6807051999 ALAH FAKU ISLAM NE 2018 HADAP PRA TANGGA Mulyo Pon

  

TINJAUA AN ETIKA B BISNIS ISL LAM TERH HADAP PRA AKTIK JUA AL BELI

PERABOT T RUMAH T TANGGA

(Studi K Kasus di UD

D. Gerabah Mulyo Pon orogo)

  

SKRIPSI

  Oleh:

  

ARI R RACHMAW WATI

NIM M 21021400

  07 P embimbing: :

Dr. H. Mo oh. Munir, L Lc, M.Ag.

  

NIP. 196 6807051999 031001

JURUSAN N MUAMA ALAH FAKU ULTAS SYA ARI’AH

  INSTITUT T AGAMA I

ISLAM NE EGERI PON NOROGO

  

ABSTRAK

Rachmawati, Ari. NIM: 210214007, 2018. “Tinjauan Etika Bisnis Islam

Terhadap Praktik Jual Beli Perabot Rumah Tangga di UD. Gerabah Mulyo

Ponorogo”, Skripsi, Fakultas Syari’ah, Jurusan Muamalah, Institut Agama Islam

  Negeri (IAIN) Ponorogo, Pembimbing Dr. H. Moh. Munir, Lc, M.Ag.

  Kata kunci: Etika Bisnis Islam, Jual Beli, Perabot Rumah Tangga

  Dalam jual beli terdapat rukun dan syarat yang harus dipenuhi, sehingga jual beli tersebut dapat dikatakan sah oleh shara’. Salah satu syarat sah jual beli yaitu barang yang diperjual belikan diketahui jenis dan kualitasnya, tidak mengandung unsur tipuan maupun paksaan. Namun demikian, dalam praktiknya syarat dan rukun jual beli tersebut terkadang tidak terpenuhi. Seperti dalam pelaksanaan jual beli perabot rumah tangga yang terjadi di UD. Gerabah Mulyo Ponorogo yaitu pihak penjual memanipulasi dagangannya dengan mencampurkan perabot rumah tangga kualitas bagus dengan perabot rumah tangga kualitas rendah (sudah terpakai sebelumnya) serta terdapat perbedaan harga mengenai kualitas perabot rumah tangga antara pedagang eceran dengan pedagang grosir.

  Dalam penelitian ini terdapat dua fokus pembahasan yaitu: 1) Bagaimana tinjauan etika bisnis Islam terhadap objek jual beli perabot rumah tangga di UD. Gerabah Mulyo? 2) Bagaimana tinjauan etika bisnis Islam terhadap penetapan harga dalam jual beli perabot rumah tangga di UD. Gerabah Mulyo?.

  Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian lapangan (Field Research), dengan menggunakan pendekatan kualitatif, suatu pendekatan penelitian yang menghasilkan data-data deskripsi yang berupa kata-kata tertulis atau lisan dan perilaku yang dapat diamati. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode analisa induktif, yaitu suatu cara atau jalan yang dipakai untuk mendapatkan ilmu pengetahuan ilmiah dengan bertitik tolak dari pengamatan atas hal-hal atau masalah yang bersifat khusus kemudian menarik kesimpulan yang bersifat umum.

  Setelah melakukan penelitian dan menganalisis, maka dapat disimpulkan bahwa; 1) Objek jual beli perabot rumah tangga terkait pencampuran kualitas barang yang dilakukan di UD. Gerabah Mulyo belum sesuai dengan etika bisnis Islam karena ketidak jujuran penjual dan telah melanggar prinsip-prinsip dasar etika bisnis Islam yaitu prinsip tauhid, keseimbangan, kehendak bebas, tanggung jawab dan kebenaran. Serta melanggar larangan dalam jual beli yaitu tadli> s (penipuan). 2) Penjual dalam menetapkan harga kepada pembeli eceran tidak sesuai dengan prinsip dasar etika bisnis Islam yaitu prinsip tauhid, keseimbangan, kehendak bebas, tanggung jawab dan kebenaran. Karena penjual menyamakan harga perabot rumah tangga antara barang kualitas bagus dengan barang kualitas rendah (sudah terpakai) dan pembeli tidak mengetahui hal tersebut. Sehingga pembeli merasa dirugikan atas peristiwa tersebut. Sedangkan penetapan harga kepada penjual grosir sudah sesuai dengan prinsip-prinsip dasar etika bisnis Islam,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam memiliki pedoman dalam mengarahkan umatnya untuk

  melaksanakan amalan. Pedoman tersebut adalah al-Qur’an dan Sunnah Nabi. Sebagai sumber ajaran Islam, setidaknya dapat menawarkan nilai- nilai dasar atau prinsip-prinsip umum yang penerapannya dalam bisnis disesuaikan dengan perkembangan zaman dan mempertimbangkan dimensi ruang dan waktu. Islam seringkali dijadikan sebagai model tatanan kehidupan. Hal ini tentunya dapat dipakai untuk pengembangan lebih lanjut atas suatu tatanan kehidupan tersebut, termasuk tatanan kehidupan berbisnis. Setiap manusia memiliki kebebasan untuk melakukan kegiatan mua> malah dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Islam memiliki pedoman dalam mengarahkan umatnya untuk melaksanakan semua tingkah laku baik hubungan dengan Allah maupun dengan sesama

  1

  manusia. Kemudian untuk mencukupi segala kebutuhan hidupnya manusia akan memerlukan harta. Karenanya, manusia akan selalu berusaha memperoleh harta kekayaan itu. Salah satunya melalui bekerja,

  2 sedangkan salah satu dari ragam bekerja adalah berbisnis.

  Salah satu bentuk bisnis dalam Islam adalah perdagangan (jual beli), jual beli merupakan suatu perjanjian tukar menukar benda atau

                                                               1 Muhammad dan Alimin, Etika &Perlindungan Konsumen dalam Ekonomi Islam

  barang yang mempunyai nilai, secara suka rela diantara kedua belah pihak, yang satu menyerahkan benda dan pihak lain menerima sesuai dengan perjanjian atau ketentuan yang telah dibenarkan oleh shara’ dan

  3

  disepakati. Allah mensyariatkan mekanisme perdagangan untuk meraih berbagai kemaslahatan. Agar tidak melakukan jalan yang salah dalam meraih apa yang dibutuhkan, maka harus ada sistem yang memungkinkan setiap individu memperoleh apa yang dibutuhkan dengan jalan yang benar.

  Karena itulah muncul perdagangan (jual beli) dan munculah aturan jual beli dalam Islam. Allah melapangkan bumi dan seisinya dengan berbagai fasilitas yang dapat dimanfaatkan oleh manusia untuk mencari rezeki, antara lain dalam firman Allah swt. Surat al-Mulk ayat 15:

  ( ⎯ÏμÏ%ø—Íh‘ ⎯ÏΒ (#θè=ä.uρ $pκÈ:Ï.$uΖtΒ ’Îû (#θà±øΒ$$sù Zωθä9sŒ uÚö‘F{$# ãΝä3s9 Ÿ≅yèy_ “Ï%©!$# uθèδ ∩⊇∈∪ â‘θà±–Ψ9$# Ïμø‹s9Î)uρ “Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, Maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezki-Nya. dan hanya

  4 kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan.”

  Selanjutnya, firman-Nya dalam surat al-A’raf ayat 10:

  tβρãä3ô±s? $¨Β Wξ‹Î=s% 3 |·ÍŠ≈yètΒ $pκÏù öΝä3s9 $uΖù=yèy_uρ ÇÚö‘F{$# ’Îû öΝà6≈¨Ζ©3tΒ ô‰s)s9uρ ∩⊇⊃∪ “Sesungguhnya Kami telah menempatkan kamu sekalian di muka bumi dan Kami adakan bagimu di muka bumi (sumber) penghidupan. Amat

  5 sedikitlah kamu bersyukur”.

                                                               3

  Di samping anjuran untuk mencari rezeki, Islam sangat menekankan atau mewajibkan aspek kehalalan, baik dari segi perolehan maupun pendayagunaan (pengolahannya dan pembelanjaan).

  Dari penjelasan di atas, bisnis Islam dapat diartikan sebagai serangkaian aktivitas bisnis dalam berbagai bentuknya (yang tidak dibatasi), namun dibatasi dalam cara perolehan dan pendayagunaan hartanya (ada aturan halal dan haram). Dalam arti pelaksanaan bisnis harus tetap berpegang pada ketentuan shari’ a (aturan-aturan dalam al-Qur’an dan al-ha< dith). Dengan kata lain, shari’ a merupakan nilai utama yang

  6

  menjadi paling strategis bagi kegiatan ekonomi (bisnis). Oleh karena itu, dalam Islam diatur adanya etika bisnis Islam dalam jual beli (perdagangan).

  Menurut Musthaq Ahmad, etika Islam dalam jual beli diterapkan dengan mengacu pada tiga kerangka pokok, yakni kebebasan berekonomi, keadilan dan perilaku yang diperintahkan dan dipuji. Etika bisnis dalam kaitan dengan prilaku penjualan dan pembelian dituntun oleh Islam berlaku jujur, ama> nah dan fatho> nah dan tidak ada sedikitpun salah satu

  7 pihak yang dirugikan.

  Berdasarkan sifat-sifat tersebut, para pelaku usaha atau pihak perusahaan dituntut bersikap tidak kontradiksi secara disengaja antara ucapan dan perbuatan dalam bisnisnya. Mereka dituntut tepat janji, tepat

                                                               6 Veithzal Rivai, dkk, Islamic Business And Economic Ethnics; Mengacu pada Al-Qur’an dan Mengikuti Jeja Rasulullah SAW dalam Bisnis, Keuangan, dan Ekonomi

  (Jakarta: PT Bumi waktu, mengakui kelemahan dan kekurangan (tidak ditutup-tutupi), selalu memperbaiki kualitas barang atau jasa secara berkesinambungan serta

  

8

tidak boleh menipu dan berbohong.

  Pelaksanaan etika bisnis di masyarakat sangat didambakan oleh semua orang. Namun banyak pula orang yang tidak ingin melaksanakan etika ini secara murni. Masih berusaha melanggar perjanjian, manipulasi dalam segala tindakan. Banyak yang kurang memahami etika bisnis, atau mungkin saja paham, tapi memang tidak ingin melaksanakan. Hal itu adalah suatu kenyataan yang masyarakat hadapi, yakni perilaku

  9 menyimpang dari ajaran agama, dan merosotnya etika dalam berbisnis.

  Dengan banyaknya kasus, untuk mengejar keuntungan ternyata kepercayaan konsumen ini banyak disalahgunakan oleh para pelaku usaha.

  Salah satu realita pelaksanaan jual beli seperti yang dipraktikkan oleh pengusaha perabot rumah tangga di UD. Gerabah Mulyo, masih memerlukan telaah. Jual beli perabot rumah tangga yang pedagang jual, setiap harinya ramai didatangi pembeli. Barang dagangan yang diperjualbelikan di UD. Gerabah Mulyo ini merupakan barang pasokan langsung dari pabrik. Terdapat hal yang menarik, Bapak Harjo selaku pemilik UD. Gerabah Mulyo menggunakan barang dagangannya ketika beliau mengadakan resepsi pernikahan ataupun hajatan-hajatan besar lainnya. Agar penjualannya laku, mendapatkan keuntungan tidak ada

                                                               8 Veithzal Rivai, Andi Buchari, Islamic Economics Ekonomi Syariah Bukan Opsi, Tetapi Solusi

  kerugian yang dialami cukup besar. Penjual mensiasati dengan mencuci barang-barang yang telah digunakan, kemudian menjual kembali dengan harga yang sama seperti harga barang yang masih baru.

  Dalam etika bisnis apabila seorang pembeli menemukan adanya cacat yang terdapat pada objek jual beli, maka ia mempunyai hak untuk mendapatkan ganti rugi. Ganti rugi ini timbul dikarenakan kerugian yang dialami konsumen sebagai akibat dari produk yang cacat tersebut, atau bisa dikarenakan kesalahan yang dilakukan adalah mencampurkan barang yang baru dengan barang lama (sudah terpakai sebelumnya).

  Menyembunyikan cacat barang juga merupakan cara yang tercela dalam Islam, pembeli harus diberitahu kondisi sesungguhnya dari barang yang

  10 akan dibelinya.

  Walaupun padadasarnya pedagang bebas menentukan harga jual yang ia miliki, akan tetapi pada saat yang sama ia tidak dibenarkan melanggar dua prinsip niaga yaitu asas suka sama suka dan tidak merugikan orang lain. Karenanya, para Ulama Fikih menegaskan bahwa para pedagang dilarang menempuh cara-cara yang tidak terpuji dalam meraup keuntungan. Karena tidak sewenang-wenang pedagang dalam menentuka presentase keuntungan sering kali bertabrakan dengan kedua prinsip di atas. Terlebih bila pedagang menggunakan trik-trik yang tidak

  11 terpuji yaitu berupa: monopoli, penipuan, pemalsuan barang dan riba. Jika cara-cara yang tidak dibenarkan shara’ ini yang ditempuh, maka keuntungan yang diperolehnya terhukum haram, karena semua keuntungan yang diperoleh dengan melakukan cara-cara yang dilarang shara’ itu tidak baik bagi pelakunya dan tidak halal dalam kondisi apa pun. Sudah barang tentu, seorang muslim tidak rela mendapatkan keuntungan

  12 dunia tetapi rugi di akhirat.

  Di dalam jual beli pembeli tidak bisa dipisahkan dengan yang namanya akad, terkait dengan akad yang dilakukan penjual dan pembeli bahwasannya pembeli tidak mengetahui ciri barang yang baru atau sudah terpakai, karena hampir tidak ada perbedaan yang mencolok dari dua kriteria barang tersebut. Sedangkan penjual tidak mengatakan mengenai kondisi barang dagangannya kepada pembeli.

  Untuk itu penulis tertarik melakukan penelitian dalam sebuah skripsi dengan judul Tinjauan Etika Bisnis Islam Terhadap Praktik

  Jual Beli Perabot Rumah Tangga (Studi Kasus di UD. Gerabah Mulyo Ponorogo) B. Rumusan Masalah

  Dari penjelasan latar belakang masalah yang telah dijabarkan di atas, maka dapat disebutkan beberapa masalah yang dapat dibahas oleh Penulis, diantaranya: 1.

  Bagaimana tinjauan etika bisnis Islam terhadap objek jual beli perabot rumah tangga di UD. Gerabah Mulyo?

  2. Bagaimana tinjauan etika bisnis Islam terhadap penetapan harga dalam jual beli perabot rumah tangga di UD. Gerabah Mulyo?

C. Tujuan Penelitian

  Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk: 1.

  Untuk mendeskripsikan tinjauan etika bisnis Islam terhadap objek jual beli perabot rumah tangga di UD. Gerabah Mulyo.

2. Untuk mendeskripsikan tinjauan tika bisnis Islam terhadap penetapan harga dalam jual beli perabot rumah tangga di UD. Gerabah Mulyo.

D. Manfaat Penelitian 1.

  Manfaat secara Teoritis: Penelitian ini berguna untuk menambah pengembangan bagi khazanah ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang etika bisnis Islam.

2. Manfaat secara Praktis: a.

  Bagi Pedagang Sebagai upaya untuk memberikan saran dan masukan kepada pedagang mengenai praktik jual beli yang sesuai dengan etika bisnis Islam.

  b.

  Bagi Pembeli Sebagai upaya untuk memberikan informasi agar lebih teliti dan berhati-hati dalam melaksanakan jual beli. c.

  Bagi Peneliti Penelitian ini bisa dijadikan sumber referensi dalam penelitian selanjutnya dan memberikan peluang bagi peneliti berikutnya untuk menggali informasi lebih lanjut.

E. Telaah Pustaka

  Dalam penelitian ini penulis telah mengkaji beberapa skripsi terdahulu yang ada kaitannya dengan masalah yang akan penulis teliti antara lain adalah:

  Skripsi dari Uswatun Hasanah 2017 dengan judul ”Tinjauan Etika Bisnis Islam terhadap Jual Beli Bekatul di Patran Sonobekel Tanjunganom Nganjuk”. Kesimpulan, dalam proses produksi bekatul tidak sesuai dengan prinsip dasar etika bisnis Islam, karena telah melanggar prinsip kesatuan, keseimbangan, kehendak bebas, tanggung jawab dan kebenaran, sebab pedagang mencampur bekatul dengan sekam giling. Selain itu pada produksi bekatul juga melanggar etika bisnis Islam dalam proses produksi yakni larangan produk yang mengarah pada kedzaliman. Kemudian pada proses produksi bekatul juga melanggar larangan dalam jual beli, yaitu larangan tadli> s atau penipuan. Mengenai proses distribusi (penjualan) bekatul telah melanggar prinsip etika bisnis Islam, melanggar etika bisnis Islam pada proses penjualan dan melanggar etika bisnis Islam dalam jual beli yakni proses penjualan yang dilakukan pedagang dengan pembeli dari warga Patran dan sekitarnya, karena pembeli tidak mengetahui bahwa proses jual beli pedagang dengan pembeli dari pemilik toko pakan ternak tidak melanggar prinsip dasar etika bisnis Islam, etika bisnis Islam dalam distribusi maupun etika bisnis Islam dalam jual beli, karena pembeli telah mengetahui bahwa bekatul kualitas biasa adalah bekatul berbahan dasar campuran. Mengenai proses distribusi (penjualan) bekatul telah melanggar

  13 prinsip etika bisnis Islam.

  Skripsi dari Miswanto dengan judul ”Tinjauan Etika Bisnis Islam Terhadap Jual Beli Jahe di Pasar Ngrayun Kecamatan Ngrayun Kabupaten Ponorogo”. Kesimpulannya (1). Pencampuran kualitas jahe oleh penjual di pasar Ngrayun Kecamatan Ngrayun Kabupaten Ponorogo bertentangan dengan etika bisnis Islam karena mengandung unsur gharar yaitu terkadang akan merugikan penjual dan atau pembeli (tengkulak) karena mengenai banyaknya campuran kualitas jahe yang tidak dapat diukur atau dipastikan beratnya. Dan hal ini meskipun sudah menjadi kebiasaan (Urf) tetapi tidak boleh karena jelas bertentangan dengan Nash dan ada pihak yang dirugikan. (2). Pemotongan berat timbangan oleh pembeli (tengkulak) bertentangan dengan etika bisnis Islam karena dalam melakukan pemotongan berat timbangan dilakukan secara sepihak. Dan alasan pembeli (tengkulak) melakukan pemotongan berat timbangan adalah berat karung (sak) dan tanah yang menempel tidak ada 5% dari berat jahe. Padahal minimal pedagang (tengkulak) melakukan pemotongan itu minimal 5% dari berat jahe. Dan beberapa pedagang yang menimbang jahe yang tidak sesuai dengan berat aslinya, hal ini jelas termasuk

  14 memakan harta orang lain secara bathil atau haram.

  Meskipun penelitian di atas terkait etika bisnis Islam dalam jual beli, tetapi dalam penelitian ini menggunakan objek yang berbeda, secara khusus penelitian ini akan fokus terhadap jual beli perabot rumah tangga di UD. Gerabah Mulyo ditinjau dari perspektif etika bisnis Islam.

F. Metode penelitian 1.

  Jenis Penelitian Dalam menyusun skripsi ini, penyusun menggunakan jenis penelitian lapangan (Field Research) yaitu suatu penelitian yang

  15

  dilakukan dalam kancah kehidupan sebenarnya. Yang berarti bahwa

  16 datanya diambil atau didapat dari lapangan atau masyarakat.

  2. Jenis Pendekatan Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif yaitu penelitian yang memanfaatkan wawancara terbuka untuk menelaah dan memahami sikap, pandangan, perasaan, dan

  17 perilaku individu atau sekelompok orang.

  3. Kehadiran Peneliti Dalam penelitian ini, peneliti berfungsi sebagai observer. Peneliti melakukan observasi langsung ke lapangan tempat dilaksanakanya

                                                               14 Miswanto, Tinjauan Etika Bisnis Islam Terhadap Jual Beli Jahe di Pasar Ngrayun Kecamatan Ngrayun Kabupaten Ponorogo, Skripsi 15 (STAIN Ponorogo, 2015). 16 Aji Damanuri, Metodologi Penelitian Muamalah (Ponorogo: STAIN Po Press, 2010),6.

  Jusuf Soewadji, Pengantar Metodologi Penelitian (Jakarta: Mitra Wacana Media, penelitian, yaitu di UD. Gerabah Mulyo. Selain itu peneliti juga melakukan wawancara langsung kepada pemilik toko, karyawan, dan pembeli yang berfungsi sebagai informan yang dapat memberikan penjelasan dan data yang akurat terkait transaksi jual beli prabot rumah tangga.

  4. Lokasi Peneliti Penelitian ini dilakukan di UD. Gerabah Mulyo Desa Japan,

  Kecamatan Babadan, Kabupaten Ponorogo. Peneliti tertarik melakukan penelitian ditempat tersebut karena terdapat masalah terkait objek dan penetapan harga dalam jual beli prabot rumah tangga di UD. Gerabah Mulyo.

  5. Data dan Sumber Data a.

  Data Untuk mempermudah penelitian ini, penulis berupaya menggali data dari lapangan yang berkaitan dengan jual beli prabot rumah tangga di UD. Gerabah Mulyo, diantaranya:

1) Data tentang objek jual beli perabot rumah tangga di UD.

  Gerabah Mulyo. 2)

  Data tentang penetapan harga dalam jual beli perabot rumah tangga di UD. Gerabah Mulyo.

  b.

  Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini berupa sumber data yang akan diperoleh dengan cara mengunjungi langsung UD. Gerabah Mulyo untuk melakukan observasi, wawancara dengan pihak terkait untuk mendapatkan data dan informasi yang terkait dengan tujuan penelitian. Pihak yang terkait meliputi penjual, karyawan dan pembeli prabot rumah tangga.

6. Teknik Pengumpulan Data

  Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: a.

  Wawancara (Interview) Wawancara merupakan salah satu metode dalam pengumpulan data dengan jalan mengajukan pertanyaan secara langsung oleh pewawancara (pengumpul data) kepada responden, dan jawaban-jawaban responden dicatat atau direkam dengan alat

  18

  perekam. Wawancara dilakukan langsung kepada penjual, karyawan, dan pembeli untuk memperoleh informasi mengenai objek dan penetapan harga jual beli perabot rumah tangga antara penjual dan pembeli di UD. Gerabah Mulyo.

  b.

  Observasi

  Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang

  dilakukan dengan cara mengadakan penelitian secara teliti, serta

  19

  pencatatan secara sistematis. Observasi ini dilakukan dengan cara

                                                               18 Irawan Soeharto, Metode Penelitian Sosial (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004),

  pengamatan secara langsung terkait objek dan penetapan harga dalam jual beli perabot rumah tangga antara penjual dan pembeli di UD. Gerabah Mulyo, serta meneliti secara teliti dan kemudian mencatatnya secara sistematis.

  7. Teknik pengolahan data Teknik pengolahan data yang digunakan Penulis dalam penelitian ini meliputi: a.

  Editing yaitu, memeriksa kembali semua data-data yang diperoleh terutama dari segi kelengkapan, keterbacaan, kejelasan makna, keselarasan antara satu dengan yang lain, relevansi dan

  20 keseragaman satuan atau kelompok kata.

  b.

  Organizing yaitu, menyusun dan mensistematiskan data-data yang diperoleh ke dalam kerangka paparan yang sudah direncanakan sebelumnya, kerangka tersebut dibuat berdasar dan relevan dengan

  21 sistematika pertanyaan-pertanyaan dalam rumusan masalah.

  c.

  Penemuan hasil data yaitu, melakukan analisa berkelanjutan terhadap hasil pengorganisasian data yang dilakukan menggunakan kaidah-kaidah atas teori-teori dan dalil-dalil serta hukum-hukum

  22 tertentu sehingga diperoleh suatu kesimpulan.

  8. Analisis Data Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara dan observasi,

                                                               20 dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang mana akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri

  23 maupun orang lain.

  Setelah data terkumpul maka pemnelitian ini adalah analisis kualitatif, dengan mengumpulkan data langsung. Teknik analisis data yang digunakan adalah induktif, yaitu berangkat dari fakta-fakta khusus kemudian ditarik kesimpulan yang bersifat umum. Yaitu data-data lapangan yang berasal dari penjual maupun pembeli dalam jual beli perabot rumah tangga di UD. Gerabah Mulyo, selanjutnya dianalisis menggunakan etika bisnis Islam.

9. Pengecekan Keabsahan Data

  Pengecekan keabsahan data dalam penelitian ini ditentukan dengan cara: a.

  Perpanjangan Pengamatan Perpanjangan pengamatan akan memungkinkan

  24 peningkatan derajat kepercayaan data yang dikumpulkan.

  Dengan perpanjangan pengamatan ini, peneliti mengecek kembali apakah data-data terkait objek, penetapan harga, dan etika bisnis Islam dalam jual beli sudah benar atau belum. Jika data-data yang diperoleh selama ini ternyata tidak benar, maka

                                                               23 peneliti melakukan pengamatan lagi yang lebih luas dan mendalam sehingga diperoleh data yang pasti kebenarannya.

  a.

  Ketekunan Pengamatan Teknik ketekunan pengamatan ini digunakan peneliti agar data yang diperoleh dapat benar-benar akurat. Untuk meningkatkan ketekunan pengamatan peneliti akan membaca berbagai referensi baik buku maupun hasil penelitian atau

  25 dokumentasi-dokumentasi yang terkait dengan jual beli.

  Dengan meningkatkan ketekunan, maka peneliti dapat melakukan pengecekan kembali apakah data-data terkait objek, penetapan harga dan etika bisnis Islam sudah benar atau belum. Dengan demikian, peneliti dapat memberikan deskripsi data yang akurat dan sistematis terhadap permasalahan yang diamati.

  b.

  Triangulasi

  Triangulasi diartikan sebagai pengecekan data dari

  26 berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu.

  Pada penelitian ini peneliti melakukan pengecekan keabsahan data yang terkait dengan objek, penetapan harga dan etika bisnis Islam sudah benar atau belum dengan cara membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen dengan memanfaatkan berbagai sumber data informasi sebagai bahan pertimbangan. Dalam hal ini peneliti membandingkan data hasil observasi dengan data hasil wawancara, dan juga membandingkan hasil wawancara dengan wawancara lainnya yang kemudian diakhiri dengan menarik kesimpulan sebagai hasil temuan lapangan.

G. Sistematika Pembahasan

  Dalam rangka supaya pembahasan skripsi ini dapat tersusun secara sistematis sehingga penjabaran yang ada dapat dipahami dengan baik, maka penyusun membagi pembahasan menjadi lima bab, dan masing- masing bab terbagi ke dalam beberapa sub bab.

  BAB I : Pendahuluan Bab ini merupakan pola dasar dari penyusunan

  pembahasan skripsi yang terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kajian pustaka, metode penelitian dan sistematika pembahasan.

  BAB II : Etika Bisnis Islam Dalam bab ini berfungsi untuk mengetengahkan kerangka

  acuan teori yang digunakan sebagai landasan melakukan penelitian, membahas mengenai pengertian etika bisnis Islam, dasar hukum, prinsip-prinsip etika bisnis Islam dan etika bisnis Islam dalam jual beli.

  BAB III : Praktik Jual Beli Prabot Rumah Tangga Di UD. Gerabah Mulyo Bab ini akan membahas profil dari UD. Gerabah Mulyo

  yang di dalamnya terdapat gambaran umum lokasi penelitian, sejarah dan latar belakang berdirinya UD.

  Gerabah Mulyo, objek jual beli perabot rumah tangga dan penetapan harga dalam jual beli perabot rumah tangga di UD. Gerabah Mulyo.

  BAB IV: Analisis Etika Bisnis Islam Terhadap Objek Dan Penetapan Harga Dalam Jual Beli Prabot Rumah Tangga Di UD. Gerabah Mulyo Bab ini adalah pokok dari laporan yang memaparkan

  tentang, analisa etika bisnis Islam terhadap objek jual beli perabot rumah tangga , analisis etika bisnis Islam terhadap penetapan harga dalam jual beli perabot rumah tangga di UD. Gerabah Mulyo.

  BAB V : Penutup Bab ini merupakan akhir dari penulisan laporan penelitian

  yang merupakan jawaban dari rumusan masalah yang berupa kesimpulan dan dilanjutkan dengan saran-saran.

   BAB

  II ETIKA BISNIS ISLAM A. Etika Bisnis Islam 1.

  Pengertian Etika Etika berasal dari kata Yunani ethos, yang dalam bentuk jamaknya

  (ta etha) berarti ‘adat istiadat’ atau ‘kebiasaan’. Dalam pengertian ini etika berkaitan dengan kebiasaan hidup yang baik, baik pada diri seseorang maupun pada suatu masyarakat atau kelompok masyarakat. Dengan demikian etika berkaitan dengan dengan nilai-nilai, tata cara hidup yang baik, aturan hidup yang baik, dan segala kebiasaan yang dianut dan diwariskan dari satu orang ke orang lain atau dari satu

  27 generasi ke generasi yang lain.

  Menurut Issa Rafiq Beekun, etika dapat didefinisikan sebagai seperangkat prinsip moral yang membedakan yang baik dari yang buruk. Etika adalah bidang ilmu yang bersifat normative karena ia berperan menentukan apa yang harus dilakukan atau tidak dilakukan

  28 oleh seorang individu.

  Menurut kamus, istilah etika memiliki beragam makna. Salah satu maknanya adalah “prinsip tingkah laku yang mengatur individu dan kelompok”. Makna kedua bahwasannya etika adalah “kajian moralitas”, meskipun etika berkaitan dengan moralitas, namun tidak sama persis dengan moralitas. Etika adalah semacam penelaahan, baik

                                                               27 aktivitas penelaahan maupun hasil penelaahan itu sendiri, sedangkan moralitas merupakan subjek. Etika merupakan ilmu yang mendalami standar moral perorangan dan standar moral masyarakat.

  Dalam Islam, istilah yang paling dekat berhubungan dengan istilah etika dalam al-Qur’an adalah khuluq. Al-Qur’an juga menggunakan sejumlah istilah lain untuk menggambarkan konsep tentang kebaikan: khai> r (kebaikan), birr (kebenaran), qist (persamaan), ‘adl (kesetaraan dan keadilan), haqq (kebenaran dan kebaikan), ma’ruf (mengetahui

  29 dan menyetujui) dan (ketakwaan).

  taqwa> 2. Pengertian Bisnis

  Dalam kamus Bahasa Indonesia, bisnis diartikan sebagai usaha dagang, usaha komersil di dunia perdagangan, dan bidang usaha.

  Skinner mendefinisikan bisnis sebagai pertukaran barang, jasa,atau

  30 uang yang saling menguntungkan atau memberi manfaat.

  Bisnis adalah sebuah aktivitas yang mengarah pada peningkatan nilai tambah melalui proses penyerahan jasa, perdagangan atau pengolahan barang (produksi). Menurut Straub dan Attner dalam buku Muhammad dan Alimin yang berjudul Etika dan Perlindungan Konsumen dalam Ekonomi Islam bisnis adalah suatu organisasi yang menjalankan aktivitas produksi dan penjualan barang dan jasa yang diinginkan oleh konsumen untuk memperoleh profit.

  Sedangkan menurut Yusanto dan Wijayakusuma mendefinisikan lebih khusus tentang bisnis Islami adalah serangkaian aktivitas bisnis dalam berbagai bentuknya yang tidak dibatasi jumlah kepemilikan hartanya (barang/jasa) termasuk profitnya, namun dibatasi dalam cara memperolehnya dan pendayagunaan hartanya karena aturan halal dan

  31 haram.

  Menurut arti dasarnya, bisnis memiliki makna sebagai “the buying

  and selling of good and service ”. Bisnis berlangsung karena adanya

  kebergantungan antar individu, adanya peluang internasional, usaha untuk mempertahankan dan meningkatkan standar hidup, dan lain

  32

  sebagainya. Hakikatnya bisnis adalah usaha untuk memenuhi manusia, organisasi ataupun masyarakat luas. Manusia bisnis (Businessman) akan selalu melihat adanya kebutuhan masyarakat dan kemudian mencoba untuk melayani secara baik sehingga masyarakat

  33 menjadi puas dan senang karenanya.

3. Pengertian Islam

  Islam adalah agama yang berdasarkan pada ketundukan terhadap aturan Allah. Islam merupakan agama penghambaan kepada Allah, yang mencipta, mengatur, memelihara alam semesta. Islam juga berarti agama yang diturunkan Allah kepada manusia melalui rasul-rasul-Nya,

                                                               31 yang berisi hukum-hukum yang mengatur hubungan manusia dengan

  34 Allah, manusia dengan manusia, dan manusia dengan alam semesta

  Islam adalah cara hidup yang imbang dan koheren, dirancang untuk kebahagiaan ( ) manusia dengan cara menciptakan falah} keharmonisan antara kebutuhan moral dan material manusia dan aktualisasi keadilan sosio-ekonomi serta persaudaraan dalam masyarakat manusia. Ajaran Islam akan selalu mengantarkan umat dan pemeluknya dapat mencapai kemuliaan di dunia maupun di akhirat. Hal ini berarti bahwa ajaran Islam selalu dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan yang tengah terjadi. Oleh karena itu, perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi dewasa ini, menurut para ulama Islam untuk melakukan upaya rekonstruksi terhadap khasanah pengetahuan Islam secara inovatif. Termasuk yang cukup urgen adalah untuk secara terus menerus melakukan jihad di bidang

  35 fiqh (keuangan) secara benar dan dapat dipertanggungjawabkan.

4. Pengertian Etika Bisnis Islam

  Bisnis yang sehat adalah bisnis yang berlandaskan etika. Oleh karena itu, pelaku bisnis muslim hendaknya memiliki kerangka etika bisnis yang kuat, sehingga dapat mengantarkan aktivitas bisnis yang nyaman dan berkah. Di sisi lain, bisnis Islam harus memiliki nilai

                                                               34 ibadah, menjadi rah} matan lil ‘a> lami> n untuk mendapatkan ridho

36 Allah.

  Hadirnya etika bisnis mempunyai peran penting dalam mengubah anggapan dan pemahaman tentang “kesadaran sistem bisnis amoral” yang telah melekat dalam kesadaran masyarakat. Dengan kondisi seperti ini, maka diharapkan bisnis tidak lagi dipandang sebagai aktivitas amoral yang mengabaikan nilai-nilai etika. Di sinilah etika bisnis mempunyai posisi strategis untuk memberikan cakrawala dan

  37 wawasan bagi perubahan-perubahan mendasar dalam kegiatan bisnis.

  Berbisnis merupakan aktivitas yang sangat dianjurkan dalam ajaran Islam. Dalam situasi dunia bisnis membutuhkan etika, Islam sebagai sumber nilai dan etika Islam merupakan sumber nilai dan etika dalam segala aspek kehidupan manusia secara menyeluruh, termasuk wacana bisnis. Islam memiliki wawasan yang komperhensif tentang etika bisnis mulai dari prinsip dasar, pokok-pokok kerusakan dalam perdagangan, faktor-faktor produksi, tenaga kerja, modal organisasi, distribusi kekayaan, masalah upah, barang dan jasa, kualifikasi dalam bisnis, sampai kepada etika sosio ekonomik menyangkut hak milik dan

  38 hubungan sosial.

  Penggabungan etika dan bisnis dapat berarti memaksakan norma- norma agama bagi dunia bisnis, memasang kode etik profesi bisnis,

                                                               36 37 Muhammad, Etika Bisnis Islami, 14.

  merevisi sistem dan hukum ekonomi, meningkatkan keterampilan memenuhi tuntutan-tuntutan etika pihak-pihak luar untuk mencari aman, dan sebagainya. Bisnis yang beretika adalah bisnis yang memiliki komitmen ketulusan dalam menjaga kontrak sosial yang sudah berjalan. Dan kontrak sosial tersebut merupakan janji yang

  39 harus ditepati.

  Dari penjelasan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa etika adalah suatu hal yang dilakukan secara benar dan baik, tidak melakukan suatu keburukan, melakukan hak kewajiban sesuai dengan moral dan melakukan segala sesuatu dengan penuh tanggung jawab.

  Sedangkan dalam Islam, etika adalah akhlak seorang muslim dalam melakukan semua kegiatan termasuk dalam melakukan semua kegiatan termasuk dalam bidang bisnis. Oleh karena itu, jika ingin selamat dunia dan akhirat, kita harus memakai etika dalam keseluruhan aktivitas bisnis kita. Etika merupakan studi standar moral yang tujuan eksplisitnya adalah menentukan standar yang benar dan

  40 didukung oleh penalaran yang baik.

B. Dasar Hukum Etika Bisnis Islam a. Firman Allah SWT

  1) Surat al-Baqa>rah} ayat 42:

  ∩⊆⊄∪ tβθçΗs>÷ès? öΝçFΡr&uρ ¨,ysø9$# (#θãΚçGõ3s?uρ È≅ÏÜ≈t7ø9$$Î/  Yysø9$# (#θÝ¡Î6ù=s? Ÿωuρ

  “Dan janganlah kamu campur adukkan yang hak dengan yang bathil dan janganlah kamu sembunyikan yang hak itu, sedang

  41 kamu mengetahui.”

  2) Surat al-Nisa>’ ayat 29:

  HωÎ) È≅ÏÜ≈t6ø9$$Î/ Μà6oΨ÷t/ Νä3s9≡uθøΒr& (#þθè=à2ù's? Ÿω (#θãΨtΒ#u™ š⎥⎪Ï%©!$# $y㕃r'¯≈tƒ ©!$# ¨βÎ) 4 öΝä3|¡àΡr& (#þθè=çFø)s? Ÿωuρ 4 öΝä3ΖÏiΒ <Ú#ts? ⎯tã ¸οt≈pgÏB šχθä3s? βr& ∩⊄®∪ $VϑŠÏmu‘ öΝä3Î/ tβ%x.

  “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah

  42 adalah Maha Penyayang kepadamu.”

  3) Surat Ash}-Sh}aff ayat 10:

  8Λ⎧Ï9r& A>#x‹tã ô⎯ÏiΒ /ä3ŠÉfΖè? ;οt≈pgÏB 4’n?tã ö/ä3—9ߊr& ö≅yδ (#θãΖtΒ#u™ t⎦⎪Ï%©!$# $pκš‰r'¯≈tƒ ∩⊇⊃∪ “Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkanmu dari azab yang

  43 pedih.” b.

   Ha<dith

  1) Ha<dith tentang larangan menipu ِ .

  ءَﻼَﻌْﻟا ِﻦَﻋ ُنﺎَﻴْﻔُﺳ َﺎﻨَﺛﱠﺪَﺣ ْﻦَﻋ ،ِﻦَْﲪﱠﺮﻟا ِﺪْﺒَﻋ ِﻦْﺑ ٍرﺎﱠﻤَﻋ ُﻦْﺑ ُمﺎَﺸِﻫ َﺎﻨَﺛﱠﺪَﺣ

. ِ :

  َأ َأ َﻓ َﺄ ًﺎﻣ ﻦَﻋ ،ِﻪْﻴِﺑ َﻌَﻃ ُﻊْﻴِﺒَﻳ ٍﻞُﺟَﺮَـﺑ ﷲا ُلﻮُﺳَر ﱠﺮَﻣ َلﺎَﻗ َةَﺮ ْـﻳَﺮُﻫ ِﰉ

  َﻞَﺧْد . ِ . . ِ َﻓ ِﺈ ﻪْﻴِﻓ ُﻩَﺪَﻳ

  ﷲا ُلﻮُﺳَر َلﺎَﻘَـﻓ ٌشْﻮُﺸْﻐ َﻣ َﻮُﻫ اَذ ﱠﺶَﻏ ْﻦَﻣ ﺎﱠﻨِﻣ َﺲْﻴَﻟ

  Artinya: Mewartakan kepada kami Hisyam bin “Ammar,

  mewartakan kepada kami Sufyan dari Al-Ala bin                                                              41

  Abdurrahman dari ayahnya, dari Abu Hurairah, Dia berkata: Rasulullah saw lewat pada seseorang yang menjual makanan lalu beliau memasukkan tangannya ke dalam makanan tersebut. Ternyata makanan tersebut telah dicampur maka Rasulullah saw pun bersabda: Bukan dari golongan kami orang yang menipu. (H.R

  Hanad menceritakan kepada kami, Qubaisah menceritakan kepada kami dari Sufyan dari Abu Hamzah dari Al-Hasan dari Abi Said dari Nabi SAW bersabda: pedagang yang jujur dan dapat dipercaya ia beserta para nabi: orang-orang yang jujur dan orang- orang yang mati sahid. (H.R at-Tirmidzi)

                                                               44 Abi Abdullah Muhammad bin Yazid bin Abdullah bin Ma> jah Al Quzwaini, Sunan Ibnu Ma> jah, Vol. II (Baerut Libanon: Da> r Fikr, 1994), 12. 45 Abu Isa Muhammad bin Isa bin Saurah at-Tirmidzi> , Sunan at-Tirmidzi>

  Prinsip otonomi Otonomi adalah sikap dan kemampuan manusia untuk mengambil keputusan dan bertindak berdasarkan kesadarannya sendiri tentang apa yang dianggap baik untuk dilakukan.

  etika bisnis secara umum ialah: a.

  46 Adapun prinsip-prinsip

  Etika merupakan ilmu yang membicarakan masalah baik dan buruknya perilaku manusia dalam kehidupan bersama.

   Prinsip-Prinsip Etika Bisnis

  45 C.

  Artinya:

  Ibnu Majah)

  .

  ﻘِﻳﱢﺪﱢﺼﻟاَو َْﲔﱢـﻴِﺒﱠﻨﻟا َﻊَﻣ َﲔ ِ ءاَﺪَﻬﱡﺸﻟاَو

  : ُْﲔِﻣَﻷْا ُقْوُﺪﱠﺼﻟا ُﺮ ِﺟﺎﱠﺘﻟا ،

  ْﻦَﻋ ،ِﻦَﺴَْﳊا ِﻦَﻋ ،َةَﺰَْﲪ َا ﱢِﱯﱠﻨﻟا ِﻦَﻋ ،ٍﺪْﻴِﻌَﺳ ِﰊ َلﺎَﻗ َﻢﱠﻠَﺳَو ِﻪْﻴَﻠَﻋ ُﷲا ﻰﱠﻠَﺻ

  ﱠﺪَﺣ ٌدﺎﱠﻨَﻫ ﺎَﻨَـﺛ : َا ْﻦَﻋ ،َنﺎَﻴْﻔُﺳ ْﻦَﻋ ُﺔَﺼْﻴِﺒَﻗ ﺎَﻨَـﺛﱠﺪَﺣ ِﰊ

  Ha< dith Anjuran Jujur

  44 2)

  , Vol. III r Fikr, 1994), 5.

  b.

  Prinsip kejujuran Terdapat tiga lingkup kegiatan bisnis yang bisa ditunjukkan secara jelas bahwa bisnis tidak akan bisa bertahan lama dan berhasil jika tidak didasarkan atas kejujuran. Pertama, jujur dalam pemenuhan syarat-syarat perjanjian dan kontrak. Kedua, kejujuran dalam penawaran barang atau jasa dengan mutu dan harga yang sebanding. Ketiga, jujur dalam hubungan kerja intern dalam suatu perusahaa.

  c.

  Prinsip keadilan Keadilan merupakan inti dari ajaran islam, keadilan tersebut tidak

  47

  hanya untuk umat islam tetapi untuk semua manusia. Serta menuntut agar setiap orang diperkirakan secara sama sesuai dengan

  48 aturan yang adil serta dapat dipertanggungjawabkan.

  d.

  Prinsip tidak berbuat jahat dan prinsip berbuat baik Perwujudan prinsip ini mengambil dua bentuk. Pertama, prinsip baik menurut agar orang secara aktif dan maksimal berbuat hal yang baik kepada orang lain. Kedua, dalam wujudnya yang minim pasif, sikap ini menuntut agar tidak berbuat jahat kepada orang

  49 lain.

                                                               47 48 Dede Nurohman, Memahami, 64.

  50 e.

  Prinsip hormat kepada diri sendiri.

  Prinsip ini dirumuskan secara khusus untuk menunjukkan bahwa semua manusia mempunyai kewajiban moral yang sama bobotnya untuk menghargai diri sendiri. Prinsip-prinsip dalam ilmu ekonomi Islam yang diterapkan dalam bisnis Islam adalah: