Analisis Tingkat Efisiensi Antara Bank Umum Syariah Dengan Bank Umum Convensional Menggunakan Metode Data Envelopment Analysis (Dea)

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1

Landasan Teori

2.1.1 Sejarah Perbankan
Usaha perbankan itu sendiri baru dimulai dari zaman Babylonia kemudian
dilanjutkan ke zaman Yunani Kuno dan romawi. Namun, pada saat itu tugas
utama bank hanyalah sebagai tempat tukar-menukar uang. Seiring dengan
perkembangan perdagangan dunia, perkembangan perbankan pun semakin pesat
karena perkembangan dunia perbankan tidak terlepas dari perkembangan
perdagangan. Perkembangan perdagangan semula hanya di daratan Eropa
akhirnya menyebarke Asia Barat. Bank-bank yang sudah terkenal pada saat itu di
benua Eropa adalah Bank Venesia tahun 1171, kemudian menyusul Bank of
Genoa dan Bank of Barcelona tahun 1320. Perkembangan perbankan didaratan
Inggris dimulai pada abad ke-16. Namun karena Inggris begitu aktif mencari
daerah perdagangan yang kemudian dijajah, maka perkembangan perbankan pun
ikut dibawa ke negara jajahannya termasuk Indonesia.
Sejarah perbankan di Indonesia tidak terlepas dari zaman penjajahan
Hindia Belanda. Pada saat itu terdapat beberapa bank yang memegang peranan

penting di Hindia Belanda. Bank-bank tersebut yaitu antara lain:
a. De javasche NV
b. De Post Paar bank
c. De Algemenevolks Crediet Bank
d. Nederland Handles Maatscappij (NHM)

Universitas Sumatera Utara

e. Nationale Handles Bank (NHB)
f. De Escompto Bank NV
Di zaman kemerdekaan perbankan di Indonesia bertambah maju dan
berkembang lagi. Beberapa bank Belanda dinasionalisasi oleh Pemerintah
Indonesia. Bank- bank yang ada pada awal zaman kemerdekaan antara lain:
a. Bank Sentral di Indonesia adalah Bank Indonesia (BI) berdasarkan UU
No. 13 tahun 1986. Kemudian ditegaskan lagi dengan Undang-Undang
No. 23 tahun 1999. Bank ini sebelumnya berasal dari De Javasche Bank
yang dinasionalisasi tahun 1951.
b. Bank Negara Indonesia yang didirikan tanggal 5 juli 1946 kemudian
menjadi BNI 1946.
c. Bank Rakyat Indonesia yang didirikan tanggal 22 februari 1946. Bank ini

berasal dari De Algemenevolk Crediet bank, dll. (kasmir 2008)
2.1.2 Pengertian Bank
Menurut undang-undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10 november
1998 tentang perbankan,yang dimaksud dengan Bank adalah “badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya
kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam
rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.” Dari penjelasan diatas dapat
disimpulkan bahwa bank merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang
keuangan, yang artinya aktivitas perbankan selalu berkaitan dalam bidang
keungan (Kasmir 2008:25).

Universitas Sumatera Utara

Menurut R.G Hawtrey dalam bukunya Curency and Credit tahun 1919
menyatakan : uang ditangan masyarakat berfungsi sebagai alat tukar dan alat
pengukur nilai. Masyarakat memperoleh alat penukar berdasarkan kredit yang
disalurkan oleh suatu badan usaha perantara yang memperdagangkan utang dan
piutang. Dengan demikian bank merupakan suatu badan usaha yang bertujuan
memberikan kredit dan jasa-jasa dalam lalulintas pembayaran dan peredaran uang.
Lembaga perbankan di Indonesia terdiri atas :

1. Bank Sentral
Bank Sentral merupakan bank yang mempunyai tugas sebagai
pengawas perbankan. Bank Sental juga sebagai otoritas moneter, Bank Sentral
tidak melakukan usaha perbankan umum, yang dapat diartikan bahwa Bank
Sentral tidak menghimpun dana dari masyarakat dan tidak memberikan kredit
kepada masyarakat. Di Indonesia yang bertindak sebagaibank sentral adalah
Bank Indonesia.
2. Bank Umum
Bank umum merupakan bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya
memberika jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sifat jasa yang diberikan adalah
umum, dalam arti dapat memberikan seluruh jasa perbankan yang ada. Begiti
juga dengan wilayah operasinya dapat dilakukan diseluruh wilayah. Bank
umum sering juga disebut sebagai bank komersil.

Universitas Sumatera Utara

3. Bank Perkreditan Rakyat
Bank Perkreditan Rakyat merupakan bank yang melaksanakan kegiatan
usaha secara konvensional atauberdasarkan prinsip syariah yang dalam

kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Yang artinya
disini adalah kegiatan BPR jauh lebih sempit jika dibandingkan dengan
kegiatan bank umum.
2.1.3 Fungsi Bank
Dalam undang-undang perbankan pasal 3 fungsi utama perbankan
adalah “Sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat”. Dari pasal
tersebut dapat disimpulkan bahwa fungsi bank dalam system perbankan di
Indonesia adalah sebagai intermediary bagi masyarakat yang surplus dana dan
bagi masyarakat yang kekurangan dana.
Secara umum fungsi utama bank adalah menghimpun dana dari
masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat dalam bentuk
kredit untuk berbagai tujuan tertentu. Secara spesifik fungsi bank yaitu
sebagai:
1. Agen Of Trust, dimana dasar utama kegiatan perbankan adalah trust
atau kepercayaan, baik dalam hal melakukan penghimpunan dana
maupun dalam hal melakukan penyaluran dana. Jika masyarakat
percaya bahwa uang yang akan mereka titipkan tidak akan
disalahgunakan oleh bank, dan juga percaya pada bank bahwa
masyarakat dapat menarik dananya dengan waktu yang telah di janjikan
oleh pihak bank atau sesuai dengan kesepakatan yang telah mereka


Universitas Sumatera Utara

buat maka masyarakat akan mau menitipkan dananya di bank tersebut
dan begitu juga sebaliknya dengan pihak bank. Bank akan memberikan
pinjaman kepada debitur apabila bank percaya bahwa sidebitur akan
mampu mengembalikan pinjamannya sesuai dengan perjanjian yang
telah dibuat antara pihak bank dan sidebitur.
2. Agen Of Development, tugas bank sebagai penghimpun dan penyaluran
dana sangat di perlukan untuk kelancaran kegiatan perekonomian di
Indonesia.

Kegiatan

bank

tersebut

memungkinkan


masyarakat

melakukan investasi, distribusi, konsumsi, yang selalu berkaitan dengan
penggunaan uang.
3. Agen Of Services merupakan lembaga yang memobilisasi dana untuk
pembangunan

ekonomi.

Disamping

bank

melakukan

kegiatan

menghimpun dan penyalurkan dana, bank juga memberikan penawaran
jasa perbankan yang lain kepada masyarakat yang dapat meningkatkan
perekonomian masyarakat. Karena jasa yang ditawarkan juga erat

kaitannya dengan kegiatan perekonomian masyarakat secara umum.
2.1.4 Peranan Bank
1. Menyediakan Berbagai Jasa Perbankan
Bank umum jika ditinjau dari segi operasinya dapat diibaratkan sebagai
toko serba ada bagi penyedia jasa. Dimana bank menyediakan produk yang
bermacam ragam untuk dijual. Selain produk tabungan, deposito, kredit, dan
giro, bank umum juga menjual jasa-jasa cek wisata (travelers check),
pengiriman uang, inkaso, kartu kredit, ATM (Autometic Teller Machine), jual

Universitas Sumatera Utara

beli valuta asing (money changer), jasa penyimpanan barang-barang berharga
(custody service), jasa pialang, menerbitkan garansi bank, menyelenggarakan
dana pensiun, dan sebagainya.
2. Sebagai Jantungnya Perekonomian
Dilihat dari segi perekonomian, maka bank umum berperan sebagai
jantungnya perekonomian dalam suatu negara, dimana uang diibaratkan
sebagai darah perekonomian yang mengalir ke dalam bank, kemudian oleh
bank diedarkan kembali ke dalam sistem perekonomian untuk menjalankan
proses perekonomian, dan proses ini berlangsung secara terus-menerus tanpa

hentinya. Kemampuan sistem bank umum dalam melaksanakan perannya
dalam perekonomian secara efektif dan efisien dapat dilihat dari manajemen
bank yang efektif dan efisien pula. Setiap bank harus sehat dan mendatangkan
laba yang memadai agar bank tersebut dapat tumbuh dan berkembang dengan
baik dan juga mampu umtuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Karena jika
keadaan

bank

tidak

sehat

maka

akan

menyebabkan

perkembangan


perekonomian yang tidak sehat pula.
3. Melaksanakan Kebijakan Moneter
Bank umum bertindak sebagai sarana yang menjalankan kebijaksanaan
Bank Sentral Indonesia. Dimana pemerintah di bidang moneter dan
perekonomian akan melakukan pengendalian jumlah uang yang beredar
dengan mematuhi giro wajib minimum. Jika jumlah uang yang beredar terlalu
banyak, maka akan menimbulkan terjadinya inflasi dan jika jumlah uang yang
beredar terlalu kurang, maka akan menyebabkan perlambatan proses

Universitas Sumatera Utara

perekonomian. Hal ini dapat mengganggu jalannya perekonomian, oleh karena
itu Bank Sentral Indonesia bertugas untuk mengendalikan jumlah uang yang
beredar seoptimal mungkin dengan tujuan agar tercipta harga yang stabil,
pertumbuhan ekonomi yang sehat dan menciptakan kesempatan kerja yang
memadai.
2.2

Pengertian Bank Umum Konvensional dan Bank Umum Syariah


2.2.1 Pengertian Bank Umum Konvensional
Pada pasal 1 ayat 3 undang-undang No. 10 tahun 1998 menyebutkan
bahwa bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional dan/atau berdasarkan prinsip syariah yang di dalam kegiatannya
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Bank konvensional
menggunakan beberapa metode dalam prinsip konvensionalnya yaitu dengan
cara:
a) Menetapkan bunga sebagai harga, baik untuk produk simpanan seperti
tabungan, deposito berjangka, maupun pinjaman (kredit) yang
diberikan berdasarkan tingkat suku bunga tertentu.
b) Untuk jasa-jasa lainnya pihak bank menggunakan atau menerapkan
berbagai biaya dalam nominal.
Pada bank umum konvensional, kepentingan pemilik dana (deposan) adalah
memperoleh imbalan berupa bunga simpanan yang tinggi, sedangkan
kepentingan pemegang saham adalah diantaranya memperoleh spread yang
optimal antara suku bunga simpanan dan suku bunga pinjaman. Di lain pihak

Universitas Sumatera Utara


kepentingan pemakai dana (debitor) adalah memperoleh biaya rendah atau
tingkat bunga yang rendah.
2.2.2 Pengertian Bank Umum Syariah
Bank syariah dapat diartikan sebagai lembaga keuangan atau lembaga
perbankan yang beroperasional dan produknya dikembangkan berlandaskan
AL-Qur’an dan Hadist Nabi SAW. Bank dengan prinsip syariah juga
merupakan bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga.
Pada dasarnya prinsip bank syariah menghendaki semua dana yang diperoleh
dalam sistem perbankan syariah yang dikelola dengan integritas yang tinggi
dan sangat hati-hati seperti:
a) Shiddiq, memastikan bahwa pengelolaan bank syariah dilakukan
dengan moralitas yang menjunjung tinggi nilai kejujuran. Dengan nilai
ini maka pengelolaan akan diperkenankan (halal) serta menjauhi caracara yang meragukan (subhat) terlebih lagi yang bersifat dilarang
(haram).
b) Tabligh, yaitu secara berkesinambungan melakukan sosialisasi dan
mengedukasi masyarakat mengenai prinsip-prinsip, produk, dan jasa
perbankan syariah serta mengedukasi masyarakat mengenai manfaat
bagi pengguna jasa perbankan syariah.
c) Amanah, untuk menjaga dengan ketat prinsip kehati-hatian dan
kejujuran dalam mengelola dana yang diperoleh dari pemilik dana,
sehingga timbul rasa saling percaya antara pemilik dana dan pihak
pengelola dana investasi.

Universitas Sumatera Utara

d) Fathanah, yaitu memastikan bahwa pengelolaan bank dilakukan dengan
cara professional dan kompetitif sehingga menghasilkan keuntungan
maksimum dalam tingkat resiko yang ditetapkan oleh bank dan
didalamnya sudah termasuk pelayanan yang penuh dengan kecermatan
dan kesantunan serta penuh dengan rasa tanggung jawab.
Dalam undang-undang No. 10 Tahun 1998 tentang perbankan pada
pasal 1 butir 13 menjelaskan bahwa prinsip syariah adalah aturan perjanjian
berdasarkan hukum islam antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana
dan atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang dinyatakan
sesuai dengan prinsip syariah antara lain pembiayaan dengan prinsip bagi hasil
(mudharabah),

pembiayaan

berdasarkan

prinsip

penyertaan

modal

(

musyarakah), prinsip jual beli (murabahah), atau pembiayaan barang modal
berdasarkan prinsip sewa murni tanpa pilihan (ijarah) atau dengan adanya
pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh
pihak lain (Ijarah Wa Itiqna).
2.2.3 Karakteristik Bank Umum Syariah
a. Terbuka untuk umum tanpa memandang perbedaan kemampuan
ekonomi maupun perbedaan agama.
b. Adil

dalam

memberikan

sesuatu

kepada

yang

berhak

serta

memperlakukan sesuatu sesuai posisi dan melarang adanya unsure
masyir (spekulasi), gharar (ketidakjelasan), haram dan riba.
c. Transparan dalam melakukan kegiatannya dan sangat terbuka bagi
seluruh lapisan masyarakat.

Universitas Sumatera Utara

d. Seimbang dalam mengembangkan sektor keuangan, melalui aktivitas
perbankan syariah yang mencakup perkembangan sector riil dan
UMKM.
e. Produk bervariasi mulai dari tabungan haji dan umrah, tabungan umum,
giro, deposito, pembiayaan yang berbasis bagi hasil, jual beli dan sewa,
jasa transfer dan jasa pembayaran.
f. Memiliki fasilitas penerimaan dan penyaluran zakat, infaq, sedekah,
wakaf, memiliki fasilitas ATM, mobile banking, internet banking, dan
interkoneksi antar bank syariah.
2.3 Perbandingan antara Bank Umum Konvensional dengan Bank Umum
Syariah
2.3.1 Bank Umum konvensional
1. Melakukan investasi yang halal dan haram.
2. Selalu memakai perangkat bunga dan besarnya disepakati pada
waktu akad dengan asumsi akan selalu untung.
3. Bunga dapat mengambang dan besarnya naik turun.
4. Jumlah bunga tidak meningkat sekalipun keuntungan meningkat.
5. Pembayaran bunga ditetapkan tanpa adanya pertimbangan untung
rugi.
6. Eksistensi bunga diragukan.
7. Profit oriented (berorientasi pada keuntungan)
8. Hubungan dengan nasabah adalah dalam bentuk hubungan krediturdebitur

Universitas Sumatera Utara

9. Dalam sistem pengawasannya tidak terdapat dewan sejenisnya,
sehingga aspek moralitas seringkali terlanggar.
2.3.2 Bank Umum Syariah
1. Melakukan investasi-investasi yang halal saja
2. Berdasarkan prinsip bagi hasil besarnya disepakati pada waktu akad
dengan berpedoman kepada kemungkinan untung rugi.
3. Kerugian ditanggung bersama.
4. Jumlah pembagian laba meningkat seiring dengan jumlah
keuntungan yang dihasilkan.
5. Rasio tidak berubah selama akad masih berlaku.
6. Eksistensi tidak ada yang meragukan keabsahan bagi hasil.
7. Berorientasi pada keuntungan dan kemakmuran dan kebahagiaan
dunia akhirat.
8. Hubungan dengan nasabah dalam bentuk hubungan kemitraan
9. Untuk memastikan operasional bank tidak menyimpang dari syariah
maka penghimpunan dan penyaluran dana harus sesuai dengan
fatwa Dewan pengawas syariah.
2.4

Perbedaan produk-produk Bank Umum Konvensional dengan
Bank Umum Syariah.

2.4.1 Produk Bank Umum Konvensional
a.

Giro (Demand Deposit)
Simpanan pada bank yang penarikannya dapat dilakukan dengan

menggunakan cek atau bilyet giro (BG). Kepada pemegang rekening akan

Universitas Sumatera Utara

diberikan jasa giro (bunga). Jasa giro bagi bank merupakan dana murah karena
bunganya relative rendah dibandingkan dengan bunga simpanan lainnya.
b. Tabungan ( Saving)
Simpanan pada bank yang penarikannya sesuai dengan persyaratan
yang ditetapkan bank, dengan menggunakan slip penarikan atau ATM. Kepada
pemegang rekening akan diberikan bunga.
c.

Deposito ( Deposit )
Simpanan pada Bank

yang

memiliki jangka waktu tertentu,

pencairannya dilakukan pada saat jatuh tempo simpanan . Kepada pemegang
rekening akan diberikan bunga. Jenis-Jenis Deposito antara lain :
d. Kredit yang diberikan (lending).
merupakan produk utama bank sebagai lembaga intermediasi yang
menghubungkan unit surplus dan unit defisit.
e. Produk Jasa Lainnya
1. Kiriman Uang (transfer) : Jasa pengiriman uang via bank baik pada
bank yang sama maupun bank lainnya. Pengiriman uang dapat
dilakukan dengan tujuan dalam kota, luar kota maupun luar negeri.
Khusus pengiriman uang luar negeri dilakukan melalui bank devisa.
Kepada nasabah pengirim dikenakan biaya transfer.
2. RTGS (Real Time Gross Sattlement) : Proses penyelesaian akhir
transaksi pembayaran (transfer atau kiriman uang) yang dilakukan per
transaksi dan bersifat real time & lectronically processed.

Universitas Sumatera Utara

3. Kliring (Clearing) : jasa penagihan warkat (cek atau bilyet giro) yang
berasal dari dalam kota pada bank yang berlainan. Proses kliring
membutuhkan waktu 1 hari kerja. Lembaga penyelenggara kliring
adalah Bank Indonesia.
4. Inkaso (collection): Jasa penagihan warkat (cek atau Bilyet giro) yang
berasal dari luar kota atau luar negeri. Proses penagihan lewat inkaso
tergantung dari jarak lokasi penagihan, umumnya 1 minggu sampai 1
bulan.
5. Safe Deposit Box (SDB) : Jasa penyewaan kotak pengaman untuk
menyimpan surat-surat atau barang berharga milik nasabah. Kepada
nasabah dikenakan biaya sewa yang besarnya tergantung dari ukuran
box serta jangka waktu penyewaan, dll.
2.4.2 Produk Bank Umum Syariah
Beberapa produk jasa yang disediakan oleh bank berbasis syariah antara lain:
1. Titipan atau simpanan
a. Al-Wadi’ah (jasa penitipan), adalah jasa penitipan dana dimana penitip
dapat mengambil dana tersebut sewaktu-waktu. Dengan sistem wadiah
Bank tidak berkewajiban, namun diperbolehkan, untuk memberikan bonus
kepada nasabah. Bank Muamalat Indonesia-Shahibul Maal.
b. Deposito Mudhorobah, nasabah menyimpan dana di Bank dalam kurun
waktu yang tertentu. Keuntungan dari investasi terhadap dana nasabah
yang dilakukan bank akan dibagikan antara bank dan nasabah dengan
nisbah bagi hasil tertentu.

Universitas Sumatera Utara

2. Bagi hasil
a. Al-Musyarakah (Joint Venture), konsep ini diterapkan pada model
partnership atau joint venture. Keuntungan yang diraih akan dibagi dalam
rasio yang disepakati sementara kerugian akan dibagi berdasarkan rasio
ekuitas yang dimiliki masing-masing pihak. Perbedaan mendasar dengan
mudharabah ialah dalam konsep ini ada campur tangan pengelolaan
manajemennya sedangkan mudharabah tidak ada campur tangan
b. Al-Mudharabah, adalah perjanjian antara penyedia modal dengan
pengusaha. Setiap keuntungan yang diraih akan dibagi menurut rasio
tertentu yang disepakati. Resiko kerugian ditanggung penuh oleh pihak
Bank kecuali kerugian yang diakibatkan oleh kesalahan pengelolaan,
kelalaian dan penyimpangan pihak nasabah seperti penyelewengan,
kecurangan dan penyalahgunaan.
c. Al-Muzara’ah, adalah bank memberikan pembiayaan bagi nasabah yang
bergerak dalam bidang pertanian/perkebunan atas dasar bagi hasil dari
hasil panen.
d. Al-Musaqah, adalah bentuk lebih yang sederhana dari muzara’ah, di mana
nasabah hanya bertanggung-jawab atas penyiramaan dan pemeliharaan,
dan sebagai imbalannya nasabah berhak atas nisbah tertentu dari hasil
panen.
3. Jual beli
a. Bai’ Al-Murabahah, adalah penyaluran dana dalam bentuk jual beli. Bank
akan membelikan barang yang dibutuhkan pengguna jasa kemudian

Universitas Sumatera Utara

menjualnya kembali ke pengguna jasa dengan harga yang dinaikkan sesuai
margin keuntungan yang ditetapkan bank, dan pengguna jasa dapat
mengangsur barang tersebut. Besarnya angsuran flat sesuai akad diawal
dan besarnya angsuran=harga pokok ditambah margin yang disepakati.
b. Bai’ As-Salam, Bank akan membelikan barang yang dibutuhkan di
kemudian hari, sedangkan pembayaran dilakukan di muka. Barang yang
dibeli harus diukur dan ditimbang secara jelas dan spesifik, dan penetapan
harga beli berdasarkan keridhaan yang utuh antara kedua belah pihak.
Bai’ Al-Istishna’, merupakan bentuk As-Salam khusus di mana harga
barang bisa dibayar saat kontrak, dibayar secara angsuran, atau dibayar di
kemudian hari. Bank mengikat masing-masing kepada pembeli dan
penjual secara terpisah, tidak seperti As-Salam di mana semua pihak diikat
secara bersama sejak semula. Dengan demikian, bank sebagai pihak yang
mengadakan barang bertanggung-jawab kepada nasabah atas kesalahan
pelaksanaan pekerjaan dan jaminan yang timbul dari transaksi tersebut
4. Sewa
a. Al-Ijarah
b. Al-Ijarah Al-Muntahia Bit-Tamlik
5. Jasa
a. Al-Wakalah
b. Al-Kafalah
c. Al-Hawalah

Universitas Sumatera Utara

d. Ar-Rahn, adalah suatu akad pada transaksi perbankan syariah, yang
merupakan akad gadai yang sesuai dengan syariah.
e. Al-Qardh
Resiko Usaha Perbankan
Secara garis besar jenis-jenis resiko usaha perbankan dapat dibagi sebagai
berikut:
a. Resiko kredit
Kegiatan utama adalah memberikan kredit kepada nasabahnya. Pemberian
kredit yang sehat berimplikasi pada kelancaran pengembalian kredit oleh nasabah
atas pokok pinjaman dan ataubeban bunga. Ketidaklancaran pembayaran pokok
pinjaman dan bunga secara langsung dapat menurunkan kinerja bank.
b. Resiko ekonomi
Kondisi perekonomian dunia maupun nasional dan daerah yang secara
langsung akan mempengaruhi iklim usaha perbankan baik dalam perkreditan
maupun

pengumpulan dana dari nasabah yang telah dibiayai. Kondisi itu

mempengaruhi tingkat bunga dan pendapatan yang diperoleh oleh bank serta
berpengaruh pula pada kemampuan nasabah dalam membayar pinjaman dan
bunganya. Kondisi ini pada akhirnya akan mempengaruhi tingkat keuntungan
bank.
c. Resiko operasional
Sesuai bidang usahanya didalam bidang perbankan, bank juga menghadapi
resiko didalam operasionalnya, seperti kelangkaan sumber dana, pengendalian

Universitas Sumatera Utara

biaya, dan kesalahan dalam manajemen, dan kondisi ini sangat berpengaruh
padatingkat pendapatan bank.
d. Resiko perubahan kebijakan pemerintah
Resiko ini berupa resiko akibat kebijakan pemerintah dibidang fiscal,
moneter dan perbankan yang dapat berubah setiap waktu sesuaidengan
perkembangan perekonomian. Ketidakmampuan dalam mengantisipasi perubahan
kebijakan pemerintah dapat mempengaruhi kegiatan usaha yang pada gilirannya
dapat menurunkan kinerja bank.
e. Resiko likuiditas
Resiko ini selalu mendapat perhatian khusus oleh usaha perbankan. Resiko
ini terjadi akibat penarikan dana yang cukup besar oleh nasabah diluar
perhitungan bank, sehingga dapat mengakibatkan kesulitan likuiditas. Hal ini akan
mengurangi tingkat kesehatan bank dan kepercayaan masyarakat.
f. Resiko tidak cukupnya modal
Bank Indonesia menetapkan bahwa setiap bank wajib menjaga kecukupan
modalnya, di mana resiko kecukupan modal (capital adequacy ratio atau CAR)
minimum 8% sejak 7 september 2001.
g. Resiko valuta asing
Sebagai bank devisa, bank mengadakan transaksi mata uang asing.
Sedangkan nilai tukar mata uang asing dapat berfluktuasi karena berbagai faktor.
Kesalahan dalam memprediksi fluktuasi nilai tukar mata uang asing dapat
mengakibatkan kerugian pada bank.

Universitas Sumatera Utara

h. Resiko teknologi
Di era globalisasi saat ini teknologi memegang peranan yang sangat
penting dalam mempermudah dan mempercepat kegiatan dan transaksi dalam
melindungi aset perusahaan. Keterlambatan dalam mengantisipasi kemajuan
teknologi akan mengurangi kemampuan bank untuk bersaing dalam pelayanan
kepada nasabah.
i. Resiko persaingan
Dilihat dari banyaknya jumlah bank, kondisi ini mengharuskan agar setiap
bank dapat meningkatkan pelayanannya dan mengembangkan produk-produk
yang menguntungkan guna mempertahankan dan meningkatkan pangsa pasar.
Ketidakmampuan untuk mengantisipasi persaingan akan berakibat menurunnya
pangsa pasar (market share) yang telah dimiliki sehingga akan mengurangi
pendapatan bank.
2.5 Pengertian Efisiensi
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, efisiensi yaitu tepat atau sesuai
untuk mengerjakan (menghasilkan) sesuatu (dengan tidak membuang waktu,
tenaga, biaya), mampu menjalankan tugas dengan tepat dan cermat, berdaya guna,
bertepat guna. Dikutip dari Maflachatun 2008, menurut Ahmad Syakir Kurnia
(2004) menjelaskan bahwa secara keseluruhan efisiensi perbankan dapat
didekomposisikan dalam efisiensi skala (scale efficiency), efisiensi cakupan
(scope efficiency), efisiensi teknik (technical efficiency), dan efisiensi alokasi
(allocative efficiency). Bank dikatakan mencapai efisiensi dalam skala ketika bank
bersangkutan mampu beroperasi dalam skala hasil yang konstan (constant return

Universitas Sumatera Utara

to scale), sedangkan efisiensi cakupan tercapai ketika bank mampu beroperasi
pada diversifikasi lokasi. Efisiensi alokasi tercapai ketika bank mampu
menentukan berbagai output yang memaksimumkan keuntungan, sedangkan
efisiensi teknik pada dasarnya menyatakan hubungan antara input dengan output
dalam suatu proses produksi. Suatu proses produksi dikatakan efisien, apabila
pada penggunaan input sejumlah tertentu dapat dihasilkan output yang maksimum
atau untuk menghasilkan output sejumlah tertentu digunakan input yang paling
minimum.
Masalah efisiensi berkaitan dengan masalah pengendalian biaya. Efisiensi
berarti biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan keuntungan lebih kecil
daripada keuntungan yang diperoleh dari penggunaan aktiva tersebut. Sebuah
bank dituntut untuk memperhatikan masalah efisiensi karena meningkatnya
persaingan dan standar hidup konsumen. Bank yang tidak mampu untuk
memperbaiki tingkat efisiensinya maka akan menurunkan kinerja bank sehingga
bank tersebut dapat kehilangan daya saing yang baik dalam hal mengerahkan dana
masyarkat maupun dalam hal penyaluran dana tersebut dalam bentuk usaha
modal.
2.6 Pengukuran Efisiensi
Menurut Silkman (1986); Ario (2005) dalam Muharam dan Pusvitasari
(2007), ada tiga jenis pendekatan pengukuran efisiensi khususnya perbankan,
yaitu:

Universitas Sumatera Utara

1. Pendekatan Rasio
Pendekatan rasio dalam mengukur efisiensi dilakukan dengan cara menghitung
perbandingan output dan input yang digunakan. Pendekatan ini akan dapat dinilai
memiliki efisiensi yang tinggi apabila dapat menghasilkan output yang
semaksimal mungkin dengan input yang seminimal mungkin. Jika pengertian
efisiensi dijelaskan dengan input-output, maka efisiensi merupakan rasio antara
output dengan input yang dinyatakan dengan rumus sebagai berikut:
E = O/I
Dimana:
E = Efisiensi
O = Output
I = Input
Pendekatan rasio ini mempunyai kelemahan apabila terdapat banyak input dan
banyak output yang dihitung, jika diperhitungkan serempak maka akan
menghasilkan banyak hasil perhitungan sehingga menghasilkan asumsi yang tidak
tegas (Silkman dalam Muharam dan Purvitasari, 2007).
2. Pendekatan Regresi
Pendekatan ini dalam mengukur efisiensi menggunakan sebuah model dari tingkat
output tertentu sebagai fungsi dari berbagai tingkat input tertentu. Fungsi regresi
adalah sebagai berikut:
Y = f (X1,X2,X3,………..Xn)
Dimana: Y = Output
X = Input

Universitas Sumatera Utara

Pendekatan regresi akan menghasilkan estimasi hubungan yang dapat digunakan
untuk memproduksi tingkat output yang dihasilkan sebuah Unit Kegiatan
Ekonomi (UKE) pada tingkat input tertentu. UKE dapat dikatakan efisien apabila
menghasilkan output lebih banyak dari pada output hasil estimasi. Kelemahan
dalam pendekatan ini adalah ketidakmampuannya dalam menampung banyak
output, karena dalam sebuah persamaan regresi hanya dapat menampung satu
indikator output. Apabila dilakukan penggabungan banyak output dalam satu
indicator, maka informasi yang dihasilkan menjadi tidak rinci lagi (silkman, 1986
dalam Muharam dan Purvitasari, 2007).
3. Pendekatan Frontier
Menurut Silkman (1986) dalam Muharam dan Purvitasari (2007),
pendekatan frontier dalam mengukur efisiensi dibedakan menjadi dua jenis yaitu
pendekatan frontier parametrik dan non parametrik. Tes parametrik adalah tes
yang modelnya menetapkan adanya syarat-syarat tertentu tentang parameter
populasi yang merupakan sumber penelitiannya, sedangkan tes statistik non
parametrik adalah tes yang modelnya tidak menetapkan syarat-syarat mengenai
parameter populasi yang merupakan induk sampel penelitiannya. Pendekatan
frontier parametrik dapat diukur dengan tes statistik parametrik seperti
menggunakan metode Stochastic Frontier Analysis (SFA) dan Distribution Free
Analysis (DFA). Sedangkan pendekatan frontier non parametrik dapat diukur
dengan tes statistik non parametrik dengan menggunakan metode Data
Envelopment Analysis (DEA).

Universitas Sumatera Utara

Perbankan di Indonesia baik bank umum konvensional maupun bank
umum syariah memerlukan perbaikan kinerja untuk mencapai target yang ada.
Efisiensi merupakan salah satu cara pengukuran kinerja yang populer di lembaga
keuangan, termasuk perbankan syariah. Oleh karena itu penelitian ini akan
mengukur dan menganalisis tingkat efisiensi bank dengan menggunakan metode
DEA.
Variabel Input dan Output yang digunakan
Pendekatan yang digunakan untuk menentukan variabel input dan output
dalam penelitian ini adalah pendekatan intermediasi. Menurut Berger dan
Humphrey (1997) dalam Muharam dan Pusvitasari (2007) menyatakan bahwa
pendekatan intermediasi merupakan pendekatan yang lebih tepat untuk
mengevaluasi kinerja lembaga keuangan secara umum karena karakteristik
lembaga keuangan sebagai financial intermediation yang menghimpun dana dari
surplus unit dan menyalurkan kepada deficit unit.
Variabel input yang dipilih berdasarkan pendekatan intermediasi dalam
penelitian ini meliputi: pertama, Simpanan yang merupakan titipan murni dari
nasabah kepada bank, yang untuk kemudian dipergunakan oleh bank dalam
aktivitas kegiatan ekonomi tertentu dengan catatan bank menjamin akan
mengembalikannya secara utuh kepada nasabah. Simpanan adalah dana yang
dipercayakan oleh masyarakat kepada bank berdasarkan perjanjian penyimpanan
dana dalam bentuk giro, deposito, sertifikat deposito, tabungan, dan atau bentuk
lainnya. Semakin besar jumlah dana simpanan akan meningkatkan kemampuan
bank untuk melaksanakan kegiatan pembiayaan ke masyarakat melalui berbagai

Universitas Sumatera Utara

produk yang dihasilkannya. Kedua, Aset adalah manfaat ekonomis yang akan
diterima pada masa mendatang atau akan dikuasai oleh bank sebagai hasil dari
transaksi atau kejadian. Semakin tinggi nilai total aset yang dimiliki oleh bank,
semakin tinggi pula kredit/pembiayaan yang bisa diberikan. Ketiga, Biaya tenaga
kerja/personalia didefinisikan sebagai biaya gaji dan tunjangan kesejahteraan,
biaya pendidikan karyawan bank. Biaya tenaga kerja adalah harga yang
dibebankan untuk penggunaan biaya tenaga kerja manusia tersebut. Tingginya
biaya tenaga kerja menyebabkan meningkatnya beban operasional, sehingga
menurunkan laba operasional yang diperoleh bank.
Sementara itu variabel output yang digunakan dalam penelitian ini berupa:
pertama, kredit atau pembiayaan yang merupakan produk penyaluran dana
perbankan kepada masyarakat, baik individu maupun badan hukum yang
digunakan untuk investasi, perdagangan ataupun konsumsi, yang dapat
memberikan keuntungan bagi bank dengan adanya bunga ataupun bagi hasil.
Pemilihan variabel ini sebagai output karena produk utama bank sebagai lembaga
intermediary dalam kredit atau pembiayaan. Kedua, laba operasional yang
merupakan selisih antara pendapatan operasional dan beban operasional.
2.7 Data Envelopment Analysis (DEA)
DEA adalah pendekatan non-parametrik yang berbasis program linear
(Linear Programming) dengan dibantu paket-paket software efisiensi secara
teknik, seperti Banxia Frontier Analysis (BFA) dan Warwick for Data
Envelopment Analysis (WDEA). DEA lebih memfokuskan tujuannya, yaitu
mengevaluasi kinerja suatu Unit Kegiatan Ekonomi (UKE). Suatu UKE dikatakan

Universitas Sumatera Utara

efisien secara relatif apabila nilai dualnya sama dengan 1 (nilai efisiensi 100
persen), sebaliknya apabila nilai dualnya kurang dari 1 maka UKE bersangkutan
dianggap tidak efisien secara relatif
DEA bekerja dengan langkah mengidentifikasi unit-unit yang akan
dievaluasi, input serta output unit tersebut. Kemudian selanjutnya, dihitung nilai
produktivitas dan mengidentifikasi unit mana yang tidak menggunakan input
secara efisien atau tidak menghasilkan output secara efektif. Produktivitas yang
diukur bersifat komparatif atau relatif, karena hanya membandingkan antar unit
pengukuran dari 1 set data yang sama. Dalam hal pengukuran, difokuskan pada
penambahan output yang diperlukan dengan mempertahankan input yang telah
ada.
Dalam penelitian ini akan menggunakan DEA dengan software BFA.
Pada intinya kedua software tersebut akan mengarah pada hasil yang sama
(Ahmad Syakir Kurnia, 2004). Efisiensi

relative

UKE dalam DEA, dapat

didefinisikan sebagai rasio dari total ouput tertimbang dibagi total input
tertimbang (total weighted output/total weighted input). Inti dari DEA adalah
menentukan bobot (weighted) atau timbangan untuk setiap input dan output UKE.
Setiap UKE diasumsikan bebas menentukan bobot untuk setiap variabel-variabel
input maupun output yang ada, asalkan mampu memenuhi dua kondisi yang
disyaratkan.
Adapun kedua kondisi yang disyaratkan yaitu, (Silkman, 1986; Nugroho,
1995 dalam Huri M. D. dan Indah Susilowati, 2004):
a. Bobot tidak boleh negative

Universitas Sumatera Utara

b. Bobot harus bersifat universal.
Hal ini berarti setiap UKE dalam sampel harus dapat menggunakan seperangkat
bobot yang sama untuk mengevaluasi rasionya (total weighted output/total
weighted input) dan rasio tersebut tidak lebih dari 1 (total weighted output/total
weighted input ≤ 1) (Harjum Muharam dan Pusvitasari, 2007).
Adapun kelemahan dan kelebihan DEA, di antaranya (Purwantoro 2003 dalam
Huri dan Susilowati 2004):
a. Keunggulan DEA, meliputi:
1.

Dapat menangani banyak input dan output.

2.

Tidak perlu asumsi hubungan fungsional antara variabel input dan output.

3. UKE dibandingkan secara langsung dengan sesamanya.
4.

Input dan output dapat memiliki satuan pengukuran yang berbeda.

b. Kelemahan DEA, yaitu:
1. Bersifat sample specific (DEA berasumsi bahwa setiap input atau output
identik dengan unit lain dalam tipe yang sama).
2.

Merupakan extreme point technique.

3.

Kesalahan pengukuran dapat berakibat fatal.

4. Hanya untuk

mengukur produktivitas relatif dari UKE

bukan

produktivitas absolute.
5.

Uji hipotesis secara statistik atas hasil DEA sulit dilakukan.

Universitas Sumatera Utara

2.8 Penelitian Terdahulu
1. Muliaman D. Hadad, dkk (2003)
Penelitian ini berjudul “Pendekatan Parametrik Untuk Efisiensi Perbankan
Indonesia“. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan Stochastic
Frontier Analysis (SFA) dan Data Frontier Analysis (DFA). Penentuan variabel
input-output pada penelitian ini yaitu menggunakan pendekatan cost frontier.
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini antar lain yaitu biaya tenaga kerja,
price of funds sebagai sebagai variabel input dan kredit yang diberikan pihak
terkait dengan bank, kredit yang diberikan pada pihak lainnya, surat berharga
yang dimiliki sebagai variabel output. Hasil dari penelitian ini mengemukakan
bahwasannya merger tidak semuanya meningkatkan efisiensi, bank asing
campuran menjadi bank yang paling efisien dan pada periode 2002 menggunakan
DFA bank swasta nasional devisa merupakan bank yang paling efisien.
2. Harjum Muharam dan Pusvitasari (2007)
Penelitian ini berjudul “Analisis Perbandingan Efisiensi Bank Syariah di
Indonesia“ dengan menggunakan metode Data Envelopment Analysis (DEA).
Variabel input yang digunakan dalam penelitian ini adalah simpanan dan biaya
operasional lain, sedangkan variabel output yang digunakan adalah pembiayaan,
aktiva lancar, dan pendapatan operasional lain. Sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah bank-bank syariah di Indonesia periode periode 2005. Hasil
dari penelitian menyatakan bahwa tidak ada perbedaan nilai efisiensi antara BUS
dan UUS, tidak ada perbedaan efisiensi antara bank syariah BUMN dan bank
syariah Non BUMN, tidak ada perbedaan nilai efisiensi bank syariah swasta non

Universitas Sumatera Utara

devisa dan bank syariah devisa. Hanya Bank BTN syariah, Niaga Syariah, dan
Permata Syariah selalu mencapai nilai efisien 100% selama periode amatan.
3. M. Rizqi Fauzi (2013)
Penelitian ini berjudul ”Analisia Perbandingan Efisiensi Bank Umum
Syariah dan Bank Umum Konvensional dengan metode Data Envelopment
Analysis (DEA)”. Ada pun variabel yang digunakan antara lain yaitu simpanan,
aktiva tetap dan biaya operasional sebagai variabel input dan kas, pembiayaan dan
pendapataan operasional sebagai variabel output. Hasil dari penelitian ini
menyatakan bahwa tidak ada perbedaan secara signifikan antara Bank Umum
Konvensional (BUK) dan Bank Umum Syariah (BUS).
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No

Nama/

Judul

Variabel

Tahun

Penelitian

Penelitian
Variabel input:

Pendekatan
Muliaman
1.

D. Hadad,
dkk (2003)

biaya

Parametrik

tenaga

kerja, price of

Untuk

funds

Efisiensi

Variabel

Perbankan

Output:

Indonesia.

2.

Hasil Penelitian

Menggunakan DFA bank
swasta nasional devisa
merupakan

bank

yang

paling efisien.

surat berharga

Analisis

Variabel input:

Harjum

Perbandingan

Simpanan, biaya perbedaan nilai efisiensi

Muharam

Efisiensi Bank operasional lain

antara BUS dan UUS,

dan

Syariah

Variabel

tidak

Pusvitasari Indonesia“

Output:

efisiensi

(2007)

pembiayaan,

syariah BUMN dan bank

dengan

di

bahwa

tidak

ada

ada

perbedaan

antara

bank

Universitas Sumatera Utara

menggunakan
metode

aktiva

lancar, syariah

Non

BUMN,

Data dan pendapatan tidak ada perbedaan nilai

Envelopment

operasional lain

efisiensi

bank

syariah

Analysis

swasta non devisa dan

(DEA).

bank

syariah

Hanya

devisa.

Bank

BTN

syariah, Niaga Syariah,
dan

Permata

selalu
efisien

Syariah

mencapai
100%

nilai
selama

periode amatan.

Analisia

Data

Perbandingan

Envelopment

Efisiensi Bank Analysis (DEA),
Umum Syariah Input:
M.
3.

Rizqi

Fauzi
(2013)

dan

Hasil dari penelitian
ini menyatakan bahwa

Bank Simpanan, aktiva tidak

Umum

tetap,

Konvensional

operasional

ada

perbedaan

biaya secara signifikan antara
Bank

Umum

dengan metode Output:

Konvensional (BUK) dan

Data

Kas,

Bank

Envelopment

pembiayaan,

(BUS).

Analysis

pendapatan

(DEA)

operasional

Umum

Syariah

Universitas Sumatera Utara

2.9 Kerangka Konseptual
Perbankan di Indonesia baik bank konvensional maupun bank syariah
berkembang baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Segi kuantitas
perkembangan perbankan syariah dapat dilihat dari semakin banyaknya jumlah
kantor dan jaringannya, sedangkan segi kualitas terlihat dari kinerjanya yang
semakin baik dari tahun ke tahun. Perkembangan tersebut tentunya didukung dari
berbagai kebijakan yang telah dikeluarkan oleh pemerintah dan khususnya otoritas
moneter sebagai upaya optimalisasi peran perbankan syariah, setelah penetapan
sistem dual system banking. Namun kenyataannya, perkembangan perbankan
BUK dan BUS belum dapat mencapai target yang diinginkan. Pada tahun 2008,
jumlah BUK ada sebanyak 124 tetapi pada tahun 2011 jumlahnya menurun
menjadi 120 hingga sekarang. Sedangkan jumlah BUS terus meningkat dimana
pada tahun 2010 ada sebanyak 11 bank dan bertahan hingga sekarang. Jika dilihat
dari nilai rasio BOPO BUK dan BUS dimana rasio BOPO BUK selalu mengalami
penurunan disetiap tahunnya. Ini menunjukkan bahwa tingkat efesiensi BUK
semakin membaik. Namun berbeda dengan rasio BOPO BUS dimana pada tahun
2008-2010 bertahan pada angka 82% dan pada tahun 2012 mengalami penurunan
yaitu menjadi 76,35% dan pada tahun 2013 mengalami kenaikan lagi menjadi
83,88%. Hal ini menunjukkan bahwa keadaan BUS juga kurang efisien. Oleh
karena itu perlu dilakukan penelitian untuk dapat mengetahui kemampuan BUK
dan BUS dalam mencapai efisiensi dalam kegiatan operasinya. Penelitian ini
mengukur efisiensi suatu bank dengan menggunakan pendekatan Non Parametrik
Data Envelopment Analysis (DEA).

Universitas Sumatera Utara

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
intermediasi. Menurut Berger dan Humphrey (1997) dalam Muharam dan
Pusvitasari (2007) menyatakan bahwa pendekatan intermediasi merupakan
pendekatan yang lebih tepat untuk mengevaluasi kinerja lembaga keuangan secara
umum karena karakteristik lembaga keuangan sebagai financial intermediation
yang menghimpun dana dari surplus unit dan menyalurkan kepada deficit unit.
Ascarya dan Guruh (2008) menyatakan bahwa pendekatan intermediasi dipandang
lebih cepat untuk menggambarkan fungsi perbankan yang sesungguhnya.
Penelitian ini menggunakan variabel-variabel input yang meliputi:
pertama, simpanan yang berarti jumlah dana masyarakat baik individu maupun
berbadan hukum yang dapat dihimpun oleh BUK dan BUS. Kedua, aset milik
BUK dan BUS . Ketiga, biaya tenaga kerja yang merupakan usaha fisik atau
mental karyawan dalam kegiatan operasional BUK dan BUS. Adapun variabelvariabel output yang mencakup: pertama, pembiayaan yang berdefinisi produk
penyaluran dana bank kepada masyarakat. Kedua, laba operasional adalah
pendapatan hasil dari kegiatan operasional BUK dan BUS.

Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.1
Kerangka Konseptual
BUK & BUS

Variabel Input

Variabel Output

Efisiensi
dengan metode
DEA

Hasil Eisiensi
BUK dan BUS

Hipotesis
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya mengenai
pentingnya efisiensi perbankan, maka hipotesis dari penelitian ini adalah:
1. Diduga terdapat perbedaan nilai efisiensi antara Bank Umum Konvensional
dengan Bank Umum Syariah pada periode 2008-2013.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Tingkat efisiensi bank umum Syariah (bus) menggunakan metode data envelopment analysisi (dea)

0 11 166

EFISIENSI BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA MENGGUNAKAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) Efisiensi Bank Umum Syariah Di Indonesia Menggunakan Metode Data Envelopment Analysis(DEA).(Studi Pada Bank Mega Syariah, Bank Muamalat Indonesia, Bank BNI Syari

0 2 17

ANALISIS PERBANDINGAN EFISIENSI BANK UMUM KONVENSIONAL DAN BANK UMUM SYARIAH DENGAN METODE Analisis Perbandingan Efisiensi Bank Umum Konvensional Dan Bank Umum Syariah Dengan Metode Data Envelopment Analysis (Dea)(periode tahun 2008 - 2012).

0 2 15

ANALISIS PERBANDINGAN EFISIENSI BANK UMUM KONVENSIONAL DAN BANK UMUM SYARIAH DENGAN METODE Analisis Perbandingan Efisiensi Bank Umum Konvensional Dan Bank Umum Syariah Dengan Metode Data Envelopment Analysis (Dea)(periode tahun 2008 - 2012).

0 1 10

Analisis Tingkat Efisiensi Antara Bank Umum Syariah Dengan Bank Umum Convensional Menggunakan Metode Data Envelopment Analysis (Dea)

0 0 10

Analisis Tingkat Efisiensi Antara Bank Umum Syariah Dengan Bank Umum Convensional Menggunakan Metode Data Envelopment Analysis (Dea)

0 0 2

Analisis Tingkat Efisiensi Antara Bank Umum Syariah Dengan Bank Umum Convensional Menggunakan Metode Data Envelopment Analysis (Dea)

0 0 8

Analisis Tingkat Efisiensi Antara Bank Umum Syariah Dengan Bank Umum Convensional Menggunakan Metode Data Envelopment Analysis (Dea) Chapter III V

0 0 52

Analisis Tingkat Efisiensi Antara Bank Umum Syariah Dengan Bank Umum Convensional Menggunakan Metode Data Envelopment Analysis (Dea)

0 1 2

Analisis Tingkat Efisiensi Antara Bank Umum Syariah Dengan Bank Umum Convensional Menggunakan Metode Data Envelopment Analysis (Dea)

0 0 25