BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI TVONE DAN TVRI - FISIP Untirta Repository

BAHASA ISYARAT DALAM PROGRAM BERITA TELEVISI DI TVONE DAN TVRI SKRIPSI

  Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi

  Konsentrasi Jurnalistik Program Studi Ilmu Komunikasi

  Disusun oleh : NURKHIKMAH YULIASTUTI NIM. 6662130534 PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA 2017

  

ABSTRAK

Nurkhikmah Yuliastuti. NIM. 6662130534. Skripsi. Translasi Bahasa Isyarat

dalam Program Berita di TVONE dan TVRI. Pembimbing I: Puspita Asri

Praceka, M.I.Kom. Pembimbing II: Ari Pandu Witantra, M.I.Kom

  Informasi menjadi kebutuhan manusia dalam kehidupan sehari

  • – hari, dengan terpenuhinya informasi maka manusia akan lebih banyak menerima pengetahuan dan berita terbaru yang terjadi pada hari ini. Informasi saat ini bisa didapatkan dari berbagai media massa, baik media elektronik, cetak, maupun dalam jaringan (daring). Meskipun media massa disajikan dengan berbagai macam jenis, namun televisi masih menjadi medium nomor 1 di Indonesia yang dipilih masyarakat untuk mendapatkan informasi setiap harinya. Televisi merupakan media yang mempunyai peran besar dalam proses komunikasi dan penyampaian informasi/pesan. Setiap masyarakat Indonesia memiliki hak yang sama dalam menerima informasi, hiburan serta pengetahuan dari televisi. Mudah bagi khalayak dengan berpendengaran normal untuk dapat menerima pesan dari televisi, namun sulit bagi khalayak tunarungu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana kebijakan penggunaan translasi bahasa isyarat, untuk mengetahui proses pelaksanaan translasi bahasa isyarat serta untuk mengetahui bagaimana tanggapan khalayak. Peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif dengan paradigma postpositivisme. Perolehan data penelitian ini berasal dari wawancara, observasi, studi pustaka dan dokumentasi. Hasil penelitian ini yaitu dalam kebijakan pelaksanaan, TVOne menggunakan translasi bahasa isyarat sesuai dengan arahan Komisi Penyiaran Indonesia sedangkan TVRI sesuai dengan perjanjian kontrak dengan Kemensos. Dalam proses pelaksanaan

  petugas translasi diantaranya interpreter, PIT dan tandem menjadi faktor penting dalam keberhasilan menyampaikan pesan kepada khalayak tunarungu.

  Kata Kunci: Televisi, Bahasa Isyarat, Translasi

  

ABSTRACT

Nurkhikmah Yuliastuti. NIM. 6662130534. Thesis. The Translation of Sign

Language in News Program at TVONE and TVRI. Advisor I: Puspita Asri

Praceka, M.I.Kom. Advisor II: Ari Pandu Witantra, M.I.Kom

Information came as human’s need in their daily life. By gaining the information,

human found out the knowledge and the newest news that were currently happening.

Although mass media were presented in various sorts, but television still became the

foremost media at Indonesia that was chosen by public to obtain information in

everyday. Television was a media that played a great role in communication process

and information/message delivery. Each of public owned the same right in receiving

information, entertainment, and knowledge through television. It would be easy for

the public with normal hearing ability to receive message through television, but it

would be quite complicated for the deaf. This reserach was intended to see how the

wisdom for sign language translation use was, to see the process of sign language

translation, and to see the public’s response. This study used a qualitative methods

with the post positivism paradigm. Data collection techniques used researchers

namely interviews, observation, literature study and documentation. The result

inferred that in the wisdom for implementation, TVOne used sign language

translation as Indonesian Broadcasting Commision’s directive, while TVRI used sign

language translation as contractual agreement with social ministry. In

implementation process, translation functionaries such as interpreter, interpreter’s

adviser, and communicator between both of them were the important factors for the

success of message delivery to the deaf.

  Keywords: Television, Sign Language, Translasion

KATA PENGANTAR

  Assalamualaikum Wr. Wb

  Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan hidayah-Nya Skripsi dengan judul

  “Translasi Bahasa Isyarat dalam Program Berita di TVONE dan TVRI dapat penulis selesaikan dengan baik, tanpa

  menemukan hambatan dan kesulitan yang berarti. Penulisan Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk meraih gelar kesarjanaan strata (S1) pada Program Studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Jurnalistik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya atas bantuan, bimbingan serta dukungan yang telah penulis terima selama penyusunan Skripsi ini kepada : 1.

  Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Ibu Dr. Rahmi Winangsih, M.Si.

  2. Sekretaris Prodi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Bapak Darwis Sagita, M.I.Kom.

  3. Ketua penguji I, Ibu Rahmi Winangsih, M.Si 4.

  Ketua penguji II, Ibu Uliviana Restu, S.Sos, M.I.Kom 5. Ketua Penguji III, Ibu Puspita Asri Praceka, M.I.Kom 6. Dosen Pembimbing I, Ibu Puspita Asri Praceka, S.Sos. M.Ikom., yang dengan penuh kesabaran menghadapi penulis, meluangkan waktu, memberikan penjelasan mengenai hal – hal yang belum penulis pahami, memberikan masukan serta arahan sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

  7. Dosen Pembimbing II Bapak Ari Pandu Witantra, M.I.Kom. yang dengan penuh kesabaran menghadapi penulis, meluangkan waktu, memberikan penjelasan mengenai hal – hal yang belum penulis pahami, memberikan masukan serta arahan sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

  8. Dosen pembimbing akademik, Bapak Muhammad Jaiz, M.Pd 9.

  Seluruh Dosen Prodi Ilmu Komunikasi yang memberikan ilmu selama penulis berada di bangku perkuliahan

  10. Seluruh Staff perpustakaan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang selama ini telah banyak membantu peneliti

  11. Bapak Muhammad Yusuf Produser Eksekutif Pemberitaan selaku informan kunci dalam penelitian ini

  12. Bang Rafli/Abdul Muiz Sutaji S.I.Kom Produser Kabar Pagi TVONE selaku informan kunci dalam penelitian ini

  13. Ibu Simping Purwanti, S.Pd dan Ibu Suminah sebagai Interpreter bahasa isyarat program Indonesia Malam TVRI selaku informan kunci

  14. Bang Frans Susanto Interpreter Bisindo Program Kabar Pagi TVONE selaku informan kunci dalam penelitian ini

  15. Bapak Langgeng Setiawan, A.KS Kepala Seksi Monitoring Evaluasi di Kementerian Sosial Republik Indonesia selaku informan kunci 16. Ibu Dewi Setyarini, M.Si Komisioner KPI Pusat bidang pengawasan isi siaran sebagai informan pendukung

  17. Muhammad Imam khalayak program Indonesia Malam dan Nanda Afrieza

  18. Kedua orang tua penulis Neneng Astinah dan Syarief Muhammad Mabrur yang telah banyak mendo’akan dan memberikan semangat selama ini

  19. Kakak penulis yang tersayang Iis Sofiana dan Yusuf serta Adik penulis Muhammad Azizi Rido Setiawan yang selama ini memberikan semangat serta dukungannya

  20. Teman – Teman terbaik yang selalu memberikan semangat serta menghibur dikala sedih dan lelah selama kuliah, Mike Amalia, Eliana Pratiwi, Resti Nurfadhillah, Richa Rahayu, Siti Novit Wahdah, Agnes Tiurma, Pernita Hestin, Tri Yulia Nengsih, Lestari Eflina, Nopita, Ida Afriyanti, Sardewe.

  21. Keluarga KKM kelompok 36 yang telah memberikan banyak pelajaran hidup serta menjadi bagian tak terlupakan bagi penulis, Teti Sukmawati, Maya Siti Humaeroh, Fitri Chairunnisa, Siti Kurniasari, Luli Kholifah, Rochmat Fauza R, Achmad Dicky S, Algi Firmansah, M. Fazri Aprilianto, serta seluruh masyarakat Desa Gunungcupu Kampung Kadulomber.

  22. Keluarga besar organisasi FISIP UNTIRTA (LPM ORANGE dan Fosmai) yang telah memberikan banyak ilmu dan pelajaran untuk penulis

  23. Teman – teman ilmu komunikasi angkatan 2013 24.

  Serta pihak – pihak yang tidak dapat penulis sebut namanya satu persatu yang telah membantu penulis selama ini Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, maka segala kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan. Semoga penelitian ini dapat berguna bagi kita semua.

  Serang, 2017 Nurkhikmah Yuliastuti

  DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL PERNYATAAN ORISINALITAS ……………………………………….... i

  LEMBAR PERSETUJUAN ……………………………………….............. ii

  LEMBAR PENGESAHAN ……………………………………………….... iii ABSTRAK ………………………………………………………………...... iv ABSTRACK

  ………………………………………………………………... v KATA PENGANTAR ……………………………………………………… vi DAFTAR ISI ……………………………………………………………….. ix DAFTAR TABEL

  ………………………………………………………….. xii DAFTAR GAMBAR

  ……………………………………………………..... xiii

  BAB I PENDAHULUAN

  1.1 Latar Belakang Masalah ……………………………………….….... 1

  1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………….. 8

  1.3 Identifikasi Masalah ………………………………………………... 8

  1.4 Tujuan Penelitian …………………………………………............... 9

  1.5 Manfaat Penelitian ………………………………………………..... 9

  BAB II KAJIAN TEORITIS

  2.1 Komunikasi Massa ……………………………………..…….......... 11

  2.1.1 Karakteristik Komunikasi Massa ………………………........ 13

  2.2 Televisi ………………………………………………..............…… 15

  2.2.1 Karakteristik Televisi ...………………………....………....... 17

  2.3 Kebijakan Penggunaan Translasi Bahasa Isyarat ….……..…….... 19

  2.4 Proses Pelaksanaan Translasi Bahasa Isyarat …………………….... 19

  2.5 Khalayak .…………...………………………………………...……. 19

  2.6 Translasi Bahasa Isyarat ………...…………………………........... 20

  2.6.1 Sistem Isyarat Bahasa Indonesia …………………………...… 22

  2.6.2 Bahasa Isyarat Indonesia (Bisindo) …...……………………. 23

  2.7 Program Siaran …...…………………………………...….............. 23

  2.8 Kerangka Berfikir …...…………………………………...……….. 24

  2.9 Penelitian Terdahulu …...…………………………………...…….. 25

  BAB III METODOLOGI PENELITIAN

  3.1 Metode Penelitian ………………………………………………… 30

  3.2 Paradigma Penelitian ……………………………………………... 31

  3.3 Ruang Lingkup Penelitian ……………………………………....... 32

  3.4 Lokasi Penelitian …………………………………………………. 32

  3.5 Instrumen Penelitian …………………………………………....… 33

  3.6 Informan Penelitian ………………………………………………. 36

  3.7 Teknik Pengumpulan Data ………………….……….…...…….… 37

  3.8 Tekni k Analisis Data ……………………………………………... 41

  3.9 Jadwal Penelitian …………………………...…………………….. 42

  BAB IV HASIL PENELITIAN

  4.1 Deskripsi Objek Penelitian …………….........……………….…… 43

  4.1.1 TV One ................................................................................... 43

  4.1.2 Televisi Republik Indonesia ................................................... 44

  4.1.3 Translasi Bahasa Isyarat ......................................................... 45

  4.2 Deskripsi Informan Penelitian ………………...…………..……… 48

  4.3.1 Kebijakan Penggunaan Translasi Bahasa Isyarat …….…….. 60

  4.3.2 Proses Pelaksanaan Translasi Bahasa Isyarat ………………. 72

  4.3.3 Tanggapan Khalayak tentang Penggunaan Translasi Bahasa Isyarat di Televisi ............................................................................ 90

  4.4 Pembahasan ..................................................................................... 94

  4.4.1 Translasi bahasa isyarat dalam program berita di TVOne dan TVRI ............................................................................................... 94

  BAB V PENUTUP

  5.1 Simpulan ……………………………………...…………............... 100

  5.2 Saran ……………………………………...…………...........…….. 101

  5.2.1 Saran Praktis ……………………………………...……........ 102

  5.2.2 Saran Teoritis ……………………………………...………... 103

  DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………….… 104

  LAMPIRAN ……..…………………………………………….…………. 108

  DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 .............................................................................................................. 28Tabel 3.1 .............................................................................................................. 36Tabel 3.2 .............................................................................................................. 36Tabel 3.3 .............................................................................................................. 42

  

DAFTAR GAMBAR

  Halaman

Gambar 1.1 .......................................................................................................... 6Gambar 2.1 .......................................................................................................... 25Gambar 2.2 .......................................................................................................... 28Gambar 4.1 .......................................................................................................... 51Gambar 4.2 .......................................................................................................... 52Gambar 4.3 .......................................................................................................... 53Gambar 4.4 .......................................................................................................... 54Gambar 4.5 .......................................................................................................... 55Gambar 4.6 .......................................................................................................... 56Gambar 4.7 .......................................................................................................... 57Gambar 4.8 .......................................................................................................... 58Gambar 4.9 .......................................................................................................... 59Gambar 4.10 ........................................................................................................ 62Gambar 4.11 ........................................................................................................ 66Gambar 4.12 ........................................................................................................ 66Gambar 4.13 ........................................................................................................ 73Gambar 4.14 ........................................................................................................ 75Gambar 4.15 ........................................................................................................ 81Gambar 4.16 ........................................................................................................ 83Gambar 4.17 ........................................................................................................ 84Gambar 4.18 ........................................................................................................ 86Gambar 4.19 ........................................................................................................ 89

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

  Informasi dan komunikasi merupakan hal yang penting bagi kehidupan manusia. Informasi menjadi kebutuhan yang diperlukan manusia dalam kehidupan sehari

  • – hari, dengan terpenuhinya informasi maka manusia akan lebih banyak menerima pengetahuan baru dalam hidupnya maupun mendapatkan berita terbaru yang terjadi pada hari ini. Informasi, kini telah menjadi suatu kebutuhan dasar bagi manusia. Informasi menjadi perangkat dasar yang digunakan seseorang untuk mengetahui segala sesuatu dalam hal pengembangan potensi dirinya dalam segala

  1

  aspek kehidupan. Informasi saat ini bisa didapatkan dari berbagai media massa, baik media elektronik, cetak, maupun dalam jaringan (daring). Meskipun media massa disajikan dengan berbagai macam jenis, namun televisi masih menjadi medium

  • – nomor 1 di Indonesia yang dipilih masyarakat untuk mendapatkan informasi sehari harinya. Dikutip dasebuah lembaga penghitung rating televisi pada pukul 08:34 WIB (14/03) :

  “Konsumsi media di kota-kota baik di Jawa maupun Luar Jawa menunjukkan

  bahwa Televisi masih menjadi medium utama yang dikonsumsi masyarakat

1 Nadia Wasta Utami. 2015. Gelapnya akses difabel bagi difabel dalam gemerlap era digitalisasi.

  Indonesia (95%), disusul oleh Internet (33%), Radio (20%), Suratkabar

  2 (12%), Tabloid (6%) dan Majalah (5%).”

  Televisi merupakan media yang mempunyai peran besar dalam proses penyampaian informasi/pesan serta melakukan komunikasi. Televisi berperan aktif bagi kelangsungan serta perkembangan pengetahuan dan sikap masyarakat karena menjadi sarana informasi, edukasi, hiburan, politik, kebudayaan dan lain sebagainya.

  Mudahnya media televisi dalam menyampaikan sebuah informasi karena televisi memiliki keunggulan dalam audio visual, sehingga tayangan yang disajikan akan jauh lebih mudah dipahami dan mudah ditiru oleh penonton.

  Setiap masyarakat Indonesia memiliki hak yang sama dalam menerima informasi, hiburan serta pengetahuan. Namun bagaimana jika terdapat masyarakat Indonesia yang tidak bisa menerima informasi dengan baik dari medium nomor 1 di Indonesia. Sangat mudah bagi masyarakat dengan berpendengaran normal yang tidak memiliki keterbatasan fisik untuk dapat menerima tayangan dari televisi, Namun bagaimana dengan masyarakat yang memiliki keterbatasan fisik seperti penyandang tunarungu. Tentu khalayak tunarungu sangat sulit untuk dapat menerima dan memahami informasi yang disajikan dalam program televisi. Sudah disebutkan diatas bahwa setiap masyarakat Indonesia memiliki hak yang sama untuk menerima informasi tanpa terkecuali, seperti yang tertuang dalam Undang 2

  • – Undang No.32

  

Nielsen. 2014. Konsumsi Media Lebih Tinggi Di Luar Jawa. diakses pada hari Selasa, 14 Maret 2017 Tahun 2002 pasal 39 ayat (3) tentang penyiaran yang berbunyi :

  “Bahasa isyarat dapat digunakan dalam mata acara tertentu untuk khalayak tuna rungu”

  Bunyi pasal diatas menandakan bahwa bahasa isyarat atau SIBI (Sistem Isyarat Bahasa Indonesia) yang merupakan bahasa legal keluaran pemerintah untuk translasi program siaran di televisi bagi penyandang tuna rungu) dan Bisindo seharusnya dapat digunakan dalam berbagai program di televisi yang tentunya memiliki nilai informasi, edukasi maupun hiburan. Di Indonesia sendiri jumlah penyandang tunarungu mencapai angka 400 ribu penduduk. Dikutip dari www.kemsos.go.id pada pukul 09.33 WIB (10/04) :

  “Menurut hasil Survey Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) yang dilaksanakan Biro Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2012,jumlah penyandang disabilitas di Indonesia sebanyak 6.008.661 orang. Dari jumlah tersebut sekitar 472.855

  3 orang peny andang disabilitas rungu wicara.”

  Tidak hanya dalam Undang

  • – Undang No. 32 Tahun 2002 saja, namun mengenai hak mendapatkan informasi bagi disabilitas kembali diuraikan dalam Undang – Undang No. 8 Tahun 2016 pasal 24 diantaranya : a.

  Memiliki kebebasan berekspresi dan berpendapat; b. Mendapatkan informasi dan berkomunikasi melalui media yang mudah diakses dan;

3 Kementerian Sosial Republik Indonesia. Pelayanan Penyandang Disabilitas Dalam Menggunakan

  c.

  Menggunakan dan memperoleh fasilitas informasi dan komunikasi berupa bahasa isyarat, braille dan komunikasi argumentatif dalam interaksi resmi.

  Pasal diatas menjelaskan kaum disabilitas (termasuk tunarungu) mendapatkan informasi dan berkomunikasi melalui media yang mudah diakses. Televisi dalam hal ini merupakan media yang mudah diakses karena saat ini rata

  • – rata masyarakat Indonesia memiliki televisi di setiap rumahnya. Selain itu, dalam penggunaannya kita tidak memerlukan biaya yang banyak untuk dapat menggunakan televisi. Berbeda jika kita ingin mengakses informasi melalui media daring yang tentunya harus memiliki gawai (termasuk didalamnya Komputer, Laptop, Handphone) ditambah dengan harus tersedianya internet yang tentunya itu bukanlah hal yang murah untuk dipakai sehari
  • – hari, serta tidak semua golongan masyarakat dapat menggunakan media daring untuk mengakses informasi sehari – hari.

  Media televisi ada di setiap keluarga Indonesia, baik di desa maupun di kota. Televisi merupakan salah satu media massa audio visual yang diasumsikan dapat mempengaruhi pemirsa lewat tayangan acaranya. TV mampu menyampaikan pesan yang seolah langsung antara komunikator (pembawa acara) dengan komunikan (pemirsa). Tayangan acara televisi yang berulang – ulang dapat mempengaruhi

  4

  kehidupan masyarakat. Pasal lain mengenai komunikasi dan informasi Pasal 123 yaitu :

4 Wawan Kuswandi, Komunikasi Massa (analisis interaktif budaya massa), PT Rineka Cipta, Jakarta,

  (1) Pemerintah dan pemerintah daerah wajib menjamin akses atas informasi untuk penyandang disabilitas;

  (2) Akses atas informasi untuk penyandang disabilitas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam bentuk audio visual.

  Berbicara mengenai penyandang tunarungu yang juga memiliki hak yang sama dengan masyarakat lainnya untuk bisa mendapatkan informasi dari televisi, tentu sangat sulit untuk bisa diterima karena masih minimnya penyediaan translasi dalam program siaran televisi. Translasi program siaran merupakan hal yang harus tersedia dalam program televisi, karena dengan adanya translasi program siaran akan memudahkan khalayak tunarungu dalam memahami informasi yang disampaikan program di televisi.

  Sampai pada tahun 2017 dari sejak puluhan tahun lalu berdirinya stasiun televisi swasta nasional Indonesia, translasi program siaran belum banyak digunakan pada program siaran di televisi. Data yang peneliti dapat sampai pada tahun 2014 terdapat 394 stasiun televisi di Indonesia, terdiri dari stasiun televisi lokal maupun nasional. Dikutip dari selingan.klikbekasi.co sebuah portal berita daring pada pukul 16:28 WIB (01/04) :

  “Menurut dewan pers yang pernah melakukan pendataan jumlah stasiun

televisi di Indonesia, jumlah stasiun televisi yang beroperasi sampai 2014 mencapai

  5 394 stasiun 5 televisi. Jumlah yang cukup banyak memang” Selingan Bekasi. Jumlah Stasiun Televisi Di Indonesia Capai 394.

diakses pada Meskipun penggunaan translasi bahasa isyarat masih minim, namun sejak agustus 2017 terjadi peningkatan penggunaan translasi bahasa isyarat. Dari sebelumnya hanya TVRI yang secara konsisten menggunakan translasi bahasa isyarat, lalu disusul oleh ANTV. Sejak Agustus 2017 stasiun televisi swasta sudah mulai menggunakan translasi bahasa isyarat diantaranya Kompas TV, NET TV, Metro TV,Trans7, RCTI, TV One. Berikut ini potongan gambar dari berita dalam program Kabar Pagi yang diunggah TVONE dalam channel youtube pada Kamis, 05 Oktober 2017 :

   Gambar 1.1

Potongan gambar dari video Program Acara Kabar Pagi TVONE

  6 Sumber : Youtube

  Jika dilihat langkah tersebut merupakan langkah positif yang telah dilakukan oleh media untuk kesejahteraan informasi tunarungu. Namun penggunaan translasi bahasa isyarat yang hanya digunakan dalam program berita saja belum cukup bagi khalayak tuna rungu, karena informasi yang dibutuhkan khalayak tunarungu tidak hanya bersumber dari berita, tetapi lebih beragam dari itu. Informasi mengenai budaya, kriminal, keagamaan, dokumenter sampai dengan acara hiburan juga menjadi kebutuhan yang seharusnya dapat disaksikan setiap harinya.

  Dalam hal ini stasiun televisi mempunyai peran besar dalam membantu merealisasikan penggunaan translasi program siaran, karena pihak televisi sendiri yang menggunakan translasi bahasa isyarat untuk setiap programnya. Sudah seharusnya pihak televisi membantu khalayak tunarungu untuk dapat menyaksikan dan menerima informasi, edukasi serta hiburan yang selama ini sulit untuk mereka terima. Sebagai stasiun televisi yang menggunakan frekuensi publik, sudah seharusnya stasiun televisi menyediakan segala kebutuhan (informasi, edukasi dan hiburan) untuk khalayak dengan cara yang mudah untuk digunakan dan diterima.

  Hal tersebut harus diteliti dengan alasan untuk mengetahui bagaimana kebijakan media serta proses penggunaan translasi bahasa isyarat dalam program siaran pada stasiun televisi nasional di Indonesia. Jika dilihat selama ini terdapat beberapa keluhan dari beberapa pihak dari khalayak tunarungu yang menginginkan tersedianya translasi program siaran pada stasiun televisi nasional guna memudahkan penerimaan serta pemahaman dari tayangan televisi yang berisi mengenai informasi, edukasi serta hiburan yang dibutuhkan. Dikutip dari m.jpnn.com pada pukul 10.23 WIB (10/10):

  “Dari Amerika, Surya yang juga seorang tunarungu mengaku kesal karena anak

  • – anak tuli di Indonesia tidak bisa menikmati menonton televisi dalam negeri

  7 karena tidak ada subtitle atau akses bahasa isyarat”

  Peneliti berharap dengan adanya penelitian ini stasiun televisi dan beberapa pihak yang mampu mengubah kebijakan mengenai penggunaan translasi bahasa isyarat dalam program siaran televisi dapat segera merubah kebijakan tersebut sehingga terealisasi translasi program siaran guna terpenuhinya hak informasi penyandang tuna rungu.

  1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan oleh peneliti, maka

  permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :

  

“Bagaimana translasi bahasa isyarat dalam program berita untuk khalayak

tuna rungu di TVOne dan TVRI

  1.3 Identifikasi Masalah 1.

  Bagaimana kebijakan media dalam menggunakan translasi Bahasa isyarat dalam program berita di TVOne dan TVRI?

2. Bagaimana proses pelaksanaan bahasa isyarat dalam program berita di

  TVOne dan TVRI? 3. Bagaimana tanggapan khalayak tuna rungu tentang translasi bahasa isyarat 7 dalam program berita di TVOne dan TVRI?

  

JPNN.Com. Pak Jokowi, Kapan Anak Tunarungu Bisa Menonton Televisi. diakses pada hari Selasa,

10 Oktober 2017 pukul 10:23

1.4 Tujuan Penelitian

  Tujuan penelitian ini untuk : 1.

  Bagaimana kebijakan media dalam menggunakan translasi bahasa isyarat dalam program berita di TVOne dan TVRI?

2. Bagaimana proses pelaksanaan bahasa isyarat dalam program berita di

  TVOne dan TVRI? 3. Bagaimana tanggapan khalayak tuna rungu tentang translasi bahasa isyarat dalam program berita di TVOne dan TVRI?

1.5 Manfaat Penelitian

  1.5.1 Manfaat Teoritis 1.

  Bermanfaat sebagai referensi teoritis untuk perkembangan komunikasi terutama dalam ranah komunikasi massa.

  2. Bermanfaat sebagai rujukan penyelesaian masalah mengenai kelancaran proses komunikasi massa khalayak tuna rungu guna memenuhi kebutuhan informasi melalui televisi.

  1.5.2 Manfaat Praktis

  Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan serta menjadi bahan evaluasi bagi stasiun televisi mengenai penggunaan translasi bahasa isyarat dalam program berita guna terpenuhinya kebutuhan informasi khalayak tuna rungu.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Komunikasi Massa

  Komunikasi massa adalah bentuk komunikasi yang menggunakan saluran (media) untuk menghubungan komunikator dengan komunikan secara massal,

  • – berjumlah banyak, bertempat tinggal jauh, sangat heterogen dan menimbulkan efek

  8

  efek tertentu. Pada dasarnya komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa (media cetak dan elektronik). Sebab, awal perkembangannya saja, komunikasi massa berasal dari pengembangan kata media of mass communication (media komunikasi massa). media massa bentuknya antara lain media elektronik (televise,

  9 radio) media cetak (surat kabar, majalah, tabloid) buku, dan film.

  Joseph A. DeVito merumuskan definisi komunikasi massa yang pada intinya merupakan penjelasan tentang pengertian massa, serta tentang media yang digunakannya. Ia menge mukakan definisinya dalam dua item, yakni “pertama, komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa, kepada khalayak

8 Alo Liliweri, Komunikasi Serba Ada Serba Makna, Jakarta: Prenada Media Grup, 2011, hal 874

  yang luar biasa banyak. Kedua, komunikasi massa adalah komunikasi yang

  10 disalurkan oleh pemancar – pemancar yang audio dan/visual.

  11 Menurut Wright (1956) Komunikasi massa didefinisikan dalam tiga ciri: a.

  Komunikasi massa diarahkan kepada audiens yang relatif besar, heterogen dan anonim.

  b.

  Pesan – pesan yang disebarkan secara umum, sering dijadualkan untuk mencapai sebanyak mungkin anggota audiens secara serempak dan sifatnya sementara.

  c.

  Komunikator cenderung berada atau beroperasi dalam sebuah organisasi yang komplek yang mungkin membutuhkan biaya yang besar.

  Jika diterjemahkan secara bebas bisa berarti, “Pertama, komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa, kepada khalayak yang luar biasa banyaknya. Ini tidak berarti bahwa khalayak meliputi seluruh penduduk atau semua orang yang membaca atau semua orang yang menonton televisi, agaknya ini tidak berarti pula bahwa khalayak itu besar dan pada umumnya agak sukar untuk didefinisikan. Kedua, komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancar – pemancar yang audio dan atau visual. Komunikasi massa barangkali akan

10 Elvinaro Ardianto dan Lukiati Komala Erdinaya, Komunikasi Massa suatu pengantar, Simbiosa

  Rekatama Media, Bandung, 2004, hal 6 lebih mudah dan lebih logis bila didefinisikan menurut bentuknya (televisi,

  12 radio,surat kabar, majalah, film, buku dan pita).

2.1.1 Karakteristik Komunikasi Massa

  Komunikasi massa berbeda dengan komunikasi lainnya, seperti komunikasi

  • – antarpersona dan komunikasi kelompok. Perbedaan itu meliputi komponen komponen yang terlibat di dalamnya, juga proses berlangsungnya komunikasi tersebut. Namun, agar karakteristik komunikasi massa itu tampak jelas, maka pembahasannya perlu dibandingkan dengan komunikasi antarpersona. Karakteristik

  

13

  komunikasi massa adalah sebagai berikut: a.

  Komunikator terlembagakan Dengan mengingat kembali pendapat Wright, bahwa komunikasi massa itu melibatkan lembaga, dan komunikatornya bergerak dalam organisasi yang kompleks. Apabila media komunikasi yang digunakan adalah televisi, tentu akan banyak lagi melibatkan orang, seperti juru kamera (lebih dari satu), juru lampu, pengarah acara, bagian make up, floor manager, dan lain

  • – lain. Selain itu, peralatan yang digunakan lebih banyak serta dana ang diperlukan lebih besar.

12 Nurudin, Pengantar Komunikasi Massa, PT Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2007, hal 12

  b.

  Pesan bersifat umum Komunikasi massa itu bersifat terbuka, artinya komunikasi massa itu ditujukan untuk semua orang dan tidak ditujukan untuk sekelompok orang tertentu. Oleh karenanya, pesan komunikasi massa bersifat umum.

  c.

  Komunikannya anonim dan heterogen Dalam komunikasi massa, komunikator tidak mengenal komunikan (anonim), karena komunikatornya menggunakan media dan tidak bertatap muka. Di samping anonim, komunikan komunikasi massa adalah heterogen, karena terdiri dari berbagai lapisan masyarakat yang berbeda, yang dapat dikelompokkan berdasarkan faktor: usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, latar belakang budaya, agama dan tingkat ekonomi.

  d.

  Media massa menimbulkan keserempakan Kelebihan komunikasi massa dibandingkan dengan komunikasi lainnya, adalah jumlah sasaran khalayak atau komunikan yang dicapainya relatif banyak dan tidak terbatas. Bahkan lebih dari itu, komunikan yang banyak tersebut secara serempak pada waktu yang bersamaan memperoleh pesan yang sama pula.

  e.

  Komunikasi mengutamakan isi ketimbang hubungan Setiap komunikasi melibatkan unsur isi dan unsur hubungan sekaligus. Dalam komunikasi massa, pesan harus disusun sedemikian rupa berdasarkan sistem tertentu dan disesuaikan dengan karakteristik media massa yang akan digunakan.

  f.

  Komunikasi massa bersifat satu arah Karena melalui media massa maka komunikator dan komunikannya tidak dapat melakukan kontak langsung. Komunikator aktif menyampaikan pesan, komunikan pun aktif menerima pesan, namun diantara keduanya tidak dapat melakukan dialog sebagaimana halnya terjadi dalam komunikasi antarpersona.

  g.

  Stimulasi alat indra “Terbatas” Dalam komunikasi massa, stimulasi alat indra bergantung pada jenis media massa. Pada surat kabar dan majalah, pembaca hanya melihat pada radio siaran dan rekaman auditif, khalayak hanya mendengar, sedangkan pada media televisi dan film, kita menggunakan indra penglihatan dan pendengaran.

  h.

  Umpan balik tertunda (Delayed) Efektifitas komunikasi seringkali dapat dilihat dari feedback yang disampaikan oleh komunikan.

2.2 Televisi

  Televisi, merupakan perkembangan medium berikutnya setelah radio yang ditemukan dengan karakternya yang spesifik yaitu audio visual . peletak dasar utama teknologi pertelevisian tersebut adalah Paul Nipkow dari jerman yang dilakukannya pada tahun 1884. Ia menemukan sebuah alat yang kemudian disebut sebagai Jantra Nipkow atau Nipkow Sheibe. Penemuannya tersebut melahirkan electrische atau

  14 televisi elektris.

  Televisi sebagai salah satu media komunikasi massa yang bisa dilihat dan didengar, memang memiliki keistimewaan tersendiri. Tayangan TV mudah diingat.

  Pemirsa TV juga tidak dibatasi pada golongan tertentu. Siapa saja bisa menikmatinya, tanpa ada batas jenis kelamin, usia maupun status sosial ekonominya. Cakupan tayangan televisi jauh lebih luas diabndingkan dengan media lain. Dalam hal ini,

  

15

tayangan televisi harus dilihat secara kritis.

  Televisi merupakan suatu media yang dapat digunakan sebagai sarana terhadap terbentuknya ruang publik, dengan adanya televisi masyarakat tentunya dapat menyalurkan aspirasi, gagasan, dan argumen-argumen mereka terhadap hal-hal

  16

  politik ataupun isu-isu lainnya. Televisi adalah salah satu media hiburan dan informasi yang berkembang pesat di Indonesia dan di dunia. TV menyuguhkan visualisasi yang tidak dapat diberikan media massa lain seperti radio dan surat kabar. Kelebihan ini menyebabkan perkembangan industri media televisi menjadi demand bagi masyarakat pemirsa. Televisi merupakan salah satu media massa yang mempunyai jangkauan komunikasi yang spektakuler dalm sepuluh tahun terakhir ini, 14 karena kekuatannya bukan hanya menyajikan acara dalam bentuk suara dan gambar, 15 Deddy Iskandar, Jurnalistik Televisi, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2003, hlm.4 Wawan Kuswandi, Op.cit., 2008, hal 141 tetapi juga telah melahirkan konsep

  • – konsep tayangan jurnalisme investigasi dalam setiap pemberitaan atau reportasenya. Media televisi mampu menjadi alat untuk

  17 menyelidiki berbagai kasus yang sedang terjadi di masyarakat.

2.2.1 Karakteristik Televisi

  18 Karakteristik media televisi adalah sebagai berikut: a.

  Media pandang dengar (audio-visual) Televisi adalah media pandang sekaligus media dengar. Televisi berbeda dengan media cetak, yang lebih merupakan media pandang. Televisi juga berbeda dengan radio, yang merupakan media dengar. Orang memandang gambar yang ditayangkan di televisi, sekaligus mendengar atau mencerna narasi atau naskah dari gambar tersebut.

  b.

  Mengutamakan gambar Kekuatan televisi terletak lebih pada gambar. Gambar dalam hal ini gambar hidup membuat televisi lebih menarik disbanding media cetak. Narasi atau naskah bersifat mendukung gambar.

  c.

  Mengutamakan kecepatan Jika deadline media cetak 1x 24 jam, deadline atau tenggat televisi bisa disebut setiap detik. Televisi mengutamakan kecepatan. Kecepatan bahkan 17 menjadi salah satu unsur yang menjadikan berita televisi bernilai. Berita

  Wawan Kuswandi, Op.cit., 2008 paling menarik atau menonjol dalam rentang waktu tertentu, pasti akan ditayangkan paling cepat atau paling awal oleh televisi.

  d.

  Bersifat sekilas Jika media cetak mengutamakan dimensi ruang, televisi menguatamakan dimensi waktu atau durasi. Berita televisi bersifat sekilas, tidak mendalam, dan dengan durasi tayang terbatas.

  e.

  Bersifat satu arah Televisi bersifat satu arah, dalam arti pemirsa tidak bisa pada saat itu juga memberi respons balik terhadap berita televisi yang ditayangkan, kecuali pada beberapa program interaktif. Pemirsa hanya punya satu kesempatan untuk memahami berita televisi. Pemirsa tidak bisa, misalnya meminta presenter membacakan ulang kembali berita televisi karena pemirsa tersebut belum memahami atau ingin lebih memahami berita tersebut.

  f.

  Daya jangkau luas Televisi memiliki daya jangkau luas. Ini berarti televisi menjangkau segala lapisan masyarakat, dengan berbagai latar belakang sosial ekonomi. Orang buta huruf tidak mungkin bisa membaca berita media cetak, tetapi ia bisa menonton berita televisi. Siaran atau berita televisi harus dapat menjangkau rata – rata status sosial ekonomi khalayak, masuk ke berbagai strata sosial.

  2.3 Kebijakan Penggunaan Translasi Bahasa Isyarat

  Kebijakan adalah rangkaian konsep dan asas yang menjadi garis besar dan

  19