BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Tanggung Jawab - PENINGKATAN TANGGUNG JAWAB DAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI GAYA MELALUI METODE DEMONSTRASI KELAS IV SD NEGERI 1 GAMBARSARI - repository perpustakaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Tanggung Jawab

  a. Pengertian Tanggung Jawab Menurut Fitri (2012: 112) tanggung jawab merupakan nilai moral penting dalam kehidupan bermasyarakat. Tanggung jawab adalah pertanggungan perbuatan sendiri. Seorang siswa harus bertanggung jawab kepada guru, orang tua, dan diri sendiri.

  b. Indikator Tanggung Jawab Adapun indikator keberhasilan karakter tanggung jawab menurut Fitri (2012:43)yaitu :

Tabel 2.1 Indikator Keberhasilan Karakter Tanggung Jawab.

  No Nilai Indikator Mengerjakan tugas dan pekerjaan rumah dengan baik. Bertanggung jawab terhadap

  18 Tanggung Jawab setiap perbuatan.

  Melakukan piket sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. Mengerjakan tugas kelompok secara bersama-sama.

  c. Penanaman rasa tanggung jawab yang tinggi terhadap peserta didik Rasa tanggung jawab merupakan pelajaran yang tidak hanya perlu diperkenalkan dan diajarkan, namun juga perlu ditanamkan

  7 kepada peserta didik, baik pada masa prasekolah maupun sekolah. Peserta didik yang terlatih atau dalam dirinyasudah tertanam nilai-nilai tanggung jawab, kelak ia akan tumbuh menjadi pribadi yang bersungguh-sungguh dalam menjalankan berbagai aktivitasnya. Kesungguhan dan tanggung jawab inilah yang akhirnya dapat mengantarkannya dalam mencapai keberhasilan seperti yang diinginkan khususnya disekolah, nilai-nilai tanggung jawab merupakan hal yang perlu ditanamkan oleh guru. Gurulah yang bertugas mengarahkan peserta didik menjadi pribadi yang bertanggung jawab. Oleh karena itu menurut Aunnilah(2011:84) beberapa hal yang dapat dilakukan oleh guru dalam menanamkan rasa tanggung jawab yang tinggi pada diri peserta didik. Diantaranya adalah sebagai berikut: 1) Memulai dari tugas-tugas sederhana

  Di sekolah, tentu saja sudah ada peraturan-peraturan yang ditetapkan, seperti tata tertib di dalam kelas, jadwal kebersihan, serta beberapa ketentuan lainnya. Meskipun peraturan-peraturan tersebut bagi peserta didik merupakan hal yang mungkin dinilai sederhana, tetapi guru harus mendorongnya agar menaatinya dengan penuh tanggung jawab.

  Peserta didik yang tidak mengikuti jadwal piket kebersihan, guru harus memberikan teguran dan menjelaskan bahwa sikap tersebut merupakan sikap tidak tanggung jawab yang harus dihilangkan.Guru juga mesti mengatakan kepadanya bahwa tugas sederhana apa pun harus dikerjakan olehnya sebagai suatu bentuk tanggung jawab.

  Guru perlu melibatkan semua peserta didik untuk berperan aktif dalam menyelesaikan tugas dan kewajiban-kewajiban mereka sehingga tanggung jawab itu akan menjadi tugas bersama. Guru tidak hanya memberikan hukuman bagi yang melanggarnya tetapi untuk seluruh peserta didik harus mematuhi peraturan sekolah sebagai wujud tanggung jawab dari peserta didik.

  Guru juga harus memberikan teladan yang baik mengenai cara bertanggung jawab. Disiplin waktu dan mengapresiasi peserta didik merupakan sebagian cara guru dalam menunjukan rasa tanggung jawabnya sebagai pendidik.

  2) Menebus kesalahan saat berbuat salah Menumbuhkan sikap tanggung jawab dalam diri peserta didik adalah mengajarkan kepadanya agar siap menebus kesalahan ketika ia berbuat salah. Hal ini akan mendorongya untuk meminta maaf atas kesalahan yang dibuatnya sekaligus mengajarkan mengenai nilai keadilan, yaitu bila ia melakukan kesalahan terhadap seseorang, berarti ia telah merugikan orang tersebut sehingga ia harus mampu bersikap adil dengan menebus dan memperbaiki kesalahannya.

  3) Segala sesuatu mempunyai konsekuensi Guru harus menjelaskan kepada peserta didik bahwa segala sesuatu yang dilakukan pasti memiliki kosekuensi, dan ia harus siap dengan segala konsekuensinya yang ditimbulkan dari semua tindakannya. Dengan begitu, guru juga mengenalkan dan mengajarkan bahwa peserta didik harus bisa lebih bertanggung jawab dalam segala tindakannya.

  4) Sering berdiskusi tentang pentingnya tanggung jawab Guru harus sering kali berdiskusi mengenai pentingnya tanggung jawab dalam kehidupan. Guru harus mencontohkan secara nyata kepada peserta didik, sehingga ia dapat belajar secara langsung dari sesuatu yang ia lihat pada gurunya.

  Guru mesti mengajarkan peserta didik tentang tanggung jawab secara perlahan sesuai dengan perkembangannya. Guru juga perlu memberikan penghargaan yang sewajarnya kepada peserta didik apabila ia berhasil menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan kepadanya dengan penuh tanggung jawab.

  Menurut Elfindri (2012:97) karakter tanggung jawab berarti berani menanggung segala resiko akibat perilaku/ tindakan/ segala sesuatu yang dilakukan. Orang yang memiliki karakter ini yang akan terjadi dari apa yang diucapkan, dilakukan atau yang diputuskan.

  Menurut Zuriah (2008:69) tanggung jawab adalah sikap seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya yang seharusnya ia lakukan terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan(alam,sosial), Negara danTuhan Yang Maha Esa. Setiap manusia harus menyadari bahwa harus seimbang dalam melakukan tugas dan kewajibannya dalam menjalani kehidupan ini.

2. Prestasi Belajar

  Menurut Arifin (2009:12) prestasi belajar merupakan suatu masalah yang bersifat prenial dalam sejarah kehidupan manusia, karena sepanjang rentang kehidupannya selalu mengejar prestasi menurut bidang dan kemampuan masing-masing. Menurut Arifin (2009:12) prestasi belajar mempunyai beberapa fungsi utama, antara lain sebagai berikut:

  a) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai peserta didik.

  b) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. Para ahli psikologi biasanya menyebut hal ini sebagai “ tendesi keingintahuan (couriosity) dan merupakan kebutuhan umum manusia.” c) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan.

  Asumsinya adalah prestasi belajar dapat dijadikan pendorong bagi peserta didik dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan psikologi, dan berperan sebagai umpan balik (feedback) dalam meningkatkan mutu pendidikan.

  d) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ektern dari suatu institusi pendidikan. Indikator intern dalam arti bahwa prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat produktivitas suatu institusi pendidikan. Asumsinya adalah kurikulum yang digunakan releven pula dengan kebutuhan masyarakat.

  e) Prestasi belajar dapat dijadikan indikator daya serap (kecerdasan) peserta didik. Dalam proses pembelajaran, peserta didik menjadi fokus utama yang harus diperhatikan, karena peserta didiklah yang diharapkan dapat menyerap seluruh materi pelajaran.

  Menurut Mulyasa (2006:190) Prestasi Belajar merupakan hasil interaksi berbagai faktor, baik internal maupun eksternal. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar dapat digolongkan menjadi empat, yaitu bahan atau materi yang dipelajari, lingkungan, faktor instrumental dan kondisi peserta didik. Faktor-faktor tersebut baik secara terpisah maupun bersama-sama memberikan konstribusi tertentu terhadap prestasi belajar peserta belajar didik.

  Menurut Hamdani (2011:137) Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individual maupun kelompok. Prestasi tidak akan pernah dihasilkan selama seseorang tidak melakukan kegiatan. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar menurut Hamdani (2011:139) sebagai berikut :

  a. Faktor internal :

  1. Kecerdasan Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai kecakapan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya.

  2. Faktor jasmaniah atau faktor psikologis Kondisi jasmaniah atau fisiologis pada umumnya sangat berpengaruh terhadap kemampuan belajar seseorang.

  3. Sikap Sikap yaitu suatu kecendrungan untuk mereaksi terhadap suatu hal, orang, atau benda dengan suka, tidak suka, atau acuh tak acuh.

  Sikap seseorang dapat dipengaruhi oleh faktor pengetahuan, kebiasaan, dan keyakinan.

  4. Minat Minat menurut para ahli psikologi adalah suatu kecendrungan untuk selalu memerhatikan dan mengingat sesuatu secara terus menerus.

  5. Bakat Bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang.

  6. Motivasi Motivasi adalah segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu b. Faktor eksternal

  1. Keadaan keluarga Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam masyarakat tempat seseorang dilahirkan dan dibesarkan.

  2. Keadaan sekolah Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama dalam menentukan keberhasilan belajar siswa.

  3. Lingkungan masyarakat Lingkungan masyarakat merupakan salah satu yang berpengaruh terhadap terhadap hasil belajar siswa dalam proses pelaksanaan pendidikan. Dari beberapapenjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah sebuah hasil pengukuran terhadap hasil yang diperoleh oleh siswa meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotorik setelah siswa tersebut mengikuti proses pembelajaran. Hal ini merupakan suatu patokan dalam menilai prestasi belajar siswa yang ditinjau dari berbagai aspek untuk dapat menyimpulkan berprestasi atau tidak siswa yang bersangkutan.

  Menurut Sagala (2011:11), belajar merupakan ilmu pendidikan yang berkenaan dengan tujuan dan bahan acuan interaksi, baik yang bersifat eksplisit maupun implisit (tersembunyi). Teori-teori yang dikembangkan dalam komponen ini meliputi antara lain teori tentang tujuan pendidikan, organisasi kurikulum, isi kurikulum, dan modul-modul pengembangan kurikulum.

  Menurut dimyati dan mudjiono (Sagala 2011:13), belajar adalah merupakan prilaku siswa yang kompleks, sebagai tindakan belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Siswa adalah penentu terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan.

  Menurut Aunurrahman (2011:33), belajar merupakan kegiatan penting setiap orang termasuk didalamnya belajar bagaimana seharusnya belajar. Sebuah survey memperlihatkan bahwa 82% anak-anak yang masih pada usia 5 atau 6 memiliki citra diri yang positif tentang kemampuan belajar mereka sendiri.

  Menurut Slameto (2010:3) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkahlaku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang banyak sekali baik sifat maupun jenisnya karena itu sudah tentu tidak setiap perubahan dalam diri seseorang merupakan perubahan dalam arti belajar.

  Dari beberapa penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah sesuatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku dalam kehidupan.

3. Metode Demonstrasi

  Menurut Djamarah dan Zain (2011:90) Metode Demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan meragakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi, atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya ataupun tiruan yang sering disertai dengan penjelasan secara lisan. Dengan metode demonstrasi, proses penerimaan siswa terhadap pelajaran akan lebih berkesan dan mendalam, sehingga membentuk pengertian dengan baik dan sempurna. Menurut Djamarah dan Zain (2011:91) Terdapat kelebihan dan kekurangan pada metode demonstrasi antara lain sebagai berikut :

  1. Kelebihan Metode Demonstrasi

  a. Dapat membuat pengajaran menjadi lebih jelas dan lebih konkret, sehingga menghindari verbalisme (pemahaman secara kata-kata atau kalimat).

  b. Siswa lebih mudah memahami apa yang dipelajari, c. Proses pengajaran lebih menarik.

  d. Siswa dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori dengan kenyataan, dan mencoba melakukannya sendiri.

  2. Kekurangan Metode Demonstrasi

  a. Metode ini memerlukan keterampilan guru secara khusus karena tanpa ditunjang dengan hal itu, pelaksanaan demonstrasi akan tidak efektif.

  b. Fasilitas seperti peralatan, tempat, dan biaya yang memadai tidak selalu tersedia dengan baik. c. Demonstrasi memerlukan kesiapan dan perencanaan yang matang disamping memerlukan waktu yang cukup panjang dan mungkin terpaksa mengambil waktu jam pelajaran lain. Menurut Sagala (2011:210) metode demonstrasi adalah pertunjukkan tentang proses terjadinya suatu peristiwa atau benda sampai pada penampilan tingkah laku yang dicontohkan agar dapat diketahui dan dipahami oleh peserta didik secara nyata atau tiruannya. Menurut Sagala (2011:211-212) terdapat kebaikan-kebaikan dan kelemahan- kelemahannya serta cara mengatasi kelemahan metode demonstrasi antara lain :

  a. Kebaikan-kebaikan Metode Demonstrasi

  1. Perhatian murid dapat dipusatkan kepada hal-hal yang dianggap penting oleh guru sehingga hal yang penting itu dapat diamati secara teliti.

  2. Dapat membimbing peserta didik kearah berpikir yang sama dalam satu saluran pikiran yang sama.

  3. Ekonomis dalam jam pelajaran di sekolah dan ekonomis dalam waktu yang panjang dapat diperlihatkan melalui demonstrasi dengan waktu yang pendek.

  4. Dapat mengurangi kesalahan-kesalahan bila dibandingkan dengan hanya membaca atau mendengarkan karena murid mendapatkan gambaran yang jelas dari hasil pengamatannya.

  5. Tidak diperlukan keterangan yang banyak karena gerakan dan proses dipertunjukkan.

  6. Beberapa persoalan yang menimbulkan pertanyaan atau keraguan dapat diperjelas waktu proses demonstrasi.

  b. Kelemahan-kelemahan Metode Demonstrasi

  1. Derajat visibilitasnya kurang, peserta didik tidak dapat melihat atau mengamati keseluruhan benda atau peristiwa yang didemonstrasikan, kadang terjadi perubahan yang tidak terkontrol.

  2. Diperlukan alat-alat khusus dalam melakukan demonstrasi yang terkadang alat tersebut sulit didapat.

  3. Tidak semua hal dapat didemonstrasikan di dalam kelas.

  4. Memerlukan banyak waktu, sedangkan hasilnya kadang-kadang sangat minim.

  5. Terkadang proses yang didemonstrasikan di dalam kelas akan berbeda jika proses itu didemonstrasikan dalam situasi nyata/sebenarnya.

  6. Ketelitian dan kesabaran yang diabaikan sehingga apa yang diharapkan tidak tercapai sebagaimana mestinya.

  c. Cara mengatasi kelemahan metode demonstrasi

  1. Tentukan terlebih dahulu hasil yang ingin dicapai dalam jam pertemuan itu.

  2. Guru mengarahkan demonstrasi itu sedemikian rupa sehingga murid-murid memperoleh pengertian dan gambaran yang benar, pembentukan sikap dan kecakapan praktis.

  3. Pilih dan kumpulkan alat-alat demonstrasi yang akan dilaksanakan.

  4. Usahakan agar seluruh murid dapat mengikuti pelaksanaan demonstrasi itu sehingga memperoleh pengertian dan pemahaman yang sama.

  5. Berikan pengertian yang sejelas-jelasnya tentang landasan teori dari yang didemonstrasikan.

  6. Sedapat mungkin bahan pelajaran yang didemostrasikan adalah yang bersifat praktis dan berguna dalam kehidupan sehari-hari.

  7. Menetapkan garis-garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan dilaksanakan.

  Menurut Sudjana (2010:84), petunjuk penggunaan metode demonstrasi, antara lain sebagai berikut : 1) Persiapan/perencanaan

  a) Tetapkan tujuan demonstrasi

  b) Tetapkan langkah-langkah pokok metode demonstrasi

  c) Siapkan alat-alat yang diperlukan 2) Pelaksanaan

  a) Usahakan demonstrasi dapat diikuti, diamati oleh seluruh siswa dalam kelas. b) Tumbuhkan sikap kritis pada siswa sehingga terdapat tanya jawab, dan diskusi tentang masalah yang didemonstrasikan.

  c) Beri kesempatan setiap siswa untuk mencoba sehingga siswa merasa yakin tentang kebenaran suatu proses.

  d) Buatlah penilaian dan kegiatan siswa, dalam demonstrasi tersebut.

  3) Tindak lanjut demonstrasi Setelah didemonstrasikan selesai, berikanlah tugas kepada siswa baik secara tertulis maupun secara lisan, misalnya membuat karangan laporan dan lain-lain. Dengan demikian kita dapat menilai sejauh mana hasil demonstrasi dipahami siswa.

4. IPA

  a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam Menurut Trianto (2011:136) Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau sains merupakan suatu kumpulan teori yang sistematis, penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam, lahir dan berkembang melalui metode ilmiah. Hal ini dapat dicontohkan seperti observasi dan eksperimen serta menuntut sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu, terbuka, jujur, dan sebagainya

  Wahyana ( Trianto, 2011:136) mengatakan bahwa IPA adalah suatu kumpulan pengetahuan tersusun secara sistematis, dan dalam pengunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam. Perkembangannya tidak hanya ditandai oleh adanya kumpulan fakta, tetapi oleh adanya metode ilmiah dan sikap ilmiah.

  Menurut Kardi (Trianto, 2011:136) IPA mempelajari alam semesta, benda-benda yang ada di permukaan bumi, di dalam perut bumi dan diluar angkasa, baik yang dapat diamati indera maupun yang tidak dapat diamati oleh indera. Oleh karena itu, dalam menjelaskan hakikat fisika, pengertian IPA harus dipahami terlebih dahulu. IPA atau ilmu kealaman adalah ilmu tentang dunia zat, baik makhluk hidup maupun benda mati yang diamati.

  Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam berfungsi untuk memberikan pengetahuan tentang lingkungan alam, mengembangkan keterampilan, wawasan dan kesadaran teknologi dengan pemanfaatannya bagi kehidupan sehari

  • – hari. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di sekolah dasar bersifat memberi pengetahuan melalui pengamatan terhadap berbagai jenis dan kerangka lingkungan alam serta lingkungan buatan.Matapelajaran IPA disebut dengan mata pelajaran sains karena prinsipnya pelajaran sains di SD membekali siswa dengan kemampuan berbagai cara mengetahui dan memahami alam.

  Dengan belajar IPA diharapkan dapat memahami keadaan alam dimanapun mereka berada untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya. IPA adalah (a) proses dimana informasi benar

  • – benar diperoleh melalui metode empiris, (b) informasi yang diperoleh melalui proses penyelidikan yang disusun secara logis, (c) Kombinasi proses berpikir kritis yang menghasilkan informasi yang valid.
b. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA) Menurut Sulistyorini (2007:9), pada hakikatnya IPA dapat dipandang dari segi produk , proses dan dari segi pengembangan sikap. Artinya, belajar IPA memiliki dimensi proses, dimensi hasil (produk), dan dimensi pengembangan sikap ilmiah. Ketiga dimensi tersebut bersifat saling terkait. Ini berarti bahwa proses belajar mengajar IPA seharusnya mengandung ketiga dimensi IPA tersebut.

  1. IPA Sebagai Produk

  IPA sebagai produk merupakan akumulasi hasil upaya para perintis IPA terdahulu dan umumnya telah tersusun secara lengkap dan sistematis dalam bentuk buku teks.

  2. IPA Sebagai Proses Yang dimaksud dengan proses disini adalah proses mendapatkan

  IPA. Kita mengetahui bahwa IPA disusun dan diperoleh melalui metode ilmiah. Jadi yang dimaksud proses IPA tidak lain adalah metode ilmiah. Untuk anak SD, metode ilmiah dikembangkan secara bertahap dan berkesinambungan dengan harapan bahwa pada akhirnya akan terbentuk paduan yang lebih utuh sehingga anak SD dapat melakukan penelitian sederhana.

  3. IPA Sebagai Pemupukan Sikap Makna sikap pada pengajaran IPA dibatasi pengertiannya pada sikap ilmiah terhadap alam sekitar. Ada sembilan aspek sikap dari ilmiah yang dapat dikembangkan pada anak usia SD, yaitu : a. Sikap ingin tahu

  b. Sikap untuk ingin mendapatkan sesuatu yang baru

  c. Sikap kerjasama

  d. Sikap tidak putus asa

  e. Sikap tidak berprasangka

  f. Sikap mawas diri

  g. Sikap bertanggung jawab

  h. Sikap berpikir bebas i. Sikap kedisiplinan diri

  c. Nilai-Nilai IPA Menurut Trianto (2011:138) Sebagian ilmuwan mengatakan bahwa IPA tidak menjangkau nilai-nilai moral atau etika, juga tidak membahas nilai-nilai keindahan (estetika), tetapi IPA mengandung nilai-nilai tertentu yang berguna bagi masyarakat. nilai-nilai tersebut adalah sebagai berikut :

  Nilai Praktis Penerapan dari penemuan-penemuan IPA telah dilahirkan teknologi yang secara langsung dapat dimanfaatkan masyarakat.

  Kemudian dengan teknologi tersebut membantu pula mengembangkan penemuan-penemuan baru yang secara tidak langsung juga bermanfaat bagi kehidupan. Nilai Intelektual Metode ilmiah yang digunakan dalam IPA banyak dimanfaatkan manusia untuk memecahkan masalah. Tidak saja masalah- masalah sosial, ekonomi dan sebagainya. Nilai Sosial Budaya Ekonomi Politik

  IPA mempunyai nilai-nilai sosial ekonomi politik berarti kemajuan IPA dan teknologi suatu bangsa, menyebabkan bangsa tersebut memperoleh kedudukan yang kuat dalam percaturan sosial ekonomi politik internasional.

  Nilai Kependidikan Dengan makin berkembangnya IPA dan teknologi serta diterapkannya psikologi belajar pada pelajaran IPA, maka IPA diakui bukan hanya suatu pelajaran melainkan juga sebagai alat pendidikan. Artinya, pelajaran IPA dan pelajaran lainnya merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Nilai Keagamaan Suatu pandangan yang naif apabila dengan mempelajari IPA akan mengurangi kepercayaan terhadap Tuhan, karena secara empiris orang yang mendalami mempelajari IPA, makin sadarlah dirinya akan adanya kebenaran hukum-hukum alam, sadar akan adanya keterkaitan di dalam alam raya ini dengan maha mengaturnya. Walau bagaimanapun manusia membaca, mempelajari dan menerjemahkan alam, manusia makin sadar akan keterbatasan ilmunya.

  d. Silabus IPA Kelas IV Semester II Berikut adalah SK dan KD IPA kelas IV semester II.

Tabel 2.2 Silabus IPA Kelas IV Semester II

  Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

  7. Memahami gaya

  7.1. Menyimpulkan hasil percobaan dapat mengubah gerak bahwa gaya (dorongan dan tarikan) dan atau bentuk suatu dapat mengubah gerak suatu benda. benda.

  7.2. Menyimpulkan hasil percobaan bahwa gaya (dorongan dan tarikan) dapat mengubah gerak suatu benda.

  e. Materi Pokok Pada pokok bahasan gaya, terdapat standar kompetensi yaitu memahami gaya dapat mengubah gerak dan atau bentuk suatu benda.

  Kompetensi dasar yaitu menyimpulkan hasil percobaan bahwa gaya (dorongan atau tarikan) dapat mengubah gerak suatu benda, sedangkan indikatornya yaitu, a) menyebutkan berbagai gerak benda; b) memahami pengertian gaya dan jenis-jenisnya; c) menjelaskan jenis-jenis gaya; d) hubungan gaya dan gerak benda; e) memberi contoh tentang pengaruh gaya pada suatu benda; f) menjelaskan cara gaya mengubah mengubah gerak benda; g) menjelaskan cara gaya mengubah bentuk benda; h) menjelaskan gaya mengubah arah gerak benda.

  a. Definisi gaya Seseorang yang mendorong meja, meja yang tadinya diam sekarang bisa bergerak. Meja bisa bergerak karena orang memberikan sesuatu kekuatan melalui dorongan, kekuatan itulah yang dinamakan sebagai gaya.

  Gaya adalah dorongan atau tarikan yang dapat menyebabkan benda bergerak, jadi bila seseorang menarik atau mendorong benda sehingga benda itu bergerak maka orang telah memberikan gaya terhadap benda tersebut (Nursari: 2010), dalam sains dorongan atau tarikan kepada sebuah benda sehingga benda dapat bergerak dikenal dengan sebutan gaya (Wiyono dan Sulistyanto, 2008:91) b. Jenis-jenis gaya Dalam kehidupan sehari-hari terdapat beberapa macam gaya.

  Gaya dapat dibagi berdasarkan sumber tenaganya, dari beberapa macam gaya diantaranya adalah sebagai berikut: a) Gaya magnet

  Gaya magnet merupakan gaya yang ditimbulkan oleh tarikan atau dorongan dari magnet. Contoh gaya magnet adalah, tertariknya paku ketika didekatkan dengan magnet. Benda-benda dapat tertarik oleh magnet jika masih berada dalam medan magnet (Wiyono dan Sulistyanto, 2008:93)

Gambar 2.1. Paku tertarik magnet.

  b) Gaya listrik statis Kekuatan yang dimiliki benda bermuatan listrik untuk menarik benda-benda disekitarnya, untuk melihat adanya gaya listrik statis, bisa dicoba dengan menggosok-gosok penggaris pada rambut kering, kemudian dekatkan pada sobekan kertas, maka sobekan kertas tersebut akan menempel pada penggaris. Penggaris dapat menarik potongan kertas dengan gaya listrik statis (Nursari: 2010).

Gambar 2.2. Penggaris dapat menarik potongan kertas.

  c) Gaya otot Kekuatan yang dihasilkan oleh otot manusia. Gaya ini sering dilakukan pada saat seseorang mengangkat beban atau sedang senam di sekolah (Nursari:2010). Apabila sering melakukan olah raga maka otot akan bertambah besar dan kuat. Contohnya waktu menendang bola.

Gambar 2.3. Menendang bola. d) Gaya Gravitasi Bumi Gaya gravitasi merupakan gaya yang ditimbulkan oleh tarikan bumi. Contoh gaya gravitasi adalah jatuhnya buah dari atas pohon dengan sendirinya. Semua benda yang dilempar ke atas akan tetap kembali ke bawah karena pengaruh gravitasi bumi (Wiyono dan Sulistyanto, 2008:93)

  e) Gaya Pegas Kekuatan yang ditimbulkan oleh karet atau pegas yang diregangkan. Misalnya saat seseorang bermain panahan, karet mampu mendorong anak panah terlontar dengan cepat dan jauh.

Gambar 2.4. Bermain ketapel.

  c. Gaya pada benda yang diam Kedua orang yang saling mendorong meja secara berlawanan dengan kekuatan sama akan menyebabkan benda tersebut diam.

  Walaupun kedua orang masing-masing mengeluarkan gaya, akan tetapi karena arah gayanya saling berlawanan, maka total gaya menjadi mengecil atau saling menghilangkan.

Gambar 2.5. Mendorong meja berlawanan.

  Benda yang diam bisa bergerak atau sebaliknya bila diberi gaya. Benda diam menjadi bergerak , contoh: bola akan bergerak bila diberi gaya otot berupa lemparan atau tendangan. Benda bergerak menjadi diam, contoh: Kiper yang dapat menangkap bola yang sedang melayang akibat lemparan pemain.

Gambar 2.6. Bola ditahan dengan kaki.

  d. Gaya pada benda bergerak Kedua orang yang mendorong meja secara bersama-sama, pada posisi yang searah menyebabkan meja dapat bergeser. Pada saat itulah terjadi gerak yang diakibatkan oleh lebih dari satu gaya.

  Total gaya pada meja menjadi saling menguatkan, sehingga gaya yang dihasilkan menjadi lebih besar. Gaya-gaya yang searah akan memperbesar gaya total (Nursari: 2010) e. Gaya pada benda yang menyebabkan perubahan arah gerak dan bentuk benda.

  Gaya dapat mempengaruhi gerak benda. Pada saat seseorang mengendarai sepeda, maka sepeda dapat di belokkan arah gerakanya karena adanya suatu gaya tarik dan gaya otot yang membelokkan stang sepeda atau pada saat seseorang bermain bola yang dapat merubah arah bola yang disebabkan oleh tendangan, lemparan, atau pukulan dari pemain, sehingga pemain memberikan gaya pada bola yang menyebabkan bola tersebut berubah arah, di sini gaya berperan untuk mengubah arah dari benda yang bergerak.

  Gaya mempengaruhi bentuk benda, misalnya ada gaya grafitasi, buah jatuh dari pohon, maka bentuk buah akan berubah karena mengalami benturan pada saat jatuh dari pohon kebawah yang diakibatkan adanya gaya tarik bumi untuk menarik sebuah benda atau grafitasi. Contoh lain misalnya plastisin yang dibentuk dengan tangan, kaleng yang dipukul dengan palu maka akan berubah bentuk dan karet gelang yang dibentuk dengan jari. (Nursari:2010).

Gambar 2.7. Plastisin. f. Rangkuman a. Untuk bergerak, semua benda memerlukan gaya.

  b. Setiap gaya yang dilakukan memerlukan tenaga.

  c. Berdasarkan sumber tenaga yang diperlukan, gaya dibedakan menjadi lima, yaitu gaya magnet, listrik, otot, gravitasi, dan pegas.

  d. Beberapa faktor yang mempengaruhi gerak suatu benda adalah adanya gaya gravitasi bumi dan tarikan atau dorongan yang terjadi pada benda.

  e. Gravitasi menyebabkan benda dapat bergerak jatuh ke bawah.

  f. Gerak benda yang terjadi karena dorongan atau tarikan dipengaruhi oleh permukaan tempat benda bergerak.

  g. Gaya yang terjadi pada benda baik berupa dorongan atau tarikan dapat mempengaruhi bentuk benda tersebut (Wiyono dan Sulistyanto, 2008:93 B.

   Hasil Penelitian yang Relevan

  Menurut penelitian yang dilakukan oleh Durotun Nafisah Sri pada tahun 2008 dengan judul ” upaya meningkatkan prestasi belajar IPA kompetensi dasar sumber energi dan kegunaannya bagi siswa kelas III SDN 01 mayangan melalui metode demonstrasi” dapat disimpulkan bahwa penelitian berhasil dengan menggunakan metode demonstrasi pada pelajaran

  IPA materi sumber energi dan kegunaannya menunjukkan bahwa pada permulaan pembelajaran dengan teknik demonstrasi menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa cukup baik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas III SDN Manyangan pada pelaksanaan siklus I diperoleh rata-rata hasil belajar sebesar 64,26. Pada siklus II diperoleh rata-rata hasil belajar sebesar 78,47, sedangkan pada siklus

  III diperoleh rata-rata kelas sebesar 86,91.

C. Kerangka Berpikir

  Menurut hasil wawancara terhadap guru kelas IV semester SD Negeri 1 Gambarsari kecamatan Kebasen ditemukan masalah-masalah dalam pembelajaran IPA. Khususnya pada pembelajaran IPA guru masih menggunakan model pembelajaran yang bersifat Teacher Centered dengan metode ceramah. Konsep yang diterima cenderung monoton, interaksi belajar didominasi guru, siswa menjadi pasif, tidak berani bertanya maupun menyampaikan pendapat, sehingga interaksi siswa tidak maksimal. Dari permasalahan yang sudah dijelaskan diatas bahwa siswa kelas IV (empat) semester II tahun ajaran 2011/2012 mata pelajaran IPA pada materi gaya masih kurang berhasil dalam meningkatkan rasa tanggung jawab dan prestasi belajar siswa. Melihat kondisi tersebut perlu adanya inovasi dalam pembelajaran IPA. Metode pembelajaran demonstrasi memungkinkan siswa untuk berbagi dan bertambah pengetahuan, membangun kerjasama dan siswa berlatih menerima perbedaan. Hal ini dapat diharapkan untuk meningkatkan tanggung jawab serta prestasibelajar siswa secara maksimal.

D. Hipotesis Tindakan

  Berdasarkan perumusan masalah di atas dapat dirumuskan hipotesis tindakan adalah:

  1. Penggunaan metode demonstrasi dapat meningkatkan tanggung jawabpada mata pelajaran IPA materi gaya.

  2. Penggunaan metode demonstrasi dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi gaya.