HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN FUNGSI KOGNITIF PADA LANSIA (Di Dukuh Kebunturi Desa Katur Gayam Bojonegoro) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository
SKRIPSI
HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN
PENURUNAN FUNGSI KOGNITIF PADA LANSIA
( Di Dukuh Kebunturi Desa Katur Kecamatan Gayam Kabupaten Bojonegoro )
LUSI RUSTANTI
133210035
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG
2017
HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN
PENURUNAN FUNGSI KOGNITIF PADA LANSIA
(
Di Dukuh Kebunturi Desa Katur Kecamatan Gayam Kabupaten Bojonegoro
)Skripsi Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada Program
Studi S1 Ilmu Keperawatan Pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika
Jombang
Oleh :
LUSI RUSTANTI
13.321.0035
PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CEMDEKIA MEDIKA
JOMBANG
2017
LEMBAR PERSETUJUAN
Judul : Hubungan Dukungan Sosial Keluarga dengan Fungsi Kognitif pada Lansia ( Di Dukuh Kebunturi Desa Katur Kecamatan Gayam Kabupaten Bojonegoro)
NamaMahasiswa : Lusi Rustanti NIM : 13.321.0035
TELAH DISETUJUI KOMISI PEMBIMBING PADA TANGGAL :
Endang Y, S.Kep.,Ns.,M.Kes Baderi, S.Kom.,MM Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui
Ketua Prodi S1 Keperawatan Ketua STIKes ICMe Jombang
H. Bambang Tutuko, SH,S.Kep.,Ns,MH Inayatur Rosyidah, S.Kep.,Ns.M.Kep
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi ini telah diajukan oleh :Nama Mahasiswa : Lusi Rustanti NIM : 13.321.0035 Program Studi : S1 Ilmu Keperawatan Judul : HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA
DENGAN FUNGSI KOGNITIF PADA LANSIA di Dukuh Kebunturi Desa Katur Kecamatan Gayam Kabupaten Bojonegoro
Telah berhasil dipertahankan dan diuji dihadapan dewan penguji dan diterima sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada program Studi S1 Ilmu Keperawatan.
Komisi Dewan Penguji, Ketua Dewan Penguji : Marxis Udaya, S.Kep.,Ns.,MM ( ) Penguji I : Endang Y,S.Kep.,Ns., M.Kes ( ) Penguji II : Baderi, S.Kom,MM. ( ) Ditetapkan di : Pada tanggal :
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Lusi Rustanti, dilahirkan di Kota Bojonegoro pada tanggal 15 Maret 1995, penulis merupakan anak kedua dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Wajib dan Ibu Wakini. Memiliki kakak laki-laki bernama Aris Setiawan.
Pendidikan yang ditempuh penulis mulai dari, SD Negeri Katur 1 penulis lulus pada tahun 2007, SMP Negeri 2 Ngasem penulis lulus pada tahun 2010, SMA Negeri 1 Padangan penulis lulus pada tahun 2013. Dan pada tahun 2013 penulis lulus seleksi masuk STIKes “Insan Cendekia Medika” Jombang melalui jalur Tes Tulis Gelombang 1. Penulis memilih program studi S1 Keperawatan dari tiga pilihan program studi yang ada di STIKes “ICMe” Jombang.
Demikian daftar riwayat hidup ini dibuat dengan sebenar - benarnya.
Juni 2017
Jombang, Lusi Rustanti
MOTTO
“ Jadilah orang yang bermanfaat bukan memanfaatkan orang lain dan percayalah
pada dirimu sendiri karena kepercayaan pada diri sendiri akan menjadi kekuatanyang mampu mengubah takdir” Peneliti
PERSEMBAHAN
Seiring dengan do’a dan puji syukur aku persembahkan skripsi ini untuk:
1. Allah SWT, Rabb yang selalu memberi kemudahan disetiap langkah, memberi petunjuk, membuka pintu kesabaran, dan selalu membimbing ke jalan yang Engkau ridhai. Tidak lupa solawat dan salam selalu terlimpahkan kepada kehadirat Rasulullah Muhammad SAW.
2. Ibuku Wakini dan Bapakku Wajib Tercinta. Tak ada kata yang pantas saya ucapkan selain beribu- ribu “Terima Kasih” karena telah mendo’akan saya dan selalu mendukung setiap langkahku. Kesabaran dalam do’amu menjadi suksesnya saya dikemudian hari dan terima kasih yang telah berusaha bekerja susah payah membanting tulang untuk merawat dan membesarkan saya sampai saat ini dengan penuh cinta dan kasih sayang.
3. Kakakku tercinta Aris Setiawan, Terima kasih atas do’a dan semangatnya selama ini. Hanya karya kecil ini yang dapat adik persembahkan. Maaf adik belum bisa menjadi adik yang baik, tapi adik akan selalu berusaha menjadi yang lebih baik lagi dan lebih bermanfaat untuk orang lain.
4. Yang tersayang Muhamad Ali yang selalu menyemangati dan menndoakan untuk penyusunan skripsi ini.
5. Dosen-dosen S1 Keperawatan STIKES ICMe Jombang yang selalu memberi bimbingannya. Khususnya kepada Ibu Endang Y, S.Kep. Ns.,M.Kes. dan Bapak Baderi, S.Kom,MM. serta Bapak Marxis Udaya, S.Kep.,Ns.,MM. yang telah sabar memberikan bimbingan kepada saya.
6. Teman-teman seperjuangan yang tidak bisa saya sebutkan namanya satu - persatu, terima kasih untuk kekompakan dan kerjasamanya serta selalu mendukung, menemani, menghibur dan memberikan banyak kebahagiaan.
7. Seluruh responden di Dukuh Kebunturi Desa Katur Kecamatan Gayam Kabupaten Bojonegoro yang telah berpartisipasi dalam penelitian ini.
Semua pihak yang telah membantu hingga terselesainya proposal skripsi ini.
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah- Nya penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul “hubungan dukungan sosial dengan penurunan fungsi kognitif pada lansia di dukuh Kebunturi desa Katur kecamatan Gayam kabupaten Boj onegoro” ini dengan sebaik-baiknya.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa bimbingan dari berbagai pihak. Penulis mengucapkan terima kasih kepada H. Bambang Tutuko, SH.,S.Kep.Ns.,MH., selaku ketua STIKes
ICMe Jombang yang memberikan izin untuk membuat skripsi sebagai tugas akhir program studi S1 Keperawatan, Ibu Inayatur Rosidah, S.Kep.Ns.,M.Kep., selaku kaprodi S1 Keperawatan, Ibu Endang Y, S.Kep.Ns.,M.Kes selaku pembimbing utama yang telah memberikan bimbingan kepada penulis selama proses penyusunan skripsi, Bapak Baderi S.Kom.,MM selaku pembimbing kedua yang memberikan bimbingan penulisan dan pengarahan kepada penulis, Kepala Desa Katur Gayam Bojonegoro yang telah memberikan ijin penelitian dan teman-teman yang ikut serta memberikan saran dan kritik sehingga penelitian ini dapat terselesaikan.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca demi penyempurnaan skripsi dan semoga bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca bagi umumnya, Amin.
Jombang, 2017
ABSTRAK
HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN FUNGSI KOGNITIF PADA
LANSIA
(Di Dukuh Kebunturi Desa Katur Gayam Bojonegoro )
Oleh :
LUSI RUSTANTI
133210035
Proses menua yang dialami lansia mengakibatkan masalah yang berkaitan dengan perkembangan kehidupan lansia baik dari segi fisik, mental maupun psikososialnya. Fungsi kognitif merupakan masalah yang dialami oleh lansia dimana seseorang akan mengalami penurunan pada proses berfikir, persepsi, perhatian, dan memorinya. Dukungan sosial keluarga sangat dibutuhkan lansia yang mengalami perubahan pada fungsi kognitifnya. Semakin tinggi dukungan sosial keluarga yang diberikan akan semakin menghambat penurunan fungsi kognitif dan sebaliknya.
Desain penelitian ini yang digunakan adalah analitik korelasi. Populasi dalam penelitian ini adalah semua lansia di Dukuh Kebunturi Desa Katur Gayam Bojonegoro. Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah probability sampling dengan jenis simple random sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan tes mini mental examination dengan menggunakan uji statistik rank spearman.
Hasil penelitian menunjukkan 39 responden diketahui bahwa responden mendapatkan dukungan sosial keluarga cukup sejumlah 35 (89,7 %), responden mendapatkan dukungan sosial keluarga kurang sejumlah 4 (10,3 %) dan fungsi kognitif sedang 10 (25,6%) responden, fungsi kognitif berat 29 (74,4 %) responden dengan hasil uji rank spearman dengan nilai p=0,016.
Kesimpulannya adalah ada hubungan antara dukungan sosial keluarga dengan fungsi kognitif pada lansia di dukuh Kebunturi Desa Katur Kecamatan Gayam Kabupaten Bojonegoro.
Kata kunci : Dukungan sosial keluarga, Fungsi kognitif, Lansia
ABSTRACT
RELATIONSHIP BETWEEN SOCIAL FAMILY SUPPORT WITH
COGNITIVE FUNCTION IN THE ELDERLY
(In the hamlet Kebunturi village of Katur Gayam Bojonegoro)
By :
LUSI RUSTANTI
133210035
The aging process experienced by the elderly leads to problem which isrelated to the development of elderly life both in terms of physical, mental and
psychosocial. Cognitive function is a problem experienced by the elderly where a
person will experience a decrease in the process of thinking, perception, attention,
and memor. Family social support is needed elderly people who experience
changes in cognitive function. The higher social support the family provides will
further inhibit the decline in cognitive function and vice versa.The design of this research used is analytic correlation. The population in
this study is all elderly in Hamlet Kebunturi Village Katur Gayam Bojonegoro. In
this research the sampling technique used is probability sampling with simple
random sampling. Data were collected using questionnaire and mini test of
mental examination by using rank spearman statistic test.The results showed 39 respondents found that respondents get enough social
support family of 35 (89.7%), Respondents get social support of family less 4
(10,3%) and medium cognitive function 10 (25,6%) responder, Weight cognitive
function 29 (74,4%) respondents with rank spearman test result with p = 0,016.The conclusion is there is a relationship between family social support with
cognitive function in elderly in Hamlet Kebunturi Village Katur Gayam District
Bojonegoro District.Keywords: Family social support, Cognitive function, Elderly
DAFTAR ISI
.......................................................................................................... SAMPUL LUAR i SAMPUL DALAM .....................................................................................................ii
LEMBAR PERSETUJUAN ..................................................................................... iii ...................................................................................... iv
LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................................... LEMBAR PERNYATAAN
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................................ vii
......................................................................................................................... viiiMOTTO ....................................................................................................... ix
PERSEMBAHAN ................................................................................................ xi
KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... ABSTRAK
xii
................................................................................................................. xiv DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL ....................................................................................................... xviii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................. xix
..............................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN
xx
....................................................... xxi DAFTAR LAMBANG DAN SINGKATAN
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ..........................................................................................
1 .....................................................................................
1.2 Rumusan Masalah 3 1.3 Tujuan Penelitian ......................................................................................
3 1.3.1 Tujuan Umum ..............................................................................
3 .............................................................................
1.3.2 Tujuan Khusus
3
1.4.2 Praktis ............................................................................................
2.3.4 Sumber- Sumber Dukungan Sosial .........................................
22 2.3 Konsep Dasar Dukungan Sosial Keluarga ...........................................
22
2.3.1 Pengertian ....................................................................................
22
2.3.2 Bentuk Dukungan Sosial Keluarga .........................................
23
2.3.3 Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Dukungan sosial Keluarga
24
27
20
2.3.5 Konsep Keluarga ........................................................................
28
2.3.6 Tipe Keluarga ..............................................................................
28 2.3.7 Dukungan Keluarga ...................................................................
29
2.3.8 Peran Anggota Keluarga Terhadap Lansia ...........................
30
2.3.9 Peran Keluarga dalam Perawatan Lansia ..............................
30
2.3.10 Manfaat Dukungan Keluarga ....................................................
2.2.5 Pengukuran Fungsi Kognitif ....................................................
2.2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Fungsi Kognitif ..........
4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
7
2.1 Konsep Dasar Lansia ...............................................................................
5
2.1.1 Definisi .........................................................................................
5
2.1.2 Batasan-batasan Umur Lanjut Usia ........................................
5
2.1.3 Karakteristik Lansia ...................................................................
6
2.1.4 Tugas Perkembangan Lansia ...................................................
6 2.1.5 Tipe Lansia ..................................................................................
2.1.6 Teori-Teori ProsesMenua .........................................................
18
8
2.1.7 Perubahan-Perubahan yang Terjadi pada Lansia .................
11 2.1.8 Masalah pada Lansia ..................................................................
15
2.2 Fungsi Kognitif .........................................................................................
17
2.2.1 Pengertian ....................................................................................
17
2.2.2 Kognitif pada Lansia ..................................................................
17 2.2.3 Manifestasi Gangguan Fungsi Kognitif .................................
31
BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL 3.1 Kerangka Konseptual ..................................................................
33 3.2 Hipotesis.....................................................................................
34 BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian ........................................................................
35 4.2 Waktu dan Tempat Penelitian .....................................................
36 4.2.1 Waktu Penelitian .............................................................
36 4.2.2 Tempat Penelitian ...........................................................
36 4.3 Populasi, Sampel dan Sampling ..................................................
36 4.3.1 Populasi penelitian ..........................................................
36 4.3.2 Sampel Penelitian ............................................................
36 4.3.3 Sampling .........................................................................
37 4.4 Kerangka Kerja ...........................................................................
38 4.5 Identifikasi Variabel ...................................................................
39 4.5.1 Variabel Independen .......................................................
39 4.5.2 Variabel Dependen ..........................................................
39 4.6 Definisi Operasional ...................................................................
39 4.7 Pengumpulan Data dan Analisa Data ..........................................
41 4.7.1 Alat atau Instrumen Penelitian .........................................
41 4.7.2 Uji Validitas ....................................................................
42 4.7.3 Uji Reliabilitas ................................................................
43 4.7.4 Prosedur Penelitian..........................................................
44 4.7.5 Teknik Pengolahan Data..................................................
44 4.7.6 Analisa Data....................................................................
49 4.8 Etika Penelitian ...........................................................................
52 BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian ...........................................................................
53 5.2 Pembahasan ................................................................................
57
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................................................
6.1 Kesimpulan 64 ............................................................................................................
6.2 Saran
64 DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Tabel 4.2Definisi Operasional Hubungan Dukungan Sosial Keluarga dengan Fungsi Kognitif Pada Lansia di Dukuh Kebunturi Desa Katur Kecamatan Gayam Kabupaten
40 Bojonegoro ........................................
Kriteria Koefisien Korelasi Menurut Guilford
2. Tabel 4.3
3. Tabel 5.1 Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin di Dukuh Kebunturi Desa
54 Katur Kecamatan Gayam Kabupaten Bojonegoro
4. Tabel 5.2 Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan umur di Dukuh Kebunturi Desa Katur
54 Kecamatan Gayam Kabupaten Bojonegoro
5. Tabel 5.3 Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan pendidikan di Dukuh Kebunturi Desa
54 Katur Kecamatan Gayam Kabupaten Bojonegoro
6. Tabel 5.5 Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan pekerjaan di Dukuh Kebunturi Desa
55 Katur Kecamatan Gayam Kabupaten Bojonegoro
7. Tabel 5.6 Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan dukungan sosial keluarga di Dukuh Kebunturi Desa Katur Kecamatan Gayam Kabupaten
56 Bojonegoro
8. Tabel 5.7 Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan fungsi kognitif lansia di Dukuh Kebunturi Desa Katur Kecamatan Gayam Kabupaten
56 Bojonegoro
9. Tabel 5.8Tabulasi silang hubungan dukungan sosial keluarga dengan fungsi kognitif pada lansia di Dukuh Kebunturi Desa Katur Kecamatan Gayam Kabupaten
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Hubungan Dukungan Sosial Keluarga dengan Fungsi Kognitif di Dukuh Kebunturi
Desa Katur Kecamatan Gayam Kabupaten Bojonegoro .................................................................................
33
2. Gambar 4.1 Karangka Kerja Penelitian Hubungan Dukungan Sosial Keluarga dengan Fungsi Kognitif pada Lansia di Dukuh Kebunturi Desa Katur Kecamatan Gayam Kabupaten Bojonegoro .............................................
38
DAFTAR LAMPIRAN
: Surat permohonan menjadi responden
Lampiran 1
: Surat persetujuam responden
Lampiran 2 Lampiran 3 : Kisi-kisi kuesioner dukungan sosial keluarga Lampiran 4 : Kisi-Kisi Tes Mini Mental Stase Examination Lampiran 5 : Kuesioner dukungan sosial keluarga Lampiran 6 : Pemeriksaan MMSE Lampiran 7 : Tabulasi data umum Lampiran 8 : Tabulasi data khusus Lampiran 9 : Dukungan sosial keluarga dengan fungsi kognitif Lampiran 10 : Uji statistik Lampiran 11 : Jadwal kegiatan penelitian Lampiran 12 : Lembar pernyataan perpustakaan Lampiran 13 : Surat keterangan pre survey data, studi pendahuluan, dan penelitian Lampiran 14 : Surat keterangan izin studi pendahuluan dan penelitian Lampiran 15 : Lembar konsultasi Lampiran 16 : Lembar bebas plagiasi
DAFTAR LAMBANG DAN SINGKATAN
1. Daftar Lambang
1. H1 : hipotesis alternatif 2. n : besar sampel
3. N : jumlah populasi 4. d : error level/tingkat kesalahan 5.
≤ : lebih kecil 6.
≥ : lebih besar
7. R : korelasi 8. X : skor pernyataan
9. Y : skor total 10.
XY : skor pernyataan dikalikan skor total 11. α
: alpha 12. r : reliabilitas 13. k : jumlah butir soal 14. 2 : skor varian setiap butir pertanyaan 15. 2 : total varian 1 16.
∑
: jumlah skor yang diperoleh
17. P : presentasi
18. F : frekuensi teramati
19. N : skor maksimal
2. Daftar Singkatan STIKES
ICME WHO LSM MMSE : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan : Insan Cendekia Medika : Word Health Organisation : Lembaga Swadaya Masyarakat : Mini Mental Stase Examination
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dukungan keluarga sangat berperan dalam memotivasi seseorang untuk melakukan suatu kegiatan, seperti dukungan moral dan material ( Sarwono, 2003).
Lansia yang mendapat dukungan dari keluarganya merupakan hal yang sangat penting, karena lansia beranggapan bahwa keberadaannya diperhatikan oleh keluarganya (Purnama, 2004). Penuaan yang terjadi pada lansia membutuhkan proses sepanjang hidup tidak hanya dimulai dari satu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan (Padila, 2013). Proses menua yang dialami lansia mengakibatkan masalah yang berkaitan dengan perkembangan kehidupan lansia baik dari segi fisik, mental maupun psikososialnya. Masalah yang sering terjadi pada lansia berkaitan dengan fungsi kognitifnya, diantaranya lansia sering mengalami kesulitan dalam mengingat, atau menyelesaikan masalah. Seiring bertambahnya usia seseorang, maka kemampuan fisik juga akan semakin menurun yang menyebabkan lansia mengalami masalah penurunan pada fungsi kognitifnya. Dukungan sosial keluarga sangat penting bagi lansia untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari.
Menurut WHO (Organisasi kesehatan dunia) pada tahun 2012 prevalensi gangguan fungsi kognitif pada lansia diperkirakan mencapai 121 juta manusia, dengan komposisi 5,8% pada laki-laki dan 9,5% pada perempuan. Di Indonesia kognitif seperti demensia (Lanawati, 2015). Gangguan status kognitif cepat meluas pada usia lanjut dan diperkirakan pada tahun 2050 akan mengalami peningkatan kurang lebih 14 juta penderita gangguan kognitif (Muttaqin, 2008). Berdasarkan studi pendahuluan pada tanggal 5 Maret 2017, di Dukuh Kebunturi Desa Katur Gayam Bojonegoro terhadap 8 lansia dengan usia 70 tahun ke atas didapatkan bahwa lansia sering mengalami lupa saat menaruh barangnya sendiri, lupa hari, tanggal bahkan sering lupa dengan apa yang baru dibicarakan. Hasil wawancara dari 8 lansia menyatakan bahwa didapatkan 5 keluarga lansia tidak pernah mengingatkan jadwal posyandu dan tidak pernah mengantar lansia keposyandu sedangkan 3 keluarga lainnya mendukung lansia untuk mengikuti posyandu lansia setiap bulannya.
Fungsi kognitif merupakan masalah yang dialami oleh lansia dimana seseorang akan mengalami penurunan pada proses berfikir, persepsi, perhatian, dan memorinya. Beberapa faktor yang mengalami fungsi kognitif pada lansia diantaranya umur, jenis kelamin, pekerjaan, aktifitas, stroke dan diabetes mellitus (Suwita, 2016). Masalah yang terjadi pada fungsi kognitif pada lansia meliputi berkurangnya kemampuan fungsi intelektual dan berkurangnya efisiensi transmisi sel saraf di otak yang menyebabkan proses informasi menjadi lambat, serta banyak informasi yang hilang selama transmisi. Penurunan menyeluruh pada fungsi sistem saraf pusat dipercaya sebagai konstributor utama terjadinya perubahan dalam kemampuan kognitif (Setiati, 2009). Dukungan sosial keluarga sangat dibutuhkan lansia yang mengalami perubahan pada fungsi kognitifnya. Semakin tinggi dukungan sosial keluarga yang diberikan akan semakin dukungan sosial akan semakin mempercepat penurunan fungsi kognitif (Lusiati, 2014).
Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi perubahan pada fungsi kognitif lansia, salah satunya dengan memberikan dukungan sosial keluarga. Adapun dukungan sosial keluarga yang dapat dilakukan meliputi memberikan perhatian dan mampu mendampingi lansia yang membutuhkan bantuan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan keluarga selalu mengingatkan pada lansia tentang kegiatannya, agar lansia yang mengalami perubahan fungsi kognitifnya mampu mengingat atau mengerjakan kegiatannya tanpa bantuan orang lain. Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk meneliti tentang “Hubungan dukungan sosial keluarga dengan fungsi kognitif pada lansia di Dukuh Kebunturi Desa Katur Kecamatan Gayam Kabupaten Bojonegoro.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut “ Apakah ada hubungan dukungan sosial keluarga dengan fungsi kognitif pada lansia?”.
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum Menganalisis hubungan dukungan sosial keluarga dengan fungsi kognitif pada lansia.
Tujuan Khusus
1.3.2 a. Mengidentifikasi dukungan sosial keluarga pada lansia.
b. Mengidentifikasi fungsi kognitif pada lansia. c. Menganalisis hubungan dukungan sosial keluarga dengan fungsi kognitif pada lansia.
1.4 Manfaat Penelitian
Teoritis
1.4.1 Diketahuinya fungsi kognitif pada lansia dengan dukungan sosial keluarga dapat digunakan sebagai dasar penelitian selanjutnya dalam bidang gerontologi.
1.4.2 Praktis Diharapkan penelitian ini dapat memberikan tambahan pengetahuan tentang fungsi kognitif baik dari fisik, mental maupun psikososialnya pada usia lanjut dan dapat memberikan masukan kepada keluarga agar dapat lebih memberikan dukungan sosial kepada lansia di Dukuh Kebunturi Katur Gayam Bojonegoro.
Sebagai tambahan literatur bagi peneliti selanjutnya dan sebagai bahan acuan perbandingan apabila ada peneliti yang ingin melakukan penelitian dengan judul yang sama atau ingin mengembangkan penelitian ini lebih lanjut.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Konsep dasar Lansia
2.1
2.1.1. Definisi
Menurut Word Health Organisation (WHO) dan Undang-Undang No 13 Tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia pada pasal 1 ayat 2 yang menyebutkan bahwa umur 60 tahun adalah usia permulaan tua. Menua bukanlah suatu penyakit akan tetapi merupakan proses yang berangsur-angsur mengakibatkan perubahan yang kumulatif dan menurunnya proses daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam dan luar tubuh yang berakhir dengan kematian.
Menua merupakan suatu keadaan yang terjadi didalam kehidupan manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup yang tidak hanya dimulai dari satu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan. Menjadi tua merupakan proses alamiah yang berarti seseorang telah melalui tahap-tahap kehidupannya, yaitu neonates, toddler, pra sekolah, sekolah, remaja, dewasa dan lansia (Padila, 2013).
2.1.2. Batasan-batasan Umur Lanjut Usia
Batasan
- – batasan umur lansia dari pendapat beberapa ahli yang dikutip dari Padila (2013) :
2. Lanjut usia (elderly) usia 60-74 tahun
3. Lanjut usia tua (old) usia 75-90 tahun
4. Usia sangat tua (very old) usia >90 tahun
b) Menurut burnise (1979)
1. Young old (usia 60-69 tahun)
2. Middle age old (usia 70-79 tahun)
3. Old-old (usia 80-89 tahun) 4. Very old (usia >90 tahun).
2.1.3. Karakteristik Lansia
Menurut Budi Anna Keliat (1999), (dalam Padila, 2013) lansia memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Berusia lebih dari 60 tahun (sesuai dengan pasal 1 ayat (2) UU No.13 tentang kesehatan)
2. Kebutuhan dan masalah yang bervariasi dari rentang sehat sampai sakit, dari kebutuhan biopsikososial sampai spiritual, serta dari kondisi adaptif hingga kondisi maladptif.
3. Lingkungan tempat tinggal yang bervariasi.
2.1.4. Tugas Perkembangan pada Lansia
Menurut Padila (2013) tugas perkembangan lansia adalah sebagai berikut :
1. Tugas mempersiapkan diri untuk kondisi yang menurun
2. Mempersiapkan diri untuk pensiun
5. Melakukan penyesuaian terhadap kehidupan sosial atau masyarakat secara santai
6. Mempersiapkan diri untuk kematiaannya dan kematian pasangan
2.1.5. Tipe Lansia
Tipe lansia bergantung pada karakter, pengalam hidup, lingkungan, kondisi, mental, sosial, dan ekonominya (Nugroho,2000) dikutip (dalam Padila, 2013).
Tipe lansia diantaranya:
1. Tipe arif bijaksana Kaya dengan hikmah, menyesuaikan diri dengan perubahan zaman, mempunyai kesibukan, pengalaman, rendah hati, sederhana, dermawan, menjadi undangan dan menjadi panutan.
2. Tipe mandiri Mengganti kegiatan yang hilang dengan yang baru, selektif, dalam mencari pekerjaan, bergaul dengan teman, dan memenuhi undangan.
3. Tipe tidak puas Konflik lahir batin menentang proses penuaan sehingga menjadi pemarah, tidak sabar, mudah tersinggung, sulit dilayani, pengkritik dan banyak menuntut.
4. Tipe pasrah Menerima dan menunggu nasib baik, mengikuti kegiatan agamadan melakukan pekerjaan apa saja.
5. Tipe bingung
2.1.6. Teori-teori Proses Menua
a) Teori biologis Teori yang merupakan teori biologis adalah sebagai berikut:
1) Teori jam genetic Menurut Hay ick (1965), secara genetic sudah terprogram bahwa material didalam inti sel dikatakan bagaikan memiliki jam genetis terkait dengan frekuensi mitosis. Teori ini didasarkan pada kenyataan bahwa spesies- spesies tertentu memiliki harapan hidup (life span) yang tertentu pula.
Manusia yang memiliki rentang kehidupan maksimal sekitar 110 tahun, sel- sel diperkirakan hanya mampu merubah sekitar 50 kali, sesudah itu akan mengalami deteriorasi.
Teori cross-linkage (rantai silang)
Kolagen yang merupakan unsur penyusunan tulang diantara susunan molecular, lama-kelamaan akan meningkat kekakuannya (tidak elastis).
Hal ini disebabkan oleh karenasel-sel yang sudah tua dan reaksi kimianya
menyebabkan jaringan yang sangat kuat.
Teori radikal bebas
Radikal bebas merusak membran sel yang menyebabkan kerusakan dan
kemunduran secara fisik.
Teori genetik
Menurut teori ini, menua telah terprogram secara genetic untuk spesies deprogram oleh moleku-molekul/DNA dan setiap sel pada saatnya akan mengalami mutasi
Teori immunologi
Didalam proses metabolisme tubuh, suatu saat diproduksi suatu zat tertentu. Ada jaringan tubuh tertentu yang tidak dapat tahan terhadap zat tersebut sehingga jaringan tubuh menjadi lemah. System imun menjadi
kurang efektif dalam mempertahankan diri, regulasi dan responsibilitas.
Teori stress-adaptasi
Menua terjadi akibat hilangnya sel-sel yang biasa digunakan tubuh.
Regenerasi jaringan tidak dapat mempetahankan kestabilan lingkungan internal, kelebihan usaha dan stress menyebabkan sel-sel tubuh lelah
terpakai.
Teori wear and tear (pemakaian dan rusak)
Kelebihan usaha dan setress menyebabkan sel-sel tubuh (terpakai).
b. Teori psikososial
Teori integritas Teori perkembangan ini mengidentifikasi tugas-tugas yang harus dicapai dalam tiap tahap perkembangan. Tugas perkembngan terakhir merefleksikan kehidupan seseorang dan pencapaiannya. Hasil akhir dari pencapaiannya. Hasil akhir dari penyelesaiaan konflik antara intregitas ego dan keputusan adalah kebebasan.
Teori stabilitas personal
Kepribadian seseorang terbentuk pada masa kanak-kanak dan tetap bertahan secara stabil. Perubahan yang radikal pada usia tua bisa jadi
mengidentifikasi penyakit otak.
c. Teori sosiokultural
Teori pembebasan (disengagement theory)
Teori ini menyatakan bahwa dengan bertambahnya usia, seseorang berangsur-angsur mulai melepaskan diri dari kehidupan sosialnya, atau menarik diri dari pergaulan sekitarnya. Hal ini mengakibatkan interaksi sosial lanjut usia menurun, sehingga sering terjadi kehilangan ganda meliputi : kehilangan peran,hambatan kontak sosial dan berkurangnya
komitmen.
Teori aktifitas
Teori ini menyatakan bahwa penuaan yang sukses tergantung dari bagaimana seorang usia lanjut merasakan kepuasan dalam beraktifitas dan mempertahankan aktifitas tersebut selama mungkin. Adapun kualitas aktifitas tersebut lebih penting dibandingkan kuantitas aktifitas yang
dilakukan.
d. Teori konsekuensi fungsional Teori ini mengatakan tentang konsekuensi fungsional usia lanjut yang berhubungan dengan perubahan-perubahan karena usia dan factor resiko
2.1.7. Perubahan-perubahan yang Terjadi Pada Lansia
Menurut Padila (2013), menjadi tua akan mengalami perubahan menyeluruh baik dari segi fisik, sosial, mental dan moral spiritual.
1. Perubahan Fisik/Biologis Secara umum menua ditandai dengan kemunduran gejala-gejala fisik dan biologis yaitu kulit mulai mengendur dan wajah mulai keriput serta garis-garis yang menetap, rambut kepala mulai memutih, gigi mulai ompong, penglihatan dan pendengaran berkurang, mudah lelah, mudah jatuh, mudah terserang penyakit, nafsu makan menurun, penciuman mulai berkurang, gerakan menjadi lamban, kurang lincah dan pola tidur berubah.
a. Perubahan sel Jumlahnya lebih sedikit dan ukurannya lebih besar, berkurangnya cairan tubuh dan cairan intraseluler, proporsi protein otak menurun, dan jumlah sel otak menurun serta mekanisme perbaikan sel terganggu
b. Perubahan sistem kardiovaskuler Menurunnya elastisitas arteri dan aorta sehingga menyebabkan peningkatan tekanan darah pada lansia, penyempitan pembuluh darah jantung sehingga aliran darah menuju jantung terganggu, perubahan struktural dan fungsional jantung pada proses penuaan menyebabkan rawan terjadinya disritmia atrial dan ventricular, lemak sub edoicard menurun, dan Respon baroreseptor menurun. c. Perubahan sistem respirasi Gerakan pernafasan dangkal,sesak dan lemah. Terjadi penumpukan gas pada laveolus, volume dan kapasitas paru menurun serta gangguan transportasi gas.
d. Perubahan sistem gastrointestinal Terjad atropi mukosa, atropi sel kelenjar, sel parietal dan sel chief sehingga menyebabkan sekresi asam lambung, pepsin, dan faktor intrinsik berkurang.
Ukuran lambung pada lansia menjadi lebih kecil, sehingga daya tempung makanan menjadi lebih berkurang. Proses perubahan protein menjadi pepton terganggu, karena sekresi asam lambung berkurang dan rasa lapar juga berkurang.
e. Perubahan sistem muskuloskeletal Terjadi penurunan kekuatan otot yang disebabkan oleh penurunan massa otot (atropi otot). Ukuran otot mengecil dan penurunan massa otot lebih banyak terjadi pada eksremitas bawah serta kekuatan otot ekstremitas bawah berkurang sebesar 40% antara usia 30 sampai 80 tahun. Density tulang menurun, makin rapuh dan terjadinya osteoporosis. Rentan terserang penyakit persendian, sendi menjadi kaku dan mudah merasa nyeri sehingga pergerakan tubuh menjadi lebih lambat.
f. Perubahan sistem sensori (panca indra) Terjadi penurunan ketajaman penglihatan, dan daya akomodasi jarak jauh atau dekat berkurang. Lensa mata kehilangan elastisitas dan kaku, otot penyangga lemah dan kehilangan tonus serta indra pengecap, perasa, penciuman berkurang sensitivitasnya. g. Perubahan sistem integumen Kulit keriput akibat kehilangan jaringan lemak, kulit kering dan kurang keelastisitasannya karena menurunnya cairan dan hilangnnya jaringan adipose.
Kelenjar-kelenjar keringat mulai tak bekerja dengan baik, sehingga tidak begitu tahan terhadap panas dengan temperatur yang tinggi. Kulit pucat dan terdapat bintik-bintik hitam akibat menurunnya aliran darah dan menurunnya sel-sel yang memproduksi pigmen. Menurunnya aliran darah juga menyebabkan penyembuhan luka kurang baik, kuku pada jari tangan dan kaki menjadi tebal dan rapuh serta temperatur tubuh menurun akibat kecepatan metabolisme yang menurun.
h. Perubahan sistem neurologi Berat otak menurun, hubungan persyarafan cepat menurun, lambat dalam respon dan waktu untuk berfikir, kurangnya penglihatan, hilangnya pendengaran, mengecilnya syaraf pencium dan perasa lebih sensitif terhadap perubahan suhu dengan rendahnya ketahanan terhadap dingin, kurang sensitif terhadap sentuhan, reflek tubuh akan semakin berkurang serta terjadi kurang koordinasi tubuh, dan membuat dewasa lanjut menjadi cepat pikun dalam mengingat sesuatu. i. Perubahan sistem genetourinari
Pada lansia yang berusia 65 tahun akan mengalami kelemahan dalam kontrol kandung kemih (urinary incontinence). Incontinence dapat di sebabkan oleh beragam masalah kesehatan, seperti obesitas,konstipasi dan batuk kronik. Otot- otot pengatur fungsi saluran kencing menjadi lemah, frekuensi buang air kecil
50%. Fungsi tubulus berkurang akibatnya kurang kemampusn mengkonsentrasi urin. j. Perubahan sistem endokrin
Hampir semua produksi hormon mengalami penurunan, fungsi paratiroid dan sekresinya tidak berubah, pertumbuhan hormon pituitari ada tetapi lebih rendah dan ahnya ada di pmbuluh darah dan berkurangnya produksi dari ACTH, TSH, FSH dan LH, menurunnya produksi adolsteron, menurunnya sekresi hormon gonads, progesteron, estrogen, dan testosteron, dan defisiensi hormonal dapat menyebabkan hipotiroidisme.
2. Perubahan Mental Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental yaitu perubahan fisik, pendidikan, lingkungan, kesehatan umum, tingkat kecerdasan, kenangan
(Nugroho, 2008).
3. Perubahan Psikososial Pada umumnya setelah orang memasuki lansia maka lansia tersebut akan mengalami penurunan fungsi kognitif dan psikomotornya. Fungsi kognitif meliputi proses belajar, pemahaman, persepsi, pengertian, perhatian dan lain-lain sehingga menyebabkan reaksi dan perilaku, lansia yang semakin lambat.
Sedangkan pada fungsi psikomornya yaitu hal-hal yang berhubungan dengan dorongan kehendak seperti tindakan, koordinasi, gerakan yang berakibat bahwa lansia kurang cekatan. sadar akan merasa dekat dengan kematian, mengalami perubahan cara hidup, lansia akan mengalami perubahan pada ekonominya, merasa kehilangan teman atau keluarganya, berkurangnya kekuatan, adanya penyakit kronis dan ketidakmampuan, terjadiya perubahan gambaran diri, dan perubahan konsep diri (Nugroho, 2008) dikutip (dalam Kurniantaka, 2016).
4. Perubahan Spiritual Menurut Nugroho (2008) dalam Kurniantaka (2016) perubahan spiritual antara lain yaitu : a. Agama atau kepercayaan makin terintregasi dalam kehidupannya
b. Makin matur dalam kehidupan beragama, hal ini terlihat dalam cara berfikirnya dan bertindak sehari-hari c. Perkembangan spiritual menjadi universalizing, perkembangan yang dicapai pada tingkat ini adalah berfikir dan bertindak dengan cara mencintai dan keadilan.
2.1.8. Masalah pada Lansia
Menurut Padila (2013) adapun permasalahan yang berkaitan dengan lanjut usia antara lain : 1) Secara individu, pengaruh proses menua dapat menimbulkan berbagai masalah baik secara fisik-biologi, mental, maupun sosial ekonomis. Dengan semakin lanjut usia sesorang, mereka akan mengalami kemunduran terutama dibidang kemampuan fisik, yang dapat mengakibatkan penurunan gangguan di dalam hal mencukupi kebutuhan hidupnya sehingga dapat meningkatkan ketergantungan yang memerlukan bantuan orang lain.
2) Lanjut usia tidak saja ditandai dengan kemunduran fisik, tetapi dapat pula berpengaruh terhadap kondisi mental. Semakin lanjut usia seseorang, kesibukan sosialnya akan semakin berkurang yang mana akan memngakibatkan berkurangnya intregasi dengan lingkungannya.
3) Pada usia yang telah lanjut, sebagian dari lanjut usia tersebut masih mempunyai kemampuan bekerja. Permasalahan yang mungkin timbul adalah bagaimana memfungsikan tenaga denga kemampuan mereka tersebut di dalam situasi keterbatasan kesempatan kerja.