1. Tinjauan Teofilina .......... ....... 15

  3.1.3. Penentuan titik lebur ......... ... 19 halaman

  3.1.2. Penentuan panjang gelombang maksi mum pada daerah UV ............ ... 19

  3.1.1. Reaksi fluoresensi ............ ... 19

  

  3. Analisis kualitatif .............. .... 19

  2.2. Larutan dapar borat pH 9,5 ...... ... 19

  2.1. Larutan dapar asetat pH 4 , 0 ..... ... 18

  2. Penyediaan larutan analisa ........ ... 18

  1.2. Bahan .......................... ... 18

  1.1. Alat ........................... ... 18

  1. Alat dan bahan yang digunakan..... ... 18

  BAB III. ALAT, BAHA1I DAN METODE PENELITIAN........ 18

  3.2. Tinjauan Fenobarbital ........... ... 16

  15

  DAFTAR TABEL ................................. ... viii DAFTAR GAMBAR ................................ ... x

  3. Tinjauan campuran Teofilina dan Feno­ barbital .... ........... ............

  14

  2.3. Cara kurva diferensial perbedaan pe, larut ....................... ......

  10

  2.2. Cara perbandingan serapan (Perna rowski) ................... ........

  8

  2. Tinjauan tentang analisis kuantitatif multikomponen metode spektrofotometri 8 2.1. Cara simultan .................. ...

  1.2. Pemilihan daerah pembacaan ...... ... 7

  6

  5 1.1. Koefisien ekstingsi ............. ...

  II. TINJAUAN PUSTAKA .................... ... 5 1. Tinjauan tentang spektrofotometri ...

  I. PENDAHULUAN ................ ......... ... 1 BAB

  IRAN .................................. xi BAB

  DAFTAR LAMP

  

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

  3.2. Fenobarbital .................

  21

  v

  

(lanjutan)

halaman

  24 DAFTAR ISI

  6.1.2. Penetapan kadar Fenobarbital ••••

  23

  23 6.1,1* Penetapan kadar Teofilina ......

  23 6.1. Cara perbandingan serapan .......

  22 6 . Penetapan kadar Teofilina dan Fenobar bital dalam bentuk campuran (sampel).

  5. Pembuatan campuran Teofilina dan Feno barbital dalam bentuk senyawa murni .

  22

  4.2.2. Penentuan nilai selisih kpefisien ekstingsi spesifik ( A E '*) Teo­ filina dan Fenobarbital pada panjang gelombang terpilih ......

  22

  4.2.1. Pembuatan kurva selisih serapan - (AA) terhadap panjang gelombang- untuk penentuan panjang gelombang terpilih Teofilina dan Fenobarbi­ tal ....... ..................

  4.2. Cara kurva diferensial perbedaan pe, larut ..........................

  19

  21

  4.1.3. Pembuatan kurva regresi Qo (per - bandingan serapan A max dan Aiso) terhadap Ft (fraksi Teofilina) ..

  21

  4.1.2. Penentuan daya serap Teofilina (a^) dan Fenobarbital (a^) pada - panjang gelombang isoabsorpsi ( A iso) ........... ...........

  20

  4.1.1. Pembuatan kurva serapan terhadap- panjang gelombang untuk penentuan panjang gelombang isoabsorpsi dan panjang gelombang maksimum terpi­ lih ........................ .

  20

  20 4*1. Cara perbandingan serapan.......

  20 4. Analisis kuantitatif ..............

  20 3.2.3. Penentuan titik lebur .........

  3.2.2. Penentuan panjang gelombang maksi mum daerah UV .................

  19

  3.2.1. Reaksi dengan alfa naftol dan a - sam sulfat pekat ..............

  

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

  DAFTAR IS! (lanjutan) halaman

  1.1.2. Penentuan panjang gelombang maksi, mum daerah UV .................*7

  f b r p u s t a k a a * " WNIT E RSIT aS AJK LANOOA' ____ S U K A B A If A

  34 vi W I L I E

  2.1.3. Pembuatan kurva perbandingan sera pan (Qo) terhadap fraksi Teofili­ na (Ft) ......................

  29

  2.1.2. Penentuan daya serap Teofilina dan Fenobarbital pada panjang ge- lombang isoabsorpsi ...........

  29

  2.1.1. Pembuatan kurva serapan terhadap- panjang gelombang untuk penentuan panjang gelombang maksimum terpi­ lih dan panjang gelombang isoab - sorpsi .......................

  2. Analisa kuantitatif bahan ......... ... 29 2.1..Cara perbandingan serapan...... .... 29

  1.2.3. Penentuan titik lebur ......... ... 29

  1.2. Fenobarbital ................... ... 28 1.2.1, Reaksi dengan alfa naftol dan a- sam sulfat pekat .............. ... 28 1.2.2* Penentuan panjang gelombang maksi. mum daerah UV ..................... 28

  1.1.3. Penentuan titik lebur ......... ... 28

  28

  28

  6.2. Cara kurva diferensial perbedaan pe larut ......................... 7

  1.1.1. Reaksi fluoresensi ............ •

  1.1. Teofilina ...................... ... 28

  1. Analisa kualitatif bahan .......... ... 28

  IV. HASIL PENELITIAN..................... ... 28

  7.2. Ketepatan dan ketelitian ........ ... 26 BAB

  26

  7.1. Uji korelasi (r) antara kadar de­ ngan serapan .......................

  7. Analisa data ........... ..............26

  25

  6.2.2. Penetapan kadar Fenobarbital •..«

  24

  6.2.1. Penetapan kadar Teofilina

  24

  

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

  

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

  DAFTAR ISI (lanjutan) hal am an

  2.2. Cara kurva diferensial perbedaan p£ larut ............. ............T

  37

  2.2.1. Pembuatan kurva selisih serapan - terhadap panjang gelombang untuk- penentuan panjang gelombang terpi, lih ..........................

  37

  2.2.2. Penentuan nilai selisih ekstingsi soesifik ( A E / ) Teofilina dan - i cm

  Fenobarbital pada panjang gelom - bang terpilih ................

  37

  2.3. Pembuatan campuran Teofilina dan Fe nobarbital dalam bentuk senyawa mur ni .................. '........ T

  42

  2.4. Penetapan kadar Teofilina dan Feno­ barbital dalam campuran ..........

  42 2.4.1. Cara perbandingan serapan .....

  42

  2.4.2. Cara kurva diferensial perbedaan- pelarut ........ ......... .

  42 BAB V PEMBAHASAN ..........................

  54 BAB

  VI, KES IMP ULAN DAN SARAN ................

  53 BAB VII. DAFTAR PUSTAKA......................

  60

  DAFTAR TABEL Tabel

  39 Tabel VIII. Selisih ekstingsi spesifik ( A E ^ m ) Fenobarbital pada panjang gelombang - terpilih (248 nm) ........... .....

  44 halaman viii

  XII. Hasil penetapan kadar Teofilina dan Fenobarbital dengan cara perbandingan seraoan (Pernarowski) dalam camouran- B .......................... .....

  43 Tabel

  A ...............................

  XI. Hasil penetapan kadar Teofilina dan - Fenobarbital dengan cara perbandingan serapan (Pernarowski) dalam campuran-

  41 Tabel

  X. Uji korelasi (r) antara kadar dengan selisih serapan (AA) Fenobarbital da lam pelarut pH 4,0 dan pH 9,5 pada- panjang gelombang 248 nm ....... .

  40 Tabel

  IX. Uji korelasi (r) antara kadar dengan selisih serapan ( A) Teofilina dalam pelarut pH 4,0 dan pH 9,5 pada pan - jang gelombang 282 nm .............

  39 Tabel

  VII. Selisih ekstingsi spesifik - Teofilina pada panjang gelombang ter­ pilih (282 nm) ...................

  I. Daya serap Teofilina pada panjang ge­ lombang isoabsorpsi ...............

  35 Tabel

  VI. Analisa regresi perbandingan serapan- (Qo) terhadap fraksi Teofilina (Ft) .

  34 Tabel

  33 Tabel V, Perbandingan serapan (Qo) dari berba­ gai fraksi Teofilina (Ft) .........

  IV. Uji korelasi (r) antara kadar dengan serapan (A) Fenobarbital dalam laru­ tan dapar borat pH 9,5 pada panjang - gelombang isoabsorpsi (249 nm) .....

  32 Tabel

  (249 nmj ........ 7

  III. Uji korelasi (r) antara kadar dengan serapan (A) Teofilina dalam larutan - dapar borat pH 9,5 pada panjang gelom bang isoabsorpsi

  31 Tabel

  II. Daya serap Fenobarbital pada panjang- gelombang isoabsorpsi .............

  31 Tabel

  

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

  

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

  DAFTAR TABEL (lanjutan) halaman

  Tabel

  XIII* Hasil penetapan kadar Teofilina dan Fenobarbital dengan cara perbandi - ngan serapan (Pernarowski) dalam cam puran C ................ .......

  45

  7 Tabel

  XIV. Hasil penetapan kadar Teofilina dan Fenobarbital dengan cara perbandi­ ngan serapan (Pernarowski) dalam cam puran D .........................

  46 Tabel

  XV, Hasil penetapan kadar Teofilina dan Fenobarbital dengan cara perbandi­ ngan serapan (Pernarowski) dalam cam puran E ........................

  47

  7 Tabel

  XVI, Hasil penetapan kadar Teofilina dan Fenobarbital dengan cara diferensi, al perbedaan pelarut dalam campuran-

  A ......... ,....................

  48 Tabel

  XVII, Hasil penetapan kadar Teofilina dan Fenobarbital dengan cara kurva dife- sial perbedaan pelarut dalam campu- ran B ...........................

  49 Tabel XVIII, Hasil penetapan kadar Teofilina dan Fenobarbital dengan cara kurva dife- sial perbedaan pelarut dalam campu­ ran C ...........................

  50 Tabel

  XIX, Hasil penetapan kadar Teofilina dan Fenobarbital dengan cara kurva dife rensial perbedaan pelarut dalam cam ran D ..........................

  51

  7 Tabel

  XX, Hasil penetapan kadar Teofilina dan Fenobarbital dengan cara kurva dife­ rensial perbedaan pelarut dalam cam ran E ...........................

  52 Tabel

  XXI, Hasil penetapan kadar Teofilina dan Fenobarbital dengan metode spektrofo tometri .........................

  53 ix

  

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

  DAFTAR GAMBAR halaman Gambar 1- Kurva serapan terhadap panjang gelom­ bang zat X dan zat Y ..............

  9 Gambar 2. Kurva serapan terhadap panjang gelom­ bang zat X, zat Y dan campuran zat X dan Y ............................

  10 Gambar 3* Kurva diferensial akibat perbedaan pe larut dari zat x dan zat y ........

  14 Gambar 4« Kurva serapan terhadap panjang gelom­ bang dari Teofilina dan Fenobarbital 0,1 mg % dalam pelarut dapar borat pH 9,5 ..............................

  30 Gambar 5* Kurva analisa regresi Qo (perbandi ngan serapan) terhadap Ft (fraksi Teo filina) dengan persamaan regresi s Y = 2,1921 x + 0,1125 .............

  36 Gambar 6 , Kurva selisih serapan dari larutan Te ofilina 0,3 rag % dan Fenobarbital 0,1 mg % dalam pelarut pH 9,5 dan pH 4,0 terhadap panjang gelombang ........

  38 x

  DAFTAR LAMPIRAN Lampiran

  (K.D) ..........................

  halaman xi

  74

  IX, Perhitungan uji "t" dari kadar rata rata Fenobarbital yang didapatkan - kembali dengan cara kurva diferensi al perbedaan pelarut ............

  73 Lampiran

  72 Lampiran VIII. Perhitungan uji "t '1 dari kadar rata rata Fenobarbital yang didapatkan - kembali dengan cara perbandingan se, rap an ..........................

  71 Lamniran VII. Perhitungan uji ntn dari kadar rata rata Teofilina yang didapatkan kem­ bali dengan cara kurva diferensial- perbedaan pelarut ...............

  VI. Perhitungan uji ntn dari kadar rata rata Teofilina yang didapatkan kem- bali dengan cara perbandingan sera­ pan ....... ............. ......

  70 Lampiran

  7

  V. Uji ,?t,! prosentase Fenobarbital yang didapatkan kembali antara cara perbandingan serapan (?.S) dengan- cara kurva diferensial perbedaan pe larut (K.D) ...................

  69 Lampiran

  IV, Uji "t" prosentase Teofilina yang - didapatkan kembali antara cara per­ bandingan serapan (P.S) dengan cara kurva diferensial perbedaan pelarut

  I. Harga koefisien korelasi pada dera- derajad kepercayaan 1 % dan 5 % •••

  68 Lampiran

  67 2.2. Fenobarbital ...............

  67 2.1. Teofilina .................

  2. Cara kurva diferensial perbedaan pelarut ........ ............

  66

  65 1.2, Fenobarbital .......... .

  65 1.1. Teofilina.................

  1. Cara perbandingan serapan (Perna rowski) .....................

  65

  64 Lampiran III, Contoh perhitungan penetapan kadar Teofilina dan Fenobarbital yang di­ dapatkan kembali ................

  63 Lampiran II, Tabel "t" ......................

  

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

  

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

  1 BAB I PEUDAHULUAN Untuk tercapainya tujuan pembangunan dibidang kese­ hatan diantaranya harus ditunjang oleh faktor penyediaan obat-obatan yang cukup bermutu. Karena obat merupakan sa- rana utama untuk pemeliharaan kesehatan masyarakat.

  Dalam rangka memenuhi kebutuhan akan obat-obatan tersebut, telah banyak berdiri industri farmasi yang mana akhir-akhir ini cenderung mengalami peningkatan, baik da­ lam hal jumlah maupun macam obat yang diproduksi. Dengan semakin meningkatnya jumlah dan macam obat yang beredar , maka perlu ditingkatkan pula pengawasan terhadap mutu o- bat tersebut agar masyarakat terlindung dari penggunaan obat yang tidak memenuhi syarat, ( 1)

  Pada pengobatan sering kali diberikan obat-obatan dalam bentuk campuran atau kombinasi, Hal ini dimakaudkan agar efek terapi yang dihasilkan dari pemberian obat da­ lam bentuk tersebut sesuai dengan apa yang diharapkan, Sejalan dengan kemajuan dibidang tekhnologi kefarraasian khususnya dalam tekhnik fabrikasi, maka semakin banyak produk obat yang dibuat dalam bentuk campuran atau kombi­ nasi sehingga akan menimbulkan suatu masalah mengenai kon trol kualitasnya dalam hal ini mengenai analisis kuanti- tatifnya,

  Analisis kuantitatif atau penetapan kadar bahan o-

  

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

  2 bat yang terdapat dalam bentuk campuran dapat dilakukan dengan metode langsung maupun tidak langsung. Pada meto­ de tidak langsung, sebelum dilakukan analisis kuantitatif dari bahan obat yang terdapat dalam bentuk campuran ter­ sebut, maka terlebih dahulu dilakukan pemisahan terhadap masing-masing komponen campuran tersebut. Sehingga kalau ditinjau dari segi pelaksanaan dan hasil yang diperoleh, maka metode ini kurang praktis untuk diterapkan. Oleh se-

  bab itu untuk analisis kuantitatif bahan obat yang terda­ pat dalam bentuk campuran sering dilakukan dengan metode langsung (tanpa dilakukan pemisahan).

  Metode analisis kuantitatif yang sampai saat ini raa sih populer dan banyak digunakan untuk melakukan anali - sis kuantitatif bahan obat yang terdapat dalam bentuk cam puran baik secara langsung maupun tidak langsung adalah metode spektrofotometri. Hal ini disebabkan metode spek­ trofotometri tersebut memberikan kepekaan dan ketelitian yang relatif tinggi.

  Adapun cara-cara dari metode spektrofotometri yang dapat digunakan untuk penetapan kadar bahan obat yang ter dapat dalam bentuk campuran secara langsung adalah seba­ gai berikut :

  1 . berdasarkan cara serapan individual 2. berdasarkan cara persamaan simultan 3. berdasarkan cara kurva turunan pertama 4. berdasarkan cara kurva diferensial perbedaan

  

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

  3 pelarut 5. berdasarkan cara perbandingan serapan atau analisa Qo dari Pernarowski 6 . berdasarkan cara panjang gelombang ganda 7. berdasarkan cara pengamatan tiga panjang gelombang

  Pada penelitian ini dipilih penetapan kadar untuk campuran obat Teofilina dan Fenobarbital dengan perbandi­ ngan 3 : 1 . Sedang metode spektrofotometri yang akan di­ gunakan yaitu cara kurva diferensial perbedaan pelarut dan cara perbandingan serapan dari Pernarowski.(2) Adapun dasar pertimbangan pemilihan bahan dan cara dari metode spektrofotometri tersebut ialah :

  • Teofilina dan Fenobarbital merupakan komponen kom binasi obat antiasthma yang masih digunakan dan beredar dipasaran.( 2)
  • Teofilina dan Fenobarbital dalam pelarut dapar bo rat pH 9,5 memberikan kurva spektra saling turn - pang tindih (overlap) satu sama lain, sehingga ka dar kedua zat tersebut dapat ditetapkan dengan ca ra perbandingan serapan.(3)
  • Teofilina dan Fenobarbital dalam pelarut dapar bo, rat pH 9,5 dan pelarut dapar asetat pH 4,0 membe­ rikan perbedaan spektra selisih serapan yang cu­ kup besar, sehingga kadar kedua zat tersebut da­ pat ditetapkan dengan cara kurva diferensial aki-

  

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

  4 bat perbedaan pelarut.( 4,5) Penelitian ini bertujuan untuk menerapkan dan memban dingkan hasil penetapan kadar Teofilina dan Fenobarbital dalam campuran berdasarkan cara kurva diferensial perbeda an pelarut dan cara perbandingan serapan bila ditinjau da ri ketelitian dan kecermatannya. Sehingga dari hasil pene litian ini diharapkan kedua cara dari metode spektrofoto­ metri tersebut dapat digunakan untuk penetapan kadar Teo­ filina dan Fenobarbital dalam bentuk campuran tanpa dila­ kukan pemisahan terlebih dahulu dan dari hasil kedua cara tersebut tidak berbeda makna (signifikansi).

  5 BAB II TIEJAUAN PUSTAKA

  1. Tiniauan tentang spektrofotometri (6.7-8) Spektrofotometri merupakan metode analisis yang penggunaannya cukup luas, baik untuk analisis kualita - tif mauoun analisis kuantitatif dari suatu zat atau cam puran zat. Metode analisis tersebut didasarkan oleh ada nya perubahan sifat fisiko kimia dari bahan yang dipe - riksa yaitu dengan jalan raengamati sifat serapannya ter hadap energi cahaya atau radiasi elektromagnetik.

  Metode spektrofotometri ini pada pelaksanaannya ngikuti hukum Lambert-Beer, bahwasannya itensitas cahaya monokromatis yang diteruskan akan menurun secara eksponensial, bila kadar zat atau tebal medium yang menyerap naik secara aritmatik. Bila dituliskan akan didapatkan persamaan sebagai beri­ kut ;

  I = Io .

  10“abc , atau

  • jjj- = I 0"abc log -yQ- = abc = - log T , sehingga A = - log T = abc dimana : A = serapan = absorbansi

  T = transmitan

  a =s daya serap = absorptivitas

  

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

  

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

  6 b * tebal medium c = kadar zat yang menyerap

  Io = intensitas cahaya yang datang I = intensitas cahaya yang diteruskan

  Jika terdapat lebih dari satu raacara zat yang meny^ rap pada suatu panjang gelombang tertentu (A), maka se rapan totalnya pada panjang gelombang tersebut (A A) me rupakan penjumlahan serapan masing-masing zat dalam cam puran tersebut, asalkan tidak terjadi interaksi.( 6 ,7,8)

  Sehingga dapat dituliskan sebagai berikut : A camp • A

  (6,7,8) camp. = a 1b1c1 + a2b2c2

  Persamaan tersebut merupakan dasar penetapan kadar suatu zat yang terdapat dalam suatu campuran. 1.1* Koefisien ekstingsi (6,7,8)

  Harga koefisien ekstingsi ini tergantung pada ca ra menyatakannya. Bila kadar dinyatakan dalam molar sedang tebal medium dalam sentimeter, maka disebut se bagai koefisien ekstingsi molekuler yang dirumuskan sebagai berikut :

  A » f* . c • t f dimana £» = koefisien ekstingsi molekuler c = kadar larutan dinyatakan dalam molar t » tebal medium dinyatakan dalam sentimeter

  

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

  7 Jika kadar dinyatakan dalam berat per volume dan tebal medium dalam sentimeter, maka dapat dituliskan sebagai berikut :

  A = E , c . t ; dimana 1 cm

  • 4 0/ ^ 1cm ~ ^oe^ls*en ekstingsi spesifik unttik kadar 1 % b/v dengan medium setebal 1 cm c = kadar larutan dinyatakan dalam gram per 100 ml t » tebal medium dinyatakan dalam satuan cm Harga koefisien ekstingsi ini merupakan nilai ka rakteristik dari suatu senyawa pada panjang ge - lombang dan dalam pelarut tertentu.( 6,7,8 )

  1.2. Femilihan daerah oembacaan (6.7.8) Batas daerah pembacaan alat spektrofotometer per lu diketahui, agar kesalahan relatif (Ac/c) yang ter jadi dapat diusahakan sekecil raungkin. Bila dikaitkan dengan hukum Lambert-Beer, maka akan didapatkan persa maan sebagai berikut s

  ^ c ^ A 0,434 . T

  = = ( 8 )

  c A T log' T dimana ; A T s harga skala terkecil dari spektrofotome - ter yang masih dapat terbaca.

  Berdasarkan persamaan diatas maka akan didapatkan pern

  8 bacaan serapan optimal (kesalahan relatif terkecil) , yaitu pada pembacaan serapan (A) = 0,434 atau pada pembacaan transmitan (T) = 0,2 - 1,0 Biasanya pera- bacaan serapan yang masih dapat ditolerir antara 0 ,2- 0,8 atau pada pembacaan transmitan antara 15 - 65 %•

  2. Tiniauan tentang analisis kuantitatif multikonponen me­ tode spektrofotometri

  2.1. Cara simultan (7) Dasar cara ini ialah hukum Lambert-Beer, dimana serapan suatu campuran merupakan jumlah total serapan masing-masing komponen penyusunnya (ditandai dengan i) dari masing-masing komponen campuran, maka dengan me- nggunakan rumus diatas dapat ditentukan kadar dari ma sing-masing komponen campuran tersebut.

  Untuk penetapan kadar dengan cara simultan, maka syarat utamanya kurva spektra dari masing-masing kom ponen harus saling tumpang tindih (overlap) satu sama lain dan jarak panjang gelombang maksimum kedua senya wa i 10 nm. Pada pelaksanaannya dilakukan pada dua panjang gelombang yaitu panjang gelombang maksimum da kedua senyawa.

  Suatu misal campuran terdiri dari zat X dan Y de A

  Dengan cara mengetahui harga koefisien ekstingsi (£^)

  

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

  

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

  9 ngan koefisien ekstingsi x dan £■ y pada panjang ge, lombang ^ x dan £ y pada -A , dengan medium se tebal t (seperti pada gambar 1), Sedang kadar yang be lum diketahui dinyatakan sebagai c_ dan c_, maka sesu x y — ai dengan hukum Lambert-Beer dihasilkan persamaan se­ bagai berikut :

  A = l x - ox . t t y . cy . t + A' = ^'x • cx • + & y • cy •

  Dengan menggabungkan kedua persamaan diatas pada har­ ga b = 1 , maka akan didapatkan harga : cx = A • * 7 " • -.J

  ^x. fcy - t x . y Garabar 1 : Kurva serapan terhadap panjang gelombang dari zat X (--- ) dan zat Y (---- )• (7)

  10

  2.2. Cara perbandingan serapan (Pernarowski) (3) Cara ini raerupakan pengerabangan dari cara si - rnultan yang berdasarkan atas hubungan antara harga perbandingan serapan ("ratio absorbancy") dengan ka dar suatu zat dalam campuran biner, bahwasannya har ga perbandingan serapan suatu larutan pada dua pan­ jang gelombang yang berbeda adalah tetap.( 3 )

  Untuk raenjabarkan perhitungan kadar dari cara ini digunakan suatu model campuran biner zat X dan zat Y, dimana kurva spektranya seperti yang terli - hat pada gambar 2*

  Kurva serapan terhadap panjang gelombang zat X (---- ) t zat Y (----) dan campuran zat X dan Y (

  3)

  

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

  11 Keterangan gambar 2 :

  ?i iso = panjang gelombang dimana daya serap zat X dan Y sama.

  Al = panjang gelombang maksimum tertinggi.

  A 5 = daya serap campuran zat X dan Y pada panjang gelombang isoabsorpsi. A4 = daya serap campuran zat X dan Y pada panjang gelombang maksimum terpilih

  (Ai). a1 = daya serap zat Y pada panjang gelom­ bang maksimum terpilih (Al). a2 = daya serap zat X dan Y pada panjang gelombang isoabsorpsi. a3 = daya serap zat X pada panjang gelom­ bang maksimum terpilih (Al).

  Sesuai dengan hukum Lambert-Beer, maka daya se rap campuran zat X dan Y dapat dinyatakan sebagai berikut :

  A4 s al.b.cy. + a3.b.cx.................(l) A 5 = a 2 . b. cy. + a2. b. c x .................(2)

  Jika tebal medium penyerap 1 cm dan masing-masing persamaan diatas dibagi dengan (cx + cy), maka akan dihasilkan harga cx/(cx + cy) yang merupakan frak­ si zat X. Selanjutnya dinyatakan sebagai Fx, demiki, an pula untuk zat Y dinyatakan sebagai Fy. Setelah

  

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

  

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

  12 kedua persamaan dibagi dengan (cx + cy), kemudian hasil persamaan (

  1) dibagi hasil persamaan (2 ), ma­ ka akan dihasilkan persamaan sebagai berikut : A4. _ a1 .Ft + a5 .Fx /,* A5 “ a2.Fy + a2.Fx ................. x:>) karena Fy = 1 - Fx, maka AA _ a;

  .1.(1 - Fx) + a3.Fx ............ (4) A a 5 .2.(1 - Fx) + a2.Fx

  2 sehingga ; A4 _ aj _ al al .......... (5) A5 X a2 a 2 * a2

  Jika : ^ dinyatakan sebagai Qo

  ^ dinyatakan sebagai Qx

  a

  1 dinyatakan sebagai Qy maka persamaan (

  5) dapat dituliskan sebagai berikut Qo = Fx (Qx - Qy) + Qy ................(

  6) atau Fx = --A

  X Qx - Qy Bila harga b = 1 cm, maka dari persamaan (2) akan dihasilkan :

  A5 = a 2 (dx + cy) atau ^ = (cx + cy)....(7) seperti diketahui Fx =: cx/(cx + cy), sehingga bi­ la disubstitusikan pada persamaan ( 7 ) dihasilkan

  

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

  13 persamaan untuk harga Fx, yaitu Fx = bx • a 2/A5

  Bila harga Fx tersebut disubstitusikan pada persama an ( 6), maka akan dihasilkan suatu persamaan yang dapat digunakan untuk penetapan kadar zat X disam - ping adanya zat Y dalam suatu campuran :

  ( 8 ) as Qo— , ax .

  " Qx - Qy a

  2 Dengan cara yang sama akan dihasilkan pula kadar zat Y yaitu s

Qo - Qx . (9)

  ~ Qy - Qx a2 atau dapat menggunakan persamaan ( 7 ) bila harga cx diketahui : Persamaan ( 6) analog dengan persamaan garis lurus yaitu :

  Qo = (Qx - Qy) Fx + Qy b x + a Dengan cara membuat kurva Qo (perbandingan serapan

  A max dengan A iso) terhadap Fx (fraksi zat X), maka akan didapatkan harga (Qx - Qy) sebagai slope dan Qy sebagai interceptnya* Sehingga kadar zat X (cx) dapat ditentukan.

  

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

  14 2*3* Cara kurva diferensial perbedaan pelarut (4*5>9>10)

  Qara ini berdasarkan bahwa bila suatu zat dengan kadar tertentu diamati serapannya dalara pelarut yang berbeda, maka akan dihasilkan serapan yang berbeda pu la. Sehingga bila dibuat kurva selisih

  3erapan akibat perbedaan pelarut tersebut terhadap panjang gelombang akan didapatkan titik isosbestik ( panjang gelombang- dimana selisih serapan akibat perbedaan pelarut sama dengan nol ).

  Misalkan suatu campuran terdiri dari zat x dan y dimana kurva selisih serapannya terhadap panjang ge - lombang seperti yang terlihat pada gambar 3. rut dari zat x ( ) dan zat y (-- — ).

  

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

  15 Pada garabar 3 zat y raenunjukkan titik isosbestik pada panjang gelombang x ( A x ) , sehingga untuk penetapan kadar zat x dapat dilakukan pada panjang gelombang tersebut tanpa dipengaruhi adanya zat y.

  3. Tiniauan camnuran Teofilina dan Fenobarbital (11.12) Teofilina merupakan senyawa golongan xantina yang berkhasiat sebagai bronkodilator dengan efek samping rangsangan pada susunan saraf pusat. Sehingga sebagai o bat antiasma sering kali dikorabinasikan dengan Fenobar- bital yang berkhasiat menghilangkan efek samping yang ditimbulkan Teofilina yaitu dengan cara menyebabkan e- fek sedasi pada susunan saraf pusat.( 11)

  Kombinasi Teofilina dan Penobarbital banyak diguna kan dan beredar dipasaran sebagai obat antiasma dengan perbandingan kadar 3 : X♦( 2)

  3-1. Tlniauan Teofilina (12.13 .14-.15) Rumus bangun : n

  1 1,3 - diraetil xantina

  Pemerian : serbuk hablur putih, tidak berbau dan be- rasa pahit.

  16 Kelarutan : larut dalam 180 bagian air, lebih mudah

  larut dalam air panas, dalam 120 bagian e tanol (95%) P, dalam alkali hidroksida dan asam-asam encer.

  Suhu lebur: 270 - 274°C.

  Spektrum serapan lembayung ultra :

  • dalam larutan asam klorida 0,1 N maksimum pada panjang gelombang 270 nm dengan S.

  l cm = 530.

  • diferensial dalam pelarut pH 4,0 dan 10 menunjukkan maksimum pada panjang gelom - bang 280 - 290 nm dan isosbestik pada 250 - 270 nm.(16)

  3.2. Tin.iauan Fenobarbital (12■ 13■ 14,15,16) Rutnus bangun : asam

  5 - etil - 5 fenil barbiturat Pemerian : serbuk putih, berasa pahit. Kelarutan s sukar larut dalam air, larut dalam eta - nol (95%) P, dalam alkali karbonat Suhu lebur : 174 - 178°C.

  

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

  

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

  17 Spektrum serapan lembayung ultra :

  • dalam pelarut 5»0 ml etanol 195%) P dan larutan dapar borat alkali pH 9*6 sampai volume 100 ml maksimum pada panjang gelom bang 240 nm.
  • diferensial dalam pelarut pH 4,0 dan 10 menunjukkan maksimum pada panjang gelom - bang 240 nm dan isosbestik pada 270-290nm.

  

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

  18 BAB III ALAT, BAHAN DAN METODE.PENELITIAN

  1. Alat dan bahan yang digunakan

  1.1. Alat Spektrofotometer "Ultrospec 4050" pH meter merck "Fisher

  11

  1.2. Bahan Semua bahan yang digunakan adalah dengan dera- jat pro analisa, kecuali dinyatakan lain.

  • Teofilina ("Pharmaceutical grade11), diperoleh dari P.T. Riasiraa Abadi Surabaya.
  • Fenobarbital ("Pharmaceutical grade11), diperoleh dari Pedagang Besar Farmasi Kimia Farma Surabaya.
  • Asam asetat glasial (~E. Merck )
  • Asam borat ( E. Merck )
  • Asam klorida ( E. Merck )
  • Etanol 95 ^ P ( E. Merck )
  • Kalium klorida ( E. Merk )
  • Natrium asetat ( E. Merck )
  • Natrium hidroksida ( E. Merck )

  2. Penyediaan larutan analisa

  2.1. Larutan dapar asetat pH 4.0.(17) Dibuat dengan cara mencampurkan larutan natrium asetat 0.1 N dengan larutan asam asetat glasial 0.1 N dan dicek pH nya dengan pH meter.

  19

  2.2. Larutan dapar borat

  p

  H q.5 (17) Dibuat dengan cara mencampurkan larutan yang me- ngandung larutan asam borat 0,2 M dan kalium klorida

  0,2 M sebanyak 50,0 ml dengan 40,0 ml larutan natrium hidroksida 0,2 M, kemudian ditambah aqua sampai volu- menya tepat 200,0 ml dan di cek pH nya dengan pH me - ter.

  3. Analisis kualitatif 3*1. Teofilina

  3.1.1. Reaksi Fluoresensi (12.14-) Teofilina dilarutkan dalam pelarut asam sulfat encer dan diamati pada sinar UV, maka akan terjadi fluoresensi warna tingu*

  3.1.2. Penentuan paniang gelombang mak-aimum pada daerah UV Dibuat larutan Teofilina masing-masing dengan konsentrasi 0,5 dan 1,0 mg % dalam pelarut asam klo rida 0,1 S. Kemudian diamati serapannya pada daerah

  UV. (15)

  3.1.3. Penentuan titik lebur (12) Teofilina dimasukkan ke dalam kapiler dan dipa naskan, kemudian dicatat suhunya pada saat mulai me leleh sampai meleleh seluruhnya.

  3.2. Fenobarbital 3.2.1. Reaksi dengan alfa naftol dan asam sulfat pekat .

  

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

  

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

  20 Fenobarbital direaksikan dengan reagen alfa naftol dan asam sulfat pekat akan terjadi warna u- ngu. (12,15)

  3*2.2. Fenetuan oaniang gelombang maksimum daerah UV (15) Dibuat larutan Fenobarbital masing-masing de - ngan konsentrasi 0,5 dan 1,0 mg % dalam pelarut da­ par borat pH 9*5* Kemudian diamati serapannya pada daerah UV.

  3.2.3. Penentuan titik lebur (12) Fenobarbital dimasukkan ke dalam kapiler, kemu dian dipanaskan dan suhunya dicatat pada saat mulai sampai seluruhnya meleleh.

  4. Analisis kuantitatif

  4.1. Cara perbandingan serapan (5)

  4.1.1. Pembuatan kurva serapan terhadap pan.iang gelombang untuk penentuan paniang gelombang isoabsorpsi dan pan.iang gelombang maksimum terpilih

  Dibuat masing-masing larutan 1,0 mg % Teofili­ na dan Fenobarbital dalam pelarut dapar borat pH 9»5. Kemudian diamati serapannya pada trayek pan­ jang gelombang 200-300 nm dengan pembanding larutan dapar borat pH 9>5. Dari kurva tersebut dapat diten tukan panjang gelombang isoabsorpsi (panjang gelom­ bang dimana daya serap kedua zat sama) dan panjang gelombang maksimum terpilih (panjang gelombang mak-

  

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

  21 simura tertinggi dari kedua zat),

  4.1.2. Penentuan dava serap Teofilina (gu.) dan Fenobarbi­ tal (ap.) pada panjang gelombang isoabsorpsi (Also) Dibuat dengan seksama masing-masing larutan

  Teofilina dan Fenobarbital dengan kadar 0,6 , 0,8 , 1,0, 1,2 dan 1,4 mg % dalara pelarut dapar borat pH 9,5* Kemudian diamati serapannya pada panjang ge­ lombang isoabsorpsi dengan larutan dapar borat pH 9.5 sebagai pembanding dan dihitung harga daya se- rap rata-ratanya setelah dilakukan uji korelasi (r) antara kadar dengan daya serap.

  4.1.3. Pembuatan kurva regresi Qo (perbandingan serapan antara A max dengan ^ iso) terhadap Ft (fraksi Te­ ofilina)

  Dibuat dengan seksama larutan carapuran Teofi­ lina dan Fenobarbital dalam pelarut dapar borat pH 9.5 dengan fraksi Teofilina sebagai berikut : 10, 20, 30, 40 ...... 100 %. Kemudian diamati serapan nya pada panjang gelombang maksimum terpilih dan isoabsorpsi dengan pembanding larutan dapar borat pH 9,5. Dengan cara membandingkan hasil serapan da ri kedua panjang gelombang tersebut, maka akan di- hasilkan harga Qo dar masing-masing fraksi Teofili, na. Sehingga dapat dibuat kurva regresi Qo vs Ft*

  4.2. Cara kurva diferensial perbedaan pelarut

  

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

  22 4*2.1. Pembuatan kurva selisih 3erapan (A A) terhadap pan­ iang gelombang untuk penentuan paniang gelombang terpilih Teofilina dan Fenobarbital

  Kurva ini dibuat dengan cara mengamati selisih serapan akibat perbedaan pelarut dari larutan Teofi lina 3,0 rag % dan Fenobarbital 1,0 rag % (dalam pela rut pH 9#5 dan pH 4,0) pada trayek panjang gelom - bang 200-300 nm. Dari kurva tersebut dapat ditentu- kan panjang gelombang terpilih untuk penetapan ka - dar Teofilina dan Fenobarbital (panjang gelombang dimana salah satu zat selisih serapannya sama deng­ an nol = titik isosbestik).

  4.2.2. Penentuan nilai selisih koefi 3ien ekatingsi spesi - fik_(A3^“m ) Teofilina dan Fenobarbital pada pan - .iang gelombang terpilih

  Harga ini diperoleh dengan cara mengamati seli sih serapan dari masing-masing larutan Teofilina dan Fenobarbital dalam pelarut pH 9,5 dan pH 4,0 de ngan kadar 0 ,6, 0 ,8 , 1,0 , 1,2 dan 1,4 mg % pada pan jang gelombang terpilihnya. Kemudian dihitung harga rata-ratanya setelah dilakukan uji korelasi (r) an- tara kadar dengan selisih serapan.

  5. Pembuatan campuran Teofilina dan Fenobarbital dalam ben tuk senvawa murni Dibuat campuran Teofilina dan Fenobarbital dalam

  23 bentuk senyawa murni dengan. perbandingan yang sesuai d<? ngan yang beredar di pasaran yaitu 3 : 1 atau mendekati sebanyak lima kali replikasi.

  6 . Penetapan kadar Teofilina dan Fenobarbital dalam bentnlr campuran (samnel 5)

  6.1. Cara perbandingan serapan (15) Ditimbang dengan seksama 100,0 mg sampel, dila - rutkan dalam pelarut dapar borat pH 9,5 dan dimasuk- kan ke dalam labu takar 100 ml, kemudian di encerkan dengan larutan dapar borat pH 9>5. Diamati serapannya pada panjang gelombang maksimum terpilih dan isoab - sorpsi dengan pembanding larutan dapar borat pH 9,5*

  6 .1 .1 . Penetapan kadar Teofilina (3) Dari data 6 .1 . dapat ditetapkan kadar Teofili­ na berdasarkan rumus sebagai berikut :

  0I , • i l t t

  Qx - Qy aiso Keterangan :

  Cx = kadar Teofilina yang didapatkan kembali dalam satuan gram per liter Qo = perbandingan serapan A max dengan Aiso campuran Teofilina dan Fenobarbital Aiso= seraPan campuran Teofilina dan Fenobarbi, tal (sampel) pada panjang gelombang iso­ absorpsi a^3Q= daya serap Teofilina atau Fenobarbital pada panjang gelombang isoabsorpsi

  

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

  

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

  24 Qx - Qy = harga slope dari persamaan regresi Qo vs Ft.

  Qy = harga intercept dari persamaan regresi Qo terhadap Ft. 6 .1 .2, Penetanan kadar Fenobarbital (5)

  Dari data 6*1. dapat ditetapkan pula kadar Fe­ nobarbital dengan rumus sebagai berikut : cy = — ■ - cx iso

  Keterangan : Cy = kadar Fenobarbital yang didapatkan kem - bali dalam satuan gram per liter.

  Cx = kadar Teofilina yang didapatkan kembali dalam satuan gram per liter.

  6.2. Cara kurva diferensial perbedaan pelarut (4.S.9.10) Ditirabang dengan seksama 100,0 mg sampel, dila - rutkan dalam pelarut etanol

  95 % dan diraasukkan ke da lam labu takar 100 ml, Kemudian diencerkan dengan la­ rutan etanol 95 % sampai volumenya tepat 100,0 ml. Da ri larutan tersebut dipipet sebanyak

  2,0 ml dua kali replikasi dan dimasukkan ke dalam labu takar 100 ml, kemudian masing-masing diencerkan dengan pelarut da- par borat pE 9,5 dan dapar asetat pH 4,0 sampai volu­ menya tepat 100,0 ml. Diamati selisih serapannya pada panjang gelombang terpilih Teofilina dan Fenobarbital,

  6.2.1. Penetapan kadar Teofilina (4,5,9,10) Dari data 6*2. dapat ditetapkan kadar Teofili-

  25 na dengan rumus sebagai berikut : ^ A 10,000

  Cx = — ■St

  j

  x — — x 100 % A E

  1«n C° i cm

  Keterangan : Cx = kadar Teofilina yang didapatkan kembali {% recovery).

  ^ A = selisih serapan larutan sampel akibat perbedaan pelarut*

  a q/

  sells **1 koefisien ekstingsi spesifik Te­ ofilina pada panjang gelombang terpilih. Cc = kadar sampel yang dibuat,

  6.2.2. Penetapan kadar Fenobarbital (4-.S.9.10) Dari data 6.2, dapat ditetapkan pula kadar Fe­ nobarbital dengan rumus sebagai berikut :

  ■A A 10.000 Cy = --- x -------- x 100 %

  Keterangan : Cy = kadar Fenobarbital yang didapatkan kem­ bali (% recovery).

  = selisih serapan larutan sampel akibat perbedaan pelarut pada panjang gelombang terpilih Fenobarbital. ^ ^ 1 c m “ koefisien ekstingsi spesifik Fe­ nobarbital pada panjang gelombang terpi- lihnya. Cc = kadar sampel yang dibuat.

  

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

A E ^ Cc 1 era

  

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

  26 7# Anaiisa data 7 .1 # Uii korelasi (r) antara kadar dengan serapan

  Untuk mengetahui adanya korelasi antara kadar de, ngan serapan atau selisih serapan digunakan rumus se­ bagai berikut : r = ;?„• .faf - (18,19)

  VX.(x - x),Z.(y - y) Keterangan : r = koefisien korelasi x = kadar ; x = kadar rata-rata y = serapan ; y = serapan rata-rata Bila harga r hasil perhitungan lebih besar dari r tabel pada derajat kebebasan (d.f) = n - 2 dengan derajat signifikansi ( ) = 0,05* berarti ada korela si antara kadar dengan serapan. ( 18 ,19)

  7 .2. Ketepatan dan ketelitian Untuk mengetahui ketepatan dan ketelitian dari hasil suatu penelitian digunakan rumus sebagai beri - kut :

  • t =. Cl - M. )

  V T __ ( 18,19 ,20) SD

  Keterangan : t * harga tetapan yang besarnya tergantung pada derajat kebebasan (degree of freedom) dan peluang (probability).

  4c = harga benar.

  X = kadar rata-rata yang didapatkan kembali.

  27 n = jumlah sampel.

  SD = standart deviasi. Bila harga t hasil perhitungan lebih kecil dari t tabel pada batas kepercayaan ( ^ / 2) dengan d.f = n- 1 , maka tidak ada perbedaan bermakna antara kadar sesungguhnya dengan kadar yang didapatkan kerabali de­ ngan kata lain ketepatannya baik.( 18,19 ,20)

  Sedangkan untuk mengetahui ketepatan kadar yang didapatkan kembali dari kedua cara digunakan rumus se bagai berikut :

  • t « — — , dimana ( 20) ~ S3

  S3 = -" , sedangkan V n