IDENTIFIKASI BAKAT OLAHRAGASISWAPUTRA (Survei Di SDN 03 Selanegara, 02 Kebokura, 01Sumpiuh, 03 Kemiri, Dan01 Kuntili Kecamatan Sumpiuh Kabupaten Banyumas Tahun 2016) -

IDENTIFIKASI BAKAT OLAHRAGA SISWA PUTRA

(Survei Di SDN 03 Selanegara, 02 Kebokura, 01 Sumpiuh, 03 Kemiri, Dan 01
Kuntili Kecamatan Sumpiuh Kabupaten Banyumas Tahun 2016)

SKRIPSI
diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata 1
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Kepelatihan Olahraga
pada Universitas Negeri Semarang

oleh
Doris Awal Ardianto
6301412028

PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2016

i


ABSTRAK
Doris Awal Ardianto. 2016. Identifikasi Bakat Olahraga Siswa Putra (Survei Di
SDN 03 Selanegara, 02 Kebokura, 01 Sumpiuh, 03 Kemiri, dan 01 Kuntili
Kecamatan Sumpiuh Kabupaten Banyumas Tahun 2016). Skripsi Jurusan
Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan Universiitas
Negeri Semarang. 1. Drs. Moh Nasution, M.Kes, 2. Drs. Hermawan, M.Pd.
Belum adanya identifikasi bakat olahraga di lingkungan sekolah dan
masyarakat di Kecamatan Sumpiuh Kabupaten Banyumas. Tujuan penelitian: (1)
mengetahui bakat olahraga yang dimiliki siswa putra, dan (2) mengetahui cabang
olahraga yang dominan pada siswa putra SDN 03 Selanegara, SDN 02
Kebokura, SDN 01 Sumpiuh, SDN 03 Kemiri, dan SDN 01 Kuntili Kecamatan
Sumpiuh Kabupaten Banyumas Tahun 2016.
Jenis penelitian kuantitatif, metode survei dan teknik tes. Populasi
penelitian ini adalah siswa putra Sekolah Dasar Kecamatan Sumpiuh Kabupaten
Banyumas yaitu (1) SDN 03 Selanegara, (2) SDN 02 Kebokura, (3) SDN 01
Sumpiuh, (4) SDN 03 Kemiri, (5) SDN 01 Kuntili, sampel berjumlah 80 siswa.
Variabel penelitian menggunakan variabel tunggal yaitu identifikasi bakat
olahraga.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 51 siswa (63,75%) berbakat di
olahraga diving, 9 siswa (11,25%) berbakat di olahraga high jump, 8 siswa (10%)

berbakat di olahraga gymnastics, 3 siswa (3,75%) berbakat di olahraga long and
triple jump, 3 siswa (3,75%) berbakat di olahraga sprint running, 3 siswa (3,75%)
berbakat di olahraga volleyball, 1 siswa (1,25%) berbakat di olahraga
powerlifting, 1 siswa (1,25%) berbakat di olahraga shot put and discus, 1 siswa
(1,25%) berbakat di olahraga trampolining. Cabang olahraga dominan adalah
diving.
Saran yang disampaikan adalah sebaiknya pihak sekolah memberi
perhatian lebih kepada perkembangan bakat siswa serta mengarahkan dan
memberi fasilitas yang cukup, guru lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran dan
mengarahkan siswa yang berbakat.
Kata kunci : Identifikasi Bakat Olahraga

ii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto:
1. Tuhan tidak akan merubah suatu kaum, apabila kaum itu sendiri tidak
mau merubah (Ar Rad, ayat 11).

Persembahan

untuk ibunda Siti Aminah, ayahanda Sudaryo, Adik
Kurnia Dwi Tilsanti, Fauzi Triyuda, Estika Widi Umairoh
serta dan Teman-teman PKLO 2012 yang selalu
memberikan do a dan dukungan.

v

KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan skripsi lancar tanpa ada halangan yang berarti.
Keberhasilan penulis dalam menyusun skripsi ini atas bantuan dan
dorongan dari berbagai pihak,

sehingga pada kesempatan ini penulis

mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1.

Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan

penulis menjadi mahasiswa UNNES.

2.

Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang yang telah
memberikan ijin dan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan
skripsi.

3.

Ketua jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNNES yang telah
memberikan dorongan dan semangat untuk menyelesaikan skripsi.

4.

Drs. Moh. Nasution, M.Kes., Dosen Pembimbing Utama yang telah sabar
dan teliti dalam memberikan petunjuk, dorongan dan semangat sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi.

5.


Drs. Hermawan, M.Pd., Dosen Pembimbing Pendamping yang telah
memberikan dorongan dan semangat serta sabar memberikan petunjuk dan
membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi.

6.

Bapak dan Ibu Dosen serta staf Tata Usaha FIK UNNES yang telah
memberikan bekal ilmu pengetahuan dan layanan serta informasi kepada
penulis, sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

vi

7.

Kepala SDN 03 Selanegara, SDN 02 Kebokura, SDN 01 Sumpiuh, SDN 03
Kemiri, SDN 01 Kuntili Kecamatan Sumpiuh Kabupaten Banyumas yang
telah memberikan ijin serta bantuan saat penulis melakukan penelitian.

8.


Seluruh Guru Olahraga di SDN 03 Selanegara, SDN 02 Kebokura, SDN 01
Sumpiuh, SDN 03 Kemiri, SDN 01 Kuntili Kecamatan Sumpiuh Kabupaten
Banyumas yang telah membantu selama penulis melakukan penelitian.

9.

Siswa kelas IV dan V SDN 03 Selanegara, SDN 02 Kebokura, SDN 01
Sumpiuh, SDN 03 Kemiri, SDN 01 Kuntili Kecamatan Sumpiuh Kabupaten
Banyumas yang telah bersedia menjadi subyek penelitian.

10. Semua pihak yang telah membantu dalam penelitian untuk penulisan skripsi.
Atas segala bantuan dan pengorbanan yang telah diberikan kepada penulis,
penulis mendoakan semoga amal dan bantuan saudara mendapat berkah yang
melimpah dari Allah SWT.
Akhirnya penulis berharap skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca semua.

Semarang,...................................

Penulis


vii

DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL.....................................................................................................
i
ABSTRAK................................................................................................
ii
LEMBAR PERNYATAAN.........................................................................
iii
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...............................................................
v
KATA PENGANTAR ................................................................................
vi
DAFTAR ISI.............................................................................................
viii
DAFTAR TABEL ......................................................................................

x
DAFTAR GAMBAR..................................................................................
xi
DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................
xii
DAFTAR SINGKATAN.............................................................................
xiii
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah................................................
1.2
Identifikasi Masalah.......................................................
1.3
Pembatasan Masalah....................................................
1.4
Rumusan Masaah .........................................................
1.5
Tujuan Penelitian...........................................................
1.6
Manfaat Penelitian.........................................................


1
7
8
8
9
9

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS
2.1
Hakekat Olahraga .........................................................
2.1.1 Pengertian Olahraga Pendidikan...................................
2.1.2 Periode Usia Dini...........................................................
2.1.3 Bakat.............................................................................
2.1.4 Pemanduan Bakat.........................................................

10
11
13
21

28

BAB III METODE PENELITIAN
3.1
Jenis Dan Desain Penelitian..........................................
3.2
Variabel Penelitian ........................................................
3.3
Populasi, Sampel Dan Teknik Penarikan Sampel..........
3.4
Instrumen Penelitian......................................................
3.4.1 Teknik Pengumpulan Data ............................................
3.4.1.1 Metode Observasi .........................................................
3.4.1.2 Metode Tes Pemanduan Bakat Sport Search................
3.4.1.3 Metode Dokumentasi ....................................................
3.5
Prosedur Penelitian .......................................................
3.6
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penelitian................
3.6.1 Faktor Psikologi Sampel................................................

3.6.2 Faktor Kegiatan Diluar Penelitian ..................................
3.6.3 Faktor Kondisi Dan Kemampuan Sampel......................
3.7
Teknik Analisis Data......................................................

33
34
34
35
35
36
36
37
37
38
38
38
38
38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil Penelitian ..............................................................
4.1.1 Deskripsi Data................................................................

41
42

viii

4.1.1.1 Hasil Tes Lempar Tangkap Bola Tenis...........................
4.1.1.2 Hasil Tes Melempar Bola Basket....................................
4.1.1.3 Hasil Tes Loncat Tegak..................................................
4.1.1.4 Hasil Tes Lari Kelincahan...............................................
4.1.1.5 Hasil Tes Lari Cepat 40 Meter ........................................
4.1.1.6 Hasil Tes Multistage Fitness Test...................................
4.1.2 Hasil Analisis Data .........................................................
4.1.2.1 Analisis Tes Lempar Tangkap Bola Teni ........................
4.1.2.2 Analisis Tes Melempar Bola Basket ...............................
4.1.2.3 Analisis Tes Loncat Tegak .............................................
4.1.2.4 Analisis Tes Lari Kelincahan ..........................................
4.1.2.5 Analisis Tes Lari Cepat 40 Meter....................................
4.1.2.6 Analisis Tes Multistage Fitness Test...............................
4.2
Pembahasan ..................................................................
4.2.1 Diving .............................................................................
4.2.2 Gymnastics ....................................................................
4.2.3 High Jump......................................................................
4.2.4 Long And Tripe Jump ....................................................
4.2.5 Powerlifting.....................................................................
4.2.6 Shot Put And Discus ......................................................
4.2.7 Sprint Running ...............................................................
4.2.8 Trampolining ..................................................................
4.2.9 Volleyball........................................................................

43
43
44
45
46
46
49
49
49
50
50
51
53
54
55
56
57
57
58
58
58
59
59

BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1
Simpulan ........................................................................
5.2
Saran .............................................................................

60
60

DAFTAR PUSTAKA................................................................................
LAMPIRAN..............................................................................................

62
65

ix

DAFTAR TABEL
Tabel

Halaman

2.1

Karakteristik Dalam Pertumbuhan Anak Di Sekolah Dasar Lima
Dan Enam ...............................................................................

2.2

Acuan Umur Anak Mulai Berolahraga, Umur Spesialisasi Dan
Spesialisasi Dan Kelompok Prestasi Puncak, Urutan Berdasar
Umur Permulaan Olahraga ............................................................ 21

4.1

Persebaran Umur Siswa ................................................................ 42

4.2

Hasil Tes Lempar Tangkap Bola Tenis........................................... 43

4.3

Hasil Tes Melempar Bola Basket ................................................... 44

4.4

Hasil Tes Loncat Tegak ................................................................. 44

4.5

Hasil Tes Lari Kelincahan............................................................... 45

4.6

Hasil Tes Lari 40 Meter .................................................................. 46

4.7

Hasil Tes Multistage Fitness Test................................................... 47

4.8

Hasil Tes Sport Search Siswa Putra Sekolah Dasar Kecamatan
Sumpiuh Kabupaten Banyumas Tahun 2016 ................................. 48

x

17

DAFTAR GAMBAR
Gambar

Halaman

2.1 Piramida Pembinaan Olahraga Prestasi.................................... 28
4.1 Grafik Hasil Responden Berdasarkan Umur.............................. 42
4.2 Grafik Hasil Lempar tangkap Bola Tenis ................................... 43
4.3 Grafik Hasil Melempar Bola Basket ........................................... 44
4.4 Grafik Hasil Loncat Tegak ......................................................... 45
4.5 Grafik Hasil Lari Kelincahan ...................................................... 45
4.6 Grafik Hasil 40 Meter................................................................. 46
4.7 Grafik Hasil Multistage Fitness Test .......................................... 47
4.8 Grafik Hasil Tes Sport Search ................................................... 48

xi

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran

Halaman

1.

Surat Usulan Dosen Pembimbing............................................ 66

2.

Surat Penetapan Dosen Pembimbing Skripsi.......................... 67

3.

Surat Observasi ...................................................................... 68

4.

Surat Ijin Penelitian ................................................................. 73

5.

Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian............................ 78

6.

Manajemen Pelaksanaan Tes Pemanduan Bakat ................... 83

7.

Daftar Nama Tester................................................................. 100

8.

Daftar Nama Sampel............................................................... 101

9.

Norma Penelitian Hasil Tes ..................................................... 105

10. Hasil Tes Sport Search ........................................................... 107
11. Formulir Catatan ..................................................................... 115
12. Dokumentasi ........................................................................... 117

xii

DAFTAR SINGKATAN
AUSIC

: Australia Sport Commision

BB

: Berat Badan

CABOR

: Cabang Olahraga

DEPDIKNAS

: Departemen Pendidikan Nasional

DKK

: Dan Kawan-kawan

FIK

: Fakultas Ilmu Keolahragaan

IPTEK

: Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

KKM

: Kriteria Ketuntasan Minimal

KONI

: Komite Olahraga Nasional Indonesia

LBB

: Lempar Bola Basket

LK

: Lari Kelincahan

LT

: Loncat Tegak

LTBT

: Lempar Tangkap Bola Tenis

L 40M

: Lari 40 Meter

MENPORA

: Menteri Pemuda dan Olahraga

MFT

: Multistage Fitness Test

PB

: Persatuan Bulutangkis

PENJASORKES

: Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

PORPROV

: Pekan Olahraga Provinsi

RT

: Rentang Lengan

SDN

: Sekolah Dasar Negeri

TB

: Tinggi Badan

TD

: Tinggi Duduk

UNNES

: Universitas Negeri Semarang

xiii

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang Masalah
Olahraga adalah kegiatan fisik yang mengandung sifat permainan, dan
berisi perjuangan dengan diri sendiri atau perjuangan dengan orang lain serta
konfrontasi dengan unsur-unsur alam (Arma Abdoelah, 1981:12). Tujuan orang
melakukan kegiatan olahraga adalah sebagai latihan, pengkondisian diri,
rekreasi, pendidikan, mata pencaharian, tontonan dan kebudayaan. Tujuan
utama olahraga

sebagai latihan

untuk meningkatkan

keterampilan dan

mendapatkan prestasi yang maksimal (Sungkowo dan Sri Haryono, 2013:2).
Olahraga selain untuk kesehatan juga merupakan salah satu wahana
untuk mengharumkan nama bangsa, dari olahraga banyak hal yang harus
diperhatikan baik untuk peningkatan prestasi maupun untuk kebugaran fisik.
Prestasi yang sukses dihasilkan dari atlet yang memiliki bakat pada cabang
olahraga tertentu yang diikuti (Nikanor Asaribab dan Siswantoyo, 2015:1).
Perkembangan dunia olahraga sekarang ini,

pembinaan

olahraga

merupakan faktor yang sangat penting dalam memajukan, dikarenakan
berkembang tidaknya dunia olahraga itu tergantung pada pembinaan olahraga
itu sendiri, baik pembinaan di lingkungan masyarakat, sekolah maupun
pembinaan ditingkat lokal, nasional maupun internasional. Dimana semuanya itu
membutuhkan suatu mekanisme yang lebih baik dalam membina olahraga. Di
Indonesia khususnya, olahraga sedikit demi sedikit mulai memasuki tahap
perkembangan menuju prestasi yang lebih baik (Tia Isfiani, Soetardji, dan Eri
Pratiknyo Dwikusworo, 2013).

1

2

Perkembangan dunia olahraga salah satunya dipengaruhi oleh sistem
pembinaan, apabila sistem pembinaan berjalan dengan pondasi yang kuat dan
berkelanjutan. Rusli Lutan (2000:11) sistem olahraga berdasar pada: (1)
Pendidikan jasmani dan organisasi, yang didalamnya mencakup program
pendidikan disekolah, rekreasi dan klub-klub olahraga dan struktur olahraga dan
struktur organisasi dalam kepemerintahan dan (2) Sistem latihan olahraga.
Pembibitan olahraga merupakan sebuah tahap penting dalam pembinaan
prestasi olahraga yang merupakan pondasi dari bangunan sistem pembinaan
prestasi olahraga. Sistem pembinaan prestasi olahraga yang diikuti oleh sistem
pembinaan olahraga di Indonesia yaitu mengerucut keatas yang paling bawah
pembinaan usia dini diatasnya spesialisai dan lanjut ke prestasi. Jadi untuk
mencapai jenjang prestasi tinggi diperlukan sistem pembibitan yang bagus.
Tanpa pembibitan yang tersistem dengan baik maka tahap pencapaian prestasi
tidak akan tercapai dengan baik. Sistem pembibitan yang baik adalah sistem
pembibitan yang mampu memberikan pondasi yang kuat untuk menuju ketahap
selanjutnya yaitu spesialisasi yang selanjutnya secara berkelanjutan dibina
menjadi prestasi tingkat tinggi (Nugroho Ady Saputro, 2014:10).
Pembinaan dan pengembangan olahraga sejak usia dini, yaitu periode
umur anak kurang lebih 6 tahun, sampai dengan 14 tahun (6 sampai dengan 14
tahun), merupakan bagian dari kebijaksanaan nasional. Kiranya hal ini sudah
tidak dapat ditawar

tawar lagi. Apabila kita ingin mempunyai atlet yang unggul.

Di mana mempunyai ukuran anthropometric fisik dan karakteristik psikologi yang
performa. Hal ini dapat diperoleh melalui pengindentifikasian yang menggunakan
metode dan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) yang menandai (Aribinuko
Tjiptoadhidjojo, 2000:1).

3

Upaya untuk mengidentifikasi bakat olahraga usia dini yang sesuai
potensi dan karakteristik yang dimilikinya dapat mempergunakan metode sport
search. Menurut Aribinuko Tjiptoadhidjojo, (2000:13-14) Sport Search yang
diterbitkan oleh AUSIC (Australia Sport Commision) dan merupakan salah satu
acuan yang diadopsi KONI. Metode tersebut dapat mengukur kemampuan /
potensi anak usia dini, dengan menggunakan 10 macam item, sebagai berikut:
(1) tinggi badan, (2) tinggi (porsi) duduk, (3) berat badan, (4) lebar rentang
tangan, (5) kemampuan melempar dan menangkap bola tenis, (6) kemampuan
berapa jauh melempar bola basket, (7) tinggi loncat vertical, (8) kelincahan lari,
(9) lari cepat jarak 40 meter, (10) multistage fitness test , untuk memprediksi
kapasitas VO2 Max.
Tes ini berupa tes lapangan yang mudah dilaksanakan dan memerlukan
peralatan yang sederhana serta mudah dipersiapkan. Namun demikian, masih
ditemui sedikit kendala yang berkaitan dengan aspek pengolahan dan analisis
data, karena tes pemanduan bakat dengan metode sport search, hasilnya diolah
dan dianalisis dengan bantuan komputer. Dalam kenyataanya, masih banyak
pelatih

maupun

guru

pendidikan

jasmani

yang

belum

mampu

mengopersionalisasikan komputer. Oleh karena itu, perlu dicari upaya-upaya
untuk mengatasi persoalan tersebut agar tes tersebut dapat dilaksanakan
dengan baik (Depdiknas, 2002:36).
Penelitian yang relevan oleh Tia Isfiani, Soetardji, Eri Pratiknyo
Dwikusumo Ilmu Keolahragaan FIK UNNES berjudul Potensi Bakat Olahraga
Siswa Sekolah Dasar Negeri 01 Karangdowo Kecamatan Weleri Kabupaten
Kendal . Hasil penelitian menunjukkan potensi siswa Sekolah Dasar Negeri 01
Karangdowo Kecamatan Weleri Kabupaten Kendal dalam berbakat olahraga

4

senam dengan menggunakan sport search adalah 12 siswa atau (30%) laki-laki
dan 10 siswa atau (33,3%) perempuan yang memiliki bakat olahraga senam.
Sekolah mampu menjadi dasar pembinaan dan pengembangan olahraga
yang

dilaksanakan

dengan

memperhatikan

potensi

dan

minat

siswa.

Sebagaimana yang disebutkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Penyelenggaraan Keolahragaan, pembinaan
dan pengembangan olahraga pendidikan dilakukan melalui kegiatan baik
intrakurikuler maupun ekstrakurikuler . Kemudian pada Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional,
pembinaan dan pengembangan olahraga pendidikan dilaksanakan dengan
memperhatikan potensi, kemampuan, minat, dan bakat peserta didik secara
menyeluruh, baik melalui kegiatan intrakurikuler maupun ekstrakurikuler .
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia bakat ( kepandaian, sifat dan
pembawaan) yang dibawa sejak lahir seperti melukis ( menyanyi dsb). Lucy
(2010:59) bahwa bakat adalah kemampuan yang merupakan potensi yang masih
perlu dikembangkan atau dilatih untuk mencapai suatu kecakapan, pengetahuan,
dan keterampilan khusus.
Menurut Subagiyo dkk (2008:9.28) bakat adalah kemampuan sifat dasar
pembawaan untuk melakukan sesuatu. Berdasarkan pengertian pengertian
bakat tersebut dapat kita katakan bahwa bakat adalah kemampuan khusus yang
dimiliki seseorang sejak lahir terhadap sesuatu hal, baik olahraga, musik, melukis
apabila dibina dan

dilatih dengan berkelanjutan serta

maksimal akan

memperoleh suatu prestasi dikemudian hari.
Sebagai salah satu Kabupaten di Jawa Tengah, Banyumas secara
geografis terbagi wilayah dataran rendah yang berbatasan dengan Kabupaten

5

Cilacap di sebelah selatan dan dataran tinggi di sekitar lereng Gunung Slamet di
sebelah utara. Potensi olahraga Kabupaten Banyumas cukup besar, sarana
prasarana yang menunjang kegiatan olahraga tersedia dengan baik.
Berdasarkan prestasi yang diperoleh dalam

multievent

Porprov 2013,

ketika menjadi tuan rumah, Kabupaten Banyumas menempati urutan ke 3 dari 35
Kabupaten dan Kota di Jawa Tengah dengan rincian medali emas sebanyak 62,
perak 65, dan perunggu 82 ( http://id-travelinfo.blogspot.co.id/2013/10/infoperolehan-medali-porprov-jateng.html ) (accesed 24/06/2016).
Dilihat dari

perolehan medali yang

didapat, disimpulkan

bahwa

sebenarnya prestasi olahraga Kabupaten Banyumas sendiri tidak buruk,
mendapatkan peringkat 3 tetapi bila dilihat dari asal pemegang medali,
persebarannya tidak merata hal ini disebabkan karena sarana dan prasarana
yang ada belum tersebar merata. Contohnya dari 27 Kecamatan yang ada di
Kabupaten Banyumas, fasilitas olahraga berpusat di Kota Purwokerto, sementara
daerah perbatasan seperti Kecamatan Sumpiuh yang berjarak sekitar 40 km dari
pusat Kota Purwokerto, belum terdapat fasilitas olahraga yang layak. Kecamatan
Sumpiuh hanya memiliki fasilitas olahraga seperti sepakbola dan bulutangkis
itupun dengan keadaan yang seadanya.
Sangat jarang ada atlet dari daerah pinggiran seperti daerah Sumpiuh
yang menonjol, yang paling menonjol hanya ada satu yaitu Tantowi Ahmad,
itupun dia berlatih di lapangan sekitar Sumpiuh dengan kondisi seadanya,
sebelum ia direkrut oleh PB DJARUM Kudus. Diharapkan dengan adanya
identifikasi bakat yang akan dilakukan di daerah Sumpiuh dapat menjadikan
pertimbangan bagi Pemerintah Kabupaten Banyumas untuk pemerataan fasilitas

6

atau sarana dan prasarana yang ada untuk memupuk bakat anak dari usia yang
masih muda agar dapat tercipta Tantowi Ahmad selanjutnya dari kota pinggiran.
Peneliti memilih lima Sekolah Dasar, dari lima Sekolah Dasar tersebut
dipilih berdasarkan karakteristik yang berbeda dan juga kesesuaian Sekolah
untuk dijadikan lokasi pengambilan tes bakat. Sekolah Dasar pertama yang
dipilih SDN 03 Selanegara, Sekolah ini mewakili Kecamatan Sumpiuh bagian
atas atau dataran tinggi, dibagian wilayah ini terdapat beberapa Sekolah namun
lokasi yang sesuai untuk pelaksanaan tes adalah SDN 03 Selanegara. Sekolah
kedua yaitu SDN 02 Kebokura, Sekolah ini mewakili populasi siswa pada
Kecamatan Sumpiuh bagian barat, namun Sekolah ini memiliki keistimewaan lain
karena letak lokasinya yang strategis mengakibatkan Sekolah ini mendapatkan
siswa dari beberapa desa di Kecamatan Sumpiuh. Sekolah ketiga yaitu SDN 01
Sumpiuh, Sekolah ini berada pada pusat Kota Sumpiuh sehingga dapat mewakili
daerah pusat di Sumpiuh, fasilitas Sekolah ini juga mendukung untuk
pelaksanaan tes. Sekolah yang keempat yaitu SDN 03 Kemiri, sekolah ini
berdekatan dengan pasar, pemotongan hewan dan Stasiun Sumpiuh, Sekolah ini
dijadikan lokasi pelaksanaan tes karena keadaan Sekolah yang paling kondusif
jika dilakukan kegiatan belajar mengajar. Sekolah yang terakhir yaitu SDN 01
Kuntili, Sekolah ini berada pada bagian selatan Kecamatan Sumpiuh, Sekolah ini
dipilih karena lokasinya yang dekat dengan lapangan serta yang paling
memungkinkan diadakannya tes.
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, maka dalam
penelitian ini mengambil judul Identifikasi Bakat Olahraga Siswa Putra (Survei Di
SDN 03 Selanegara, 02 Kebokura, 01 Sumpiuh, 03 Kemiri, dan 01 Kuntili
Kecamatan Sumpiuh Kabupaten Banyumas Tahun 2016) .

7

1.2 Identifikasi Masalah
Proses pengidentifikasian masalah yang diperoleh peneliti salah satunya
menggunakan metode observasi langsung kepada pihak yang berkompeten,
dalam hal ini peneliti melakukan observasi terhadap guru pendidikan jasmani
olahraga dan kesehatan. Observasi dilakukan peneliti di 5 Sekolah Dasar Negeri
yang berada di Kecamatan Sumpiuh Kabupaten Banyumas. Kelima Sekolah
Dasar Negeri tersebut yaitu: (1) SDN 03 Selanegara; (2) SDN 02 Kebokura; (3)
SDN 01 Sumpiuh; (4) SDN 03 Kemiri; (5) SDN 01 Kuntili.
Sekolah tersebut nantinya akan menjadi tempat penelitian, hasil yang
didapat dari observasi yaitu pembelajaran olahraga di semua sekolah berjalan
dengan lancar, siswa sangat antusias terhadap aktivitas pembelajaran yang
dilakukan hal itu sebanding dengan prestasi siswa yang diwujudkan dengan nilai
yang memuaskan pada pembelajaran penjasorkes meskipun sarana dan
prasarana belum lengkap. Nilai rata-rata siswa selalu diatas KKM, hanya
sebagian kecil siswa yang tidak dapat mencapai KKM dan untuk mengatasi hal
tersebut, guru penjasorkes mengadakan remidial atau memberi tugas khusus.
Materi pembelajaran penjasorkes yang favorit disemua sekolah relatif
sama yaitu sepak bola, bola voli, bulu tangkis, tenis meja dan catur.
Ekstrakurikuler yang diadakan berdasarkan

pembelajaran favorit, hasil dari

pembelajaran dan ekstrakurikuler dijadikan landasan untuk memilih siswa yang
akan mengikuti perlombaan mewakili sekolah. Sekolah belum menggunakan
metode pemanduan bakat dalam penentuan siswa yang akan mewakili sekolah,
karena belum adanya informasi mengenai hal tersebut yang mereka dapatkan.
Berdasarkan hasil observasi diatas, maka dapat di identifikasikan
permasalahan yang timbul sebagai berikut: (1) belum meratanya sosialisasi

8

mengenai metode pemanduan bakat olahraga di lingkungan sekolah atau
masyarakat di Kecamatan Sumpiuh Kabupaten Banyumas. (2) masih banyaknya
siswa sekolah khususnya Sekolah Dasar yang belum terindentifikasi bakatnya.
(3) belum diketahui cabang olahraga yang dominan dikalangan siswa putra SDN
03 Selanegara, SDN 02 Kebokura, SDN 01 Sumpiuh, SDN 03 Kemiri, SDN 01
Kuntili Kecamatan Sumpiuh Kabupaten Banyumas.

1.3 Pembatasan Masalah
Peneliti membatasi masalah yang diteliti yaitu dengan mengambil sampel
penelitian siswa putra Sekolah Dasar usia 11 sampai dengan 15 tahun dan
sedang menempuh pendidikan maksimal duduk di kelas V (lima) di SDN 03
Selanegara, SDN 02 Kebokura, SDN 01 Sumpiuh, SDN 03 Kemiri, dan SDN 01
Kuntili Kecamatan Sumpiuh Kabupaten Banyumas.

1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah:
1) Bagaimanakah bakat cabang olahraga yang dimiliki siswa putra di SDN 03
Selanegara, SDN 02 Kebokura, SDN 01 Sumpiuh, SDN 03 Kemiri, dan SDN
01 Kuntili Kecamatan Sumpiuh Kabupaten Banyumas?
2) Apakah cabang olahraga yang dominan pada siswa putra SDN 03
Selanegara, SDN 02 Kebokura, SDN 01 Sumpiuh, SDN 03 Kemiri, dan SDN
01 Kuntili Kecamatan Sumpiuh Kabupaten Banyumas?

9

1.5 Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan di atas, penelitian ini
bertujuan untuk:
1) Mengetahui bakat cabang olahraga yang dimiliki siswa putra SDN 03
Selanegara, SDN 02 Kebokura, SDN 01 Sumpiuh, SDN 03 Kemiri, dan SDN
01 Kuntili Kecamatan Sumpiuh Kabupaten Banyumas.
2) Mengetahui cabang olahraga yang dominan pada siswa putra SDN 03
Selanegara, SDN 02 Kebokura, SDN 01 Sumpiuh, SDN 02 Kebokura, SDN
03 Kemiri, dan SDN 01 Kuntili Kecamatan Sumpiuh Kabupaten Banyumas.

1.6 Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh dari hasil penelitian metode sport search,
diharapkan dapat:
1.6.1 Manfaat Teoritis
Membantu menemukan anak-anak berbakat dibidang olahraga yang
sudah diketahui bakat apa yang dimilikinya sehingga dapat dilakukan pembinaan
secara dini dan mendapatkan hasil yang maksimal serta dapat membanggakan
dunia olahraga indonesia.
1.6.2 Manfaat Praktis
Dapat membantu orang tua dan guru untuk mengidentifikasi bakat yang
dimiliki siswa. Menambah wawasan dan pengetahuan sekolah, guru penjasorkes
dan orang tua mengenai bakat olahraga siswa yang telah diketahui dan
mengarahkannya dengan tepat.

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Hakekat Olahraga
Olahraga merupakan sebuah proses kegiatan yang sistematis untuk
mendorong, membina serta mengembangkan potensi jasmani, rohani dan sosial.
Olahraga merupakan sebuah wadah bagi manusia untuk mengeksploitasi
pengalaman geraknya dan dapat meningkatkan kualitas kesehatan individu lebih
baik (Aida Lulu Khoirunnisa, Endro Puji Purwono, dan Hermawan Pamot
Raharjo, 2012:3). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Olahraga yaitu gerak
badan untuk menguatkan dan menyehatkan tubuh. Menurut Wikipedia Olahraga
adalah aktivitas untuk melatih tubuh seseorang, tidak hanya secara jasmani
tetapi juga secara rohani (misalkan catur). Menurut peneliti olahraga adalah
kegiatan olah tubuh yang berguna bagi kesehatan jasmani dan rohani. Olahraga
yang semula ditujukan untuk kesehatan sekarang olahraga banyak yang
dipertandingkan. Dari tingkat anak-anak sampai dewasa, dari tingkat RT sampai
tingkat dunia. Berdasarkan hal itu diperlukan pembinaan bakat sejak kecil agar
bakat yang dimiliki anak sejak kecil berkembang dan tidak hilang. Pembinaan
olahraga yang paling sederhana dapat dimulai di sekolah.
Menurut Husdarta (2010:25) untuk melaksanakan tujuan olahraga
dilingkungan sekolah, pemerintah telah menetapkan bahwa pendidikan jasmani
tetap merupakan salah satu pelajaran wajib di sekolah sekolah mulai dari taman
kanak-kanak sampai perguruan tinggi. Cabang-cabang olahraga yang diberikan
di sekolah itu terdiri atas senam, atletik, permainan, dan renang disesuaikan
dengan situasi keadaan fasilitas yang tersedia di sekolah masing-masing.

10

11

2.1.1 Pengertian Olahraga Pendidikan
Olahraga pendidikan di Indonesia telah diatur pada Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional
dijelaskan pada Pasal 25 ayat 1 dinyatakan bahwa

pembinaan dan

pengembangan olahraga pendidikan dilaksanakan dan diarahkan sebagai satu
kesatuan yang sistematis dan berkesinambungan dengan sistem pendidikan
nasional . Ditempatkannya pendidikan jasmani sebagai rangkaian isi kurikulum
sekolah bukanlah tanpa alasan. Kurikulum yang merupakan seperangkat
pengetahuan dan keterampilan merupakan upaya yang sistematis untuk
membekali siswa / peserta didik menjadi manusia yang lengkap dan utuh.
Pendidikan tidak lengkap tanpa pendidikan jasmani, dan tidak ada pendidikan
jasmani tanpa media gerak. Karena gerak sebagai aktivitas jasmani merupakan
dasar alami bagi manusia untuk belajar mengenal dunia dan dirinya sendiri.
(Toho Cholik Mutohir, dan Ali Maksum, 2007:133).
Menurut Subagiyo dkk (2008:3.6) tujuan umum pendidikan olahraga dan
kesehatan adalah memacu pertumbuhan dan perkembangan jasmani, mental,
emosional

dan

sosial

yang

selaras

dalam

upaya

membentuk

dan

mengembangkan kemampuan gerak dasar, menanamkan nilai, sikap, dan
membiasakan hidup sehat. Sedangkan tujuan khusus menurut Subagiyo dkk
(2008:3.7) ialah: (1) memacu perkembangan dan aktivitas sistem peredaran
darah, pencernaan, pernafasan dan syaraf. (2) memacu pertumbuhan jasmani
bertambahnya tinggi, dan berat badan. (3) menanamkan nilai-nilai disiplin, kerja
sama, sportivitas tenggang rasa. (4) meningkatkan keterampilan melakukan
kegiatan olahraga dan memiliki sikap positif terhadap kegiatan olahraga dan
kesehatan. (5) meningkatkan kesegaran jasmani. (6) meningkatkan pengetahuan

12

olahraga dan kesehatan. (7) menanamkan kegemaran berolahraga dan
membiasakan hidup sehat sehari-hari.
Menurut Subagiyo dkk (2008:3.8) fungsi olahraga pendidikan: (1) untuk
meningkatkan pertumbuhan anak baik secara biologis maupun fisiologis. (2)
untuk meningkatkan kesegaran jasmani dan kesehatan. (3) untuk meningkatkan
ketangkasan dan keterampilan. (4) untuk meningkatkan pengetahuan dan
kecerdasan. (5) untuk meningkatkan perkembangan emosi dan sosial.
Pembelajaran olahraga disekolah merupakan pelajaran paling ditunggu
dan difavoritkan siswa. Permainan bola besar, atletik dan catur menjadi favorit
siswa, keadaan sarana dan prasarana tidak terlalu berpengaruh terhadap
antusiasme siswa dalam mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani olahraga
dan kesehatan. Dari pembelajaran penjasorkes dikelas atau intrakurikuler pihak
sekolah dalam hal ini guru dapat melihat bakat siswa terhadap cabang olahraga
tertentu. Hal ini menjadi awal mula dipilihnya siswa-siswa yang akan dipilih
mengikuti perlombaan, selain intrakurikuler bakat siswa dapat dilihat pada
kegiatan ekstrakurikuler. Siswa yang menonjol pada ekstrakurikuler dan
intrakurikuler inilah yang nantinya akan dipilih untuk mengikuti berbagai
perlombaan mewakili sekolah.
Program

intrakurikuler

lebih

menerapkan

pada

pengenalan

dan

kemampuan gerak dasar dan keterampilan dasar cabang-cabang olahraga yang
diajarkan, sedangkan ekstrakurikuler diperuntukaan bagi siswa-siswa yang ingin
mengembangkan

bakat

dan

kegemarannya

menuju

prestasi.

Program

ekstrakurikuler, merupakan kelanjutan dengan pengembangan program yang
paling

mungkin

dikembangkan

prestasinya

dengan

mempertimbangkan

kemampuan atau situasi dan kondisi masing-masing sekolah, yaitu adanya guru

13

olahraga, tersedia alat / perlengkapan dan tersedianya tempat / lapangan / arena
sesuai dengan cabang olahraga yang diprioritas pembinaannya, termasuk
pertimbangan orang tua murid (Said Junaidi, 2003:63).
Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan belajar yang kegiatannya di luar
waktu jam pelajaran sekolah, biasanya dilakukan setelah pulang sekolah atau
sore hari. Kegiatan ekstrakurikuler di setiap sekolah berbeda-beda tergantung
kemampuan sekolah untuk melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler. Maka untuk
meningkatkan kualitas kegiatan ekstrakurikuler perlu perbaikan yang berkaitan
dengan program kurikuler atau kegiatan lain yang bertujuan pembentukan
kepribadian seperti pramuka, usaha kesehatan sekolah (UKS), PMI olahraga,
kesenian, koperasi sekolah, dan lain-lain (Moh. Uzer Usman, 2010:148).
Menurut peneliti intrakurikuler adalah kegiatan pembelajaran di sekolah
yang dilaksanakan didalam pembelajaran jasmani olahraga dan kesehatan yang
bertujuan

untuk

menjaga

kebugaran

dan

kesehatan

siswa,

dalam

pelaksanaannya penjasorkes dituntut agar siswa merasa senang terhadap
pelajaran jasmani olahraga dan kesehatan. Sedangkan ekstrakurikuler adalah
kegiatan pembelajaran yang dilakukan diluar jam sekolah dengan tujuan untuk
mengembangkan bakat siswa lebih lanjut, dalam pelaksanaannya berbeda-beda,
hal ini didasarkan pada situasi dan kondisi dari masing-masing siswa di sekolah.

2.1.2 Periode Usia Dini
Periode usia dini, adalah periode umur anak sekitar 6-14 tahun (Hasil
Seminar Pembinaan dan Pengembangan Olahraga Usia Dini tanggal 28 Agustus
1991, diselenggarakan oleh MENPORA). Periode umur ini teramat penting,
namun sekaligus juga teramat krusial (berpengaruh), dalam khususnya
perkembangan dan pertumbuhan fisik, serta psikologis anak (Harsono, 2000:67).

14

Usia dini merupakan awal penting dari kehidupan anak, menurut
Kemenpora (2007:22) olahraga usia dini adalah suatu bagian penting dalam
masyarakat karena keberadaan anak-anak sekarang akan menentukan prestasi
atlet masa depan. Hal ini sesuai dengan isi pelatihan olahraga anak usia dini
Kemenpora (2007:37), anak harus tidak dipaksa untuk bermain olahraga,
olahraga harus dikemas sebagai suatu aktivitas menyenangkan, membangun
keterampilan, pengetahuan yang terkait dengan permainan, persahabatan dan
suatu hiburan.
Proses pertumbuhan dan perkembangan anak merupakan ciri khas anak,
sejak janin sampai taraf kedewasaan dan merupakan suatu proses yang
berkesinambungan serta merupakan suatu fenomena yang berspektrum luas
dan berpola. Pertumbuhan adalah setiap perubahan tubuh yang dihubungkan
dengan bertambahnya ukuran-ukuran tubuh secara fisik dan struktural, baik
secara lokal maupun keseluruhan. Pertumbuhan akan mengikuti pola alami /
kodrati setiap

fase pertumbuhan. Perkembangan

adalah

bertambahnya

kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh akan lebih kompleks. Oleh karena
itu, akan terjadi diferensiasi sel jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ
untuk mencapai yang optimal secara bertahap (Said Junaidi, 2003:15-16).
Menurut Harsono (2000:69) karakteristik anak periode umur 9 sampaI
dengan 11 tahun sebagai berikut: (1) dalam periode pertumbuhan yang tetap
(steady), otot-otot tumbuh cepat dan membutuhkan latihan; postur tubuh
cenderung buruk, oleh karena itu dibutuhkan latihan-latihan pembentukan tubuh.
(2) penuh energi, akan tetapi mudah lelah. (3) timbul minat untuk mahir dalam
suatu keterampilan fisik tertentu dan permainan-permainan terorganisir, tetapi
belum siap mengerti peraturan rumit, rentang perhatian lebih lama. (4) senang /

15

berani menantang aktivitas yang agak keras (rough). (5) lebih senang berkumpul
dengan lawan jenis dan sebaya. (6) menyenangi aktivitas yang dramatis, kreatif,
imajinatif, dan ritmis. (7) minat untuk berprestasi individual, kompetitif, punya
idola. (8) inilah saat yang baik, untuk mendidik moral dan perilaku sosial yang
baik. (9) membentuk kelompok-kelompok mencari persetujuan kelompok.
Menurut Harsono (2000:70) karakteristik anak periode umur 12 sampai
dengan 13 tahun sebagai berikut: (1) memasuki periode transisi dari anak ke
pradewasa; perempuan biasanya lebih dewasa (mature) daripada laki-laki;
akan tetapi laki-laki memiliki daya tahan dan kekuatan yang lebih. (2)
pertumbuhan tubuh yang cepat, tetapi kurang teratur; sering menyebabkan
keseimbangan tubuh terganggu, karena gerakan-gerakannya cenderung kaku /
wagu (awkward), dapat berlatih sampai penat. (3) lebih mementingkan
keberhasilan kelompok / tim, dibanding individu; lebih menyenangi permainan
dan pertandingan yang menggunakan peraturan resmi dan terorganisir, ingin
diakui dan diterima sebagai anggota kelompok. (4) adanya minat dan aktivitas
yang dapat meningkatkan kemampuan dan keterampilannya; mulai adanya minat
untuk latihan fisik. (5) senang berpartisipasi dalam kegiatan rekreasi aktif; perlu
ada bimbingan dan pengawasan dalam pergaulannya dengan lawan jenis. (6)
kesadaran diri mulai tumbuh; demikian pula emosi, meskipun kurang terkontrol /
terkendali, mencari persetujuan orang dewasa. (7) peduli akan prosedurprosedur demokratis dan group planning (Perencanaan tim / grup); semakin
kurang dapat menerima sikap otoritas orang lain.
Menurut Husein Argasasmita (2010:5) sifat dari dasar mengenai
perkembangan fisik dan motorik anak usia 6 tahun sampai 13 tahun sebagai
berikut: (1) senang bergerak dan cepat belajar gerak pengayaan gerak. (2) anak

16

mudah menirukan gerak. (3) tenaga aerobik berkembang baik. (4) senang
bermain, bertanding, lomba. (5) jangan dituntut prestasi cabang olahraga pada
umur ini, kecuali: senam, renang. (6) ketrampilan-ketrampilan gerak apa saja,
anak senang. (7) multilateral-menyeluruh.
Menurut Said Junaidi (2003:16-17) faktor-faktor yang berpengaruh pada
pertumbuhan dan perkembangan anak:
1) Faktor genetik (bawaan) dipengaruhi:
1)

Faktor genetik orang tua
Besarnya pengaruh faktor (genetik) terhadap pertumbuhan jasmani
anak mempunyai korelasi yang positif, yaitu antara tinggi badan anak
dan tinggi badan orang tua. Korelasi ini meningkat sejalan dengan
bertambahnya umur. Korelasi tinggi badan ayah terhadap tinggi badan
anak laki-laki sedikit lebih besar dibandingkan dengan anak perempuan.
Sedangkan korelasi tinggi badan ibu terhadap anak laki-laki tidak
bermakna jika dibandingkan terhadap anak perempuan.

2) Faktor Endokrin
1)

Hormon pertumbuhan (growth hormone), mengatur pertumbuhan
tulang.

2)

Hormon tiroid, bekerja sama dengan hormon pertumbuhan.

3)

Hormon sex, berfungsi sebagai pematangan sifat kelamin sekaligus
membatasi tinggi badan.

2) Kebutuhan Fisik
1) Gizi
Pada awal masa kanak-kanak pengaruh lingkungan khususnya makanan
lebih dominan dibandingkan dengan genetik atau pengaruh lingkungan

17

lainnya. Makanan yang paling berperan adalah protein dan energi yang
berasal dari lemak dan karbohidrat.
2) Pemeliharaan kesehatan termasuk imunisasi dan pengobatan sederhana.
3) Kondisi hidup sehat, termasuk kebersihan perorangan, kebersihan
lingkungan, sanitasi lingkungan, olahraga dan sebagainya.
3) Kebutuhan Emosi
Hubungan ibu dan anak pada tahun-tahun pertama sangat mempengaruhi
pertumbuhan anak yang harmonis. Untuk tahun yang berikutnya anak juga
membutuhkan figur bapak untuk perkembangan aspek emosinya.
4) Kebutuhan stimulasi / pendidikan
Kebutuhan ini mencakup pemberian rangsangan untuk perkembangan
emosi, sosial, dan intelektual. Stimulasi memegang peranan penting untuk
membentuk kepribadian anak, penghayatan, dan pembentukan sikap
perilaku yang bertanggung jawab, serta perkembangan intelektual dan
keterampilan.
Menurut Harsuki (2003:67-68) karakteristik pertumbuhan anak di Sekolah
Dasar Kelas Lima dan Enam seperti tabel di bawah ini.
Tabel 2.1

Karakteristik dalam Pertumbuhan Anak Di Sekolah Dasar Kelas
Lima dan Enam

No

CHARACTERISTICS

OBJEKTIVES

1

Perkembangan
sex
sangat
berkembang,
menjadi kuat setelah
dari kelas enam.

Mengatasi
perbedaannya
dan
menyiapkan sesuatu
jalan keluarnya.

DEVELOPMENTAL
ACTIVITIES
Dengan
selalu
memaksakan
permainan team bagi
laki-laki
dan
menggunakan group
kecil permainan bagi
perempuan,
tetapi
tidak
terlalu
mengenyampingkan
kegiatan

18

2

3

Pengembangan lebar
dari otot-otot besar dan
penyesuaian dari otototot
yang
kecil
memerlukan
latihan
tertentu.
Keresahan
adalah
merupakan bagian dari
pertumbuhan
anak
yang cepat.

Untuk
mengembangkan
tenaga
dan
koordinasi.
Memberi kesempatan
kepada anak agar
menjauhi diri dari
duduk-duduk.

Pergunakan aktivitas,
istirahat
selama
kegiatan, kemudian
dapat
diteruskan
sampai selesai.
Untuk
memelihara Menanamkan
perkembangan tubuh pemeliharaan tubuh
yang baik.
yang baik melalui
berbagai permainan
dengan menguatkan
struktur otot.
Membuat latihan agar Membatasi kegiatan
merangsang
sesuai
dengan
pertumbuhan jantung permainan kompetisi.
harus
diusahakan
jangan terlalu letih.

4

Tubuh yang lemah
disebabkan kebiasaan
karakter
anak
sebelumnya.

5

Jantung tidak tumbuh
sebagaimana cepatnya
pertumbuhan
tubuh;
tekanan darah akan
mulai menurun; apabila
fisik mulai istirahat.
Beberapa anak-anak Menjaga
dari
mengikuti
berbagai berbagai kegiatan.
aktivitas dan mereka
tidak mudah letih, anak
perempuan lebih baik
dari anak laki-laki.

6

7

corecreational.
Diperlukan
latihanlatihan,
lari,
melompat, permainan
menghindari
dan
menerjang.

Perlu
diperhatikan Berusaha
sesuatu yang berguna mengembangkan
untuk prestasi.
sesuatu yang berguna
sebagai
kebiasaan
sosial.

Harus
diperhatikan
berbagai hal terutama
hal-hal kronik pada
anak
dan
harus
diperiksakan
sebabnya.
Perlu
diperhatikan kegiatan
hanya
diberikan
kepada anak yang
mampu.

Gunakan pemimpin
kelompok
dan
diusahakan tanggung
jawab seseorang.

19

8

Sangat besar perhatian
mereka
terhadap
kegiatandiluar kelas
dan keinginan mereka
untuk berkompetisi dan
mengikuti
aktivitas
waktu tertuang bagi
orang dewasa.

Merencanakan
sesuatu
kegiatan
permainan
agar
berguna
untuk
kesehatan
dan
kekuatan
dimasa
yang akan datang.

Berbagai
kegiatan
yang
baik
perlu
diorganisasikan
dalam bentuk team.
Anak-anak itu harus
diusahakan
menikmati kegiatan
diluar kelas sesuai
dengan
kemampuannya.

9

Anak-anak pada waktu
sekarang ini lebih suka
kepada bahaya dan
tantangan.

Untuk
mengembangkan
kekuatan dan kontrol
tubuh.

Gunakan
ujian
kemampuan sendiri
untuk
berbagai
ketangkasan
dan
permaianan sebagai
tantangan
bagi
mereka.

(Sumber : Harsuki, 2003. Perkembangan Olahraga Terkini)
Menurut Kemenpora (2007:37) yang dikutip dari The ACC/NCAS
(1990:87) mengemukakan bahwa anak bermain olahraga untuk (1) memperoleh
kesenangan; (2) persahabatan atau memperoleh teman baru; (3) merasa enak;
(4) belajar keterampilan baru. Tujuan seperti ini dapat dicapai, jika aktivitas
olahraga sesuai dengan anak dan disesuaikan dengan kebutuhan dan
kemampuannya.
Menurut
pada umumnya

Aribinuko Tjiptoadhidjojo (2000:12) puncak prestasi, dimana
berkisar / sekitar umur 20 tahun, dengan lama tahapan

pembinaan 8 sampai dengan 10 tahun, maka seseorang harus sudah mulai
dibina dan dilatih pada usia 3 sampai dengan 14 tahun, yang dapat kita namakan
usia dini. Teori Fallak (1975) yang dikutip dari (Aribinuko Tjiptoadhidjojo,
2000:15) yaitu, untuk memantau atlet usia dini dalam kelompok - kelompok
sebagai berikut:

20

1) Kelompok

olahraga

yang

memerlukan koordinasi

atau kemampuan

gabungan seperti senam, loncat dan sebagainya:
1) Tahap latihan persiapan umur 10-12 tahun
2) Tahap pembentukan umur 13-16 tahun
3) Tahap spesialisasi mulai umur 17 tahun
2) Kelompok olahraga yng menuntut kepegasan (resilience, seperti atletik
(lompat), angkat besi, dan sebagainya:
1) Tahap latihan persiapan 10-12 tahun
2) Tahap pembentukan 13-17 tahun
3) Tahap spesialisasi mulai 18 tahun
3) Kelompok olahraga yang menuntut daya tahan seperti dayung, lari jarak
jauh, balap sepeda, dan sebagainya:
1) Tahap latihan persiapan umur 12-15 tahun
2) Tahap pembentukan umur 16-18 tahun
3) Tahap spesialisasi mulai umur 19 tahun
4) Kelompok olahraga yang menuntut kepegasan, daya tahan, kekuatan
olahraga permainan, olahraga tanding, dan sebagainya:
1) Tahap latihan persiapan umur 10-13 tahun
2) Tahap pembentukan 14-17 tahun
3) Tahap spesialisasi mulai umur 18 tahun
5) Renang
1) Tahap latihan persiapan umur 5-8 tahun
2) Tahap pembentukan umur 14-17 tahun
3) Tahap spesialisasi mulai umur 18 tahun

21

Tabel 2.2

Acuan umur anak mulai berolahraga, umur spesialisasi dan
spesialisasi dan kelompok prestasi puncak, urutan berdasar umur
permulaan olahraga

Cabang Olahraga
Renang
Loncat Indah
Senam (Pa)
Senam (Pi)
Tenis Meja
Anggar
Bola Basket
Bulutangkis
Tenis
Pencak Silat
Atletik
Sepak Bola
Bola Voli
Kano
Panahan
Ski Air
Softball
Bola Tangan
Judo
Karate
Layar
Polo Air
Dayung
Hoki
Gulat
Tinju
Berkuda
Angkat Besi
Balap Sepeda

Permulaan Olahraga
3-7
6-7
6-7
6-7
7-8
8-9
8-9
8-9
8-10
10-11
10-12
10-12
11-12
11-12
11-12
11-12
11-12
12-13
12-13
12-13
12-13
12-13
12-14
12-14
13-14
13-14
13-15
14-15
14-15

Spesialisasi
10-12
8-10
12-14
10-11
10-12
10-12
10-12
14-15
12-14
15-16
13-14
14-15
14-15
16-18
16-18
15-16
16-18
15-16
15-16
15-16
15-16
15-16
16-18
16-18
15-16
15-16
15-18
16-18
16-17

Prestasi Puncak
16-18
18-22
22-24
14-18
18-24
20-25
20-25
18-24
16-18
18-22
18-23
18-24
20-25
23-24
18-22
18-24
18-22
18-24
18-25
18-25
18-24
18-24
22-24
22-25
24-28
20-25
20-25
21-28
21-24

(Sumber : KONI, 2000. Pemanduan Dan Pembinaan Bakat Usia Dini)

2.1.3 Bakat
Menurut Bregita Rindy Antika dalam Skripsi yang berjudul studi
pengembangan diri (bakat minat) pada siswa komunitas sastra di Sekolah
alternatif qoryah thoyyibah Salatiga (studi kasus pada siswa komunitas sastra di
Sekolah alternatif qoryah thoyyibah), bakat biasanya diartikan dalam kemampuan

22

bawaan yang merupakan potensi yang masih perlu dikembangkan atau dilatih
(Semiawan dkk, 1984:1). Bakat adalah suatu kondisi pada seseorang yang
memungkinkannya dengan suatu latihan khusus mencapai suatu kecakapan,
pengetahuan,

dan

ketrampilan

khusus,

misalnya:

berupa

kemampuan

berbahasa, kemampuan bermain musik dan sebagainya (Wijaya 1988:66). Bakat
mengandung makna kemampuan bawaan yang masih bersifat potensial atau
laten dan memerlukan pengembangan lebih lanjut (Moh. Ali 2004:78).
Proses pengidentifikasian atlet-atlet berbakat harus menjadi perhatian
tiap cabang olahraga. Tiap anak dapat belajar bernyanyi, dansa, mengecat dan
lain-lain, tetapi sangat sedikit yang mencapai tingkat penguasaan tinggi.
Demikian juga di dalam olahraga, pengidentifikasian bakat tersebut sangat
penting untuk (1) menemukan calon atlet berbakat; (2) memilih calon atlet usia
dini; (3) memonitor secara terus-menerus; dan (4) membantu calon atlet menuju
ke langkah penguasaan yang tertinggi. Ada dua paradigma yang muncul dalam
memandu bakat olahraga. Pertama, bahwa tidak setiap anak memiliki bakat
olahraga, sehingga anak-anak tertentu yang memiliki potensi untuk dibina dan
dikembangkan lebih lanjut. Artinya anak akan dapat optimal berlatih dalam
cabang olahraga tertentu dari sekian banyak cabang olahraga yang ada.
Paradigma yang kedua ini tampaknya memberikan peluang yang lebih besar
kepada anak agar dapat menemukan pilihan yang sesuai dengan kondisi dan
kemampuan yang dimilikinya (Depdiknas. 2002:1). Kondisi seperti diatas
menurut peneliti pengidentifikasian bakat sangat penting, hal ini dimaksudkan
untuk mencetak atlet yang benar-benar kompeten dibidangnya. Semua anak
memang bisa mempelajari satu bidang tertentu dan berhasil baik tapi tanpa
adanya bakat, prestasi yang dihasilkan sangat sulit untuk mencapai puncak.

23

Tujuan utama pengidentifikasian bakat adalah untuk mengidentifikasi dan
memilih calon atlet yang memiliki berbagai kemampuan tertinggi dalam cabang
olahraga tertentu. Menurut Harre,Ed.(1982) yang di kutip Depdiknas (2002:1),
mengemukakan

bahwa

tujuan

pengidentifikasian

bakat

adalah

untuk

memprediksi suatu deraj

Dokumen yang terkait

Studi Kualitas Air Sungai Konto Kabupaten Malang Berdasarkan Keanekaragaman Makroinvertebrata Sebagai Sumber Belajar Biologi

23 176 28

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

THE EFFECT OF USING ENGLISH SONGS ON THE FIFTH YEAR STUDENT’S VOCABULARY ACHIEVEMENT OF SDN KASIYAN TIMUR 03 PUGER, JEMBER

4 68 15