HUBUNGAN ANTARA KUALITAS TIDUR DAN PERFORMANSI KERJA PADA WANITA YANG BERKELUARGA SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS TIDUR DAN PERFORMANSI KERJA PADA WANITA YANG BERKELUARGA SKRIPSI

  Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

  Program Studi Psikologi

OLEH: RR. PUTRINING SEKAR MUMPUNI P.N.

  NIM : 079114045

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2011

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS TIDUR DAN PERFORMANSI KERJA PADA WANITA YANG BERKELUARGA SKRIPSI

  Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

  Program Studi Psikologi

  Oleh: RR. PUTRINING SEKAR MUMPUNI P.N.

  NIM : 079114045 Telah Disetujui oleh

  Pembimbing Yogyakarta, P. Henrietta P.D.A.D.S., S.Psi., M.A.

  

SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS TIDUR

DAN PERFORMANSI KERJA PADA

WANITA YANG BERKELUARGA

  Dipersiapkan dan ditulis oleh

RR. PUTRINING SEKAR MUMPUNI P.N.

  

NIM : 079114045

  Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji, Pada tanggal..................................dan dinyatakan memenuhi syarat.

  Susunan Panitia Penguji Nama

  Tanda Tangan Ketua : P. Henrietta P.D.A.D.S.,S.Psi.,M.A. .......................................

  Anggota : Titik Kristiyani, M.Psi. ........................................ Anggota : C. Wijoyo Adinugroho, S.Psi. .........................................

  Yogyakarta, Fakultas Psikologi

  Universitas Sanata Dharma Dekan,

  

M ot t o

I n i bu k a n a k h ir d a r i se bu a h pe r j a la n a n h idu p, Ja la n in i m a sih pa n j a n g, Te t a p be r j u a n g & Se m a n ga t !! Tu k m e n g e j a r m im pi- m im pi da n cit a - cit a h idu p.

  W r it t e n by Pu pu t “ Ja n ga n la h m u da h m e n ye r a h ! “ “ H idu pla h u n t u k m e m be r i se ba n ya k - ba n ya k n ya , Ja n ga n la h , Ka u m e n e r im a se ba n ya k - ba n ya k n ya . “

  ( La sk a r Pe la n gi M ovie )

  

Saat dunia ini terasa gelap,

Maka hidup ini adalah suatu alasan mengapa kita harus menjadi

pelita atau cahaya bagi kegelapan.

Maka kita bisa dikatakan sebagai seseorang yang berkualitas,

apabila kita telah mampu melewati dan memecahkan suatu persoalan

ataupun sebuah tantangan.

Begitu pula dengan sebuah kesuksesan,

Sebuah kesuksesan tidak akan datang dengan sendirinya,

  

Tapi dia akan datang ketika kita berani datang untuk

menghampirinya.

  Written by Puput

  Ka r ya in i k u pe r se m ba h k a n k e pa da @ Tu h a n Ya n g M a h a Esa , ya n g se la lu m e n ye r t a i, m e lin du n gik u D a n se la lu m e m b e r ik a n j a la n t e r ba ik u n t u k se t ia p la n g k a h da la m h idu pk u . @ Pa pa ( Su gih a r t o) da n M a m a ( Tr i H a r t i Ast u t i) ya n g t e r cin t a , Ya n g m e m be r ik a n se m a n ga t , doa , da n r e st u . @ Sa u da r a - sa u da r a k u da n sa h a ba t - sa h a ba t k u , Su k se s da n Se m a n ga t u n t u k k a lia n se m u a ..!!

  I LOVE U ALL

KEASLIAN KARYA

  Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta, 24 Agustus 2011 Penulis RR. PUTRINING SEKAR MUMPUNI P.N.

  

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS TIDUR DAN PERFORMANSI KERJA

PADA WANITA YANG BERKELUARGA

RR.Putrining Sekar Mumpuni P.N.

  ABSTRAK

  Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara kualitas tidur dengan

performansi kerja pada wanita yang berkeluarga. Peneliti berhipotesis bahwa ada hubungan positif

antara kualitas tidur dan performansi kerja pada wanita yang berkeluarga. Subyek penelitian ini

adalah 52 pekerja wanita yang berkeluarga dan bekerja pada perusahaan, dengan kriteria wanita

berkeluarga yang sudah menikah dan memiliki suami dan anak, serta bekerja pada perusahaan

bukan di rumah. Data penelitian diungkap dengan menggunakan skala kualitas tidur dan skala

performansi kinerja. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa ada hubungan antara kualitas tidur

dengan performansi kerja pada wanita berkeluarga. Koefisien korelasi (r) pada penelitian ini

sebesar 0,360 dengan probabilitas p=0,004 (p<0,01). Dengan demikian, hipotesis yang

menyatakan ada hubungan yang positif antara kualitas tidur dan performansi kerja pada wanita

berkeluarga diterima kebenarannya.

  Kata kunci: kualitas tidur, performansi kerja, wanita berkeluarga.

  

THE CORRELATION BETWEEN SLEEP QUALITY AND JOB

PERFORMANCE IN WOMEN WITH FAMILY

RR.Putrining Sekar Mumpuni P.N.

  

ABSTRACT

The purpose of this research was to understand about the correlation between sleep

quality with job performance in women with family. The hypothesis were that there was a positive

correlation between sleep quality and job performance with family. These research subjects were

52 female workers that are married and worked at the company, with criteria women who were

married, and had husbands and children, and worked at the company not at home. The research

data revealed by using sleep quality scale and job performance scale. The result showed that there

was correlation between sleep quality with job performance in women with family. Correlation

coefficient (r) in this study was 0,360 with probability of p=0,004 (p<0,01). So, this hypothesis

there was positive correlation between sleep quality and performance in work with family

accepted the truth.

  . Key words: sleep quality, job performance, women with family

  

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

  Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma Nama : RR. Putrining Sekar Mumpuni P.N.

  Nomor Mahasiswa : 079114045 Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan Kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

  

Hubungan Kualitas Tidur dan Performansi Kerja

Pada Wanita Berkeluarga

  beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan Kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 24 Agustus 2011 Yang Menyatakan,

KATA PENGANTAR

  Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas segala pemberian rahmat dan cinta Kasih-Nya yang selalu mengalir tiada hentinya, sehingga pada akhirnya penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Psikologi Sanata Dharma Yogyakarta.

  Skripsi ini menyajikan “Hubungan Antara Kualias Tidur dan Performansi kerja Pada Wanita Berkeluarga”. Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu memberikan sedikit sumbangan pada perkembangan psikologi industri dan psikologi wanita dewasa ini.

  Proses penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari keterlibatan berbagai pihak yang telah memberikan bantuan yang sangat berarti. Pada kesempatan ini, peneliti ingin menyampaikan terima kasih kepada:

  1. Tuhan Yang Maha Esa, atas segala cinta dan berkat yang sungguh luar biasa untuk hidupku ini.

  2. Papa dan Mamaku atas limpahan kasih sayangnya yang selalu ada untukku, dukungan, semangat, doa-doa yang selalu dipanjatkan tiap harinya. Semoga ini bisa menjadi hadiah untuk kalian berdua. Aku sayang kalian.

  3. Ibu Dr.Ch.Siwi Handayani selaku Dekan Fakultas Psikologi, Universitas Sanata Dharma, yang telah memperlancar segala proses

  4. Ibu Maria Magdalena Nimas Eki Suprawati, S.Psi,Msi. Selaku dosen pembimbing akademik yang telah membimbing dan mendampingi di setiap awal semester dan memberikan masukan yang berharga untuk kelancaran kuliah ini.

  5. P. Henrietta P.D.A.D.S, S.Psi;M.A. Selaku Dosen Pembimbing.

  Terima kasih untuk bimbingan, arahan, kesabaran, kritik, saran, dan waktu sehingga penulis termotivasi untuk menyelesaikan skripsi ini dan semoga ilmu yang diberikan dapat bermanfaat bagi penulis.

  6. Ibu Titik Kristiyani, M.Psi dan Bapak C. Wijoyo Adinugroho, S.Psi.

  Selaku Dosen Penguji yang telah memberikan saran dan pengetahuan untuk kesempurnaan penelitian ini.

  7. Seluruh Dosen Fakultas Psikologi di Universitas Sanata Dharma atas ilmu, masukan, dan pengalaman-pengalaman yang tak terlupakan selama perkuliahan.

  8. Seluruh karyawan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma: Mas Gandung, Mbak nanik, dan Pak Gi’, Mas Muji dan Mas Doni, dan yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu, terima kasih atas semua pelayanan yang telah diberikan, sukses selalu untuk semua..

  9. Bapak Fuad Nashori selaku Dosen dan Dekan Fakultas Psikologi Universitas Islam Indonesia yang telah mau memberikan tambahan refrensi dan masukan untuk penulisan skripsi ini. Terima kasih pak, sukses selalu untuk bapak dan keluarga..

  10. Miss Alesia Sadosky,, thanks for your reference of sleep quality basis theory.. I wish you always success and GBU.. 

  11. Para Manager HRD (Pak Yudi, Pak Stefanus, dan Ibu Danti) dan karyawan Sahid Group Hotel di kota Solo dan Yogyakarta, terima kasih atas segala bantuan dan kerjasamanya sehingga karya ini dapat terselesaikan.

  12. Pakdhe, Budhe, Om, tante dan seluruh keluargaku yang ada di semarang, terima kasih atas dukungan dan semangat kalian untuk keponakanmu ini. Dukungan dan semangat kalian sangat-sangat berharga sekali untukku.

  13. Pakdhe dan Budhe yang ada di Yogya,, makasih pakdhe budhe,, semoga kalian selalu di lindungi oleh Tuhan..

  14. Om Agus dan tante yang ada di Solo, Terima kasih sekali atas bantuannya, khususnya untuk om Agus maaf om sudah sangat merepotkan sampai mengorbankan jam kantornya. Semoga kalian semua selalu Lindungi Tuhan.

  15. Untuk Sahabatku Siska, makasih ya jenk.. dirimu sudah mau menjadi tong sampahku selama di perkuliahan. Suka dan duka kita jalani sama-sama semoga persahabatan kita tidak putus sampai disini. makasih juga buat dukungan dan semangatnya buatku. Sukses selalu ya jenk,, GBU.. 

  16. Untuk kakakku dan adek-adekku sepupu (dek, nurin, dek jihan, mbak sodaraku atas dukungan, semangatnya tanpa kalian aku tidak akan sekuat ini sekarang. always Succes for you,, Love u all… 

  17. Untuk kakakku Yusuf Perdana Kurniawan, semoga karyaku ini bisa menjadi semangat kamu untuk menyelesaikan kuliahmu suatu saat nanti. Walaupun kita lama gak ketemu tapi adekmu ini selalu sayang dan rindu sama kamu.. GBU.. 

  18. Untuk Ika, Winie, Putu, Devi, Silvy, Reni, Yustin, Adel, Ina dan teman-teman fakultas Psikologi angkatan 2007, makasih buat kompetisi yang sehat, canda tawa, ngrumpi-ngrumpinya, ngegosipnya, dan sharingnya selama ini, jangan lupakan kenangan-kenangan kita selama kuliah yaa.. Good Luck Guys.. 

  19. Untuk kakak-kakak angkatan yang telah memberikan masukan dan refrensi buatku, makasih yaa,, sukses selalu untuk kalian.. 

  20. Untuk sobat-sobatku yang tidak bisa aku sebutkan satu per satu dimana pun kalian berada, thanks yaa buat dukungannya dan makasih juga karena kalian telah memberikan warna di kehidupanku dan menjadikanku semakin dewasa..

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL............................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN................................................................ ii HALAMAN PENGESAHAN................................................................. iii MOTTO................................................................................................... iv PERSEMBAHAN.................................................................................... vi HALAMAN KEASLIAN KARYA......................................................... vii ABSTRAK............................................................................................... viii ABSTRACT............................................................................................ ix HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH............ x KATA PENGANTAR............................................................................ xi DAFTAR ISI............................................................................................ xv DAFTAR TABEL................................................................................... xviii DAFTAR BAGAN.................................................................................. xix DAFTAR LAMPIRAN............................................................................ xx BAB I PENDAHULUAN………………………………………….

  1 A. Latar Belakang Permasalahan..................................................

  1 B. Rumusan Masalah....................................................................

  7 C. Tujuan Penelitian......................................................................

  7 D. Manfaat Penelitian…………………………………................

  7 1. Manfaat Teoritis.................................................................

  7

  BAB II TINJAUAN PUSTAKA…………………………………..

  8 A. Performansi Kerja…………………………………………..

  8 1. Pengertian Performansi Kerja.............................................

  8 2. Aspek-aspek Performansi Kerja.........................................

  10 3. Metode Penilaian Peformansi.............................................

  14 4. Manfaat Penilaian Performansi...........................................

  18 5. Faktor yang Mempengaruhi Performansi Kerja.................

  19 B. Kualitas Tidur………………………………………………...

  25 1. Pengertian Tidur.................................................................

  25 2. Tahapan Tidur.....................................................................

  27 3. Manfaat dan Dampak Tidur................................................

  29 4. Kualitas Tidur.....................................................................

  33 5. Aspek-aspek Kualitas Tidur................................................

  34 C. Wanita Berkeluarga..................................................................

  42 D. Dinamika Hubungan Kualitas Tidur dengan Performansi

  47 kerja pada Wanita yang Berkeluarga........................................

  E. Hipotesis...................................................................................

  51 BAB III METODE PENELITIAN………………………………...

  52 A. Jenis Penelitian........................................................................

  52 B. Variabel Penelitian....................................................................

  52 C. Definisi Operasional.................................................................

  52 D. Subyek Penelitian.....................................................................

  53

  F. Validitas dan Reliabilitas..........................................................

  58 G. Metode Analisis Data.............................................................

  60 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………….

  62 A. Pelaksanaan Penelitian..............................................................

  62 B. Data Deskriptif Subyek.............................................................

  63 C. Deskriptif Data Penelitian.........................................................

  65 D. Uji Asumsi................................................................................

  66 E. Uji Hipotesisi……....................................................................

  68 F. Pembahasan...........................................................................

  69 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……………………………

  74 A. Kesimpulan...............................................................................

  74 B. Saran.............................................................................................

  74 DAFTAR PUSTAKA………………………………………………….

  76 LAMPIRAN…………………………………………………………...

  80

  DAFTAR TABEL Tabel 1. Distribusi item Skala Performansi Kerja..........................

  56 Tabel 2. Distribusi Item Skala Kualitas Tidur................................

  57 Tabel 3. Hasil Seleksi item Skala Kualitas Tidur...........................

  59 Tabel 4. Data Deskriptif Rentang Usia...........................................

  64 Tabel 5. Data Deskriptif Tingkat Pendidikan.................................

  64 Tabel 6. Data Deskriptif Jumlah anak.............................................

  64 Tabel 7. Data Deskriptif Masa Kerja..............................................

  64 Tabel 8. Data Deskriptif Variasi Pekerjaan....................................

  65 Tabel 9. Deskriptif Data Penelitian…………………………….…

  65 Tabel 10. Hasil Uji Normalitas Sebaran...........................................

  67 Tabel 11. Hasil Uji Linearitas Hubungan ........................................

  68 Tabel 12. Hasil Uji Hipotesis………………………………………

  69

  DAFTAR BAGAN Bagan 1. Bagan Kualitas tidur dan Performansi Kerja....................

  50

  DAFTAR LAMPIRAN A. LAMPIRAN DATA PENELITIAN………………………….

  80 1. Kualitas Tidur……………………………………………...

  80

  a. Skala penelitian kualitas tidur……………………………

  80 b. Skor total kualitas tidur…………………………………..

  84 c. Reliabilitas kualitas tidur sebelum item gugur…………...

  86

  d. Reliabilitas kualitas tidur sesudah item gugur……………

  87 e. Mean emperik kualitas tidur……………………………. .

  88 2. Performansi Kerja………………………………………….

  89

  a. Skala penelitian performansi kerja…………………….…

  89 b. Skor total performansi kerja………………………….…..

  93 c. Reliabilitas performansi kerja…………………………….

  95

  d. Mean emperik performansi kerja…………………………

  96 3. Normalitas……………………………………………….….

  97

4. Linearitas……………………………………………………

  98 5. Korelasi……………………………………………………..

  99 B. LAMPIRAN PERIJINAN DAN PELAKSANAAN

  PENELITIAN………………………………………….……… 100

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Bekerja merupakan hakikat kehidupan manusia. Selama manusia hidup,

  dia harus selalu bekerja. Kerja merupakan bagian yang paling mendasar dari kehidupan manusia. Seseorang bekerja karena ada sesuatu yang hendak dicapai dan orang berharap bahwa aktivitas kerja yang dilakukannya akan membawanya kepada suatu keadaan yang lebih memuaskan daripada keadaan sebelumnya (Anoraga dan Suyati, 1995).

  Performansi adalah hal yang penting dalam bekerja, meskipun bukan satu-satunya, untuk pengembangan karier di masa yang akan datang dan sebagai ukuran terhadap kesuksesan dalam diri pekerja. Ivancevich (2001) mengatakan bahwa performansi kerja adalah penampilan seseorang ketika mengerjakan tugas dan tanggung-jawabnya dalam sebuah jabatan tertentu . Performansi kerja yang tinggi dapat menjadi sebuah sumber kepuasan kerja dalam diri individu, karena seorang pekerja dengan performansi yang tinggi akan lebih mudah untuk mendapatkan promosi dalam sebuah instansi atau perusahaan, dan secara umum memiliki kesempatan berkarier yang lebih baik dibanding pekerja dengan performansi yang rendah (Sonnentag, 2002).

  Kemampuan dan pengetahuan dalam diri seseorang dapat mendukung maksimalisasi performansi kerja. Pada era pembangunan sekarang ini, setiap yang disenangi, tidak menutup kemungkinan wanita pun juga dapat ikut andil dalam bagian ini. Seiring dengan perkembangan emansipasi wanita di Indonesia, wanita tidak lagi diharuskan tunduk pada pria di tempat kerja dan lingkungan sosial atau tergantung pada suami di rumah. Partini (dalam Lembaga Studi Realino, 1992) mengungkapkan bahwa wanita berhak memperoleh kedudukan yang setara dengan pria baik lingkungan sosial, pekerjaan, dan keluarga.

  Seorang wanita yang bekerja mempunyai untung rugi bagi mereka. Wanita pekerja dapat menikmati pendapatan dari luar rumah dan sebagai akibat dari itu tingkat kemandirian mereka bertambah, mereka semakin tertarik untuk ke luar rumah dan sebagainya. Tetapi mereka juga harus membayar keuntungan yang diperoleh tersebut dengan mengurangi kebebasan mereka, dengan mengurangi ketenangan dengan hidup yang lebih rumit (Hurlock, 1990).

  Kesempatan karier bagi wanita saat ini semakin terbuka. Namun, dampaknya juga semakin besar karena semakin tinggi jenjang karier seseorang, semakin besar tuntutan bagi dirinya untuk memenuhi kebutuhan penunjang kesuksesan kerja, juga pribadi. Menurut Alessandra (dalam Putrianti, 2007) peran ganda memiliki arti pekerjaan rangkap yang dilakukan seorang wanita baik sebagai seorang istri (ibu rumah tangga) maupun sebagai seorang karyawati dalam memperoleh derajat pekerjaan yang lebih tinggi. Wanita harus dapat memainkan peran mereka sebaik mungkin di tempat kerja maupun di rumah. Wanita harus bisa menjadi ibu yang bijaksana untuk anak-anak dan menjadi istri yang baik bagi suami serta menjadi ibu rumah tangga yang bertanggung jawab atas keperluan tanggung jawab atas pekerjaan yang dipercayakan kepada mereka hingga mereka harus menunjukkan performansi yang baik (Wulanyani, 2006).

  Performansi kerja secara umum diberi batasan sebagai kesuksesan seseorang dalam melaksanakan suatu tugas atau pekerjaan terkait dengan kualitas perilaku (kemampuan dan usaha) pada saat menjalankan pekerjaannya, kepribadian yang ada dalam diri pekerja dan produktivitas yang ditunjukkan oleh pekerja tersebut. Harris (1997) mengungkapkan bahwa performansi kerja tidak hanya menyangkut jumlah pekerjaan yang dihasilkan tetapi turut memperhitungkan kualitas kerja. Dengan kualitas kerja yang baik, wanita tersebut dapat mengembangkan karir, dalam hal ini terkait dengan promosi kenaikan jabatan.

  Ada beberapa hal yang melatar belakangi wanita berkeluarga ingin tetap bekerja dan akhirnya menunjukkan performansi kerja yang tinggi antara lain apabila seorang wanita berkeluarga yang bekerja dapat mencapai performansi kerja yang tinggi, dalam hal ini terkait dengan promosi kenaikan jabatan, maka semakin tinggi pula gaji yang diperoleh. Sehingga kebutuhan ekonomi dalam keluargapun akan lebih tercukupi (Santrock, 2002). Di samping itu, pentingnya wanita berkeluarga dan bekerja ingin mencapai performansi kerja yang tinggi dikarenakan adanya kebutuhan aktualisasi diri atau pengembangan karir. Mereka tidak ingin pendidikan yang selama ini mereka raih menjadi sia-sia, dalam arti tidak diaplikasikan dalam dunia kerja. Hal ini terkait dengan keinginan wanita berkeluarga dan bekerja untuk mengamalkan atau mengaplikasikan kemampuan dan bekerja akan memperoleh suatu kebanggaan di dalam dirinya, merasa lebih dihormati, dihargai, diakui dan dikagumi oleh orang-orang sekitarnya. Dengan begitu, mereka akan lebih menyukai pekerjaannya, sehingga wanita berkeluarga dan bekerja akan lebih menunjukkan kualitas kerja yang baik untuk mengejar puncak karir sebagai wujud realisasi dari aktualisasi diri atau pengembangan karirnya (Pradoto (dalam Setiawan, 2004). Agar wanita berkeluarga yang bekerja dapat memperoleh performansi yang baik dalam bekerja, maka mereka perlu mempunyai kondisi fisik dan psikis yang baik sebagai daya dukung saat bekerja.

  Mangkunegara (2007) menyatakan bahwa individu yang normal adalah individu yang memiliki integritas yang tinggi antara fungsi psikis dan fisik, dengan demikian individu tersebut memiliki konsentrasi diri yang lebih baik. Konsentrasi yang baik ini merupakan modal utama individu untuk mampu mengelola dan mendayagunakan potensi dirinya secara optimal dalam melaksanakan kegiatan atau aktivitas kerja sehari-hari dalam mencapai tujuan organisasi. Konsentrasi yang baik dapat diperoleh apabila seseorang menjaga kondisi kesehatannya dengan tidur. Pernyataan tersebut diperkuat oleh Maas (2002) yang mengungkapkan bahwa tidur memiliki pengaruh terhadap kewaspadaan, energi, konsentrasi, dan seterusnya.

  Masyarakat perkotaan dengan kesibukan yang cukup tinggi mempunyai masalah dalam kualitas tidurnya, tidur pulas sudah menjadi barang mewah yang susah didapatkan. Begitu pula untuk wanita bekerja yang telah berkeluarga, waktu mereka sungguh mahal sebab, waktu istirahat mereka akan berkurang karena harus mengatur sisa waktu yang sedikit itu untuk keluarga dan di luar rumah (Aminatun, 2008).

  Menurut Maas (2002), tidur merupakan suatu keadaan di mana kesadaran seseorang akan sesuatu menjadi turun, namun aktivitas otak tetap memainkan peran yang luar biasa dalam mengatur fungsi pencernaan, aktivitas jantung dan pembuluh darah, serta fungsi kekebalan, dalam memberikan energi pada tubuh dan dalam pemrosesan kognitif, termasuk dalam penyimpanan, penataan, dan pembacaan informasi yang disimpan dalam otak, serta perolehan informasi saat terjaga. Hal yang hampir serupa juga diungkapkan oleh Chopra (2003) yang menyatakan bahwa tidur merupakan periode istirahat dimana terjadi peremajaan dan penyembuhan. Dengan kata lain, dapat dikatakan bahwa dengan tidur semua fungsi fisik lainnya akan meningkat. Bukan hanya menjadi lebih baik, melainkan menjadi sempurna.

  Kualitas tidur adalah suatu keadaan di mana tidur yang dijalani seorang individu menghasilkan kesegaran dan kebugaran di saat terbangun (Nashori, 2002; Purwanto, 2003). Selain itu, Hidayat (2002) mengungkapkan kualitas tidur merupakan kepuasaan seseorang terhadap tidur, sehingga seseorang tersebut tidak memperlihatkan perasaan lelah, mudah terangsang dan gelisah, lesu dan apatis, kehitaman di sekitar mata, kelopak mata bengkak atau konjungtiva merah, mata perih, perhatian terpecah-pecah, sakit kepala dan sering menguap atau mengantuk. Seseorang dikatakan memenuhi kualitas tidur bila seseorang tersebut tidak menunjukkan tanda-tanda kekurangan tidur dan tidak mengalami masalah dalam

  Menurut Maas (2002), tidur yang tidak memadai dengan kualitas tidur yang tidak baik dapat mengakibatkan stres, meningkatkan kecemasan, kesulitan berkonsentrasi, depresi, menurunnya motivasi, menurunnya kemampuan menangani tugas kompleks, menurunnya produktivitas, dan kehilangan kemampuan memecahkan masalah. Manusia memerlukan tidur yang terlelap karena hal tersebut memberikan efek yang penting dalam kehidupan manusia. Jika manusia memperolehnya, maka manusia telah memperoleh salah satu ciri utama tidur yang berkualitas (Syarif, 2002). Berdasarkan penjelasan tersebut, tidur adalah salah satu aktivitas terpenting dalam kehidupan manusia. Selain itu, tidur juga merupakan arena bagi manusia untuk memperoleh ketentraman hidup.

  Wanita berkerja yang berkeluarga memiliki rutinitas yang lebih padat dibandingkan wanita lain. Hal ini dikarenakan mereka memiliki dua tanggung jawab yaitu untuk keluarga dan pekerjaan. Dengan adanya hal tersebut, tidak jarang jika mereka mengorbankan waktu tidur atau istirahat agar dapat memenuhi peran gandanya tersebut. Secara sederhana, dengan demikian wanita bekerja yang berkeluarga dapat memiliki kualitas tidur yang tidak baik, dikarenakan mereka kekurangan waktu untuk tidur sehingga hal tersebut dapat berdampak pada menurunnya performansi kerja mereka.

  B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan tersebut maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan antara kualitas tidur dan performansi kerja pada wanita yang berkeluarga?

  C. Tujuan penelitian

  Tujuan dalam penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara kualitas tidur dan performansi kerja pada wanita yang berkeluarga.

  D. Manfaat Penelitian

  Ada dua manfaat yang bisa diperoleh dalam penelitian ini, yaitu:

  1. Manfaat secara teoritis Sebagai sumbangan pemikiran dalam ilmu psikologi, khususnya psikologi industri dan psikologi wanita. Selain itu, dapat juga menjadi salah satu bahan referensi yang dapat memberikan informasi bermanfaat untuk penelitian selanjutnya, terutama mengenai performansi kerja dan kualitas tidur.

  2. Manfaat secara praktis Sebagai bahan refleksi atau evaluasi untuk membantu para wanita bekerja yang telah berkeluarga untuk mengatur aktivitasnya dengan lebih baik

BAB II LANDASAN TEORI A. PERFORMANSI KERJA

1. PENGERTIAN PERFORMANSI KERJA

  Organisasi sangat membutuhkan individu dalam rangka memenuhi tujuan mereka, untuk memberikan pelayanan yang khusus, dan untuk mencapai keunggulan kompetitif. Oleh karena itu, organisasi sangat membutuhkan kinerja dalam rangka memenuhi tujuan mereka, untuk memberikan produk dan layanan dan akhirnya untuk mencapai keunggulan kompetitif maka sebuah organisasi perlu memperhatikan performansi kerja.

  Filippo (1988) memberi batasan mengenai performansi kerja sebagai hasil pola tindakan yang dilakukan untuk mencapai tujuan sesuai standar prestasi, baik kualitatif maupun kuantitatif yang telah ditetapkan individu secara pribadi maupun perusahaan di mana individu bekerja. Pola tindakan yang dimaksud bisa berupa hasil atau tindakan yang tidak tampak (misal pemecahan masalah, pengambilan keputusan, estimasi perencanaan target, dan aktivitas penalaran) maupun hasil yang tampak (misal output, waktu kerja, kehadiran, dll). Secara sederhana performansi kerja adalah kesuksesan yang dicapai seseorang dalam melakukan pekerjaan. Kesuksesan yang dimaksudkan tersebut ukurannya tidak dapat disamakan pada semua orang, namun merupakan hasil yang dicapai seseorang menurut ukuran yang berlaku sesuai pekerjaan yang ditekuninya.

  Hal yang serupa juga disampaikan oleh Russel (Suhartanto, 2003) yang menyatakan bahwa performansi kerja merupakan catatan hasil yang diproduksi pada suatu fungsi pekerjaan yang spesifik atau aktivitas dalam periode atau waktu tertentu. Pengertian ini menunjukkan bahwa kesuksesan individu dalam melakukan pekerjaannya tidak dapat disamakan dengan individu lain. Kesuksesan ini didasarkan pada ukuran yang berlaku dan disesuaikan dengan jenis pekerjaannya.

  As’ad (2000) menyebutkan bahwa pada umumnya seseorang mempunyai performansi kerja tinggi merupakan orang yang produktif begitu pula sebaliknya, orang yang memiliki performansi kerja rendah akan menunjukkan perilaku-perilaku kerja yang menurunkan produktivitasnya.

  Mereka cenderung banyak melakukan absen, bekerja lebih lambat, turunnya output yang dihasilkan, melewati batas waktu penyelesaian pekerjaan, bahkan melakukan tindakan sabotase atau mogok kerja.

  Menurut Miner (1998) performansi kerja diartikan sebagai kesuksesan dalam melakukan suatu pekerjaan. Kesuksesan disini tidak hanya sebatas jumlah atau kuantitas barang dan jasa yang dihasilkan atau sering disebut produktivitas, namun lebih pada keseluruhan tindakan yang diharapkan pada individu yang melakukan pekerjaan. Senada dengan pengertian tersebut, performansi kerja menurut Cascio (1998) adalah prestasi dan pencapaian mendefinisikan performansi kerja terkait dengan tiga hal, yaitu pencapaian prestasi yang dilakukan karyawan dalam menjalankan tugas yang dibebankan padanya, bagaimana menentukan ukuran keberhasilan dalam menjalankan tugasnya dan memberikan penilaian terhadap kemajuan yang sudah dicapai dalam menjalankan tugasnya secara periodik.

  Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan performansi kerja adalah suatu keseluruhan pola tindakan untuk mencapai kesuksesan dalam bekerja menurut ukuran keberhasilan yang berlaku dalam menjalankan tugasnya dan disesuaikan dengan pekerjaan yang ditekuninya.

2. Aspek – aspek dalam Performansi Kerja

  Miner (dalam Sudarmanto, 2009), mengemukakan 4 dimensi yang dapat dijadikan sebagai tolok ukur dalam menilai kinerja, yaitu: a. Kualitas, yaitu tingkat kesalahan, kerusakan, kecermatan.

  Menurut Bernardin (dalam Sudarmanto, 2009) kualitas terkait dengan proses atau hasil mendekati sempurna atau ideal dalam memenuhi maksud atau tujuan. Hal serupa juga dikemukakan Jerry Harbour (dalam Sudarmanto, 2009) kualitas terkait dengan pemroduksian barang dan jasa yang dihasilkan memenuhi standar kualitas.

  b. Kuantitas, yaitu jumlah pekerjaan yang dihasilkan.

  Menurut Bernardin (dalam Sudarmanto, 2009) kuantitas terkait dengan satuan jumlah atau kuantitas yang dihasilkan.

  c. Penggunaan waktu dalam kerja, yaitu tingkat ketidakhadiran,

  Menurut Bernardin (dalam Sudarmanto, 2009) penggunaan waktu dalam kerja terkait dengan waktu yang diperlukan dalam menyelesaikan aktivitas atau mengahasilkan produk. Hal yang serupa diungkapkan oleh Jerry Harbour (dalam Sudarmanto, 2009) yang menyatakan bahwa waktu yang diperlukan dalam menghasilkan produk barang dan jasa tersebut.

  d. Kerjasama dengan orang lain dalam bekerja.

  Kesediaan pekerja untuk bekerjasama dengan orang lain (sesama anggota dalam organisasi.

  Dari empat dimensi kinerja tersebut, dua hal terkait aspek keluaran atau hasil pekerjaan, yaitu: kualitas hasil, kuantitas keluaran; dan hal terkait aspek perilaku individu, yaitu: penggunaan waktu dalam kerja (tingkat kepatuhan terhadap jam kerja, disiplin) dan kerja sama. Dari empat dimensi kerja tersebut cenderung mengukur kinerja pada level individu

  Gomes (2003) memfokuskan aspek pengukuran kinerja pada karakteristik karyawan yang didasarkan pada deskripsi perilaku yang spesifik antara lain:

  a. Kuantitas kerja (Quantity of work) Jumlah kerja yang dilakukan dalam suatu periode waktu yang ditentukan.

  b. Kualitas kerja (Quality of work) Kualitas kerja yang dicapai berdasarkan syarat-syarat kesesuaian dan kesiapannya. c. Pengetahuan tentang pekerjaan (Job knowledge) Luasnya pengetahuan mengenai pekerjaan dan keterampilannya. Hal serupa diungkapkan oleh Sudarmanto (2009) yang menyatakan bahwa keahlian dan pengetahuan pekerja dalam memberikan pelayanan.

  d. Kreativitas (Creativeness) Keaslian gagasan-gagasan yang dimunculkan dan tindakan-tindakan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang timbul.

  e. Kerjasama (Cooperation) Kesediaan untuk berkerjasama dengan orang lain (sesame anggota organisasi).

f. Dapat diandalkan (Dependability)

  Kesadaran dan dapat dipercaya dalam hal kehadiran dan penyelesaian kerja.

  g. Inisiatif (Initiative) Semangat untuk melaksanakan tugas-tugas baru dan dalam memperbesar tanggungjawabnya.

  h. Kualitas pribadi (Personal qualities) Menyangkut kepribadian, kepemimpinan, keramah-tamahan, dan integritas pribadi. Menurut Sudarmanto (2009), kualitas pribadi mencakup kesopanansantunan, rasa hormat, perhatian dan bersahabat dengan pengguna layanan.

  Seorang ahli bernama Russel (Suhartanto, 2003) mencoba memberikan beberapa kriteria mengenai penilaian performansi, yaitu:

  1. Kualitas, yaitu tingkat dimana proses atau hasil dari aktivitas yang mendekati sempurna, bentuk ideal dalam melakukan aktivitas atau memenuhi tujuan aktivitas.

  2. Kuantitas, yaitu jumlah produksi yang diekspresikan dalam nilai uang, jumlah unit atau penyelesaian aktivitas.

  3. Batas waktu terkait dengan kemampuan individu dalam menyelesaikan tugas tepat pada waktunya.

  4. Efektivitas pengeluaran merupakan tingkat penggunaan sumber daya organisasi adalah maksimal dan memiliki keuntungan tinggi.

  5. Kebutuhan pengawasan yaitu dapat melakukan fungsi tanpa meminta bantuan.

  6. Akibat interpersonal merupakan peningkatan perasaan terhadap harga diri dan kerjasama.

  Adapun aspek yang digunakan peneliti untuk memahami kriteria- kriteria penilaian pada alat ukur perusahaan dan mengukur performansi kerja.

  Aspek ini merupakan gabungan dari kriteria penilaian dari Miner (dalam Sudarmanto, 2009) dan Gomes (2003) mengemukakan sebagai berikut:

  a. Kualitas, yaitu tingkat kesalahan, kerusakan, kecermatan b. Kuantitas, yaitu jumlah pekerjaan yang dihasilkan.

  c. Penggunaan waktu dalam kerja, yaitu tingkat ketidakhadiran, d. Kerjasama, yaitu kesediaan untuk bekerjasama dengan orang lain (sesama anggota organisasi).

e. Kualitas pribadi (Personal qualities)

  Menyangkut kepribadian, kepemimpinan, keramah-tamahan, dan integritas pribadi. Menurut Sudarmanto (2009), kualitas pribadi mencakup kesopanansantunan, rasa hormat, perhatian dan bersahabat dengan pengguna layanan.

  f. Pengetahuan tentang pekerjaan (Job knowledge) Luasnya pengetahuan mengenai pekerjaan dan keterampilannya. Hal serupa diungkapkan oleh Sudarmanto (2009) yang menyatakan bahwa keahlian dan pengetahuan pekerja dalam memberikan pelayanan.

3. Metode Pengukuran atau Penilaian Performansi

  Untuk mengetahui performansi kerja atau kinerja seorang pekerja atau karyawan dibutuhkan sebuah teknik atau sistem penilaian kerja. Sistem yang digunakan untuk menilai sebuah performansi kerja adalah performance Appraisal atau penilaian performansi.

  Evaluasi kinerja disebut juga evaluation of performance atau

  

performance appraisal . Appraisal brasal dari kata latin appratiave yang berarti

  memberikan nilai atau harga. Dengan demikian, evaluasi kinerja yang berati memberi nilai atas pekejaan yang dilakukan oleh seseorang dan untuk itu diberikan imbalan, kompensasi, atau perhargaan (Simanjuntak,2005). Penilaian kinerja atau perfomance appraisal adalah sistem formal untuk menilai dan dan Siegall (dalam Ingarianti, 2005) penilaian performansi adalah proses yang digunakan oleh sebuah organisasi untuk menilai sejauhmana anggotannya telah melakukan pekerjaannya dengan memuaskan. Alasan adanya penilaian performansi adalah untuk memberikan informasi tentang dapat dilakukannya promosi dan penetapan gaji serta penilaian memberikan satu peluang bagi atasan dan karyawan untuk meninjau perilaku yang berhubungan dengan performansi bawahan.

  Penilaian performansi merupakan sebuah istilah umum yang mencakup berbagai macam proses dimana performansi kerja atau kinerja individu dinilai.

  Hal ini biasanya dilakukan oleh manager dan didiskusikan dengan sebuah tinjauan untuk memecahkan masalah, meningkatkan performansi dan mengembangkan penilaian secara individual. Dengan kata lain penilaian performansi merupakan sebuah evaluasi terhadap performansi kerja karyawan dengan membandingkan standar yang sudah ditetapkan. Standar-standar tersebut antara lain (Smither, 1994):

  1. Behavioral, standar ini digunakan untuk mengevaluasi perilaku pekerja didasarkan pada kualitas prilakunya pada saat ia melakukan pekerjaannya, seperti membuat laporan dengan kualitas konsistensi yang tinggi atau melakukan pekerjaan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.

  2. Personological, standar ini digunakan untuk mengevaluasi tipe-tipe kepribadian yang terdapat dalam diri setiap pekerja, seperti asertivitas, ambisius, ketergantungan, dll.

3. Criterion-refrenced, standar ini digunakan untuk mengevaluasi pekerja

  dengan melihat hasil yang diperoleh (outcome) atau produktivitasnya, seperti volume penjualan, jumlah kesalahan yang dilakukan dalam sebuah produksi, dll.

  Setelah mengetahui cara mengukur penilaian performansi, dalam penelitian ini akan dijelaskan mengenai metode yang dapat digunakan dalam penilaian terhadap performansi. Metode-metode tersebut antara lain (Smither, 1994):

  1. Checklist adalah sebuah format penilaian performansi yang perabotannya memiliki perbedaan nilai yang ditentukan dari berbagai macam tugas pekerjaan.

  2. Forced distribution merupakan sistem penilaian performansi dimana supervisor diperintahkan untuk menggolongkan pekerja kedalam sebuah prosentase tertentu seperti supervisor, rata-rata atau di bawah rata-rata.

  3. Evaluation essay merupakan lembar penilaian performansi yang tidak terstruktur, dimana supervisor menggambarkan kekuatan dan kelemahan dari pekerja.

  4. Graphic rating scale merupakan metode penilaian performansi dimana performansi para pekerja dibandingkan dalam sebuah kontinum.

  5. Mixed standart scale merupakan penilaian performansi yang dirancang untuk mengendalikan leniency dan halo error.

  6. Paired comparison merupakan metode peringkat pada penilaian performansi dimana performansi setiap pekerja dibandingkan dengan pekerja yang lainnya.

  7. Ranking sistem merupakan metode penilaian performansi dimana pekerja diletakkan dalam sebuah peringkat dari yang terbaik sampai yang terburuk.

  8. Rating scale merupakan metode penilaian performansi dimana para pekerja digolongkan dalam jenjang yang disesuaikan dengan banyaknya dimensi yang telah dipercaya memiliki relevansi dengan kesuksesan pekerjaan tersebut.

  Berdasarkan penjelasan tersebut maka bentuk penilaian performansi yang akan digunakan dalam penelitian kali ini adalah skala (rating scale). Hal ini dikarenakan penilaian performansi karyawan pada perusahaan Sahid Group

  

Hotels menggunakan metode tersebut, penilaian ini dilakukan pada level

  individu untuk menilai perilaku pekerja pada pekerjaan masing-masing, dan berdasarkan pada dimensi-dimensi yang telah ditetapkan. Adapun keuntungan dan kerugian metode Rating Scale sebagai berikut Gomes (2003) dan Mondy (2008) : Keuntungan metode Rating Scale:

  1. Mengukur perilaku-perilaku yang bisa diamati dan diukur secara obyektif

  2. Untuk mengukur perilaku-perilaku yang terkait dengan pekerjaan yang relevan dan spesifik

  3. Kesederhanaanya, yang memungkinkan evaluasi yang cepat untuk banyak

  Kerugian metode Rating Scale:

  1. Pengembangan rating scale untuk berbagai pekerjaan dalam organisasi akan banyak menyita waktu

  2. Hanya bisa untuk perilaku-perilaku yang dapat diamati, dan sulit untuk diterapkan bagi perilaku-perilaku yang sulit diamati.

4. Manfaat Penilaian Performansi

  Evaluasi kinerja akan menjadi sarana efektif yang diharapkan akan membawa manfaat bagi kedua belah pihak, baik karyawan maupun organisasi.

  Oleh karena itu, evaluasi kinerja apakah bermanfaat sebagai berikut (Sudarmanto, 2009):