Tingkat efisiensi bank umum Syariah (bus) menggunakan metode data envelopment analysisi (dea)

(1)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk memenuhi persyaratan memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)

Oleh:

SHAFITRANATA NIM : 107046101834

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(2)

Skripsi

..: Diajukan kepada Fakultas S),ariah clm llukum

rurtul( D'temeruh j persyaralan lnentperolell gelar Sarjana Ekononj Syadah (S.E.Sy)

Oleh: SHAFlTIIANA'I'A N I M : 1 0 7 0 4 6 1 0 1 8 3 4

Di Barvtrh Birrlbi.Lrgan

Penbimbing

at41€

adr&tuzzaman llos€n, M$, M.Ec, Ph.D

N l P r 1 9 6 1 0 6 2 4 1 9 8 5 1 2 1 0 0 I

KONSENTRASI PERBANKAN SYARI'AIt PROGRAM STUDI MUAMALAI.I FAKULTAS SYARIAII & III'KUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 201LMt1432t1


(3)

Metode Data Envelopment Analysis (DEA)" telah diLrjikarl d{gm sidang munaqasyah

Fakullas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakafta paddtarggal 03 November

2011, skripsi ini telah ditedma sebaai salah satu syarat untuk nietnperoieh Gelar Sarjana

Lkonomi Syarich pada Progranr Srudi MuamalaL (Ekonomi Islanr).

Jakarta, 03 November 201 1

Dekan l'akultas Syariah dan llukum

N I P . 1 9 5 5 0 5 0 5 1 9 8 2 0 3 1 0 1 2 I'anitia Sidang Munaqasyah

Ketua

Seketaris

Pembimbing

Penguji I

Penguii 2

Dr. Euis Amalia.l,4,As NIP. 19710701 1998032002 Mu'min Rauf. M.Ae

NIP. 1974161997031004

Ir. M. Na&atuzzaman Hosen. M( M.Ec" Ph.D N I P . 1 9 6 1 0 6 2 4 1 9 8 5 1 2 1 0 0 1

H.M. Dawud Arif Khan. SE. Ak. M.Si. CPA


(4)

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri

(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Jakarta, 03 November 2011


(5)

v

Konsentrasi Perbankan Syariah, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Semakin berkembangnya perbankan syariah di masa mendatang pemerintah

banyak mengeluarkan undang-undang agar dapat menjalankan tugasnya berdasarkan

prinsip syariah. Agar bank-bank syariah dapat menjalankan prinsipnya sesuai dengan

syariah maka perlu diketahui tingkat efisiensi suatu bank sehingga dapat memprediksi

tingkat efisiensi bank tersebut. Dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah

Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia, yaitu Bank Muamalat Indonesia, Bank

Syariah Mandiri, dan Bank Mega Syariah selama periode penelitian 2007-2010

dengan menggunakan pendekatan parametrik yaitu Data Envelopment Analysis

(DEA). Hasil penelitian diketahui bahwa rata-rata tingkat efisiensi rata-rata tahunan

BMI, BSM, dan BMS sudah mencapai efisiensi suatu bank kecuali BMS yang

memiliki rata-rata tahunan kurang dari tetapan suatu efisiensi.


(6)

vi

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang.

Alhamdulillah, segala puji dan syukur kepada Allah Swt atas segala rahmat dan

kemudahan yang diberikan oleh-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

ini. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad Saw,

kepada sahabat serta pengikutnya yang selalu istiqomah mengikuti ajarannya.

Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini tidak sedikit

hambatan serta kesulitan yang penulis hadapi. Namun berkat kesungguhan hati dan

kerja keras serta dorongan dan bantuan dari berbagai pihak baik secara langsung

ataupun tidak langsung, sehingga membuat penulis tetap bersemangat dalam

menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima

kasih yang tak terhingga kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, S.H, M.A, M.M., selaku Dekan

Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Dr. Euis Amalia, M.Ag. selaku Ketua Program Studi Perbankan Syariah dan

Hukum dan Bapak Mu’min Rauf, M.Ag. selaku sekretaris Program Studi

Perbankan Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta. Yang tanpa henti memberikan dorongan dan semangat


(7)

vii

telah Bapak ajarkan dan arahkan mendapat balasan dari Allah SWT.

4. Bapak Drs. Odjo Kusnara, M.Ag. selaku Dosen Penasehat Akademik yang telah

memberikan banyak nasehat, saran dan masukan selama penulis menjadi

mahasiswa.

5. Kepada seluruh Dosen dan Karyawan akademik Fakultas Syariah dan Hukum

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah

mentransfer ilmunya dengan ikhlas kepada penulis, serta para pengurus

perpustakaan yang telah meminjamkan buku-buku yang diperlukan oleh penulis.

6. Kedua orang tuaku tercinta dan tersayang, Ayahanda H. Mayurdi dan Ibunda Hj.

Elida, yang dengan tulus selalu mendo’akan, memberikan motivasi baik materil

maupun nonmateril kepada penulis, sehingga penulis mampu menyelesaikan

tugas akhir ini yang juga menjadi amanah bagi penulis kepada orang tua. Semoga

Allah selalu memberikan perlindungan untuk Mama dan Papa, dibawah payung

kasih sayang-Nya. Amin

7. Kepada kakak-kakakku, Al-Reza Mittariq, Widya Fitri Nurcahya, Sonie Umbara,

Afiyas Rayyan. Dan adik-adikku tercinta, Geri Ramanda, Wahyu Arwim, Azhari


(8)

viii

9. Teman-teman PS C yang akan selalu ku kenang, Saefudin, Radi, Hadi, Rifky,

Try, Dian Pw, Acha, Ratna, Maya, Amalia, Afi, Atika, Azizah, dan teman-teman

lain seangkatan dan seperjuangan selama masa kuliah, terimakasih atas perhatian

dan kebaikan kalian tidak akan pernah terlupakan.

10. Teman-teman BFC seperjuangan dan teman-teman kostan, Lisan, Irvan, Aan,

Try, Adam dan lainnya kalian adalah teman-teman terbaik yang selalu ada dalam

suka maupun duka. “We always together and forever”

11. Teman-teman KKN “Sadayana Sae”, dan Teman-teman Daar-el-Qolam angkatan 32, berkat kalian penulis dapat belajar akan hidup kebersamaan.

12. Seluruh pihak-pihak terkait yang telah membantu penulis, menyemangati dan

menghibur penulis selama proses penyelesaian tugas akhir ini.

Akhirnya, penulis menghaturkan banyak terima kasih atas semua pihak yang

turut berperan dalam proses penyelesaian tugas akhir penulis. Semoga karya ini dapat

bermanfaat bagi semua kalangan masyarakat dan para akademisi.

Jakarta, 03 November 2011


(9)

ix

DAFTAR ISI .………...…. ix

DAFTAR TABEL ……… xii

DAFTAR GAMBAR ………. xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ……….. 1

B. Batasan dan Rumusan dan Masalah ……… 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .……….. 5

D. Tinjauan (Review) Studi Terdahulu ……… 6

E. Kerangka Pemikiran Teoritis ……….. 13

F. Metode Penelitian ….……….. 14

G. Sistematika Penulisan ...………... 16

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bank Syariah 1. Pengertian Bank Syariah ……….. 18


(10)

x

3. Pengukuran Efisiensi ..……… 40

BAB III METODE PENELITIAN A. Objek penelitian ………. 45

B. Sumber dan Jenis Data ……… 45

C. Populasi dan Sampel .……….. 46

D. Teknik Pengumpulan Data ………. 47

E. Identifikasi Variabel Input dan Output ………... 47

F. Metode Analisis Data 1. Metode Pengukuran Efisiensi Teknik dengan Data Envelopment Analysis (DEA) ……… 55

2. Model Pengukuran Efisiensi Teknik ……… 59

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Umum Penelitian ..……….. 64

B. Analisis Data Tingkat Efisiensi Bank Umum Syariah Rata-Rata Tahunan ……….. 65

C. Analisis Tingkat Efisiensi Bank Umum Syariah Per-Triwulan .………... 94


(11)

xi

DAFTAR PUSTAKA ………... 134


(12)

xii

Tabel 3.1 Nama dan Kode Bank ………. 45

Tabel 3.2 Variabel Input-output ………. 52

Tabel 3.3 Variabel Input dan Output Penelitian Sebelumnya ……….. 54

Tabel 4.1 Tingkat Efisiensi Rata-Rata Bank Muamalat ………... 66

Tabel 4.1.1 Targets for Unit Annual 2007 ………... 70

Tabel 4.1.2 Targets for Unit Annual 2008 ………... 71

Tabel 4.1.3 Targets for Unit Annual 2009 ………... 72

Tabel 4.1.4 Targets for Unit Annual 2010 ………... 73

Tabel 4.2 Perkembangan Asset dan Ekuitas Bank Muamalat ……….. 74

Tabel 4.3 ROA dan ROE Bank Muamalat 2007-2010 ……… 75

Tabel 4.4 Tingkat Efisiensi Rata-Rata Bank Syariah Mandiri ………. 76

Tabel 4.4.1 Targets for Unit Annual 2007 ………... 79

Tabel 4.4.2 Targets for Unit Annual 2008 ………... 80

Tabel 4.4.3 Targets for Unit Annual 2009 ………... 81

Tabel 4.5 Perkembangan Asset dan Ekuitas BSM ………... 82

Tabel 4.6 ROA dan ROE BSM 2007-2010 ………. 83

Tabel 4.7 Tingkat Efisiensi Rata-Rata Bank Mega Syariah ………. 84


(13)

xiii

Tabel 4.8 Perkembangan Asset dan Ekuitas Bank Mega Syariah ………… 91

Tabel 4.9 ROA dan ROE BMS 2007-2010 ………. 92

Tabel 4.10 Nilai Efisiensi Bank Muamalat Dengan Perhitungan DEA asumsi VRS ...………. 94

Tabel 4.10.1 Targets for Unit Juni-07 ………... 97

Tabel 4.10.2 Targets for Unit sept-07 ………... 98

Tabel 4.10.3 Targets for Unit Des-07 ………... 99

Tabel 4.10.4 Targets for Unit Juni-08 .………. 100

Tabel 4.10.5 Targets for Unit sept-08 .……….. 101

Tabel 4.10.6 Targets for Unit Des-08 .………. 102

Tabel 4.10.7 Targets for Unit Sept-09 .………. 103

Tabel 4.10.8 Targets for Unit Des-09 .……….. 104

Tabel 4.10.9 Targets for Unit Juni-10 .……… 105

Tabel 4.11 Nilai Efisiensi Bank Syariah Mandiri Dengan Perhitungan DEA asumsi VRS ……… 106

Tabel 4.11.1 Targets for Unit Juni-07 ……….. 108

Tabel 4.11.2 Targets for Unit Des-07 ……….. 109


(14)

xiv

Tabel 4.11.7 Targets for Unit Juni-09 ....……….. 114

Tabel 4.11.8 Targets for Unit Sept-09 ………. 115

Tabel 4.11.9 Targets for Unit Des-09 ………... 116

Tabel 4.11 Nilai Efisiensi Bank Mega Syariah Dengan Perhitungan DEA asumsi VRS ………...………. 117

Tabel 4.12.1 Targets for Unit Juni-07.……….. 119

Tabel 4.12.2 Targets for Unit Sept-07……….. 120

Tabel 4.12.3 Targets for Unit Des-07 ……….. 121

Tabel 4.12.4 Targets for Unit Mar-08.……….. 122

Tabel 4.12.5 Targets for Unit Juni-08 ……….. 123

Tabel 4.12.6 Targets for Unit Sept-08……….. 124

Tabel 4.12.7 Targets for Unit Des-08 ……….. 125

Tabel 4.12.8 Targets for Unit Mar-09 ……….. 126

Tabel 4.12.9 Targets for Unit Juni-09 ……….. 127

Tabel 4.12.10 Targets for Unit Sept-09 ..……….. 128


(15)

xv

Gambar 2.1 Efisiensi Teknis dan Efisiensi Alokatif ……….. 33

Gambar 2.2 Pengukuran Efisiensi Berorientasi Output dan Input serta Return to Scale ……….. 36

Gambar 2.3 Efisiensi Teknis dan Alokatif dari Pendekatan berorientasi Output ………. 37

Gambar 4.1 Efisiensi Rata-Rata Tahunan Bank Muamalat ……… 68

Gambar 4.2 Efisiensi Rata-Rata Tahunan BSM ………. 78

Gambar 4.3 Efisiensi Rata-Rata Tahunan Bank Mega Syariah ……….. 86

Gambar 4.4 Tingkat Efisiensi Bank Muamalat pertriwulan ………... 95

Gambar 4.5 Tingkat Efisiensi BSM pertriwulan ………... 107


(16)

1

A. Latar Belakang Masalah

Tahun 1998 menjadi saksi bagi tragedi perekonomian bangsa.

Keadaannya berlangsung sangat tragis dan tercatat sebagai periode paling

suram dalam sejarah perekonomian Indonesia. Mungkin dia akan selalu

diingat, sebagaimana kita selalu mengingat black Tuesday yang menandai awal resesi ekonomi dunia tanggal 29 Oktober 1929 yang juga disebut

sebagai malaise. Hanya dalam waktu setahun, perubahan dramatis terjadi. Prestasi ekonomi yang dicapai dalam dua dekade, tenggelam begitu saja. Dia

juga sekaligus membalikkan semua bayangan indah dan cerah di depan mata

menyongsong milenium ketiga.

Selama periode sembilan bulan pertama 1998, tak pelak lagi

merupakan periode paling hiruk pikuk dalam perekonomian. Krisis yang

sudah berjalan enam bulan selama tahun 1997, berkembang semakin buruk

dalam tempo cepat. Dampak krisis pun mulai dirasakan secara nyata oleh

masyarakat, dunia usaha. Dana Moneter Internasional (IMF) mulai turun

tangan sejak Oktober 1997, namun terbukti tidak bisa segera memperbaiki


(17)

layang-layang yang putus talinya. Krisis ekonomi Indonesia bahkan tercatat

sebagai yang terparah di Asia Tenggara.1

Selama krisis ekonomi tersebut, perbankan syariah masih dapat

memenuhi kinerja yang relatif lebih baik dibandingkan perbankan

konvensional. Hal ini dapat dilihat dari relatif rendahnya penyaluran

pembiayaan yang bermasalah (non performing loan) pada perbankan syariah dan tidak terjadinya negative spread dalam kegiatan operasionalnya. Hal tersebut dapat dipahami mengingat tingkat pengembalian pada bank syariah

tidak mengacu pada tingkat suku bunga yang berlaku tetapi menurut prinsip

bagi hasil. Dengan demikian bank syariah dapat menjalankan kegiatannya

tanpa terganggu dengan kenaikan tingkat suku bunga yang terjadi, sehingga

perbankan syariah mampu menyediakan modal investasi dengan biaya modal

yang relatif lebih rendah dari bank konvensional kepada masyarakat.

Semakin berkembangnya perbankan syariah di masa mendatang,

pemerintah mengeluarkan beberapa peraturan perundang-undangan,

diantaranya UU No. 7 tahun 1992 dan diamandemen dengan UU No. 10 tahun

1998. Dan pada tahun 1999 di keluarkan UU No. 23 tahun 1999 tentang Bank

Indonesia yang memberikan kewenangan kepada Bank Indonesia untuk dapat

pula menjalankan tugasnya berdasarkan prinsip syariah.

1


(18)

Efisiensi merupakan salah satu parameter kinerja yang secara teoritis

merupakan salah satu kinerja yang mendasari seluruh kinerja sebuah

organisasi. Kemampuan menghasilkan output yang maksimal dengan input

yang ada merupakan ukuran kinerja yang diharapkan. Pada saat pengukuran

efisiensi dilakukan, bank dihadapkan pada kondisi bagaimana mendapatkan

tingkat output yang optimal dengan tingkat input yang ada, atau mendapatkan tingkat input yang minimum dengan tingkat output tertentu. Dengan diidentifikasikannya alokasi input dan output, dapat dianalisa lebih jauh untuk melihat penyebab ketidakefisiensian.

Efisiensi dalam dunia perbankan adalah salah satu parameter kinerja

yang cukup populer, banyak digunakan karena merupakan jawaban atas

kesulitan-kesulitan dalam menghitung ukuran-ukuran kinerja perbankan.

Sering kali, perhitungan tingkat keuntungan menunjukkan kinerja yang baik,

tidak masuk dalam kriteria “sehat” atau berprestasi dari sisi peraturan.

Sebagaimana diketahui, industri perbankan adalah industri yang paling

banyak diatur oleh peraturan-peraturan yang sekaligus menjadi ukuran kinerja

dunia perbankan. Capital Adequacy Ratio (CAR), Reserve Requirement,

Legal Lending Limit dan kredibilitas para pengelola bank adalah contoh peraturan-peraturan yang sekaligus menjadi kriteria kinerja di dunia


(19)

Selain itu pengukuran efisiensi perbankan dapat dilakukan dengan 3

pendekatan lainnya yaitu ; Data Envelopment Analysis (DEA), Stochastic Frontier Approach (SFA), dan Distribution Free Approach (DFA). Berdasarkan prinsip kehati-hatian dalam operasional perbankan syariah diatas

peneliti tertarik mengambil judul “Tingkat Efisiensi Bank Umum Syariah (BUS) Menggunakan Metode Data Envelopment Analysis (DEA)”.

B. Batasan dan Rumusan Masalah

Dari permasalahan diatas dapat diajukan pertanyaan penelitian sebagai

berikut :

1. Bagaimana pengukuran tingkat efisiensi dengan menggunakan Data Envelopment Analysis (DEA) teknik?

2. Apa yang menjadi tolak ukur pengukuran efisiensi bank syariah

dengan menggunakan Data Envelopment Analysis (DEA) teknik? 3. Bagaimana tingkat efisiensi Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia

pada Tahun 2007 sampai Tahun 2010 (tidak termasuk UUS dan BPRS)?

4. Apakah faktor-faktor penyebab ketidakefisienan Bank Umum Syariah


(20)

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Menganalisis tingkat efisiensi Bank Umum Syariah (Bank Muamalat

Indonesia, Bank Syariah Mandiri, Bank Mega Syariah) di Indonesia

melalui variabel input-output yang sesuai dengan teori ekonomi.

2. Menganalisis faktor-faktor penyebab perbedaan tingkat efisiensi ketiga

bank yang menjadi objek penelitian.

Manfaat dari penelitian ini adalah :

1) Bagi Perbankan Syariah, Bank Indonesia dan Pemerintah, yaitu

Memberikan informasi tentang kinerja (tingkat efisiensi) bank syariah

di Indonesia.

2) Bagi Peneliti dan peneliti selanjutnya

Dengan penelitian ini diharapkan dapat menjadi wahana pengetahuan

dan pengalaman mengenai perbankan syariah bagi peneliti maupun

bagi peneliti selanjutnya yang tertarik untuk meneliti tentang


(21)

D. Tinjauan (Review) Studi Terdahulu

Penelitian tentang efisiensi perbankan sudah banyak dilakukan dalam

penelitian ekonomi. Penelitian tentang efisiensi perbankan ini dilakukan

dengan metodologi yang berbeda-beda, baik secara parametrik maupun

nonparametric.

1. Efisiensi Bank Perkreditan Rakyat) BPR di Indonesia tahun 2007 : Pendekatan Stochastic Frontier Analysis (SFA) dan Data Envelopment Analysis (DEA) oleh Desak Putu Ristami Paramita, mahasiswa Institut Pertanian Bogor (Ekonomi dan Manajemen), 2008.

Dalam penelitian ini konsep yang digunakan yaitu Cost efficiency hal ini sesuai dengan penelitian yang menganalisis tingkat efisiensi biaya BPR,

membandingkan tingkat efisiensi biaya BPR-BPR di Indonesia secara

SFA dan DEA, menganalisis hubungan tingkat efisiensi dengan modal

inti, nilai kesehatan, status, KKBI, dan rasio keuangannya. Dalam

penelitian, penulis mendapatkan hasil bahwa Fungsi Log Linier pada analisis SFA menyatakan bahwa variabel cost of labour merupakan variabel yang paling mempengaruhi besar atau kecilnya nilai efisiensi

BPR. SFA lebih bervariasi dibandingkan DEA. Pada perhitungan DEA,

nilai efisiensi BPR hanya ada pada tiga kategori yaitu kategori BPR yang


(22)

memiliki hubungan yang negatif dengan modal inti dan memiliki

hubungan yang positif dengan nilai kesehatan.

2. Analysis Efisiensi dan Skala Ekonomi pada industri Perbankan Syariah di Indonesia tahun 1999-2004 (jurnal) oleh Priyonggo Suseno, Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam (P3EI), 2008. Pada

penelitian ini konsep yang digunakan yaitu Cost efficiency yang menggunakan variabel output pendapatan bunga, pendapatan lainnya,

volume kredit, dan variabel input biaya bagi hasil, biaya lainnya, asset.

Dan dalam penelitian ini, penulis mendapatkan hasil bahwa dari 10 bank

yang diteliti tingkat inefisiensi rata-rata mencapai hanya sekitar 7 %. Dan

tidak ada perbedaan yang signifikan antara tingkat efisiensi perbankan

syariah dengan perbankan konvensional yang memiliki unit usaha syariah.

Dalam perkembangannya selama 6 tahun terdapat peningkatan efisiensi

perbankan syariah rata-rata 2,3 % pertahun.

3. Analisis Efisiensi Baitul Mal Wa Tamwil Dengan Menggunakan Data Envelopment Analysis (Dea) studi pada BMT Bina Ummat Sejahtera di Jawa Tengah pada tahun 2009 oleh Rifki Ali Akbar, mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, 2010. Dalam penelitian

konsep yang digunakan yaitu Intermediation Approach yang mana output yang dipakai yaitu pembiayaan, pendapatan operasional dan asset


(23)

diperoleh yaitu tingkat efisiensi seluruh kantor cabang BMT BUS pada

tahun 2009 menunjukkan terdapat 5 kantor cabang yang efisien secara

relatif terhadap seluruh kantor cabang yang lainnya. Kantor cabang yang

dapat dijadikan referensi adalah kantor cabang Blora, kantor cabang

Purwodadi, kantor cabang Tawangharjo, kantor cabang Nambuhan dan

kantor cabang Kendal.

4. Kinerja Efisiensi Teknis Bank Pembangunan Daerah:Pendekatan Data Envelopment Analysis (Dea). Studi pada Bank Pembangunan Daerah, selama periode 2006-2007 (Jurnal) oleh Zaenal Abidin dan Endri, mahasiswa ABFI Institute Perbanas. Dalam jurnal ini, penulis

mendapatkan bahwa hasil perhitungan kinerja efisiensi teknis

menunjukkan bahwa BPD mengalami pening katan efisiensi dalam

kegiatan operasionalnya,tapi nilai efisiensinya masih dibawah angka yang

maksimal yaitu 100%. Artinya, bank BPD dalamkegiatan operasionalnya

belum efisien dalam memanfaatkan semua kemampuan potensial yang

dimilikinya untuk dapat menghasilkan output yang maksimal.

5. Analisis Tingkat Bank Umum Syariah di Indonesia Sebelum dan Saat Krisis Keuangan Global Dengan Pendekatan Data Envelopment Analysis (periode 2007-2009) oleh Dwi Fazriyatunnisa, mahasiswi Perbankan Syariah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010. Dalam


(24)

dipakai yaitu pinjaman yang diberikan dan pendapatan lainnya sedangkan

inputnya biaya tenaga kerja dan dana pihak ketiga. Dan penelitian ini

menghasilkan bahwa sepanjang periode sebelum krisis BUS mencapai

nilai efisiensi 100%, artinya pada periode BUS di Indonesia relative

mencapai efisiensi teknis. Pada periode krisis pun perbankan masih

efisiensi seperti halnya sebelum krisis.

Table 1.1

Ringkasan Review Studi Terdahulu

No Peneliti Isi Perbedaan

1 Peneliti :

Desak Putu Ristami Paramita. Tahun 2008.

NIM : H14104014.

Judul :

“Efisiensi Bank

Perkreditan Rakyat) BPR di Indonesia tahun 2007 : Pendekatan Stochastic Frontier Analysis (SFA) dan Data Envelopment Analysis (DEA)”.

Institusi :

Institut Pertanian Bogor (Ekonomi dan

Manajemen) (Skripsi IPB Bogor)

Tujuan :

Menganalisis tingkat efisiensi biaya BPR, Membandingkan tingkat efisiensi biaya BPR-BPR di Indonesia secara SFA dan

DEA, Menganalisis

hubungan tingkat efisiensi dengan modal inti, nilai kesehatan, status, KKBI, dan rasio keuangan

Konsep Efisiensi : Cost effciency Pendekatan :

Menggunakan Pendekatan Stochastic Frontier Analysis

(SFA) dan Data

Envelopment Analysis (DEA).

Periode :

Tahun 2007

Hasil :

Fungsi Log Linier pada analisis SFA menyatakan bahwa variabel cost of

Letak perbedaan

penelitian tersebut dengan penelitian

yang dilakukan

penulis adalah dari sisi institusi yang diteliti

serta tujuan,

pendekatan input-output dan periode penelitian, dimana

tujuan dalam

penelitian ini adalah mengukur tingkat efisiensi Bank Umum Syariah Pada Periode 2007-2009 dengan pendekatan input yang digunakan adalah

Intermediation Approach.


(25)

labour merupakan variabel yang paling mempengaruhi besar atau kecilnya nilai efisiensi BPR.

SFA lebih bervariasi dibandingkan DEA. Pada perhitungan DEA, nilai efisiensi BPR hanya ada pada tiga kategori yaitu kategori BPR yang tidak efisien, kurang efisien dan efisien.

Sedangkan efisiensi SFA memiliki hubungan yang negatif dengan modal inti dan memiliki hubungan yang positif dengan nilai kesehatan.

2 Peneliti :

Priyonggo Suseno.

Tahun 2008.

Judul :

“Analysis Efisiensi dan Skala Ekonomi pada industri Perbankan Syariah di Indonesia tahun 1999-2004”

Institusi :

Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam (P3EI) Ekonomi

Islam). Fakultas

Ekonomi Universitas Islam Indonesia (UII). (Jurnal)

Tujuan : Melihat keterkaitan tingkat efisiensi dan skala ekonomi pada perbankan syariah di Indonesia.

Konsep Efisiensi : Cost effciency Pendekatan :

Pendekatan Data

Envelopment Analysis (DEA).

Input : pendapatan bunga, pendapatan lainnya, volume kredit.

Output : biaya bagi hasil, biaya lainnya, asset.

Periode :

Tahun 1999-2004

Hasil :

Dari 10 bank yang diteliti tingkat inefisiensi rata-rata mencapai hanya sekitar 7 %.

Dan tidak ada perbedaan yang signifikan antara

Letak perbedaan

penelitian tersebut dengan penelitian

yang dilakukan

penulis adalah dari sisi tujuan, pendekatan input-output dan periode penelitian, dimana tujuan dalam penelitian ini adalah mengukur tingkat efisiensi Bank Umum Syariah Pada Periode 2007-2009 dengan pendekatan input yang digunakan adalah

Intermediation Approach.


(26)

tingkat efisiensi perbankan syariah dengan perbankan

konvensional yang

memiliki unit usaha syariah. Dalam perkembangannya selama 6 tahun terdapat peningkatan efisiensi perbankan syariah rata-rata 2,3 % pertahun.

3 Peneliti :

Rifki Ali Akbar.

NIM : C2A006117.

Judul :

“Analisis Efisiensi Baitul Mal Wa

Tamwil Dengan Menggunakan Data Envelopment Analysis

(Dea) studi pada BMT Bina Ummat Sejahtera di Jawa Tengah pada tahun 2009”

(Skripsi UNDIP

Semarang)

Tujuan : Menganalisis perbedaan efisiensi masing– masing cabang dari Baitul Maal Wa Tammwil (BMT) Bina Ummat Sejahtera (BUS) di Jawa Tengah.

Konsep Efisiensi : Intermediation Approach Pendekatan :

Pengukuran efisiensi

dengan menggunakan

metode DEA.

Periode :

Tahun 2009

Hasil : Tingkat efisiensi seluruh kantor cabang BMT BUS pada

tahun 2009 menunjukkan terdapat 5 kantor cabang yang efisien secara

relatif terhadap seluruh kantor cabang yang lainnya. Kantor cabang yang dapat dijadikan referensi adalah kantor cabang Blora, kantor cabang

Purwodadi, kantor cabang

Tawangharjo, kantor

cabang Nambuhan dan kantor cabang Kendal.

Letak perbedaan

penelitian tersebut dengan penelitian

yang dilakukan

penulis adalah dari sisi dari sisi institusi yang diteliti serta tujuan, pendekatan input-output dan periode penelitian, dimana

tujuan dalam

penelitian ini adalah mengukur tingkat efisiensi Bank Umum Syariah Pada Periode 2007-2009.


(27)

4 Peneliti :

Zaenal Abidin dan Endri.

Judul :

Kinerja Efisiensi Teknis Bank Pembangunan Daerah:

Pendekatan Data Envelopment Analysis

(Dea). Studi pada Bank Pembangunan Daerah, selama periode 2006-2007.

Institusi :

ABFI Institute Perbanas

Tujuan : Untuk

menganalisis tingkat

efisiensi Bank

Pembangunan Daerah.

Pendekatan :

Menggunakan pendekatan

non-parametrik Data

Envelopment Analysis (DEA).

Periode :

Tahun 2006-2007

Hasil : Hasil perhitungan kinerja efisiensi teknis menunjukkan bahwa BPD mengalami pening katan efisiensi dalam kegiatan operasionalnya,

tapi nilai efisiensinya masih

dibawah angka yang

maksimal yaitu 100%. Artinya, bank BPD dalam kegiatan operasionalnya belum efisien dalam

memanfaatkan semua

kemampuan potensial yang dimilikinya untuk dapat menghasilkan output yang maksimal.

Letak perbedaan

penelitian tersebut dengan penelitian

yang dilakukan

penulis adalah dari sisi institusi yang diteliti

serta tujuan,

pendekatan input-output dan periode penelitian, dimana

tujuan dalam

penelitian ini adalah mengukur tingkat efisiensi Bank Umum Syariah Pada Periode 2007-2009 dengan pendekatan input yang digunakan adalah

Intermediation Approach.

5 Peneliti :

Dwi Fazriyatunnisa. Tahun 2010

NIM : 105046101547

Judul :

“Analisis Tingkat Bank

Umum Syariah di

Indonesia Sebelum dan Saat Krisis Keuangan

Global Dengan

Pendekatan Data

Envelopment Analysis”

Tujuan : Untuk melihat tingkat efisiensi Bank Umum Syariah pada saat sebelum dan saat krisis Global.

Konsep Efisiensi : Intermediation Approach Pendekatan :

Menggunakan metode Data Envelopment Analysis (DEA).

Periode :

Letak perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian

yang dilakukan

penulis adalah dari sisi tujuan, pendekatan input-output dan periode penelitian, dimana tujuan dalam penelitian ini adalah mengukur tingkat efisiensi Bank Umum


(28)

Institusi :

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Per triwulan tahun 2007-2008 sebelum tejadinya krisis dan triwulan 2008-2009 saat terjadinya krisis.

Hasil :

Sepanjang periode sebelum krisis BUS mencapai nilai efisiensi 100%, artinya pada periode BUS di Indonesia relative mencapai efisiensi teknis.

Pada periode krisis pun perbankan masih efisiensi seperti halnya sebelum krisis.

Syariah Pada Periode 2007-2009.

E. Kerangka Pemikiran Teoritis

Kerangka pemikiran yang dibangun dalam penelitian ini yaitu untuk mengukur tingkat efisiensi Bank Umum Syariah di Indonesia, yaitu Bank Muamalat Indonesia, Bank Mandiri Syariah, dan Bank Mega Syariah pada periode 2007-2010. Penelitian ini mengukur tingkat efisiensi dengan menggunakan pendekatan frontier approach yaitu dengan pendekatan Data Envelopment Analysis (DEA) dengan cara menentukan jenis input dan output terlebih dahulu. Variabel input ini meliputi biaya operasional (I1), biaya tenaga kerja (I2), dan jasa bank (I3), sedangkan

variabel-variabel outputnya terdiri dari total simpanan (O1), dan deposito (O2).

Hubungan interaksi input, output dan total biaya akan menentukan nilai efisiensi biaya perbankan. Dapat dilihat dalam gambar dibawah :


(29)

Gambar 1.1

Kerangka Pemikiran Teoritis

F. Metode Penelitian

1. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah Bank Umum Syariah (BUS) pada periode

2007-2010.

2. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan yaitu data sekunder yang berupa laporan

keuangan bank syariah periode 2007-2010 dan literatur-literatur yang

berkenaan dengan efisiensi perbankan. Bank Umum Syariah di

Indonesia

Input Bank Syariah 1. Biaya Operasional

2. Biaya Tenaga Kerja

3. Jasa Bank

Output Bank Syariah

1. Total Simpanan

2. Deposito


(30)

Adapun mengenai sumber data, terdiri dari Bank Indonesia sebagai

institusi sentral yang mempublikasikan seluruh data keuangan bank

syariah di Indonesia.

3. Teknik Pengumpulan Data

Dalam hal pengumpulan data, penelitian ini menggunakan dua metode

atau teknik, yaitu desk riset dikenal juga dengan studi kepustakaan. 4. Metode Analisa Data

Dalam penelitian menggunakan metode analisis kuantitatif, yaitu

dalam pengelolaan data berupa input dan output yang diambil dari neraca

keuangan, laporan rugi laba dan saldo laba yang dimiliki oleh

masing-masing bank. Dalam analisis ini menggunakan Data Envelopment Analysis (DEA) yang merupakan metode yang telah terstandarisasi sebagai alat untuk pengukuran kinerja suatu aktifitas unit, dimana proses

pengolahannya menggunakan perangkat lunak DEAP 2.1. Selain itu

peneliti juga menggunakan perangkat lunak ms. Exel sebagai perangkat

lunak perangkat pendukung.

5. Teknik Penulisan

Teknik penulisan ini merujuk pada buku pedoman penulisan skripsi

Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2007.


(31)

G. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dibagi menjadi lima bab, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang; latar belakang, perumusan dan

pembatasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, review

studi terdahulu, kerangka pemikiran teoritis, metodologi

penelitian, sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi tentang gambaran umum tentang Perbankan

Syariah serta menjelaskan tentang konsep efisiensi pengukuran

Data Envelopment Analysis (DEA) dalam perspektif ekonomi

Islam.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini berisi tentang sumber data yang digunakan dalam

penulisan ini yaitu data input dan output pembahasan dan

metode analisisnya yang digunakan untuk menjawab

pertanyaan dengan menggunakan rumus pengukuran Data


(32)

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi tentang perhitungan data yang diperoleh dalam

penelitian sehingga akan diketahui hasilnya, dan penjelasan

kenapa hal itu bisa terjadi kemudian akan didapatkan

kesimpulan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi tentang kesimpulan dari hasil-hasil perhitungan

analisis dan berisi saran yang sesuai dengan permasalahan

yang terjadi.


(33)

18

A. Bank Syariah

1. Pengertian BankSyariah

Menurut Undang-Undang RI nomor 21 tahun 2008 tanggal 16 Juli 2008

tentang Perbankan Syariah, yang dimaksud dengan Perbankan Syariah adalah

segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah,

mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam

melaksanakan kegiatan usahanya. Sedangkan pengertian Bank, Bank Syariah,

Bank Umum Syariah, Bank Pembiayaan Rakyat Syariah dan Unit Usaha Syariah

sebagai berikut :1

a. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam

bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk

kredit dan/atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup

rakyat.

b. Bank Syariah adalah Bank yang menjalankan kegiatan usahanya

berdasarkan Prinsip Syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank

Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.

1


(34)

c. Bank Umum Syariah adalah Bank Syariah yang dalam kegiatannya

memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

d. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah adalah Bank Syariah yang dalam

kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

e. Unit Usaha Syariah, yang selanjutnya disebut UUS, adalah unit kerja dari

kantor pusat Bank Umum Konvensional yang berfungsi sebagai kantor

induk dari kantor atau unit yang melaksanakan kegiatan usaha

berdasarkan Prinsip Syariah, atau unit kerja di kantor cabang dari suatu

Bank yang berkedudukan di luar negeri yang melaksanakan kegiatan

usaha secara konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari

kantor cabang pembantu syariah dan/atau unit syariah.

Perbankan syariah merupakan bank yang menerapkan nilai-nilai syariah, salah

satu di antaranya pelarangan unsur riba, seperti dijelaskan beberapa ayat Al Qur’an

sebagai berikut:

1) Surat An Nisa ayat 1612:

















Artinya : “Dan disebabkan mereka memakan riba, padahal sesungguhnya mereka telah dilarang daripadanya, dan karena mereka memakan harta benda dengan jalan yang bathil. Kami telah menyediakan untuk orang-orang kafir di antara mereka siksa yang pedih”.

2


(35)

2) Surat Ar Ruum ayat 393 :

























Artinya : “Dan sesuatu riba yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta manusia, padahal riba itu tidak menambah pada sisi Allah SWT. Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah SWT, mereka adalah orang-orang yang melipat gandakan”.

3) Surat Al Baqarah ayat 2764 :









Artinya : “Allah SWT memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah dan Allah SWT tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran.

Adapun pelarangan riba juga telah disebutkan dalam beberapa hadits,

di antaranya:

1) Riwayat Al Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah menyatakan bahwa

Nabi SAW bersabda:

ُﺮْ ﺤﱢﺴﻟاَ و

ِ ﱠ ﺎِ ﺑ

ُكْ ﺮﱢﺸﻟا

َلﺎَﻗ

ﱠﻦُھ

ﺎَ ﻣَ و

ِ ﱠ

َلﻮُﺳَرا

ﺎَﯾ

اﻮُ ﻟﺎَﻗ

ِتﺎَﻘِ ﺑﻮُﻤْ ﻟا

َﻊْﺒﱠﺴﻟا

اﻮُﺒِﻨَﺘْ ﺟا

َم ْ ﻮَﯾ

ﻲﱢ ﻟَ ﻮﱠﺘﻟاَ و

ِ ﻢﯿِﺘَﯿْ ﻟا

ِلﺎَ ﻣ

ُﻞْ ﻛَ أَ و

ﺎَﺑﱢﺮﻟا

ُﻞْ ﻛَ أَ و

ﱢﻖَﺤْ ﻟﺎِ ﺑ

ﱠلِ إا

ُ ﱠ ﷲ

َمﱠﺮَﺣ

ﻲِﺘﱠ ﻟا

ِ ﺲْ ﻔﱠﻨﻟا

ُﻞْ ﺘَﻗَ و

.

ِت َ ﻼِﻓﺎَﻐْ ﻟا

ِتﺎَﻨِﻣْ ﺆُﻤْ ﻟا

ِتﺎَﻨَﺼْﺤُﻤْ ﻟا

ُفْ ﺬَﻗَ و

ِﻒْﺣﱠ ﺰﻟا

3

Al-Qur’an Ar Ruum ayat 39

4


(36)

Artinya : “Tinggalkanlah tujuh hal yang membinasakan. Orang-orang bertanya: Apa itu wahai Rasul?. Beliau menjawab: Syirik kepada Allah SWT, sihir, membunuh jiwa orang yang diharamkan Allah SWT, kecuali dengan hak, memakan riba, memakan harta anak yatim, melarikan diri pada saat datangnya serangan musuh dan menuduh wanita mukmin yang suci tetapi lalai”.

2) Riwayat Al Bukhari, Muslim, Ahmad, dan Abu Daud serta At Tirmidzi

dari Jabir bin Abdulloh bahwa Rasulullah SAW bersabda:

ِﮫْﯾَﺪِھﺎَﺷَ و

ُﮫَﺒِﺗﺎَﻛَ و

ُﮫَﻠِﻛ ْ ﺆُﻣَ و

ﺎَﺑﱢﺮﻟا

َﻞِﻛآ

َﻢﱠ ﻠَﺳَ و

ِﮫْﯿَﻠَﻋ

ُ ﱠ ﷲ

ﻰﱠ ﻠَﺻ

ِ ﱠ ﷲ

ُلﻮُﺳَر

َﻦَﻌَﻟ

.

ٌءاَ ﻮَﺳ

ْﻢُھ

َلﺎَﻗَ و

Allah SWT melaknat pemakan riba, yang memberi makannya, saksi-saksinya dan penulisnya.”

Secara umum, tujuan berdirinya bank syariah adalah dapat memberikan

sumbangan terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat melalui

pembiayaan-pembiayaan yang dikeluarkan oleh bank syariah.

Adapun secara khusus tujuan bank syariah, di antaranya 5:

a. Menjadi perekat nasionalisme baru, artinya bank syariah dapat menjadi

fasilitator aktif bagi terbentuknya jaringan usaha ekonomi kerakyatan.

b. Memberdayakan ekonomi masyarakat dan beroperasi secara transparan,

artinya pengelolaan bank syariah harus didasarkan pada visi ekonomi

kerakyatan dan upaya ini terwujud apabila ada mekanisme operasi yang

transparan.

5


(37)

c. Memberikan return yang lebih baik, artinya investasi bank syariah tidak memberikan janji yang pasti mengenai return yang diberikan kepada investor karena tergantung besarnya return. Apabila keuntungan lebih besar, investor akan ikut menikmatinya dalam jumlah lebih besar.

d. Mendorong penurunan spekulasi di pasar keuangan, artinya bank syariah

lebih mengarahkan dananya untuk transaksi produktif.

e. Mendorong pemerataan pendapatan, artinya salah satu transaksi yang

membedakan bank syariah dengan bank konvesional adalah pengumpulan

dana Zakat, Infak dan Sedekah (ZIS). Peranan ZIS sendiri di antaranya

untuk memeratakan pendapatan masyarakat.

f. Meningkatkan efisiensi mobilisasi dana.

g. Uswah hasanah sebagai implementasi moral dalam penyelenggaraan usaha bank.

2. Produk-Produk Bank Syariah

Secara garis besar, pengembangan produk-produk bank syariah

dikelompokkan menjadi tiga yaitu:

a. Produk Penghimpunan Dana

Prinsip-prinsip yang digunakan dalam produk ini meliputi prinsip


(38)

1) Prinsip Wadi’ah6

Al-wadi’ah terbagi dua macam yaitu al-wadi’ah yad al-Amanah

dan al-wadi’ah yad adh-Dhamanah. Al-wadi’ah Yad al-Amanah yaitu pihak yang menerima titipan tidak boleh menggunakan dan

memanfaatkan uang atau barang yang dititipkan, tetapi harus benar-benar

menjaga sesuai kelaziman. Pihak penerima titipan dapat membebankan

biaya kepada penitip sebagai biaya penitipan.

Sedangkan Al-wadi’ah Yad al-Amanah pihak yang menerima titipan boleh menggunakan dan memanfaatkan uang atau barang yang

dititipkan.Tentunya pihak bank dalam hal ini mendapatkan bagi hasil dari

pengguna dana. Bank dapat memberikan insentif kepada penitip dalam

bentuk bonus.7

2) Prinsip Mudharabah8

Akad lain yang digunakan adalah prinsip investasi yaitu akad

mudharabah. Tujuan dari mudharabah adalah kerjasama antara pemilik dana (shahibul maal) dan pengelola dana (mudharib), dalam hal ini bank. Secara garis besar, mudharabah terbagi menjadi dua jenis yaitu Prinsip

mudharabah dibagi menjadi dua jenis, yaitu: mudharabah mutlaqah dan

mudharabah muqayyadah.

7

Ibid., Muhammad Syafi’i Antonio. 2001. . . hal. 89

8


(39)

Pada mudharabah mutlaqah shahibul maal tidak memberikan batasan-batasan atas dana yang di investasikannya. Mudharib diberi wewenang penuh mengelola dana tersebut tanpa terikat waktu, tempat,

jenis usaha, dan jenis pelayanannya.

Sedangkan Mudharabah Muqayyadah shahibul maal

memberikan batasan atas dana yang diinvestasikannya. Mudharib hanya bisa mengelola dana tersebut sesuai dengan batasan yang diberikan oleh

shahibul maal. Misalnya, hanya untuk jenis usaha tertentu saja, tempat, waktu tertentu dan lain-lain.

b. Produk Penyaluran Dana

Produk penyaluran dana di bank syariah dapat dikembangkan dengan

tiga model, yaitu:

1) Transaksi pembiayaan yang ditujukan untuk memiliki barang dilakukan

dengan prinsip bagi hasil.

2) Transaksi pembiayaan yang ditujukan untuk mendapatkan jasa dilakukan

dengan prinsip sewa.

3) Transaksi pembiayaan sebagai usaha kerjasama yang ditujukan untuk


(40)

Adapun prinsip-prinsip yang digunakan produk-produk bank syariah

dalam pola penyaluran dana, antara lain:

1) Prinsip Jual Beli (Tijaroh)

Prinsip jual beli dikembangkan menjadi tiga bentuk prinsip

pembiayaan, yaitu: pembiayaan murabahah, salam dan istishna.9

a) Pembiayaan Murabahah10

Al-Murabahah adalah jual-beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati. Dalam pembiayaan ini, penjual

harus memberi tahu harga produk yang ia beli dan menentukan suatu

tingkat keuntungan sebagai tambahan.

b) Pembiayaan As-Salam11

Pembayaran dilakukan dengan tunai, sedangkan barang diserahkan

secara tangguh. Bank sebagai pembeli dan nasabah sebagai penjual.

Transaksi ini ada kepastian tentang kuantitas, kualitas, harga dan waktu

penyerahan.

c) Pembiayaan Bai Al-Istishna12

Al-Istishna’ merupakan kontrak penjualan antara pembeli dan pembuat barang. Dalam kontrak ini, pembuat barang menerima

pesanan pembeli. Pembuat barang lalu berusaha melalui orang lain

9

Ibid., Muhammad Syafi’i Antonio. 2001. . . hal. 101

10

Ibid., Muhammad Syafi’i Antonio. 2001. . . hal. 101-107

11

Ibid., Muhammad Syafi’i Antonio. 2001. . . hal. 108-113

12


(41)

untuk membuat atau membeli barang menurut spesifikasi yang telah

disepakati dan menjualnya kepada pembeli akhir. Jual beli seperti akad

salam, namun pembayarannnya dilakukan oleh bank dalam beberapa kali pembayaran. Istishna diterapkan pada pembiayaan manufaktur dan konstruksi.

2) Prinsip Sewa (Ijarah)13

Ada dua kaidah penting dalam prinsip ini, yaitu al-Ijarah dan al-ijarah muntahiya bit-thamlik.

a) Al-Ijarah adalah akad pemindahan hak guna atas barang atau jasa, melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan

kepemilikan atas barang itu sendiri.

b) Al-Ijarah Muntahiya Bit-thamlik

Transaksi ijarah dilandasi adanya pemindahan manfaat. Pada dasarnya prinsip ini sama dengan jual beli, namun perbedaannya

terletak pada objek transaksinya. Pada Akhir sewa, bank syariah dapat

saja menjual barang yang disewakannya kepada nasabah. Transaksi

tersebut dikenal dengan istilah ijarah muntahiya bithamlik (sewa yang diikuti dengan perpindahan kepemilikan). Harga sewa dan harga jual

disepakati pada awal perjanjian. Hal tersebut yang membedakan antara

13


(42)

ijarah dengan ijarah muntahiya bit-thamlik, yaitu kepemilikan barang atau jasa yang digunakan.

Faktor-faktor untuk diberikannya pembiayaan ijarah

muntahiyah bittamlik meliputi aspek yuridis, keuangan, manajemen,

teknis dan produksi, pemasaran, jaminan, social ekonomi, dan

AMDAL serta identifikasi mitigasi resiko. Akad ijarah muntahiyah

bittamlik adalah akta dibawah tangan, yang berbentuk baku atau

standar artinya telah ditentukan oleh satu pihak atau salah satu pihak

yaitu dalam hal ini pihak Bank Muamalat, kemudian akta di bawah

tangan tersebut di legalisasi oleh Notaris sebagai alat bukti.14

3) Prinsip Bagi Hasil (Syirkah)15

Prinsip ini meliputi beberapa jenis prinsip, yaitu: musyarakah,

mudharabah dan mudharabah muqayyadah.

a) Musyarakah, merupakan kerjasama dalam suatu usaha oleh dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu di mana masing-masing pihak

memberikan kontribusi dana (amal) dengan kesepakatan bahwa

keuntungan dan risiko akan ditanggung bersama sesuai kesepakatan.

Musyarakah biasanya diaplikasikan untuk pembiayaan proyek dimana

14

Didik Hijrianto. “Pelaksanaan Akad Pembiayaan IMBT pada Bank Muamalat Indonesia”.

Tesis S2 Prodi Magister Kenotariatan. Semarang : Pasca Sarjana Universitas Diponegoro. 2010. Hal.,7.

15


(43)

nasabah dan bank sama-sama menyediakan dana untuk membiayai

proyek tersebut.

Realita bisnis saat ini menempatkan musyarakah sebagai salah satu produk perekonomian modern, baik di bidang perbankan, pasar

uang atau aspek lainnya. Saat ini musyarakah merupakan penempatan modal dalam usaha tertentu, yang kebanyakan tidak melibatkan diri

dalam manajemen secara standard. Realitas bisnis saat ini memang

membutuhkan suatu ajaran yang lebih konkrit dan sesuai dengan

kondisi faktual saat ini dan solusi terhadap permasalahan hukum yang

muncul. Jika hanya berpedoman pada formalitas yang telah

dirumuskan para ahli hukum Islam terdahulu, dikhawatirkan bentuk

formalitas itu menjadi kendala dalam mencapai tujuan syariah

(maqasid asy-syariyah).16

b) Mudharabah, merupakan kerjasama suatu usaha antara dua pihak di mana pihak pertama menyediakan seluruh modal (shahibul mal),

sedang pihak kedua bertindak sebagai pengelola (mudharib) dan keuntungan usaha dibagi di antara mereka sesuai kesepakatan yang

dituangkan dalam kontrak.17

16

Abd Shomad. “Joint Venture Profit Sharing (Musyarakah) dalam Perbankan Berdasarkan

Prinsip Syariah”. Artikel Ilmiyah., hal. 1-2

17


(44)

3) Akad Pelengkap

Akad pelengkap dikembangkan sebagai akad pelayanan jasa.

Akad ini dilakukan dengan beberapa prinsip transaksi, yaitu: wakalah,

kafalah, hawalah (alih utang-piutang), rahn (gadai), qardh (pinjaman kebaikan).

a) Wakalah

Prinsip transaksi ini bisa disebut juga wikalah berarti penyerahan, pendelegasian, atau pemberian mandat, yaitu pelimpahan

kekuasaan oleh seseorang kepada pihak lain dalam hal-hal yang boleh

diwakilkan.18

b) Kafalah

Prinsip transaksi ini memberikan jaminan yang diberikan oleh

penanggung (kafil) kepada pihak ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak kedua atau yang ditanggung.

c) Hawalah

Prinsip transaksi ini yaitu pengalihan utang dari orang yang

berutang kepada orang lain yang wajib menanggungnya. Dalam istilah

para ulama, hal ini merupakan pemindahan beban utang dari muhil

(orang yang berutang) menjadi tanggungan muhal’alaih atau orang yang berkewajiban membayar utang.19

18

Ibid., Muhammad Syafi’i Antonio, hal.120

19


(45)

d) Ar-Rahn

Yaitu menahan salah satu harta milik si pemijam sebagai jaminan

atas pinjaman yang diterimanya. Barang yang ditahan tersebut

memiliki nilai ekonomis. Dengan demikian, pihak yang menahan

memperoleh jaminan untuk dapat mengambil kembali seluruh atau

sebagian piutangnya. Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa rahn

adalah semacam jaminan utang atau gadai.20

e) Qardh (Pinjaman Kebaikan)

Prinsip transaksi ini membantu nasabah secara cepat, berjangka

pendek, dan diarahkan untuk usaha kecil serta keperluan sosial. Yaitu

pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih atau diminta

kembali atau dengan kata lain meminjamkan tanpa mengharapkan

imbalan.

20


(46)

B. Efisiensi

1. Efisiensi Teknis

Penghitungan efisiensi teknis telah dilakukan oleh Farell

berdasarkan paper dari Tim Coelli yang menggambarkan sebuah ukuran

sederhana mengenai efisiensi perusahaan dengan cara menghitung

berbagai macam input yang digunakan untuk produksi.21

Farell mengusulkan efisiensi terdiri dari dua komponen yaitu :

technical efficiency yang merefleksikan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan output maksimum dari serangkaian input yang telah

ditentukan, dan allocative efficiency yang merefleksikan kemampuan perusahaan untuk menggunakan berbagai macam input di dalam proporsi

yang optimal, di mana masing -masing inputnya sudah ditentukan tingkat

harga dan teknologi produksinya.22

Kedua komponen efisiensi ini lalu dikombinasikan yang

menghasilkan total economic efficiency. Pemikiran awal mengenai pengukuran efisiensi dari Farell di mana analisisnya berkenaan dengan

ruang input, yang berfokus pada upaya pengurangan input (an input-reducing focus). Metode ini disebut dengan pengukuran berorientasi input ( input-orientated measures).

21

Coelli T.J, A Guide to DEAP Version 2.1: A Data Envelopment Analyisis (Computer) Program, No 8/96. Centre For Efficiency and Produktivity Analysis Department of Econometric university of New England Armidale, NSW, 2351. Australia. 1996., hal 4

22


(47)

a. Pengukuran Berorientasi Input ( Input Orientated Measure)23

Farrel mengilustrasikan idenya dengan menggunakan sebuah

contoh sederhana dengan kasus sebuah perusahaan tertentu yang

menggunakan dua buah input ( x1 dan x2) untuk memproduksi sebuah

output tunggal (y) dengan sebuah (asumsi constant return to scale) CRS.

Isoquant SS1 menggambarkan kombinasi input yntuk menghasilkan tingkat output yang sama (efisien secara teknis). Isocost CC1 menggambarkan kombinasi input yang dapat dibeli oleh produsen dengan

tingkat biaya yang sama (efisien secara alokatif). Garis 0P menunjukkan

kombinasi input yang digunakan oleh suatu perusahaan. Titik Q’

menunjukkan efisien secara teknikal dan alokatif. Titik P menunjukkan

inefisien karena tidak berada pada kurva isocost dan isoquant. Titik R efisien secara alokatif sedangkan Q efisien secara teknis. Tingkat efisiensi

teknis (technical efficiency/TE) dari perusahaan pada umumnya diukur dengan menggunakan nilai rasio :

TE = 0Q/0P

Persamaan tersebut akan sama dengan persamaan 1 – QP/0P,

dimana nilainya berkisar antara nol dan satu, dan karena itu menghasilkan

indikator dari derajat technical efficiency dari perusahaan tersebut. Nilai satu mengimplikasikan bahwa perusahaan telah mencapai kondisi efisien

23


(48)

secara penuh. Sebagai contoh, titik Q telah mencapai technical efficiency

karena ia berada pada kurva isoquan yang efisien. Gambar 2.1

Efisiensi Teknis dan Efisiensi Alokatif

Dimana: x1 = input pertama, x2 = input kedua, q = output.

Jika rasio harga input (dalam Gambar 2.1 diwakili oleh garis AA’) juga telah diketahui, maka titik produksi yang efisien secara alokatif dapat

juga dihitung. Tingkat efisiensi alokatif (allocative efficiency/AE) dari suatu perusahaan yang berorientasi pada titik P dapat didefinisikan

sebagai rasio dari :

AE = 0R/0Q

Di mana jarak RQ menggambarkan pengurangan dalam biaya produksi yang dapat diperoleh apabila tingkat produksi berada pada titik


(49)

Q yang efisien secara teknis (technical efficient), akan tetapi inefisien secara alokatif (allocatively inefficient).

Total efisiensi ekonomis (total economic efficiency) didefinisikan sebagai rasio dari :

EE = 0R / 0P

Dimana jarak dari titik R ke titik P dapat juga diinterpretasikan dengan istilah pengurangan biaya (cost reduction). Perhatikan bahwa produk yang efisien secara teknis dan secara alokatif memberikan makna

telah tercapainya efisiensi ekonomis secara keseluruhan.

TE x AE = (0Q/0P) x (0R/0Q) = (0R/0P) = EE

Dimana semua ukuran ketiganya terletak pada daerah yang bernilai

antara nol dan satu.

b. Pengukuran Berorientasi Output (Output-Orientated Measures)24

Pengukuran efisien secara teknis yang berorientasi input, pada

dasarnya bisa ditujukan untuk menjawab sebuah pertanyaan; “Sampai

seberapa banyaknya kuantitas input dapat dikurangi secara proporsional

tanpa mengubah kuantitas output yang diproduksi ?” dengan kata lain,

“Sampai seberapa banyak kuantitas dari output dapat ditambah tanpa

mengubah kuantitas input yang digunakan?”. Ini yang disebut pengukuran

24


(50)

berorientasi output (output-oriented measure), merupakan kebalikan dari pengukuran berorientasikan input.

Perbedaan antara pengukuran berorientasi input dan output dapat

diilustrasikan dengan menggunakan sebuah contoh sederhana yang terdiri

dari satu input dan satu output, diilustrasikan mengenai sebuah fungsi

produksi dengan teknologi yang bersifat decreasing return to scale yang diwakili oleh ƒ(x), dan sebuah perusahaan yang inefisien yang beroperasi pada titik P. Farell menjelaskan pengukuran yang berorientas I input dari

efisiensi teknis (TE) sama dengan rasio AB/AP, sedangkan pengukuran berorientasikan output dari efisiensi teknis diwakili oleh rasio CP/CD.

Pengukuran yang berorientasi input dan output akan menghasilkan

nilai pengukuran yang sama dari efisien si teknis jika berada dalam

kondisi constant return to scale (CRS), namun jika berada dalam kondisi

decreasing return to scale (DRS), nilai pengukuran TE tidak akan sama hasilnya. Dalam kasus constant return to scale (CRS) bahwa AB/AP

=CP/CD, untuk titik P yang tidak efisien (Farell dan Lovell, 1978) dalam Coelli, et al (2005).


(51)

Gambar 2.2

Pengukuran Efisiensi Berorientasi Output dan Input serta Return to Scale

a. DRS b. CRS

Sumber : Farell dan Lovell (1978) dalam Coelli, et al

Pengukuran tingkat efisiensi berorientasi output ini dapat dianalisis

lebih dalam dengan sebuah contoh kasus di mana fungsi produksi

melibatkan dua macam output (q1 dan q2) dan sebuah input tunggal ( x).

Jika kitamengasumsikan kondisinya constant return to scale, maka dapat direpresentasikan tingkat teknologi dengan sebuah kurva unit

kemungkinan produksi (unit production possibility curve ) dalam bentuk dua dimensi. Contoh ini digambarkan dalam Gambar 2.6 dimana garis ZZ’

adalah merupakan kurva unit kemungkinan produksi (unit production possibility curve) dan titik A dapatlah diumpamakan dengan sebuah perusahaan yang inefisien . Perhatikan bahwa A sebagai titik yang


(52)

inefisien dalam kasus ini terletak di bawah kurva karena ZZ’mewakili batasan atau titik tertinggi dari garis kemungkinan produksi.

Gambar 2.3

Efisiensi Teknis dan Alokatif dari Pendekatan berorientasi Output

Sumber : Farell dan Lovell (1978) dalam Coelli

Farell menjelaskan pengukuran efisiensi berorientasikan output

dapat didefinisikan sebagaimana yang terilustrasikan dalam Gambar 2.3,

titik A dan B1 menggambarkan skala efisiensi yang dihasilkan oleh

perusahaan A dan B1. Kurva ZZ1 adalah kurva kemungkinan produksi

yang menunjukkan efisien secara teknis. Kurva DD1 menggambarkan

kurva efisien secara alokatif. Titik B dan B1 menggambarkan efisien

secara teknikal karena terletak pada isoquant. CB1 efisien secara alokatif karena terletak pada isorevenue DD1. B1 efisien secara teknis dan alokatif. AB merupakan inefisiensi secara teknis yang berarti bahwa output bisa


(53)

ditingkatkan menjadi B tanpa adanya penambahan input. Pengukuran

efisiensi teknis berorientasikan output adalah merupakan rasio

TE= 0A/0B

dengan revenue efficiency (RE) yang merupakan rasio

RE=0A/0C

Efisiensi alokatif diperoleh melalui rasio

AE = 0B/0C

Di mana mempunyai sebuah interpretasi adanya peningkatan

pendapatan (a increasing revenue interpretation ), di mana pada contoh kasus pengukuran efisiensi berorientasi input, serupa dengan interpretasi

adanya pengurangan biaya (cost reducing) dalam kondisi ketidakefisienan yang bersifat alokatif. Lebih lanjut dapat didefinisikan efisiensi ekonomi

secara keseluruhan ( overall economic efficiency) sebagai hasil dari dua pengukuran efisiensi teknis dan efisiensi alokatif.

EE= (0A/0C) = (0A/0B) x (0B/0C) = TE x AE

2. Konsep Efisiensi

Muharram dan Pusvitasari25 menyebutkan bahwa efisiensi adalah kemampuan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dengan benar atau

dalam pandangan matematika didefinisikan sebagai perhitungan rasio

25

Muharram, H. dan Pusvitasari, R. “Analisis Perbandingan Efisiensi Bank Syariah di

Indonesia dengan Metode Data Envelopmet Analysis (Periode Tahun 2005).” Jurnal Ekonomi dan


(54)

output (keluaran) dan atau input (masuk) atau jumlah keluaran yang

dihasilkan dari satu input yang digunakan Secara sederhana menurut

Nopirin(2007),26 efisiensi dapat berarti tidak adanya pemborosan. M. D.

Huri dan Indah Susilowati(2007),27 menjelaskan bahwa efisiensi dapat

didefinisikan sebagai perbandingan antara keluaran (output) dengan

masukan (input), atau jumlah keluaran yang dihasilkan dari satu input

yang digunakan.

Ditinjau dari Teori Ekonomi, ada dua pengertian efisiensi yaitu

efisiensi teknis dan efisiensi ekonomi.28 Efisiensi ekonomi mempunyai

sudut pandang makro yang mempunyai jangkauan lebih luas

dibandingkan dengan efisiensi teknik yang bersudut pandang mikro.

Pengukuran efisiensi teknik cenderung terbatas pada hubungan teknis dan

operasional proses konversi input menjadi output. Akibatnya usaha untuk

meningkatkan efisiensi teknis hanya memerlukan kebijakan mikro yang

bersifat internal, yaitu dengan pengendalian dan alokasi sumber daya yang

optimal.

Suatu Kegiatan Ekonomi dikatakan efisien secara teknik apabila

menghasilkan output maksimal dengan sumber daya tertentu atau

26

Nopirin. Pengantar Ilmu Ekonomi Makro dan Mikro. Yogyakarta: BPFE. 1997

27

Huri, M. D. dan Indah Susilowati. “Pengukuran Efisiensi Relatif Emiten Perbankan dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA) (Studi Kasus: Bank-Bank yang Terdaftar di Bursa Efek

Jakarta Tahun 2002).” Jurnal Dinamika Pembangunan. Vol. 1, No. 2, Desember 2004, Hal. 95-107.

28

Muhammad Ghafur. Potret Perbankan Syariah Indonesia Terkini. Yogyakarta: Biruni


(55)

memproduksi sejumlah tertentu output menggunakan sumber daya yang

minimal. Dalam efisiensi ekonomis, untuk proses produksi, produsen

menghadapi kendala besarnya harga input, sehingga harus dapat

memaksimalkan penggunaan input sesuai dengan anggaran yang tersedia

yang juga harus mempertimbangkan besarnya harga output.

Produsen dapat berproduksi dengan efisien jika :

MP1 MPk . . . . MPa

P1 Pk Pa

Di mana MP1 adalah produk marginal faktor produksi tenaga kerja

(L), MPk adalah produk marginal faktor produksi kapital, dan MPa adalah

produk marginal factor A, sedangkan P1, Pk, dan Pa masing-masing

adalah harga sumber-sumber tersebut (Farried WM) dalam Nurul

Komaryatin.29

3. Pengukuran Efisiensi

Menurut Silkman (1986); Ario (2005) dalam Harjum Muharam dan Pusvitasari (2007)30, ada tiga jenis pendekatan pengukuran efisiensi khususnya perbankan yaitu:

a. Pendekatan rasio, yaitu pendekatan rasio dalam mengukur efisiensi

dilakukan dengan cara menghitung perbandingan output dengan input

29

Nurul Komaryatin. “Analisis Efisiensi Teknis Industri BPR di Eks Karesidenan Pati”.

Tesis S2 Pasca Sarjana Universitas Diponegoro. Semarang : 2006.

30


(56)

yang digunakan. Pendekatan ini akan dinilai memiliki efisiensi yang

tinggi, apabila dapat memproduksi jumlah output yang maksimum

dengan input tertentu.

Efisiensi = Output Input

Kelemahan dari pendekatan ini adalah apabila terdapat banyak

input dan output yang akan dihitung secara bersamaan, sehingga

banyak perhitungan yang menimbulkan asumsi yang tidak tegas.

b. Pendekatan regresi, yaitu pendekatan yang menggunakan sebuah

model dari tingkat output tertentu sebagai fungsi dari berbagai tingkat

input tertentu. Fungsinya dapat dilihat di bawah ini:

Y = f (X1, X 2, X3, X 4, . . . Xn)

Di mana Y = Output, X = Input

Pendekatan regresi akan menghasilkan estimasi hubungan yang

dapat digunakan untuk memproduksi tingkat output yang dihasilkan

sebuah Unit Kegiatan Ekonomi (UKE) pada tingkat output tertentu.

UKE tersebut akan dinilai efisien, apabila mampu menghasilkan

jumlah output lebih banyak dibandingkan jumlah output hasil estimasi.

Pendekatan ini juga tidak dapat mengatasi kondisi banyak

output, karena hanya satu indikator output yang dapat ditampung


(57)

banyak output dalam satu indikator, informasi yang dihasilkan

menjadi tidak rinci lagi .

c. Pendekatan frontier, pendekatan ini mempunyai dua jenis yaitu: parametrik dan non-parametrik. Pendekatan parametrik terdiri dari

Stochastic Frontier Approuch (SFA) yaitu perluasan dari model asli deterministik untuk mengukur efek-efek yang tidak terduga (stochastic frontier) di dalam batas produksi, Distribution Free Approach (DFA) merupakan efisiensi biaya mengukur seberapa dekat biaya dari suatu

bank dengan biaya terendah yang dibutuhkan untuk memproduksi

output yang sama pada kondisi yang sama, dan Thick Frontier Approuch (TFA), sedangkan non-parametrik meliputi Data Envelopment Analysis (DEA) yaitu model pemrograman linier fraksional yang dapat mencakup banyak output dan input tanpa perlu menentukan bobot untuk setiap variabel sebelumnya, tanpa perlu penjelasan eksplisit mengenai hubungan fungsional antara input dan output (tidak seperti regresi).

Beberapa tahun terakhir ini perhitungan kinerja lembaga

keuangan yang lebih difokuskan pada pendekatan forntier efficiency

atau x-efficiency, mengukur penyimpangan dari lembaga keuangan berdasarkan ”best practice” atau berlaku umum pada pendekatan

forntier. Pendekatan forntier dari suatu lembaga keuangan dapat diukur melalui bagaimana kinerja lembaga keuangan tersebut bersifat


(58)

relatif terhadap perkiraan kinerjanya yang ”terbaik” dari industri

tersebut. Kondisi ini terjadi, apabila semua lembaga keuangan tersebut

menghadapi kondisi pasar yang sama.31

Pendekatan forntier lebih superior karena penggunaan teknik program atau statistik yang menghilangkan pengaruh dari perbedaan

harga input dan faktor eksogen lainnya dalam mempengaruhi kinerja yang akan diobservasi. Pendekatan ini telah digunakan secara lebih

luas dalam analisis regulasi, yaitu untuk mengukur pengaruh dari

merger dan akuisisi, regulasi modal, deregulasi suku bunga deposito,

pergeseran restriksi geografis pada cabang dan holding dari perusahaan akuisisi. Keuntungan yang paling utama dari pendekatan

ini adalah dapat mengukur secara objektif kuantitatif dengan

menghilangkan pengaruh dari harga pasar dan faktor eksogen lainnya

yang mempengaruhi kinerja yang akan diobservasi.32

31

Bauer, P. W., Berger, A. N. and Ferrier, G. D. “Consistency Condition for Regulatory

Analysis of Financial Institutions: A Comparison of Frontier Approuch Methods.” Journal of

Economics and Bussines. USA, 1998.

32

Ascarya, Diana Y. dan Guruh S. R.”Analisis Efisiensi Perbankan Konvensional dan

Perbankan Syariah di Indonesia dengan Data Envelopment Analysis (DEA).” Paper dalam Buku

Current Issues Lembaga Keuangan Syariah Tahun 2009, TIM IAEI, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008.


(59)

Muliaman D. Hadad, Wimboh S, Dhaniel I. dan Eugenia M 33

menjelaskan bahwa pendekatan yang digunakan untuk mengukur

efisiensi mempunyai dua macam pendekatan, yaitu pendekatan

parametrik dan non-parametrik. Pendekatan yang akan digunakan

dalam penelitian ini adalah non-parametrik, yaitu DEA. Alasan ini

didorong adanya pendapat Ascarya, Diana Y dan Guruh S. R,34 bahwa

pendekatan non-parametrik memiliki kelebihan yaitu tidak

membutuhkan asumsi bentuk fungsi produksi dalam membentuk

forntier produksinya, oleh karena itu kesalahan dalam spesifikasi fungsi produksi dapat dieliminasi.

Muliaman D. Hadad dkk juga menambahkan pendapatnya

tentang keuntungan relatif penggunaan pendekatan ini lebih besar

dibandingkan parametrik, yaitu pendekatan ini dapat mengidentifikasi

unit yang digunakan sebagai referensi. Hal ini dapat membantu

mencari penyebab dan jalan keluar dari ketidakefisienan yang

merupakan keuntungan utama dalam aplikasi manajerial.

33

Muliaman D. H., Wimboh S., Dhaniel I. dan Eugenia M. “Analisis Efisiensi Industri

Perbankan Indonesia: Penggunaan Metode Non-Parametrik Data Envelopment Analysis (DEA).” Bank

Indonesia Research Paper, Jakarta: Bank Indonesia, 2003.

34


(60)

45

A. Objek Penelitian

Dalam sub-bab pembatasan masalah telah disinggung objek-objek

yang terkait dalam penelitian ini, yaitu Bank Umum Syariah periode

2007-2010. Adapun bank-bank yang dimaksud adalah sebagaimana yang tercantum

dalam table 3.1 dibawah ini :

Tabel 3.1 Nama dan Kode Bank

Kode Bank Nama Bank

1 Bank Muamalat

2 Bank Syariah Mandiri

3 Bank Mega Syariah

Sumber : Bank Indonesia, 2011.

B. Jenis dan Sumber Data

Dalam penelitian ini, jenis data yang digunakan adalah data sekunder

yang berupa laporan keuangan bank syariah yang dipublikasikan oleh Bank


(61)

Adapun sumber data dalam penelitian ini terdiri dari Bank Indonesia

sebagai institusi yang mempublikaskan data keuangan seluruh Bank

Indonesia, termasuk Bank Syariah, literatur dan dokumen yang berkenaan

dengan efisiensi.

C. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah hanya Bank Umum Syariah yang

berdasarkan prinsip syariah, bank-bank yang mencakup pada prinsip syariah

yaitu Bank Umum Syariah (BUS), Unit Usaha Syariah (UUS), dan Bank

Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS).

Mengingat luasnya cakupan bank syariah, maka dalam penelitian ini

hanya meneliti terhadap Bank Umum Syariah (BUS). Pertimbangannya

adalah bahwa Bank Umum Syariah merupakan induk dari Unit Usaha Syariah

(UUS) jadi penelitian terhadap induknya sudah mencakup terhadap unit

usahanya, dan kinerjanya lebih unggul jika dibandingkan dengan BPRS.

Adapun sampel Bank umum Syariah (BUS) yang digunakan dalam

penelitian ini adalah Bank Umum Syariah yang telah berdiri pada atau

sebelum tahun 2007 dan memiliki laporan keuangan periode 2007-2010.

Dilihat dari metodenya, maka penentuan sampel seperti ini termasuk ke dalam

teknik sampling purposive1, yaitu teknik penentuan sampel dengan

1

Ety Rochaety, dkk., Metodologi Penelitien Bisnis dengan AplikasiSPSS, (Jakarta: Mitra


(1)

8 13 1 9 9

10 9 13 1 11 9 13 12 13 9 13 13

14 14 15 15 16 16

SUM M ARY OF PEER WEIGHTS: (in same order as above)

firm peer w eight s: 1 1.000

2 0.082 0.037 0.881 3 1.000

4 0.427 0.018 0.555

5 0.341 0.144 0.115 0.400 6 0.808 0.192

7 0.760 0.240 8 0.993 0.007 9 1.000

10 0.783 0.191 0.026 11 0.729 0.271 12 0.689 0.311 13 1.000

14 1.000 15 1.000 16 1.000

PEER COUNT SUM M ARY:

(i.e., no. t imes each firm is a peer for anot her)

firm peer count : 1 7

2 0 3 3 4 0 5 0 6 0 7 0 8 0 9 6 10 0 11 0 12 0


(2)

13 7 14 0 15 0 16 0

SUM M ARY OF OUTPUT TARGETS:

firm out put : 1 2 1 8788944.000 3454951.000 2 9351002.240 3849011.000 3 9363248.000 4095189.000 4 11605237.669 5387826.000 5 12836206.892 6134602.000 6 18557172.455 9469173.157 7 17979671.597 9113610.377 8 20797729.541 10848666.698 9 15357254.000 7952787.000 10 16240690.000 8398361.052 11 16855226.000 8752119.233 12 19168005.000 9986240.301 13 20885571.000 10902750.000 14 23091575.000 9142094.000 15 24564246.000 12817417.000 16 28671278.000 15110402.000

SUM M ARY OF INPUT TARGETS:

firm input : 1 2 3 1 45333.000 57791.000 40955.000 2 51289.580 59022.007 42953.438 3 157438.000 42927.000 14114.000 4 56601.862 66784.211 56029.696 5 75860.399 60395.735 58563.706 6 102795.889 40477.842 87391.248 7 99398.664 41501.401 84645.922 8 115976.261 36506.690 98042.419 9 67100.000 79452.000 77343.000 10 75953.703 70668.290 80423.553 11 80483.699 67773.203 83064.936 12 101147.328 49741.841 91899.262 13 116493.000 36351.000 98460.000

14 236226.000 252022.000 211495.000

15 355865.000 416270.000 335379.000

16 553206.000 640404.000 627225.000


(3)

3. Bank M ega Syariah Result s from DEAP Version 2.1 Inst ruct ion file = uin-ins.t xt Dat a file = uin-dt a.t xt Input orient at ed DEA Scale assumpt ion: VRS

Slacks calculat ed using mult i-st age met hod EFFICIENCY SUM M ARY:

firm crst e vrst e scale

1 1.000 1.000 1.000 - 2 0.460 0.511 0.901 irs 3 0.325 0.357 0.909 irs 4 0.224 0.240 0.935 irs 5 0.652 0.839 0.777 irs 6 0.311 0.382 0.812 irs 7 0.243 0.255 0.952 irs 8 0.168 0.239 0.701 drs 9 0.436 0.641 0.680 drs 10 0.232 0.581 0.400 drs 11 0.166 0.851 0.195 drs 12 0.126 1.000 0.126 drs 13 0.432 1.000 0.432 drs 14 0.222 1.000 0.222 drs 15 0.139 0.619 0.224 drs 16 0.111 1.000 0.111 drs

mean 0.328 0.657 0.586

Not e: crst e = t echnical efficiency from CRS DEA vrst e = t echnical efficiency from VRS DEA scale = scale efficiency = crst e/ vrst e

Not e also t hat all subsequent t ables refer t o VRS result s

SUM M ARY OF OUTPUT SLACKS:

firm out put : 1 2 1 0.000 0.000 2 259459.000 205567.000 3 210727.000 462745.000 4 149759.000 438665.000


(4)

5 516299.000 748768.000 6 435763.000 772139.000 7 110965.000 474602.000 8 0.000 216107.213 9 0.000 297929.263 10 0.000 47117.635 11 166420.952 0.000 12 0.000 0.000 13 0.000 0.000 14 0.000 0.000 15 0.000 0.000 16 0.000 0.000 mean 115587.060 260227.507

SUM M ARY OF INPUT SLACKS:

firm input : 1 2 3

1 0.000 0.000 0.000 2 25.795 0.000 669.322 3 0.000 831.150 1432.540 4 523.809 0.000 1222.273 5 1992.002 0.000 3100.466 6 479.148 0.000 3783.085 7 1141.892 0.000 8043.168 8 3002.263 0.000 2150.596 9 4630.335 0.000 2422.904 10 7712.872 11480.960 0.000 11 7957.403 14562.128 0.000 12 0.000 0.000 0.000 13 0.000 0.000 0.000 14 0.000 0.000 0.000 15 1649.628 0.000 14336.795 16 0.000 0.000 0.000 mean 1819.697 1679.640 2322.572 SUM M ARY OF PEERS: firm peers: 1 1

2 1

3 1

4 1

5 1


(5)

7 1

8 13 1 9 13 1 10 1 13 11 13 12 12 12

13 13 14 14

15 12 13 14 16 16

SUM M ARY OF PEER WEIGHTS: (in same order as above)

firm peer w eight s: 1 1.000 2 1.000 3 1.000 4 1.000 5 1.000 6 1.000 7 1.000

8 0.235 0.765 9 0.262 0.738 10 0.332 0.668 11 0.652 0.348 12 1.000

13 1.000 14 1.000

15 0.248 0.442 0.310 16 1.000

PEER COUNT SUM M ARY:

(i.e., no. t imes each firm is a peer for anot her)

firm peer count : 1 9

2 0 3 0 4 0 5 0 6 0 7 0 8 0 9 0 10 0 11 0


(6)

12 2 13 5 14 1 15 0 16 0

SUM M ARY OF OUTPUT TARGETS:

firm out put : 1 2 1 2319215.000 2074614.000 2 2319215.000 2074614.000 3 2319215.000 2074614.000 4 2319215.000 2074614.000 5 2319215.000 2074614.000 6 2319215.000 2074614.000 7 2319215.000 2074614.000 8 2626971.000 2181628.213 9 2662761.000 2194073.263 10 3194721.000 2379048.635 11 3739673.952 2671047.000 12 3947370.000 2935679.000 13 3629026.000 2530067.000 14 3816896.000 2316277.000 15 3766162.000 2564105.000 16 4040981.000 2454062.000

SUM M ARY OF INPUT TARGETS:

firm input : 1 2 3 1 2551.000 16753.000 4798.000 2 2551.000 16753.000 4798.000 3 2551.000 16753.000 4798.000 4 2551.000 16753.000 4798.000 5 2551.000 16753.000 4798.000 6 2551.000 16753.000 4798.000 7 2551.000 16753.000 4798.000 8 5631.824 27086.165 19140.559 9 5990.103 28287.844 20808.505 10 11315.344 46148.846 45599.793

11 31757.393 117986.790 108639.859

12 61968.000 225461.000 188979.000

13 15663.000 60731.000 65840.000

14 39505.000 124132.000 131770.000

15 34528.324 121195.149 116793.123

16 78045.000 262775.000 293340.000