LAPORAN KULIAH KERJA MEDIA PERAN ASISTEN PRODUKSI DALAM PROGRAM BERITA ”TRANGSANDYAKALA” DI TERANG ABADI TELEVISI

LAPORAN KULIAH KERJA MEDIA PERAN ASISTEN PRODUKSI DALAM PROGRAM BERITA ”TRANGSANDYAKALA” DI TERANG ABADI TELEVISI

Oleh ITA SEPTRIYANA PURWANINGRUM

D1408026

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat guna memperoleh sebutan Ahli Madya bidang Komunikasi Terapan

PROGRAM DIPLOMA III KOMUNIKASI TERAPAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 PROGRAM DIPLOMA III KOMUNIKASI TERAPAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

• Budi Sarwono , selaku coordinator news di Terang Abadi Televisi , memberikan pembimbingan dan arahan selam melaksanakan magang di Terang Abadi Televisi

• Seluruh crew Redaksi Terang Abadi Televisi atas bimbingannya selama

penulis melaksanakan Kuliah Kerja Media di Terang Abadi Televisi • Bapak dan ibuku , yang telah membimbing dengan baik sepanjang hidup • Teman-teman Broadcasting 2008. • Pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu-persatu tetapi secara nyata

telah membantu dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini. Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih memiliki banyak kekurangan, maka penulis mengharapkan saran dan kritik yang menbangun demi kebaikan laporan ini. Demikian Tugas akhir ini dibuat semoga dapt bermanfaat bagi pembaca.

Surakarta, Juni 2011 Penulis,

Ita Septriyana Purwaningrum

MOTTO

¾ Carilah dahulu kerajaan Allah dan kebenaranNya maka semua akan di

tambahkan kepadamu ( Matius 6 : 33 )

¾ Apa yang tidak pernah di lihat mata , dan tidak pernah didengar oleh

telinga , dan yang tidak pernah timbul didalam hati manusia , semua yang disedialan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia (1 korintus 2:9 )

¾ Kesuksesan tidak pernah final , kegagalan tidak pernah fatal ,

keberanianlah yang utama untuk mengubah keadaan demi kemajuan kearah lebih baik …

¾ Kaki yang diawali dengan berdoa di pagi hari , akan menjadi kaki yang

kuat untuk berjalan sepanjang hari.

¾ Belajar dan belajar lagi untuk menjadi yang lebih baik.

PERSEMBAHAN

Penulis mempersembahkan laporan ini kepada :

1. Tuhan Yesus yang sudah memberkati pengerjakan Tugas Akhir

2. Papah, Mama dan Adik tercinta

3. Seluruh Crew TATV khususnya divisi pemberitaan

4. Vincentius Ferrer Sony Heryawan yang telah membantu dalam penyelesain Tugas Akhir

5. Teman-teman broadcast 2008

6. Dan seluruh pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu-persatu

7. Pembaca yang budiman.

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Kuasa atas berkat dan rahmat yang melimpah sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas

Akhir yang berjudul “ PERAN ASISTEN PRODUKSI DALAM PROGRAM BERITA ”TRANGSANDYAKALA” DI TERANG ABADI TELEVISI ”

dengan baik. Penulisan Tugas Akhir ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana peran dan tugas reporter di dalam departemen pemberitaan Terang Abadi Televisi sekaligus untuk melengkapi persyaratan kelulusan program Diploma Tiga Komunikasi Terapan, jurusan Penyiaran guna mendapat sebutan Ahli Madya.

Dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini, penulis tentunya mendapat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Maka dari itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada : • Prof. Drs. H. Pawito, Ph.D selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu

Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta • Drs. A. Eko Setyanto, M.Si, selaku Ketua Jurusan program Diploma III atas

bantuan yang diberikan sehingga kegiatan Kuliah Kerja Media dapat berjalan dengan lancar.

• Drs. Aryanto Budhi M.Si, selaku pembimbing akademik • Chatarina . Henny Dwi Surwati ,S.Sos, M.Si selaku pembimbing penulisan

Tugas Akhir, atas waktu dan kesabarannya serta saran-saran yang diberikan kepada penulis.

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN PERSETUJUAN ii HALAMAN PENGESAHAN iii MOTTO

iv PERSEMBAHAN

v KATA PENGANTAR vi DAFTAR ISI viii

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG 1

B. TUJUAN

7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. TELEVISI SEBAGAI KOMUNIKASI

B. PROGRAM-PROGRAM TELEVISI 14

C. BERITA TELEVISI

D. PROSES PRODUKSI BERITA TELEVISI

E. PERAN DAN JABATAN DALAM PRODUKSI TELEVISI 33

BAB III DESKRIPSI LEMBAGA / INSTANSI

A. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PERUSAHAAN

B. STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN

C. VISI DAN MISI

D. KOMPOSISI ACARA TERANG ABADI TELEVISI

E. PROGRAM ACARA NEWS 48

F. PROGRAM OFF AIR 53

G. PENGHARGAAN 53

H. DATA MEDIA

54 BAB IV PELAKSANAAN KULIAH KERJA MEDIA

A. DIVISI NEWS 56

B. PRODUKSI BERITA DI “TATV” SECARA UMUM

C. FOCUS OF INTEREST 61 BAB V PENUTUP A.KESIMPULAN 64

B. SARAN 66 DAFTAR PUSTAKA 68 LAMPIRAN

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Televisi mulai diperkenalkan pada masyarakat umum sejak 1930-an di Amerika Serikat, Inggris, dan Rusia. Pecahnya Perang Dunia II menyebabkan kegiatan penyempurnaan televisi siaran terhambat. Kegiatan ini baru dilanjutkan kembali dan televisi siaran kembali dimunculkan kepada umum setelah perang berakhir.

Komunikasi melalui televisi berkembang ke seluruh dunia. Negara- negara yang baru merdeka pada waktu itu pun mengoperasikan televisi siaran sebagai teknologi mutakhir. Untuk kawasan ASEAN sendiri, Negara yang paling awal menyelenggarakan televisi siaran adalah Philipina. Penyelenggaraan televisi siaran ini kemudian diikuti oleh Negara-negara ASEAN lainnya, seperti Thailand, Malaysia, dan Singapura.

Di Indonesia, kegiatan penyiaran melalui televisi dimulai pada tahun 1962. Penyelenggaraan televisi siaran tersebut bertepatan dengan diselenggarakannya Asian Games IV yang dilaksanakan di Senayan, Jakarta. Hari pembukaan Asian Games IV ini yang jatuh pada tanggal 14 Agustus kemudian diperingati sebagai hari jadi TVRI.

Penggunaan Satelit Palapa untuk siaran televisi dan telekomunikasi

Indonesia hingga sekarang ini. Sejak awal tahun 1989, di Indonesia mulai bermunculan stasiun-stasiun televisi selain TVRI yang bersifat komersial. Stasiun televisi komersial yang pertama berdiri adalah Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI). Kemunculan RCTI ini kemudian disusul oleh munculnya Surya Citra Televisi (SCTV), Televisi Pendidikan Indonesia (TPI), dan Andalas Televisi (ANteve). Dan hingga saat ini, terdapat begitu banyak stasiun televisi komersial di Indonesia, baik yang berskala nasional maupun lokal.

Televisi saat ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Televisi sama dengan fungsi media massa lainnya (surat kabar, majalah, tabloid, dan radio siaran), yakni memberi informasi, mendidik, menghibur dan membujuk. Saat ini televisi telah membawa banyak pengaruhnya bagi peradaban dunia. Televisi bahkan telah menjadi bagian dari kehidupan manusia sehari – hari. Tayangan televisi dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat (di Indonesia dan di dunia). Karakteristik yang dimilikinya membuat televisi menjadi sesuatu media yang mudah dinikmati oleh semua kalangan, sekalipun seseorang memiliki keterbatasan indera. Televisi dapat dinikmati oleh orang yang buta huruf, tuna rungu (dengan hanya melihat gambar), bahkan tuna netra sekalipun (hanya mendengar suaranya).

berbagai program hiburan seperti film, musik, kuis, talk show, dan sebagainya, tetapi program berita merupakan program yang mengidentifikasi suatu stasiun TV kepada pemirsanya. Program berita menjadi identitas khusus atau identitas lokal yang dimiliki suatu stasiun TV. Progarm berita juga menjadi bentuk kewajiban dan tanggung jawab pengelola TV kepada masyarakat yang menggunakan gelombang udara publik.

Tidak diragukan lagi bahwa informasi sangat dibutuhkan untuk berbagai kepentingan yang sifatnya mendasar, karena itu sifatnya sangat luar biasa.

Munculnya sebuah informasi dimulai dari diketemukannya cara cetak mencetak dengan huruf lepas tahun 1423 dan mesin pembuat kertas serta mesin uap pada abad ke-18, dan dari itu media cetak mulai berkembang menyebarkan informasi.

Radio kemudian mulai mengembangkan perannya di dunia informasi sejak Dane tahun 1802. Dan kini siaran radio bisa menyajikan siaran hiburan maupun informasi yang segar dan aktual selama 24 jam.

Televisi adalah medium berikutnya yang dipakai dalam penyebaran sebuah informasi dengan media gambar atau visualisasi bergerak yang berfungsi sebagai tambahan dan dukungan informasi penulisan narasi penyiar atau reporter.

1 Peter Herford, So You Want To Run a TV Stasiun, Media Development Loan Fund, 1 Peter Herford, So You Want To Run a TV Stasiun, Media Development Loan Fund,

Perkembangan siaran televisi semakin pesat, sebagai industri media penyedia informasi dituntut untuk lebih aktif dan cepat dalam memberikan kebutuhan bagi masyarakat. Dalam hal ini kredibilitas suatu stasiun televisi sebagian besar di tentukan oleh kualitas berita yang ditampilkan. Suatu berita tak lepas adanya peranan sebuah Redaksi yang terdiri dari seorang Produser, Asisten Produser, Reporter, Kameramen , Editor, Presenter, dan masih banyak yang terlibat dalam sebuah produksi acara berita.

Dengan adanya beberapa program berita setiap harinya, stasiun televisi berlomba – lomba untuk menayangkan berita dan informasi terkini yang sedang terjadi di masyarakat.

Berita televisi merujuk pada praktik penyebaran informasi mengenai peristiwa terbaru melalui media televisi. Acara berita bisa berlangsung dari beberapa detik hingga beberapa jam dengan menyajikan perkembangan terbaru peristiwa-peristiwa lokal/regional maupun internasional. Stasiun televisi biasanya menyajikan program berita sebagai bagian dari acara berkalanya, dan disiarkan setiap hari pada waktu-waktu tertentu. Kadang-kadang acara televisi juga bisa diselipi dengan 'berita sekilas' untuk memberikan laporan mutakhir mengenai suatu peristiwa yang sedang terjadi atau berita dadakan lain yang

banyak pula stasiun televisi yang bermunculan. Dari asalnya hanya stasiun televisi milik pemerintah yaitu TVRI, lalu berkembang dan bermunculan berbagai stasiun televisi swasta nasional. dan bermunculannya berbagai televisi lokal yang siarannya tidak berskala nasional, tetapi hanya berskala lokal. Karena TV lokal hanya sebagai media daerah, maka dalam penyajian dan kemasannnya pun TV lokal cenderung menampilkan dan mengedepankan permasalahan daerah, baik dari isu yang dibawa maupun dari bahasa yang digunakan. Seperti S-TV dan Bandung TV yang dominan menggunakan bahasa Sunda yang menjadi bahasa asli Jawa Barat sebagai wilayah siaran TV lokal tersebut, dan juga Bali TV yang sebagian besar menggunakan bahasa Bali. Selain pemakaian bahasa, dalam isi pemberitaan juga program acaranya TV lokal terfokus membahas permasalahan lokal daerah masing-masing.

Salah satunya adalah TV lokal yang ada di Kota Surakarta yaitu Terang Abadi Televisi atau TATV, yang menampilkan berbagai produksi acaranya hingga cara menyajikan suatu acara berita untuk dapat dinikmati oleh masyarakat lokal. TV lokal yang ada di Kota Surakarta memegang kekhasan bahasa yang ada di Kota Surakarta sendiri, yaitu Bahasa Jawa, dengan salah satunya adalah menyajikan atau memproduksi suatu acara berita yang dikemas dengan menggunakan bahasa jawa krama halus (krama).

Program berita itu adalah ”TRANGSANDYAKALA” , yaitu program berita lokal sore hari dengan menggunakan bahasa Jawa krama alus (krama ),

Magelang, Semarang dan sekitarnya.

Produksi dari pemberitaan ”TRANGSANDYAKALA” tidaklah mudah, karena membutuhkan sebuah redaksi yang kompak yang dipimpin oleh seorang Produser. Produser mengatur segala sesuatu mulai dari masa pra produksi, produksi dan yang terakhir pasca produksi. Selain itu Produser juga bertanggung jawab atas hasil produksinya, maka tugas seorang Produser acara televisi bukanlah hal yang mudah.

Produser harus mampu mengkoordinasi Talent, Redaksi, Penerjemah , dan seluruh anggota dalam suatu program acara. Karena tugas Produser cukup berat, maka diperlukan seorang Asisten Produser yang bertugas membantu Produser dalam menjalankan tugasnya. Asisten produser juga mewakili Produser apabila tugas Produser padat, Asisten Produser bisa membantu Produser memimpin jalannya salah satu proses produksi televisi, sementara Produser sendiri bisa mengerjakan tugas produksi acara lain.

Sebuah produksi televisi asisten (PA) mungkin juga dikenal sebagai pengawas script, atau sekretaris produksi. Asisten Produser bertindak sebagai penghubung penting dalam tim produksi membantu sutradara atau produser dan terlibat dalam semua tahapan proses produksi (dari pra-produksi untuk pasca produksi dan transmisi) untuk menjamin produksi berjalan. Peran asisten produksi bersifat teknis, kreatif dan administrasi dan melibatkan setup pengawasan dan pengoperasian peralatan produksi, perencanaan program dan

Asisten Produser yang dapat membantu kerja Produser sehingga sebuah produksi acara dapat berjalan dengan lancar.

B. TUJUAN

Tujuan Kuliah Kerja Media adalah :

1. Agar peserta Kuliah Kerja Media mampu menerapkan ilmu terapan yang telah dipelajari selama masa perkuliahan kedalam dunia kerja dengan metode Kuliah Kerja Lapangan.

2. Secara khusus, peserta Kuliah Kerja Media ingin mengetahui secara langsung proses produksi acara televisi baik acara live maupun rekaman.

3. Agar Peserta Kuliah Kerja Media dapat mengetahui tugas seorang Asisten Produser dalam suatu produksi acara, khususnya produksi acara berita “Trangsandyakala” di TATV.

4. Peserta Kuliah Kerja Media ingin menambah ilmu, keterampilan dan pengalaman yang berhubungan dengan dunia penyiaran khususnya News di PT. TATV, Surakarta.

5. Agar peserta Kuliah Kerja Media mampu menjalin relasi yang baik dengan instansi di mana peserta melaksanakan Kuliah Kerja Media, dengan tujuan agar tempat dimana peserta melaksanakan Kuliah Kerja Media memberikan referensi yang baik dimana

Komunikasi Terapan Jurusan Penyiaran ( Broadcasting ) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta dalam memperoleh gelar Ahli Madya pada bidang penyiaran.

TINJAUAN PUSTAKA

A. TELEVISI SEBAGAI KOMUNIKASI

Komunikasi atau communicaton berasal dari bahasa Latin communis yang berarti 'sama'. Communico, communicatio atau communicare yang berarti membuat sama (make to common). Secara sederhana komuniikasi dapat terjadi apabila ada kesamaan antara penyampaian pesan dan orang yang menerima pesan. Oleh sebab itu, komunikasi bergantung pada kemampuan kita untuk dapat memahami satu dengan yang lainnya (communication depends on our ability to understand one another ).

Manusia berkomunikasi untuk membagi pengetahuan dan pengalaman. Bentuk umum komunikasi manusia termasuk bahasa sinyal, bicara, tulisan, gerakan, dan penyiaran. Komunikasi dapat berupa interaktif, komunikasi transaktif, komunikasi bertujuan, atau komunikasi tak bertujuan. Melalui komunikasi, sikap dan perasaan seseorang atau sekelompok orang dapat dipahami oleh pihak lain. Akan tetapi, komunikasi hanya akan efektif apabila pesan yang disampaikan dapat ditafsirkan sama oleh penerima pesan tersebut.

Walaupun komunikasi sudah dipelajari sejak lama, hal ini menjadi penting khususnya pada abad 20 karena pertumbuhan komunikasi digambarkan Walaupun komunikasi sudah dipelajari sejak lama, hal ini menjadi penting khususnya pada abad 20 karena pertumbuhan komunikasi digambarkan

Untuk memahami pengertian komunikasi sehingga dapat dilancarkan secara efektif, para peminat komunikasi seringkali mengutip paradigm yang dikemukakan Harold Lasswell dalam karyanya “ The Structure and Functioun of Communication in Society ”. Lasswell mengatakan bahwa cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi ialah menjawab pertanyaan : Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect?

Paradigma Lasswel menunjukkan bahawa komunikasi meliputi 5 unsur, yaitu :

9 Komunikator (Communicator, source, sender)

9 Pesan (Message)

9 Media (Channel, media)

9 Komunikan ( Communicant, receiver,recipient)

9 Efek (Effect, impact) 9 Efek (Effect, impact)

menimbulkan efek tertentu. 2

Seorang komunikator menggunakan media kedua dalam melancarkan komunikasinya, karena komunikan sebagai sasarannya berda di tempat yang relatif jauh atau jumlahnya banyak . Surat, telepon, teleks, surat kabar, majalah, radio, televisi, film dan masih bnyak lagi adalah media kedua yang sering digunakan dalam komunikasi. Kebanyakan media merupakan alat atau sarana yang diciptakan untuk meneruskan pesan komunkikasi dengan bahasa. Seperti media surat, atau telepon atau radio adalah media untuk menyampaikan atau menyebarkan pesan yang menggunakan bahasa.

Sejalan dengan perkembangan masyarakat, peradaban serta kebudayaannya, komunikasi bermedia mengalami kemajuan pula dengan memadukan komunikasi berlambang bahasa dengan komunikasi berlambang gambar dan warna. Hal itu sangat efisien, karena dengan menyiarkan sebuah pesan satu kali saja, dengan dukungan gambar, tatanan bahasa yang mendukung, dapat menyampaikan sebuah pesan yang ingin dicapai dan sudah dapat tersebar luas kepada khalayak yang begitu banyak jumlahnya.

Televisi siaran (television broadcast) merupakan media dari jaringan komunikasi dengan ciri-ciri yang dimiliki komunikasi massa yaitu berlangsung

2 Prof.DRS.Onong Uchjana Effendy,M.A; Televisi Siaran Teori & Praktek, Penerbit Mandar Maju, Bandung, 1993 2 Prof.DRS.Onong Uchjana Effendy,M.A; Televisi Siaran Teori & Praktek, Penerbit Mandar Maju, Bandung, 1993

Suatu programa televisi dapat dilihat dan didengar oleh para pemirsa, karene ditransmisikan oleh pemancar. Apabila pemancarnya “mati” atau tidak mengudara, misal disebabkan listrik mati atau salah satu alat rusak, maka pemirsa tidak akan melihat apa-apa.

Televisi pada pokoknya mempunyai 3 fungsi yakni fungsi penerangan, pendidikan, dan hiburan.

1. Fungsi penerangan (the information function)

Masyarakat mulai menaruh perhatian besar kepada televisi siaran, karena diannggap sebagai media yang mampu menyiarkan informasi yang amat memuaskan. Dua faktor yang terdapat pada media massa audio visual televisi adalah faktor “immediacy” dan faktor “realism”.

Immediacy mencakup pengertian langsung dan dekat. Peristiwa yang disiarkan oleh stasiun televisi dapat didengar dan dilihat oleh para pemirsa pada saat peristiwa itu berlangsung.

Realism mengandung makna kenyataan. Artinya, bahwa stasiun televisi menyiarkan informasinya secara audial dan visual Realism mengandung makna kenyataan. Artinya, bahwa stasiun televisi menyiarkan informasinya secara audial dan visual

2. Fungsi pendidikan (the educational function)

Sebagai media komukasi massa televisi merupakan sarana yang ampuh untuk menyiarkan acar pendidikan kepada khalayak yang jumlahnya begitu banyak, yaitu meningkatkan pengetahuan dan penalaran masyarakat, stasiun televisi menyiarkan acara-acara tertentu, misalnya film edukasi, kuis edukasi, fragmen, ceramah, feature edukasi dan lain sebagainya.

3. Fungsi hiburan ( the entertainment function)

Sebagian besar dari alokasi waktu masa siaran diisi oleh acara-acara hiburan. Hal ini karena pada layar televisi dapat ditampilkan gambar hidup beserta suaranya bagaikan kenyataan, dan dapat dinikmati di rumah oleh seluruh anggota keluarga, serta dapat dinikmati oleh khalayak yang tidak mengerti bahasa asing, bahkan tuna aksara.

Dan sekarang ini acara-acara televisi, baik yang bersifat informatif, eduakatif, maupun rekreatif semakin banyak dinikmati secara memuaskan. Hal itulah yang membuat televisi menjadi media komunikasi.

Stasiun televisi setiap harinya menyajikan berbagai jenis program yang jumlahnya sangat banyak dan jenisnya sangat beragam. Pada dasarnya apa saja bisa dijadikan program untuk ditayangkan di televisi selama program itu menarik dan disukai audience, dan selama tidak bertentangan dengan kesusilaan, hukum dan peraturan yang berlaku. Pengelola stasiun penyiaran dituntut untuk memiliki kreativitas seluas mungkin untuk menghasilkan berbagai program yang menarik.

Berbagai jenis program itu dapat dikelompokkan menjadi dua bagian besar berdasarkan jenisnya yaitu:

1. Program informasi (berita)

a. Berita keras (hard news) yang merupakan laporan berita terkini yang harus segera disiarkan

b. Berita lunak (soft news) yang merupakan kombinasi dari fakta, gosip dan opini.

2. Program hiburan (entertainment)

a. Musikal

Program musikal merupakan program yang menampilkan acara musik dan tarian sebagai hiburan. Banyak kemasan program yang digunakan oleh produser televisi untuk menayangkan program musikal. MTV program misalnya selalu menayangkan Program musikal merupakan program yang menampilkan acara musik dan tarian sebagai hiburan. Banyak kemasan program yang digunakan oleh produser televisi untuk menayangkan program musikal. MTV program misalnya selalu menayangkan

b. Drama

Inti dari sebuah program video dan televisi bebentuk drama adalah adanya konflik dari orang – orang yang terlibat (pelaku) di dalamnya. Program berbentuk drama biasanya dimulai dengan mengenalkan karakter dari orang – orang yang terlibat di dalamnya yang kemudian diikuti dengan konflik yang dibangun secara dramatik yang melibatkan para pelaku tersebut. Konflik ini biasanya diselesaikan pada akhir cerita. Penyelesaian konflik pada akhir cerita dapat berupa happy ending atau sebaliknya.

c. Quiz

Bentuk program lain yaitu quiz. Saat ini banyak sekali program TV yang berbentuk quiz . Program berbentuk quiz biasanya berisi tantangan yang melibatkan pesertanya atau bahkan pemirsa untuk menjawab tantangan tersebut. Peserta yang berhasil menjawab tantangan akan memperoleh reward (hadiah) sebagai imbalan.

Contoh program berbentuk quiz yang sangat dikenal yaitu “Berpacu dalam Melodi” yang mengharuskan kontestan atau peserta menebak judul atau pencipta sebuah lagu berdasarkan penggalan nada yang dimainkan. Sekarang ini banyak quiz Contoh program berbentuk quiz yang sangat dikenal yaitu “Berpacu dalam Melodi” yang mengharuskan kontestan atau peserta menebak judul atau pencipta sebuah lagu berdasarkan penggalan nada yang dimainkan. Sekarang ini banyak quiz

Menurut Vane-Gross (1994) menentukan jenis program berarti menentukan atau memilih daya tarik (appeal) dari suatu program. Adapun yang dimaksud dengan daya tarik di sini adalah bagaimana suatu program mampu menarik audiennya. Menurut Vane-Gross: the programmers must select the appeal through which the audience will be reached (programer harus

memilih daya tarik yang merupakan cara untuk meraih audien). 3

Selain pembagian jenis program berdasarkan skema di atas, terdapat pula pembagian program berdasarkan apakah suatu program itu bersifat faktual atau fiktif (fictional). Program faktual antara lain meliputi: program berita, dokumenter atau reality show. Sementara program yang bersifat fiktif antara program drama atau komedi.

Dan berbagai program televisi lainnya antara lain :

1. Dokumenter

Dokumenter adalah program yang bercerita tentang suatu peristiwa yang telah berlangsung sebelumnya. Contoh film docudrama yang dikenal adalah Pengkhianatan G-30S PKI yang digarap oleh sutradara Arifin C. Noer, Pearl Harbour karya Jerry

3 Edwin T Vane, Lynne S Gross; Programming for TV, Radio and Cable, Focal Press, Boston, London, 1994

Stone. Film tersebut merupakan contoh – contoh film yang dikemas dengan menggunakan bentuk dokumenter.

2. Talk Show

Program talk show adalah program yang menampilkan pembicara, biasanya lebih dari satu orang, untuk membahas suatu thema atau topik tertentu. Program dengan format talk show biasanya dipandu oleh seorang moderator. Agar program talk show dapat menarik perhatian audience maka pembicara yang terlibat di dalam program harus memiliki latar belakang yang berlainan, pro dan kontra, terhadap topik yang dibahas.

3. Demo

Contoh program berbentuk demo adalah program masak memasak atau membuat kue dan tip otomotif. Program demo biasanya membahas resep atau cara yang dipraktekan secara procedural – tahap demi tahap. Melalui program berbentuk demo, pemirsa dapat mempelajari dan menerapkan suatu keterampilan (skill).

4. Features

Features merupakan program yang berisi segmen-segmen yang dikemas dalam bentuk penyajian yang bervariasi. Sebuah program berbentuk features biasanya membahas suatu topik yang menarik dengan menggunakan beberapa bentuk penyajian atau pendekatan program.

C. BERITA TELEVISI

Berita menurut Bill Lawlor, seorang News Director dari WCAU TV PHL, Pennsylvania adalah sekumpulan kejadian penting sehari-hari yang menarik perhatian orang banyak, yang telah dikumpulkan, dipilih, dan diedit. Sedangkan Prof. Mitchel V. Charnley mengatakan, berita ialah laporan hangat, padat, cermat tentang suatu kejadian, dan bukan kejadian itu sendiri. Selain itu ia mengatakan, berita adalah laporan tercepat tentang fakta-fakta atau opini yang menarik atau kedua-duanya bagi sejumlah besar orang.

Wilbur Schramm mengatakan bahwa berita menjelma di dalam pikiran manusia. Berita bukanlah suatu peristiwa, melainkan sesuatu yang tampak setelah peristiwa. Berita bukanlah peristiwa itu sendiri, akan tetapi adalah suatu usaha untuk menyusun kembali kerangka hakiki peristiwa tersebut. Suatu kerangkan pokok yang disusun supaya peristiwa itu mempunyai arti bagi pembaca.

Pendapat yang hampir senada diungkapkan oleh Paul de Maeseneer. Ia menyebut bahwa berita adalah potongan-potongan informasi penting dari suatu kejadian yang menimbulkan efek bagi pemirsa dan membuat mereka tertarik. Dan yang paling penting, berita haruslah baru atau apa yang terjadi sekarang. Dan ia harus mempunyai nilai yang penting bagi orang banyak.

Berita elektronik menurut definisi seorang Daniel Gartey dan William Rivers adalah suatu laporan yang terikat waktu, dari suatu peristiwa, fakta dan Berita elektronik menurut definisi seorang Daniel Gartey dan William Rivers adalah suatu laporan yang terikat waktu, dari suatu peristiwa, fakta dan

Kesimpulan yang dapat diambil, berita adalah informasi yang untuk diketahui, faktual (fakta), aktual (terbaru), yang diperlukan dan diinginkan masyarakat. Selain itu berita memiliki criteria-kriteria sebagai berikut;

• Baru dan hangat ( target berita sesuatu yang baru ) • Faktual • Penting ( berhubungan dengan News Value ) • Berdampak

Fungsi utama berita adalah memberikan informasi, akan tetapi untuk pemuasan dan sebagai daya tarik agar para pemirsa memperhatikannya, maka berita TV kadang-kadang mengandung segi hiburan. Hiburan tidak selalu harus berbentuk musik atau kesenian, dapat pula yang mengandung minat insan (human interest).

Sumber Berita

a. Sumber Tetap: Rumah Sakit, Polisi, Departemen, Pemerintahan, dsb

b. Hasil penggalian reporter

c. Koresponden

d. Surat Kabar

e. Siaran Radio-TV

f. Kantor Berita f. Kantor Berita

Jenis-jenis Berita Televisi

a. Straight Newscast

Dikenal juga dengan nama Spot News dan Hard News, adalah laporan peristiwa dan atau pendapat yang mempunyai nilai aktualitas tinggi yang perlu secepatnya disampaikan kepada khalayak. Berita jenis ini memiliki karakteristik tersendiri, yaitu: memiliki aktualitas tinggi dan terikat waktu.

Penyusunan berita TV umumnya mengikuti pola yang mencakup faktor- faktor : 5W + 1H (What,Who,Where,When,Why,dan How)

b. Siaran Pandangan Mata ( The On The Spot Telecast ) Atau juga disebut outside broadcast atau remote broadcast yang berarti menyiarkan peristiwa pada saat berlangsung.

c. Wawancara Udara ( Interview On The Air )

Wawancara yang diudarakan antara pewawancara dengan terwawancara

d. Komentar ( Commentary )

Uraian yang bersifat analisis dengan titik tolak suatu fakta yang telah disiarkan sebelumnya pada program straight newscast.

1. Reader (RDR) Reader atau RDR adalah jenis berita yang seluruh narasi atau ceritanya dibacakan oleh presenter. Format berita ini seolah hanya terdiri atas lead , tidak ada gambar peristiwa atau wawancara dalam format berita ini. RDR ditampilkan jika suatu peristiwa dianggap teramat penting dan harus disampaikan segera kepada pemirsa, meski belum atau tidak ada peristiwanya.

2. Reader – Sound on Tape (RDR-SOT) Reader – Sound on Tape (RDR-SOT) adalah berita yang leadnya dibaca oleh presenter, yang kemudian dilengkapi pernyataan narasumber. Berita jenis ini ditampilkan jika pernyataan seseorang sangat kuat, atau ketika suatu peristiwa penting kita peroleh informasinya lewat pernyataan seseorang atau pejabat. Pernyataan (suara/sound) narasumber yang kita rekam (tape/taping) itulah yang disebut sound on tape (SOT). Wawancara dengan narasumber yang direkam sering juga disebut sound bites. Berita RDR-SOT ini sering kali juga ditayangkan sebagai pelengkap atau sebagai rangkaian dari berita-berita sebelumnya.

3. Reader-Grapihics (RDR-GRAP) Reader-Grapihics (RDR-GRAP) adalah berita reader (RDR) yang dilengkapi dengan grafis. Grafis berfungsi menggantikan gambar yang belum atau tidak diperoleh. Grafis bisa berupa gambar/peta lokasi 3. Reader-Grapihics (RDR-GRAP) Reader-Grapihics (RDR-GRAP) adalah berita reader (RDR) yang dilengkapi dengan grafis. Grafis berfungsi menggantikan gambar yang belum atau tidak diperoleh. Grafis bisa berupa gambar/peta lokasi

4. Voice Over (VO) Voice Over atau VO adalah berita yang seluruh naskah atau narasinya dibaca oleh presenter. Dengan perkataan lain, presenter membacakan lead sekaligus tubuh dan ending. Berita VO kita tulis jika kita mendapatkan gambar suatu peristiwa atau suasana. Informasi yang kita peroleh juga relatif lebih banyak.

5. Voice Over – Sound on Tape (VO-SOT) Merupakan gabungan antara VO dan SOT. Dengan kata lain, dari sisi gambar, VO-SOT adalah gabungan antara gambar suasana atau peristiwa dan gambar narasumber yang diwawancarai. SOT atau pernyataan narasumber berfungsi memperkuat VO atau peristiwa. Sesuai Standar internasional, berita televisi yang berakhir dengan SOT, sebaliknya dilengkapi dengan tag.

6. Paket atau Package (PKG) Berita paket atau package (PKG) adalah format berita televisi yang lengkap. Berita paket sekurang-kurangnya terdiri atas gambar suasana, narasi voice over (dubbing), rekaman wawancara (sound on tape / sound bites ), suara atmosfir atau natural sound (suara-suara alami yang tertangkap mic kamera). Berita paket yang lebih lengkap, selain gambar 6. Paket atau Package (PKG) Berita paket atau package (PKG) adalah format berita televisi yang lengkap. Berita paket sekurang-kurangnya terdiri atas gambar suasana, narasi voice over (dubbing), rekaman wawancara (sound on tape / sound bites ), suara atmosfir atau natural sound (suara-suara alami yang tertangkap mic kamera). Berita paket yang lebih lengkap, selain gambar

7. Live on Tape (LOT) Live on tape atau LOT sesungguhnya merupakan berita dengan format paket atau package (PKG). Namun, dalam berita berformat LOT, reporter muncul dalam paket berita, untuk membuktikan bahwa sang reporter berada ditempat kejadian. Kemunculan reporter bisa di awal, tengah atau akhir paket atau tubuh berita. Ketika muncul diawal reporter membuka paket berita. Jika ditengah reporter menjembatani informasi awal dan informasi akhir paket berita. Sewaktu muncul diakhir, reporter merangkum paket berita atau menyampaikan informasi tambahan. Berita LOT sering disebut dangan half live report.

Struktur Penulisan Berita TV

Ada perbedaan besar antar menulis naskah berita untuk didengar (dengan telinga) dan menulis untuk dibaca (dengan mata). Narasi berita televisi memiliki awal (pembuka), pertengahan, dan akhir (penutup). Masing-masing bagian ini memiliki maksud tertentu.

Awal (pembuka). Setiap naskah berita membutuhkan suatu pengait (hook) atau titik awal, yang memberikan fokus yang jelas kepada pemirsa. Awal dari tulisan memberitahu pemirsa tentang esensi atau pokok dari berita Awal (pembuka). Setiap naskah berita membutuhkan suatu pengait (hook) atau titik awal, yang memberikan fokus yang jelas kepada pemirsa. Awal dari tulisan memberitahu pemirsa tentang esensi atau pokok dari berita

Pertengahan. Karena semua rincian cerita tak bisa dijejalkan di kalimat- kalimat pertama, cerita dikembangkan di bagian pertengahan naskah. Bagian tengah ini member rincian dari Lead dan menjawab hal-hal yang ingin diketahui oleh pemirsa. Untuk memudahkan pemirsa dalam menangkap isi berita, sebaiknya kita membatasi diri pada dua atau tiga hal penting saja di bagian tengah ini.

Akhir (penutup). Jangan akhiri naskah berita tanpa kesimpulan. Rangkumlah dengan mengulang butir terpenting dari berita itu, manfaatnya bagi pemirsa atau perkembangan peristiwa yang diharapkan akan terjadi.

Gaya berita (TV news style)

Berita TV, disebabkan sifat mediumnya sendiri, mempunyai stlyte atau gaya tersendiri yang berbeda dengan surat kabar.

Dalam jurnalistik TV harus diusahakan agar setiap berita meninggalkan kesan dengan segera, karena apa yang dilihat dan didengar pemirsa hanya sekilas saja, tanpa dapat meminta kepada pembaca berita untuk menulanginya lagi jika tidak dimengerti.

adakah “gaya obrolan” atau conversational style. Kata-kata yang lazim (bukan kata-kata yang sukar atau asing lagi bagi pemirsa) yang disusun dalam yang singkat, lalu dibacakan oleh pembaca berita dengan jelas dan tegas, maka gaya obrolan tersebut akan mudah dimengerti oleh pemirsa.Dalm jurnalistik TV berlaku write as you talk bukan “ write like you talk”.

Warta berita TV tidak akan lengkap apabila tidak ada segi visualnya, tidak akan sempurna apabila seuah peristiwa yang diberitakan tidak diperlihatkan gambarnya.Segi visual berita TV atau gambar mengenai peristiwa atau hal yang bersangkutan dengan perisriwa yang diberitakan, yang dapat berbentuk film (motion picture) atau gambar diam (still picture). Penyajian segi visual yang terdiri dari wajah penyiar berita, film dan still picture harus disajikan kepada pemirsa sedemikian rupa, sehingga selama berlangsungnya masa siaran berita itu menyenangkan pemirsa, bukannya menjemukan. Penampilan wajah news-reader secara bergantian pula, membuat penyajian warta berita selama 10 sampai 15 menit itu menjadi hidup.

Kebenaran dan obyektivitas berita TV

Setiap berita melalui media massa apapun harus benar, tetapi berita TV mutlak harus benar, melebihi berita melalui mass media lainnya.

mungkin diralat seperti halnya pada berita surat kabar, sebab jika pemirsa mendengar ralat sebuah berita belum tentu mendengar berita yang diralatnya ; sebaliknya pemirsa yang mendengar berita yang ternyata tidak benar, belum tentu mendengar ralat berita yang salah tadi. Karena itulah, maka berita TV harus mutlak benar.

Kebenaran berita TV erat sangkut pautnya dengan kepercayaan khalayak. Berdasarkan penelitian, berita TV adalah yang paling dipercaya berbanding dengan berita melalui mass media lainnya.

Kebenaran bergandengan dengan obyektivitas. Memang tidak ada beritayang obyektif dalam arti kata sebenarnya obyektif. Tidak terlalu salah apabila para ahli mengatakan bahwa setiap berita adalah obyektif-subyektif. Seobjektif-objektifnya berita unsure subyektivitas wartawan yang meliput dan menyusun berita ikut berperan. Meskipun demikian, sebuah berita dapat dinilai sebagai obyektif, jika wartawan yang meliput dan menyusunnya tidak mewarnai, tidak berat sebelah, tidak mempunyai maksud tertentu. Tujuannya hanya semata-mata untuk melaporkan peristiwa yang terjadi di masyarakat kepada khalayak.

Sebelum sampai di layar kaca di rumah, perjalanan sebuah program berita relatif rumit, panjang dan melibatkan banyak orang. Melihat kemungkinan terjadinya penyimpangan informasi yang sangat tinggi, karena prosesnya yang panjang, pemantauan di setiap tahapan menjadi sangat penting. Cek dan ricek adalah hal wajib bagi penanggung jawab program. Proses penyajian berita ini bisa berbeda dari stasiun televisi satu dengan lainnya. Produksi berita televisi memanfaatkan audio visual seperti apa adanya dan tanpa manipulasi. Sehingga pengambilan gambarnya pun dilakukan ‘as it happen’ atau saat sebuah peristiwa sedang berlangsung .

Proses Produksi Berita :

1. Ide peliputan

Ide peliputan muncul dalam sebuah rapat redaksi. Rapat yang terdiri dari produser program, koordinator liputan, koordinator kamerawan, presenter dan produser eksekutif membicarakan sebuah ide liputan dan menimbangnya dari segala sisi. Pembicaraan termasuk informasi yang harus diperoleh, gambar yang harus direkam dan narasumber yang harus diwawancarai

2. Peliputan

Ide yang telah disepakati oleh rapat redaksi dikerjakan oleh reporter dan kamerawan melalui koordinator liputan. Perkembangan di lapangan akan terus dipantau, untuk memastikan ketersediaan

berita, maka paling sedikit akan melibatkan 2 orang kerabat kerja yaitu seorang reporter dan kameramen. Seorang reporter harus dapat bekerjasama dengan kameramen mendapatkan data terinci yang cukup agar dapat menuliskan laporannya secara padat, singkat, dan akurat. Selain itu, seorang reporter dan kameramen harus dapat mengembangkan daya imajinasi masing-masing dalam menerjemahkan sebuah peristiwa atau kejadian kedalam visual berita televisi.

3. Pembuatan rundown

Beberapa jam menjelang siaran, redaksi sekali lagi berkumpul dalam sebuah rapat bernama ‘budgeting’. Koordinator liputan yang terdiri dari kameramen dan reporter menyampaikan perolehan berita kepada produser program, yang kemudian menyusunnya dalam sebuah rundown acara. Rapat sekali lagi mengevaluasi urgensi berita yang akan ditayangkan. Selain melihat kesesuaian dengan perintah rapat redaksi di awal juga menyinkronkannya dengan situasi terkini.

Urutan rundown berita biasanya dimulai dari peristiwa yang paling besar, menarik dan mengejutkan menuju ke berita-berita yang bobotnya lebih ringan atau ringan sekali seperti human interest atau feature.

Setelah rundown disetujui, reporter yang beritanya akan ditayangkan segera menyiapkan naskah. Dalam proses ini, reporter harus mempertimbangkan ketersediaan gambar yang akan mendukung laporannya. Selain itu reporter perlu memastikan cuplikan wawancaranya agar sesuai dengan laporannya.

Dalam pembuatan naskah berita reporter harus dapat menjawab formula klasik yaitu 5W + 1H yaitu Who, What, Where, Why, When dan How. Apa yang telah terjadi, siapa yang terlibat, dimana peristiwa tersebut berlangsung, mengapa hal itu terjadi, kapan dan bagaimana peristiwa itu terjadi.

Setelah laporan selesai, produser akan memeriksanya, baik dari segi isi maupun bahasa. Bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah dasar penulisan naskah. Penggunaan tata bahasa atau istilah yang keliru dapat menyebabkan perbedaan arti.

5. Penyuntingan gambar

Naskah yang telah melewati proses editing kemudian berlanjut ke ruang penyuntingan gambar. Editor adalah penanggung jawab proses pemaduan naskah dan gambar. Dalam tahap ini, segala aspek teknis gambar yang akan hadir ke depan penonton diperhitungkan. Kondisi yang tidak sesuai standar seperti gambar biru(bluish), tidak fokus, sedapat mungkin tidak dipergunakan dalam laporan tersebut.

dan kamerawan peliput untuk memadukan gambar terbaik. Karena suntingan dan susunan komentar yang dilakukan seorang editor bergantung pada penjelasan elemen kunci oleh reporter dalam menjawab formula klasik 5W + 1H.

Produser program adalah pengontrol tahap ini untuk memastikan segala aspek telah sesuai dengan yang diinginkan.

6. Mengisi Suara (Dubbing)

Dubbing biasanya dilakukan oleh pembaca berita (news caster) yang dilaukan setelah naskah sudah jadi yang disusun oleh reporter dan setelah penyusunan gambar sudah dilakukan oleh editor.

Pembaca berita membacakan berita sesuai naskah yang ditulis oleh reporter agar suntingan gambar dan isi berita sesuai. Pembaca berita biasanya hanya mengisi suara untuk isi berita karena Lead beritanya akan dibacakan langsung oleh pembaca berita pada saat berita ditayangkan (Live).

7.Memasukkan gambar (Inserting) Tahap yang terakhir adalah memasukan gambar (inserting). Tahap dimana editor gambar dan reporter yang dikontrol oleh Produser berita menyusun hasil suntingan gambar dan hasil dubbing naskah berita. Gambar dan hasil dubbing naskah berita disusun agar sesuai dengan urutan dan isi gambar yang ingin ditayangkan dan juga sesuai dengan format 5W + 1H.

ditayangkan sesuai 5W + 1H , mempunyai nilai berita, hasil gambarnya baik sesuai isi berita, dan penanyangan berita tidak ”over” atau melebihi batas waktu.

8.On air Pembaca berita masuk ke studio on air bersama kameramen dan Produser berita mengontrol dari ruang Sub Control untuk mengarahkan dan memberi tanda kepada pembaca berita yang ada di ruang studio.

Setelah semua proses ini dilalui, maka materi-materi liputan tersebut

siap untuk ditayangkan. 4

4 Deddy Iskandar Muda; Jurnalistik Televisi, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2003

Skema Tahapan Kerja :

LIPUTAN

PENULISAN NASKAH

PENYUTINGAN

REKAMAN SUARA

MEMASUKKAN GAMBAR (INSERTING)

ON AIR

Dalam suatu stasiun Televisi dan dalam suatu produksi televisi, setiap Crew atau orang mempunyai perannya, tugas,dan tanggungjawabnya masing- masing. Dan setiap jabatan berpengaruh penting dalam sebuah produksi acara.

1. Executive Producer Executive Producer sebaliknya tidak terlibat dalam proses produksi film. Gelar Executive Producer lebih sering diberikan pada private investor atau orang yang mendanai jalannya proses produksi. Walaupun otoritas besar ada di tangan produser, Executive Producer berhak memastikan produksi film itu tepat dengan jadwal tayangnya. Selain itu, gelar Executive Producer juga bisa diberikan pada orang yang terlibat pada ide awal pembuatan script.

2. Produser

Produser adalah orang yang memegang aspek bisnis dalam sebuah karya film. Seorang produser biasanya mempunyai production house , lengkap dengan kru yang menangani kreatif, teknis, dan finansial. Seorang produser biasanya terlibat kontrak dengan sebuah motion picture studio . Produser juga harus terlibat dalam produksi film mulai dari membaca naskah awal sampai promosi film.Produser adalah orang di puncak proyek pembuatan film atau video. Ia mempunyai wewenang tertinggi dan memimpin dewan komisaris suatu perusahaan. Produser bisa bekerja secara independen atau dipekerjakan oleh studio

terhadap suatu program berita. Stasiun televisi biasanya menyiarkan lebih dari satu program berita dalam sehari-semalam. Masing-masing program berita dipimpim oleh satu atau beberapa orang produser. Produser akan memutuskan berita-berita apa saja yang akan disiarkan dalam program beritanya, berapa lama durasi suatu berita dapat disiarkan, format berita apa yang akan digunakan; apakah Voice Over (VO), paket, reader dll. Berapa VO dan berapa paket yang harus dibuat. Produser harus menyusun bagaimana urutan beritanya, apa yang akan ditampilkan pertama dan apa yang akan dikeluarkan terakhir. Singkatnya, produser bertugas membentuk program beritanya. Jika dirinci lagi maka terdapat beberapa jenis produser yaitu: Produser Acara (Show Producer), Produser Rekanan (Associate Producer) dan Produser Lapangan (Field Producer ).

Seorang produser berita harus memiliki kemampuan untuk melakukan news judgement, karena tanpa kemampuan ini, maka suatu program berita televisi akan menyajikan berita-berita yang tidak saling berhubungan atau membosankan, mengubur poin utama (angle) sebuah berita dan menempatkan informasi yang tidak penting diawal dan informasi yang lebih penting di akhir. Produser Televisi adalah para jurnalis yang mampu memproduksi berita-berita / feature yang akurat sesuai dengan filosofi dari jurnalistik yaitu aktual dan faktual.

Secara umum, fungsi sutradara adalah melayani dan sekaligus memimpin Program Acara. Secara ideal, fungsi seorang sutradara adalah merencanakan, memutuskan, mengarahkan, mewujudkan dan bertanggung jawab secara artistik dari pertunjukan atau pementasan yang dilaksanakan.

Ia membutuhkan orang lain yang dipilih dan diputuskannya (otoritas penuh!) untuk bekerja sama dalam menjalankan kedua fungsi tersebut. Kedua fungsi ini diemban dan dijalankan serempak dalam suatu ketika (bersama-sama). Tetapi seorang sutradara tidak dapat berjalan sendiri.

2. Assistant Production

Bertanggung jawab mengurusi berbagai pekerjaan agar produksi berjalan lancar, seperti mengetik, mengatur penonton, dll. Manajer produksi, sutradara dan astrada bisa dibantu satu PA atau lebih. Sedangkan dalam suatu program berita televisi asisten (PA) mungkin juga dikenal sebagai pengawas script, atau sekretaris produksi judul bervariasi antara perusahaan. Tugas telah dibagi dalam beberapa tahun terakhir antara asisten produksi dan koordinator produksi (PC). Keduanya bertindak sebagai penghubung penting dalam tim produksi membantu sutradara atau produser dan terlibat dalam semua tahapan proses produksi (dari pra-produksi untuk pasca produksi dan transmisi)

Bekerja di lokasi syuting dan melakukan videoing sebenarnya dari program sementara asisten produksi bekerja pada produk jadi di studio atau galeri. Peran asisten produksi lebih teknis, sering melibatkan waktu dalam bekerja.

Peran bersifat teknis, kreatif dan administrasi dan melibatkan setup pengawasan dan pengoperasian peralatan produksi, perencanaan program dan penelitian format skrip

Mereka juga akan memelihara catatan produksi dan menyewa peralatan. Personal Assistant dan PC memiliki tanggung jawab untuk berbagai tugas, yang mungkin baik kasar dan kompleks.

Tugas asisten produser yang lain adalah membantu reporter mempersiapkan paket berita jika reporter berada dalam keadaan waktu yang mendesak atau jika reporter tidak sempat menyelesaikan paket beritanya karena ia harus berangkat lagi untuk melaksanakan tugas berikutnya. Dengan kata lain, asisten produser akan mengambil alih tugas reporter dalam hal reporter tidak mungkin mengerjakannya sendiri. Jika produser acara menginginkan suatu paket, harus diubah menjadi format yang lebih pendek (misalnya VO) atau sebaliknya maka tugas itu akan dilaksanakan oleh asisten produser.

Asisten produser bertugas mengumpulkan gambar yang dikirim (di-feeding) oleh reporter dari lapangan melalui saluran satelit. Mereka Asisten produser bertugas mengumpulkan gambar yang dikirim (di-feeding) oleh reporter dari lapangan melalui saluran satelit. Mereka

Singkatnya asisten produser adalah seorang yang membantu produser dalam menjalankan tugasnya. Kedudukan asisten produser berada diantara produser acara dan penulis berita (writer). Biasanya apa yang dikerjakan asisten produser, dapat pula dilakukan oleh penulis berita jika asisten produser belum memiliki cukup kemampuan untuk melaksanakan show program berita.

3. Art Director

Pengarah artistik dari sebuah produksi.

4. Boom Man

Seorang yang mengoperasikan mikrofon boom.

5. Cameraman - First Cameraman sering disebut sebagai Penata Fotografi (Director of Photography ) atau kepala kameramen, bertanggung jawab terhadap pergerakan dan penempatan kamera dan juga pencahayaan dalam suatu adegan. Kecuali dalam unit produksi yang kecil, Penata Fotografi tidak melakukan pengoperasian kamera selama syuting yang sesungguhnya. - Second Cameraman sering disebut sebagai asisten kameramen atau operator kamera, bertindak sesuai instruksi dari kameramen utama dan 5. Cameraman - First Cameraman sering disebut sebagai Penata Fotografi (Director of Photography ) atau kepala kameramen, bertanggung jawab terhadap pergerakan dan penempatan kamera dan juga pencahayaan dalam suatu adegan. Kecuali dalam unit produksi yang kecil, Penata Fotografi tidak melakukan pengoperasian kamera selama syuting yang sesungguhnya. - Second Cameraman sering disebut sebagai asisten kameramen atau operator kamera, bertindak sesuai instruksi dari kameramen utama dan

- Second Assistant Cameraman, menjadi asisten operator kamera.

6. Cinematographer (Sinematografer) Penata Fotografi. Orang yang melaksanakan aspek teknis

dari pencahayaan dan fotografi adegan. Sinematografer yang kreatif juga akan membantu sutradara dalam memilih sudut, penyusunan, dan rasa dari pencahayaan dan kamera.

9. Costume Designer

Orang yang merancang dan memastikan produksi kostum secara sementara maupun permanen untuk sebuah film.

10. Editor

Sebutan bagi seseorang yang berprofesi sebagai ahli pemotongan gambar video dan audio.

11. Floor Director

Seseorang yang bertanggung jawab membantu mengkomunikasikan keinginan sutradara dari master control ke studio produksi.

Spesialis penata rambut untuk film. Seorang hairdresser mungkin bekerja dengan penata rambut laki-laki maupun perempuan.

13. Make-Up Departement

Bagian yang bertanggung jawab terhadap penampilan aktor/aktris agar sesuai dengan kebutuhan skenario pada saat syuting.

INSTANSI PERUSAHAAN

A. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PERUSAHAAN

Belajar dari sejarah pertelevisian di Indonesia baik televisi swasta maupun pemerintah serta mencermati dari semua perkembangan bisnis pertelevisian telah menjadi bahan pertimbangan bagi pemrakarsa berdirinya PT. Televisi Terang Abadi (TATV). Meskipun bukan merupakan stasiun swasta yang pertama dan satu-satunya yang dapat diterima di Surakarta, namun nilai-nilai karakteristik yang unik dengan kekayaan sumber daya manusia dan budayanya di wilayah Surakarta ini memberikan potensi yang besar untuk dikembangkan dan dikemas dalam suatu produk penyiaran.

Sebagai suatu kota dengan letak strategis di wilayah segitiga pertumbuhan JOGLOSEMAR dan merupakan pusat kebudayaan Jawa Tengah dengan tingkat kemajuan usaha yang cukup pesat dalam dunia usaha dan pariwisata yang menjadikan kota Surakarta sangat potensial untuk didirikannya suatu stasiun televisi. Oleh karena itu banyak hal yang akan dimanfaatkan dari potensi daerah yang dimiliki ini sehingga diharapkan keberadaan televisi ini dapat menjadi yang terbaik dalam mengangkat potensi daerah secara profesional, aktif dan kreatif, dan menyajikan tayangan yang menarik pemirsa.

Gubernur Jawa Tengah pada tanggal 1 September 2004. Dalam pendiriannya TATV berkeinginan untuk berpartisipasi dalam mewujudkan visi dan misi Kota Surakarta dan tetap menjaga khasanah lingkungan dan memperluas wawasan serta ikut meningkatkan moral, pendidikan, budaya dan kesejahteraan masyarakat dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan media masa modern.

Keberadaan TATV dimaksudkan sebagai media tayangan yang bisa menjadikan tontonan dan tuntunan bagi pemirsanya. TATV berusaha untuk dapat memberikan pelayanan berupa jenis siaran yang beragam, interaktif, atraktif, dan up-to date, sehingga diharapkan TATV dapat diterima di semua lapisan masyarakat, khususnya kota Solo, Jogjakarta & Jateng.