PENGARUH VARIASI KONSENTRASI DIETHANOLAMIDE DAN COCOAMIDOPROPYL BETAINE TERHADAP KARAKTERISTIK FISIK SABUN BATANG TRANSPARAN MINYAK JAHE

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PENGARUH VARIASI KONSENTRASI DIETHANOLAMIDE DAN
COCOAMIDOPROPYL BETAINE TERHADAP KARAKTERISTIK FISIK
SABUN BATANG TRANSPARAN MINYAK JAHE

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)
Program Studi Farmasi

Oleh:
Oei Maria Dewiyani Sandjaja
NIM : 108114065


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PENGARUH VARIASI KONSENTRASI DIETHANOLAMIDE DAN
COCOAMIDOPROPYL BETAINE TERHADAP KARAKTERISTIK FISIK
SABUN BATANG TRANSPARAN MINYAK JAHE

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)

Program Studi Farmasi

Oleh:
Oei Maria Dewiyani Sandjaja
NIM : 108114065

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014

i

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI


ii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

iii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

And all things, whatsoever ye shall ask in prayer, believing,
ye shall receive (Matthew 21 : 22)

Never give up. And most importantly, be true to yourself. Write from your heart,
in your own voice, and about what you believe in (Louise Brown)

Success is having a flair for the thing that you are doing, knowing that is not enough,
that you have got to hard work and a sense of purpose (Margaret Thatcher)
All our dreams can come true if we have the courage to pursue them
(Walter E. Disney)

Always remember you are braver than you believe, stronger than you seem
and
smarter than you think (A. A. Milne)

I dedicate this work to:
Jesus Christ
My Parents Jeni Angela Merici and Gregorius Oei Bharata Putra Sandjaja
My Grandma Chatarina Lani Soesiawati
My brother Johanes Darma Hendra Sandjaja and my sister Teresia Rosa
Sandjaja
The person who always be there, sincere and has been loyal to encourage,
support, care, love, accompanied me through the days

full of happiness or when I was sad.
And My Almamater

iv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

v

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI


vi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PRAKATA
Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat, rahmat, dan penyertaan-Nya sehingga penulis dapat menyelasikan tugas
akhir yang berjudul “Pengaruh Variasi Konsentrasi Diethanolamide dan
Cocoamidopropyl Betaine terhadap Karakteristik Fisik Sabun Batang Transparan
Minyak Jahe”. Tugas akhir ini disusun sebagai salah satu persyaratan dalam
memperoleh gelar Sarjana Strata Satu Progran Studi Farmasi (S. Farm)
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Selama masa penelitian dan penyusunan tugas akhir ini, banyak kendala
dan hambatan yang dialami oleh penulis. Namun banyaknya dukungan,doa,

bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak membuat penulis mampu untuk
menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik. Oleh karena itu dengan segenap
kerendahan hati, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Mama Jeni Angela Merici dan Papa Gregorius Bharata Putra Sandjaja
tercinta atas cinta, perhatian, nasihat, semangat, dan dukungan yang telah
diberikan.
2. Bapak Ipang Djunarko, M.Sc., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Ibu C. M. Ratna Rini Nastiti, M.Pharm., Apt. selaku dosen pembimbing
yang telah dengan sabar memberikan nasihat, pengarahan, dan bimbingan
dari awal proses pembuatan tugas akhir ini.
4. Bapak Septimawanto Dwi Prasetyo, M.Si., Apt. selaku dosen penguji atas
kritik dan saran yang telah diberikan, serta kesediaannya dalam
meluangkan waktu untuk meguji.
5. Ibu Melania Perwitasari, M.Sc., Apt. selaku dosen penguji atas kritik dan
saran yang telah diberikan, serta kesediaannya dalam meluangkan waktu
untuk meguji.
6. Ibu Aris Widayati M.Si., Ph.D, Apt. atas masukan dan bantuan yang telah
diberikan pada pembuatan kuisioner dalam penelitian ini.

vii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

7. Bapak Enade Perdana Istyastono, Ph.D., Apt. atas kesediaannya
meluangkan waktu untuk memberikan konsultasi dan masukan dalam
proses penyelesaian tugas akhir ini.
8. Segenap dosen Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
atas segala ilmu dan bimbingan yang telah diberikan sebagai bekal kepada
penulis selama masa perkuliahan.
9. Bapak Musrifin, Bapak Agung, Bapak Parlan, Bapak Ottok, dan laboranlaboran lain atas bantuan dan kerjasama yang diberikan selama penelitian
berlangsung.
10. Johanes dan Teresia, kakak dan adik yang selalu memberikan doa, kasih
sayang, dan semangat kepada penulis.
11. Yoanita, Stephanie, dan Niken atas kerjasama, bantuan, dukungan dan

semangat sebagai tim skripsi dan teman seperjuangan dalam penyelesaian
tugas akhir ini.
12. Sahabat-sahabat yang telah memberikan banyak bantuan, waktu,
perhatian, dukungan, nasihat, dan semangat kepada peneliti serta
kebersamaan dan keceriaan yang tidak terlupakan.
13. Teman-teman FST dan FKK angkatan 2010 atas kebersamaan yang sangat
berharga selama masa perkuliahan.
14. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
memberikan doa, bantuan, dan dukungan atas peran besarnya sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan tugas akhir ini, masih banyak
kekurangan dan kesalahan dikarenakan keterbasan kemampuan dan pengetahuan
yang dimiliki. Kritik dan saran yang membangun dari semua pihak, penulis
harapkan untuk memperbaiki kekurangan yang ada.Penulis berharap semoga
tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi pembaca, serta berguna bagi perkembangan
ilmu pengetahuan dan pendidikan.
Penulis

viii


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii
HALAMAN PERSEMBAHAN............................................................................. iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................. v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .............................................................. vi
PRAKATA ........................................................................................................... vii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xvi

INTISARI............................................................................................................ xvii
ABSTRACT ......................................................................................................... xviii
BAB I. PENGANTAR ........................................................................................... 1
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Permasalahan ............................................................................................ 4
C. Keaslian Penelitian ................................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian .................................................................................... 5
E. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 6
BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA .................................................................... 7
A. Sabun ......................................................................................................... 7

ix

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

B. Sabun Transparan ...................................................................................... 9
C. Minyak Jahe ............................................................................................. 11
D. Surfaktan.................................................................................................. 12
E. Diehanolamide......................................................................................... 14
F. Cocoamidopropyl Betaine ....................................................................... 16
G. Formulasi Sabun ...................................................................................... 18
1. Asam Stearat ........................................................................................ 18
2. Minyak Jarak ....................................................................................... 18
3. Butylated Hydroxy Toluene ................................................................. 19
4. Natrium Hidroksida ............................................................................. 20
5. Etanol ................................................................................................... 20
6. Asam Sitrat .......................................................................................... 21
7. Gliserin ................................................................................................ 21
8. Sukrosa ................................................................................................ 22
9. Aquadest .............................................................................................. 23
H. Karakteristik Fisik Sabun ........................................................................ 23
1. Transparansi Sabun.............................................................................. 23
2. Derajat Keasaman (pH) ....................................................................... 23
3. Kekerasan Sabun ................................................................................. 24
4. Busa ..................................................................................................... 24
I. Landasan Teori ....................................................................................... 25
J. Hipotesis ................................................................................................. 26

x

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ............................................................ 28
A. Jenis dan Rancangan Penelitian ............................................................... 28
B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ......................................... 28
1. Variabel Penelitian .............................................................................. 28
2. Definisi Operasional ............................................................................ 29
C. Bahan Penelitian ...................................................................................... 31
D. Alat Penelitian ......................................................................................... 31
E. Tata Cara Penelitian................................................................................. 31
1. Formula Sabun Transparan.................................................................. 31
2. Pembuatan Sabun Batang Transparan Minyak Jahe ............................ 33
3. Penentuan Penyusutan Bobot .............................................................. 34
4. Pengujian Karakteristik Fisik Sabun ................................................... 34
a. Uji Transparansi ............................................................................... 34
b. Uji Derajat Keasaman (pH) ............................................................. 35
c. Uji Kekerasan .................................................................................. 35
d. Uji

Kemampuan

Membentuk

Busa

dan

Kemampuan

Mempertahankan Busa ....................................................................35
5. Subjective Assessment.......................................................................... 36
F. Analisis Hasil .......................................................................................... 36
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 38
A. Formulasi Sabun ...................................................................................... 38
B. Penentuan Penyusutan Bobot .................................................................. 42
C. Pengujian Karakteristik Fisik .................................................................. 44

xi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

1. Transparansi Sabun.............................................................................. 45
2. Derajat Keasaman (pH) ....................................................................... 46
3. Kekerasan ............................................................................................ 48
4. Kemampuan Membentuk Busa ........................................................... 52
5. Kemampuan Mempertahankan Busa ................................................... 56
D. Subjective Assessment.............................................................................. 61
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 66
A. Kesimpulan .............................................................................................. 66
B. Saran ........................................................................................................ 66
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 67
LAMPIRAN .......................................................................................................... 70
BIOGRAFI PENULIS ........................................................................................ 109

xii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR TABEL
Tabel I.

Komposisi Asam Lemak Minyak Jarak ....................................... .19

Tabel II.

Formula Acuan Sabun Transparan ................................................ 32

Tabel III.

Formula Modifikasi Sabun DEA ................................................... 32

Tabel IV.

Formula Modifikasi Sabun Betaine ............................................... 33

Tabel V.

Hasil p-Value pada Paired T-Test Penyusutan Bobot Sabun
Minggu 3 ke Minggu 4 ...................................................................44

Tabel VI.

Tingkatan Transparansi Sabun ...................................................... 46

Tabel VII.

Hasil Uji pH Sabun dan pH Sabun Merek Dagang ....................... 47

Tabel VIII.

Kekerasan Sabun DEA, Sabun Betaine dan abun Merek agang
) ........................................................................................ 48

Tabel IX.

Perbandingan Kekerasan Sabun dengan Sabun Merek Dagang .... 51

Tabel X.

Hasil Uji ANOVA dan Uji Tukey HSD Kekerasan Sabun ............ 52

Tabel XI.

Kemampuan Membentuk Busa Sabun DEA, Sabun Betaine dan
Sabun Merek Dagang

Tabel XII.

) ......................................................53

Perbandingan Kemampuan Membentuk Busa Sabun dengan
Sabun Merek Dagang .....................................................................55

Tabel XIII.

Hasil Uji ANOVA dan Uji Tukey HSD Kemampuan
Membentuk Busa Sabun ................................................................ 55

Tabel XIV.

Persentase Penurunan Busa Sabun DEA, Sabun Betaine dan
Sabun Merek Dagang

Tabel XV.

) ..................................................... 57

Perbandingan Persentase Penurunan Busa Sabun dengan Sabun
Merek Dagang ............................................................................... 59

xiii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Tabel XVI.

Hasil Uji ANOVA dan Uji Tukey HSD Persentase Penurunan
Busa Sabun .................................................................................... 60

xiv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.

Reaksi Saponifikasi Sabun .............................................................. 8

Gambar 2.

Reaksi Netralisasi Sabun ................................................................. 8

Gambar 3.

Struktur Kimia Diethanolamide .................................................... 14

Gambar 4.

Struktur Kimia Cocoamidopropyl Betaine .................................... 16

Gambar 5.

Diagram Subjective Assessment dengan Parameter Persetujuan
terhadap Produk Sabun ...................................................................63

Gambar 6.

Diagram Subjective Assessment dengan Parameter Kesukaan
terhadap Produk Sabun ...................................................................63

xv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.

Komposisi Sabun Merek Dagang .................................................. 71

Lampiran 2.

Certificate of Analysis (CoA) ........................................................ 72

Lampiran 3.

Hasil Penyusutan Bobot Sabun ..................................................... 74

Lampiran 4.

Hasil Uji Kekerasan, Kemampuan Membentuk Busa dan
Persentase Penurunan Busa ........................................................... 76

Lampiran 5.

Hasil Uji Kekerasan, Kemampuan Membentuk Busa dan
Persentase Penurunan Busa Sabun Merek Dagang ........................79

Lampiran 6.

Hasil Uji pH Sabun dan pH Sabun Merek Dagang ....................... 80

Lampiran 7.

Hasil Uji Normalitas ...................................................................... 81

Lampiran 8.

Hasil Uji Paired t- Test.................................................................. 92

Lampiran 9.

Hasil Uj Levene Test ...................................................................... 95

Lampiran 10. Hasil Uji ANOVA ......................................................................... 99
Lampiran 11. Hasil Uji Tukey HSD ................................................................... 103
Lampiran 12. Kuesioner Subjective Assessment ................................................ 106
Lampiran 13. Dokumentasi ................................................................................ 107

xvi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

INTISARI
Penelitian mengenai pengaruh variasi konsentrasi diethanolamide dan
cocoamidopropyl betaine terhadap karakteristik fisik sabun batang transparan
minyak jahe telah dilakukan dengan tujuan untuk dapat menghasilkan sabun
transparan minyak jahe yang baik dan mengetahui apakah dengan perbedaan
konsentrasi surfaktan yang digunakan akan mempengaruhi karakteristik fisik
sabun.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan rancangan
penelitian acak. Sabun transparan diformulasikan dengan surfaktan
diethanolamide dan cocoamidopropyl betaine serta diuji karakteristik fisiknya.
Karakteristik fisik yang diteliti meliputi transparansi, pH, kekerasan, kemampuan
membentuk busa dan kemampuan mempertahankan busa. Pada pengujian
karakteristik fisik sabun juga digunakan sabun merek dagang “X” dan “Y”)
sebagai acuan untuk menentukan kriteria karakteristik fisik sabun yang baik.
Selain penilaian karakteristik fisik, dilakukan subjective assessment menggunakan
kuesioner untuk memperoleh gambaran penerimaan konsumen terhadap sabun.
Hasil pengujian kekerasan, kemampuan membentuk busa dan kemampuan
mempertahankan busa dianalisis secara statistik menggunakan One Way ANOVA.
Taraf kepercayaan yang digunakan dalam analisis data secara statistik sebesar
95%.
Berdasarkan hasil pengujian diperoleh bahwa dalam penelitian dapat
dihasilkan sabun yang baik. Penggunaan variasi konsentrasi diethanolamide
berpengaruh pada transparansi, kemampuan membentuk dan mempertahankan
busa, sedangkan variasi cocoamidopropyl betaine berpengaruh pada transparansi
dan kekerasan. Subjective assessment yang dilakukan menunjukkan bahwa sabun
dapat diterima oleh konsumen.
Kata kunci: sabun batang transparan, diethanolamide, cocoamidopropyl betaine,
minyak jahe, karakteristik fisik

xvii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ABSTRACT
Research about the effect of various concentration of diethanolamide and
cocoamidopropyl betaine on the physical characteristics of ginger oil transparent
bar soaps had been carried out with aims to formulate good transparent soap and
to determine whether variation concentration surfactants would result in different
physical characteristics of the soap.
The study was a randomized experimental research design. Transparent
soaps were formulated and tested on their physical characteristics. The physical
characteristics studied including transparency, pH, hardness, lathering and
ability to retain the foam. On this study, comparison evaluation between
formulated soap and the brand-name transparent soap (“X” and “Y”) was also
conducted. In addition the subjective assessment with questionnaire was carried
out to observe costumer acceptance of soap. Results of hardness testing, lathering
and ability to retain the foam were statistically analyzed with One Way ANOVA.
Confidence level used in the statistical analysis of the data by 95%.
The results showed that good soaps could be produced. The variations in
the concentration of diethanolamide had effect on transparency, lathering and
ability to retain the foam, while variation cocoamidopropyl betaine had effect on
transparency and hardness. Subjective assessments showed that the formulated
soap can be accepted by costumers.
Keywords: transparent bar soap, diethanolamide, cocoamidopropyl betaine,
ginger oil, physical characteristic

xviii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB I
PENGANTAR
A. Latar Belakang
Kulit merupakan bagian terluar dari tubuh manusia yang berfungsi untuk
melindungi tubuh dari pengaruh mikroorganisme, paparan sinar matahari, bahan
kimia dan suhu. Manusia pada dasarnya selalu ingin memenuhi kebutuhan untuk
hidup sehat, terutama di jaman serba modern sekarang ini dimana penampilan
sangat diperhatikan (Wasitaatmadja, 1997). Menjaga penampilan dapat dilakukan
dari hal kecil seperti merawat kesehatan kulit dan menjaga kebersihan diri. Salah
satu cara paling mudah untuk menjaga kesehatan kulit adalah dengan mandi
secara teratur menggunakan sabun. Penggunaan sabun dapat berfungsi untuk
menghilangkan kotoran-kotoran yang menempel pada kulit seperti keringat,
kotoran, debu, sebum, lapisan sel kulit mati, bahkan sisa-sisa kosmetik sehingga
kulit tetap dapat berfungsi dengan baik (Izhar, Sumiati, dan Moeljadi, 2009).
Sabun merupakan produk perawatan kulit yang digunakan untuk
membersihkan

kulit

dari

kotoran

(Shrivastava,

1982).

Seiring dengan

perkembangan jaman dan selera konsumen yang semakin bervariasi, sekarang ini
dikenal 3 jenis sabun padat yaitu sabun opaque, sabun translucent, dan sabun
transparan (Hambali, Suryani, Dadang, Hariyadi, Hanafie, Reksowardjojo et al.,
2006).
Sabun batang dapat dikategorikan sebagai sabun transparan apabila
tulisan dengan font tipe 14 dapat dibaca, melalui sabun dengan ketebalan 0,25
inchi (Jongko, 2014). Sabun transparan memiliki penampilan yang lebih menarik

1

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2

dan berkilau serta terlihat lebih alami daripada sabun opaque (Cavitch, 1997),
sehingga sabun transparan terkesan lebih mewah dan menawan. Sabun transparan
juga menghasilkan busa yang lebih lembut. Pembuatan sabun transparan dapat
meningkatkan nilai estetika dan ekonomis dari sabun.
Pada jaman sekarang ini, konsumen tidak hanya menginginkan sabun
sebatas sebagai pembersih tubuh, tetapi salah satunya juga harus mempunyai
aroma yang menyenangkan. Penggunaan fragrance akan mempengaruhi
penerimaan konsumen terhadap sabun (Ghaim dan Volz, 2001).
Jahe (Zingiber offcinale) sudah lama dikenal oleh masyarakat Indonesia
dan banyak dimanfaatkan sebagai bumbu dapur, bahan makanan, minuman, dan
jamu. Seiring dengan perkembangan jaman, jahe digunakan dalam pembuatan
sediaan farmasi dan produk kosmetik (Harmono dan Andoko, 2005). Jahe
memiliki rimpang yang mengandung 1-3% minyak atsiri (Tjitrosoepomo, 1994).
Minyak atsiri digunakan sebagai bahan pewangi dan penyedap. Minyak atsiri jahe
dapat digunakan sebagai fragrance yang memberikan aroma khas pada produk
kosmetik seperti sabun. Sabun dengan minyak atsiri merupakan salah satu jenis
produk herbal. Maraknya trend back to nature yang banyak dikembangkan dalam
berbagai bidang, salah satunya bidang kosmetika membuat produk-produk olahan
berbasis herbal kian dimininati masyarakat.
Kebanyakan orang beranggapan bahwa dengan busa yang melimpah,
sabun akan dapat membersihkan kotoran dengan baik (Izhar et al., 2009). Busa
merupakan suatu dispersi koloid dengan fase gas terdispersi dalam fase cairan
(Schramm, 2005). Komponen penting yang berpengaruh terhadap daya

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
3

pembuasaan sabun dan berfungsi sebagai penghilang kotoran adalah surfaktan.
Surfaktan merupakan molekul yang memiliki gugus hidrofilik dan gugus lipofilik
sekaligus yang membuatnya dapat menyatukan fase air dan fase minyak (Farn,
2006). Penggunaan surfaktan dalam suatu sabun dapat meningkatkan kualitas
busa yang dihasilkan karena salah satu sifatnya yang berupa foaming agent.
Diethanolamide (DEA) dan cocoamidopropyl betaine (betaine) adalah surfaktan
yang banyak dipakai dalam pembuatan ko smetik (Hambali et al., 2006).
Diethanolamide merupakan cairan kental dengan tampilan yang jernih,
berwarna kuning atau kekuningan, kelarutannya larut dalam air, dan mempunyai
titik leleh pada suhu 23-35oC (Anonima, 2014). DEA dapat membuat sabun yang
dihasilkan memberikan sensasi lembut saat digunakan, meningkatkan busa dan
dapat mencegah proses penghilangan minyak pada kulit dan pada rambut seacara
berlebihan (Hambali, Suryani dan Rivai, 2005).
Cocoamidopropyl betaine memiliki karakteristik berupa cairan jernih
berwarna agak kekuningan, tidak berbau, memiliki bobot jenis yang lebih besar
daripada air, kelarutannya larut dalam air, dengan nilai pH berkisar antara 5-6
(Anonimb, 2014). Betaine adalah surfaktan dengan sifat pembusa, pembasah,
pengemulsi yang baik, dan tidak mengiritasi kulit (Barel, Paye dan Maibach,
2001).

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
4

B. Permasalahan
1. Apakah dapat dibuat sediaan sabun batang transparan minyak jahe yang
memiliki

karakteristik

fisik

yang

baik

dengan

variasi

konsentrasi

diethanolamide dan cocoamidopropyl betaine sebagai surfaktan?
2. Apakah terdapat perbedaan karakteristik fisik dari sabun batang transparan
minyak jahe dengan adanya variasi konsentrasi diethanolamide dan
cocoamidopropyl betaine sebagai surfaktan?

C. Keaslian Penelitian
Penelitian yang dilakukan oleh Budianto (2010) mengenai optimasi
formula

sabun

transparan

dengan

humectants

gliserin

dan

surfaktan

cocoamidopropyl betaine: aplikasi desain faktorial menunjukkan bahwa
penggunaan gliserin dan betaine akan menimbulkan interaksi yang dominan
dalam menentukan respon kekerasan dan kemampuan membentuk busa sabun
transparan.
Optimasi formula sabun transparan dengan fase minyak virgin coconut
oil dan surfaktan cocoamidopropyl betaine: aplikasi desain faktorial telah
dilakukan dilakukan oleh Setyoningrum (2009).
Penelitian mengenai formulasi dan perbandingan sifat fisik sabun
transparan berbahan dasar VCO dengan minyak atsiri (minyak kayu putih, sereh,
dan cengkeh) sebagai fragrance oil pernah dilakukan oleh Retmana (2009), yang
menunjukkan perbedaan jenis fragrance oil yang digunakan mempengaruhi
pembentukan busa.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
5

Pengaruh penambahan gliserin dan sukrosa terhadap mutu sabun
transparan telah dilakukan oleh Fachmi (2008), dengan hasil bahwa penggunaan
gliserin dan sukrosa pada campuran berbeda akan menghasilkan produk dengan
karakteristik berbeda.
Namun, sejauh penelusuran pustaka yang telah dilakukan oleh peneliti,
penelitian mengenai Pengaruh Variasi

Konsentrasi

Diethanolamide dan

Cocoamidopropyl Betaine terhadap Karakteristik Fisik Sabun Batang Transparan
Minyak Jahe belum pernah diteliti dan dikembangkan sebelumnya.

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoretis:
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dalam bidang
pendidikan terkait aplikasi formula sabun batang transparan dan dapat
diketahui ada tidaknya perbedaan karakteristik fisik sabun yang dihasilkan
dengan variasi konsentrasi surfaktan yang berbeda.
2. Manfaat praktis:
Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan formula sabun
transparan yang baik sebagai suatu bentuk inovasi dari sabun yang telah ada.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
6

E. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum:
Untuk dapat melakukan pengembangan formulasi sediaan sabun
batang transparan minyak jahe dan dihasilkan sediaan yang baik secara fisik
dan estetika.
2. Tujuan Khusus:
a. Untuk dapat menghasilkan sabun batang transparan minyak jahe yang baik
menggunakan variasi konsentrasi surfaktan yang berbeda.
b. Untuk mengetahui pengaruh variasi konsentrasi surfaktan yang berbeda
dari diethanolamide dan cocoamidopropyl betaine terhadap karakteristik
fisik (transparansi, pH, kekerasan, kemampuan membentuk busa dan
kemampuan mempertahankan busa) sabun batang transparan minyak jahe
yang dihasilkan.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
A. Sabun
Sabun merupakan bahan yang digunakan untuk mencuci

dan

mengemulsi, terdiri dari asam lemak dengan rantai karbon C 12 – C18 dan sodium
atau potassium sebagai komponen utama. Sabun berfungsi sebagai pembersih
yang dihasilkan melalui reaksi saponifikasi antara basa natrium atau basa kalium
dan asam lemak yang berasal dari minyak nabati atau lemak hewani. Sabun
biasanya ditambah bahan pewangi atau antiseptik yang digunakan untuk
membersihkan tubuh manusia dan sifatnya tidak berbahaya bagi kesehatan (BSNI,
1994; Ophardt, 2003).
Sabun yang baik memiliki daya deterjensi yang tinggi, dan tetap bekerja
secara efektif meskipun dalam temperatur dan tingkat kesadahan air yang berbeda,
serta dapat digunakan pada berbagai jenis bahan. Sabun batang yang ideal
mempunyai kekerasan yang cukup untuk memaksimalkan pemakaian dan saat
tidak sedang digunakan, memiliki ketahanan yang cukup terhadap penyerapan air,
namun tetap mampu menghasilkan jumlah busa yang sesuai untuk mendukung
daya pembersihannya saat sabun digunakan (Hill dan Moaddel, 2004; Shrivastava,
1982).
Proses pembuatan sabun dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu melalui
reaksi saponifikasi dan reaksi netralisasi. Reaksi saponifikasi terjadi ketika adanya
asam lemak bebas dari trigliserida yang bereaksi dengan alkali (basa). Dari
adanya reaksi saponifikasi, akan dihasilkan sabun dan gliserol yang merupakan

7

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
8

produk sampingan. Reaksi netralisasi dalam pembentukan sabun terjadi melalui
proses hidrolisis trigliserida dengan uap bertekanan tinggi untuk menghasilkan
asam lemak dan gliserin, yang disebut juga sebagai proses pemecahan lemak.
Hasil asam lemak yang diperoleh kemudian dimurnikan dengan cara destilasi dan
proses netralisasi dengan menambahkan basa yang akan bereaksi dengan asam
lemak serta residu gliserin menghasilkan sabun dan air (Barrel et al., 2001; Rieger
dan Rhein, 1997; Spitz, 1996).

Gambar 1. Reaksi Saponifikasi Sabun (Barrel et al., 2001).

Gambar 2. Reaksi Netralisasi Sabun (Barrel et al., 2001)
Sabun mempunyai gugus hidrofilik yang bersifat polar dan gugus
hidrofobik yang bersifat non polar sekaligus yang membuat sabun memiliki sifat
sebagai surfaktan (surface active agent). Sifat sabun sebagai surfaktan
menyebabkan sabun dapat bekerja mengikat kotoran di kulit yang berupa minyak

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
9

ataupun lemak. Keberadaan lemak pada kulit akan menyebabkan debu dapat
menempel, yang tidak cukup hanya dibersihkan menggunakan air. Ketika sabun
diaplikasikan maka gugus hidrofobik dari sabun akan berikatan dengan kotoran,
sedangkan gugus hidrofiliknya akan berikatan dengan air, sehingga kotoran yang
telah terikat dapat ikut terbilas bersama air (Cavitch, 1997; Ghaim dan Volz,
2001).
Sabun memiliki bentuk yang bervariasi, yaitu padat (batang), cair, dan
gel. Sabun mandi yang berbentuk padat, dapat dibedakan menjadi sabun opaque,
sabun translucent dan sabun transparan. Jenis sabun dapat dibedakan dengan
mudah melalui penampakannya. Sabun opaque adalah jenis sabun yang biasa
digunakan sehari-hari, berbentuk kompak dan memiliki penampilan yang tidak
tembus cahaya. Sabun transparan adalah sabun yang dapat paling banyak
meneruskan cahaya, sedangkan sabun translucent adalah sabun yang sifatnya
berada di antara sabun opaque dan sabun transparan (Cavitch 1997; Hambali et.
al., 2005).

B. Sabun Transparan
Sabun batang dapat dikategorikan sebagai sabun transparan apabila
tulisan dengan font tipe 14 dapat dibaca melalui sabun dengan ketebalan 0,25
inchi. Sabun memiliki penampilan transparan karena cahaya dapat diteruskan
ketika melewati sabun dan tidak dihamburkan, sehingga obyek yang berada di
luar sabun akan terlihat jelas. Pada sabun opaque cahaya yang melewati sabun
akan dihamburkan oleh bahan-bahan yang ada didalamya, sedangkan pada sabun

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
10

transparan cahaya yang dihamburkan lebih sedikit karena cahaya menyebar dalam
partikel-partikel kecil dari fase dispers (Hill dan Moaddel, 2004; Jongko, 2014).
Sabun transparan mempunyai tampilan yang lebih menarik dan berkilau
karena transparansinya, serta busa yang dihasilkan juga terasa lebih lembut di
kulit, oleh karena itu sabun transparan mempunyai harga jual yang relatif lebih
tinggi dibandingkan jenis sabun lainnya (Cavitch, 1997; Hambali et al., 2005).
Sabun transparan dapat dibuat dari bahan baku lemak, minyak kelapa,
minyak zaitun, ataupun dengan penggunaan minyak jarak. Seperti pada sabun
mandi biasa, sabun transparan juga mengalami reaksi penyabunan antara asam
lemak dengan basa kuat, hanya penampilannya yang trasparan yang membuat
berbeda (Mitsui, 1997).
Metode yang dapat digunakan dalam pembuatan sabun transparan yaitu
dengan cara melarutkan sabun menggunakan alkohol dibawah pemanasan yang
terkontrol untuk mendapatkan larutan jernih, yang selanjutnya dapat ditambahkan
pewarna dan pewangi. Sabun akhir dituang ke dalam cetakan dan didiamkan
hingga mengeras sebelum dikemas. Warna akhir dari sabun yang dihasilkan
tergantung pada pemilihan bahan awal. Pilihan pewangi, pewarna, dan bahan
tambahan lainnya cukup terbatas untuk pembuatan sabun transparan, karena
bahan-bahan yang ditambahkan tidak boleh memiliki efek yang bertentangan
dengan pembentukan tekstur transparansi sabun (Hambali et al., 2006; Poucher,
1993).
Pembuatan sabun secara khas adalah melalui pencampuran antara 50%
sabun dengan 50% pelarut. Pelarut yang umum digunakan antara lain gliserin, etil

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
11

alkohol, atau sukrosa. Pada saat proses pencampuran, larutan sabun yang masih
panas harus terlihat transparan dan tidak terlihat adanya fase solid yang tidak
terlarut dari bahan-bahan yang digunakan. Jika larutan sabun yang masih panas
tidak transparan, maka sabun yang dihasilkan juga tidak akan transparan ketika
didinginkan (Hill dan Moaddel, 2004).

C. Minyak Jahe
Jahe banyak dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan dalam kehidupan
sehari-hari seperti bahan makanan, minuman, bumbu masak, dan obat-obatan
tradisional. Jahe akhir-akhir ini banyak dimanfaatkan untuk industri parfum,
sabun, kosmetika, dan farmasi. Kandungan minyak atsiri pada rimpang jahe
sebesar 1-3%. Komponen utama minyak atsiri jahe yang menyebabkan bau harum
adalah zingiberen dan zingiberol (Harmono dan Andoko, 2005; Tjitrosoepomo,
1994).
Minyak atsiri dapat digunakan sebagai pengharum pada berbagai produk
kosmetik seperti parfum, sabun, pasta gigi, sampo, dan lotion. Aroma yang khas
dari minyak atsiri dapat berfungsi sebagai aroma terapi yang menenangkan
pikiran (Armando, 2009).
Minyak atsiri jahe diperoleh dari hasil penyulingan rimpang jahe.
Minyak jahe memiliki karakteristik berupa cairan berwarna kuning kecoklatan,
bersifat mudah menguap pada suhu kamar (volatile), memiliki aroma yang khas
tanaman jahe, memiliki bobot jenis yang lebih kecil daripada bobot jenis air.
Minyak jahe tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik. Minyak jahe

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
12

dalam industri farmasi dapat digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan
kosmetika untuk pengharum, parfum, dan aroma terapi (Hernani dan Marwati,
2006; Santoso, 1989).
Fragrance atau pengharum yang ditambahkan dalam sabun berfungsi
untuk menutupi bau asam lemak atau fase minyak yang digunakan. Penggunaan
fragrance merupakan hal yang penting karena akan mempengaruhi penerimaan
konsumen, karena konsumen cenderung memilih produk yang memiliki bau yang
harum dan menyenangkan (Ghaim dan Volz, 2001).

D. Surfaktan
Surfaktan merupakan molekul yang memiliki gugus hidrofilik dan gugus
lipofilik sekaligus yang membuatnya dapat menyatukan fase air dan fase minyak.
Gugus polar dari surfaktan terletak pada bagian kepala merupakan gugus yang
bersifat hidrofilik atau menyukai air, sedangkan gugus non polar pada bagian
ekornya merupakan gugus yang bersifat lipofilik atau menyukai minyak dan
lemak. Sifat rangkap yang dimiliki surfaktan membuatnya dapat diadsorpsi pada
antarmuka udara dan air, minyak dan air, serta zat padat dan air, dengan membuat
gugus hidrofiliknya berada pada fase air dan rantai hidrokarbonnya berada pada
udara, kontak dengan zat padat, maupun berada dalam fase minyak. Gugus polar
dari surfaktan dapat memiliki muatan postif, negatif ataupun netral. Secara umum
struktur surfaktan terdiri dari rantai alkil yang panjang pada bagian lipofilik dan
gugus hidroksil pada bagian hidrofilik (Farn, 2006; Rieger dan Rhein 1997).

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
13

Surfaktan merupakan suatu senyawa dengan aktivitas permukaan yang
tinggi. Aktivitas permukaanya yang tinggi tersebut membuat surfaktan sering
disebut sebagai bahan akif permukaan (surface-active agent). Surfaktan dengan
sifatnya yang demikian mampu untuk memodifikasi karakteristik permukaan
suatu cairan maupun padatan. Surfaktan mempunyai berbagai macam kegunaan
seperti agen pembusa (foaming agent), deterjensi, pembasah (wetting agent),
pengemulsi (emulsifying agent), dan bahan pendispersi (dispersing). Jenis
surfaktan yang sering digunakan dalam pembuatan sabun adalah betaine, DEA,
dan SLES (Hambali et al., 2006).
Surfakan sintetik yang ditambahkan pada sabun dapat meningkatkan
mutu dari sabun yang dihasilkan karena penambahan surfaktan akan memperbaiki
kualitas dan kuantitas busa, dan meningkatkan kerja pembersihan dari sabun serta
memberikan sensasi halus dan lembut ketika sabun digunakan (Ghaim dan Volz,
2001).
Menurut Rosen (2004), Rieger dan Rhein (1997), Swisher (1987),
terdapat empat jenis penggolongan surfaktan berdasarkan muatannya, antara lain:
a.

Surfaktan anionik, merupakan surfaktan yang mengandung muatan negatif
pada bagian hidrofiliknya atau bagian aktif permukaanya (surface active).
Sifat hidrofiliknya berasal dari golongan utama yang terkandung di dalamnya
seperti gugus sulfat dan sulfonat. Contoh dari surfaktan anionik yaitu linier
alkilbenzen sulfonat (LAS), alkohol sulfat (AS), alkohol eter sulfat (AES),
metil ester sulfonat (MES) dan sodium lauryl sulfate (SLS).

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
14

b.

Surfaktan kationik, merupakan surfaktan yang mengandung muatan positif
pada bagian hidrofiliknya. Gugus terpenting yang menyebabkan sifat anionik
terletak pada garam amonium. Contoh dari surfaktan kationik yaitu lemak
amina, amidoamina, diamina, amina oksida dan amina etoksilat.

c.

Surfaktan nonionik, merupakan surfaktan yang tidak mengandung muatan
pada gugus hidrofiliknya atau tidak terjadi ionisasi molekul. Sifatnya
disebabkan adanya gugus eter atau hidroksil. Contoh surfaktan nonionik yaitu
alkil poliglikosida (APG), diethanolamide (DEA), sukrosa ester, sorbitol,
sorbitol ester dan etoksilat alkohol.

d.

Surfaktan amfoterik, merupakan surfaktan yang mengandung muatan positif
dan negatif pada bagian hidrofiliknya yang tergantung dari pH. Pada pH
rendah, surfaktan ini akan mempunyai muatan positif, sedangkan pada pH
tinggi, surfaktan ini akan bermuatan negatif. Contoh surfaktan amfoterik yaitu
asam amino karboksilik dan alkyl betaine.

E. Diethanolamide

Gambar 3. Struktur Kimia Diethanolamide (Zoller dan Sosis, 2009).

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
15

Diethanolamide (DEA) merupakan cairan kental dengan tampilan yang
jernih, berwarna kuning atau kekuningan, kelarutannya larut dalam air, dan
mempunyai titik leleh pada suhu 23-35oC (Anonim, 2014a).
Diethanolamide termasuk dalam jenis surfaktan alkanolamida. Surfaktan
alkanolamida bersifat tidak bermuatan atau tidak terjadi ionisasi pada molekulnya
sehingga tergolong sebagai jenis surfaktan nonionik. Adanya gugus metal amida
pada alkanolamida dapat berfungsi sebagai peningkat kelarutan surfaktan.
Alkanolamida dapat digunakan pada rentang pH yang luas, busa yang dihasilkan
lembut dan stabil, memiliki toksisitas yang rendah, serta bersifat non iritatif
sehingga baik digunakan untuk kulit dan tidak berbahaya bagi mata. Sifat-sifatnya
yang demikian, membuat golongan surfaktan alkanolamida dapat digunakan
sebagai bahan pangan, obat-obatan, kosmetika dan industri. Produk-produk yang
menggunakan surfaktan alkanolamida antara lain sampo, sabun, produk perawatan
rambut, lotion, cream, pembersih, serta produk kosmetika dan produk farmasi
lainnya (Holmberg cit., Masyithah, 2010).
Golongan surfaktan alkanolamida seperti monoethanolamide dan
diethanolamide digunakan secara luas sebagai surfaktan, serta penstabil busa dan
pengembang busa. Diethanolamide dengan wujudnya yang cair, membuatnya
lebih mudah diaplikasikan pada sediaan kosmetika yang berbentuk cairan.
Diethanolamide banyak dimanfaatkan pada sediaan kosmetika, produk-produk
pembersih seperti sampo, sabun mandi, dan deterjen sebagai agen pembusa,
penstabil busa, bahan pendispersi, pengingkat viskositas, emulsifier, dan skin
conditioner (Shipp, 1996; Spiess, 1996).

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
16

DEA tergolong dalam jenis surfaktan non ionik yang dihasilkan dari
lemak atau minyak. DEA berperan dalam meningkatkan busa, penggunaan DEA
dalam sabun juga dapat membuat busa yang dihasilkan lebih lembut dan juga
tidak pedih di mata, serta dapat mencegah proses penghilangan minyak pada kulit
dan pada rambut secara berlebihan (Hambali et al., 2005; Holmberg cit.,
Masyithah, 2010).
Pentingnya penggunaan zat penstabil busa adalah dengan adanya kotoran
yang bersifat non polar seperti minyak dan sebum membuat stabilitas busa pada
sabun maupun sampo akan terganggu dan menyebabkan busa berkurang secara
drastis. Sehingga diperlukan zat yang dapat yang berfungsi sebagai penstabil busa
agar diperoleh busa yang lebih banyak dan stabil (Holmberg, cit., Masyithah,
2001).

F. Cocoamidopropyl Betaine

Gambar 4. Struktur Kimia Cocoamidopropyl Betaine (Shipp, 1996).
Cocoamidopropyl betaine memiliki karakteristik berupa cairan jernih
berwarna agak kekuningan, tidak berbau, memiliki bobot jenis yang lebih besar
daripada air, kelarutannya larut dalam air, dengan nilai pH berkisar antara 5-6
(Anonim, 2014b).

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
17

Cocoamidopropyl betaine atau sering disebut dengan betaine merupakan
surfaktan amfoterik yang banyak digunakan dalam produk kosmetik dan produk
kebersihan diri seperti sampo, cairan lensa kontak, pasta gigi, penghilang riasan
wajah, sabun mandi, produk perawatan kulit, antiseptik, serta produk kebersihan
anal. Penggunaan cocomidopropyl betaine sangat banyak pada produk perawatan
pribadi karena menginduksi iritasi kulit yang relatif ringan (Jacob dan Amini,
2008).
Betaine merupakan surfaktan dengan sifat pembusa, pembasah, dan
pengemulsi yang baik. Betaine bersifat sangat larut dalam air pada rentang pH
yang luas. Selain berfungsi sebagai foaming agent, betaine memiliki efek yang
melembutkan pada kulit, dan penggunaannya dianggap aman karena toksisitasnya
yang rendah pada kulit dan mata. Formula yang didalam komposisinya
mengandung betaine, akan menghasilkan daya busa yang lebih baik dan stabil,
serta memberikan efek pembersihan yang lebih baik dibandingkan tanpa
penggunaan betaine. Betaine bersifat kompatibel pada surfaktan anionik, kationik,
maupun nonionik. Penggunaan betaine bersama surfaktan anionik, dapat
menurunkan sifat iritatif dari surfaktan anionik (Barel et al., 2001; Thau, 1997;
Zoller, 2009).

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
18

G. Formulasi Sabun
Bahan-bahan yang digunakan dalam formulasi sabun transparan, antara
lain:
1.

Asam Stearat
Asam stearat berbentuk padat, keras, berupa hablur berwarna putih
atau agak kekuningan, mengkilat, dengan rasa lemak. Memiliki titik lebur
antara 69-70oC. Asam stearat adalah jenis asam lemak yang mempunyai
rantai hidrokarbon yang panjang karena memiliki 18 atom karbon,
mengandung gugus karboksil pada salah satu ujungnya, dan gugus metal pada
ujung yang lainnya. Asam stearat merupakan asam lemak jenuh karena tidak
memiliki ikatan rangkap diantara atom karbonnya. Asam stearat sering
digunakan dalam kosmetik sebagai bahan dasar pembuatan krim dan sabun.
Dalam pembuatan sabun, asam stearat berperan dalam memberikan kekerasan
dan membentuk konsistensi (Mitsui, 1997; Poucher, 1993; Rowe, Sheskey
dan Quinn, 2009).

2.

Minyak Jarak
Karakteristik dari suatu sabun dipengaruhi oleh karakteristik minyak
yang digunakan dalam proses pembuatan sabun. Masing-masing minyak
memiliki kandungan asam lemak yang dominan dan berbeda-beda. Asam
lemak yang terkandung dalam minyak, yang akan menentukan karakteristik
suatu sabun (Cavitch, 1997).

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
19

Shrivastava (1982) berpendapat bahwa minyak merupakan salah satu
komponen yang dibutuhkan dalam pembuatan sabun trasnparan. Minyak yang
dapat digunakan salah satunya adalah minyak jarak. Sabun yang dibuat
menggunakan minyak jarak akan memiliki mutu yang baik, transparansi yang
sangat baik, menghasilkan busa yang lembut dan dapat melembutkan serta
melembabkan kulit.
Tabel I. Komposisi Asam Lemak Minyak Jarak
(Gubitz, Mittelbach, Trabi, 1999).
Asam Lemak
Komposisi (%)
Asam Miristat
0 – 0,1
Asam Palmitat
14,1 – 15,3
Asam Palmitoleat
0 – 1,3
Asam Stearat
3,7 – 9,8
Asam Oleat
34,3 – 45,8
Asam Linoleat
29,0 – 44,2
Asam Linolenat
0 – 0,3
Asam Arakhidrat
0 – 0,3
Asam Behenat
0 – 0,2

3.

Butylated Hydroxy Toluene
Butylated hydroxy toluene (BHT) memiliki karakteristik berbentuk
kristal padat atau serbuk yang berwarna kuning pucat, dengan bau fenolik
yang samar. Kelarutannya, praktis tidak larut dalam air, gliserin, propilen
glikol, larutan alkali hirdroksida, dan cairan asam mineral. Larut dalam
aseton, benzena, etanol (95%), eter, metanol, toluen, minyak dan minyak
mineral. Kelarutan dalam minyak dan lemak lebih tinggi daripada butylated
hydroxyanisole. BHT berfungsi sebagai antioksidan (Rowe et al.,2009).
Penambahan pengawet atau preservative bertujuan untuk mencegah
oksidasi selama masa penyimpanan, dengan konsentrasi yang dapat digunakan

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
20

sebesar 0,02-0,1%. Terjadinya oksidasi dapat disebabkan oleh adanya
penggunaan asam lemak tak jenuh seperti asam oleat, linoleat dan linolenat,
maupun bahan tambahan seperti fragrance. Pemilihan pengawet yang dapat
digunakan antara lain agen pengkelat logam, seperti ethylene diamine tetra
acid (EDTA), ataupun antioksidan, seperti butylated hydroxy toluene (BHT)
(Barel et al., 2001, Wasitaatmadja, 1997).
4.

Natrium Hidroksida
Natrium hidroksida (NaOH) merupakan senyawa alkali berupa massa
melebur berwarna putih atau hampir putih. Berbentuk butiran kecil, serpihan,
batang, atau bentuk lainnya. Keras dan rapuh, serta menunjukkan pecahan
kristal. NaOH bersifat sangat cepat menyerap karbon dioksida dan air pada
paparan udara (Rowe et al., 2009).
NaOH dengan adanya asam lemak akan bereaksi membentuk sabun
dan gliserol. NaOH merupakan basa alkali yang paling banyak dan sering
digunakan dalam industri pembuatan sabun, dan sabun yang dihasilkan
merupakan sabun yang paling banyak dikonsumsi. Basa seperti NaOH dan
KOH berperan sebagai agen pereaksi dengan adanya fase minyak. Reaksi
yang terjadi merupakan reaksi saponifikasi yang menghasilkan gliserol dan
sabun yang berbentuk garam sodium atau potasium (Barel et al., 2001;
Shrivastava, 1982; Swern, 1979).

5.

Etanol
Etanol ber