STUDI PEMAHAMAN MAHASISWA NON FARMASI CALON TENAGA KESEHATAN TERHADAP OBAT TRADISIONAL KELOMPOK FITOFARMAKA, OBAT HERBAL TERSTANDAR, JAMU DAN OBAT TRADISIONAL NON REGISTRASI DI SEBAGIAN WILAYAH PROVINSI BANTEN

  

STUDI PEMAHAMAN MAHASISWA NON FARMASI CALON TENAGA

KESEHATAN TERHADAP OBAT TRADISIONAL KELOMPOK

FITOFARMAKA, OBAT HERBAL TERSTANDAR, JAMU DAN OBAT

TRADISIONAL NON REGISTRASI DI SEBAGIAN WILAYAH

PROVINSI BANTEN

  SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

  Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Ilmu Farmasi

  Diajukan oleh : Maria Gratia Noviani Iangleraq

  NIM : 058114020 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

  

STUDI PEMAHAMAN MAHASISWA NON FARMASI CALON TENAGA

KESEHATAN TERHADAP OBAT TRADISIONAL KELOMPOK

FITOFARMAKA, OBAT HERBAL TERSTANDAR, JAMU DAN OBAT

TRADISIONAL NON REGISTRASI DI SEBAGIAN WILAYAH

PROVINSI BANTEN

  SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

  Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Ilmu Farmasi

  Diajukan oleh : Maria Gratia Noviani Iangleraq

  NIM : 058114020 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

  

“Kudu menta, tangtu bakal nampa, kudu

neangan, tangtu bakal manggih, kudu

ngetrokan, tangtu dibuka pantona. Sabab nu

menta tangtu dibere, nu neangan tangtu

manggih, nu ngetrok panto tangtu

dipangmukakeun.” (Mateus 7:7-8)

  Karya ini kupersembahkan untuk: Almarhum Abah, Kakek dan Nenekku tercinta Mama, Papa, Emak dan keluargaku tersayang Semua sahabat yang selalu mendukungku

  Almamaterku

  PRAKATA Dengan penuh rasa syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha

  Esa, karena dengan anugerah serta kehendak-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Studi Pemahaman Mahasiswa Non Farmasi Calon Tenaga Kesehatan terhadap Obat Tradisional Kelompok Fitofarmaka, Obat Herbal Terstandar, Jamu dan Obat Tradisional Non Registrasi di Sebagian Wilayah Provinsi Banten” ini dengan baik. Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Farmasi di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini bukanlah sesuatu hal yang mudah, hanya dengan bantuan dan dukungan dari berbagai pihak penulis mampu menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

  1. Ibu Rita Suhadi, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian ini.

  2. Ibu Yustina Sri Hartini, M.Si., Apt. selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan petunjuk, saran dan masukan yang berharga dalam proses penyusunan skripsi.

  3. Romo Petrus Sunu Hardiyanta, SJ., M.Sc. selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan petunjuk, saran dan masukan yang berharga dalam proses penyusunan skripsi.

  4. Bapak Drs. Sulasmono, Apt. selaku dosen penguji, atas kritik dan saran yang telah diberikan sehingga skripsi ini menjadi lebih baik.

  5. Bapak Yohanes Dwiatmaka, M.Si. selaku dosen penguji, atas kritik dan saran yang telah diberikan sehingga skripsi ini menjadi lebih baik.

  6. Ketua STIKES Faletehan Serang dan Direktur AKPER Yatna Yuana Lebak yang telah memberikan izin kepada penulis untuk mengambil data penelitian di perguruan tinggi yang bersangkutan.

  7. Seluruh responden yang telah membantu penulis dengan mengisi kuesioner dengan baik.

  8. Papa dan Mama tercinta atas kasih sayang, semangat, doa serta dukungannya baik moril maupun materiil.

  9. Keluarga besarku tersayang Emak, Ua, Om, Tante dan sepupu-sepupuku yang selalu memberiku semangat dan doa.

  10. Sahabat-sahabatku tersayang Ria, Tommy dan Yosef yang tidak pernah berhenti memberikan dukungan dan percaya bahwa penulis pasti bisa menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

  11. Teman-teman di Wisma Surya : Fera, Prima, Nana, Nesya, Shinta, Vindi, Sari, Diana, Ceci, Yokhe, Lia dan Anggit.

  12. Teman-teman seperjuanganku : Rini, Septi, Nisi, Christin, Vira, Dwi,Deta dan semuanya yang selalu saling memberi semangat untuk menyelesaikan skrispsi ini.

  13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

  Akhirnya, dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa tidak ada yang sempurna di dunia ini. Skripsi ini jauh dari sempurna karena keterbatasan pikiran, waktu dan tenaga. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar skripsi ini lebih mendekati sempurna. Akhir kata, semoga skripsi ini bermanfaat untuk menambah ilmu pengetahuan.

  Yogyakarta,21 Juli 2009 Penulis

  INTISARI  

  Obat tradisional digunakan masyarakat Indonesia secara turun-temurun dan menjadi tradisi budaya dalam mengatasi masalah kesehatan. Oleh karena itu peningkatan dan perkembangan pemanfaatan obat tradisional perlu dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh pemahaman mahasiswa non farmasi mengenai obat tradisional dan kelompok obat tradisional (fitofarmaka, obat herbal terstandar, jamu dan obat tradisional non registrasi) serta faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan obat tradisional.

  Penelitian ini termasuk jenis penelitian observasional dengan rancangan penelitian deskriptif yang dilakukan terhadap mahasiswa non farmasi yang merupakan calon tenaga kesehatan di sebagian wilayah Provinsi Banten dengan metode angket menggunakan kuisioner. Uji validitas dan reliabilitas pada kusioner menggunakan metode Corrected Item Total Correlation. Dari hasil validasi diperoleh reliabilitas sebesar 0,734 dengan 30 pertanyaan valid. Penelitian dilakukan terhadap 110 responden yang merupakan mahasiswa non farmasi dengan rincian 46 mahasiswa ilmu keperawatan, 23 mahasiswa kesehatan masyarakat, 23 mahasiswa kebidanan dan 18 mahasiswa keperawatan.

  Berdasarkan data yang diperoleh disimpulkan bahwa mahasiswa non farmasi tidak sepenuhnya memahami mengenai obat tradisional dan pengelompokan obat tradisional. Responden tidak memahami bahwa khasiat obat tradisional tidak lebih baik daripada obat jadi dan bahwa obat tradisional memiliki efek samping. Mengenai pengelompokan obat tradisional, responden memahami kriteria dan perbandingan keamanan ketiga kelompok obat tradisional namum responden belum memahami mengenai logo dan keberadaan produk di pasaran. Faktor dominan yang mempengaruhi pemilihan obat tradisional adalah harga yang terjangkau, kelengkapan informasi kemasan dan izin edar pada obat tradisional.

  Kata Kunci : obat tradisional, fitofarmaka, obat herbal terstandar, jamu, obat tradisional non registrasi

  ABSTRACT

  Traditional medicine has been used by Indonesian society from generation to generation and become culture to overcome health problems. Therefore, improvement and development of using traditional medicine need to be done. The purpose of this research are to know how far comprehension non pharmacy student about traditional medicines, classification of traditional medicine (fitofarmaka, obat herbal terstandar, jamu and non registered traditional medicine) and factors that affecting people’s to choose traditional medicine.

  The type of this research was observational research used descriptive research design which has been carried out to non pharmacy students in part of Banten Province area used questionnaire method. Validity and reliability test used Corrected Item Total Correlation method. Reliability obtained from validation result was 0.734 with 30 questions were valid. Research had been done to 110 respondents (46 nursing science students, 23 public healthy students, 23 midwifery students and 18 nursing students).

  Based on data collected, it can be concluded that non pharmacy student not completly understand about traditional medicine and classification of traditional medicine. Respondents understand that traditional medicines aren’t more effective than medicine from chemical and traditional medicines have side effect. About classification of traditional medicine, respondents understand about the criteria and safety of fitofarmaka, obat herbal terstandar and jamu but respondents not understand about its products and logo. Whereas factors affecting people’s selection are price, information in packaging and license of traditional medicines.

  Keywords : traditional medicine, fitofarmaka, obat herbal terstandar, jamu, and traditional medicine non registration.

  DAFTAR ISI

  Halaman HALAMAN JUDUL ..................................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................................. iv KATA PENGANTAR ................................................................................................. v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................................................... vii

  INTISARI .................................................................................................................... ix ABSTRACT ................................................................................................................. x DAFTAR ISI ............................................................................................................... xi DAFTAR TABEL ..................................................................................................... xvi DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... xvii DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................. xx

  BAB I PENGANTAR .................................................................................................. 1 A. Latar Belakang .............................................................................................. 1

  1. Permasalahan .......................................................................................... 4

  2. Manfaat penelitian ................................................................................... 4

  B. Tujuan Penelitian .......................................................................................... 5

  1. Tujuan Umum ......................................................................................... 5

  2. Tujuan Khusus ........................................................................................ 5

  BAB II PENELAAHAN PUSTAKA.......................................................................... 7 A. Definisi Obat Tradisional .............................................................................. 7 B. Perkembangan Obat Tradisional ................................................................... 7 C. Pengelompokan Obat Tradisional ................................................................. 8 D. Fitofarmaka ................................................................................................... 9 E. Larangan Kandungan Jamu, Obat Herbal Terstandar dan Fitofarmaka ...... 10 F. Logo Kelompok Obat Tradisional .............................................................. 10 G. Izin Edar Obat Tradisional .......................................................................... 11 H. Kelebihan dan Kelemahan Obat Tradisional .............................................. 12 I. Efek Samping Obat Tradisional .................................................................. 13 J. Keterangan dalam Kemasan Obat Tradisional ............................................ 14 K. Pemahaman ................................................................................................. 14 L. Keterangan Empiris ..................................................................................... 15 BAB III METODE PENELITIAN ............................................................................ 16 A. Jenis dan Rancangan Penelitian .................................................................. 16 B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ............................................. 16 C. Subyek Penelitian ........................................................................................ 17 D. Populasi dan Sampel ................................................................................... 18 E. Besar Sampel ............................................................................................... 18 F. Waktu Penelitian ......................................................................................... 19 G. Tempat Penelitian ....................................................................................... 19 H. Instrumen Penelitian ................................................................................... 20 I. Tata Cara Penelitian .................................................................................... 20

  1. Studi Pustaka ..................................................................................... 20 2.

  Analisis situasi ..................................................................................... 21 3. Pembuatan kuesioner ............................................................................ 22 4. Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner ............................................... 25 5. Pengambilan data ................................................................................. 26 6. Analisis data

  ..................................................................................... 26 7. Pembahasan Data dan Menyimpulkan .................................................. 27 J. Pengambilan Data ....................................................................................... 27 K.

  Tata Cara Pengolahan Data ......................................................................... 27 L. Keterbatasan Penelitian ............................................................................... 27

  BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................................... 28 A. Karakteristik Responden ............................................................................. 28 B. Pemahaman Mahasiswa Non Farmasi Mengenai Obat Tradisional secara Umum .......................................................................................................... 29

  1. Pemahaman responden mengenai definisi obat tradisional .................. 29

  2. Pemahaman responden mengenai adanaya obat tradisional yang memilik izin edar dan tidak mempunyai izin edar ................................ 30

  3. Pemahaman responden bahwa obat tradisional yang telah mendapatkan izin edar lebih aman daripada obat tradisional yang tidak/belum mendapatkan izin edar ...................................................... 32

  4. Pemahaman responden mengenai keamanan obat tradisional .............. 33

  5. Pemahaman responden tentang kemanjuran obat tradisional jika digunakan .............................................................................................. 35

  6. Pemahaman responden bahwa obat tradisional lebih berkhasiat daripada obat jadi (obat dari bahan kimia) ............................................ 36

  7. Pemahaman responden mengenai adanya efek samping pada obat tradisional .............................................................................................. 37

  8. Pemahaman responden mengenaai bahan kimia obat dalam obat tradisional .............................................................................................. 38

  9. Pemahaman responden bahwa obat tradisional lebih alami daripada obat jadi (obat dari bahan kimia) .......................................................... 39 C.

  Sumber-sumber Informasi mengenai Obat Tradisional .............................. 41

  D. Faktor-faktor yang Menjadi Alasan dalam Pemilihan Obat Tradisional .... 42

  1. Faktor izin edar ..................................................................................... 42

  2. Faktor harga yang terjangkau ................................................................ 42

  3. Faktor adanya pengalaman turun-temurun............................................ 44

  4. Faktor iklan ........................................................................................... 44

  5. Faktor kemasan yang menarik .............................................................. 45

  6. Faktor kelengkapan infomasi dalam kemasan ...................................... 46

  E. Pemahaman Mahasiswa Non Farmasi mengenai Kelompok Obat Tradisional .................................................................................................. 47

  1. Pemahaman responden bahwa obat tradisional berizin edar dikelompokan dalam fitofarmaka, obat herbal terstandar dan jamu ..... 47

  2. Pemahaman mengenai logo kelompok obat tradisional ........................ 48

  3. Pemahaman mengenai kriteria obat tradisional kelompok jamu, obat herbal terstandar dan fitofarmaka.......................................................... 50

  4. Pemahaman mengenai perbandingan kemanan antara fitofarmaka, obat herbal terstandar dan jamu ............................................................ 52

  5. Pemahaman mengenai kemudahan memperoleh obat tradisional kelompok jamu, obat herbal terstandar dan fitofarmaka ....................... 53

  BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................................... 56 A. Kesimpulan ................................................................................................. 56 B. Saran ............................................................................................................ 57 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 58 LAMPIRAN .............................................................................................................. 60 BIOGRAFI PENULIS ............................................................................................. 100

  DAFTAR TABEL Halaman

  Tabel I. Kuesioner yang berisi pernyataan mengenai pemahaman obat tradisional secara umum ........................................................................ 23 Tabel II. Kuesioner yang berisi pernyataan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan obat tradisional ............................................. 23

  Tabel III. Kuesioner yang berisi pernyataan mengenai pemahaman pengelompokan obat tradisional ............................................................. 24

  DAFTAR GAMBAR Halaman

  Gambar 1. Karakteristk responden berdasarkan program studi yang sedang ditempuh ................................................................................................................... 28

  Gambar 2. Karakteristik responden berdasarkan lama studi ...................................... 28 Gambar 3. Pemahaman responden mengenai definisi obat tradisional ...................... 29 Gambar4. Pemahaman responden terhadap keberadaan obat tradisional yang mempunyai dan tidak mempunyai izin edar ............................................ 31 Gambar 5. Pemahaman responden bahwa obat tradisional yang telah mendapatkan izin edar lebih aman daripada obat tradisional yang tidak/belum mendapat izin edar ...................................................................................

  33 Gambar 6. Pemahaman responden mengenai keamanan obat tradisional ................. 34 Gambar 7. Pemahaman responden tentang kemanjuran obat tradisional jika digunakan

  ................................................................................................................... 36 Gambar 8. Pemahaman responden bahwa obat tradisional lebih berkhasiat daripada obat jadi (obat dari bahan kimia) ............................................................. 37 Gambar 9. Pemahaman responden mengenai adanya efek samping dari obat tradisional ................................................................................................ 38 Gambar 10. Pemahaman responden mengenai bahan kimia obat dalam obat tradisional

  ................................................................................................................... 39 Gambar 11. Pemahaman responden bahwa obat tradisional lebih alami daripada obat jadi ............................................................................................................. 40

  Gambar 12. Sumber-sumber informasi mengenai obat tradisional yang digunakan oleh responden .................................................................................................. 41 Gambar 13a. Pendapat responden bahwa responden tidak pernah menggunakan obat tradisional tanpa izin edar ......................................................................... 42 Gambar 13b. Pendapat responden mengenai responden lebih memilih menggunakan obat tradisional yang memiliki izin edar daripada yang tidak memiliki izin edar ............................................................................................................ 42

  Gambar 14. Pendapat responden bahwa harga obat tradisional terjangkau ................ 43 Gambar 15. Pendapat responden bahwa responden menggunakan obat tradisional karena pengalaman turun-temurun ............................................................ 44 Gambar 16. Pendapat responden bahwa responden membeli obat tradisional karena iklan ........................................................................................................... 44 Gambar 17. Pendapat responden bahwa responden membeli obat tradisional karena iklan ........................................................................................................... 45 Gambar 18a. Pendapat responden bahwa keterangan dalam kemasan mempengaruhi pemilihan obat tradisional ........................................................................ 46 Gambar 18b. Pendapat responden bahwa responden melihat terlebih dulu adanya nomer izin edar pada kemasan .................................................................. 46 Gambar 18c. Pendapat responden bahwa responden melihat lebih dulu lambang obat tradisional pada kemasan .......................................................................... 46 Gambar 19. Pemahaman responden bahwa obat tradisional berizin edar dikelompokan dalam fitofarmaka, obat herbal terstandar dan jamu ................................. 48 Gambar 20. Logo Jamu, obat herbal terstandar dan fitofarmaka ................................ 48

  Gambar 21a. Pemahaman Responden mengenai Logo Jamu ..................................... 49 Gambar 21b. Pemahaman Responden mengenai Logo Obat Herbal Terstandar ........ 49 Gambar 21c. Pemahaman Responden mengenai Logo Fitofarmaka .......................... 49 Gambar 22. Pemahaman Responden bahwa Obat Herbal Terstandan telah Melewati Uji

  Praklinik dan Standarisasi Bahan Baku .................................................... 50 Gambar 23. Pemahaman Responden bahwa Fitofarmaka Telah Melewati Uji Klinik ...

  ................................................................................................................... 51 Gambar 24. Pemahaman Responden bahwa Komposisi Fitofarmaka Tidak Boleh Lebih dari Lima Macam ...................................................................................... 51 Gambar 25a. Pemahaman Responden bahwa Obat Herbal Terstandar Lebih Aman daripada Jamu ........................................................................................... 53 Gambar 25b. Pemahaman Responden bahwa Fitofarmaka Lebih Aman daripada Jamu

  ................................................................................................................... 53 Gmbar 25c. Pemahaman responden bahwa Fitofarmaka tidak lebih Aman daripada

  Obat Herbal Terstandar ............................................................................. 53 Gambar 26a. Pemahaman Responden bahwa Jamu Mudah Didapatkan .................... 54 Gambar 26b. Pemahaman Responden bahwa Obat Herbal Terstandar Mudah

  Didapatkan ................................................................................................ 54 Gambar 26c. Pemahaman Responden bahwa Fitofarmaka Tidak Mudah Didapatkan ...

  ................................................................................................................... 54

  DAFTAR LAMPIRAN Halaman

  Lampiran 1. Surat ijin penelitian ............................................................................. 60 Lampiran 2. Kuisioner penelitian ............................................................................ 62 Lampiran 3. Hasil uji validitas dan reliabilitas ......................................................... 65 Lampiran 4. Hasil uji validitas dan reliabilitas mahasiswa non farmasi ................... 67 Lampiran 5. Hasil perhitungan kuesioner ................................................................. 69 Lampiran 6. Hasil perhitungan data dalam persentase ............................................. 73 Lampiran 7. Hasil Perhitungan dengan z-test one sample case ................................. 78 Lampiran 8. Contoh Produk Jamu, Obat Herbal Terstandar da Fitofarmaka ............ 84

BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia di samping

  sandang, papan dan pangan, karena hanya dalam keadaan sehatlah manusia dapat beraktivitas dengan baik sehingga dapat memenuhi kebutuhan hidupnya yang lain.

  Dalam usaha meningkatan derajat kesehatan, ada banyak upaya yang dilakukan oleh manusia, salah satunya adalah penggunaan obat tradisional untuk pencegahan penyakit, usaha penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.

  Di Indonesia, obat tradisional telah digunakan secara turun-temurun dan sudah menjadi tradisi budaya dalam mengatasi masalah kesehatan. Obat tradisional adalah obat jadi atau ramuan bahan alam yang berasal dari tumbuhan, hewan, mineral, sediaan galenik atau campuran bahan-bahan tersebut yang secara tradisional telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman (Anonim, 1992).

  Sebelum diedarkan, obat tradisional harus melewati proses registrasi untuk medapat izin edar. Berdasarkan Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI, obat tradisional yang harus mendapatkan izin edar dibagi menjadi tiga kelompok, meliputi jamu, obat herbal terstandar dan fitofarmaka (Anonim,2004). Ketiga kelompok ini dibedakan atas cara pembuatan, jenis klaim penggunaan dan tingkat pembuktian khasiatnya. Kelompok jamu klaim khasiatnya berdasarkan data empiris yaitu hanya berdasarkan pengalaman. Pada kelompok obat herbal terstandar klaim khasiat telah dibuktikan melalui uji pra klinik yaitu uji farmakologi dan uji toksisitas pada hewan uji namun belum diujikan kepada manusia, selain itu bahan baku produksinya seperti simplisia, sediaan galenik dan bahan tambahan baik yang berkhasiat maupun tidak (Anonim, 2005) telah distandarisasi. Pada fitofarmaka klaim khasiat telah dibuktikan dengan uji klinik yaitu pengujian khasiat kepada manusia, selain itu bahan baku pada produksi fitofarmaka telah distandarisasi. Di Indonesia, adapula obat tradisional yang tidak diwajibkan memiliki izin edar, atau dapat disebut juga obat tradisional non registrasi. Berdasarkan penjelasan Undang-Undang no. 23 tentang Kesehatan (1992) pada pasal 41 ayat 1, yang termasuk obat tradisional non registrasi adalah obat tradisional yang dibuat secara sederhana oleh industri rumah tangga seperti jamu racik dan jamu gendong.

  Pada saat ini, terdapat beragam pandangan atau persepsi masyarakat tentang obat tradisional. Di Indonesia, pengobatan dengan obat tradisional masih terbatas pada keluarga tertentu yang pada umumnya mendapat informasi secara turun-temurun (Sujatno, 2001). Masyarakat ada yang beranggapan bahwa obat tradisional lebih baik dan lebih aman walau digunakan bertahun-tahun karena dibuat dari bahan alam, namun ada juga masyarakat tidak percaya terhadap obat tradisional, karena dianggap tidak semanjur obat jadi (Hakim, 2002). Selain itu, selama ini obat tradisional identik dengan jamu dan masyarakat kurang mengenal kelompok obat herbal terstandar dan fitofarmaka.

  Kecenderungan masyarakat dunia untuk back to nature, dengan indikasi utama peningkatan kebutuhan produk-produk konsumsi untuk kesehatan dari bahan alam, merupakan peluang besar bagi pengembangan tanaman obat dan obat tradisional Indonesia (Sumaryono, 2002) namun publikasi mengenai obat tradisional khususnya kelompok obat tradisional yang terdiri dari fitofarmaka, obat herbal terstandar dan jamu masih sangat minim. Hal ini mengakibatkan kurangnya sosialisasi bahwa obat tradisional telah berkembang dan telah terjamin khasiat, keamanan dan mutunya sehingga obat tradisional pun dapat masuk dalam pelayanan kesehatan dan digunakan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat (Litbang Depkes, 2007).

  Mahasiswa non farmasi merupakan kelompok terpelajar yang mewakili masyarakat berpendidikan yang tidak mendalami pendidikan formal untuk mendapat pengetahuan tentang obat tradisional. Mahasiswa tentunya memiliki kemudahan dalam mengakses informasi tentang segala hal, termasuk informasi mengenai pengelompokan obat tradisional sehingga dengan adanya penelitian ini dapat diketahui seberapa jauh pemahaman mahasiswa non farmasi mengenai kelompok obat tradisional yaitu jamu, obat herbal terstandar dan fitofarmaka. Pemahaman mahasiswa non farmasi mengenai obat tradisional juga digambarkan dengan mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi mereka dalam memilih obat tradisional.

  Pada penelitian ini, mahasiswa non farmasi yang menjadi subyek penelitian adalah mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan di program studi yang berhubungan dengan kesehatan. Dipilih demikian karena mahasiswa tersebut adalah adalah kelompok yang pada kemudian hari juga akan menjadi sumber informasi kesehatan bagi masyarakat umum dan tidak tertutup kemungkinan masyarakat pun memerlukan informasi mengenai obat tradisional.

  Hal ini menjadi daya tarik tersendiri bagi peneliti untuk mengetahui bagaimana pemahaman mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan di program studi yang berhubungan dengan kesehatan mengenai obat tradisional dan pengelompokan obat tradisional.

  1. Permasalahan a.

  Seberapa jauhkah pemahaman mahasiswa non farmasi mengenai obat tradisional? b. Darimana sajakah mahasiswa non farmasi mendapatkan informasi mengenai obat tradisional? c. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi mahasiswa non farmasi dalam pemilihan obat tradisional? d. Seberapa jauhkah pemahaman mahasiswa non farmasi mengenai obat tradisional kelompok fitofarmaka, obat herbal terstandar, jamu dan obat tradisional non registrasi berdasarkan pengetahuan mahasiswa tentang obat tradisional dan pengelompokannya?

  2. Manfaat Penelitian

  a. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai pendapat dan pemahaman mahasiswa non farmasi mengenai obat tradisional terutama tentang pengelompokannya. b.

  Manfaat Praktis 1.

  Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan untuk mengetahui pemahaman mahasiswa non farmasi secara umum tentang pengelompokan obat tradisional.

  2. Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan evaluasi untuk badan pembuat kebijakan untuk lebih meningkatkan sosialisasi tentang obat tradisional dan pengelompokan obat tradisional.

  B.

  

Tujuan Penelitian

  1. Tujuan umum

  Untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan mahasiswa non farmasi yang mewakili masyarakat berpendidikan mengenai obat tadisional secara umum dan obat tradisional kelompok fitofarmaka, obat herbal terstandar, jamu dan obat tradisional non registrasi.

  2. Tujuan khusus

  a. Untuk mengetahui sejauh mana pemahaman mahasiswa non farmasi mengenai obat tradisional secara umum.

  b. Untuk mengetahui dari mana saja mahasiswa non farmasi mendapatkan informasi mengenai obat tradisional.

  c. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi mahasiswa non farmasi dalam pemilihan obat tradisional d.

  Untuk mengetahui seberapa jauh pemahaman mahasiswa non farmasi mengenai obat tradisional kelompok fitofarmaka, obat herbal terstandar, jamu dan obat tradisional non registrasi berdasarkan pengetahuan mahasiswa tentang obat tradisional dan pengelompokannya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Obat Tradisional Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan

  tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik) atau campuran dari bahan-bahan tersebut, yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman (Anonim, 1992).

B. Perkembangan Obat Tradisional

  Kecenderungan masyarakat dunia untuk back to nature, dengan indikasi utama peningkatan kebutuhan produk-produk konsumsi untuk kesehatan dari bahan alam, merupakan peluang besar bagi pengembangan tanaman obat dan obat tradisional Indonesia. Kecenderungan tersebut dapat dilihat dari peningkatan pasar dunia untuk produk-produk alami yang cukup signifikan, terutama untuk negara- negara maju. Demikian pula dengan kondisi pasar dan perkembangan jumlah industri obat tradisional di dalam negeri (Sumaryono, 2002) Perkembangan industri agromedisin dewasa ini meningkat dengan pesat.

  Pemanfaatan sumber daya alam Indonesia, khususnya tanaman berkhasiat obat, akan terus berlanjut, sehubungan dengan kuatnya keterkaitan bangsa Indonesia tehadap tradisi kebudayaan memakai jamu. Beberapa hasil sumber daya alam ini juga telah menjadi komoditas ekspor yang handal, baik berbentuk simplisia maupun finished product (Pramono, 2002).

C. Pengelompokan Obat Tradisional

  Obat tradisional dibagi menjadi obat tradisional dengan izin edar dan obat tradisional yang tidak diwajibkan memiliki izin edar atau obat tradisional non registrasi.

  Obat tradisional dengan izin edar dikelompokkan menjadi tiga berdasarkan Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan RI No: HK.00.05.4.2411, yaitu :

  Pasal 1 (1)

  Yang dimaksud dengan obat alam Indonesia adalah obat bahan alam yang diproduksi di Indonesia; (2) Berdasarkan cara pembuatan serta jenis klaim penggunaan dan tingkat pembuktian khasiat, obat bahan alam di Indonesia dikelompokkan menjadi:

  a. Jamu

  b. Obat Herbal Terstandar

  c. Fitofarmaka

  Pasal 2 (1) Jamu harus memenuhi kriteria :

  a. Aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan;

  b. Klaim khasiat dibuktikan berdasarkan data empiris ;

  c. Memenuhi persyaratan mutu yang berlaku (2) Jenis klaim penggunaan sesuai dengan jenis pembuktian tradisional dan tingkat pembuktiannya umum dan medium; (3) Jenis klaim penggunaan harus diawali dengan kata-kata : ” secara tradisional digunakan untuk ...”, atau sesuai dengan yang disetujui pada pendaftaran.

  Pasal 3 (1) Obat Herbal Terstandar harus memenuhi kriteria :

  a. Aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan :

  b. Klaim khasiat dibuktikan secara ilmiah/praklinik

  c. Telah dilakukan standarisasi terhadap bahan baku yang digunakan dalam produk jadi ; d. Memenuhi persyaratan mutu yang berlaku. (2) Jenis klaim penggunaan sesuai dengan tingkat pembuktian umum dan medium.

  Pasal 4 (1)

  Fitofarmaka harus memenuhi kriteria : a.

  Aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan ; b.

  Klaim khasiat dibuktikan berdasarkan uji klinik ; c. Telah dilakukan standarisasi terhadap bahan baku yang digunakan dalam produk jadi d.

  Memenuhi persyaratan mutu yang berlaku (2)

  Jenis klaim penggunaan sesuai dengan tingkat pembuktian medium dan tinggi (Anonim, 2004) Dalam Undang-Undang No. 23 tentang Kesehatan (1992) disebutkan bahwa obat tradisional yang tidak diwajibkan memiliki izin edar adalah obat tradisional yang dibuat secara sederhana oleh industri rumah tangga seperti jamu gndong dan jamu racik.

  Pemanfaatan jamu gendong pada umumnya sebagai minuman segar, mempertahankan kesehatan ataupun untuk pengobatan penyakit ringan tertentu (Handayani, L. Dan Suharmiati, 2000). Secara empiris jamu terbukti cukup aman dikonsumsi manusia mengingat pemanfaatannya yang sudah diterapkan selama ini (Handayani, L. Dan Suharmiati, 2002).

D. Fitofarmaka

  Dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 760/MENKES/PER/IX/1992 tentang fitofarmaka dalam pasalnya yang kelima disebutkan kriteria sediaan fitofaramaka.

  Pasal 5 (1) Komposisi fitofarmaka tidak boleh lebih dari lima (5) bahan baku (2) Penyimpangan dari ketentuan yang dimaksudkan pada ayat (1) akan dinilai secara khusus pada saat pendaftaran (3) Penilaian yang dimaksudkan pada ayat (2) antara lain meliputi kemampuan industri obat tradisional dalam melakukan pengujian secara kualitatif dan kuantitatif terhadap fitofarmaka yang dimaksud dalam ayat (2)

  (4) Masing-masing bahan baku yang disebut dalam ayat (1) harus diketahui

  (5) Keamanan dan kebenaran khasiat ramuan harus telah dibuktikan secara uji klinik (Anonim, 1992a)

  

E. Larangan Kandungan Jamu, Obat Herbal Terstandar dan

Fitofarmaka

  Dalam pembuatan obat tradisional, terdapat beberapa ketentuan mengenai bahan-bahan yang tidak boleh dicampurkan ke dalam ramuan obat tradisional baik jamu, obat herbal terstandar dan fitfarmaka. Bahan-bahan tersebut diatur dalam Keputusan Kepala BPOM RI No:HK.00.05.41.1384 yaitu :

  Pasal 34 (1) Obat tradisional, obat herbal terstandar dan fitofarmaka dilarang mengandung: a. bahan kimia hasil isolasi atau sintetik berkhasiat obat;

  b. narkotika atau psikotropika;

  c. bahan yang dilarang seperti tercantum pada Lampiran 14;

  d. hewan atau tumbuhan yang dilindungi sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku (Anonim, 2005)

F. Logo Kelompok Obat Tradisional

  1. Logo untuk Kelompok Jamu Kode registrasi produk jamu : TR Contoh produk jamu : Antangin

  (cair), Darsi

  ®

  (pil, kapsul), Sliming Tea

  ®

  (serbuk teh), Merit

  ® (pil).

  2. Logo untuk Kelompok Herbal Terstandar Kode registrasi produk obat herbal terstandar : TR

  ®

  ® ®

  Contoh produk Obat Herbal Terstandar : Lelap (kaplet), Tolak Angin (cair),

  ® ®

  Fitolac (granul, kaplet), Diapet (kapsul) 3.

  Logo untuk Kelompok Fitofarmaka Kode registrasi produk Fitofarmaka : FF

  ® ® ®

  Contoh produk Fitofarmaka : Stimuno (cair) X-Gra (kapsul), Nodiar

  ® (tablet), Tensigard (kapsul).

  (Anonim, 2004a)

G. Izin Edar Obat Tradisional

  Ketentuan mengenai izin edar sediaan farmasi dan alat kesehatan diatur dalam Undang-Undang Kesehatan No. 23 (1992) pada pasal 41 ayat 1 yang berbunyi ”Sediaan farmasi dan alat kesehatan hanya dapat diedarkan setelah mendapat izin edar”. Ketentuan ini diuraikan sebagai berikut : ”Sediaan farmasi dan alat kesehatan yang dapat diberi izin edar dalam bentuk persetujuan pendaftaran harus memenuhi persyaratan mutu, keamanan dan kemanfaatan, obat tradisional yang dibuat secara sederhana oleh industri rumah tangga seperti jamu racik dan jamu gendong tidak diwajibkan memiliki izin edar dan belum dikenakan sanksi pidana sebagaimana ditentukan dalam undang-undang ini.”

  Sebelum dipasarkan, obat tradisional seperti jamu, obat herbal terstandar dan fitofarmaka harus melalui proses pendaftaran sehingga mendapatkan izin edar di wilayah Indonesia. Hal ini diatur dalam Peraturan Kepala BPOM RI No:HK.00.05.41.1384 dalam Pasal 2 yaitu :

  Pasal 2 (1)

  Obat tradisional, obat herbal terstandar dan fitofarmaka yang dibuat dan atau diedarkan di wilayah Indonesia wajib memiliki izin edar dari Kepala Badan. (2)

  Untuk memperoleh izin edar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dilakukan pendaftaran (Anonim, 2005) Dalam dalam pasal 3 disebutkan obat tradisional yang mendapat pengecualian dalam hal izin edar yaitu :

  Pasal 3 a. Obat tradisional, obat herbal terstandar dan fitofarmaka yang digunakan untuk penelitian b.

  Obat tradisional impor untuk digunakan sendiri dalam jumlah terbatas c. Obat tradisional impor yang telah terdaftar dan beredar di Negara asal untuk tujuan pameran dalam jumlah terbatas d.

  Obat tradisional tanpa penandaan yang dibuat oleh usaha jamu racikan dan jamu gendong e. Bahan baku berupa simplisia dan sediaan galenik (Anonim 2005)

  Adapun kriteria yang harus dipenuhi agar izin edar diperoleh, diatur dalam Peraturan yang sama dalam pasal 4 yang berisi :

  Pasal 4 Untuk dapat memiliki izin edar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 obat tradisional, obat herbal terstandar dan fitofarmaka harus memenuhi kriteria sebagai berikut :

  a. menggunakan bahan berkhasiat dan bahan tambahan yang memenuhi persyaratan mutu, keamanan dan kemanfaatan / khasiat; b. dibuat sesuai dengan ketentuan tentang Pedoman Cara Pembuatan Obat

  Tradisional yang Baik atau Cara Pembuatan Obat yang Baik yang berlaku;

  

c. penandaan berisi informasi yang lengkap dan obyektif yang dapat menjamin

  penggunaan obat tradisional, obat herbal terstandar dan fitofarmaka secara tepat, rasional dan aman sesuai dengan hasil evaluasi dalam rangka pendaftaran (Anonim, 2005).

H. Kelebihan dan Kelemahan Obat Tradisional

  Obat tradisional memiliki kelebihan dan kelemahan. Dibandingkan obat- obat modern, kelebihan obat tradisional antara lain efek sampingnya relatif komponen berbeda memiliki efek saling mendukung untuk mencapai efektvitas pengobatan selain itu pada satu tanaman memiliki lebih dari satu efek farmakologi serta lebih sesuai untuk penyakit-penyakit metabolik dan degeneratif (Katno dan Pramono, 2003).

  Beberapa kelemahan dari obat tradisional antara lain efek farmakologisnya yang lemah karena rendahnya kadar senyawa aktif dalam bahan obat alam, bahan baku belum terstandar dan bersifat higroskopis serta volumines, belum dilakukan uji klinik dan mudah tercemar berbagai jenis mikroorganisme (Katno dan Pramono, 2003).

I. Efek Samping Obat Tradisional

  Beberapa hal yang menyebabkan efek samping dalam penggunaan produk bahan alami adalah kontaminasi logam berat dan mikroba pada obat tradisional, kesalahan identifikasi tanaman obat, dosis yang berlebih dan interaksi obat dengan bahan alami (Turana, 2002)

  WHO melaporkan adanya efek yang tidak diinginkan akibat penggunaan obat tradisional. Efek yang tidak diinginkan terjadi akibat kesalahan mengambil jenis tumbuhan obat yang digunakan, ketidaktepatan dosis, kesalah-penggunaan oleh konsumen maupun oleh profesional kesehatan, interaksi dengan obat- obatan lain serta akibat penggunaan obat tradisional yang terkontaminasi bahan atau mikroba berbahaya seperti logam berat, mikroba patogen atau residu agrokimia (Anonim, 2007).

  J.

  

Keterangan dalam Kemasan Obat Tradisional

Dalam pasal 34 Peraturan Menteri Kesehatan RI No.

  246/Menkes/Per/V/1990 tentang Izin Usaha Industri Obat Tradisional dan Pendaftaran Obat Tradisional dicantumkan mengenai penandaan yang tercantum pada pembungkus, wadah, atiket dan atau brosur pada obat tradisional yaitu :

  Pasal 34 Penandaan yang tercantum pada pembungkus, wadah, atiket dan atau brosur harus berisi informasi tentang : a.

  Nama obat tradisional atau nama dagang b.

  Komposisi

  c. Bobot, isi atau jumlah obat tiap wadah

  d. Dosis pemakaian

  e. Khasiat dan kegunaan

  f. Konraindikasi (bila ada)

  g. Kadaluwarsa

  h. Nomor pendaftaran i. Nomor kode produksi j. Nama industr atau alamat sekurang-kurangnya nama kota dan kata

  “INDONESIA” k. Untuk Obat Tradisional Lisensi harus dicantumkan juga nama dan alamat industri pemberi lisensi sesuai dengan yang disetujui pada pendaftaran

  (Anonim.1990).

  K. Pemahaman

  Dalam teori belajar Gestalt, disebutkan bahwa seseoang yang belajar akan memperoleh pemahaman (insight). Pemahaman itu ditandai dengan adanya : 1. suatu perubahan yang tiba-tiba dari keadaan yang tidak berdaya menjadi keadaan yang mampu menguasai atau memecahkan masalah atau problema

  2. Adanya retensi yang baik

  3. Adanya peristiwa transfer. Pemahaman yang diperoleh dari situasi, dibawa atau struktur yang sama atau hampir sama secara keseluruhan (Notoadmodjo,1993)

  L. Keterangan Empiris

  Dari penelitian ini diharapkan dapat menggali informasi mengenai pemahaman mahasiswa non farmasi yang mewakili masyarakat berpendidikan mengenai obat tradisional secara umum dan pengelompokan obat tradisional kelompok jamu, obat herbal terstandar dan fitofarmaka.

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian non eksperimental dengan

  rancangan penelitian deskriptif. Penelitian non eksperimental adalah penelitian yang observasinya dilakukan terhadap sejumlah ciri (variabel) subyek menurut keadaan yang apa adanya (in nature) tanpa ada manipulasi atau intervensi peneliti (Praktiknya, 2007). Rancangan penelitian deskriptif adalah prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subyek atau obyek penelitian secara objektif (Notoatmodjo,2002)

B. Variabel dan Definisi Operasional

  Variabel pada penelitian ini adalah pengetahuan umum mahasiswa non farmasi tentang obat tradisional.

  Definisi operasional yang digunakan pada penelitian ini adalah :

  1. Studi adalah kajian yang dilakukan untuk memperdalam atau mengetahui tentang suatu hal, kejadian atau fenomena yang terjadi.

  2. Pemahaman adalah sudut pandang yang diberikan oleh responden tentang kelompok obat tradisional.

  3. Mahasiswa Non Farmasi adalah mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan dengan Program Studi Ilmu Keperawatan, Program Studi Kesehatan Masyarakat dan Program Studi Kebidanan di Sekolah Tinggi Ilmu

  Kesehatan (STIKES) Faletehan serta Program Studi Keperawatan di Akademi Keperawatan (AKPER) Yatna Yuana dengan masa pendidikan minimal 2,5 tahun.